BERITA DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA … filedan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme...

61
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 39 Tahun 2015 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 39 Tahun 2015 Seri E Tanggal 14 Desember 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT Pembina Utama Muda NIP. 19600910 198003 1 003

Transcript of BERITA DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA … filedan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme...

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

Nomor 39 Tahun 2015 Seri E Nomor 24

PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR 39 TAHUN 2015

TENTANG

PERATURAN PELAKSANAANPERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor

Nomor 39 Tahun 2015Seri ETanggal 14 Desember 2015

SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR,

Ttd.

ADE SARIP HIDAYATPembina Utama Muda

NIP. 19600910 198003 1 003

asus
Rectangle
asus
Typewriter
SALINAN

1

Walikota BogorProvinsi Jawa Barat

PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR 39 TAHUN 2015

TENTANG

PERATURAN PELAKSANAANPERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015

TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BOGOR,Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 5,

Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 26 Peraturan DaerahKota Bogor Nomor 3 Tahun 2015tentang Bantuan Hukum Bagi MasyarakatMiskin, perlu menetapkan Peraturan WalikotaBogor tentang Peraturan Pelaksanaan PeraturanDaerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2015tentang Bantuan Hukum Bagi MasyarakatMiskin;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999tentang Penyelenggara Negara yang Bersihdan Bebas dari Korupsi, Kolusi,dan Nepotisme (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3851);

2

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011tentang Bantuan Hukum (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5246);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 48, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013tentang Syarat dan Tata Cara PemberianBantuan Hukum dan Penyaluran DanaBantuan Hukum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 98,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5421);

5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak AsasiManusia Nomor 10 Tahun 2015 tentangPeraturan Pelaksanaan PeraturanPemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentangSyarat dan Tata Cara Pemberian BantuanHukum dan Penyaluran Dana BantuanHukum (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 816);

3

6. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3Tahun 2010 tentang Organisasi PerangkatDaerah (Lembaran Daerah Kota BogorTahun 2010 Nomor 1 Seri D) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan DaerahKota Bogor Nomor 4 Tahun 2014 tentangPerubahan atas Peraturan Daerah KotaBogor Nomor 3 Tahun 2010 tentangOrganisasi Perangkat Daerah (LembaranDaerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 2Seri D);

7. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3Tahun 2015 tentang Bantuan HukumBagi Masyarakat Miskin (Lembaran DaerahKota Bogor Tahun 2015 Nomor 3 Seri E);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANGPERATURAN PELAKSANAAN PERATURANDAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUMBAGI MASYARAKAT MISKIN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Bogor.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganotonomi daerah.

3. Walikota adalah Walikota Bogor.

4

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkatDPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogorsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah Bagian Hukumdan Hak Asasi Manusia Sekretariat Daerah Kota Bogor.

6. Kepala Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah KepalaBagian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat DaerahKota Bogor.

7. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikanoleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cumakepada Penerima Bantuan Hukum.

8. Pemberi Bantuan Hukum adalah Lembaga Bantuan Hukumatau organisasi kemasyarakatan yang memberi layananbantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

9. Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orangmiskin berdomisili di daerah yang dibuktikan dengan suratketerangan miskin dari lurah atau dokumen sejenisnya.

10. Pemohon Bantuan Hukum adalah orang, kelompok orangmiskin atau kuasanya yang tidak termasuk Pemberi BantuanHukum, atau keluarganya yang mengajukan permohonanBantuan Hukum.

11. Tim Pengawas Daerah adalah Tim yang melaksanakanpengawasan pemberian Bantuan Hukum sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

12. Standar Bantuan Hukum adalah pedoman pelaksanaanpemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

13. Kode Etik Advokat adalah kode etik yang ditetapkanoleh organisasi profesi advokat yang berlaku bagi advokat.

14. Perkara adalah masalah hukum yang perlu diselesaikan.

15. Litigasi adalah proses penanganan perkara hukumyang dilakukan melalui jalur pengadilan untukmenyelesaikannya.

5

16. Nonlitigasi adalah proses penanganan perkara hukumyang dilakukan di luar jalur pengadilan untukmenyelesaikannya.

17. Verifikasi adalah pemeriksaan atas kebenaran laporan,pernyataan, dan dokumen yang diserahkan oleh PemberiBantuan Hukum.

18. Akreditasi adalah pengakuan terhadap Pemberi BantuanHukum yang diberikan oleh Panitia Verifikasi dan Akreditasisetelah dinilai bahwa Pemberi Bantuan Hukum tersebut layakuntuk memberikan bantuan hukum.

19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnyadisingkat APBD adalah rencana keuangan tahunanpemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD.

20. Anggaran Penyelenggaraan Bantuan Hukum adalah alokasiAPBD untuk penyelenggaraan bantuan hukum yang sesuaidengan maksud Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011tentang Bantuan Hukum.

21. Anggaran Bantuan Hukum adalah alokasi AnggaranPenyelenggaraan Bantuan Hukum kepada Pemberi BantuanHukum yang lulus verifikasi dan akreditasi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Peraturan Walikota ini dimaksudkan sebagai pedoman dalamrangka penyelenggaraan bantuan hukum bagi masyarakat miskindi Daerah.

Pasal 3

Tujuan Peraturan Walikota ini adalah terlaksananyapenyelenggaraan bantuan hukum bagi masyarakat miskindi Daerah secara efektif, efisien, transparan, dan dapatdipertanggungjawabkan.

6

BAB IIIPEMBERIAN BANTUAN HUKUM

Bagian KesatuUmum

Pasal 4

(1) Pemberian Bantuan Hukum harus memenuhi standarBantuan Hukum.

(2) Standar Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan untuk penanganan:

a. Bantuan Hukum secara Litigasi; dan

b. Bantuan Hukum secara Nonlitigasi.

Bagian KeduaStandar Bantuan Hukum Litigasi

Paragraf 1Standar Bantuan Hukum

Pasal 5

Standar Bantuan Hukum secara litigasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dilaksanakan dalam penangananperkara:

a. pidana;

b. perdata; dan

c. tata usaha negara.

7

Paragraf 2Standar Bantuan Hukum Dalam Penanganan Perkara Pidana

Pasal 6

(1) Bantuan Hukum secara litigasi dalam penanganan perkarapidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf adiberikan kepada Penerima Bantuan Hukum yang berstatussebagai:

a. tersangka;

b. terdakwa; atau

c. terpidana yang mengajukan upaya hukum biasaatau upaya hukum luar biasa.

(2) Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan pada tahapan pendampingandan/atau menjalankan kuasa yang dimulaidari tingkat penyidikan, penuntutan, serta pendampingandan/atau menjalankan kuasa dalam proses pemeriksaandi persidangan dapat dimulai dari tingkat pertama,upaya hukum biasa, dan/atau upaya hukum luar biasa.

(3) Dalam memberikan Bantuan Hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (2), Pemberi Bantuan Hukum melakukan:

a. pembuatan surat kuasa;

b. gelar perkara untuk mendapatkan masukan;

c. pemeriksaan dan pembuatan seluruh kelengkapandokumen yang berkenaan dengan proses penyidikan,penuntutan, dan/atau pemeriksaan di persidangan;

d. pendampingan pada tahap penyidikan, penuntutan,dan/atau pemeriksaan di persidangan;

e. pembuatan eksepsi, jawaban, replik, duplik, kesimpulandan pledoi guna kepentingan Penerima Bantuan Hukum;

f. pengajuan alat-alat bukti berupa surat-surat,penghadiran saksi dan/atau ahli;

8

g. upaya hukum banding, kasasi, dan peninjauan kembalisesuai dengan permintaan Penerima Bantuan Hukum;dan/atau

h. tindakan hukum lain yang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Paragraf 3Standar Bantuan Hukum

dalam Penanganan Perkara Perdata

Pasal 7

(1) Bantuan Hukum secara litigasi dalam penanganan perkaraperdata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf bdiberikan kepada Penerima Bantuan Hukumyang merupakan:

a. penggugat/pemohon; atau

b. tergugat/termohon.

