BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn899-2011.pdf ·...

173
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.899, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Sistem akuntansi Pemerintah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 2. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: www.djpp.kemenkumham.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn899-2011.pdf ·...

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.899, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Sistem akuntansiPemerintah. Pedoman.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 238/PMK.05/2011

TENTANG

PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (4)Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan, perlu menetapkanPeraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman UmumSistem Akuntansi Pemerintahan;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5165);

2. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANGPEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSIPEMERINTAHAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 2

1. Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAPadalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusundan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

2. Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dariprosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untukmewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai denganpelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah.

3. Laporan Realisasi Anggaran yang selanjutnya disingkat LRA adalahlaporan yang menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja,transfer, surplus/defisit-LRA dan pembiayaan, sisa lebih/kurangpembiayaan anggaran yang masing-masing diperbandingkan dengananggarannya dalam satu periode.

4. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangansuatu entitas pelaporan mengenai aset, utang, dan ekuitas dana padatanggal tertentu.

5. Laporan Arus Kas yang selanjutnya disingkat LAK adalah laporanyang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dansaldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang selanjutnya disingkatLPSAL adalah laporan yang menyajikan informasi kenaikan danpenurunan SAL tahun pelaporan yang terdiri dari SAL awal,SiLPA/SiKPA, koreksi, dan SAL akhir.

7. Laporan Operasional yang selanjutnya disingkat LO adalah laporanyang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasionalkeuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporanyang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

8. Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalahlaporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yangterdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi, dan ekuitasakhir.

9. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLKadalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan ataudaftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalamLRA, LPSAL, LO, LPE, Neraca, dan LAK dalam rangka pengungkapanyang memadai.

Pasal 2

Ketentuan Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagaimanadimaksud dalam Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikanpedoman bagi Pemerintah dalam rangka :

a. penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAPberbasis Akrual; dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.8993

b. penerapan statistik keuangan Pemerintah untuk penyusunankonsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional.

BAB II

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Pasal 3

(1) Menteri Keuangan menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan padaPemerintah Pusat berdasarkan pada Pedoman Umum SistemAkuntansi Pemerintahan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Akuntansi Pemerintahanpada Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Menteri Keuangan.

Pasal 4

(1) Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Sistem AkuntansiPemerintahan pada Pemerintah Daerah berdasarkan pada PedomanUmum Sistem Akuntansi Pemerintahan.

(2) Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan mengacu padaketentuan peraturan perundang-undangan mengenai PengelolaanKeuangan Daerah.

(3) Ketentuan mengenai Sistem Akuntansi Pemerintahan padaPemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.

Pasal 5

Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (1) tercantum dalam Lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

(1) Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) menghasilkan Laporan KeuanganPemerintah Pusat (LKPP).

(2) Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) menghasilkan LaporanKeuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

BAB III

LAPORAN KEUANGAN

Pasal 7

(1) Pemerintah Pusat menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 4

(2) Pemerintah daerah menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah(LKPD) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) LKPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan LKPD sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terdiri atas :

a. LRA;

b. LPSAL;

c. Neraca;

d. LO;

e. LAK;

f. LPE; dan

g. CaLK.

BAB IV

KONSOLIDASI FISKAL DAN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Pasal 8

(1) Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan penggabungan datakeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untukkebutuhan informasi fiskal dan statistik secara nasional.

(2) Penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 danPasal 4 harus memperhatikan kebutuhan informasi yang diperlukandalam rangka konsolidasi fiskal dan statistik keuangan secaranasional.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara konsolidasi fiskal danstatistik keuangan Pemerintah diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.

BAB V

PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.8995

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 Desember 2011

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA,

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 Desember 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 6

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 238/PMK.05/2011

TENTANG

PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.8997

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................

A. LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM.....................................................

B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ...................................................

C. ACUAN PENYUSUNAN ..................................................................

D. GAMBARAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN...........

E. KETENTUAN LAIN-LAIN ............................................................................................

BAB II LAPORAN KEUANGAN .................................................................

A. KERANGKA DASAR .......................................................................

B. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN .................................................................

C. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN.......................................................

D. FORMAT LAPORAN KEUANGAN ...................................................

BAB III BAGAN AKUN STANDAR .............................................................

A. PENDAHULUAN.............................................................................

B. KLASIFIKASI ANGGARAN DAN PELAPORAN .............................................

C. PEDOMAN UMUM BAGAN AKUN STANDAR BERBASISAKRUAL.... ..........................................................................................................................

D. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK PEMERINTAH PUSAT....................

E. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK PEMERINTAH DAERAH...............

F. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK KONSOLIDASI ....................................

BAB IV KERANGKA STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH......................

A. LATAR BELAKANG ........................................................................

B. KERANGKA STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH UNTUKAKUNTANSI BERBASIS AKRUAL........................................................................

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 8

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM

Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara diamanatkan bahwapendapatan dan belanja baik dalam penganggaran maupun laporanpertanggungjawabannya diakui dan diukur dengan basis akrual. Sebagaimanaditentukan dalam pasal 30 ayat (2) UU 17 Tahun 2003, yang dimaksud denganlaporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN adalah laporan keuangan yangsetidak-tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan ArusKas, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintahan. Pengakuan dan pengukuran dengan basis akrualdimaksud diungkapkan dalam UU 17 Tahun 2003 dengan rumusan definisiunsur anggaran sebagai berikut:

Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah yangdiakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yangdiakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

Ketentuan Peralihan dalam UU 17 Tahun 2003 pada Pasal 36 ayat (1)menyatakan ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan danbelanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15,dan 16 Undang-Undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima)tahun. Hal tersebut ditegaskan kembali di dalam UU 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara pada Pasal 70 ayat (2) yang menyebutkan bahwaketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanjaberbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya pada Tahun Anggaran (TA)2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasisakrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasiskas.

Berdasarkan UU 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1, menyatakan bahwa bentukdan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dandisajikan sesuai dengan SAP. Kemudian pada ayat 2 menyatakan bahwa SAPdimaksud disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkandengan PP setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangkan dari BPK.Berdasarkan hal tersebut pemerintah telah membentuk Komite StandarAkuntansi Pemerintahan (KSAP) dengan Keppres Nomor 84 Tahun 2004sebagaimana telah diubah dengan Keppres Nomor 2 Tahun 2005 sebagaimanaterakhir telah diubah dengan Keppres Nomor 3 Tahun 2009. Hasil kerja KSAPberupa naskah Standar Akuntansi Pemerintahan telah mendapatkanpertimbangan BPK dan telah ditetapkan oleh Pemerintah menjadi StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP) dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP berlaku untuk PemerintahPusat dan pemerintah daerah dalam rangka menyusun laporan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.8999

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD dalam bentuk LaporanKeuangan. SAP menganut basis kas untuk pengakuan dan pengukuranpendapatan dan belanja, dan basis akrual untuk pengakuan dan pengukuranaset, kewajiban, dan ekuitas. Kedua basis tersebut dipilih untuk dapatmenyusun laporan realisasi anggaran dengan menggunakan basis kas dan untukmenyusun neraca dengan menggunakan basis akrual; basis ini disebut denganbasis kas menuju akrual (cash towards accrual).

Pemerintah sudah mampu menyusun laporan keuangan mulai tahun 2004dengan pendekatan berbasis cash toward accrual. Dengan pendekatan ini,neraca disusun berdasarkan accrual basis, sedangkan laporan realisasianggaran dan laporan arus kas disusun berdasarkan cash basis.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Bab XKetentuan Peralihan, pasal 36 secara implisit mengamanatkan bahwapengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual harusdilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Hal ini berarti bahwadalam LKPP tahun 2008 seluruh entitas akuntansi harus sudah mengakuipendapatan dan belanja secara akrual. Namun dalam kenyataannyapelaksanaan ketentuan ini tidak mudah. Dibutuhkan kesiapan dari seluruh unitentitas akuntansi, unit entitas pelaporan, unit perbendaharaan dan unitpembuat standar akuntansi untuk bersama-sama melaksanakan action sesuaidengan kewenangan dan peran masing agar akuntansi berbasis akrual dapatditerapkan dengan baik. Di samping itu, adanya tren penggunaan akuntansiberbasis akrual yang semakin luas terutama di negara-negara anggotaOrganization for Economic Co-operation and Development (OECD) yangpenggunaannya diyakini sebagai bagian integral dari kiat-kiat reformasimanajemen keuangan publik dalam rangka meningkatkan transparansi,akuntabilitas dan kualitas pengambilan keputusan.

Dengan terbitnya PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP yang merupakan penggantiPP No.24 Tahun 2005, implementasi basis akrual telah mendapatkan landasanteknis pelaksanaannya yang tertuang dalam Lampiran I tentang SAP berbasisakrual dan harus dilaksanakan selambat-lambatnya tahun 2015. BerdasarkanPasal 6 PP 71 Tahun 2010, Sistem Akuntansi Pemerintahan pada PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah disusun dengan mengacu pada Pedoman UmumSistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP). PUSAP tersebut diatur denganPeraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan Menteri DalamNegeri. Sesuai dengan penjelasan pasal 6 ayat (2) PP No.71/2010 tentang SAP,Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan diperlukan dalam rangkamewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah. Berdasarkanhal tersebut maka pendekatan penyusunan PUSAP lebih difukuskan kepadapanduan penyusunan Bagan Akun Standar (BAS) bagi pemerintah pusat danpemerintahan daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 10

B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan(PUSAP) antara lain adalah:

a. Menjadi acuan yang harus dipenuhi oleh para penyusun dan pengembangsistem akuntansi baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Namun keseragaman penyajian sebagaimana diatur dalam PedomanUmum tidak menghalangi masing-masing entitas pelaporan keuanganpemerintah untuk memberikan informasi yang relevan bagi penggunalaporan keuangan sesuai kondisi masing-masing entitas

b. Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi danpenyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding diantara laporan keuangan entitas pemerintah.

2. Ruang Lingkup

PUSAP berlaku untuk penyusunan sistem akuntansi dan pelaporankeuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah khususnya dalampenyusunan Bagan Akun Standar (BAS).

C. ACUAN PENYUSUNAN

Penyusunan PUSAP didasarkan pada acuan yang relevan, yaitu:

1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (PSAP) dan Interpretasi Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (IPSAP).

2. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah di bidang akuntansi danpelaporan keuangan.

3. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.

4. Jika PSAP memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi, makadiwajibkan untuk mengikuti ketentuan pemerintah.

D. GAMBARAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PUSAP merupakan landasan bagi pemerintah di dalam menetapkan sistemakuntansi pemerintahan khususnya BAS baik di lingkungan pemerintah pusatmaupun pemerintah daerah. Sistem akuntansi di lingkungan pemerintah pusatdiatur dengan Peraturan Menteri Keuangan sedangkan sistem akuntansi dilingkungan pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota yang mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89911

E. KETENTUAN LAIN-LAIN

PUSAP secara periodik akan dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembanganproses bisnis, ketentuan PSAP, ketentuan pemerintahan, dan ketentuan lainnyayang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 12

BAB II LAPORAN KEUANGAN

A. KERANGKA DASAR

1. Tujuan laporan keuangan

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenaiposisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasiloperasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaatbagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenaialokasi sumber daya.

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untukmenyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan danuntuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yangdipercayakan kepadanya, dengan:

a) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

b) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber dayaekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah;

c) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaansumber daya ekonomi;

d) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadapanggarannya;

e) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanaiaktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

f) menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayaipenyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

g) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuanentitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

2. Tanggung jawab atas laporan keuangan

Pimpinan entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporankeuangan.

3. Komponen laporan keuangan

Laporan keuangan pemerintah yang lengkap terdiri dari: neraca, laporanoperasional, laporan realisasi anggaran, laporan perubahan ekuitas, laporanarus kas, laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan catatan ataslaporan keuangan.

Untuk laporan arus kas hanya dibuat oleh unit yang mempunyai fungsiperbendaharaan umum, sedangkan laporan perubahan SAL dibuat padatingkat konsolidasian baik di tingkat pemerintah pusat maupun di tingkatpemerintah daerah oleh Bendahara Umum Negara/Daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89913

4. Bahasa laporan keuangan

Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia. Jika laporankeuangan juga disusun dalam bahasa lain selain dari bahasa Indonesia,maka laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus memuat informasidan waktu yang sama (tanggal posisi dan cakupan periode). Selanjutnya,laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus diterbitkan dalam waktuyang sama dengan laporan keuangan dalam bahasa Indonesia.

5. Mata uang pelaporan

Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Dalam rangkapenyajian neraca, aset dan kewajiban dalam mata uang lain selain darirupiah harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakankurs tengah Bank Sentral. Keuntungan atau kerugian dalam periode berjalanyang terkait dengan transaksi dalam mata uang asing dinilai denganmenggunakan kurs sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAP, IPSAPdan Buletin Teknis SAP.

6. Kebijakan akuntansi

Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati-hatian danmencakup semua hal yang material dan sesuai dengan ketentuan dalamPSAP. Apabila PSAP belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran,penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, makapemerintah harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporankeuangan menyajikan informasi:

a. relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilankeputusan; dan

b. dapat diandalkan, dengan pengertian:

1) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan entitas;

2) menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atautransaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;

3) netral, yaitu bebas dari keberpihakan;

4) dapat diverifikasi;

5) mencerminkan kehati-hatian; dan

6) mencakup semua hal yang material.

Pemerintah menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakanakuntansi yang memberikan informasi bermanfaat bagi pengguna laporankeuangan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut pemerintahmemperhatikan:

a. persyaratan dan pedoman PSAP yang mengatur hal-hal yang miripdengan masalah terkait;

b. definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 14

penerimaan/pengeluaran pembiayaan yang ditetapkan dalam KerangkaKonseptual Standar Akuntansi Pemerintahan dan PSAP; dan

c. peraturan perundangan terkait pengelolaan keuangan pemerintahpusat/daerah sepanjang konsisten dengan huruf a dan b.

7. Penyajian

a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan,realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, danperubahan ekuitas disertai pengungkapan yang diharuskan sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

b. Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas,sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.

c. Laporan Operasional menggambarkan pendapatan dan beban yangdipisahkan menurut karakteristiknya dari kegiatan utama/operasionalentitas dan kegiatan yang bukan merupakan tugas dan fungsinya.

d. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis denganurutan penyajian sesuai komponen utamanya yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam catatanatas laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, laporanoperasional, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, laporanperubahan SAL, dan laporan perubahan ekuitas yang sifatnyamemberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif,termasuk komitmen dan kontinjensi serta transaksi-transaksi lainnya.

e. Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan tidak diperkenankanmenggunakan ukuran kualitatif seperti “sebagian besar” untukmenggambarkan bagian dari suatu jumlah tetapi harus dinyatakan dalamjumlah nominal atau persentase.

f. Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Perubahan estimasi akuntansi

Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahan kondisiyang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruhmaterial dari perubahan yang terjadi baik pada periode berjalanmaupun pada periode-periode berikutnya.

Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan padaLO pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifatperubahan. Contoh: perubahan estimasi masa manfaat aset tetapberpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnyaselama masa manfaat aset tetap tersebut. Pengaruh perubahanterhadap LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnyadiungkapkan di dalam CaLK.

2) Perubahan kebijakan akuntansi

Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila:

a) penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkanoleh peraturan perundangan atau SAP yang berlaku; atau

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89915

b) diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkanpenyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporankeuangan.

3) Terdapat kesalahan mendasar

Koreksi kesalahan mendasar tidak perlu dilakukan secara retrospektifdengan melakukan penyajian ulang untuk seluruh periode sajiannamun perlu dilaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periodesajian serta diungkapkan secara memadai pada Catatan atas LaporanKeuangan.

g. Pada setiap lembar neraca, laporan operasional, laporan arus kas, danlaporan perubahan ekuitas harus diberi pernyataan bahwa “catatan ataslaporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporankeuangan”.

8. Konsistensi

a. Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupadari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensiinternal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan darisatu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansiyang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baruditerapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibandingmetode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode inidiungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar-periodeharus konsisten, kecuali:

1) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitaspemerintahan;

atau

2) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan StandarAkuntansi Pemerintahan (PSAP).

c. Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangandiubah, maka penyajian periode sebelumnya tidak perlu direklasifikasitetapi harus diungkapkan secara memadai di dalam CaLK.

9. Materialitas dan agregasi

a. Penyajian laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas.

b. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporankeuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat digabungkansepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Informasi dianggapmaterial apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalampencatatan informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yangdiambil.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 16

10. Periode pelaporan

Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahuntakwim. Dalam hal suatu entitas baru terbentuk, laporan keuangan dapatdisajikan untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim.

11. Informasi komparatif

a. Laporan keuangan tahunan dan interim harus disajikan secarakomparatif dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.Sedangkan untuk laporan operasional interim harus mencakup periodesejak awal tahun anggaran sampai dengan akhir periode interim yangdilaporkan.

b. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporankeuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila relevanuntuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

12. Laporan keuangan interim

a. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporan keuangan tahunan dan harus dipandang sebagaibagian integral dari laporan periode tahunan. Penyusunan laporaninterim dapat dilakukan secara bulanan, triwulanan, atau semesteran.

b. Laporan keuangan interim memuat komponen yang sama seperti laporankeuangan tahunan yang terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran,laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,laporan perubahan saldo anggaran lebih dan catatan atas laporankeuangan.

13. Laporan keuangan konsolidasi

Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan entitasyang digabungkan satu persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yangsejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Agar laporankeuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan tersebut sebagaisatu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:

a. Transaksi dan saldo resiprokal antara Bendahara Umum Negara/Daerahdan Kementerian/SKPD dieliminasi.

b. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal laporan keuangan Bendahara UmumNegara/Daerah pada dasarnya harus sama dengan tanggal laporankeuangan Kementerian/SKPD.

c. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakanakuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang samaatau sejenis.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89917

B. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan untuk tujuan umum terdiri dari:

1. Neraca;

Neraca merupakan komponen laporan keuangan yang menggambarkanposisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, danekuitas pada tanggal tertentu.

2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

LRA merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasimengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA,dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masingdiperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi parapengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporanterhadap anggaran.

3. Laporan Operasional (LO);

LO merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasimengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yangtercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasionaldari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan denganperiode sebelumnya.

4. Laporan Arus Kas (LAK);

LAK merupakan komponen laporan keuangan yang memberikan informasimengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatuperiode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilankeputusan.

5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

LPE merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit-LO pada periodebersangkutan; koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangiekuitas, dan ekuitas akhir.

6. Laporan Perubahan SAL (LPSAL);

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih merupakan komponen laporankeuangan yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnyapos-pos berikut Saldo Anggaran Lebih awal, Penggunaan Saldo AnggaranLebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, KoreksiKesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 18

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

CALK merupakan komponen laporan keuangan yang meliputi penjelasanatau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalamLaporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan PerubahanEkuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalahpenyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh StandarAkuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yangdiperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, sepertikewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

C. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN

Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atasinformasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan laporankeuangan memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telahlampau.

2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihakpengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentutidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangansaja.

3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.

4. Hanya melaporkan informasi yang material.

5. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapatbeberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, makadipilih alternatif yang menghasilkan pendapatan bersih atau nilai aset yangpaling kecil.

6. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengansubstansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya(formalitas).

7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehinggamenimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis antarpemerintahan.

D. FORMAT LAPORAN KEUANGAN

D.1. Contoh Format Neraca

Format Neraca untuk pemerintah pusat mengikuti ketentuan yang diaturoleh Menteri Keuangan sedangkan format neraca untuk pemerintah daerahmengikuti ketentuan yang diatur oleh Menteri Dalam Negeri. PeraturanMenteri Keuangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengaturtentang format Neraca mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89919

ketentuan perundangan yang berlaku tentang pengelolaan keuanganpemerintah pusat/pemerintah daerah.

D.2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkandengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi Anggaransekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan-LRA;

b) Belanja;

c) Transfer;

d) Surplus/Defisit-LRA;

e) Penerimaan pembiayaan;

f) Pengeluaran pembiayaan;

g) Pembiayaan neto;

h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

Format Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah pusat mengikutiketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan sedangkan format LaporanRealisasi Anggaran untuk pemerintah daerah mengikuti ketentuan yangdiatur oleh Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri Keuangan danPeraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang format LaporanRealisasi Anggaran mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan danketentuan perundangan yang berlaku tentang pengelolaan keuanganpemerintah pusat/pemerintah daerah.

D.3. Laporan Operasional (LO)

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar secara komparatif. LaporanOperasional mencakup pos-pos informasi berikut:

a) Pendapatan-LO;

b) Beban;

c) Surplus/Defisit dari operasi;

d) Kegiatan Non Operasional;

e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;

f) Pos Luar Biasa;

g) Surplus/Defisit-LO.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 20

Format Laporan Operasional untuk pemerintah pusat mengikuti ketentuanyang diatur oleh Menteri Keuangan sedangkan format Laporan Operasionaluntuk pemerintah daerah mengikuti ketentuan yang diatur oleh MenteriDalam Negeri. Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri DalamNegeri yang mengatur tentang format Laporan Operasional mengacu padaStandar Akuntansi Pemerintahan dan ketentuan perundangan yang berlakutentang pengelolaan keuangan pemerintah pusat/pemerintah daerah.

D.4. Laporan Arus Kas (LAK)

Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikaninformasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yangdiklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dantransitoris.

Format Laporan Arus Kas untuk pemerintah pusat mengikuti ketentuan yangdiatur oleh Menteri Keuangan sedangkan format Laporan Arus Kas untukpemerintah daerah mengikuti ketentuan yang diatur oleh Menteri DalamNegeri. Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeriyang mengatur tentang format Laporan Arus Kas mengacu pada StandarAkuntansi Pemerintahan dan ketentuan perundangan yang berlaku tentangpengelolaan keuangan pemerintah pusat/pemerintah daerah.

D.5. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:

a. Ekuitas awal;

b. Surplus/defisit – LO pada periode bersangkutan;

c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yangantara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan olehperubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar,misalnya :

1. Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya;

2. Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

d. Ekuitas akhir.

Format Laporan Perubahan Ekuitas untuk pemerintah pusat mengikutiketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan sedangkan format LaporanPerubahan Ekuitas untuk pemerintah daerah mengikuti ketentuan yangdiatur oleh Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri Keuangan danPeraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang format PerubahanEkuitas mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan ketentuanperundangan yang berlaku tentang pengelolaan keuangan pemerintahpusat/pemerintah daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89921

D.6. Laporan Perubahan SAL

Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periodesebelumnya pos-pos sebagai berikut:

a) Saldo Anggaran Lebih Awal;

b) Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

c) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;

d) Koreksi kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya;

e) Lain-Lain;

f) Saldo Anggaran Lebih Akhir.

Format Laporan Perubahan SAL untuk pemerintah pusat mengikutiketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan sedangkan format LaporanPerubahan SAL untuk pemerintah daerah mengikuti ketentuan yang diaturoleh Menteri Dalam Negeri. Peraturan Menteri Keuangan dan PeraturanMenteri Dalam Negeri yang mengatur tentang format Perubahan SALmengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dan ketentuanperundangan yang berlaku tentang pengelolaan keuangan pemerintahpusat/pemerintah daerah.

D.7. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap posdalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, danLaporan Arus Kas dapat mempunyai referensi silang dengan informasi terkaitdalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Catatan Atas Laporan Keuangan sekurang-kurangnya memuat:

I.Penjelasan Umum

A.1. Dasar Hukum

A.2. Kebijakan Fiskal/Keuangan dan Ekonomi Makro

A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.4. Kebijakan Akuntansi

II.Penjelasan Atas Pos-Pos LRA

B.1. Penjelasan Umum LRA

B.2. Penjelasan Per Pos LRA

B.3. Catatan Penting Lainnya

III.Penjelasan Atas Pos-Pos Neraca

C.1. Penjelasan Umum Neraca

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 22

C.2. Penjelasan Per Pos Neraca

C.3. Catatan Penting Lainnya

IV.Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Arus Kas

D.1. Ikhtisar Laporan Arus Kas

D.2. Penjelasan Per Pos Laporan Arus Kas

D.3. Catatan Penting Lainnya

V.Penjelasan Atas Pos-Pos Laporan Operasional

E.1 Penjelasan Umum LOE.2 Penjelasan Per Pos LOE.3 Catatan Penting Lainnya

VI.Penjelasan Atas Laporan Perubahan Ekuitas

F.1 Penjelasan Umum

F.2 Catatan Penting Lainnya

VII.Penjelasan Atas Laporan Perubahan SAL

G.1 Penjelasan Umum

G.2 Catatan Penting Lainnya

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89923

BAB III BAGAN AKUN STANDAR

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan ketentuan pada UU No 17 Tahun 2003, APBN/APBD terdiri atasanggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan negaraterdiri atas penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak dan hibah.Sedangkan pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, danaperimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sementara belanja menurutUU No 17 Tahun 2003 baik di tingkat pemerintah pusat maupun di tingkatpemerintah daerah dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja. Padasaat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN/D pemerintah pusat/daerahmenyusun laporan keuangan yang terdiri dari LRA, Neraca, LAK, dan CaLK.

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi.Sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkanpertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalamrangka mencapai tujuan bernegara. Dalam upaya untuk meluruskan kembalitujuan dan fungsi anggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelasperan DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapananggaran sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalamUndang-Undang Dasar 1945. Untuk itu disusun suatu klasifikasi belanja negarayang mengacu pada UU No. 17 tahun 2003 dan menyesuaikan denganGovernment Finance Statistics (GFS) Manual 2001 yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan negara yang baik (best practices).Klasifikasi belanja negara/belanja daerah tersebut dirinci sampai dengan unitorganisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Pelaksanaan anggaranyang disusun dengan klasifikasi sebagaimana diuraikan di atas harus dicatatdalam sistem akuntansi dengan klasifikasi anggaran yang sama. Hal inidiperlukan untuk pengendalian anggaran, pengukuran dan pelaporan kinerja.

Dari pelaksanaan anggaran ini kementerian negara/lembaga dituntut menyusundan menyampaikan laporan keuangan, yang berupa Laporan Realisasi Anggaran,Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi Anggarandisertai dengan informasi tentang prestasi kerja yang dicapai selama satu periodepelaporan. Di samping itu Bendahara Umum Negara/Daerah juga dituntutmenyajikan Laporan Arus Kas. Adanya pembaharuan dalam pengelolaankeuangan negara dan langkah-langkah pemerintah yang harus diambil dalampenataan kembali terhadap klasifikasi anggaran maupun klasifikasi pos-posaset, kewajiban, dan ekuitas yang disajikan di neraca, pos-pos dalam LaporanRealisasi Anggaran sebagai alat pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, sertaklasifikasi arus kas yang disajikan dalam Laporan Arus Kas.

Untuk memenuhi amanat UU No. 17 tahun 2003 tersebut di atas, maka perludibuat bagan akun standar (BAS) sebagai pedoman dalam menyusun

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 24

perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban danpelaporan keuangan pemerintah. BAS yang efektif harus dapat mengakomodasihal-hal sebagai berikut:

1. Sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan laporan manajerial.

2. Merupakan jantung dari sistem di mana seluruh modul dan interfacemengalir.

3. Menyediakan landasan yang cukup untuk pengembangan lebih jauh danpenyimpanan yang memadai atas informasi historis maupun saat ini.

4. Mendukung disiplin anggaran melalui pengaturan klasifikasi anggaran dan‘framing’ kepada struktur pelaporan.

5. Membantu proses pengambilan keputusan yang efektif.

B. KLASIFIKASI ANGGARAN DAN PELAPORAN

1. Klasifikasi Anggaran dan Pelaporan Berdasarkan Organisasi

Klasifikasi anggaran dan pelaporan berdasarkan organisasi di tingkatpemerintah pusat disusun berdasarkan struktur organisasikementerian/lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Kuasa PenggunaAnggaran. Klasifikasi ini tidak bersifat permanen dan akan disesuaikandengan perubahan susunan kementerian negara/lembaga pemerintah pusat.Klasifikasi menurut organisasi ini terinci di dalam Bagian Anggaran, Eselon I,dan Satuan Kerja.

Klasifikasi anggaran dan pelaporan berdasarkan organisasi di tingkatpemerintah daerah disusun berdasarkan struktur organisasi Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna Anggaran/Kuasa PenggunaAnggaran. Klasifikasi ini juga tidak bersifat permanen dan akan disesuaikandengan perubahan susunan SKPD.

2. Klasifikasi Anggaran dan Pelaporan Berdasarkan Fungsi dan Urusan

Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yangdilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.Klasifikasi belanja berdasarkan fungsi sesuai dengan penjelasan UU No.17tahun 2003 terdiri dari 11 fungsi utama yaitu: pelayanan umum, pertahanan,ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan danfasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan, danperlindungan sosial.

Untuk pemerintah daerah, pembagian ini didasarkan pada Urusan Wajib danUrusan Pilihan sebagaimana amanat UU No.32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah dan UU No.33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

3. Klasifikasi Anggaran dan Pelaporan berdasarkan ekonomi (jenis belanja)

Klasifikasi berdasarkan ekonomi menekankan kepada jenis belanja/beban.Jenis belanja menurut Penjelasan UU 17 tahun 2003 terdiri dari Belanja

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89925

Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Bunga, Belanja Subsidi,Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja lain-lain, dan Transfer.Sementara berdasarkan paragraf 35 PSAP 02 Lampiran I PP No.71 Tahun2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwaKlasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanjabarang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanjalain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah meliputi belanjapegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subdsidi, hibah, bantuansosial, dan belanja tak terduga.

Dengan demikian klasifikasi belanja dalam Bagan Akun Standar merupakanstruktur akun yang digunakan oleh entitas untuk melakukanperencanaan/penganggaran, perekaman transaksi, dan pelaporan keuangan.

C. PEDOMAN UMUM BAGAN AKUN STANDAR BERBASIS AKRUAL

Berdasarkan Integrated Financial Management in Least Developed Countries,pendekatan pengelolaan keuangan Negara secara menyeluruh dapatdigambarkan dengan adanya proses bisnis dan siklus yang saling terhubung danterkait satu sama lain. Siklus tersebut dimulai dari tahap perencanaan,penganggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan serta audit. Daritahapan-tahapan tersebut dijabarkan dalam prosedur dan kewenangan yangmenghubungkannya. Untuk menjamin terintegrasinya sistem dan pentahapantersebut diperlukan adanya komunikasi data di antaranya untuk memastikankonsistensi dan tidak terjadinya pengulangan. Integrasi ini seharusnya didukungdengan kemajuan teknologi informasi.

Pengelolaan keuangan negara yang baik memerlukan adanya suatu klasifikasidalam sistem yang dijabarkan dalam Bagan Akun Standar (Chart of Accounts).BAS antara lain mencakup kode perkiraan buku besar akuntansi. Kodeperkiraan tersebut terdiri dari kumpulan akun nominal dan akun riil secaralengkap. Kumpulan akun tersebut digunakan di dalam pembuatan jurnal, bukubesar, neraca lajur, neraca percobaan, dan laporan keuangan.

BAS merupakan tools untuk mensinkronkan proses perencanaan danpenganggaran dengan proses akuntansi dan pelaporan. Diharapkan denganadanya BAS, kebutuhan akan pelaporan yang konsisten dari sejak terjadinyaproses perencanaan dan penganggaran akan dapat dapat terpenuhi. Mengingatpentingnya peran kode BAS tersebut maka diperlukan standardisasi kode akunsehingga akan dicapai keseragaman dalam pemakaiannya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka BAS seyogianya disusun sedemikianrupa sehingga dapat berfungsi secara efektif. Untuk itu setidaknya perludipertimbangkan agar memenuhi hal-hal sebagai berikut:

1. Memungkinkan adanya analisa “multi dimensional level” dalam penyusunanBAS;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 26

2. Menghasilkan pelaporan keuangan dan manajerial yang bermanfaat;

3. Menyederhanakan proses manual sehingga dapat mempunyai lebih banyakwaktu untuk melakukan reviu analitis dan pengembangan/perbaikan prosesbisnis;

4. Kombinasi yang tepat antara orang, proses dan teknologi.

Tujuan pembakuan kode perkiraan akuntansi adalah mengakomodasi prosesmanajemen keuangan dengan anggaran berbasis kinerja sedemikian rupa agardiperoleh:1. Perencanaan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan dilakukan

secara proporsional, transparan dan profesional;

2. Pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dilakukan secara lebih akuntabel;dan

3. Laporan Keuangan mengakomodasi secara baik pengendalian anggaran,pengkuran kinerja dan pelaporan kinerja keuangan dalam LaporanKeuangan.

BAS berbasis akrual yang diatur pada pedoman ini membedakan antara BASuntuk pemerintah pusat, BAS untuk pemerintah daerah, dan BAS Nasionaluntuk tujuan konsolidasi akuntansi antara pemerintah pusat dan pemerintahdaerah. Panduan penyusunan BAS untuk pemerintah pusat maupun untukpemerintah daerah dicantumkan sampai dengan level 3, sedangkan untukpengembangan lebih detilnya, BAS untuk pemerintah pusat ditetapkan denganPeraturan Menteri Keuangan, sedangkan untuk pemerintah daerah ditetapkandengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Hal ini untuk memberikankeseragaman pada level tertentu sekaligus memberikan fleksibilitas untukmengembangkannya sesuai dengan kebutuhan pemerintah pusat maupunpemerintah daerah.

D. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK PEMERINTAH PUSAT

1. Akun Neraca -Pemerintah Pusat

Kodefikasi Uraian Akun1 Aset11 Aset Lancar

111 Kas dan Setara KasDigunakan untuk mencatat Kas pemerintah yang ada padaRekening Pemerintah di Bank Indonesia dalam Rupiah,Rekening Pemerintah di Bank Indonesia dalam Valuta Asing,Rekening Pemerintah lainnya, Rekening kas di KPPN, Kasdalam Transito, Setara Kas, Kas pada Badan LayananUmum, Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di BendaharaPengeluaran dan Kas Lainnya.

112 Uang Muka Rekening BUNDigunakan untuk mencatat antara lain Uang Muka dariRekening KUN yang digunakan untuk menalangi belanjayang harus dilakukan pemerintah dalam rangka RekeningKhusus.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89927

113 Investasi Jangka PendekDigunakan untuk mencatat investasi jangka pendekpemerintah sesuai dengan SAP. Termasuk dalam akun iniyaitu Investasi dalam deposito, Investasi dalam SuratPerbendaharaan Negara, Investasi Jangka Pendek – BadanLayanan Umum, Investasi Jangka Pendek Lainnya, danBagian Lancar Investasi Jangka Panjang Non Permanen.

114 Beban dibayar di muka (Prepaid) dan Uang Muka Belanja(Prepayment)Digunakan untuk mencatat beban dibayar di muka dan uangmuka belanja.

115 PiutangDigunakan untuk mencatat piutang pemerintah yang timbulberdasarkan pungutan pendapatan negara, piutang yangtimbul berdasarkan perikatan, piutang transfer antarpemerintahan, dan piutang yang timbul karena tuntutanganti rugi sesuai dengan SAP. Termasuk ke dalam akun iniPiutang Pajak, Piutang Bukan Pajak, Bagian Lancar TagihanPenjualan Angsuran, Bagian Lancar Tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, Piutang dari kegiatanOperasional Badan Layanan Umum, Piutang dari kegiatanNon Operasional Badan Layanan Umum, Piutang Transfer keDaaerah, Piutang karena pinjaman termasuk penerusanpinjaman.

116 Penyisihan Piutang Tak TertagihDigunakan untuk mencatat saldo penyisihan piutang tidaktertagih sehingga saldo piutang dapat mengggambarkan nilaibersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).Sedapat mungkin pengembangan akun penyisihan piutangtidak tertagih sama dengan pengembangan jenis akunpiutangnya.

117 PersediaanDigunakan untuk mencatat barang atau perlengkapan yangdimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasionalpemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untukdijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepadamasyarakat sesuai dengan SAP dan peraturan pemerintahyang mengatur mengenai kodefikasi Barang Milik Negara(BMN). Termasuk dalam akun ini antara lain Persediaanyang meliputi Persediaan Bahan untuk Operasional,Persediaan Bahan untuk dijual/diserahkan kepadaMasyarakat, Persediaan Bahan untuk Proses Produksi,Persediaan Bahan Lainnya, dan Persediaan Badan LayananUmum,

12 Investasi Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat investasi yang dimaksudkanuntuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan.

121 Investasi Jangka Panjang Non PermanenDigunakan untuk mencatat Investasi Jangka Panjang Non

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 28

Permanen sesuai dengan SAP antara lain Rekening DanaInvestasi/Rekening Pembangunan Daerah, DanaRestrukturisasi Perbankan, Dana Bergulir, Investasi dalamObligasi, Penyertaan Modal Pemerintah dalam ProyekPembangunan, Investasi Non Permanen Badan LayananUmum, dan Investasi Non Permanen Lainnya.

122 Investasi Jangka Panjang PermanenDigunakan untuk mencatat Investasi Permanen sesuaidengan SAP seperti Penyertaan Modal Pemerintah, InvestasiPermanen Badan Layanan Umum, dan Investasi JangkaPanjang Permanen Lainnya.

13 Aset TetapDigunakan untuk mencatat Aset Tetap sesuai dengan SAP.

131 TanahDigunakan untuk mencatat Tanah milik pemerintahsebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yangmengatur mengenai kodefikasi Barang Milik Negara (BMN).

132 Peralatan dan MesinDigunakan untuk mencatat peralatan dan mesin milikpemerintah sebagaimana diatur dalam peraturanpemerintah yang mengatur mengenai kodefikasi Barang MilikNegara (BMN) seperti Alat-alat Berat, Alat-alat AngkutanDarat Bermotor, Alat-alat Angkutan Darat tidak Bermotor,Alat-alat Angkutan di Air Bermotor, Alat-alat Angkutan Airtidak Bermotor, Alat-alat Angkutan Udara, Alat-alat Bengkel,Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan, PeralatanKantor, Perlengkapan Kantor, Komputer, Meubelair,Peralatan Dapur, Penghias Ruangan Rumah Tangga, Alat-alatStudio, Alat-alat Komunikasi, Alat-alat Ukur, Alat-alatKedokteran, Alat-alat Laboratorium, Alat-alatPersenjataan/Keamanan.

133 Gedung dan BangunanDigunakan untuk mencatat Gedung dan bangunanpemerintah sebagaimana diatur dalam peraturanpemerintah yang mengatur mengenai kodefikasi Barang MilikNegara (BMN) seperti Gedung Kantor, Gedung RumahJabatan, Gedung Rumah Dinas, Gedung Gudang, BangunanBersejarah, Bangunan Monumen, Tugu Peringatan.

