BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1115-2015.pdf ·...

41
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1115, 2015 LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; b. bahwa secara substansi Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya; www.peraturan.go.id

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn1115-2015.pdf ·...

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.1115, 2015 LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. AngkaKredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

NOMOR 26 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN

FUNGSIONAL WIDYAISWARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang JabatanFungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswaradan Angka Kreditnya telah dicabut dan dinyatakan tidakberlaku;

b.bahwa secara substansi Peraturan Kepala LembagaAdministrasi Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentangPetunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara danAngka Kreditnya sebagai tindak lanjut dari PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswaradan Angka Kreditnya harus disesuaikan denganPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentangJabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya;

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 2

c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimanadimaksud pada huruf b ditetapkan dengan PeraturanKepala Lembaga Administrasi Negara;

Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang AparaturSipil Negara (Lembaran Negara Republik InddonesiaTahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5494);

2.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentangJabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3547), sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121);

3.Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentangFormasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4332);

4.Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentangPengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4016),sebagaimana telah dua kali diubah terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 188,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5467);

5.Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentangKenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017),sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4193);

6.Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

www.peraturan.go.id

2015, No.11153

Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, danPemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263),sebagaimana telah dua kali diubah terakhir denganPeraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164);

7.Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5135);

8.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentangPenilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5258);

9.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentangPemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang MencapaiBatas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58);

10.Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentangLembaga Administrasi Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127);

11.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara danAngka Kreditnya (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor 1068);

12.Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negaradan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun2015 dan Nomor 8 Tahun 2015 tentang KetentuanPelaksanaan Peraturan Menteri PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RepublikIndonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang JabatanFungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 335);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARATENTANG PEDOMAN PENILAIAN ANGKA KREDITJABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA.

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 4

Pasal 1

Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara yangselanjutnya disebut Pedoman sebagaimana tercantum dalam LampiranPeraturan ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan ini.

Pasal 2

Pedoman sebagaimana dalam Pasal 1 dijadikan sebagai acuan dalammelakukan penilaian angka kredit jabatan fungsional Widyaiswara. Hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjutoleh Instansi Pembina.

Pasal 3

Penilaian Angka Kredit yang dilakukan sebelum bulan Oktober 2015mengacu pada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 3Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswaradan Angka Kreditnya.

Pasal 4

Pada saat mulai berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan KepalaLembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun 2010 tentang PetunjukTeknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Kepala ini berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 20 April 2015

KEPALA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

AGUS DWIYANTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 Juli 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

www.peraturan.go.id

2015, No.11155

YASONNA H. LAOLY

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penilaian angka kredit jabatan fungsional Widyaiswara merupakanproses untuk mengukur kinerja Widyaiswara dalam melaksanakantugas dan fungsinya. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimanapenilaian angka kredit dilakukan, dalam hal ini unsur maupun subunsur kegiatan Widyaiswara beserta syarat dan kriteria penilaiannya,menjadi penting diketahui oleh para Widyaiswara. Dengan pemahamanyang baik, seorang Widyaiswara dapat memprediksi karier dankinerjanya.

Komponen penilaian angka kredit Widyaiswara diatur dalam PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yangselanjutnya disingkat Peraturan MenPAN dan RB Nomor 22 Tahun 2014tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya. Namundemikian, pengaturan dalam Peraturan MenPAN dan RB tersebut masihbersifat umum, sehingga membutuhkan ketentuan pelaksanaan yanglebih jelas.

Selain penting bagi para Widyaiswara, ketentuan pelaksanaan yang lebihjelas juga penting bagi Tim Penilai yang terdiri dari Tim Penilai Pusat(TPP), Tim Penilai Instansi (TPI), dan Tim Penilai Daerah (TPD) untukmenyamakan persepsi dalam melakukan penilaian angka kreditWidyaiswara. Dengan persepsi yang sama diharapkan tidak ada masalahantara Widyaiswara dan Tim Penilai dalam penilaian angka kredit.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka diperlukan suatukebijakan sebagai penjabaran yang bersifat lebih jelas dari PeraturanMenPAN dan RB Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pedoman PenilaianAngka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara.