(2) Dalam memberikan Bantuan Hukum kepadapenggugat/pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, Pemberi Bantuan Hukum melakukan:a. pembuatan surat kuasa;b. gelar perkara di lingkungan Pemberi Bantuan Hukum;c. pembuatan surat gugatan/surat pemohonan;d. pemeriksaan seluruh kelengkapan dokumen

yang berkenaan dengan proses pemeriksaandi persidangan;

e. pendaftaran gugatan/permohonan ke pengadilan;f. pendampingan dan mewakili Penerima Bantuan Hukum

pada saat mediasi;g. pendampingan dan mewakili Penerima Bantuan Hukum

saat pemeriksaan di persidangan;h. penyiapan dan pengajuan alat-alat bukti berupa

surat-surat, penghadiran saksi, dan/atau ahli;i. pembuatan surat replik dan kesimpulan;

9

j. penyiapan memori/kontra memori banding, kasasi,atau peninjauan kembali; dan/atau

k. tindakan hukum lain yang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Dalam memberikan Bantuan Hukum kepadatergugat/termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, Pemberi Bantuan Hukum melakukan:a. pembuatan surat kuasa;b. melakukan gelar perkara di lingkungan organisasi

Bantuan Hukum;c. pemeriksaan seluruh kelengkapan dokumen yang

berkenaan dengan proses pemeriksaan di persidangan;d. pendampingan dan mewakili Penerima Bantuan Hukum

pada saat mediasi;e. pembuatan surat jawaban atas gugatan, duplik,

dan kesimpulan;f. pendampingan dan mewakili Penerima Bantuan Hukum

pada saat pemeriksaan di persidangan;g. penyiapan dan pengajuan alat-alat bukti berupa

surat-surat, penghadiran saksi, dan/atau ahli;h. penyiapan memori/kontra memori banding, kasasi,

atau peninjauan kembali; dan/ataui. tindakan hukum lain yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Paragraf 4Standar Bantuan Hukum

dalam Penanganan Perkara Tata Usaha Negara

Pasal 8

(1) Bantuan Hukum secara litigasi dalam penanganan perkaratata usaha negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5huruf c diberikan kepada Penerima Bantuan Hukum yangmerupakan:a. penggugat; ataub. penggugat intervensi.

10

(2) Dalam memberikan Bantuan Hukum, Pemberi BantuanHukum melakukan:

a. pembuatan surat kuasa;

b. gelar perkara di lingkungan Pemberi Bantuan Hukum;

c. upaya administrasi dan/atau banding administrasi;

d. pemeriksaan seluruh kelengkapan dokumenyang berkenaan dengan proses pemeriksaandi persidangan;

e. pembuatan surat gugatan/surat permohonan;

f. pendaftaran gugatan/menyampaikan permohonanke pengadilan tata usaha negara;

g. pendampingan dan/atau mewakili dalam prosesdismissal, mediasi, dan pemeriksaan di sidang pengadilantata usaha negara;

h. penyiapan alat bukti dan menghadirkan saksi,dan/atau ahli;

i. pembuatan surat replik dan kesimpulan;

j. penyiapan memori banding atau memori kasasi; dan/atau

k. tindakan hukum lain yang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian KetigaStandar Bantuan Hukum Nonlitigasi

Paragraf 1Jenis Kegiatan

Pasal 9

(1) Pemberian Bantuan Hukum secara Nonlitigasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dapat dilakukanoleh advokat, paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultashukum lingkup Pemberi Bantuan Hukum yang telahdiakreditasi oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

11

(2) Jenis kegiatan Bantuan Hukum secara Nonlitigasisebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dilaksanakanoleh Pemberi Bantuan Hukum meliputi:

a. penyuluhan hukum;

b. konsultasi hukum;

c. investigasi kasus, baik secara elektronik maupunnonelektronik;

d. penelitian hukum;

e. mediasi;

f. negosiasi;

g. pemberdayaan masyarakat;

h. pendampingan di luar pengadilan; dan/atau

i. drafting dokumen hukum.

Paragraf 1Penyuluhan Hukum

Pasal 10

(1) Penyuluhan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (2) huruf a diberikan kepada kelompok orang miskinmelalui:

a. ceramah;

b. diskusi; dan/atau

c. simulasi.

(2) Untuk menyelenggarakan penyuluhan hukum sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Pemohon Bantuan Hukum harusmengajukan permohonan kepada Pemberi Bantuan Hukumdengan mengisi formulir.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukanoleh perwakilan kelompok yang diketahui dan ditandatanganioleh lurah, atau pejabat yang setingkat di tempat tinggalPemohon Bantuan Hukum.

12

(4) Format formulir permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 11

Penyelenggaraan penyuluhan hukum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10 ayat (1) harus memenuhi syarat:a. peserta penyuluhan hukum berjumlah paling sedikit

15 (lima belas) orang;b. pelaksanaan penyuluhan hukum dilakukan dalam waktu

paling singkat 2 (dua) jam;c. penyuluhan hukum dilaksanakan di tempat kelompok orang

miskin berada; dand. materi yang disampaikan terkait dengan upaya membangun

kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat.

Pasal 12

(1) Pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan oleh panitiayang dibentuk oleh Pemberi Bantuan Hukum.

(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah3 (tiga) orang yang merupakan perwakilan dari unsuradvokat, paralegal, dosen, dan/atau mahasiswa fakultashukum yang terdaftar pada Pemberi Bantuan Hukum terdiriatas:a. 1 ( satu) orang ketua;b. 1 (satu) orang sekretaris atau moderator; danc. 1 (satu) orang anggota.

(3) Panitia penyuluhan hukum sebagaimana dimaksud padaayat (2) wajib membuat laporan pelaksanaan kegiatanpenyuluhan hukum.

(4) Laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukumsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat dalam bentuktertulis dengan melampirkan:a. surat permohonan dari Pemohon Bantuan Hukum;

13

b. foto pelaksanaan kegiatan;c. absensi atau daftar hadir;d. materi penyuluhan hukum; dane. notulen pelaksanaan penyuluhan hukum.

(5) Format laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukumsebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum dalamLampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.

Pasal 13

Pemberi Bantuan Hukum dapat melakukan kegiatan penyuluhanhukum tanpa permohonan dari Penerima Bantuan Hukumjika telah berkoordinasi dengan lurah, yang menyatakanbahwa peserta penyuluhan hukum di lokasi pelaksanaanpenyuluhan hukum merupakan kelompok orang miskin.

Paragraf 3Konsultasi Hukum

Pasal 14

(1) Konsultasi hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (2) huruf b dilakukan dalam rangka membantu mencarisolusi penyelesaian masalah hukum yang dihadapi PenerimaBantuan Hukum.

(2) Konsultasi hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara langsung oleh Pemberi Bantuan Hukumkepada Penerima Bantuan Hukum.

