Bentoel

6
Bentoel Bentoel Group adalah perusahaan induk dari beberapa perusahaan yang menjalankan usaha di bidang industri rokok yang biasa dikenal dengan nama Bentoel. Sejarah Bentoel di mulai pada saat Ong Hok Liong mendirikan industri rokok rumahan yang dinamakannya “Strootjes Fabriek Ong Hok Liong” pada tahun 1930. Industri rumahan tersebut berubah nama menjadi N.V Pertjetakan Hien An pada tahun 1951. Empat tahun kemudian nama perusahaan kembali diubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Pada akhir tahun 60an, Bentoel adalah produsen rokok pertama yang memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) berfilter di Indonesia. Bentoel juga merupakan produsen pertama yang menggunakan plastik sebagai pembungkus kemasan. Inovasi tersebut kemudian menjadi acuan di industri rokok kretek nasional. Pada dekade 70an dan 80an, Bentoel tumbuh dengan pesat, dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri rokok dalam negeri. Pengakuan terhadap Bentoel sebagai produsen dan distributor rokok yang dapat diandalkan juga diperoleh dari Philip Morris, melalui kerja sama yang berlangsung selama lebih dari 20 tahun sejak tahun 1984. Dalam periode tersebut, Bentoel diberikan hak eksklusif untuk memproduksi rokok Marlboro dan menjadi distribusi tunggal dari semua produk Philip Morris di Indonesia. Pemberian hak eksklusif pada Bentoel untuk memproduksi rokok Marlboro berakhir pada tahun 1998 sedangkan kerja sama distribusi baru berakhir pada tahun 2005. Bentoel berkembang melalui sejarah yang tidak singkat, proses ini terekam baik dalam ragam dokumentasi liku-liku bisnis di Museum Bentoel. Situs ini terbuka untuk umum sejak 1994 dan dikelola sebagai media pembelajaran, juga sebagai wujud penghargaan atas sejarah dan budaya. Museum ini ditujukan untuk bisa menginspirasi

Transcript of Bentoel

Page 1: Bentoel

Bentoel

Bentoel Group adalah perusahaan induk dari beberapa perusahaan yang menjalankan

usaha di bidang industri rokok yang biasa dikenal dengan nama Bentoel. Sejarah Bentoel di

mulai pada saat Ong Hok Liong mendirikan industri rokok rumahan yang dinamakannya

“Strootjes Fabriek Ong Hok Liong” pada tahun 1930. Industri rumahan tersebut berubah

nama menjadi N.V Pertjetakan Hien An pada tahun 1951. Empat tahun kemudian nama

perusahaan kembali diubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel.

Pada akhir tahun 60an, Bentoel adalah produsen rokok pertama yang memproduksi sigaret

kretek mesin (SKM) berfilter di Indonesia. Bentoel juga merupakan produsen pertama yang

menggunakan plastik sebagai pembungkus kemasan. Inovasi tersebut kemudian menjadi

acuan di industri rokok kretek nasional. Pada dekade 70an dan 80an, Bentoel tumbuh

dengan pesat, dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri rokok dalam negeri.

Pengakuan terhadap Bentoel sebagai produsen dan distributor rokok yang dapat diandalkan

juga diperoleh dari Philip Morris, melalui kerja sama yang berlangsung selama lebih dari 20

tahun sejak tahun 1984. Dalam periode tersebut, Bentoel diberikan hak eksklusif untuk

memproduksi rokok Marlboro dan menjadi distribusi tunggal dari semua produk Philip Morris

di Indonesia. Pemberian hak eksklusif pada Bentoel untuk memproduksi rokok Marlboro

berakhir pada tahun 1998 sedangkan kerja sama distribusi baru berakhir pada tahun 2005.

Bentoel berkembang melalui sejarah yang tidak singkat, proses ini terekam baik dalam

ragam dokumentasi liku-liku bisnis di Museum Bentoel. Situs ini terbuka untuk umum sejak

1994 dan dikelola sebagai media pembelajaran, juga sebagai wujud penghargaan atas

sejarah dan budaya. Museum ini ditujukan untuk bisa menginspirasi masyarakat untuk

memiliki semangat berkembang dan menolak menyerah pada keadaan.

Pada tahun 1991, kelompok Rajawali diminta oleh pemegang saham Bentoel saat itu untuk

mengambil alih manajemen setelah Bentoel mengalami serangkaian masalah keuangan.

