BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn361-2011.pdf · a....

71
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.361, 2011 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Operasional. Pelaksanaan Tugas. Manajemen. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia, diperlukan manajemen operasi kepolisian untuk melaksanakan segala upaya, pekerjaan, dan kegiatan serta tindakan yang terarah agar lebih integratif, proporsional, akuntabel, efektif dan efesien, proaktif dan non diskriminatif guna mewujudkan keamanan dalam negeri; b. bahwa dalam rangka melaksanakan manajemen operasi kepolisian diperlukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki Kepolisian Negara Republik Indonesia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Tentang Manajemen Operasi Kepolisian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik www.djpp.kemenkumham.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2011/bn361-2011.pdf · a....

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.361, 2011 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.Operasional. Pelaksanaan Tugas. Manajemen.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2011

TENTANG

MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pokok KepolisianNegara Republik Indonesia, diperlukan manajemen operasikepolisian untuk melaksanakan segala upaya, pekerjaan, dankegiatan serta tindakan yang terarah agar lebih integratif,proporsional, akuntabel, efektif dan efesien, proaktif dannon diskriminatif guna mewujudkan keamanan dalamnegeri;

b. bahwa dalam rangka melaksanakan manajemen operasikepolisian diperlukan pengelolaan sumber daya yangdimiliki Kepolisian Negara Republik Indonesia;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanKepala Kepolisian Negara Republik Indonesia TentangManajemen Operasi Kepolisian;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang KepolisianNegara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 2

Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang SusunanOrganisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara RepublikIndonesia;

3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik IndonesiaNomor 3 Tahun 2009 tentang Sistem OperasionalKepolisian Negara Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA TENTANG MANAJEMENOPERASI KEPOLISIAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polriadalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan danketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikanperlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalamrangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2. Manajemen Operasi Kepolisian adalah suatu proses penyusunanperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalamrangka melaksanakan operasi kepolisian untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan secara efektif dan efisien.

3. Rencana Operasi yang selanjutnya disingkat Renops adalah suatu produkperencanaan yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan operasikepolisian yang berisi situasi, tugas pokok, pelaksanaan, pengendalian,administrasi, personel, sarana prasarana dan anggaran.

4. Operasi Kepolisian adalah serangkaian tindakan Polri dalam rangkapencegahan, penanggulangan, penindakan terhadap gangguan keamanandan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), serta penanganan bencana yangdiselenggarakan dalam kurun waktu, sasaran, cara bertindak (CB),pelibatan kekuatan dan dukungan sumber daya tertentu oleh beberapafungsi kepolisian dalam bentuk satuan tugas (Satgas).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.3613

5. Sasaran Operasi Kepolisian adalah bentuk potensi gangguan, ambanggangguan dan gangguan nyata tertentu yang ditanggulangi dengan operasikepolisian.

6. Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah situasi/kondisiyang merupakan akar masalah dan/atau faktor stimulan/pencetus yangberkorelasi erat terhadap timbulnya AG atau gangguan Kamtibmas.

7. Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG adalah suatusituasi/kondisi Kamtibmas yang apabila tidak dilakukan tindakankepolisian, dikhawatirkan akan menimbulkan GN.

8. Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN adalah gangguan berupakejahatan, pelanggaran hukum atau bencana yang dapat menimbulkankerugian harta benda, jiwa-raga maupun kehormatan.

9. Target Operasi yang selanjutnya disingkat TO adalah sasaran yangdipertajam berdasarkan skala prioritas dan dapat diukur untuk ditangani,dicapai dalam penyelenggaraan operasi kepolisian.

10. Kontinjensi adalah suatu kejadian yang muncul secara tiba-tiba yang tidakdapat diprediksikan (unpredictable), dapat menimbulkan gangguanKamtibmas yang disebabkan oleh faktor alam, manusia dan hewan.

11. Kuratif adalah CB yang dilakukan dalam operasi kepolisian berbentukpertolongan dan penyelamatan.

12. Rehabilitasi adalah suatu upaya yang dilakukan dalam operasi kepolisianuntuk memulihkan atau mengembalikan keadaan atau situasi keamanandan ketertiban seperti keadaan semula.

13. Direktif adalah persetujuan, petunjuk dan arahan dari penanggung jawabkebijakan operasi mengenai bentuk operasi, sandi operasi, waktu operasidan sumber anggaran yang akan digunakan untuk menyelenggarakanoperasi kepolisian.

14. Perintah Operasi yang selanjutnya disingkat PO adalah dokumenadministrasi operasi kepolisian yang berisikan jenis, sandi dan waktudimulainya operasi kepolisian.

15. Surat perintah pelaksanaan operasi yang selanjutnya disingkat Sprinlakopsadalah perintah kepada para petugas yang dilibatkan dalam operasikepolisian untuk melaksanakan operasi kepolisian dengan sandi, waktu danrincian tugas tertentu.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 4

16. Latihan Praoperasi yang selanjutnya disingkat Latpraops adalah pelatihanyang berupa teori dan praktek dalam rangka kesiapan sebelum pelaksanaanoperasi kepolisian.

Pasal 2

Tujuan peraturan ini:

a. sebagai pedoman bagi pelaksana fungsi operasional Polri dalam operasikepolisian;

b. agar operasi kepolisian dapat terselenggara secara efektif dan efisien; dan

c. agar sasaran dan TO dapat dicapai sesuai rencana operasi.

Pasal 3

Prinsip-prinsip dalam Manajemen Operasi Kepolisian, meliputi:

a. integratif, yaitu melibatkan beberapa fungsi kepolisian dan unsur-unsur diluar Polri yang dilandasi sikap saling memahami peran dan tugas masing-masing;

b. proporsional, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilakukan harusseimbang dengan tugas, sasaran dan target dalam operasi kepolisian;

c. akuntabilitas, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan harusdapat dipertanggungjawabkan;

d. efektif dan efisien, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakandengan mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara hasil yangakan dicapai dengan upaya, sarana prasarana dan anggaran yangdigunakan;

e. proaktif, yaitu pelaksanaan tugas operasi kepolisian dilakukan secara lebihaktif untuk menuntaskan TO yang telah ditentukan; dan

f. non diskriminatif, yaitu setiap anggota Polri wajib menghormati danmenjunjung tinggi hak asasi manusia dan perlakuan yang sama kepadasetiap orang yang dilayani.

BAB II

MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN

Bagian Kesatu

Pedoman Dasar

Pasal 4

Pedoman dasar manajemen operasi kepolisian, meliputi:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.3615

a. penetapan sasaran;

b. waktu operasi;

c. penentuan CB;

d. pelibatan kekuatan;

e. dukungan anggaran; dan

f. pengawasan dan pengendalian.

Pasal 5

(1) Penetapan sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,merupakan kegiatan yang direncanakan berdasarkan perkiraan khusus(Kirsus) intelijen, selanjutnya ditetapkan sasaran atau objek yang akandihadapi.

(2) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan melalui analisisbentuk sasaran, waktu, tempat dan aspek-aspek yang menyertainya,selanjutnya dipertajam dalam TO.

(3) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. orang;

b. benda atau barang;

c. lokasi atau tempat;

d. kegiatan;

e. perkara; dan

(4) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan denganmemperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. perkiraan keadaan khusus intelijen;

b. TO dapat dicapai dan dituntaskan selama operasi berlangsung; dan

c. TO dapat diukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif.

Pasal 6

(1) Waktu operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, merupakanjumlah hari yang ditetapkan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian.

