beracara di PPHI

44
1 Pembuatan Gugatan Pembuatan Gugatan dalam dalam Beracara Di Beracara Di Pengadilan Hubungan Pengadilan Hubungan Industrial Industrial Drs. Engkos Kosim Drs. Engkos Kosim Tim Advokasi DPP APINDO Jawa Tim Advokasi DPP APINDO Jawa Barat Barat Disampaikan pada : “Bimtek Negosiator dan PPHI” Di Hotel Bumi Asih – Bandung

description

Ringkasan tentang beracara di Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial

Transcript of beracara di PPHI

Page 1: beracara di PPHI

11

Pembuatan Gugatan Pembuatan Gugatan dalam dalam

Beracara Di Pengadilan Beracara Di Pengadilan Hubungan IndustrialHubungan Industrial

Drs. Engkos KosimDrs. Engkos KosimTim Advokasi DPP APINDO Jawa BaratTim Advokasi DPP APINDO Jawa Barat

Disampaikan pada :“Bimtek Negosiator dan PPHI” Di Hotel Bumi Asih – Bandung6 Juni 2007

Page 2: beracara di PPHI

22

A.1. PengertianA.1. Pengertian

Surat Gugatan adalah surat yang Surat Gugatan adalah surat yang berisikan tuntutan Penggugat yang berisikan tuntutan Penggugat yang dimintakan untuk diputus oleh hakim dimintakan untuk diputus oleh hakim Pengadilan.Pengadilan.

Tuntutan dilakukan karena Tergugat Tuntutan dilakukan karena Tergugat telah melakukan tindakan melawan telah melakukan tindakan melawan hukum yang menimbulkan kerugian hukum yang menimbulkan kerugian terhadap Penggugat.terhadap Penggugat.

Page 3: beracara di PPHI

33

A.2. Bentuk Gugatan A.2. Bentuk Gugatan Di Pengadilan Hubungan IndustrialDi Pengadilan Hubungan Industrial

Gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Gugatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Gugatan Perselisihan HakGugatan Perselisihan Hak Gugatan KepentinganGugatan Kepentingan Gugatan Perselisihan Antar SP / SBGugatan Perselisihan Antar SP / SB

Page 4: beracara di PPHI

44

B.1. Syarat dan Bentuk GugatanB.1. Syarat dan Bentuk Gugatan Pada prinsipnya gugatan diajukan secara Pada prinsipnya gugatan diajukan secara

tertulis, apabila Penggugat tidak bisa baca tulis tertulis, apabila Penggugat tidak bisa baca tulis dapat mengajukan gugatan secara lisan kepada dapat mengajukan gugatan secara lisan kepada KPN/KPHI atau Hakim yang ditunjuk yang akan KPN/KPHI atau Hakim yang ditunjuk yang akan mencatat atau menyuruh mencatat gugatan mencatat atau menyuruh mencatat gugatan lisan tersebut (Pasal 120 HIR / Pasal 144 (1) lisan tersebut (Pasal 120 HIR / Pasal 144 (1) RBG).RBG).

Ditandatangani oleh Penggugat atau kuasanya Ditandatangani oleh Penggugat atau kuasanya yang syah dengan Surat Kuasa Khusus.yang syah dengan Surat Kuasa Khusus.

Dibubuhi materai Rp 6.000,-Dibubuhi materai Rp 6.000,- Ditujukan kepada KPN / KPHI yang daerah Ditujukan kepada KPN / KPHI yang daerah

hukumnya meliputi tempat Pekerja / Buruh hukumnya meliputi tempat Pekerja / Buruh bekerja (Pasal 81 UU No. 2 Tahun 2004).bekerja (Pasal 81 UU No. 2 Tahun 2004).

Page 5: beracara di PPHI

55

B.2. Surat Kuasa KhususB.2. Surat Kuasa Khusus1.1. Pasal 132 Ayat (2) – HIRPasal 132 Ayat (2) – HIR2.2. Pasal 147 Ayat (2) – RBGPasal 147 Ayat (2) – RBG

Bahwa Surat Kuasa yang diberikan untuk Bahwa Surat Kuasa yang diberikan untuk menghadap dimuka Hakim adalah Surat menghadap dimuka Hakim adalah Surat Kuasa KhususKuasa Khusus

3.3. SE MA tanggal 23 Januari 1971SE MA tanggal 23 Januari 1971Surat Kuasa KhususSurat Kuasa Khusus adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut :: Dibuat secara tertulis Dibuat dan ditandatangani oleh Pemberi dan

Penerima Kuasa diatas meterai Menyebutkan identitas para pihak yang

berperkara Menegaskan obyek kasus yang diperkarakan Dapat dibuat dibawah tangan atau Autentik

Page 6: beracara di PPHI

66

C.C. Isi Surat GugatanIsi Surat Gugatan

Identitas PenggugatIdentitas Penggugat secara lengkap secara lengkap (Legitima persona stand ini judicio).(Legitima persona stand ini judicio).

Identitas TergugatIdentitas Tergugat secara lengkap secara lengkap (termasuk turut Tergugat).(termasuk turut Tergugat).

