PA N D U A N P E L A K S A N A A N K E G I ATA N L I G A R ...
Berkelanjutan Kehati Untuk Pemanfaatan Pengelolaan Lingkungan · 2020. 8. 19. · PAPUA Pohon I n t...
Transcript of Berkelanjutan Kehati Untuk Pemanfaatan Pengelolaan Lingkungan · 2020. 8. 19. · PAPUA Pohon I n t...
Pengelolaan LingkunganKehati Untuk Pemanfaatan
BerkelanjutanProf. R Garsetiasih dan TIM
Pusat Penelitian dan Pengembangan HutanAgustus 2020
Page ▪ 2
Latar Belakang Pembuatan Buku
BLI : 15 RPPI (Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif) (2015-2019) : RPPI 1 : Konservasi Keanekaragaman Hayati Issue degradasi hutan dan kepunahan jenis: semakin banyak jenis masuk appendix , pengelolaan dan
pemanfaatan belum optimal Masukan RPPI untuk Direktorat Jenderal KSDAE : 1. Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati 2. Meningkatnya populasi 25 spesies satwa terancam punah 3. Seluruh kawasan konservasi memiliki rencana pengelolaan yang telah disahkan 4. Nilai ekspor TSL meningkat menjadi 25 Triyun di tahun 2019
Page ▪ 3
Page ▪ 4
PENDAHULUAN• Indonesia negara megabiodiversity sebagai modal
pembangunan• Keanekaragaman hayati (kehati) memiliki berbagai
nilai manfaat tapi masih mengandalkan dari alam• Eksplorasi potensi masih minim• Pengelolaan belum maksimal
Hasil dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh parapeneliti lingkup Badan Litbang dan Inovasi (10 SatKer)sebagai bentuk kontribusi dalam upaya pengelolaankeanekaragaman hayati di Indonesia sertapemanfaatannya secara berkelanjutan
Buku ini terdiri dari 23 naskah yang dikelompokkandalam empat Bagian, yaitu: 1) potensi kehati, 2)strategi pengelolaan kehati, 3) jasa lingkungan, dan 4)persepsi sosial dan partisipasi.
Bagian 1. POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Pemanfaatan kehati harus mempertimbangkan daya dukung
lingkungan agar menjamin kelestarian serta keberlanjutan
pemanfaatannya. Eksplorasi dan inventori potensi kehati, berupa
flora, fauna dan mikroorganisme dan keterkaitannya dengan
ekosistem menjadi dasar penentuan daya dukung dan peningkatan
kualitas lingkungan
Potensi kehati dapat diketahui dari eksplorasi dan konservasi (in
situ maupun ex situ) yang meliputi potensi pemanfaatan, populasi
maupun habitat dengan memperhitungkan ketersediaan dan
kelayakan aspek-aspek pendukungnya, seperti air, pakan, habitat,
perilaku dan karakteristik alami satwa liar dan tumbuhan serta
peran mikroorganisme dan interaksinya dengan pertumbuhan
tanaman serta aplikasinya dalam mendukung rehabilitasi
ekosistem dan pengembangan industri yang ramah lingkungan.