(2) Penetapan lama waktu operasi kepolisian disesuaikan dengan bentuk,sasaran, TO dan anggaran yang tersedia.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 6

Pasal 7

(1) Penentuan CB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, merupakanurutan tindakan yang dipilih dalam pelaksanaan operasi kepolisian denganmemperhatikan resiko kegagalan yang paling kecil.

(2) CB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. preemtif;

b. preventif;

c. represif;

d. kuratif; dan/atau

e. rehabilitasi.

(3) CB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digolongkan dalam bentuk :

a. CB tehnis; dan

b. CB taktis.

(4) CB tehnis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan CByang telah diatur dalam masing-masing Peraturan Fungsi Kepolisian.

(5) CB taktis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan CB dariSatgas yang bersifat taktis kepolisian terhadap TO yang ditangani danpenerapannya disesuaikan dengan situasi di lapangan.

Pasal 8

Pelibatan kekuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d yangdiorganisir dalam setiap operasi kepolisian, harus memperhatikan:

a. Sasaran atau TO;

b. CB;

c. kemampuan personel;

d. sarana dan prasarana; dan

e. anggaran.

Pasal 9

(1) Dukungan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e,merupakan anggaran yang mendukung kebutuhan operasi kepolisian.

(2) Anggaran penyelenggaraan operasi kepolisian sudah tersedia sebelumoperasi dilaksanakan (cash on hand).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.3617

Pasal 10

Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f,merupakan bagian dari kegiatan manajemen operasi agar dinamika operasikepolisian dapat terselenggara sesuai dengan perencanaan yang telahditetapkan.

Bagian Kedua

Jenis

Pasal 11

Jenis operasi kepolisian, terdiri dari:

a. operasi kepolisian terpusat; dan

b. operasi kepolisian kewilayahan.

Pasal 12

(1) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 hurufa merupakan operasi kepolisian yang manajemen operasinyadiselenggarakan oleh Mabes Polri.

(2) Operasi Kepolisian Terpusat meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Mabes Polri secara mandiri;

b. Mabes Polri yang melibatkan personel satuan kewilayahan (Satwil);dan

c. Mabes Polri dan Satwil.

(3) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf amerupakan operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri tanpamelibatkan Satwil.

(4) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf bmerupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh MabesPolri dengan melibatkan personel dari Satwil sebagai anggota Satgas.

(5) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf cmerupakan operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri dan Satwil,yang masing-masing melaksanakan fungsi manajemen dengan bentuk danwaktu operasi ditetapkan oleh Mabes Polri.

Pasal 13

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11huruf b dilaksanakan pada tingkat:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 8

a. Polda; dan

b. Polres.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan merupakan operasi kepolisian yangmanajemen operasinya diselenggarakan oleh Polda dan Polres.

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Polda secara mandiri;

b. Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan personelPolres; dan

c. Polda dan Polres.

(4) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf a merupakan operasi yang diselenggarakan secara mandiri olehPolda.

(5) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b merupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan olehPolda dengan back up dari Mabes Polri dan/atau melibatkan personelPolres sebagai anggota Satgas.

(6) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf c merupakan operasi kepolisian yang manajemen operasinyadiselenggarakan oleh Polda dan Polres.

Pasal 14

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ayat (1) huruf b meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Polres secara mandiri; dan

b. Polres yang diback up Polda.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merupakan operasi yang diselenggarakan secara mandiri olehPolres.

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b merupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan olehPolres dengan back up dari Polda sebagai anggota Satgas.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.3619

Bagian Ketiga

Sifat

Pasal 15

Sifat operasi kepolisian:

a. terbuka; atau

b. tertutup.

Pasal 16

(1) Operasi Kepolisian Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 hurufa merupakan operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan danmengedepankan tindakan preemtif dan preventif.

(2) Operasi Kepolisian Tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 hurufb merupakan operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan secara terbatasdengan mengedepankan tindakan intelijen dan/atau represif.

Bagian Keempat

Bentuk

Pasal 17

(1) Bentuk operasi kepolisian, meliputi:

a. operasi intelijen;

b. operasi pengamanan kegiatan;

c. operasi pemeliharaan keamanan;

d. operasi penegakan hukum;

e. operasi pemulihan keamanan; dan

f. operasi kontinjensi.

(2) Operasi intelejen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adiselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangantersendiri.

Pasal 18

(1) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat(1) huruf b merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan oleh Polriberkaitan dengan kegiatan masyarakat dan/atau pemerintah yangberpotensi menimbulkan gangguan keamanan secara nyata dan dapatmengganggu/menghambat perekonomian dan/atau sistem pemerintahan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 10

(2) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka denganmengedepankan polisi berseragam, diarahkan pada sasaran AG, penentuanTO secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dengan CB preventif.

Pasal 19

(1) Operasi pemeliharaan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17ayat (1) huruf c merupakan operasi kepolisian yang kegiatannyamengedepankan tindakan pencegahan dan penangkalan, melalui kegiatanpembinaan masyarakat, simpatik, dalam rangka meningkatkan kesadarandan partisipasi masyarakat.

(2) Operasi pemeliharaan keamanan merupakan operasi kepolisian yangbersifat terbuka dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan padasasaran PG, AG, dan TO kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CBpreemtif, preventif, represif dan represif non yustisial (persuasif edukatif).

Pasal 20

(1) Operasi penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)huruf d merupakan operasi kepolisian yang dilaksanakan berkaitan denganpenanggulangan berbagai gangguan keamanan berupa kejahatankonvensional, transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara sertakejahatan yang berimplikasi kontinjensi.

(2) Operasi penegakan hukum merupakan operasi kepolisian yang bersifattertutup dengan mengedepankan polisi tidak berseragam, diarahkan padasasaran GN, TO kuantitatif, dengan CB represif (penegakan hukum).

Pasal 21

(1) Operasi pemulihan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat(1) huruf e merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan untukpemulihan situasi Kamtibmas yang terganggu akibat konflik sosial yangmeluas, kejahatan yang berintensitas tinggi dan dapat mengganggustabilitas Kamtibmas.

(2) Operasi pemulihan keamanan merupakan operasi kepolisian yang bersifatterbuka dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan padasasaran AG dan GN, TO kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CBpreventif dan represif (penegakan hukum).

Pasal 22

(1) Operasi kontinjensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf fmerupakan operasi kepolisian yang dilaksanakan untuk menangani

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36111

kejadian/ peristiwa yang muncul secara mendadak, berkembang secaracepat dan meluas sehingga mengganggu stabilitas keamanan dalam negeri.

(2) Operasi kontinjensi merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbukadan/atau tertutup, diarahkan pada sasaran AG, GN, TO kualitatif dan/ataukuantitatif dengan CB preventif, represif, kuratif dan rehabilitatif.

Bagian Kelima

Fungsi Manajemen Operasi

Pasal 23

Fungsi Manajemen Operasi Kepolisian diselenggarakan melalui tahap:

a. perencanaan;

b. pengorganisasian;

c. pelaksanaan; dan

d. pengendalian.

BAB III

OPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT

Bagian Kesatu

Perencanaan

Pasal 24

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yangdilaksanakan oleh Mabes Polri secara mandiri, dilakukan dengan tahapankegiatan sebagai berikut:

a. penyusunan direktif Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasikepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Baintelkam Polri;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

d. penyusunan rencana Teknologi Informasi (TI) dibuat oleh Divisi TI Polri;

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan surat perintah pelaksanaan operasi (Sprinlakops);

g. penyusunan rencana latihan (Renlat) dan penyelenggaraan latihanpraoperasi (Latpraops);

h. penyusunan dan pengiriman PO;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 12

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

j. penyusunan hubungan dan tata cara kerja (HTCK) operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasikepolisian sesuai kebutuhan; dan

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras danpanel data dalam bentuk digital.