Posita gugatan Posita gugatan : gambaran tentang : gambaran tentang kejadian materil atau peristiwa yang terjadi kejadian materil atau peristiwa yang terjadi baik yang berdasarkan kenyataan atau yang baik yang berdasarkan kenyataan atau yang berdasarkan hukum (fundamentum petendi) berdasarkan hukum (fundamentum petendi) yang menjadi dasar gugatan Penggugat dan yang menjadi dasar gugatan Penggugat dan dilengkapi dengan waktu dan tempat dilengkapi dengan waktu dan tempat kejadian serta hal-hal lain yang meliputinya.kejadian serta hal-hal lain yang meliputinya.

Page 7: beracara di PPHI

77

Petitum gugatanPetitum gugatan (hal-hal yang (hal-hal yang dimohonkan) : segala sesuatu yang dimohonkan) : segala sesuatu yang dimohonkan Penggugat yang harus dimohonkan Penggugat yang harus didasarkan pada posita gugatan didasarkan pada posita gugatan (petitum) harus didukung oleh posita (petitum) harus didukung oleh posita dan tidak boleh bertentangan.dan tidak boleh bertentangan.Boleh dimohonkan petitum primer dan Boleh dimohonkan petitum primer dan subsider (mohon keadilan yang seadil-subsider (mohon keadilan yang seadil-adilnya / ex aquo et bone). adilnya / ex aquo et bone).

Page 8: beracara di PPHI

88

D.D. Gugatan RekonpensiGugatan Rekonpensi

Gugatan rekonpensi adalah gugatan balik Gugatan rekonpensi adalah gugatan balik yang diajukan oleh Tergugat (pasal 132 a yang diajukan oleh Tergugat (pasal 132 a HIR / Pasal 157 RHIR / Pasal 157 RBGBG))..

Gugatan rekonpensi diperiksa oleh Hakim Gugatan rekonpensi diperiksa oleh Hakim bersamaan dengan gugatan semula bersamaan dengan gugatan semula (gugatan konpensi) dan bermanfaat karena(gugatan konpensi) dan bermanfaat karena : : menghemat onmenghemat onggkos perkara, mempermudah kos perkara, mempermudah prosedur dan menghindarkan putusan saling prosedur dan menghindarkan putusan saling bertentangan.bertentangan.

Pada prinsipnya HIR / RBPada prinsipnya HIR / RBGG memperbolehkan memperbolehkan gugatan rekonpensi dalam segala hal.gugatan rekonpensi dalam segala hal.

Page 9: beracara di PPHI

99

Antara gugatan Penggugat dengan gugatan Antara gugatan Penggugat dengan gugatan rekonpensi tidak diharuskan adanya hubungan.rekonpensi tidak diharuskan adanya hubungan.

Larangan dalam gugatan rekonpensi :Larangan dalam gugatan rekonpensi :

a.a. Bila Penggugat menggugat dalam suatu Bila Penggugat menggugat dalam suatu kwalitas tertentu, sedangkan gugatan kwalitas tertentu, sedangkan gugatan rekonpensi diajukan kepada pribadi rekonpensi diajukan kepada pribadi Penggugat.Penggugat.

b.b. Jika PN yang memeriksa gugatan konpensi Jika PN yang memeriksa gugatan konpensi tidak berkuasa untuk memeriksa gugatan tidak berkuasa untuk memeriksa gugatan rekonpensi (kompetensi absolut).rekonpensi (kompetensi absolut).

c.c. Dalam perselisihan / sengketa tentang Dalam perselisihan / sengketa tentang eksekusieksekusi..

Page 10: beracara di PPHI

1010

Gugatan rekonpensi wajib diajukan Gugatan rekonpensi wajib diajukan bersama-sama dengan jawaban baik bersama-sama dengan jawaban baik tertulis maupun lisan (Pasal 132 b (1) tertulis maupun lisan (Pasal 132 b (1) HIR / 158 (1) RBG.HIR / 158 (1) RBG.

Catatan : Yurisprudensi dan praktek Catatan : Yurisprudensi dan praktek peradilan membolehkan gugatan peradilan membolehkan gugatan rekonpensi diajukan pada jawaban kedua rekonpensi diajukan pada jawaban kedua (duplik).(duplik).

Jika dalam pemeriksaan tingkat pertama Jika dalam pemeriksaan tingkat pertama tidak diajukan gugatan rekonpensi, maka tidak diajukan gugatan rekonpensi, maka ditingkat banding tidak boleh diajukan ditingkat banding tidak boleh diajukan lagi (ayat 20). lagi (ayat 20).

Page 11: beracara di PPHI

1111

E.E. Gugatan ProvisiGugatan Provisi Gugatan ProvisiGugatan Provisi yaitu gugatan atau tuntutan yaitu gugatan atau tuntutan

yang dimohonkan agar diputus sebelum yang dimohonkan agar diputus sebelum putusan akhir (selama pemeriksaan masih putusan akhir (selama pemeriksaan masih berjalan) tetapi dalam praktek peradilan berjalan) tetapi dalam praktek peradilan gugatan provisi atau putusan provisi dikenal gugatan provisi atau putusan provisi dikenal dan diperlukan.dan diperlukan.