TIGA BELAS BAB• KONSERVASI EX SITU ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd.) DI INDONESIA• KONSERVASI IN SITU DAN EX SITU JENIS DIPTEROKARPA POTENSIAL DAN
TERANCAM PUNAH• POTENSI TUMBUHAN SUMBER PAKAN BADAK SUMATERA DI AREAL
SANCTUARY KUTAI BARAT• POPULASI, HABITAT, DAN PEMANFAATAN CENDERAWASIH DI HUTAN
PAPUA• POTENSI SUMBER PAKAN ALAMI BUAYA SIAM Crocodylus siamensis
(Schneider, 1801) DI RAWA MESANGAT, KALIMANTAN TIMUR• KUANTIFIKASI PRODUKTIVITAS PAKAN GAJAH DI SEKITAR DAS BESITANG,
TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER• POTENSI SUMBERDAYA AIR UNTUK KEBUTUHAN KONSERVASI GAJAH
DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS AEK NAULI• KARAKTERISTIK HABITAT, PARAMETER DEMOGRAFI DAN TATA NIAGA
ULAR SANCA BATIK (Python reticulatus) DI KALIMANTAN TIMUR• BIOPROSPEKSI MIKORIZA ARBUSKULA ASLI GAMBUTSEBAGAI PUPUK
HAYATI• PEMANFAATAN AKTINOBAKTERIA SEBAGAI AGEN PEMACU
PERTUMBUHAN TANAMAN• MIKROBIAL SELULASE: BIOPROSPEKSI DAN APLIKASINYA• KARAKTERISTIK BIOFISIK LINGKUNGAN PADA EKOSISTEM MANGROVE DI
PESISIR PULAU KECIL SULAWESI SELATAN• VALUASI EKONOMI EKOWISATA MANGROVE SUNGAI KAKAP KABUPATEN
KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT
Koleksi materi genetik di 5 wilayah di Indonesia Timur yaitu PulauSeram, Maluku; Pulau Timor, NTT; Pulau Alor, NTT; Pulau Flores,NTT; dan Pulau Sumbawa, NTB
Ada dua subspecies/forma Angsana yang berhasildikoleksi:1. Pterocarpus indicus formaechinatus (berduri)
Ditemukan di:1. Pulau Flores (Ngada & ManggaraiTimur) NTT2. Pulau Sumbawa (Bima & Dompu ) NTB3. Pulau Alor (Alor Timur) di NTT
2. Pterocarpus indicus forma indicus(tidak berduri)
Ditemukan di:1.Pulau Timor (Kupang, TTS, TTU)
NTT
2.Pulau Seram (Seram Barat) Maluku
3.Pulau Alor (Alor Barat Daya) NTT
Konservasi ex situ Angsana (Pterocarpus indicus Willd.)
Beberapa studi dilakukan di persemaian,seperti:Studi keragaman genetik menggunakanpenanda RAPDStudi morfologi bibit antar popStudi kesehatan bibit
1. Petak 95, Gunung Kidul, DI Yogyakarta(seluas ± 1, 2 ha)
2. KHDTK Wonogiri, Jawa Tengah(seluas ±1,9 ha)
Plot konservasi ex situ Angsana yang telahdibangun:
Pembangunan plot konservasi ex situ
Konservasi In situ dan Ex situ Jenis DipterokarpaPotensial dan Terancam Punah
• Faktor yang berpengaruh terhadappertumbuhan dipterokarpa di alamadalah iklim, tanah dan ketinggiantempatnya.
• Keberhasilan konservasi ex situ jenisdipterokarpa ditentukan oleh kemiripanhabitat dengan habitat alami
• Konservasi dipterokarpa jangkapanjang harus dilakukan dengan aturandan kelembagaan yang formal,pelibatan partisipasi masyarakat, sertaintegrasi antara konservasi in situ danex situ.
• Jenis-jenis tanaman pakan badak sumatera yangtumbuh secara alami di dalam sanctuary
• Potensi dan produktivitas pakan badak sumatera didalam sanctuary
• Pertumbuhan tanaman pengayaan untuk pakanbadak sumatera di dalam sanctuary
• Jenis-jenis tanaman pakan badak sumatera untukkebutuhan pakan drop in di dalam sanctuaryberdasarkan preferensi di habitat alaminya
Potensi Tumbuhan Sumber pakan badak di Sanctuary Kutai Barat
POPULASI, HABITAT, DAN PEMANFAATAN CENDERAWASIH DI HUTANPAPUA
Pohon Intsia palembanica yang terlilit Ficus benjaminasalah satu tempat beraktifitas cenderawasih di hutanSararti. Di Tablasupa, pohon sebagai tempat beraktifitasadalah Planconella dan Dracontumelum edule.
