Berbagai jenis TAK pasien ggn jiwa

download Berbagai jenis TAK pasien ggn jiwa

of 47

description

Kumpulan TAK

Transcript of Berbagai jenis TAK pasien ggn jiwa

KEPERAWATAN JIWA EKSDU28Kamis, 07 November 2013PROPOSAL TAK HALUSINASI

PROPOSALTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

DI SUSUN OLEH :KELOMPOK

1.SEPTA FAJAR SETIYA2.RIZKI MARTA DIANA AMASDA3.RIZKY FAHRIZAL4.YUNISYA FIKA HIDAYAT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANGJURUSAN KEPERAWATAN2012/2013

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal TAK yang berjudul Stimulasi Sensori ( Halusinasi ) disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa 1 jurusan keperawatan tanjung karang.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:1. Dosen mata kuliahkeperawatan jiwa 1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan doa restu dan dukungan baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan politeknik kesehatan kementrian kesehatan tanjung karang.3. Serta rekan rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini Kedepan.Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.

Bandar Lampung , 16 September 2013-11-01

Penyusun

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

I.Latar Belakang Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Lampung khususnya Ruang Kutilang sebagian besar pasien menderita halusinasi.Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.

II.Landasan TeoriTerapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:1.Sesi I : Klien mengenal halusinasi2.Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3.Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -cakap dengan orang lain4.Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal5.Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III.Tujuan3.1Tujuan umumKlien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap.3.2Tujuan khususa.Klien dapat mengenal halusinasi.b.Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.c.Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.d.Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.e.Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

IV.Sesi yang digunakan1.Sesi I : Klien mengenal halusinasi2.Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3.Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakapdengan orang lain4.Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal5.Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

V.Klien5.1Kriteria klien5.1.1Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.5.1.2Klien yang mengalami perubahan persepsi.5.2Proses seleks5.2.1Mengobservasi klien yang masuk kriteria.5.2.2Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.5.2.3Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.5.2.4Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI.Kriteria Hasil6.1Evaluasi Struktur6.1.1Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan6.1.2Posisi tempat dilantai menggunakan tikar6.1.3Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan6.1.4Alat yang digunakan dalam kondisi baik6.1.5Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

6.2Evaluasi Proses6.2.1Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.6.2.2Leader mampu memimpin acara.6.2.3Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.6.2.4Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.6.2.5Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.6.2.6Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok6.2.7Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

6.3Evaluasi HasilDiharapkan 75% dari kelompok mampu:6.3.1Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat6.3.2Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

VII.Antisipasi Masalah7.1Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas7.1.1Memanggil klien7.1.2Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain7.2Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin7.2.1Panggil nama klien7.2.2Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

7.3Bila klien lain ingin ikut7.3.1Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih7.3.2Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut7.3.3Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini

VIII.Pengorgnisasian SESI I 8.1 Pelaksanaan a. Hari/Tanggal :Jumat, 4 oktober 2013 b. Waktu : Pkl.10.00 10.45 WIB s.d selesai (sesi I) c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit) d. Tempat : Ruang TAK Kutilang e. Jumlah klien :4orang

8.2 Tim Terapi a. Leader Sesi I :Septa Fajar Setiya Uraian tugas :1)Mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Memimpin jalannya terapi kelompok3)Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi I : Rizky FahrizalUraian tugas :1)Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3)Membantu memimpin jalannya kegiatan4)Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi I :Rizki Marta Diana Amasda Uraian tugas :1)Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara2)Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator Sesi I :1. Yunisya Fika Hidayat Uraian tugas :1)Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok2)Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan3)Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan4)Membimbing kelompok selama permainan diskusi5)Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6)Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

8.3Metode dan Media a. Metode 1)Diskusi 2)Bermain peran/stimulasib. Media 1) Papan nama 2)Whiteboard3) Spidol4) TikarIX.Proses PelaksanaanSesi I: Mengenal halusinasia.Salam terapeutik1)Salam terapeutik kepada klien2)Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)3)Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan nama)

b.Evaluasi/validasiMenanyakan perasaan klien saat inic. Kontrak1)Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang didengar2)Leader menjelaskan aturan main3)Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader4)Lama kegiatan 45 menit5)Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

a.Tahap kerja1)Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul2)Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis diwhiteboard3)Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik4)Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar

b.Tahap terminasi1.Evaluasia)Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAKb)Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok2.Tindak LanjutLeader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul3.Kontrak yang akan datanga)Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasib)Menyepakati waktu dan tempat

X.Evaluasi dan Dokumentasi10.1 EvaluasiFormulir yang dievaluasiSesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)Kemampuan Personal/HalusinasiNoNama KlienMenyebut Isi HalusinasiMenyebutkan Waktu terjadi HalusinasiMenyebut Situasi Halusinasi MunculMenyebut Perasaan saat berhalusinasi

Petunjuk:a.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom namab.Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tandajika klien mampu dan berikan tandaXjika klien tidak mampu.