Pasal 25

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yangdilaksanakan oleh Mabes Polri dengan melibatkan personel kewilayahan,dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

b. memerintahkan Kapolda untuk menyiapkan kebutuhan personel, saranadan prasarana yang akan dilibatkan dalam operasi;

c. menerima penyerahan personel kewilayahan yang dilibatkan dalam operasikepolisian dari Kapolda; dan

d. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian terpusatdengan surat perintah yang ditandatangani oleh Asops Kapolri.

Pasal 26

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yangdilaksanakan oleh Mabes Polri dan Satwil, dilakukan dengan mekanismesebagai berikut:

a. Mabes Polri melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 24;

b. Satwil melaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Dit Intelkam Polda dan/atauSatintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansiterkait;

3. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bid TI Polda dan TI Polres;

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36113

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yangdiperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yangberlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasikepolisian sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti kerasdan panel data dalam bentuk digital.

Pasal 27

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian terpusat tercantumdalam lampiran “A” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturanini.

Bagian Kedua

Pengorganisasian

Pasal 28

Pengorganisasian penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat meliputi:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kepala Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Karendalops);

d. Kepala Operasi (Kaops);

e. Wakil Kepala Operasi (Wakaops);

f. Kepala Sekretariat Operasi (Kasetops);

g. Kepala Pusat Data Operasi (Kapusdataops); dan

h. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas).

Pasal 29

Pejabat yang mengawaki operasi terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes Polrisecara mandiri dan/atau melibatkan personel kewilayahan, sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 14

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolri;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolri;

c. Karendalops dijabat oleh Asops Kapolri;

d. Kaops dijabat oleh fungsi yang dikedepankan pada tingkat Mabes Polri;dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabatfungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pasal 30

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh MabesPolri dan Satwil, untuk membedakannya di belakang nama jabatan dalamstruktur organisasi operasi ditambahkan pusat (pus), daerah (da), atauPolres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Mabes Polri dan Satwil pada operasi kepolisianterpusat sebagai berikut:

a. tingkat Mabes Polri:

1. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolri;

2. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat olehWakapolri;

3. Karendalopspus dijabat oleh Asops Kapolri;

4. Kaopspus dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopspus, Kasetopspus, Kapusdataopspus dan Kasatgaspusdijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polriyang ditunjuk.

b. tingkat Polda:

1. Kaopsda dijabat oleh Kapolda;

2. Wakaopsda dijabat oleh Wakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda; dan

4. Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda dijabat oleh pejabatfungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

c. tingkat Polres:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36115

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat olehpejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yangditunjuk.

Pasal 31

Struktur organisasi operasi kepolisian terpusat tercantum dalam lampiran ”B”yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan

Pasal 32

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakandengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat rencana kegiatan (Rengiat) Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telahditetapkan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat perkiraan cepat (Kirpat) apabila terjadi perubahan TO, yangdiikuti perubahan CB dan pelibatan kekuatan bila diperlukan;

g. membuat analisa dan evaluasi (Anev) harian atau mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepadapenanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

Bagian Keempat

Pengendalian

Pasal 33

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakandengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat atau voicedata video (teleconfrence);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 16

e. penilaian yang berpedoman pada standar keberhasilan operasi kepolisian;dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada penanggung jawab operasimelalui Karendalops dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) harisetelah operasi berakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

BAB IV

OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKAT POLDA

Bagian Kesatu

Perencanaan

Pasal 34

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polda secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagaiberikut:

a. melaporkan kepada Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasikepolisian;

b. penyusunan dan pengiriman direktif Kapolda kepada Kasatwil dan/atauKasatker yang akan dilibatkan dalam operasi kepolisian;

c. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Ditintelkam Polda;

d. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

e. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bidang TI Polda

f. penyusunan Renops atau Renops kontinjensi;

g. penyusunan Sprinlakops;

h. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

i. penyusunan dan pengiriman PO;

j. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

k. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

l. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36117

m. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

n. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasikepolisian sesuai kebutuhan; dan

o. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras danpanel data dalam bentuk digital.

Pasal 35

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkanpersonel Polres, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda yang dibackup Mabes Polri:

1. Kapolda mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada Kapolri,terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Asops Kapolri;

2. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani olehKapolda;

3. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera ditindaklanjutidengan permohonan secara tertulis;

4. menerima penyerahan personel Mabes Polri yang dilibatkan dalamoperasi kepolisian dari Asops Kapolri; dan

5. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dengansurat perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

b. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda denganmelibatkan personel Polres:

1. Kapolda memerintahkan Kapolres untuk menyiapkan sarana prasaranadan personel yang akan dilibatkan;

2. menerima penyerahan personel Polres yang dilibatkan dalam operasikepolisian dari Kapolres; dan

3. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian dengansurat perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

Pasal 36

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polda dan Polres dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 18

a. Polda melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34;

b. Polres melaksanakan kegiatan:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Satintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansiterkait;

3. penyusunan rencana TI oleh Seksi Teknologi Informasi Kepolisian(SITIPOL);

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yangdiperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yangberlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasikepolisian sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti kerasdan panel data dalam bentuk digital.

Pasal 37

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkatPolda tercantum dalam lampiran “C” yang merupakan bagian tidak terpisahkandari peraturan ini.

Bagian Kedua

Pengorganisasian

Pasal 38

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahanmeliputi:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36119

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Karendalops;

d. Kaops;

e. Wakaops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pasal 39

Pejabat operasi tingkat Polda pada operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polda secara mandiri dan Polda yang diback up Mabes Polridan/atau melibatkan personel Polres sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Karendalops dijabat oleh Karoops Polda;

d. Kaops dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan pada tingkat Polda;dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabatfungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pasal 40

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan olehPolda dan Polres, untuk membedakannya di belakang nama jabatan dalamstruktur organisasi operasi ditambahkan daerah (da) atau Polres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Polda dan Polres pada operasi kepolisiankewilayahan sebagai berikut:

a. tingkat Polda, meliputi:

1. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

2. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat olehWakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 20

4. Kaopsda dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopsda, Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda dijabatoleh pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yangditunjuk.

b. tingkat Polres, meliputi:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat olehpejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yangditunjuk.

Pasal 41

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda tercantumdalam lampiran ”D” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturanini.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan

Pasal 42

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahandilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telahditentukan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CBdan pelibatan kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian atau mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepadapenanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36121

Bagian Keempat

Pengendalian

Pasal 43

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahandilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung melalui surat dan/atauvoice data video (teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi kekuatan yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standarkeberhasilan operasi kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolri melalui AsopsKapolri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah operasiberakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

BAB V

OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKAT POLRES

Bagian Kesatu

Perencanaan

Pasal 44

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polres secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagaiberikut:

a. pemberitahuan kepada Polda tentang rencana penyelenggaraan operasikepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Satintelkam Polres;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 22

d. penyusunan rencana TI dibuat oleh Seksi TI Polres

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan Sprinlakops;

g. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

h. penyusunan dan pengiriman PO;

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

j. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasikepolisian sesuai kebutuhan; dan

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras danpanel data dalam bentuk digital.

