Benua maritim indonesia.

24
BENUA MARITIM INDONESIA (BMI) Oleh : ASRUL AMAR (M111 12 001) ISTIQOMAH HALID ( M111 12 002) ELIS SARTIKA (M111 12 003) MELY SONGLE SALURANTE (M111 12 004

Transcript of Benua maritim indonesia.

Page 1: Benua maritim indonesia.

BENUA MARITIM INDONESIA (BMI)

Oleh :

ASRUL AMAR (M111 12 001)

ISTIQOMAH HALID ( M111 12 002)

ELIS SARTIKA (M111 12 003)

MELY SONGLE SALURANTE (M111 12 004

ERWIN SETIAWAN (M111 12 013)

Page 2: Benua maritim indonesia.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam bagi

RasulullahMuhammad shallallahu alaihi wasallam.

Materi ini merupakan materi kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari yang berjudul

“Benua Maritim Indonesia (BMI)” . Pada dasarnya materi ini merupakan materi pertama pada

semester awal bagi mahasiswa baru. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memahami

materi ini dengan mudah.

Terakhir,kami berharap semoga tulisan ini bermanfaat, khususnya bagi para pembaca

yang berminat dalam bidang matematika.

Makassar, September 2012

KELOMPOK I

Page 3: Benua maritim indonesia.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….

BAB I :

PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1

1) Siapa Penemu “Indonesia?” ………………………………. 1

2) Berkah Sebuah Nama …………………………………… 2

B. Tujuan ………………………………………………………... 3

C. Rumusan Masalah ……………………………………………. 4

BAB II :

PEMBAHASAN

A. Benua Maritim Indonesia …………………………………….. 5

B. Dimensi Benua Maritim Indonesia …………………………… 12

BAB III :

PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 13

B. Saran ……………………………………………………… 13

Page 4: Benua maritim indonesia.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah

sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit

membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara

London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa.

Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London dan

Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan masyarakat

yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama.

Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang

belakangan ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan

bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat

yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak

kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.

1. Siapa Penemu “Indonesia?”

Maka itu, Indonesia adalah sebuah penemuan politik (political invention) yang

agaknya terbesar sepanjang abad ke-20. Dan, itu dimulai secara ‘relatif sederhana’ ketika

beberapa pengembara dan ilmuwan ingin menemukan nama yang lebih pas untuk

kepulauan Nusantara. Sebagaimana diungkapkan sejarawan Australia, RE Elson, dalam

The Idea of Indonesia: A History (Cambridge, 2008), tidak ada seorang pun yang dapat

memberikan nama yang pasti bagi kawasan ini sampai awal abad ke-20.

Beragam sebutan diberikan kepada kepulauan Nusantara. Para pengembara Asia

menyebutnya sebagai wilayah ‘Laut Selatan’ atau ‘Kepulauan Timur’. Sedangkan

sumber-sumber Arab, menyebutnya sebagai ‘negeri bawah angin’ dan kemudian sebagai

Page 5: Benua maritim indonesia.

‘negeri bangsa Jawi’. Pengembara dan administratur Belanda kemudian menyebutnya

sebagai Indies, Hindia Timur, Hindia Belanda, Insulinde, dan Nederland Tropis.

Menurut Elson, kata ‘Indonesia’ pertama kali dibuat (manufactured) pada 1850 oleh

pengembara dan pengamat sosial Inggris, George Samuel Windsor-Earl, dalam bentuk

‘Indu-nesia’. Temuan ini kemudian diperkuat rekannya, James Logan, yang memandang

istilah ‘Indonesia’ tepat sebagai istilah geografis, tapi tidak untuk kepentingan etnografis.

Tetapi, pada 1877, istilah ‘Indonesia’ digunakan antropolog Prancis, ET Hamy, untuk

mengacu kepada kelompok rasial yang mendiami kepulauan ini. Dan, sejak itu, berbagai

ilmuwan, antara lain, mulai dari antropolog Inggris, AH Keane; linguis Inggris, NH

Dennys; etnografer Jerman, Adolf Bastian; etnolog Belanda, GA Wilken; linguis

Belanda, H Kern; sampai penasihat Belanda, Snouck Hurgronje, menggunakan nama

”Indonesia” untuk mengacu kepada wilayah dan penduduk Kepulauan Nusantara.