Pasal 96 UU No. 2 tahun 2004 mewajibkan Pasal 96 UU No. 2 tahun 2004 mewajibkan Hakim menjatuhkan putusan sela (putusan Hakim menjatuhkan putusan sela (putusan provisi) jika terbukti pada sidang pertama provisi) jika terbukti pada sidang pertama Pengusaha tidak melaksanakan kewajibannya Pengusaha tidak melaksanakan kewajibannya seperti dimaksud dalam No. 13 tahun 2003. seperti dimaksud dalam No. 13 tahun 2003. Putusan tersebut atas permohonan Penggugat Putusan tersebut atas permohonan Penggugat dalam surat gugatannya (gugatan Provisi). dalam surat gugatannya (gugatan Provisi).

Page 12: beracara di PPHI

1212

F.F. Perubahan GugatanPerubahan Gugatan Perubahan gugatan atau tambahan Perubahan gugatan atau tambahan

tuntutan tidak boleh melewati dan tuntutan tidak boleh melewati dan merubah batas kejadian materil yang merubah batas kejadian materil yang menjadi sebab adanya menjadi sebab adanya perkara/sengketa antara kedua belah perkara/sengketa antara kedua belah pihak seperti yang telah dikemukakan pihak seperti yang telah dikemukakan dalam surat gugatannya.dalam surat gugatannya.

Perubahan gugatan tidak boleh Perubahan gugatan tidak boleh merugikan kepentingan pembelaan diri merugikan kepentingan pembelaan diri Tergugat. Tergugat.

Page 13: beracara di PPHI

1313

G.G. Gugatan perwakilan kelompok Gugatan perwakilan kelompok (Class Action)(Class Action)

Dasar hukum : PERMA No. 1 tahun 2002.Dasar hukum : PERMA No. 1 tahun 2002. Gugatan Perwakilan Kelompok adalah Gugatan Perwakilan Kelompok adalah

suatu tata cara pengajuan gugatan suatu tata cara pengajuan gugatan dalam mana satu orang atau lebih yang dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk diri atau gugatan untuk diri atau sensendiri-diri-sensendiri diri dan sekaligus mewakili sekelompok dan sekaligus mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak yang orang yang jumlahnya banyak yang memiliki kesamaan fakta atau dasar memiliki kesamaan fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok dan hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok dimaksud.anggota kelompok dimaksud.

Page 14: beracara di PPHI

1414

Syarat – syarat gugatan perwakilan : Syarat – syarat gugatan perwakilan : a.a. Jumlah anggota kelompok sedemikian Jumlah anggota kelompok sedemikian

banyak, sehingga tidaklah efektif dan banyak, sehingga tidaklah efektif dan efisien apabila gugatan dilakukan secara efisien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu gdalam suatu guugatan.gatan.

b.b. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat substansial, digunakan yang bersifat substansial, serta terdapat kesamaan jenis tuntutan serta terdapat kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya.kelompoknya.

Page 15: beracara di PPHI

1515

c.c. Wakil kelompok memiliki kejujuran Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk melindungi dan kesungguhan untuk melindungi kepentingan anggota kelompok yang kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya.diwakilinya.

d.d. Hakim dapat menganjurkan kepada Hakim dapat menganjurkan kepada wakil kelompok untuk melakukan wakil kelompok untuk melakukan penggantian pengacara, jika penggantian pengacara, jika pengacara melakukan tindakan-pengacara melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban membela dan melindungi kewajiban membela dan melindungi kepentingan anggota kelompoknya. kepentingan anggota kelompoknya.

Page 16: beracara di PPHI

1616

H.H. Kumulasi GugatanKumulasi Gugatan Kumulasi gugatan dikenal dalam praktek Kumulasi gugatan dikenal dalam praktek

peradilan dan yurisprudensi.peradilan dan yurisprudensi. Kumulasi subjektif, jKumulasi subjektif, jiika dalam satu surat ka dalam satu surat

gugatan terdapat beberapa Penggugat atau gugatan terdapat beberapa Penggugat atau beberapa Tergugat.beberapa Tergugat.

Kumulasi objektif, jika penggugat mengajukan Kumulasi objektif, jika penggugat mengajukan beberapa gugatan melawan seorang tergugat.beberapa gugatan melawan seorang tergugat.

Yurisprudensi menegaskan bahwa antara Yurisprudensi menegaskan bahwa antara gugat-gugat yang digabungkan itu harus ada gugat-gugat yang digabungkan itu harus ada hubungan batin (innerlijke samenhang) atau hubungan batin (innerlijke samenhang) atau connexiteit.connexiteit.

Page 17: beracara di PPHI

1717

Pasal 86 UU No. 2 tahun 2004 mengatur kumulasi gugatan dan kewajiban Hakim dalam memeriksa kumulasi gugatan tersebut.

Dalam hal perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja, maka Pengadilan Hubungan Industrial wajib memutus terlebih dahulu perkara perselisihan hak dan atau perselisihan kepentingan.