B.Tujuan dan Sasaran

Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada Widyaiswaradan Tim Penilai dalam melaksanakan penilaian dan penghitungan angkakredit. Dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang ingin dicapaioleh Pedoman ini adalah:

1.Adanya persamaan persepsi dalam penilaian dan penghitungan angka

LAMPIRANPERATURANKEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARANOMOR 26 TAHUN 2015TENTANGPEDOMAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATANFUNGSIONAL WIDYAISWARA

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 6

kredit;

2. Penilaian dan penghitungan angka kredit bisa dilakukan sesuaidengan standar yang ditetapkan.

C.Pengertian

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah jabatan yang mempunyairuang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untukmelakukan kegiatan mendidik, mengajar, dan/atau melatih PegawaiNegeri Sipil (PNS) yang selanjutnya disingkat Dikjartih PNS, danmelakukan Evaluasi dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihanyang selanjutnya disingkat Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.

2. Formasi Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah jumlah dansusunan Jabatan Fungsional Widyaiswara PNS yang diperlukan olehsuatu Lembaga Diklat Pemerintah untuk melaksanakan tugas pokokdan fungsinya dalam jangka waktu tertentu.

3. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsionaloleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab,wewenang, dan hak untuk Dikjartih PNS, dan melakukan Evaluasidan Pengembangan Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.

4. Bidang Spesialisasi Widyaiswara adalah keahlian yang dimiliki olehWidyaiswara yang didasarkan pada rumpun keilmuan tertentusesuai latar belakang pendidikan dan/atau pengalaman kerjanya.

5. Kompetensi Widyaiswara adalah pemilikan pengetahuan,keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh JabatanFungsional Widyaiswara yang meliputi kompetensi pengelolaanpembelajaran, substansi, kepribadian, dan sosial.

6. Dikjartih adalah proses belajar mengajar dalam Diklat baik secaraklasikal dan/atau non klasikal.

7. Lembaga Diklat Pemerintah adalah satuan organisasi padaKementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian,Kesekretariatan Lembaga Negara, dan Perangkat Daerah yangbertugas melakukan pengelolaan Diklat dan pengembangan SumberDaya Manusia (SDM).

8. Diklat Fungsional adalah Diklat yang dilaksanakan untuk mencapaipersyaratan kompetensi jabatan fungsional yang sesuai dengan jenisdan jenjang jabatan masing-masing.

9. Diklat Teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk mencapaipersyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaantugas PNS.

www.peraturan.go.id

2015, No.11157

10.Diklat Prajabatan adalah Diklat yang diselenggarakan untukmembentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternyadibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku displinPNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalamNegara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga mampumelaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagaipelayan masyarakat.

11.Diklat Calon Widyaiswara adalah Diklat yang dipersyaratkan bagiPNS yang akan diangkat dalam jabatan Fungsional Widyaiswara.

12.Diklat Teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk mencapaipersyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaantugas PNS.

13.Peserta Diklat Non Aparatur Sipil Negara adalah individu yangmenjadi peserta Diklat sebagai bagian dari masyarakat binaaninstansi sesuai tugas dan fungsi dari Lembaganya.

14.Ruang lingkup kediklatan adalah segala kegiatan yang terkaitdengan terselenggaranya Diklat, mulai dari masukan, proses, hasil,keluaran, dan manfaat serta substansi Diklat.

15.Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atauakumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai olehWidyaiswara dalam rangka pembinaan karier jabatan dankepangkatannya.

16.Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara yangselanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim yang dibentuk danditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilaiprestasi kerja Widyaiswara.

17.Organisasi Profesi adalah organisasi profesi jabatan fungsionalWidyaiswara.

18.Standar kompetensi Widyaiswara adalah kemampuan minimal yangsecara umum dimiliki oleh Widyaiswara dalam melaksanakan tugas,tanggungjawab, dan wewenangnya untuk mendidik, mengajar,dan/atau melatih PNS, yang terdiri atas kompetensi pengelolaanpembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dankompetensi substantif.

19.Spesialisasi Widyaiswara adalah keahlian yang dimiliki olehWidyaiswara yang didasarkan pada rumpun keilmuan tertentusesuai latar belakang pendidikan dan/atau pengalaman kerjanya.