Pasal 45

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polres yang diback up Polda, dengan tahapan kegiatansebagai berikut:

a. Kapolres mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada Kapolda,yang terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Karoops Polda;

b. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani olehKapolres;

c. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera ditindaklanjutidengan permohonan secara tertulis;

d. menerima penyerahan personel Polda yang dilibatkan dalam operasikepolisian dari Karoops Polda; dan

e. menetapkan personel Polda yang dilibatkan, dengan surat perintah yangditandatangani oleh Kapolres.

Pasal 46

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkatPolres tercantum dalam lampiran “E” yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari peraturan ini.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36123

Bagian Kedua

Pengorganisasian

Pasal 47

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahantingkat Polres:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kaops;

d. Wakaops;

e. Karendalops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pasal 48

Pejabat operasi tingkat Polres pada operasi kepolisian kewilayahan yangdilaksanakan oleh Polres secara mandiri dan Polres yang diback up Poldasebagai berikut:

a. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Kaops dijabat oleh Kapolres;

d. Wakaops dijabat oleh Wakapolres;

e. Karendalops dijabat oleh Kabagops; dan

f. Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat fungsi yangdikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pasal 49

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres tercantumdalam lampiran ”F” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturanini.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan

Pasal 50

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkatPolres dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 24

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telahditentukan;

d. memonitor, memetakan dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CBdan pelibatan kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian/mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepadapenanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karoops Polda.

Bagian Keempat

Pengendalian

Pasal 51

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkatPolres dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atauvoice data video (teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standarkeberhasilan operasi kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolda melalui KaroopsPolda dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah operasi berakhir,dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36125

BAB VI

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu

Penanggung Jawab Kebijakan Operasi

Pasal 52

Penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dan kewilayahanmempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. menetapkan arah kebijakan operasi kepolisian; dan

b. memberikan direktif penyelenggaraan operasi kepolisian.

Bagian Kedua

Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi

Pasal 53

Wakil penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dankewilayahan mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. membantu tugas penanggung jawab kebijakan operasi dalam penetapanarah kebijakan operasi kepolisian;

b. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan tugaspenanggung jawab kebijakan operasi; dan

c. mewakili tugas penanggung jawab kebijakan operasi apabila berhalangandan melaporkan hasilnya pada kesempatan pertama.

Bagian Ketiga

Karendalops

Pasal 54

Karendalops operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menerima arahan atau petunjuk dari penanggung jawab operasi untukditeruskan kepada jajaran pelaksana operasi;

b. membantu penanggung jawab operasi dalam pengendalian operasi;

c. melaksanakan rapat koordinasi dengan fungsi yang dilibatkan/instansiterkait;

d. menyusun Renops;

e. menyusun Sprinlakops;

f. menyusun Renlat dan menyelenggarakan Latpraops;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 26

g. menyusun dan mengirim PO;

h. menyiapkan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

i. menyusun HTCK operasi kepolisian;

j. menyiapkan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

k. menyalurkan anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

l. melaksanakan pengecekan akhir dan pembagian dukungan saranaprasarana operasi kepolisian sesuai kebutuhan;

m. melaksanakan supervisi dan/atau asistensi;

n. memantau setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

o. memberikan petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atauvoice data video (teleconference);

p. melakukan konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasikepolisian;

q. melakukan penilaian terhadap keberhasilan operasi kepolisian denganberpedoman pada standar keberhasilan operasi kepolisian; dan

r. melaporkan hasil kepada penanggung jawab kebijakan operasi/ Kaopssesuai struktur organisasi.

Pasal 55

(1) Karendalops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggungjawab kebijakan operasi Mabes Polri.

(2) Karendalops tingkat Polda bertanggung jawab kepada penanggung jawabkebijakan operasi Polda atau Kaopsda.

(3) Karendalops tingkat Polres bertanggung jawab kepada Kaops atauKaopres.

Bagian Keempat

Kaops

Pasal 56

(1) Kaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. melaksanakan Latpraops;

b. menyiapkan ruang pengendalian operasi yang berisi tentang petasituasi, tugas pokok, pelaksanaan, administrasi, dan Kodal operasikepolisian yang ditempatkan di ruang pengendalian operasi dalambentuk digital;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36127

c. melaksanakan dan mengendalikan operasi; dan

d. memimpin kegiatan Anev dan melaporkan hasilnya kepadapenanggung jawab kebijakan operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kaopsdibantu oleh Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas.

Pasal 57

(1) Kaops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggung jawabkebijakan operasi Mabes Polri.

(2) Pada operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan Mabes Polri danSatwil, Kaops tingkat Polda bertanggung jawab kepada Kaopspus, danKaopsres bertanggung jawab kepada Kaopsda atau Kapolda.

(3) Pada operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda yang dilaksanakansecara bersama oleh Polda dan Polres, Kaopsda bertanggung jawab kepadapenanggung jawab kebijakan operasi Polda atau Kapolda, dan Kaopsresbertanggung jawab kepada Kaopsda.

(4) Pada operasi kepolisian kewilayahan secara mandiri yang dilaksanakanoleh Polres, dan Polres yang diback up oleh Polda, Kaops tingkat Polresbertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan operasi Poldaatau Kapolda.

Bagian Kelima

Wakaops

Pasal 58

(1) Wakaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan tugasKaops;

b. mewakili dan mengendalikan pelaksanaan operasi, bila Kaopsberhalangan dan melaporkan hasilnya kepada Kaops pada kesempatanpertama;dan

c. mengkoordinir tugas yang dilaksanakan Karendalops, Kasetops danKapusdataops.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Wakaops bertanggung jawab kepadaKaops.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 28

Bagian Keenam

Kasetops

Pasal 59

(1) Kasetops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menyelenggarakan administrasi operasi;

b. menyusun Rengiat harian dan mingguan Kaops;

c. menghimpun Rengiat harian dan mingguan Kasatgas; dan

d. membuat laporan Anev harian/mingguan dan laporan akhir hasiloperasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasetops dibantu oleh unsur administrasidan sarpras, dan bertanggung jawab kepada Kaops.

Bagian Ketujuh

Kapusdataops

Pasal 60

(1) Kapusdataops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menyiapkan posko dan perlengkapannya;

b. menghimpun dan mencatat laporan harian dari para Kasatgas;

c. memantau perkembangan situasi; dan

d. menyiapkan akses komunikasi (voice data video/teleconference,internet, faximile, handy talky dan telepon).

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kapusdataops bertanggung jawab kepadaKaops.

Pasal 61

Kelengkapan ruang posko operasi kepolisian tercantum dalam lampiran “G”yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Bagian Kedelapan

Kasatgas

Pasal 62

(1) Kasatgas pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. membuat Rengiat;

b. menetapkan CB teknis dan taktis;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36129

c. memimpin pelaksanaan operasi dalam pengungkapan ataupenyelesaian TO;

d. mengendalikan operasional Satgas; dan

e. melaporkan kegiatan dan hasil operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasatgas bertanggung jawab kepadaKaops.

BAB VII

SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN

Bagian Kesatu

Sarana Prasarana

Pasal 63

(1) Sarana prasarana menggunakan inventaris yang ada dan sarana prasaranalain sesuai kebutuhan rencana operasi kepolisian.

(2) Sarana prasarana operasi kepolisian disiapkan oleh pengemban fungsipendukung bidang sarana prasarana yang dikoordinasikan denganKarendalops.

(3) Penetapan spesifikasi teknis sarana prasarana ditentukan oleh penggunaakhir yang dikoordinasikan dengan Karendalops.

(4) Pembiayaan operasionalisasi sarana prasarana khusus untuk operasikepolisian dibebankan pada anggaran operasi kepolisian.