Potensinya rendah : pemburuan liar, perdagangan illegal
POPULASI BUAYA BADAS HITAM (Crocodylussiamensis)
MESANGAT
SUMBER MAKANAN ALAMI
80 % Populasi Buaya Badas Hitam (Crocodylussiamensis) berukuran 29 – 41 cm yang dikategorikan sebagai Anakan (< 30 cm) danRemaja (30 – 80 cm)
Sumber makanan potensial yaitu: ikan, burung-burung air,tikus, bulus (Amyda cartilaginea), Katak (Hylarana erythraea),ular kadut (Homalopsis buccata), besisi (Acrochordusjavanicus), laba-laba (Aracnida), anggang-anggang(Hemiptera), keong (Pila ampullaceal) dan serangga air (insect)
KUANTIFIKASI PRODUKTIVITAS PAKAN GAJAH DI SEKITARDAS BESITANG, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
▪ Teridentifikasi 45 jenis tumbuhan pakan gajah▪ Produktivitas daun tertinggi adalah jambu-jambu (Eugenia
fastigiata ) dan terendah adalah jengkol (Arachidendron jiringa)dan tampu daun lebar (Macaranga gigantea )
▪ Produktivitas tumbuhan pakan gajah tingkat semai danpancang : 31,082 kg/ha/hari (BB) atau 10,741 kg/ha/hari (BK)
▪ Persamaan penduga produktivitas daun pakan gajah :Ybb = -1,267 + 0,940 Diameter +1,105 Tinggi tajukYbk = -0,449 + 0,560 Diameter
Strategi pengelolaan pakan gajah :1. Pengamanan lokasi penggembalaan gajah2. Pengkayaan jenis pakan3. Pembangunan koridor pada daerah terfragmentasi4. Pemangkasan tajuk pohon
POTENSI SUMBERDAYA AIR UNTUK KEBUTUHAN KOSERVASI GAJAHDI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS AEK NAULI
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus(KHDTK) Aek Nauli merupakan salah satusumber resapan air di Daerah Tangkapan AirDanau Toba
SD Air sangatpenting bagikeberlanjutankonservasi gajah diAek Nauli (ANECC)Potensi sumberdaya air di
KHDTK Aek Nauli :
Kuantitas :• sungai aek nauli termasuk pada sub-sub DAS Aek Nauli• Hulu pada ketinggian 1400 m dpl s/d hilir (D. Toba) pada ketinggian
900 m dpl• Mengalir sepanjang tahun dan mempunyai debit rata-rata 1,49 m3/
detik
Kualitas air :• Hasil Analisa faktor fisik berupa warna dan kimia air niali BOD dan
COD tidak sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan sehingga tidakbisa untuk sumber air minum
• Pemanfaatan air oleh masyarakat adalah mandi, cuci dan pengairansawah
KARAKTERISTIK HABITAT, PARAMETER DEMOGRAFI DAN TATANIAGA ULAR SANCA BATIK (Python reticulatus) DI KALIMANTAN
TIMUR
• Mikoriza arbuskula asli gambut merupakanmikroba yang memiliki potensi untukdikembangkan sebagai pupuk hayati.
• Pada kegiatan restorasi gambut, menuju kelingkungan gambut yang lebih baik, penggunaanpupuk hayati dalam revegetasi sangatdirekomendasikan.
• Pupuk hayati masih mengalami berbagaikendala antara lain adalah: (1) teknologi, (2)keuangan,(3) lingkungan, dan (4) alih teknologi.
BIOPROSPEKSI MIKORIZA ASLIGAMBUT UNTUK PUPUK HAYATI
POTENSI KEHATIMIKROORGANISME
• Jenis yang dieksplorasi:❖ Mikoriza & aktinomiset sebagai
agen pemacu pertumbuhantanaman (pupuk hayati)
❖ Fungi sebagai sumber genetispenghasil enzim selulase.
KARAKTERISTIK BIOFISIK LINGKUNGAN PADAEKOSISTEM MANGROVE DI PESISIR PULAU KECIL
SULAWESI SELATAN
▪ Tekstur tanah pada ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke adalahlempung berpasir, dengan komposisi pasir 56,64%, debu 33,24% dan liat10,12%.
▪ Nilai pH tanah untuk pH H20 adalah 7,58 (bersifat agak alkalis),sedangkan pH KCl adalah 7,06 (netral)
▪ Salinitas di perairan Pulau Tanakeke berada pada kisaran 31‰ – 33‰.▪ Rata-rata nilai oksigen terlarut di bawah tegakan mangrove di Pulau
Tanakeke adalah 3,56 ppm.