10.2DokumentasiDokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.XI.SettingTempatGambarSettingTempat

LCL

K

K

F

F

K

K

F

K

F

Keterangan gambar:

L

: Leader

: Tikar

CL

: Co-Leader

O

: Observer

F

: Fasilitator

K

: Klien

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

XII.PengorgnisasianSESI II12. 1Pelaksanaan a. Hari/Tanggal :Jumat, 4 Oktober 2013b. Waktu : Pkl. 10.45 11.30(sesi II)c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)d. Tempat : Ruang TAK Kutilange. Jumlah klien :4orang

12.2Tim Terapia.Leader Sesi II :Rizki Marta Diana AmasdaUraian tugas :1)Mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Memimpin jalannya terapi kelompok3)Memimpin diskusi

b.Co-leader Sesi II : Septa Fajar SetiyaUraian tugas :1.Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan2.Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3.Membantu memimpin jalannya kegiatan4.Menggantikan leader jika terhalang tugas

c.Observer Sesi II :Rizky Fahrizal Uraian tugas :1.Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara2.Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d.Fasilitator Sesi II :1. Yunisya Fika HidayatUraian tugas :1.Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok2.Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan3.Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan4.Membimbing kelompok selama permainan diskusi5.Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6.Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

12.3Metode dan Mediaa.Metode1.Diskusidan tanya jawab2.Bermain peran/stimulasi

b.Media1.Papan nama2.Whiteboard3.Spidol4.Jadwal kegiatan klien

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A.Tujuan1.Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi2.Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi3.Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B.Langkah kegiatan1.Persiapana)Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesib)Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.Orientasia.Salam terapeutiki.Salam terapeutikii.Klien dan terapis pakai papan namab.Orientasii.Leader menanyakan perasaan klien saat iniii.Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaanc.Kontraki.Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardikii.Menjelaskan aturan maina.Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leaderb.Lama kegiata 45 menitc.Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3.Tahap kejaa.Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliranb.Berikan pujian setiap klien selesai berceritac.Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardikhalusinasi pada saat halusinasi munculd.Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi, pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...e.Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasif.Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik halusinasi

4.Tahap terminasia.Evaluasi1.Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2.Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompokb.Tindak Lanjut1.Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul2.Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien3.Kontrak yang akan datangi.Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lainii.Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

C.Evaluasi dan DokumentasiI.Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)Kemampuan Menghardik Halusinasi

NoAspek yang dinilaiNama Klien

1

2

3

4Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasiMenyebutkan efektivitas cara yang digunakanMenyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardikMemperagakan cara menghardik halusinasi

Petunjuk:a.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom namab.Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tandajika klien mampu dan berikan tandaXjika klien tidak mampu.

II.Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

XIII.Pengorgnisasian13.1Pelaksanaana. Hari/Tanggal :Jumat, 4 Oktober 2013b. Waktu : Pkl.14.00 14.45WIB s.d selesai (sesi III)c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)d. Tempat : Ruang TAK Kutilange. Jumlah klien :4orang 13.2Tim Terapia. Leader Sesi III :Rizky Fahrizal Uraian tugas :1).Mengkoordinasi seluruh kegiatan2).Memimpin jalannya terapi kelompok3).Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi III : Rizki Marta Diana Amasda Uraian tugas :1). Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan2). Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3). Membantu memimpin jalannya kegiatan4). Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi III :Septa Fajar Setiya Uraian tugas :a.Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acarab.Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator Sesi III : 1. Yunisya Fika Hidayat Uraian tugas :1)Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok2)Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelahkegiatan3)Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untukmelaksanakan kegiatan4)Membimbing kelompok selama permainan diskusi5)Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6)Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

13.2Metode dan Media13.2.1Metode1)Diskusidan tanya jawab2)Bermain peran/stimulasi13.2.2Media1)Jadwal kegiatan harian2)Pulpen3)Spidoldan papan tulis

Sesi III: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

A.Tujuan1)Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi2)Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