134 Jalan, Irigasi dan JaringanDigunakan untuk mencatat Jalan, Jembatan, Jaringan Air,Penerangan Jalan, Instalasi Listrik dan Teleponsebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yangmengatur mengenai kodefikasi Barang Milik Negara (BMN).

135 Aset Tetap LainnyaDigunakan untuk mencatat Aset Tetap Lainnya sesuaidengan SAP dan peraturan pemerintah yang mengaturmengenai kodefikasi Barang Milik Negara (BMN), antara lainBarang Koleksi Kepustakaan, Barang Bercorak Kesenian dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89929

Kebudayaan seperti lukisan, patung, hasil karya senilainnya atau barang antik, dan koleksi-koleksi seni lainnya.

136 Konstruksi Dalam PengerjaanDigunakan untuk mencatat Konstruksi Dalam Pengerjaanyang nantinya akan menjadi salah satu di antara Aset TetapDefinitif (Gedung/bangunan, Perlatan dan Mesin, Jalan,Irigasi, Jaringan, Jembatan.

137 Akumulasi PenyusutanDigunakan untuk mencatat Akumulasi Penyusutan AsetTetap yang menurut ketentuan harus disusutkan. AkunAkumulasi Penyusutan Aset Tetap dibagi menurut klasifikasiaset tetapnya.

14 Dana Cadangan141 Dana Cadangan

Digunakan untuk mencatat dana cadangan yang merupakandana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yangmemerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhidalam satu tahun anggaran.

15 Piutang Jangka Panjang

Digunakan untuk mencatat piutang pemerintah yang jatuhtempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

151 Tagihan Piutang Penjualan AngsuranDigunakan untuk mencatat Tagihan Piutang PenjualanAngsuran yang akan jatuh tempo lebih dari 12 bulan sejaktanggal pelaporan termasuk Tagihan Penjualan Angsurandan Tagihan Penjualan Angsuran-Badan Layanan Umum.

152 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tagihan Tuntutan GantiRugiDigunakan untuk mencatat Tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang akanjatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

153 Piutang Jangka Panjang Penerusan PinjamanDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka PanjangPenerusan Pinjaman Pemerintah.

154 Piutang Jangka Panjang Kredit PemerintahDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka Panjang KreditPemerintah.

155 Piutang Jangka Panjang lainnyaDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka Panjang Lainnyayang tidak dapat dikelompokkan ke dalam akun piutangjangka panjang tersebut di atas.

156 Penyisihan Piutang Jangka Panjang Tak TertagihDigunakan untuk mencatat saldo penyisihan piutang jangkapanjang tak tertagih sehingga saldo piutang jangka panjangdapat mengggambarkan nilai bersih yang dapatdirealisasikan (net realizable value). Sedapat mungkin

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 30

pengembangan akun penyisihan piutang jangka panjang taktertagih sama dengan pengembangan jenis akun piutangjangka panjangnya.

16 Aset Lainnya161 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Digunakan untuk mencatat Kemitraan dengan Pihak Ketigasesuai dengan SAP. Terdiri dari Bangun Guna Serah, BangunSerah Guna, Kerjasama Operasi dll.

162 Aset Tidak BerwujudDigunakan untuk mencatat Aset Tidak Berwujud pemerintahsesuai dengan SAP.

163 Dana Yang Dibatasi PenggunaannyaDigunakan untuk mencatat Saldo dana yang penggunaannyadibatasi hanya untuk tujuan/kegiatan spesifik yang telahditentukan.

164 Dana PenjaminanDigunakan untuk mencatat saldo dana yang berasal dariAPBN yang dijadikan sebagai jaminan pemerintah.

165 Dana Kelolaan BLUDigunakan untuk mencatat saldo dana kelolaan BLU.

166 Aset Lain-lainDigunakan untuk mencatat Aset Lain-Lain milik pemerintahsesuai dengan SAP yang tidak termasuk jenis-jenis AsetLainnya sebagaimana tersebut di atas.

2 Kewajiban/UtangDigunakan untuk mencatat kewajiban/utang pemerintahsesuai dengan SAP.

21 Kewajiban Jangka Pendek211 Utang Perhitungan Fihak Ketiga

Digunakan untuk mencatat utang pemerintah kepada pihaklain yang disebabkan kedudukan pemerintah sebagaipemotong pungutan Iuran Askes, Taspen dan Taperum.Termasuk akun ini antara lain terdiri dari potongan iuranTaspen, Bapertarum, dan Askes.

212 Utang Kepada Pihak KetigaDigunakan untuk mencatat utang karena belumdibayarkannya suatu belanja atas kegiatan yang telah selesaidilaksanakan oleh pemerintah yang dapat berasal dari antaralain kontrak/perolehan barang-jasa yang sampai dengantanggal pelaporan belum dibayar.

213 Utang BungaDigunakan untuk mencatat Utang Bunga yang timbul karenapemerintah mempunyai utang jangka pendek yang antaralain berupa SPN, utang jangka panjang yang berupa utangluar negeri, utang obligasi negara, utang jangka panjangsektor perbankan, dan utang jangka panjang lainnya. Atasutang-utang tersebut terkandung unsur biaya berupa bunga

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89931

yang harus dibayarkan kepada pemegang surat-surat utangdimaksud. Termasuk dalam kelompok utang bunga adalahutang commitment fee, yaitu utang yang timbul sehubungandengan beban atas pokok dana yang telah disepakati dandisediakan oleh kreditor tetapi belum ditarik oleh debitur.

214 Utang SubsidiDigunakan untuk mencatat utang subsidi sesuai denganketentuan pemerintah yang mengatur mengenai subsidi.

215 Utang TransferDigunakan untuk mencatat Utang perhitungan Transfer kedaerah.

216 Bagian lancar Utang Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat bagian utang jangka panjangbaik pinjaman dari dalam negeri maupun luar negeri yangakan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

217 Utang Surat Berharga NegaraDigunakan untuk mencatat Utang atas Surat BerhargaNegara (SBN) yang diterbitkan pemerintah.

219 Utang Jangka Pendek LainnyaDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Pendek Lainnyaseperti kelebihan pembayaran pendapatan, pendapatanditerima di muka, uang muka, pendapatan yangditangguhkan. dan utang jangka pendek lainnya.

22 Kewajiban Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat kelompok kewajiban yang jatuhtemponya lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggalpelaporan sesuai SAP.

221 Utang Jangka Panjang Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Panjang DalamNegeri Pemerintah Pusat.

222 Utang Jangka Panjang Luar NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Panjang LuarNegeri yang diperoleh Pemerintah Pusat.

3 EkuitasDigunakan untuk mencatat ekuitas pemerintah sesuaidengan SAP.

2. Akun Laporan Realisasi Anggaran

a. Akun Pendapatan-LRA

Pendapatan LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negarayang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yangbersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembalioleh pemerintah. Pendapatan LRA diakui pada saat diterima di Kas UmumNegara dan dicatat dengan azas bruto, atau nilai kotor tanpa dikurangidengan pengurang pendapatan. Untuk pemerintah pusat, sebagaimanadiamanatkan pasal 11 ayat (3) UU 17/2003 tentang Keuangan Negara,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 32

pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak,dan hibah. Hal ini kemudian tercermin dalam Akun Pendapatan-LRA yangdimulai dengan kodefikasi angka 4 sebagaimana tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan41 Pendapatan Perpajakan

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan sesuai dengan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai perpajakan, kepabeanan dan cukai.Akun pendapatan perpajakan (41) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

411 Pendapatan Pajak Dalam NegeriKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan dalam negeri sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dan cukaiyang mencakup Pajak Penghasilan (PPh), Pajak PertambahanNilai (PPN) dan Pajak Penjualan, Pajak Bumi dan Bangunan(PBB), cukai dan pendapatan pajak lainnya. Termasuk dalamakun ini antara lain adalah PPh Migas, PPh Non-Migas, PPhNon-Migas Lainnya, PPh Fiskal, PPN, PPnBM, Cukai, PajakLainnya seperti Bea Meterai.

412 Pendapatan Pajak Perdagangan InternasionalKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan internasional sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dankepabeanan.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan Bea Masuk danBea Keluar.

42 Pendapatan Bukan PajakKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan bukanpajak sesuai dengan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai pendapatan negara bukan pajak (PNBP).Akun pendapatan bukan pajak (42) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

421 Pendapatan Sumber Daya AlamKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan bukanpajak yang berasal dari pendapatan Sumber Daya Alam (SDA).Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan Minyak Bumi,Pendapatan Gas Alam, Pendapatan Pertambangan Umum,Pendapatan Kehutanan, Pendapatan IIUPH (IHPH),Pendapatan Perikanan, Pendapatan Pertambangan PanasBumi.

422 Pendapatan Bagian Laba BUMNKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan bukanpajak yang berasal dari pendapatan Bagian Pemerintah atasLaba (Deviden) BUMN.

423 Pendapatan PNBP LainnyaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan bukan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89933

pajak lainnya.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan Penjualan danSewa, Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga, PendapatanKejaksaan dan Peradilan, Pendapatan Pendidikan, PendapatanGratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi, Pendapatan Iuran,Denda dan Pendapatan lain-lain.

424 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan bukanpajak yang berasal dari BLU.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan PenyediaanBarang dan Jasa Kepada Masyarakat, Pendapatan dariPengelolaan Wilayah/Kawasan Tertentu, Pengelolaan DanaKhusus untuk Masyarakat, Pendapatan Hasil Kerja SamaBLU, dan pendapatan BLU lainnya.

43 Pendapatan HibahKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan hibahsesuai dengan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai pendapatan hibah pemerintah pusat.Akun pendapatan hibah (43) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar NegeriKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan hibahyang sumbernya baik dari dalam negeri maupun dari luarnegeri sesuai dengan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai pendapatan hibah pemerintah pusat.Untuk pendapatan hibah dalam negeri, yang termasuk dalamakun ini adalah Pendapatan Hibah Dalam Negeri Terencana,Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung bentuk Uang,Barang/Jasa/Surat berharga.Untuk pendapatan hibah luar negeri, yang termasuk dalamakun ini adalah Pendapatan Hibah Luar Negeri Terencana,Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung bentuk Uang,Barang/Jasa/Surat berharga, dan pendapatan hibah luarnegeri yang langsung diterushibahkan.

b. Akun Belanja-LRA

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yangmengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yangbersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali olehpemerintah.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran dari Rekening Kas UmumNegara, kecuali pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, denganmekanisme uang persediaan, pengakuan terjadi pada saatpertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yangmempunyai fungsi perbendaharaan. Hal ini juga berlaku untuk belanja yangdilakukan oleh BLU.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 34

Sebagaimana amanat pasal 11 ayat (5) dan pasal 16 ayat (4) UU 17/2003tentang Keuangan Negara dan paragraf 34 PSAP 02-Lampiran I PP 71/2010tentang Laporan Realisasi Anggaran, Belanja negara/daerah dirinci menurutorganisasi, fungsi dan jenis belanja. Selanjutnya paragraf 35 PSAP 02-Lampiran I PP 71/2010 tentang Laporan Realisasi Anggaran menyebutkanlebih lanjut bahwa Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yangdidasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas.Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanjabarang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanjalain-lain.

Klasifikasi belanja pada pemerintah pusat dapat dikelompokkan sebagaimanatabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun5 Belanja51 Belanja Pegawai

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanja pegawaisesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) danketentuan perundangan yang mengatur mengenai belanjapegawai pemerintah pusat.Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadappegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harusdibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupunluar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai NegeriSipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yangbelum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yangtelah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitandengan pembentukan modal. Yang perlu mendapatkanperhatian adalah:a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan

tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor

pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan yang

telah ditetapkan oleh Pemerintah/Presiden/Pemerintah

Daerah.

b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai

perolehan maka pembayaran honor-honor untuk

pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari

“Belanja Pegawai” diintegrasikan ke dalam kegiatan

induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti

jenis belanja kegiatan yang bersangkutan.

c. Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik Keuangan

Pemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-

kode akun belanja pegawai lainnya agar dapat

mengidentifikasi/memberikan informasi tentang:

1. gaji dan upah dalam bentuk uang maupun barang;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89935

2. kontribusi sosial yang dibayarkan ke perusahaan

asuransi, dana social security, atau unit institusi

lain yang bertanggung jawab untuk administrasi

dan manajemen skema asuransi sosial, meliputi

unit pemerintah umum yang mengoperasikan dana

pensiun non mandiri;

3. kontribusi sosial secara langsung untuk pegawai,

mantan pegawai, atau tanggungan dari sumber

daya sendiri tanpa melibatkan perusahaan asuransi

atau dana pensiun mandiri/non mandiri.

Akun Belanja Pegawai (51) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

511 Belanja Gaji dan TunjanganKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanja gaji dantunjangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) dan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai belanja pegawai pemerintah pusat.Akun Belanja Gaji dan Tunjangan (511) digunakan untukmembayar gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji,baik diberikan kepada Pejabat Negara, PNS maupunpegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belumberstatus PNS. Termasuk dalam akun ini adalah (1)Belanja Gaji PNS yang terdiri dari Belanja Gaji PokokPNS/Uang Representasi, Belanja Pembulatan Gaji PNS. (2)Belanja Tunjangan-tunjangan PNS terdiri dari BelanjaTunjangan Suami/Istri PNS, Belanja Tunjangan StrukturalPNS, Belanja Tunjangan Fungsional PNS, BelanjaTunjangan Umum PNS, Belanja Tunjangan PPh PNS,Belanja Tunjangan Beras PNS, Belanja TunjanganKemahalan PNS, Belanja Tunjangan Lauk Pauk PNS,Belanja Uang Makan PNS. (3) Belanja Tunjangan PNSlainnya terdiri dari Belanja Tunjangan PerbaikanPenghasilan PNS, Belanja Tunjangan Khusus PeralihanPNS, Belanja Tunjangan Kompensasi Kerja PNS, BelanjaTunjangan Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS,Belanja Tunjangan Guru/Dosen/PNS yang dipekerjakanpada sekolah/PT Swasta/Badan/Komisi, BelanjaTunjangan Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa pada PTuntuk mengikuti pendidikan Pasca Sarjana PNS, BelanjaTunjangan Khusus Papua PNS, Belanja Tunjangan SARPNS, Tunjangan Perumahan, Uang Duka Wafat, TambahanPenghasilan berdasarkan beban kerja, TambahanPenghasilan berdasarkan tempat bertugas, TambahanPenghasilan berdasarkan kondisi kerja, TambahanPenghasilan berdasarkan kelangkaan profesi, TunjanganKominikasi Intensif Pejabat Negara, Belanja PenunjangOperasional Pejabat Negara, Belanja Uang KehormatanPejabat Negara, Belanja Uang Paket Harian Pejabat Negara,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 36

dan Tunjangan lainnya untuk Pejabat Negara termasukuang duka Pejabat Negara.

512 Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus &Belanja Pegawai TransitoKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjahonorarium/lembur/vakasi/tunj. khusus & belanjapegawai transito sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) dan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai belanja pegawai pemerintah pusat.Yang termasuk Akun ini antara lain BelanjaHonorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & BelanjaPegawai Transito digunakan untuk membayar honorarium,lembur, vakasi, tunj. Khusus dan belanja pegawai transito.Termasuk dalam akun ini adalah Belanja Uang HonorTetap, Belanja Uang Lembur, Belanja Vakasi.

513 Belanja Kontribusi SosialKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjakontribusi sosial sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) dan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai belanja pegawai pemerintah pusatyaitu berupa skema asuransi sosial untuk memperoleh hakatas sosial benefit untuk pegawainya, meliputi pensiun danmanfaat pensiun lainnya.Termasuk dalam akun ini adalah: Belanja Pensiun danUang Tunggu PNS, Belanja Pensiun dan Uang TungguPejabat Negara, Belanja Tunjangan Hari Tua, IuranAsuransi Kesehatan PNS dan Pejabat Negara sertaPenerima Pensiun, serta cadangan perubahan sharing.

52 Belanja Barang dan JasaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanja barangdan jasa sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) dan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai belanja barang dan jasa pemerintah pusat.Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran untukmenampung pembelian barang dan jasa yang habis pakaiuntuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkanmaupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barangyang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepadamasyarakat dan belanja perjalanan. Belanja ini terdiri daribelanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanjaperjalanan dinas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalamalokasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai

kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa),

pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta biaya

perjalanan.

b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk

pembayaran honor-honor bagi para pengelola keuangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89937

(KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat Pembuat/Penguji

SPM).

c. Sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka

pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan

menjadi satu kesatuan dengan kegiatan induknya.

d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :

1) Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di

bawah nilai minimum kapitalisasi;

2) Belanja pemeliharaan aset tetap dan aset lainnya

yang tidak menambah masa manfaat/umur

ekonomis, peningkatan kapasitas atau standar

kinerja;

3) Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang

habis pakai.

e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk

kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional

pelayanan Satker BLU).

Akun Belanja barang dan Jasa (52) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

521 Belanja BarangAkun Belanja Barang (521) digunakan untuk alokasibelanja barang untuk kebutuhan operasional kantorseperti bahan habis pakai, ATK, honor pengelola keuangandan honor pelaksana kegiatan, pengadaan AT di bawahnilai minimum kapitalisasi, serta untuk membiayaikegiatan yang berhubungan dengan pelayanan utama/tusisuatu instansi. Termasuk dalam akun ini yaitu: BelanjaBahan Pakai Habis, Belanja Bahan/Material, BelanjaPengiriman surat dinas pos pusat, Belanja Cetak danPenggandaan, Belanja Makanan dan Minuman, BelanjaBarang Operasional Lainnya, Belanja Barang Transito danBelanja Barang Non Operasional Lainnya.

522 Belanja JasaAkun Belanja Jasa (522) digunakan untuk alokasi belanjajasa yang terkait baik dengan kebutuhan operasionalkantor dan kegiatan pelayanan utama/tusi utama suatuinstansi seperti langganan daya dan jasa, konsultan, sewa,jasa profesi dan jasa lainnya. Termasuk dalam akun iniyaitu: Belanja Jasa Kantor, Belanja SewaRumah/Gedung/Gudang/Parkir, Belanja Sewa SaranaMobilitas, Belanja Sewa Alat Berat, Belanja SewaPerlengkapan dan Peralatan kantor, Belanja Jasa Profesi,Biaya Jasa Konsultansi, dan Belanja Jasa Lainnya.

523 Belanja PemeliharaanAkun Belanja Pemeliharaan (523) digunakan untuk alokasibelanja pemeliharaan Aset Tetap atau Aset lainnya milik

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 38

suatu instansi atau yang dipergunakan oleh suatu instansiseperti pemeliharaan gedung dan bangunan, pemeliharaanperalatan dan mesin, pemeliharaan jalan, irigasi danjaringan, pemeliharaan Aset Tetap Lainnya, pemeliharaanAset lainnya sehingga Aset tersebut dapat berada dalamkondisi normalnya. Secara umum Belanja pemeliharaandiperuntukan bagi pengeluaran setelah perolehan awal(subsequent expenditure) yang tidak memenuhi kriteriakapitalisasi Aset Tetap dan Aset lainnya. Termasuk dalamakun ini adalah Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung danBangunan, Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung danBangunan Lainnya, Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatandan Mesin, Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan danMesin Lainnya, Biaya Perawatan Kendaraan Bermotor,Biaya Pemeliharaan Jalan, Irigasi, Jaringan dan Jembatan,dan Biaya Pemeliharaan Lainnya.

524 Belanja Perjalanan DinasAkun Belanja Perjalanan Dinas (524) digunakan untukalokasi belanja perjalanan dinas dalam rangkapelaksanaan kegiatan operasional instansi maupun yangberhubungan dengan tusi utama suatu instansi. Termasukdalam akun ini adalah Belanja Perjalanan Dalam Negeri,Belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri.

525 Belanja Barang BLUAkun Belanja Barang BLU digunakan untuk alokasibelanja yang maksud penggunaannya untuk kegiatanSatker BLU. Termasuk dalam akun ini adalah Belanja Gajidan Tunjangan Pegawai BLU, Belanja Barang BLU, BelanjaJasa BLU, Belanja Pemeliharaan BLU, Belanja PerjalananBLU, Belanja Pengadaan Barang dan Jasa BLU Lainnya.

526 Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/PemdaAkun Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat (526) digunakan untuk alokasi belanja yangmaksud penggunaannya adalah untuk pengadaan barangdan jasa untuk diserahkan dan/atau dijual kepadamasyarakat/pemda.

53 Belanja ModalAkun Belanja Modal (53) digunakan untuk alokasiPengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangkamemperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnyayang memberi masa manfaat lebih dari dua belas bulanserta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atauaset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetaptersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja/Kementerian Negara/Lembagaatau dimanfaatkan untuk kepentingan umum.Akun Belanja Modal (53) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89939

531 Belanja Modal Pengadaan TanahAkun Belanja Modal Pengadaan Tanah (531) digunakanuntuk alokasi belanja pengadaan tanah yang akandigunakan dalam kegiatan pemerintahan (menjadi AsetTetap pemerintah). Termasuk dalam akun ini yaitu BelanjaModal Tanah, Belanja Modal Pembebasan Tanah, BelanjaModal Pembayaran Honor Tim Tanah, Belanja ModalPembuatan Sertifikat Tanah, Belanja Modal Pengurukandan Pematangan Tanah, Belanja Modal Biaya PengukuranTanah, Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah,Belanja Modal Pengadaan Tanah Kantor.

532 Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan MesinAkun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan Mesin (532)digunakan untuk alokasi belanja pengadaan peralatan danmesin yang akan digunakan dalam kegiatan pemerintahan(menjadi Aset Tetap pemerintah). Termasuk dalam akun iniyaitu: Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja ModalBahan Baku Peralatan dan Mesin, Belanja Modal UpahTenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Peralatan danMesin, Belanja Modal Sewa Peralatan dan Mesin, BelanjaModal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin,Belanja Modal Perijinan Peralatan dan Mesin, BelanjaModal Pemasangan Peralatan dan Mesin, Belanja ModalPerjalanan Peralatan dan Mesin, Belanja Modal PengadaanAlat-alat Berat, Belanja Modal Pengadaan Alat-AlatAngkutan Darat, Air, Udara baik Bermotor maupun tidakBermotor, Belanja Modal Alat-alat Bengkel, Belanja ModalPengadaan Peralatan dan Perlengkapan lainnya, termasukpengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure)peralatan dan mesin yang memenuhi persyaratan untukdikapitalisasi sesuai dengan SAP (menambah nilaiperalatan dan mesin).

533 Belanja Modal Pengadaan Gedung dan BangunanAkun Belanja Modal Pengadaan Gedung dan Bangunan(533) digunakan untuk alokasi belanja pengadaan gedungdan bangunan yang akan digunakan dalam kegiatanpemerintahan (menjadi Aset Tetap pemerintah) ataudimanfaatkan untuk kepentingan umum. Termasuk dalamakun ini adalah Belanja Modal Gedung dan Bangunan,Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan Bangunan,Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor PengelolaTeknis Gedung dan Bangunan, Belanja Modal SewaPeralatan Gedung dan Bangunan, Belanja ModalPerencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan,Belanja Modal Perizinan Gedung dan Bangunan, BelanjaModal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama,Gedung dan Bangunan, Belanja Perjalanan Gedung danBangunan, Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor, Belanja Modal Pengadaan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 40

Konstruksi/Pembeliaan Rumah Jabatan, dan pengeluaransetelah perolehan (subsequent expenditure) Gedung danBangunan yang memenuhi persyaratan untukdikapitalisasi sesuai dengan SAP (menambah nilai Gedungdan Bangunan).

534 Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi dan JaringanAkun Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi dan Jaringan(534) digunakan untuk alokasi belanja pengadaan jalan,irigasi dan jaringan yang akan digunakan dalam kegiatanpemerintahan (menjadi Aset Tetap pemerintah). Termasukdalam akun ini adalah Belanja Modal Jalan dan Jembatan,Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan Jembatan, BelanjaModal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola TeknisJalan dan Jembatan, Belanja Modal Sewa Peralatan Jalandan Jembatan, Belanja Modal Perencanaan danPengawasan Jalan dan Jembatan, Belanja Modal PerijinanJalan dan Jembatan, Belanja Modal Pengosongan danPembongkaran Bangunan Lama Jalan dan Jembatan,Belanja Modal Perjalanan Jalan dan Jembatan, BelanjaModal Irigasi, Belanja Modal Bahan Baku Irigasi, BelanjaModal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola TeknisIrigasi, Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi, BelanjaModal Perencanaan dan Pengawasan Irigasi, Belanja ModalPerijinan Irigasi, Belanja Modal Pengosongan danPembongkaran Bangunan Irigasi, Belanja Modal PerjalananIrigasi, Belanja Modal Jaringan, Belanja Modal BahanBaku Jaringan, Belanja Modal Sewa Peralatan Jaringan,Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Jaringan,Belanja Modal Perijinan Jaringan, Belanja ModalPengosongan dan Pembongkaran Bangunan Jaringan,Belanja Modal Perjalanan Jaringan, Belanja ModalPengadaan Konstruksi Jalan, dan Pengeluaran setelahperolehan (subsequent expenditure) Jalan, Irigasi danJaringan yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasisesuai dengan SAP (menambah nilai Jalan, Irigasi danJaringan).

535 Belanja Modal LainnyaAkun Belanja Modal Lainnya (535) digunakan untukalokasi belanja pengadaan yang nantinya akanmenghasilkan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnyayang akan digunakan dalam kegiatan pemerintahan(menjadi Aset Tetap Lainnya/Aset Lainnya pemerintah)selain dari belanja modal tersebut di atas), termasukBelanja Modal Pengadaan Aset Tetap Lainnya dan/atauAset Lainnya BLU/BLUD, dan Pengeluaran setelahperolehan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya yangmemenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi (menambahnilai Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89941

536 Belanja Modal BLUAkun Belanja Modal BLU (536) digunakan untuk alokasibelanja modal BLU. Termasuk dalam akun ini adalahBelanja Modal Tanah-BLU, Belanja Modal Peralatan danMesin-BLU, Belanja Modal Gedung dan Bangunan BLU,Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU sertaBelanja Modal Lainnya BLU.

54 Belanja BungaAkun Belanja Bunga (54) digunakan untuk alokasiPengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaanpokok utang (principal outstanding) baik utang dalammaupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisipinjaman jangka pendek atau jangka panjang, termasukbelanja pembayaran biaya-biaya yang terkait denganpinjaman dan hibah pemerintah yang diterima pemerintahseperti biaya commitment fee dan biaya denda.Pengembangan 3 (tiga) digit kode akun Belanja Bungadilakukan oleh Kementerian Keuangan.

55 Belanja SubsidiPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanpemerintah kepada perusahaan negara/daerah, lembagapemerintah atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi,menjual, mengekspor atau mengimpor barang dan jasauntuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar hargajualnya dapat dijangkau masyarkat. Belanja ini antara laindigunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakatmelalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta.Akun Belanja Subsidi (55) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

551 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan NegaraAkun Belanja Subsidi Kepada Perusahaan Negara (551)digunakan untuk alokasi belanja subsidi yang diberikankepada perusahaan negara.

552 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan SwastaAkun Belanja Subsidi Kepada Perusahaan Swasta (552)digunakan untuk alokasi belanja subsidi yang diberikankepada perusahaan swasta.

56 Belanja HibahAkun Belanja Hibah digunakan untuk alokasi belanjahibah yang diberikan kepada pemerintah negara lain,organisasi internasional, pemerintah daerah, atau kepadaperusahaan negara/daerah.Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentukuang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secaraspesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidakmengikat serta tidak terus menerus kepada pemerintahannegara lain, pemerintah pusat/daerah, dan organisasiinternasional, Lebih lanjut pengaturan dan pengalokasian

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 42

belanja hibah agar berpedoman kepada Buletin TeknisStandar Akuntansi Pemerintahan yang mengatur mengenaihibah serta peraturan perundangan terkait dengan belanjahibah.Akun Belanja Hibah (56) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

561 Belanja Hibah kepada pemerintah negara lain (luar negeri)Digunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada pemerintah negara lain.

562 Belanja Hibah kepada Organisasi InternasionalDigunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada Organisasi Internasional

563 Belanja Hibah kepada Pemerintah DaerahDigunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada pemerintah daerah.

57 Belanja Bantuan SosialDigunakan untuk mencatat transfer uang atau barangyang diberikan kepada masyarakat guna melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosialdapat langsung diberikan kepada anggota masyarakatdan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnyabantuan untuk lembaga non pemerintah bidangpendidikan dan keagamaan. Pengeluaran pemerintah yangdialokasikan dalam Belanja Bantuan Sosial harusmemenuhi kriteria sebagaimana Buletin Teknis StandarAkuntansi Pemerintahan yang mengatur mengenaiAkuntansi Belanja Bantuan Sosial.

58 Belanja Lain-lain/Belanja Tidak TerdugaPengeluaran/belanja pemerintah pusat/daerah yang sifatpengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran jenis belanja di atas. Pengeluaran inibersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang sepertipenanggulangan bencana alam, bencana sosial danpengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukandalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

c. Akun Transfer-LRA

Kodefikasi Uraian Akun6 Transfer

Digunakan untuk mencatat semua pengeluaran pemerintahpusat yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayaikebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaandesentralisasi serta otonomi dan dana penyesuaian.

61 Transfer Dana Bagi Hasil (DBH)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikan kepadadaerah berdasarkan angka persentase tertentu untukmendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaandesentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89943

Undang yang mengatur mengenai Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,termasuk di dalamnya Bagi Hasil Pajak dan Bagi HasilSumber Daya Alam.

62 Transfer Dana Alokasi Umum (DAU)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikan kepadadaerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuanganantar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalamrangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang yang mengatur mengenaiPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah, dihitung dari Pendapatan DalamNegeri (PDN) neto.

63 Transfer Dana Alokasi Khusus (DAK)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikan kepadadaerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanaikegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dansesuai dengan prioritas nasional, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang yang mengatur mengenaiPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah.

64 Transfer Dana Otonomi KhususDigunakan untuk mencatat dana yang dialokasikan untukmembiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah,sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang yangmengatur mengenai Otonomi Khusus Bagi Provinsi tertentu.

65 Transfer Dana PenyesuaianDigunakan untuk mencatat dana yang dialokasikan untukmembantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakantertentu Pemerintah dan DPR sesuai peraturanperundangan.

d. Surplus/Defisit

Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA danbelanja selama satu periode.Penghitungan Surplus/Defisit tidak diberikan kode akun tersendiri. Angka inimerupakan selisih lebih/kurang antara Total Pendapatan dikurangi dengantotal belanja plus transfer [S/D = ∑Pendapatan – (∑Belanja + ∑Transfer)].

e. Akun Pembiayaan

Pembiayaan (Financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembalidan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahunanggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yangdalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutupdefisit atau memanfaatkan surplus anggaran.Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumberpembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentangAPBN. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan alokasi

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 44

pembiayaan untuk memanfaatkan surplus anggaran dalam Undang-undangtentang APBN.

a) Akun Penerimaan Pembiayaan

Akun Penerimaan Pembiayaan pemerintah pusat diklasikasikan sebagaiberikut:

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan

71 Penerimaan PembiayaanDigunakan untuk mencatat penerimaan pembiayaan yangdimaksudkan untuk menutup defisit sebagaimanaditetapkan dalam UU APBNUntuk pengembangan lebih lanjut kode akunpenerimaan pembiayaan, pemerintah pusat dapatmenyusun lebih lanjut detil penyusunan dan strukturpenerimaan pembiayaan.

b) Akun Pengeluaran Pembiayaan

Akun Pengeluaran Pembiayaan pemerintah diklasikasikan sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan

72 Pengeluaran PembiayaanDigunakan untuk mencatat alokasi pengeluaranpembiayaan untuk memanfaatkan surplus anggaransebagaimana ditetapkan dalam UU APBNUntuk pengembangan lebih lanjut kode akunpengeluaran pembiayaan, pemerintah pusat dapatmenyusun lebih lanjut detil penyusunan dan strukturpengeluaran pembiayaan.

f. SILPA/SIKPA

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisihlebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaandan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periodepelaporan.

3. Akun Transitoris

Untuk mencatat arus kas dari aktivitas nonanggaran pada Laporan Arus Kasdiperlukan akun transitoris yang mencerminkan penerimaan danpengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan,belanja dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas non anggaranantara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFKmenggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari SuratPerintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89945

potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antarrekening kas umum negara/daerah.Akun non anggaran dikembangkan menjadi sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun8 Non Anggaran

81 Penerimaan Non Anggaran82 Pengeluaran Non Anggaran

4. Akun Laporan Operasional (LO)

a. Akun Pendapatan-LO

Pendapatan LO adalah semua hak pemerintah pusat/daerah yang diakuisebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutandan tidak perlu dibayar kembali. Untuk pemerintah pusat, sebagaimanadiamanatkan pasal 11 ayat (3) UU 17/2003 tentang Keuangan Negara,pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak,dan hibah. Pada prinsipnya akun pendapatan-LO menggunakan kodefikasiyang sama dengan akun pendapatan-LRA. Hal ini kemudian tercermin dalamAkun Pendapatan-LO yang dimulai dengan kodefikasi angka 4 sebagaimanatabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan-LO41 Pendapatan Perpajakan-LO

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan sesuai dengan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai perpajakan, kepabeanan dan cukai.

411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan dalam negeri sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dancukai yang mencakup Pajak Penghasilan (PPh), PajakPertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan, PajakBumi dan Bangunan (PBB), cukai dan pendapatan pajaklainnya. Termasuk dalam akun ini antara lain adalahPPh Migas, PPh Non-Migas, PPh Non-Migas Lainnya, PPhFiskal, PPN, PPnBM, Cukai, Pajak Lainnya seperti BeaMeterai.

412 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan internasional sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dankepabeanan.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan BeaMasuk dan Bea Keluar.

42 Pendapatan Bukan Pajak-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 46

bukan pajak sesuai dengan ketentuan perundanganyang mengatur mengenai pendapatan negara bukanpajak (PNBP).

421 Pendapatan Sumber Daya Alam-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan Sumber DayaAlam (SDA).Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan MinyakBumi, Pendapatan Gas Alam, Pendapatan PertambanganUmum, Pendapatan Kehutanan, Pendapatan IIUPH(IHPH), Pendapatan Perikanan, PendapatanPertambangan Panas Bumi.

422 Pendapatan Bagian Laba BUMN-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan BagianPemerintah atas Laba (Deviden) BUMN.

423 Pendapatan PNBP Lainnya-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak lainnya.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan Penjualandan Sewa, Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga,Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan, PendapatanPendidikan, Pendapatan Gratifikasi dan Uang SitaanHasil Korupsi, Pendapatan Iuran, Denda danPendapatan lain-lain.

424 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari BLU.Termasuk dalam akun ini adalah PendapatanPenyediaan Barang dan Jasa Kepada Masyarakat,Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/KawasanTertentu, Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat,Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU, dan pendapatan BLUlainnya.

43 Pendapatan Hibah-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah sesuai dengan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai pendapatan hibah pemerintahpusat.

431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri - LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang sumbernya baik dari dalam negeri maupundari luar negeri sesuai dengan ketentuan perundanganyang mengatur mengenai pendapatan hibah pemerintahpusat.Untuk pendapatan hibah dalam negeri, yang termasukdalam akun ini adalah Pendapatan Hibah Dalam NegeriTerencana, Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsungbentuk Uang, Barang/Jasa/Surat berharga.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89947

Untuk pendapatan hibah luar negeri, yang termasukdalam akun ini adalah Pendapatan Hibah Luar NegeriTerencana, Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsungbentuk Uang, Barang/Jasa/Surat berharga, danpendapatanhibah luar negeri yang langsungditerushibahkan.

49 Pendapatan Murni Akrual-LODigunakan untuk mencatat pendapatan akrual yanghanya ada pada Laporan Operasional (LO), tidak akanada pada LRA seperti pendapatan untung selisih kursunrealized.

b. Akun Beban-LO

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periodepelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran ataukonsumsi aset atau timbulnya kewajiban.Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset ataupotensi jasa.

Pada prinsipnya akun beban-LO menggunakan kodefikasi yang sama denganakun belanja-LRA. Hal ini kemudian tercermin dalam Akun Beban-LO yangdimulai dengan kodefikasi angka 5 sebagaimana tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun5 Beban51 Beban Pegawai

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban pegawaisesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).Beban merupakan pengeluaran yang merupakankompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uangatau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawaipemerintah dalam maupun luar negeri baik kepadapejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yangdipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNSsebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan,kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukanmodal. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah:a. Beban Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan

tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor

pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan yang

telah ditetapkan oleh

Pemerintah/Presiden/Pemerintah Daerah.

b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai

perolehan maka pembayaran honor-honor untuk

pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari

“Beban Pegawai” diintegrasikan ke dalam kegiatan

induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 48

jenis belanja kegiatan yang bersangkutan.

Akun Beban Pegawai (51) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

511 Beban Gaji dan TunjanganKodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban gaji dantunjangan sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP).Akun Beban Gaji dan Tunjangan (511) digunakan untukmembayar gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji,baik diberikan kepada Pejabat Negara, PNS maupunpegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belumberstatus PNS. Termasuk dalam akun ini adalah (1)Beban Gaji PNS yang terdiri dari Beban Gaji PokokPNS/Uang Representasi, Beban Pembulatan Gaji PNS. (2)Beban Tunjangan-tunjangan PNS terdiri dari BebanTunjangan Suami/Istri PNS, Beban TunjanganStruktural PNS, Beban Tunjangan Fungsional PNS,Beban Tunjangan Umum PNS, Beban Tunjangan PPhPNS, Beban Tunjangan Beras PNS, Beban TunjanganKemahalan PNS, Beban Tunjangan Lauk Pauk PNS,Beban Uang Makan PNS. (3) Beban Tunjangan PNSlainnya terdiri dari Beban Tunjangan PerbaikanPenghasilan PNS, Beban Tunjangan Khusus PeralihanPNS, Beban Tunjangan Kompensasi Kerja PNS, BebanTunjangan Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS,Beban Tunjangan Guru/Dosen/PNS yang dipekerjakanpada sekolah/PT Swasta/Badan/Komisi, BebanTunjangan Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa pada PTuntuk mengikuti pendidikan Pasca Sarjana PNS, BebanTunjangan Khusus Papua PNS, Beban Tunjangan SARPNS, Tunjangan Perumahan, Uang Duka Wafat,Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja,Tambahan Penghasilan berdasarkan tempat bertugas,Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja,Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi,Tunjangan Kominikasi Intensif Pejabat Negara, BebanPenunjang Operasional Pejabat Negara, Belanja UangKehormatan Pejabat Negara, Beban Uang Paket HarianPejabat Negara, dan Tunjangan lainnya untuk PejabatNegara termasuk uang duka Pejabat Negara.

