Benteng Ujung Pandang Makassar

27
BENTENG & LOKASI BENTENG UJUNG PANDANG . . . Benteng Ujung Pandang terletak ditepi pantai tidak jauh dari pelabuhan Makassar. Tempat tersebut sangat strategis untuk pertahanan dan sangat baik untuk pelabuhan karena terlindungi gugusan pulau-pulau dilepas pantai seperti Lae Lae, Samalona, Kayangan dan lain-lain. Di Makassar ada satu benteng besar yang berdiri megah, namanya Fort Rotterdam. Jangan bayangkan lokasi benteng ini berada jauh diluar kota, dan kita harus menghabiskan waktu sekian jam untuk duduk di mobil berkecepatan tinggi,

Transcript of Benteng Ujung Pandang Makassar

Page 1: Benteng Ujung Pandang Makassar

BENTENG & LOKASI

BENTENG UJUNG PANDANG . . .

Benteng Ujung Pandang terletak ditepi pantai tidak jauh dari

pelabuhan Makassar. Tempat tersebut sangat strategis untuk pertahanan

dan sangat baik untuk pelabuhan karena terlindungi gugusan pulau-pulau

dilepas pantai seperti Lae Lae, Samalona, Kayangan dan lain-lain.

Di Makassar ada satu benteng besar yang berdiri megah, namanya

Fort Rotterdam. Jangan bayangkan lokasi benteng ini berada jauh diluar

kota, dan kita harus menghabiskan waktu sekian jam untuk duduk di

mobil berkecepatan tinggi, karena lokasi benteng ini terletak di dalam

kota Makassar sehingga cukup mudah untuk mencapainya.

Benteng dengan halaman seluas dua kali Museum Fatahilah

Jakarta ini letaknya di depan pelabuhan laut kota Makassar atau di tengah

pusat perdagangan sentral kota. Apabila kita menginap di area seputar

pantai Losari, maka jaraknya dalam kisaran radius 2 km-an saja. Dari

jalan raya, Fort Rotterdam yang juga akrab disebut benteng Ujung

Page 2: Benteng Ujung Pandang Makassar

pandang (nama lain dari Makassar) akan mudah dikenali karena sangat

mencolok dengan arsitektur era 1600 an yang berbeda dengan rumah dan

kantor diseputarnya. Temboknya hitam berlumut kokoh menjulang

hampir setinggi 5 meter, dan pintu masuknya masih asli seperti masa

jayanya. Dari ketinggian, bentuk benteng seperti bentuk totem penyu

yang bersiap hendak masuk kedalam pantai.

Memasuki benteng utamanya yang berukuran kecil, kita akan

segera disergap oleh nuansa masa lalu. Temboknya yang tebal sangat

kokoh, pintu kayu, gerendel kuno, akan terlihat jelas. Masuk ke benteng

sebetulnya tidak dipungut bayaran, karena area didalam benten tidak

dijadikan museum cagar budaya yg kosong melompong. Benteng

Rotterdam dijadikan kantor pemerintah yakni Pusat Kebudayaan

Makassar, sehingga suasana seram yang biasa kita jumpai dilokasi tua

semacam ini tidak begitu kental karena masih dijumpai manusia

berseliweran kian kemari. Karena area ini dipakai sebagai kantor,

sehingga kebersihan dan kerapihan lingkungan disana masih terawat

cukup baik.

Page 3: Benteng Ujung Pandang Makassar

Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X

yakni Tunipallangga Ulaweng. Bahan baku awal benteng adalah tembok

batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering.

Banguaan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja

dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpindah pada masa raja

Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang

berwama hitam keras. Kehadiran Belanda yang menguasai area seputar

Banda dan Maluku, lantas menjadikan Belanda memutuskan untuk

menaklukkan Gowa agar armada dagang VOC dapat dengan mudah

masuk dan merapat disini. Sejak tahun 1666 pecahlah perang pertama

antara raja Gowa yang berkuasa didalam benteng tersebut dengan

penguasa belanda Speelman. Setahun lebih benteng digempur oleh

Belanda dibantu oleh pasukan sewaan dari Maluku hingga akhirnya

kekuasaan raja Gowa disana berakhir. Seisi benteng porak poranda,

rumah raja didalamnya hancur dibakar oleh tentara musuh. Kekalahan ini

membuat Belanda memaksa raja menandatangani “perjanjian Bongaya”

pada 18 Nov l 667.

