berkas keluarga

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aspek perilaku (35%) dan lingkungan (30%) merupakan aspek tertinggi yang berpengaruh terkhusus terhadap individu dalam keluarga. 1 Oleh karena itu kami mengadakan observasi di daerah Kereng Bangkirai, Palangkaraya karena didasarkan pada daerah tersebut merupakan daerah yang terkesan kumuh karena kurangnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Wilayah kumuh merupakan daerah dimana terjadi kepadatan penduduk sehingga jarak antar tempat tinggal kurang, terdapat masalah lingkungan baik dari tingkat kebisingan maupun hidrologi yang kurang sehat. 2 Namun, dalam penelitian ini sangat diutamakan komunikasi efektif agar informasi yang dibutuhkan akan bermanfaat ke depan. Komunikasi efektif adalah proses berkomunikasi yang maksud dan tujuannya akan tersampaikan dengan baik dari komunikator kepada komunikan. 3 Oleh karena itu kami melakukan observasi dan wawancara terhadap keluarga. Keluarga merupakan primary stage dalam aspek perilaku sehingga wawancara harus tertuju pada

description

fakultas kedokteran semester 4

Transcript of berkas keluarga

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahAspek perilaku (35%) dan lingkungan (30%) merupakan aspek tertinggi yang berpengaruh terkhusus terhadap individu dalam keluarga.1 Oleh karena itu kami mengadakan observasi di daerah Kereng Bangkirai, Palangkaraya karena didasarkan pada daerah tersebut merupakan daerah yang terkesan kumuh karena kurangnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat.Wilayah kumuh merupakan daerah dimana terjadi kepadatan penduduk sehingga jarak antar tempat tinggal kurang, terdapat masalah lingkungan baik dari tingkat kebisingan maupun hidrologi yang kurang sehat.2Namun, dalam penelitian ini sangat diutamakan komunikasi efektif agar informasi yang dibutuhkan akan bermanfaat ke depan. Komunikasi efektif adalah proses berkomunikasi yang maksud dan tujuannya akan tersampaikan dengan baik dari komunikator kepada komunikan.3 Oleh karena itu kami melakukan observasi dan wawancara terhadap keluarga.Keluarga merupakan primary stage dalam aspek perilaku sehingga wawancara harus tertuju pada keluarga dengan harapan dapat mengubah pola hidup yang sesuai walaupun hanya terbatas pada sharing saja. Titik fokus masalah terdapat pada keluarga yang lebih besar dari sekedar nuclear family yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak sehingga terdapat masalah dengan jumlah anggota keluarga.4Komunikasi efektif sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan karena dengan menerapkan komunikasi efektif kita dapat mengurangi tuntutan malpraktek dan meningkatkan kepuasan serta kepatuhan pasien. Komunikasi efektif dan empati bertujuan agar dokter dapat memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya baik dalam aspek biologis, psikologis, tingkah laku, dan aspek sosial. Sehingga pada akhirnya dapat dilakukan pemeriksaan hingga penatalaksanaan yang menyeluruh dan tercapai kesembuhan pasien yang optimal. Adanya komunikasi yang efektif antara provider dan pasiennya sangat membantu untuk berbagai masalah yang ingin diketahui oleh provider untuk meningkatkan kesehatan pasien. Provider dapat mengetahui keluhan dan penyakit yang dialami pasien. Untuk itulah komunikasi efektif perlu dipraktikkan.Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap. Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar pasien dapat menceritakan keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya.

1.2 Tujuan PenulisanTujuan dilakukannya observasi keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai adalah : 1.Mendemonstrasikan langkah-langkah komunikasi efektif dengan baik.2.Mendemonstrasikan pengisian berkas keluarga sebagai materi komunikasi.3.Menyimpulkan masalah kesehatan keluarga yang dihadapinya.4.Menyusun rencana intervensi.5.Mengevaluasi proses dan hasil komunikasi dengan keluarga.6.Menerapkan komuniasi efektif saat berkomunikasi dengan pasien.7.Mempelajari empati yang muncul saat berhadapan dengan pasien.