Page 18: beracara di PPHI

1818

I.I. Pencabutan GugatanPencabutan Gugatan Pasal 85 ayat (1) UU No. 2 tahun 2004 Pasal 85 ayat (1) UU No. 2 tahun 2004

menentukan : Penggmenentukan : Pengguugat dapat gat dapat sewaktu-waktu mencabut gugatannya sewaktu-waktu mencabut gugatannya sebelum tergugat memberikan sebelum tergugat memberikan jawaban.jawaban.

Pasal 85 ayat (2) U No. 2 tahun 2004 Pasal 85 ayat (2) U No. 2 tahun 2004 menemenenntukan : apabila tergugat sudah tukan : apabila tergugat sudah memberikan jawaban atas gugatan itu, memberikan jawaban atas gugatan itu, pencabutan gugatan oleh Penggugat pencabutan gugatan oleh Penggugat akan dikabulkan oleh PHI, apabila akan dikabulkan oleh PHI, apabila disetujui oleh Tergugat.disetujui oleh Tergugat.

Page 19: beracara di PPHI

1919

J.J. Daluarsa Pengajuan GugatanDaluarsa Pengajuan Gugatan

Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 : “gugatan Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 : “gugatan oleh Pekerja/Buruh atas pemutusan oleh Pekerja/Buruh atas pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 dalam Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dapat diajukan dalam tenggang waktu 1 dapat diajukan dalam tenggang waktu 1 (satu(satu)) tahun sejak diterimanya atau tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pihak diberitahukannya keputusan dari pihak Pengusaha”.Pengusaha”.

Page 20: beracara di PPHI

2020

K.1. Contoh Surat Kuasa KhususK.1. Contoh Surat Kuasa Khusus

SURAT KUASASURAT KUASANo. …………No. …………

Pada hari ini, ……..….. tanggal …...…………………………………………………., yang Pada hari ini, ……..….. tanggal …...…………………………………………………., yang bertanda tangan dibawah ini :bertanda tangan dibawah ini :NamaNama :: …..................................................................…..................................................................JabatanJabatan :: …..................................................................…..................................................................KewarganegaraanKewarganegaraan :: …..................................................................…..................................................................AlamatAlamat :: …..................................................................…..................................................................dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama PT. ….................… dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama PT. ….................… Jl. ..………………………………………………... selanjutnya disebut Jl. ..………………………………………………... selanjutnya disebut PEMBERI KUASAPEMBERI KUASA, , dengan ini memberikan kuasa kepada : .....................................................dengan ini memberikan kuasa kepada : .....................................................yang berkedudukan di …………………………………yang berkedudukan di …………………………………Selanjutnya disebut Selanjutnya disebut PENERIMA KUASAPENERIMA KUASA, dalam hal ini bertindak secara bersama-sama , dalam hal ini bertindak secara bersama-sama ataupun sendiri ataupun sendiri

K H U S U SK H U S U Suntuk mewakili PEMBERI KUASA selaku Penggugat / Tergugat dalam menyelesaikan untuk mewakili PEMBERI KUASA selaku Penggugat / Tergugat dalam menyelesaikan kasus ........................................................................................................................... dalam kasus ........................................................................................................................... dalam Perkara Nomor ........................................ tanggal ......................................................Perkara Nomor ........................................ tanggal ......................................................

Page 21: beracara di PPHI

2121

Sehubungan dengan pemberian kuasa ini, maka Sehubungan dengan pemberian kuasa ini, maka PENERIMA KUASA PENERIMA KUASA berhak berhak mewakili mewakili PEMBERI KUASAPEMBERI KUASA untuk : untuk :

1.1. Mengajukan tuntutan dan atau gugatan kepada Instansi yang berwenang Mengajukan tuntutan dan atau gugatan kepada Instansi yang berwenang dan menghadap Pejabat Instansi Pemerintah dan Pejabat lainnya untuk dan menghadap Pejabat Instansi Pemerintah dan Pejabat lainnya untuk bertemu dan berbicara serta membuat kesepakatan-kesepakatan dengan bertemu dan berbicara serta membuat kesepakatan-kesepakatan dengan semua pihak dengan arahan dari semua pihak dengan arahan dari PEMBERI KUASA PEMBERI KUASA sesuai pula dengan sesuai pula dengan ketentuan hukum yang berlaku dalam penyelesaian kasus ini.ketentuan hukum yang berlaku dalam penyelesaian kasus ini.

2.2. Melakukan bantahan dan sanggahan serta jawaban terhadap tuntutan / Melakukan bantahan dan sanggahan serta jawaban terhadap tuntutan / gugatan pihak lawan dan memasukkan segala surat-surat permohonan gugatan pihak lawan dan memasukkan segala surat-surat permohonan yang diperlukan, akte-akte dan surat-surat lain yang berhubungan dengan yang diperlukan, akte-akte dan surat-surat lain yang berhubungan dengan kasus ini, menjalankan perbuatan-perbuatan dan memberikan keterangan-kasus ini, menjalankan perbuatan-perbuatan dan memberikan keterangan-keterangan yang menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh keterangan yang menurut hukum harus dijalankan atau diberikan oleh seorang kuasa dan umumnya menjalankan segala hal-hal yang perlu untuk seorang kuasa dan umumnya menjalankan segala hal-hal yang perlu untuk PEMBERI KUASA PEMBERI KUASA dalam menangani kasus ini.dalam menangani kasus ini.