B.Setting1.Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran2.Ruangan nyaman dan tenangC.Alat1. Jadwal kegiatan harian2. Pulpen3. Spidol danwhiteboard/papan tulis/flipchartD.Metode1. Diskusi dan tanya jawab2. Bermain peran/ simulasi dan latihanE.Langkah Kegiatan1.Persiapana. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2.Orientasia. Salam terapeutik1. Salam dari terapis klien2. Klien dan terapis pakai papan namab. Evaluasi/ validasi2. Terapis menyakan keadaan klie saat ini2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di pelajari2. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghadrik halusinasi.

c. Kontrak1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasidengan melakukan kegiata2. Menjelaskan aturan main berikutJika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapisLama kegiatan 30 menitSetiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai3. Tahap kerjaa. Terapis menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari- hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya halusinasib. Terapis meminta tiap-tiapklien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis diwhiteboardc. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis formulir yang sama diwhiteboardd. Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis menggunakanwhiteboarde. Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.4. Tahap terminasi4. Evaluasi1)Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan memperagakanya2)Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjutTerapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

F.Evaluasi dan Dokumentasi1. EvaluasiEvaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi persepsi sensori (halusinasi) sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulmya haluasinasi.formulir evaluasi sebagai berikut.

SESI 3 TAKSTIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

NOASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

1Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakuakan

2Mempergakan kegiatan yang biasa dilakukan

3Menyusun jadwal kegiatan harian

4Menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi

Petunjuk:1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan, menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah halusinasi, beri tandajika klien mampu dan tandaXjika klien tidsak mampu.

2. DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi III.Klien mampu memperagakan kegitan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

XIV.Pengorgnisasian14.1Pelaksanaana. Hari/Tanggal :Sabtu, 5 Oktober 2013b. Waktu : Pkl.09.00 09.45WIB s.d selesai (sesi IV)c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)d. Tempat : Ruang TAK Kutilange. Jumlah klien :4orang14.2 Tim Terapi a. Leader Sesi IV :Yunisya Fika Hidayat Uraian tugas :1)Mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Memimpin jalannya terapi kelompok3)Memimpin diskusi

b. Co-leader Sesi IV : Rizki Marta Diana Amasda Uraian tugas :1)Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3)Membantu memimpin jalannya kegiatan4)Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer Sesi IV : Rizky Fahrizal Uraian tugas :1)Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara2)Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d.Fasilitator Sesi IV : 1. Septa Fajar SetiyaUraian tugas :1)Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok2)Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan3)Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan4)Membimbing kelompok selama permainan diskusi5)Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6)Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

14.2Metode dan Mediaa.Metode1.Diskusikelompok2.Bermain peran/stimulasib.Media1.Spidol danWhiteboard2.Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Sesi IV: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakapA.Tujuan1.Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi2.Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B.Setting1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran2. Ruangan nyaman dan tenang.C.Alat1. Spidol danwhiteboard/papan tulis2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

D.Metode1. Diskusi kelompok2. Bermain peran/stimulasiE.Langkah Kegiatan1.Persiapana. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IIIb. Terapis membuat kontrak dengan klienc. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2.Orientasia. Salam terapeutik1)Salam dari terapis klien2)Klien dan terapis pakai papan namab. Evaluasi/ validasi1)Menayakan perasaan klien saat ini2)Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah}untuk mencegah halusinasi.c. Kontrak1)Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap.2)Terapis menjelaskan aturan main berikutJika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapisLama kegiatan 30 menitSetiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai3.Tahap Kerjaa. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasib. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukand. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster sajae. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnyaf. Berikan pujian atas keberhasilan klieng. Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.\4.Tahap Terminasia. Evaluasi1)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2)Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih3)Memberikan pujian atas keberhasilan kelompokb. Tindak lanjut1)Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.c. Kontrak yang akan datang1)Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat2)Terapis menyepakati waktu dan tempat

F.Evaluasi dan DokumentasiI.EvaluasiEvaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khusunya pada tahap kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.Formulir evaluasi sebagai berikut:Sesi IV : TAKStimulasi persepsi: halusinasiKemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

NOAspek yang dinilaiNama klien

1Menyebutkan orang yang diajak bicara

2Memperagakan percakapan

3Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Petunjuk:1)Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2)Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tandajika klien mampu dan tandaXjika klien tidsak mampu.

II.DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV.Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.