512 Beban Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus &Beban Pegawai TransitoKodefikasi ini digunakan untuk mencatat bebanhonorarium/lembur/vakasi/tunj. khusus & bebanpegawai transito sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) dan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai belanja pegawai pemerintah pusat.Yang termasuk Akun ini adalah BebanHonorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & Beban

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89949

Pegawai Transito digunakan untuk membayarhonorarium, lembur, vakasi, tunj. Khusus dan belanjapegawai transito, Beban Uang Honor Tetap, Beban UangLembur, Beban Vakasi.

513 Beban Kontribusi SosialKodefikasi ini digunakan untuk mencatat bebankontribusi sosial sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) dan ketentuan perundangan yangmengatur mengenai belanja pegawai pemerintah pusatyaitu berupa skema asuransi sosial untuk memperolehhak atas sosial benefit untuk pegawainya, meliputipensiun dan manfaat pensiun lainnya.Termasuk dalam akun ini adalah: Beban Pensiun danUang Tunggu PNS, Beban Pensiun dan Uang TungguPejabat Negara, Beban Tunjangan Hari Tua, IuranAsuransi Kesehatan PNS dan Pejabat Negara sertaPenerima Pensiun, serta cadangan perubahan sharing.

52 Beban Barang dan JasaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban barangdan jasa sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) dan ketentuan perundangan yang mengaturmengenai beban barang dan jasa pemerintah pusat.Beban barang dan jasa merupakan pengeluaran untukmenampung pembelian barang dan jasa yang habispakai untuk memproduksi barang dan jasa yangdipasarkan maupun yang tidak dipasarkan sertapengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkanatau dijual kepada masyarakat dan beban perjalanan.Beban ini terdiri dari beban barang dan jasa, bebanpemeliharaan dan beban perjalanan dinas. Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam alokasi Beban Barang adalahsebagai berikut:a. Beban Barang difokuskan untuk membiayai

kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa),

pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta

biaya perjalanan.

b. Disamping itu, beban barang juga dialokasikan untuk

pembayaran honor-honor bagi para pengelola

keuangan (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat

Pembuat/Penguji SPM).

c. Sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan

maka pembayaran honor untuk para pelaksana

kegiatan menjadi satu kesatuan dengan kegiatan

induknya.

d. Selain itu, Beban Barang juga meliputi hal-hal :

1) Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di

bawah nilai minimum kapitalisasi;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 50

2) Belanja pemeliharaan aset tetap dan aset lainnya

yang tidak menambah masa manfaat/umur

ekonomis, peningkatan kapasitas atau standar

kinerja;

3) Belanja perjalanan dalam rangka perolehan

barang habis pakai.

e. Disamping itu, beban barang juga dialokasikan untuk

kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional

pelayanan Satker BLU).

Akun Beban barang dan Jasa (52) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

521 Beban BarangAkun Beban Barang (521) digunakan untuk alokasibeban barang untuk kebutuhan operasional kantorseperti bahan habis pakai, ATK, honor pengelolakeuangan dan honor pelaksana kegiatan, pengadaan ATdi bawah nilai minimum kapitalisasi, serta untukmembiayai kegiatan yang berhubungan denganpelayanan utama/tusi suatu instansi. Termasuk dalamakun ini yaitu: Beban Bahan Pakai Habis, BebanBahan/Material, Beban Pengiriman surat dinas pospusat, Beban Cetak dan Penggandaan, Beban Makanandan Minuman, Beban Barang Operasional Lainnya,Beban Barang Transito dan Beban Barang NonOperasional Lainnya.

522 Beban JasaAkun Beban Jasa (522) digunakan untuk alokasi bebanjasa yang terkait baik dengan kebutuhan operasionalkantor dan kegiatan pelayanan utama/tusi utama suatuinstansi seperti langganan daya dan jasa, konsultan,sewa, jasa profesi dan jasa lainnya. Termasuk dalamakun ini yaitu: Beban Langganan Daya dan Jasa, BebanSewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, Beban SewaSarana Mobilitas, Beban Sewa Alat Berat, Beban SewaPerlengkapan dan Peralatan kantor, Beban JasaKonsultan, Beban Jasa Profesi, dan Beban Jasa Lainnya.

523 Beban PemeliharaanAkun Beban Pemeliharaan (523) digunakan untukalokasi beban pemeliharaan Aset Tetap atau Aset lainnyamilik suatu instansi atau yang dipergunakan oleh suatuinstansi seperti pemeliharaan gedung dan bangunan,pemeliharaan peralatan dan mesin, pemeliharaan jalan,irigasi dan jaringan, pemeliharaan Aset Tetap Lainnya,pemeliharaan Aset lainnya sehingga Aset tersebut dapatberada dalam kondisi normalnya. Secara umum Bebanpemeliharaan diperuntukan bagi pengeluaran setelahperolehan awal (subsequent expenditure) yang tidakmemenuhi kriteria kapitalisasi Aset Tetap dan Aset

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89951

lainnya. Termasuk dalam akun ini adalah Beban BiayaPemeliharaan Gedung dan Bangunan, Beban BiayaPemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya, BebanBiaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin, Beban BiayaPemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya, Beban BiayaPerawatan Kendaraan Bermotor, Beban BiayaPemeliharaan Jalan, Irigasi, Jaringan dan Jembatan, danBeban Pemeliharaan Lainnya.

524 Beban Perjalanan DinasAkun Beban Perjalanan Dinas (524) digunakan untukalokasi beban perjalanan dinas dalam rangkapelaksanaan kegiatan operasional instansi maupun yangberhubungan dengan tusi utama suatu instansi.Termasuk dalam akun ini adalah Beban PerjalananDalam Negeri, Beban Perjalanan Luar Negeri.

525 Beban Barang BLUAkun Beban Barang BLU digunakan untuk alokasibeban yang maksud penggunaannya untuk kegiatanSatker BLU. Termasuk dalam akun ini adalah Beban Gajidan Tunjangan Pegawai BLU, Beban Barang BLU, BebanJasa BLU, Beban Pemeliharaan BLU, Beban PerjalananBLU, Beban Pengadaan Barang dan Jasa BLU Lainnya.

526 Beban Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/pemdaAkun Beban Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat (526) digunakan untuk alokasi beban yangmaksud penggunaannya adalah untuk pengadaanbarang dan jasa untuk diserahkan dan/atau dijualkepada masyarakat/pemda.

54 Beban BungaAkun Beban Bunga (54) digunakan untuk alokasiPengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaanpokok utang (principal outstanding) baik utang dalammaupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisipinjaman jangka pendek atau jangka panjang, termasukbeban pembayaran biaya-biaya yang terkait denganpinjaman dan hibah pemerintah yang diterimapemerintah seperti biaya commitment fee dan biayadenda.Pengembangan 3 (tiga) digit kode akun Beban Bungadilakukan oleh Kementerian Keuangan.

55 Beban SubsidiPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanpemerintah kepada perusahaan negara/daerah, lembagapemerintah atau pihak ketiga lainnya yangmemproduksi, menjual, mengekspor atau mengimporbarang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarakat.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 52

Beban ini antara lain digunakan untuk penyaluransubsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD danperusahaan swasta.Akun Beban Subsidi (55) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

551 Beban Subsidi Kepada Perusahaan NegaraAkun Beban Subsidi Kepada Perusahaan Negara (551)digunakan untuk alokasi beban subsidi yang diberikankepada perusahaan negara.

552 Beban Subsidi Kepada Perusahaan SwastaAkun Beban Subsidi Kepada Perusahaan Swasta (552)digunakan untuk alokasi beban subsidi yang diberikankepada perusahaan swasta.

56 Beban HibahAkun Beban Hibah digunakan untuk alokasi bebanhibah yang diberikan kepada pemerintah negara lain,organisasi internasional, pemerintah daerah, dan kepadaPerusahaan atau kepada perusahaan negara/daerah.Pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentukuang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secaraspesifik telah ditetapkan peruntukannya dan tidakmengikat serta tidak terus menerus kepadapemerintahan negara lain, pemerintah pusat/daerah,dan organisasi internasional, Lebih lanjut pengaturandan pengalokasian belanja hibah agar berpedomankepada Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahanyang mengatur mengenai hibah serta peraturanperundangan terkait dengan belanja hibah.Akun Beban Hibah (56) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

561 Beban Hibah kepada pemerintah negara lain (luar negeri)Digunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada pemerintah negara lain.

562 Beban Hibah kepada Organisasi InternasionalDigunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada Organisasi Internasional.

563 Beban Hibah kepada Pemerintah DaerahDigunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada pemerintah daerah

57 Beban Bantuan SosialDigunakan untuk mencatat transfer uang atau barangyang diberikan kepada masyarakat guna melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosialdapat langsung diberikan kepada anggota masyarakatdan/atau lembaga kemasyarakatan termasukdidalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintahbidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaranpemerintah yang dialokasikan dalam Beban BantuanSosial harus memenuhi kriteria sebagaimana Buletin

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89953

Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan yang mengaturmengenai Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.

58 Beban Lain-lain/Beban Tidak TerdugaPengeluaran/beban pemerintah pusat yang sifatpengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalampos-pos pengeluaran jenis beban di atas. Pengeluaran inibersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulangseperti penanggulangan bencana alam, bencana sosialdan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangatdiperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenanganpemerintah.

59 Beban Murni AkrualDigunakan untuk mencatat beban-beban murni akrualyang hanya digunakan pada Laporan Operasional (LO)dan tidak akan ada pada LRA seperti beban penyusutan,beban penyisihan piutang tidak tertagih, bebanamortisasi, beban deplesi, beban kerugian selisih kurs.

c. Akun Transfer-LO

Kodefikasi Uraian Akun6 Beban Transfer

Digunakan untuk mencatat semua bebanpengeluaran pemerintah pusat yang dialokasikankepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerahdalam rangka pelaksanaan desentralisasi, otonomidaerah, otonomi khusus dan dana penyesuaian.

61 Beban Transfer Dana Bagi Hasil (DBH)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikankepada daerah berdasarkan angka persentasetertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalamrangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang yang mengaturmengenai Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,termasuk di dalamnya Bagi Hasil Pajak dan BagiHasil Sumber Daya Alam.

62 Beban Transfer Dana Alokasi Umum (DAU)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikankepada daerah dengan tujuan pemerataankemampuan keuangan antar daerah untukmendanai kebutuhan daerah dalam rangkapelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang yang mengatur mengenaiPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah, dihitung dariPendapatan Dalam Negeri (PDN) neto.

63 Beban Transfer Dana Alokasi Khusus (DAK)Digunakan untuk mencatat dana yang dialokasikankepada daerah tertentu dengan tujuan untuk

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 54

membantu mendanai kegiatan khusus yangmerupakan urusan daerah dan sesuai denganprioritas nasional, sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang yang mengatur mengenaiPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah.

64 Beban Transfer Dana Otonomi KhususDigunakan untuk mencatat dana yang dialokasikanuntuk membiayai pelaksanaan otonomi khusussuatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalamUndang-Undang yang mengatur mengenai OtonomiKhusus Bagi Provinsi tertentu.

65 Beban Transfer Dana PenyesuaianDigunakan untuk mencatat dana yang dialokasikanuntuk membantu daerah dalam rangkamelaksanakan kebijakan tertentu Pemerintah danDPR sesuai peraturan perundangan.

E. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK PEMERINTAH DAERAH

1. Akun Neraca

a. Akun Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki olehpemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manamanfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalamsatuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untukpenyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yangdipelihara karena alasan sejarah dan budaya.Klasifikasi akun aset dapat dilihat pada tabel berikut:

Kodefikasi Uraian Akun1 Aset11 Aset Lancar

Merupakan Aset yang diharapkan segera untuk dapatdirealisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijualdalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

111 KasDigunakan untuk mencatat kas yang dimiliki pemerintahdaerah yang mencakup antara lain: Kas di Kas Daerah,Kas di Bendahara Penerimaan, Kas di BendaharaPengeluaran, dan Kas di BLUD.

112 Investasi Jangka PendekDigunakan untuk mencatat investasi yang dilakukanpemerintah daerah yang berjangka waktu lebih dari tigabulan hingga dua belas bulan yang bertujuan dalamrangka manajemen kas, yang artinya pemerintah daerah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89955

dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhankas.Investasi Jangka Pendek mencakup antara lain InvestasiDalam Saham dan Investasi Dalam Obligasi.

113 Piutang PendapatanDigunakan untuk mencatat piutang akan pendapatan yangdimiliki pemerintah daerah, antara lain: Piutang Pajak,Piutang Retribusi, Piutang Hasil Pengelolaan KekayaanDaerah yang Dipisahkan, Piutang Lain-lain PAD yang Sah,Piutang Transfer Pemerintah Pusat, Piutang TransferPemerintah Pusat – Lainnya, Piutang Transfer PemerintahDaerah, Piutang Bantuan Keuangan, dan Piutang Hibahdan Piutang Pendapatan Lainnya.

114 Piutang LainnyaDigunakan untuk mencatat Piutang Lainnya yang dimilikiPemerintah Daerah, antara lain Bagian Lancar TagihanJangka Panjang dan Bagian Lancar Pinjaman JangkaPanjang kepada Entitas Lainnya.

115 Penyisihan PiutangDigunakan untuk mencatat penyisihan piutang yangdibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutangterkait kemungkinan tidak tertagihnya piutang. PenyisihanPiutang mencakup antara lain Penyisihan PiutangPendapatan dan Penyisihan Piutang Lainnya.

116 Beban Dibayar DimukaDigunakan untuk mencatat pengeluaran yang telahdibayarkan dimana pengeluaran tersebut belum menjadibeban pada tahun berjalan.

117 PersediaanDigunakan untuk mencatat persediaan yang dimiliki olehpemerintah daerah, termasuk di dalamnya persediaanuntuk diserahkan ke masyarakat dan/atau pihak ketiga.Persediaan mencakup antara lain: Persediaan Alat TulisKantor, Persediaan Alat Listrik, PersediaanMaterial/Bahan, Persediaan Benda Pos, Persediaan BahanBakar, dan Persediaan Bahan Makanan Pokok.

199 Aset Untuk DikonsolidasikanDigunakan untuk mencatat reciprocal account untukkepentingan konsolidasi, yang mencakup antara lain RKSKPD.

12 Investasi Jangka PanjangMerupakan Aset non Lancar berupa Investasi yangdiadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaatekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih darisatu periode akuntansi.

121 Investasi Jangka Panjang Non PermanenDigunakan untuk mencatat investasi jangka panjang yangdimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 56

Investasi Jangka Panjang Non Permanen mencakup antaralain: Pinjaman Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya,Investasi dalam Obligasi, Investasi dalam ProyekPembangunan, Dana Bergulir, dan Investasi Non PermanenLainnya.

122 Investasi Jangka Panjang PermanenDigunakan untuk mencatat investasi jangka panjang yangdimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.Investasi Jangka Panjang Permanen mencakup antara lainPenyertaan Modal Pemerintah Daerah dan InvestasiPermanen Lainnya.

13 Aset TetapMerupakan Aset yang mempunyai manfaat ekonomi lebihdari 12 (dua belas) bulan dan dipergunakan untukoperasional pemerintahan atau untuk dimanfaatkan olehmasyarakat. Aset ini meliputi tanah, peralatan dan mesin,gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, asettetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

131 TanahDigunakan untuk mencatat kepemilikan tanah pemerintahdaerah, yang mencakup antara lain: Tanah Kantor, TanahSarana Kesehatan Rumah Sakit, Tanah Sarana KesehatanPuskesmas, Tanah Sarana Kesehatan Poliklinik, TanahSarana Pendidikan Taman Kanak-Kanak, Tanah SaranaPendidikan Sekolah Dasar, Tanah Sarana PendidikanMenengah Umum dan Kejuruan, Tanah Sarana PendidikanMenengah Lanjutan dan Kejuruan, Tanah SaranaPendidikan Luar Biasa/Khusus, Tanah Sarana Pelatihandan Kursus, Tanah Sarana Sosial Panti Asuhan, TanahSarana Sosial Panti Jompo, Tanah Sarana UmumTerminal, Tanah Sarana Umum Dermaga, Tanah SaranaUmum Lapangan Terbang Perintis, Tanah Sarana UmumRumah Potong Hewan, Tanah Sarana Umum TempatPelelangan Ikan, Tanah Sarana Umum Pasar, TanahSarana Umum Tempat Pembuangan Akhir Sampah, TanahSarana Umum Taman, Tanah Sarana Umum PusatHiburan Rakyat, Tanah Sarana Umum Ibadah, TanahSarana Stadion Olahraga, Tanah Perumahan, TanahPertanian, Tanah Perkebunan, Tanah Perikanan, TanahPeternakan, Tanah Perkampungan, TanahPergudangan/Tempat Penimbunan Material Bahan Baku.

132 Peralatan dan MesinDigunakan untuk mencatat Peralatan dan Mesin yangmencakup antar lain: Alat-alat Berat, Alat-alat AngkutanDarat Bermotor, Alat-alat Angkutan Darat tidak Bermotor,Alat-alat Angkutan di Air Bermotor, Alat-alat Angkutan Airtidak Bermotor, Alat-alat Angkutan Udara, Alat-alatBengkel, Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan,Peralatan Kantor, Perlengkapan Kantor, Komputer,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89957

Meubelair, Peralatan Dapur, Penghias Ruangan RumahTangga, Alat-alat Studio, Alat-alat Komunikasi, Alat-alatUkur, Alat-alat Kedokteran, Alat-alat Laboratorium, Alat-alat Persenjataan/Keamanan.

133 Gedung dan BangunanDigunakan untuk mencatat Gedung dan Bangunan milikpemerintah daerah yang mencakup antara lain: GedungKantor, Gedung Rumah Jabatan, Gedung Rumah Dinas,Gedung Gudang, Bangunan Monumen, Tugu Peringatan.

134 Jalan, Irigasi, dan JaringanDigunakan untuk mencatat Jalan, Irigasi, dan Jaringanyang mencakup antara lain: Jalan, Jembatan, JaringanAir, Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota, danInstalasi Listrik dan Telepon.

135 Aset Tetap LainyaDigunakan untuk mencatat kepemilikan Aset TetapLainnya yang mencakup antara lain: Buku danKepustakaan, Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan,Hewan/Ternak dan Tanaman.

136 Konstruksi Dalam PengerjaanDigunakan untuk mencatat aset tetap yang sedang dalamproses pembangunan namun pada tanggal laporankeuangan belum selesai seluruhnya.

137 Akumulasi PenyusutanDigunakan untuk mencatat akumulasi penyusutan asettetap yang dimiliki Pemerintah Daerah.

14 Dana CadanganMerupakan dana yang disisihkan untuk menampungkebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidakdapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

141 Dana CadanganDigunakan untuk mencatat penyisihan dana untukmenampung kebutuhan yang memerlukan dana yangrelatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahunanggaran.

15 Aset LainnyaMerupakan kelompok Aset yang tidak termasuk dalamkategori-kategori sebelumnya.

151 Tagihan Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat Tagihan Jangka Panjangpemerintah yang mencakup antara lain Tagihan PenjualanAngsuran dan Tuntutan Ganti Rugi.

152 Kemitraan dengan Pihak KetigaDigunakan untuk mencatat Kemitraan dengan Pihak Ketigayang mencakup antara lain: Bangun guna serah (Build,Operate and Transfer/BOT), Bangun serah guna (Build,Transfer and Operate/BTO), dan Kerjasama Operasi (KSO).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 58

153 Aset Tidak BerwujudDigunakan untuk mencatat Aset Tidak Berwujud yangmencakup antara lain goodwill, lisensi dan frenchise, hakcipta, paten, dan aset tidak berwujud lainnya.

154 Aset Lain-lainDigunakan untuk mencatat Aset Lainnya yang tidak dapatdikelompokkan ke dalam kategori sebelumnya.

b. Akun Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yangpenyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomipemerintah daerah.Klasifikasi dari akun Kewajiban sebagaimana tercantum pada tabel berikut:

Kodefikasi Uraian Akun2 Kewajiban21 Kewajiban Jangka Pendek

Merupakan kelompok kewajiban yang jatuh tempodalam waktu kurang dari dua belas bulan setelahtanggal pelaporan.

211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)Digunakan untuk mencatat utang yang disebabkankedudukan pemerintah daerah sebagai pemotong pajakatau pungutan lainnya yang mencakup antara lain:Utang Taspen, Utang Askes, Utang PPh Pusat, UtangPPN Pusat, Utang Taperum, dan Utang PerhitunganPihak Ketiga Lainnya.

212 Utang BungaDigunakan untuk mencatat Utang Bunga yang dimilikipemerintah daerah yang mencakup antara lain: UtangBunga Kepada Pemerintah Pusat, Utang Bunga KepadaDaerah Otonom Lainnya, Utang Bunga KepadaBUMN/BUMD, Utang Bunga kepada Bank/LembagaKeuangan Bukan Bank, Utang Bunga dalam Negerilainnya, dan Utang Bunga Luar Negeri.

213 Bagian Lancar Utang Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat Bagian Lancar UtangJangka Panjang pemerintah daerah yang mencakupantara lain: Utang Bank, Utang Obligasi, Utang kepadaPemerintah Pusat, Utang kepada Pemerintah Provinsi,dan Utang kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

214 Pendapatan Diterima DimukaDigunakan untuk mencatat Pendapatan DiterimaDimuka yang mencakup antara lain: Setoran KelebihanPembayaran Kepada Pihak III, Uang Muka Penjualan,dan Uang Muka Lelang Penjualan Aset Daerah.

215 Utang BebanDigunakan untuk mencatat utang karena belum

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89959

dibayarkannya suatu belanja atas kegiatan yang telahselesai dilaksanakan oleh pemerintah daerah.Utang Beban mencakup antara lain: Utang BebanPegawai, Utang Beban Barang, Utang Beban Bunga,Utang Beban Subsidi, Utang Beban Hibah, Utang BebanLain-lain, dan Utang Beban Transfer.

216 Utang Jangka Pendek LainnyaDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Pendek yangtidak termasuk dalam klasifikasi utang di atas.

22 Kewajiban Jangka PanjangMerupakan kelompok kewajiban yang jatuh temponyalebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

221 Utang Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Dalam Negeripemerintah daerah yang mencakup antara lain: Utangdari Sektor Perbankan, Utang dari Lembaga KeuanganBukan Bank, Utang Obligasi, Utang dari PemerintahPusat, Utang dari Pemerintah Daerah lainnya, danPremium (Diskonto) Obligasi.

223 Utang Luar NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Luar Negeri yangdiperoleh pemerintah daerah.

224 Utang Jangka Panjang LainnyaDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Panjang yangtidak termasuk dalam klasifikasi di atas.

c. Akun Ekuitas

Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakanselisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan.Klasifikasi Akun Ekuitas sebagaimana tercantum dalam tabel sebagaiberikut:

Kodefikasi Uraian Akun3 Ekuitas31 Ekuitas

Adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yangmerupakan selisih antara aset dan kewajibanPemerintah Daerah pada tanggal laporan.

311 EkuitasAdalah kekayaan bersih pemerintah daerah yangmerupakan selisih antara Aset dan Kewajibanpada tanggal laporan. Saldo Ekuitas berasal dariEkuitas awal ditambah (dikurang) olehSurplus/Defisit–LO dan perubahan lainnya sepertikoreksi nilai persediaan, selisih revaluasi AsetTetap, dan lain-lain.

312 Ekuitas SALDigunakan untuk mencatat akun perantara dalamrangka penyusunan Laporan Realisasi Angaran

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 60

dan Laporan Perubahan SAL, yang mencakupantara lain Estimasi Pendapatan, EstimasiPenerimaan Pembiayaan, Apropriasi Belanja,Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan dan EstimasiPerubahan SAL.

313 Ekuitas untuk DikonsolidasikanDigunakan untuk mencatat reciprocal accountuntuk kepentingan konsolidasi, yang mencakupantara lain Rekening Koran PPKD.

2. Akun Laporan Realisasi Anggaran

a. Akun Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerahyang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yangbersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayarkembali oleh pemerintah daerah.Klasifikasi Akun Pendapatan-LRA sebagaimana tercantum dalam tabelsebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan-LRA41 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA

Merupakan Pendapatan yang diperoleh Daerah yangdipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai denganPeraturan Perundang-undangan.

411 Pendapatan Pajak Daerah-LRADigunakan untuk mencatat pendapatan pajak daerah,antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik NamaKendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok untukPendapatan Pajak Provinsi dan Pajak Hotel, Pajak Restoran,Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang BurungWalet, Pajak Lingkungan, Pajak Mineral Bukan Logam danBatuan, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan danPerkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan,dan pajak daerah lainnya yang ditetapkan denganPeraturan Daerah.

412 Pendapatan Retribusi Daerah-LRADigunakan untuk mencatat retribusi daerah, antara lain:Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan RetribusiPerizinan Tertentu yang ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

413 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangDipisahkan-LRADigunakan untuk mencatat hasil pengelolaan kekayaan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89961

daerah yang dipisahkan, antara lain: Bagian Laba atasPenyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD,Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan MilikNegara/BUMN, dan Bagian Laba atas Penyertaan Modalpada Perusahaan Swasta.

414 Lain-Lain PAD yang Sah-LRADigunakan untuk mencatat Lain-Lain PAD yang sah,antara lain: antara lain Penerimaan Jasa Giro, PendapatanBunga Deposito, Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, Komisi,Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah, PendapatanDenda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan,Pendapatan Denda Pajak, Pendapatan Denda Retribusi,Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan, Pendapatan dariPengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum,Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan danPelatihan, Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan,dan Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah, PendapatanZakat, dan Pendapatan BLUD, dan Hasil Penjualan AsetDaerah yang tidak dipisahkan.

42 Pendapatan Transfer – LRAMerupakan penerimaan uang yang berasal dari entitaspelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangandari Pemerintah Pusat dan dana bagi hasil dari PemerintahProvinsi.

421 Pendapatan Transfer Pemerintah PusatDigunakan untuk mencatat Pendapatan Transfer dariPemerintah Pusat yang mencakup antara lain: Bagi HasilPajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, DAU,dan DAK.

422 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat - LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan TranferPemerintah Pusat Lainnya, antara lain: Dana OtonomiKhusus, Dana Penyesuaian, dan Dana Darurat.

423 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan TransferPemerintah Daerah Lainnya, antara lain: Pendapatan BagiHasil Pajak dan Pendapatan Bagi Hasil Lainnya.

424 Bantuan KeuanganDigunakan untuk mencatat pendapatan BantuanKeuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya baik bantuankeuangan yang bersifat umum maupun yang bersifatkhusus.

43 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRAMerupakan kelompok pendapatan lain yang tidak termasukdalam kategori pendapatan sebelumnya.

431 Pendapatan HibahDigunakan untuk mencatat pendapatan hibah, antara lain:Pendapatan Hibah dari Pemerintah Pusat, Pendapatan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 62

Hibah dari Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Hibahdari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri, danPendapatan Hibah dari Kelompok Masyarakat/Perorangan.

432 Pendapatan LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan Lainnya selainPendapatan Hibah.

b. Akun Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yangmengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yangbersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali olehpemerintah daerah.Klasifikasi akun belanja pada pemerintah daerah sebagaimana tercantumpada tabel berikut:

Kodefikasi Uraian Akun5 Belanja51 Belanja Operasi

Merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatansehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaatjangka pendek. Belanja Operasi antara lain meliputiBelanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga, Subsidi, Hibah,dan Bantuan Sosial.

511 Belanja PegawaiPengeluaran yang merupakan kompensasi terhadappegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yangharus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalammaupun luar negeri baik kepada pejabat negara, PegawaiNegeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan olehpemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalanatas pekerjaan yang telah dilaksanakan termasukpembayaran honorarium kegiatan kepada non pegawaidan pemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkaitdengan suatu prestasi, kecuali pekerjaan yang berkaitandengan pembentukan modal.Belanja pegawai mencakup antara lain: Belanja Gaji danTunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan PNS, BelanjaPenerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD sertaKDH/WKDH, Biaya Pemungutan Pajak Daerah,Honorarium PNS, Honorarium Non PNS, Uang Lembur,serta Belanja Pegawai BLUD (dari APBD).

512 Belanja Barang dan JasaBelanja Barang dan Jasa dicatat untuk menampungpembelian barang dan jasa yang habis pakai, untukmemproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupunyang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yangdimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepadamasyarakat/pihak ketiga termasuk pembayaranhonorarium kegiatan kepada non pegawai, pemberian

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89963

hadiah uang atas kegiatan tertentu terkait dengan suatuprestasi dan belanja perjalanan.Belanja Barang dan Jasa mencakup antara lain: BelanjaBahan Pakai Habis, Belanja Bahan/Material, BelanjaJasa Kantor, Belanja Premi Asuransi, Belanja PerawatanKendaraan Bermotor, Belanja Cetak dan Penggandaan,Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, BelanjaSewa Sarana Mobilitas, Belanja Sewa Alat Berat, BelanjaSewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, BelanjaMakanan dan Minuman, Belanja Pakaian Dinas danAtributnya, Belanja Pakaian Kerja, Belanja Pakaiankhusus dan hari-hari tertentu, Belanja Perjalanan Dinas,Belanja Perjalanan Pindah Tugas, Belanja Pemeliharaan,Belanja Jasa Konsultasi, Belanja Barang UntukDiserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga, BelanjaBarang dan Jasa BLUD, Belanja Beasiswa PendidikanPNS, Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi danBimbingan Teknis PNS, Pembayaran honorarium kepadanon pegawai dan pemberian hadiah uang atas kegiatantertentu terkait dengan suatu prestasi.

513 Belanja BungaAkun Belanja Bunga digunakan untuk alokasiPengeluaran pemerintah daerah untuk pembayaranbunga (interest) yang dilakukan atas kewajibanpenggunaan pokok utang (principal outstanding)termasuk belanja pembayaran biaya-biaya yang terkaitdengan pinjaman dan hibah pemerintah daerah yangditerima pemerintah daerah seperti biaya commitment feedan biaya denda.Belanja Bunga mencakup antara lain Bunga UtangPinjaman dan Bunga Utang Obligasi.

514 Belanja SubsidiPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanpemerintah daerah kepada BUMN/BUMD atau pihakketiga lainnya yang memproduksi dan mengimporbarang serta menyediakan jasa untuk dijual dandiserahkan dalam rangka memenuhi hajat hidup orangbanyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarakat.Belanja Subsidi mencakup antara lain: digunakan untukmenganggarkan bantuan biaya produksi kepadaperusahaan/lembaga yang menghasilkan barang/jasapelayanan umum masyarakat agar harga jualbarang/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau olehmasyarakat banyak.

515 Belanja HibahPengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentukuang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secaraspesifik telah ditetapkan peruntukkannya.Belanja Hibah mencakup antara lain: Belanja Hibah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 64

kepada Pemerintah Pusat, Belanja Hibah kepadaPemerintah Daerah Lainnya, Belanja Hibah kepadaPerusahaan Daerah, Belanja Hibah kepada PemerintahDesa, Belanja Hibah kepada Masyarakat, Belanja Hibahkepada Organisasi Kemasyarakatan dan Belanja Hibahuntuk Satuan Pendidikan Dasar.

516 Belanja Bantuan SosialPengeluaran pemerintah daerah berupa uang ataubarang serta jasa yang diberikan kepada masyarakatguna melindungi dari kemungkinan terjadinya resikososial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepadaanggota masyarakat dan / atau lembaga non pemerintahbidang pendidikan dan keagamaan.Belanja Bantuan Sosial mencakup antara lain: BelanjaBantuan Sosial kepada Organisasi SosialKemasyarakatan dan Belanja Bantuan Sosial kepadaMasyarakat.

52 Belanja ModalPengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangkamemperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnyayang memberi manfaat lebih dari 1 (Satu) periodeakuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasiaset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan PemerintahDaerah. Aset Tetap tersebut dipergunakan untukoperasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja atauuntuk dimanfaatkan oleh masyarakat.

521 Belanja Modal TanahAkun Belanja Modal Pengadaan Tanah digunakan untukalokasi belanja pengadaan tanah yang akan digunakandalam kegiatan pemerintahan (menjadi Aset Tetappemerintah).Belanja Modal Tanah mencakup pengadaan berbagaijenis tanah antara lain: Tanah Kantor, Tanah SaranaKesehatan Rumah Sakit, Tanah Sarana KesehatanPuskesmas, Tanah Sarana Kesehatan Poliklinik, TanahSarana Pendidikan Taman Kanak-kanak, Tanah SaranaPendidikan Sekolah Dasar, Tanah Sarana PendidikanMenengah Umum dan Kejuruan, Tanah SaranaPendidikan Menengah Lanjutan dan Kejuruan, TanahSarana Pendidikan Luar Biasa/Khusus, Tanah SaranaPelatihan dan Kursus, Tanah Sarana Sosial PantiAsuhan, Tanah Sarana Sosial Panti Jompo, TanahSarana Umum Terminal, Tanah Sarana Umum Dermaga,Tanah Sarana Umum Lapangan Terbang Perintis, TanahSarana Umum Rumah Potong Hewan, Tanah SaranaUmum Tempat Pelelangan Ikan, Tanah Sarana UmumPasar, Tanah Sarana Umum Tempat Pembuangan AkhirSampah, Tanah Sarana Umum Taman, Tanah SaranaUmum Pusat Hiburan Rakyat, Tanah Sarana Umum

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89965

Ibadah, Tanah Sarana Stadion Olahraga, TanahPerumahan, Tanah Pertanian, Tanah Perkebunan, TanahPerikanan, Tanah Peternakan, Tanah Perkampungan,Tanah Pergudangan / Tempat Penimbunan MaterialBahan Baku, dan Belanja modal Tanah BLUD.

522 Belanja Modal Peralatan dan MesinAkun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan Mesindigunakan untuk alokasi belanja pengadaan peralatandan mesin yang akan digunakan dalam kegiatanpemerintahan (menjadi Aset Tetap pemerintah daerah).Belanja Modal Peralatan dan Mesin mencakuppengadaan berbagai jenis peralatan dan mesin antaralain: Alat-alat Berat, Alat-alat Angkutan Darat Bermotor,Alat-alat Angkutan Darat tidak Bermotor, Alat-alatAngkutan di Air Bermotor, Alat-alat Angkutan Air tidakBermotor, Alat-alat Angkutan Udara, Alat-alat Bengkel,Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan,Peralatan Kantor, Perlengkapan Kantor, Komputer,Meubelair, Peralatan Dapur, Penghias Ruangan RumahTangga, Alat-alat Studio, Alat-alat Komunikasi, Alat-alatUkur, Alat-alat Kedokteran, Alat-alat Laboratorium, Alat-alat Persenjataan/Keamanan, serta Peralatan dan MesinBLUD.

523 Belanja Modal Gedung dan BangunanAkun Belanja Modal Gedung dan Bangunan digunakanuntuk alokasi belanja pengadaan gedung dan bangunanyang akan digunakan dalam kegiatan pemerintahandaerah (menjadi Aset Tetap pemerintah daerah).Belanja Modal Gedung dan Bangunan mencakuppengadaan berbagai gedung pemerintah daerah antaralain: Gedung Kantor Gedung Rumah Jabatan, GedungRumah Dinas, Gedung Gudang, Bangunan Monumen,Tugu Peringatan, dan Gedung dan Bangunan BLUD.

524 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan JaringanAkun Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringandigunakan untuk alokasi belanja pengadaan jalan,irigasi dan jaringan yang akan digunakan dalamkegiatan pemerintahan daerah (menjadi Aset Tetappemerintah daerah).Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakuppengadaan aset antara lain: Jalan, Jembatan, JaringanAir, Penerangan Jalan, Taman, dan Hutan Kota, InstalasiListrik & Telepon, Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD.

525 Belanja Modal Aset Tetap LainnyaAkun Belanja Modal Aset Tetap Lainnya digunakanuntuk alokasi belanja pengadaan yang nantinya akanmenghasilkan Aset Tetap Lainnya yang akan digunakandalam kegiatan pemerintahan daerah (menjadi AsetTetap Lainnya pemerintah daerah).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 66

Belanja Modal Aset Tetap Lainnya mencakup antara lain:Belanja Modal Pengadaan Buku dan Kepustakaan,Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan, Hewan/Ternakdan Tanaman, serta Aset Tetap Lainnya BLUD.

53 Belanja Tak TerdugaPengeluaran/belanja pemerintah daerah yang sifatpengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalampos-pos pengeluaran jenis belanja di atas. Pengeluaranini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulangyang dikategorikan untuk keperluan mendesak dankeadaan darurat seperti penanggulangan bencana alam,bencana sosial, wabah penyakit dan pengeluaran tidakterduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangkapenyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.

c. Akun Transfer-LRA

Transfer adalah pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan kepadaentitas pelaporan lain. Pada Pemerintah Daerah, transfer dapatdiklasifikasikan ke dalam tabel berikut:

Kodefikasi Uraian Akun6 Transfer61 Transfer Bagi Hasil Pendapatan

Merupakan dana yang dialokasikan kepada daerahberdasarkan angka persentase tertentu untukmendanai kebutuhan daerah dari suatu pemerintahdaerah ke pemerintahan daerah yang lebih rendah.

611 Transfer Bagi Hasil PajakMerupakan dana yang diberikan kepada PemerintahDaerah berdasarkan peraturan perundangan di bidangPajak Daerah.

612 Transfer Bagi Hasil Pendapatan LainnyaMerupakan dana yang diberikan kepada PemerintahDaerah berdasarkan peraturan perundangan lainnya.

62 Transfer Bantuan KeuanganMerupakan dana yang diberikan kepada pemerintahdaerah lainnya yang digunakan untuk pemerataan ataupeningkatan kemampuan keuangan, baik yang bersifatumum maupun bersifat khusus termasuk bantuankeuangan kepada Partai Politik.

621 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah DaerahLainnyaDigunakan untuk pemberian Bantuan Keuangan dariPemerintah Daerah yang bersangkutan kepadaPemerintah Daerah Lainnya yang mencakup antara lainBantuan Keuangan kepada Propinsi dan BantuanKeuangan kepada Kabupaten/Kota.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89967

622 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaDigunakan untuk pemberian Bantuan Keuangan dariPemerintah Daerah yang bersangkutan kepadaPemerintah Desa.