Manajemen baru Bentoel berhasil merestrukturisasi hutang perusahaan pada tahun 1997

dengan cara mengalihkan seluruh aktiva dan pasiva kepada PT Bentoel Prima yang saat ini

hampir seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Dengan selesainya proses restrukturisasi

tersebut, Manajemen baru Bentoel mulai melakukan pembenahan-pembenahan di segala

bidang dan menyiapkan rencana strategis di dalam mengembangkan dan meningkatkan

kinerja Bentoel.

Pada 17 Juni 2009 BAT International yang berpusat di London, melakukan akuisisi terhadap

Bentoel. Proses transformasi ini selanjutnya meleburkan BAT Indonesia yang sebelumnya

beroperasi di Cirebon dan Bentoel Group menjadi satu entity di Indonesia. Seperti diketahui

Page 2: Bentoel

BAT telah berkecimpung di industri rokok lebih dari 100 tahun tepatnya sejak 1902.

Sedangkan beroperasi  sejak tahun 1917 di Indonesia, tepatnya di Cirebon. Pada

perjalanannya BAT Indonesia telah melakukan akuisisi terhadap banyak perusahaan

diantaranya  Rothmans of Pall Indonesia, Koperasi KAREB yang kemudian dikenal sebagai

PT Java Tobacco dan beberapa perusahaan lainnya. Mengawali 2010, tepatnya pada 1

Januari, Bentoel Group resmi menjadi member of British American Tobacco International.

Perseroan didirikan dengan nama PT Rimba Niaga Idola berdasarkan Akta No. 247 tanggal

11 April 1987, yang dibuat dihadapan Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., di Jakarta. Akta

pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan No.C2-1219.HT.01.01.Th.89 tanggal 4 Pebruari 1989 dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 10 Nopember 1989 Tambahan No.

2990/1989. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang

diadakan pada tanggal 27 Desember 1996, nama Perseroan diubah menjadi PT Transindo

Multi Prima Tbk.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.

56 tertanggal 25 Februari 2000 dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmy, S.H., di Jakarta

yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia

dalam Keputusan No. C – 3988. HT.01.04.TH.2000 tertanggal 28 Februari 2000, dan telah

didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan nomor TDP No.090315228222 di Kantor

Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah No.260/RUB.09.03/III/2000 pada

tanggal 15 Maret 2000 serta diumumkan dalam Tambahan No. 4862 dari Berita Negara

Republik Indonesia No. 69 tanggal 29 Agustus 2000, nama PT Transindo Multi Prima Tbk

dirubah menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

Pada tahun 2002 Perseroan meningkatkan modal ditempatkan dan modal disetornya dari

Rp269.325.000.000 menjadi Rp336.656.250.000, sebagaimana tercantum di dalam Akta

pernyataan No. 150 tanggal 27 Juni 2002, dibuat di hadapan Indriani Damayanti Siregar,

S.H., pengganti dari Elywati Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar

mengenai peningkatan modal tersebut telah diterima oleh Direktur Jenderal Administrasi

Hukum Umum atas nama Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

sebagaimana ternyata dari Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar

Perseroan No. TDP 090315128222 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta

Selatan di bawah No.1385/RUB.09.03/XI/2002 pada tanggal 5 November 2002 serta telah

diumumkan dalam Tambahan No. 1124 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 103

Page 3: Bentoel

tanggal 24 Desember 2002. Anggaran dasar Perseroan terakhir kali dirubah pada tahun

2008 berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No.238 tanggal 27 Juni 2008 yang

dibuat dihadapan Eliwaty Tjitra, SH, Notaris di Jakarta, yaitu dalam rangka penyesuaian

anggaran dasar Perseroan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-60855.AH.01.02.Tahun 2008

tanggal 10 September 2008.

Penjualan dan Distribusi

Bentoel Group adalah perusahaan modern yang berbasis IT dalam setiap lini kerjanya.

Salah satu proses yang mengedepankan aplikasi teknologi adalah penjualan dan distribusi.