2. Berkah Sebuah Nama

Makin meluasnya penggunaan nama Indonesia, tidak bisa dielakkan lagi segera

menimbulkan banyak implikasi politis. Sebagian wilayah Nusantara yang memang sudah

relatif menyatu karena fluiditas hubungan antar pulau berkat penyebaran Islam, menjadi

lebih terintegrasi dalam kerangka ”Indonesia” . Nama boleh saja ditemukan orang asing,

tetapi masyarakat di Kepulauan Nusantara memperoleh berkah dengan adanya kini

sebuah nama untuk mengacu kepada wilayah geografis yang mereka diami bersama,

sekaligus sebagai ”bangsa” yang mereka bayangkan–apa pun bentuk akhirnya

”Indonesia” . Inilah ide Indonesia yang betapa pun mungkin samarnya yang mengikat

berbagai daerah, suku, dan tradisi ke dalam sebuah kerangka kebersamaan jika belum lagi

kesatuan.

Ide tentang Indonesia boleh jadi meningkat dan menyurut sesuai situasi tertentu.

Dan, boleh jadi juga, eksistensi Indonesia itu terancam berbagai perubahan, baik di dalam

ide tentang Indonesia itu sendiri maupun di lingkungan luar yang lebih luas. Sehingga,

berbagai perubahan itu mendatangkan banyak kecemasan di dalam dan di luar negeri

Page 6: Benua maritim indonesia.

tentang kelanjutannya. Namun, Indonesia berhasil bertahan, ketika kalangan luar

memprediksikan skenario Balkanisasi negara-bangsa ini berikut dengan jatuhnya presiden

Soeharto dari kekuasaannya pada Mei 1998. Sekali lagi, perjalanan mengejawantahkan

ide Indonesia tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, sepatutnya setiap dan seluruh

warga tidak memperlakukan Indonesia secara taken for granted.

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa.

Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak

70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah

Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas

dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber daya

alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi,

wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral

langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis.

Panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah Canada ) merupakan

wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya dengan tingkat

keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan nusantara menyimpan

berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam menentukan tingkat akurasi

perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam yang dinamakan Arus Laut

Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu arus laut besar yang permanen

masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang mempunyai pengaruh besar pada

pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga pengaruh besar pada iklim benua

Australia.

B. Tujuan Pembahasan Makalah

Dalam makalah ini membahas mengenai Benua Maritim Indonesia (BMI), yang

mengulas sedikit tentang kemaritiman bangsa Indonesia dan dinamikanya, nilai – nilai

kemaritiman yang perlu dikiembangkan.

Dengan demikian tujuan dari tim penulis kepada pembaca pada isi makalah ini

diberikan gambaran tentang BMI dan wawasan dan landasan pengetahuan kepada

Page 7: Benua maritim indonesia.

mahasiswa untuk terus menjaga dan mengembangkan nilai – nilai social dalam menjaga

dan mempertaruhkan segenap tenaganya untuk Benua Maritim Indonesia.

C. Rumusan Permasalahan

1) Konsep Benua Maritim Indonesia;

2) Dimensi Benua Maritim Indonesia.

Page 8: Benua maritim indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Benua Maritim Indonesia

Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala

pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan

Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

Ketika rakyat Indonesia, terutama para pemudanya, melancarkan gerakan kemerdekaan

bangsa Indonesia yang dimulai dengan menyatakan Sumpah Pemuda pada tahun 1928, banyak

pihak yang mengatakan bahwa kebangsaan Indonesia adalah satu illusi belaka. Di antara mereka

tidak hanya terdapat kaum politik kolonialis yang tidak sudi melihat Indonesia merdeka, tetapi

juga pakar ilmu sosial yang melihat persoalannya dari segi ilmiah. Malahan ada pula orang

Indonesia yang terpengaruh oleh sikap dan pandangan kolonial itu dan turut berpikir serta

berbicara seperti pihak penjajah.