Page 4: Benteng Ujung Pandang Makassar

Dikemudian hari Speelman memutuskan untuk menetap disana

dengan membangun kembali dan menata bangunan disitu agar

disesuaikan dengan kebutuhan dalam selera arsitektur Belanda. Bentuk

awal yg mirip persegi panjang kotak dikelilingi oleh lima bastion,

berubah mendapat tambahan satu bastion lagi di sisi barat. Nama benteng

diubah pula menjadi Fort Rotterdam, tempat kelahiran Gub Jend Belanda

Cornelis Speelman. Salah satu obyek wisata yang terkenal disini selain

melihat benteng, adalah menjenguk ruang tahanan sempit Pangeran

Diponegoro saat dibung oleh Belanda sejak tertangkap ditanah Jawa.

Perang Diponegoro yg berkobar diantara tahun 1825-1830 berakhir

dengan dijebaknya Pangeran Diponegoro oleh Belanda saat rnengikuti

perundingan damai. Diponegoro kemudian ditangkap dan dibuang ke

Menado, lantas tahun 1834 ia dipindahkan ke Fort Rotterdam. Dia

seorang diri ditempatkan didalam sebuah sel penjara yang berdinding

melengkung dan amat kokoh. Diruang itu ia disedikan sebuah kamar

kosong beserta pelengkap hidup lainnya seperti peralatan shalat, alquran,

dan tempat tidur. Banyak kemudian yang meyakini bahwa Diponegoro

wafat di Makassar, lalu ia dikuburkan disitu juga. Tapi ada pendapat lain

Page 5: Benteng Ujung Pandang Makassar

mengatakan, mayat Diponegoro tidak ada di Makassar. Begitu ia wafat

Belanda memindah ia ketempat rahasia agar tidak memicu letupan

diantara pengikut fanatiknya di Jawa atau disitu.

Page 6: Benteng Ujung Pandang Makassar

DATA BANGUNAN BENTENG UJUNG PANDANG

Orang Makassar menyebut Benteng Ujung Pandang dengan

Benteng Panyunyua karena bentuknya menyerupai sekor Penyu. Penyu

itu sedang menuju ke laut ( Selat Makassar). Jadi seolah-olah kepala

Penyu berada di bagian barat dan ekornya ke sebelah timur. Sayang

sekali bagian ekor ini sudah tidak ada lagi. Beberapa gambar dari

publikasi Belanda maiz memperlihatkan bentuk ekor itu, namun kini

dalam kenyataan tidak kelihatan lagi. Dalam kenyataannya tidak terlihat

lagi. Benteng ini mempunyai lima buah sudut dan dua buah pintu keluar.

Pintu besar (Gerbang) terdapat di sebelah barat menghadap ke laut dan

pintu kecil terdapat disebelah timur.

Page 7: Benteng Ujung Pandang Makassar

UKURAN BENTENG & BANGUNAN

Luas area benteng 28.595.55 meter persegi atau kurang lebih atau

kurang lebih 3 ha. Tiap sisi benteng tidak sama ukurannya, rupanya

pembangunan dinding dan bangunan lainnya disesuaikan dengan posisi

letal dan kebutuhan pertahanan. di bawah ini di lihat usuran tiap bagian.

Dinding bagian barat panjangnya 225 m

Dinding bagian utara panjangnya 164,2 m

Dinding bagian timur panjangnya 193,2 m

Bagian selatan atau jarak antara Bastion Amboina dan Bacan

155,35 m2

Yang diperinci lagi menjadi:

Bangunan No. 1 luasnya 131 meter persegi

Bangunan No. 2 luasnya 134 meter persegi

Bangunan No. 3 luasnya 204 meter persegi

Bangunan No. 4 luasnya 716 meter persegi

Bangunan No. 5 luasnya 2211 meter persegi

Page 8: Benteng Ujung Pandang Makassar

Bangunan No. 6 luasnya 610,8 meter persegi

Bangunan No. 7 luasnya 373,5 meter persegi

Bangunan No. 8 luasnya 731,3 meter persegi

Bangunan No. 9 luasnya 306 meter persegi

Bangunan No. 10 luasnya 72 meter persegi

Bangunan No. 11 luasnya 406 mter persegi

Bangunan No. 12 luasnya 448 meter persegi

Bangunan No. 13 luasnya 2262 meter persegj

Bangunan No. 14 luasnya 2436 meter persegi

Bangunan No. 15 luasnya 664 meter persegi

Benteng disusun timbun dengan mempergunakan balok-balok batu

padas yang dipahat sesuai dengan kebutuhan. Ukurannya bervariasi.