(3) Permohonan konsultasi hukum diajukan oleh PenerimaBantuan Hukum kepada Pemberi Bantuan Hukumdengan melampirkan surat keterangan miskin.

(4) Realisasi biaya pelaksanaan kegiatan konsultasi hukumhanya dapat diberikan 1 (satu) kali jika kegiatan konsultasihukum dilakukan terhadap Penerima Bantuan Hukumyang sama.

14

(5) Hasil konsultasi hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat secara tertulis dengan mengisi formulir konsultasi.

(6) Format formulir konsultasi hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (5) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Paragraf 4Investigasi Kasus

Pasal 15

(1) Investigasi kasus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat(2) huruf c dilakukan dengan mengumpulkan, menyeleksi,dan mendata informasi dan/atau dokumen berkaitan dengankasus hukum yang dihadapi oleh Penerima Bantuan Hukum.

(2) Investigasi kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pemberi Bantuan Hukum atas permohonandari Penerima Bantuan Hukum dengan melampirkan suratketerangan miskin.

(3) Hasil investigasi kasus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat dalam bentuk laporan sesuai dengan formulirinvestigasi.

(4) Format formulir investigasi kasus sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Paragraf 5Penelitian Hukum

Pasal 16

(1) Penelitian hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (2) huruf d dilakukan terhadap permasalahan BantuanHukum yang terjadi di wilayah Pemberi Bantuan Hukumyang bersangkutan.

15

(2) Pemberi Bantuan Hukum mengajukan terlebih dahuluproposal penelitian hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah atau Pejabatyang ditunjuk.

(3) Penelitian hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum.

(4) Penelitian hukum dapat dilaksanakan setelah proposalpenelitian mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Wilayahatau Pejabat yang ditunjuk.

(5) Format proposal penelitian hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (2) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 17

(1) Penelitian hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16ayat (1) dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh PemberiBantuan Hukum.

(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang merupakanperwakilan dari unsur advokat, paralegal, dosen,dan/atau mahasiswa fakultas hukum terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua; dan

b. paling sedikit 2 (dua) orang anggota.

(3) Ketua panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)berpendidikan paling rendah Strata 1 (S1) di bidang hukum.

Paragraf 6Mediasi

Pasal 18

(1) Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)huruf e dilaksanakan berdasarkan kesepakatan para pihakPenerima Bantuan Hukum terkait masalah hukum perdataatau hukum tata usaha negara.

16

(2) Para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakansalah satu Penerima Bantuan Hukum.

(3) Mediasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakanpaling banyak 4 (empat) kali pertemuan.

(4) Permohonan mediasi diajukan oleh Penerima BantuanHukum dengan melampirkan surat keterangan miskin.

(5) Hasil mediasi dibuat dalam berita acara yang ditandatanganioleh para pihak.

(6) Realisasi biaya untuk kegiatan mediasi hanya dapat diberikan1 (satu) kali jika kegiatan mediasi dilakukan terhadapPenerima Bantuan Hukum yang sama.

(7) Dalam hal telah tercapai kesepakatan dalam pertemuanmediasi, Pemberi Bantuan Hukum wajib membuat laporanpelaksanaan kegiatan mediasi dalam bentuk tertulis.

(8) Format laporan pelaksanaan kegiatan mediasi sebagaimanadimaksud pada ayat (7) tercantum dalam lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.

Paragraf 7Negosiasi

Pasal 19

(1) Negosiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)huruf f dilakukan berdasarkan permohonan PenerimaBantuan Hukum kepada Pemberi Bantuan Hukum.

(2) Negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanpaling banyak 4 (empat) kali pertemuan.

(3) Permohonan negosiasi diajukan oleh Penerima BantuanHukum dengan melampirkan surat keterangan miskin.

(4) Pertemuan negosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)harus dibuat dalam berita acara negosiasiyang ditandatangani oleh Pemberi Bantuan Hukumdan Penerima Bantuan Hukum.

17

(5) Dalam hal telah tercapai kesepakatan dalam pertemuannegosiasi, Pemberi Bantuan Hukum wajib membuat laporanpelaksanaan kegiatan negosiasi dalam bentuk tertulis.

(6) Format laporan pelaksanaan kegiatan negosiasi sebagaimanadimaksud pada ayat (5) tercantum dalam lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.

Paragraf 8Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 20

(1) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (2) huruf g dilakukan guna meningkatkanpengetahuan atau keterampilan hukum Penerima BantuanHukum untuk:

a. penanganan atau pemantauan kasus;

b. penyusunan permohonan atau gugatan; dan/atau

c. pelaporan kasus atau pendaftaran kasus.

(2) Jumlah peserta kegiatan pemberdayaan masyarakatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikitberjumlah 10 (sepuluh) orang.

(3) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan permohonandari Penerima Bantuan Hukum.

(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diajukanoleh perwakilan kelompok yang diketahui dan ditandatanganioleh lurah, kepala desa, atau nama lainnya sesuaidengan domisili Pemohon.

(5) Format formulir permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

18

Pasal 21

(1) Pemberi Bantuan Hukum wajib membuat laporanpelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakatdalam bentuk tertulis dengan melampirkan:

a. daftar hadir;

b. foto kegiatan; dan

c. notula hasil kegiatan.

(2) Format laporan pelaksanaan kegiatan pemberdayaanmasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantumdalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.

Paragraf 9Pendampingan di Luar Pengadilan

Pasal 22

(1) Pendampingan di luar pengadilan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (2) huruf h dilakukan dalam bentukadvokasi kepada saksi dan/atau korban tindak pidana keinstansi/lembaga pemerintah yang terkait.

(2) Permohonan pendampingan di luar pengadilan diajukan olehPenerima Bantuan Hukum dengan melampirkan suratketerangan miskin.

(3) Kegiatan pendampingan di luar pengadilan bagi saksidan/atau korban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa:

a. pemberian konsultasi hukum yang mencakup informasimengenai hak dan kewajiban saksi dan/atau korbandalam proses peradilan;

b. pendampingan saksi dan/atau korban di tingkatpenyidikan, penuntutan, dan pada saat pemeriksaandalam sidang pengadilan;

19

c. pendampingan saksi dan/atau korban ke unit pelayananterpadu bagi korban yang berada di wilayahnya terutamabagi perempuan dan anak;

d. pendampingan saksi dan/atau korban ke rumah sakitatau puskesmas terdekat untuk mendapatkan visum etrepertum atau perawatan kesehatan;

e. pendampingan saksi dan/atau korban dalammenanyakan perkembangan penyidikan dan persidangankepada aparat penegak hukum;

f. pendampingan saksi dan/atau korban untukmendapatkan pelindungan; dan/atau

g. pendampingan saksi dan/atau korban ke lembagakonseling.

(4) Kegiatan pendampingan di luar pengadilan dilakukan palingbanyak 4 (empat) kali dalam waktu paling lama 2 (dua) bulanuntuk satu kasus bagi Penerima Bantuan Hukumyang sama.

(5) Kegiatan pendampingan di luar pengadilan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak boleh mengabaikan proseshukum yang sedang berjalan.

(6) Setiap kegiatan pendampingan di luar pengadilansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatdalam berita acara yang ditandatangani oleh PenerimaBantuan Hukum dan Pemberi Bantuan Hukum.

Pasal 23

(1) Pemberi Bantuan Hukum wajib membuat laporan kegiatanpendampingan di luar pengadilan secara tertulis.