Memang Indonesia adalah satu kenyataan dan diteguhkan oleh ridho Illahi dalam wujud

kehidupan bangsa merdeka yang pada tahun 1945 telah berlangsung 50 tahun. Kenyataan itu

semua menolak segala kesangsian, baik yang bersifat ilmiah maupun politik, bahwa Indonesia

hanya mungkin ada karena dan kalau dijajah. Dalam 50 tahun bangsa Indonesia berhasil

mengatasi segala usaha pihak lain yang hendak merontohkan Indonesia, dari luar maupun dari

dalam. Bangsa Indonesia pun berhasil memperoleh pengakuan eksistensinya dari semua bangsa

di dunia, termasuk dari bekas penjajahnya. Selain itu bangsa Indonesia berhasil memperoleh

pengakuan bahwa wilayah Republik Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakan

satu kesatuan geografi. Dunia internasional mengakui eksistensi satu Benua Maritim Indonesia.

Namun demikian bangsa Indonesia sepenuhnya pula sadar bahwa bangsa Indonesia

terdiri dari sekian banyak suku dan golongan, masing-masing dengan kebudayaannya sendiri.

Demikian pula adanya kemungkinan bahwa rakyatnya melihat perairan yang ada antara pulau-

pulau bukan sebagai penghubung melainkan sebagai pemisah pulau satu dengan yang lain. Sebab

itu bangsa Indonesia mengambil sebagai semboyan nasionalnya Bhinneka Tunggal Eka atau

Page 9: Benua maritim indonesia.

Kesatuan dalam Perbedaan. Timbul pula kesadaran bahwa dapat timbul kerawanan nasional

kalau tidak ada pendekatan secara tepat. Pihak lain yang tidak mau melihat bangsa Indonesia

maju pasti akan memanfaatkan kerawanan demikian.

Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia

melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan geostrategi

yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah daratan, lautan dan

ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi,

sosial budaya dan pertahanan-keamanan. Agar bangsa Indonesia mencapai tujuan

perjuangannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan

Pancasila, Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai semboyan atau

potensi belaka.

Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada tiga kendala utama, yaitu :

Satu, Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang memungkinkan

perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu. Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri

Negara telah mewanti-wanti agar Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikan

otonomi luas kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun dalam

kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan pemerintahan sentralisme yang

ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusat

pemerintahan Indonesia, mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat ketimbang bagian

lain Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap demikian tidak segera berubah

maka tidak mustahil kerawanan nasional seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat

menjadi kenyataan yang menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar Jawa kurang berkembang

maju dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat kondisi dunia yang sedang

bergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala cara untuk unggul dan

memenangkan persaingan itu.

Dua, meskipun segala perairan yang ada di Benua Maritim Indonesia merupakan bagian

tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun dalam kenyataan mayoritas bangsa

Indonesia lebih berorientasi kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat dilihat

Page 10: Benua maritim indonesia.

pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70 persen penduduk Indonesia. Tidak ada

titik di pulau Jawa yang melebihi 100 kilometer dari lautan. Dalam zaman dulu sampai masa

kerajaan Majapahit dan Demak mayoritas rakyat Jawa adalah pelaut. Akan tetapi sejak sirnanya

kerajaan Majapahit dan Demak rakyat Jawa telah menjadi manusia daratan belaka yang

mengabaikan lautan yang ada di sekitar pulaunya. Titik berat kehidupan adalah sebagai petani

tanpa ada perimbangan sebagai pelaut. Juga dalam konsumsi makanannya ikan dan hasil laut

lainnya tidak mempunyai peran penting. Gambaran rakyat Jawa itu juga terlihat pada

keseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi ke daratan jauh lebih besar ketimbang ke lautan.

