Berpikir kritis

16
Penerapan Berpikir Kritis dalam Kasus Dugaan Penelantaran Pasien yang Mengakibatkan Kematian Mawar Makmaker/102013144 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat E-mail : [email protected] PENDAHULUAN Setiap individu pasti membuat keputusan setiap harinya. Disadari atau tidak dalam menjalankan kehidupan dan aktivitas sehari-hari, kita dituntut untuk membuat keputusan. Setiap keputusan yang kita ambil tentunya mendatangkan resiko masing- masing. Diharapkan kita dapat membuat keputusan secara bijak dan meminimalisir resiko negatifnya. Sebagai seorang dokter, kita tentunya dituntut juga untuk membuat keputusan tentang tindakan medis apa yang kita berikan pada pasien. Dalam menghadapi permasalahan kita harus dapat melihat segala kemungkinan-kemungkinan yang ada. Keputusan yang tepat dapat kita ambil, hanya jika kita mampu berpikir secara kritis dan sesuai dengan nalar. Belajar berpikir kritis bukan hanya menyangkut apa yang dipelajari, tetapi tentang bagaimana kita menerima, menilai, menimbang dan memutuskan sesuai dengan aspek yang ada. Setiap keputusan dan tindakan medis yang kita ambil harus dapat dijelaskan dengan pola pikir rasional dan disertai dengan alasan-alasan yang dapat diterima akal. [1] 1

description

Pembahasan tentang sebuah kasus kemudian dihubungkan dengan materi berpikir kritis

Transcript of Berpikir kritis

Page 1: Berpikir kritis

Penerapan Berpikir Kritis dalam Kasus Dugaan Penelantaran Pasien yang

Mengakibatkan Kematian

Mawar Makmaker/102013144

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat

E-mail : [email protected]

PENDAHULUAN

Setiap individu pasti membuat keputusan setiap harinya. Disadari atau tidak dalam

menjalankan kehidupan dan aktivitas sehari-hari, kita dituntut untuk membuat keputusan.

Setiap keputusan yang kita ambil tentunya mendatangkan resiko masing-masing. Diharapkan

kita dapat membuat keputusan secara bijak dan meminimalisir resiko negatifnya.

Sebagai seorang dokter, kita tentunya dituntut juga untuk membuat keputusan tentang

tindakan medis apa yang kita berikan pada pasien. Dalam menghadapi permasalahan kita

harus dapat melihat segala kemungkinan-kemungkinan yang ada. Keputusan yang tepat dapat

kita ambil, hanya jika kita mampu berpikir secara kritis dan sesuai dengan nalar. Belajar

berpikir kritis bukan hanya menyangkut apa yang dipelajari, tetapi tentang bagaimana kita

menerima, menilai, menimbang dan memutuskan sesuai dengan aspek yang ada. Setiap

keputusan dan tindakan medis yang kita ambil harus dapat dijelaskan dengan pola pikir

rasional dan disertai dengan alasan-alasan yang dapat diterima akal. [1]

ISI

2.1 Pengertian Berpikir Kritis dan Logika

John Chaffee, Direktur Pusat Bahasa dan Pemikiran Kritis, di LaGuardi Collage City

University of New York, mengatakan bahwa berpikir kritis sebagai berpikir untuk

menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Maksudnya tidak hanya memikirkan

dengan sengaja, tetapi juga meneliti bagaiman kita dan orang lain menggunakan bukti dan

logika. Dimotivasi oleh keinginan untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman,

pemikir kritis meneliti proses berpikir mereka sendiri dan proses berpikir orang lain untuk

mengetahui apakah proses berpikir mereka masuk akal. Mereka mengevaluasi pemikiran