VALUASI EKONOMI EKOWISATA MANGROVE SUNGAI KAKAPKABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT
• POTENSI EKOWISATA SUNGAI KAKAP
• VALUASI NILAI EKONOMI EKOWISATA SUNGAI KAKAP
Nilai Ekonomi
Rata-rata(Rp/1.000
penduduk/tahun)
Populasi(Orang)
Nilai Total (Rp/tahun)
Kesedianberkorban(Willingnes to pay)
358.163,09 103.966 37.236.783,81
Nilai yang dikorbankan(Sacrificed value)
166.511,53 103.966 17311537,73
SurplusKonsumen(Consumersurplus)
191.651,56 103.966 199.25246,09
Bagian 2. STRATEGI PENGELOLAANKEANEKARAGAMAN HAYATI
❖ Pengelolaan kehati memerlukan strategi yang efektif, bijak
dan didasarkan pada basis keilmuan yang tepat, mengacu
pada fenomena alamiah yang telah diamati dengan cermat.
Penangkaran dan re-introduksi satwa-satwa langka,
pengendalian invasive spesies serta rehabilitasi kawasan
hutan dan lahan terdegradasi dalam upaya pengelolaan
kehati yang berkelanjutan.
ENAM BAB• KARAKTERISTIK FISIK EKOLOGIS KEANEKARAGAMAN HAYATI
TERINVASI MANTANGAN/ MERREMIA PELTATA (L.) MERRILL DI TAMANNASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN
• MEMBANGUN KANDANG PENANGKARAN TARSIUS MAKASSAR(Tarsius fuscus Fischer, 1804) BERDASARKAN HABITAT DANPERILAKU SPESIFIK SPESIES
• MANAJEMEN PAKAN ANOA (Bubalus spp.) DALAM PEMELIHARAAN EX-SITU
• KONSERVASI EX SITU, REHABILITASI, DAN REINTRODUKSI KURA-KURA LEHER ULAR ROTE (Chelodina mccordi Rhodin 1994) DI NUSATENGGARA TIMUR
• TEKNOLOGI REHABILITASI LAHAN BEKAS TAMBANG NIKEL: Potensipemanfaatan mikroba tanah simbiotik indigenous dan Tanaman lokal
• TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA TAMBANG GALIAN GOLONGANC DI KHDTK LABANAN KABUPATEN BERAU
Invasi Mantangan/Merremia peltata (L.) Merrill di TamanNasional Bukit Barisan Selatan
❑ Keanekaragaman hayati hutan sekunder yang diserang matangan denganintensitas sedang (vegetasi tingkat pohon diameter >10 cm di ResortPemerihan, TNBBS)Jumlah jenis 83, kerapatan pohon 355 batang/ha; basal area 41,48 m2/ha dan keragaman jenis 3,61Lima jenis pohon dominan yaitu: Tetrameles nudiflora, Glochidionarborescens, Bridelia monoica, Sphathodea campanulata dan Shoreajavanica
❑ Dampak serangan mantangan terhadap pengelolaan keanekaragamanhayati TNBBSEradikasi tumbuhan ini harus dilakukan karena sangat merugikan dandapat mematikan pohon asli setempat, cepat menutup tajuk pohonMengurangi ketersediaan pakan satwa herbivore
❑ BIOFISIK✔ Tanah di lokasi penelitian didominasi oleh jenis tanah Inceptisols (dystrodepts).✔ Kesuburan tanah di Pemerihan, TNBBS termasuk subur✔ Kualitas air seperti oksigen terlarut (Dissolved Oksigen = DO), kebutuhan oksigen
kimia (Chemical Oxygen Demand/COD) dan kebutuhan oksigen biologis(Biological Oxygen Demand = BOD), termasuk kategori baik
✔ Di hutan Pemerihan didapatkan delapan jenis phytoplankton dan tiga jeniszooplankton.