Untung sekali masih ada perkecualian, yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan beberapa yang

lain, yang dapat memberikan perhatian sama besar kepada daratan dan lautan. Menghasilkan

tidak saja petani tetapi juga pelaut yang tangguh. Gambaran keadaan umum rakyat Indonesia

amat bertentangan dengan kenyataan bahwa luas daratan nasional adalah sekitar 1,9 juta

kilometer persegi, sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta kilometer persegi. Apalagi

kalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif yang masuk wewenang Indonesia. Selama

pandangan mayoritas rakyat Indonesia terhadap lautan belum berubah, bagian amat besar dari

potensi nasional tidak terjamah dan karena itu kurang sekali berperan untuk meningkatkan

kesejahteraan bangsa. Malahan yang lebih banyak memanfaatkan adalah bangsa lain yang

memasuki wilayah lautan Indonesia untuk mengambil kekayaannya.

Tiga, kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah Nusantara untuk

kepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan nasional. Mayoritas rakyat Indonesia

belum cukup menyadari perubahan besar yang terjadi dalam umat manusia sebagai akibat

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar itu terutama menyangkut

teknologi angkutan dan komunikasi. Khususnya komunikasi elektronika sekarang

memungkinkan manusia berhubungan dengan cepat dan tepat melalui telpon, televisi, komputer

yang menghasilkan E-Mail dan Internet. Letak kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat

menguntungkan untuk penempatan satelit yang memungkinkan komunikasi yang makin canggih

dengan memanfaatkan ruang angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara.. Ini sangat

penting untuk pembangunan dan pemantapan kebudayaan nasional, khususnya melalui televisi.

Namun untuk itu diperlukan biaya yang memadai.

Page 11: Benua maritim indonesia.

Jelas sekali bahwa masa depan Benua Maritim Indonesia berada pada sikap dan tindakan

rakyat Indonesia sendiri, baik yang duduk dalam pemerintahan, dalam dunia akademis dan ilmu

pengetahuan maupun dalam dunia swasta untuk mengadakan perubahan terhadap dua kendala

ini.

Selama pemerintahan yang dilakukan kurang mewujudkan desentralisasi dan otonomi

daerah yang memungkinkan setiap daerah berkembang maju dan rakyat pada umumnya belum

dapat diubah pandangannya terhadap kelautan, maka Benua Maritim Indonesia hanya akan

menunjukkan kemajuan yang terbatas dan tidak sesuai dengan potensinya. Juga aktualisasi

Wawasan Nusantara sangat dipengaruhi kemampuan kita memanfaatkan komunikasi dan

angkutan secara lebih luas untuk mengembangkan budaya nasional Indonesia atau budaya

Nusantara.

Kesatuan sistem politik nampaknya terjamin melalui sentralisme, tetapi dalam kenyataan

menimbulkan kerawanan yang berbahaya sebagaimana telah dibuktikan dalam pemberontakan

PRRI/Permesta.

Kesatuan sistem ekonomi jelas kurang terjamin oleh karena terjadi kesenjangan yang

lebar antara golongan kecil yang menguasai sekitar 70 persen produksi nasional dengan

mayoritas rakyat yang masih miskin, diperberat lagi oleh kesenjangan kemajuan ekonomi antara

Jawa dan luar Jawa.

Kesatuan dalam sosial budaya juga belum terwujud dengan memuaskan, meskipun UUD

1945 telah menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah buah usaha budidaya

rakyat Indonesia seluruhnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah merupakan bagian kebudayaan

Indonesia. Dan perlu ada pengambilan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan

atau memperkaya kebudayaan Indonesia. Dalam kenyataan masih belum cukup berkembang

kebudayaan nasional Indonesia.

Kesatuan dalam pertahanan-keamanan secara relatif lebih terwujud ketimbang faktor

lainnya, hal mana dibuktikan oleh keberhasilan bangsa Indonesia mengatasi semua persoalan

hankamnya sejak tahun 1945 hingga sekarang. Akan tetapi dilihat dari kondisi geografi

Indonesia belum pula ada pertahanan-keamanan yang sesuai dengan tuntutan Benua Maritim

Page 12: Benua maritim indonesia.