XV.Pengorgnisasian15.1Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal :Sabtu, 5 Oktober 2013b. Waktu : Pkl.14.00 14.45WIB s.d selesai (sesiV)c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)d. Tempat : Ruang TAK Kutilange. Jumlah klien :4orang

15.2Tim Terapia.Leader Sesi III :Rizki FahrizalUraian tugas :1)Mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Memimpin jalannya terapi kelompok3)Memimpin diskusib.Co-leader Sesi III : Septa Fajar SetiyaUraian tugas :1.Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan2.Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3.Membantu memimpin jalannya kegiatan4.Menggantikan leader jika terhalang tugasc.Observer Sesi III :Yunisya Fika HidayatUraian tugas :1)Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan denganwaktu, tempat dan jalannya acara2)Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok

d.Fasilitator SesiV : 1. Rizki Marta Diana AmasdaUraian tugas :1)Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok2)Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan3)Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan4)Membimbing kelompok selama permainan diskusi5)Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6)Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

15.3Metode dan Mediaa.Metode1.Diskusidan tanya jawab2.Melengkapi jadwal harianb.Media1)Papan nama2)Whiteboard3)Spidol4)beberapa contoh obat

Sesi V: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum ObatA.Tujuan1.Klien memahami pentingnya minum obat2.Klien memahami akibat tidak minum obat3.Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

B.Setting1.Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran2.Ruangan nyaman dan tenang.

C.Alat1.Spidol danwhiteboard/papan tulis2.Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen3.Beberapa contoh obat

D.Metode1.Diskusi tanya jawab2.Melengkapi jadwal harianE.Langkah kegiatan1.Persiapana.Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IVb.Terapis membuat kontrak dengan klienc.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.Orientasia.Salam terapeutik1)Salam dari terapis klien2)Klien dan terapis pakai papan namab.Evaluasi/ validasi1)Menanyakan perasaan klien saat ini2)Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan tiga cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}c.Kontrak1)Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi denganbercakap-cakap dan minum obat.2)Terapis menjelaskan aturan main berikutJika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapisLama kegiatan 45 menitSetiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3.Tahap Kerja.a.Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegahkambuh karena obat memberi perasaan tenangb.Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.c.Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar diwhiteboardd.Menjelaskan lima benar minum obate.Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obatf.Berikan pujian pada klien yang benarg.Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis diwhiteboard)h.Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)i.Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuhj.Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuhk.Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum atau tidak minum obat.l.Berikan pujian bila benar.

4.Tahap Terminasia.Evaluasi1)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2)Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih3)Memberikan pujian atas keberhasilan kelompokb.Tindak lanjut1)Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu, menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan minum obatc.Kontrak yang akan datang1)Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrolhalusinasi2)Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

F.EvaluasiEvaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi V: TAKStimulasi persepsi : halusinasiKemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

NoNama KlienMenyebutkan 5 benar cara minum obatMenyebutkan keuntungan minum obatMenyebutkan akibat tidak patuh minum obat

1

2

3

4

5

6

7

8

Petunjuk:1.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2.Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tandajika klien mampu dan tandaXjika klien tidak mampu.

G.DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK.Pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004).KeperawatanJiwa Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

PROPOSAL TAK SOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HDRRabu, 17 April 2013

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKSOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HDR

OLEH :KELOMPOK VII SUNARDI : 2110114 ANDI RESKI EGAWATI S : 211022 NURUL FATHIYAH : 2110133 ERNI B : 2110143 YOSEFANI DIANDRA S : 2110151 MIRNAWATI : 2110159

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANGEMA INSAN AKADEMIKMAKASSAR2013