✔ Plankton yang mendominasi perairan ini yaitu phytoplankton dengan kepadatan49.280/liter
MANAJEMEN PAKAN ANOA (Bubalus spp.)DALAM PEMELIHARAAN EX-SITU
• Dilleniaserrata
• Garcinia sp.• Pangium
edule
• Elastostema rostratum• Calophyllum soluatri• Spondias pinnata
• Jenis-jenis pakan anoa di sekitar lokasi pemeliharaanyang memiliki preferensi tinggi:
• Jenis-jenis pakan anoa di habitat alaminya danpotensial dibudidayakan yaitu:
• Ficus spp.• Syzigium spp• Dracontomelon
dao
• Rumputaustrali
• Rumput gajah• Pangium
setaria• Kayu kambing
• Gamal• Turi• Murbei• Jagung
• Ubi jalar• Tagalolo• beringin• kangkung
• Pisang• Pepaya• Kacang
panjang• Wortel
• Kuantitas pakan yang diberikan adalah 10% dari beratbadan anoa., berupa pakan tunggal (rumput) dancampuran berupa sayuran dan buah-buahan.
• Anoa bunting, pakan ikurangi kuantitasnyasebesar 20-30%, pakan yang tinggi seratnyadigantikan dengan buah-buahan dan sayuranseperti kacang Panjang, wortel dan ubi jalar.
• Pakan yang diberikan adalah pakan yang berkualitasdengan kandungan nutrisi yang cukup
2012 2020
konservasi ex situ, REHABILITASI, & REINTRODUKSI Kura-kuraLeher Ular Rote (Chelodina mccordi Rhodin 1994)
© Oki Hidayat
1 2 3 4
1. Reproduksi kura-kura :
• Perkawinan Indukan : Umur6 tahun
• Produksi telur : 5-20 butir/periode (35-40 /tahun)
• Penetasan telur : daya tetas(75-100%) & lama inkubasi(62-102 hari)
2. Pembesaran danpemeliharaan anakan
3. Rehabilitasi kura-kura
Umur 1 mg -3 bln :Jentiknyamuk,anak ikankecil
Umur 3-12 bln :Ikan kecil,berudu,
4. PenelitianUjicobaReintroduksi
= pertumbuhanmeningkat
= Perilaku cenderungmenghindar
= KEE habitat dan forumkolaborasi
Jumlah 10 tahunterakhir
Teknik Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang Galian Golongan CDi KHDTK Labanan Kabupaten Berau
Rehabilitasi lahan pasca tambang galian C (batu padas) dengan menggunakan jenis-jenisdipterocarpa dan non dipterokarpa selain bisa mempercepat pemulihan kawasan , jugadiharapkan bisa dimanfaatkan hasil hutan bukan kayunya oleh masyarakat sekirtar hutan.
Bagian 3. JASA LINGKUNGAN KEHATI
❖ Jasa lingkungan kehati merupakan keseluruhan konsep sistem
alami yang menyediakan aliran barang dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia dan lingkungan yang dihasilkan oleh proses
ekosistem alami
Untuk meningkatkan jasa lingkungan dan mengoptimalkan nilai
manfaat kawasan hutan termasuk kawasan konservasi dapat
dilakukan melalui strategi pengelolaan yang efektif dan multi
fungsi untuk memperoleh manfaat intangible yang lebih bervariasi
dari hutan, khususnya dalam melakukan kegiatan wisata alam.
DUA BAB
• MEMBANGUN DESTINASI WISATA KARSTBERDASARKAN CITRA WISATA: BELAJARDARI WISATA ALAM PATTUNUANG ASSUE,TAMAN NASIONAL BANTIMURUNGBULUSARAUNG
• KAWASAN WISATA ALAM PATTUNUANG:POTRET PENGELOLAAN JASA LINGKUNGANDI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNGBULUSARAUNG SULAWESI SELATAN
KAWASAN WISATA ALAM PATTUNUANG: POTRET PENGELOLAANJASA LINGKUNGAN DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG
BULUSARAUNG SULAWESI SELATAN
• Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana yangmenunjang kegiatan ekowisata, memberikan ruangyang sama terhadap kekayaan ekologis satwa Tarsiusyang menjadi bagian kawasan wisata.