1.3 Manfaat PenulisanManfaat dilakukannya observasi keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kereng Bangkirai adalah :1.Bagi Masyarakat Hasil dari praktik ini diharapkan nantinya akan terjalin hubungan yang baik dan komunikasi yang efektif antara provider dan keluarga binaan Puskemas Kereng Bangkirai. 2.Bagi Institusi (Universitas Palangkaraya)Menjadi landasan untuk menentukan arah pembelajaran yang berkaitan mengenai praktek komunikasi keluarga dan konsep sehat sakit serta sebagai acuan pembaca dalam mencari referensi.

3.Bagi Peneliti Meningkatkan kemampuan dalam melakukan komunikasi efektif serta menambah pengetahuan mengenai konsep sehat dan sakit keluarga binaan Puskesmas Kereng Bangkirai.

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Keluarga2.1.1 Pengertian KeluargaMenurut Departemen Kesehatan RI Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat dibawah atap dalam keadaan saling bergantung.5

2.1.2 Hal Penting dalam KeluargaMenurut Stuart 5 hal penting dalam keluarga adalah:1.Keluarga merupakan suatu system atau unit.2.Anggota keluarga dapat berhubungan atau tidak berhubungan, yang dapat tinggal bersama atau terpisah.3.Keluarga mungkin memiliki anak atau tanpa anak.4.Komitmen dan saling keterikatan antara keluarga harus tetap ada termasuk rencana masa depan. 5.Fungsi keluarga dalam pemberian perawatan meliputi perhatian, pemberian nutrisi, perlindungan dan sosialisasi masing-masing anggota keluarga.

2.1.3 Bentuk Keluarga1. Keluarga Tradisional2. Keluarga Non-tradisional

2.1.4 Fungsi Keluarga (Ogburn, 1969)1.Fungsi ekonomi (economic function).2.Fungsi perlindungan (protective function).3.Fungsi agama (religious function).4.Fungsi rekreasi (recreation function).5.Fungsi pendidikan (educational function).6.Fungsi status sosial (status-conferring function).

2.1.5 Siklus Kehidupan Keluarga(Duvall, 1967)1.Tahap awal perkawinan (newly married).2.Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child).3.Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children).4.Tahap keluraga dengan anak usia sekolah (family with children in school).5.Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers).6.Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as launching centre) .7.Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years).8.Tahap keluarga usia jompo (aging family members).

2.2 Komunikasi2.2.1 PengertianSuatu proses dimana sesorang mengirimkan pesan kepada orang lain. Pengiriman pesan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kata atau bahasa. Agar suatu proses komunikasi dapat berlangsung, diperlukan beberapa unsur komunikasi.6

2.2.2 Unsur1.Pembuat berita2.Berita3.Media4.Penerima berita5.Umpan balik6.Lingkungan

2.2.3 Berita1.Fakta2.Gagasan

2.3 EmpatiIlmu Kedokteran adalah salah satu cabang dari humaniora (the humanities). Humaniora adalah kumpulan pembelajaran yang berhubungan dangan buah pikiran dan hubungan antar manusia (human thoughts and relations). Bidang lain yang juga termasuk dalam humaniora adalah: teologi, filsafat, ilmu sejarah, filologi, ilmu bahasa, kesusasteraan, kesenian, psikologi, ilmu sosial.Semua cabang dari humaniora mempunyai persamaan dalam tujuan, yaitu untuk membantu manusia agar bersifat lebih manusiawi dan lebih beradab.Humaniora bersifat plastis, jadi humaniora berbeda dengan ilmu murni (pure sciences) misalnya matematika atau fisika murni, karena bersifat pasti / absolute.Ciri khas dari humaniora secara lebih rinci dijelaskan oleh Danner Clouser, ia mengusulkan perlu adanya five qualities of mind yang sepantasnya dimiliki oleh seorang dokter, sebagai anggota masyarakat modern dan beradab.Ke lima qualities of mind itu adalah: (1) kemampuan berpikir kritis, (2) mempunyai perspektif yang fleksibel, (3) non dogmatisme (4) peka terhadap nilai nilai; (5) empati dan sadar diri.Ilmu kedokteran bahkan dikatakan sebagai cabang humaniora yang paling ilmiah serta sekaligus paling manusiawi, karena di satu pihak ilmu kedokteran makin bertambah luas dan makin pesat dalam upaya mempelajari manusia secara ilmiah, dan di pihak lain bidang kedokteran juga secara langsung berhubungan dengan manusia, penderitaannya dan peningkatan kualitas hidup manusia.