Page 9: Benteng Ujung Pandang Makassar

FUNGSI DAN PERAN BENTENG UJUNG PANDANG

Kerajaan Gowa mendirikan benteng Ujung Pandang dengan

maksud menjadikannya sebagai benteng pengawal kerajaan Gowa dalam

usaha melindungi benteng induk Somba Opu sebagai pusat kerajaan

Gowa. Dalam menghadapi perang Gowa melawan Belanda, benteng

Ujung Pandang sangat memegang peran penting. Mengingat letak dan

strategi benteng Ujung Pandang dalam menghadapi musuh dari laut.

Demikian penting strategi, sehingga ketika Gowa kalah perang melawan

Belanda pada tahun 1667, Belanda mengambil alih kekuasaan benteng

Ujung Pandang.

Pada masa penguasaan kompeni Belanda yang dimulai pada masa

Cornelis Speelman, benteng serta benteng Ujung Pandang selain

berfungsi sebagai kantor pemerintahan, kantor perdagangan, pusat

pertahanan dan juga sebagai tempat tinggal para pembesar Kompeni

Belanda. Ini dapat dilihat pada bangunan-bangunan yang ada di sebelah

selatan pintu gerbang sebelah barat yang Sekarang ditempati oleh kantor

Balai peneliti Belanda.

Page 10: Benteng Ujung Pandang Makassar

Leang-Leang merupakan goa prasejarah. Di sini orang dapat

melihat lukisan prasejarah yang ini sekitar berbentuk tangan manusia dan

babi rusa yang dilukis pada dinding yang terbuat dari batu kapur. Di sini

orang juga dapat melihat artefak kebudayaan yang ditinggal oleh suku

To’ala, suku yang pertama kali mendiami daerah 5000 tahun yang lalu.

Lokasi ini berjarak kurang lebih 50 kilometer atau dapat ditempuh

kurang lebih 1 jam dari Makassar. Lapisan budaya yang tua berupa alat

batu Peeble dan flake telah dikumpulkan dari teras sungai lembah

Walanae, diantara Soppeng dan Sengkang, tersukos, Tulang-tulang babi

raksasa dan gajah-gajah yang telah punah. Kawasan Gowa Prasejarah

Leang-Leang terletak diperbukitan karts (kapur) Kabupaten Maros,

Sulawesi selatan.

Goa Pettae berjarak sekitar 100 m dari pintu gerbang. Untuk

masuk ke Goa dalam ini pengunjung harus ditemani petugas. Pasalnya

anak tangga yang menuju mulut goa akan berakhir di depan pagar besi

setinggi 1,5 m yang terkunci.

Menengok Kediaman Manusi Prasejarah Goa Leang-Leang

Page 11: Benteng Ujung Pandang Makassar

Layaknya perbukitan karst yang terdapat di Pulau Jawa, di gugusan

bukit karst Maros-Pangkep juga terdapat ceruk atau goa dengan segala

pesona stalagmit dan stalaktit. Namun, tìpikal perbukitan karst ini

berbeda dengan yang terdapat di Pegunungan Karst Seribu di selatan

Pulau Jawa.

Nilai tambah dari goa-goa yang terdapat di gugusan perbukitan

Maros-Pangkep tidak hanya pada ornamen-ornamen bentukan alam,

tetapi juga oleh tangan-tangan manusia prasejarah. Di antara sekian

banyak goa yang terdapat di kawasan ini, ada dua goa yang telah di

jadikan tempat wisata oleh Pemerintah Kabupaten Maros, yaitu goa

prasejarah Leang-Leang.

Kawasan wisata goa prasejarah Leang-Leang terletak di perbukitan

karts (kapur) Kabupaten Maros, Sulawes Selatan. Jika berangkat dari

Kota Kabupaten Maros, butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai di

goa itu. Ada dua goa yang masuk dalam kawasan wisata ini, yaitu Goa

Pettae dan Goa Petta Kere.

Namun, Anda yang senang menelusuri lorong-lorong di dalam goa

sebaiknya jangan datang ke tempat ini. Pasalnya, yang ditawarkan kedua

Page 12: Benteng Ujung Pandang Makassar

goa ini adalah Wisata sejarah, bukan petualangan menerobos ruangan

sempit dengan pesona stalagmit dan stalaktit.