Indonesia. Titik berat hankam masih pada daratan belaka dan itupun baru pada aspek territorial.

Kemampuan di lautan dan di udara masih sangat terbatas. Itu berakibat kurang baik, ketika ABRI

kurang mampu mencegah masuknya pihak asing yang mengambil kekayaan laut Indonesia

secara tidak sah. Memang membangun kekuatan hankam yang seimbang untuk daratan, lautan

dan udara tidak murah. Sebab itu perlu lebih dulu ada kemajuan besar dalam pembangunan

ekonomi nasional. Itu tidak mungkin tercapai secara optimal kalau kendala di atas masih belum

dapat diatasi.

Melihat kondisi dan sifat rakyat Indonesia masa kini nampaknya usaha untuk mengatasi

kendala itu harus terutama bersumber pada pemerintah dan dunia swasta. Pemerintah harus

mengambil langkah-langkah yang memungkinkan terwujudnya desentralisasi dan otonomi

daerah secara sukses. Pemerintah pula harus menjalankan berbagai usaha untuk menarik lebih

banyak perhatian rakyat kepada lautan dan perairan pada umumnya. Kalau pemerintah dapat

merekayasa sehingga sebagai permulaan sekitar 5 persen penduduk Indonesia berusaha di laut

atau dalam pekerjaan yang bersangkutan dengan usaha laut, pasti keadaan kesejahteraan

Indonesia akan berubah. Lambat laun lebih banyak lagi rakyat yang tertarik ke faktor lautan.

Selain itu Pemerintah perlu menyelenggarakan siaran radio dan televisi yang menunjang

perkembangan budaya nasional Indonesia. Dan mendorong pihak swasta untuk melakukan hal

serupa melalui radio dan televisi swasta. Di samping itu pemerintah harus memperhatikan

penyelenggaraan pendidikan umum yang bermutu, terutama di luar Jawa, agar semuanya dapat

menjalankan desentralisasi dengan efektif dan bermanfaat. Pendidikan itu juga membuka

pandangan rakyat terhadap faktor perairan Indonesia yang demikian luasnya.

Pemerintah juga harus mendorong dan memberikan peluang timbulnya usaha swasta

yang bersangkutan dengan laut. Mengingat kondisi Kawasan Indonesia Timur, maka perlu

diberikan prioritas kepada perkembangan itu di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebut

luas laut dan kekayaan yang terkandung di dalamnya cukup besar.

Usaha di perairan, khususnya di lautan, beraneka ragam bentuknya. Banyak negara di

dunia telah menjadi kaya dan maju karena faktor kelautan. Malahan semua imperium yang

pernah menguasai dunia mendasarkan kekuasaannya atas kekuatannya di laut. Itu dimulai oleh

Spanyol yang pada abad ke 17 dapat mengatakan bahwa di wilayah kekuasaannya matahari tidak

Page 13: Benua maritim indonesia.

pernah terbenam. Kemudian digantikan oleh Inggeris yang bahkan mempunyai semboyan : Rule

Brittania, Rule the Waves ! Setelah Inggeris mundur pada tahun 1940-an, maka digantikan oleh

AS yang juga merupakan kekuatan maritim besar. Usaha di lautan menjadikan bangsa-bangsa itu

pedagang besar yang memiliki armada angkutan yang besar pula. Demikian pula armada

perikanan mereka besar dan turut menambah kekayaan bansganya. Malahan bangsa yang

sebenarnya di daratan tidak terlalu besar artinya, seperti Belanda dan Norwegia, telah menjadi

kaya dan cukup berkuasa karena mempunyai usaha yang luas di laut.

Adalah aneh sekali bahwa perairan berupa sungai besar, selat dan lautan yang luas dan

penuh kekayaan tidak kita manfaatkan dengan baik. Selain menghasilkan makanan berupa ikan

dan hasil laut lainnya, perairan kita sangat berguna sebagai sarana untuk angkutan dan gerakan.