2.4 Pembahasan2.4.1 Berkas KeluargaBerkas Keluarga

Nama Mahasiswa Theresia Alfionita Sinulingga

Nama Tutor dan KelompokDedy Baboe, SKM., M.Kes.

Nama Keluarga BinaanKeluarga Mahmud

Nama Anggota Keluarga yang Menjadi RespondenIbu Titin Sumarni

Usia Responden 54 tahun

Alamat Keluarga Binaan

Tanggal ObservasiSelasa, 07 Januari 2014

2.4.2 Identifikasi Masalah1. Dinamika KeluargaNo.Jenis Dinamika KeluargaPenjelasan

1.Bentuk KeluargaKeluarga ini termasuk keluarga ekstended (extended family) karena di dalam keluarga tersebut terdapat nenek (orangtua dari Ibu Titin Sumarni), dan keponakan laki-laki, anak adik kandung Ibu Titin Sumarni, yang tinggal dalam satu rumah. Jadi, dalam satu rumah tersebut keluarganya terdiri atas bapak, ibu, nenek, dan keponakan laki-laki.

2.Siklus Kehidupan KeluargaKeluarga berada pada dua tahapan dalam siklus. Dan saat ini keluarga ini sedang dalam tahapan keluarga dengan anak yang mulai meninggalkan keluarga (launching family) dan orangtua usia menengah (middle age parents to retire time).The Family Life Cycle

3.Keharmonisan Hubungan Antara Anggota KeluargaPada keluarga Ibu Titin Sumarni hubungan antar keluarga tidak terdapat kerenggangan. Walaupun Bapak Mahmud merupakan suami kedua, karena suami yang pertama meninggal akibat tabrakan, mereka sekeluarga tetap akur. Terutama dengan tiga anak pertama Ibu Titin Sumarni yang merupakan anak tiri (anak suami pertama), Bapak Mahmud tetap akur seperti anak kandungnya sendiri. Begitu pula anak bungsu dengan ketiga kakaknya tetap akur seperti saudara kandung. Tidak ada perbedaan antara anak tiri ataupun anak kandung. Walaupun terpisah tempat tinggal dengan anak, komunikasi tetap berjalan lancar dengan saling menghubungi melalui handphone. Sebelum mengalami sakit DM Ibu Titin Sumarni dan Bapak Mahmud selalu datang berkunjung untuk berlibur dengan anak-anaknya.Hubungan antara Bapak Mahmud dan Ibu Titin Sumarni dengan orangtua (nenek) dan keponakan laki-laki tetap akur. Sesekali Bapak Mahmud bila ada pekerjaan serabutan tambahan juga akan mengajak keponakannya bersama.