Bagian Kedua

Anggaran

Pasal 64

(1) Dukungan anggaran operasi kepolisian bersumber dari:

a. anggaran bersyarat Kapolri;

b. anggaran kontinjensi Satker Mabes atau Polda;atau

c. DIPA.

(2) Dalam hal satuan kewilayahan menerima bantuan kekuatan personel darikesatuan atas, anggarannya ditanggung oleh :

a. yang memberikan bantuan; dan/atau

b. yang menerima bantuan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 30

(3) Mekanisme penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlakudan ditetapkan sesuai alokasi anggaran yang tersedia.

(4) Dukungan anggaran operasi kepolisian meliputi:

a. latihan pra operasi;

b. penggelaran personel operasi;

c. dukungan operasional perorangan berupa uang saku, uangmakan/ektra puding, dana satuan, jasa angkutan, bekal kesehatan dankodal;

d. supervisi dan/atau asistensi;

e. perencanaan operasi;

f. pergeseran personel operasi;

g. operasional Satgas;

h. BBM;

i. akomodasi dan transportasi;

j. operasional kapal, pesawat dan/atau satwa;

k Kodal penanggung jawab kebijakan operasi;

l. administrasi operasi;

m. Anev operasi kepolisian;

n. penyelidikan dan penyidikan;

o. dukungan operasional TI;

p. penggelaran peralatan;

q. dokumentasi dan publikasi; dan

r. sarana kontak.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 65

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan yang berkaitan denganManajemen Operasi Kepolisiaan dinyatakan masih berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan peraturan ini.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36131

Pasal 66

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri diundangkan denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 22 Juni 2011

KEPALA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA,

TIMUR PRADOPO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 22 Juni 2011

MENTERI HUKUM DAN HAM

REPUBLIK INDONESIA,

PATRIALIS AKBAR

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 32

LAMPIRANPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011TENTANG MANAJEMEN OPERASI KEPOLISIAN

A. FORMAT ADMINISTRASI OPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT

1. Contoh format Direktif Kapolri

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRI DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : PARA KAPOLDA

TEMBUSAN : 1. IRWASUM POLRI2. PARA KABA POLRI3. ASOPS KAPOLRI4. ……………………

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF TTK DUA

SATU TTK KEP KAPOLRI NOMOR : KEP/…/…./2010 TGL .... 2010TTG RENCANA KERJA POLRI T.A. 2011 TTK

DUA TTK PERKIRAAN KEADAAN INTELIJEN KEAMANANTAHUN 2011 ………… TTK

TIGA TTK PERKEMBANGAN SITKAMTIBMAS ……………… TTK

BBB TTK BERKAITAN DGN BUTIR AAA TSB DI ATAS KMA DIPERINTAHKANKEPADA PARA KA UTK TTK DUA

SATU TTK MELAKS OPS (BENTUK OPS) .………………….......TTKDUA TTK MENGGUNAKAN SANDI……………………………...TTKTIGA TTK LAMA OPS (JUMLAH HARI) ......................................TTK

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36133

EMPAT TTK DLM PELAKS OPS KEPOL INI MENGGUNAKANANGGARAN BERSUMBER DR ............TTK

CCC TTK STR BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLRI

TIMUR PRADOPO

SURAT TELEGRAM KAPOLRINOMOR : STR/ /III/2011TANGGAL: MARET 2011

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 34

2. Contoh format Perintah Operasi (PO)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRI DERAJAT : KILATKLASIFIKASI:

RAHASIA

KEPADA : 1. ............................2. PARA KAPOLDA

TEMBUSAN: 1. IRWASUM POLRI2. PARA KABA POLRI3. ASOPS KAPOLRI4. …………………..

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF RENOPS “ …………” NOMOR : R/RENOPS/ /III/2011 TGL … -3-2011 TTG ……………………………TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT ….. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN TERPUSAT KMA DGN SANDI “ ……………..”DINYATAKAN BERLAKU TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBSKAPOLRI

TIMUR PRADOPO

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36135

3. Contoh format berakhirnya pelaksanaan operasi.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRI DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : 1. ............................2. PARA KAPOLDA

TEMBUSAN : 1. IRWASUM POLRI2. PARA KABA POLRI3. ASOPS KAPOLRI4. …………………..

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF STR KAPOLRI NOMOR : STR/ / /2011 TGL ……..2011 TTGPERINTAH OPERASI …………. TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT ….. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN TERPUSAT KMA DGN SANDI “……………..”DINYATAKAN SELESAI TTK/ DIPERPANJANG SAMPAI DGN............TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBSKAPOLRI

TIMUR PRADOPO

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 36

4. Contoh format Sprinlaksops

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

SURAT PERINTAHNomor: Sprin/ /III/2011

Pertimbangan: bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan…………………………. dipandang perlu untuk mengeluarkan suratperintah.

Dasar : Rencana Operasi “…………………” Nomor : R/Renops /III/2011tanggal ……. Maret 2011 tentang ………………………………

DIPERINTAHKAN

Kepada : NAMA, PANGKAT DAN JABATAN SESUAI YANG TERCANTUMDALAM LAMPIRAN SURAT PERINTAH INI.

Untuk : 1. melaksanakan operasi kepolisian terpusat, dengan sandi“…………….”;

2. tugas dilaksanakan mulai tahap persiapan sampai dengankonsolidasi;

3. tersebut nomor urut 7 s.d. dst dibebaskan dari kegiatankepolisian;

4. melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Kapolri;

5. melaksanakan perintah ini dengan sebaik-baiknya dan penuhrasa tanggung jawab.

Selesai.

Dikeluarkan di: Jakartapada tanggal : Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA

Tembusan: Drs. TIMUR PRADOPOJENDERAL POLISI

Distribusi A-2 dan B-1 Mabes Polri.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36137

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 38

5. Contoh format Rencana Operasi (Renops)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MARKAS BESAR

Rencana Operasi: …………………………………………………………………………….

Nomor : R/Renops/ /III/2011

Penunjukan : Dokumen:

a. ………………………………………

b. ………………………………………

c. ………………………………………

d. dan seterusnya.

Daerah waktu : WIB, WITA dan WIT

Sandi operasi : “……………………..”

I. SITUASI:

(berisi gambaran umum dan khusus mengapa operasi kepolisian dilaksanakan).

II. TUGAS POKOK:

( berisi uraian singkat pelaksanaan operasi serta upaya yang dilakukan dalammenangani target operasi dengan waktu yang telah ditetapkan).

III. PELAKSANAAN

1. Konsep operasi.

(berisi jenis, sifat dan bentuk operasi).

2. Tujuan, sasaran dan target operasi.

a. tujuan.b. sasaran.c. target operasi (TO hanya dicantum untuk operasi yang bersifat terbuka, TO

untuk operasi yang bersifat tertutup hanya dicantumkan dalam prinlakops).

3. Cara bertindak.

4. Daerah operasi.

5. Penahapan operasi.

a. tahap persiapan.b. tahap pelaksanaan.c. tahap konsolidasi.