20.Sertifikasi adalah proses pengakuan atas kelayakan Widyaiswaradalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, wewenangnya untuk

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 8

mendidik, mengajar, dan/atau melatih mata Diklat tertentu melaluiuji kompetensi dengan merujuk pada standar kompetensiWidyaiswara.

21.Jam Pelajaran (JP) adalah satuan waktu yang digunakan dalamproses pembelajaran Diklat, dimana 1 (satu) JP adalah 45 (empatpuluh lima) menit.

22.Team Teaching adalah kegiatan tatap muka pada satu mata Diklatyang melibatkan paling banyak 2 (dua) orang Widyaiswara yangditentukan dalam kompetensi dasar dan indikator keberhasilanuntuk tiap mata Diklatnya dengan mempertimbangkan aspekkompetensi yang ingin dicapai, materi Diklat, jumlah peserta besertametode pembelajarannya dengan waktu paling sedikit 9 JP yangmemerlukan pendalaman dalam bentuk perkonsultasian.

www.peraturan.go.id

2015, No.11159

BAB II

PENILAIAN ANGKA KREDIT DALAM PENGANGKATAN, KENAIKANJABATAN, DAN PEMBEBASAN SEMENTARA

A. Penilaian Angka Kredit (PAK) bagi Pengangkatan Pertama PNS dalamJabatan Fungsional Widyaiswara

Bagi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional Widyaiswara,dilakukan penilaian angka kredit untuk menentukan jenjangjabatannya. Penetapan jenjang jabatan Widyaiswara dilakukan olehpejabat yang berwenang menetapkan angka kredit setelah mendapatrekomendasi dari Instansi Pembina.

Penetapan pangkat dan golongan ruang bagi PNS yang diangkat dalamjabatan fungsional Widyaiswara sama dengan pangkat dan golonganruang yang dimilikinya, sedangkan penetapan jenjang jabatanfungsional Widyaiswara tergantung hasil penilaian angka kredit awalyang ditetapkan oleh Instansi Pembina.

B. Penilaian Angka Kredit bagi Kenaikan Jabatan/Pangkat

Kenaikan Jabatan/Pangkat Widyaiswara dilakukan melalui penilaianangka kredit. Selain memenuhi angka kredit, harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:

1. Persyaratan kenaikan jabatan Widyaiswara Ahli Pertama PangkatPenata Muda Tingkat I golongan ruang III/b sampai denganWidyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina Utama Muda golonganruang IV/c:

a. paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhirdibuktikan dengan Surat Keputusan (SK);

b. memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan komposisi angkakredit penjenjangan yang disyaratkan untuk kenaikan jabatansetingkat lebih tinggi dibuktikan dengan PAK;

c. telah mengikuti dan lulus Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang danuji kompetensi; dan

d. penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)tahun terakhir.

2. Persyaratan kenaikan jabatan dari Widyaiswara Ahli Madya keWidyaiswara Ahli Utama:

a. memenuhi angka kredit yang disyaratkan yang telah ditetapkanoleh Kepala LAN;

b. melakukan orasi ilmiah sesuai bidang spesialisasinya palinglambat dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkan PAK,

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 10

dibuktikan dengan berita acara orasi ilmiah;

c. paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhirdibuktikan dengan SK jabatan terakhir;

d. telah mengikuti dan lulus Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang danuji kompetensi;

e. penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)tahun terakhir;

f. Widyaiswara Ahli Madya yang telah memenuhi angka kreditsebagai Widyaiswara Ahli Utama namun belum melakukan orasiilmiah, maka yang bersangkutan tetap mengumpulkan angkakredit sebagai pemenuhan Sasaran Kerja Pegawai (SKP);

g. Widyaiswara Ahli Utama yang pengangkatannya berasal darijabatan pimpinan tinggi tetap berkewajiban melaksanakan orasiilmiah paling lambat 1 (satu) tahun setelah SK pengangkatansebagai Widyaiswara Ahli Utama; dan

h. Widyaiswara Ahli Utama pangkat Pembina Utama Madya golonganruang IV/d dan Widyaiswara Ahli Utama pangkat Pembina Utamagolongan ruang IV/e yang belum melakukan orasi ilmiah tidakakan diproses pengajuan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit(DUPAK) nya.