The Family MapMahmudTitin Sumarni

Ibu Bapak

Ny. S

Orangtua KeponakanAn. G

4.GenogramKeluarga ini terdiri dari anggota keluarga yang beranggotakan 4 orang yang tinggal dalam satu atap dengan tiga generasi. Yang terdiri dari, orangtua (ibu) dari Ibu Titin Sumarni dan keponakan laki-laki yang merupakan anak dari saudara kandung Ibu Titin Sumarni yang telah meninggal. Pernikahan Bapak Mahmud dan Ibu Titin Sumarni tersebut ada satu orang anak yang merupakan anak bungsu (Santi) berumur 25 tahun yang sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, sulung (laki-laki) berumur 6 tahun dan bungsu (perempuan) berumur 4 tahun. Pernikahan Bapak Mahmud dan Ibu Titin Sumarni tahun 1984 (selama 30 tahun). Pernikahan dengan suami pertamanya memiliki tiga orang anak, yaitu anak sulung, perempuan, telah meninggal pada umur 5 tahun (meninggal 1979) karena jatuh dari sepeda sehingga pembuluh darah pecah. Anak ke dua, laki-laki, Dedi telah menikah dan bekerja swasta berumur 33 tahun memiliki tiga orang anak (laki-laki) berumur 8 tahun, 6 tahun, dan 8 bulan. Anak ke tiga (bungsu, suami pertama) Nina telah menikah dan bekerja swasta berumur 29 tahun memiliki tiga orang anak, anak sulung dan anak ke dua laki-laki berumur 8 tahun dan 6 tahun, anak bungsu perempuan berumur 9 bulan.Genogram

2. Lingkungan Kehidupan Keluarga1.Kondisi RumahBentuk Rumah : Satu LantaiBahan Bangunan : BatakoGolongan Rumah : Rumah Lama (Sejak 1969)Genting Rumah : Terbuat dari sengLuas Bangunan : 5 x 10 mLuas Tanah : 10 x 18 mJumlah Jendela : 13 buah Ruang tamu : 6 buah Kamar tidur : 7 buahJumlah Pintu : 2 buah Depan : 1 buah Samping : 1 buahVentilasi : 17 buahTambahan Kondisi ruang tamu Ruang tamu berukuran standar, serta langsung tergabung dengan kamar tidur bapak dan ibu, terdapat beberapa kursi plastik dan lemari kecil kayu kecil tempat menyimpan pakaian. Terdapat juga gantungan baju yang dibuat dari bambu panjang melintang di atas ruang tamu. Kondisi ruang tidurBersih, teratur, nyaman serta mengarah kepada sinar matahari pagi tetapi tidak ada pintu ataupun sekat untuk memisahkan dengan ruangan lain sehingga tamu dapat langsung melihatnya. Kondisi dapurCukup rapi semua barang diletakkan pada tempat dan gantungan yang tersedia. Masak menggunakan kayu untuk tetapi terkadang dapat menggunakan kompor minyak. Kamar mandiTidak adanya kloset dan terdapat tampungan air dalam drum yang merupakan air tampungan hujan serta terdapat banyak jentik nyamuk

2.Lingkungan Tempat TinggalLingkungan rumah responden : Rumah pribadi Keadaan rumah : Padat (hanya berkisar satu meter)Keamanan : Tidak terjamin (tidak dbatasi oleh pagar, dan juga posko keamanan)Kebersihan rumah : Kumuh (Dibagian samping rumah terdapat tumpukan kandang yang tidak digunakan dan banyak tumbuhan liar sehingga menyebabkan bau tidak sedap dan pemandangan kurang indah).Jarak dengan jalan utama : 0,5 meter

3. Air Bersih dan SanitasiSumber air : Air tanah (hitachi) dan Air galon.Air untuk minum : Air Galon.Air untuk MCK : Air Tanah ( hitachi) Jumlah kamar mandi : 1 (satu) / wc 1 (satu) buah merupakan wc umum.

3. Gaya Hidup1) Pola DietBiasanya, yang menyiapkan makanan adalah Ibu Titin Sumarni, tidak pernah membeli makan di luar menurut observasi harganya berkisar antara Rp. 5000,- s/d Rp. 7000,- sesuai dengan keuangan. Tetapi tetap diperhatikan selalu ada sayur dan lauk walaupun hanya pas-pasan untuk jatah empat orang. Keluarga Bapak Mahmud makan 3 kali sehari. Kebiasaan diet buruk Keluarga Bapak Mahmud karena Ibu Titin Sumarni kurang mengonsumsi sayur semenjak terkena penyakit DM tahun 2013 karena kurang nafsu makan, serta bila tengah malam merasa lemah meminum cairan gula.