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKSOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HARGA DIRI RENDAHA.TopikTerapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi menggambar untuk pasien harga diri rendah.B.Tujuan1.Tujuan umumKlien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar dan memberi makna gambar.2.Tujuan khusus1)Klienmampu memperkenalkan diri2)Klienmampu berkenalan dengan anggota kelompok3)Klienmampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok4)Klienmampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan5)Klienmampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain6)Klienmampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok7)Klienmampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegaiatan TAK sosialisasi yang telah dilakukanC.Landasan Teori1.DefinisiHarga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia.Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan .Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.2.Faktor Penyebaba.Berikut ini merupakan faktor penyebab (umum) dari harga diri rendah antara lain:1.Situasional, yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).2.Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).3.Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.4.Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.5.KronikPerasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.b.Ada pula penggolongan faktor penyebab terjadinya HDR (Harga diri rendah) digolongkan menjadi dua golongan1.Faktor Predisposisi (faktor yang mendasarai atau mempermudah terjadinya HDR). Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.2.Faktor Presipitasi (faktor pencetus HDR)a.Ketegangan peran (ketidak nyamanan peran)b.Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisic.Konflik peran, ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkand.Peran yang tidak jelase.Kurangnya pengetahuan individu tentang peranf.Peran yang berlebihang.Menampilkan seperangkat peran yang konpleksh.Perkembangn transisii.Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan dirij.Situasi transisi perank.Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individul.Transisi peran sehat-sakitm.Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan3.TANDA DAN GEJALAMenurut para ahli :1.Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda tanda sebagai berikut :a.Produktivitas menurun.b.Mengukur diri sendiri dan orang lain.c.Destructif pada orang laind.Gangguan dalam berhubungan.e.Perasaan tidak mampu.f.Rasa bersalahg.Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.h.Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.i.Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.j.Pandangan hidup yang pesimis.k.Keluhan fisik.l.Pandangan hidup yang bertentangan.m.Penolakan terhadap kemampuan personal.n.Destruktif terhadap diri sendiri.o.Menolak diri secara sosial.p.Penyalahgunaan obat.q.Menarik diri dan realitas.r.Khawatir.2.Budi Anna Keliat, 1999. Tanda dan Gejala HDR antara lain :a.Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)b.Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)c.Gangguan hubungan sosial (menarik diri)d.Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)e.Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.3.Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20);a.perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:b.Mengkritik diri sendiri atau orangc.Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihand.Perasaan tidak mampue.Rasa bersalahf.Sikap negatif pada diri sendirig.Sikap pesimis pada kehidupanh.Keluhan sakit fisiki.Pandangan hidup yang terpolarisasij.Menolak kemampuan diri sendirik.Pengurangan diri/mengejek diri sendiril.Perasaan cemas dan takutm.Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positifn.Mengungkapkan kegagalan pribadio.Ketidak mampuan menentukan tujuanMenurut beberapa pendapat para ahli gejala dan tanda seseorang merasa harga dirinya rendah dapat disimpulkan sebagai berikut:a.Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kankb.Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiric.Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa apa.d.Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri.e.Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan.f.Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan.A.Klien1.Karakteristik / KriteriaKarakteristik klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompokSOSIALISASI MENGGAMBARadalah klien gangguan jiwa dengan usia 20-50 tahun, mengalamiGANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH2.Proses SeleksiKlien yang akan mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang dipilih melalui proses seleksi. Adapun proses seleksinya adalah dari kasus atau masalah yang juga banyak dihadapi klien.3.Daftar KlienJumlah klien dalam TAK ada 3 orang, berikut nama namanya:a.Nur ika febrianti : harga diri rendahb.Andri : harga diri rendahc.Syamsinar syam : harga diri rendahE. Pengorganisasian1.waktukegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan harga diri rendah akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada :Hari : RabuJam : 09.40Waktu : 45 menitTempat : ruang melati2.Tim terapiLeader : SunardiCo-Leader : Andi Reski Egawati SObserver : Nurul FathiyahFasilitator : Erni B : Yosefani Diandra S : Mirnawati3.Tugas Tim terapisAdapun tim terapis yang akan terlibat meliputi :a.LeaderTugas:1.Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi2.Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan3.Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan4.Mengorganisasi keputusan yang diambil dalam kelompok5.Sebagai role model.b.Co. leaderTugas:Membantu leader mengorganisasi anggota kelompokc.Fasilitator:Tugas:1.Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi2.Menjadi contoh anggota kelompok selama kegiatan3.Bertanggung jawab dan mengantisipasi masalahd.ObserverTugas:1.Mengamati proses kegiatan2.Mencatat perilaku verbal dan non verbal anggota kelompok dan melaporkan hasil pengamatan kepada leader.3.Menilai jalannya TAKe.Klienklien yang terlibat dalam TAK:1.Nur ika febrianti2.Andri3.Syamsinar syam

Proses KegiatanA.Tujuan1.Klien mampu mngekspresikan perasaan melalui gambar.2.Klien dapat memberi makna gambar.B.Setting1.Terapis dan klien duduk bersama dalam bentuk U .2.Ruangan nyaman dan tenang .Skema Ruangan Terapi

Keterangan :

