BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, serin kali manusia lupa akan kewajiban, agama, dan ayat-ayat Al-Quran. Begitu juga kandungan ayat Al Quran dan cara pengamalannya. Dalam kenyataannya, ayat-ayat Al Quran sebenarnya sangat penting. Bahkan tanpa disadari, kadang kita juga mengamalkannya. Tetapi, hal itu tidaklah sempurna untuk menjadi amalan kita. Karena kita tidak tahu akan kaitan perbuatan tersebut dengan ayat Al Quran. Padahal, hal itu bias menjadi amalan kita jika kita memakai niat. Tetapi jika tahu akan ilmunya, mana mungkin kita bias berpikiran sejauh itu dan berpikir akan niat dalam mengerjakannya. Semua itu dapat kita tangani dengan memahami ayat-ayat Al Quran adalah salah satunya. Dengan mengetahui, memahami, dan menerapkannya maka kita pastinya dapat mengupas baik buruknya suatu perbuatan. Dalam sebuah pepatah telah disebutkan bahwa “ Amal tanpa ilmu akan buta. Dan ilmu tanpa amal akan binasa”. Begitu juga dengan keadaan 1

Transcript of BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

Page 1: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modern ini, serin kali manusia lupa akan kewajiban, agama, dan

ayat-ayat Al-Quran. Begitu juga kandungan ayat Al Quran dan cara

pengamalannya. Dalam kenyataannya, ayat-ayat Al Quran sebenarnya

sangat penting. Bahkan tanpa disadari, kadang kita juga mengamalkannya.

Tetapi, hal itu tidaklah sempurna untuk menjadi amalan kita. Karena kita

tidak tahu akan kaitan perbuatan tersebut dengan ayat Al Quran. Padahal,

hal itu bias menjadi amalan kita jika kita memakai niat. Tetapi jika tahu akan

ilmunya, mana mungkin kita bias berpikiran sejauh itu dan berpikir akan

niat dalam mengerjakannya.

Semua itu dapat kita tangani dengan memahami ayat-ayat Al Quran

adalah salah satunya. Dengan mengetahui, memahami, dan menerapkannya

maka kita pastinya dapat mengupas baik buruknya suatu perbuatan. Dalam

sebuah pepatah telah disebutkan bahwa “ Amal tanpa ilmu akan buta. Dan

ilmu tanpa amal akan binasa”. Begitu juga dengan keadaan masyarakat kita

sekarang ini. Alangkah sangat ruginya jika pusaka yang telah kita punyai

tidak kita manfaatkan dan tidak bisa melindungi kita yaitu kita tidak bisa

mempergunakan dan memahami kandungan ayat Al Quran.

Keadaan seperti inilah harus dicari jalan keluarnya. Salah satu hal yang

dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan 2 pusaka yang telah dititipkan

oleh Nabi Muhammad SAW, yang tidak lain adalah Al Quran dan Al

Hadist. Dengan berpegang teguh pada keduanya niscaya kita akan menjadi

umatnya yang beruntung di dunia dan akhirat yaitu dengan mempelajari Al

Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1

Page 2: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

1.2 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan ini:

a. Untuk mengetahui kandungan ayat Al Quran urat Al Baqarah : 148

dan Al Fatir : 32 beserta dalil yang menguatkannya.

b. Memahami ayat-ayat tersebut

c. Mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Asumsi

a. Di dalam ayat-ayat Al Quran terdapat beberapa nilai-nilai positif yang

sangat penting dan pantas kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pemahaman ayat Al Quran akan menjadi menarik jika ada niat. Karena

c. Perbedaan pandangan dalam pemahaman ayat Al Quran adalah suatu

kewajaran. Oleh karena itu, terdapat dalil-dalil lain (Hadist) yang

menguatkan ataupun memperjelas makna ayat Al Quran.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

“Ada perbedaan antara orang yang berbuat sesuatu dengan memakai

landasan (Al Quran) dengan orang yang tidak memakai landaan”.