(2) Format laporan kegiatan pendampingan di luar pengadilansebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalamlampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.

20

Paragraf 10Drafting Dokumen Hukum

Pasal 24

(1) Drafting dokumen hukum sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (2) huruf i diberikan dalam bentuk penyusunandokumen hukum berupa:

a. surat perjanjian;

b. surat pernyataan;

c. surat hibah;

d. kontrak kerja;

e. wasiat; dan/atau

f. dokumen hukum lain yang diperlukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Permohonan kegiatan drafting dokumen hukum diajukanoleh Penerima Bantuan Hukum dengan melampirkan suratketerangan miskin.

Pasal 25

(1) Drafting dokumen hukum sebagaimana dimaksud dalamPasal 24 ayat (1) bukan merupakan bagian dari dokumenyang digunakan untuk pengajuan permohonan pencairanbiaya untuk kegiatan Bantuan Hukum litigasi.

(2) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum pada saatyang bersamaan memberikan Bantuan Hukum Litigasikepada Penerima Bantuan Hukum yang samadengan kegiatan drafting dokumen hukum, permohonanpencairan anggaran hanya diberikan terhadap pelaksanaankegiatan Bantuan Hukum Litigasi.

Pasal 26

(1) Pemberi Bantuan Hukum wajib membuat laporan kegiatandrafting dokumen hukum secara tertulis.

21

(2) Format laporan drafting dokumen hukum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiranyang merupakan bagian yang tidak terpisahkandari Peraturan Walikota ini.

Bagian KeempatPendokumentasian Hukum

Pasal 27

(1) Pemberi Bantuan Hukum wajib mendokumentasikanpenyelenggaraan Bantuan Hukum.

(2) Pendokumentasian penyelenggaraan Bantuan Hukumsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan caramengkompilasikan:

a. peraturan perundang-undangan yang terkait denganpemberian bantuan hukum; dan

b. dokumen hukum yang telah dikeluarkan oleh PemberiBantuan Hukum dalam proses Bantuan Hukum Litigasidan Nonlitigasi.

BAB IVPENERIMA BANTUAN HUKUM

Bagian KesatuUmum

Pasal 28

(1) Penerima Bantuan Hukum meliputi setiap orangatau kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhihak dasar secara layak dan mandiri.

(2) Hak dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputihak atas pangan, sandang, layanan kesehatan, layananpendidikan, pekerjaan dan berusaha, dan/atau perumahan.

22

Bagian KeduaTata Cara Permohonan Bantuan Hukum

Pasal 29

(1) Permohonan Bantuan Hukum diajukan secara tertulisoleh Pemohon Bantuan Hukum kepada Pemberi BantuanHukum dengan mengisi formulir.

(2) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum yang mengajukanpermohonan tidak mempunyai kemampuan untukmengajukan permohonan secara tertulis, permohonan dapatdiajukan secara lisan dan langsung kepada Pemberi BantuanHukum serta harus dicatat oleh Pemberi Bantuan Hukumyang bersangkutan.

(3) Permohonan Bantuan Hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit memuat:

a. identitas Pemohon Bantuan Hukum; dan

b. uraian singkat mengenai pokok persoalanyang dimintakan Bantuan Hukum.

(4) Permohonan Bantuan Hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (2) harus disampaikan oleh PemohonBantuan Hukum secara langsung ke kantor Pemberi BantuanHukum pada hari dan jam kerja.

(5) Format formulir permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 30

(1) Permohonan Bantuan Hukum sebagaimana dimaksuddalam Pasal 29 harus melampirkan:

a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau dokumen lainyang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang;

b. surat keterangan miskin dari lurah atau pejabatyang setingkat sesuai dengan domisili Pemohon BantuanHukum;

23

c. dokumen yang berkenaan dengan perkara; dan

d. surat kuasa, jika permohonan diajukan oleh keluargaatau kuasanya.

(2) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memiliki suratketerangan miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pemohon Bantuan Hukum dapat melampirkan:

a. kartu jaminan kesehatan masyarakat;

b. kartu bantuan langsung tunai;

c. kartu keluarga sejahtera;

d. kartu beras miskin;

e. kartu indonesia pintar;

f. kartu indonesia sehat;

g. kartu keluarga sejahtera;

h. kartu perlindungan sosial; atau

i. dokumen lain sebagai pengganti surat keterangan miskin.

(3) Dokumen lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf idapat berupa surat keterangan dari:

a. Kepala Kepolisian yang memeriksa perkara pada tahappenyidikan;

b. Kepala Kejaksaan Negeri setempat pada tahap penyidikanatau penuntutan;

c. Kepala Rumah Tahanan, jika Penerima Bantuan Hukumadalah tahanan miskin;

d. Kepala Lembaga Pemasyarakatan, jika Penerima BantuanHukum adalah narapidana miskin; atau

e. Ketua Pengadilan Negeri atau Ketua Majelis Hakimyang memeriksa perkara orang miskin.

(4) Dalam hal Pemohon Bantuan Hukum tidak memilikiidentitas, Pemberi Bantuan Hukum membantu PemohonBantuan Hukum untuk memperoleh surat keterangan alamatsementara dan/atau dokumen lainnya dari instansiyang berwenang sesuai domisili Pemberi Bantuan Hukum.

24

(5) Surat keterangan alamat sementara dan/atau dokumen lainsebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus diketahuioleh lurah, atau pejabat yang setingkat di tempat tinggalPemberi Bantuan Hukum.

Pasal 31

(1) Pemberi Bantuan Hukum wajib melakukan pemeriksaanterhadap permohonan Bantuan Hukum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal 30 setelah mendengaruraian dan menganalisis dokumen yang diberikan PemohonBantuan Hukum.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanpaling lama 1 (satu) hari setelah menerima berkaspermohonan Bantuan Hukum.

(3) Pemberi Bantuan Hukum memberikan penjelasan tentangmasalah hukum beserta resiko yang mungkin dihadapikepada Pemohon Bantuan Hukum setelah melakukan analisissebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 32

(1) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum telah memenuhipersyaratan, Pemberi Bantuan Hukum wajib menyampaikankesediaan atau penolakan secara tertulis dalam jangka waktupaling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak permohonandinyatakan lengkap.

(2) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menyatakan kesediaansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemberi BantuanHukum memberi Bantuan Hukum berdasarkan surat kuasakhusus dari Penerima Bantuan Hukum.

(3) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menyatakan penolakansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemberi BantuanHukum wajib menyertakan alasan penolakan:a. tidak sesuai dengan visi dan misi Pemberi Bantuan

Hukum; dan/ataub. dalam perkara perdata, kerugian materiil lebih sedikit

daripada biaya penyelesaian perkara.

25

(4) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum menolak permohonan,Pemohon Bantuan Hukum dapat mengajukan keberatankepada Panitia Pengawas Daerah.

BAB VTATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

Bagian KesatuPelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum

Pasal 33

(1) Pemberian Bantuan Hukum hanya dapat dilakukanoleh Pemberi Bantuan Hukum yang telah diakreditasioleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Pemberian Bantuan Hukum dilaksanakan oleh PemberiBantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelahbekerjasama dengan Pemerintah Daerah yang dituangkandalam Perjanjian Kerja Sama pelaksanaan Bantuan Hukum.

Pasal 34

(1) Pemberian Bantuan Hukum secara litigasi dilakukanoleh advokat yang berstatus sebagai pengurus PemberiBantuan Hukum dan/atau advokat yang terdaftarpada Pemberi Bantuan Hukum.