3.3. Menandatangani dan mengesahkan surat-surat tersebut, mengajukan Menandatangani dan mengesahkan surat-surat tersebut, mengajukan bukti-bukti, meminta didengar saksi atau menolaknya, mengatur dan bukti-bukti, meminta didengar saksi atau menolaknya, mengatur dan menyusun pembelaan, menawarkan / menerima perdamaian atau menolak menyusun pembelaan, menawarkan / menerima perdamaian atau menolak perdamaian, menerima uang dan memberi kwitansi, meminta keputusan perdamaian, menerima uang dan memberi kwitansi, meminta keputusan dan menyuruh menjalankan putusan dengan segala jalan menurut hukumdan menyuruh menjalankan putusan dengan segala jalan menurut hukum..

Page 22: beracara di PPHI

2222

4.4. Mengajukan bantahan, banding maupun kasasi, terhadap segala putusan Mengajukan bantahan, banding maupun kasasi, terhadap segala putusan yang dianggap perlu, demi kepentingan yang dianggap perlu, demi kepentingan PEMBERI KUASA.PEMBERI KUASA.

5.5. Melakukan tindakan-tindakan lain yang dipandang perlu demi Melakukan tindakan-tindakan lain yang dipandang perlu demi kepentingan kepentingan PEMBERI KUASA PEMBERI KUASA sehubungan dengan penyelesaian sehubungan dengan penyelesaian kasus PHK tersebut.kasus PHK tersebut.

Surat Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi dan retensi.Surat Kuasa ini diberikan dengan hak substitusi dan retensi.

..................., .............2007..................., .............2007 Penerima Kuasa,Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa, Pemberi Kuasa,

( ……………………… )( ……………………… )( …………………….. )( …………………….. )

Meterai

Rp 6.000,-

Page 23: beracara di PPHI

2323

Bandung, 20 Mei 2007Bandung, 20 Mei 2007Perihal : Gugatan Perselisihan Hubungan IndustrialPerihal : Gugatan Perselisihan Hubungan Industrial

Kepada Yth,Kepada Yth,Ketua Pengadilan Hubungan IndustrialKetua Pengadilan Hubungan IndustrialPada Pengadilan Negeri BandungPada Pengadilan Negeri BandungJl. Soekarno Hatta 584Jl. Soekarno Hatta 584BandungBandung

Dengan Hormat,Dengan Hormat,Saya, ……………….. , beralamat di ………….., dalam hal ini bertindak Saya, ……………….. , beralamat di ………….., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri sebagai buruh PT. Gersang, beralamat di untuk diri sendiri sebagai buruh PT. Gersang, beralamat di ……………………, selanjutnya disebut penggugat;……………………, selanjutnya disebut penggugat;Dengan ini mengajukan Gugatan Perselisihan Hubungan Industrial Dengan ini mengajukan Gugatan Perselisihan Hubungan Industrial terhadap :terhadap :PT. ………… beralamat di ……………………, selanjutnya disebut PT. ………… beralamat di ……………………, selanjutnya disebut Tergugat;Tergugat;

K.K. Contoh Surat GugatanContoh Surat Gugatan

Page 24: beracara di PPHI

2424

Adapun alasan pengajuan gugatan ini adalah sebagai berikut : (Disebut dengasn posita)

1. Bahwa tergugat merupakan Perusahaan Tergugat terhitung sejak 15 Januari 1995, sebagaimana tertera dalam perjanjian kerja yang ditandatangani pada tanggal 15 Januari 1995; (P-1) Bukti Penggugat nomor 1)

2. Bahwa adapun jabatan terakhir Tergugat adalah sebagai supervisor audit, dengan jumlah upah sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) setiap bulan; (P-2)

3. Bahwa pada tanggal 13 Desember tahun 2006 tergugat telah melakukan audit di Departemen Pengadaan dan Keuangan, dan melalui audit tersebut telah ditemukan penyimpangan keuangan dalam jumlah yang cukup besar;

4. Bahwa atas temuan tersebut Penggugat telah mengkonsultasikannya dengan Pimpinan (Bapak Bani) dan kemuadian juga membuat laporan kepada Direktur Perusahaan;

5. Bahwa setelah pengaduan atas penyimpangan dilakukan, ternyata kedua pimpinan departemen tempat terjadinya penyimpangan tersebut telah membuat laporan yang mendiskreditkan Penggugat, sehingga Penggugat dianggap tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik;

Page 25: beracara di PPHI

2525

6. Bahwa pada tanggal 14 Januari 2007 Penggugat telah dipanggil oleh Manajer Personalia dan diminta mengundurkan diri, karena Penggugat dianggap tidak bisa bekerja sama dengan pimpinan perusahaan