2

Page 3: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

BAB II

PERMASALAHAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kandungan ayat Al Quran surat Al Baqarah ayat 148?

2. Bagaimana kandungan ayat Al Quran surat Al Fatir ayat 32?

3

Page 4: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Perintah Berkompetesi dalam Kebaikan

Artinya:

“Dan setiap umat memiliki kiblat yang dia menghadap kepada-Nya. Maka

berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti

Allah akan mengumpulkan kamu semuanya, sungguh Allah Kuasa atas

segala sesuatu”. (Q S Al Baqarah 148)

Isi Kandungan

Setiap umat manusia memiliki kiblat untuk beribadah yaitu Masjidil

Haram bagi umat Islam. Dalam surat ini Allah SWT mmerintahkan hamba-

Nya agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Setiap perbuatan yang dilakukan

manusia selama hidup di dunia akan mendapat balasan yang seusai di

akhirat.

Berkompetisi merupakan naluri normal pada tiap manusia bahkan

binatang sekalipun. Berkompetisi merupakan hal yang mulia bila dilakukan

dalam hal kebaikan. Di dunia ini banyak sekali bahan yang dapat digunakan

berkompetisi. Kompetisi dalam hal kebaikan adalah kompetesi yang diniati

Lillahi Ta’ala. Sedangkangkan kompetisi yang tidak mulia adalah kompetisi

syaithoni. Kompetisi yang berdasarkan nafsu keserakahan baik dalam

motivasi maupun sarana tujuannya. Perbedaan kompetisi tersebut sangat

jelas.

- Kompetisi yang pertama adalah motivasi imaniyah sarana dan jalannya

merupakan kebaikan sedangkan tujuan akhirnya adalah mendapat

4

Page 5: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

keridhaan dari Allah SWT dan surganya. Kompetisi semacam inilah

yang difirmankan Allah SWT:

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikmatan

yang besar. Mereka di atas dipan-dipan ambil memandang kamu dapat

mengetahui dari wajah mereka ksenangan hidup mereka yang penuh

kenikmatan. Maka diberi khamr murni yang tidak lain halnya adalah

Kesturi dan untuk yang demikian itu hendaknya orang saling berlomaba”

- Kompetisi yang kedua adalah motivasi syaithaniyah sehingga

melahirkan kecintaan kepada materi yang berlebihan, kesenangan

menguasai dan mengalahkan. Sedangkan semua itu sarananya adalah

tipu daya konspirasi kelicikan, kemarahan, dan kebencian. Tujuan

akhirnya adalah menguasai dan menalahkan, bahkan menghancurkan.

Sehingga dirinya sendiri senang dan puas juga untuk menyenangkan

para pendukungnya.

Sisi / dampak positif dari kompetisi di jalan kebaikan untuk

mendapatkan ridha Allah SWT adalah:

1. Menanamkan ketenangan dan ketepatan dalam hati

2. Kecintaan pada kebaikan

3. Jauh dari rasa iri hati

4. Kebencian terhadap sesuatu yang merupakan aib dalam pandangan

manusia

5. Menebarkan kebaikan

6. Menyemai dan menghujamkan akar kebaikan tersebut dalam tiap

tatanan masyarakat

7. Membentuk dan memperkokoh rasa kemanusiaan pada tiap individu

8. Memperbesar daya juang untuk memerangi kebathilan

Contoh kompetisi dalam kebathilan dapat kita lihat pada kisah

antara Umar bin Khatab dan Abu Bakar. Saat itu Rasulullah SAW

menyeru kepada para sahabatnya untuk membekali para tentara kaum

5

Page 6: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

muslimin yang tidak mampu. Umar lalu berkata “Saat ini aku bisa

mengalahkan Abu Bakar”. Kemudian Umar mengeluarkan separuh

hartanya, ia tidak beranjak dari sisi Rasulullah karena ingin mengetahui

apa yang dibawa Abu Bakar. Lalu Rasulullah bertanya “Apa yang kamu

tinggalkan untuk keluargamu wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar

menjawab.”Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Demi

melihat apa yang terjadi Umar berterus terang dan berkata, “Tidaklah

aku berkompetisi dalam kebaikan dengan Abu Bakar kecuali dia keluar

sebagai pemenangnya. Mulai hari ini aku tak akan menantangnya lagi

untuk berkompetisi”.