: leader : co leader

: fasilitator

: pasien

: observer

C.Indikasi1.Klien menarik diri2.Klien harga diri rendahD.Alat1.Kertas HVS2.Pensil 2B3.KrayonE.Metode1.Diskusi2.Menggambar3.Dinamika kelompokF.Langkah kegiatan1.Persiapana.Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah .b.Membuat kontrak dengan klien .c.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan .2.Orientasia.Salam terapiutik1.Salam dari terapis pada klien .2.perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama ) .3.menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama ) .b.Evaluasi / validasiMenanyakan perasaan klien saat ini .c.Kontrak1.Terapis menjalankan tujuan kegiatan ,yaitu menggambar dan menceritakan kepada orang lain2.Terapis menjalaskan aturan main berikut .1.Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis .2.Lama kegiatan 45 menit .3.Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .3.Tahap kerjaa.Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama .b.Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien .c.Terapis menjelaskan kegiatan yang akan di lakasanakan, yaitu menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.d.Terapis meminta kepada klien menggambar apa saja sesuai dengan yang dinginkan saat ini.e.Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan kepada klien untuk terus menggambar, jangan mencela klien.f.Setelah semua klien selesai menggambar, terapis memin ta masing-masing klien untuk memperliahatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.g.Kegiatan poin 6 dilakukan sampai semua kllien mendapat giliran.h.Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk tangan.4.Tahap terminasia.Evaluasi1.Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK2.Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompokb.Tindak lanjutTerapis meminta klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.c.Kontrak yang akan datang1.Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV2.Menyepakati waktu dan tempat

G.Evaluasi dan Dokumentasi1.EvaluasiEvaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK sosialisasi menggambar, kemampuan klien yang diharapakan adalah mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang digambar, dan menceritakan makna gambar. Formulirevaluasi sebagai berikut :NOASPEK YANG DINILAINAMA KLIEN

Nur ika FandriSyamsinar

1.Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2.Menggambar sampai selesai

3.Menyebutkan gambar

4.Menceritakan makna gambar

jumlah

Petunjuk :a.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.b.Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar, menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda cheklist jika mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.2.DokumnetasiDokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK sosialisasi menggambar. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapakan perasaan melalui gambar.

Lanjut ke konten My Blog Web Saya PerihalJun.IDI Putu Juniartha Semara Putra Pengumpan RSS14Okt. 12TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKSOSIALISASIJuniartha Semara PutraTERAPI AKTIVITAS KELOMPOKSOSIALISASITOPIK : TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA SOSIALISASIA.TUJUAN :1. Tujuan UmumMembantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok2. Tujuan Khususa.Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbalb.Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbalc.Klien dapat berlatih mematuhi peraturand.Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien laine.Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompokf.Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkang.Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasiB.LATAR BELAKANGBerdasarkan hasil observasi selama bertugas di R-Mawar dan Melati serta berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai masalah utama menarik diri (5 dari 8 klien kelolaan). Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik sosialisasi.C.LANDASAN TEORISetiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosialKepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lainD.KRITERIA KLIEN1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenangE.KARAKTERISTIK KLIEN1. Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah : Menarik Diri2. Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sikap tubuh agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan aktifitas, selalu di tempat tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah : Menarik Diri3. Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat. Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah : Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain4. Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik Diri5. Nn. L, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai komunikasi, tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah : Menarik Diri.6. Nn. E.S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah : harga diri rendah7. Ny.S, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol halusinasi sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk berhubungan, mampu memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik Diri, Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi8. Nn. R, penampilan bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak kacau, waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Waham, Menarik DiriF.PROSES SELEKSI1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatanG.URAIAN STRUKTUR KELOMPOK1. Hari /Tanggal : Jumat, 7 Mei 20022. Tempat : Di Ruang Mawar3. Waktu : 16.00 s/d 16.50 WIB4. Lama Kegiatan-Perkenalan dan pengarahan (5 menit)-Role play (5 menit)-Permainan dan diskusi (25 menit)-Evaluasi (10 menit)-Penutup (5 menit)5. Jumlah peserta : 8 orang6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok kliena.Klien dapat melakukan permainanb.Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainanc.Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien laind.Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsunge.Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainanH.PENGORGANISASIANLeader : David A. MandalaCo-Leader :SiswantoFasilitator :Subhan R. Khoiriatul Rahayu Budi UtamiObserver :Ridawati SulaimanI.METODE DAN MEDIAMetode : Role Play dan DiskusiMedia : Tape Recorder , Kaset Dangdut, dan kotak kecilJ.URAIAN PEMBAGIAN TUGAS1. Leadera.Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulaib.Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinyac.Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertibd.Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompoke.Menjelaskan permainan2. Co-Leadera.Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klienb.Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang3. Fasilitatora.Memfasilitasi klien yang kurang aktifb.Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan4. Observera.Mengobservasi jalannya proses kegiatanb.Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsungc.Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)K.PROSES PELAKSANAAN1. Perkenalan dan pengarahana.Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)b.Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompokc.Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi2. Pembukaana.Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggalb.Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasic.Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsungd.Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir3. Role playPermainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan memulai permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama musik masih berbunyi para fasilitator mengedarkan kotak dari fasilitator satu ke fasilitator berikutnya. Bagi fasilitator yang memegang kotak pada saat musik dihentikan, fasilitator diminta untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan pengalamannya yang paling menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan.4. PermainanKlien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia. Selanjtnya bermain sesuai dengan role play diatas5. Evaluasia.Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainanb.Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebutc.Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan6. Penutupa.Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti permainanb.Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti permainanL.ANTISIPASI MASALAH1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti permainan3. Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka

M.DENAH RUANGKeterangan :a.O = KlienF = Fasilitator= ObserverX = Leader= Co-Leader

N.KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Inputa.Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator dan 2 observerb.Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baikc.Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baikd.Tersedia kotak kecile.Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi2. Evaluasi Prosesa.Leader menjelaskan aturan main dengan jelasb.Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klienc.Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannnya permainand.70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.3. Evaluasi OutputSetelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak mengikuti intruksi, ekpresi wajah cerah, berani kontak mata)c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain/perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat)d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat/klien lain)

DAFTAR PUSTAKAHerawaty, Netty,Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen,Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995.

LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOKDENGAN TOPIK SOSIALISASIPelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pada pukul 17.00 WIB dan klien sudah siap mengikuti terapi aktivitas kelompok. Hal ini dimungkinkan karena therapist telah melakukan kontrak dengan klien sehari sebelumnya secara jelas dan adanya hubungan saling percaya yang sudah terbina antara perawat dan klien.Dari rencana terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang ditujukan kepada delapan klien ternyata pada pelaksanaannya satu orang klien tidak dapat megikuti terapi. Namun ada satu klien baru dengan masalah menarik diri dengan sengaja diikutsertakan oleh perawat di ruangan. Adapun klien yang diobservasi hanya tujuh orang.IMPLEMENTASI1.Persiapan dan Pelaksanaan1. Menyiapkan lingkungan : menggeser tempat tidur sehingga ruangan tampak luas untuk terapi bermain, mengatur kursi, menyediakan tape recorder.2. Memperkenalkan diri3. Menyebutkan tujuan4. Menjelaskan peraturan permainan5. Menghidupkan tape recorder6. Role play oleh fasilitator7. Memimpin dan memfasilitasi permainan : permainan dilakukan selama+20 menit.8. Melakukan ekpresi perasaan selama 10 menit, posisi duduk berjajar di kursi masing-masing, perawat berdiri di depan klien dipimpin oleh leader dengan kegiatan sebagai berikut :-Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti therapi aktivitas kelompk sosialisasi-Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya dan memberikan tanggapan terhadap apa yang telah diungkapkan klien lain-Memberi kesempatan klien untuk memberikan usulan atau saran tentang terapi aktivitas kelompok sosialisasi2.Penutup1. Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada klien2. Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai3.Evaluasi1. Evaluasi Input-Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 3 orang, observer 1 orang dan dibantu oleh 1 orang perawat ruangan, operator tape dan kaset dirangkap oleh co leader-Lingkungan memenuhi syarat luas, cahaya dan ventilasi cukup, lantai tidak licin dengan suasana tenang namun ceria.-Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan baik dan kursi-Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang sesuai dengan kriteria terapi aktivitas kelompok sosialisasi2. Evaluasi Proses-Leader dibantu oleh co leader menjelaskan aturan main dengan jelas-Fasilitator menempatkan diri di sela-sela klien dan aktif memotivasi klien yang kurang aktif dan diam-Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk mengamati jalannya aktivitas kelompok, menetap pada posisi tertentu sehingga observer dapat mengawasi secara keseluruhan jalannya permainan yaitu observer berada diantara klien dan para fasilitator-Kronologis pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai berikut :Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pukul 17.00 WIB dengan rencana peserta 8 orang namun 1 orang tidak mengikuti dengan alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Satu orang klien diikutkan tanpa