1

Page 2: Berpikir kritis

tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, dan mereka meneliti proses berpikir mereka

sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan, atau mengembangkan

sebuah proyek. Pemikir kritis secara sistematis menganalisis aktivitas mental untuk menguji

tingkat keandalannya. Mereka tidak menerima begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya

karena selama ini memang begitulah cara mengerjakannya, dan mereka juga tidak

menganggap suatu pernyataan benar hanya karena orang lain membenarkannya. Mereka

meneliti sebuah pertanyaan untuk memastikan pertanyaan tersebut logis dan tidak berasal

dari asumsi yang salah. Pemikir kritis meneliti sebuah dalil untuk melihat apakah dalil

tersebut didukung oleh kebenaran atau merupakan produk kesalahpahaman.[2]

Sedangkan berpikir sesuai nalar atau logika merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan

hukum-hukum pemikiran dalam praktek.Tetapi bukan sembarangan berpikir yang diselidiki

dalam logika. Dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatannya. Karena

itu berpikir lurus,tepat merupakan obyek formal logika.Suatu pemikiran disebut lurus, tepat,

apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan-aturan yang sudah ditetapkan

dalam logika. Kalau peraturan itu ditepati, maka berbagai kesalahan atau kesesatan dapat

dihindari. Dengan demikian kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih

aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoaman

untuk pemikiran.[3]

2.2 Cara Berpikir Kritis

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan untuk membantu kita berpikir secara kritis: [4]

1. Apa setepatnya yang dikemukakan:apa pernyataan atau pokok masalah yang hendak

dikemukakan ?

2. Apakah dasar-dasar atau alasan-alasannya? Apakah cukup alasan-alasan ?

3. Bagaimana jalan pikirannya, bagaimana langkah-langkahnya, serta kaitan antara langkah

yang satu dengan langkah yang berikutnya?

4. Apakah pernyataan itu benar? Apa tepat? Pasti?Hampir pasti? Sangat mungkin? Sangat

mungkin tidak benar ?

5. Apakah arti istilah yang digunakan ? Apa maksud di belakang kata-kata yang dipakai itu?

6. Apakah subyek pernyataan tersebut melompat ke suatu kesimpulan yang umum ?

2

Page 3: Berpikir kritis

7. Apakah ada prinsip yang tidak dengan jelas dirumuskan ?

8. Apakah informasi yang menjadi dasar pernyataan tersebut cukup, benar, dan tepat ?

9. Apa konsekuensi-konsekuensinya ?

10. Jika tidak setuju, apa argumen balasan yang bisa kita kemukakan ?

Selain 10 pertanyaan tersebut, ada juga 8 langkah bagaimana cara agar kita dapat berpikir

kritis yang akan diuraikan sebagai berikut: [2]

1.Apa sebenarmya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan ?

Ungkapkan dengan jelas.

Sebuah masalah atau isu mustahil bisa diteliti sebelum masalah atau isu tersebut

digambarkan dengan jelas. Oleh karena itu, subjek yang diteliti harus dijelaskan

dengan setepat-tepatnya. Mungkin subjek itu berupa sebuah isu. Isu adalah sebuah

topik pelik yang dapat memunculkan perselisihan. Tidak seperti isu, masalah tidak

menyebabkan perselisihan pendapat. Kita sepakat bahwa masalah ada dan suatu solusi

harus ditemukan.

2. Apa sudut pandangnya ?

Sudut pandang, sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu, dapat

membutakan kita dari kebenaran. Bahkan, sudut pandang dapat mencemari pikiran

kita sehingga kita dengan sadar menerima alasan yang buruk dan kesimpulan yang

tidak masuk akal dan mempertahankannya. Karena sudut pandang membuat kita

memilih satu posisi tertentu, pemikir kritis berusaha untuk menyadarinya, lalu

menangguhkan pandangan mereka yang penuh prasangka. Mereka berusaha untuk

sementara menangguhkan pilihan sebjektif mereka dan pada saat yang sama dengan

sistematis, mereka melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk meningkatkan

pengetahuan dan mendapatkan pemahaman. Pemikir kritis menganalisis dengan hati-

hati, mereka waspada terhadap bahasa manipulatif, logika yang cacat, dan bukti yang

lemah.

3. Apa alasan yang diajukan ?

Sebenarnya kita semua percaya bahwa keyakinan dan tindakan kita didasarkan pada

alasan yang masuk akal. Jika kita berharap untuk membujuk orang lain agar

3

Page 4: Berpikir kritis

menerima keyakinan kita dan memaafkan tindakan kita, kita harus bersedia

memberikan alasan yang menyakinkan. Sebaliknya, agar kita bisa menerima apa yang

kita baca atau dengar, kita menuntut alasan yang bagus. Kekuatan dari sebuah alasan

bergantung pada konteksnya. Alasan kita bisa berupa penjelasan atas suatu kejadian,

menegaskan sebuah ide umum, atau mengambil bentuk-bentuk lainnya. Tugas

pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan dan bertanya apakah alasan-alasan yang

dikemukakan masuk akal dengan konteknya. Alasan yang bagus didasarkan pada

informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik

sesudahnya.

4. Asumsi-Asumsi apa saja yang dibuat ?

Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya. Kita mengangap asumsi sebagai

kebenaran yang sudah terbukti, dan kita berharap orang lain mau bergabung dengan

kita untuk menerima kebenaran asumsi tersebut. Pemikir yang kritis enggan

memasukkan asumsi dalam argumen yang mereka buat, mereka juga tidak menerima

asumsi yang terdapat dalam materi yang dibuat oleh orang lain. Mortimer Adler,

seorang filsuf terkenal, mengatakan bahwa menerima asumsi sama dengan

melepaskan tanggung jawab untuk membentuk ide kita sendiri. Pengetahuan

didasarkan pada akal dan membawa kita pada kebenaran. Asumsi mengundang

perdebatan. Asumsi baru bisa diterima apabila jelas, logis, dan didasarkan pada

pengalaman yang luas. Semakin sedikit asumsi yang kita buat dalam diskusi, semakin

besar kemungkinan diskusi tersebut mencapai kesepakatan. Pemikir kritis

menyalahkan asumsi karena melemahkan argumen. Pemikir kritis, mempertanyakan

asumsi sebagai sarana untuk menggantikan asumsi tersebut dengan kebenaran baru.

5. Apakah bahasanya jelas ?

Pemikir kritis berusaha untuk memahami. Dalam mencari makna mereka sangat

memperhatikan kata-kata. Mereka senantiasa ingat bahwa kata-kata membentuk ide,

karena itu pemikir kritis harus terus-menerus memeriksa bahasa mereka sendiri dan

bahasa orang lain

6. Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang menyakinkan ?

Bukti adalah informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Kita mengajukan bukti

khususnya untuk menjelaskan tuntutan, untuk memperkuat generalisasi, untuk

4

Page 5: Berpikir kritis

membedakan pengetahuan dengan keyakinan, untuk mendukung sebuah kesimpulan,

atau untuk membuktikan sebuah pendapat. Kita mencari bukti dari apa yang kita

dengan atau baca. Tentu saja bukti bisa membuktikan sebuah kasus atau juga bisa

tidak. Efektivitasnya bergantung pada apakah bukti tersebut dapat dipercaya atau

tidak. Bukti yang dapat dipercaya berasal dari pengalaman pribadi, pengalaman orang

lain, dari perkataan para ahli, dan dari data statistika yang akurat. Apapun sumbernya,

bukti bisa disajikan dalam berbagai cara, seperti dalam bentuk contoh, kutipan,

deskripsi, atau daftar bukti. Tugas dari pemikir kritis adalah menilai bukti. Bukti yang

kuat menyakinkan kita bahwa, setidaknya sampai informasi baru muncul untuk

mengubah pemikiran kita.

7. Apa kesimpulannya ?

Langkah-langkah efektif untuk menentukan apakah sebuah kesimpulan dibenarkan

termasuk pertama, mengidentifikasi setiap alasan yang disampaikan untuk

mendukung kesimpulan tersebut, kemudian menanyakan apakah alasan-alasan yang

diberikan benar-benar kuat, dan yang terakhir menanyakan apakah kesimpulan yang

diambil sesuai dan konsisten dengan alasan yang mendasarinya. Sebuah alasan yang

keliru membuat kesimpulan menjadi lemah, begitu juga alasan yang tidak relevan.

8. Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah diambil ?

Kesimpulan yang menyangkut persoalan pribadi maupun publik hampir selalu

memiliki efek samping yang tidak diharapkan. Karena mudah sekali melupakan

konsekuensi dari kesimpulan yang sudah diambil, maka penting untuk bertanya : “

Mengapa kesimpulan ini penting ?Efek apa yang akan ditimbulkan pada orang ?”.

Sebelum menerima sebuah kesimpulan, pemikir kritis berusaha untuk memprediksi

dan mengevaluasi efek samping yang mungkin timbul. Seandainya pemikiran yang

kritis mengindikasi bahwa kesimpulan yang diambil tidak akan merugikan, pemikir

kritis mungkin akan memakainya.

Selain dua hal di atas kita juga dapat mengajukan 3 pertanyaan dasar yang meliputi:[4]

1. Apa yang terjadi sesungguhnya?

2. Apa yang dapat dan tidak dapat saya ketahui ?

3. Apa yang semestinya saya lakukan ?

5

Page 6: Berpikir kritis

2.3 Hukum Dasar penyimpulan

Penyimpulan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu. Dalam dan dengan kegiatan itu ia

bergerak menuju ke pengetahuan yang baru, dari pengetahuan yang telah dimilikinya dan

berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu. Sehubungan dengan ini baiklah diberikan

hukum-hukum yang berlaku untuk segala macam penyimpulan, yang dijabarkan sebagai

berikut: [3]

Jika premis-premis benar, maka kesimpulan juga benar.

Jika premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, tetapi dapat juga benar.

Jika kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.

Jika kesimpulan benar, maka premis-premis dapat benar, tetapi juga dapat salah.

Dengan ini mau dikatakan bahwa:

Jika premis-premis benar, tapi kesimpulan salah, maka jalan pikirannya ( bentuknya )

tidak lurus.

Jika jalan pikiran ( bentuknya ) memang lurus, tetapi kesimpulannya tidak benar,

maka premis-premisnya salah. Dari salahnya kesimpulan dapat dibuktikan salahnya

premis-premis.

2.4 Prosedur Standar Penanganan Medis

Standar layanan Kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri

dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan

kesehatan. Jika suatu organisasi kesehatan ingin menyelenggarakan layanan kesehatan

yang bermutu secara taat asas atau konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan

menjadi suatu standar layanan kesehatan. Secara luas, pengertian standar layanan

kesehatan ialah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan

menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan.

Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu

layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang

terlibat dalam layanan kesehatan akan terkait dalal suatu sistem, baik pasien, penyedia

layanan kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi

layanan kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam melaksanakan tugas dan

perannya masing-masing. Standar, indikator dan angka nilai ambang batas menjadi

unsur-unsur yang akan membuat jaminan mutu layanan kesehatan itu dapat diukur,

6

Page 7: Berpikir kritis

objektif dan bersifat kualitatif. Dikalangan profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat

berbagai definisi tentang standar layanan kesehatan. Kadang-kadang standar layanan

kesehatan itu diartikan sebagai protokol, standar prosedur operasional (SPO) dan

petunjuk pelaksanaan.[5]

2.5 Pembahasan Skenario

Skenario D

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI ) dan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia

( LBHI ) menuntut seorang dokter di sebuah rumah sakit ternama atas tuduhan malpraktik.

Dokter tertuduh diduga menelantarkan seorang pasien gagal jantung yang meninggal dunia

karena komplikasi. Pasien itu kebetulan adalah pasien tidak mampu yang hidup tanpa

jaminan asuransi kesehatan. Pasien tersebut adalah juga kepala keluarga denagn dua orang

anak yang masih kecil. Kebetulan pasien itu hidup di lingkungan yang tidak sehat ( padat

penduduk ) dan punya kebiasaan yang juga tidak sehat ( merokok ). Berdasarkan diagnosa

medis, si pasien mengalami kelainan jantung sejak muda. Berdasarkan rekam jejak di rumah

sakit itu, dokter yang bersangkutan juga memiliki kebiasaan sering pergi parktik ke rumah

sakit lain yang lebih menguntungkan. Meskipun demikian, catatan rumah sakit menunjukkan

bahwa di awal penangan kasus ini dokter tertuduh telah bertindak sesuai dengan prosedur

tetap emergency.

Sebagai seorang cardiolog yang juga menjabat di Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ), Anda

diminta memberikan opini sebagai ahli dalam kasus ini. Kebetulan dokter yang bersangkutan

adalah sahabat karib Anda ketika mahasiswa.

Dari skenario di atas, pokok permasalahan yang ada adalah dokter diduga menelantarkan

pasien yang menyebabkan kematian. Dari pokok permasalahan ini ada dua opini yang akan

terbentuk yaitu opini kita sebagai pribadi seutuhnya dan opini ahli sebagai dokter.

7

Page 8: Berpikir kritis

Dokter menelantarkan pasien yang mengakibatkan kematian

Opini Pribadi

Opini ahli sebagai dokter

Menguraikan persoalan berdasarkan hukum dasar penyimpulan

Menyelidiki persoalan

berdasarkan pedoman 10 pertanyaan

kritis

Mengajukan 3 pertanyaan

dasarProsedur Standart

Penanganan Medis Menyusun

sillogisme hipotesis dari

kasus yang ada

Menyusun opini baik sebagai ahli/pribadi

mengenai kasus dan menggunakan

kaidah baku penulisan ilmiah

Analisis Kasus

1.Opini Pribadi

Opini pribadi ini terbentuk dikarenakan kita adalah sahabat dari dokter yang diduga

menelantarkan pasien tersebut. Untuk dapat mengambil keputusan yang bijak yang perlu kita

lakukan adalah sebagai berikut :

Mengajukan 3 pertanyaan dasar

a) Apa yang terjadi sesungguhnya

8

Page 9: Berpikir kritis

Disini kita harus menyelidiki dan mengamati dengan benar, apa yang sesungguhnya

terjadi dalam kasus ini. Dari kasus ini yang sungguh terjadi adalah seorang dokter

dituntut atas tuduhan malpraktik, dokter lebih mengutamakan pasien yang mampu

terlebih dahulu dibandingkan dengan yang tidak mampu. Hal ini dibuktikan dengan

pasien yang di duga ditelantarkan tersebut adalah pasien tidak mampu dan tidak

memiliki jaminan asuransi kesehatan. Selain itu, akibat dari dugaan penelantaraan

yang dilakukan oleh dokter yang bersangkut, menyebabkan hilangnya nyawa pasien.

b)Apa yang dapat dan tidak dapat saya ketahui

Hal yang tidak diketahui adalah riwayat kesehatan pasien. Dituliskan bahwa pasien

memiliki kebiasaan merokok, padahal pasien memiliki kelainan jantung sejak muda.

Jadi sebenarnya kasus ini juga belum tentu merupakan kasus malpraktik karena pasien

memang memiliki kebisan merokok, sedangkan dia menderita kelainan jantung.

Sehingga mungkin saja kematian pasien disebabkan oleh kesalahan pasien sendiri

yang tidak mau menjaga kesehatan dan mengubah kebiasan buruknya merokok.

Diketahui juga bahwa dokter juga telah bertindak sesuai dengan prosedur tetap

emergency.

a) Apa yang semestinya saya lakukan

Yang semestinya kita lakukan pertama-tama adalah menasehati dokter yang

bersangkutan untuk mengatakan sejujurnya apa yang terjadi, apakah benar ia

menlantarkan pasien atau tidak, karena dokter yang bersangkutan adalah sahabat kita.

Jika memang cara tersebut tidak berhasil, maka kita harus tetap bertindak sesuai

dengan aturan dan hukum-hukum yang ada. Sebelumnya, kita juga harus melakukan

invertigasi lebih lanjut tentang data-data medis pasien yang meninggal sehingga kita

bisa mengetahui penyebab dari kematian pasien. Dalam hal ini kita harus bersikap

seobjektif mungkin, walaupun dokter yang bersangkutan adalah sahabat kita sendiri,

kita tidak boleh melindungi kesalahannya. Intinya kita harus menindak sesuai dengan

bukti yang ada.

Menyelidiki persoalan dengan pedoman 10 pertanyaan kritis.

2. Opini Ahli sebagai Dokter

Opini ahli sebagai dokter ada karena kita adalah seorang cardiolog yang menjabat di Ikatan

Dokter Indonesia. Disini diperlukan pendapat kita yang seobjektif mungkin tentang kasus ini.

9

Page 10: Berpikir kritis

Opini yang dapat kita kemukakan adalah tentang prosedur standart penanganan medisnya.

Hal tersebut meliputi :

Menangani pasien sesuai prosedur standart penangan yang ada.

Tidak boleh membedakan pasien berdasarkan status ekonomi, setiap pasien diposisi

keadaan yang sama harus mendapatkan penangan yang sama pula. Sangat jelas dalam

kasus ini bahwa dokter tersebut sangat materealisme dalam menangani pasien.

Mengutamakan pasien emergeny.

Tahu tanggung jawab dan tugas sebagai seorang dokter.

Kepentingan pasien diatas kepentingan sendiri

Bersikap profesional.

3. Menguraikan persoalan menggunakan hukum dasar penyimpulan.

4. Menyusun sillogisme hipotesa dari kasus yang ada.

5. Menyusun opini baik sebagai ahli atau pribadi mengenai kasus dan menggunakan kaidah

baku penulisan ilmiah

KESIMPULAN

Setelah menganalisis kasus berdasarkan opini pribadi, opini ahli sebagai dokter, dan

menggunakan hukum dasar penyimpulan, dari kasus yang ada dapat disimpulkan bahwa,

dokter yang bersangkutan memang telah menelantarkan pasiennya yang mengakibatkan

kematian. Walaupun dokter tersebut telah menangani sesuai dengan prosedur penangann

emergeny, namun penanganan yang diberikan terlambat. Selain itu dokter juga bersifat

materialisme, terbukti dokter tersebut sering pergi ke rumah sakit lain yang lebih

menguntungkan. Jadi, dokter tersebut bersalah dan terbukti melakukan malpraktik dengan

menelantarkan pasien sehingga mengakibatkan kematian. Pasien merupakan pasien tidak

mampu dan tidak memiliki jaminan asuransi.

Dalam mengambil keputusan kita harus menyikapi dan berpikir secara kritis, sehingga

keputusan yang kita ambil dapat menjadi keputusan yang terbaik. Setiap permasalahan yang

ada harus kita harus dapat melihat setiap kemungkinan-kemungkinan yang ada. Belajar

berpikir kritis bukan hanya menyangkut apa yang dipelajari, tetapi tentang bagaimana kita

menerima, menilai, menimbang dan memutuskan sesuai dengan aspek yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: Berpikir kritis

1. Mara RR. Pengantar logika. Jakarta: Grasindo; 2007.h.86-8.

2. Johnson EB. Contextual teaching and learning: what it is and why it’s here to stay.

California: Corwin Press; 2002.h 190-201.

3. Lanur A. Logika selayang pandang. Jogja: Kanisius; 2002.h. 7-8, 39-40.

4. Poespoprodjo W, Gilarso EK. Logika ilmu menalar. Bandung: Pusat Grafika; 1999.h.

30.

5. Pohan IS. Jaminan mutu layanan kesehatan. Jakarta: EGC; 2007.h.28-30.

11