2) Kebiasaan Berolahraga

Keluarga Ibu Titin Sumarni jarang berolahraga. Ibu Titin Sumarni merasa sangat cepat lelah dan langsug merasa melayang badannya atau tidak seimbang untuk berjalan pagi yang jauh. Bpak tidak pernah karena Bapak Mahmud harus berangkat kerja subuh-subuh sekali.

3) Kebiasaan Buruk

Konsumsi Minuman Beralkohol-

Merokok-

Keluarga Bapak Mahmud tidak ada yang merokok karena berdasarkan wawancara dengan responden Ibu Titin Sumarni mereka sudah memiliki pengetahuan mengenai dampak negatif merokok sehingga mereka lebih memilih melakukan tindakan preventif.

4.Pemenuhan Kebutuhan1. Primer

Untuk pemenuhan kebutuhan primer :Pendapatan dulu biasa bapak dan ibu tetapi semenjak setahun ini semua yang memenuhi kebutuhan Bapak. Terkadang anak akan mengirim untuk uang belanja. Menurut Ibu Titin Sumarni uang yang diterimanya untuk keperluan rumah tangga cukup walaupun itu pas-pasan tapi dapt terpenuhi.Tetapi untuk pendidikan anak, Bapak dan Ibu masih belum cukup bisa untuk menyekolahkan anaknya, semua anak Bapak hanya sekolah sampai batas SMP.

2. Sekunder

Untuk pemenuhan kebutuhan sekunder : TransportasiTidak ada. Sarana HiburanTV 1 buah (Ruang tamu) ElektronikRice CookerKipas Angin Sarana KomunikasiHandphone

3. TersierUntuk pemenuhan kebutuhan tersier : Tidak ada.

5. Layanan Kesehatan1. KetersediaanKeluarga Ibu Titin Sumarni memperoleh kesahatan yang layak. Walaupun menggunakan fasilitas puskesmas, ke Rumah Sakit karena memerlukan rujukan.

2. KemampuanKeluarga Ibu Titin Sumarni tidak memiliki asuransi karena bingung bagaimana untuk megurusnya. Sebelumnya Ibu Titin Sumarni temasuk dalam Jamkesmas tetapi berubah namanya sudah tidak tercantum. Membayar pengobatan di rumah sakit hanya mengandalkan surat keterang yang diberikan pihak puskesmas dan itupun perlu perpanjangan dengan diurus ke RT dan RW.

3. Kepuasan KeluargaIbu Titin Sumarni senag dengan pelayanan yang diberikan Puskesmas Kereng Bangkirai karena pengobatan cepat dan ramahnya memberikan pelayanan, tidak membuat Ibu Titin Sumarni malu karena terlalu sering berobat melainkan memberikan rasa nyaman.

DiskusiIbu Titin Sumarni mengalami DM sejak tahun 2013. Sebelumnya tahun 2011 sudah terkena tetapi sembuh tahun 2012 dan ternyata kambuh lagi tahun.2013 sampai sekarang. Semua jenis pengobatan telah dilakukan termasuk pengobatan tradisional menggunakan bahan herbal tetapi masih baru berkurang sedikit. Penyakit ini menyebabkan Ibu Titin Sumarni tidak dapat melaksanakan kegiatannya membuat dan menjual kue karena rasa lelah yang mudah dideritanya. Ketiga anak Ibu Titin Sumarni sehat dan tidak menderita penyakit degenerative.Keponakan keluarga Bapak Syahrani pun sehat baik secara fisik maupun mental walaupun bukan keluarga inti tetapi tetap mendapat perlakuan yang sama.Untuk masalah lingkungan, lingkungan keluarga Bapak Mahmud termasuk lingkungan yang kumuh karena beberapa tumbuhan tumbuh secara bebas dan menjadi sarang tempat jentik-jentik nyamuk berada. Belum lagi kegiatan MCK yang menggunakan air tampungan hujan yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan penyakit kulit.