rencana awal sehingga total klien tetap 8 orang namun yang diobservasi hanya 7 orang klien. Lima menit dilakukan role play dengan diiringi musik dangdut. Sesuai dengan rencana.permainan dilakukan dalam 25 menit namun permainan berlangsung hanya 20 menit karena klien mengeluh kelelahan. Selama dalam proses kegiatan ada 1 orang klien yang keluar dalam permainan tetapi kembali lagi setelah dimotivasi yaitu : Nn E keluar sementara, meminta izin ke fasilitator setelah ditanya alasannya klien mengatakan ingin mengisi air dikamar mandi,setelah dimotivasi klien mau ikut lagi kegiatan seperti semula.Ekspresi perasaan selama 10 menit dipimpin oleh leader yang didampingi oleh co leader. Kelompok klien duduk dimasing-masing kursi yang telah disediakan sambil menikmati snack didampingi oleh 3 orang fasilitator. Peserta aktivitas kelompok sosialisasi diminta mengungkapkan perasaannya menyampaikan kesan dan pendapatnya setelah mengikuti permainan tadi yaitu :Klien M, saat diminta mengungkapkan perasaannya klien mengatakan senang, gembira, lupa dengan masalah dan mengungkapkan harapan agar kegiatan seperti ini dilakukan sesering mungkin.Nn.L, mengungkapkan perasaannya selain merasa gembira ia dapat berkenalan dengan teman-teman dalam satu kelompok.c.Evaluasi OutputSetelah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April 1999 dengan 7 klien yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut :-80% klien dapat mengungkapkan komunikasi non verbalnya, bermain mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, ekpresi wajah ceria, tertawa lepas-100% klien dapat mengikuti komunikasi secara verbal : menyebutkan nama lengkap dan panggilan, mengungkapkan perasaan dengan kelompok maupun secara pribadi, menyebutkan hobynya dan melaksanakan perintah permainan-80% klien dapat meningkatkan kemampuan dalam kelompok : mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, ikut berpartisipasi dalam kelompok dan ikut mengungkapkan perasaannya, memberikan tanggapan dan applaus terhadap klien lain-80% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya : klien mau berinteraksi dengan perawat, dengan klien lain, melakukan kegiatan bernyanyid.Evaluasi UmumKeberhasilan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang Mawar terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas tempat pelaksanaan TAK yang cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan tersedia, gerakan sederhana, irama musik ceria, mudahnya mencari klien sesuai kriteria dan hubungan saling percaya perawat klien yang sudah terbina.Sedangkan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi meliputi : terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh karena klien ingin mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang telah dipilih tidak bisa mengikuti kegiatan karena menyelesaikan tugasnya.I Putu Juniartha Semara PutraAbout these adsBagikan ini: Twitter Facebook TerkaitPROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKIn "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASIIn "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN TOPIK SOSIALISASI & STIMULASI PERSEPSIIn "I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN"posted bysemaraputraadjoezt.categories:i putu juniartha semara putra poltekkes denpasar jurusan keperawatan. tinggalkan komentarTinggalkan BalasanTop of Form

Bottom of FormNavigasi posPreviousPostNextPostTop of FormCari untuk:Bottom of FormPos-pos Terakhir Senin 17 Juni2013 Cara Herbal MengobatiKejang-Kejang ASKEP HIL KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANHIFEMA KONSEP DASAR ASKEPHIDROSEFALUSArsip Juni 2013 Februari 2013 Januari 2013 Desember 2012 November 2012 Oktober 2012 September 2012 Agustus 2012 Juli 2012 Juni 2012 Mei 2012 April 2012 Maret 2012 Februari 2012Kategori Catatan Harian I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN Tak BerkategoriMeta Mendaftar Masuk log RSSEntri RSSKomentar Buat website atau blog gratis di WordPress,com.Buat website atau blog gratis di WordPress,com.|The Next Saturday Theme.IkutiFollow Jun.IDTop of FormGet every new post delivered to your Inbox.

Bottom of FormDitenagai oleh WordPress.com