Sepanjang perjalanan, akan terlihat perbukitan kapur yang tertutup

oleh pepohonan keras dan tumbuhan liar. Perbukitan dengan keterjalan

75-90 derajat ini membujur dari Kabupaten Maros hingga Kabupaten

Pangkep dengan ketinggaan 50-100 meter.

Penelitian dua naturalis berkebangsaan Swiss, yakni Paul Sarasin

dan Fritz Sarasin, pada tahun 1902-1903, kemudian dilanjutkan oleh PV

Stein Callerafels, WA Mijsberg, dan Hooijer, membuttikan bahwa

goa-goa yang terdapat di kawasan ini pernah dihuni manusia prasejarah.

Asumsi mereka diperkuat dengan temuan berupa lukisan-lukisan batu,

perkakas yang terbuat dari batu, dan fosil-fosil hewan konsumsi.

“Tempat tinggal mereka tersebar di goa-goa kawasan perbukitan

karst Maros-Pangkep. Kebudayaan yang mereka kembangkan pun tidak

terlepas dari lingkungan sekitar dan pola konsumsinya,” kata Adi (28),

lulusan Antropologi Universitas Hasanuddin, yang menemani Kompas

menyusur goa prasejarah di Kabupaten Maros.

Page 13: Benteng Ujung Pandang Makassar

Di dalam kawasan wisata Goa Leang-leang seluas 1,5 hektar ini

setidaknya terdapat dua ceruk, yaitu Pettae dan Petta Kere, yang

digunakan sebagai tempat tinggal manusia prasejarah. Di kedua goa ini

terdapat situs-situs peninggalan berupa lulisan batu dan perkakas dari

batu.

Kabupaten Maros berjarak 30 kilometer dari Kota Makassar.

Untuk sampai ke lokasi goa prasejarah yang berjarak sekitar 12 kilometer

dan kota Kabupaten Maros, Anda dapat menggunakan kendaraan umum.

Di sepanjang jalan desa yang menuju lokasi, pengunjung sudah dimanja

oleh pemandangan berupa tebing-tebing tinggi dan terjal.

Setelah melewati pintu gerbang, terdapat taman yang ditumbuhi

rumput dan pepohonan. Taman ini terletak antara tebing-tebing karst dan

Sungai Leang-leang. Walaupun suasananya teduh dan asri udara disana

terasa lembab.

Masih di dalam taman, terdapat sebuah rumah panggung yang oleh

pengelola djadikan museum kecil untuk menaruh fosil-fosil yang

diternukan di dalam goa. Sementara pada bagian bawahnya terdapat

balai-balai yang dapat dipergunakan pengunjung untuk berteduh.

Page 14: Benteng Ujung Pandang Makassar

Sebelum Anda mulai masuk goa, ada baiknya membaca sekelumit

informasi tentang goa prasejarah di papan informasi yang terletak tidak

jauh dari pintu gerbang. Di papan itu juga dìceritakan sejarah penemuan

goa yang tersebar di kawasan karst Maros-Pangkep.

Informasi yang diberikan sangat padat dan jelas. Informasi tersebut

dilengkapi dengan ringkasan hasil penelitian yang dilakukan arkeolog

yang pernah meneliti goa-goa prasejarah di Sulawesi Selatan dan Papua.

Goa Pettae berjarak sekitar 100 meter dari pintu gerbang. Untuk

masuk ke dalam goa ini, pengunjung harus ditemani petugas. Pasalnya,

anak tangga yang menuju mulut goa akan berakhir di depan pagar besi

setinggi 1,5 meter yang terkunci.

Letak Goa Pettae sekitar tiga meter di atas taman. Tinggi mulut

empat meter dan lebar 4,1 meter. Di sisi kanan mulut goa ditemukan

tumpukan kerang dan tulang-tulang binatang. Menurut Gading (52),

pemandu wisata yang telah bertugas selama 13 tahun di kawasan wisata

goa prasejarah, fosil-fosil itu adalah sampah dapur manusia prasejarah.

Mulut goa itu langsung berbatasan dengan ruangan, tetapi tidak

terlalu luas. Berbeda dengan di luar, udara di dalam goa lebih sejuk.

Page 15: Benteng Ujung Pandang Makassar

Tetesan air dari langit-langit goa jatuh ke lantai, hingga akhirnya kembali

meresap ke dalam tanah.

Di ruangan ini terdapat celah-celah kecil yang bisa membuat

“gatal” para petualang goa. Sayang sekali, celah-celah itu tidak boleh

dimasuki. Pasalnya, goa sedimen aluvial (CaCO3) ini hanya

mempertontonkan lukisan goa berupa telapak tangan dan babi rusa

(Elaphurus davidanus) berwama merah.