(2) Dalam hal jumlah pelaksana Pemberi Bantuan Hukumyang terhimpun dalam wadah Pemberi Bantuan Hukum tidakmemadai dengan jumlah perkara Litigasi dan/atau kegiatanNonlitigasi, Pemberi Bantuan Hukum dapat merekrutadvokat, paralegal, dosen, dan/atau mahasiswa fakultashukum.

(3) Pemberi Bantuan Hukum yang melakukan perekrutansebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memberikan suratperintah tugas pembantuan pemberian Bantuan Hukumdari Direktur/Ketua Pemberi Bantuan Hukum terhadap hasilrekrutmen.

26

Pasal 35

Dalam melaksanakan kegiatan Bantuan Hukum Nonlitigasi,Pemberian Bantuan Hukum dilakukan oleh:a. advokat;b. paralegal;c. dosen; dan/ataud. mahasiswa fakultas hukum.

Pasal 36

Dalam memberikan Bantuan Hukum, advokat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 huruf a harus memenuhi persyaratan:a. terdaftar pada salah satu Pemberi Bantuan Hukum

yang terakreditasi;b. tidak sedang menjalani hukuman pemberhentian sementara

waktu atas pelanggaran kode etik yang dibuktikandengan surat keterangan dari organisasi induk; dan

c. tidak sedang menjalani hukuman atas pelanggaran anggarandasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal,yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari PemberiBantuan Hukum.

Pasal 37

(1) Dalam memberikan Bantuan Hukum, paralegal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 huruf b harus memenuhipersyaratan:a. terdaftar pada salah satu Pemberi Bantuan Hukum

yang terakreditasi;b. memiliki bukti tertulis pendampingan dari advokat

pada Pemberi Bantuan Hukum yang sama; danc. telah mengikuti pelatihan paralegal yang dibuktikan

dengan sertifikat pelatihan paralegalyang diselenggarakan oleh:1. Pemberi Bantuan Hukum;2. perguruan tinggi;

27

3. lembaga swadaya masyarakat yang memberikanBantuan Hukum; atau

4. lembaga pemerintah yang menjalankan fungsinyadi bidang hukum.

(2) Dalam melaksanakan pemberian Bantuan Hukum,paralegal harus tunduk dan patuh terhadap kode etikpelayanan Bantuan Hukum paralegal yang dibuatoleh Pemberi Bantuan Hukum tempat paralegal tersebutterdaftar.

Pasal 38

Dalam memberikan Bantuan Hukum, dosen sebagaimanadimaksud dalam Pasal 36 huruf c harus memenuhi persyaratan:

a. terdaftar pada salah satu Pemberi Bantuan Hukumyang terakreditasi;

b. memiliki bukti tertulis pendampingan dari advokatpada Pemberi Bantuan Hukum yang sama;

c. berijazah paling rendah sarjana di bidang hukum;

d. sebagai tenaga pengajar pada fakultas hukum.

Pasal 39

Dalam memberikan Bantuan Hukum, mahasiswa fakultas hukumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf d harus memenuhipersyaratan:a. terdaftar pada salah satu Pemberi Bantuan Hukum

yang terakreditasi;b. memiliki bukti tertulis pendampingan dari advokat

pada Pemberi Bantuan Hukum yang sama;c. merupakan mahasiswa fakultas hukum yang dibuktikan

dengan kartu tanda mahasiswa yang masih berlaku;d. telah lulus mata kuliah hukum acara pidana, hukum acara

perdata, dan/atau hukum acara tata usaha negarayang dibuktikan dengan foto kopi transkrip nilai yang telahdilegalisasi; dan

28

e. telah mengikuti pelatihan paralegal yang dibuktikan dengansertifikat pelatihan paralegal yang diselenggarakan oleh:

1. Pemberi Bantuan Hukum;

2. perguruan tinggi;

3. lembaga swadaya masyarakat yang memberikan BantuanHukum; atau

4. lembaga pemerintah yang menjalankan fungsinya di bidanghukum.

BAB VIANGGARAN BANTUAN HUKUM

Bagian KesatuTata Cara Pengajuan Rencana Anggaran Bantuan Hukum

Pasal 40

(1) Pemberi Bantuan Hukum mengajukan rencana AnggaranBantuan Hukum secara tertulis kepada Walikota melaluiBagian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sekretariat DaerahKota Bogor.

(2) Pengajuan rencana Anggaran Bantuan Hukum dilaksanakansesuai dengan perjanjian kerja sama pelaksanaan BantuanHukum yang telah ditandatangani.

Pasal 41

(1) Pengajuan rencana anggaran Bantuan Hukum dilakukandengan mengisi formulir proposal pengajuan anggaran yangmemuat:

a. identitas Pemberi Bantuan Hukum;

b. nama program;

c. tujuan program;

d. deskripsi program;

29

e. target pelaksanaan;

f. output yang diharapkan;

g. jadwal pelaksanaan; dan

h. rincian biaya program.

(2) Format formulir proposal pengajuan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiranyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanWalikota ini.

Bagian KeduaTata Cara Pelaksanaan

Penyaluran Anggaran Bantuan Hukum

Pasal 42

Pemberi Bantuan Hukum melaksanakan Bantuan Hukum Litigasidan Nonlitigasi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamperjanjian pelaksanaan Bantuan Hukum dan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pasal 43

(1) Pemberi Bantuan Hukum mengajukan permohonan pencairananggaran kepada Kepala Bagian Hukum dan HAM disertaidengan laporan penyelesaian perkara dan bukti pendukung.

(2) Pemberi Bantuan Hukum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) wajib membuat pernyataan tertulisyang menyatakan bahwa bukti pendukung yang diajukanadalah benar dan sah menurut ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Kepala Bagian Hukum dan HAM wajib memberikan jawabandalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari terhitung sejaktanggal permohonan pencairan anggaran penanganan perkaradan/atau pelaksanaan kegiatan diterima.

(4) Apabila dalam jangka waktu 5 (lima) hari Kepala BagianHukum dan HAM tidak memberikan jawaban, permohonanPemberi Bantuan Hukum dianggap telah disetujui.

30

(5) Penyampaian jawaban atas permohonan pencairan anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dapatdilakukan melalui:

a. pos;

b. faxmilie;

c. sistem informasi pemberian Bantuan Hukum; dan/atau

d. surat elektronik lainnya.

Pasal 44

(1) Penyaluran dana Bantuan Hukum Litigasi dilaksanakandalam 2 (dua) tahapan meliputi:

a. tahapan kesatu pada saat Pemberi Bantuan Hukummenyelesaikan perkara pada pengadilan tingkat pertamaatau pengadilan tingkat banding sebesar 50% (lima puluhpersen) dari nilai nominal standar biaya penangananperkara Litigasi.

b. tahapan kedua pada saat Pemberi Bantuan Hukummenyelesaikan seluruh tahapan proses beracara sampaidiperoleh putusan pengadilan yang mempunyai kekuatanhukum tetap sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilainominal standar biaya penanganan perkara Litigasi.

(2) Penyaluran dana Bantuan Hukum Litigasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a setelah Pemberi BantuanHukum menyampaikan laporan awal yang disertai denganbukti pendukung meliputi:

a. bukti penanganan perkara sampai tahap PengadilanTingkat I atau Pengadilan Tingkat Banding;

b. kuitansi pembayaran pengeluaran;

c. laporan keuangan penanganan kasus; dan

d. dokumentasi.