• Pengembangan sarana penunjang/ peluang usahaseperti jasa akomodasi dan konsumsi (restoran), usahajasa pemandu wisata dan usaha jasa transportasi ,pemberdayaan masyarakat desa sekitar kawasanwisata.
Bagian 4. PERSEPSI SOSIAL & PARTISPASIMASYARAKAT
❖ Keberhasilan pengelolaan kawasan hutan tergantung pada
dukungan berupa partisipasi aktif dan penghargaan terhadap nilai
sumberdaya hutan oleh masyarakat serta stakeholder terkait
Pengelolaan sumberdaya hutan pelibatan masyarakat atau
stakeholder terkait harus dimulai sejak dalam perencanaan sampai
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan
nilai manfaat sumberdaya hutan
DUA BAB
• PERSEPSI DAN PERANAN PARAPIHAK TERHADAP PELEPASLIARANORANGUTAN (Pongo sp.) DI TAMANNASIONAL BUKIT TIGAPULUH
• PERAN REHABILITASI HUTANMANGROVE TERHADAP KONDISISOSIAL EKONOMI MASYARAKATPESISIR KABUPATEN SINJAI TIMUR
PERSEPSI DAN PERANAN PARA PIHAK TERHADAP PELEPASLIARANORANGUTAN (Pongo sp.) DI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH.
Hasil FGD dari 20 kelembagaan (30 responden) hanya 55,6% yangmengetahui program pelepasliaran orangutan di TNBT.Para pihak setuju program pelepasliaran orangutan dan dikelolasecara kolaboratif.
Persepsi para pihak terhadap manfaat TNBT diantaranyasebagai pelestarian hutan (50%), obyek ekowisata (38,9%)dan habitat satwa langka (33,3%).
Peranan kelembagaan dalam konservasi orangutan di TNBT :a) Meningkatkan pembinaan habitat,b) Membantu pengamanan dan patroli kawasanc) Mengalokasikan anggaran untuk konservasi OUd) Sosialisasi dan penyuluhan pada masyarakate) Terlibat penanganan konflik satwaf) Mendukung manajemen kolabaratif konservasi orangutan.
Habitat OU di TNBT
Orangutan Reintroduksi di TNBT
PERAN REHABILITASI HUTAN MANGROVE TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN SINJAI TIMUR
• Rehabilitasi hutan mangrove di DesaTongke-tongke Kabupaten SinjaiTimur berdampak positif pada kondisisosial dan ekonomi masyarakat disekitarnya.
• Terbentuknya kelompok-kelompokmasyarakat yang peduli hutanmangrove dan konsisten melakukanpenanaman dan pemeliharaan hutanmangrove.
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat,hutan mangrove menjadi tempatberkembang biak aneka ikan, udang,kepiting, kerang yang mempunyai nilai jualtinggi sehingga menambah pendapatanmasyarakat.
Penutup• Buku bunga rampai pengelolaan lingkungan kehati untuk pemanfaatan berkelanjutan merupakan
salah satu target KTI selain yang diterbitkan alam jurnal-jurnal terakreditasi nasional maupunglobal yang datanya dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan di bawah RPPI KonservasiKeanekaragaman Hayati Tahun 2015-2019. Luaran RPPI KKH meliputi Teknologi Konservasi Insitu dan Ex situ Flora; Teknologi Konservasi In situ dan Ex situ Fauna; Exsplorasi danPemanfaatan Mikroorganisme; Manajemen Kawasan Hutan ( HP, HL, HK) dan KEE. Subtansiyang dimuat dalam Buku Bunga Rampai diharapkan yang dapat dijadikan masukan untukDirektorat Jenderal KSDAE dalam mengelola spesies-spesies khususnya terancam punah dankawasan konservasi serta kawasan hutan lainnya untuk pemanfaatan secara berkelanjutan.