Lukisan itu tersembunyi pada cekungan dan atap goa. Pembuatan

lukisan goa sama seperti teknik mencetak sedangkan pewarnanya

digunakan tumbuh-tumbuhan. “Sepertinya mereka mengunyah tumbuh-

tumbuhan, kemudian menyemprotkannya dengan mulut setelah tangan

mereka ditempelkan pada dinding goa,” kata Gading.

Gambar telapak tangan konon melambangkan kekuatan pelindung

dari pengaruh roh jahat. Simbol telapak tangan juga dijumpai pada

rumah-rumah penduduk di daerah ini. Bisa jadi penduduk yang tinggal di

sekitar kawasan karts Maros masih mempercayai kepercayaan itu.

Sementara itu, gambar babi rusa dengan panjang satu meter

merupakan gambar hewan buruan yang dikonsumsi. “Sedangkan goa-goa

Page 16: Benteng Ujung Pandang Makassar

prasejarah yang terletak di pinggir sungai atau di pesisir laut terdapat

gambar-gambar binatang laut,” kata Adi yang pernah melihat goa-goa

prasejarah di kawasan Indonesia Timur.

Setelah puas dengan Goa Pettae, perjalanan kemudian dilanjutkan

menuju Goa Petta Kere yang terletak sekitar 150 meter daro Goa Pettae.

Pengelola telah menyediakan jalan khusus menuju goa itu. Jalan selebar

satu meter itu dipayungi pohon-pohon rindang dan menyisir dinding

tebing. Di sisi kirinya mengalir Sungai Lean-leang.

Berbeda dengan Goa Pettae, untuk masuk ke dalam Goa Petta Kere

pengunjung harus naik tangga besi terlebih dahulu. Pasalnya, mulut goa

terletak pada ketinggian sekitar 15 meter. Sama seperti Goa Pettae, pada

anak tangga terakhir juga terdapat pagar besi yang dikunci. Ternyata,

pagar besi itu sengaja dibuat untuk mengontrol pengunjung yang masuk

ke dalam goa.

“Jika tidak dikunci, pengunjung dapat masuk seenaknya, Karena

tidak ada petugas yang mendampingi, mereka suka seenaknya mencoret-

coret dinding goa,” kata Gading sambil menunjuk sebuah tulisan di

dinding goa.

Page 17: Benteng Ujung Pandang Makassar

Mulut Goa Petta Kere jauh lebih kecil daripada Goa Pettae, kira-

kira berdiameter dua meter. Pada mulut goa ini juga terdapat gambar babi

rusa dan telapak tangan manusia, bahkan jumlahnya lebih banyak

dibandingkan dengan yang ada di goa Pettae. Namun, di goa ini tidak

ditemukan sampah dapur manusia prasejarah.

Tepat di bawah tangga menuju goa ditemukan fosil kerangka

manusia. Kerangka yang dipercaya sebagai penghuni goa sekarang

dipajang di museum. “Kerangka manusia itu ditemukan secara tidak

sengaja saat pembuatan fondasi untuk tangga,” kata Gading.

Tipikal ruang goa ini juga berbeda dengan goa sebelumnya yang

hanya memiliki satu ruangan besar. Di Goa Petta Kere terdapat dua

ruangan besar. Satu berbatasan dengan mulut goa, satu lagi letaknya agak

ke dalam. Dua ruangan itu dihubungkan oleh lorong kecil sehingga untuk

masuk ke salah satu ruangan harus dilalui dengan merunduk.

Pada ruangan yang paling dalam sedikit sekali cahaya yang masuk.

Pasalnya, cuma ada sebuah celah berdiameter satu meter yang seakan

menjadi lampu penerang, tetapi cahayanya cukup untuk sebagian ruangan

saja, Langit-langit goa sangat tinggi. Karena hampir tidak ada cahaya,

Page 18: Benteng Ujung Pandang Makassar

langit-langit goa pun tidak terlihat. Di ruangan itu tidak terdapat situs

prasejarah.

Duduk di bongkahan batu cadas, Adi bercerita tentang rangkaian

perbukitan karst Maros yang menyimpan puluhan goa yang belum

semuanya ditelusuri. Di sini masih banyak misteri keindahan bawah

tanah yang belum dijamah. Tetesan air dari langit-langit goa jatuh di

lantai tanah.