7. Bahwa karena permintaan pengunduran diri tersebut bertentangan dengan hukum ketenagakerjaan, maka penggugat menolak mengundurkan diri. Akibat penolakan tersebut maka tergugat telah memberikan surat skorsing kepada Penggugat menunggu keluarnya surat izin PHK dari PHI terhitung sejak tanggal 13 Februari; (P – 3)

8. Bahwa alasan Tergugat dalam mengajukan PHK sangat sangat mengada-ngada, yakni bahwa Tergugat sedang melakukan efisiensi dan likuidasi terhadap Departemen Audit;

9. Bahwa atas persoalan tersebut Penggugat dan Tergugat telah melakukan perundingan secara Bipartit, sebagaimana yang tertuang dalam risalah rapat tanggal tanggal 22 Februari, 29 Februari dan 2 Maret 2007, namun perundingan tersebut telah gagal menyelesaikan perselisihan secara damai; (P – 3)

10. Bahwa terhitung sejak bulan Maret 2007 Tergugat telah pula menghentikan pembayaran upah Penggugat dengan alasan masa skorsing telah melampaui 6 (enam) bulan;

Page 26: beracara di PPHI

2626

11. Bahwa tindakan-tindakan Tergugat tersebut telah nyata-nyata bertentangan dengan hukum yang berlaku, yaitu melakukan PHK berdasarkan ketidaksenangan terhadap Penggugat;

12. Bahwa sampai saat ini Penggugat belum pernah melakukan kesalahan dalam bentuk apa pun (peringatan lisan, SP 1, SP II, SP III), sehingga tidak ada alasan yang sah dari Tergugat untuk melakukan PHK;

13. Bahwa mengingat PHK tersebut tidak mempunyai alasan yang sah secara hukum, maka menurut Pasal 170 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 PHK tersebut harus batal demi hukum;

14. Bahwa mengingat skorsing dan PHK tersebut batal demi hukum, maka undang-undang mewajibkan Tergugat mempekerjakan Penggugat dan membayar seluruh upah dan hak-hak yang seharusnya diterima oleh Penggugat, yang sampai dengan Mei 2007 telah mencapai Rp. 23.500.000,- (dua puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah).

Page 27: beracara di PPHI

2727

DALAM PROPISIDALAM PROPISI1.1. Mengabulkan seluruh Gugagatan Propisi;Mengabulkan seluruh Gugagatan Propisi;2.2. Memerintahkan Tergugat agar membayar upah dan seluruh hak-Memerintahkan Tergugat agar membayar upah dan seluruh hak-

hak Penggugat sekalipun masih ada upaya hukum banding dan hak Penggugat sekalipun masih ada upaya hukum banding dan kasasikasasi

DALAM POKOK PERKARADALAM POKOK PERKARA3.3. Mengabulkan seluruh Gugatan Penggugat;Mengabulkan seluruh Gugatan Penggugat;4.4. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan yang Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan Undang-undang Ketenagakerjaanbertentangan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan5.5. Memerintahkan Tergugat untuk mempekerjakan kembali dan Memerintahkan Tergugat untuk mempekerjakan kembali dan

memulihkan seluruh hak-hak yang selama ini diperoleh memulihkan seluruh hak-hak yang selama ini diperoleh Penggugat;Penggugat;

Maka, berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dengan ini Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk berkenan memutus perkara ini dengan amar sebagai berikut : (disebut dengan petitum)

Page 28: beracara di PPHI

2828

6.6. Menolak permohonan PHK yang diajukan Tergugat karena Menolak permohonan PHK yang diajukan Tergugat karena bertentangan dengan hukum Ketenagakerjaan yang sedang bertentangan dengan hukum Ketenagakerjaan yang sedang berlaku;berlaku;

7.7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Saya

………………..

Page 29: beracara di PPHI

2929

TEKNIK DAN TATA TEKNIK DAN TATA CARA PEMBUATAN & CARA PEMBUATAN &

PENGAJUAN JAWABANPENGAJUAN JAWABAN

Page 30: beracara di PPHI

3030

A.A. Isi Surat JawabanIsi Surat Jawaban Bantahan / tangkisan / perlawanan atas Bantahan / tangkisan / perlawanan atas

dalil-dalil atau hal-hal yang dituduhkan dalil-dalil atau hal-hal yang dituduhkan oleh Penggugat dalam surat gugatannya.oleh Penggugat dalam surat gugatannya.

Segala sesuatu yang dianggap tidak benar Segala sesuatu yang dianggap tidak benar harus dibantah dengan mengemukakan harus dibantah dengan mengemukakan fakta-fakta serta dasar hukum yang nyata, fakta-fakta serta dasar hukum yang nyata, apabila dalil atau tuduhan yang diajukan apabila dalil atau tuduhan yang diajukan oleh penggugat tidak dibantah oleh oleh penggugat tidak dibantah oleh Tergugat, maka dalil / tuduhan tersebut Tergugat, maka dalil / tuduhan tersebut secara hukum dianggap benar.secara hukum dianggap benar.

