BERAT MOLEKUL POLIMER

9
POLIMER Disusun oleh: Vino Krissandra Chimani Nri Widayati MJ. Hidayatulloh

Transcript of BERAT MOLEKUL POLIMER

Page 1: BERAT MOLEKUL POLIMER

POLIMERDisusun oleh:

Vino Krissandra

Chimani Nri Widayati

MJ. Hidayatulloh

Page 2: BERAT MOLEKUL POLIMER

PENENTUAN MASSA MOLEKUL RELATIF

POLIMER

Berat molekular polimer merupakan salah satu

sifat yang khas bagi polimer yang penting untuk

ditentukan. Berat molekular (BM) polimer

merupakan harga rata-rata dan jenisnya beragam

yang akan dijelaskan kemudian. Dengan

mengetahui BM kita dapat memetik beberapa

manfaat.

Page 3: BERAT MOLEKUL POLIMER

Manfaat berat molekular rata-rata

polimer

Menentukan aplikasi polimer tersebut

Sebagai indikator dalam sintesa dan prosespembuatan produk polimer

Studi kinetika reaksi polimerisasi

Studi ketahanan produk polimer dan efekcuaca terhadap kualitas produk

Page 4: BERAT MOLEKUL POLIMER

Panjang rantai polimer ditentukan oleh

jumlah unit ulangan dalam rantai, yang

disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat

molekular polimer adalah hasil kali berat

molekul unit ulangan dan DPn.

Mn = berat molekul rata-rata polimer

M0 = berat molekul unit ulangan (

sama dengan berat molekul monomer)

DP = derajat polimerisasi

Page 5: BERAT MOLEKUL POLIMER

CONTOH :

Polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah

Mn = DP x M0 Mn = 63 x 1000 = 63000.

M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000

Page 6: BERAT MOLEKUL POLIMER

POLIMERISASI RUAH

Dalam polimerisasi ruah, system pada dasarnyaterdiri dari monomer (berwujud cair atau gas) dan pemicu.Polimerisasi monomer cair, seperti misalnya feniletan,melahirkan banyak masalah.polimerisasi asidi sengateksotermis dan reaksi dapat tak terkendalikan atau bahkanmeledak. Oleh karena polimer biasanya larut dalammonomernya, kekebalan system meningkat danmenimbulkan kesukaran pada pengadukan. Pelepasanbahang merupakan masalah. Keadaan lewat panas dapatmenyebabkan penguraian polimer. Secara umum dapatdikatakan bahwa meskipun polimerisasi ruah memberikanhsil nisbi murni, metode ini jarang di pakai untuk membuatpolimer asidi dalam paket besar.

Page 7: BERAT MOLEKUL POLIMER

POLIMERISASI LARUTAN

Pada cara ini monomer dilarutkan dalam pelarutyang cocok sebelum terjadi polimerisasi. Dalam systempolimerisasi itu, pelarut dapat membantu melepaskanbahang reaksi. Kelemahan cara ini ialah kemungkinanterjadinya pengalihan rantai kepada pelarut dengan akibatpembentukan polimer bermassa molekul lebih rendah, danpelarut kemudian harus dipisahkan dari polimer hasil.Masalah yang disebut terakhir dapat diatasi denganmenggunakan pelarut yang dapat melarutkan monomer tapitidak melarutkan polimer sehingga polimer dapat diperolehsecara langsung sebagai suatu bubur.

Page 8: BERAT MOLEKUL POLIMER

POLIMERISASI SUSPENSI

Polimerisasi suspense atau sering disebut polimerisasi wenik,monomer (mengandung pemicu yang terlarut) disebarkansebagai tetesan dalam air. Hal ini dilakukan denganpengadukan cepat selama reaksi. Polimerisasi lalu terjadidalam tetesan-tetesan (dengan kata lain, tiap tetesan secaraefektif mengalami polimerisasi ruah yang kecil). Tetesan-tetesan di jaga tetap terpisah dengan menambahkansejumlah kecil pemantap, seperti Talk dan poli (etanol)(polivinil alkohol). Keuntungan system ini melliputi pelapasanbahang reaksi kedalam fase air, polimer hasil berbentukbutiran kecil yang dapat dengan mudah disimpan, dan nisbitidak tercemar.

Page 9: BERAT MOLEKUL POLIMER

POLIMERISASI EMULSI

Polimerisasi emulsi dalam beberapa hal mempunyaipolimerisasi suspense tetapi bedanya ialah sabunditambahkan untuk memantapkan tetesan monomer. Sabunjuga membentuk agregat molekul satu atom misel. Misel inimelarutkan monomer yang cara mengambil monomer kedalam bagian misel. Pemicu yang larut dal fase air berdifusikedalam misel sehingga memicu polimerisasi. Molekul polimertumbuh dengan cara mengambil monomer berikutnya darifase air. Dengan cara ini polimer bermassa molekul tinggidapat terbentuk. Bahang reaksi yang dilepaskan selamapolimerisasi diserap oleh fase air.