3. Kenaikan pangkat pada jabatan fungsional Widyaiswaramempertimbangkan:

a. paling singkat telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhirdibuktikan dengan SK.

b. memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan komposisi angkakredit penjenjangan yang disyaratkan untuk kenaikan pangkatsetingkat lebih tinggi.

c. penilaian prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua)tahun terakhir.

4. Komposisi angka kredit

a. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi olehWidyaiswara untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebihtinggi adalah sebagai berikut:

1) paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasaldari unsur utama, termasuk di dalamnya paling rendah 30 %(tiga puluh persen) harus berasal dari sub unsur pelaksanaanDikjartih;

2) paling tinggi 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dariunsur penunjang;

3) memenuhi angka kredit dari sub unsur pengembangan profesi

www.peraturan.go.id

2015, No.111511

sebagai berikut:

a) Widyaiswara Ahli Muda pangkat Penata Muda Tk I, golonganruang III/b yang akan naik pangkat menjadi Penatagolongan ruang III/c, angka kredit yang disyaratkan palingsedikit 6 (enam) angka kredit;

b) Widyaiswara Ahli Muda pangkat Penata, golongan ruang III/cyang akan naik pangkat menjadi Penata Tingkat I golonganruang III/d, angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 8(delapan) angka kredit;

c) Widyaiswara Ahli Muda pangkat Penata Tingkat I golonganruang III/d yang akan naik jabatan dan pangkat menjadiWidyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina golongan ruangIV/a, angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 10(sepuluh) angka kredit;

d) Widyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina golongan ruangIV/a yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat Igolongan ruang IV/b, angka kredit yang disyaratkan palingsedikit 12 (dua belas) angka kredit;

e) Widyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina Tingkat I golonganruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina UtamaMuda golongan ruang IV/c, angka kredit yang disyaratkanpaling sedikit 14 (empat belas) angka kredit;

f) Widyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina Utama Mudagolongan ruang IV/c yang akan naik jabatan dan pangkatmenjadi Widyaiswara Ahli Utama pangkat Pembina UtamaMadya golongan ruang IV/d, angka kredit yang disyaratkanpaling sedikit 16 (enam belas) angka kredit; dan

g) Widyaiswara Ahli Utama pangkat Pembina Utama Madyagolongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadiPembina Utama golongan ruang IV/e, angka kredit yangdisyaratkan paling sedikit 18 (delapan belas) angka kredit.

4) Widyaiswara yang memiliki angka kredit melebihi angka kredityang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkatsetingkat lebih tinggi, kelebihan angka kreditnya dapatdiperhitungkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkatberikutny; dan

5) Widyaiswara yang memiliki kelebihan angka kredit dari unsurpengembangan profesi yang disyaratkan untuk kenaikanjabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihanangka kreditnya tidak dapat diperhitungkan untuk kenaikanpangkat/jabatan berikutnya.

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 12

Berdasarkan uraian di atas berikut rincian penghitungan komposisiangka kredit yang dibutuhkan seorang Widyaiswara yang akan naikke jenjang jabatan yang lebih tinggi yang dijelaskan dalam tabelberikut:

www.peraturan.go.id

2015, No.111513

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 14

www.peraturan.go.id

2015, No.111515

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 16

www.peraturan.go.id

2015, No.111517

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 18

www.peraturan.go.id

2015, No.111519

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 20

www.peraturan.go.id

2015, No.111521

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 22

www.peraturan.go.id

2015, No.111523

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 24

www.peraturan.go.id

2015, No.111525

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 26

www.peraturan.go.id

2015, No.111527

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 28

www.peraturan.go.id

2015, No.111529

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 30

www.peraturan.go.id

2015, No.111531

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 32

www.peraturan.go.id

2015, No.111533

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 34

www.peraturan.go.id

2015, No.111535

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 36

www.peraturan.go.id

2015, No.111537

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 38

www.peraturan.go.id

2015, No.111539

www.peraturan.go.id

2015, No.1115 40

www.peraturan.go.id

2015, No.111541

www.peraturan.go.id