Page 31: beracara di PPHI

3131

Bantahan-bantahan tersebut bertujuan Bantahan-bantahan tersebut bertujuan untuk meyakinkan hakim bahwa untuk meyakinkan hakim bahwa Penggugat adalah Penggugat yang Penggugat adalah Penggugat yang tidak benar sehingga gugatannya tidak benar sehingga gugatannya harus ditolak.harus ditolak.

Page 32: beracara di PPHI

3232

B.B.Beberapa aspek tangkisan / Beberapa aspek tangkisan / bantahan / perlawanan dalam bantahan / perlawanan dalam Hukum Acara Perdata, antara Hukum Acara Perdata, antara

lain :lain : Eksepsi kompetensi absolutEksepsi kompetensi absolut, yaitu , yaitu

kewenangan Pengadilan untuk kewenangan Pengadilan untuk mengadili.mengadili.

Eksepsi kompetensi relatifEksepsi kompetensi relatif, yaitu , yaitu kewenangan mengadili dari badan-badan kewenangan mengadili dari badan-badan peradilan.peradilan.

Error in personaError in personall, yaitu Penggugat , yaitu Penggugat tidak cakap melakukan perbuatan tidak cakap melakukan perbuatan hukum.hukum.

Page 33: beracara di PPHI

3333

Obscuur LibelObscuur Libel, yaitu gugatan , yaitu gugatan Penggugat kabur atau tidak jelas.Penggugat kabur atau tidak jelas.

Ne bis in idemNe bis in idem, yaitu apabila perkara , yaitu apabila perkara sudah pernah diajukan sebelumnya, sudah pernah diajukan sebelumnya, kemudian diajukan kembali.kemudian diajukan kembali.

Rei Judicata DeductaeRei Judicata Deductae, yaitu perkara , yaitu perkara yang digugat sudah pernah diajukan yang digugat sudah pernah diajukan dan belum putus.dan belum putus.

DaluarsaDaluarsa, yaitu apabila yang digugat , yaitu apabila yang digugat sudah melewati batas yang ditentukan sudah melewati batas yang ditentukan oleh undang-undang.oleh undang-undang.

Page 34: beracara di PPHI

3434

C.C. Contoh Surat JawabanContoh Surat JawabanJakarta 24 Mei 2007Jakarta 24 Mei 2007Perihal : Jawaban atas Gugatan PHIPerihal : Jawaban atas Gugatan PHI

Kepada Yth,Kepada Yth,Ketua Pengadilan Hubungan IndustrialKetua Pengadilan Hubungan IndustrialPada Pengadilan Negeri Bandung PusatPada Pengadilan Negeri Bandung PusatJl. Soekarno Hatta No. 584 Jl. Soekarno Hatta No. 584 BandungBandung

Dengan Hormat,Dengan Hormat,Kami, ……………….. , beralamat di ………….., dalam hal ini Kami, ……………….. , beralamat di ………….., dalam hal ini diwakili oleh Direkturnya, Drs………………., selanjutnya disebut diwakili oleh Direkturnya, Drs………………., selanjutnya disebut tergugat, dengan ini mengajukan Jawaban atas Gugatan yang tergugat, dengan ini mengajukan Jawaban atas Gugatan yang diajukan oleh Penggugat pada tanggal 13 Mei 2007, sebagai berikut :diajukan oleh Penggugat pada tanggal 13 Mei 2007, sebagai berikut :

Page 35: beracara di PPHI

3535

1. Bahwa Tergugat menolak dengan atas seluruh dalil yang dikemukakan oleh Penggugat, kecuali apabila Tergugat mengakuinya.

2. Bahwa benar Penggugat telah bekerja pada Tergugat sejak 15 Januari 1995, namun tidak benar jabatan terakhir Penggugat sebagai supervisor audit, melainkan sebagai staf biasa, sebagaimana supervisor audit, melainkan sebagai staf biasa, sebagaimana yang tertera dalam perjanjian kerja; (T – 1) (Bukti Tergugat Nomor 1).

3. Bahwa tidak benar gaji terakhir Penggugat sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah), melainkan hanya sebesar Rp. (2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah); (T – 2)

4. Bahwa tergugat menolak dengan tegas seluruh keterangan Penggugat sehubungan dengan audit yang dilakukan pada tanggal 13 Desember tahun 2006, dengan alasan sebagai berikut :

Page 36: beracara di PPHI

3636

a. Tidak benar terjadi penyimpangan keuangan dalam beberapa departemen yang diaudit Penggugat. Yang terjadi adalah, karena kurangnya pengetahuan / kemampuan Penggugat, maka telah terjadinya kesalahan penghitungan keuangan. Kesalahan penghitungan Penggugat tersebut sangat nyata, karena setelah dilakukan audit oleh akuntan publik, ternyata tidak ada penyimpangan dana; (T-3)

b. Salah satu kesalahan fatal Penggugat dalam audit tersebut adalah karena pembocoran hasil audit kepada pihak luar yang tidak seharusnya tahu, sehingga hal itu diklasifikasikan sebagai tindakan membongkar rahasia perusahaan;

