BERAT MOLEKUL POLIMER
Transcript of BERAT MOLEKUL POLIMER
POLIMERDisusun oleh:
Vino Krissandra
Chimani Nri Widayati
MJ. Hidayatulloh
PENENTUAN MASSA MOLEKUL RELATIF
POLIMER
Berat molekular polimer merupakan salah satu
sifat yang khas bagi polimer yang penting untuk
ditentukan. Berat molekular (BM) polimer
merupakan harga rata-rata dan jenisnya beragam
yang akan dijelaskan kemudian. Dengan
mengetahui BM kita dapat memetik beberapa
manfaat.
Manfaat berat molekular rata-rata
polimer
Menentukan aplikasi polimer tersebut
Sebagai indikator dalam sintesa dan prosespembuatan produk polimer
Studi kinetika reaksi polimerisasi
Studi ketahanan produk polimer dan efekcuaca terhadap kualitas produk
Panjang rantai polimer ditentukan oleh
jumlah unit ulangan dalam rantai, yang
disebut derajat polimerisasi (DPn). Berat
molekular polimer adalah hasil kali berat
molekul unit ulangan dan DPn.
Mn = berat molekul rata-rata polimer
M0 = berat molekul unit ulangan (
sama dengan berat molekul monomer)
DP = derajat polimerisasi
CONTOH :
Polimer poli(vinil klorida), PVC memiliki DP = 1000 maka berat molekulnya (Mn) adalah
Mn = DP x M0 Mn = 63 x 1000 = 63000.
M0 (– CH2CHCl - ) = 63, DP = 1000
POLIMERISASI RUAH
Dalam polimerisasi ruah, system pada dasarnyaterdiri dari monomer (berwujud cair atau gas) dan pemicu.Polimerisasi monomer cair, seperti misalnya feniletan,melahirkan banyak masalah.polimerisasi asidi sengateksotermis dan reaksi dapat tak terkendalikan atau bahkanmeledak. Oleh karena polimer biasanya larut dalammonomernya, kekebalan system meningkat danmenimbulkan kesukaran pada pengadukan. Pelepasanbahang merupakan masalah. Keadaan lewat panas dapatmenyebabkan penguraian polimer. Secara umum dapatdikatakan bahwa meskipun polimerisasi ruah memberikanhsil nisbi murni, metode ini jarang di pakai untuk membuatpolimer asidi dalam paket besar.
POLIMERISASI LARUTAN
Pada cara ini monomer dilarutkan dalam pelarutyang cocok sebelum terjadi polimerisasi. Dalam systempolimerisasi itu, pelarut dapat membantu melepaskanbahang reaksi. Kelemahan cara ini ialah kemungkinanterjadinya pengalihan rantai kepada pelarut dengan akibatpembentukan polimer bermassa molekul lebih rendah, danpelarut kemudian harus dipisahkan dari polimer hasil.Masalah yang disebut terakhir dapat diatasi denganmenggunakan pelarut yang dapat melarutkan monomer tapitidak melarutkan polimer sehingga polimer dapat diperolehsecara langsung sebagai suatu bubur.
POLIMERISASI SUSPENSI
Polimerisasi suspense atau sering disebut polimerisasi wenik,monomer (mengandung pemicu yang terlarut) disebarkansebagai tetesan dalam air. Hal ini dilakukan denganpengadukan cepat selama reaksi. Polimerisasi lalu terjadidalam tetesan-tetesan (dengan kata lain, tiap tetesan secaraefektif mengalami polimerisasi ruah yang kecil). Tetesan-tetesan di jaga tetap terpisah dengan menambahkansejumlah kecil pemantap, seperti Talk dan poli (etanol)(polivinil alkohol). Keuntungan system ini melliputi pelapasanbahang reaksi kedalam fase air, polimer hasil berbentukbutiran kecil yang dapat dengan mudah disimpan, dan nisbitidak tercemar.
POLIMERISASI EMULSI
Polimerisasi emulsi dalam beberapa hal mempunyaipolimerisasi suspense tetapi bedanya ialah sabunditambahkan untuk memantapkan tetesan monomer. Sabunjuga membentuk agregat molekul satu atom misel. Misel inimelarutkan monomer yang cara mengambil monomer kedalam bagian misel. Pemicu yang larut dal fase air berdifusikedalam misel sehingga memicu polimerisasi. Molekul polimertumbuh dengan cara mengambil monomer berikutnya darifase air. Dengan cara ini polimer bermassa molekul tinggidapat terbentuk. Bahang reaksi yang dilepaskan selamapolimerisasi diserap oleh fase air.