(3) Penyaluran dana Bantuan Hukum Litigasi sebagaimana manadimaksud pada ayat (1) huruf b setelah Pemberi BantuanHukum menyampaikan laporan akhir yang disertai denganbukti pendukung meliputi:

31

a. bukti penanganan perkara sampai tahap diperolehputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukumtetap;

b. kuitansi pembayaran pengeluaran;

c. laporan keuangan penanganan kasus; dan

d. dokumentasi.

(4) Bukti penanganan perkara sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf a untuk BantuanHukum Litigasi dalam perkara pidana disesuaikan dengantahapan pemeriksaan meliputi:

a. tahap penyidikan, dengan melampirkan:

1. surat permohonan;

2. surat kuasa;

3. surat pernyataan;

4. surat panggilan;

5. surat perintah penyidikan atau surat perintahpenghentian penyidikan; dan

6. putusan praperadilan, jika ada;

b. tahap penuntutan, dengan melampirkan:

1. surat kuasa;

2. surat dakwaan;

3. surat penetapan pengadilan (penunjukan hakimuntuk pendampingan), jika ada; dan

4. surat keputusan penghentian penuntutan, jika ada;

c. tahap persidangan di Pengadilan Tingkat I,dengan melampirkan:

1. nomor perkara;

2. eksepsi jika disampaikan secara tertulis dalampersidangan;

3. pledoi;

32

4. replik jika disampaikan secara tertulis dalampersidangan;

5. duplik jika disampaikan secara tertulis dalampersidangan;

6. jadwal sidang;

7. salinan putusan atau petikan putusan pengadilan;

d. tahap persidangan di Pengadilan Tingkat Banding,dengan melampirkan:

1. akta banding;

2. memori banding atau kontra memori banding, dalamhal perkara dilanjutkan ke tingkat banding; dan

3. salinan putusan atau petikan putusan pengadilantingkat banding;

e. tahap persidangan di Pengadilan Tingkat Kasasi,dengan melampirkan:

1. akta kasasi;

2. memori kasasi atau kontra memori kasasi, dalam halperkara dilanjutkan ke tingkat kasasi; dan

3. salinan putusan atau petikan putusan pengadilantingkat kasasi.

f. tahap Peninjauan Kembali (PK), dengan melampirkan:

1. surat permintaan/permohonan PK kepada pengadilantingkat pertama;

2. salinan putusan pengadilan sebelumnyayang menyatakan putusan sudah berkekuatanhukum tetap;

3. memori PK, dalam hal perkara dilanjutkan ke prosesupaya hukum luar biasa; dan

4. salinan putusan atau petikan putusan PK.

33

(5) Bukti penanganan perkara sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf a untuk tahapanBantuan Hukum secara litigasi dalam perkara perdatameliputi:

a. tahap gugatan, dengan melampirkan:

1. surat permohonan/surat gugatan;

2. surat kuasa;

3. surat pernyataan;

4. registrasi perkara dengan nomor register;

5. surat panggilan; dan

6. akta perdamaian atau melanjutkan perkara;

b. tahap putusan Pengadilan Tingkat I,dengan melampirkan:

1. jadwal sidang;

2. surat kuasa;

3. somasi;

4. jawaban gugatan;

5. tawaran mediasi atau jawaban;

6. eksepsi atau replik;

7. kesimpulan;

8. salinan putusan atau petikan putusan pengadilan;

c. tahap putusan Pengadilan Tingkat Banding,dengan melampirkan:

1. akta banding;

2. memori banding atau kontra memori banding,dalam hal perkara dilanjutkan ke proses upayahukum biasa; dan

3. salinan putusan atau petikan putusan pengadilantingkat banding;

34

d. tahap putusan Pengadilan Tingkat Kasasi, denganmelampirkan:1. akta kasasi;2. memori kasasi atau kontra memori kasasi, dalam hal

perkara dilanjutkan ke proses upaya hukum biasa;dan

3. salinan putusan atau petikan putusan pengadilantingkat kasasi;

e. tahap Peninjauan Kembali (PK), dengan melampirkan:1. surat permintaan/permohonan PK kepada pengadilan

tingkat pertama;2. salinan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan

hukum tetap;3. memori PK atau kontra memori PK, dalam hal perkara

dilanjutkan ke proses upaya hukum luar biasa; dan4. salinan putusan atau petikan putusan PK.

(6) Bukti penanganan perkara sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf a untuk tahapanBantuan Hukum secara Litigasi di bidang hukum Tata UsahaNegara meliputi:a. tahap pemeriksaan pendahuluan, dengan melampirkan:

1. permohonan;2. surat kuasa;3. surat pernyataan;4. surat gugatan;5. registrasi perkara dengan nomor register;6. surat panggilan;7. surat penetapan pengadilan pada rapat

permusyawaratan/dismissal process; dan8. keputusan upaya administrasi terhadap kebijakan

dari pejabat Tata Usaha Negara, jika ada;

b. tahap putusan Pengadilan Tingkat I,dengan melampirkan:1. jadwal sidang;

35

2. surat kuasa;3. somasi;4. jawaban gugatan;5. tawaran mediasi atau jawaban;6. eksepsi atau replik;7. kesimpulan;8. salinan putusan atau petikan putusan pengadilan

salinan putusan atau petikan putusan pengadilan;

c. tahap putusan Pengadilan Tingkat Banding,dengan melampirkan:1. akta banding;2. memori banding atau kontra memori banding,

dalam hal perkara dilanjutkan ke proses upayahukum biasa; dan

3. salinan putusan atau petikan putusan PengadilanTingkat Banding;

d. tahap putusan Pengadilan Tingkat Kasasi, denganmelampirkan:1. akta Kasasi;2. memori kasasi atau kontra memori kasasi, dalam hal

perkara dilanjutkan ke proses upaya hukum biasa;dan

3. salinan putusan atau petikan putusan PengadilanTingkat Kasasi;

e. tahap Peninjauan Kembali (PK), dengan melampirkan:1. surat permintaan/permohonan PK kepada Pengadilan

Tingkat I;2. salinan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan

hukum tetap;

3. memori PK atau kontra memori PK, dalam hal perkaradilanjutkan ke proses upaya hukum luar biasa; dan

4. salinan putusan atau petikan putusan PK.

36

Pasal 45

Penyaluran dana Bantuan Hukum Nonlitigasi setelah PemberiBantuan Hukum menyampaikan laporan pelaksanaan BantuanHukum Nonlitigasi yang disertai dengan bukti pendukung meliputi:a. bukti penanganan perkara disesuaikan dengan jenis

kegiatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2);b. kuitansi pembayaran pengeluaran;c. laporan keuangan penanganan kasus; dand. dokumentasi.

Pasal 46

Kepala Bagian Hukum dan HAM melakukan pencairan anggaranpenanganan perkara dan/atau pelaksanaan kegiatan setelahmenyetujui permohonan anggaran dari Pemberi BantuanHukum berdasarkan hasil pemeriksaan seluruh dokumenoleh Tim Pengawas.

Pasal 47

(1) Dalam hal Pemberi Bantuan Hukum telah menerimaanggaran untuk kegiatan Bantuan Hukum secara Nonlitigasi,Pemberi Bantuan Hukum tidak dapat mengajukan lagipermohonan biaya Bantuan Hukum litigasi yang diberikankepada Penerima Bantuan Hukum yang sama.