• Sampai saat ini pengelolaan kehati dan kawasan hutan khususnya kawasan konservasi belumberjalan sesuai harapan, sehingga pemanfaatan kehati secara berkelanjutan belum optimal.Buku bunga rampai ini mencoba untuk menggali potensi dan strategi sebagai masukan dalampengelolaan kehati termasuk pemanfaatan mikroorganisme dalam pengelolaan hutan, sertabesarnya manfaat jasa lingkungan kehati sebagai obyek wisata yang dapat menghasilkan nilaiekonomi bagi masyarakat sekitar hutan . Selain itu perlu dibangun persepsi yang positif dimasyarakat terhadap kegiatan-kegiatan konservasi dalam kawasan hutan yang dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat .
• Bab-bab dalam buku ini belum proporsional antar bagiannya, terutama untuk tema jasalingkungan serta persepsi masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan. Tetapi dengan adanyahasil-hasil penelitian yang disampaikan dalam buku ini, diharapkan akan menambah data daninformasi untuk stakeholders terkait dalam pengelolaan kehati untuk pemanfaatan secaraberkelanjutan yang dapat mensejahterakan masyarakat.
BIOGRAFI PENULISADVEN T. A. J. SIMAMORA. Dokter hewan lulusanUniversitas Udayana Bali. Tahun 2016 bergabungdengan Anoa Breeding Center sebagai tenaga medis.
AGUS WAHYUDI. Penulis merupakan peneliti muda dibidang Konservasi dan Pengaruh Hutan di Balai BesarLitbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa, Samarinda.
ALBERT DONATUS MANGOPANG. Peneliti pertamabidang kepakaran Silvikultur di Balai Penelitian danPengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananMakassar (BP2LHKMS)
ANITA MAYASARI. Peneliti BP2LHK Manado.Memiliki pengalaman dalam bidang penelitiankonservasi satwa liar dan saat ini sedang menekunibidang reproduksi pada satwa Anoa.
ARMAN HERMAWAN. Bergabung dengan BalaiPenelitian Kehutanan Makassar sejak Maret 2000 denganjabatan Fungsional Teknisi Litkayasa Penyelia.
ASEP SUKMANA. Peneliti Madya di Kelompok PenelitiPelestarian Sumberdaya Alam Pusat Penelitian danPengembangan Hutan Bogor .
BINA SWASTA SITEPU. Peneliti pertama denganbidang kepakaran konservasi dan pengaruh hutan. Saatini bekerja di Balai Penelitian dan PengembanganTeknologi Konservasi Sumber Daya Alam (Balitek KSDA)Samboja, Kalimantan TimurDIAH IRAWATI DWI ARINI. Penulis adalah fungsionalpeneliti dengan bidang kepakaran Konservasi danPengaruh Hutan di Balai Penelitian dan PengembanganLingkungan Hidup dan Kehutanan Manado, BadanPenelitian, Pengembangan dan Inovasi, Kementerian LHK.
ENDANG KARLINA. Merupakan Peneliti Madya di PusatPenelitian dan Pengembangan Hutan dengan kepakaranKonservasi Keanekaragaman Hayati.
FAJRI ANSARI. Merupakan Teknisi Litkayasa pada BalaiPenelitian & Pengembangan Lingkungan Hidup danKehutanan, Makassar.
HADI WARSITO. Peneliti ahli madya di Balai Penelitiandan Pengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananManokwari (BP2LHKM) dengan kepakaran AvifaunaPapua; Konservasi dan Pengaruh Hutan.
HERU SETIAWAN. Peneliti di Balai Penelitian danPengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananMakassar (BP2LHKMS), bidang kepakaran Konservasidan Pengaruh Hutan
INDRA A.S.L.P. PUTRI. Peneliti ahli madya di BalaiPenelitian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassardengan bidang keahlian Konservasi dan Pengaruh Hutan
JAFRED E. HALAWANE. Merupakan Peneliti mudadengan bidang kepakaran Silvikultur pada BalaiPenelitian Kehutanan Manado.
JULIANUS KINHO. Merupakan Peneliti muda denganbidang kepakaran Silvikultur pada Balai PenelitianKehutanan Manado.
KAYAT. Peneliti Madya di Balai Penelitian danPengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananKupang di Nusa Tenggara Timur, dengan kepakaranBidang Konservasi dan Pengaruh Hutan
LUCIASIH AGUSTINI. Peneliti di kelompok penelitiMikrobiologi Hutan, Pusat Penelitian danPengembangan Hutan (P3H) Bogor.
M. FAJRI. Peneliti di bidang Konservasi Sumber DayaHutan di Balai Besar Penelitian PengembanganEkosistem Hutan Dipterokarpa (B2P2EHD) Samarindasejak tahun 2005.
MUKHLISI. Peneliti muda di Balai Penelitian danPengembangan Teknologi Konservasi Sumber DayaAlam (Balitek KSDA) Samboja, Kalimantan Timur,dengan bidang kepakaran Ekologi dan Evolusi
MURSIDIN. Teknisi litkayasa penyelia pada kelompokpeneliti Konservasi Sumber Daya Hutan di BalaiPenelitian dan Pengembangan Lingkuingan Hidup danKehutanan Makassar (BP2LHKMS)
N. M. HERIYANTO. Peneliti Ahli Utama di bidangkonservasi keanekaragaman hayati, pada kelompokpeneliti konservasi keanekaragaman hayati PusatLitbang Hutan, Badan Litbang Kehutanan dan Inovasi,Kementerian Lingkungan Hidup dan KehutananNUR HAYATI. Penulis Peneliti bidang EkonomiSumber daya Alam dan Lingkungan di Balai Penelitiandan Pengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananMakassar
RADEN GARSETIASIH. Peneliti Ahli Utama (ProfRiset) di bidang Konservasi Keanekaragaman Hayati,pada kelompok peneliti Konservasi KeanekaragamanHayati Pusat Litbang Hutan
RAHMA SURYANINGSIH. Peneliti Pertama bidangKonservasi, menekuni bidang pengelolaan konservasiex-situ anoa.
RAMDANA SARI. Peneliti Pertama bidang kepakaranMikrobiologi di Balai Penelitian dan PengembanganLingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar(BP2LHKMS).RETNO PRAYUDYANINGSIH. Peneliti Madya diBalai Penelitian dan Pengembangan LingkunganHidup dan Kehutanan Makassar (BP2LHKMS), denganbidang keahlian Mikrobiologi.
RINI PURWANTI. Peneliti Madya di Balai Penelitiandan Pengembangan Lingkungan Hidup dan KehutananMakassar (BP2LHKMS), dengan bidang kepakaranSosial Ekonomi Kehutanan.
SARAH ASIH FAULINA. Peneliti di Pusat Penelitiandan Pengembangan Hutan (P3H) Bogor pada kelompokpeneliti Mikrobiologi Hutan
SRIYANTI PUSPITA BARUS. Peneliti di Balai LitbangLingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, SumateraUtara
TEGUH MUSLIM. Peneliti Muda bidang KonservasiSumberdaya Hutan dari Balai Penelitian danPengembangan Teknologi Konservasi Sumber DayaAlam, Samboja – Kalimantan Timur.
TITIEK SETIAWATI. Peneliti Ahli Madya di bidangekologi hutan dan konservasi keanekaragaman hayati.Meneliti bidang ekologi keanekaragaman hayati,satwaliar dan invasif spesies.
TRI WIRA YUWATI. Peneliti Ahli Madya di BalaiLitbang LHK Banjarbaru dengan kepakaran Silvikulturdan Mikrobiologi Hutan.
VIVIN SILVALIANDRA SIHOMBING. Peneliti AhliMuda pada kelompok peneliti KonservasiKeanekaragaman Hayati di Pusat Penelitian danPengembangan Hutan dengan kepakaran Konservasidan Pengaruh Hutan.
VIVI YUSKIANTI. Peneliti Ahli Madya dengan bidangkepakaran Konservasi dan Pengaruh Hutan di BalaiBesar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi danPemuliaan Tanaman Hutan (BBPPBPTH) Yogyakarta.
WANDA KUSWANDA. Peneliti Ahli Utama dengankepakaran Konservasi Keanekaragaman Hayati diBalai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan AekNauli, Sumatera Utara