6. Struktur organisasi dan penjabaran tugas.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36139

IV. PENGENDALIAN

7. Instruksi dan koordinasi

8. Sistem pelaporan.

9. Jaringan komunikasi

V. ADMINISTRASI, PERSONEL, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN

10. Administrasi

11. Personel

12. Sarana dan prasarana

13. Anggaran

VI. PENUTUP

Lampiran:

a. Kirsus intelijen.b. Daftar distribusi.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

TIMUR PRADOPO

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 40

6. Contoh format Rencana Latihan Pra Operasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

RENCANA PELATIHAN PRA OPERASI“ ................................................................................ “

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

II. PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN PRA OPERASI

4. Tema pelatihan

5. Tujuan pelatihan

6. Sasaran pelatihan

7. Macam, metode, tingkat dan sifat pelatihan

8. Materi pelatihan

9. Tempat dan waktu pelaksanaan pelatihan

10. Peserta pelatihan

11. Dukungan pelatihan

a. TI, Alut dan Alsus

b. Dukungan anggaran

III. INTRUKSI DAN KOORDINASI

12. Instruksi

13. Koordinasi

IV PENUTUP

Jakarta, Maret 2011

KARENDALOPS

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36141

7. Contoh format Laporan Akhir Pelaksanaan Operasi Kepolisian.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN OPERASI KEPOLISIAN“ ……………………………………………”

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

4. Ruang lingkup

5. Tata urut

II. PELAKSANAAN

6. Tahap persiapan

7. Tahap pelaksanaan

8. Tahap pengakhiran

III. HASIL YANG DICAPAI

9. Hasil yang dicapai (target operasi yang berhasil dicapai atau diungkap).

10. Penyerapan dan sisa anggaran operasi

11. Kendala

12. Analisa dan evaluasi

IV. PENUTUP

13. Kesimpulan

14. Saran

Demikian laporan akhir pelaksanaan operasi kepolisian ”........................”ini disusun, untuk dijadikan bahan masukan dan pertimbangan pimpinan untukmenentukan kebijakan lebih lanjut.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA OPERASI

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 42

B. STRUKTUR ORGANISASI OPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT(MABES POLRI SECARAMANDIRI)

KARENDALOPS

KA OPS

KAPUSDATAOPSKASETOPS

WAKA OPS

PENANGGUNG JWB BIJAK OPS

WAKIL P. JWB BIJAK OPS

KASATGAS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36143

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT

(MABES POLRI MELIBATKAN PERSONELKEWILAYAHAN)

KARENDALOPS

KA OPS

KAPUSDATAOPSKASETOPS

WAKA OPS

KASATGAS

Keterangan:

: satgas yang diawaki oleh gabungan personel dari Mabesdan personel kewilayahan atau hanya personel kewilyahan.

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BIJAKOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 44

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN TERPUSAT

(MABES POLRI DAN SATWIL)

KAPUSDATAOPSPUS

KARENDALOPSPUS

KAOPSPUS

KASETOPSPUS

WAKAOPSPUS

KARENDALOPSDA

KARENDALOPSRES

KAPUSDATAOPSRESKASETOPSRES

KASETOPSDA KAPUSDATAOPSDA

KASATGASPUS

WAKAOPSRES

KAOPSRES

WAKAOPSDA

KAOPSDA

KASATGASPUS

KASATGASDA KASATGASDA

KASATGASDA KASATGASDA

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BIJAKOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAMARKAS BESAR

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36145

C. FORMAT ADMINISTRASI OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKATPOLDA

1. Contoh format Direktif Kapolda

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH......................

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLDA DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : PARA KAPOLRES

TEMBUSAN: 1. KAPOLRI2. IRWASUM POLRI3. PARA KABA POLRI4. ASOPS KAPOLRI5. ……………………

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF TTK DUA

SATU TTK KEP KAPOLDA NOMOR : KEP/…/…/2010 TGL …. 2010TTG RENCANA KERJA POLDA .. T.A. 2011 TTK

DUA TTK PERKIRAAN INTELIJEN KEAMANAN POLDA ……..TAHUN 2011 TTK

TIGA TTK PERKEMBANGAN SITKAMTIBMAS ………… TTK

BBB TTK BERKAITAN DGN BUTIR AAA TSB DI ATAS KMA MAKADIPERINTAHKAN KEPADA PARA KA UTK TTK DUA

SATU TTK MELAKS OPS (BENTUK OPS) .……………………..TTKDUA TTK MENGGUNAKAN SANDI……………………………..TTKTIGA TTK LAMA OPS (JUMLAH HARI) ....................................TTKEMPAT TTK DLM PELAKS OPS KEPOL INI MENGGUNAKAN

ANGGARAN BERSUMBER DR ............TTK

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 46

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36147

2. Contoh format Perintah Operasi (PO)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ……………

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLDA DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : 1. ...............................2. PARA KAPOLRES

TEMBUSAN:1. KAPOLRI2. IRWASUM POLRI3. PARA KABA POLRI4. ASOPS KAPOLRI5. ……………………

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL 00-3-2011

AAA TTK REF RENOPS “ ………..” NOMOR : R/RENOPS/ /I/2011 TGL ……. -3-2011 TTG ……………………………TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT …. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN KEWILAYAHAN KMA DGN SANDI “……………..”DINYATAKAN BERLAKU TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLDA.................

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 48

3. Contoh format Jawaban Perintah Operasi.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ..........

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLDA DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : KAPOLRI

TEMBUSAN: 1. IRWASUM POLRI2. PARA KABA POLRI3. ASOPS KAPOLRI4. …………………..

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL ….-3-2011

AAA TTK REF TTK DUA

SATU TTK RENOPS “ …………. ” NOMOR : R RENOPS//III/2011 TGL … -3-2011 TTG ……………………………TTK

DUA TTK STR KAPOLRI NOMOR : STR/..... /..../2011 TGL ....2011 TTG BERLAKUNYA OPS ......TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF AAA TSB DI ATAS KMA BERSAMA INIDILAPORKAN KPD KA BAHWA SURAT TELEGRAM DIMAKSUDSUDAH DITERIMA DAN MENGERTI UL SUDAH DITERIMA DANMENGERTI DAN SIAP MELAKSANAKAN TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT LAPORAN TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLDA .....................

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36149

4. Contoh format berakhirnya pelaksanaan operasi.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ……….

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLDA DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : 1. ............................2. PARA KAPOLRES

TEMBUSAN:1. IRWASUM POLRI2. PARA KABA POLRI3. ASOPS KAPOLRI4. …………………..

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF STR KAPOLDA NOMOR : STR/ / /2011 TGL ……2011 TTGPERINTAH OPERASI …………. TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT ….. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN KEWILAYAHAN KMA DGN SANDI “……………..” KMADINYATAKAN SELESAI TTK/ DIPERPANJANG SAMPAI DGN...........TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLDA.................

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 50

5. Contoh format Sprinlaksops

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………

SURAT PERINTAHNomor : Sprin/ /III/2011

Pertimbangan: bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan ………………………..dipandang perlu untuk mengeluarkan surat perintah.

Dasar : Rencana Operasi “……………” Nomor : R/Renops /III/2011 tanggal …….Maret 2011 tentang ………………………………

DIPERINTAHKAN

Kepada : NAMA, PANGKAT DAN JABATAN SESUAI YANG TERCANTUM DALAMLAMPIRAN SURAT PERINTAH INI.

Untuk : 1. melaksanakan operasi kepolisian kewilayahan, dengan sandi“…………….”;

2. tugas dilaksanakan mulai tahap persiapan sampai dengan

konsolidasi;

3. tersebut nomor urut 7 s.d. dst dibebaskan dari kegiatan

kepolisian;

4. melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Kapolda;

5. melaksanakan perintah ini dengan sebaik-baiknya dan penuhrasa tanggung jawab.

Selesai.Dikeluarkan di: Jakartapada tanggal : Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH …………………………

Tembusan: ……………………….……………………….

1. Kapolri.2. Irwasum Polri.3. Kaba ....... Polri.4. Asops Kapolri.5. ………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36151

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 52

6. Contoh format Rencana Operasi (Renops)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………

Rencana Operasi: …………………………………………………………………………….