Didukung oleh Direktorat ISBP tim kerja sales & distribution telah melakukan

pengembangan teknologi yang berkelanjutan untuk mendukung operasional penjualan

dalam meningkatkan produktifitas, efisiensi waktu operasional, meningkatkan kecepatan dan

kelancaran informasi, dan juga koordinasi antar lini dari semua tim dalam pelaksanaan atas

strategi yang telah dibuat. Direktorat Marketing melakukan pengembangan area penjualan,

yang mencakup pengadaan data-data yang akurat, pembuatan rencana pengembangan

area yang paling efektif dan efisien sampai pada eksekusi program yang sudah dibuat untuk

meningkatkan kinerja penjualan.  Sedangkan Direktorat Produksi berperan dalam

perencanaan penyediaan produk Bentoel Group sesuai dengan kebutuhan penjualan,

penyaluran dari pabrik di Malang ke seluruh Indonesia secara cepat dan memastikan

kualitas produk Bentoel Group sampai ke konsumen tetap terjaga dengan baik.

Hasil yang dicapai dari kerja sama yang baik ini dapat terlihat dari kinerja penjualan yang

mencakup peningkatan volume penjualan, peningkatan jumlah pelanggan yang dikunjungi,

peningkatan tingkat efektif penjualan dari setiap kunjungan tenaga penjualan, peningkatan

keberadaan rokok di setiap pelanggan yang dikunjungi oleh tenaga penjualan, dan juga

penurunan tingkat kekosongan rokok di tingkat pelanggan.

Bentoel Group telah menerapkan aplikasi Be One Mobile Sales Officer untuk Sales Officer

dengan dibekali PDA. Be One Mobile Sales Officer merupakan perangkat kerja yang

membantu Sales Officer dalam melakukan proses kerja harian pada wilayah masing-

masing, juga meningkatkan kualitas dari fungsi kontrol yang dilakukan dan pencatatan

informasi-informasi yang berhubungan dengan operasional penjualan, khususnya kegiatan-

kegiatan para pesaing.

Page 4: Bentoel

Sales Manager yang sudah dilengkapi PDA mendapatkan informasi harian secara cepat dan

tepat, yang mencakup kinerja penjualan, kunjungan tenaga penjualan, tingkat distribusi, stok

rokok untuk penjualan dan juga informasi dari produk-produk pesaing. Dengan perangkat ini,

Sales Manager lebih mudah untuk melakukan analisa kinerja penjualan dan lebih cepat

dalam pembuatan rencana kerja, termasuk koordinasi dengan tim-tim terkait.

Program War Map yang dibuat tahun 2007 sudah memberikan arahan yang tepat bagi tim

penjualan dan distribusi serta Direktorat Marketing dalam melakukan pengembangan area

yang didasarkan pada data-data untuk pembuatan rencana kerja yang paling efektif dan

efisien.

Tahun 2008 Bentoel Group telah mengembangkan aplikasi War Map untuk lebih

memudahkan tim sales & distribution mendapatkan semua informasi dalam tampilan sampai

pada peta kecamatan sebagai level terkecil. Informasi yang ditampilkan mencakup informasi

penjualan, kinerja kunjungan dan informasi lainnya yang didapat secara langsung dari

informasi perseroaan seperti Be One Enterprise (SAP R3), Be One Intelligent (SAP BW),

dan Be One ASMO System (BOSnet). Dan juga data-data eksternal seperti data demografi

dari Badan Pusat Statistik, status area development dari hasil survey dan juga informasi-

informasi lainnya yang diperlukan oleh tim pernjualan dan distribusi serta Direktorat

Marketing. Kombinasi dari tampilan peta dan tabel ini membuat data yang ada menjadi lebih

jelas serta menghasilkan rencana pengembangan area yang lebih baik.

Proses penyaluran produk-produk Bentoel Group untuk memastikan ketersediaan produk di

pasar juga menjadi perhatian tim sales & distribution. Sejak 2008 telah digunakan aplikasi

dengan fungsi GPS pada unit kendaraan yang disebut dengan Vehicles Tracking System /

VTS.

Program ini dapat mengetahui posisi dari setiap unit kendaraan dan juga informasi-informasi

lainnya seperti kecepatan kendaraan, jarak tempuh, dan status dari kendaraan tersebut,

seperti kendaraan berhenti, mesin mati maupun kendaraan keluar dari jalur yang

seharusnya.

Informasi-informasi tersebut dapat diproses lebih lanjut untuk perencanaan pengiriman

produk-produk Bentoel Group secara maksimal, pengeluaran biaya yang lebih efisien dan

juga peningkatan fungsi kontrol dari kendaraan yang merupakan aset perusahaan.