BERKACA DIATAS KERTAS
-
Upload
dodi-al-misri -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BERKACA DIATAS KERTAS
8/7/2019 BERKACA DIATAS KERTAS
http://slidepdf.com/reader/full/berkaca-diatas-kertas 1/3
BERKACA DIATAS KERTAS
Senandung nyanyian sang rembulan tiada mampu melelapkan rasa rindu yang
bergejolak, padamu cinta aku menahan setiap kerinduan yang semakin merasuk meracuni
setiap desiran darah kemudian merasuk kedalam otak. Perjalanan hidup ini semakin
memaksaku untuk kembali kepada fakta keberadaan ku yang sesungguhnya, aku hanya orang
miskin yang tidak akan mampu untuk merengkuh relung-relung cintanya, hanya satu yang
aku harapkan darinya tuhan yang maha kuasa, perkenankan supaya kami bersatu di surga,
meski cinta kami tak akan pernah bersatu selamanya di dunia.
Keringat mulai membasahi kening ku, dari butir kebutir mulai aku rasakan penatnya,
perlahan cucuran keringat itu bercampur dengan air mata ku yang tidak kuasa aku
membendungnya, status sosial inikah yang memisahkan derajatku dengan nya, menjadi
seorang sopir bukanlah suatu hal yang aku ingini, karena aku yakin setiap orang pastinya
mempunyai suatu keinginan untuk hidup lebih baik, begitupun pula aku. Dan yang lebih
menyakitkan lagi kenapa rasa cinta ini timbul kepada dia seorang putri majikanku sendiri, oh
tuhan kenapa hal ini meski terjadi, sekian lamanya kita berpisah, sekian lamanya setelah
kelulusan itu kami tidak di pertemukan, tapi mengapa setelah kami bertemu begitu banyak
perubahan padanya aku seorang pecundang yang hanya bermodalkan ijazah SMA sementara
dia Putri bangsawan dengan pendidikan lebih layak dariku.
³mas sanggup menjadi suamiku dengan profesi mas yang seperti ini, dengan cara apa
mas meyakinkan mamah dan papah, bahwa mas membawaku, membahagiakanku sebagai
istri mas, apakah mas bisa yakin untuk bisa hidup bersamaku kelak,?´ deretetan pertanyaan
yang tidak mampu, untuk aku bisa menjawabnya, aku hanya terdiam melakoni semua jalan
hidup ini. aku berfikir untuk menyudahi saja hubungan diantara kami, aku harus menemukan
alasan yang tepat supaya aku bisa menghindar darinya, melupakan semua kenangan indah
yang aku rajut bersamanya.
Aku harus bisa menikmati atas apa yang telah di berikan tuhan selama ini, dengan
pekerjaan baruku ini paling tidak nya bisa mencukupi semua keluarga ku setiap bulannya,
ibuku adik-adik ku yang aku tinggalkan di kampung. Ibu meskipun cuman beberapa bulannamun aku rindu padamu pada senyuman adik kecilku, kemudian kemanjaan eva adik
keduaku yang merengek minta jajan ketika itu, aku rindu pada kalian. Aku tersenyum-
senyum sendiri seperti orang gila sambil menatapi fhoto-fhoto mereka yang selalu tersimpan
rapi di balik tas bututku. Dalam kasusku ini aku harus lebih mengedepankan kehidupan
mereka, karena bagaimanapun tidak hanya aku yang mereka punya, hanya aku tumpuan
8/7/2019 BERKACA DIATAS KERTAS
http://slidepdf.com/reader/full/berkaca-diatas-kertas 2/3
hidup mereka, hanya aku senyum mereka sementara ayah sudah tidak bisa berdaya terbaring
lemah dengan penyakit yang terus-terusan menggerogoti tubuhnya, jika aku teringat
penderitaan ayah kembali rasa senangku,rasa kerinduanku bercampur menjadi sebuah
kegetiran, kegetiran akan mengingat masa-masa menyakitkan dulu, sangat jelas dalam
anganku ketika ayah masih dalam keadaan sehat, ketika itu dia kerjaannya hanya memeras
ibu, acapkali sering memukulinya jikala setiap keinginannya tidak terpenuhi, kehidupan ayah
yang selalu dekat dengan minum-minuman keras itu hingga membuatnya lumpuh dan
menjadi beban buat kami, bahkan aku rasakan beban itu tepat nya aku tanggung, kadang aku
merasa benci dengan ayah atas perlakuannya selama ini namun ketika aku mengingatnya
yang kini terkulai lesu tak terasa kedua butiran bening mengalir perlahan menetes tak terasa
dengan sendirinya, ³ ibu kenapa engkau begitu tabahnya menerima kenyataan hidup ini, dulu
suamimu itu acapkali berbuat keras padamu, namun kenapa setelah kini ketidak berdayaan
mulai tampak di sisa-sisa umurnya tidak tampak rasa dendam sedikitpun yang engkau
perlihatkan, dengan sisa-sisa tenagamu engkau masih sudi merawatnya, mengasihaninya
meskipun tidak bisa aku bayangkan perlakuannya padamu oh, ibu begitu tulusnya cintamu
pada suamimu. Ayah alangkah bahagianya dirimu mendapatkan wanita yang begitu tulus
mencintaimu.
³mas kenapa melamun?´ aku tersentak dan segera merapikan semua fhoto-fhoto itu
aku rapikan dan aku masukkan ketempatnya semula
³kok mas menangis kenapa?´ aku mencoba tersenyum menghadapi orang yang ada di
depanku, orang yang dulu pernah singgah di hatiku, seseorang yang dulu menjadi bagian dari
hidupku, namun seseorang itu pula sekarang adalah majikanku
³gak apa-apa non´ jawabku sebisanya
³maaf non, bukannya apa-apa aku mohon non tinggalkan kamar ini tidak enak kalau sampai
juragan tahu´ kembali aku menjelaskan sambil tertunduk lesu
³kenapa mas aneh akhir-akhir ini, tidak ingatkah dulu mas, aku ini siapa di hati mas, ataukah
memang sengaja mas sudah tidak lagi suka ma aku, apakah aku sudah jelek buat mas,
kemana rasa cinta mas, yang mas perlihatkan dulu padaku, mulai kita sama-sama merasakan
indahnya masa-masa cinta monyet kita dulu, ingat mas sekarang kita sudah sama-sama
dewasa, mas harus berani, mas haru bisa mengambil sikap, katakan masih adakah cintamu itu
untuk aku seperti yang dulu-dulu, yang pernah mas perlihatkan padaku, jawab mas´
Aku terdiam hanya membisu, sesungguhnya aku tidak berani menanggung resiko itu, aku
mempertaruhkan cintaku dengan nasib keluargaku, sungguh aku tidak bisa aku tidak
sanggup, aku tidak sanggup untuk lari dari pekerjaanku ini bagaimana kalau seandainya
8/7/2019 BERKACA DIATAS KERTAS
http://slidepdf.com/reader/full/berkaca-diatas-kertas 3/3
ayahnya memecatku mau kerja apa lagi. Aku juga tidak berani menghianati kepercayaan
majikanku, aku hanya orang miskin, aku tidak mau keberadaan keluarganya tercoreng hanya
karena kehadiranku diantara mereka. Oh tidak aku tidak bisa membayangkannya.
³Maaf non lupakanlah aku, lagi pula sudah 3 tahun lamanya kita tidak bertemu, non cantik
saya yakin masih banyak pemuda yang menginginkan non yang lebih baik dari aku, maaf non
aku tidak cinta lagi sama non´ sambil berkata begitu aku bergegas keluar meninggalkan
kamar, aku tidak perdulikannya lagi masa bodoh dengan perasaannya selama ini terhadapku,
aku hanya berfikir kerja dan kerja sampai benar-benar bisa mencukupi keluargaku,
membiayai pengobatan ayahku, mengirim uang buat ibu, membiayai sekolah adik-adik ku
hanya itu, aku tidak perduli, aku tidak mau jika rasa cinta ini menimbulkan bumerang bagi
mereka dari pada hal itu terjadi mungkin lebih baik aku menekan kuat-kuat perasaanku
terhadapnya.
(BERSAMBUNG)
\