Nomor : R/Renops/ /III/2011

Penunjukan : Dokumen:

a. ………………………………………

b. ………………………………………

c. ………………………………………

d. dan seterusnya.

Daerah waktu : WIB, WITA dan WIT

Sandi operasi : “……………………..”

I. SITUASI:

(berisi gambaran umum dan khusus mengapa operasi kepolisian dilaksanakan).

II. TUGAS POKOK:

(berisi uraian singkat pelaksanaan operasi serta upaya yang dilakukan dalammenangani target operasi dengan waktu yang telah ditetapkan).

III. PELAKSANAAN

1. Konsep operasi

(berisi jenis, sifat dan bentuk operasi)

2. Tujuan, sasaran dan target operasi.

a. tujuan.b. sasaran.c. target operasi (TO hanya dicantum untuk operasi yang bersifat

terbuka, TO untuk operasi yang bersifat tertutup hanya dicantumkandalam prinlakops).

3. Cara bertindak.

4. Daerah operasi.

5. Penahapan operasi.

a. tahap persiapan.b. tahap pelaksanaan.c. tahap konsulidasi.

6. Struktur organisasi dan penjabaran tugas.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36153

IV. PENGENDALIAN

7. Instruksi dan koordinasi8. Sistem pelaporan.9. Jaringan komunikasi

V. ADMINISTRASI, PERSONEL, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN

10. Administrasi11. Personel12. Sarana dan prasarana13. Anggaran

VI. PENUTUP

Lampiran:1. Kirsus intelijen.b. Daftar distribusi.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN DAERAH …………………………

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 54

7. Contoh format Rencana Latihan Pra Operasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH .......

RENCANA PELATIHAN PRA OPERASI“ ................................................................................ “

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

II. PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN PRA OPERASI

4. Tema pelatihan

5. Tujuan pelatihan

6. Sasaran pelatihan

7. Macam, metode, tingkat dan sifat pelatihan

8. Materi pelatihan

9. Tempat dan waktu pelaksanaan pelatihan

10. Peserta pelatihan

11. Dukungan pelatihan

a. TI, Alut dan Alsus

b. Dukungan anggaran

III. INTRUKSI DAN KOORDINASI

12. Instruksi

13. Koordinasi

IV PENUTUP

Jakarta, Maret 2011

KARENDALOPSDA

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36155

8. Contoh format Laporan Akhir Pelaksanaan Operasi Kepolisian.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ………….

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN OPERASI KEPOLISIAN“ ……………………………………………”

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

4. Ruang lingkup

5. Tata urut

II. PELAKSANAAN

6. Tahap persiapan

7. Tahap pelaksanaan

8. Tahap pengakhiran

III. HASIL YANG DICAPAI

9. Hasil yang dicapai (target operasi yang berhasil dicapai ataudiungkap).

10. Penyerapan dan sisa anggaran operasi

11. Kendala

12. Analisa dan evaluasi

IV. PENUTUP

13. Kesimpulan

14. Saran

Demikian laporan akhir pelaksanaan operasi kepolisian”........................” ini disusun, untuk dijadikan bahan masukan danpertimbangan pimpinan untuk menentukan kebijakan lebih lanjut.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA OPERASI

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 56

D. STRUKTUR ORGANISASI OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKATPOLDA

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN

(POLDA SECARA MANDIRI)

KASATGAS

KARENDALOPS

KASETOPS KAPUSDATAOPS

WAKAOPS

KAOPS

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BIJAKOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ………………

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36157

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN

(POLDA DI BACK UP MABES POLRI DAN/ ATAU MELIBATKAN PERSONELPOLRES)

KASATGAS

KARENDALOPS

KASET OPS KAPUSDATAOPS

WAKAOPS

KAOPS

Keterangan :

: satgas yang diawaki oleh personel dari Mabesdan gabungan personel Polda dan Polres.

PENANGGUNG JWB BIJAK OPS

WAKIL P. JWB BIJAK OPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA

DAERAH …………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 58

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN

(POLDA DAN POLRES)

KASATGASDA

KARENDALOPSDA

KASETOPSDA KAPUSDATAOPSDA

WAKAOPSDA

KAOPSDA

KASETOPSRES KAPUSDATAOPSRES

WAKAOPSRES

KAOPSRES

KASATGASDA

KASATGASRES KASATGASRES

KARENDALOPSRES

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BIJAKOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………………

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36159

E. FORMAT ADMINISTRASI OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKATPOLRES

1. Contoh format Perintah Operasi (PO)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ……………RESOR …………….

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRES …… DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : 1. PARA KASAT ….2. PARA KAPOLSEK …..

TEMBUSAN: 1. KAPOLDA2. IRWASDA POLDA3. KARO OPS POLDA4. DIR ......... POLDA

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL 00-3-2011

AAA TTK REF RENOPS “ ………” NOMOR : R/RENOPS/ /III/2011 TGL 00-3-2011 TTG ……………………………TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT …. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN KEWILAYAHAN KMA DGN SANDI “……………..” KMADINYATAKAN BERLAKU TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLRES..............

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 60

2. Contoh format Jawaban Perintah Operasi (PO)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH .....RESOR ......

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRES.... DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : KAPOLDA .....

TEMBUSAN:1. IRWASDA POLDA2. KARO OPS POLDA3. DIR ...... POLDA4. …………………..

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL 00-3-2011

AAA TTK REF TTK DUA

SATU TTK RENOPS “ ………” NOMOR : R/RENOPS/........./III/2011 TGL 00-3-2011 TTG ...............TTK

DUA TTK STR KAPOLDA NOMOR : STR/..... /III/2011 TGL .......2011 TTG PERINTAH OPS ......TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF AAA TSB DI ATAS BERSAMA INIDILAPORKAN KPD KA BAHWA SURAT TELEGRAM DIMAKSUDSUDAH DITERIMA DAN MENGERTI UL SUDAH DITERIMA DANMENGERTI DAN SIAP MELAKSANAKAN TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT LAPORAN TTK

DDD TTK DUM TTK HBSKAPOLRES..............

...............................................................

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36161

3. Contoh format berakhirnya pelaksanaan operasi.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ………

SURAT TELEGRAM

DARI : KAPOLRES…… DERAJAT : KILATKLASIFIKASI: RAHASIA

KEPADA : 1. PARA KASAT…….2. PARA KAPOLSEK……

TEMBUSAN: 1. KAPOLDA2. IRWASDA POLDA3. KARO OPS POLDA4. DIR ......... POLDA

NOMOR: STR/ /III/2011 TGL … -3-2011

AAA TTK REF STR KAPOLRES NOMOR : STR/ / /2011 TGL ……..2011 TTGPERINTAH OPERASI …………. TTK

BBB TTK SEHUBUNGAN DGN REF DI ATAS KMA DGN INI DIBERITAHUKANKPD KA BAHWA TMT ….. MARET 2011 PKL 00.00 WIB OPSKEPOLISIAN KEWILAYAHAN KMA DGN SANDI “……………..” KMADINYATAKAN SELESAI TTK/ DIPERPANJANG SAMPAI DGN .........TTK

CCC TTK STR INI BERSIFAT PERINTAH UTK DILAKS TTK

DDD TTK DUM TTK HBS

KAPOLRES.................

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 62

4. Contoh format Sprinlaksops

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………RESOR ………….

SURAT PERINTAHNomor: Sprin/ /III/2011

Pertimbangan: bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan ………………………dipandang perlu untuk mengeluarkan surat perintah.

Dasar : Rencana Operasi “…………………” Nomor : R/Renop /III/2011tanggal ……. Maret 2011 tentang ………………………………

DIPERINTAHKAN

Kepada : NAMA, PANGKAT DAN JABATAN SESUAI YANG TERCANTUMDALAM LAMPIRAN SURAT PERINTAH INI.

Untuk : 1. melaksanakan operasi kepolisian kewilayahan, dengan sandi“…………….”;

2. tugas dilaksanakan mulai tahap persiapan sampai dengankonsolidasi;

3. tersebut nomor urut 7 s.d. dst dibebaskan dari kegiatan kepolisian;

4. melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Kapolres;

5. melaksanakan perintah ini dengan sebaik-baiknya dan penuh rasatanggung jawab.

Selesai.

Dikeluarkan di: Jakartapada tanggal : Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN RESOR ………………………

……………………….Tembusan: ……………………….1. Kapolda.....2. Irwasda Polda.....3. Karo Ops Polda.....4. Para Dir Polda.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36163

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 64

6. Contoh format Rencana Operasi (Renops)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………RESOR ………….

Rencana Operasi: …………………………………………………………………………

Nomor : R/Renops/ /III/2011

Penunjukan : Dokumen:

a. ………………………………………b. ………………………………………c. ………………………………………d. dan seterusnya.

Daerah waktu : WIB, WITA dan WIT

Sandi operasi : “……………………..”

I. SITUASI:(berisi gambaran umum dan khusus mengapa operasi kepolisian dilaksanakan).

II. TUGAS POKOK:( berisi uraian singkat pelaksanaan operasi serta pelibatan satuan kewilayahan/back-up yang dilakukan dalam menangani target operasi dengan waktu yangtelah ditetapkan).

III. PELAKSANAAN

1. Konsep Operasi.(berisi jenis, sifat dan bentuk operasi).

2. Tujuan sasaran dan target operasi.a. tujuan.b. sasaran.c. target operasi (TO hanya dicantum untuk operasi yang bersifat

terbuka, TO untuk operasi yang bersifat tertutup hanyadicantumkan dalam Prinlakops).

d. cara bertindak.

3. Daerah operasi.

4. Penahapan operasi.a. tahap persiapan.b. tahap pelaksanaan.c. tahap konsulidasi.

5. Struktur organisasi dan penjabaran tugas.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36165

IV. PENGENDALIAN

7. Instruksi dan koordinasi8. Sistem pelaporan.9. Jaringan komunikasi

V. ADMINISTRASI, PERSONEL, SARANA PRASARANA DAN ANGGARAN

10. Administrasi11. Personel12. Sarana dan prasarana13. Anggaran

VI. PENUTUP

Lampiran:a. Kirsus intelijen.b. Daftar distribusi.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA KEPOLISIAN RESOR ……………………

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 66

7. Contoh format Rencana Latihan Pra Operasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………RESOR ………….

RENCANA PELATIHAN PRA OPERASI“ ................................................................................ “

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

II. PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN LATIHAN PRA OPERASI

4. Tema pelatihan

5. Tujuan pelatihan

6. Sasaran pelatihan

7. Macam, metode, tingkat dan sifat pelatihan

8. Materi pelatihan

9. Tempat dan waktu pelaksanaan pelatihan

10. Peserta pelatihan

11. Dukungan pelatihan

a. TI, Alut dan Alsus

b. Dukungan anggaran

III. INTRUKSI DAN KOORDINASI

12. Instruksi

13. Koordinasi

IV PENUTUP

Jakarta, Maret 2011

KARENDALOPS

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36167

8. Contoh format Laporan Akhir Pelaksanaan Operasi Kepolisian.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH ……….RESOR …………

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN OPERASI KEPOLISIAN“ ……………………………………………”

I. PENDAHULUAN

1. Umum

2. Dasar

3. Maksud dan tujuan

4. Ruang lingkup

5. Tata urut

II. PELAKSANAAN

6. Tahap persiapan

7. Tahap pelaksanaan

8. Tahap pengakhiran

III. HASIL YANG DICAPAI

9. Hasil yang dicapai (target operasi yang berhasil dicapai atau diungkap).

10. Penyerapan dan sisa anggaran operasi

11. Kendala

12. Analisa dan evaluasi

IV. PENUTUP

13. Kesimpulan

14. Saran

Demikian laporan akhir pelaksanaan operasi kepolisian ”......................”ini disusun, untuk dijadikan bahan masukan dan pertimbangan pimpinan untukmenentukan kebijakan lebih lanjut.

Jakarta, Maret 2011

KEPALA OPERASI

……………………….……………………….

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 68

F. STRUKTUR ORGANISASI OPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN TINGKATPOLRES

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN

(POLRES SECARA MANDIRI)

KASATGAS

KARENDALOPS

KASETOPS KAPUSDATAOPS

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BJAKOPS

KAOPS

WAKAOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………………RESOR ..........................

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36169

STRUKTUR ORGANISASIOPERASI KEPOLISIAN KEWILAYAHAN

(POLRES DIBACK-UP POLDA)

KASATGAS

KARENDALOPS

KASETOPS KAPUSDATAOPS

Keterangan :

: satgas yang diawaki oleh personel Polda.

PENANGGUNG JWB BIJAKOPS

WAKIL P. JWB BJAKOPS

KAOPS

WAKAOPS

Jakarta, Maret 2011

PENANGGUNG JAWAB KEBIJAKAN OPERASI

……………………….……………………….

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH …………………RESOR ..........................

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.361 70

G. KELENGKAPAN POSKO OPERASI KEPOLISIAN

1. PIRANTI LUNAK OPERASI

a. Buku mutasi.

b. Buku ekspedisi.

c. Rencana Operasi (Renops)/Rencana Operasi Kontijensi (RenopsKontijensi).

d. Perintah Operasi (PO).

e. Surat Perintah Pelaksanaan Operasi (Sprinlaksops).

f. Jadwal piket posko operasi.

g. Direktif Kapolri/Kapolda.

h. Perkap MOK.

i. Buku perundang-undangan/perkap yang terkait dengan operasikepolisian.

2. PIRANTI KERAS OPERASI

a. Telepon.

b. HT.

c. Faksimile.

d. Komputer.

e. LCD proyektor.

f. Internet.

g. GPS.

h. CCTV.

i. Audio vidcon.

j. Jam dinding.

k. Perlengkapan mebeler dan alat tulis.

l. Panel data operasi.

3. PANEL DATA OPERASI

a. Situasi:

1) Peta/daerah operasi.

2) Astagrata.

3) Analisa SWOT.

4) Permasalahan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2011, No.36171

5) Potensi Gangguan (PG).

6) Ambang Gangguan (AG).

7) Gangguan Nyata (GN).

8) Sasaran Operasi.

9) Target Operasi (TO).

10) Cara Bertindak (CB).

b. Tugas Pokok:

1) Struktur organisasi.

2) Pejabat/anggota yang terlibat dalam operasi.

3) Job discription

c. Pelaksanaan:

1) Penahapan operasi:

a) tahap persiapan.

b) tahap pelaksanaan.

c) tahap pengendalian.

2) Rencana kegiatan satgas.

3) Tabulasi kejadian.

4) Hasil kegiatan satgas.

5) Laporan harian, mingguan dan bulanan

6) Hasil Anev harian, mingguan, dan bulanan.

d. Sarana prasarana dan anggaran:

1) Sarana prasarana.

2) Anggaran.

e. Pengendalian:

1) Instruksi dan koordinasi.

2) Sistem pelaporan.

3) Jaringan komunikasi.

www.djpp.kemenkumham.go.id