Hingga kini kita lebih memperhatikan jalan di darat yang tidak murah pembuatan dan

pemeliharaannya. Sedangkan perairan sebagai jalan tidak perlu dibuat dan pemeliharaannya

relatif sedikit. Banyak bangsa lain sudah memberikan contoh tentang pemakaian perairan sebagai

sarana angkutan dan gerakan. Juga lautan kita banyak mengandung bahan tambang yang

sekarang baru kita manfaatkan dalam aspek minyak dan gas bumi saja. Dengan teknologi yang

maju kita nanti juga dapat memperoleh energi dari laut, apalagi kalau teknologi nuklir sudah

mencapai tingkat kemajuan besar dalam teknologi zat air. Yang tidak kalah pentingnya adalah

peran kelautan untuk parawisata, terutama di Kawasan Timur Indonesia. Diperlukan usaha

swasta yang jauh lebih aktif untuk memanfaatkan perairan Indonesia, termasuk swasta di daerah.

Pemerintah dan swasta harus memberikan perhatian kepada penelitian terhadap berbagai

kemungkinan yang dapat diolah dari wilayah Indonesia yang luas, baik daratan maupun

perairannya. Apabila kita kurang giat menjalankan itu, kita jangan heran kalau justru bangsa lain

lebih banyak mengetahui tentang kondisi wilayah kita. Dan atas dasar pengetahuan itu

mengambil kekayaan kita.

Mengenai pemanfaatan ruang angkasa kita untuk kepentingan nasional juga amat

penting. Sebab kalau tidak kita sendiri yang memanfaatkan, pasti digunakan pihak lain. Sekarang

saja kita sudah mengalami kesulitan besar karena masuknya siaran televisi asing ke setiap rumah

tangga melalui pemakaian parabola. Pengaruh dari masuknya budaya asing memang tidak perlu

negatif asalkan kita pandai menyaring mana yang bermanfaat bagi kita. Namun kita juga harus

Page 14: Benua maritim indonesia.

sadar bahwa dalam dunia yang penuh persaingan dewasa ini setiap pihak berusaha

mempengaruhi bangsa lain. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa benteng pertahanan bangsa

ada dalam tiap-tiap individu warga negara. Sebab itu kita harus membantu setiap warga negara

dengan menyajikan siaran televisi yang mampu bersaing dengan siaran televisi asing. Dengan

begitu kewajibannya untuk menyaring pengaruh dari luar akan jauh lebih ringan. Sebab tak

mungkin kita memblokir siaran televisi asing, karena teknologi dapat mengatasi setiap hambatan

yang artifisial itu. Jalan paling utama adalah penyajian siaran televisi sendiri yang banyak dan

tidak kalah menarik serta bermutu. Dalam hal ini peran swasta amat besar dengan makin

banyaknya televisi dan radio swasta.

Pemanfaatan ruang angkasa untuk komunikasi juga menjadi kepentingan hankam.

Sekarang teknologi elektronika sangat besar perannya terhadap pelaksanaan hankam. Tidak saja

untuk kepentingan penyebaran informasi, tetapi juga untuk langsung menjadi sarana pengantar

(guidance system) sistem senjata. Memang hal itu mengharuskan kita mendalami ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan lebih intensif.

Apabila hal-hal di atas dapat kita laksanakan maka aktualisasi Wawasan Nusantara

sungguh-sungguh berjalan. Terbentuknya kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial-

budaya dan kesatuan pertahanan-keamanan menjadi kenyataan.