(2) Dalam hal kegiatan Bantuan Hukum secara Nonlitigasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) beralih menjadi kegiatanBantuan Hukum Litigasi, pembayaran biaya Bantuan Hukumhanya diberikan terhadap Bantuan Hukum Litigasi.

(3) Dalam hal biaya Bantuan Hukum secara Nonlitigasi telahdibayarkan kepada Pemberi Bantuan Hukum dan BantuanHukum secara Nonlitigasi beralih menjadi Bantuan HukumLitigasi, biaya Bantuan Hukum secara Nonlitigasi yang telahdibayarkan diperhitungkan sebagai faktor pengurang.

(4) Mekanisme pembayaran biaya sebagaimana dimaksudpada ayat (3) tercantum dalam lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

37

BAB IVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam BeritaDaerah Kota Bogor.

Ditetapkan di Bogorpada tanggal 14 Desember 2015

WALIKOTA BOGOR,Ttd.

BIMA ARYA

Diundangkan di Bogorpada tanggal 14 Desember 2015

SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR,Ttd.

ADE SARIP HIDAYATBERITA DAERAH KOTA BOGORTAHUN 2015 NOMOR 24 SERI E

Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM

DAN HAK ASASI MANUSIA,

N. HASBHY MUNNAWAR, S.H, M.Si.NIP. 19720918199911001

38

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR : 39 Tahun 2015TANGGAL : 14 Desember 2015TENTANG : PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN DAERAH KOTA BOGORNOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANGBANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKATMISKIN

FORMULIR BANTUAN HUKUM

A. FORMULIR LAPORAN PENYULUHAN HUKUM

B. FORMULIR KONSULTASI HUKUM

C. FORMULIR LAPORAN INVESTIGAS KASUS

D. FORMULIR PROPOSAL PENELITIAN HUKUM

E. FORMULIR LAPORAN MEDIASI

F. FORMULIR LAPORAN NEGOSIASI

G. FORMULIR LAPORAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

H. FORMULIR LAPORAN PENDAMPINGAN DI LUAR PENGADILAN

I. FORMULIR LAPORAN DRAFTING HUKUM

J. FORMULIR PROPOSAL PENGAJUAN ANGGARANBANTUAN HUKUM

K. FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ANGGARANPROGRAM BANTUAN HUKUM

39

A. FORMULIR LAPORAN PENYULUHAN HUKUM…………………, ………………20…

Nomor : ………………………….

Perihal : Penyuluhan Hukum

Kepada Yth:

Nama Organisasi Bantuan Hukum (…………………………..)

…………………………..

Di

Tempat

Dengan hormat,

……………………………………………………………………………....

……………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………….

Hari/Tanggal: ..……………………………………………………………

Waktu : .....…………………………………………………………

Tempat : …..…………………………………………………………

…..………….........................................................

……………………………………………………………………………....

……………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………….

Pemohon

Ttd

(Nama)

40

B. FORMULIR KONSULTASI HUKUM

I. DATA PEMOHON

Nama : ..................……………………………..

Tempat/Tanggal Lahir : ...…………….....……………..………….

Jenis Kelamin : ………………….......…………………….

Agama : .............………………………………….

Pendidikan : .............………………………………….

Golongan Darah (*) : .………...………………………………….

Alamat/Telepon/HP (*) : ..........…………………………………….

Pekerjaan : .............………………………………….

Keterangan Miskin : Terlampir

II. Pelaksanaan konsultansi hukum (hari/bulan/tanggal)

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

III. Uraian Singkat Pokok Masalah dan Latar Belakang

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

41

IV. Nasihan yang diberikan Konsultan termasuk Aspek

Yuridisnya

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

V . Hasil Akhir Konsultasi

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

V I . Kesan konsultasi atas tingkat

pengetahuan/kesadaran hukum pemohon

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

42

V I I . Pemohonn/Klien

Nama : .………………………….....…………………

Tanda Tangan : .………………………………………………..

V I I I . Konsultan Hukum

Nama : .……………..…………………………………

Tanda Tangan : .…………………..……………………………

…………………, ………………20…

Mengetahui,

(Nama OBH)

Direktur

43

C. FORMULIR LAPORAN INVESTIGASI KASUS…………………, ………………20…

Nomor : …………………………..

Perihal : Investigasi Kasus

Kepada Yth:

Nama Organisasi Bantuan Hukum (…………………………..)

…………………………..

Di

Tempat

Dengan hormat,

……………………………………………………………………………….

……………………………………………………....………………………

……………………………………………………....………………………

Hari/Tanggal: ..……………………………………………………………

Waktu : …………………..…………………………………………

Tempat : ………………………………...........……………………

..............…………………………………………………

……………………………….………………………………………………

……………………………….………………………………………………

……………………………….………………………………………………

……………………………….………………………………………………

Pemohon

Ttd

(Nama)

44

D. FORMULIR PROPOSAL PENELITIAN HUKUM

I. Latar Belakang

…………………………………………………………….………………

…………….………………………………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………….…………………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………………….…………………………………

II. Permasalahan/Ruang Lingkup

…………………………………………………………….………………

………………………………………….…………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

III. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………….…………………………………………………

…………………………………………………………….………………

……………………………….……………………………………………

45

IV. Metode Penelitian

…………………………………………………………….………………

…………………………….………………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………………….…………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………………….…………………………………

V. Tinjauan Teoritis/Konseptual

…………………………………………………………….………………

…………………………………….………………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….…...…………………………

V I . Tempat Penelitian

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….………………………………

…………………………………………………………….………………

…………………………………………….......…………………………

V I I . Jangka Waktu Penelitian

…………………………………………………………….………………

………………………………………....…………………………………

…………………………………………………………………………….

…………….………………………………………………………………

…………….………………………………………………………………

46

V I I I . Susunan Organisasi Tim Penelitian

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

…………………………………………………………….………………

………………………………….…………………………………………

…………………, ………………20…

Mengetahui,

(Nama OBH)

47

E. FORMULIR LAPORANMEDIASI

FORMULIR MEDIASI

Pada hari ini …..……… tanggal ..........…….. bulan ….............…

tahun ……………, telah dilaksanakan mediasi …………………..

antara ………………. yang beralamat di …………………………..

yang selanjutnya disebut dengan PIHAK I, dengan …………….

yang beralamat di …………………………. yang selanjutnya

disebut PIHAK II, dalam perkara ….………………………………….

Adapun butir-butir kesepakatan mediasi yang dihasilkan

adalah sebagai berikut:

…………………………………………………………….…………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………….…………………………

………………………………………………………………………….……………

……………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………

…………….…………………………………………………………………………

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Ttd. Ttd.

(…………………………) (…………………………)

MEDIATOR

Ttd.

(…………………………)

48

F. FORMULIR LAPORAN NEGOSIASI

FORMULIR NEGOSIASI

Pada hari ini ….…..…… tanggal ...……..…….. bulan ….………….

tahun ……………, telah dilaksanakan negosiasi …………………..

antara ……………… yang beralamat di ……………………………..

yang selanjutnya disebut dengan PIHAK I, dengan ……………..

yang beralamat di………………………….yang selanjutnya

disebut PIHAK II, dalam perkara ….………………………………….

Adapun butir-butir kesepakatan negosiasi yang dihasilkan

adalah sebagai berikut:

…………………………………………………………….…………………………

…………………………………………………………….……………………….

…………………………………………………………………………….……….

………………………………………………………………………………………

…….……………………………………………………………………………….

…………………….……………………………………………………………….

…………………….……………………………………………………………….

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Ttd. Ttd.

(…………………………) (…………………………)

NEGOSIATOR

Ttd.

(…………………………)

49

G. FORMULIR LAPORAN KEGIATAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATANPEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pada hari ini …….......… tanggal ….......…… bulan …......………

tahun ………................, (nama pemberi bantuan hukum)

yang berkedudukan di …....................…....... telah melaksanakan

kegiatan pemberdayaan hukum berupa:

a. Jenis Kegiatan

…………………………………………………………….……………………

……………………………….…………………………………………………

…………………………………………………………….……………………

………………………………...………………….……………………………

b. Jumlah Peserta

…………………………………………………………….……………………

…………………………....……………………………………………………

……………………………………………….…………………………………

c. Jangka Waktu Pelaksanaan

…………………………………………………………….……………………

……………………………………….…………………………………………

d. Hasil/Output kegiatan

…………………………………………………………….……………………

…………………………………………………………….……………………

……………………………………………………………………………….…

50

e. Jenis keterampilan hukum yang telah didapatkan peserta

…………………………………………………………….……………………

……………………………………….…………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………….…………………………………………………………………

Perwakilan Peserta Nama Organisasi Bantuan Hukum

Ttd. Ttd.

(Stempel) (Stempel)

(…………………………) (…………………………)

51

H. FORMULIR LAPORAN PENDAMPINGAN DI LUARPENGADILAN

…………………, ………………20…

Nomor : …………………………..

Perihal : Pendampingan di luar Pengadilan

Kepada Yth:

Nama Organisasi Bantuan Hukum (…………………………..)

…………………………..

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama : …........................................……….

2. Tempat/Tanggal Lahir : ....…………………………….………….

3. Jenis Kelamin : .................…………….……………….

4. Kawin/belum kawin/

duda/Janda : ……………………………..…………….

5. Agama : ………………………………..………….

6. Tempat Tinggal (Alamat) : .……………….………………………….

Kelurahan : ...........………………………………….

Kecamatan : …..……………………………………….

Kota : …...............…………………………….

7. Pendidikan : ……………………………………………

8. Pekerjaan : ………….............………………………

52

Bersama ini kami mengajukan permohonan bantuan untuk

pendampingan di luar pengadilan dalam rangka kegiatan :

…………………………………………………………….…………………………

…………………………………………………………………….…………………

Demikian permohonan ini kami ajukan untuk disetujui.

Pemohon

Ttd.

(Nama)

53

I. FORMULIR LAPORAN DRAFTING DOKUMEN HUKUM

…………………, ………………20…

Nomor : …………………………..

Perihal : Drafting Dokumen Hukum

Kepada Yth:

Nama Organisasi Bantuan Hukum (…………………………..)

…………………………..

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama : ….....…………………………………….

2. Tempat/Tanggal Lahir : ……..…………………………………….

3. Jenis Kelamin : ………………………………..………….

4. Kawin/belum kawin/

duda/Janda : ......……………………………………….

5. Agama : ..………………………………………….

6. Tempat Tinggal (Alamat) : …..……………………………………….

Kelurahan : ..………………………………………….

Kecamatan : ……………………………………………

Kota : ..………………………………………….

7. Pendidikan : .......………………………………..……

8. Pekerjaan : ……………………………….....……….

54

Bersama ini kami mengajukan permohonan bantuan untuk

penyusunan/pembuatan drafting dokumen hukum dalam rangka

kegiatan :

…………………………………………………………….…………………………

…………………………………………………………………….…………………

Demikian permohonan ini kami ajukan untuk disetujui.

Pemohon

Ttd.

(Nama)

55

J. FORMULIR PROPOSAL PENGAJUAN ANGGARAN BANTUANHUKUM

Nama Lembaga/Organisasi Bantuan Hukum Alamat

Telepon, Faximile/Website

PROPOSAL

PENGAJUAN ANGGARAN BANTUAN HUKUM

Nama Organisasi Bantuan Hukum : .…………………………………….

Alamat : ......................………………….

Tujuan Program : ……………………………………..

Deskripsi Kegiatan : ………………………………….....

..…………………………………………………………….………………………

..…………………………………………………………….………………………

…………………………………………………………………………….…………

..…………………………………………………………….………………………

…………………………………………………………………………….…………

..…………………………………………………………….………………………

…………………………………………………………………………….…………

..…………………………………………………………….………………………

…………………………………………………………………………….…………

..…………………………………………………………….………………………

…………………………………………………………………………….…………

…………………………………………………………………………….…………

…………………………………………………………………………….…………

56

Targe Pelaksanaan : ……………………....………………………….

Output yang diharapkan : ....……………………………………………….

Jadwal Pelaksanaan : ….……………………………………………….

Nama Organisasi Bantuan Hukum.

Stempel basah

Direktur

57

K. FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ANGGARAN PROGRAMBANTUAN HUKUM

(NAMA ORGANISASI PEMBERI BANTUAN HUKUM)

PROGRAM BANTUAN HUKUM

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BANTUAN HUKUM

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

Akun UraianTA 2012 TA 2013

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

4 PENERIMAAN

41 Penerimaandari APBD 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

42 Penerimaandari APBN 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

43 Penerimaandari Hibah 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

JumlahPenerimaan 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

5 PENGELUARAN

51 Litigasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

511 Perkara Pidana 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

512 PerkaraPerdata 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

513 Perkara TataUsaha Negara 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

52 Non Litigasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

521 Penyuluhan 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

522 Konsultasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

523 Investigasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

524 Penelitian 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

525 Mediasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

58

526 Negosiasi 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

527 PemberdayaanMasyarakat 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

528 Pendampingan 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

529Draftingdokumenhukum

999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

53 Administrasiumum 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

JumlahPengeluaran 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

Surplus/DefisitAnggaran 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

6 PEMBIAYAAN 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

61Pendapatanditerimadimuka

999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

62 Hutang KepadaPihak Ketiga 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

SILPA/SIKPA 999.999.999 999.999.999 999 999.999.999 999.999.999 999

59

(NAMA ORGANISASI PEMBERI BANTUAN HUKUM)

PROGRAM BANTUAN HUKUM

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 20XX

Akun Uraian TA 2013(Rp)

TA 2012(Rp)

Perubahan(+/-)

%1 ASET11 ASET LANCAR 999.999.999 999.999.999 999111 Kas dan setara kas 999.999.999 999.999.999 999112 Piutang jangka pendek 999.999.999 999.999.999 999113 Persediaan 999.999.999 999.999.999 99912 ASET NON LANCAR 999.999.999 999.999.999 999121 Aset tetap 999.999.999 999.999.999 999122 Piutang jangka panjang 999.999.999 999.999.999 999123 Aset tak berwujud 999.999.999 999.999.999 999124 Aset lainnya 999.999.999 999.999.999 999

JUMLAH ASET2 KEWAJIBAN21 Kewajiban jangka pendek 999.999.999 999.999.999 99922 Kewajiban jangka panjang 999.999.999 999.999.999 999

JUMLAH KEWAJIBAN3 EKUITAS31 Ekuitas 999.999.999 999.999.999 999

JUMLAH EKUITAS 999.999.999 999.999.999 999JUMLAN KEWAJIBAN DANEKUITAS 999.999.999 999.999.999 999

An. Pimpinan OBH

Direktur Keuangan

(……………………….)

WALIKOTA BOGOR,

Ttd.

BIMA ARYA