623 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaBantuan Keuangan yang diberikan di luar entitaspelaporan/pemerintahan seperti Bantuan Keuangnkepada Partai Politik.

d. Surplus/Defisit

Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA danbelanja selama satu periode. Penghitungan Surplus/Defisit tidak diberikankode akun tersendiri. Angka ini merupakan selisih lebih/kurang antara TotalPendapatan dikurangi dengan total belanja plus transfer[S/D = ∑Pendapatan – (∑Belanja + ∑Transfer)].

e. Akun Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baikpenerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterimakembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutamadimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplusanggaran.

a) Akun Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas UmumDaerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit.

Akun Penerimaan Pembiayaan bagi pemerintah daerah diklasifikasikansebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan71 Penerimaan Pembiayaan

Digunakan untuk mencatat penerimaan pembiayaan yangdimaksudkan untuk menutup defisit.

711 Penggunaan SILPADigunakan untuk mencatat penggunaan SILPA dari tahunsebelumnya.

712 Pencairan Dana CadanganDigunakan untuk mencatat Pencairan Aset Dana Cadanganyang akan digunakan pada tahun berjalan.

713 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang DipisahkanDigunakan untuk mencatat Hasil Penjualan KekayaanDaerah yang Dipisahkan yang mencakup antara lainPenjualan Perusahaan Milik Daerah/BUMD dan PenjualanAset Milik Pemerintah Daerah yang Dikerjasamakan denganPihak Ketiga.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 68

714 Pinjaman Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat penerimaan Pinjaman DalamNegeri yang mencakup antara lain: Pinjaman dariPemerintah Pusat, Pinjaman dari Bank, Pinjaman dariLembaga Keuangan Bukan Bank, Penerbitan ObligasiDaerah dan Pinjaman dari Pemerintah Daerah lainnya.

715 Penerimaan Kembali PiutangDigunakan untuk mencatat Penerimaan Kembali Piutangyang mencakup antara lain Piutang kepada PerusahaanNegara, Piutang kepada Perusahaan Daerah, Piutangkepada Pemerintah Daerah Lainnya.

716 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir

b) Akun Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening KasUmum Negara/Daerah yang dimaksudkan untuk memanfaatkan surplusanggaran.

Akun Pengaluaran Pembiayaan Pemerintah diklasifikasikan sebagiberikut:

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan72 Pengeluaran Pembiayaan

Digunakan untuk mencatat alokasi pengeluaranpembiayaan untuk memanfaatkan surplus anggaran.

721 Pembentukan Dana CadanganDigunakan untuk mencatat pembentukan dana cadanganuntuk menampung kebutuhan yang memerlukan danayang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satutahun anggaran.

722 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah DaerahDigunakan untuk mencatat Penyertaan Modal PemerintahDaerah yang mencakup antara lain: Penyertaan ModalPada BUMN, BUMD, dan perusahaan swasta termasukinvestasi non permanen.

723 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat Pembayaran Pokok PinjamanDalam Negeri yang mencakup antara lain: PembayaranPokok Pinjaman kepada Pemerintah Pusat, PemerintahDaerah Lain, Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, danpelunasan/pembelian kembali Obligasi Daerah.

724 Pemberian Pinjaman DaerahDigunakan untuk mencatat Pemberian Pinjaman Daerahyang mencakup antara lain Pemberian Pinjaman Daerahkepada Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah, danPemerintah Daerah Lainnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89969

f. SILPA/SIKPA

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisihlebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaandan pengeluaran pembiayaan dalam APBD selama satu periode pelaporan.

3. Akun Laporan Operasional (LO)

a. Akun Pendapatan-LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagaipenambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dantidak perlu dibayar kembali.

Klasifikasi Akun Pendapatan-LO sebagaimana tercantum dalam tabel sebagaiberikut:

Kodefikasi Uraian Akun8 Pendapatan-LO81 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO

Merupakan Pendapatan yang diperoleh Daerah yangdipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai denganPeraturan Perundang-Undangan.

811 Pendapatan Pajak Daerah-LODigunakan untuk mencatat pendapatan pajak daerah,antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik NamaKendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar KendaraanBermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok untukPendapatan Pajak Provinsi dan Pajak Hotel, PajakRestoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, PajakPenerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, PajakSarang Burung Walet, Pajak Lingkungan, Pajak MineralBukan Logam dan Batuan, Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanahdan Bangunan, dan pajak-pajak daerah lainnya yangditetapkan dengan Peraturan Daerah.

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LODigunakan untuk mencatat retribusi daerah, antara lain:Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan RetribusiPerizinan Tertentu yang ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

813 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangDipisahkan-LODigunakan untuk mencatat hasil pengelolaan kekayaandaerah yang dipisahkan, antara lain: Bagian Laba atasPenyertaan Modal pada BUMD, Bagian Laba atas PenyertaanModal pada BUMN, dan Bagian Laba atas Penyertaan Modalpada Perusahaan Patungan/Milik Swasta.

819 Lain-Lain PAD yang Sah-LODigunakan untuk mencatat Lain-Lain PAD yang sah,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 70

antara lain: Penerimaan Jasa Giro, Pendapatan BungaDeposito, Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, Komisi,Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah, PendapatanDenda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan,Pendapatan Denda Pajak, Pendapatan Denda Retribusi,Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan, Pendapatan dariPengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum,Pendapatan dari Penyelenggaraan Pendidikan danPelatihan, Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan,Pendapatan Zakat, Hasil dari Pemanfaatan KekayaanDaerah, dan Pendapatan BLUD.

82 Pendapatan Transfer – LOMerupakan penerimaan uang yang berasal dari entitaspelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangandari Pemerintah Pusat dan dana bagi hasil dari PemerintahProvinsi.

821 Pendapatan Transfer dari Pemerintah PusatDigunakan untuk mencatat Pendapatan Transfer dariPemerintah Pusat yang mencakup antara lain: Bagi HasilPajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, DAU,dan DAK.

822 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat – LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan TranferPemerintah Pusat Lainnya, antara lain: Dana OtonomiKhusus, Dana Penyesuaian, dan Dana Darurat.

823 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan TranferPemerintah Pusat Lainnya, antara lain: Pendapatan BagiHasil Pajak dan Pendapatan Bagi Hasil Lainnya.

824 Bantuan KeuanganDigunakan untuk mencatat Pendapatan BantuanKeuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya baik bantuankeuangan yang bersifat umum maupun yang bersifatkhusus.

83 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LOMerupakan kelompok pendapatan lain yang tidaktermasuk dalam kategori pendapatan sebelumnya.

831 Pendapatan HibahDigunakan untuk mencatat pendapatan hibah, antara lain:Pendapatan Hibah dari Pemerintah pusat, PendapatanHibah dari Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Hibahdari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri,dan Pendapatan Hibah dari KelompokMasyarakat/Perorangan.

832 Pendapatan LainnyaDigunakan untuk mencatat Pendapatan Lainnya selainPendapatan Hibah.

84 Pendapatan Non Operasional-LOPendapatan Non Operasional mencakup antara lain

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89971

Suprlus Penjualan Aset Nonlancar, Surplus PenyelesaianKewajiban Jangka Panjang, Surplus dari Kegiatan NonOperasional Lainnya.

85 Pos Luar BiasaPos Luar Biasa digunakan untuk mencatat pendapatanyang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukanmerupakan operasi biasa, tidak sering atau rutin terjadi,dan berada di luar kendali atau pengaruh entitasbersangkutan.

b. Akun Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periodepelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran ataukonsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Menurut SAP, Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenisbeban.

Klasifikasi Akun Beban sebagaimana tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun9 Beban91 Beban Operasi

Merupakan beban berupa pengeluaran untuk kegiatansehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaatjangka pendek.

911 Beban PegawaiPengeluaran yang merupakan kompensasi terhadappegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harusdibayarkan kepada pegawai pemerintah daerah dalammaupun luar negeri baik kepada pejabat negara, PegawaiNegeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan olehpemerintah daerah yang belum berstatus PNS sebagaiimbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecualipekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.Beban pegawai mencakup antara lain: Beban Gaji danTunjangan, Beban Tambahan Penghasilan PNS, BebanPenerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD sertaKDH/WKDH, Biaya Pemungutan Pajak Daerah,Honorarium PNS, Honorarium Non PNS, Uang Lembur,dan Beban Pegawai BLUD (dari APBD).

912 Beban BarangAkun Beban Barang dicatat untuk menampung pembelianbarang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksibarang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidakdipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkanuntuk diserahkan atau dijual kepada masyarakattermasuk pembayaran honorarium kegiatan kepada non

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 72

pegawai dan pemberian hadiah atas kegiatan tertentuterkait dengan suatu prestasi.Beban Barang mencakup antara lain: Beban Persediaan,Beban Jasa, Beban Pemeliharaan, dan Beban PerjalananDinas, Beban Beasiswa Pendidikan PNS, Beban Kursus,pelatihan, sosialisasi, dan bimbingan teknis PNS, termasukpembayaran honorarium kegiatan kepada non pegawai danpemberian hadiah atas kegiatan tertentu terkait dengansuatu prestasi.

913 Beban BungaAkun Beban Bunga digunakan untuk alokasi Pengeluaranpemerintah daerah untuk pembayaran bunga (interest)yang dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang(principal outstanding) termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkait dengan pinjaman dan hibah pemerintahyang diterima pemerintah daerah seperti biaya commitmentfee dan biaya denda.Beban Bunga mencakup antara lain Bunga UtangPinjaman dan Bunga Utang Obligasi.

914 Beban SubsidiPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanpemerintah daerah kepada BUMN/BUMD atau pihakketiga lainnya yang memproduksi dan mengimpor barangserta menyediakan jasa untuk dijual dan diserahkandalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak agarharga jualnya dapat dijangkau masyarkat.Beban Subsidi mencakup antara lain: digunakan untukmenganggarkan bantuan biaya produksi kepadaperusahaan/lembaga yang menghasilkan barang/jasapelayanan umum masyarakat agar harga jual barang/jasayang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

915 Beban HibahPengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentukuang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yang secaraspesifik telah ditetapkan peruntukannya.Beban Hibah mencakup antara lain: Beban Hibah kepadaPemerintah Pusat, Beban Hibah kepada PemerintahDaerah Lainnya, Beban Hibah kepada Pemerintah Desa,Beban Hibah kepada Perusahaan Daerah, Beban Hibahkepada Masyarakat, Beban Hibah kepada OrganisasiKemasyarakatan dan Beban Hibah untuk SatuanPendidikan Dasar.

916 Beban Bantuan SosialDigunakan untuk mencatat transfer uang atau barangyang diberikan kepada masyarakat guna melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosialdapat langsung diberikan kepada anggota masyarakatdan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnyabantuan untuk lembaga non pemerintah bidang

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89973

pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran pemerintah yangdialokasikan dalam Beban Bantuan Sosial harusmemenuhi kriteria sebagaimana Buletin Teknis StandarAkuntansi Pemerintahan yang mengatur mengenaiAkuntansi Beban Bantuan Sosial.Beban Bantuan Sosial mencakup antara lain: BebanBantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan,Beban Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat, danBeban Bantuan Sosial kepada Anggota Masyarakat.

917 Beban PenyusutanDigunakan untuk mencatat penyusutan akan aset tetapyang dimiliki pemerintah daerah. Beban penyusutanmencakup antara lain: Beban Penyusutan Peralatan danMesin, Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan, BebanPenyusutan Jalan, Irigasi, dan Jaringan, BebanPenyusutan Aset Tetap Lainnya, dan Beban PenyusutanAset Lainnya.

918 Beban Penyisihan PiutangDigunakan untuk mencatat beban cadangan yang harusdibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutangterkait ketertagihan piutang.

919 Beban Lain-lainDigunakan untuk mencatat beban pemerintah daerah yangsifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalampos-pos pengeluaran jenis beban di atas. Pengeluaran inibersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang sepertipenanggulangan bencana alam, bencana sosial danpengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukandalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintahdaerah.

c. Akun Beban Transfer-LO

Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajibanuntuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitaspelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Klasifikasi Beban Transfer sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Kodefikasi Uraian Akun92 Beban Transfer

921 Bagi Hasil PajakMerupakan dana yang diberikan kepada PemerintahDaerah berdasarkan peraturan perundangan dibidang Pajak Daerah.

922 Bagi Hasil Pendapatan LainnyaMerupakan dana yang diberikan kepada PemerintahDaerah berdasarkan peraturan perundangan lainnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 74

923 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah DaerahLainnyaDigunakan untuk pemberian Bantuan Keuangan dariPemerintah Daerah yang bersangkutan kepadaPemerintah Daerah Lainnya yang mencakup antaralain Bantuan Keuangan kepada Propinsi danBantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota.

924 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaDigunakan untuk pemberian Bantuan Keuangan dariPemerintah Daerah yang bersangkutan kepadaPemerintah Desa.

925 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaBantuan Keuangan yang diberikan di luar entitaspelaporan/pemerintahan yaitu Bantuan PartaiPolitik.

d. Akun Beban Non Operasional

Beban Non Operasional merupakan beban yang sifatnya tidak rutin.

Kodefikasi Uraian Akun93 Beban Non Operasional

Non Operasional mencakup antara lain DefisitPenjualan Aset Nonlancar, Defisit PenyelesaianKewajiban Jangka Panjang, Defisit dari KegiatanNon Operasional Lainnya.

e. Akun Beban Luar Biasa

Beban Luar Biasa adalah beban yang terjadi dari kejadian luar biasa.Kodefikasi Uraian Akun

94 Beban Luar BiasaDigunakan untuk mencatat kejadian luar biasa,yakni kejadian yang: (1) tidak dapat diramalkanterjadi pada awal tahun anggaran; (2) tidakdiharapkan terjadi berulang-ulang; (3) kejadiandiluar kendali entitas pemerintah.

F. BAGAN AKUN STANDAR UNTUK KONSOLIDASI

1. Akun Neraca -KONSOLIDASI

Kodefikasi Uraian Akun1 Aset11 Aset Lancar

Digunakan untuk mencatat Aset Lancar yang ada padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai denganSAP.

111 Kas dan Setara KasDigunakan untuk mencatat Kas dan Setara Kas padaPemerintah Pusat dan Kas pada Pemerintah Daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89975

Akun Kas dan Setara Kas merupakan penjumlahan dari: Akun Kas dan Setara Kas pada Pemerintah Pusat

yang meliputi: Kas Pemerintah yang ada padaRekening Pemerintah di Bank Indonesia dalamRupiah, Rekening Pemerintah di Bank Indonesiadalam Valuta Asing, Rekening Pemerintah lainnya,Rekening kas di KPPN, Kas dalam Transito, SetaraKas, Kas pada Badan Layanan Umum, Kas diBendahara Penerimaan, Kas di BendaharaPengeluaran dan Kas Lainnya, dengan

Akun Kas pada Pemerintah Daerah yang meliputi:Kas di Kas Daerah, Kas di Bendaharan Penerimaan,Kas di BendaharanPengeluaran serta Kas di BLUD.

112 Uang Muka Rekening BUN – khusus pusatDigunakan untuk mencatat Uang Muka dari RekeningKUN yang digunakan untuk menalangi belanja yangharus dilakukan pemerintah dari Rekening Khusus.

113 Investasi Jangka PendekDigunakan untuk mencatat Investasi Jangka Pendekpada Pemerintah Pusat dan Investasi Jangka Pendekpada Pemerintah Daerah.Akun Investasi Jangka Pendek merupakan penjumlahandari: Akun Investasi Jangka Pendek pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: investasi dalam bentukinstrumen keuangan selain saham, Investasi JangkaPendek – Badan Layanan Umum, Investasi JangkaPendek Lainnya, Investasi dalam Saham, dengan

Akun Investasi Jangka Pendek pada PemerintahDaerah yang meliputi: Investasi Dalam Saham danInvestasi Dalam Obligasi.

114 Beban Dibayar di Muka dan Uang Muka BelanjaDigunakan untuk mencatat Beban Dibayar di Muka danUang Muka Belanja pada Pemerintah Pusat dan BebanDibayar di Muka dan Uang Muka Belanja padaPemerintah Daerah.Akun Beban dibayar di Muka dan Uang Muka Belanjamerupakan penjumlahan dari: Akun beban dibayar di Muka dan Uang Muka Belanja

pada Pemerintah Pusat, dengan Akun beban dibayar di Muka dan Uang Muka Belanja

pada Pemerintah Daerah.115 Piutang

Digunakan untuk mencatat Piutang pada PemerintahPusat dan Piutang pada Pemerintah Daerah.Akun Piutang merupakan penjumlahan dari: Akun Piutang pada Pemerintah Pusat yang meliputi:

Piutang Pajak, Piutang Bukan Pajak, Bagian LancarTagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tagihan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 76

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi,Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang NonPermanen, Piutang dari kegiatan Operasional BadanLayanan Umum, Piutang dari kegiatan NonOperasional Badan Layanan Umum, Piutang Tranferke Daerah, Piutang karena pinjaman termasukpenerusan pinjaman, dengan

Akun Piutang pada Pemerintah Daerah yang meliputi: Piutang Pendapatan terdiri atas Piutang Pajak,

Piutang Retribusi, Piutang Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang Dipisahkan, Piutang Lain-lain PAD yang Sah, Piutang Transfer PemerintahPusat, Piutang Transfer Pemerintah Pusat –Lainnya, Piutang Transfer Pemerintah Daerah,Piutang Bantuan Keuangan, dan Piutang Hibah,dan Piutang Pendapatan lainnya;

Piutang Lainnya terdiri atas Bagian Lancar TagihanJangka Panjang dan Bagian Lancar PinjamanJangka Panjang kepada Entitas Lainnya.

116 Penyisihan Piutang Tak TertagihDigunakan untuk mencatat Penyisihan Piutang TakTertagih pada Pemerintah Pusat dan Penyisihan PiutangTak Tertagih pada Pemerinta Daerah.Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakanpenjumlahan dari: Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada

Pemerintah Pusat, dengan Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada

Pemerintah Daerah yang mencakup antara lainPenyisihan Piutang Pendapatan dan PenyisihanPiutang Lainnya

117 PersediaanDigunakan untuk mencatat Persediaan pada PemerintahPusat dan Persediaan pada Pemerintah Daerah.Akun Persediaan merupakan penjumlahan dari: Akun Persediaan pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: Persediaan Bahan untuk Operasional,Persediaan Bahan untuk dijual/diserahkan kepadaMasyarakat, Persediaan Bahan untuk ProsesProduksi, Persediaan Bahan Lainnya, dan PersediaanBadan Layanan Umum, dengan

Akun Persediaan pada Pemerintah Daerah yangmeliputi: Persediaan Alat Tulis Kantor, PersediaanAlat Listrik, Persediaan Material/Bahan, PersediaanBenda Pos, Persediaan Bahan Bakar, dan PersediaanBahan Makanan Pokok.

12 Investasi Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat investasi jangka panjangpada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89977

dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas)bulan atau lebih dari satu periode akuntansi.

121 Investasi Jangka Panjang Non PermanenDigunakan untuk mencatat Investasi Jangka PanjangNon Permanen pada Pemerintah Pusat dan InvestasiJangka Panjang Non Permanen pada Pemerintah Daerah.Akun Investasi Jangka Panjang Non Permanenmerupakan penjumlahan dari: Akun Investasi Jangka Panjang Non Permanen pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Rekening DanaInvestasi/Rekening Pembangunan Daerah, DanaRestrukturisasi Perbankan, Dana Bergulir, Investasidalam Obligasi, Penyertaan Modal pemerintah dalamProyek Pembangunan, Investasi Non PermanenBadan Layanan Umum, dan Investasi Non PermanenLainnya, dengan

Akun Investasi Jangka Panjang Non Permanen padaPemerintah Daerah yang meliputi: Pinjaman JangkaPanjang kepada Entitas Lainnya, Investasi dalamObligasi, Investasi dalam Proyek Pembangunan, DanaBergulir, dan Investasi Non Permanen Lainnya.

122 Investasi Jangka Panjang PermanenDigunakan untuk mencatat Investasi Jangka PanjangPermanen pada Pemerintah Pusat dan Investasi JangkaPanjang Permanen pada Pemerintah Daerah.Akun Investasi Jangka Panjang Permanen merupakanpenjumlahan dari: Akun Investasi Jangka Panjang Permanen pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Penyertaan ModalPemerintah, Investasi Permanen Badan LayananUmum, dan Investasi Jangka Panjang PermanenLainnya, dengan

Akun Investasi Jangka Panjang Permanen padaPemerintah Daerah yang meliputi: Penyertaan ModalPemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

13 Aset TetapDigunakan untuk mencatat Aset Tetap pada PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan SAP.

131 TanahDigunakan untuk mencatat Tanah pada PemerintahPusat dan Tanah pada Pemerintah Daerah.Akun Tanah merupakan penjumlahan dari: Akun Tanah pada Pemerintah Pusat, dengan Akun Tanah pada Pemerintah Daerah

132 Peralatan dan MesinDigunakan untuk mencatat Peralatan dan Mesin padaPemerintah Pusat dan Peralatan dan Mesin padaPemerintah Daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 78

Akun Peralatan dan Mesin merupakan penjumlahan dari: Akun Peralatan dan Mesin pada Pemerintah Pusat

dengan Akun Peralatan dan Mesin pada Pemerintah Daerah

133 Gedung dan BangunanDigunakan untuk mencatat Gedung dan Bangunan padaPemerintah Pusat dan Gedung dan Bangunan padaPemerintah Daerah.Akun Gedung dan Bangunan merupakan penjumlahandari: Akun Gedung dan Bangunan pada Pemerintah Pusat

dengan Akun Gedung dan Bangunan pada Pemerintah

Daerah.

134 Jalan, Irigasi dan JaringanDigunakan untuk mencatat Jalan, Irigasi dan Jaringanpada Pemerintah Pusat dan Jalan, Irigasi dan Jaringanpada Pemerintah Daerah.Akun Jalan, Irigasi dan Jaringan merupakanpenjumlahan dari: Akun Jalan, Irigasi dan Jaringan pada Pemerintah

Pusat, dengan Akun Jalan, Irigasi dan Jaringan pada Pemerintah

Daerah.135 Aset Tetap Lainnya

Digunakan untuk mencatat Aset Tetap Lainnya padaPemerintah Pusat dan Aset Tetap Lainnya padaPemerintah Daerah.Akun Aset Tetap Lainnya merupakan penjumlahan dari: Akun Aset Tetap Lainnya pada Pemerintah Pusat,

dengan Akun Aset Tetap Lainnya pada Pemerintah Daerah

136 Konstruksi Dalam PengerjaanDigunakan untuk mencatat Konstruksi DalamPengerjaan pada Pemerintah Pusat dan KonstruksiDalam Pengerjaan pada Pemerintah Daerah yangnantinya akan menjadi salah satu di antara Aset TetapDefinitif (Gedung/bangunan, Perlatan dan Mesin, Jalan,Irigasi, Jaringan, Jembatan) dan untuk mencatat asettetap yang sedang dalam proses pembangunan namunpada tanggal laporan keuangan belum selesaiseluruhnya.

137 Akumulasi PenyusutanDigunakan untuk mencatat Akumulasi Penyusutan AsetTetap yang dimiliki Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah yang menurut ketentuan harus disusutkan.Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap dibagi menurutklasifikasi aset tetapnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89979

14 Dana CadanganDigunakan untuk mencatat Dana Cadangan padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai denganSAP.

141 Dana CadanganDigunakan untuk mencatat penyisihan dana padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untukmenampung kebutuhan yang memerlukan dana yangrelatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahunanggaran.

15 Piutang Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat piutang pemerintah baikPemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yangjatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporandan untuk mencatat Tagihan Jangka Panjangpemerintah yang mencakup antara lain TagihanPenjualan Angsuran dan Tuntutan Ganti Rugi.

151 Tagihan Piutang Penjualan AngsuranDigunakan untuk mencatat Tagihan Piutang PenjualanAngsuran pada Pemerintah Pusat dan Tagihan PenjualanAngsuran pada Pemerintah Daerah yang akan jatuhtempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

152 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tagihan TuntutanGanti RugiDigunakan untuk mencatat Tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tagihan Tuntutan Ganti Rugi padaPemerintah Pusat dan Tuntutan Ganti Rugi padaPemerintah Daerah yang akan jatuh tempo lebih dari 12bulan sejak tanggal pelaporan.

153 Piutang Jangka Panjang Penerusan PinjamanDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka PanjangPenerusan Pinjaman pada Pemerintah Pusat.

154 Piutang Jangka Panjang Kredit PemerintahDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka PanjangKredit Pemerintah.

155 Piutang Jangka Panjang LainnyaDigunakan untuk mencatat Piutang Jangka Panjangyang tidak termasuk ke dalam kategori-kategorisebelumnya.

156 Penyisihan Piutang Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat saldo penyisihan piutangjangka panjang tak tertagih sehingga saldo piutangjangka panjang dapat mengggambarkan nilai bersih yangdapat direalisasikan (net realizable value). Sedapatmungkin pengembangan akun penyisihan piutang jangkapanjang tak tertagih sama dengan pengembangan jenisakun piutang jangka panjangnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 80

16 Aset Lainnya161 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Digunakan untuk mencatat Kemitraan dengan PihakKetiga pada Pemerintah Pusat dan Kemitraan denganPihak Ketiga pada Pemerintah Daerah sesuai denganSAP. Terdiri dari Bangun Guna Serah (Build, Operateand Transfer/BOT), Bangun serah guna (Build, Tranferand Operate/BTO), dan Kerjasama Operasi (KSO), dll

162 Aset Tidak BerwujudDigunakan untuk mencatat Aset Tidak Berwujud padaPemerintah Pusat dan Aset Tidak Berwujud padaPemerintah Daerah.Akun Aset Tidak Berwujud merupakan pejumlahan dari: Akun Aset Tidak Berwujud pada Pemerintah Pusat

dengan Akun Aset Tidak Berwujud pada Pemerintah Daerah.

166 Aset Lain-lainDigunakan untuk mencatat Aset Lain-Lain milikPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai denganSAP yang tidak termasuk jenis-jenis Aset sebagaimanatersebut di atas dan yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kategori-kategori sebelumnya.

2 Kewajiban/UtangDigunakan untuk mencatat kewajiban/utang PemerintahPusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan SAP.

21 Kewajiban Jangka PendekDigunakan untuk mencatat Kewajiban Jangka Pendekpada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yangjatuh tempo dalam waktu kurang dari dua belas bulansetelah tanggal pelaporan.

211 Utang Perhitungan Fihak KetigaAkun Utang Perhitungan Fihak Ketiga digunakan untukmencatat utang yang disebabkan kedudukan PemerintahPusat dan Daerah sebagai pemotong pajak ataupungutan lainnya yang mencakup antara lain: UtangTaspen, Utang Askes, Utang PPh Pusat, Utang PPNPusat, Utang Taperum, dan Utang Perhitungan PihakKetiga Lainnya.

212 Utang Kepada Pihak KetigaDigunakan untuk mencatat utang Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah yang berasal dari kontrak atauperolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggalpelaporan belum dibayar.

213 Utang BungaDigunakan untuk mencatat Utang Bunga padaPemerintah Pusat dan Utang Bunga pada PemerintahDaerah.Akun Utang Bunga merupakan penjumlahan dari:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89981

Akun Utang Bunga pada Pemerintah Pusat yangmeliputi: SPN, utang jangka panjang yang berupautang luar negeri, utang obligasi negara, utangjangka panjang sektor perbankan, dan utang jangkapanjang lainnya, utang commitment fee, yaitu utangyang timbul sehubungan dengan beban atas pokokdana yang telah disepakati dan disediakan olehkreditor tetapi belum ditarik oleh debitur, dengan

Akun Utang Bunga pada Pemerintah Daerah yangmeliputi: Utang Bunga Kepada Pemerintah Pusat,Utang Bunga Kepada Pemerintah Daerah Lainnya,Utang Bunga Kepada BUMN/BUMD, Utang Bungakepada Bank/Lembaga Keuangan Bukan Bank,Utang Bunga dalam Negeri lainnya, dan Utang BungaLuar Negeri.

214 Utang SubsidiDigunakan untuk mencatat Utang Subsidi padaPemerintah Pusat dan Utang Beban Subsidi padaPemerintah Daerah.

216 Bagian Lancar Utang Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat Bagian Lancar Utang JangkaPanjang pada Pemerintah Pusat dan Bagian LancarUtang Jangka Panjang pada Pemerintah Daerah.Akun Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakanpenjumlahan dari: Akun Bagian Lancar Utang Jangka Panjang pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: pinjaman dari dalamnegeri maupun luar negeri yang akan jatuh tempodan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (duabelas) bulan setelah tanggal neraca, dengan

Akun Bagian Lancar Utang Jangka Panjang padaPemerintah Daerah yang meliputi: Utang Bank, UtangObligasi, Utang kepada Pemerintah Pusat, Utangkepada Pemerintah Provinsi, dan Utang kepadaPemerintah Kabupaten/Kota.

217 Utang Surat Perbendaharaan NegaraDigunakan untuk mencatat Utang atas SuratPerbendaharaan Negara (SPN) yang diterbitkanPemerintah Pusat.

219 Utang Jangka Pendek LainnyaDigunakan untuk mencatat Utang Jangka PendekLainnya pada Pemerintah Pusat dan Utang JangkaPendek pada Pemerintah Daerah seperti pendapatanditerima di muka, utang biaya, dan kewajiban kepadapihak lain dan Utang Jangka Pendek yan tidak termasukdalam klasifikasi utang di atas.

22 Kewajiban Jangka PanjangDigunakan untuk mencatat Kewajiban Jangka Panjangpada Pemerintah Pusat dan Kewajiban Jangka Panjang

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 82

pada Pemerintah Daerah yaitu kelompok kewajiban yangjatuh temponya lebih dari 12 (dua belas) bulan sejaktanggal pelaporan sesuai SAP.

221 Utang Jangka Panjang Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Jangka PanjangDalam Negeri Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

223 Utang Jangka Panjang Luar NegeriDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Panjang LuarNegeri yang diperoleh Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah.

224 Utang Jangka Panjang LainnyaDigunakan untuk mencatat Utang Jangka Panjang yangtidak termasuk dalam klasifikasi di atas.

2. Akun Laporan Realisasi Anggaran

a. Akun Pendapatan-LRA

Akun Pendapatan-LRA yang dimulai dengan kodefikasi angka 4 sebagaimanatabel sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan-Konsolidasi41 Pendapatan Perpajakan-Konsolidasi

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan yang berasal dari pendapatan perpajakanpemerintah pusat maupun pendapatan pajak daerah.

411 Pendapatan Pajak Dalam NegeriDigunakan untuk mencatat Pendapatan Pajak DalamNegeri pada Pemerintah Pusat dan Pendapatan PajakDaerah pada Pemerintah Daerah.Akun Pendapatan Pajak Dalam Negeri merupakanpenjumlahan dari: Akun Pendapatan Pajak Dalam Negeri pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Pajak Penghasilan(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PajakPenjualan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), cukaidan pendapatan pajak lainnya. Termasuk dalamakun ini antara lain adalah PPh Migas, PPh Non-Migas, PPh Non-Migas Lainnya, PPh Fiskal, PPN,PPnBM, Cukai, Pajak Lainnya seperti Bea Meterai,dengan

Akun Pendapatan Pajak Daerah pada PemerintahDaerah yang meliputi: Pajak Kendaraan Bermotor,Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak BahanBakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan,dan Pajak Rokok untuk Pendapatan Pajak Provinsidan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89983

Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, PajakParkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak SarangBurung Walet, Pajak Lingkungan, Pajak MineralBukan Logam dan Batuan, Pajak Bumi danBangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea PerolehanHak Atas Tanah dan Bangunan, dan pajak-pajakdaerah lainnya yang ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

412 Pendapatan Pajak Perdagangan InternasionalKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan internasional sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dankepabeanan.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan BeaMasuk dan Bea Keluar.

42 Pendapatan Bukan PajakKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan negarabukan pajak (PNBP) pemerintah pusat dan pendapatanbukan pajak pemerintah daerah (retribusi, dll.)Akun pendapatan bukan pajak (42) dielaborasisekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

421 Pendapatan Sumber Daya AlamKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan SumberDaya Alam (SDA) pemerintah pusat.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan MinyakBumi, Pendapatan Gas Alam, PendapatanPertambangan Umum, Pendapatan Kehutanan,Pendapatan IIUPH (IHPH), Pendapatan Perikanan,Pendapatan Pertambangan Panas Bumi.

422 Pendapatan Bagian Laba BUMN/BUMDKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan BagianPemerintah atas Laba (Deviden) BUMN untukpemerintah pusat dan pendapatan Bagian Pemerintahatas Laba (Deviden) BUMD untuk pemerintah daerah.Akun Pendapatan Bagian Laba BUMN/BUMDmerupakan penjumlahan dari: Akun Pendapatan Bagian Laba BUMN pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Bagian Laba atasPenyertaan Modal pada Perusahaan MilikNegara/BUMN, dengan

Akun Pendapatan Hasil Pengelolaan KekayaanDaerah yang Dipisahkan-LRA pada PemerintahDaerah yang meliputi: Bagian Laba atas PenyertaanModal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD,Bagian Laba atas Penyertaan Modal padaPerusahaan Milik Negara/BUMN, dan Bagian Laba

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 84

atas Penyertaan Modal pada PerusahaanPatungan/Milik Swasta.

423 Pendapatan PNBP LainnyaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak lainnya yang berasal dari pendapatanbukan pajak lainnya pemerintah pusat dan Lain-lainPAD yang sah bagi pemerintah daerah.Akun Pendapatan PNBP Lainnya merupakanpenjumlahan dari:

Akun Pendapatan PNBP Lainnya pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Pendapatan

Penjualan dan Sewa, Pendapatan Jasa,

Pendapatan Bunga, Pendapatan Kejaksaan dan

Peradilan, Pendapatan Pendidikan, Pendapatan

Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi,

Pendapatan Iuran, Denda dan Pendapatan lain-

lain, dengan

Akun Lain-Lain PAD yang Sah-LRA pada

Pemerintah Daerah yang meliputi: Penerimaan

Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito,

Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, Komisi,

Potongan dan Selisih Nilai Tukar Rupiah,

Pendapatan Denda atas Keterlambatan

Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan Denda

Pajak, Pendapatan Denda Retribusi, Pendapatan

Hasil Eksekusi atas Jaminan, Pendapatan dari

Pengembalian, Fasilitas Sosial dan Fasilitas

Umum, Pendapatan dari Penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan, Pendapatan dari

Angsuran/Cicilan Penjualan, dan Hasil dari

Pemanfaatan Kekayaan Daerah, Pendapatan

Zakat.

424 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari BLU maupun BLUD.

43 Pendapatan HibahKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang berasal dari pendapatan hibah pemerintahpusat dan pendapatan hibah pemerintah daerah.

431 Pendapatan Hibah Dalam NegeriKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang sumbernya dari dalam negeri baik bagipemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Akun Pendapatan Hibah Dalam Negeri merupakanpenjumlahan dari:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89985

Akun Pendapatan Hibah Dalam Negeri padaPemerintah Pusat yang meliputi: PendapatanHibah Dalam Negeri – Perorangan, PendapatanHibah Dalam Negeri – Lembaga/Badan Usaha,Pendapatan Hibah Dalam Negeri Lainnya,dengan

Akun Pendapatan Hibah pada PemerintahDaerah yang meliputi: Pendapatan Hibah dariPemerintah Pusat, Pendapatan Hibah dariPemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Hibahdari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta DalamNegeri, dan Pendapatan Hibah dari KelompokMasyarakat/Perorangan.

432 Pendapatan Hibah Luar NegeriKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang sumbernya dari luar negeri baik bagipemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

b. Akun Belanja – LRA

Kodefikasi Uraian Akun5 Belanja51 Belanja Pegawai

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjapegawai pemerintah pusat dan belanja pegawaipemerintah daerah.

511 Belanja Gaji dan TunjanganKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanja gajidan tunjangan pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.Akun Belanja Gaji dan Tunjangan merupakanpenjumlahan dari: Akun Belanja Gaji dan Tunjangan pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: (1) Belanja Gaji PNS yangterdiri dari Belanja Gaji Pokok PNS/UangRepresentasi, Belanja Pembulatan Gaji PNS. (2)Belanja Tunjangan-tunjangan PNS terdiri dariBelanja Tunjangan Suami/Istri PNS, BelanjaTunjangan Struktural PNS, Belanja TunjanganFungsional PNS, Belanja Tunjangan Umum PNS,Belanja Tunjangan PPh PNS, Belanja TunjanganBeras PNS, Belanja Tunjangan Kemahalan PNS,Belanja Tunjangan Lauk Pauk PNS, Belanja UangMakan PNS. (3) Belanja Tunjangan PNS lainnyaterdiri dari Belanja Tunjangan PerbaikanPenghasilan PNS, Belanja Tunjangan KhususPeralihan PNS, Belanja Tunjangan KompensasiKerja PNS, Belanja Tunjangan Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS, Belanja Tunjangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 86

Guru/Dosen/PNS yang dipekerjakan padasekolah/PT Swasta/Badan/Komisi, BelanjaTunjangan Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasapada PT untuk mengikuti pendidikan PascaSarjana PNS, Belanja Tunjangan Khusus PapuaPNS, Belanja Tunjangan SAR PNS, TunjanganPerumahan, Uang Duka Wafat, TambahanPenghasilan berdasarkan beban kerja, TambahanPenghasilan berdasarkan tempat bertugas,Tambahan Penghasilan berdasarkan kondisi kerja,Tambahan Penghasilan berdasarkan kelangkaanprofesi, Tunjangan Kominikasi Intensif PejabatNegara, Belanja Penunjang Operasional PejabatNegara, Belanja Uang Kehormatan Pejabat Negara,Belanja Uang Paket Harian Pejabat Negara, danTunjangan lainnya untuk Pejabat Negara termasukuang duka Pejabat Negara, dengan

Akun Belanja Pegawai pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan, BelanjaTambahan Penghasilan PNS, Belanja PenerimaanLainnya Pimpinan dan Anggota DPRD sertaKDH/WKDH, Biaya Pemungutan Pajak Daerah,Belanja Pegawai BLUD (dari APBD).

512 Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus &Belanja Pegawai TransitoKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjahonorarium/lembur/vakasi/tunj. khusus & belanjapegawai transito pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.Akun Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj.Khusus & Belanja Pegawai Transito merupakanpenjumlahan dari:

Akun Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito padaPemerintah Pusat yang meliputi: honorarium,lembur, vakasi, tunj. Khusus dan belanjapegawai transito. Termasuk dalam akun iniadalah Belanja Uang Honor Tetap, Belanja UangLembur, Belanja Vakasi, dengan

Akun Belanja Pegawai pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Honorarium PNS, HonorariumNon PNS, Uang Lembur.

513 Belanja Kontribusi SosialKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjakontribusi sosial pemerintah pusat.

52 Belanja Barang dan JasaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjabarang dan jasa pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89987

521 Belanja BarangAkun Belanja Barang (521) digunakan untuk alokasibelanja barang pemerintrah pusat dan pemerintahdaerah.Akun Belanja Barang merupakan penjumlahan dari: Aku Belanja Barang pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: bahan habis pakai, ATK, honor pengelola

keuangan dan honor pelaksana kegiatan,

pengadaan AT di bawah nilai minimum kapitalisasi,

serta untuk membiayai kegiatan yang berhubungan

dengan pelayanan utama/tusi suatu instansi.

Termasuk dalam akun ini yaitu: Belanja Bahan

Pakai Habis, Belanja Bahan/Material, Belanja

Pengiriman surat dinas pos pusat, Belanja Cetak

dan Penggandaan, Belanja Makanan dan Minuman,

Belanja Barang Operasional Lainnya, Belanja

Barang Transito dan Belanja Barang Non

Operasional Lainnya, dengan

Akun Belanja Barang dan Jasa Pada Pemerintah

Daerah yang meliputi Belanja Barang yaitu: Belanja

Bahan Pakai Habis, Belanja Bahan/Material,

Belanja Cetak dan Penggandaan, Belanja Makanan

dan Minuman, Belanja Pakaian Dinas dan

Atributnya, Belanja Pakaian Kerja, Belanja Pakaian

khusus dan hari-hari tertentu.

522 Belanja JasaAkun Belanja Jasa (522) digunakan untuk alokasibelanja jasa pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Belanja Jasa merupakan penjumlahan dari: Akun Belanja Jasa pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: langganan daya dan jasa, konsultan,sewa, jasa profesi dan jasa lainnya. Termasukdalam akun ini yaitu: Belanja Jasa Kantor, BelanjaSewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, BelanjaSewa Sarana Mobilitas, Belanja Sewa Alat Berat,Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan kantor,Belanja Jasa Profesi, Biaya Jasa Konsultansi, danBelanja Jasa Lainnya, dengan

Akun Belanja Barang dan Jasa pada PemerintahDaerah yang meliputi: Belanja Jasa yaitu: BelanjaJasa Kantor, Belanja Premi Asuransi, Belanja SewaRumah/Gedung/Gudang/Parkir, Belanja SewaSarana Mobilitas, Belanja Sewa Alat Berat, BelanjaSewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, BelanjaJasa Konsultansi, Belanja Beasiswa PendidikanPNS, Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 88

Bimbingan Teknis PNS, Pembayaran honorariumkegiatan kepada non pegawai dan pemberianhadiah uang atas kegiatan tertentu terkait dengansuatu prestasi.

523 Belanja PemeliharaanAkun Belanja Pemeliharaan (523) digunakan untukalokasi belanja pemeliharaan Aset Tetap atau Asetlainnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Belanja Pemeliharaan merupakan penjumlahandari: Akun Belanja Pemeliharaan pada Pemerintah Pusat

yang meliputi: Belanja Biaya Pemeliharaan Gedungdan Bangunan, Belanja Biaya Pemeliharaan Gedungdan Bangunan Lainnya, Belanja Biaya PemeliharaanPeralatan dan Mesin, Belanja Biaya PemeliharaanPeralatan dan Mesin Lainnya, Biaya PerawatanKendaraan Bermotor, Biaya Pemeliharaan Jalan,Irigasi, Jaringan dan Jembatan, dan BiayaPemeliharaan Lainnya; dengan

Akun Belanja Pemeliharaan pada PemerintahDaerah yang meliputi: Belanja PerawatanKendaraan Bermotor dan Belanja Pemeliharaan.

524 Belanja Perjalanan DinasAkun Belanja Perjalanan Dinas (524) digunakan untukalokasi belanja perjalanan dinas pemerintah pusat danpemerintah daerah.Akun Belanja Perjalanan Dinas merupakanpejumlahan dari: Akun Belanja Perjalanan Dinas pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: Belanja Perjalanan DalamNegeri, Belanja Perjalanan Dinas Luar Negeri;dengan

Akun Belanja Barang dan Jasa pada PemerintahDaerah yang meliputi: Belanja Perjalanan Dinas,Belanja Perjalanan Pindah Tugas, BelanjaPemulangan Pegawai.

525 Belanja Barang BLU/BLUDAkun Belanja Barang BLU digunakan untuk alokasibelanja yang maksud penggunaannya untuk kegiatanSatker BLU/BLUD Pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.Akun Belanja Barang BLU/BLUD merupakanpenjumlahan dari: Akun Belanja Barang BLU pada Pemerintah Pusat

yang meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PegawaiBLU, Belanja Barang BLU, Belanja Jasa BLU,Belanja Pemeliharaan BLU, Belanja PerjalananBLU, Belanja Pengadaan Barang dan Jasa BLULainnya, dengan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89989

Akun Belanja Barang dan Jasa pada PemerintahDaerah yang meliputi: Belanja Barang dan JasaBLUD.

526 Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/Pihak KetigaAkun Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat (526) pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/Pihak Ketiga merupakan penjumlahandari:

Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/Pihak Ketiga pada Pemerintah Pusatyang meliputi: Belanja Barang Yang AkanDiserahkan Kepada Masyarakat, Belanja BarangYang Akan Diserahkan Kepada Pihak Ketiga,Belanja Barang Yang Akan Dijual KepadaMasyarakat dan Belanja Barang Yang Akandijual Kepada Pihak Ketiga; dengan

Akun Belanja Barang dan Jasa pada PemerintahDaerah yang meliputi: Belanja Barang UntukDiserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga.

53 Belanja ModalAkun Belanja Modal (53) digunakan untuk alokasiPengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangkamemperoleh atau menambah aset tetap dan asetlainnya yang memberi masa manfaat lebih dari duabelas bulan serta melebihi batasan minimalkapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yangditetapkan pemerintahuntuk pemerintah pusat danpemerintah daerah.

531 Belanja Modal Pengadaan TanahAkun Belanja Modal Pengadaan Tanah (531) digunakanuntuk alokasi Belanja Pengadaan Tanah padaPemerintah Pusat dan Daerah.Akun Belanja Modal Pengadaan Tanah merupakanpenjumlahan dari: Akun Belanja Modal Pengadaaan Tanah pada

Pemerintah Pusat yang meliputi: Belanja ModalTanah, Belanja Modal Pembebasan Tanah, BelanjaModal Pembayaran Honor Tim Tanah, BelanjaModal Pembuatan Sertifikat Tanah, Belanja ModalPengurukan dan Pematangan Tanah, BelanjaModal Biaya Pengukuran Tanah, Belanja ModalPerjalanan Pengadaan Tanah, Belanja ModalPengadaan Tanah Kantor; dengan

Akun Belanja Modal Tanah pada PemerintahDaerah yang mencakup pengadaan berbagai jenistanah antara lain: Tanah Kantor, Tanah Sarana

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 90

Kesehatan Rumah Sakit, Tanah Sarana KesehatanPuskesmas, Tanah Sarana Kesehatan Poliklinik,Pendidikan Taman Kanak-kanak, Tanah SaranaPendidikan Sekolah Dasar, Tanah SaranaPendidikan Menengah Umum dan Kejuruan, TanahSarana Pendidikan Menengah Lanjutan danKejuruan, Belanja modal Pengadaan Tanah SaranaPendidikan Luar Biasa/Khusus, Tanah SaranaPelatihan dan Kursus, Tanah Sarana Sosial PantiAsuhan, Tanah Sarana Sosial Panti Jompo, TanahSarana Umum Terminal, Tanah Sarana UmumDermaga, Tanah Sarana Umum Lapangan TerbangPerintis, Tanah Sarana Umum Rumah PotongHewan, Tanah Sarana Umum Tempat PelelanganIkan, Tanah Sarana Umum Pasar, Tanah SaranaUmum Tempat Pembuangan Akhir Sampah, TanahSarana Umum Taman, Tanah Sarana Umum PusatHiburan Rakyat, Tanah Sarana Umum Ibadah,Tanah Sarana Stadion Olahraga, TanahPerumahan, Tanah Pertanian, Tanah Perkebunan,Tanah Perikanan, Tanah Peternakan, TanahPerkampungan, Tanah Pergudangan / TempatPenimbunan Material Bahan Baku, dan Belanjamodal Tanah BLUD.

532 Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan MesinAkun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan Mesin(532) digunakan untuk mencatat Belanja ModalPengadaan Peralatan dan Mesin Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah.Akun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan Mesinmerupakan penjumlahan dari: Akun Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan

Mesin pada Pemerintah Pusat yang meliputi:Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja ModalBahan Baku Peralatan dan Mesin, Belanja ModalUpah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola TeknisPeralatan dan Mesin, Belanja Modal Sewa Peralatandan Mesin, Belanja Modal Perencanaan danPengawasan Peralatan dan Mesin, Belanja ModalPerijinan Peralatan dan Mesin, Belanja ModalPemasangan Peralatan dan Mesin, Belanja ModalPerjalanan Peralatan dan Mesin, Belanja ModalPengadaan Alat-alat Berat, Belanja ModalPengadaan Alat-Alat Angkutan Darat, Air, Udarabaik Bermotor maupun tidak Bermotor, BelanjaModal Alat-alat Bengkel, Belanja Modal PengadaanPeralatan dan Perlengkapan lainnya, termasukpengeluaran setelah perolehan (subsequentexpenditure) peralatan dan mesin yang memenuhi

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89991

persyaratan untuk dikapitalisasi sesuai denganSAP (menambah nilai peralatan dan mesin), dengan

Akun Belanja Modal Pengadaan Peralatan danMesin pada Pemerintah Daerah yang mencakuppengadaan berbagai jenis peralatan dan mesinantara lain: Alat-alat Berat, Alat-alat AngkutanDarat Bermotor, Alat-alat Angkutan Darat tidakBermotor, Alat-alat Angkutan di Air Bermotor, Alat-alat Angkutan Air tidak Bermotor, Alat-alatAngkutan Udara, Alat-alat Bengkel, Alat-alatPengolahan Pertanian dan Peternakan, PeralatanKantor, Perlengkapan Kantor, Komputer,Meubelair, Peralatan Dapur, Penghias RuanganRumah Tangga, Alat-alat Studio, Alat-alatKomunikasi, Alat-alat Ukur, Alat-alat Kedokteran,Alat-alat Laboratorium, Alat-alat Persenjataan/Keamanan, dan Peralatan dan Mesin BLUD.

533 Belanja Modal Pengadaan Gedung dan BangunanKodefikasi ini digunakan untuk mencatat BelanjaModal Pengadaan Gedung dan Bangunan padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Akun Belanja Modal Pengadaan Gedung dan Bangunanmerupakan penjumlahan dari: Akun Belanja Modal Pengadaan Gedung dan

Bangunan pada Pemerintah Pusat yang meliputi:Belanja Modal Gedung dan Bangunan, BelanjaModal Bahan Baku Gedung dan Bangunan, BelanjaModal Upah Tenaga Kerja dan Honor PengelolaTeknis Gedung dan Bangunan, Belanja Modal SewaPeralatan Gedung dan Bangunan, Belanja ModalPerencanaan dan Pengawasan Gedung danBangunan, Belanja Modal Perizinan Gedung danBangunan, Belanja Modal Pengosongan danPembongkaran Bangunan Lama, Gedung danBangunan, Belanja Perjalanan Gedung danBangunan, Belanja Modal PengadaanKonstruksi/Pembelian Gedung Kantor, BelanjaModal Pengadaan Konstruksi/Pembeliaan RumahJabatan, dan pengeluaran setelah perolehan(subsequent expenditure) Gedung dan Bangunanyang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasisesuai dengan SAP (menambah nilai Gedung danBangunan); dengan

Akun Belanja Modal Pengadaan Gedung danBangunan pada Pemerintah Daerah yangmencakup pengadaan berbagai gedung pemerintahdaerah antara lain: Gedung Kantor, Gedung RumahJabatan, Gedung Rumah Dinas, Gedung Gudang,Bangunan Bersejarah, Bangunan Monumen, Tugu

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 92

Peringatan, dan Gedung dan Bangunan BLUD.534 Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi dan Jaringan

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat BelanjaModal Pengadaan Jalan, Irigasi dan JaringanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Akun Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi danJaringan merupakan penjumlahan dari: Akun Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi dan

Jaringan pada Pemerintah Pusat yang meliputi:Belanja Modal Jalan dan Jembatan, Belanja ModalBahan Baku Jalan dan Jembatan, Belanja ModalUpah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola TeknisJalan dan Jembatan, Belanja Modal Sewa PeralatanJalan dan Jembatan, Belanja Modal Perencanaandan Pengawasan Jalan dan Jembatan, BelanjaModal Perijinan Jalan dan Jembatan, BelanjaModal Pengosongan dan Pembongkaran BangunanLama Jalan dan Jembatan, Belanja ModalPerjalanan Jalan dan Jembatan, Belanja ModalIrigasi, Belanja Modal Bahan Baku Irigasi, BelanjaModal Upah Tenaga Kerja dan Honor PengelolaTeknis Irigasi, Belanja Modal Sewa PeralatanIrigasi, Belanja Modal Perencanaan danPengawasan Irigasi, Belanja Modal Perijinan Irigasi,Belanja Modal Pengosongan dan PembongkaranBangunan Irigasi, Belanja Modal Perjalanan Irigasi,Belanja Modal Jaringan, Belanja Modal BahanBaku Jaringan, Belanja Modal Sewa PeralatanJaringan, Belanja Modal Perencanaan danPengawasan Jaringan, Belanja Modal PerijinanJaringan, Belanja Modal Pengosongan danPembongkaran Bangunan Jaringan, Belanja ModalPerjalanan Jaringan, Belanja Modal PengadaanKonstruksi Jalan, dan Pengeluaran setelahperolehan (subsequent expenditure) Jalan, Irigasidan Jaringan yang memenuhi persyaratan untukdikapitalisasi sesuai dengan SAP (menambah nilaiJalan, Irigasi dan Jaringan), dengan

Akun Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringanpada Pemerintah Daerah yang mencakuppengadaan aset antara lain: Jalan, Jembatan,Jaringan Air, Penerangan Jalan, Taman, dan HutanKota, Pengadaan Instalasi Listrik Telepon, danJalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD.

535 Belanja Modal LainnyaAkun Belanja Modal Lainnya (535) digunakan untukmencatat alokasi belanja pengadaan yang nantinyaakan menghasilkan Aset Tetap Lainnya dan/atau AsetLainnya yang akan digunakan dalam kegiatan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89993

pemerintahan baik Pemerintah Pusat maupunPemerintah Daerah (menjadi Aset Tetap Lainnya/AsetLainnya pemerintah).Akun Belanja Modal Lainnya merupakan penjumlahandari: Akun Belanja Modal Lainnya pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: Belanja Modal Pengadaan AsetTetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya BLU, danPengeluaran setelah perolehan Aset Tetap Lainnyadan/atau Aset Lainnya yang memenuhipersyaratan untuk dikapitalisasi (menambah nilaiAset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya), dengan

Akun Belanja Modal Aset Tetap Lainnya padaPemerintah Daerah yang mencakup antara lain:Belanja Modal Pengadaan Buku dan Kepustakaan,Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan, Belanjamodal Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman,dan Aset Tetap Lainnya BLUD.

536 Belanja Modal BLUAkun Belanja Modal BLU (536) digunakan untukalokasi belanja modal BLU. Termasuk dalam akun iniadalah Belanja Modal Tanah-BLU, Belanja ModalPeralatan dan Mesin-BLU, Belanja Modal Gedung danBangunan BLU, Belanja Modal Jalan, Irigasi danJaringan BLU serta Belanja Modal Lainnya BLU.

54 Belanja BungaDigunakan untuk mencatat Belanja Bunga padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Akun Belanja Bunga (54) digunakan untuk alokasiPengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaanpokok utang (principal outstanding) baik utang dalammaupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisipinjaman jangka pendek atau jangka panjang,termasuk belanja pembayaran biaya-biaya yang terkaitdengan pinjaman dan hibah pemerintah yang diterimapemerintah seperti biaya commitment fee dan biayadenda.

55 Belanja SubsidiDigunakan untuk mencatat Belanja Subsidi padaPemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanpemerintah kepada perusahaan negara/daerah,lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yangmemproduksi, menjual, mengekspor atau mengimporbarang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orangbanyak agar harga jualnya dapat dijangkau masyarkat.Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluransubsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 94

perusahaan swasta.Akun Belanja Subsidi (55) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

551 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan PublikAkun Belanja Subsidi Kepada Perusahaan Negara (551)digunakan untuk alokasi belanja subsidi yangdiberikan kepada perusahaan negara baik olehPemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

552 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan SwastaAkun Belanja Subsidi Kepada Perusahaan Swasta(552) digunakan untuk alokasi belanja subsidi yangdiberikan kepada perusahaan swasta baik olehPemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

56 Belanja HibahDigunakan untuk mencatat Belanja Hibah padaPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Akun Belanja Hibah digunakan untuk alokasi belanjahibah yang diberikan kepada pemerintah negara lain,organisasi internasional, pemerintah daerah, ataukepada perusahaan negara/daerahPengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentukuang, barang atau jasa, bersifat tidak wajib yangsecara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dantidak mengikat serta tidak terus menerus kepadapemerintahan negara lain, pemerintah pusat/daerah,dan organisasi internasional, Lebih lanjut pengaturandan pengalokasian belanja hibah agar berpedomankepada Buletin Teknis Standar AkuntansiPemerintahan yang mengatur mengenai hibah sertaperaturan perundangan terkait dengan belanja hibah.Akun Belanja Hibah (56) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

561 Belanja Hibah kepada pemerintah negara lain (luarnegeri)Digunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada pemerintah negara lain.

562 Belanja Hibah kepada Organisasi InternasionalDigunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada Organisasi Internasional.

563 Belanja Hibah kepada Lembaga LainDigunakan mencatat untuk alokasi belanja hibah yangdiberikan kepada lembaga lain selain di atas.

57 Belanja Bantuan SosialDigunakan untuk mencatat transfer uang atau barangyang diberikan kepada masyarakat guna melindungidari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuansosial dapat langsung diberikan kepada anggotamasyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatantermasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89995

pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.Pengeluaran pemerintah yang dialokasikan dalamBelanja Bantuan Sosial harus memenuhi kriteriasebagaimana Buletin Teknis Standar AkuntansiPemerintahan yang mengatur mengenai AkuntansiBelanja Bantuan Sosial.

58 Belanja Lain-lain/Belanja Tidak TerdugaPengeluaran/belanja pemerintah pusat/daerah yangsifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan kedalam pos-pos pengeluaran jenis belanja di atas.Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidakdiharapkan berulang seperti penanggulangan bencanaalam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terdugalainnya yang sangat diperlukan dalam rangkapenyelenggaraan kewenangan pemerintah.

c. Surplus/Defisit

Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA danbelanja selama satu periode.Penghitungan Surplus/Defisit tidak diberikan kode akun tersendiri. Angka inimerupakan selisih lebih/kurang antara Total Pendapatan dikurangi dengantotal belanja plus transfer [S/D = ∑Pendapatan – (∑Belanja + ∑Transfer)].

d. Akun Pembiayaan

Pembiayaan (Financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembalidan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahunanggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yangdalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutupdefisit atau memanfaatkan surplus anggaran.Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumberpembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentangAPBN. Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan alokasipembiayaan untuk memanfaatkan surplus anggaran dalam Undang-undangtentang APBN.

a) Akun Penerimaan Pembiayaan

Akun Penerimaan Pembiayaan pemerintah diklasikasikan sebagai berikut:

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan71 Penerimaan Pembiayaan

Digunakan untuk mencatat penerimaan pembiayaanyang dimaksudkan untuk menutup defisit sebagaimanaditetapkan dalam UU APBN/Perda APBD

b) Akun Pengeluaran Pembiayaan

Akun Pengeluaran Pembiayaan pemerintah diklasikasikan sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 96

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan72 Pengeluaran Pembiayaan

Digunakan untuk mencatat alokasi pengeluaranpembiayaan untuk memanfaatkan surplus anggaransebagaimana ditetapkan dalam UU APBN/Perda APBD

e. SILPA/SIKPA

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisihlebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaandan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periodepelaporan.

3. Akun Laporan Operasional (LO)

a. Akun Pendapatan-LO

Kodefikasi Uraian Akun8 Pendapatan-LO81 Pendapatan Perpajakan-LO

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan yang berasal dari pendapatan perpajakanpemerintah pusat maupun pendapatan pajak daerah.

811 Pendapatan Pajak Dalam Negeri-LOAkun Pendapatan Pajak Dalam Negeri merupakanpenjumlahan dari: Akun Pendapatan Pajak Dalam Negeri pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: Pajak Penghasilan (PPh), PajakPertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan, PajakBumi dan Bangunan (PBB), cukai dan pendapatanpajak lainnya. Termasuk dalam akun ini antara lainadalah PPh Migas, PPh Non-Migas, PPh Non-MigasLainnya, PPh Fiskal, PPN, PPnBM, Cukai, Pajak Lainnyaseperti Bea Meterai, dengan

Akun Pendapatan Pajak Daerah pada PemerintahDaerah yang meliputi: Pajak Kendaraan Bermotor, BeaBalik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan BakarKendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan PajakRokok untuk Pendapatan Pajak Provinsi dan PajakHotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air BawahTanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Lingkungan,Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Bumidan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea PerolehanHak Atas Tanah dan Bangunan, dan pajak-pajakdaerah lainnya yang ditetapkan dengan PeraturanDaerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89997

812 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanperpajakan internasional sesuai dengan ketentuanperundangan yang mengatur mengenai perpajakan dankepabeanan.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan Bea Masukdan Bea Keluar.

82 Pendapatan Bukan Pajak-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan negara bukanpajak (PNBP) pemerintah pusat dan pendapatan bukanpajak pemerintah daerah (retribusi, dll.)Akun pendapatan bukan pajak (42) dielaborasi sekurang-kurangnya menjadi akun-akun berikut:

821 Pendapatan Sumber Daya Alam-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan Sumber DayaAlam (SDA) pemerintah pusat.Termasuk dalam akun ini adalah Pendapatan MinyakBumi, Pendapatan Gas Alam, Pendapatan PertambanganUmum, Pendapatan Kehutanan, Pendapatan IIUPH (IHPH),Pendapatan Perikanan, Pendapatan Pertambangan PanasBumi.

822 Pendapatan Bagian Laba BUMN/BUMD-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari pendapatan BagianPemerintah atas Laba (Deviden) BUMN untuk pemerintahpusat dan pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba(Deviden) BUMD untuk pemerintah daerah.Akun Pendapatan Baian Laba BUMN/BUMD merupakanpenjumlahan dari: Akun Pendapatan Bagian Laba BUMN pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: Bagian Laba atas PenyertaanModal pada Perusahaan Milik Negara/BUMN, dengan

Akun Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerahyang Dipisahkan-LO pada Pemerintah Daerah yangmeliputi: Bagian Laba atas Penyertaan Modal padaBUMD, Bagian Laba atas Penyertaan Modal padaBUMN, dan Bagian Laba atas Penyertaan Modal padaPerusahaan Patungan/Milik Swasta.

823 Pendapatan PNBP Lainnya-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak lainnya yang berasal dari pendapatan bukanpajak lainnya pemerintah pusat dan Lain-lain PAD yangsah bagi pemerintah daerah.Akun Pendapatan PNBP Lainnya merupakan penjumlahandari:

Akun Pendapatan PNBP Lainnya pada PemerintahPusat yang meliputi: Pendapatan Penjualan dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 98

Sewa, Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga,Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan, PendapatanPendidikan, Pendapatan Gratifikasi dan Uang SitaanHasil Korupsi, Pendapatan Iuran, Denda danPendapatan lain-lain, dengan

Akun Lain-Lain PAD yang Sah-LO pada PemerintahDaerah yang meliputi: Penerimaan Jasa Giro,Pendapatan Bunga Deposito, Tuntutan GantiKerugian Daerah, Komisi, Potongan dan Selisih NilaiTukar Rupiah, Pendapatan Denda atasKeterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, PendapatanDenda Pajak, Pendapatan Denda Retribusi,Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan,Pendapatan dari Pengembalian, Fasilitas Sosial danFasilitas Umum, Pendapatan dari PenyelenggaraanPendidikan dan Pelatihan, Pendapatan dariAngsuran/Cicilan Penjualan, Pendapatan Zakat danHasil dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah.

824 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanbukan pajak yang berasal dari BLU maupun BLUD.

83 Pendapatan Hibah-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang berasal dari pendapatan hibah pemerintahpusat dan pendapatan hibah pemerintah daerah.

831 Pendapatan Hibah Dalam Negeri-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang sumbernya dari dalam negeri baik bagipemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Akun Pendapatan Hibah Dalam Negeri merupakanpenjumlahan dari:

Akun Pendapatan Hibah Dalam Negeri padaPemerintah Pusat yang meliputi: Pendapatan HibahDalam Negeri – Perorangan, Pendapatan HibahDalam Negeri – Lembaga/Badan Usaha, PendapatanHibah Dalam Negeri Lainnya, dengan

Akun Pendapatan Hibah pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Pendapatan Hibah dari PemerintahPusat, Pendapatan Hibah dari Pemerintah DaerahLainnya, Pendapatan Hibah dariBadan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri,dan Pendapatan Hibah dari KelompokMasyarakat/Perorangan.

832 Pendapatan Hibah Luar Negeri-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatanhibah yang sumbernya dari luar negeri baik bagipemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.89999

89 Pendapatan Lainnya-LOKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan lainyang sah yag tidak dapat dikelompokkan ke dalam akun-akun pendapatan di atas.

f. Akun Beban-LO

Kodefikasi Uraian Akun9 Beban91 Beban Pegawai

Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban pegawaipada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

911 Beban Gaji dan TunjanganKodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban gaji dantunjangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP).Kodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban gaji dantunjangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Gaji dan Tunjangan merupakan penjumlahandari: Akun Belanja Gaji dan Tunjangan pada Pemerintah

Pusat yang meliputi: (1) Beban Gaji PNS yang terdiridari Beban Gaji Pokok PNS/Uang Representasi, BebanPembulatan Gaji PNS. (2) Beban Tunjangan-tunjanganPNS terdiri dari Beban Tunjangan Suami/Istri PNS,Beban Tunjangan Struktural PNS, Beban TunjanganFungsional PNS, Beban Tunjangan Umum PNS, BebanTunjangan PPh PNS, Beban Tunjangan Beras PNS,Beban Tunjangan Kemahalan PNS, Beban TunjanganLauk Pauk PNS, Beban Uang Makan PNS. (3) BebanTunjangan PNS lainnya terdiri dari Beban TunjanganPerbaikan Penghasilan PNS, Beban Tunjangan KhususPeralihan PNS, Beban Tunjangan Kompensasi KerjaPNS, Beban Tunjangan Daerah Terpencil/SangatTerpencil PNS, Beban Tunjangan Guru/Dosen/PNSyang dipekerjakan pada sekolah/PT Swasta/Badan/Komisi, Beban Tunjangan Tugas Belajar TenagaPengajar Biasa pada PT untuk mengikuti pendidikanPasca Sarjana PNS, Beban Tunjangan Khusus PapuaPNS, Beban Tunjangan SAR PNS, TunjanganPerumahan, Uang Duka Wafat, Tambahan Penghasilanberdasarkan beban kerja, Tambahan Penghasilanberdasarkan tempat bertugas, Tambahan Penghasilanberdasarkan kondisi kerja, Tambahan Penghasilanberdasarkan kelangkaan profesi, Tunjangan KominikasiIntensif Pejabat Negara, Beban Penunjang OperasionalPejabat Negara, Beban Uang Kehormatan PejabatNegara, Beban Uang Paket Harian Pejabat Negara, dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 100

Tunjangan lainnya untuk Pejabat Negara termasukuang duka Pejabat Negara, dengan

Akun Beban Pegawai pada Pemerintah Daerah yangmeliputi: Beban Gaji dan Tunjangan, Beban TambahanPenghasilan PNS, Beban Penerimaan Lainnya Pimpinandan Anggota DPRD serta KDH/WKDH, BiayaPemungutan Pajak Daerah, Beban Pegawai BLUD (dariAPBD).

912 Beban Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & BebanPegawai TransitoKodefikasi ini digunakan untuk mencatat bebanhonorarium/lembur/vakasi/tunj. khusus & beban pegawaitransito sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) dan ketentuan perundangan yang mengatur mengenaiBeban pegawai pemerintahKodefikasi ini digunakan untuk mencatat belanjahonorarium/lembur/vakasi/tunj. khusus & belanjapegawai transito pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus &Beban Pegawai Transito merupakan penjumlahan dari:

Akun Beban Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj.Khusus & Beban Pegawai Transito pada PemerintahPusat yang meliputi: honorarium, lembur, vakasi,tunj. Khusus dan Beban pegawai transito. Termasukdalam akun ini adalah Beban Uang Honor Tetap,Beban Uang Lembur, Beban Vakasi, dengan

Akun Beban Pegawai pada Pemerintah Daerah yangmeliputi: Honorarium PNS, Honorarium Non PNS,Uang Lembur.

913 Beban Kontribusi SosialKodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban kontribusisosial sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP) dan ketentuan perundangan yang mengatur mengenaiBeban pegawai pemerintah pusat yaitu berupa skemaasuransi sosial untuk memperoleh hak atas sosial benefituntuk pegawainya, meliputi pensiun dan manfaat pensiunlainnya.

92 Beban Barang dan JasaKodefikasi ini digunakan untuk mencatat beban barang danjasa pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) danketentuan perundangan yang mengatur mengenai bebanbarang dan jasa pemerintah.

921 Beban BarangAkun Beban Barang (521) digunakan untuk alokasi Bebanbarang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Akun Beban Barang merupakan penjumlahan dari: Aku Beban Barang pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: bahan habis pakai, ATK, honor pengelola

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899101

keuangan dan honor pelaksana kegiatan, pengadaan ATdi bawah nilai minimum kapitalisasi, serta untukmembiayai kegiatan yang berhubungan denganpelayanan utama/tusi suatu instansi. Termasuk dalamakun ini yaitu: Beban Bahan Pakai Habis, BebanBahan/Material, Beban Pengiriman surat dinas pospusat, Beban Cetak dan Penggandaan, Beban Makanandan Minuman, Beban Barang Operasional Lainnya,Beban Barang Transito dan Beban Barang NonOperasional Lainnya, dengan

Akun Beban Barang dan Jasa Pada Pemerintah Daerahyang meliputi Beban Barang antara lain: BebanPersediaan, Beban Beasiswa Pendidikan PNS, BebanKursus, Pelatihan, sosialisasi, dan bimbingan teknisPNS, termasuk pembayaran honorarium kegiatankepada non pegawai dan pemberian hadiah ataskegiatan tertentu terkait dengan suatu prestasi.

922 Beban JasaAkun Beban Jasa (522) digunakan untuk alokasi Bebanjasa pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Jasa merupakan penjumlahan dari: Akun Beban Jasa pada Pemerintah Pusat yang meliputi:

langganan daya dan jasa, konsultan, sewa, jasa profesidan jasa lainnya. Termasuk dalam akun ini yaitu:Beban Jasa Kantor, Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, Beban Sewa Sarana Mobilitas, BebanSewa Alat Berat, Beban Sewa Perlengkapan danPeralatan kantor, Beban Jasa Profesi, Biaya JasaKonsultansi, dan Beban Jasa Lainnya, dengan

Akun Beban Barang dan Jasa pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Beban Jasa yaitu: Beban Jasa Kantor,Beban Premi Asuransi, Beban Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, Beban Sewa Sarana Mobilitas,Beban Sewa Alat Berat, Beban Sewa Perlengkapan danPeralatan Kantor, Beban Jasa Konsultansi.

923 Beban PemeliharaanAkun Beban Pemeliharaan (523) digunakan untuk alokasiBeban pemeliharaan Aset Tetap atau Aset lainnyapemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Pemeliharaan merupakan penjumlahan dari: Akun Beban Pemeliharaan pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: Beban Biaya Pemeliharaan Gedung danBangunan, Beban Biaya Pemeliharaan Gedung danBangunan Lainnya, Beban Biaya PemeliharaanPeralatan dan Mesin, Beban Biaya PemeliharaanPeralatan dan Mesin Lainnya, Biaya PerawatanKendaraan Bermotor, Biaya Pemeliharaan Jalan, Irigasi,Jaringan dan Jembatan, dan Biaya PemeliharaanLainnya, dengan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 102

Akun Beban Pemeliharaan pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Beban Perawatan Kendaraan Bermotordan Beban Pemeliharaan.

924 Beban Perjalanan DinasAkun Beban Perjalanan Dinas (524) digunakan untukalokasi Beban perjalanan dinas pemerintah pusat danpemerintah daerah.Akun Beban Perjalanan Dinas merupakan pejumlahan dari: Akun Beban Perjalanan Dinas pada Pemerintah Pusat

yang meliputi: Beban Perjalanan Dalam Negeri, Beban

Perjalanan Dinas Luar Negeri, dengan

Akun Beban Barang dan Jasa pada Pemerintah Daerah

yang meliputi: Beban Perjalanan Dinas, Beban

Perjalanan Pindah Tugas, Beban Pemulangan Pegawai.

925 Beban Barang BLU/BLUDAkun Beban Barang BLU digunakan untuk alokasi Bebanyang maksud penggunaannya untuk kegiatan SatkerBLU/BLUD Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Barang BLU/BLUD merupakan penjumlahandari: Akun Beban Barang BLU pada Pemerintah Pusat yang

meliputi: Beban Gaji dan Tunjangan Pegawai BLU,Beban Barang BLU, Beban Jasa BLU, BebanPemeliharaan BLU, Beban Perjalanan BLU, BebanPengadaan Barang dan Jasa BLU Lainnya, dengan

Akun Beban Barang dan Jasa pada Pemerintah Daerahyang meliputi: Beban Barang dan Jasa BLUD.

926 Beban Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/PihakKetigaAkun Beban Barang untuk diserahkan kepada masyarakat(526) pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Akun Beban Barang untuk diserahkan kepadamasyarakat/Pihak Ketiga merupakan penjumlahan dari:

Akun Beban Barang untuk diserahkan kepada

masyarakat/Pihak Ketiga pada Pemerintah Pusat

yang meliputi: Beban Barang Yang Akan Diserahkan

Kepada Masyarakat, Beban Barang Yang Akan

Diserahkan Kepada Pihak Ketiga, Beban Barang Yang

Akan Dijual Kepada Masyarakat dan Beban Barang

Yang Akan dijual Kepada Pihak Ketiga, dengan

Akun Beban Barang dan Jasa pada Pemerintah

Daerah yang meliputi: Beban Barang Untuk

Diserahkan kepada Masyarakat/Pihak Ketiga.

94 Beban BungaAkun Beban Bunga (94) digunakan untuk alokasiPengeluaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899103

untuk pembayaran bunga (interest) yang dilakukan ataskewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding)termasuk beban pembayaran biaya-biaya yang terkaitdengan pinjaman dan hibah pemerintah yang diterimapemerintah seperti biaya commitment fee dan biaya denda.Beban Bunga mencakup antara lain Bunga Utang Pinjamandan Bunga Utang Obligasi.

95 Beban SubsidiPengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah kepadaperusahaan negara/daerah, lembaga pemerintah ataupihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual,mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untukmemenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnyadapat dijangkau masyarakat. Beban ini antara laindigunakan untuk penyaluran subsidi kepada masyarakatmelalui BUMN/BUMD dan perusahaan swasta.Beban Subsidi mencakup antara lain: Beban Subsidikepada Pemerintah Daerah dan Beban Subsidi kepadaPerusahaan Swasta.Akun Beban Subsidi (95) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

951 Beban Subsidi Kepada Perusahaan PublikAkun Beban Subsidi Kepada Perusahaan Negara (951)digunakan untuk alokasi beban subsidi yang diberikankepada perusahaan negara/daerah.

952 Beban Subsidi Kepada Perusahaan SwastaAkun Beban Subsidi Kepada Perusahaan Swasta (952)digunakan untuk alokasi beban subsidi yang diberikankepada perusahaan swasta.

96 Beban HibahAkun Beban Hibah merupakan Pengeluaran Pemerintahberupa transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa,bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkanperuntukannya dan tidak mengikat serta tidak terusmenerus kepada pemerintahan negara lain, pemerintahpusat/daerah, dan organisasi internasional, Lebih lanjutpengaturan dan pengalokasian belanja hibah agarberpedoman kepada Buletin Teknis Standar AkuntansiPemerintahan yang mengatur mengenai hibah sertaperaturan perundangan terkait dengan belanja hibah.Beban Hibah mencakup antara lain: Beban hibah yangdiberikan kepada Pemerintah negara lain, organisasiinternasional, pemerintah daerah, dan kepada Perusahaanatau kepada perusahaan negara/daerah, Beban Hibahkepada Pemerintah Pusat, Beban Hibah kepada PemerintahDaerah Lainnya, Beban Hibah kepada Pemerintah Desa,Beban Hibah kepada Perusahaan Daerah/BUMD/BUMN,Beban Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 104

Beban Hibah kepada Kelompok Masyarakat/Perorangan.Akun Beban Hibah (56) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

961 Beban Hibah kepada Pemerintah Negara lain (luar negeri)Digunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada pemerintah negara lain.

962 Beban Hibah kepada Organisasi InternasionalDigunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada Organisasi Internasional

963 Beban Hibah kepada Pemerintah DaerahDigunakan mencatat untuk alokasi beban hibah yangdiberikan kepada pemerintah daerah

97 Beban Bantuan SosialDigunakan untuk mencatat transfer uang atau barang yangdiberikan kepada masyarakat guna melindungi darikemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapatlangsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/ataulembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuanuntuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dankeagamaan. Pengeluaran pemerintah yang dialokasikandalam Beban Bantuan Sosial harus memenuhi kriteriasebagaimana Buletin Teknis Standar AkuntansiPemerintahan yang mengatur mengenai Akuntansi BelanjaBantuan Sosial.Beban Bantuan Sosial mencakup antara lain: BebanBantuan Sosial kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan,Beban Bantuan Sosial kepada Kelompok Masyarakat, danBeban Bantuan Sosial kepada Anggota Masyarakat.

98 Beban Lain-lain/Beban Tidak TerdugaPengeluaran/beban Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah yang sifat pengeluarannya tidak dapatdiklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran jenis bebandi atas. Pengeluaran ini bersifat tidak biasa dan tidakdiharapkan berulang seperti penanggulangan bencanaalam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnyayang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraankewenangan pemerintah.

99 Beban Akrual LainnyaDigunakan untuk mencatat beban-beban murni akrualyang hanya digunakan pada Laporan Operasional (LO) dantidak akan ada pada LRA seperti beban penyusutan, bebanpenyisihan piutang tidak tertagih, beban amortisasi, bebandeplesi, beban kerugian selisih kurs.

4. Akun Resiprokal Dalam Rangka Konsolidasi

Dalam rangka konsolidasi fiskal dan statistik diperlukan identifikasi atasakun-akun yang akan dieliminasi antara pemerintah pusat dan daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899105

Akun-akun tersebut adalah sebagai berikut: (identifikasi sementara – akanada tambahan)

a. Akun Resiprokal LRA dan LO

Pemerintah Pusat PemerintahPropinsi

Pemerintah Kab./Kota

Belanja Hibahkepada PemerintahPropinsi

Pendapatan hibahdari Pemerintahpusat

-

Belanja Hibahkepada PemerintahKab/Kota

- Pendapatan hibah dariPemerintah Pusat

Pendapatan Hibahdari PemerintahPropinsi

Belanja Hibahkepada InstansiPemerintah Pusat

Pendapatan Hibahdari PemerintahPropinsi

Belanja Hibah kepadaInstansi Pemerintah Pusat

Belanja Hibahkepada PemerintahKab/Kota

Pendapatan hibah dariPemerintah Propinsi

Pendapatan hibahdari PemerintahKab/Kota

Belanja Hibah kepadaPemerintah Propinsi

Pemerintah Pusat PemerintahPropinsi

Pemerintah Kab./Kota

PemberianPinjaman/PenerusanPinjaman kepadaPemerintah Propinsi

PenerimaanPembiayaanpinjaman dariPemerintah Pusat

PemberianPinjaman/PenerusanPinjaman kepadaPemerintahKab/Kota

Penerimaan Pembiayaanpinjaman dari PemerintahPusat

Transfer DanaPerimbangan kePemerintah Propinsi

Pendapatan DanaPerimbangan

Transfer DanaPerimbangan kePemerintahKab/Kota

Pendapatan DanaPerimbangan

Transfer Dana Otsusdan Penyesuaiankepada PemerintahPropinsi

Pendapatan DanaOtsus danPenyesuaian

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 106

Transfer Dana Otsusdan Penyesuaiankepada PemerintahKab/Kota

Dana Otsus danPenyesuaian

Belanja Dana BagiHasil

Pendapatan Bagi Hasil dariPropinsi

b. Akun Resiprokal Neraca

Pemerintah Pusat PemerintahPropinsi

Pemerintah Kab./Kota

Piutang Transferkepada PemerintahPropinsi

Utang Transferkepada PemerintahPusat

-

Piutang Transferkepada PemerintahKab/Kota

- Utang Transfer kepadaPemerintah Pusat

Piutang dariPinjaman/PenerusanPinjaman kepadaPemerintah Propinsi

Utang kepadaPemerintah Pusat

Pemerintah Pusat PemerintahPropinsi

Pemerintah Kab./Kota

Piutang dariPinjaman/PenerusanPinjaman kepadaPemerintahKab/Kota

Utang kepada PemerintahPusat

Utang kepadaPemerintahKab/Kota

Utang kepada PemerintahPropinsi

Utang (SBN) yangdipegang olehPemerintah Daerah

Piutang kepadaPemerintah Pusat(SBN)

Piutang kepada PemerintahPusat (SBN)

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899107

BAB IV KERANGKA STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

A. LATAR BELAKANG

UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dalampenjelasannya mengatur penyajian statistik keuangan pemerintah dalamrangka memenuhi kebutuhan analisis kegiatan pemerintahan, analisiskebijakan fiskal dan analisis perbandingan antarnegara (cross country studies)untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaankeuangan negara.

Sejalan dengan itu, Pemerintah telah menerbitkan PP 71 tahun 2010tentang SAP yang menggantikan PP 24 tahun 2005, yang mengatur penerapanakuntansi berbasis akrual. Pasal 6 ayat (2) PP Nomor 71 Tahun 2010mengatur bahwa pemerintah menyusun Pedoman Umum Sistem AkutansiPemerintah yang akan menjadi acuan untuk penyusunan Sistem AkuntansiPemerintah pusat dan daerah, yang diperlukan dalam rangka mewujudkankonsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah secara nasional.

Sejak reformasi pengelolaan keuangan negara digulirkan, pemerintah telahmelakukan upaya-upaya penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintahmeskipun laporan tersebut masih bersifat parsial dan belum terintegrasidengan sistem akuntansi pemerintah. Penerapan Statistik KeuanganPemerintah mensyaratkan adanya konsolidasi laporan keuangan PemerintahPusat dan pemerintah daerah. Belum dapat tersusunnya konsolidasi laporankeuangan Pemerintah Pusat dan laporan keuangan pemerintah daerahdisebabkan oleh perbedaan dalam sistem akuntansi Pemerintah Pusat danpemerintah daerah terutama dalam pengaturan kebijakan akuntansi danbagan akun standar. Walaupun hal ini telah difasilitasi dengan adanya BuletinTeknis no. 3 tentang penyajian laporan keuangan pemerintah daerah sesuaidengan standar akuntansi pemerintah dengan konversi, pemerintah belumdapat menghasilkan laporan konsolidasi pemerintah pusat dan daerah untuktujuan Statistik Keuangan Pemerintah karena sistem akuntansi pemerintahbelum sepenuhnya mengakomodasikan keperluan mapping bagan akunstandar sebagaimana diminta pada sistem Statistik Keuangan Pemerintah.

Salah satu kendala dalam penyusunan laporan Statistik KeuanganPemerintah adalah belum adanya suatu pedoman yang mengatur mengenaipenerapan Statistik Keuangan Pemerintah, yang menyebabkan timbulnyabeberapa hal, yaitu:

1. Perbedaan persepsi mengenai Statistik Keuangan Pemerintahantarapenyusun dan pengguna laporan Statistik Keuangan Pemerintah mengenaikonsep dan manfaat Statistik Keuangan pemerintah. Selain itu, belum adaidentifikasi dan koordinasi stakeholders statistik keuangan pemerintahsecara kompreshensif, baik yang berfungsi sebagai penyusun maupunpengguna informasi statistik keuangan pemerintah, seperti KementerianKeuangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pusat Statistik, Bappenas,serta Pemerintah Daerah.

2. Belum ada pengaturan mengenai cakupan dan proses Statistik KeuanganPemerintah (sektor dan unit), dan memberikan gambaran mengenai

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 108

Standard Operating Procedure (menjelaskan alur data, proses mapping dankonsolidasi, dan pihak yang diserahi tanggung jawab untukmelaksanakannya).

3. Variasi sumber data yang akan digunakan dalam Statistik KeuanganPemerintah karena masih terdapat beberapa sumber data yang digunakan.Selain itu, perbedaan sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistemakuntansi pemerintah daerah juga menambah kesulitan dalam konsolidasidata.

Kendala-kendala tersebut pada akhirnya mempengaruhi kualitas informasiStatistik Keuangan Pemerintah.

Oleh karena itu, penyusunan Pedoman Umum Sistem AkutansiPemerintah (PU-SAP) diharapkan dapat menyediakan kerangka sistemakuntansi berbasis akrual bagi pemerintah pusat dan daerah dalam rangkamewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah.Pendekatan yang seragam diharapkan dapat memfasilitasi pengertian yanglebih baik atas pengganggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi danpelaporan, yang pada akhirnya akan mendukung terlaksananya konsolidasifiskal dan statistik keuangan pemerintah.

B. KERANGKA STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH UNTUK AKUNTANSIBERBASIS AKRUAL

Pengembangan dan implementasi Statistik Keuangan Pemerintah berbasisakrual merupakan suatu perkembangan yang besar dalam manajemen danpelaporan sektor publik yang diharapkan akan memberikan gambaran yanglebih komprehensif akan aktivitas pemerintah dan pengaruh jangka panjangdari kebijakan yang diambil, sehingga akan meningkatkan transparansi danakuntabilitas fiskal pemerintah. Statistik Keuangan Pemerintah berbasisakrual menekankan pada kesinambungan dan manajemen fiskal yang baikuntuk menyediakan informasi bagi pengambil kebijakan dalam pengambilankeputusan. Informasi tersebut juga berguna untuk menilai kinerja fiskalpemerintah dari waktu ke waktu.

Statistik Keuangan Pemerintah merupakan standar pelaporan ekonomiuntuk pemerintahan berdasarkan standar internasional yang relevan. Standarinternasional yang menjadi acuan penerapan Statistik Keuangan Pemerintahadalah Government Finance Statistics Manual (GFSM) yang diterbitkan olehInternational Monetary Fund (IMF). IMF telah mengeluarkan GFS Manual1986 yang berbasis kas dan GFS Manual 2001 yang berbasis akrual. GFSManual 2001 memperkenalkan cakupan lengkap dari aktivitas ekonomi dankeuangan pemerintah, sehingga dapat menghasilkan ringkasan informasikinerja dan posisi keuangan secara keseluruhan dari sektor pemerintahumum (general government sector) atau sektor publik.

1. Hubungan antara akuntansi dengan statistik keuangan pemerintah

Sebelum penerapan Statistik Keuangan Pemerintah, sistem akuntansipemerintahan menghasilkan pelaporan keuangan pemerintahan dalamrangka pertanggungjawaban, yang juga digunakan dalam rangka pengambilan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899109

keputusan fiskal. Pada umumnya, sistem akuntansi belumsejalan/mengakomodasikan konsep-konsep statistik dan makro ekonomi.Oleh karena itu, para pengambil kebijakan fiskal, ekonom dan ahli statistikperlu mengerti standar dan sistem akuntansi untuk dapat mengerti mengenaiinformasi akuntansi tersebut dan menggunakannya dalam pengambilankebijakan fiskal.Penerapan statistik keuangan pemerintah menghasilkan jembatan untukmenerjemahkan informasi akuntansi ke dalam bahasa yang lebih dimengertidan sejalan dengan sistem statistik makroekonomi yang digunakan dalamekonomi dan statistik. Kompilasi statistik merupakan hal yang penting dalamanalisis moneter dan ekonomi, serta pengambilan kebijakan fiskal. PenerapanStatistik Keuangan Pemerintah bersamaan dengan penerapan sistemakuntansi pemerintahan akan menghasilkan dua jenis pelaporan, yaitulaporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi untuk tujuanpertanggunjawaban dan laporan statistik keuangan pemerintah untuk tujuanpengambilan kebijakan fiskal dan perbandingan antara negara.

2. Sektor dan Unit Institusi

Data statistik keuangan pemerintah dikompilasi untuk sektor publik dan sektorpemerintahan umum.

Sektor publik mengkonsolidasi transaksi dari semua sektor, yaitu:a. Sektor pemerintah umum

Sektor pemerintah umum mencakup Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Sektor pemerintah umum mencakup institusi yang bersifat non pasar, yangmemenuhi kebutuhan konsumsi kolektif masyarakat melalui penyediaan jasadengan tidak membebankan biaya atau membebankan biaya di bawah hargapokok produksinya, dan yang merupakan transfer atau redistribusi kekayaan.Sebagian besar pelayanan tersebut dibiayai dari pajak, retribusi danpembebanan biaya ke pengguna pelayanan. Dalam Statistik KeuanganPemerintah, sektor pemerintah umum dibedakan menjadi:a) Pemerintah Pusat,b) Pemerintah Provinsi, dan c) Pemerintah Kabupaten/Kota. Subsektor

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 110

pemerintah pusat terdiri dari kementerian negara/lembaga, Bendahara UmumNegara (BUN), Badan Layanan Umum (BLU), Lembaga Non Struktural (LNS),yang mempunyai identitas legal terpisah atau otonomi yang cukup, namunberada dalam kendali Pemerintah Pusat.

b. Sektor perusahaan publik

Sektor perusahaan publik mencakup sektor perusahaan publik non keuangandan sektor perusahaan publik keuangan. Sektor perusahaan publik nonkeuangan terdiri dari badan yang terlibat dalam produksi barang dan jasa (nonkeuangan secara karakteristik) untuk dijual dalam pasar dengan harga yangmenutupi sebagian besar dari biayanya. Sektor ini pada umumnya secarahukum dapat dipisahkan dari pemerintah yang memilikinya. Sektor perusahaanpublik keuangan adalah badan yang terlibat dalam penyediaan jasa intermediasikeuangan atau jasa keuangan tambahan. Institusi pada sektor inibertanggungjawab atas kewajiban keuangan yang ditimbulkannya.

Konsolidasi sektor publik dilakukan dengan mengeliminasi transfer antar sektor.Dalam mengkompilasi statistik untuk sektor ini, transaksi dan hubungandebitur dan kreditur antar sub sektor dieliminasi untuk menghindariperhitungan ganda sebagai bagian dari proses konsolidasi. Total pelaporansektor publik juga dikenal dengan pelaporan pemerintah secara keseluruhan(whole of government reporting).

3. Pengolahan data Statistik Keuangan Pemerintah

Ada empat langkah proses kompilasi statistik keuangan pemerintah:

a. Lingkup institusi dan sektor

Langkah pertama dalam proses kompilasi statistik keuangan pemerintahadalah tentukan lingkup sektor dan identifikasi institusi yang merupakanlingkup kompilasi. Bab ini difokuskan pada sektor pemerintah umum (generalgovernment sector), yang terdiri dari unit yang dimiliki/dikendalikan olehPemerintah Pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota,mengingat tujuan PU-SAP adalah dalam rangka konsolidasi Pemerintah Pusatdan pemerintah daerah. Selain itu, penerapan Statistik Keuangan Pemerintahpada tahap awal akan difokuskan pada sektor pemerintah umum karenamempertimbangkan keterbatasan sumber daya dan waktu yang diperlukanuntuk pengenalan konsep Statistik Keuangan Pemerintah yang masih relatifbaru baik untuk Pemerintah Pusat maupun untuk Pemerintah Daerah.

b. Seleksi sumber data

Sumber data Statistik Keuangan Pemerintah berbasis akrual adalah informasiakuntansi berbasis akrual, yang berasal dari sistem akuntansi yangmenghasilkan data akuntansi dan laporan keuangan, yang disusun sesuaidengan PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) lampiranI. Data transaksi dicatat dan dilaporkan secara berjenjang melalui sistemakuntansi yang ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899111

c. Kompilasi Statistik Keuangan Pemerintah

Data akuntansi dan laporan keuangan tersebut diolah menjadi laporanStatistik Keuangan Pemerintah melalui analisis, penyesuaian, dan re-klasifikasi ke dalam klasifikasi Statisitik Keuangan Pemerintah dengan caramapping Bagan Akun Standar (BAS) sistem akuntansi dengan BAS StatistikKeuangan Pemerintah.

Kebutuhan mapping tersebut mengharuskan adanya pendefinisian BASsistem akuntansi yang jelas dan pengakomodasian kebutuhan informasiStatistik Keuangan Pemerintah dalam BAS sistem akuntansi sehingga akanmemudahkan mapping ke BAS Statistik Keuangan Pemerintah.

Data yang dibutuhkan dalam Statistik Keuangan Pemerintah, yaitu klasifikasidetail:

a. Pendapatan menurut jenis;

b. Beban menurut jenis (klasifikasi ekonomi);

c. Transaksi aset dan kewajiban

- Aset non keuangan menurut jenis aset

- Aset dan kewajiban keuangan menurut jenis instrumen

d. Keuntungan/kerugian atau perubahan volume aset dan kewajiban (jenis);

e. Aset dan kewajiban dalam Neraca (jenis);

f. Pengeluaran berdasarkan fungsi pemerintahan;

g. Transaksi dalam aset dan kewajiban keuangan menurut sektor dari pihakcounterpart;

h. Total arus ekonomi lain dalam aset dan kewajiban (jenis).

Data yang akan di-mapping ke Statistik Keuangan Pemerintah adalah datapemerintah pusat dan data konsolidasi pemerintah daerah. Pemerintahdaerah mempunyai kewajiban untuk mengirimkan data laporan keuanganke Kementerian Keuangan. Untuk penerapan Statistik KeuanganPemerintah pada tahap awal, laporan keuangan tersebut akandikonsolidasikan dan di-mapping ke klasifikasi Statistik KeuanganPemerintah oleh Kementerian Keuangan. Kemudian, data hasil mappingpemerintah pusat dan pemerintah daerah dikonsolidasikan olehKementerian Keuangan menjadi data konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah Umum. Pedoman penerapan Statistik Keuangan Pemerintahdan pentahapannya akan diatur dalam peraturan tersendiri.

Penerapan Statistik Keuangan Pemerintah mensyaratkan adanyakonsolidasi laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintahdaerah.Terdapat dua pilihan konsolidasi pemerintah pusat dan daerah,yaitu konsolidasi akuntansi dan konsolidasi statistik keuanganpemerintahan. Konsolidasi tersebut dilakukan bukan dalam rangkapertanggungjawaban, melainkan untuk keperluan statistik keuanganpemerintah. Hal yang harus diperhatikan dalam konsolidasi adalahidentifikasi akun timbal balik (reciprocal accounts), yang mana area yangmenjadi prioritas konsolidasi adalah:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 112

a. Transaksi

Transfer (hibah) antar unit pemerintah [GFS codes 133 and 263]

Transaksi dalam aset dan kewajiban keuangan [GFS codes 32** and33**]

Pendapatan dan Beban Bunga [GFS codes 1411 and 243]

Pajak yang dibayar oleh satu unit pemerintah kepada unitpemerintah lainnya

Pembelian/penjualan barang/jasa

Akuisisi/Disposal aset non keuangan

b. Neraca

Hubungan debitur dan kreditur: Pinjaman [GFS codes 6214 and6314]

Surat berharga selain saham [GFS codes 6213 and 6313]

Konsolidasi akuntansi diatur dalam PSAP 11, namun PSAP 11 tidakmengatur laporan statistik gabungan pemerintah pusat dan pemerintahdaerah. Prosedur konsolidasi akuntansi, yang juga dilaksanakan dengancara menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan olehentitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan/tanpamengeliminasi akun timbal balik (reciprocal accounts). Untukmemudahkah mapping statistik keuangan pemerintah tersebut,pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu menyelaraskan baganakun standar pada sistem akuntansi berbasis akrual dengan pengaturandalam PU-SAP ini.

4. Bagan Akun Standar (BAS) Statistik Keuangan Pemerintah

Klasifikasi BAS Statistik Keuangan Pemerintah berbeda dengan BASakuntansi, sehingga perlu dilakukan penyesuaian klasifikasi (mapping) padasaat kompilasi Statistik Keuangan Pemerintah.Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber pendapatannya, yang terdiridari Pendapatan Pajak, Kontribusi sosial, Pendapatan Hibah, dan Pendapatan

Konsolidasi GFS

BASNasiona

Konsolidasi Akuntansi

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899113

lain. Pendapatan Pajak diklasifikasikan menurut obyeknya, yang terdiri dariPajak pendapatan, laba dan keuntungan, Pajak atas gaji dan tenaga kerja,Pajak Property, Pajak atas barang dan jasa, Pajak perdagangan dan transaksiinternasional, dan Pajak lainnya. Hibah diklasifikasikan menurut sumbernya,yang terdiri dari Hibah dari pemerintah asing, Hibah dari organisasiinternasional dan hibah dari unit pemerintah lainnya. Hibah-hibah tersebutdiklasifikasikan berdasarkan hibah tahun berjalan dan hibah modal.Pendapatan lain diklasifikasikan menurut sumbernya, yang terdiri daripendapatan property, penjualan barang dan jasa, serta denda, penalti, sita.

Beban diklasifikasikan menurut jenis belanja (klasifikasi ekonomi), yangterdiri dari Beban pegawai, Penggunaan barang dan jasa, Depreasiasi danAmortisasi, Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban BantuanSosial, dan Beban Lain-lain.

Aset diklasifikasikan menurut jenisnya dan tingkat likuiditasnya, yang terdiridari aset non keuangan dan aset keuangan. Aset non keuangan terdiri dariaset tetap, persediaan, barang berharga dan aset non produksi. Asetkeuangan diklasifikasikan menurut tempat keterjadiannya/asal counterpart(dometik dan luar negeri) dan jenisnya, terdiri dari uang dan deposito, suratberharga selain saham, pinjaman, saham dan ekuitas lain, cadangan teknisasuransi, derivatif keuangan dan piutang lain.

Kewajiban diklasifikasikan menurut tempat keterjadiannya/asal counterpartdan jenisnya, terdiri dari uang dan deposito, surat berharga selain saham,pinjaman, saham dan ekuitas lain, cadangan teknis asuransi, derivatifkeuangan dan utang lain.

Dalam melakukan mapping ke dalam BAS Statistik Keuangan Pemerintah,perlu diperhatikan relevansi BAS tersebut terhadap masing-masing BAS baikBAS Pemerintah Pusat maupun BAS pemerintah daerah. Definisi masing-masing akun BAS Statistik Keuangan Pemerintah dan relevansinya terhadapBAS sistem akuntansi Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah dapat dilihatpada tabel di bawah ini.

BAGAN AKUN STANDAR STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Kode Akun PemerintahPusat

PemerintahDaerah

1 Pendapatan11 Pajak111 Pajak pendapatan, laba dan

keuntunganPajak ini dibebankan pada (i) upah,gaji, tips, fee, komisi, fringe benefitdan kompensasi lain atas jasa tenagakerja, (ii) bunga, deviden, sewa,penghasilan royalti, (iii) keuntungandan kerugian modal mencakupdistribusi keuntungan modal daridana investasi, (iv) laba perusahaan,persekutuan, perusahaan pribadi, dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 114

dana perwalian, (v) bagian kena pajakdari jaminan sosial, pensiun, anuitas,asuransi jiwa dan pensiun lainnya,dan (vi) penghasilan lain-lain.Pajak ini dapat diklasifikasikansebagai pajak yang terutang olehindividual (1111) atau pajak yangterutang oleh badan usaha danperusahaan lain (1112). Jika terdapatkesulitan untuk mengklasifikasikanpajak tersebut ke dalam klasifikasi diatas, pajak tersebut diperlakukansebagai pajak yang tidak dapatdialokasikan(1113).

1111 Pajak terutang oleh individu √1112 Pajak terutang oleh badan usaha

dan perusahaan lain√

1113 Pajak tidak dapat dialokasikan √112 Pajak atas gaji dan tenaga kerja

Pajak ini terdiri dari pajak yangdikumpulkan dari pemberi kerja atauwiraswasta sebagai bagian dari gajiatau jumlah yang tetap per orang,yang tidak disisihkan untuk skemajaminan sosial.

113 Pajak kekayaanPajak ini meliputi pajak ataspenggunaan, kepemilikan atautransfer kekayaan. Pajak ini dapatdibebankan pada interval yangteratur, hanya sekali atau pada saatperubahan kepemilikan.

1131 Pajak berulang atas kekayaan tidakbergerakPajak ini mencakup pajak yangdibebankan secara teratur atas dasarpenggunaan atau kepemilikankekayaan tidak bergerak, yangmeliputi tanah, bangunan danstruktur lain. Pajak dapat dibebankanpada pemilik, penyewa atau keduanyasejumlah persentase tertentu darinilai kepemilikan.

1132 Pajak berulang atas kekayaan bersihPajak ini mencakup pajak yangdibebankan secara teratur ataskekayaan bersih, yang umumnyadidefinisikan sebagai nilai kekayaanyang bergerak dan tidak bergerak

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899115

dikurangi kewajiban yang munculatas kekayaan tersebut.

1133 Pajak atas bangunan, warisan danhadiahPajak ini mencakup pajak atastransfer kepemilikan pada saatkematian dan pemberian hadiah.Pajak atas transfer kepemilikan padasaat kematian meliputi pajak atasbangunan dan pajak warisan.

1134 Pajak atas transaksi keuangan danmodalPajak ini meliputi pajak atasperubahan kepemilikan aset, kecualiyang diklasifikasikan sebagai hadiah,warisan atau transaksi bangunan.Termasuk di dalamnya adalah pajakatas pengeluaran, pembelian,penjualan surat berharga, pajak atascek dan bentuk pembayaran lain, danpajak yang dibebankan atas transaksihukum tertentu, seperti validasikontrak dan penjualan aset yangtidak bergerak.

1135 Pajak tidak berulang lain ataskekayaanPajak ini meliputi pajak ataskekayaan bersih dan properti yangdibebankan hanya sekali atau padainterval yang tidak beraturan.

1136 Pajak berulang lain atas kekayaanPajak ini meliputi pajak berulang lainatas kekayaan yang tidakdimasukkan dalam kategori akun1131, 1132, 1134.

114 Pajak atas barang dan jasaPajak ini meliputi semua pajak yangdibebankan atas produksi, ekstrasi,penjualan, transfer, sewa beli,penyampaian barang dan jasa.Termasuk juga pajak ataspenggunaan barang dan ijinpenggunaan barang atau melakukanaktivitas.

1141 Pajak umum atas barang dan jasaPajak ini meliputi semua pajak selaincukai dan biaya impor lainnya (1151)dan pajak ekspor (1152), dibebankanpada produksi, sewa beli,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 116

penyampaian, penjualan, pembelian,atau perubahan kepemilikan lainnyaatas barang dan jasa. Pajak tersebutdapat dibebankan baik untuk barangdan jasa yang diproduksi domestikatau diimpor, dan dapat dibebankanpada tahapan produksi ataudistribusi manapun.

11411 Pajak Pertambahan NilaiPajak ini adalah pajak atas barangatau jasa yang dikumpulkan secarabertahap oleh perusahaan tetapi padaakhirnya dibebankan penuh kepadapembeli akhir. PPN umumnyadihitung berdasarkan harga barang/jasa termasuk pajak lain atas produktersebut.

11412 Pajak PenjualanPajak ini meliputi semua pajak umumyang dibebankan pada hanya satutahapan tertentu, baik pada tahapanmanufaktur atau produksi atau padatahapan perdagangan grosir atauretail.

11413 Pajak perputaran dan pajak umumlain atas barang dan jasaPajak ini meliputi pajak kumulatifmulti tahap, yang mencakup pajakatas setiap kali transaksi terjaditanpa pengurangan pajak yangdibayar atas input dan semua pajakkonsumsi umum yang meliputikombinasi elemen pajak pertambahannilai, pajak penjualan atau pajakmulti tahap

1142 CukaiCukai adalah pajak yang dibebankanatas produk tertentu, atau atascakupan yang terbatas dari produk,yang tidak diklasifikasikan dalampajak umum atas barang dan jasa(1141), laba atas monopoli fiskal(1143), dan bea imigrasi dan imporlainnya (1151), atau pajak atasekspor (1152). Cukai dapatdibebankan pada tahap produksi ataudistribusi manapun dan umumnyaditentukan berdasarkan nilai, berat,kekuatan dan kuantitas produk.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899117

1143 Laba atas monopoli fiskalAkun ini mencakup bagian laba atasmonopoli fiskal yang ditransfer kepemerintah. Monopoli fiskal adalahperusahaan publik atau quasi-perusahaan publik yang memilikikekuatan monopoli atas produksiatau distribusi jenis barang atau jasatertentu dalam rangka meningkatkanpendapatan pemerintah yangsebaliknya dapat dikumpulkanmelalui pajak atas produksi ataudistribusi sektor swasta darikomoditas terkait. Monopoli fiskaldibedakan dari perusahaan publikyang memiliki kekuatan monopoliatau quasi-monopoli dalam rangkamelayani kepentingan ekonomi publikatau kebijakan sosial, bukan untukmeningkatkan pendapatanpemerintah.

√ √

1144 Pajak untuk jasa khususPajak ini adalah semua pajak yangdibebankan atas pembayaran untukjasa spesifik seperti pajak atas bebantransportasi, premi asuransi, jasaperbankan, hiburan, restoran, danbiaya pemasaran.

1145 Pajak untuk penggunaan barang danijin penggunaan barang ataumelakukan aktivitasSalah satu fungsi pengaturanpemerintah adalah pemberian ijinkhusus kepemilikan/penggunaanbarang tertentu/pelaksanaanaktivitas tertentu.Jika pengeluaran lisensi tersebutmembutuhkan sedikit/tanpa usahadari pemerintah, lisensi tersebutmerupakan alat untuk menarik pajakwalaupun pemerintah menyediakanotorisasi sebagai balasannya.Namun, jika pemerintahmenggunakan lisensi yangmewajibkan tindakan/aktivitas untukfungsi pengaturan/pengendalian,maka penerimaan tersebutseharusnya diperlakukan sebagaipenjualan jasa, bukan penerimaan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 118

pajak, kecuali penerimaan tersebutsecara jelas tidak proporsionalterhadap biaya penyediaan jasa.

11451 Pajak kendaraan bermotorPajak ini mencakup pajak ataspenggunaan kendaraan bermotoratau ijin penggunaan kendaraanbermotor. Tidak termasuk pajak ataskendaraan bermotor sebagaikekayaan.

11452 Pajak lain atas penggunaan barangdan ijin penggunaan barang danmelakukan aktivitasLisensi bisnis dan profesionaldimasukkan dalam kategori ini, yangdapat berupa jenis pajak atas ijinuntuk melaksanakan bisnis secaraumum/khusus atau profesi.Kategori pajak ini selain lisensi bisnisdan profesional mecakup pajak atasijin untuk berburu, menembak ataumemancing, dan pajak ataskepemilikan binatang peliharaanketika hak untuk melakukan aktivitastersebut tidak diberikan sebagaibagian dari transaksi komersialnormal. Termasuk juga lisensi radiodan televisi, kecuali otoritas publikmenyediakan jasa penyiaran umum,yang membebankan pembayaranjasa, bukan pajak.

√ √

1146 Pajak lain atas barang dan jasaPajak ini meliputi pajak atas ekstrasimineral, bahan bakar fosil, sumberdaya yang tidak dapat diperbaharuidari deposit yang dimiliki swasta atauoleh pemerintah lain, dan pajaklainnya atas barang dan jasa yangtidak dimasukkan dalam kategori1141 dan 1145.

115 Pajak perdagangan dan transaksiinternasional

1151 Bea masuk (imigrasi) dan bea imporlainnyaAkun ini mencakup pendapatan darisemua pungutan yang dikumpulkandari barang karena memasuki suatunegara atau jasa yang disampaikan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899119

oleh bukan penduduk kepadapenduduk.

1152 Pajak eksporKategori ini merupakan semuapungutan yang berdasarkan faktabahwa barang yang dikirimkan keluarnegeri atau jasa yang disampaikankepada bukan penduduk olehpenduduk.

1153 Laba ekspor atau monopoli imporPemerintah dapat mendirikanperusahaan dengan hak monopoliuntuk mengekspor atau mengimporbarang tertentu dan mengendalikanjasa yang disediakan atau diterimadari bukan penduduk untukmenaikkan pendapatan yang dapatditerima melalui pajak ekspor, importatau transaksi dalam mata uangasing. Ketika monopoli seperti itumuncul, laba yang dikirimkan kepemerintah oleh perusahaan ataubadan pemasaran monopolidiperlakukan sebagai pajak. Labatersebut dicatat sebagai pendapatanpajak ketika ditransfer ke pemerintahdan tidak mencakup cadangan yangditahan oleh perusahaan atau badanpemasaran.

1154 Laba PertukaranKetika kekuatan monopoli pemerintahatau otoritas moneter dipergunakanuntuk menarik marjin antara hargapembelian dan penjualan dari matauang asing, selain untuk menutupbiaya administrasi, pendapatan yangdihasilkan terdiri dari pungutan wajibyang ditarik dari baik pembelimaupun penjual mata uang asing.Kategori ini tidak mencakup transferke pemerintah atas laba pertukaranyang direalisasikan selain dari hasilperbedaan nilai tukar.

1155 Pajak PertukaranAkun ini mencakup pajak yangdibebankan atas penjualan ataupembelian mata uang asing.Termasuk pajak atas pengiriman luarnegeri jika pajak dibebankan atas

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 120

pengiriman pembelian mata uangasing.

1156 Pajak lain atas perdagangan dantransaksi internasionalAkun ini mencakup pajak yangdibebankan atas beragam aspek dariperdagangan dan transaksiinternasional, seperti pajak yangdibebankan secara ekslusif ataudominan atas perjalanan keluarnegari, pajak asuransi atau investasiluar negeri, pajak atas pengirimanuang keluar negeri.

116 Pajak lainAkun ini mencakup pendapatan pajakyang dibebankan atas dasar selaindari yang dideskripsikan pada akun-akun pajak sebelumnya. Termasukpendapatan dari pajak yang belumdapat diidentifikasikan dan bungadan denda untuk keterlambatanpembayaran tetapi tidak dapatdiidentifikasikan dalam kategoripajak.

√ √

1161 Terutang hanya oleh bisnis √ √1162 Terutang hanya oleh selain bisnis

atau tidak dapat diidentifikasi√ √

12 Kontribusi sosial121 Kontribusi keamanan social1211 Kontribusi pegawai1212 Kontribusi pemberi kerja1213 Kontribusi wiraswasta dan tidak

bekerja1214 Kontribusi yang tidak teralokasi122 Kontribusi sosial lainnya1221 Kontribusi pegawai

1222 Kontribusi pemberi kerja1223 Kontribusi terkait13 Hibah

Hibah adalah transfer tahun berjalanatau modal yang tidak wajib yangditerima oleh unit pemerintah daribaik unit pemerintah lain maupunorganisasi internasional. Hibahdiklasifikasikan berdasarkan jenisunit pemberi hibah dan apakah hibahtersebut meruapakan hibah tahunberjalan atau hibah modal.

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899121

Ada tiga sumber hibah yang dikenaldalam sistem GFS yaitu hibah daripemerintah negara asing (131), hibahdari organisasi internasional (132),dan hibah dari unit pemerintahumum lain (133).Hibah lancar adalah hibah untuktujuan pengeluaran tahun berjalandan tidak dihubungkan/bersyaratterhadap akuisisi aset oleh penerima.Hibah modal meliputi akuisisi asetoleh penerima dan dapat terdiri daritransfer kas yangdiharapkan/diharuskan untukdigunakan untuk akuisisi aset (selainpersediaan dan kas), atau pembatalankewajiban oleh persetujuan bersamaantara kreditor dan debitur. Jikakeraguan muncul tentang karakterhibah, seharusnya diklasifikasikansebagai hibah tahun berjalan.

131 Dari pemerintah asing √ √1311 Tahun berjalan √ √1312 Modal √ √132 Dari organisasi internasional √ √1321 Tahun berjalan √ √1322 Modal √ √133 Dari unit pemerintah umum lainnya √ √1331 Tahun berjalan √ √1332 Modal √ √14 Pendapatan lain

Pendapatan lain adalah pendapatanselain pajak, kontribusi sosial danhibah, yang meliputi penghasilankekayaan, penjualan barang dan jasa,dan pendapatan lain-lain.

√ √

141 Pendapatan kekayaanPenghasilan kekayaan meliputiberbagai bentuk pendapatan yangdihasilkan oleh unit pemerintahumum ketika menempatkan asetkeuangan dan/atau aset yang tidakdiproduksi yang dimilikinya padapenguasaan unit lain. Pendapatankategori ini dapat berbentuk bunga,deviden, penarikan penghasilan quasi-korporasi, penghasilan kekayaan yangdiatribusikan kepada pemegangkebijakan asuransi atau sewa.

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 122

1411 BungaBunga adalah pendapatan yangdihasilkan oleh kreditur yangmemilikian aset keuangan tertentukarena mengijinkan debitur untukmenggunakan aset tersebut, sepertideposito, surat berharga selainsaham, pinjaman dan piutang.Pendapatan bunga terutang secaraterus menerus selama periode asetkeuangan.

√ √

1412 DevidenDeviden adalah pembayaran yangdilakukan oleh perusahaan kepadapemegang saham sebagai hasil daripenempatan dana ekuitasdaripenghasilan tahun berjalan.Deviden yang dicatat pada tanggalpengumuman atau tanggalpembayaran jika tidak adapengumuman sebelumnya.Deviden juga meliputi semuadistribusi laba oleh korporasi kepadapemegang sahamnya/ pemiliknya,termasuk laba bank sentral yangditransfer ke unit pemerintah, danlaba yang dihasilkan dari operasifungsi otoritas moneter diluar banksentral.

√ √

1413 Penarikan dari pendapatan quasi-korporasiSecara konsep, penarikanpenghasilan tersebut setara dengandistribusi penghasilan perusahaanmelalui deviden dan diperlakukansecara sama.Berdasarkan definisinya, quasi-perusahaan tidak dapatmendistribusikan pendapatan dalambentuk deviden, tetapi pemiliknya dapatmemilih untuk menarik sebagian atausemua penghasilannya tergantung padabesarnya penghasilan bersihnya.

√ √

1414 Pendapatan kekayaan yangdihubungkan dengan pemegangkebijakan asuransiPerusahaan asuransi menyimpancadangan teknis dalam bentukpembayaran dimuka dari premi,

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899123

cadangan klaim yang belum dibayardan cadangan aktuaria terhadaprisiko dalam kebijakan asuransi jiwa,yang dianggap sebagai aset daripemegang kebijakan atau penerimamanfaat termasuk unit pemerintah.Penghasilan manapun yang diterimadari investasi cadangan teknisasuransi dikategorikan sebagaipenghasilan kekayaan yang dikaitkandengan pemegang kebijakan asuransi.Jenis penghasilan properti seperti inijarang atau hanya sedikit untuk unitpemerintah umum.

1415 SewaSewa adalah penghasilan kekayaanyang diterima dari sewa beli tertentudari tanah, aset bawah tanah danaset yang muncul secara alamiahlainnya.Unit pemerintah umum dapatmemiliki aset bawah tanah dalambentuk kandungan mineral ataubahan bakal fosil dan dapatmemberikan sewa beli yangmengizinkan unit lain untukmengambil kandungan mineraltersebut selama periode waktutertentu dengan pembayaran.Sewa jenis lain meliputi pembayaranhak untuk memotong rotan padatanah pemerintah yang belumdigarap, mengeksploitasi air yangbelum dikelola untuk tujuan rekreasiatau komersial, meliputi memancing,menggunakan air untuk irigasi, danmemberikan makan hewan padatanah pemerintah.

√ √

142 Penjualan barang dan jasa √ √1421 Penjualan oleh market establishment

Market establishment adalah bagiandari perusahaan yang ditempatkandalam lokasi tunggal dan hanyamempunyai aktivitas produktiftunggal/utama yang mencakuphampir semua dari nilai tambah.Market establishment dalam unitpemerintah menjual atau melepaskansemua atau sebagian besar darioutput pada harga yang signifikan

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 124

secara ekonomi. Semua penjualanperusahaan publik dimasukkandalam kategori ini.

1422 Biaya administratifBiaya ini meliputi biaya lisensi wajibatau biaya administratif lainnya yangmerupakan penjualan jasa.Contohnya SIM, paspor, biayapengadilan, lisensi radio dan televisiketika otoritas publik menyediakanjasa penyiaran umum. Agar biayatersebut diperlakukan sebagaipenjualan jasa, unit pemerintahumum harus mempunyai fungsipengaturan, misalnya melakukanpengendalian dengan memeriksakompetens/ kualifikasi pihak terkait,dan fungsi efisiensi/keamanan dariperalatan terkait yang jika tanpabiaya tersebut tidak wajib dilakukan.

√ √

1423 Penjualan insidental oleh non marketestablishmentAkun ini mencakup penjualan barangdan jasa oleh non marketestablishment unit pemerintah umumselain biaya administratif. Termasukpenjualan insidental kepada aktivitassosial atau komunitas tertentu darikementerian negara/lembaga, sepertipenjualan produk yang dibuat padasekolah ketrampilan, bibit untukkebun percobaan, kartu pos danreproduksi seni oleh museum, biayapada RS dan klinik pemerintah, uangsekolah pada sekolah pemerintah,biaya masuk museum, taman,fasilitas budaya dan rekreasi milikpemerintah yang tidak dikelolasebagai perusahaa publik.

√ √

1424 Penjualan terkait barang dan jasaPenjualan barang dicatat pada saatkepemilikan hukum berpindah. Jikawaktu perpindahan tidak dapatditentukan dengan tepat, pencatatandapat dilakukan ketika adaperubahan kepemilikan atau kendalifisik. Transaksi jasa umumnya dicatatketika jasa disediakan. Beberapa jasaditawarkan atau terjadi secara terus

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899125

menerus, contoh sewa beli operasidan jasa perumahan merupakan arusterus menerus dan dalam konsepdicatat secara terus menerus selamadisediakan.

143 Denda, penalti, sitaDenda dan penalty adalah transferwajib tahun berjalan yangdibebankan pada unit olehpengadilan atau badan quasi yudisialatas pelanggaran hukum atauperaturan administrasi termasukkeputusan diluar pengadilan. Sitaadalah jumlah yang disimpan karenaadanya proses hukum atauadministratif unit pemerintah umumyang tertunda dan akan ditransfer keunit pemerintah umum sebagai hasilkeputusan. Denda dan penalti lainyang diidentifikasikan berhubunganpelanggaran pajak diklasifikasikansebagai pajak lain (116).

√ √

144 Transfer suka rela selain hibahKategori ini meliputi hadiah dandonasi sukarela dari individu,institusi nirlaba swasta, yayasanpemerintah, korporasi dan sumberlain selain pemerintah dan organisasiinternasional.

√ √

1441 Tahun berjalanMeliputi, contohnya, kontribusikepada pemerintah berupa makanan,selimut dan obat-obatan untukmembantu yang membutuhkan.

√ √

1442 ModalMeliputi transfer untuk kontruksiatau pembelian RS, sekolah, musium,theater, dan pusat budaya danpemberian tanah, bangunan atau asettak berwujud seperti paten dan hakcipta. Jika tidak jelas apakahmerupakan transfer tahun berjalanatau transfer modal, maka akandiklasifikasikan sebagai transfertahun berjalan.

√ √

145 Pendapatan lain-lain dan yang tidakteridentifikasiKategori ini meliputi semuapendapatan yang tidak dapat masuk

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 126

dalam kategori lain, seperti penjualanbarang bekas militer dan baranglainnya yang tidak diklasifikasikansebagai aset, penjualan barangsisa/buangan, pembayaran yangditerima atas kerusakan kekayaanpemerintah, dan semua pendapatanyang tidak mempunyai informasi yangcukup untuk dimasukkan dalamklasifikasi lain.

2 BebanBeban adalah penurunan kekayaanbersih yang dihasilkan dari transaksi.Klasifikasi ekonomi mengidentifikasijenis beban yang muncul untukaktivitas tersebut.Klasifikasi fungsimenyediakan informasi berdasarkantujuan beban dikeluarkan. Contohnyafungsi pendidikan dan perlindunganlingkungan.

21 Kompensasi pegawaiKompensasi pegawai adalah totalremunerasi, dalam kas atau non kas,terutang kepada pegawai pemerintahsebagai balasan dari pekerjaan yangdilakukan selama periode akuntansi,kecuali pekerjaan yang dikaitkandengan pembentukan modal akunsendiri (pengecualian berlaku jugauntuk sub kategori dari kompensasipegawai meliputi upah dan gaji dankontribusi sosial yang dilakukan atasnama pegawai kepada skemaasuransi sosial). Tidak termasukjumlah yang terutang kepadakontraktor, pekerja wiraswasta danpekerja lain yang bukan merupakanpegawai unit pemerintah umum, yangdicatat dalam penggunaan barangdan jasa (22). Kompensasi pegawaiyang terlibat dalam pembentukanmodal akun sendiri, merupakanproduksi aset non keuangan untukpenggunaan sendiri, dicatat sebagaiakuisisi aset non keuangan.

√ √

211 Upah dan gajiUpah dan gaji terdiri dari semuakompensasi pegawai pemerintahdalam kas maupun non kas kecuali

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899127

kontribus sosial oleh pemberi kerja(212).Kontribusi sosial yang dibayarmelalui pengurangan dari upah dangaji pegawai dimasukkan dalamkategori ini.Upah dan gaji juga tidak mencakupsocial benefit yang dibayar olehpemberi kerja dalam bentuktunjangan anak, pasangan, keluarga,pendidikan dan lain-lain. Socialbenefit tersebut dimasukkan dalamsocial benefit pemberi kerja (273).

2111 Upah dan gaji dalam kasKategori ini meliputi pembayaran kaskepada pegawai sebagai balasanuntuk jasa yang diberikan, sebelumpengurangan pajak withholding dankontribusi pegawai kepada skemaasuransi sosial. Termasuk upah dangaji dasar, pembayaran lebih untuklembur, pekerjaan malam danpekerjaan di akhir minggu, biayahidup, tunjangan lokal, tunjanganekspatriat, bonus, pembayarantambahan tahunan, seperti gaji ke-13, tunjangan transpor menuju dandari tempat kerja, pembayaran harilibur resmi atau tahunan dantunjangan perumahan.

√ √

2112 Upah dan gaji dalam non kasKategori ini terdiri dari pembayarandalam non kas kepada pegawaisebagai balasan dari jasa yangdiberikan. Contoh makanan danminuman, termasuk yang dikonsumsiketika dalam perjalanan bisnis, jasaperumahan atau akomodasi yangdapat digunakan oleh semua anggotarumah tangga tempat pegawaitersebut berada, seragam atau bentuklain dari baju khusus yang dipilihpegawai untuk dipakai diluar dan didalam tempat kerja, jasa kendaraanatau barang tahan lama lain yangdisediakan untuk penggunaan pribadipegawai, barang dan jasa yangdiproduksi oleh pemberi kerja, sepertiperjalanan gratis dengan pesawatpemerintah, olahraga, rekreasi atau

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 128

fasilitas liburan untuk pegawai dankeluarganya, transportasi menujudan dari tempat kerja, parkir mobildan day care untuk anak pegawai.

212 Kontribusi SosialKontribusi sosial adalah pembayaran,yang actual atau imputed, yangdilakukan oleh unit pemerintahumum kepada skema asuransi sosialuntuk memperoleh hak atas socialbenefit untuk pegawainya, meliputipensiun dan manfaat pensiunlainnya.Beberapa kontribusi sosial dibayarlangsung oleh unit pemerintah umumyang merupakan pemberi kerjakepada unit pemerintah umum lain,biasanya dana social security.Transaksi ini tidak dihilangkan dalamkonsolidasi karena mereka diarahkanke pegawai, kemudian dari pegawaikepada skema asuransi sosial.

2121 Kontribusi Sosial aktualKategori ini meliputi kontribusi yangterutang ke perusahaan asuransi,dana social security, atau unitinstitusi lain yang bertanggung jawabuntuk administrasi dan manajemenskema asuransi sosial, meliputi unitpemerintah umum yangmengoperasikan dana pensiun nonmandiri.

2122 Kontribusi Sosial imputedBeberapa pemerintah menyediakansocial benefit secara langsung untukpegawai, mantan pegawai, atautanggungan dari sumber daya sendiritanpa melibatkan perusahaanasuransi atau dana pensiunmandiri/non mandiri.

22 Penggunaan barang dan jasaAkun ini terdiri dari barang dan jasayang digunakan untuk produksibarang dan jasa market dan nonmarket (kecuali pembentukan modalsendiri) termasuk barang yang dibeliuntuk dijual kembali dikurangiperubahan bersih dalam persediaandalam proses, barang jadi dan barang

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899129

yang disimpan untuk dijual kembali.Unit pemerintah umum dapatmelakukan transaksi barang dan jasayang tidak diklasifikasikan sebagaipenggunaan barang dan jasa,khususnya: Barang yang diperoleh untuk

digunakan sebagai aset tetap ataubarang berharga atau digunakandalam pembentukan modal akunsendiri diklasifikasikan sebagaiakuisisi aset tetap atau barangberharga. Pengeluaran atas barangtahan lama yang tidak mahal,seperti alat tangan, diperlakukansebagai penggunaan barang danjasa ketika pengeluaran tersebutdilakukan secara regular danberjumlah kecil dibandingkandengan pengeluaran mesin danperalatan.

Barang dan jasa yang diperolehuntuk meningkatkan persediaanatau barang untuk berjaga-jagaatau dari bahan baku danperlengkapan diklasifikasikansebagai perubahan dalampersediaan, merupakan jenisakuisisi aset non keuangan.

Barang dan jasa yang digunakansebagai kompensasi pegawai nonkas diklasifikasikan sebagaikompensasi pegawai (21).

Barang dan jasa yang diperolehdan ditransfer dalam bentuk nonkas tanpa digunakan oleh unitpemerintah umum dalam prosesproduksi diklasifikasikan sebagaipembayaran transfer sepertisubsidi (25), hibah (26), socialbenefit (27), beban lain (28),tergantung alasan transfer.

Pembayaran kembali oleh unitpemerintah umum untukpembelian barang dan jasa olehrumah tangga dalam hubungandengan skema bantuan sosial atauasuransi sosial diklasifikasikansebagai sosial benefit (27).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 130

23 Konsumsi aset tetapKonsumsi aset tetap adalahpenurunan selama periode akuntansiatas nilai aset tetap yang dimiliki dandigunakan oleh unit pemerintahumum sebagai akibat dari penurunankondisi fisik, kadaluarsa normal dankerusakan karena kecelakan normal.Konsumsi aset tetap dinilaiberdasarkan harga rata-rata selamaperiode tersebut. Konsumsi aset tetapdapat memiliki deviasi yang berbedadari depreasi yang dicatat dalamcatatan keuangan pemerintah, yangsecara normal dihitung menggunakanbiaya perolehan awal aset tetap.

√ √

24 BungaBunga adalah beban yang timbul ataspenggunaan pokok terutang oleh unitpemerintah umum (debitur), di mananilai ekonomis telah disediakan olehkreditur. Beban bunga di-accruesecara terus menerus sepanjangperiode kewajiban.

√ √

241 Untuk non residen √ √242 Untuk residen selain pemerintah

umum√ √

243 Untuk unit pemerintah umum √ √25 Subsidi

Subsidi adalah pembayaran yangtidak perlu dikembalikan pada tahunberjalan yang dilakukan unitpemerintah kepada perusahaanberdasarkan tingkat aktivitasproduksi atau kuantitas atau nilaibarang/jasa yang diproduksi, jual,ekspor, atau impor. Subsidi dapatdidesain untuk mempengaruhitingkat produksi, harga output yangdijual atau remunerasi perusahaantersebut.Subsidi terutang hanya kepadaproduser, tidak kepada konsumenfinal, dan hanya transfer tahunberjalan, bukan transfer modal.Transfer yang dilakukan secaralangsung oleh unit pemerintahkepada rumah tangga sebagaikonsumen dan sebagian besar

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899131

transfer kepada institusi nirlaba yangmelayani rumah tangga diperlakukansebagai social benefit (27) atau bebanlain-lain (282) tergantung dari alasanpembayaran.Sebagian besar transfer yangdilakukan kepada unit pemerintahumum dimasukkan dalam hibah (26).

251 Untuk korporasi publik √ √2511 Untuk korporasi publik non

keuangan√ √

2512 Untuk korporasi publik keuangan √ √252 Untuk perusahaan swasta √ √2521 Untuk perusahaan swasta non

keuangan√ √

2522 Untuk perusahaan swasta keuangan √ √26 Hibah

Hibah adalah transfer tidak wajibtahun berjalan atau modal dari satuunit pemerintah ke unit pemerintahlain atau organisasi internasional.Hibah diklasifikasikan pertamaberdasarkan jenis unit penerimahibah dan kemudian berdasarkanapakah hibah tersebut hibah tahunberjalan atau modal.Hibah tahun berjalan adalah hibahyang dilakukan untuk tujuan bebantahun berjalan dan tidak dikaitkanatau berdasarkan syarat atas akuisisiaset oleh penerima. Hibah modalmeliputi akuisisi aset oleh penerimadan dapat mencakup transfer kasyang diharapkan atau dibutuhkanuntuk memperoleh aset (selainpersediaan), transfer aset (selainpersediaan dan kas), pembatalankewajiban melalui persetujuanbersama antara kreditur dan debitur,atau asumsi atas utang unit lain. Jikamuncul keraguan atas karakter hibah,maka hibah harus diklasifikasikansebagai hibah tahun berjalan.Hibah dalam bentuk non kasseharusnya dinilai dengan hargapasar kini. Jika harga pasar tidaktersedia, maka nilai yang digunakanadalah biaya eksplisit yang munculdalam menyediakan sumber daya

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 132

atau jumlah yang seharus diterimajika sumber daya tersebut dijual.

261 Untuk pemerintah asing √ √2611 Tahun berjalan √ √2612 Modal √ √262 Untuk organisasi internasional √ √2621 Tahun berjalan √ √2622 Modal √ √263 Untuk unit pemerintah umum lain √ √2631 Tahun berjalan √ √2632 Modal √ √27 Social benefit

Social benefit didefinisikan sebagaitransfer dalam kas atau non kasuntuk melindungi populasi secarakeseluruhan atau segmen spesifikterhadap resiko sosial tertentu. Semuasosial benefit adalah transfer tahunberjalan, tidak ada yang merupakantransfer modal.

√ √

271 Social security benefit2711 Social security benefit dalam kas2712 Social security benefit dalam non kas272 Bantuan Sosial

Bantuan sosial adalah transfer yangterutang kepada rumah tanggal untukmemenuhi keperluan jaminan sosialtetapi tidak dibuat di bawah skemajaminan sosial. Bantuan sosial dapatterutang ketika tidak ada skemaasuransi sosial yang mencakup situasitersebut, dan rumah tangga tertentutidak berpartisipasi dalam skemajaminan sosial

√ √

2721 Bantuan Sosial kas √ √2722 Bantuan Sosial non kas √ √273 Manfaat sosial pemberi kerja

Manfaat sosial pemberi kerja adalahmanfaat sosial yang terutang dalamkas atau non kas oleh unitpemerintah kepada pegawainya ataupegawai unit pemerintah lain yangberpartisipasi dalam skema. Benefityang disediakan serupa dengan yangdisediakan oleh skema jaminan sosial,seperti pembayaran gaji secara terusmenerus selama periode absen bekerjakarena alasan kesehatan, kecelakaan,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899133

kelahiran, dll, keluarga, pendidikan,atau tujungan lain, pesangon dalamhal ketidakmampuan, kematiankarena kecelakaan, beban medisumum yang tidak berhubungandengan pekerjaan pegawai atau bebanuntuk pemulihan kesehatan danrumah pensiunan.

2731 Manfaat sosial pemberi kerja dalamkas

2732 Manfaat sosial pemberi kerja dalamnon kas

28 Beban lain √ √281 Beban kekayaan selain bunga

Beban kekayaan adalah bebanterutang oleh unit pemerintah umumkepada pemilik aset keuangan atauaset berwujud yang tidak diproduksiketika unit pemerintah menggunakanaset tersebut. Beban kekayaan selainbunga dapat berupa deviden,penarikan penghasilan quasikorporasi, beban kekayaan yangdiatribusikan kepada pemegangkebijakan asuransi, atau sewa.

√ √

2811 Deviden (hanya korporasi publik)Karena korporasi publik menerimadana ekuitas dari unit pemerintahumum dan kemungkinan juga unitlain, mereka dapat membayar devidenkepada unit-unit tersebut.

√ √

2812 Penarikan penghasilan quasikorporasi (hanya korporasi publik)Secara konsep, penarikanpenghasilan tersebut setara dengandistribusi penghasilan korporasimelalui deviden dan diperlakukandengan cara yang sama.

√ √

2813 Beban kekayaan yang diattribusikanke pemegang kebijakan asuransiKorporasi publik dapat berupaperusahaan asuransi, yang manamereka akan memegang cadanganteknis dalam bentuk cadanganterhadap resiko terkait kebijakanasuransi jiwa.Cadangan dipertimbangkan sebagaiaset pemegang kebijakan ataupenerima manfaat dan kewajiban

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 134

perusahaan asuransi.Unit pemerintah umum mempunyaikemungkinan kecil untuk beroperasidalam skema asuransi, tetapi jika adadan mereka memelihara cadanganyang terpisah, beban kekayaan yangdiatribusikan ke pemegang kebijakanasuransi akan dicatat dengan carayang sama seperti korporasi publik.

2814 SewaSewa adalah beban yang timbuldalam hubungannya dengan sewabeli tertentu atas tanah, aset bawahtanah dan aset yang timbul secaraalamiah lainnya.

√ √

282 Beban lain-lainBeban lain-lain meliputi sejumlahtransfer dengan tujuan yang berbedadan transaksi beban lain yang tidakdapat diklasifikasikan di tempat lain.

√ √

2821 Tahun berjalan √ √2822 Modal √ √

6 Kekayaan BersihKekayaan bersih adalah perbedaanantara total nilai semua aset dankewajiban

√ √

61 Aset Non Keuangan √ √611 Aset Tetap

Aset Tetap adalah aset yangdihasilkan yang digunakan secaraberulang dan terus menerus dalamproses produksi selama lebih darisetahun

√ √

6111 Gedung dan Bangunan √ √61111 Rumah Kediaman

Gedung yang digunakan seluruhnyaatau terutama sebagai rumahkediaman

√ √

61112 Bangunan Bukan Tempat TinggalBangunan selain rumah kediaman

√ √

61113 Struktur lainnyaStruktur selain gedung meliputi jalan,jembatan, jalan kereta api,bendungan, terowongan, sambungankomunikasi, fasilitas rekreasi, dll

√ √

6112 Peralatan dan Mesin √ √61121 Peralatan transportasi √ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899135

Peralatan untuk memindahkan orangdan obyek lainnya termasukkendaraan bermotor, kapal, kereta, dll

61122 Peralatan dan Mesin lainnyaPeralatan selain peralatantransportasi

√ √

6113 Aset Tetap lain √ √61131 Aset yang diolah

Aset yang diolah terdiri dari hewanatau tanaman yang digunakanberulang kali dan terus menerusselama lebih dari setahun untukmenghasilkan barang atau jasalainnya termasuk ternak, sapi perah,domba untuk diambil bulunya, hewanyang digunakan sebagai alattransportasi.

√ √

61132 Aset tetap tidak berwujudAset tetap tidak berwujud meliputieksplorasi mineral, software, asetartistik, literatur dan hiburan.

√ √

612 PersediaanPersediaan adalah barang dan jasayang disimpan untuk dijual,digunakan dalam produksi danpenggunaan lain di masa yang akandatang.

√ √

6121 Persediaan stratejikPersediaan stratejik adalah barangyang digunakan untuk tujuanstratejik dan darurat, barang yangdisimpan oleh organisasi regulasipasar, dan komoditas yang pentingbagi negara, seperti beras dan minyak

√ √

6122 Persediaan lain √ √61221 Bahan baku dan perlengkapan

Bahan baku dan perlengkapanmeliputi semua barang yang disimpandengan tujuan untuk digunakandalam proses produksi

√ √

61222 Barang dalam prosesBarang dalam proses terdiri daribarang dan jasa yang telah sebagiandiproses namun biasanya tidak dijual,dikirim, atau diserahkan ke pihak laintanpa proses lebih lanjut, dan akandilanjutkan prosesnya pada periodeberikutnya

√ √

61223 Barang jadi √ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 136

Barang jadi adalah barang yangmenjadi output dari proses produksitetapi masih disimpan dan tidakdiharapkan untuk diproses lebihlanjut sebelum diserahkan ke pihaklain

61224 Barang untuk dijualBarang untuk dijual adalah barangyang diperoleh dengan tujuan untukdijual kembali atau diserahkan keunit lain tanpa diproses lebih lanjut

√ √

613 Barang berhargaBarang berharga adalah barang yangdiproduksi yang mempunyai nilaiyang tinggi dan disimpan dengantujuan utama untuk menyimpan nilaidan tidak digunakan untuk tujuanproduksi atau konsumsi, termasukbatu dan logam mulia, lukisan,pahatan, perhiasan

√ √

614 Aset non produksiAset non produksi terdiri dari asetberwujud yang muncul secara alamidengan kepemilikan yang dapatdipaksakan, dan aset non produksitak berwujud

√ √

6141 Tanah √ √6142 Aset bawah tanah

Aset bawah tanah adalah cadanganminyak, gas alam, batu bara,cadangan mineral logam dan nonlogam lainnya yang dapat dibuktikan

√ √

6143 Aset yang muncul secara alamiahlainnyaAset yang muncul secara alamiahlainnya meliputi sumber daya biologisyang tidak diolah, sumber air danspektrum elektromagnetik.

√ √

6144 Aset non produksi tak berwujudAset non produksi tak berwujudadalah kontruksi masyarakat yangdibuktikan dengan tindakan hukum/akuntasi yang sebagian memberikanhak bagi pemiliknya untuk bertindakdalam tindakan tertentu ataumenghasilkan barang/ jasa spesifiktertentu dan menghalangi unit lainuntuk melakukan hal yang samatanpa ijin dari pemilik aset tersebut,

√ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899137

meliputi paten, sewa beli dan goodwillyang dibeli.

62 Aset Keuangan √ √621 Domestik √ √6212 Uang dan deposito

Uang terdiri dari uang kertas danlogam dalam sirkulasi yang umumnyadigunakan dalam pembayaran.Deposito adalah aset keuangan yangmempunyai nilai nominal tetap dandigunakan untuk melakukanpembayaran. Deposito menyimpannilai dan dapat menghasilkan bungaatau jasa tertentu bagi pemiliknya

√ √

6213 Surat berharga selain sahamSurat berharga selain saham adalahinstrumen keuangan yang menjadibukti bahwa suatu unit mempunyaikewajiban untuk melunasi dengankas, instrumen keuangan atau hallain yang bernilai ekonomis

√ √

6214 PinjamanPinjaman adalah instrumen keuanganyang diciptakan ketika krediturmeminjamkan dana secara langsungke debitur dan menerima dokumennon-negosiasi sebagai bukti dari asettersebut

√ √

6215 Saham dan ekuitas lainSaham dan ekuitas lain terdiri darisemua instrument dan catatan yangmengakui klaim atas nilai sisa darisuatu perusahaan

√ √

6216 Cadangan teknis asuransiCadangan teknis asuransi terdiri dariekuitas bersih rumah tangga dalamcadangan dana pensiun dan asuransijiwa, premi yang dibayar di muka, dancadangan klaim yang belum dibayar.

√ √

6217 Derivatif keuanganDerivatif keuangan adalah instrumenkeuangan yang dihubungkan denganinstrumen keuangan

√ √

6218 Piutang lainPiutang lain terdiri dari kredit dagangdan uang muka dan piutang lain yangharus diterima

√ √

622 Luar Negeri √ √6222 Uang dan deposito √ √

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 138

6223 Surat berharga selain saham √ √6224 Pinjaman √ √6225 Saham dan ekuitas lain √ √6226 Cadangan teknis asuransi √ √6227 Derivative keuangan √ √6228 Piutang lain √ √623 Emas moneter dan SDRs

Transaksi emas moneter merupakantanggungjawab ekslusif otoritasmoneter (Bank Indonesia). SDRdisimpan oleh otoritas moneter darianggota IMF.

63 Kewajiban √ √631 Domestik √ √6312 Uang dan deposito √ √6313 Surat berharga selain saham √ √6314 Pinjaman √ √6315 Saham dan ekuitas lain √ √6316 Cadangan teknis asuransi √ √6317 Derivative keuangan √ √6318 Utang lain √ √632 Luar Negeri √ √6322 Uang dan deposito √ √6323 Surat berharga selain saham √ √6324 Pinjaman √ √6325 Saham dan ekuitas lain √ √6326 Cadangan teknis asuransi √ √6327 Derivative keuangan √ √6328 Utang lain √ √

Dalam rangka pengembangan dan penerapan Statistik Keuangan Pemerintah,BAS sistem akuntansi Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerahsebagaimana diatur dalam Bab III perlu mengakomodasikan keperluan informasidalam rangka mapping ke klasifikasi Statistik Keuangan Pemerintah. Kebutuhaninformasi untuk masing-masing akun BAS sistem akuntansi tersebut diaturdalam tabel di bawah ini.

a. Bagan Akun Standar (BAS) Pemerintah Pusat

Akun Neraca -Pemerintah Pusat

Kodefikasi Uraian Akun1 Aset11 Aset Lancar

111 Kas dan Setara KasUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunKas dan Setara Kas agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899139

Kas dan Setara Kas dalam mata uang rupiah, dan Kas dan Setara Kas dalam mata uang asing.

112 Uang Muka Rekening BUN – khusus pusatAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

113 Investasi Jangka PendekUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunInvestasi Jangka Pendek selain agar dapat dibedakan DalamNegeri dan Luar Negeri, juga dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

sekuritas (instrumen keuangan) selain saham, financial derivatives.

114 Beban dibayar di muka dan Uang Muka BelanjaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

115 PiutangUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunPiutang agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasisebagai berikut:1. Piutang dagang dan uang muka, yang meliputi kredit

dagang yang terkait secara langsung pada pembeli barang

dan jasa dan uang muka untuk pekerjaan yang sedang

dalam proses atau akan dilakukan

2. Piutang lain-lain meliputi pajak, pembelian dan penjualan

sekuritas, sewa, upah dan gaji, kontribusi sosial, tunjangan

sosial, dan item-item sejenis yang diakrualkan namun belum

dibayarkan.

116 Penyisihan Piutang Tak TertagihAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

117 PersediaanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunPersediaan agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasisebagai berikut:1. Persediaan strategis untuk keperluan darurat seperti beras

dan BBM,

2. Persediaan lainnya yang terdiri dari:

a) bahan baku dan perlengkapannya (materials and

supplies),

b) barang dalam proses (work in progress),

c) barang jadi untuk dijual, dan

d) barang untuk dijual kembali.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 140

12 Investasi Jangka Panjang121 Investasi Jangka Panjang Non Permanen

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunInvestasi Jangka Panjang Non Permanen selain agar dapatdibedakan Dalam Negeri dan Luar Negeri, juga dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut: sekuritas (instrumen keuangan) selain saham,

financial derivatives.

yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuhtemponya

122 Investasi Jangka Panjang PermanenUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunInvestasi Jangka Panjang Permanen agar dapat dibedaan DalamNegeri dan Luar Negeri.

13 Aset Tetap131 Tanah

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akuntanah agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasisebagai berikut: permukaan tanah itu sendiri termasuk lapisan yang

menutupinya, air permukaan, dan hasil olahan yang tidak dapat dipisahkan secara fisik dari

tanah tersebut seperti waduk, danau, sungai dan air dalamtanah lainnya.

132 Peralatan dan MesinUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunPeralatan dan Mesin agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut:1. Peralatan transportasi termasuk kendaraan bermotor, trailer

dan semitrailer, kapal, kereta api dan rolling stock, pesawat

terbang, sepeda motor dan sepeda.

2. Peralatan dan mesin lainnya terdiri dari semua mesin dan

peralatan selain peralatan transportasi. Termasuk dalam

kategori ini adalah mesin untuk tujuan umum dan khusus;

peralatan kantor, akuntansi, dan perhitungan; mesin listrik;

radio, televisi, dan peralatan komunikasi; alat-alat musik;

dan perlengkapan olahraga.

133 Gedung dan BangunanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunGedung dan Bangunan agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899141

1. Rumah kediaman, termasuk garasi dan struktur terkaitlainnya. Selain itu juga termasuk rumah kapal, kapaltongkang, rumah mobil, dan karavan yang digunakansebagai kediaman utama.

2. Bangunan bukan rumah kediaman merupakan semuabangunan selain rumah kediaman, seperti bangunan kantor,sekolah, rumah sakit, bangunan untuk pertunjukkanhiburan umum, bangunan gudang dan industri, bangunankomersial, hotel dan restoran.

3. Struktur lainnya.134 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja jalan, irigasi dan jaringan agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut: struktur lainnya yang terdiri dari jalan raya, jembatan,

terowongan, rel kereta, rel kereta bawah tanah, dan landasanlapangan terbang; selokan, saluran air, pelabuhan,bendungan, dan bangunan air lainnya

galian, terowongan, dan struktur lain yang berkaitan denganpenambangan aset subsoil; saluran komunikasi, saluranlistrik, dan saluran pipa

saluran komunikasi, saluran listrik, dan saluran pipa;fasilitas olahraga luar ruangan dan fasilitas rekreasi.

135 Aset Tetap LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

136 Konstruksi Dalam PengerjaanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

137 Akumulasi PenyusutanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

14 Dana Cadangan141 Dana Cadangan

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

15 Piutang Jangka Panjang151 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

152 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tagihan Tuntutan GantiRugiAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

153 Piutang Jangka Panjang Penerusan PinjamanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik Keuangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 142

Pemerintah154 Piutang Jangka Panjang Kredit Pemerintah

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

155 Piutag Jangka Panjang LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

156 Penyisihan Piutang Jangka PanjangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

16 Aset Lainnya161 Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

162 Aset Tidak BerwujudUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunAset Tidak Berwujud agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut: Aset tetap tak berwujud terdiri dari eksplorasi barang

tambang, perangkat lunak komputer, hiburan, karya sastra,dan kesenian asli serta aset tetap tak berwujud lainnya.

Nonproduced aset tak berwujud merupakan pembangunanuntuk masyarakat umum yang dibuktikan dengan tindakanhukum dan akuntansi meliputi entitas yang dipatenkan,sewa guna usaha, kontrak-kontrak lainnya, serta goodwillpembelian.

166 Aset Lain-lainAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

2 Kewajiban/UtangUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunKewajiban agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasiatas Kewajiban Dalam Negeri dan Kewajiban Luar Negeri. Selainitu agar dalam pengembangan akun-akun kewajiban/utang,sedapat mungkin dapat mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:1. Kewajiban berupa Kas dan Setara Kas;

2. Kewajiban berupa sekuritas selain saham;

3. Pinjaman pemerintah;

4. Financial derivatives;

5. Utang Lainnya.

21 Kewajiban Jangka Pendek211 Utang Perhitungan Fihak Ketiga

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899143

Akun Laporan Realisasi Anggaran

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan41 Pendapatan Perpajakan

411 Pendapatan Pajak Dalam NegeriUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak dalam negeri agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut: Pajak atas Penghasilan, Laba dan Penambahan Modal agar

dapat membedakan mana yang terutang oleh individu, danmana yang terutang oleh perusahaan dan badan usahalainnya.

Pajak atas Gaji, Upah dan Tenaga Kerja yang dipungut olehpemberi kerja;

Pajak atas Properti yang terdiri dari Pajak atas Properti TidakBergerak, Pajak atas Kekayaan Bersih, Pajak atas Tanah,Warisan, dan Pemberian Hadiah, Pajak atas TransaksiKeuangan dan Modal, Pajak Properti Tidak Berulang Lainnya,Pajak Properti Berulang Lainnya;

Pajak atas Barang dan Jasa yang terdiri dari Pajak Umum

212 Utang Kepada Pihak KetigaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

213 Utang BungaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

214 Utang SubsidiAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

215 Utang TransferAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

216 Bagian lancar Utang Jangka PanjangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

217 Utang Surat Perbendaharaan NegaraAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

219 Utang Jangka Pendek LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

3 EkuitasAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 144

atas Barang dan Jasa seperti:Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan, Perputaran Usaha dan Pajak Umum Lain atas Barang dan

Jasa,Cukai,Laba atas monopoli fiskal,Pajak atas Pelayanan Khusus seperti pajak atas beban

transportasi, premi asuransi, jasa perbankan, hiburan,restoran, dan biaya pemasaran

Pajak atas Penggunaan Barang dan atas Ijin UntukMenggunakan atau Melaksanakan Aktivitas seperti: PajakKendaraan Bermotor, Pajak Lain atas Penggunaan Barangdan atas Ijin penggunaan atau Melaksanakan kegiatan,Pajak lain-lain atas barang dan jasa.

412 Pendapatan Pajak Perdagangan InternasionalUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak perdagangan internasional agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut:

Bea Masuk dan Kewajiban Impor;

Pajak atas Ekspor;

Pajak atas Keuntungan Monopoli Ekspor atau Impor;

Pajak atas Keuntungan Pertukaran Mata Uang;

Pajak atas Nilai Tukar/Kurs;

Pajak Lainnya atas Perdagangan Internasional.

42 Pendapatan Bukan Pajak421 Pendapatan Sumber Daya Alam

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

422 Pendapatan Bagian Laba BUMNUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan PNBP lainnya agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut: Deviden dan Penarikan-Penarikan atas penghasilan dariOrganisasi Kuasi.

423 Pendapatan PNBP LainnyaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan PNBP lainnya agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagai berikut:Penghasilan properti yang mencakup bunga, sewa; Penjualan atasbarang dan jasa yang mencakup penjualan di institusi pasar, biayaadministrasi, penjualan insidentil tidak melalui institusi pasar yangsudah dibentuk; denda, hukuman, tebusan; transfer sukarela diluarhibah yang mencakup uang dan barang modal.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899145

424 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

43 Pendapatan HibahKodefikasi ini digunakan untuk mencatat pendapatan hibahsesuai dengan ketentuan perundangan yang mengatur mengenaipendapatan hibah pemerintah pusat.Akun pendapatan hibah (43) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar NegeriUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan hibah dalam dan luar negeri agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi hibah yang berasal daripemerintah lain, Pemerintah negara lain, dan dari organisasiinternasional baik yang berbentuk uang maupun barang.

Kodefikasi Uraian Akun5 Belanja51 Belanja Pegawai

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja pegawai lainnya agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang:

gaji dan upah dalam bentuk uang maupun barang;

kontribusi sosial yang dibayarkan ke perusahaan asuransi, dana

social security, atau unit institusi lain yang bertanggung jawab

untuk administrasi dan manajemen skema asuransi sosial,

meliputi unit pemerintah umum yang mengoperasikan dana

pensiun non mandiri, kontribusi sosial secara langsung untuk

pegawai, mantan pegawai, atau tanggungan dari sumber daya

sendiri tanpa melibatkan perusahaan asuransi atau dana

pensiun mandiri/non mandiri

Akun Belanja Pegawai (51) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

511 Belanja Gaji dan TunjanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

512 Belanja Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & BelanjaPegawai TransitoAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

513 Belanja Kontribusi SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik Keuangan Pemerintah,sedapat mungkin pengembangan kode-kode akun belanja kontribusisosial agar dapat mengidentifikasi/ memberikan informasi tentangBelanja Kontribusi Sosial sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 146

a) belanja kontribusi sosial aktual, yang merupakan kontribusi

yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi, dana social

security, atau unit institusi lain yang bertanggung jawab

untuk administrasi dan manajemen skema asuransi sosial,

meliputi unit pemerintah umum yang mengoperasikan dana

pensiun non mandiri

b) belanja kontribusi sosial ‘imputed’ yang merupakan social

benefit secara langsung untuk pegawai, mantan pegawai, atau

tanggungan dari sumber daya sendiri tanpa melibatkan

perusahaan asuransi atau dana pensiun mandiri/non

mandiri

52 Belanja Barang dan Jasa521 Belanja Barang

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

522 Belanja JasaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

523 Belanja PemeliharaanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik Keuangan Pemerintah

524 Belanja Perjalanan Dinas.Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

525 Belanja Barang BLUAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

526 Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/PihakKetigaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

53 Belanja Modal531 Belanja Modal Pengadaan Tanah

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

532 Belanja Modal Pengadaan Peralatan dan MesinAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

533 Belanja Modal Pengadaan Gedung dan BangunanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

534 Belanja Modal Pengadaan Jalan, Irigasi dan JaringanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

535 Belanja Modal LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899147

536 Belanja Modal BLUAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

54 Belanja BungaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja bunga agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bunga yang dibayarkan kepada non residen

(orang/badan/institusi) di luar negeri;

2. Belanja bunga yang dibayarkan kepada residen

(orang/badan/institusi) selain dari pemerintahan umum

(pemerintah pusat dan pemerintah daerah). Hal ini bisa

berbentuk belanja bunga yang dibayarkan kepada

BUMN/BUMD;

3. Belanja bunga yang dibayarkan kepada insitusi pemerintahan

umum (pemerintah pusat atau pemerintah daerah)

55 Belanja Subsidi551 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan Negara

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja subsidi kepada perusahaan negara agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

Kepada Perusahaan publik sektor keuangan

Kepada Perusahaan publik sektor non keuangan

552 Belanja Subsidi Kepada Perusahaan SwastaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja subsidi kepada perusahaan swasta agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

Kepada Perusahaan swasta sektor keuangan

Kepada Perusahaan swasta sektor non keuangan

56 Belanja Hibah561 Belanja Hibah kepada pemerintah negara lain (luar negeri)

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja hibah kepada pemerintah negara lain agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Belanja hibah kepada pemerintah negara lain dalam bentuk

uang, dan

2. Belanja hibah kepada pemerintah negara lain dalam bentuk

barang.

562 Belanja Hibah kepada Organisasi InternasionalUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akun

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 148

belanja hibah kepada organisasi internasional agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Belanja hibah kepada organisasi internasional dalam bentuk

uang, dan

2. Belanja hibah kepada organisasi internasional dalam bentuk

barang.

563 Belanja Hibah kepada Pemerintah DaerahUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja hibah kepada pemerintah daerah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Belanja hibah kepada pemerintah daerah dalam bentuk uang,

dan

2. Belanja hibah kepada pemerintah daerah dalam bentuk

barang.

57 Belanja Bantuan SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja bantuan sosial agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bantuan sosial dalam bentuk uang, dan

2. Belanja bantuan sosial dalam bentuk barang.

58 Belanja Lain-lain/Belanja Tidak TerdugaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja lain-lain kepada pemerintah negara lain agar dapatmengidentifikasi/ memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Belanja lain-lain dalam bentuk uang, dan

2. Belanja lain-lain dalam bentuk barang.

Kodefikasi Uraian Akun6 Transfer61 Transfer Dana Bagi Hasil (DBH)

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

62 Transfer Dana Alokasi Umum (DAU)Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

63 Transfer Dana Alokasi Khusus (DAK)Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

64 Transfer Dana Otonomi KhususAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899149

65 Transfer Dana PenyesuaianAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan71 Penerimaan Pembiayaan

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpenerimaan pembiayaan agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Penerimaan pembiayaan dalam negeri, dan

2. Penerimaan pembiayaan luar negeri.

Untuk pengembangan lebih lanjut kode akun penerimaanpembiayaan, pemerintah pusat dapat menyusun lebih lanjut detilpenyusunan dan struktur penerimaan pembiayaan.

72 Pengeluaran PembiayaanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpengeluaran pembiayaan agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Pengeluaran pembiayaan dalam negeri, dan

2. Pengeluaran pembiayaan luar negeri.

Untuk pengembangan lebih lanjut kode akun pengeluaranpembiayaan, pemerintah pusat dapat menyusun lebih lanjut detilpenyusunan dan struktur pengeluaran pembiayaan.

Akun Laporan Operasional (LO)

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan-LO41 Pendapatan Perpajakan-LO

411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak dalam negeri agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut: Pajak atas Penghasilan, Laba dan Penambahan Modal agar

dapat membedakan mana yang terutang oleh individu, dan

mana yang terutang oleh perusahaan dan badan usaha

lainnya.

Pajak atas Gaji, Upah dan Tenaga Kerja yang dipungut oleh

pemberi kerja;

Pajak atas Properti yang terdiri dari Pajak atas Properti Tidak

Bergerak, Pajak atas Kekayaan Bersih, Pajak atas Tanah,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 150

Warisan, dan Pemberian Hadiah, Pajak atas Transaksi

Keuangan dan Modal, Pajak Properti Tidak Berulang Lainnya,

Pajak Properti Berulang Lainnya;

Pajak atas Barang dan Jasa yang terdiri dari Pajak Umum atas

Barang dan Jasa seperti:

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan,

Perputaran Usaha dan Pajak Umum Lain atas Barang dan

Jasa,

Cukai,

Laba atas monopoli fiskal,

Pajak atas Pelayanan Khusus seperti pajak atas beban

transportasi, premi asuransi, jasa perbankan, hiburan,

restoran, dan biaya pemasaran

Pajak atas Penggunaan Barang dan atas Ijin Untuk

Menggunakan atau Melaksanakan Aktivitas seperti: Pajak

Kendaraan Bermotor, Pajak Lain atas Penggunaan Barang

dan atas Ijin penggunaan atau Melaksanakan kegiatan,

Pajak lain-lain atas barang dan jasa.

412 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak perdagangan internasional agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut:

Bea Masuk dan Kewajiban Impor;

Pajak atas Ekspor;

Pajak atas Keuntungan Monopoli Ekspor atau Impor;

Pajak atas Keuntungan Pertukaran Mata Uang;

Pajak atas Nilai Tukar/Kurs;

Pajak Lainnya atas Perdagangan Internasional.

42 Pendapatan Bukan Pajak-LO421 Pendapatan Sumber Daya Alam-LO422 Pendapatan Bagian Laba BUMN-LO

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, Pendapatan Bagian Laba BUMN sedapat mungkindikategorikan menjadi beberapa unsur antara lain Deviden danPenarikan-Penarikan atas penghasilan dari Organisasi Kuasi.

423 Pendapatan PNBP Lainnya-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan PNBP lainnya agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut:Penghasilan properti yang mencakup bunga, sewa; Penjualan atasbarang dan jasa yang mencakup penjualan di institusi pasar,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899151

biaya administrasi, penjualan insidentil tidak melalui institusipasar yang sudah dibentuk; denda, hukuman, tebusan; transfersukarela diluar hibah yang mencakup uang dan barang modal

424 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)-LOAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

43 Pendapatan Hibah-LO431 Pendapatan Hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri-LO

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan hibah dalam dan luar negeri agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi hibah yang berasal daripemerintah lain, Pemerintah negara lain, dan dari organisasiinternasional baik yang berbentuk uang maupun barang.

49 Pendapatan Murni Akrual-LODigunakan untuk mencatat pendapatan akrual yang hanya adapada Laporan Operasional (LO), tidak akan ada pada LRA sepertipendapatan untung selisih kurs unrealized

Kodefikasi Uraian Akun5 Beban51 Beban Pegawai

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban pegawai lainnya agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang:

1. gaji dan upah dalam bentuk uang maupun barang;

2. kontribusi sosial yang dibayarkan ke perusahaan asuransi,

dana social security, atau unit institusi lain yang

bertanggung jawab untuk administrasi dan manajemen

skema asuransi sosial, meliputi unit pemerintah umum yang

mengoperasikan dana pensiun non mandiri

3. kontribusi sosial secara langsung untuk pegawai, mantan

pegawai, atau tanggungan dari sumber daya sendiri tanpa

melibatkan perusahaan asuransi atau dana pensiun

mandiri/non mandiri

Akun Beban Pegawai (51) dielaborasi sekurang-kurangnyamenjadi akun-akun berikut:

511 Beban Gaji dan TunjanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

512 Beban Honorarium/Lembur/Vakasi/Tunj. Khusus & BebanPegawai TransitoAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

513 Beban Kontribusi SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik Keuangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 152

Pemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja kontribusi sosial agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang Beban Kontribusi Sosial sebagai berikut:a) beban kontribusi sosial aktual, yang merupakan kontribusi

yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi, dana social

security, atau unit institusi lain yang bertanggung jawab untuk

administrasi dan manajemen skema asuransi sosial, meliputi

unit pemerintah umum yang mengoperasikan dana pensiun

non mandiri

b) beban kontribusi sosial ‘imputed’ yang merupakan social

benefit secara langsung untuk pegawai, mantan pegawai, atau

tanggungan dari sumber daya sendiri tanpa melibatkan

perusahaan asuransi atau dana pensiun mandiri/non mandiri

52 Beban Barang dan Jasa521 Beban Barang

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

522 Beban JasaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

523 Beban PemeliharaanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

524 Beban Perjalanan DinasAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

525 Beban Barang BLUAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

526 Beban Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pihak KetigaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

54 Beban BungaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja bunga agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasitentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bunga yang dibayarkan kepada non residen

(orang/badan/institusi) di luar negeri;

2. Belanja bunga yang dibayarkan kepada residen

(orang/badan/institusi) selain dari pemerintahan umum

(pemerintah pusat dan pemerintah daerah). Hal ini bisa

berbentuk belanja bunga yang dibayarkan kepada

BUMN/BUMD;

3. Belanja bunga yang dibayarkan kepada insitusi pemerintahan

umum (pemerintah pusat atau pemerintah daerah)

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899153

55 Beban Subsidi551 Beban Subsidi Kepada Perusahaan Negara

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban subsidi kepada perusahaan negara agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

Kepada Perusahaan publik sektor keuangan

Kepada Perusahaan publik sektor non keuangan

552 Beban Subsidi Kepada Perusahaan SwastaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban subsidi kepada perusahaan swasta agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

Kepada Perusahaan swasta sektor keuangan

Kepada Perusahaan swasta sektor non keuangan

56 Beban Hibah561 Beban Hibah kepada pemerintah negara lain (luar negeri)

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban hibah kepada pemerintah negara lain agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Beban hibah kepada pemerintah negara lain dalam bentuk

uang, dan

2. Beban hibah kepada pemerintah negara lain dalam bentuk

barang.

562 Beban Hibah kepada Organisasi InternasionalUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban hibah kepada organisasi internasional agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Beban hibah kepada organisasi internasional dalam bentuk

uang, dan

2. Beban hibah kepada organisasi internasional dalam bentuk

barang.

563 Beban Hibah kepada Pemerintah DaerahUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban hibah kepada pemerintah daerah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Beban hibah kepada pemerintah daerah dalam bentuk uang,

dan

2. Beban hibah kepada pemerintah daerah dalam bentuk barang.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 154

57 Beban Bantuan SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban bantuan sosial agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Beban bantuan sosial dalam bentuk uang, dan

2. Beban bantuan sosial dalam bentuk barang.

58 Beban Lain-lain/Beban Tidak TerdugaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbeban lain-lain kepada pemerintah negara lain agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-hal sebagaiberikut:1. Beban lain-lain dalam bentuk uang, dan

2. Beban lain-lain dalam bentuk barang.

59 Beban Murni AkrualDigunakan untuk mencatat beban-beban murni akrual yanghanya digunakan pada Laporan Operasional (LO) dan tidak akanada pada LRA seperti beban penyusutan, beban penyisihanpiutang tidak tertagih, beban amortisasi, beban deplesi, bebankerugian selisih kurs.

Akun Transfer-LO

Kodefikasi Uraian Akun6 Beban Transfer61 Beban Transfer Dana Bagi Hasil (DBH)

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

62 Beban Transfer Dana Alokasi Umum (DAU)Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

63 Beban Transfer Dana Alokasi Khusus (DAK)Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

64 Beban Transfer Dana Otonomi KhususAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

65 Beban Transfer Dana PenyesuaianAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899155

b. Bagan Akun Standar Pemerintah Daerah

Akun Neraca

Kodefikasi Uraian Akun1 Aset11 Aset Lancar

Merupakan Aset yang diharapkan segera untuk dapatdirealisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijualdalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggalpelaporan.

111 KasUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Kas agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut:

Kas dalam mata uang rupiah, dan

Kas dalam mata uang asing.

112 Investasi Jangka PendekUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Investasi Jangka Pendek selain agar dapatdibedakan Dalam Negeri dan Luar Negeri, juga dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

sekuritas (instrumen keuangan) selain saham,

financial derivatives.

113 Piutang PendapatanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Piutang Pendapatan agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut: Piutang dagang dan uang muka, yang meliputi

kredit dagang yang terkait secara langsung pada

pembeli barang dan jasa dan uang muka untuk

pekerjaan yang sedang dalam proses atau akan

dilakukan

Piutang lain-lain meliputi pajak, pembelian dan

penjualan sekuritas, sewa, upah dan gaji, kontribusi

sosial, tunjangan sosial, dan item-item sejenis yang

diakrualkan namun belum dibayarkan

114 Piutang LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

115 Penyisihan PiutangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 156

116 Beban Dibayar DimukaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

117 PersediaanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Persediaan agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

1. Persediaan strategis untuk keperluan daruratseperti beras dan BBM,

2. Persediaan lainnya yang terdiri dari:a) bahan baku dan perlengkapannya (materials

and supplies),b) barang dalam proses (work in progress),c) barang jadi untuk dijual, dan

barang untuk dijual kembali.199 Aset Untuk Dikonsolidasikan

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

12 Investasi Jangka PanjangMerupakan Aset non Lancar berupa Investasi yangdiadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaatekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebihdari satu periode akuntansi.

121 Investasi Jangka Panjang Non PermanenUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Investasi Jangka Panjang Non Permanen selain agardapat dibedakan Dalam Negeri dan Luar Negeri, jugadapat mengidentifikasi/memberikan informasi sebagaiberikut: sekuritas (instrumen keuangan) selain saham,

financial derivatives.

yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggaljatuh temponya.

122 Investasi Jangka Panjang PermanenUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Investasi Jangka Panjang Permanen agar dapatdibedaan Dalam Negeri dan Luar Negeri.

13 Aset TetapMerupakan Aset yang mempunyai manfaat ekonomi lebihdari 12 (dua belas) bulan dan dipergunakan untukoperasional pemerintahan atau untuk dimanfaatkan olehmasyarakat. Aset ini meliputi tanah, peralatan danmesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan,aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899157

131 TanahUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun tanah agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut: permukaan tanah itu sendiri termasuk lapisan yang

menutupinya,

air permukaan,

dan hasil olahan yang tidak dapat dipisahkan secara fisikdari tanah tersebut seperti waduk, danau, sungai dan airdalam tanah lainnya.

132 Peralatan dan MesinUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Peralatan dan Mesin agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:

1. Peralatan transportasi termasuk kendaraan

bermotor, trailer dan semitrailer, kapal, kereta api

dan rolling stock, pesawat terbang, sepeda motor

dan sepeda.

2. Peralatan dan mesin lainnya terdiri dari semua

mesin dan peralatan selain peralatan transportasi.

Termasuk dalam kategori ini adalah mesin untuk

tujuan umum dan khusus; peralatan kantor,

akuntansi, dan perhitungan; mesin listrik; radio,

televisi, dan peralatan komunikasi; alat-alat musik;

dan perlengkapan olahraga.

133 Gedung dan BangunanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Gedung dan Bangunan agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut:1. Rumah kediaman, termasuk garasi dan struktur

terkait lainnya. Selain itu juga termasuk rumah

kapal, kapal tongkang, rumah mobil, dan karavan

yang digunakan sebagai kediaman utama.

2. Bangunan bukan rumah kediaman merupakan

semua bangunan selain rumah kediaman, seperti

bangunan kantor, sekolah, rumah sakit, bangunan

untuk pertunjukkan hiburan umum, bangunan

gudang dan industri, bangunan komersial, hotel dan

restoran.

3. Struktur lainnya.

134 Jalan, Irigasi, dan JaringanUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik Keuangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 158

Pemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun belanja jalan, irigasi dan jaringan agar dapatmengidentifikasi/ memberikan informasi sebagai berikut: struktur lainnya yang terdiri dari jalan raya,

jembatan, terowongan, rel kereta, rel kereta bawah

tanah, dan landasan lapangan terbang; selokan,

saluran air, pelabuhan, bendungan, dan bangunan

air lainnya

galian, terowongan, dan struktur lain yang berkaitan

dengan penambangan aset subsoil; saluran

komunikasi, saluran listrik, dan saluran pipa

saluran komunikasi, saluran listrik, dan saluran pipa;

fasilitas olahraga luar ruangan dan fasilitas rekreasi.

135 Aset Tetap LainyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

136 Konstruksi Dalam PengerjaanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

137 Akumulasi PenyusutanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

14 Dana Cadangan141 Dana Cadangan

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

15 Aset LainnyaMerupakan kelompok Aset yang tidak termasuk dalamkategori-kategori sebelumnya.

151 Tagihan Jangka PanjangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

152 Kemitraan dengan Pihak KetigaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

153 Aset Tidak BerwujudUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun Aset Tidak Berwujud agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagai berikut: Aset tetap tak berwujud terdiri dari eksplorasi barang

tambang, perangkat lunak komputer, hiburan, karya

sastra, dan kesenian asli serta aset tetap tak

berwujud lainnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899159

Nonproduced aset tak berwujud merupakan

pembangunan untuk masyarakat umum yang

dibuktikan dengan tindakan hukum dan akuntansi

meliputi entitas yang dipatenkan, sewa guna usaha,

kontrak-kontrak lainnya, serta goodwill pembelian.

154 Aset Lain-lainAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun2 Kewajiban

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akun Kewajiban agar dapat mengidentifikasi/memberikan informasi atas Kewajiban Dalam Negeridan Kewajiban Luar Negeri. Selain itu agar dalampengembangan akun-akun kewajiban/ utang, sedapatmungkin dapat mengidentifikasi hal-hal sebagaiberikut:1. Kewajiban berupa Kas dan Setara Kas;

2. Kewajiban berupa sekuritas selain saham;

3. Pinjaman pemerintah;

4. Financial derivatives;

5. Utang Lainnya.

21 Kewajiban Jangka Pendek211 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

Akun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

212 Utang BungaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

213 Bagian Lancar Utang Jangka PanjangAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

214 Pendapatan Diterima DimukaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

215 Utang BebanAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

216 Utang Jangka Pendek LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 160

22 Kewajiban Jangka Panjang221 Utang Dalam Negeri

Akun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

223 Utang Luar NegeriAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

224 Utang Jangka Panjang LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

Kodefikasi Uraian Akun3 Ekuitas31 Ekuitas

311 EkuitasAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

312 Ekuitas SALAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

313 Ekuitas untuk DikonsolidasikanAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

Akun Laporan Realisasi Anggaran

Kodefikasi Uraian Akun4 Pendapatan-LRA41 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LRA

411 Pendapatan Pajak Daerah-LRAUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak daerah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut: Pajak atas Penghasilan, Laba dan Penambahan Modal agar

dapat membedakan mana yang terutang oleh individu, dan

mana yang terutang oleh perusahaan dan badan usaha

lainnya.

Pajak atas Gaji, Upah dan Tenaga Kerja yang dipungut oleh

pemberi kerja;

Pajak atas Properti yang terdiri dari Pajak atas Properti

Tidak Bergerak, Pajak atas Kekayaan Bersih, Pajak atas

Tanah, Warisan, dan Pemberian Hadiah, Pajak atas

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899161

Transaksi Keuangan dan Modal, Pajak Properti Tidak

Berulang Lainnya, Pajak Properti Berulang Lainnya;

Pajak atas Barang dan Jasa yang terdiri dari Pajak Umum

atas Barang dan Jasa seperti:

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan,

Perputaran Usaha dan Pajak Umum Lain atas Barang

dan Jasa,

Cukai,

Laba atas monopoli fiskal,

Pajak atas Pelayanan Khusus seperti pajak atas beban

transportasi, premi asuransi, jasa perbankan, hiburan,

restoran, dan biaya pemasaran

Pajak atas Penggunaan Barang dan atas Ijin Untuk

Menggunakan atau Melaksanakan Aktivitas seperti:

Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Lain atas Penggunaan

Barang dan atas Ijin penggunaan atau Melaksanakan

kegiatan, Pajak lain-lain atas barang dan jasa.

Yang termasuk dalam akun pendapatan pajak daerah antaralain Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, PajakReklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan BahanGalian Golongan C, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, PajakSarang Burung Walet, Pajak Lingkungan, Pajak Mineral BukanLogam dan Batuan, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan danPerkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, danpajak-pajak daerah lainnya yang ditetapkan dengan PeraturanDaerah

412 Pendapatan Retribusi Daerah-LRAAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

413 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangdipisahkan-LRATerdiri dari Bagian Laba atas Penyertaan Modal padaPerusahaan Milik Daerah/BUMD, Bagian Laba atas PenyertaanModal pada Perusahaan Milik Negara/BUMN, Bagian Laba atasPenyertaan Modal pada Perusahaan Patungan/Milik Swasta.Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, Pendapatan Bagian Laba BUMD sedapat mungkindikategorikan menjadi beberapa unsur antara lain Deviden danPenarikan-Penarikan atas penghasilan dari Organisasi Kuasi.

414 Lain-Lain PAD yang sah-LRAUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunLain-Lain PAD yang sah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut:Penghasilan properti yang mencakup bunga, sewa; Penjualan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 162

atas barang dan jasa yang mencakup penjualan di institusipasar, biaya administrasi, penjualan insidentil tidak melaluiinstitusi pasar yang sudah dibentuk; denda, hukuman,tebusan; transfer sukarela diluar hibah yang mencakup uangdan barang modal.Yang termasuk akun ini antara lain Hasil Penjualan AsetDaerah Yang Tidak Dipisahkan, Jasa Giro, Pendapatan BungaDeposito, Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, Komisi, Potongandan Selisih Nilai Tukar Rupiah, Pendapatan Denda AtasKeterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan DendaPajak, Pendapatan Denda Retribusi, Pendapatan HasilEksekusi Atas Jaminan, Pendapatan dari Pengembalian,Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum, Pendapatan dariPenyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, Pendapatan dariAngsuran/Cicilan Penjualan.

42 Pendapatan Transfer - LRA421 Pendapatan Transfer dari Pempus-LRA

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

422 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya-LRAAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

423 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Daerah Lainnya-LRAAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

424 Bantuan KeuanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

43 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LRA431 Pendapatan Hibah-LRA

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan hibah agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi Pendapatan Hibah dalam bentuk uang dan dalambentuk barang.

432 Pendapatan Lainnya-LRAAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun5 Belanja51 Belanja Operasi

511 Belanja PegawaiAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

512 Belanja Barang dan JasaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

513 Belanja Bunga

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899163

Untuk mengakomodasi konsolidasi StatistikKeuangan Pemerintah, sedapat mungkinpengembangan kode-kode akun belanja bunga agardapat mengidentifikasi/memberikan informasitentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bunga yang dibayarkan kepada non

residen (orang/badan/institusi) di luar negeri;

2. Belanja bunga yang dibayarkan kepada residen

(orang/badan/institusi) selain dari pemerintahan

umum (pemerintah pusat dan pemerintah

daerah). Hal ini bisa berbentuk belanja bunga

yang dibayarkan kepada BUMN/BUMD;

Belanja bunga yang dibayarkan kepada insitusipemerintahan umum (pemerintah pusat ataupemerintah daerah)

514 Belanja SubsidiUntuk mengakomodasi konsolidasi StatistikKeuangan Pemerintah, sedapat mungkinpengembangan kode-kode akun belanja subsidikepada perusahaan daerah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi sebagaiberikut:

Kepada Perusahaan publik sektor keuangan

Kepada Perusahaan publik sektor non keuangan

Kepada Perusahaan swasta sektor keuangan

Kepada Perusahaan swasta sektor non

keuangan

515 Belanja HibahUntuk mengakomodasi konsolidasi StatistikKeuangan Pemerintah, sedapat mungkinpengembangan kode-kode akun belanja hibah agardapat mengidentifikasi/memberikan informasitentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja hibah dalam bentuk uang, dan

2. Belanja hibah dalam bentuk barang.

516 Belanja Bantuan SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi StatistikKeuangan Pemerintah, sedapat mungkinpengembangan kode-kode akun belanja bantuansosial agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bantuan sosial dalam bentuk uang, dan

2. Belanja bantuan sosial dalam bentuk barang.

52 Belanja ModalAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 164

521 Belanja Modal TanahAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

522 Belanja Modal Peralatan dan MesinAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

523 Belanja Modal Gedung dan BangunanAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

524 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan JaringanAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

525 Belanja Modal Aset Tetap LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

53 Belanja Tak TerdugaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuangaPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akun belanja lain-lain kepada pemerintahnegara lain agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja Tidak Terduga dalam bentuk uang, dan

2. Belanja Tidak Terduga dalam bentuk barang.

Akun Transfer-LRA

Kodefikasi Uraian Akun6 Transfer61 Transfer Bagi Hasil Pendapatan

Akun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

611 Transfer Bagi Hasil PajakAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

612 Transfer Bagi Hasil Pendapatan LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

62 Transfer Bantuan KeuanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

621 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah DaerahLainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

622 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899165

623 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

Akun Pembiayaan

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan71 Penerimaan Pembiayaan

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun penerimaan pembiayaan agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-halsebagai berikut:1. Penerimaan pembiayaan dalam negeri, dan

2. Penerimaan pembiayaan luar negeri.

Untuk pengembangan lebih lanjut kode akun penerimaanpembiayaan, pemerintah pusat dapat menyusun lebihlanjut detil penyusunan dan struktur penerimaanpembiayaan.

711 Penggunaan SILPAAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah Akun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

712 Pencairan Dana CadanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

713 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang DipisahkanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

714 Pinjaman Dalam NegeriAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

715 Penerimaan Kembali PiutangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

716 Penerimaan Kembali Investasi Dana BergulirAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun7 Pembiayaan72 Pengeluaran Pembiayaan

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kodeakun pengeluaran pembiayaan agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-halsebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 166

1. Pengeluaran pembiayaan dalam negeri, dan

2. Pengeluaran pembiayaan luar negeri.

Untuk pengembangan lebih lanjut kode akun pengeluaranpembiayaan, pemerintah pusat dapat menyusun lebihlanjut detil penyusunan dan struktur pengeluaranpembiayaan.

721 Pembentukan Dana CadanganAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

722 Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah DaerahAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

723 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam NegeriAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

724 Pemberian Pinjaman DaerahAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Akun Laporan Operasional (LO)

Kodefikasi Uraian Akun8 Pendapatan-LO81 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO

811 Pendapatan Pajak Daerah-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan pajak daerah agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi atas hal-hal sebagaiberikut: Pajak atas Penghasilan, Laba dan Penambahan Modal agar

dapat membedakan mana yang terutang oleh individu, dan

mana yang terutang oleh perusahaan dan badan usaha lainnya.

Pajak atas Gaji, Upah dan Tenaga Kerja yang dipungut oleh

pemberi kerja;

Pajak atas Properti yang terdiri dari Pajak atas Properti Tidak

Bergerak, Pajak atas Kekayaan Bersih, Pajak atas Tanah,

Warisan, dan Pemberian Hadiah, Pajak atas Transaksi

Keuangan dan Modal, Pajak Properti Tidak Berulang Lainnya,

Pajak Properti Berulang Lainnya;

Pajak atas Barang dan Jasa yang terdiri dari Pajak Umum atas

Barang dan Jasa seperti:

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan,

Perputaran Usaha dan Pajak Umum Lain atas Barang dan

Jasa,

Cukai,

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899167

Laba atas monopoli fiskal,

Pajak atas Pelayanan Khusus seperti pajak atas beban

transportasi, premi asuransi, jasa perbankan, hiburan,

restoran, dan biaya pemasaran

Pajak atas Penggunaan Barang dan atas Ijin Untuk

Menggunakan atau Melaksanakan Aktivitas seperti: Pajak

Kendaraan Bermotor, Pajak Lain atas Penggunaan Barang

dan atas Ijin penggunaan atau Melaksanakan kegiatan,

Pajak lain-lain atas barang dan jasa.

Yang termasuk dalam akun pendapatan pajak daerah antara lainPajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, PajakPenerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C,Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PajakLingkungan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Bumidan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak AtasTanah dan Bangunan, dan pajak-pajak daerah lainnya yangditetapkan dengan Peraturan Daerah

812 Pendapatan Retribusi Daerah-LOAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

813 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yangDipisahkan sedapat mungkin dikategorikan menjadi beberapaunsur antara lain Deviden dan Penarikan-Penarikan ataspenghasilan dari Organisasi Kuasi.

814 Lain-Lain PAD yang sah-LOUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunLain-Lain PAD yang sah agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi atas hal-hal sebagai berikut:Penghasilan properti yang mencakup bunga, sewa; Penjualan atasbarang dan jasa yang mencakup penjualan di institusi pasar,biaya administrasi, penjualan insidentil tidak melalui institusipasar yang sudah dibentuk; denda, hukuman, tebusan; transfersukarela diluar hibah yang mencakup uang dan barang modal.

82 Pendapatan Pendapatan Transfer – LO821 Pendapatan Transfer dari Pempus-LO

Akun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

822 Pendapatan Tranfer Pemerintah Pusat Lainnya-LOAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

823 Pendapatan Transfer dari Pemerintah Daerah Lainnya-LOAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 168

83 Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah-LO831 Pendapatan Hibah-LO

Untuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunpendapatan hibah agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi Pendapatan Hibah dalam bentuk uang dan dalambentuk barang.Terdiri dari Pendapatan Hibah dari Pemerintah pusat, PendapatanHibah dari Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Hibah dariBadan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri, PendapatanHibah dari Kelompok Masyarakat/Perorangan, Pendapatan Hibahdari Luar Negeri.

832 Pendapatan LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun9 Beban91 Beban Operasi

911 Beban PegawaiAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

912 Beban BarangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

913 Beban BungaUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja bunga agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja bunga yang dibayarkan kepada non residen

(orang/badan/institusi) di luar negeri;

2. Belanja bunga yang dibayarkan kepada residen

(orang/badan/institusi) selain dari pemerintahan umum

(pemerintah pusat dan pemerintah daerah). Hal ini bisa

berbentuk belanja bunga yang dibayarkan kepada

BUMN/BUMD;

3. Belanja bunga yang dibayarkan kepada insitusi

pemerintahan umum (pemerintah pusat atau pemerintah

daerah)

914 Beban SubsidiUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja subsidi agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899169

Kepada Perusahaan publik dan swasta sektor keuangan

Kepada Perusahaan publik dan swasta sektor non

keuangan

915 Beban HibahUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja hibah agar dapat mengidentifikasi/memberikaninformasi tentang hal-hal sebagai berikut:1. Belanja hibah dalam bentuk uang, dan

2. Belanja hibah dalam bentuk barang.

916 Beban Bantuan SosialUntuk mengakomodasi konsolidasi Statistik KeuanganPemerintah, sedapat mungkin pengembangan kode-kode akunbelanja bantuan sosial agar dapatmengidentifikasi/memberikan informasi tentang hal-halsebagai berikut:1. Beban bantuan sosial dalam bentuk uang, dan

2. Beban bantuan sosial dalam bentuk barang.

917 Beban PenyusutanAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

918 Beban Penyisihan PiutangAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

919 Beban Lain-lainAkun ini di-mapping langsung ke BAS Statistik KeuanganPemerintah

Kodefikasi Uraian Akun92 Beban Transfer

921 Bagi Hasil PajakAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

922 Bagi Hasil Pendapatan LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

923 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah DaerahLainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

924 Transfer Bantuan Keuangan ke DesaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

925 Transfer Bantuan Keuangan LainnyaAkun ini di-mapping langsung ke BAS StatistikKeuangan Pemerintah

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 170

Selain itu, sistem akuntansi yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat danpemerintah daerah diharapkan dapat mengakomodasikan klasifikasi fungsi yangdiatur dalam Statistik Keuangan Pemerintah, yang meliputi:

a. Pelayanan Umum

b. Pertahanan

c. Ketertiban dan Keamanan

d. Ekonomi

e. Perlindungan Lingkungan Hidup

f. Perumahan dan Pemukiman

g. Kesehatan

h. Pariwisata, Budaya, dan Agama

i. Pendidikan

j. Perlindungan sosial

5. Pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah

Statistik Keuangan Pemerintah berbasis akrual akan menghasilkan tiga laporanutama yaitu: laporan operasional, termasuk arus ekonomi lain, Neraca, danLaporan Arus Kas.

5.1. Laporan operasional

Laporan operasional menyajikan informasi atas transaksi (pendapatan danbeban) dan arus ekonomi lainnya (revaluasi dan penyesuaian). Laporan inidirancang untuk menangkap komposisi pendapatan dan beban serta biayabersih (net cost) dari aktivitas pemerintah dalam tahun fiskal. Laporan inimenunjukkan biaya penuh (full cost) dari sumber daya yang dikonsumsioleh pemerintah dalam mencapai tujuannya, dan bagaimana biaya tersebutdipenuhi melalui pendapatan.

Selain menghasilkan hasil bersih dari transaksi (Saldo Operasi Bersih),laporan operasional juga meliputi total arus ekonomi lain yang merupakanperubahan kekayaan bersih yang disebabkan oleh arus ekonomi lain selaintransaksi. Penjumlahan Saldo Operasi Bersih dan arus ekonomi lain samadengan perubahan total pada kekayaan bersih.

Laporan operasional melaporkan dua ukuran fiskal utama, yaitu:

- Saldo Operasi Bersih (net operating balance), yang dihitung daripendapatan dikurangi dengan beban, dan

- Pinjaman Bersih (net lending/borrowing, yang juga dikenal dengan saldofiskal/fiscal balance) mencakup pengeluaran modal bersih tetapi tidakmencakup depresiasi, sehingga memberikan pengukuran keuangan yanglebih baik.

5.2. Neraca

Neraca mencatat kumpulan aset dan kewajiban keuangan dan nonkeuangan pemerintah, pada setiap akhir tahun fiskal. Neraca menyediakaninformasi sumber daya dan kewajiban yang dimiliki pemerintah.Neraca jugameliputi informasi atas aset keuangan, aset tetap dan kewajiban. Hal ini

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899171

membuka kemungkinan untuk perbandingan aset dan kewajiban antarunit-unit dalam suatu sektor.

5.3. Laporan arus kas

Laporan arus kas mencatat arus kas masuk dan keluar pemerintah, yangdialokasikan di antara berbagai aktivitas, dan pengaruh bersihnya terhadapsaldo kas Laporan arus kas mengungkapkan bagaimana pemerintahmemperoleh dan menggunakan kas.Laporan ini mengelompokkan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,investasi dan pembiayaan.Aktivitas operasi adalah aktivitas yang terkaitdengan pengumpulan pajak, hibah, dan penyediaan barang dan jasa.Aktivitas investasi adalah aktivitas yang terkait dengan akuisisi danpenghentian aset keuangan dan non keuangan. Aktivitas pembiayaan terkaitdengan perubahan ukuran dan komposisi struktur keuangan pemerintah.Laporan arus kas melaporkan dua ukuran fiskal yaitu kenaikan bersih padakas dan surplus/defisit kas. Kenaikan bersih pada kas adalah jumlah aruskas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Surplus/defisitkas terdiri dari kas bersih dari aktivitas operasi, ditambah dengan penjualandan dikurangi pembelian aset non keuangan.

6. Indikator Analitis untuk Kebijakan Fiskal

Statistik Keuangan Pemerintah menyediakan sejumlah indikator untukmengevaluasi kondisi posisi fiskal dan pengaruh kebijakan fiskal atas kondisiekonomi, yang mencakupa. Indikator yang menunjukkan perubahan dalam posisi fiskal selama periode

pelaporan, serta mencerminkan pengaruh atas keputusan dan tindakanpemerintah dan pengukuran kembali pengaruh selama periode tersebut,antara lain meliputi saldo operasi bersih, pinjaman bersih (saldo fiskal),surplus/defisit kas dan perubahan dalam kekayaan bersih

b. Indikator yang memberikan informasi posisi fiskal pemerintah pada suatuwaktu dan menyediakan informasi atas hasil keputusan di masa lalu,antara lain meliputi kekayaan bersih, utang bersih, kekayaan keuanganbersih, kewajiban keuangan bersih.

Dalam rangka mendefinisikan strategi fiskal,Pemerintah dapat menambahkanindikator sesuai dengan kebutuhan/keadaan ekonomiberdasarkan informasiyang diungkapkan dalam laporan keuangan dan mengungkapkannya dalamlaporan Statistik Keuangan Pemerintahan. Penjelasan lebih lanjut atasmasing-masing indikator dan penggunaannya akan disajikan dalam ManualStatistik Keuangan Pemerintah.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899 172

Keseimbangan utama GFS

Saldo OperasiBersih/Bruto(Net/gross operatingbalance)

Saldo Operasi Bersih (Net operating balance) samadengan pendapatan dikurangi biaya. Saldo OperasiBruto (Gross operating balance) sama denganpendapatan dikurangi biaya selain konsumsi asettetap.

Pinjaman Bersih (Netlending/borrowing)

Pinjaman Bersih (Net lending/borrowing) samadengan Saldo Operasi Bersih (net operatingbalance) dikurangi akusisi bersih aset nonkeuangan. Pinjaman Bersih (Netlending/borrowing) sama dengan net akuisisi asetkeuangan dikurangi jumlah kewajiban bersih yangterjadi

Surplus/defisit kas Arus kas masuk bersih dari aktivitas operasidikurangi dengan arus keluar kas bersih dariinvestasi aset non keuangan

Keseimbangan lain

Keseimbangan fiskalkeseluruhan (Overalfiscal balance)

Pinjaman bersih (Net lending/borrowing)disesuaikan melalui pengaturan transaksi asetdan kewajiban yang diperlukan untuk tujuankebijakan publik. Semua penerimaan kas dariprivatisasi (melalui penjualan aset tetap) masukdalam kategori keuangan, subsidi dalam bentukpinjaman diakui sebagai biaya.

Keseimbangan fiskalkeseluruhan yangdisesuaikan(Adjusted overallfiscal balance)

Keseimbangan fiskal keseluruhan (Overall fiscalbalance) atau Pinjaman bersih (netlending/borrowing) tidak mencakup sebagian atausemua pedapatan hibah, beberapa aktivitas yangberbeda seperti sektor perminyakan, dan/atautransaksi yang besar dan tidak sering yang dapatmengganggu analisis fiskal.

Keseimbangan primerkeseluruhan (Overallprimary balance)

Keseimbangan fiskal keseluruhan (overall fiscalbalance) ditambah beban bunga neto

Keseimbanganprimer operasi(Primary operatingbalance)

Saldo operasi bersih (net operating balance)ditambah beban bunga neto

Simpanan bruto(Gross saving)

Keseimbangan operasi kotor (gross operatingbalance) dikurangi piutang transfer modal bersih(net capital transfers receivable), termasuk hibahmodal bersih (net capital grants) dan pajak modal(capital taxes)

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.899173

Variabel makroekonomi lain

Beban Fiskal (Fiscalburden)

Pendapatan pajak ditambah kontribusi socialsecurity wajib (sebesar persentase GDP)

Total Biaya (Totalexpenditure)

Biaya ditambah akuisisi bersih aset non keuangan(tidak mencakup barang berharga)

Total komposisibiaya (Totalexpenditurecomposition)

Pengelompokkan total biaya melalui klasifikasifungsi (COFOG)

Biaya konsumsi finalpemerintah(Government finalconsumptionexpenditure)

Biaya ini sebesar kompensasi pegawai, ditambahpenggunaan barang dan jasa, konsumsi aset tetap,dan pembelian untuk transfer langsung ke rumahtangga (umumnya manfaat sosial dalam bentukbarang/jasa), dikurangi penjualan barang danjasa.

Investasi kotor(Gross investment)

Akuisisi dikurangi penghentian aset non keuangan(tidak termasuk barang berharga)

Kekayaan dan Utang

Posisi kekayaan bersih(Net wealth position)

Kekayaan bersih, yang sama dengan total asetdikurangi kewajiban

Posisi kekayaankeuangan bersih (Netfinancial wealth position)

Total aset keuangan dikurangi kewajiban

Posisi utang kotor (Grossdebt position)

Total kewajiban kecuali saham dan ekuitaslainnya dan derivatif keuangan

Kewajiban kontinjensi(Contingent liabilities)

Jaminan pemerintah (sektor publik) yangeksplisit ditambah dengan net present valuedari kewajiban skema social security.

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA,

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

www.djpp.kemenkumham.go.id