Page 37: beracara di PPHI

3737

5. Bahwa sehubungan dengan dalil Penggugat tentang adanya permintaan Tergugat kepada Penggugat untuk mengundurkan diri, hal itu adalah tidak benar. Yang benar adalah, tergugat menyampaikan akan melakukan PHK terhadap Penggugat karena dinilai tidak cakap dalam melaksanakan pekerjaannya dan telah pula melakukan pembocoran atas rahasia perusahaan;

6. Bahwa mengenai tindakan skorsing, hal itu benar dilakukan Tergugat terhadap Penggugat karena tergugat sangat khawatir, apabila Penggugat tetap bekerja maka bisa saja Penggugat merusak sistem atau membocorkan rahasia perusahaan lainnya kepada orang yang tidak berkepentingan, termasuk terhadap saingan bisnis Tergugat;

Page 38: beracara di PPHI

3838

7. Bahwa mengenai tidak dibayarnya upah Penggugat, hal itu dilakukan Tergugat karena proses skorsing itu sendiri telah lebih dari 6 bulan, sehingga sesuai dengan PP / PKB jo Pasal ………. UU No. 13 Tahun 2003, Tergugat tidak lagi wajib membayarkan upah kepada pekerja;

8. Bahwa benar dalam perkara ini telah dilakukan upaya bipartit dan mediasi, namun karena Penggugat hanya berusaha menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum, maka upaya penyelesaian secara damai tidak dapat tercapai;

9. Bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas, maka sudah terbukti Penggugat telah melakukan kesalahan berat sebagaimana yang diatur dalam pasal …… UU No. 13 Tahun 2003 jo PP / PKB, sehingga tergugat dapat mem-PHK Penggugat tanpa harus memberikan pesangon.

Page 39: beracara di PPHI

3939

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dengan ini Tergugat memohon kepada Yang Terhormat Majelis Hakim untuk berkenan memeriksa dan memutus perkara ini dengan amar sebagai berikut : (disebut dengan pititum).

DALAM PROPISI1. Menolak seluruh Gugatan Penggugat;

DALAM POKOK PERKARA1. Menolak seluruh Gugatan Penggugat;

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Page 40: beracara di PPHI

4040

Dalam berperkara di Pengadilan Negeri, apabila pihak Tergugat ternyata merasa dirugikan atas tindakan Penggugat, maka bersamaan dengan menyampaikan jawaban, Tergugat dapat mengajukan gugatan balik kepada Penggugat. Inilah yang disebut dengan Gugatan Rekonpensi.

Dengan mengajukan gugatan rekonpensi maka Tergugat bukan saja hanya memberikan jawaban atau sangkalan terhadap gugatan Penggugat, melainkan juga mengajukan tuntutan atau gugat balik terhadap Penggugat awal. Dalam contoh di atas, karena tergugat tidak mengajukan Gugatan Gugatan Rekonpensi maka Tergugat hanya diperbolehkan menjawab setiap gugatan Penggugat. Sedangkan untuk mengajukan permintaan sejumlah ganti rugi. Hal itu tidak diperkenankan.

Page 41: beracara di PPHI

4141

Agar dapat menuntut penggantian atas kerugian yang dideritanya, maka Tergugat harus mengajukan Gugatan Rekonpensi. Dalam Gugatan Rekonpensi, maka posisi para pihak akan berubah. Penggugat Konpensi (Penggugat awal) akan berubah menjadi Tergugat Rekonpensi dan Tergugat Konpensi.(Tergugat awal) akan berubah menjadi Penggugat Rekonpensi. Mengingat Gugatan Rekonpensi dilakukan bersamaan dengan penyampaian jawaban, maka posisi kedua belah pihak menjadi rangkap, yaitu Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi dan Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi.Untuk contoh jawaban di atas, maka petitumnya bisa berubah menjadi:

DALAM KONPENSI : (Dalam gugatan awal/semula)DALAM PROPISI1. Menolak seluruh Gugatan Penggugat dalam Propisi;DALAM POKOK PERKARA1. Menolak seluruh Gugatan Penggugat

Page 42: beracara di PPHI

4242

DALAM REKONPENSI : (Gugat balik) Mengabulkan seluruh Gugatan Penggugat Rekonpensi; Menyatakan Tergugat Rekonpensi Telah melakukan Kesalahan

berat sebagaimana dimaksud dalam pasal 158 Undang-undang No. 13 Tahun 2003;

Memberikan izin kepada Penggugat Rekonpensi untuk melakukan PHKterhadap Tergugat Rekonpensi karena telah melakukan kesalahan berat.

Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk minta maaf kepada Tergugat melalui dua media massa nasional segera setelah putusan ini dibacakan;

Memerintahkan kepada Tergugat Rekonpensi untuk tidak membocorkan rahasia perusahaan terhadap pihak manapun.

Page 43: beracara di PPHI

4343

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI : Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk

membayar biaya yang timbul dalam perkara ini.

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat kami…………….

Page 44: beracara di PPHI

4444

Terima kasih atas perhatiannya,dan sampai jumpa…..!