Rencana Kegiatan :Perlakuan yang diinginkan terhadap subjek penelitian adalah melakukan komunikasi dengan Bapak Mahmud agar lebih menjalankan kebiasaan olahraga. Untuk Ibu Titin Sumarni agar dapat lebih menajga kerapian dan kebersihan rumah tempat tinggal. Dan untuk keluarga secara keseluruhan agar dapat meyakinkan kembali pentingnya PHC dan agar menggunakan asuransi kesehatan yang telah dipersiapkan pemerintah (BPJS).

2.3 KendalaKendala tim peneliti adalah tidak bertemu dengan Bapak Mahmud sebagai kepala keluarga yang ingin dijadikan responden walaupun secara tidak langsung tidak berperan aktif dalam keluarga namun Bapak Mahmud pasti mengerti seluk beluk keluarga secara mendetail dan agar dapat kami berikan pengarahan mengenai pentingnya hubungan. Selain itu, terdapat hambatan terhadap waktu wawancara yang tepat karena Ibu Titin Sumarni sebagai responden gelisah karena mudah merasa lelah untuk duduk yang lama. Untuk bagian kamar tidak semua kamar yang diobservasi karena terdapat anggota keluarga yang menggunakan kamar tersebut. Padahal sangat diperlukan informasi detail mengenai rumah tersebut.

BAB IIIKESIMPULAN

3.1 SimpulanIbu Titin Sumarni secara keseluruhan termasuk kondisi sakit. Sehingga memerlukan jaminan kesehatanyang dapat meringankan pengobatan Ibu Titin Sumarni serta diperlukan pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat. Karena walaupun sedang dalam keadaan sakit tetap Ibu Titin Sumarni yang memegang kendali rumah tangga untuk mengaturnya. Dalam praktek kerja lapangan ini, kami dapat mempelajari empati saat menghadapi pasien atau responden. Selain itu komunikasi yang efektif juga telah diterapkan saat berkomunikasi denga responden.

3.2 Saran1. Seyogyanya harus diatur sedemikian rupa waktu yang tepat dalam melakukan wawancara sehingga dapat berkomunikasi secara efisien tanpa terdapat kendala.2. Untuk peneliti dikemudian hari agar dapat meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar dampak yang akan mungkin terjadi apabila air tersebut dipakai untuk mandi, cuci dan kakus.3. Seharusnya diadakan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, termasuk pola hidup dan pelayanan kesehatan yang seharusnya dapat menjadi bahan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

1.Toemon, Angeline Novia. Concept of Health Ilness. Palangka Raya, FK Universitas Palangkaray :2013.2.Kamus Besar Bahasa Indonesia.3. Basuki, Endang. Komunikasi Efektif. Jakarta, FK UI : 2010.4.Nawan. Konsep Dasar Keluarga. Palangka Raya, FK Universitas Palangkaraya : 2014.5.Departemen Kesehatan RI (1988).6.Zen, Pribadi. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. Jogjakarta: D-MEDIKA, 2013.

Lampiran

Gambar 1. Mahasiswa dengan Ibu Titin Sumarni

Gambar 2. Rumah tampak depan

Gambar 3. Tempat penampungan air hujan.

Gambar 4. Tempat masak dan menggantung peralatan dapur.

Gambar 5. Ruang tamu terdapat beberapa gantungan baju di atasnya.

Gambar 6. Kompor minyak dan tempat untuk menyimpan masakan.

Gambar 7. Tempat air minum.

Gambar 8. WC umum yang digunkan keluarga .

Gambar 9. Kamar mandi dan tempat nyuci baju dan piring menyatu dengan dapur tanpa ada sekat.