Sedangkan sisi / dampak negative dari kompetisi dalam kejelekan /

kompetisi syaithani untuk memenuhi keinginan syahwat dan hawa nafsu

adalah:

1. Menumbuh kembangkan perasaan dengki

2. Menumbuhkan kemarahan dan kebencian

3. Menjadikan jiwa senantiasa hidup dalam perseteruan abadi dan

berkutat dari kesengsaraan yang satu kepada kesengsaraan yang lain

4. Menghantarkan pada kebinasaan dan kehancuran

5. Merebaknya berbagai bentuk kejahatan, kedhaliman, dan

bertambahnya pengikut kebatilan

6. Kehidupan masyarakat selalu dihantui ancaman dan ketakutan

7. Kehidupan menjadi gelap dan kekacauan dimana-mana

Contoh kompetisi syaithani dapat kita lihat dari perlombaan antar

Negara-negara maju dibidang persenjataan dan alat-alat perang modern.

Negara-begara maju di dunia saat ini utamanya Negara adi daya, saling

berkompetisi untuk mengungguli Negara-negara lain dalam perakitan

pesawat tempur peluru bom nuklir, bom hidrogen, tank, dan senjata-

senjata berat lainnya.

Untuk itu mereka tak segan-segan mengalokasikan dana berapapun

besarnya meski terkadang harus dibayar dengan kemelaratan

penduduknya, sehingga bisa menjadi Negara terkuat memimpin dan

6

Page 7: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

mengatur serta mendikte Negara-negar lain sesuai dengan

kepentingannya.

Beberapa peristiwa penjajahan terhadap umat Islam di berbagai

Negara di dunia sungguh telah menyulut dan mengobarkan api jihad

pada sebagian kaum Muslimin. Umat Islam dan para pemudanya

berkompetisi di medan jihad untuk menunjukkan kekuatan terselubung

yang dimiliki orang Islam serta kekuatan jiwa para pemeluknya yang

ikhlas. Mereka mengorbankan apapun yang mereka miliki. Dalam hal ini

Allah SWT berfirman ;

“ Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang

kepadamu sebagaimana telah datang kepada orang-orang sebelum

kamu. Mereka ditimpa kesengsaraan bahaya dan digoncangkan

sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang beriman yang bersamanya

kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuilah sesungguhnya

pertolongan Allah itu amat dekat”.

Oleh karena itu, apakah sama antara kompetisi untuk mencari ridha

Allah SWT dengan kompetisi untuk mencari selainridha-Nya? Jawabnya

tentu tidak sama. Allah SWT berfirman, “ Dan tidaklah sama orang yang

buta dengan orang yang melihat dan tidaklah orang-orang yang beriman

serta mengerjakan amal sholeh dengan orang-orang uyang durhaka”.

2.2 Keuntungan Orang yang lebih Dahulu Berbuat Kebaikan

Artinya:

“Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih

diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang mendhalimi

diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu

7

Page 8: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang

besar” (Quran Surat Al Fatir, 32).

Isi kandungan Q. S Al Fatir (35) : 32

Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada nabi Muhammad.Al

Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad . Nabi

Muhammad dan umatnya terpilih untuk menerima Al Qur’an . Dari sekian

banyak umat para rasul terdahulu, nabi Muhammad dan umatnya yang

terpilih.Yang di maksud umat nabi Muhammad adalah umat sejak Nabi

Muhammad diutus hingga hari akhir.

Dalam menerima Al Qur’an yang merupakan firman Nya , umat

Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Golongan pertama (zalimun linafshihi / mereka yang mendzalimi diri

sendiri) adalah orang-orang yang lebih banyak berbuat kesalahan

daripada kebaikannya. Mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk

daripada perbuatan baik . Mereka lebih sering meninggalkan perintah

Allah daripada menjalankan perintah-Nya. Orang yang termasuk

golongan ini menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang lain.

Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam

menjalani kehidupan.

2. Golongan kedua (muqtasid / mereka yang pertengahan) adalah terdiri

atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di

lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan

perintah Allah tetapi juga menjalankan laranganNya. Mereka mau

menerima Al Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi

mereka masih banyak melakukan kesalahan.

3. Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat / mereka yang terlebih dahulu

berbuat kebaikan) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat

banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk

golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan perintah Allah

8

Page 9: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan Al Qur’an

sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di

larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu

menjalankan perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah.

Mereka menin ggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya dan

menghindari yang subhat.Allah SWT telah menyediakan surga dengan

segala kenikmatannya bagi golongan ini.

Ketiga kelompok tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadits tetap

masuk surga meskipun dengan cara yang berbeda-beda. Rasulullah SAW

dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda’ bersabda :

الل�ه� ل�ى ص� الل�ه ول� س� ر� ع�ت� م س� ال� ق� د�اء الد�ر� بي� أ ع�ن�

ث�ن�ا ر� و�� أ ث�م� ل� و�ج� ع�ز� الل�ه� ال� ق� ول� ي�ق� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه

ظ�الم' م� ن�ه� م ف� ب�ادن�ا ع من� ي�ن�ا ط�ف� اص� ال�ذين� ال�كت�اب�

بإذ�ن ات ي�ر� بال�خ� ابق' س� م� ن�ه� م و� د' ت�ص ق� م� م� ن�ه� م و� ه س لن�ف�

ال�ذين� ول�ئك�أ� ف� ات ي�ر� بال�خ� وا ب�ق� س� ال�ذين� ا م�

أ� ف� الل�ه

د�وا ت�ص� اق� ال�ذين� ا م�� أ و� اب@ س� ح بغ�ي�ر ن�ة� ال�ج� ل�ون� ي�د�خ�

ظ�ل�م�وا ال�ذين� ا م�� أ و� ا Fير ي�س ابFا س� ح ب�ون� اس� ي�ح� أ�ول�ئك� ف�

ط�ول في ون� ب�س� ي�ح� ال�ذين� أ�ول�ئك� ف� م� ه� س� ن�ف�� أ

م� ه� ف� ته م� ح� بر� الل�ه� اه�م� ف� ت�ال� ال�ذين� ه�م� ث�م� ر ش� ال�م�ح�

إن� ن� ز� ال�ح� ع�ن�ا �ذ�ه�ب� أ ال�ذي لل�ه د� م� ال�ح� ول�ون� ي�ق� ال�ذين�

احمد ( رواه إلخ ك�ور' ش� ور' ل�غ�ف� ب�ن�ا )20734ر� .

Artinya :

Dari Abu Darba’, dia berkata, “Saya mendengar rasulullah SAW bersabda,

“Allah SWT berfirman, ‘Kemudian kitab ini kami wariskan kepada orang-

orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka

9

Page 10: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan adapula yang

lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah’.

Adapun orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan, mereka

adalah orang-orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Orang yang

pertengahan, mereka adalah orang-orang yang akan masuk surga dihisap

dengan hisab yang ringan. Orang yang mendzalimi diri sendiri, mereka

adalah orang-orang yang dihisab dalam lamanya mahsyar. Kemudian,

kerugian mereka itu diganti oleh Allah dengan rahmat-Nya. Maka mereka

berkata : ‘Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari

kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha

Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal karena

karunia-Nya. Didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa

lesu’.” (HR. Ahmad No. 20734).

Dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad tersebut, dapat kita

pahami bahwa dhalimun linafsih, muqtasid, dan sabiqun bil-khairat

situasinya berbeda-beda pada saat memasuki surga. Kelompok sabiqun bil-

khairat akan masuk surga tanpa melalui hisab. Kelompok muqtasid

(pertengahan) akan masuk surga dengan melalui proses hisab yang mudah

(yasira). Dan kelompok zalimun linafsih (menzalimi dirinya sendiri) akan

masuk surga dengan hisab yang lama dan berat. Mereka harus melalui

perhitungan yang tidak ringan. Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa

mereka harus merasakan neraka sebagai balasan amal buruk yang telah

mereka kerjakan pada saat hidup di dunia. Namun, mereka tetap masuk

surga dengan rahmat Allah SWT. Sebesar apapun dosa seseorang selama dia

mempunyai iman walau sebesar atom dalam hatiinya, niscaya Allah akan

mengganti dengan rahmat-Nya untuk masuk surga.

10

Page 11: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

BAB IV

PENUTUP

31. KESIMPULAN

Dari materi pembahasan yang telah kami sampaikan di awal

pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa berlomba-lomba dalam kebaikan

sangatlah dianjurkan dalam islam.

Dalam isi kandungan Q. S Al Fatir (35) : 32 dijelaskan bahwa umat

Nabi Muhammad adalah umat sejak nabi Muhammad diutus hingga hari

akhir.

Dalam menerima Al Qur’an yang merupakan firman Nya , umat

Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Golongan pertama (zalimun linafshihi / mereka yang mendzalimi diri

sendiri) adalah orang-orang yang lebih banyak berbuat kesalahan

daripada kebaikannya. Mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk

daripada perbuatan baik.

2. Golongan kedua (muqtasid / mereka yang pertengahan) adalah terdiri

atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di

lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan

perintah Allah tetapi juga menjalankan laranganNya.

3. Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat / mereka yang terlebih dahulu

berbuat kebaikan) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat

banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk

golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan perintah Allah

SWT dan menjauhi larangan Nya.

11

Page 12: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

Dari ketiga golongan yang telah disebutkan diatas, Allah akan

menjadikan kita golongan yang ketiga (sabiqun bil khairat) jika kita mau

berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam

Q. S Al-Baqarah 148.

Berkompetisi adalah hal mulia jika dilakukan dalam hal kebaikan.

Hakekatnya, semua manusia mempunyai naluri berkompetisi, namun dalam

hal ini tidak semuanya dilakukan di jalan Allah sehingga tidak semua

mendapatkan hasil yang positif dari apa yang telah mereka kerjakan.

Pada masa Rasulullah SAW pernah ada kisah nyata yang terjadi

antara Sa’d bin Khaitsamah dengan ayahnya Radhiallahu ‘Anhuma. Sa’d

dilarang sang ayah menuju medan perang, akan tetapi hali itu tetap

dilakukan oleh Sa’d, dia yakin bahwa yang dia lakukan tersebut memang

telah benar. Subhanallah, dia menemukan syahadahnya dalam perang

tersebut. Dalam kesempatan ini, semoga kita termasuk orang-orang yang

telah sadar akan dahsyatnya nikmat Allah jika kita mau berkompetisi dalam

kebaikan.

32. SARAN

Dalam hal ini, dari semua hal yang telah dibahas oleh kelompok

kami, kami hanya dapat memberikan beberapa saran diantaranya :

1. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT sebaiknya kita melakukan anjuran

dari Rasulullah SAW dan Allah SWT dengan berkompetisi dalam

kebaikan.

2. Semoga menjadikan diri kita semua semakin sadar, jika kebaikan adalah

hal yang baik disukai oleh Allah SWT.

3. Perbaiki diri dengan iman dan islam yang kuat, agar kita dapat

senantiasa dalam kebaikan.

12

Page 13: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

4. Memperbanyak ibadah serta mengingat Allah SWT agar terhindar dari

keburukan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga apa yang kami

sampaikan banyak bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima kasih atas

partisipasi dan perhatian dari teman-teman sekalian.

13

Page 14: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Tulis Ilmiah. Jakarta. CV.

Media Pustaka.

Team Musyawarah Guru Bina PAI MA. 2008. Qur’an Hadist Modul

Pembelajaran Kelas XI. CV. Akik Pusaka

14

Page 15: BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

15