Maka boleh dikatakan bahwa terwujudnya Benua Maritim Indonesia yang kokoh kuat,

maju dan sejahtera serta aman sentosa sangat tergantung pada perkembangan pikiran dan

perasaan rakyat Indonesia. Sebagaimana pada permulaan terwujudnya sikap kebangsaan adalah

hasil perjuangan pemuda Indonesia, maka hendaknya juga dalam membentuk kesadaran akan

makna Benua Maritim Indonesia bagi masa depan bangsa pemuda Indonesia memegang peran

utama. Namun kalau dulu pemuda Indonesia bangkit sendiri, sekarang di samping kebangkitan

pemuda atas prakarsa sendiri, sebaiknya diadakan pendidikan dan pembinaan pemuda Indonesia

menuju ke kondisi yang paling baik buat bangsa Indonesia. Sebab makin banyak terjadi

pengaruh terhadap pemuda Indonesia, seperti meluasnya materialisme, yang menarik perhatian

pemuda ke arah yang berbeda dari kepentingan negara dan bangsa.

Page 15: Benua maritim indonesia.

B. Dimensi Benua Maritim Indonesia

a) Dimensi Kewilayahan

Karakteristik BMI, ditinjau dari segi konfigurasi geografisnya merupakan

wilayah perairan yang ditaburi pulau besar dan kecil. Topografi daratan wilayah

Indonesia merupakan pegunungan dengan gunung – gunung berapi, memiliki

garis pantai terpanjang, panjang pantai 81.000 km (kedua terpanjang di dunia setelah

Canada ) merupakan wilayah pesisir dengan ekosistem yang secara biologis sangat kaya

dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Secara metereologis, perairan

nusantara menyimpan berbagai data metrologi maritim yang amat vital dalam

menentukan tingkat akurasi perkiraan iklim global. Di perairan kita terdapat gejala alam

yang dinamakan Arus Laut Indonesia (Arlindo) atau the Indonesian throughflow yaitu

arus laut besar yang permanen masuk ke perairan Nusantara dari samudra Pasifik yang

mempunyai pengaruh besar pada pola migrasi ikan pelagis dan pembiakannya dan juga

pengaruh besar pada iklim benua Australia.

Wilayah daratan dan perairan Indonesia mengandung kekayaan yang beraneka

ragam, baik yang berada di dalam maupun dipermukaan bumi. Wilayah Indonesia

dihuni oleh penduduk yang jumlahnya akan mencapai 250 juta jiwa pad a tahun

2020 serta terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya tradisi dan pola

kehidupan yang beraneka ragam.

b) Dimensi Kehidupan Nasional

BMI sebagai aktualisasi Wawasan Nusantara dalam dimensi kehidupan

nasional mencakup kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan bersama yang

saling berinteraksi antara orang – orang dalam suatu kelompok, dimana setiap

orang atau pihak yang berkepentingan terhadap pihak lainnya saling mempunyai

kewajiban.

Pendayagunaan BMI merupakan wahana untuk menampung,

menyalurkan, memproses, dan mengaktualisasikan tuntutan aspirasi seluruh

bangsa Indonesia. Kebijaksanaan yang merupakan cerminan aspirasi bangsa,

selain diarahkan pada pencapaian tujuan dan perwujudan cita – cita bersama, juga

diarahkan untuk memperkuat pendayagnaan BMI dalam rangka memperkokoh

persatuan dan kesatuan serta meningkatkan ketahanan nasional bangsa Indonesia.

Page 16: Benua maritim indonesia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

BMI adalah bagian dari system planet bumi yang merupakan satu kesatuan

alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik, menampilkan cirri –

cirri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca, keadaan

airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang

menjadi yuridiksi NKRI yang secara langsung maupun tidak langsung akan menggugah

emosi, perilaku dan sikap mental dalam menentukan orientasi dan pemanfaatan unsure –

unsure maritime di semua aspek kehidupan ( Dewan Hankamnas & BPPT, 1996: 1-2 ).

Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan

segala pihak yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di

Kepulauan Nusantara yang merupakan satu keutuhan geografis.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca agar senantiasa

menjaga budaya – budaya luhur yang Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini.

Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga BMI dari ancaman

budaya – budaya asing.

Page 17: Benua maritim indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://sayidiman.suryohadiprojo.com/

http://wahyuancol.wordpress.com/tag/benua-maritim/

Tim Pengajar Wsbm Universitas Hasanuddin. 2011/2012.” WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM “. Makassar. Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum.