Benih Unggul Sumatera Barat

143
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJADAN HORTIKULTURA 2014 BENIH UNGGUL SUMATERA BARAT BENIH UNGGUL SUMATERA BARAT Meningkatkan Produksi Menyejahterakan Petani Meningkatkan Produksi Menyejahterakan Petani BENIH UNGGUL SUMATERA BARAT MENINGKATKAN PRODUKSI MENYEJAHTERAKAN PETANI PDF Compressor Pro

Transcript of Benih Unggul Sumatera Barat

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

2014

BENIH UNGGUL SUMATERA BARATBENIH UNGGUL SUMATERA BARATMeningkatkan ProduksiMenyejahterakan PetaniMeningkatkan ProduksiMenyejahterakan Petani

BE

NIH

UN

GG

UL

SU

MA

TE

RA

BA

RA

T M

EN

ING

KA

TK

AN

PR

OD

UK

SI

ME

NY

EJ

AH

TE

RA

KA

N P

ETA

NIPDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR

PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADIRAT ALLAH SWT ATAS RAHMAT DAN KARUNIANYA,

SEHINGGA TERSUSUNNYA BUKU KEGIATAN BENIH BERMUTU UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI

KITA YANG DILAKSANAKAN OLEH UPTD BALAI BENIH INDUK PADI, PALAWIJA DAN

HORTIKULTURA SUMATERA BARAT.

Buku ini disusun sebagai salah satu upaya pendokumentasian kegiatan pembenihan yang

diharapkan dapat menjadi bahan rreferensi bagi kita semua dalam mengembangkan industri

perbenihan menuju masyarakat tani Sumatera barat yang sejahtera.

Dalam buku ini kita dapat membaca berbagai permasalahan dan peluang dalam dunia

perbenihan kita. Semoga buku ini menjadi salah satu pedoman bagi kita untuk terus berupaya

meningkatkan ketersediaan benih bermutu bagi para petani kita.

Terimakasih kita sampaikan kepada tim penulis yang telah menyusun dan menghimpun segala

data sehingga buku ini terwujud. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, November 2014

Kepala UPTD BBI-TPPH

ttd

Ir. GUSNADI ABDA

NIP. 19630817 199103 1 007

i

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

PENDAHULUAN

BENIH MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK DAPAT

DIGANTIKAN DENGAN YANG LAIN. PENGGUNAAN BENIH YANG BERMUTU MERUPAKAN SALAH SATU

KUNCI KEBERHASILAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS. MUTU BENIH

TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU FISIOLOGIS, DAN STATUS

KESEHATANNYA.

Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan benih yang dibuat

sendiri, tanpa diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang, maka tentunya mutu benih

tersebut semakin lama semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar tidak dapat

memberikan hasil yang memuaskan.

Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih bermutu untuk memberikan pemahaman

pada petani manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin yang diharapkan dapat

meningkatkan produksi/produktivitas.

Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk

didistribusikan kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan atau demplot,

penyebarluasan pengenalan varietas baru melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya.

Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk : 1). Masyarakat (petani), 2). Mendukung program

Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman buah. 3).

Organisasi wanita sesuai permintaan.

Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengembangan perbenihan di Sumbar yang

diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan penggunaan benih

bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya

pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu hortikultura.

Kepala UPTD BBI-TPPH

ttd

Ir. GUSNADI ABDA

NIP. 19630817 199103 1 007

ii

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR i

PENDAHULUAN ii

Riwayat BBI TPPH Sumbar

Perbenihan Nan Strategis 1

Hulu Benih Unggul dari Tujuh Satgas BBI 3

UPTD BBI Lubukminturun

Benih Bersemi Inspirasi Tergali 5

Balai Benih Induk Hortikultura

Kabupaten Solok

Penyuplai Benih, Penopang Wisata 7

Kondisi Umum Sumatera Barat 9

Potret Pertanian Indonesia

Semua Bermula dari Benih Bermutu 13

Pembangunan Pertanian Sumbar

Solusi Penjawab Kemiskinan Kita 15

Budaya dan Membudayakan

Ketahanan Pangan di Sumatera Barat 17

Wawancara dengan Ir. Djoni

Horti Park Impian Sumbar

Menuju Agrowisata 19

Sumbar Produsen Utama Komoditas

Sayuran & Buah-buahan 23

Bercakap-cakap dengan Ir. Djoni

Benih Pertanian dan Kearifan

Lokal Minangkabau 25

Peran dan Upaya UPTD BBI TPPH

Menjawab Ketahanan Pangan Perkuat

Sistem Produksi Pelopor Penggunaan

Benih Bermutu 29

Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD)

Dari Batang Piaman Hingga Kuruik Kusuik

Belasan Ribu Kg Benih Siap Sebar 31

Perbanyakan Benih Dasar Jagung (BS-BD)

Ribuan Kilogram Varietas Sukmaraga

Lulus Benih Sumber Kelas BD 37

Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD)

Ribuan Kg Kedele Varietas Anjasmoro

Lulus Benih Sumber Kelas BD 39

Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah

(BS-BD)

Total Benih 1400 Kg Lulus Uji Labor 45

Ketika Sukses Lampaui Target!

Perlu Promosi Benih 49

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

ii

Perbanyakan Benih Pokok

Capai Target Produksi 51

Florikultura dan Sumbar Berbunga 53

Sumbar Perbanyak Benih Florikultura 55

Ketika Ratusan Ribu Benih Florikultura

Menyebar 63

Setengah Juta Benih Bunga

Mempercantik Wajah Sumbar 67

Ketersediaan Benih Unggul

Tanaman Buah 69

Ratusan Ribu Benih Durian Siap Disebar! 76

Menyiapkan Benih Kwalitas Ekspor 77

Gerakan Penyejahteraan Petani

dan Nelayan pada 124 Nagari

Ratusan Ribu Benih Buah Nan Berbuah

Sejahtera 79

Masalah dan Peluang

Industri Perbenihan 81

Mengkaji Industri Perbenihan Kita 83

Masa Depan Kentang Makin Terang 85

Penguatan Lembaga Perbenihan

dalam Ketersediaan Benih Bermutu

yang Sangat Strategis

Bagus Benih Buah

Rancak Panen Berlindak 86

Kentang

Komoditas Hortikultura Strategis Pangan 89

Sistem Perbanyakan

Benih Kentang Bermutu 93

Sertifikasi Benih Kentang 111

Hama dan Penyakit pada

Perbenihan Kentang 121

Benih Bermutu Kunci Keberhasilan 129

Jambore Varietas Sukses

Pemasyarakatan Benih Bermutu 131

Ketersediaan Benih Tanaman Obat 133

Ketersediaan Benih Tanaman Sayur 135

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

1

Sesubur-subur tanah, sebagus-bagus pupuk, sehebat-

hebat kita mengendalikan hama, jikamana benihnya tak

bermutu, panen akan serasa hampa. Begitu sangat

penting nilai sebuah benih. Untuk itu kepedulian pada

benih sebelum bertanam perlu ditanamkan lebih dulu .

Tepat sekali bilamana, bobot tergantung bibit. Hasil

panen, tak bisa dilepas dari benih.

Dan apa dan bagaimana pentingnya sebuah balai

benih?

Balai Benih Induk Tanaman Padi Palawija dan

Hortikulturan (BBI TPPH) Sumatera Barat merupakan unit

peleksana teknis yang berfungsi sebagai perpanjangan

tangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Suma-

tera Barat. Sebagai perpanjang tangan dinas dimaksud,

maka fungsi dari BBI TPPH Sumatera Barat adalah

RIWAYAT BBI TPPH SUMBARPERBENIHAN NAN STRATEGIS

HULU DARI SUKSES PERTANIAN

ADALAN BENIH. TANPA BENIH

BERMUTU MUSTAHIL AKAN

MENGHASILKAN PANEN YANG

BAGUS. FUNGSI BENIH BAGI

DUNIA PERTANIAN KITA SANGAT

PENTING DAN STRATEGIS. KETIKA

HASIL PANEN JAUH DARI

HARAPAN PETANI, DI SAAT MANA

HAMA MAMPU DIKENDALIKAN,

PERTANYAAN PEMUNGKASNYA

ADALAH APA DAN BAGAIMANA

DENGAN BENIH YANG DITANAM.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

2

mengoptimalkan pelayanan kebutuhan masyarakat, terutama di bidang penyediaan benih

sumber, yaitu benih unggul bermutu guna upaya peningkatan produksi dan produktivitas.

Yang harus dicapai BBI adalah berkembangnya penggunaan benih unggul dan meningkatnya

produksi dan pengembangan potensi daerah sebagai sentra produksi hortikultura. Namun dalam

pencapaian tersebut masih banyak kendala yang dihadapi, antara lain sistem komunikasi dengan

konsumen dalam memberikan informasi ketersediaan benih unggul yang ada.

Perbenihan merupakan subsektor industri hulu yang berperan strategis. Ketersediaan dan

penggunaan benih yang memenuhi aspek kuantitas dan kualitas sangat berpengaruh terhadap

produktivitas, mutu hasil dan sifat ekonomis produk agribisnis.

BBI senantiasa dalam upaya perwujudan hasil yang optimal dalam konsep pengembangan

yang terarah. Semua itu tentu saja dengan mempertimbangkan potensi dari semua komponen

terkait. Maka dari itu kegiatan-kegiatan pengembangan perbenihan baik tanaman pangan

maupun hortikultura dilaksanakan dengan penanganan secara terpadu dan berkesinambungan

mulai dari hulu hingga hilir yaitu dari penciptaan varietas, pengadaan,penyaluran, bahkan

sosialisasi benih sumber dan benih sebar serta pengawasan mutu di bidang produksi dan

peredaran benih yang dilakukan secara seksama.

UPTD BBI TPPH Sumatera Barat berdiri dalam landasan hukum Surat Keputusan Gubernur

Sumatera Barat nomor 32 tahun 2003 tanggal 1 November 2003. Strukturnya; Kepala, Kel Jafung

dan Kasubag Tata Usaha, Kasi Pembibitan dan Produksi serta Kasi Pengembangan dan

Pemeliharaan. UPTD ini membawahi 7 balai benih induk yang dipimpin Kepala Satuan Tugas

serta 1 labor kultur jaringan.

Visinya adalah terwujudnya rumah tangga petani yang sejahtera melalui upaya peningkatan

produksi dan produktivitas dengan menggunakan benih unggul. Visi tersebut diurai dalam

beberapa misi yakni mengembangkan teknologi perbenihan tepat guna dan mudah dilaksanakan,

meningkatkan kualitas SDM perbenihan, meningkatkan efisensi dan mutu produksi dalam usaha

tani yang berkelanjutan dan berwasan lingkungan, memberdayakan seluruh potensi (SDM dan

sarana) menjadi BBI mandiri.

Sebagai sebuah unit kerja, BBI TPPH Sumbar bertugas melaksanakan sebagian tugas teknis

operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang perbanyakan benih tanaman pangan

dan hortikultura. Fungsinya; penyebarluasan benih bermutu varietas unggul, pelaksanaan

observasi dan pengumpulan varietas tanaman yang sudah dilepas maupun yang belum dilepas

sebagai sumber plasma nutfah, pelayanan kebutuhan benih/penyebaran rekomendasi teknis

dan informasi perbenihan serta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani. Fungsi

yang tak kalah penting adalah penangkaran benih sumber padi, palawija dan hortikultura.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

3

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , UPTD BBI

TPPH memiliki 7 unit Balai Benih Induk (BBI) dan 1 unit

labor Kultur Jaringan yang tersebar di berbagai daerah di

Sumbar. Masing-masing BBI tersebut dinamakan Satuan

Tugas yang dipimpin Kepala Satuan Tugas yang dibantu

staf pendukung serta sarana prasarana perbenihan untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan produksi benih di

Sumbar.

Guna pelaksanaan kegiatan perbenihan, Kepala UPTD

BBI TPPH melaksanakan kordinasi dengan Bidang Pangan

dan Bidang Hortikultura, UPTD BPSBTPH serta UPTD Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumbar.

HULU BENIH UNGGULDARI TUJUH SATGAS BBIBERPEDOMAN PADA KEPUTUSAN

MENTERI PERTANIAN NOMOR

347/KPTS/OT.210/6/2003

TENTANG PEDOMAN

PENGELOLAAN BALAI BENIH

TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA, MAKA BALAI

BENIH MEMPUNYAI TUGAS;

MEMPRODUKSI BENIH DASAR

(BD/G2/BF) DAN BENIH

POKOK (BP/G3/BPMT),

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

DI BIDANG PERBENIHAN,

MELAKUKAN PEMURNIAN

KEMBALI SUATU VARIETAS DI

DAERAH-DAERAH, MELAKUKAN

PENGUJIAN, MELAKUKAN

OBSERVASI DI BIDANG TEKNOLOGI

PERBENIHAN, BAIK DI LAPANGAN,

PENYIMPANAN MAUPUN

PENGOLAHAN SERTA

MEMBERIKAN INFORMASI

TENTANG PERBENIHAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

4

Adapun 7 unit Satgas BBI dan Labor yang berada di bawah kendali UPTD BBI TPPH adalah;

Satuan Tugas BBI Sukamenanti sebagai BBI penghasil benih padi dan palawija, Satuan Tugas BBI

Kinali sebagai BBI penghasil beni padidan palawija, Satuan Tugas BBI Ladang Lawas sebagai BBI

penghasil Benih Palawija, Satuan Tugas BBI Surian sebagai BBI penghasil benih sayuran dan

kacang-kacangan, Satuan Tugas BBI Lubuk Minturun sebagai BBI penghasil benih hortikultura

(buah-buahan dan tanaman hias), satuan Tugas BBI Alahanpanjang sebagai BBI penghasil benih

tanaman hias , sayur dan buah dataran tinggi, serta labor Kultur Jaringan sebagai penghasil

tanaman hias, bibit pisang dan kentang.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

5

Di sini tersedia benih jeruk (BF) dalam berbagai varie-

tas seperti S. Banjar, S. Madu, K. Kacang, K. Madura, K.

Tejakula, K. Batu-55, K. Trigas, G. Omeh, Pamelo, Raja dan

Ratu. Benih Durian dalam varietas Sunan, Sukun, Hepe

dan Matahari. Sementara benih rambutan tersedia dalam

varietas Binjai, Padang, Bulan, Aceh, Lebak, Bulus dan

Korong G. Belimbing dalam varietas Kapur, Kunir, Demak,

Wuluh serta duku dan melinjo lokal, jambu air dalam

UPTD BBI LUBUKMINTURUN

BENIH BERSEMIINSPIRASI TERGALI

BALAI BENIH INDUK (BBI)

LUBUKMINTURUN ADALAH BBI

DALAM TATAAN ALAM NAN

ANGGUN. IA BERDIRI DI ATAS

LAHAN SELUAS 8 HEKTARE. DARI

LUAS ITU, SEPEREMPAT HEKTARE

DIGUNAKAN UNTUK BANGUNAN

DAN 3,35 HEKTARE UNTUK

LAHAN USAHA. SELENGKAPNYA,

DI LAHAN TERSEBUT, 2 HEKTARE

UNTUK TANAMAN BUAH-BUAHAN;

0,25 HEKTARE UNUTK TANAMAN

HIAS DAN 0,10 HA UNTUK

TANAMAN OBAT.

Bibit Jeruk.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

6

varietas lokal, cincalo, merah dan pink.

Produksi bibit yang dihasilkan dalam berbagai komoditi seperti jeruk, mangga, manggis, ram-

butan, durian. Sirsak, jambu biji, anggrek, pisang, kentang dan krisan.

BBI Lubukminturun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Adapun

sarana yang dimiliki seperti 2 unit kantor, 3 unit screen house, shadeng net, rumah kaca, 3 unit

scadiloot, 2 unit gudang sarana, 2 unit gudang alsin, 1 unit labor kultur jaringan, 1 unit ruang

pertemuan, 1 unit clinic tanaman hias, 1 unit rumah kepala, mess serta dilengkapi dengan

berbagai sarana produksi seperti traktor,cangkul, parang, pisau okulasi, gunting, gerobak, hand

sprayer dan mesin potong rumput.

BBI Lubukminturun selain penyuplai benih unggul juga penyuplai rasa yang menjadi sumber

inspirasi bagi pengunjungnya. Ia dalam tata alam yang indah dalam aliran air gunung yang jernih

mengalir di antara bantaran sungai mini seukuran sedepa orang dewasa. Bunyi air mengalir

bagaikan musik bak mendendangkan benih yang mengakar di hati di atas lahan yang kelak

menyebar di atas lahan kesejahteraan petani kita.

Konsep agrowisata jelas sudah terbias di kawasan ini. Pada akhirnya, akan menjelma menjadi

taman horti atau hortipark. Di sini, juga menjadi tempat edukasi bagi pecinta berbagai tanaman

horti.

Fasilitas yang lengkap memenuhi BBI ini sebagai sebuah BBI yang nyaris sempurna. Messnya

yang cantik, ruang pertemuannya yang memadai untuk ratusan pengunjung dan udara sejuk

yang menghawa dari pegunungan bukit barisan tentulah menjadi penentram hati penggali

inspirasi!

Bibit Sirsak.

Bibit Durian.

Bibit Manggis.

Bibit Jambu Biji.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

7

BBIH Alahanpanjang adalah tupang benih bagi petani

kentang Sumatera Barat dan propinsi tetangga. Pada

lahan itu dibenihkan kentang di atas tanah seluas 4 hek-

tare dalam musim tanam 2 kali setahun. Perbenihan ken-

tang dikerjasamakan pihak BBIH dengan para petani

penangkar, tiap tanam disemai benih sebanyak 2 ton.

Hasil normal berkisar antara 10 hingga 15 ton perhektare.

Hasil bibit dari BBIH ini belum mampu memang meme-

nuhi permintaan pasar.

Kesanggupan BBIH menyuplai benih kentang adalah

20-30 ton pertahun. Sementara, kebutuhan masyarakat

lebih dari 200 ton atau sekitar 150 hektare/tahun. BBIH

hanya baru mampu memenuhi sekitar 10% dari permin-

taan pasar. Kini BBIH berbenah dan mengupayakan diri

BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURAKABUPATEN SOLOK

PENYUPLAI BENIH,PENOPANG WISATA

CANTIK NIAN HAMPARAN SELUAS

12 HEKTARE ITU. DI

PINGGIRNYA BERBATAS BATAS

GARIS DANAU DALAM RIAK YANG

JINAK. PADA ARAH SELATAN

TAMPAK BERDIRI ANGGUN VILLA-

VILLA YANG DIKELOLA

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK.

SEBAGIAN ADA RAWA, DI

ATASNYA HIDUP RUMPUT

BAGAIKAN SAVANA. HIJAU.

ANGIN BERHEMBUS DALAM HAWA

DINGIN. BUNGA-BUNGA MEKAR

DAN SUBUR. DI SANALAH

BERDIRI BALAI BENIH INDUK

HORTIKULTURA (BBIH)

ALAHANPANJANG, KABUPATEN

SOLOK.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

8

untuk memenuhi permintaan bibit kentang bagi kebutuhan pasar.

Kentang Alahanpanjang memang sudah dikenal luas oleh masyarakat, baik di Sumbar maupun

bagi propinsi tetangga seumpama Riau dan Jambi.

Selain kentang BBIH juga menyemai bibit flori hortikultura. Di sini terdapat 12 buah screen.

Tujuh buah screen berukuran 8X25 meter dan 5 buha screen berukuran 6 X 8 meter. Screen

berukuran 8 X 25 meter khusus untuk G 0 dan planled.

Pada screen berukuran 6X8 dipelihara bibit krisan, satu buah untuk pengakaran dan 1 buah

screen untuk koleksi krisan pot. Pada BBIH ini dipelihara berbagai koleksi daun potong seperti

ruskus,liderlift dan silum (keladi). Bungan potong antara lain mawar dan garbera.

BBIH Alahanpanjang kini sedang berbenah diri untuk pengembangan perbenihan. Diharapkan,

BBIH ini akan menyuplai benih secara maksimal. Selain itu, BBIH akan mewujudkan diri menjadi

salah satu tempat agrowisata tercantik dalam konsep hortipark. Berbagai tumbuhan seperti

markisa, jeruk dan lain sebagainya akan menjadi pelengkap bagi kawasan ini.

Kentang, tak hanya diproduksi sebagai kentang mentah, namun dalam perencanaannya akan

dihidangkan kepada pengunjung dalam berbagai bentuk kuliner, seperti dalam berbagai kemasan

krispi (kerupuk) atau olahan pergedel hangat dalam kemasan kuliner wisata. Begitu juga dengan

markisa yang tersuguhkan dalam bentuk sirup dan lainnya.

“Kehadiran BBIH Alahanpanjang memang digagas tak saja untuk memenuhi kebutuhan bibit

bagi para petani melainkan juga pendukung wisata bagi kabupaten Solok khususnya dan Sumatera

Barat umumnya”, kata Kepala UPTD Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Sumatera Barat Ir. Gusnadi Abda.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

9

KONDISI UMUMSUMATERA BARAT

KEADAAN GEOGRAFIS

Secara geografis Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0°54’ Lintang Utara sampai 3°30’

Lintang Selatan serta 98°36’ sampai 101°53’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah Sumatera Barat,

sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi

Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia.

IKLIM

Menurut Schmidt dan Fergusson, type iklim Sumatera Barat terdiri dari type A, B, C, dan D.

Suhu rata-rata di pantai barat berkisar antara 210C– 380C, pada daerah perbukitan berkisar antara

150C – 330C, sedangkan pada daerah dataran di sebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

10

antara 190C – 340C.

Puncak curah hujan maksimum di Sumatera Barat terjadi bulan maret Maret dan Desember

dan jumlah curah hujan paling rendah terjadi pada bulan Juni – Juli.

Jumlah curah hujan tertinggi mencapai 4.000 mm/tahun terutama di wilayah pantai barat.

Sedangkan curah hujan di beberapa tempat dibagian timur relatif lebih rendah yakni antara

1.500 – 3.000 mm/tahun.

TOPOGRAFI

Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi dari topografi datar, landai, curam dan

mempunyai pantai sampai pergunungan. Pada umumnya bagian tengah Sumatera Barat

terbentang Bukit Barisan dengan topografi relatif curam, sedangkan bagian barat dan timur

posisinya relatif datar dan landai.

Topografi wilayah Sumatera Barat yang relatif curam ditemui di Kabupaten Solok, Agam,

Tanah Datar. Topografi yang landai ditemui di Kabupaten 50 Kota dan Sawahlunto Sijunjung,

sedangkan topografi yang relatif datar ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan

dan Kabupaten Pasaman.

LUAS WILAYAH

Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 % dari luas

wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia dengan luas perairan laut diperkirakan 186.500

Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km. Jumlah pulau 391 pulau.Ada beberapa pulau yang

masih belum bernama.. Ada sekitar 179 pulau yang sudah mempunyai nama, dan 212 pulau

belum mempunyai nama. Ada 25 sungai yang mengalir di Provinsi ini, antara lain Batang Anai,

Batang Agam, Batang Arau, dan lain-lain.

PEMERINTAHAN

Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 19 Kabupaten/kota, 175 kecamatan. Jumlah desa yaitu

sebanyak 1.858 desa/kelurahan

PENDIDIKAN

Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

11

SMP/Sederajat sebesar 44,35 persen, dan penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,54

persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek

huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf

lainnya.

PENDUDUK

Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat sebanyak 4.846.909 jiwa yang mencakup mereka

yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 1.877.822 jiwa (38,74 persen) dan di

daerah perdesaan sebanyak 2.969.087 jiwa (61,26 persen). Persentase distribusi penduduk

menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,97 persen di Kota Padang

Panjang hingga yang tertinggi sebesar 17,20 persen di Kota Padang.

TENAGA KERJA

Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sumatera Barat sebesar

1.993.393 orang, di mana sejumlah 1.953.434 orang diantaranya bekerja, sedangkan 39.959

orang merupakan pencarikerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di

Provinsi Sumatera Barat sebesar 60,54 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

12

perempuan, yaitu masing-masing sebesar 78,11 persen dan 43,89 persen. Tiga kabupaten/kota

di Provinsi Sumatera Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Kepulauan

Mentawai (73,05), Kabupaten Lima Puluh Kota (69,89), dan Kabupaten Pasaman (69,26). Dengan

jumlah pencari kerja sejumlah 39.959 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini

mencapai 2,00 persen.

Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatera Barat, maka jumlah tenaga kerja

yang diperlukan semakin bertambah pula. Hal ini telah mendorong turunnya akan pengangguran

di provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur

mengalami penurunan dari 162.500 orang menjadi 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka

(TPT) menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada dibawah rata-rata nasional

pada periode akhir 2011 yang mencapai 6,56%. Pada Februari 2012, jumlah angkatan kerja

Sumatera Barat mencapai 2.204.218 orang, bertambah 90.712 orang dibandingkan dengan

jumlah angkatan kerja pada Februari 2011.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

13

Indonesia negara agraris.Sebutan itu masih layak

diperuntukkan bagi negeri kita tercinta ini. Sektor

pertanian dalam arti luas masih menjadi tumpuan hidup

sebagian besar angkatan kerja kita.Pertanian menjadi

leading sector perekonomian kita meskipun transformasi

struktur ekonomi kian mengantarkan negeri ini menuju

negara yang perekonomiannya ditupang sektro industri

dan jasa.

Dekade 1970, hampir separuh output perekonomian

nasional tertumpu di sektor pertanian. Pangsanya

mencapai 45 persen terhadap produk domestik bruto

(PDB). Pada tahun itu, sekitar 67 persen angkatan kerja

kita menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

POTRET PERTANIAN INDONESIA

SEMUA BERMULADARI BENIH BERMUTU

SUKSES PERTANIAN ITU BERMULA

DARI BENIH. BENIH UNGGUL

ATAU BERMUTU AKAN

MENCIPTAKAN PANEN SESUAI

HARAPAN. WALAU DEMIKIAN,

BAGAIMANA PERTANIAN DI

INDONESIA?

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

14

Pasca empat dekade berlalu, struktur perekonomian nasional telah jauh berubah. Sektor

pertanian tak lagi dominan. Pada 2011, pangsanya tinggal 14,7 persen terhadap PDB. Ia

menempati posisi kedua setelah industri pengolahan (24,3 persen). Walau begitu, sektor

pertanian tetap menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 36,5 persen (41,20 juta orang) dari 112,80 juta

penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,

baik sebagai petani maupun buruh tani. Sektor pertanian tampaknya telah menghambat ledakan

pengangguran di negeri ini.

Jika produktivitas sektor pertanian terus merosot maka akan mengakibatkan merosotnya

kondisi kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Faktual,

hingga kini sektor pertanian tetap menjadi kantong kemiskinan. BPS mencatat, pada Maret 2012

sekitar 63 persen (18,48 juta orang) dari 29,13 juta penduduk miskin negeri ini tinggal di pedesaan.

Sebagian besar mereka adalah petani dan buruh tani.

Pada Maret 2011, menurut catatan BPS misalnya, rumah tangga miskin dengan sumber

penghasilan utama dari sektor pertanian mencapai 71,26 persen. Sektor pertanian sebetulnya

merupakan kunci utama keberhasilan pengentasan masyarakat miskin di republik yang kita cintai

ini. Bukankah jika kondisi kesejahteraan petani dan buruh tani semakin baik, maka dapat

dipastikan jumlah penduduk miskin akan berkurang secara signifikan?

PERTANIAN PERKURANG KEMISKINAN

Statistik menunjukkan pengurangan kemiskinan selama masa Orde Baru tidak lepas dari

kontribusi sektor pertanian. BPS mencatat, pada 1976, jumlah penduduk miskin mencapai 54,2

juta orang atau sekitar 40,1 persen dari total penduduk Indonesia kala itu. Dua dekade kemudian,

jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 34,01 juta orang atau sekitar 17,47 persen dari

total penduduk. Sulit memungkirinya, pertumbuhan pesat di sektor pertanian hingga pengujung

dekade 1980 telah memberi donasi yang tidak sedikit bagi penurunan yang cukup tajam tersebut

melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.

Dapat diperkirakan bahwa, salah satu penyebab lambatnya laju penurunan tingkat kemiskinan

adalah kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat karena cenderung abai terhadap

karakteristik kemiskinan yang terjadi. Bukankah salah satu karakteristik utama kemiskinan di

negeri ini terfaktakan bahwa kemiskinan lebih merupakan fenomena pedesaan, lebih khusus

lagi pertanian. Statistik dengan terang telah mengkonfirmasi bahwa kontributor terbesar

penduduk miskin selama ini adalah profesi buruh tani dan petani (kecil dan penggarap).

Kini tercatat, jumlah buruh tani sekitar 5 juta orang dan jumlah rumah tangga usaha tani

(RUT) diperkirakan mencapai 17,8 juta rumah tangga. Bila diasumsikan tiap RUT beranggotakan

4 anggota rumah tangga, maka ada sekitar 80 juta penduduk negeri ini menggantungkan hidupnya

pada ekonomi usaha tani.

Adalah sebuah keniscayaan bila pembangunan sektor pertanian yang kuat dan tangguh maka

terwujudlah masa depan petani dan buruh tani yang lebih. Penurunan jumlah penduduk miskin

akan terwujud jika terjadi perbaikan kesejahteraan petani dan buruh tani. Erat sekali hubungan

antara pembangunan sektor pertanian dan pengentasan kemiskinan.

Dalam soal pembangunan sektor pertanian, ketersediaan data yang lengkap dan akurat adalah

sebuah keniscayaan agar perumusan kebijakan yang akan diambil benar-benar terfokus lagi

tajam. Dengan demikian mari kita menyiapkan informasi untuk masa depan petani yang lebih

baik.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

15

Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang

terserap di sektor perdagangan kembali meningkat, dari

sebelumnya 18,5% pada Februari 2011 menjadi 19,8%

pada Februari 2012. Demikian pula penyerapan di sektor

jasa mengalami kenaikan, dari 16,7% menjadi 17,4%.

Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian mengalami

pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya

subsektor tanaman bahan makanan. Di triwulan ini

pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,05%.

Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik pada tahun

PEMBANGUNANPERTANIAN SUMBAR

SOLUSI PENJAWABKEMISKINAN KITA

SEBAGIAN BESAR PENDUDUK

YANG BEKERJA TERSERAP DI

SEKTOR PERTANIAN. LAPANGAN

PEKERJAAN DI SEKTOR INI

MAMPU MENYERAP 42,4% DARI

TENAGA KERJA YANG ADA.

NAMUN, PERSENTASE

PENYERAPAN INI MAKIN

MENURUN DIBANDINGKAN TAHUN

SEBELUMNYA YANG SEBESAR

44%.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

16

2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebes.

Jumlah Usaha Pertanian

Subsektor Tanaman Pangan

Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha

pertanian subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat sebesar 426. 135 rumah tangga.

Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 50 603 rumah tangga,

perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 4

perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 2 perusahaan, dan usaha

lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 53 usaha. ar 4,07%.

USAHA PERTANIAN SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Hortikultura Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian

2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor hortikultura di Provinsi Sumatera

Barat sebesar 261 298 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami

penurunan sebanyak 105 451 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor

pertanian tanaman pangan sebesar 2 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan

sebanyak 1 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura

sebesar 46 unit.

ANGKA TETAP SENSUS PERTANIAN 2013 :

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun

2003 dan 2013

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem

menurut Wilayah Tahun 2003 dan 2013

Jumlah Petani menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Pada Tanggal 1 Mei

2013

Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Wilayah

dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (m2)

*) Pembagi adalah jumlah rumah tangga pertanian

Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013

Jumlah Rumah Tangga Usaha PerJumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan

Pengolahan Hasil Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

17

Dalam catatan sejarah nagari yang otonom pada masa

lalu itu, memiliki strategi ketahan pangan. Hal ini dapat

dilihat dari adanya lumbung-lumbung pangan yang dipe-

lihara dalam nagari. Dimana setiap rumah-rumah gadang

yang ada dalam nagari memiliki rangkiang sebagai

persiapan pangan dari masa ke masa. Pertahanan pangan

seperti ini, sebagai bentuk adanya kearifan lokal nagari

dalam mengatasi krisis pangan.

SPIRIT KOLEKTIF PERTANIAN

Kondisi seperti itu diperkuat dengan semangat kolektif

BUDAYA DANMEMBUDAYAKAN

KETAHANAN PANGANDI SUMATERA BARAT

DALAM MENGHADAPI KRISIS

GLOBAL, YANG DITANDAI SALAH

SATUNYA ADALAH TERJADINYA

KRISIS PANGAN, MAKA NAGARI

SAAT INI JUGA HARUS MEMILIKI

STRATEGI UNTUK MEMBANGUN

KETAHANAN PANGAN.

DIKHAWATIRKAN DALAM

MENGHADAPI MASA DEPAN

NAGARI-NAGARI TIDAK SIAP

DALAM MENGHADAPI KRISIS

PANGAN INI, PADA HAL NAGARI

HIDUP DI ALAM PEDESAAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

18

pertanian lokalitas masyarakat nagari. Masyarakat nagari dalam mengelola pertanian selalu

mengerjakannya dengan cara kolektif yang dinamakan dalam tradisi kolektif itu bajulo-julo atau

bergotong royong. Tidak tergantung pada teknologi tetapi tergantung pada kemampuan usaha

bersama, sehingga ada kesadaran kolektif pula dalam merancang ketahan pangan ini. Dengan

cara yang demikian, nagari tidak pernah mengalami krisis pangan sekalipun datang wabah hama

menyerang pertanian, sebab mereka sudah memiliki persiapan dan cadangan pangan yang

melimpah.

Ketahanan pangan ini, memberikan sumbangan berarti dalam kehidupan nagari. Tanpa ada

ketahan pangan yang cukup dikhawatirkan nagari mengalami krisis pangan, karena saat sekarang

di beberapa nagari sudah mengalami perubahan alih guna tanah pertanian yang sangat besar di

nagari.

Di samping itu, diikuti pula oleh alih pekerjaan masyarakat dari bertani kepada tukang ojek.

Peralihan ini terjadi sebagai akibat dari tidak dikelolanya aset pertanian di nagari di samping

sudah banyaknya terjadi alih guna lahan pertanian kepada non pertanian.

Jika hal ini terus berlalu dan tidak dilakukan perbaikan-perbaikan dalam mengelola pertanian,

maka dikuatirkan dalam nagari juga akan terjadi krisis pangan. Oleh sebab itu, salah satu jalan

yang harus dibangun di nagari-nagari adalah membangun kembali strategi ketahan pangan nagari.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi supaya nagari tidak menjadi pengimpor pangan tetapi menjadi

penghasil pangan yang tidak tergantung pada daerah atau negara lain. Untuk itu nagari sebagai

konstelasi wilayah pedesaan, harus menyusun strategis ketahan pangan ini.

Ada beberapa strategi ketahan pangan yang harus dilakukan nagari diantaranya adalah,

mengembalikan semangat kolektif lokalitas pertanian masyarakat nagari. Mahalnya upah tenaga

kerja dapat diatasi melalui pengelolaan kolektif ini, lahan pertanian dikerjakan secara bergiliran.

Di samping itu, kembalikan peran rangking nagari yakni membuat otonomi pangan lokal

yang dibangun berdasarkan kearifan-kearifan lokal nagari, sehingga nagari menghasilkan per-

siapan-persiapan pangan dari waktu ke awaktu. Dengan adanya, upaya-upaya yang demikian

nagari secara pangan juga mandiri dan tidak tergantung pada kepentingan produksi konsumtif

impor.

AYO, UBAH PANDANGAN PETANI!

Iklim budaya yang sehat amat menentukan suksesnya pembangunan pada semua struktur

pembangunan ter-masuk pertanian. Iklim budaya dimaksud, misalnya dalam sistem pertanian,

adalah perilaku dan sikap mental petani dalam bertani.

Di antara budaya masyarakat tani dan menjebak mereka dalam kemiskinan di antaranya:

(1) jangankan berfikir menambah pembukaan lahan baru, lahan yang ada saja sering ditelan-

tarkan, tidur dan tidak produktif;

(2) petani sawah punya paradigma yang memandang hanya padi yang bisa menghidupkan.

Mereka sulit beralih ke tanaman lain. Padahal menanam semangka misalnya pascapanen

padi, hasilnya juga besar dan bisa beli beras, setelah itu ditanam jagung, kemudian kacang

panjang pasca panen jagung sekaligus memudahkan teknologi “junjungan kacang panjang”

dengan batang jagung yang sudah siap dipanen;

(3) pascapanen padi sawah, cuti panjang bahkan berhenti berusaha tani, lebih banyak duduk di

lapau sampai padi habis, tidak pikir besok dan sangat hedonistik.

Dengan berbagai program pertanian dan penyuluhan bagi petani, diharapkan pandangan

petani di Sumatera Barat tidak lagi terpaut pada mithos yang usang dan merugikan.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

19

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar,

Ir. Djoni mengonsep pikiran guna merealitakan Sumbar

sebagai daerah agrowisata dengan menggagas apa yang

WAWANCARA DENGAN IR. DJONI

HORTI PARKIMPIAN SUMBARMENUJU AGROWISATA

SUMATERA BARAT MEMILIKI

POTENSI YANG CUKUP BESAR

SEBAGAI DAERAH

PENGEMBANGAN HORTIPARK.

MUARA DARI PEMBANGUNAN

BIDANG PERTANIAN DI SUMBAR

ADALAH MENCIPTAKAN RANAH INI

MENJADI DAERAH

AGROWISATA.HORTIPARK ADALAH

SALAH SATU UPAYA PERWUJUDAN

SUMBAR MENUJU KAWASAN

AGROWOSATA.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim bersama

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar,

Ir. Djoni pada Sumbar Expo 2014 di Bali.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

20

disebut dengan Hortipark.

“Pengelolaan Kawasan Horti Park dilakukan secara intensif dengan menerapkan paket-paket

teknologi maju yang direkomendasikan serta didukung oleh kelengkapan sarana produksi. Upaya

peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan diarahkan melalui pemberdayaan kelompok tani

di sekitar kawasan Horti Park, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani”, kata Ir. Djoni.

Ir. Djoni menggambarkan, bahwa Propinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah 41.815,29

km2 terletak pada 0 54’ LU – 3 30 LS dan 98 36’ BT – 101 35’ BT. Terbagi atas 19 wilayah admin-

istratif Kabupaten dan Kota, berpenduduk 4.957.719 juta jiwa (1.182.688 juta Kepala Keluarga),

54,5 % merupakan keluarga petani (644.610 ribu KK).

Katanya, membaca kondisi geografis Sumatera Barat yang beragam, mulai dari dataran rendah,

sedang sampai dataran tinggi. Dataran rendah dimulai dari pesisir pantai barat pulau Sumatera,

dataran sedang dan dataran tinggi yang bergelombang, membentang dari Utara ke Selatan

sepanjang Bukit Barisan adalah daerah yang berpotensi besar dalam pengembangan pertanian.

Sumatera Barat merupakan salah satu sentra produksi komoditi hortikultura mulai dari tanaman

buah, sayuran dan florikultura.

“Kita memiliki beberapa sentra produksi hortikultura dengan jenis komoditi yang diusahakan

berbeda satu dengan yang lainnya sesuai kondisi agroklimat daerah asal. Hampir semua jenis

komoditi hortikultura, selain memiliki fungsi sebagai komoditi untuk pemenuhan kebutuhan

pangan juga memiliki nilai estetika atau keindahan. Itu adalah potensi agrowisata yang

terkembanhg di depan mata kita”, ujar Djoni.

Katanya, beragam jenis komoditi hortikultura, terutama jenis tanaman tahunan yang dapat

menghasilkan sepanjang tahun. “ Apabila jenis tanaman tahunan tersebut ditanam dalam satu

kawasan dengan kondisi agroklimat yang sesuai, penataan dan landscape yang baik, ditunjang

dengan fasilitasi serta sarana yang mendukung pertumbuhan jenis tanaman hortikultura itu

maka kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai Horti Park atau Taman Horti”, jelas Djoni.

Menurut Djoni, Horti Park atau Taman Horti merupakan salah satu alternatif dalam

pengembangan objek wisata di dalam satu daerah. “Bukankah kepariwisataan telah diakui

pemerintah sebagai penghasil devisa terbesar non – migas? Nah, bukankah Sumatera Barat

memiliki beberapa lokasi sentra produksi hortikultura dengan keindahan alam dan letaknya yang

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

21

strategis?” retorik Djoni seraya menambahkan bahwa hal itu sangat berpotensi dikembangkan

sebagai objek wisata yang sangat menarik dalam kelengkapan hortipark.

Kota Padang saat ini telah menjadi tujuan perjalanan bagi sejumlah masyarakat yang berasal

dari kota-kota di luar kota Padang, termasuk dari luar propinsi, seperti dari Jambi, Riau, Sumatera

Utara, dan lainnya. Adanya hari libur di ujung minggu (week end) akan menyebabkan Kota Padang

didatangi oleh masyarakat yang menghabiskan waktu liburannya di Kota ini. Tempat wisata seperti

Minang Fantasi, Pantai Carocok dan masih banyak lainnya merupakan beberapa contoh lokasi

wisata di Propinsi Sumatera Barat yang diminati para pelancong. Beberapa tujuan perjalanan

hiburan di wilayah Sumatera Barat akan menjadikan Propinsi Sumatera Barat menjadi salah

satu tujuan wisata berskala nasional.

Pada Bulan Oktober 2013 yang lalu, Kota Padang Propinsi Sumatera Barat menjadi tempat

pelaksanaan Hari Pangan Nasional yang saat itu dibuka oleh Presiden Republik Indonesia DR.

Susilo Bambang Yudoyono dan dihadiri oleh sejumlah Menteri terkait. Masyarakat Sumatera

Barat terekam begitu antusias dengan acara tersebut dan antusias yang sama juga terekam

ketika mereka mengunjungi anjungan-anjungan yang dibuat oleh sejumlah Dinas dan elemen

masyarakat. Hasil yang terekam dari diskusi-diskusi yang dilakukan oleh unsur Pimpinan Daerah

Propinsi Sumatera Barat memperlihatkan keinginan bahwa Pemerintah Sumatera Barat tidak

ingin melewatkan momentum yang tercipta dari Acara Nasional tersebut. Hasil diskusi

mensyaratkan agar Propinsi Sumatera Barat untuk segera memiliki satu kawasan agrowisata

yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Sumatera Barat.

Disebutkan Djoni Lahan yang dikelola oleh UPTD BBI TPPH Sumatera Barat yang berlokasi di

Lubuk Minturun dinilai masih belum optimal pengelolaannya. Beberapa pihak menilai bahwa

lokasi ini dapat dikembangkan untuk menjadi satu kawasan agrowisata. Hal ini ditunjang dengan

telah ditetapkannya kawasan Lubuk Minturun menjadi Kawasan Tanaman Hias melalui Keputusan

Gubernur Sumatera Barat Nomor : 521.305.2013 tanggal 26 Maret 2013. Beberapa infrastruktur

yang telah ada dan dengan melakukan revitalisasi infrastruktur tersebut merupakan modal awal

bagi Pemerintah Propinsi untuk mengembangkan kawasan ini.

Pada Tahun Anggaran 2014 ini melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat telah dianggarkan

beberapa kegiatan untuk menunjang kawasan Agrowisata antara lain Pembangunan jalan,

Pembangunan saluran irigasi, Pembangunan kolam pancing,Penataan taman, Master Plan

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

22

Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun, DED Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun

“Pada tahun 2015 nanti, Propinsi Sumatera Barat berencana untuk melakukan pembangunan

Horti Park atau Taman Horti yang didalamnya akan direncanakan pembangunan berupa :Outlet

Tanaman Hias Indoor, Pusat tanaman hias outdoor,Pusat Tanaman Buah dalam pot, Screen House

Tanaman Buah Semusim, Screen House Sayuran Organik, Green House Budidaya Tanaman

Sayuran Hidroponik, Green House Budidaya Tanaman Secara Kebun Bertingkat/vertical, Kebun

Koleksi Tanaman Buah Unggulan Nasional Spesifik Lokasi, Kebun Koleksi Tanaman Buah Unggulan

seluruh Indonesia. Gazebo, Pergola dan Sarana Penunjang Lainnya seperti Springkler dan sarana

penunjang, Packing House dan pemasaran serta Instalasi Listrik”, papar Djoni.

“Pikiran mewujudkan ini adalah untuk menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun

buah, kebun sayur dan tanaman hias. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat

dikembangkan menjadi pusat study hortikultura terutama buah-buahan, sayur-sayuran dan

florikultura dataran rendah. Hortipark akan menjelma menjadi tempat tujuan wisata alternatif

bagi masyarakat di Propinsi Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya”, ucap Djoni.

Ditambahkan Djoni, Hortipark akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya.

Banyak manfaat hortipark, misalnya untuk pengembangan, penelitian dan produksi, baik

melalui pembinaan maupun pemberdayaan para petani. “ Kita yakin, terlaksananya

pembangunan Horti Park atau Taman Horti di Propinsi Sumatera Barat akan dapat meningkatkan

perekonomian daerah ini dari sektor pertanian terutama komoditi hortikultura”, ulas Djoni.

Disebutkan Djoni, bahwa kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Induk TPPH Sumatera

Barat di Lubuk Minturun Kota Padang Propinsi Sumatera Barat.

“Saya yakin, pengembangan Horti Park di Sumatera Barat akan memberikan dampak positif

bagi masyarakat antara lain meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan

berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat

setempat seperti penyewaan homestay dan saranba rekreasi lainnya, kantin, penjualan cindera

mata, dan lain-lain. Selain itu, agrowisata merupakan salah satu wahana yang efektif dalam

rangka promosi produk-produk pertanian dan budaya daerah Sumatera Barat”, ucapnya.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

23

Dari catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Sumatera Barat, produksi sayur dan buah-buahan

sepanjang tahun 2007 lalu masing-masing mencapai

305.151 dan 328.064 ton, atau tepat satu tingkat di bawah

komoditas palawija (338.915 ton). Setidaknya ada tiga

kabupaten yang selama ini menjadi basis pengembangan

komoditas sayur dan buah-buahan di Sumbar, yaitu:

Tanah Datar, Solok, dan Agam.

Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan tim

marketing PT. BISI International Tbk (PT. BISI) area

SUMBAR PRODUSENUTAMA KOMODITASSAYURAN & BUAH-BUAHAN

SUMATERA BARAT (SUMBAR)

MERUPAKAN SALAH SATU DARI

SEKIAN PROVINSI DI INDONESIA

YANG STRUKTUR

PEREKONOMIANNYA BANYAK

DITOPANG OLEH SEKTOR

PERTANIAN. SEHINGGA TIDAK

HERAN KALAU PROVINSI

BERPENDUDUK LEBIH DARI 4,8

JUTA JIWA INI MAMPU MENJADI

SALAH SATU PRODUSEN UTAMA

KOMODITAS PERTANIAN DI PULAU

SUMATERA, TERUTAMA SAYUR-

SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

24

Sumatera Barat untuk membuat sebuah mini show farm (kebun mini) di salah satu dari tiga

kabupaten tersebut. Mini show farm kali ini dipusatkan di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di

lahan milik M. Arifin di kawasan Jorong Koto Alam, Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung,

Tanah Datar.

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha

pertanian di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 644.240 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak

84 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 362 dikelola oleh selain

rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.

Kabupaten Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, dan Agam merupakan tiga Kabupaten/Kota

dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu

masing-masing 71.549 rumah tangga, 69.805 rumah tangga, dan 65.025 rumah tangga.

Sedangkan Kota Padang Panjang merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga

usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.771rumah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan

pertanian berbadan hukum di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 84unit tersebar pada 17 (tujuh

belas) Kabupaten/Kota. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di

Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebanyak 15 perusahaan dan Kabupaten Dharmasraya yaitu

sebanyak 13 perusahaan. Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah

tangga usaha pertanian sebanyak 362 unit tersebar pada seluruh Kabupaten/Kota. Jumlah

perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak

terdapat di Kabupaten Dharmasraya, yaitu sebanyak 87 unit dan Kota Payakumbuh, yaitu

sebanyak 63 unit.

Sensus Pertanian 2013 yang merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama guna

mewujudkan visi besar pembangunan Provinsi Sumatera Barat. Harapan Sumatera Barat adalah

mencapai pembangunan pertanian yang handal. Handal dalam kemampuan dan handal dalam

mengelola manajemen data dan informasi pertanian yang memadai, akurat, lengkap dan

mutakhir.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

25

Bertani dan beternak bagi orang Minang adalah tabu-

ngan kesejahteraan. Prinsip kemakmuran orang Minang,

ketika padi menjadi, ketika taranak berkembang, ketika

jagung berbunga—bak pepatah “bumi sanang padi

manjadi, padi masak jaguang maupia, anak buah sanang

santosa, bapak kayo mande batuah, mamak disambah

urang pulo”.

BERCAKAP-CAKAP DENGAN IR. DJONI

BENIH PERTANIANDAN KEARIFAN LOKALMINANGKABAU

BERCOCOK TANAM DAN

BETERNAK ADALAH BUDAYA

KENTAL MASYARAKAT

MINANGKABAU. BERPIKIR UNTUK

HIDUP KE ESOK DICERMIN KAN

ORANG MINANG DENGAN ADANYA

RANGKIANG DI HALAMAN RUMAH

GADANG. RANGKIANG TEMPAT

MENYIMPAN PADI. ITU ADALAH

CERMINAN DARI KETAHANAN

PANGAN MASYARAKAT MINANG.

Bibit Sukun.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

26

Begitulah tujuan hidup orang Minang, yakni “bumi sanang padi manjadi taranak bakambang

biak”. Hidup yang penuh berkah, yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu “baldatun taiyibatun wa

robbun gafuur”. Dan tentu saja hal itu adalah cermin dari kesepakatan masyarakat Minang-

kabau dalam sandaran sikap “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.

Asas pemanfaatan bagi orang Minang sangat tinggi. Dalam kehidupan sosial dan budaya,

orang Minang tak mengenal apa yang kita sebut dengan sampah masyarakat.

Mengapa? Karena bagi orang Minang, tak ada orang yang tak berguna.

Orang Minang senantiasa memercayai dan memberikan sebuah pekerjaan kepada orang

yang tepat seperti yang disampaikan oleh pepatah kita : “Nan Buto pahambuih lasuang, nan

pakak palapeh badie, Nan lumpuah pahuni rumah, nan kuek paangkuik baban, nan jangkuang

jadi panjuluak, nan randah panyaruduak, nan pandai tampek batanyo, nan cadiak bakeh baiyo,

nan kayo tampek batenggang.

Konsep the right man in the right place masak dalam kehidupan sosial orang Minang.

Pembagian kerja bagi orang Minang itu rasional atau objektif. Semua termanfaatkan. Itu sesuai

pula dengan sabda Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi

manusia.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 3289].

Prinsip pemanfaatan manusia dan SDM bagi orang Minang itu sangat rasional dan objektif

sekali. Bahkan, pemanfaatan lahan bagi orang Minang sangat selektif. Tak ada lahan yang tak

berguna bagi orang Minang. Semua lahan termanfaatkan sesuai bentuk, lokasi dan jenisnya.

Sesuai benar dengan pepatah : “ Nan lurah tanami bambu, nan lereang tanami tabu, nan padek

kaparumahan, nan gurun buek ka parak, nan bancah dibuek sawah, nan munggu kapakuburan,

nan gauang ka tabek ikan, nan padang kapaimpauan, nan lambah kubangan kabau, nan rawang

payo kaparanangan itiak” .

Semestinya juga, masyarakat Minangkabau tak mengenal apa yang disebut dengan lahan

telantar atau lahan tidur. Masyarakat Minang adalah masyarakat pertanian, ketika ke rimba

berbunga kayu, air tergenang dijadikan kolam ikan, tanah tanah ditanamkan benih, tanah keras

dibikin ladang, sawah bertumpak di tanah yang datar, ladang berbidang di lahan yang lereng.

Begitulah budaya sosial masyarakat kita di Minangkabau.

Bahkan orang Minang sudah memiliki teknologi pertanian yang merupakan warisan dari

nenek moyang kita. Mereka bertani sesuai musim. Seperti pesan pepatah:” Ka ladang di hulu

tahun, ka sawah di pangka musim, hasia banyak nkarano jariah, hasia buliah karano pandai”.

Pepatah itu menyisipkan dua kata inti dalam hal ihwal berladang orang Minang. Yakni, pertama

kerja keras, kedua karena pengetahuan atau kepandaian berladang.

Semangat dan optimisme orang Minang itu sangat tinggi. Tak ada yang tak mungkin bagi

orang Minang asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras. “lawik dalam buliah

diajuak, bumi laweh dapek digali, bukik dapek diruntuah, asa bajariah bausaho. Lawik ditimbo

lai ka kariang, gunuang di runtuah mungkin data, sadang dek samuik runtuah tabiang, apolagi

dek manusia nan baraka”. Begitulah dalil rasional orang Minangkabau.

Jauh sebelum Koes Plus mendengakan tongkat ditanam jadi “buah”, orang Minang sudah

lebih dulu meyakini. Bahkan tak tongkat saja yang tumbuah, melainkan artinya lebih luas, yakni

“Apo ditanam namuah tumbuah, bijo ditanam ka babuah, batang ditanam kabarisi, batanam

nan bapucuak, mamaliharo nan banyao”.

Bahkan, sebelum bertanam, orang minang memikirkan perairan atau irigasi. “ Dibuek banda

baliku, tibo di bukik digali, tibo di batu dipahek, tibo di batang di kabuang”.

Begitulah kearifan lokal orang Minangkabau dalam bertani dan bataranak itu tadi. Bila ada

lahan tak termanfaatkan, wajib kita bertanya? Mengapa? Apakah karena lahan kering tak teraliri

irigasi? Apakah karena kita sudah pemalas?

Dalam keadaan terkini, Sumbar adalah salah satu propinsi surplus beras!

Bila begitu adanya, mari kita lihat pemanfaatan lahan dan soal irigasi bagi pertanian Sumatera

Barat. Kita tanyakan hal ini kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar Ir

Djoni. Kata Djoni, luas areal persawahan yang telah diairi dengan irigasi teknis di Sumatera Barat

(Sumbar) baru 88.808 hektare atau 37,6 persen dari total luas sawah di daerah ini yang mencapai

235.824 hektare.

Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 hektare, setara dengan 2,17 % dari

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

27

luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia. Dengan begitu, lahan pertanian yang

berpotensi diolah adalah sekitar 20% dari luas wilayah Sumbar. Sementara, yang teraliri irigasi

baru 37,6 persen itu tadi. Bayangkan, kalau 60% saja dari lahan 88 ribu hektare itu teraliri irigasi,

maka masa depan pertanian Sumatera Barat akan jauh lebih bersinar dan apa yang diinginkan

oleh nenek moyang kita dulu tentang “bumi sanang padi manjadi” akan benar-benar lebih

terwujud.

Pak Djoni berharap, pembangunan infrastruktur di daerah ini idealnya diarahkan pada

pembangunan irigasi teknis. Katanya, makin luas lahan pertanian Sumbar yang mendapat air

irigasi, makin besar hasil potensi pertanian kita yang muaranya berujung pada kemakmuran

untuk petani, kemakmuran untuk rakyat, kemakmuran untuk semua.

Dijelaskan Djoni, lahan persawahan irigasi sederhana di Sumbar seluas 45.570 hektare, irigasi

desa 40.969 hektare, tadah hujan 50.294 hektare dan irigasi lainnya 10.184 hektare. Sawah

yang telah diairi irigasi teknis di Sumbar terluas berada di Kabupaten Agam 13.708 hektare disusul

Kabupaten Solok (11.870), Kabupaten Pasaman (11.808), Kabupaten Pesisir Selatan (10.289)

dan Kabupaten Padangpariaman (8.763).Sawah yang diairi irigasi teknis terkecil di Sumbar adalah

Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 85 hektare disusul Kota Bukittinggi (177), Kota Solok

(575), Kabupaten Sijunjung (1.698) dan Kabupaten Tanahdatar (3.768).Daerah areal persawahan

beririgasi sederhana terluas adalah Kabupaten Tanah Datar seluas 7.633 hektare, disusul

Kabupaten 50 Kota (6.407), Kabupaten Agam (5.235), Kabupaten Pasaman (5.186) dan Kabupaten

Padang Pariaman (5.099).

Daerah dengan areal persawahan beririgasi sederhana terkecil adalah Kota Bukittinggi seluas

154 hektare, disusul Kabupaten Kepulauan Mentawai (240), Kabupaten Dharmasraya dan

Kabupaten Pasaman Barat masing-masing seluas 316 hektare serta Kota Solok (393).Sawah tadah

hujan, terluas berada di Kabupaten Pesisir Selatan seluas 11.848 hektare, disusul Kabupaten 50

Kota (8.144), Kabupaten Tanah Datar (5.878), Kabupaten Sijunjung (4.998) dan Kabupaten Padang

Pariaman (4.522).

Lalu berapa produksi padi Sumbar?

“Dengan areal persawahan seluas 235.824 hektare, produksi padi Sumbar mencapai dua

juta ton pada 2007, naik dari produksi 2006 yang tercatat 1,889 juta ton”, jawab Djoni.

Apa dan bagaimana kon-tribusi Sumatera Barat un-tuk memenuhi pangan nasional?

“Produksi beras daerah ini jauh melebihi kebutuhan masyarakatnya. Pada tahun 2011 produksi

beras Sumbar mencapai 2.295.000 ton di atas lahan 243.000 hektaree, sedangkan kebutuhan

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

28

masyarakat Sum-bar tak lebih 600 ribu ton. Sumbar mengalami surplus beras sekitar 1.695.000

ton,” kata Djoni.

Dikatakan Ir. Djoni produksi beras Sumbar pada tahun 2011 sekitar 4,91 ton per hektarenya.

Angka tersebut mengalami kenaikan seba-nyak 5,01 persen jika diban-dingkan dengan hasil

produksi tahun 2010.

Pada tahun 2010, jumlah pro-duksi sekitar 2,211.248 ton dengan jumlah produksi sekitar

4,8 ton per hektarenya. Dari luas lahan yang 243.000 hektare, luas panen-nya pertahun sekitar

486.000 hektare atau dua kali lipat dari luas sawah. Target Djoni, menggenjot hasil panen padi

minimal 2 kali setahun.

Dikatakan Djoni sejak tahun 2012 ini, Sumbar menambah luas sawah sekitar 2.250 ha dengan

cetak sawah baru di Pesisir Selatan, Solok Selatan, Pasaman, dan daerah lainnya. Lalu berapa

luas lahan yang dialihfungsikan tiap tahun?

“Lahan yang diahlifungsikan untuk pembangunan tak sampai 100 ha pada tiap tahunnya,”

kata Djoni seraya mengatakan tak perlu khawatir dengan banyaknya lahan sawah yang disulap

menjadi lahan perumahan atau pun industri karena seiring dengan itu, lahan-lahan pertanian

baru juga dibuka.

Dalam catatan kita, tingkat konsumsi beras masyarakat Sumbar pada tahun 2011 sekitar 123

kg perkapita per tahunnya.

“Sedangkan konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia atau pun rata-rata nasional sekitar

139 kg perkapita per tahun.

Guna mengurangi konsumsi beras, peme-rintah telah melakukan sosialisasi pengalihan dari

beras ke umbi-umbian, sayur-sayuran ataupun buah-buahan. Target Pemerintah ting-kat

konsumsi beras masyarakat Indonesia menurun sekitar 1,5 persen tiap tahunnya dari jumlah

perkapita per tahunnya.

Tak tertutup kemungkinan Sumbar kelak seperti masyarakat Thailand dalam kapasitas

konsumsi beras yang hanya sekitar 60-80 perkapita per tahunnya, walaupun Thailand dan Sumbar

sama-sama menjual hasil pangan daerah seperti beras.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

29

Ketersediaan benih sumber dari varietas unggul

bermutu, sangat penting mendukung diseminasi varietas

kepada petani. Pengembangan dan peningkatan kemam-

puan Industri Perbenihan baik yang dikelola oleh Peme-

rintah maupun swasta ditingkatkan melalui aspek-aspek

strategis antara lain Penelitian dan Pengembangan Varie-

tas, Perbanyakan Benih, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi

Benih, Distribusi/Pemasaran dan Penggunaan Benih di

tingkat petani.

Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk

meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu pe-

ningkatan produksi Tanaman Pangan terutama produksi

komoditi utama tanaman pangan seperti padi, jagung dan

kacang-kacangan. Sehubungan dengan itu guna mencapai

sasaran produksi komoditas utama tersebut salah satu

upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan

penggunaan benih varietas unggul bermutu, yang akan

berpengaruh terhadap peningkatan produksi, produkti-

vitas dan mutu hasil tanaman.

Memenuhi permintaan, benih tidak dapat diproduksi

secara mendadak atau secara langsung, tetapi perlu pe-

rencanaan yang baik. Perencanaan dan penanganan yang

kurang baik dapat merugikan produksi benih.

Balai Benih merupakan institusi perbenihan yang

PERAN DAN UPAYA UPTD BBI TPPHMENJAWAB KETAHANAN PANGAN

PERKUAT SISTEM PRODUKSIPELOPOR PENGGUNAANBENIH BERMUTUKLASIKAL PERSOALAN

PERBENIHAN SECARA UNIVERSAL

ADALAH KETIKA BENIH-BENIH

VARITAS UNGGUL BERMUTU TIDAK

SELALU TERSEDIA PADA SAAT

DIBUTUHKAN. IDEALNYA,

KETERSEDIAAN BENIH BAGI PARA

PETANI HARUS TERJAMIN.

MENJAWAB PERSOALAN INI MAKA

KETERSEDIAAN BENIH SUMBER

BAGI PARA PENANGKAR JUGA

HARUS TERJAMIN. GUNA

MENJAMIN KETERSEDIAAN BENIH

UNGGUL BERMUTU, MAKA BBI

MEMPERKUAT SISTEM PRODUKSI

PERBENIHAN SEHINGGA MAMPU

MEMENUHI KEBUTUHAN PARA

PENANGKAR BENIH DAN PETANI.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

30

menangani fungsi produksi untuk benih sumber sekaligus mendistribusikannya kepada produsen.

Peran Balai Benih sangat penting, karena ia menjadi pelopor perkembangan penggunaan benih

bermutu varietas unggul Tanaman Pangan, serta penyebarluasan varietas unggul tersebut kepada

masyarakat maupun penangkar.

Tak ada pilihan lain, kini saatnya pemanfaatan Balai Benih lebih dioptimalkan, terutama guna

mendorong, memacu dan mendongkrak tumbuh dan berkembangnya penangkar benih yang

berkualitas.

Harapan kita adalah menghasilkan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah

sebagai benih sumber untuk keperluan perbanyakan Benih Sebar (BR) sehingga mampu

memenuhi kebutuhan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah untuk keperluan

penangkaran benih Tanaman Pangan.

Kegiatan ini berlandaskan pada Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA)

Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) Nomor SP :

018.03.3.089076/2013 tanggal 5 Desember 2012.

Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis kegiatan UPTD BBI TPPH pada Satuan Kerja Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA. 2013.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

31

PERBANYAKAN BENIH DASAR PADI (BS-BD)

Dari Batang PiamanHingga Kuruik KusuikBelasan Ribu KgBenih Siap Sebar

PADA DASARNYA PENGOLAHAN

TANAH SAWAH MELIPUTI 3 PHASE

YAKNI, PENGGENANGAN TANAH

SAMPAI TAHAP JENUH AIR,

PEMBAJAKAN TANAH UNTUK

MEMECAH BONGKARAN DAN

SEKALIGUS MEMBALIKAN TANAH,

PENGGARUAN UNTUK

MENGHANCURKAN TANAH DAN

KEMUDIAN DILAKUKAN

PELUMPURAN DENGAN AIR,

PENGOLAHAN TANAH DIMULAI

PALING LAMBAT 15 HARI

SEBELUM PENANAMAN.

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang

berasal dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Sukamandi untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD)

dengan volume 10 kg/Ha.

Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam,

penaburan benih tidak rapat, sehingga pertumbuhan bibit

akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

32

dilakukan sesuai dengan kondisi setempat.

Takaran pupuk dan cara pemupukan

berpedoman pada rekomendasi daerah se-

tempat. Takaran pupuk P dihitung berda-

sarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan

pada saat tanam atau paling lambat 3 ming-

gu setelah tanam.

Pupuk K hanya diberikan pada tanah

yang mengandung K rendah, diberikan

pada saat tanam atau menjelang phase pri-

mordia

Penyiangan dilakukan pada tumbuhan

pengganggu yang sangat bersaing dengan

tanaman padi, dilakukan kira-kira pada

umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam.

Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif.

Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan

dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan

menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan

mempercepat pemasakan biji.

Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses

(dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan

berpengaruh terhadap mutu benih.

Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13%

- 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air

awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu

pengeringan yang diperlukan.

Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan

setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca,

umumnya 2 - 3 hari.

Guna mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan

dengan baik. Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan,

penghitungan dan pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi. Pengemasan pasar

bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon benih yang telah lulus

dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses

sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB.

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS – BD) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan Mei 2013

sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Sungai

Dareh seluas 3,0 Ha, Balai Benih Induk

Kinali 0,5 Ha dan Balai Benih Induk Ladang

Laweh 0,5 Ha

Dalam mewujudkan Kegiatan Perba-

nyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) seluas 4

(empat) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera

Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

TA.2013 merealisasikan anggaran untuk

kegiatan ini.

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian

Hasil yang didapat dari pelaksanaan

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS

– BD) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat

melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Per-

tanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

33

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai

Dareh seluas 4,0 (empat) Ha dan varietas yang ditanam adalah Batang Piaman, Inpari 12, Cisokan,

IR – 66, Mekongga dan Kuriek Kusuik. Produksi Benih yang dihasilkan untuk varietas Btg.Piaman

sebanyak 1.300 Kg dan Varietas Kuriek Kusuik sejumlah 1.475 Kg ( 730 kg lulus sebagai Benih

Dasar (BD) dan 745 Kg lulus sebagai Benih Pokok (BP) dengan luasan masing-masing 1,0 Ha.

Penurunan Kelas Benih ini juga terjadi dikarenakan terdapatnya jumlah CVL (Campuran Varietas

Lain) > 0,0 %, hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan adanya voluntir pada areal pertanaman

dan atau dapat terjadi adanya Tipe Simpang ( Off Type ).

Varietas Inpari 12 sebanyak 760 Kg, Varietas Cisokan sebanyak 800 Kg, varietas IR - 66 sebanyak

830 Kg, dan varietas Mekongga sebanyak 900 Kg dengan luasan masing-masing 0,5 Ha.

PERBANYAKAN BENIH POKOK PADI

Kegiatan Perbanyakan Benih

Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di

Balai Benih Induk (BBI) Sungai Dareh

seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan

rincian varietas yang ditanam ada-

lah Inpari 12 (3,0 Ha) jumlah pro-

duksi benih yang dihasilkan 1.840

Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah

produksi benih 11.550 Kg kelas BP

dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0

Ha) produksi benih yang dihasilkan

sebanyak 1.575 Kg, Inpari 21 (1,0

Ha) produksi benih yang dihasilkan

sebanyak 1.560 K.

Metoda pelaksanaan proses

perbanyakan benih sumber padi

Kelas BD – BP secara umum dilaku-

kan sebagai berikut : pada dasarnya pengolahan tanah sawah meliputi 3 phase ; Penggenangan

tanah sampai tahap jenuh air, pembajakan tanah untuk memecah bongkaran dan sekaligus

membalikan tanah, penggaruan untuk menghancurkan tanah dan kemudian dilakukan

pelumpuran dengan air dan pengolahan tanah dimulai paling lambat 15 hari sebelum

penanaman.

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai benih Induk ( BBI ) untuk

perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 25 kg/Ha.

Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam, penaburan benih tidak rapat, sehingga

Barat dapat dilihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD)

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

34

pertumbuhan bibit akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat dilakukan sesuai

dengan kondisi setempat.

TAKARAN PUPUK

Takaran pupuk dan cara pemupukan berpedoman pada rekomendasi daerah setempat.

Takaran pupuk P dihitung berdasarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau

paling lambat 3 minggu setelah tanam. Pupuk K hanya diberikan pada tanah yang mengandung

K rendah, diberikan pada saat tanam atau menjelang phase primordia.

Penyiangan dilakukan pada tumbuhan pengganggu yang sangat bersaing dengan tanaman

padi, dilakukan kira-kira pada umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam.

Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif.

Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan

dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan

menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan

mempercepat pemasakan biji.

Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses

(dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan

berpengaruh terhadap mutu benih.

Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13%

- 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air

awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu

pengeringan yang diperlukan.

Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan

setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca,

umumnya 2 - 3 hari.

Untuk mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

35

dengan baik.

Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan, penghitungan dan

pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi.

Pengemasan pasar bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon

benih yang telah lulus dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB.

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD – BP) seluas 16 Ha dimulai dari bulan Januari

2013 sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk

Sungaidareh dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning dengan pH 4 – 5 (asam) serta berada

pada ketinggian 106 m dari permukaan laut.

Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) seluas 16 (enam belas)

Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat TA.2013 telah merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini.

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Padi ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran

Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel

13.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

36

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai

Dareh seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan rincian varietas yang ditanam adalah Inpari 12 (3,0

Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 1.840 Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah produksi benih

11.550 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak

1.575 Kg, Inpari 21 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.560 Kg.

Cisokan (1,5 Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 3.200 Kg dan Mekongga (1,0 Ha)

produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.620 Kg. Untuk varietas Inpari 12 produksi benih yang

dihasilkan belum mencapai target produksi yang diharapkan yaitu 1.500 Kg/Ha, dikarenakan

pertanaman Inpari pada waktu phase berbunga terkena serangan Blas. Serangan Blas daun yang

tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif yang menyebabkan

malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum

berbunga. Serangannya dapat menurunkan hasil secara langsung karena leher malai busuk dan

patah sehingga pengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa.

Tabel 13.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BD-BP)

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

37

Proses perbanyakan benih sumber jagung Kelas BD–

BP dilakukan secara umum sebagai berikut :Pertanaman

pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan

tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan

mengikuti pola tanam setempat

Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm,

jarak tanam 75 x 20 atau 75 x 40 cm

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang

berasal dari Balai Benih Induk (BBI) untuk perbanyakan

kelas benih (BD - BP) dengan volume 20 – 25 kg/Ha .

Penyulaman umur 1 minggu dan penyiangan apabila

rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30

HST). Pembumbunan umur 3 – 4 minggu pada saat

penyiangan.

Pemberian air diperlukan pada waktu tanam, sebelum

keluar malai serta periode keluarnya rambut hingga

pembentukan tongkol.

Dosis pupuk digunakan adalah 300 kg Urea, 100 kg

SP-36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi

setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian

dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan

½ dosis urea.

PERBANYAKAN BENIH DASAR JAGUNG (BS-BD)

Ribuan KilogramVarietas SukmaragaLulus Benih SumberKelas BD

KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH

POKOK JAGUNG (BD-BP)

DILAKSANAKAN DI BALAI BENIH

INDUK KINALI DITANAM SELUAS

1,0 HA DENGAN VARIETAS

SUKMARAGA. HASIL PROSES

SERTIFIKASI BENIH PERTANAMAN

JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA

TELAH LULUS SEBAGAI BENIH

SUMBER KELAS BP, TOTAL

PRODUKSI BENIH YANG

DIHASILKAN ADALAH 1.715 KG.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

38

Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/penyakit pada setiap

phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap

produksi. Dan gunakan seed treatment (Rhidomil)

Panen dilakukan pada umur 80 – 120 hari (tergantung varietas)

Pengeringan dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Pengeringan

dilakukan sampai diperoleh kadar air 10 - 11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih

lama.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan benih, seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai

dengan pertunjuk sertifikasi yang ditetapkan oleh BPSB. Benih yang telah lulus dikemas dalam

packing 5 (lima) kg.

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD – BP) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Juli 2013

sampai dengan bulan November 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali

Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP) seluas 1 (satu) Ha

pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut :

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Jagung ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat

dilihat pada tabel 14.

Tabel 14.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP)

Kegiatan Perbanyakan Benih pokok Jagung (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali

ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Sukmaraga. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman

jagung varietas Sukmaraga telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP, Total Produksi Benih yang

dihasilkan adalah 1.715 Kg.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

39

Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm,

jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas cabang banyak

dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit.

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang

berasal dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Ubi-

ubian, untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD) dengan

volume 25 kg/Ha

Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma)

telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST). Saat phase

pembungaan dihindari penyiangan

Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan,

pembungaan dan pengisian polong. Kekeringan menye-

babkan penurunan produksi cukup besar

Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP

36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi

setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian

dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan

½ dosis urea.

Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya

serangan hama/penyakit pada setiap phase pertum-

buhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlam-

batan berakibat fatal terhadap produksi.

PERBANYAKAN BENIH DASAR KEDELE (BS-BD)

Ribuan Kg KedeleVarietas AnjasmoroLulus Benih SumberKelas BD

PERTANAMAN PADA LAHAN

TEGALAN SEBAIKNYA DILAKUKAN

PENGOLAHAN TANAH DAN PADA

WAKTU PENGOLAHAN TANAH

DILAKUKAN MENGIKUTI POLA

TANAM SETEMPAT.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

40

Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna

coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit

pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan.

Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan

dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga

diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas

dalam packing 5 (lima) kg.

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Januari

2013 sampai dengan bulan April 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali

PENCAPAIAN HASIL

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Dasar Kedele ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran

Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel

15.

Tabel 15.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD)

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

41

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali

ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Anjasmoro. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman

Kedele varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BD. Total Produksi Benih yang

dihasilkan adalah 1.258 Kg.

PERBANYAKAN BENIH POKOK KEDELE (BD-BP)

Proses perbanyakan benih sumber Kedele Kelas BD – BP dilakukan secara umum sebagai

berikut :

Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu

pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat

Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm, jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas

cabang banyak dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit.

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan BBI, untuk

perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 40 kg/Ha

Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST).

Saat phase pembungaan dihindari penyiangan .

Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan, pembungaan dan pengisian polong.

Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar

Dosis pupuk per hektar yang digunakan adalah 40 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 50 kg KCL atau

sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea

dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.

Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap

phase pertumbuhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal

terhadap produksi.

Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna

coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit

pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan.

Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

42

dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga

diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas

dalam packing 5 (lima) kg.

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni

2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk

Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha

Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha

pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut

PENCAPAIAN HASIL

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat

dilihat pada tabel 16.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

43

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali

dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas

Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang

dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang

sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele

varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak

2.470 Kg.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas

dalam packing 5 (lima) kg.

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni

2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk

Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha

Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha

pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut

PENCAPAIAN HASIL

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat

pada tabel 17 berikut :

Tabel 17.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)

Tabel 16.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

44

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali

dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas

Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang

dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang

sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele

varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak

2.470 Kg.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

45

Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan

pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah

dilakukan mengikuti pola tanam setempat

Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm,

jarak tanam teratur (20 x 20 cm) atau (25 x 25 cm)

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang

berasal dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Ubi-ubian untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD)

dengan volume 120 kg/Ha

Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama

PERBANYAKAN BENIH DASAR KACANG TANAH (BS-BD)

Total Benih 1400 KgLULUS UJI LABOR

KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH

DASAR KACANG TANAH (BS-

BD) DILAKSANAKAN DI BALAI

BENIH INDUK KINALI DITANAM

SELUAS 1,0 HA DENGAN

MENGGUNAKAN VARIETAS

JERAPAH SELUAS 1,0 HA.

HASIL PROSES SERTIFIKASI

BENIH PERTANAMAN KACANG

TANAH BAIK DI LAPANGAN

MAUPUN UJI LABOR TELAH LULUS

SEBAGAI BENIH SUMBER KELAS

BD. TOTAL PRODUKSI BENIH

YANG DIHASILKAN ADALAH

1.400 KG.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

46

dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan

pada umur 40 hari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan

yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan

bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor) menembus permukaan tanah sehingga pertum-

buhannnya optimal. Jangan melakukan penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena

dapat mengganggu proses pembuahan.

Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan

pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu

pengairan yang baik adalah pagi atau sorehari hingga tanah cukup basah. Kekeringan

menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan

polong lebih seragam.

Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan

rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk

SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.

Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap

phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap

produksi.

Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat

berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan

cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm.

Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer.

Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga

diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas

dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg.

Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan

Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk

Kinali.

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat

pada tabel 18 berikut :

Tabel 18.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah

PERBANYAKAN BENIH POKOK KACANG TANAH (BD-BP)

Proses perbanyakan Benih Sumber Kacang Tanah Kelas BD – BP dilakukan secara umum

sebagai berikut :

Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu

pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

47

Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm, jarak tanam teratur 20 x 20 cm) atau

(25 x 25 cm).

Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan di BBI untuk

perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 100 - 120 kg/Ha.

Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21

hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam. Pada

penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun

didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor)

menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannnya optimal. Jangan melakukan

penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat mengganggu proses pembuahan

Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan

pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu

pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari hingga tanah cukup basah. Kekeringan

menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan

polong lebih seragam

Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan

rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk

SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.

Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap

phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap

produksi.

Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat

berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan

cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm.

Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer.

Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga

diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.

Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,

pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat

prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.

Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan

petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas

dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD – BP) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan

Januari 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih

Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat

pada tabel 19 berikut :

Tabel 19.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

48

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok

Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai

Benih Induk Kinali ditanam seluas 3,00 Ha

dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas

1,0 Ha. Hasil proses Sertifikasi Benih

pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas

Bison lulus sebagai Benih Sumber kelas BR

dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan

untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg

kelas BP. Rendahnya Produksi yang dihasil-

kan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Suka-

menanti ini disebabkan pada saat panen

dan proses penjemuran curah hujan cukup

tinggi, sehingga proses penjemuran tidak

dapat dilakukan dengan sempurna yang

mengakibatkan calon benih banyak terse-

rang cendawan.

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui

Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat

dilihat pada tabel 20 berikut :

Tabel 20.

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah

Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk

Kinali ditanam seluas 3,00 Ha dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas 1,0 Ha. Hasil proses

Sertifikasi Benih pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas Bison lulus sebagai Benih Sumber

kelas BR dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg kelas

BP. Rendahnya Produksi yang dihasilkan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Sukamenanti ini

disebabkan pada saat panen dan proses penjemuran curah hujan cukup tinggi, sehingga proses

penjemuran tidak dapat dilakukan dengan sempurna yang mengakibatkan calon benih banyak

terserang cendawan.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

49

Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan

UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian

kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang

optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya

disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya

jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan

serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada

belum mampu mendukung beban tugasnya secara opti-

mal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses

produksi benih sumber. Dampak lanjutannya adalah

penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti

yang diharapkan.

Perlunya informasi penggunaan Benih bermutu yang

dihasilkan oleh Balai Benih sehingga akan diketahui oleh

masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi

penggunaan benih bermutu harus intensif dilakukan baik

dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring

Kerjasama dengan institusi-institusi yang bergerak dalam

bidang perbenihan.

Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber

belum terjamin baik untuk itu perlu adanya peran aktif

dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta

KETIKA SUKSES LAMPAUI TARGET!

PERLU PROMOSI BENIH

DALAM HAL BERPRODUKSI

UNTUK MENGHASILKAN BENIH,

KAPASITAS LAHAN BBI SUDAH

MULAI MENURUN DAN

DIHARAPKAN ADANYA UPAYA

PENGEMBALIAN KESUBURAN

LAHAN SERTA MERUMUSKANNYA

KE DALAM BENTUK KEGIATAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

50

kesinkronan antara produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber.

Dari hasil kegiatan Perbanyakan Benih Dasar yang dilaksanakan dapat disimpulkan, sebagai

berikut :

Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi,

Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program

kegiatan tersebut :

Perbanyakan Padi target produksi yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi sebanyak 5.320

Kg kelas BD dan 745 Kg kelas BP.

Perbanyakan Jagung target produksi yang diharapkan 900 Kg dapat direalisasikan sebanyak

1.630 Kg.

Perbanyakan Kedele target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak 1.256

Kg.

Perbanyakan Kacang Tanah target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak

1.400 Kg.

Hal penting dalam produksi Benih

Sumber Tanaman Pangan adalah tersedia-

nya Benih Penjenis yang berkualitas, sesuai

dengan kebutuhan

Perlunya informasi penggunaan Benih

bermutu yang dihasilkan oleh Balai Benih

sehingga akan diketahui oleh masyarakat

pengguna / petani. Oleh karena itu infor-

masi penggunaan benih bermutu harus

intensif dilakukan baik dalam bentuk pro-

mosi maupun memperluas jejaring Kerja-

sama dengan institusi-institusi yang berge-

rak dalam bidang perbenihan

Kontinuitas ketersediaan dan distribusi

Benih Sumber belum terjamin baik untuk

itu perlu adanya peran aktif dari seluruh

Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara produksi benih sumber dengan

kebutuhan benih sumber.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

51

Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan

UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian

kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang

optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya

disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya

jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan

serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada

belum mampu mendukung beban tugasnya secara opti-

mal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses

produksi benih sumber. Dampak lanjutnya adalah

penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti

yang diharapkan.

Lemahnya informasi penggunaan Benih bermutu yang

dihasilkan oleh Balai Benih sehingga kurang diketahui oleh

Perbanyakan Benih PokokCAPAI TARGET PRODUKSI

HAL PENTING DALAM PRODUKSI

BENIH SUMBER TANAMAN

PANGAN ADALAH TERSEDIANYA

BENIH PENJENIS YANG

BERKUALITAS, SESUAI DENGAN

KEBUTUHAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

52

masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi penggunaan benih bermutu harus

intensif dilakukan baik dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring Kerjasama dengan

institusi-institusi yang bergerak dalam bidang perbenihan.

Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber belum terjamin baik, untuk itu perlu

adanya peran aktif dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara

produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber.

Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi,

Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program

kegiatan tersebut :

Perbanyakan Padi target produksi benih yang diharapkan 24.000 Kg telah terealisasi sebanyak

21.365 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR.

Perbanyakan Jagung target produksi benih yang diharapkan 1.000 Kg telah terealisasi sejumlah

1.715 Kg kelas BP.

Perbanyakan Kedele target produksi benih yang diharapkan 2.000 Kg telah terealisasi sejumlah

2.470 Kg kelas BP.

Perbanyakan Kacang Tanah target produksi benih yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi

sebanyak 2.730 Kg kelas BP dan 1.200 Kg kelas BR.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

53

Bunga mampu mewakili segala perasaan yang ada.

Perasaan bahagia atau bahkan sedih sekalipun bakal

tersampaikan dengan bunga, karena bunga memang

memiliki banyak makna. Bunga adalah sahabat kita baik

dalam suka maupun duka serta derita. Ketika suka, bunga

menjadi penyampai cinta. Ketika duka, karangan bunga

menjadi ungkapan turut berduka.

Bunga memang sejak dulu kala telah menjadi media

ekpresi yang paling elegan. Bahkan para pujangga atau

penggubah lagu sering kali merangkai lirik ungkapan

dengan bunga. Apa jadinya puisi atau lagu tanpa bunga,

tentulah lirik akan menjadi kering, puisi kan jadi gersang.

Keindahan bunga juga mampu mewakili derita hati yang

sengsara karena cinta. Terpetik bunga berduri adalah

bagian dari curahan hati yang luka.

Begitulah bunga, ia dekat dalam perumpaan rasa yang

tertanam di sukma.

FLORIKULTURA DANSUMBAR BERBUNGA

SEKIRANYA DUNIA TANPA

BUNGA, TENTULAH BUMI KAN

JADI SEPI. BUNGA MENGHIAS

BUMI MENJADI BERSERI. WARNA

WARNI BUNGA MENJADI

PENYEMPURNA KEINDAHAN

PANORAMA YANG MENGHIAS

MATA PENYEJUK HATI. SALAH

SATU TANAMAN YANG MAMPU

MEWAKILI PERASAAN; ADALAH

BUNGA. BUKAN SUATU

BERLEBIHAN BILA MUNCUL

UNGKAPAN LAMA “ KATAKAN

DENGAN BUNGA”.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

54

Dan dunia pertanian tak melulu bicara sawah ladang. Tak selalu bicara pupuk atau luluk.

Salah satu bidang pertanian yang mematut keindahan florikultura. Orang awam mengenalnya

dengan sebutan tanaman hias. Berbagai produk hortikultura yang termasuk florikultura

diantaranya adalah daun potong, bunga potong, tanaman pot, tanaman lanskap, rumput, lumut,

tanaman hias air, dan lain sebagainya. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan

sebagai media keindahan.

Tak terpungkiri, bisnis tanaman hias akan bermasa depan bagus. Untuk itulah UPTD Balai

Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi

Sumatera Barat sejak beberapa tahun belakangan mulai membiakkan pembibitan tanaman hias

ini dalam tujuan Sumbar Berbunga.

Meskipun kebijakan Pemerintah lebih memprioritaskan ketahanan dan kemandirian pangan,

namun bidang Florikultura bagi UPTD BBITPPH Sumbar tetap tak dikesampingkan. Karena kita

menyadari bahwa potensi bisnis yang bisa didapat dari florikultura sangat besar bila kita sudah

memiliki pasar.

Bisnis florikultura adalah bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Florikultura merupakan

salah satu cara dalam meningkatkan pendapatan petani menuju daya beli yang lebih baik.

Tanaman Florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi

besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah dan nasional. \

Dalam lima tahun terakhir banyak tumbuh pelaku usaha Tanaman Florikultura mulai skala

kecil sampai menengah, mengingat permintaan Tanaman Florikultura terus meningkat baik untuk

kebutuhan domestik maupun ekspor, dengan demikian Tanaman Florikultura dapat diposisikan

sebagai komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global.

Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama mencapai

keberhasilan dalam usaha budidaya Tanaman Florikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul

ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan.

Menghasilkan Produk Tanaman Florikultura bermutu Prima dibutuhkan benih bermutu tinggi,

yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya.

Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya meningkatkan produksi dan

memperbaiki mutunya.

Dalam perkembangan agribisnis hortikultura dewasa ini, usaha perbenihan bukan lagi

dipandang sebagai suatu aspek pendukung dalam sistem agribisnis, sebagaimana sarana produksi

lainnya, namun sudah berkembang menjadi suatu usaha yang sejajar dengan usaha produksi

komoditas hortikultura. Industri perbenihan (nursery and seed industry) telah menjadi pilihan

bisnis yang menguntungkan, mempunyai nilai tambah, prospek dan peluang yang tidak kalah

dengan usaha budidaya.

Sehingga kekurangannya masih dipenuhi impor dari luar negeri yang tentunya dapat

mengurangi devisa negara. Guna memanfaatkan peluang ekonomi tersebut maka diperlukan

upaya khusus untuk pengembangan usaha perbenihan, sehingga usaha perbenihan secara

komersial dapat sepenuhnya ditangani, mulai aspek produksi, pengadaan, penyaluran dan

pemasarannya.

Kegiatan pengembangan perbenihan dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan,

ketersediaan, kemampuan institusi dan penangkar benih. Oleh sebab itu ketersediaan benih di

dalam negeri perlu diupayakan meningkat, yaitu melalui penguatan Produksi Benih oleh Swasta

maupun Balai-Balai Benih.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

55

PADA UPTD BBITPPH

SUMBAR SEDANG DIKEMBANGKAN

PENYEDIAAN BENIH TANAMAN

FLORIKULTURA BERMUTU DARI

VARIETAS UNGGUL YANG DISUKAI

KONSUMEN. INI GUNANYA UNTUK

PENGEMBANGAN KAWASAN

TANAMAN HIAS UNGGULAN

SERTA PENINGKATAN PRODUKSI

DAN KUALITAS PRODUK AGAR

MEMPUNYAI NILAI DAYA SAING.

Juga diperingkatkannya perluasan pertanaman

Tanaman Florikultura bermutu dari varietas yang disukai

konsumen tersebut sehingga seiring dengan hal tersebut

meningkat pula Produksi Tanaman Florikultura bermutu

yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Sumatera Barat Berbunga adalah salah satu keinginan

kita dalam pengembangan tanaman hias ini dengan

melaksanakan berbagai kegiatan keflorikulturaan. Yakni

dengan melakukan perbanyakan benih tanaman florikul-

tura.

Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi Balai Benih Induk

Alahan Panjang dengan ketinggian tempat ± 1.450 dari

permukaan laut dan lokasi Kelompok Tani / Penangkar

Benih Tanaman Florikultura baik pemula, sedang berkem-

bang maupun Kelompok yang telah tumbuh dan berkem-

bang secara mandiri dan berkesinambungan.

Hal ini telah dimulai sejak Maret 2013. Dan penang-

karan akan senantiasa berkelanjutan hingga 2014 ini.

PERBANYAKAN BENIH TANAMAN

FLORIKULTURA PADA

KELOMPOK / PENANGKAR

Pelaksanaan Pemilihan Lokasi Kelompok/Penangkar

dilakukan seperti berikut :

Dilaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertanian

Kabupaten / Kota atau Instansi yang terkait.

SUMBAR PERBANYAKBENIH FLORIKULTURA

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

56

Menginventarisir para Kelompok Tani/Penangkar Benih Tanaman Hias yang ada di Kabupaten

/ Kota

Melaksanakan Evaluasi pada Kelompok Tani/Penangkar Benih.

Evaluasi berdasarkan :

a. Mempunyai Pengetahuan dalam Pelaksanaan Perbenihan Tanaman Florikultura

b. Rentang waktu lamanya dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura

c. Konsistensi dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura

d. Fasilitas (Sarana/Prasarana) yang dimiliki untuk menunjang Pengembangan Perbenihan

Tanaman Florikultura (Lahan, Green House, dan lain-lain).

Potensi Pasar

a. Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diberikan sebagai

bantuan kepada Kelompok Tani/Penangkar dalam rangka mendukung ketersediaan benih

sebar dan produksi bunga dan daun potong

b. Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Garbera, Mawar dan

bermacam-macam daun potong

c. Melakukan bimbingan dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan, diskusi, apresiasi

maupun pemantapan teknis kegiatan

PERBANYAKAN BENIH TANAMAN FLORIKULTURA

DI BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA

Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diperbanyak dalam

rangka mendukung ketersediaan benih sebar dan produksi tanaman Florikultura. Sarana Produksi

digunakan untuk mendukung pelaksanaan perbanyakan benih di Balai Benih Induk Hortikultura

(BBIH).

Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Mawar, Garbera dan bermacam-

macam daun potong.

Pelaksanaan Perbanyakan Bunga Krisan

Kriteria Benih yang baik, adalah : Benih berasal dari Tanaman Induk yang sehat. Asal Induk

tidak tercampur dan bebas hama dan penyakit tanaman, bervigour baik, telah berakar merata

dan kompak dengan jumlah daun 4-5 helai dan berwarna hijau.

Pucuk Benih asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas

pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, Pembibitan krisan dilakukan dengan cara

vegetatif yaitu dengan stek panjang 5 - 10 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau

terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan untuk pengakaran.

Penyiapan benih dilakukan dengan dua tahap yaitu:

1. Stok Tanaman Induk (Mother Plants)

Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman.

Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan

dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek

per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan

kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari.

Perbanyakan Vegetatif Tanaman Induk

a. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara

memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.

b. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas

ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm

atau disebut cabang primer.

c. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk

sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

57

2. Teknik Penyemaian Bibit

Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar

100-120 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki

tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa arang sekam steril

hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 2-3 cm x 2-3 cm dan kedalaman 1-2

cm, sebelum ditanamkan diberi Auksin (ZPT) dengan dosis 3 Gram/liter air. Bibit dicelupkan

selama 2 detik lalu dikering anginkan selama 1 menit.

Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman

dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan

pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit.

Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke lapangan Produksi pada umur

14 - 21 hari setelah semai (bibit telah berakar).

3. Pengolahan Media Tanam

Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga

gembur, kering anginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya sambil dibersihkan

dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan

dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm.

Pengapuran : Tanah yang mempunyai pH < 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur

pertanian misalnya dengan dolomit. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5

= 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran

dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.

4. Teknik Penanaman

Penanaman Bunga Potonga. Penentuan Pola Tanam : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yang dapat

dibudidayakan secara monokultur

b. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm atau 20 cm x 20 cm.

Lubang tanam dengan cara ditugal. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.

c. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram

ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata

pada tanah sambil diaduk. Lalu disterilkan dengan Dhitane 2 gram / liter, lalu diistirahatkan

1 – 2 hari

d. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan

tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G.

Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm,

sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman

siram dengan air.

Penanaman Untuk Memperpendek Batang :Penanaman dilakukan sama dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah

cahaya agar tangkai menjadi pendek.

a. Pengaturan dan Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian

tanaman yang diinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka

penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya

beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya

70 cm, maka tangkai bunga yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama

penyinaran sejak bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung

varietas krisan. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang

lampu TL pada tengah malam mulai pukul 21.30-01.30.

b. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

58

kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk

yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah

KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram

ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya

dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.

c. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14

hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 2-5 cm.

d. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga

hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.

5. Penanaman untuk Bunga Pot

Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi media sabut kelapa

(hancur)/Cocopeat atau campuran tanah dan sekam padi (1:1).

Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan penyinaran

16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian diberi pencahayaan pendek

dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman

diberi pupuk cair multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan

hormon tumbuh auksin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek.

Guna mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang

perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. dengan cara ini akan didapatkan

krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.

6. Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman

Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan

dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.

Penyiangan

Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan

dengan kored dilakukan secara hati-hati untuk membersihkan rumput-rumput liar.

Pengairan dan Penyiraman

Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-

2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara

mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.

Pemasangan Support

Pemasangan Support / Tiang Penyangga jarring dan menopang tanaman dilakukan 3 minggu

setelah tanam.

Menaikkan Jaring

Menaikkan jaring dimulai pada umur tanaman 4 MST, berikutnya 5,6,7,8,9 dan 10 MST.

Menaikkan Jaring sampai batas tertentu saja sehingga batang di bawah dan di atas jaring tidak

bengkok dan tidak terlalu tinggi dan tidak menyulitkan pemanenan. Dalam menaikkan jaring ini

dibantu dengan support (tiang kecil)

Pemberian hormon ZPT (Alar) diberikan 2 kali selama masa penanaman : umur 7 - 9 minggu

setelah tanam.Pemberian Cup (Contong) untuk tipe Standar. Penentuan stadium panen adalah

ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari

seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.

Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

59

PENCAPAIAN HASIL

Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan

Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran

Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (04) dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 1. :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan

Tabel 1.1 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia

Tanggal Tanam : 17 APRIL 2013

Tabel 1.2 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perba-

nyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada Ke-

lompok Tani Dahlia

Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013

krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya

dan dicabut seluruh tanaman. Tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan

gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 15 - 25 cm dari

permukaan tanah.

PEMBIAYAAN

Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH

Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

(04) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut :

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

60

Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda, direalisasikan Benih

Mother Plant Krisan sebanyak 2.500 benih yang terdiri dari 10 Varietas. Dari 2.500 benih Mother

Plant telah dilaksanakan lanjutan perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan

digunakan sebagai benih untuk nursery, tetapi dikarenakan kurangnya pemeliharaan dan

keseriusan dari anggota Kelompok maka benih-benih tersebut banyak yang mati dan tidak dapat

dilanjutkan pertanamannnya.

Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia, direalisasikan Benih Mother

Plant sejumlah 15.500 benih. Dari benih Mother Plant tersebut, telah dilaksanakan lanjutan

perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai benih untuk nursery

sebagai benih sebar sebanyak 211.000 benih. Benih-benih ini selanjutnya digunakan sebagai

sumber benih untuk Produksi Bunga Potong.

Tabel 1.4 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber

Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda

Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013

Tabel 1.3 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia

Tanggal Tanam : 19 Desember 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

61

Tabel 1.6 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada BBIH

Tanggal Tanam : 01 Mei 2013

Tabel 1.7 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada BBIH

Tanggal Tanam : 11 Oktober 2013

Tabel 1.5 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada BBIH

Tanggal Tanam : 10 April 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

62

Tabel 1.8 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sebar

Tanaman Krisan Potong pada BBIH

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

63

Tabel 1.9 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber

dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 02 Juni 2013

KETIKA RATUSAN RIBUBENIH FLORIKULTURAMENYEBAR

KEGIATAN BENIH SUMBER

KRISAN POTONG PADA BALAI

BENIH INDUK HORTIKULTURA

TELAH DIREALISASIKAN BENIH

MOTHER PLANT SEJUMLAH

14.000 BENIH DAN

SELANJUTNYA DILAKUKAN

PERBANYAKAN DENGAN CARA

PINCING STEK PUCUK YANG

AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI

SUMBER BENIH UNTUK PRODUKSI

BUNGA POTONG BAGI KELOMPOK-

KELOMPOK TANI (KT. DAHLIA,

KT. TUNAS BARU DAN KT.

TUNAS MUDA) DENGAN TOTAL

BENIH SEBANYAK 200.000

BENIH.

Tabel 1.10 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber

dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 18 Juli 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

64

Tabel 1.12 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 12 September 2013

Tabel 1.13 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 24 Oktober 2013

Tabel 1.11 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 14 Agustus 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

65

Tabel 1.14 :

Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar

Tanaman Krisan Pot pada BBIH

Tanggal Tanam : 14 November 2013

Untuk kegiatan Krisan Pot pada Balai Benih Induk Hortikultura telah direalisasikan Benih

Mother Plant sejumlah 8.000 benih dan selanjutnya dilakukan perbanyakan dengan cara Pincing

Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai sumber benih untuk produksi bunga pot sebanyak

15.000 benih.

Tabel 2. :

Benih Sumber Bunga Potong Mawar

Tanggal Tanam : 29 April 2013

Tabel 3. :

Benih Sumber Daun Potong Xanado

Tanggal Tanam : 29 April 2013

Tabel 4. :

Benih Sumber Daun Potong Phylosellum

Tanggal Tanam : 29 April 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

66

Tabel 5. :

Benih Sumber Daun Potong Leather Leaf

Tanggal Tanam : 29 April 2013

Tabel 6.

Benih Sumber Bunga Potong Garbera

Tanggal Tanam 22 Juni 2013

Tabel 7.

Benih Sumber Raphis Exselsa

Tanggal Tanam : 24 Juli 2014

Tabel 8.

Benih Sumber Daun Potong Silver Dolar

Tanggal Tanam : 05 Oktober 2013

Tabel 9.

Benih Sumber Daun Potong Ruscus

Tanggal Tanam 11 Oktober 2013

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

67

Pendistribusian Benih Tanaman Florikultura dilaksana-

kan pada Kabupaten Solok (KT. Dahlia, KT. Tunas Baru,

KT. Tunas Muda), Kabupaten Tanah Datar (KWT. Cinto

Bungo), Kota Padang Panjang (KT. Puring), Kota Bukittinggi

(KT. Sansevieria, KT. Puring) dan Kota Padang (KT. Simpang

Tigo)

Dari hasil kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura

baik yang dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura

(BBIH) maupun di Kelompok Tani/ Penangkar dapat disim-

pulkan, sebagai berikut :Kegiatan Perbenihan Tanaman

SETENGAH JUTABENIH BUNGA

MEMPERCANTIKWAJAH SUMBAR

SUMBAR PENUH BUNGA, SUMBAR

DALAM RUPA KEMOLEKAN

PANORAMA AKAN BENAR-BENAR

BERSEMI DAN BERCAHAYA

DENGAN SEBARAN SETENGAH

JUTA BENIH BUNGA YANG TELAH

DIBIAKKAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

68

Florikultura merupakan kegiatan yang masih terbilang baru dilaksanakan di UPTD BBI TPPH

Sumatera Barat namun kegiatan ini secara umum dapat berlangsung secara baik.

Untuk kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura, telah dapat direalisasikan benih sumber

dengan rincian sebagai berikut :

a. Tanaman Krisan : 466.000 benih

b. Tanaman Bunga Potong Non Krisan : 6.010 benih

c. Tanaman Daun Potong : 3.420 benih

d. Tanaman Raphis : 10 Kg benih + 50 Pot

PELUANG PASAR

Peluang Pasar Tanaman Florikultura utamanya krisan masih terbuka luas baik di dalam Propinsi

Sumatera Barat maupun di luar Propinsi, oleh karena itu Tersedianya Benih Tanaman Floikultura

yang bermutu secara kontinu masih sangat dibutuhkan

Untuk kesinambungan kegiatan ini, masih sangat dibutuhkan penambahan Sarana dan

Prasarana yang memenuhi persyaratan, karena masih minimnya Sarana dan Prasarana yang

dimiliki saat ini baik di BBIH maupun di Kelompok Tani.

Penambahan Pengetahuan dan Wawasan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani

kegiatan ini perlu ditingkatkan, baik yang berada di BBIH maupun di Kelompok Tani.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

69

Pembangunan di bidang perbenihan hortikultura

bertujuan mempersiapkan tersedianya benih bermutu

dari varietas unggul secara lestari dan berkesinambungan.

Sehingga usaha-usaha peningkatan produksi dan kualitas

produksi tanaman hortikultura melalui penyediaan benih

bermutu dari varietas ungggul bagi petani dapat

dilakukan dengan lancar.

Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul yang

dibutuhkan petani harus sesuai dengan 7 kriteria tepat

(jenis, varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga).

Untuk tujuan tersebut diperlukan kesamaan persepsi

tentang perbenihan hortikultura dalam menfasilitasi

terbentuknya kerjasama antara balai benih hortikultura

dengan para penangkar benih, peningkatan penangkar

informal menjadi penangkar formal, membentuk wadah/

kelompok/forum penangkar benih dalam meningkatkan

posisi tawar perbenihan hortikultura dan lain-lain.

Guna menyediakan benih buah bermutu telah

dilakukan pembinaan kepada produsen/penangkar serta

institusi secara berjenjang. Balai benih dan penangkar

difasilitasi benih sumber dari varietas yang sudah dilepas

Menteri Pertanian serta pe dilakukan peningkatan

pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam

produksi benih sesuai standar yang ditetapkan.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan ini menyediakan benih tanaman

KETERSEDIAANBENIH UNGGULTANAMAN BUAH

MEMASUKI ERA GLOBALISASI

DEWASA INI, PERANAN BENIH

BERMUTU DARI VARIETAS UNGGUL

AKAN MENJADI SEMAKIN

PENTING. KARENA, UNTUK

MAMPU BERSAING DI PASARAN

INTERNASIONAL PRODUK

PERTANIAN YANG DIHASILKAN

HARUSLAH MEMPUNYAI KUALITAS

YANG BAIK DISAMPING PRODUKSI

YANG JUGA HARUS TINGGI.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

70

buah bermutu dari varietas unggul yang disukai konsumen untuk meningkatkan produksi dan

mutu produk.

Sasaran : Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu untuk mendukung

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah.

PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Lubuk Minturun, Balai Benih Induk Kinali dan

Balai Benih Induk Ladang Lawas dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Propinsi Sumatera Barat.

a. Output, Sub Output, Komponen

- Output : (005) Ketersediaan Benih Tanaman Buah

- Komponen : (011) Koordinasi Ketersediaan Benih Tanaman Buah

(012) Perbanyakan Benih

(014) Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan

b. Pelaksana dan Penerima Manfaat

Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura

Propinsi Sumatera Barat.

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD Balai Benih

Hortikultura, serta kelompok penangkar.

c. Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada

Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi

pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Rincian Pembiayaan untuk

kegiatan ketersediaan tanaman buah sebagai berikut :

011. Koordinasi Ketersediaan Benih Buah

521211 Belanja Bahan

- Dokumentasi dan pelaporan 1 kali

524119 Belanja Perjalanan lainnya

- Perjalanan koordinasi penyediaan benih buah 2 op

- Perjalanan pembinaan 30 OH @ Rp. 350.000,-

012. Perbanyakan benih

521211 Belanja Bahan-Sarana Produksi untuk perbanyakan benih buah 1 kali

- Sarana produksi untuk perbanyakan benih jeruk 1 kali

- Pembelian pupuk kandang dan sarana Produksi untuk pemeliharaan BPMT benih buah

1 kali

- Sarana produksi untuk pemeliharaan BF dan BPMT jeruk

- Pembelian batang bawah benih jeruk 65.000 btg @ Rp.3.000

- Pembelian batang bawah benih durian 10.000 btg @ 2.500

- Pembelian batang bawah benih buah 1 kali

521213 Honor Output Kegiatan

- Upah pengolahan tanah,okulasi dan pemeliharaan sampai benih siap salur (benih

buah) 750 HOK

- Pemeliharaan koleksi pohon induk BF dan BPMT tanaman buah 600 HOK

- Upah pemeliharaan BF dan BPMT jeruk 600 HOK

- Upah pengolahan tanah, okulasi dan pemeliharaan benih jeruk 1.750 HOK

- Upah pemeliharaan lingkungan BBH 600 HOK

521219 Belanja barang Non operasional lainnya

- Pelabelan 82.000 lbr @ Rp. 250,-

- Fasilitasi sarana penunjang kegiatan BBI 1 kali

- Pembelian tabloid pertanian (200 expl x 12 bln)

014. Monitoring/Evaluasi dan pelaporan

Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan buah

521211 Belanja Bahan

- Dokumentasi, Penggandaan dan penjilidan 1 kali

521219 Belanja barang Non operasional lainnya

- Monitoring dan evaluasi ke lokasi 60 Oh @ Rp.350.000

= Rp. 350.000,-

= Rp. 10.210.000,-

=Rp. 10.500.000,-

= Rp. 21.500.000,-

= Rp. 40.000.000,-

= Rp. 25.000.000,-

= Rp. 25.000.000,-

= Rp. 195.000.000,-

= Rp. 25.000.000,-

= Rp. 41.000.000,-

= Rp. 26.250.000,-

= Rp. 21.000.000,-

= Rp. 21.000.000,-

= Rp. 61.250.000,-

= Rp. 21.000.000,-

= Rp. 20.500.000,-

= Rp. 15.000.000,-

= Rp. 14.400.000

= Rp. 500.000,-

=

Rp. 21.000.000,-

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

71

METODE

Metode yang dilaksanakan adalah melalui

bimbingan atau pembinaan, koordinasi

maupun apresiasi, pemantapan, serta

pengadaan benih sumber/batang bawah,

dan perbanyakan benih dengan cara

okulasi/sambung.

Pengadaan benih sumber harus dari varie-

tas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh

Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya.

Untuk kelas BF harus berlabel putih, BPMT

berlabel ungu, dan perbanyakan benih

berlabel biru.

Perbanyakan benih harus diawasi oleh

petugas BPSB sesuai ketentuan berlaku.

Jenis dan varietas yang akan diperbanyak

sebaiknya dikoordinasikan dengan Dinas Kabupaten sehingga benih dibuat sesuai dengan

yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan di kabupaten yang bersangkutan.

Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih buah harus melibatkan Kabid Hortikultura Propinsi

dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya.

Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut :

Koordinasi Ketersediaan Benih Buah, dilakukan melalui mengikuti pertemuan koordinasi

penyediaan benih tanaman buah dan Pembinaan penangkar dilakukan melalui pembinaan

langsung ke lapangan.

Perbanyakan Benih, dalam pelaksanaannya didukung dengan pembiayaannya dituangkan

dalam akun Belanja Bahan (521211) , akun Belanja Honor Out put Kegiatan (521213), dan akun

Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219). Akun-akun tersebut dapat digunakan untuk

pelaksanaan teknis perbanyakan benih tanaman buah, seperti pengadaan batang bawah,

pengadaan saprodi, dan upah pengolahan lahan.

INDIKATOR KINERJA

Masukan

Yang termasuk ke dalam input kegiatan ini adalah :

1. Dana APBN sebesar Rp. 615.460.000,-

2. SDM (petugas, penangkar benih, petani)

3. Teknologi perbenihan

4. Informasi tentang perbenihan

TARGET (OUTPUT)

Tersedianya benih tanaman buah bermutu sebanyak 81.490 btg.

HASIL (OUTCOME)

Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu didaerah sentra pengembangan.

MANFAAT (BENEFIT)

· Meningkatnya luasan pertanaman buah bermutu di daerah sentra pengembangan.

· Meningkatnya penggunaan benih tanaman buah bermutu

DAMPAK (IMPACT)

Meningkatnya produksi dan mutu produk buah di daerah sentra pengembangan.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

72

PERBANYAKAN BENIH

1. Waktu dan Tempat

Pemeliharaan BF dan BPMT Jeruk

Pemeliharaan Blok Fondasi dan BPMT Jeruk dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun

Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013.

Pemeliharaan BPMT Benih Buah.

Pemeliharaan BPMT Benih Buah dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun dan BBI Kinali.

Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013

Pembelian batang bawah benih durian.

Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan

ditanam di BBI Lubuk Minturun.

Pembelian batang bawah benih jeruk.

Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang

jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun.

Pembelian batang bawah benih buah

Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng

500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.200 batang ditanam di

BBI Lubuk Minturun.

2. Metode Pelaksanaan

Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk

Penyiraman dilakukan secukupnya

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan

Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran

Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Melaksanakan Pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/

cabang

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

73

Pemeliharaan BPMT Jeruk

Penyiraman dilakukan secukup-

nya

Penyiangan dilakukan sesuai

dengan kondisi gulma di lapa-

ngan

Pupuk diberikan sesuai dengan

dosis anjuran

Pengendalian Hama / Penyakit

penting dapat dilakukan dengan

dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Melaksanakan pemangkasan

untuk pembentukan tajuk dan

memacu pertumbuhan tunas/

cabang

Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya

tidak tumbuh tunas lagi

Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu

pertumbuhan batang utama

Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat,

berduri dan tidak sulit berbuah

Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman

karena akan menjadi sarang hama dan penyakit

Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru

Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber

penularannya

Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah tidak terlalu

lebat

Pembentukan arsitektur pohon.

Pemeliharaan BPMT (Benih Buah)

Penyiraman dilakukan secukupnya

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di Lapang

Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran

Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/

cabang

Pembentukan arsitektur Pohon

Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya

tidak tumbuh tunas lagi

Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu

pertumbuhan batang utama

Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, dan

tidak sulit berbuah

Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman

karena akan menjadi sarang hama dan penyakit

Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru

Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber

penularannya

Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah daun tidak

terlalu lebat

Pembelian batang bawah benih durian.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

74

Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan

ditanam di BBI Lubuk Minturun.

Pembelian batang bawah benih jeruk

Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang

jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun.

Pembelian batang bawah benih buah

Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng

500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.000 batang ditanam di BBI

Lubuk Minturun.

HASIL KEGIATAN

Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk

Penyiraman dilakukan dua hari sekali karena BF Jeruk terletak didalam screen yang atapnya

kaca

Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan

Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran

Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Pemangkasan cabang telah dilakukan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan

tunas/cabang

Pemeliharaan BPMT Jeruk

Penyiraman dilakukan bila hari tidak hujan karena BPMT jeruk ditanam didalam screen.

Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan

Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran

Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu-

nas/cabang

Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya

tidak tumbuh tunas lagi

Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan

mengganggu pertumbuhan batang utama

Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat

pertumbuhan tunas lain.

Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam

bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit

Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru

Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus

membuang sumber penularannya

Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak

terlalu lebat

Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya

telah dibentuk.

Pemeliharaan BPMT Durian, Rambutan, Lengkeng, dan Manggis .

Penyiraman telah dilakukan bila hari tidak hujan pada BPMT Manggis dan Durian yang baru

ditanam, sedangkan BPMT yang sudah ditanam lebih dari 3 tahun seperti BPMT Durian,

Rambutan dan Lengkeng tidak perlu lagi dilakukan penyiraman karena perakarannya sudah

menjalar ke dalam tanah

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

75

Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan

Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran.

Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan

tingkat serangan

Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu-

nas/cabang

Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya

tidak tumbuh tunas lagi

Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan

mengganggu pertumbuhan batang utama

Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat

pertumbuhan tunas lain.

Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam

bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit

Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru

Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus

membuang sumber penularannya

Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak

terlalu lebat

Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya

telah dibentuk.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

76

tahap pemeliharaan okulasi.

Perbanyakan benih buah

Pada kegiatan perbanyakan benih buah dengan

komoditi mangga dari 4.000 batang bawah tersalur

496 batang, stok bibit saat ini 2.114 batang.

Perbanyakan lengkeng 500 batang sudah disambung,

333 batang sudah tersalur dan 167 batang dalam masa

pemeliharaan.

Perbanyakan sirsak 5.000 batang sudah tersalur 1.356

batang dan 2.795 dalam masa pemeliharaan

Perbanyakan matoa 3.000 batang sudah tersalur 774

batang dan 1.850 batang dalam masa pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan Blok Fondasi (BF) Jeruk, Blok

Penggandaan Mata Tempel (BPMT) jeruk, durian,

manggis, dan lengkeng dimulai dari bulan Februari sampai

Desember 2013 yang pelaksanaannya dilakukan di Balai

Benih Induk Hortikultura Lubuk Minturun, dan BBI Kinali.

Kegiatan ketersediaan benih buah ini juga bertujuan

untuk mengembangkan perbenihan buah-buahan yang

bersertifikat/berlabel sehingga diperoleh produksi buah

yang berkualitas, sekaligus memberi petunjuk kepada

masyarakat petani tentang teknik perbanyakan benih/

bibit buah-buahan seperti, okulasi,

sambung dan cangkok. Selain itu juga

dapat memotivasi petani untuk menjadi

penangkar bibit buah-buahan.

Untuk menjaga kebersihan lingku-

ngan Balai Benih Induk disarankan agar

setiap tahun dianggarkan gaji upah

pemeliharaan lingkungan Balai Benih

sehingga kebersihan lingkungan Balai

Benih tetap terjaga.

Untuk pengairan di Balai Benih Induk

perlu dilengkapi dengan sprinkler dan

sumur bor sehingga penyiraman benih

tanaman buah lebih sempurna dan per-

tumbuhan benih tanaman buah menjadi

lebih baik.

RATUSAN RIBU BENIHDURIAN SIAP DISEBAR!PADA KEGIATAN PERBANYAKAN

BENIH DURIAN YANG BATANG

BAWAHNYA SUDAH TERSEDIA

SEBANYAK 10.000 BTG

SEBAGIAN SUDAH DIOKULASI.

BIBIT YANG SUDAH TERSALUR

SEBANYAK 645 BATANG, STOK

BIBIT SAAT INI 2.782 BATANG

SEDANGKAN SISANYA DALAM

TAHAP PEMELIHARAAN OKULASI/

SAMBUNG.

Perbanyakan benih jeruk

Pada kegiatan perbanyakan

benih jeruk yang batang bawahnya

sudah tersedia sebanyak 65.000

batang sudah diokulasi. Bibit yang

sudah tersalur sebanyak 5.110

batang, stock bibit saat ini 14.963

batang sedangkan sisanya dalam

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

77

Sasaran pengembangan industri benih antara lain :

1) Tersedianya benih bermutu varietas unggul dengan

harga yang terjangkau Petani.

2). Berkembangnya penggunaan benih bermutu varietas

unggul.

3). Tumbuh kembangnya Industri Perbenihan yang Tang-

guh, mampu menyediakan benih bermutu.

4). Mengurangi ketergantungan benih dari luar negri.

5). Menyediakan benih kwalitas ekspor

Strategi pengembangan industri perbenihan diantara-

nya :

1). Mendorong perakitan dan pengembangan varietas

dalam negeri.

2). Meningkatkan SDM perbenihan.

3). Meningkatkan kapasitas swasta dalam industri benih

dalam negeri.

4). Mengaitkan kegiatan perbenihan dengan kemitraan

rantai pasokan.

5). Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian

mutu benih.

6). Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di

bidang usaha perbenihan.

Salah satu faktor penting dalam mengembangkan

sektor pertanian adalah tersedianya benih tanaman yang

unggul dalam kualitas dan secara kuantitas dapat mencu-

kupi kebutuhan lahan. Dalam rangka meningkatkan

ketersediaan benih hortikultura peran penangkar benih

MENYIAPKAN BENIHKWALITAS EKSPOR

PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

SECARA UMUM DILAKSANAKAN

OLEH PETANI DAN MASYARAKAT

TANI HORTIKULTURA DI DAERAH

PERDESAAN DAN PERKOTAAN.

PEMBANGUNAN PERTANIAN

HORTIKULTURA INI

PELAKSANAANNYA DIARAHKAN

MELALUI KELOMPOK TANI

SEHINGGA DAPAT MENINGKATKAN

KOORDINASI SERTA SINERGI

DENGAN PROGRAM DAN KEGIATAN

LAINNYA. PEMBENTUKAN,

PENGUATAN DAN PEMBERDAYAAN

KELEMBAGAAN PETANI/

PENANGKAR MERUPAKAN HAL

PENTING DALAM PEMBANGUNAN

HORTIKULTURA.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

78

hortikultura sebagai pelaku usaha perbenihan hortikultura harus diberdayakan dan ditingkatkan

perannya dalam menghasilkan benih hortikultura bermutu. Peningkatan pengetahuan penangkar

benih hortikultura merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan penangkar benih

hortikultura. Disamping itu untuk mengembangkan industri benih. diperlukan Sumber Daya

Manusia yang handal.

Tujuan, meningkatkan ketersediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Diharapkan terfasilitasinya

penyediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi,

produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Terlaksananya Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih

Buah. Dengqan demikian bertambahnya penangkar benih tanaman buah bermutu di kawasan

sentra pengembangan. Manfaatnya adalah dengan mudahnya petani mendapatkan benih

tanaman buah bermutu . Hal ini tentu saja akan berdampak meningkatnya luasan pertanaman

buah di daerah sentra pengembangan.

Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah dilaksanakan di Padang. Peserta Apresiasi Penangkar

Benih Buah berjumlah 30 orang yang terdiri dari petugas dan penangkar benih tanaman buah :

kota Padang, Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Solok. Kegiatan ini sudah

dirintis sejak 2 tahun lalu.

Materi yang disampaikan pada Apresiasi Penangkar Benih Buah sebagai berikut : Peran BBI

dalam penyediaan benih buah disampaikan oleh Kepala UPTD BBI TPPH .Proses sertifikasi benih

buah-buahan disampaikan oleh Koordinator Sertifikasi Benih UPTD BPSB TPH, Teknik perbanyakan

benih buah-buahan disampaikan oleh Ir. Irwan Muas, MP, peneliti Balai Penelitian Tanaman

Buah Tropika.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

79

Sebetulnya kebutuhan benih buah-buahan di Suma-

tera Barat lebih tinggi dari yang disampaikan oleh petugas

kabupaten/kota karena dari dana yang ada di propinsi

terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan bibit buah-

buahan dalam skala besar seperti kegiatan PLA, Gerakan

Penyejahteraan Nelayan yang membutuhkan bibit sirsak,

jeruk, jambu biji dan lain–lain. Gerakan Pensejahteraan

Petani di 124 nagari di Sumatera Barat juga membutuhkan

bibit buah-buahan sebanyak 120.000 batang. Ratusan

GERAKAN PENYEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYANPADA 124 NAGARI

RATUSAN RIBUBENIH BUAH NANBERBUAH SEJAHTERA

SEIRING DENGAN MENINGKATNYA

KEBUTUHAN BENIH BUAH DARI

KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA

BARAT MAKA PENANGKAR BENIH

AKAN LEBIH BERSEMANGAT

UNTUK MEMPERBANYAK BENIH

BUAH. UNTUK MENSUPPORT

PENANGKAR DALAM

MEMPERBANYAK BIBIT BUAH-

BUAHAN KAMI SUDAH

MENYAMPAIKAN KEBUTUHAN

BENIH BUAH-BUAHAN

KABUPATEN/KOTA TAHUN 2012

DAN RENCANA KEBUTUHAN BENIH

KABUPATEN/KOTA DAN PROPINSI

TAHUN 2013.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

80

ribu bibit buah itu diharapkan membuahkan kesejahteraan bagi masyarakat petani kita.

Dalam rangka pengembangan jeruk Gunung Omeh seluas 518 Ha tahun 2012 dibutuhkan

bibit jeruk Gunung Omeh sebanyak lebih kurang 250.000 batang. Penangkar benih buah-buahan

sangat antusias menanggapi informasi kebutuhan benih tahun 2012 dan rencana kebutuhan

benih kabupaten/kota dan propinsi tahun 2013. Dengan adanya informasi kebutuhan benih ini

penangkar sudah bisa merencanakan jenis dan varietas benih buah-buahan yang akan mereka

perbanyak. Diharapkan agar kebutuhan benih dari kabupaten/kota dapat dipenuhi oleh

penangkar benih yang ada di kabupaten/kota yang bersangkutan.

Setelah mendengarkan informasi mengenai kebutuhan benih yang cukup banyak pada tahun

itu, penangkar benih lebih bersemangat menanyakan kepada nara sumber hal-hal yang

berhubungan dengan perbanyakan benih buah-buahan seperti Proses sertifikasi benih buah

karena untuk pengadaan bibit di pemerintah harus memiliki label.

Di samping itu, penangkar juga menanyakan masalah pengelolaan BF dan BPMT tanaman

buah-buahan serta bagaimana cara mendapatkan bibit BF dan BPMT untuk mereka tanam di

lahannya. Selanjutnya peserta pertemuan juga berdiskusi dengan pemateri tentang teknik

perbanyakan bibit buah-buahan, dan sekaligus mempraktekkan cara perbanyakan benih buah-

buahan yang sudah disampaikan oleh pemateri di Balai Benih Induk Lubuk Minturun.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

81

Dapat kita simpulkan beberapa permasalahan di

lingkup industri perbenihan terdapat beberapa perma-

salahan antara lain :

Keragaman kelembagaan perbenihan di daerah (UU

No. 41/2008). Belum efektifnya penegakan hukum di

bidang perbenihan.

Keterbatasan benih sumber, sarana dan prasarana

pendukung. Benih masih dipandang sebagai input

produksi, bukan sebagai output industri.

Terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi

perbenihan. Sosialisasi benih hortikultura bermutu

bersertifikat belum intensif.

Keterbatasan ketersediaan benih sumber untuk

diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih.

Produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya

belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang

benih banyak yang belum mempunyai laboratorium

kultur jaringan.

Keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan in-

put dan sarana produksi terbatas, yang berakibat vol-

ume usaha juga tidak optimal.

Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai

konsumen (sesuai preferensi konsumen). Keterba-

tasan data supply-demand benih antar daerah dan

antar sentra, sehingga jalur dan pemenuhan benih

tidak terpantau secara baik.

Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas penga-

was benih tanaman. Keterbatasan dana operasional

bagi Balai Benih dalam memproduksi benih.

Namun demikian ada beberapa Faktor yang

MASALAH DAN PELUANGINDUSTRI PERBENIHAN

KITA TELAH MENGEVALUASI DAN

MENYIMPULKAN BEBERAPA

PERMASALAHAN DAN PELUANG

DALAM MENGEMBANGKAN

INDUSTRI PERBENIHAN INI.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

82

menguntungkan dalam Industri Benih diantaranya:

Upah buruh dan tenaga kerja di Indonesia relatif murah.

Pangsa pasar sangat besar dan terbuka luas untuk berbagai komoditas.

Teknologi pertanian relatif lebih baik dibanding negara ASEAN. Akan memudahkan dalam

pemasaran benih unggul berkwalitas.

Iklim dan kondisi geografi hampir tidak hambatan untuk mengadakan riset dan

pengembangan.

Oleh karena itu perlu pembenahan sistem perbenihan dengan cara : Peningkatan kualitas

pengelolaan dan intensitas pemanfaatan plasma nutfah. Perbaikan teknik, efisiensi dan kapasitas

produksi. Perluasan distribusi dan pemasaran. Penyediaan aturan/kebijakan dalam pemasukan,

pengeluaran, investasi dan pengawasan mutu benih yang kondusif.

Masalah dan tantangan dalam usaha perbenihan hortikultura antara lain :

Komoditas sangat beragam

Penelitian berorientasi pasar sangat terbatas

Dominasi multinasional dan impor benih

Ketergantungan dengan proyek Pemerintah

Sertifikasi dan Pengawasan benih belum effektif

Distribusi benih belum ditangani secara baik

Promosi dan Sosialisasi benih bermutu masih lemah

Kemitraan antara produsen dan Petani belum terjalin baik

Perlindungan varietas (PVT) belum berjalan baik

Usaha Industri Benih Nasional belum dikembangkan

Langkah positif menuju Industri Benih

Masyarakat perbenihan semakin mengerti dan memahami serta berkeinginan untuk

membuat usaha dalam Industri Perbenihan

Adanya Revitalisasi Perbenihan diharapkan tidak hanya perbaikan dalam kelembagaannya

saja, tapi juga dalam menciptakan iklim investasi Industri Benih yang baik.

Pengembangan kawasan hortikultura buah yang cukup luas di tahun mendatang dapat

meningkatkan peran penangkar benih buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan benih buah.

Sasaran yang hendak kita capai adalah, pembinaan penangkar benih buah harus lebih

ditingkatkan sehingga penangkar bisa menghasilkan benih buah yang bermutu.

Namun demikian perlu ditergaskan dan diperhatikan bahwa, selain keragaman kelembagaan

perbenihan di daerah (UU No. 41/2008) yang jadi permasalahan adalah belum efektifnya

penegakan hukum di bidang perbenihan ,terbatasnya benih sumber, sarana dan prasarana

pendukung. Selain itu benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output

industri; terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan, sosialisasi benih

hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif tterbatasnya ketersediaan benih sumber untuk

diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih.

Hal lain adalah, ternyata produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum

mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium

kultur jaringan serta keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan input dan sarana produksi

terbatas, yang berakibat volume usaha juga tidak optimal.

Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen (sesuai preferensi

konsumen), sementara pemohon pelepasan varietas sayuran berasal dari intoduksi (luar negeri)

meningkat. Karena keterbatasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra

mengakibatkan jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik. Keterbatasan jumlah

dan kemampuan petugas pengawas benih tanaman dan eterbatasan dana operasional bagi Balai

Benih dalam memproduksi benih menjadi perhatian yang sangat serius dalam pengembangan

industri perbenihan kita.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

83

Apa manfaat industri perbenihan? Apakah bermasa

depan bagi penyejahteraan kehidupan masyarakat tani

atau bernilai strategis pada ketahanan pangan nasional?

Ya, masalah perbenihan adalah masalah strategis

dunia pertanian kita. Selain bernilai strategis, benih juga

bernilai ekonomis. Manfaat industri perbenihan yang

paling utama adalah mengurangi ketergantungan benih

dari luar negeri, memperluas lapangan kerja, menambah

dan memperluas cakrawala ilmu perbenihan, pelestarian

dan perbaikan plasma nutfah, varietas yang dihasilkan

akan lebih adaptif dan selektif dan ekspor benih akan

menambah devisa Negara.

Industri benih umumnya bukan dari rencana yang

dadakan. Tapi dari sejarah panjang Petani dan berkem-

bang riset sesuai dengan kebutuhan benihnya. Perun-

dang-undangan tentang pendirian usaha sangat banyak

dan tidak jelas peruntukannya menjadi salah satu ham-

batan klasik hingga kini.

Peraturan-peraturan dan perundang-undangan ten-

tang Perbenihan sangat ‘dinamis’ mengalami perubahan.

Sosialisasinya tidak terprogram dengan baik. Untuk itu

perlu pengalaman yang lebih dari pengambil kebijakan

Perbenihan, sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif

dan berkesinambungan.

Pada saat kini, daya beli konsumen lemah dan harga

benih relatif murah. Kemampuan dan produktivitas buruh

serta tenaga kerja masih rendah. Hambatan lain adalah

sulitnya mencari lahan yang relatif luas dalam satu ham-

paran dan kenyamanan lokasi usaha.

MENGKAJI INDUSTRIPERBENIHAN KITA

DALAM PENGEMBANGAN

INDUSTRI PERBENIHAN, PERAN

SWASTA TAK BISA DAIABAIKAN.

TERUTAMA DALAM PENELITIAN

DAN PEMULIAAN TANAMAN,

MEMPERTAHANKAN VARIETAS

BENIH SUMBER, PRODUKSI

BENIH, PROSESING BENIH DAN

PROMOSI SERTA PEMASARAN

BENIH. DALAM HAL ITU, PERAN

SWASTA ADALAH SANGAT

PENTING.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

84

Kecendrungan lain adalah arah program pemuliaan hanya berorientasi pada pemulia/peneliti

saja tanpa melihat keinginan petani dan aspek komersial yang sering tak sesuai dengan kebutuhan

spesifik lokasi. Ditambah pula dengan kurangnya promosi/diseminasi ke petani sehingga varietas

baru kurang populer.

Kepesimisan industri perbenihan itu adalah lantaran diperlukannya modal besar untuk sebuah

pengembangan industri perbenihan tersebut. Akibatnya, peluang industri perbenihan lebih

banyak ternikmati oleh perusahaan multinasional ketimbang kelompok tani penangkar benih.

Soal industri perbenihan adalah soal risiko tinggi dan tidak pernah pula ada kepastian waktu

keberhasilan dan perubahan trendsetter yang sangat cepat. Perkembangan industri perbenihan

kian terhambat ketika belum adanya dukungan perbankan. Padahal kita tahu, risiko tinggi juga

bermuatan keuntungan atau pendapat tinggi (high risk, high profit).

“Kecolongan” Plasma nutfah. Observasi varietas yang intensif dari Pemodal Besar akan

memungkinkan transfer plasma nutfah dari satu negara ke negara lain. Akibatnya, harga benih

akan tetap tinggi

Membaca kenyataan tersebut, kita tak boleh pesimis, karena kondisi geografis, iklim, tanah

di Indonesia beragam, maka yang seharusnya dikembangkan adalah varietas spesifik lokasi. Dan

ini addalah sebuah altrenatif yang solutif.

Ada beberapa keuntungan dikembangkannya varietas spesifik lokal, yakni : Proses perakitan

dan Pendaftaran/pelepasan varietas akan lebih cepat, setiap daerah akan mempunyai varietas

unggul di daerahnya, penangkar benih daerah akan mudah dikembangkan, distribusi benih akan

cepat dan merata, prinsip penyediaan benih 6 tepat dapat diwujudkan dengan baik, sesuai dengan

era otonomi daerah.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

85

Nagari Alahanpanjang menjadi nagari yang subur dan

ranum dengan tumbuhan ini. Di nagari ini telah digelar

Jambore Varietas Kentang beberapa waktu yang lalu.

Jambore itu berada di atas lahan 1.200 M.

Pada Jambore ini ditanam berbagai varietas kentang,

antara lain; Medians, PPS HB IPB Kode 7, PPS HBIPB,

Kode3, Maglia, Intan, Bliss, Segunung, Granola, Kembang,

Repita, Kikondo, Margahayu, Merbabu, Desiree, Kentang

Merah, Super Jon, Panda, Cipanas, Cingkariang, Mikraset

dan Granola L.

Diharapkan, dalam kesejukan hawa Alahanpanjang,

yang bersaksi di atas keindahan Danau Diateh dan Danau

Dibawah, kentang akan menjadi pendukung ekonomi

masyarakat petani dalam upaya melepaskan diri dari

belenggu kemiskinan yang biasanya identik dengan hidup

petani kita.

MASA DEPAN KENTANGMAKIN TERANGMASA DEPAN KENTANG DI

SUMBAR SANGAT TERANG. TELAH

TERBUKTI, PERTANAMAN

TUMBUHAN KENTANG, DI DAERAH

KITA INI MAKIN LAMA MAKIN

BERKEMBANG. BANYAK PETANI

KENTANG KITA YANG SUDAH

MERAIH SUKSES EKONOMI. DAN

MEREKA TAK LAGI TAMPAK

DALAM JERATAN KEMISKINAN

YANG BERKETERUSAN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

86

Berkembang atau tidaknya usaha agribisnis sangat di-

tentukan oleh perkembangan perbenihannya, oleh kare-

na itu agar usaha agribisnis dapat maju dan berkembang,

maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh.

Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena

merupakan tumpuan utama untuk mencapai keberhasil-

an dalam usaha budidaya hortikultura. Potensi hasil suatu

varietas unggul ditentukan oleh mutu benih yang

digunakan. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang

bermutu prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu

benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul

dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti

benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pro-

duksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi,

meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan

penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis

hortikultura.

Peran institusi pemerintah dalam era desentralisasi

adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan katalisator. Hal

yang tidak kalah pentingnya adalah menggerakkan pelaku

usaha dan sumberdaya yang ada di masyarakat agar lebih

terfokus dalam pembangunan perbenihan hortikultura

PENGUATAN LEMBAGA PERBENIHANDALAM KETERSEDIAAN BENIH BERMUTUYANG SANGAT STRATEGIS

BAGUS BENIHBUAH RANCAKPANEN BERLINDAK

BENIH ITU SARANA UTAMA

PERTANIAN KITA. BURUK BENIH,

RUSAK BENIH, ALAMAT CELAKA

HASIL PANEN YANG TIBA.PERAN

BENIH SEBAGAI SARANA UTAMA

AGRIBISNIS TIDAK DAPAT

DIGANTIKAN OLEH SARANA YANG

LAIN. BUKANKAH HULU SEBUAH

TANAMAN ADALAH BENIH?

BAGUS BENIH, BAGUS BUAH DAN

BAGUS PANEN HASILNYA

BERLINDAK (BANYAK).

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

87

guna mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya hortikultura.

Sedangkan salah satu upaya yang harus dilakukan agar ketersediaan benih dapat terpenuhi

sesuai prinsip 7 (tujuh) tepat dan berkesinambungan adalah optimalisasi sistim perbenihan yang

telah dibangun yang salah satunya adalah penguatan kelembagaan perbenihan.

Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung perbenihan baik itu dari segi

manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya. Kelembagaan perbenihan antara lain:

Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), penangkar,

produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas pertanian provinsi yang menangani perbenihan

hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan pembinaan dalam penumbuhan

penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya.

Diharapkan dari kegiatan ini akan ada peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura

dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan

penangkar mengenai benih bermutu hortikultura.

Tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan

penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Khususnya yang tidak mampu disediakan

oleh penangkar sendiri (rumah lindung/screen house). Sasarannya; meningkatnya kapasitas

kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih.

Kegiatan ini sukses dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar, kabupaten Lima Puluh

Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, dan kabupaten Agam dengan penanggungjawab

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat .

Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura

Propinsi Sumatera Barat .Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah penangkar benih.Kegiatan

ini berupa pemberian bantuan kepada penangkar/kelompok penangkar yang membutuhkan

sarana dan prasarana yang sulit dibiayai oleh mereka sendiri, misalnya screen house.

Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada

Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi

pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

88

Metode yang dilaksanakan adalah identifikasi lokasi, penyusunan dan fasilitasi sarana

penangkar, dan pembinaan.

Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Identifikasi lokasi ke kabupaten

Solok, Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan

langsung ke lapangan.Kegiatan ini difasilitasi dengan sarana produksi untuk penangkar. Bentuk

sarana produksi yang diberikan berupa pembuatan Screen house jeruk, kentang dan krisan.

Disamping itu juga dilengkapi dengan pemberian benih sumber jeruk, kentang, dan krisan.

Seriring itu, pada kegiatan ini berhasil diselenggarakannya kegiatan penguatan kelembagaan

sebanyak 7 lembaga.

Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan system perbenihan melalui fasilitasi sarana

produksi penangkar benih.

Capaian lain dari kegiatan ini adalah meningkatnya produk hortikultura bermutu yang berdaya

saing di daerah sentra pengembangan. Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan

produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan.

Kelompok penangkar benih akan sulit berkembang tanpa adanya pemberian fasilitas dari

pemerintah. Sulit benih akan membuat terhalangnya pembangunan bidang pertanian. Sulit benih

mengakibatkan rusaknya sendi ekonomi pertanian kita. Untuk itu, kita telah membantu kelompok

penangkar dengan memberi berbagai fasilitas sarana pendukung.

Adapun sarana tersebut yakni pembuatan Screen House Jeruk sebanyak 2 unit . Screen house

di kabupaten Tanahdatar dan Lima Puluh Kota untuk kelompok tani penangkar tanaman jeruk.

Kepada masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang

Screen House Kentang

Screen house kentang sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Bukit Lintang di Nagari

Batagak, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam dengan ketua kelompok Dasnil dan Kelompok

tani Harapan Makmur di Rimbo Data, Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Maimun. Masing-

masing penangkar juga diberikan benih kentang sebanyak 900 knol.

Screen House Krisan

Screen house krisan sebanyak 1 unit di bangun di kelompok tani Dahlia di Talang Kabupaten

Solok dengan ketua kelompok Naldi. Disamping itu juga diberi 4.120 stek mother plant krisan

potong.

Screen House Jeruk

Screen House Jeruk sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Usaha Mandiri di Ladang

Lawas di kabupaten Tanah Datar dengan ketua kelompok Syahrial dan kelompok tani Titian

Rahmat di Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Lima Puluh Kota

dengan ketua kelompok Halman. Masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk

sebanyak 125 batang

Kegiatan penguatan kelembagaan dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan dengan

pemberian bantuan screen krisan untuk Balai Benih karena saat ini Balai Benih Alahan Panjang

sudah memperbanyak benih krisan namun screen yang sudah ada kurang memadai dan tidak

mencukupi untuk perbanyakan krisan. Disamping itu diperlukan juga pembangunan gudang

terang untuk prosesing benih kentang di BBI Alahan Panjang.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

89

Pada saat ini petani telah menyadari pentingnya mutu

dari setiap benih yang digunakan dalam upaya mening-

katkan produktivitas tanaman. Begitu pula konsumen

telah mempercayai bahwa benih kentang yang bersertifi-

kat terjamin mutu, kebenaran varietas dan produktivitas-

nya tinggi jika dibandingkan dengan benih yang tidak

bersertifikat. mutu benih kentang bersertifikat terjamin

mutunya karena adanya standarisasi proses pemeriksaan

yang dilalui dalam setiap tahapan produksi benih kentang.

Namun hingga saat ini ketersediaan benih kentang

bersertifikat masih terbatas.

Untuk meningkatkan produksi benih kentang berserti-

fikat perlu dilakukan upaya baik peningkatan penggunaan

teknologi inovatif terapan dalam produksi benih maupun

reformasi regulasi yang memberikan kemudahan dan

peluang seluas luasnya bagi setiap pelaku usaha perbe-

nihan. Oleh karena Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih

Kentang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan perba-

nyakan benih kentang sesuai standar mutu atau per-

syaratan teknis minimal.

Untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu

maka Teknis Perbanyakan Benih Kentang ini wajib dilak-

sanakan dalam proses perbanyakan benih kentang. Teknis

perbanyakan ini merupakan pelaksanaan dari UU No. 13

Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor 48/Permentan/

SR.120/8/2012 Junto Peraturan Menteri Pertanian

KENTANGKomoditas HortikulturaStrategis Pangan

KENTANG MERUPAKAN SALAH

SATU KOMODITAS HORTIKULTURA

STRATEGIS DALAM PENYEDIAAN

BAHAN PANGAN. OLEH KARENA

ITU PRODUKSI KENTANG

BERKUALITAS SANGAT PERLU

DIDUKUNG OLEH KETERSEDIAAN

BENIH KENTANG BERMUTU

MELALUI PROSES SERTIFIKASI

BENIH.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

90

Republik Indonesia Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan

Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura.

Maksud Teknis Perbanyakan Benih Kentang untuk memberikan pedoman sebagai acuan bagi

pelaksanaan perbanyakan benih kentang bermutu untuk kelas Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih

Pokok dan Benih Sebar.

Tujuan teknis perbanyakan benih kentang bermutu untuk: Menyediakan panduan dalam

proses perbanyakan benih kentang kelasBenih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih

Sebar. Selain itu juga untuk meningkatkan penyediaan benih kentang sesuai standar mutu dan/

atau PTM yang ditetapkan, mendorong percepatan swasembada benih kentang, menciptakan

iklim kondusif usaha perbenihan, mendorong peningkatan pendapatan penangkar dan petani,

dan mendukung ketahanan pangan nasional

Adapun uang lingkup Teknis Perbanyakan Benih Kentang meliputi Sistem perbanyakan benih

kentang bermutu, Perbanyakan Benih BS, Perbanyakan Benih BD, Perbanyakan Benih BP,

Perbanyakan Benih BR , Sertifikasi Benih Kentang, Organisme pengganggu tanaman (OPT) penting

dalam perbanyakan benih kentang

PENGERTIAN

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:

Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian kondisi dari masa pertumbuhan planlet dalam

botol ke pertumbuhan media alami di bawah kondisi lingkungan spesifik.

Aseptik adalah bebas dari semua organisme mikro seperti virus, viroid, bakteri, jamur dan

mikoplasma

Benih hortikultura yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman hortikultura atau bagian

darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman

hortikultura

Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya disebut benih bermutu

adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem

sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan

yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal.

Benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan dalam bentuk biji botani (True

Potato Seed/TPS) yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

91

kentang

Benih sumber adalah tanaman

atau bagiannya yang digunakan

untuk perbanyakan benih bermutu

Benih inti adalah benih awal

yang dihasilkan oleh pemulia berda-

sarkan proses pemuliaan.

Benih Penjenis yang selanjutnya

disebut BS adalah benih generasi

awal yang diproduksi dari benih inti.

Benih Dasar yang selanjutnya

disebut BD adalah keturunan perta-

ma dari Benih Penjenis yang meme-

nuhi standar mutu atau persyaratan

teknis minimal kelas Benih Dasar.

Benih Pokok yang selanjutnya

disebut BP adalah keturunan dari

Benih Dasar atau Benih Penjenis

yang memenuhi standar mutu atau

persyaratan teknis minimal kelas

Benih Pokok.

Benih Sebar yang selanjutnya

disebut BR adalah keturunan dari

Benih Pokok, Benih Dasar atau

Benih Penjenis yang memenuhi

standar mutu atau persyaratan

teknis minimal kelas Benih Sebar.

Eksplan adalah potongan jaring-

an atau organ tanaman yang ditum-

buhkan pada medium buatan seca-

ra in vitro.

ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) adalah teknik uji serologi untuk identifikasi

virus atau bakteri dengan cepat dan peka serta kuantitaif

Instansi adalah instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi

pengawasan dan sertifikasi benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Kultur Jaringan adalah penanaman organ dan atau jaringan pada media buatan secara in

vitro di bawah kondisi lingkungan spesifik melalui prosedur baku.

Label adalah keterangan tertulis atau tercetak tentang mutu benih yang ditempelkan atau

dipasang secara jelas pada sejumlah benih atau setiap kemasan

Mikropropagasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetative dengan menggunakan teknik

in vitro dalam media buatan dan dilakukan secara aseptik

Patogen adalah mikroorganisme parasit penyebab penyakit

Perbanyakan benih adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu.

Pemeriksaan lapangan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi lahan dan kondisi

pertanaman dari suatu unit penangkaran

Pemeriksaan umbi di gudang adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi umbi di gudang

dari suatu unit penangkaran

Persyaratan Teknis Minimal yang selanjutnya disebut PTM adalah spesifikasi teknis benih

yang mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan/atau status kesehatan benih yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri

Plantlet (tanaman in vitro) adalah hasil akhir perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan

yang belum di aklimatisasi

Produsen benih adalah perorangan, badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan hukum),

atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

92

Rougingadalah tindakan membuang

tanaman yang menyimpang dari tanaman

utama dengan tujuan untuk menjaga

kemurnian tanaman

Rumah kasa adalah bangunan yang

beratap tembus cahaya dengan dinding

dari kasa yang tidak dapat dilewati serang-

ga vektor dengan kondisi lingkungan

terkendali untuk aklimatisasi atau produksi

benih sehat.

Sertifikat adalah keterangan atau

laporan pemeriksaan yang diberikan oleh

suatu lembaga kepada seseorang atau

badan usaha atas pemenuhan atau telah

memenuhi persyaratan sesuai yang diminta

untuk tujuan tertentu

Sertifikasi kompetensi pelaku usaha

perbenihan yang selanjutnya disebut ser-

tifikasi kompetensi adalah proses pener-

bitan sertifikat oleh lembaga yang ber-

wenang kepada pelaku usaha perbenihan

hortikultura yang telah memenuhi unjuk

kerja yang dipersyaratkan

Sertifikasi benih hortikultura yang

selanjutnya disebut sertifikasi benih adalah

proses pemberian sertifikat terhadap ke-

lompok benih melalui serangkaian peme-

riksaan dan/atau pengujian, serta meme-

nuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal

Tipe simpang(off type) adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifat-sifat suatu

varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan

Varietas tanaman hortikultura adalah bagian dari suatu jenis tanaman hortikultura yang

ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang

dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

93

Perbanyakan benih kentang bermutu dilaksanakan

melalui sistem sertifikasi dan dilakukan olehprodusen

atau instansi pemerintah yang memiliki sertifikat kompe-

tensi dan/atau yang memiliki sertifikat sistem manajemen

mutu.

Benih kentang bermutudimulai dari kelas Benih Penje-

nis (BS), Benih Dasar (BD/ G0), Benih Pokok (BP/G1) dan

Benih Sebar (BR/G2), dengan klasifikasi sebagai berikut:

BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari

benih inti. Benih Penjenis berupa planlet, stek dari planlet

dan umbi mikro yang terjamin kebenaran varietasnya

berdasarkan rekomendasi dari pemilik varietas dan bebas

dari patogen.

BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas

BS. Perbanyakan G0 harus dilaksanakan di rumah kasa

kedap seranggadan harus memenuhi standar mutu atau

PTM

BP atau G1 merupakan hasil perbanyakan dari G0 atau

diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak-

an G1 dilaksanakan di dalam rumah kasa kedap serangga

dan harus memenuhi standar mutu atau PTM.

BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau

diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak-

an G2 dilaksanakan di lapangan dan harus memenuhi

standar mutu atau PTM.

Surat keterangan BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik

varietas atau pihak yang diberi kuasa, minimal meliputi

nama varietas, kesehatan benih dan volume sebagaimana

pada formulir/borang model SKn.

Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan

SISTEM PERBANYAKANBENIH KENTANG BERMUTU

POLA PERBANYAKAN BENIH

KENTANG BERMUTU MENGIKUTI

POLA PERBANYAKAN SATU

GENERASI (ONE GENERATION

FLOW) DENGAN PERBANYAKAN

SECARA VEGETATIF

MENGGUNAKAN UMBI ATAU STEK

SEBAGAI BENIH.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

94

kepada produsen benih dalam memperbanyak BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas

atau pihak yang diberi kuasa.Untuk varietas public domain ada surat keterangan/pendampingan

dari pemulia tanaman kentang

BD, BP dan BR disertifikasi oleh instansi, kecuali bagi produsen atau instansi pemerintah/

lembaga yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu.

Legalitas benih bermututerdiri atas:

Surat Keterangan untuk kelas benih BS;

Label yang terpasang pada kemasannya dengan warna putih untuk kelas benih BD, ungu

untuk kelas benih BP dan biru untuk kelas benih BR.

PERBANYAKAN BENIH PENJENIS

PersyaratanProdusen

1) Pemilik varietas atau pemilik surat delegasi legalitas dari pemilik varietas

2) Mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dan fasilitas laboratorium kultur jaringan

dengan kelengkapan peralatannya.Pada perbanyakan stek planlet memiliki fasilitas rumah

kasa dengan kelengkapan peralatannya

3) Memiliki dan memahami Standar Operasional Prosedur (SOP)perbanyakan benih BS

Benih sumber

1) Varietas telah terdaftar untuk peredarannya.

2) Benih inti atau planlet untuk perbanyakan stek planlet dan umbi mikro

3) Jumlah benih sumber harus memenuhi jumlah perbanyakan.

Laboratorium Kultur Jaringan untuk perbanyakan benih BS bentuk in vitro dan planlet, dengan

persyaratan sebagai berikut:

1) Di dalam laboratorium harus tersedia ruang persiapan, ruang tanam, ruang kultur,

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

95

ketersediaan bahan untuk membuat MS0dan memiliki keterjaminan pasokan listrik dan air

bersih

2) Fasilitas peralatan dalam setiap ruangan laboratorium harus tersedia sebagai berikut:

a) Dalam ruang persiapan: autoclave, pH meter, timbangan analitik, refrigerator, botol-botol

kultur, dan alat gelas lainnya yang diperlukan. Pada perbanyakan in vitro ditambah magnetic

stirrer, Aquadestilator

b) Ruang tanam: laminar airflow cabinet. Pada lab invitro ditambahkan mikroskop stereo

binokuler

c) Ruang kultur: pendingin ruang, rak kultur yang dilengkapi dengan sumber cahaya/lampu

minimal 1000 lux, timer untuk mengatur periode cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap.

Rumah Kasa pada perbanyakan benih dengan stek planlet dan umbi mikro :

1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2

2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa

3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor

4) Harus mendapat cahaya optimal

5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah

kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah

kasa

6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar

setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.

7) Bagian atas rumah kasa harus beratap kedap air dan tembus cahaya

8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang

akan mengganggu sinar matahari masuk.

Media tanam

1) Pada perbanyakan In vitro dan planlet media yang digunakan adalah media dasar Murashige

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

96

and Skoog (MS0)padat.Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media

dasar MS0 sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak.

2) Pada perbanyakan umbi mikro media yang digunakan adalah mediadasar Murashige and

Skoog (MS0) padat ditambah media cairyaitu media MS

0 dalam bentuk cair dengan

penambahan sukrosa 90 gram/L, air kelapa 15%, Alar 10 ppm, dan BAP 5 ppm. Media cair

diberikan pada saat stek mikroplantlet tumbuh paling kurang 5 minggu setelah tanam. Zat

pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS0 sebatas tidak

akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak.

Komposisi media dasar Murashige and Skoog (MS0) seperti pada tabel 10 berikut:

Pada stek planlet

a) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soiI), cocopeat, arang sekam yang dicampur

dengan berbagai komponen lain seperti pupuk kandang dan lainnya yang dianggap baik

untuk media tanam.

b) Media tanam harus steril

c) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau menggunakan bahan

kimia, dengan cara :

(1) Sterilisasi dengan disangrai atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu paling kurang 900C

secara merata;

(2) Sterilisasi dengan bahan kimia harus memperhatikan penggunaan dosis, cara dan waktu

strerilisasi sesuai rekomendasi masing-masing produk.

Proses Perbanyakan Benih

a. In vitro

1) Benih inti yang digunakan adalah umbi yang telah bertunas maksimal berukuran 2 cm

2) Tunas dari benih inti dipotong dan disterilkan sebagai eksplan dengan cara merendam eksplan

dalam larutan chlorine/antiformin 0,5% selama ± 5 menit, kemudian celupkan ke dalam

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

97

alkohol 70% ± 30 detik dan selanjutnya rendam dalam air steril.

3) Jaringan meristematik dari eksplan (ujung tunas) yang berukuran 0,4-0,5 mm diambil dalam

kondisi aseptic dengan bantuan mikroskop stereo binokuler dengan pembesaran 20-40 kali,

kemudian ditanampada media in vitro yang sudah disediakan dalam tabung reaksi (test tube)

dan ditumbuhkan pada ruang kultur selama paling kurang 8 bulan

4) Setelah tumbuh, semua planlet in vitro asal jaringan meristem tersebut diuji kesehatannya.

Target penyakit yang diuji adalah Potato Leaf Roll Virus(PLRV), Potato Virus X (PVX) dan,

Potato Virus Y (PVY) dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya. Planlet

yang positif mengandung virus dibuang, hanya planlet yang bebas virus untuk bahan

mikropropagasi. Dilakukan seleksi planlet yang menyimpang secara visual dari tipe

pertumbuhan, warna batang, warna daun dan bentuk daun

5) Untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan, planlet wajib diperbaharuipaling

banyak10 kali setelah perbanyakan

6) Benih dapat disimpan sebagai stok dengan cara menghambat pertumbuhan planlet dengan

tidak merubah sifat dari tanaman/planlet tersebut. Teknik penyimpanan dilakukan dengan

cara memodifikasi media tumbuh dan atau menurunkan suhu/temperatur ruang inkubasi

(ruang kultur)pada kisaran suhu 14-18 ºC.

Planlet

1) Benih penjenis yang digunakan berupa planlet

2) Setelah planlet diperoleh, dilakukan propagasi dengan cara setiap planlet dalam tabung

dipotong menjadi beberapa stek, dimana setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih.

Stek tersebut kemudian disubkulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah

5 -10 stek per botol

3) Pengujian keberadaan virus PLRV, PVX dan, PVY dengan metode uji serologi teknik ELISA

atau metode lainnya, paling kurang 10%

4) Benih Penjenis diperbanyak paling banyak mencapai4 (empat)generasi untuk menghindarkan

perubahan atau penyimpangan sifat varietas

5) Planlet hasil perbanyakan didistribusikan sebagai benih sumber

Umbi Mikro

1) Benih sumber yang digunakan berupa planlet

2) Dilakukan propagasi terhadap planlet dengan cara dari setiap planlet dalam tabung dipotong

menjadi beberapa stek, setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih. Kemudian

dikulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5-10 stek per botol.

3) Ditambahkan 25 ml media cair di atas media padat, setelah stek berumur 5 (lima) minggu

setelah tanam. Penuangan media cair dilakukan di dalam laminar.

4) Botol kultur diletakkan dalam ruang gelap (rak kultur yang tidak mendapatkan cahaya).

5) Pemanenan umbi dapat dilakukan selama 10 minggu setelah pengumbian dimulai atau

disesuikan dengan usia panen optimal.

Stek Planlet

1) Benih sumber (planlet) sebelum dikeluarkan dari botol disimpan selama 1-2 minggu ditempat

terang agar planlet lebih kuat.

2) Planlet dikeluarkan satu persatu dari botol, kemudian ditanam dalam media yang sudah

disiapkan dalam bak khusus/keranjang plastik/tray pot sebagai sumber perbanyakan stek.

Setelah berumur 2-3 minggu, planlet dapat distek beberapa kali hingga paling banyak 4

(empat) generasi.Sebelum ditanam, pangkal batang stek dicelupkan ke dalam larutan zat

perangsang pertumbuhan akar.

3) Ukuran stek dibuat relatif seragam.

4) Stek dipotong menggunakan alat pemotong yang tajam dan steril

5) Stek ditanam pada media yang telah disiapkan dalam tray pot/bak khusus/keranjang plastik.

6) Stek ditumbuhkan 2-3 minggu hingga berakar dan siap ditanam.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

98

PROSES PERBANYAKAN BENIH KENTANG

Jaringan meristem 0,4 – 0,5 mm

Pengambilan jaringan meristem di bawah

mikroskop stereo pembesaran 20-40 kali

Umbi inti dari varietas autentik

(true to variety)

Planlet hasil kultur meristem. Seluruh planlet

diuji virus PLRV, PVX dan PVY dengan ELISA

Pengujian virus PLRV, PVX dan PVY

dari sampel

Planlet hasil mikropropagasi. Uji virus PLRV,

PVX dan PVY dari sampel

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

99

PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BD (G0)1. Persyaratan

a. Produsen

1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu

2) Mempunyai benih sumber

3) Mempunyai rumah kasa

4) Untuk perbanyakan aeroponik harus memiliki:

- sumber listrik (PLN dan Genset)

- tempat/bak tanam aeroponik serta instalasi nutrisi.

5) Mempunyai gudang penyimpanan benih

b. Benih Sumber

1) Varietas telah terdaftar untuk peredaran

2) Benih sumber yang digunakan adalah benih penjenis.

3) Benih sumber harus disertai dengan surat keterangan

c. Rumah Kasa

1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2

2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa

3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor

4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal

5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam

rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan

ruang dalam rumah kasa

6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang

agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.

7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dan harus beratap kedap air untuk perbanyakan

aeroponik, sedangkan perbanyakan konvensional dianjurkan beratap kedap air

8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama

yang akan mengganggu sinar mataharimasuk.

9) Pada sistem aeroponik, tempat/bak tanam aeroponik harus disterilisasi paling kurang

1-2 minggu sebelum pindah tanam dengan menggunakan bahan aktif clorine atau

bahan kimia lainnya sesuai anjuran. Setiap selesai panen tempat/bak tanam dan bak

nutrisi harus selalu dibersihkan.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

100

d. Media Tanam

1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan

lainnya yang dianggap baik untuk media tanam

2) Media tanam harus steril dan ditempatkan/diletakan tidak kontak langsung dengan

dasar tanah

3) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau dengan

menggunakan bahan kimia

a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal

900C secara merata.

b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan

lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing

4) Media tanam tersebut digunakan untuk perbanyakan benih secara konvensional,

sedangkan pada aeroponik media tanam tersebut digunakan untuk proses pengakaran

stek.

5) Nutrisi tanaman pada aeroponik mengandung unsur hara makro dan mikro dengan

komposisi sesuai rekomendasi.

e. Gudang

1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan

2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi

udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan

3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga

kebersihannya.

2. Proses Perbanyakan Benih

a. Persiapan tanam, penanaman dan pemeliharaan

1) Perbanyakan benih secara konvensional

a) Persiapan Tanam

(1) Media tanam steril ditempatkan pada wadah/tempat media dan tidak kontak

langsung dengan tanah

(2) Lubang tanam dibuat dengan kedalaman ± 3 cm dan jarak tanam 8 x 10 atau

10 x 10 cm

b) Penanaman

(1) Planlet/stek planlet/umbi mikro yang sehat dan memenuhi syarat ditanam pada

media yang telah disiapkan.

(2) Tanaman pada unit sertifikasi tidak boleh dijadikan sumber perbanyakan stek

c) Pemeliharaan

(1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat

tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum

(2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup

(3) Pembumbunan dengan media yang steril harus dilakukan seiring dengan

pertumbuhan tanaman

(4) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan

dan perkembangan tanaman.

(5) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas.

Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya

yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan

pada daun.

(6) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.

(7) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang terindikasi

terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau

mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi

2) Perbanyakan benih secara aeroponik

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

101

a) Persiapan Tanam

(1) Disiapkan bak untuk tanam yang terbuat dari fiber atau bahan lain yang tidak

tembus sinar (dalam bak harus gelap) dan permukaan bak ditutup rapat dengan

sterofoam. Di dalam bak harus sudah terpasang intalasi sirkulasi larutan nutrisi

sistim sprayer (pengabutan)

(2) Disiapkan larutan nutrisi tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro,

yang dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi yang dihubungkan dengan

isntalasi sirkulasi dalam bak.

(3) dibuat lubang dengan diameter 2,5 – 3 cm pada permukaan sterofoam dengan

jarak 15 - 20 cm x 20 - 25 cm untuk penanaman stek

(4) disiapkan benih sumber (BS) berupa stek yang telah diperbanyak dalam baki

(tray pot) dan berumur 2-3 minggu serta sudah berakar

b) Penanaman

(1) Dipilih stek yang memiliki perakaran baik dan sehat, bersihkan dari kotoran

yang menempel dengan air bersih, bila perlu lakukan disinfektan akar. Buang

umbi mikro bila ada yang tumbuh pada stek

(2) Dipindahkan/tanamankan stek satu per satu ke dalam lubang tanam pada

sterofoam dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak/patah. Setelah seluruh

akar berada dalam lubang batang stek dililit dengan menggunakan rockwool

yang telah direndam air agar lunak sehingga stek dapat tegak dan rockwool

menutup seluruh bagian lubang. Sebelum digunakan rockwool direndam

terlebih dahulu dengan air agar lunak dan mudah digunakan.

(3) Setelah semua stek tertanam, diatur waktu pemberian nutrisi menggunakan

timer sesuai dengan dan kondisi pertumbuhan tanaman.

c) Pemeliharaan

(1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan tanaman, agar

tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara

maksimal.

(2) Pemberian nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi pertumbuhan tanaman.

(3) pH larutan nutrisi dijaga harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kentang

yaitu antara 5,5 – 6,5. Pengukuran pH larutan nutrisi dilakukan secara berkala

dengan menggunakan pH meter.

(4) Kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi berkisar antara 1,1 – 1,9 disesuaikan

dengan umur tanaman atau sesuai anjuran produsen nutrisi. Pengukuran

kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi dilakukan secara berkala dengan

menggunakan EC/conductivity meter.

(5) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan

dan perkembangan tanaman.

(6) Pengamatan dan pemeriksaan EC dan pH larutan nutrisi dianjurkan dilakukan

setiap hari. Pemeriksaan nozledilakukan secara berkala, untuk mengatasi

apabila ada lubang nozle yang tertutup oleh benda/bagian tanaman/kotoran

yang dapat menyebabkan pengabutan tidak lancar.

(7) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas.

Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya

yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan

pada daun.

(8) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.

(9) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang diindikasikan

terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau

mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi.

(10) Tidak diperkenankan setiap orang dapat keluar masuk rumah kasa secara

bebas, kecuali bagi orang yang berkepentingan.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

102

b. Panen

1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi

sudah kuat tidak mengelupas.

2) Panen pada sistim aerophoik dilakukan dengan cara memetik umbi dengan memotong

stolonnya menggunakan gunting. Panen dilakukan secara bertahap dengan memilih

umbi yang sudah besar dan kulit umbi sudah kuat. Umbi sebaiknya dibersihkan terlebih

dahulu dari sisa mutrisi yang menempel, kemudian langsung dimasukan dalam dalam

wadah (krat/keranjang). Sedangkan pada perbanyakan konvensional umbi yang

dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam wadah (krat/

keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring.

3) Umbi dapat langsung diseleksi atau digrading di rumah kasa setelah umbi cukup kering,

kemudian dibawa dan disimpan di gudang sebagai calon benih. Diusahakan tidak

memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah

3. Penyimpanan

a. Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis

dan campuran varietas lain

b. Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon

benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi

perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.

4. Kemasan Benih

a. Kemasan benih harus baru, kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih

b. Setiap kemasan berisi 1.000 knol

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

103

PERBANYAKAN BENIH KELAS BP (G1)1. Persyaratan

a. Produsen Benih G1

1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu

2) Mempunyai benih sumber

3) Mempunyai rumah kasa

4) Mempunyai gudang penyimpanan benih

b. Persyaratan Rumah Kasa

1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2

2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa

3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor

4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal

5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam

rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan

ruang dalam rumah kasa

6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang

agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.

7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dianjurkan beratap kedap air

8) Rumah kasa dijaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama

yang akan mengganggu sinar mataharimasuk.

c. Media Tanam

1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan

lainnya yang dianggap baik untuk media tanam

2) Media tanam harus steril dan kontak langsung dengan dasar tanah

3) Sterilisasi media tanam dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangray atau

dengan menggunakan bahan kimia

a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal

900C secara merata.

b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan

lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing

d. Benih Sumber

1) Benih sumber yang digunakan harus BD (G0) atau kelas yang lebih tinggi.

2) Benih sumber BD (G0) yang digunakan berlabel warna putih dan masih terpasang

pada kemasannya. Apabila menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

104

keterangan.

3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang

sama

4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luasareal penangkaran yang diajukan

e. Persyaratan Gudang

1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan

2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi

udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan

3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga

kebersihannya

2. Proses Perbanyakan

a. Persiapan Tanam

1) Sebelum benih sumber ditanam, sebaiknya benih disimpan di gudang terang agar

benih dapat bertunas banyak dan kuat

2) Dipersiapkan bedengan dalam rumah kasa,lebarbedengan disesuaikan dengan jarak

barisan tanaman, sedangkan jarak antara bedengan 40-45 cm. Sebaiknya tepi

bedengan diberi bambu/papan agar bedengan tidak roboh, atau dibuat guludan

dengan jarak antar guludan 65 cm.

3) Media yang sudah sterildimasukkan ke dalam bedengan, kemudian diaduk secara

merata dengan pupuk dasar “NPK 16:16:16”. Apabila akan dicampur dengan

dekompositor seperti bokasi, maka bokasi tidak ikut disterilkan karena mikrobia yang

berguna sebagai pembusuk dalam bokasi akan ikut mati.

4) Media steril cadangan dipersiapkan untuk pembumbunan

b. Penanaman

1) Media dalam bedengan harus dalam kondisi basah/lembab sebelum ditanami

2) Lubang tanam dibuat pada bedengan/guludan dengan kedalaman paling kurang4-5

cm. Pada bedengan jarak tanam(10-15)x5 cm denganjarak antar bedengan 40-45 cm,

sedangkanpada guludan jarak tanam (10-15 )x65 cm.

3) Benihditanam dalam lubang dan ditutup kembali dengan media.

c. Pemeliharaan

1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh

sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum

2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup

3) Pembumbunan dengan media steril harus dilakukan seiring dengan pertumbuhan

tanaman

4) Nutrisi tambahan diberikanuntuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas. Tidak

diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya yang secara

visual dapatmengaburkan gejalaserangan OPT dan/atau menimbulkan kerusakan pada

daun.

5) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.

6) Pencabutan dan pembersihandilakukanterhadap tanaman yang terindikasi terinfeksi

penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan tipe simpang atau mutan dalam jumlah

banyak segera dilaporkan dan dikonsultasikan dengan instansi

7) Pemeliharaan rumah kasa selama masih ada tanaman harus dilakukan agar fungsinya

tetap terjaga.

d. Pemangkasan

1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85

HST atau 10 hari sebelum panen.Sebaiknya terlebih dahulu dilakukan panen percobaan

dari beberapa rumpun sampel untuk mengetahui/memastikan waktu panen yang

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

105

tepat dan memperkirakan hasil panen calon benih.

2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang

tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat

pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh

vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal

batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap.

3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan

menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan.

e. Panen

1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi

sudah kuat tidak mengelupas.

2) Umbi yang dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam

wadah (krat/keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring.

3) Umbi langsung diseleksi atau digrading, kemudian disimpan di gudang sebagai calon

benih.Diusahakan tidak memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah

4) Setiap selesai panen rumah kasa harus dibersihkan dari sisa-sisa panen, lumut atau

kotoran lain terutama pada atap yang akan mengganggu sinar matahari masuk.

f. Pemeliharaan danpenyimpananumbi di gudang

1) Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis

dan campuran varietas lain

2) Grading dilakukan dengan dasar ukuran :

� Large (L)/besar : 90 g - 120 g

� Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g

� Small (S)/kecil : d”39 g

3) Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon

benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi

perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.

3. Kemasan Benih

a) Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih.Contoh

kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kertas atau

kayu

b) Setiap kemasan berisi maksimak 500 knol atau 25 kg dengan ukuran seragam atau

campuran dari beberapa ukuran.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

106

PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BR (G2)1. Persyaratan

a. Produsen/Penangkar G2

1) Memiliki sertifkat kompetensi di bidangnya yang dikeluarkan oleh Instansi

2) Mempunyai benih sumber

3) Mempunyai lahan

4) Mempunyai gudang

b. Lahan Penangkaran

1) Lokasi bukan daerah penyebaran Aphid dan penyebaran bakteri layu

2) Bebas Nematoda Sista Kentang (NSK) berdasarkan hasil uji laboratorium. Produsen

harus mengujikan sampel tanah dari lahan yang akan digunakan penangkaran ke

laboratorium yang kompeten. Hasil uji bebas NSK harus dilampirkan pada setiap

mengajukan permohonan sertifikasi. Hasil uji bebas NSK berlaku 3 (tiga) tahun pada

lokasi yang sama, dan diuji kembali apabila lahan itu akan digunakan penangkaran.

Adapun metode/cara pengambilan sampel tanah untuk pengujian laboratorium

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) ditentukanbeberapatitikpengambilan sampel tanah pada areal calon penangkaran.

Setiap titik sampel ditentukan dengan jarak 8 langkah. Pada saat dimulai titik

sampel diawali dengan 2 langkah dari pinggir lahan, titik sampel selanjutnya

ditentukan setiap 8 langkah secara

beraturan, seperti pada gambar...

b) Sampel tanah diambil dari setiap titik

dengan carapermukaan tanah dibersih-

kan/dibuang setebal antara 4 – 6 cm,

kemudian tanah diambil sebanyak satu

sendok makan, dimasukkan ke dalam

kantong plastik dan diberi keterangan

yang jelas tentang asal usul sampel.

Sampel tanah yang diambil dari setiap

titik digabungkan dan dikirim ke labo-

ratorium

Gambar 1.

Cara penentuan titik pengambilan sampel tanah.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

107

3) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan terdapat

bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut tidak dapat

dijadikan lahan perbanyakan benih

4) Lahan penangkaran yang dapatdigunakan adalah:

a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan

tanaman selain famili solanaceae , atau

b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim tanam

selain famili solanaceae atau

c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam

selain famili solanaceae, atau

d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan

5) Lahan penangkaran harus diisolasi apabila disekitarnya terdapat tanaman kentang

konsumsi. Cara isolasi adalah sebagai berikut:

a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman kentang

seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang 6 m. Tanaman

border harus ditanam lebih dulu dari tanaman kentang sehingga berfungsi sebagai

penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam areal perbanyakan

benih.

b) Apabila lahanperbanyakan benihberdampingan dengan lahan kentang konsumsi

atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi paling kurang1,5

m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari pembatas ke dalam lahan

perbanyakan benih

c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir

d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benihterdapat tanaman solanacea lainnya,

maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk kedalam

lahan perbanyakan benih.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

108

c. Benih Sumber

1) Benih sumber yang digunakan harus BP (G1) atau kelas yang lebih tinggi

2) Label benih sumber yang digunakan harus masih terpasang pada kemasannya. Apabila

menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat keterangan

3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang

sama

4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luas areal penangkaran yang diajukan

d. Gudang

1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang akan disimpan

2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara yang cukup sehingga

sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan

3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga

kebersihannya

2. Proses Perbanyakan Benih

a. Persiapan tanam

1) Sebelum dilakukan penanaman, sebaiknya benih sumber disimpan di gudang terang

agar benih dapat bertunas banyak dan kuat

2) Lahan yang sudah diolah disiapkan, digemburkan dan diberi pupuk organik (pupuk

kandang) dengan dosis sesuai anjuran setempat

b. Penanaman

1) Dibuat garitan-garitan dengan kedalaman ± 15 cm untuk meletakan benih. Jarak antar

garitan disesuaikan dengan jarak antar barisan tanam yang akan digunakan. Biasanya

jarak antar barisan 75 - 80 cm, jarak antar tanaman dalam barisan 20 cm, 25 cm atau

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

109

30 cm tergantung ukuran

benih yang ditanam

2) Pemberian pupuk dasar

an-organik dapat dita-

burkan rata sepanjang

garitan atau disimpan

diantara benih. Dosis

pupuk an-organik dise-

suaikan dengan reko-

mendasi setempat, mini-

mal mencakup unsur N,

P2O

5 dan K

2O.

3) Benih diletakkan dalam

garitan sesuai dengan ja-

rak tanaman yang digu-

nakan, kemudian ditu-

tup/timbun dengan

tanah.

c. Pemeliharaan

1) Apabila benih sudah tumbuh lebih dari 75%, dilakukan penyiangan, penggemburan

dan pengguludan pertama. Pengguludan kedua dilakukan 10-15 hari setelah

pengguludan pertama.

2) Selama pertanaman berada dilapangan, dilakukan pengedalian OPT secara periodik

dan teratur. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung kebutuhan dan

disesuaikan anjuran.

3) Penyiraman dilakukan sebaik mungkin, sehingga tanaman tidak sampai kekeringan

4) Rouging

a) Rouging penting dilakukan secara periodik sejak tanaman mulai tumbuh sampai

tanaman dipangkas atau dimatikan, sehingga areal penangkaran bersih dari

tanaman yang terinfeksi penyakit dan campuran varietas lain

b) Rouging dilakukan dengan pencabutan dan pembuangan tanaman yang terinfeksi,

gejala infeksi awal/ringan dan campuran varietas lain.

c) Tanaman yang dicabut harus semua bagian tanaman terbawa termasuk umbinya,

tidak boleh ada bagian tanaman yang tertinggal dalam tanah dan semua bagian

tanaman terseebut harus dibuang keluar areal perbanyakan benih.

d. Pemangkasan

1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85

HST atau 10 hari sebelum panen. Penentuan waktu yang pasti untuk pemangkasan

dengan melakukan sampling beberapa tanaman.

2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang

tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat

pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh

vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal

batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap.

3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan

menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan.

e. Panen

1) Setelah paling kurang10 hari setelah pemangkasan atau perlakuan herbisida, dapat

dilakukan panen.

2) Umbi yang dipanen dibiarkan untuk sementara agar tanah yang nempel pada kulit

umbi kering dan lepas

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

110

3) dilakukan penyortiran langsung di lapangan dengan menyeleksi umbi-umbi yang

terinfeksi OPT

4) Umbi hasil sortir lapang dimasukkan dalam wadah dan dibawa langsung ke gudang

pengolahan benih dalam keadaan kering untuk menghindari infeksi penyakit.

f. Pemeliharaan dan penyimpanan umbi calon benih di gudang

1) Setelah umbi disimpan 1-2 minggu dari panen, dilakukan penyortiran umbi di ruang

pengolahan dengan pencahayaan cukup terang untuk membuang umbi yang terinfeksi

penyakit, rusak karena hama, cacat fisik, varietas lain, umbi hijau dan umbi yang

bentuknya tidak normal (malformasi). Penyortiran umbi harus dilakukan beberapa

kali sampai siap untuk diperiksa

2) Dilakukan grading berdasarkan ukuran benih:

a) Large (L)/besar : 90 g - 120 g

b) Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g

c) Small (S)/kecil : d” 39 g

3) Apabila diperlukan dilakukan perlakuan benih dengan pestisida untuk mengendalikan

hama yang terbawa umbi baik dengan pencelupan benih dalam larutan pestisida dan/

atau dengan menaburkan pestisida secara merata pada permukaan benih

4) Dibuat kelompok benih dengan menyusun wadah secara rapih dan teratur serta mudah

terjangkau dalam pengambilan sampel pemeriksaan:

a) Setiap kelompok benih harus berasal dari lapangan yang sama dan terselusuri

dengan nomor unit asal lapangan

b) Benih dalam setiap kelompok harus homogen dan volumenya maksimum 15 ton

c) Setiap kelompok benih harus mempunyai identitas paling kurang mencakup nama

varietas, asal lapangan, nomor unit lapangan, tanggal panen, volume calon benih,

tanggal sortir terakhir.

5) Kelompok benih ditempatkan diruang penyimpanan dalam gudang, kemudian ditutup

dengan kain/kelambu untuk meghindarkan umbi terserang serangga perusak umbi

terutama penggerek umbi.

3. Kemasan Benih

a. Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih. Contoh

kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kayuatau karton

b. Setiap kemasan berisi benih 25 kg, dengan ukuran seragam.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

111

Ruang Lingkup

Meliputi persyaratan sertifikasi dan tata cara sertifikasi benih kentang.

Tujuan

Memperbanyak dan menyediakan benih kentang bermutu dan berkelanjutan

Persyaratan Sertifikasi

1. Penyelenggara

a. Instansi

b. Produsen benih yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu (SMM) di bidang

perbenihan hortikultura

2. Pemohon

a. Produsen benih yang memiliki sertifikat kompetensi

b. Instansi pemerintah yang menyelenggarakan tupoksi di bidang hortikulturayang belum

memiliki sertifikat SMM.

3. Benih Sumber

a. Varietas telah terdaftar untuk peredaran

b. Benih sumber yang digunakan harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan.

c. Benih Penjenis (BS) memiliki surat keterangandari pemilik varietas atau kuasanya,

sedangkan Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) harus berlabel

4. Unit sertifikasi

a. Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang harus dinyatakan dengan jelas

batas-batasnya.

b. Satu unit sertifikasi di rumah kasa maksimal 20.000 tanaman. Sedangkan untuk di

lahan maksimal 1 hektar pada satu hamparan

c. Satu unit sertifikasi merupakan satu varietas, satu kelas benih dan satu kali

penangkaran pada satu lokasi

SERTIFIKASIBENIH KENTANG

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

112

A. Persyaratan teknis minimal

Persyaratan teknis minimal diatur untuk masing-masing kelas benih dari hasil pemeriksaan

pertanaman di lapangan dan umbi di gudang, seperti pada tabel 11.

Catatan :

*) Tidak ada (Nihil secara visual)

**) Pengelolaan lapang

1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi

sumber penyakit, sisa-sisa rouging yang masih berada di lapangan dan aphid sebagai

vektor virus yang tidak dikendalikan, lahan mengandung NSK maka pemeriksaannya tidak

dapat dilanjutkan.

2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena serangan hawar daun,

kerusakan mekanis/kimia pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan/atau

pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan.

B. Kemasan

Benih sebelum diedarkan harus dikemas untuk menjaga mutunya. Pengemasan benih

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

113

tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. Bahan kemasan harus baru, kuat dan dapat melidungi dan menjaga mutu

2. Setiap kemasan berisi 1.000 knol untuk G0, 500 knol atau 25 kg untuk G1 dengan ukuran

seragam atau campuran dari beberapa ukuran, 25 kg untuk G2 dengan ukuran seragam

atau campuran dari beberapa ukuran.

3. Setiap kemasan harus dipasang label

4. Informasi paling sedikit yang tertulis di dalam label meliputi :

a. Nama dan alamat produsen dan/atau pengedar benih sebagai distributor atau agen

tunggal dari varietas dimaksud;

b. Nama varietas;

c. Nomor sertifikat LSSM bagi produsen yang telah memiliki sertifikat sistem manajemen

mutu dengan ruang lingkup produksi benih, diletakkan pada kiri atas;

d. Kelas benih;

e. Nomor lot;

f. Volume benih dalam kemasan dengan satuan knol atau kg;

g. Tanggal panen;

h. Tanggal pemeriksaan umbi;

i. Tanggal pemasangan label;

C. Penguasaan Benih

1. Kelompok benih yang telah lulus sertifikasi dapat dialihkan tanggung jawabnya kepada

produsen lain yang telah memiliki sertifikat kompetensi

2. Harus disertai dengan berita acara yang ditandatangi oleh kedua belah pihak dan diketahui

oleh instansi.

D. Kewajiban Produsen

1. Mentaati peraturan perundangandi bidang perbenihan hortikultura.

2. Bertanggung jawab atas mutu benih hortikultura yang diproduksi.

3. Mendokumentasikan data produksi, penyaluran dan stok benihnya

4. Memberikan data dan informasi kepada instansi bila diperlukan

E. Tata Cara Sertifikasi Benih

1. Permohonan

a. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada

C.1, kepada instansi dengan mengisi formulir/borang permohonan model SK 01.

b. Apabila lokasi produksi berada di luar propinsi tempat wilayah kerja instansi pemberi

sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus:

1) Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggung jawab produksi di wilayah

tersebut;

2) Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir

kepada instansi setempat; dan

3) Menyerahkan fotocopy tanda daftar produsen atau izin usaha produksi benih

hortikultura

c. Pengajuan permohonan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum tanam.

d. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi.

e. Permohonan yang diajukan kepada instansi dilampiri dengan:

1) Fotocopy sertifikat kompetensi;

2) Semua label, untuk BS dilampiri surat keterangan;

3) Peta/sketsa lokasi perbanyakan;

4) Pada areal kerjasama daftar petani atau bukti penguasaan lahan;

5) Surat keterangan bebas NSK dari laboraturium penguji untuk produksi benih kelas

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

114

BR;

6) Surat pemberitahuan tentang pembelahan umbi, (apabila dilakukan).

f. Apabila lokasi produksi di luar wilayah pemberi sertifikat kompetensi, produsen harus

melaporkan secara tertulis tentang kegiatan produksi benih yang dilakukan kepada

instansi serta menyerahkan:

1) Surat kuasa atau penunjukan penanggung jawab produksi di wilayah tersebut;

2) Fotocopy sertifikat kompetensi atau sertifikat SMM; dan

3) Fotocopy tanda daftar atau izin usaha produksi yang dilegalisir

F. Tahapan Pemeriksaan

1. Pemeriksaan dokumen permohonan

a. Dilaksanakan sebelum kegiatan di lapangan, untuk memastikan bahwa kegiatan yang

akan dilaksanakan telah sesuai dengan dokumen yang diajukan, meliputi :

1) Kebenaran pengisian formulir permohonan

2) Tanda tangan pemohon

3) Peta lokasi

4) Surat keterangan lahan bebas NSK dari BPTPH dan/atau laboratorium yang

kompeten

5) Kesesuaian antara jumlah label dengan jumlah benih sumber

6) Kesesuaian antara luas lahan perbanyakan benih dengan jumlah benih sumber

b. Dokumen yang telah memenuhi persyaratan administrasi diberikan nomor induk.

Pemberian nomor induk sebagai berikut: a/b.c/d.e/f.g

1) a = nomor urut permohonan sertifikasi

2) b = S

3) c = Kn

4) d = kode Propinsi BPSB

5) e = kode kabupaten dimana benih diproduksi (tergantung masing-masing BPSB)

6) f.g= bulan. tahun permohonan sertifikasi

c. Kode propinsi BPSB sebagaimana dimaksud pada keterangan nomor induk poin 4) di

atas di jelaskan dalam daftar di bawah ini :

No. PROPINSI KODE

1 Aceh AC

2 Sumatera Utara SU

3 Sumatera Barat SB

4 Sumatera Selatan SS

5 Jambi JBI

6 Riau RU

7 Bangka Belitung BB

8 Riau Kepulauan RK

9 Bengkulu BKL

10 Lampung LM

11 Banten BT

12 DKI Jakarta DKI

13 Jawa Barat JBT

14 Jawa Tengah JT

15 Jawa Timur JTM

16 DI Yogyakarta DIY

17 Kalimantan Barat KB

18 Kalimantan Tengah KT

19 Kalimantan Selatan KS

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

115

No. PROPINSI KODE

20 Kalimantan Timur KTM

21 Sulawesi Utara SLU

22 Sulawesi Selatan SLS

23 Sulawesi Tengah SLT

24 Sulawesi Tenggara SLR

25 Sulawesi Barat SLB

26 Gorontalo GTO

27 Bali BL

28 Nusa Tenggara Barat NTB

29 Nusa Tenggara Timur NTT

30 Maluku ML

31 Maluku Utara MLU

32 Papua PP

33 Papua Barat PB

2. Pemeriksaan pendahuluan

a. Dilakukan terhadap dokumen yang telah mempunyai nomor induk.

b. Dilaksanakan sebelum tanam

c. Parameter dan Metoda Pemeriksaan

1) Benih Sumber

a) Kebenaran dan kesesuaianantara benih dengan label atau dengan surat

keterangan.

b) Kelas benihsumber harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan,

2) Calon lahan/rumah kasa untuk penangkaran

a) Pastikan bahwa lahan perbanyakan berlokasi di daerah dimana keberadaanlayu

bakteri rendah serta bebas dari Nematoda Sista Kentang (NSK).

b) Kondisi rumah kasa diperiksa dan dipastikan tidak ada celah untuk masuknya

serangga, kemungkinan air tanah dari luar masuk ke dalam rumah kasadan

dari rumput maupun material yang dapat menjadi sumber kontaminasi

c) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan

terdapat bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut

tidak dapat dijadikan lahan perbanyakan benih

3) Isolasi dari Lahan Kentang Konsumsi

a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman

kentang seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang

6 m. Tanaman border harus ditanam lebih dulu dari tanaman benih sehingga

berfungsi sebagai penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam

areal perbanyakanbenih.

b) Apabila lahan perbanyakan benih berdampingan dengan lahan kentang

konsumsi atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi pal-

ing kurang1,5 m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari

pembatas ke dalam lahan perbanyakan benih

c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir

d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benih terdapat tanaman solanacea

lainnya, maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk

ke dalam lahan perbanyakan benih.

4) Rotasi Tanaman

a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan

tanaman selain famili Solanaceae ;atau

b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim

tanam selain famili Solanaceae; atau

c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

116

selain famili Solanaceae; atau

d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan

d. Pengaturan Pemeriksaan

1) Dilaksanakan setelah klarifikasi permohonan.

2) Diinformasikan ke produsen/yang mewakili mengenai kewajibannya untuk

mengikuti pemeriksaan

e. Laporan Hasil Pemeriksaan

1) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan

pendahuluan, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/

borangmodel SK 01).

2) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen

3) Apabila hasil pemeriksaan pendahuluan tidak memenuhi syarat maka tidak dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya

3. Pemeriksaan pertanaman

a. Umum

1) Permohonan pemeriksaan dilaksanakan sebelum pemeriksaan pertanaman,

dengan mengisi formulir/ borang model SK 03

2) Dilaksanakan pada fase pertumbuhan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap

mutu benih dan dilakukan setelah rouging yang menjadi tanggung jawab produsen.

3) Hasil pemeriksaan dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis mini-

mal (PTM) pada pemeriksaan pertanaman.

4) Hasil pemeriksaan diberitahukan langsung kepada produsen dengan menggunakan

formulir/ borang model SK 04

5) Pemeriksaan ulang

a) Dilakukan satu kali untuk satu rangkaian pemeriksaan pada pertanaman yang

tidak memenuhi persyaratan;

b) Parameter dan Metoda pemeriksaan yang digunakan sama

c) Pemeriksaan ulang harus dilaksanakan dalam tempo paling lama satu minggu

setelah pemeriksaan sebelumnya dan sebelum sampai pada waktu

pemeriksaan berikutnya

d) Sertifikasi benih tidak dapat dilanjutkan apabila hasil pemeriksaan ulang tidak

memenuhi persyaratan;

e) Keputusan pemeriksaan ulang langsung disampaikan kepada pemohon

sertifikasi.

b. Parameter dan Metode Pemeriksaan Pertanaman

Pemeriksaan pertanaman dilakukan terhadap semua karakteristik tanaman

berdasarkan deskripsi varietas yang bersangkutan, campuran varietas lain (CVL) dan/

atau tipe simpang dan serangan OPT yang menjadi target sebagai berikut:

1) Pemeriksaan pertama dilakukan pada umur 30 – 40 hari setelah tanam;

2) Pemeriksaan kedua dilakukan pada umur 50=70 hari setelah tanam.

3) Pemeriksaan di rumah kasa untuk kelas BD dan BP dilakukan terhadap seluruh

populasi tanaman;

4) Pemeriksaan untuk kelas BR di lapangan dilakukan terhadap minimal 1.000

tanaman sampel;

5) Cara untuk mendapatkan sasaran minimal 1.000 tanaman sampel, dilakukan

sebagai berikut:

a) Menghitung rata-rata jumlah tanaman per guludan

b) Menghitung berapa jumlah guludan harus diperiksa tanamannya

c) setiap guludan yang tanamannya diamati diacak dengan cara zigzag sampai

seluruh areal teracak. Gunakan alat “hand counter” untuk menghitung jumlah

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

117

guludan

6) Pengamatan parameter pemeriksaan campuran varietas lain (CVL) dan OPT yang

menjadi target dilakukan secara bersamaan pada tanaman sampel yang ada pada

setiap guludan dengan carasebagai berikut:

a) Campuran Varietas Lainn (CVL)

Menghitung tanaman varietas lain, tidak termasuk voluntir atau tipe

simpang (off type). apabila type simpang terlampau banyak konsultasikan

dengan pemulia bersangkutan. Rumus penghitungan sebagai berkut:

Jumlah campuran variaetas lain (CVL)

X 100 %

---------------------------------------

Jumlah sampel yang diperiksa

b) OPT yang menjadi target meliputi:

(a) Virus (PLRV, PVX, PVY)

(1) dilakukan pemeriksaan terhadap 1.000 tanaman atau lebih dari dalam

guludan teracak di lapangan, kecuali untuk kelas benih BD dan BP harus

seluruh populasi tanaman

(2) dilakukan penghitungan terhadap setiap tanaman yang bergejala

serangan virus (hati-hati dengan gejala serangan Thrip yang dapat

mengaburkan gejala virus)

(b) Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)

Hitung setiap tanaman yang bergejala serangan layu bakteri, meskipun

gejala awal ;

(c) Nematoda Sista Kentang (NSK) (Globodera sp)

1) Pemeriksaan NSK hanya dilakukan pada pertanaman di lapangan pada

umur tanaman antara 50-70 HST

2) Dilakukan pencabutan beberapa tanaman yang diduga terserang NSK,

kemudian periksa bagian akarnya untuk memastikan keberadaan NSK.

Rumus penghitungan serangan OPT sebagai berikut:

Jumlah tanaman terserang OPT

X 100 %

---------------------------------------

Jumlah sampel yang diperiksa

7) Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman

a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan

pertanaman, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/

borang model SK 04)

b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen

c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, sampaikan alasannya

langsung kepada produsen

d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan

permohonan pemeriksaan ulang 1 (satu) kali dengan syarat produsen dapat

memperbaiki kondisi lapangannya dengan persetujuan PBT

e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya

8) Apabila diperlukan, ambil sampel minimum untuk Identifikasi dan/atau analisis

hama dan penyakit secara laboratoris, setelah mendapatkan ijin dari produsen.

Namun demikian keputusan tidak boleh ditunda walaupun identifikasi hama dan

penyakit sedang dilakukan. Lampirkan formulir untuk sampel pengujian laborato-

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

118

ries sebagai catatan untuk sampel yang akan diperiksa.

4. Pemeriksaan Umbi di Gudang

a) Untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan benih;

b) Kelompok benih dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis minimal,

seperti pada poin D tabel 2;

c) Terhadap kelompok yang tidak memenuhi PTM dapat dilakukan satu kali pemeriksaan

ulang setelah pemilik benih melakukan sortasi;

d) Tahapan sertifikasi lebih lanjut tidak dapat dilakukan apabila hasil pemeriksaan tidak

memenuhi persyaratan yang dimaksud pada huruf c).

e) Permohonan pemeriksaan umbi gudang diajukan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum

pemeriksaan dengan menggunakan formulir/ borang model SK 05.

f) Pemeriksaan umbi di gudang

1) Kesehatan umbi

(a) Waktu Pemeriksaan dilakukan setelah panen, sortasi, pembuatan kelompok

benih dan sebelum pengemasan dan pengiriman;

(b) Benih dalam kelompok harus homogen secara fisiologis.

(c) Setiap kelompok harus berasal dari lapangan yang sama dan tertelusuri antara

benih dalam lot dengan nomor unit asal lapangan

(d) Pengambilan contoh umbi untuk pemeriksaan dilakukan secara acak dengan

jumlah paling kurang 1000 butir/ lot, volume satu lot paling banyak 15 ton.

Kecuali untuk kelas benih G0 pemeriksaan umbi dari semua wadah Faktor yang

diamati adalah adanya campuran varietas lain, serangan OPT dan kerusakan

mekanis;

(e) Periksa setiap knol umbi sampel yang masuk dan menghitung yang terinfeksi

pada OPT katagori faktor target pemeriksaan

(f) OPT target pemeriksaan meliputi:

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

119

(1) Busuk coklat (Ralstonia solanacearum) dan busuk lunak (Erwinia

caratovora), dilakukan pemeriksaan secara ketat dan hati-hati kemudian

dilakukan penghitungan terhadap umbi yang terinfeksi;

(2) Kudis (Stretomyces scabies), Powdery Scab (Spongospora subterrania), dan

Kudis Lak (Rhizoctonia solani)

(3) Busuk kering (Fusarium sp.)

(4) Penggerek umbi (Phtorimaea opercullela)

(5) Nematoda bintil akar (Meloidogyne spp.)

(6) Metode penghitungan

Umbi yang terserang OPT dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah umbi terserang OPT

X 100%

-------------------------------------

Jumlah umbi yang diperiksa

2) Campuran varietas lain

Penghitungan persentase varietas lain (CVL) dengan rumus:

Jumlah (CVL)

X 100%

-------------------------------------

Jumlah umbi yang diperiksa

3) Kerusakan mekanis

Dilakukan pemeriksaan dan penghitungan terhadap kerusakan umbi oleh

mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya, bersamaan dengan pemeriksaan

lainnya. umbi yang kerusakannyadangkal dimana ukuran rusak paling besar

seukuran kuku jempol tidak dihitung sebagai kerusakan.

Penghitungan persentase dengan rumus:

Jumlah umbi rusak mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya

X 100%

-------------------------------------

Jumlah umbi yang diperiksa

5. Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman

a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan pertanaman,

kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/borang model SK 06)

b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen

c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, supaya disampaikan alasannya

langsung kepada produsen

d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan permohonan

pemeriksaan ulang dengan syarat produsen mampu memperbaikinya.Pemeriksaan

ulang hanya boleh dilaksanakan satu kali dan dilaksanakan dalam tempo tidal lebih

dari satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya.

e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat dilanjutkan

ke tahap berikutnya

f) Sampel untuk analisa dan identifikasi di laboratorium, Apabila pengawas benih dalam

memeriksa umbi memerlukan sampel untuk menganalisa atau mengidentifikasi hama

atau penyakit, dilakukan pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan minimum,

dengan persetujuan produsen.Namun demikian keputusan hasil pemeriksaan umbi

tidak ditunda bila harus menunggu hasil identifikasi atau analisa laboratorium.

g) Untuk kegiatan monitoring generasi berikutnya,dengan persetujuan produsen

dilakukan pengmbilan sampel umbi beberapa knol (100-150 knol), hasil monitoring

akan diinformasikan kepada produsen.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

120

6. Sertifikasi

a. Penerbitan sertifikat

1) Sertifikat benih diterbitkan oleh kepala instansiuntuk setiap kelompok benih yang

telah lulus pemeriksan lapang dan pemeriksaan umbi di gudang. Sertifikat

menggunakan formulir/borang model SK 09.

2) Sertifikat dikirimkan kepada produsen bersangkutan dan tidak untuk diedarkan

3) Kelompok benih yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas yang

dimohonkan tetapi memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas benih di bawahnya

diberikan sertifikat benih sesuai dengan persyaratan kelas benih yang dicapai.

b. Pembatalan sertifikat

Sertifikat benih dapat dibatalkan apabila kelompok benih :

1) Tidak sesuai dengan kondisi awal ; dan/atau

2) Berpindah tempat tanpa sepengetahuan instansi.

7. Pelabelan

a) Umum

1) Benih yang diedarkan wajib diberi label

2) Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label

menjadi tanggung jawab produsen

3) Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat)

4) Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur

5) Label ditulis dalam bahasa indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah

rusak.

b) Tata cara

1) Label untuk benih bentuk umbi minimal meliputi :

- Nama dan alamat produsen : ..................

- Jenis Tanaman : ..................

- Varietas : ..................

- Kelas benih : ..................

- Volume kemasan : ..................

- Tanggal panen : ..................

- Tanggal pemeriksaan umbi : ..................

- Logo dan nama instansi yang melegalisasi label : ..................

2) Warna label sesuai kelas benih

- Putihuntuk Benih Dasar

- Ungu muda untuk Benih Pokok

- Biru muda untuk Benih Sebar

3) Spesifikasi label yang dicetak terpisah

Bahan : kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur

Bentuk : segi empat perbandingan lebar dengan panjang = 1 : (2-3)

4) Legalitas Label

- Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi, legalitas

berupa nomor seri label dan stempel

- Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh produsen yang

telah memperoleh Sertifikat Sistem Mutu, legalitas berupa nomor seri label

5) Pemasangan label dilaksanakan oleh produsen

6) Pemasangan label yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi harus disupervisi

oleh pengawas benih tanaman.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

121

Gejala Infeksi pada Tanaman

Tanaman yang terserang tegak dan kaku, daun bagian

bawah menggulung, warna daun lebih kuning dan kecil

dibandingkan dengan daun yang normal/sehat, umumnya

tanaman kerdil.

Gejala infeksi pada umbi: tidak bisa atau sulit

diidentifikasi secara visual

Penularan dan Penyebaran

PLRV ditularkan oleh serangga Aphid terutama spesies

Myzuspersicae, sambungan/grafting, dan melaui ubi

benih

Kondisi lingkungan yang mendukung untuk perkem-

bangan PLRV adalah temperatur sedang dan cuaca kering

POTATO VIRUS X (PVX)Pada beberapa varietas sering tidak bergejala atau

hanya mosaik lemah tergantung. Pada beberapa varietas

kentang menunjukkan gejala mosaik, warna daun kusam

dan mengkerut, pada daun tua yang menguning tampak

urat daunnya tetap hijau.

Penularan dan penyebaran

PVX ditularkan melalui umbi benih, mudah menular

dengan kontak mekanis (kontak antar tanaman, antar

akar, antar tunas ubi, gigitan serangga dan alat mekanis)

Kondisi lingkungan yang mendukung PVX : gejala

dipertinggi dengan kondisi suhu rendah (16-200C) dan

HAMA DAN PENYAKIT PADAPERBENIHAN KENTANG

SANGAT PERLU MENGETAHUI

GEJALA HAMA DAN PENYAKIT

KENTANG. ADA BEBERAPA HAMA

DAN PENYAKIT KENTANG YANG

SERING KITA TEMUI, YAKNI;

POTATO LEAF ROLL VIRUS

(PLRV) / VIRUS DAUN

MENGGULUNG.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

122

mungkin gejalanya masking pada suhu di atas 280C.

POTATO VIRUS Y (PVY)Daun kecil-kecil dan pinggirannya bergelombang, permukaan daun mosaik dan mengkerut,

kadang-kadang daun lebih mengkilat.

Penularan dan penyebaran

PVY ditularkan melalui umbi benih dan serangga Aphid

Kondisi suhu tinggi, gejala mosaik dan mengkerut semakin jelas.

Tindakan pengendalian virus :

Mengisolasi sumber infeksi

Memilih lahan perbenihan terisolasi dari pertanaman yang menjadi sumber infeksi.

Gunakan tanaman border untuk mencegah aphid sebagai vektor virus masuk keareal

perbenihan

Membersihkan tanaman voluntir di sekitar areal perbenihan

Merouging setiap tanaman terinfeksi

Mengendalikan Aphids sebagai vektor virus

Menggunakan benih sehat, bebas virus

PENYAKIT LAYU BAKTERIPatogen penyebab: bakteri Ralstonia solanacearum

Gejala pada tanaman terinfeksi

Tanaman layu sebagian atau secara keseluruhan dengan bagian daun yang menguning dan

akhirnya mati. Fenomena layu adalah seperti kekurangan air. Bila tanaman dicabut masih terasa

kokoh karena sistem perakaran tidak terganggu. Gejala lainnya ialah adanya lendir putih susu

(masa bakteri) yang keluar dari sekitar vaskuler pangkal batang ketika dipijit dengan kuat

Gejala pada umbi terinfeksi

Gejala umbi yang terinfeksi ditandai adanya lengketan tanah yang menempel pada ujung

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

123

stolon atau bagian mata umbi, terutama tampak jelas pada saat panen. Tanah lengket karena

lendir bakteri. Bila umbi tersebut dibelah tampak diskolorasi berwarna coklat tua disekeliling

vaskuler, dengan sedikit tekanan oleh kedua jari tangan akan keluar dari sekitar vaskuler lendir

berwarna putih keabu-abuan

Penularan dan penyebaran

Bakteri layu ditularkan melalui tanah (soil borne patogen) dan alat-alat kultur teknis sebagai

penularan pasif

Tindakan pengendalian

Merotasi lahan yang akan digunakan areal perbenihan, sediktnya tiga musim tanaman

Melaksanakan bera olah, yaitu membiarkan lahan kosong tidak ditanami tetapi diolah bersih

dan dibalikkan agar bongkahan tanah terkena sinar matahari

Sortir umbi yang bergejala mulai saat panen di lapangan sehingga tidak terbawa ke gudang

Membersihkan/rouging tanaman terinfeksi di lapangan, buang dan bakar atau kubur pada

lubang yang dalam

PENYAKIT BUSUK LUNAKPatogen penyebab: bakteri Erwinia carotovora

Gejala pada tanaman terinfeksi

Pangkal batang tanaman lembek, busuk berlendir dan mengeluarkan aroma bau busuk yang

khas, batang keropos. Secara keseluruhan tanaman terlihat serak/terbuka

Gejala pada umbi terinfeksi

Umbi yang terinfeksi menjadi busuk lunak bergranula. Gejala busuk tidak pada vaskulernya

tergantung bagian yang diinfeksinya dan mengeluarkan aroma bau busuk yang khas.

Tindakan pengendalian

Tanah diolah dengan memperhatikan aerasi dan drainase yang baik

Lakukan panen dengan baik jangan sampai banyak ubi yang luka, dan ubi yang dipanen benar-

benar cukup umur/tua

Gudang tempat penyimpanan benih agar terjaga aerasinya dan tidak lembab serta upayakan

benih jangan banyak terjadi benturan yang membuat luka

PENYAKIT KUDIS (COMMON SCAB)Patogen penyebab: bakteri Streptomyces scabies

Gejala pada tanaman terinfeksi

Secara alamiah belum dilaporkan adanya gejala infeksi pada bagian tanaman di atas

permukaan tanah.

Gejala pada umbi terinfeksi

Pada kulit permukaan umbi terdapat borok/kudis yang menonjol keluar, biasanya sirkuler

dengan diameter 5-8 mmm. Gejala mula-mula hanya bercak kecil berupa pecahan seperti bintang,

kemudian berkembang meluas dan berwarna gelap. Penyakit kudis ini banyak menyerang pada

musim kering, suhu optimum 25-300C.

Tindakan pengendalian

Rotasi tanaman akan sangat menekan perkembangan penyakit

Hindarkan pengapuran yang dapat menaikan pH tanah

Pelihara kelembaban tanah selama pembentukan ubi (usia antara 4-9 minggu)

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

124

PENYAKIT BUSUK DAUN (LIGHT BLIGHT)Patogen penyebab: cendawan Phytophthora infestans

Gejala pada Tanaman Terinfeksi

Pada daun terdapat bercak-bercak berwarna coklat, kemudian bercak meluas hingga akhirnya

daun menjadi busuk dan kering yang menggantung pada tangkainya. Biasanya dibawah

permukaan daun yang bergejala terdapat serbuk putih yang mengandung banyak spora. Gejala

infeksi terdapat pula pada bagian batang tanaman.

Umbi kentang dalam tanah dapat pula terinfeksi P. infestans bila intensitas serangan tinggi

dan kondisi lingkungan sangat menguntungkan seperti kelembaban dan curah hujan yang tinggi,

spora yang ada pada daun turun terbawa air hujan melalui batang dan masuk ketanah kontak

dengan permukan umbi. Umbi kentang yang terinfeksi permukaannya busuk violet, bila ubi

dibelah vertikal tampak pingiran daging ubi busuk berwarna violet sampai kehitaman. Kondisi

lingkungan basah dan banyak angin sangat menguntungkan untuk penyebaran spora. Suhu op-

timum 210C dengan kelembaban tinggi.

Tindakan pengendalian

Lakukan penyemprotan dengan fungisida yang direkomendasi untuk P. Infestans secara

teratur, dari sejak awal pertumbuhan sebagai tindakan pencegahan. Upayakan selama aplikasi

fungisida maksimum 4 kali menggunakan yang sistemik.

Untuk menghindari timbulnya daya resistensi cendawan terhadap bahan aktif suatu fungisida,

dianjurkan agar aplikasinya mengikuti strategi aplikasi alternasi (alternate aplication) yaitu : S-K-

K-K-S-K-K-S-K-K (S=fungisida sistemik; K=fungisida kontak).

Mencegah terciptanya iklim mikro yang membuat sekitar rumpun tanaman lembab terutama

pada kondisi basah (musim hujan) dengan penjarangan jarak tanam atau penggunaan mulsa,

dan atau pemangkasan.

PENYAKIT LAYU CENDAWAN DAN BUSUK KERINGPADA UBI (DRY-ROT)Patogen penyebab: cendawan Fusarium spp.

Gejala pada tanaman

Tanaman layu menguning yang berawal hanya sebagian daun dan tangkainya, tangkai daun

merunduk dan menggantung pada batangnya, kemudian kering dan akhirnya lepas. Terjadi

kerusakan pada bagian jaringan akar, stolon dan pangkal batang yang berwarna coklat.

Gejala pada umbi terinfeksi

Spesies Fusarium yang menyerang umbi menyebabkan gejala busuk kering. Gejala diawali

dengan adanya bercak coklat kecil pada permukaan umbi, kemudian berkembang menjadi busuk

cekung kering dan keriput. Pada bagian permukaan yang busuk sering tumbuh mselium putih

yang banyak mengandung spora. Pada saat umbi dipanen tidak terlihat gejala infeksi, tetapi

stelah dalam penyimpanan kurang lebih setelah 2 minggu, gejala mulai tampak dan penyakit

terus berkembang selama dalam penyimpanan. Tunas umbi yang terserang tidak bisa tumbuh

menjadi tanaman.

Kondisi lingkungan

Penyakit busuk kering berkembang dengan cepat pada kelembaban tinggi, suhu 15-200C.

Pada kelembaban tinggi dan kurangnya oksigen di gudang akan diserang pula oleh bakteri Erwinia

carotovora sehingga umbi menjadi busuk lunak dan basah mengeluarkan aroma bau busuk yang

khas.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

125

Tindakan Pengendalian

Jangan menggunakan/mena-

nam benih yang sudah terinfeksi

Umbi yang dipanen dan akan

disimpan digudang harus benar-

benar dari tanaman yang jari-

ngannya sudah mati

Usahakan pada saat panen ja-

ngan sampai banyak luka pada

umbi, karena perkembangan bu-

suk kering dirangsang oleh ada-

nya luka

Ciptakan kondisi gudang tidak

lembab, ventilasi dan aerasi

yang baik selama umbi dalam

penyimpanan

Perlakuan benih dengan penyemprotan atau perendaman beberapa detik dengan larutan

fungisida atau dibedaki dengan 7-8% fungisida tepung sebelum penyimpanan di gudang

Jangan banyak menggeser atau memindahkan umbi di gudang sampai umbi siap untuk

ditanam

PENYAKIT KANKER/KUDIS LACK (BLACK SCURF)Patogen penyebab : cendawan Rhizoctonia solani

Gejala pada tanaman

Tanaman tegak, kerdil dan roset pada bagian pucuk, daun pada bagian atas (pucuk)

menggulung kearah dalam seperti telinga anjing dengan pingir/tepi daun berwarna ungu.

Internodia batang lebih pendek, nekrosis pad pangkal akar, stolonnya busuk coklat tua sampai

hitam, dan sering timbul ubi-ubi kecil pada batang di atas permukaan tanah (aerial tubers).

Gejala pada umbi terinfeksi

Umbi yang terinfeksi bentuknya kadang-kadang tidak beraturan (deformasi) dan pada

permukaan ubi melekat kuat skletoria dari Rhizoctonia berupa noda-noda berwarna coklat tua

sampai hitam yang sulit lepas meskipun dicuci.

Penularan dan penyebaran

Rhizoctonia solani merupakan soil borne patogen dan sering terjadi pada areal dataran tinggi

dengan suhu tanah rendah. Penyebaran efektif melalui benih yang terineksi

Tindakan pengendalian

Pengendalian yang efektif sulit dilakukan, perlakuan benih (seed treatment) tidak akan efektif

untuk areal yang terinfestasi berat

Namun dapat dilakukan mengkombinasikan benih sehat bebas Rhizoctonia dengan perlakuan

benih menggunakan fungisida sistemik seperti benomyl, thiabendazole atau carboxin

Perlakuan tanah dalam skala kecil dengan benomyl dapat mereduksi inokulum dalam tanah

NEMATODA BINTIL AKAR (ROOT KNOT NEMATODE)Patogen penyebab: nematoda Meloidogyne spp.

Gejala pada tanaman

Gejala pada tanaman di atas permukaan tanah tidak spesifik tergantung kepadatan populasi

nematoda dalam tanah, namun secara umum tanaman menjadi kerdil dan menguning serta

cenderung layu pada cuaca panas. Daun yang menguning akhirnya kering danjatuh

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

126

Gejala pada umbi terinfeksi

Pada permukaan umbi tumbuh bintil-bintil seperti jerawat yang letaknya lebih banyak

disekitar lekukan calon mata tunas. Dalam jerawat/bintil bila dibedah terdapat Meloidogyne

betina bentuk seperti buah pear. Jerawat-jerawat tersebut akan pecah dan menimbulkan bekas

berupa kawah-kawah kecil sehingga tampak seperti kulit yang mengelupas

Kondisi lingkungan

Kondisi tanah bertekstur pasir dan kebasah-basahan (kapasiti air lapang) dan suhu tanah 25-

280C meningkatkan kecepatan siklus hidup dan pergerakan nematoda dalam tanah

Tindakan pengendalian

Rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang Meloidogyne spp. Meskipun Meloidogyne

mempunyai kisaran inang luas, jagung dan kubis cukup baik sebagai tanaman rotasi

Mengosongkan lahan dengan diolah bersih

Aplikasi nematisida seperti dengan carbofuran dengan dosis sesuai anjuran bersamaan pada

saat tanam. Aplikasi kedua sangat dianjurkan yaitu pada saat pengguludan pertama

Menggunakan benih sehat bebas dari infeksi nematoda bintil akar

NEMATODA SISTA KENTANG (GOLDEN NEMATODE)Patogen penyebab: nematoda Globodera rostochiensis

Gejala pada tanaman

Gejala pada tanaman akan tampak pada tingkat populasi tertentu NSK didalam tanah, jika

populasi NSK dalam tanah rendah gejala sulit dibedalan dengan gejala fisiologi lainnya. Gejala

serakan NSK tanaman kerdil, menguning keemasan yang berbeda dengan menguning layu

fusarium, daun yang menguning sebagian menjadi kering, tanaman cenderung layu pada tengah

hari. Bila tanaman dicabut akar sekunder putus-putus dan tampak pada sebagian perakaran

sejumlah NSK pada permukaan akar bentuk bulat (diameter 0,4-0,5 mm) warna kuning emas

sampai coklat. Tanaman yang terserang ubinya sedikit dan kecil, stolon pendek sehingga ubi

seperti nempel/lengket pada pangkal akar. Pada tanah sekitar perakaran banyak ditemukan sista

yang lepas dari perakaran

Gejala pada umbi

Pada umbi tidak tampak gejala, bila tingkat populasi NSK tinggi atau intensitas serangannya

berat, NSK dapat terbawa benih ikut pada kotoran/tanah yang melekat pada permukaan umbi

atau berada pada lekukan mata umbi

Penularan dan penyebaran

NSK menular secara pasif, yaitu melalui ubi benih, tanah yang terbawa oleh alat-alat pertanian,

kendaraan, sepatu dan angin

Kondisi lingkungan

Kondisi optimum untuk perkembangan dan survive NSK sama dengan kondisi optimum untuk

budidaya kentang. NSk menghendaki suhu tanah dingin. Pada suhu tanah 100C dan kelembaban

antara 50-75% larva NSK akan aktif dan serangan maksimum pada akar terjadi pada suhu 160C.

Perkembangan NSK sangat dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dikeluarkan oleh akar (eksudat

akar) inang yang baik. Pada kondisi stres seperti tanah kering dan suhu ekstrim NSK dapat bertahan

dengan membentuk sista. NSK dalam bentuk sista dapat bertahan 15-20 tahun tanpa inang. Bila

ada tanaman inang kembali maka telur dalam sista akan terangsang oleh eksudat akar untuk

menetas dan keluar larva (J2) yang infektif menyerang akar

Tindakan pengendalian

Belum ada sistim atau cara pengendalian yang direkomendasikan efektif untuk NSK, semua

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

127

cara pengendalian masih diasumsikan dengan cara pengendalian untuk nematoda bintil akar.

PENGGEREK UMBI (PHTHORIMAE OPERCULELLA)

Gejala kerusakan di lapangan

Hama penggerek ini menyerang tanaman kentang dengan cara menggerek permukaan daun

dan memakannya serta membuat alur-alur pada tulang daun. Kerusakan tanaman hanya

diakibatkan oleh larvanya yang menyebab hilangnya jaringan daun, matinya titik tumbuh, lemah

dan rapuhnya batang. Gejala khas adalah adanya lipatan kecil dan kering pada permukaan daun

berwarna coklat, sering disertai serat-serat seperti benang yang didalamnya terdapat larva.

Gejala kerusakan pada umbi

Permukaan ubi tidak beraturan dan berlubang atau tampak larikan-larikan akibat adanya

terowongan/lorong dibawah permukan ubi akibat larva menggerek bagian dalam ubi. Sering

disertai adanya kotoran berwarna coklat tua yang dikeluarkan larva pada permukaan ubi

Kondisi lingkungan

Hama penggerek ini berkembang pada musim kemarau, suhu panas, dan hama tidak

berkembang di daerah beriklim dingin dengan suhu dibawah 100C.

Tindakan pengendalian

Rotasi tanaman dengan menggunakan tanaman yang buakan inang hama penggerek

Pengguludan yang baik agar ubi tertutup, karena ubi yang muncul keluar akan merangsang

ngengat (penggerek dewasa) untuk datang dan bertelur pada permukaan ubi

Aplikasi insektisida yang direkomendasi di lapangan, dan pencelupan ubi dengan larutan

insektisida sistemik sebelum ubi disimpan atau ubi diberi perlakuan/diselimuti insektisida

tepung sebagai tindakan pencegahan

Sanitasi gudang dengan membersihkan gudang dari sampah atrau barang-barang bekas yang

kemungkinan dipakai sarang oleh ngengat

APHIDS (KUTU DAUN)

Kerusakan di lapangan

Serangga ini lebih dikenal sebagai vektor (penular) virus dibanding sebagai hama. Ukurannya

kecil 1,8-2,3 mm, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Aphid berwarna hijau muda

atau hijau kekuning-kuningan. Hidupnya sering berkoloni dan tinggal di balik daun kentang.

Serangan langsung dari Aphids menyebabkan daun menjadi keriput, pertumbuhan menjadi

terhambat karena cairan sel dihisap. Serangan hebat daun menjadi gugur

Gejala pada umbi, belum ada laporan adanya ubi terinfeksi Aphid, hanya dilaporkan Aphids

dapat menularkan PLRV di antara ubi selama penyimpanan di gudang.

Tindakan pengendalian

Membuat border dengan tanaman yang habitusnya lebih tinggi dari tanaman kentang untuk

menghidarkan masuknya Aphids yang membawa virus dari sekitarnya ke areal perbenihan

Penyemprotan dengan akarisida atau insektisida yang direkomendasikan untuk Aphids

THRIPS (BERENG)

Gejala kerusakan pada tanaman

Permukan daun keriput disertai ada spot/bintik kuning bekas tusukan, daun seperti mosaik,

kaku dan menebal. Dibawah permukaan daun tampak warna keperakan, dan biasanya Thrips

ada disana berbentuk tongkat kecil halus berwarna coklat yang bergerak sangat lincah. Serangan

berat pada daun kentang muda menampakan mosaik, dan pada tanaman sudah tua daun

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

128

menggulung, tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif

Tindakan pengendalian

Penyemprotan dengan insektisida yang direkomendasikan, aplikasi harus sejak daun mulai

keluar

LALAT PENGGOROK DAUN (LIRIOMYZA HUIDOBRENSIS)

Gejala kerusakan pada tanaman

Kerusakan disebabkan oleh lalat dewasa dan larvanya

Kerusakan oleh lalat dewasa: daun berlubang-lubang kecil karena lalat makan dengan cara

melubangi jaringan pada permukaan daun dengan alat peletak telur (ovipositor) dan memakan

cairan tanaman yang keluar dari daun. Jumlah lubang yang disebabkan oleh lalat dewasa betina

untuk makan dan meletakan telur tergantung pada tinggi rendahnya suhu

Kerusakan oleh larva: larva menggorok kedalam epidermis daun dan tulang daun sehingga

pada permukaan daun tampak larikan yang berkelo-kelok seperti lukisan berwarna putih, daun

menjadi kering dan akhirnya mati. Larva bisa ditemukan di dalam jaringan tulang daun yang

terserang.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

129

Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani

yang menggunakan benih yang dibuat sendiri, tanpa

diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang,

maka tentunya mutu benih tersebut semakin lama

semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar

tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih

bermutu untuk memberikan pemahaman pada petani

manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin

yang diharapkan dapat meningkatkan produksi/produk-

tivitas.

Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui

penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk didistribusikan

kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan

atau demplot, penyebarluasan pengenalan varietas baru

melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya.

Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk :

1). Masyarakat (petani),

2). Mendukung program Peningkatan Penganekaragam-

an Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman

buah.

3). Organisasi wanita sesuai permintaan.

Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengem-

bangan perbenihan di Sumbar yang diharapkan dapat

menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan

penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendu-

kung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya

pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu

hortikultura.

BENIH BERMUTUKUNCI KEBERHASILAN

BENIH BERMUTU MERUPAKAN

SALAH SATU KOMPONEN DALAM

BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK

DAPAT DIGANTIKAN DENGAN

YANG LAIN. PENGGUNAAN BENIH

YANG BERMUTU MERUPAKAN

SALAH SATU KUNCI

KEBERHASILAN UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKSI DAN

PRODUKTIVITAS. MUTU BENIH

TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN

VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU

FISIOLOGIS, DAN STATUS

KESEHATANNYA.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

130

Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan penggunaan benih bermutu kepada masyarakat.

Sasarannya: Meningkatnya permintaan benih bermutu di masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar dan kabupaten/kota Pelaksana

P2KP. Dari kegiatan ini beroutput pemasyarakatan benih bermutu.Pelaksana kegiatan adalah

UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat

.Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah petani/pelaku usaha hortikultura. Pembiayaan

bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih

Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Metode yang dilaksanakan adalah

menggunakan bimbingan atau pembinaan dan koordinasi.

Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Penyediaan Benih Bermutu

Hortikultura untuk Petani/Masyarakat berupa pembelian saprodi untuk jambore varietas, Fasilitasi

benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dan Fasilitasi benih bermutu untuk mendukung

kegiatan organisasi wanita.

Penyediaan benih bermutu hortikultura untuk Petani/pelaku usaha hortikultura dilaksanakan

melalui pengadaan dan pendistribusian benih hortikultura bermutu sebagai upaya peningkatan

penggunaan benih bermutu dan mendukung kegiatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) dan organisasi wanita.

Kegiatan pengadaan benih mendukung P2KP dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian

Pertanian berupa fasilitasi bantuan benih tanaman buah untuk pekarangan yang diserahkan

kepada desa binaan P2KP tahun 2010 dan 2011. Sedangkan untuk pengalokasian fasilitasi benih

untuk mendukung organisasi wanita diserahkan kepada organisasi wanita sesuai dengan

permintaan yang dikaitkan dengan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) dan organisasi

masyarakat lainnya.

Mdiharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan penggunaan benih bermutu di kawasan

hortikultura dan meningkatnya keseragaman varietas tanaman dalam kawasan hortikultura yang

tentu saja akan memberi pengaruh pada peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

131

Komoditas yang ditanam antara lain Cabe kopay, Cabe

Gero, Cabe Lotambar, Buncis Pena, Buncis Raesanda,

Terung Padang, Bingkuang Padang, Wortel Taluak, Wortel

Simanis, Tomat, Semangka, Melon, Paria, Jagung Manis,

Sawi, Terong, Kacang Panjang, Oyong, Kol Bunga, Labu

Kabocha, Bawang Merah, Bayam, Kangkung, Pepaya dan

Labu Air.

Fasilitasi Benih Bermutu Untuk mendukung kegiatan

Organisasi Wanita.

Benih yang telah disalurkan untuk mendukung

kegiatan organisasi wanita adalah :

Bibit jeruk 2.900 batang

Bibit sirsak 1.380 batang

Bibit manggis 775 batang

Bibit durian 100 batang

Bibit lengkeng 320 batang

Bibit matoa 600 batang

Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK

Propinsi Sumatera Barat, PKK kabupaten 50 Kota, PKK

kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok

dan organisasi wanita lainnya

Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui

P2KP

Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa

melalui P2KP dilaksanakan di :

Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg

Jambore Varietas SuksesPEMASYARAKATAN

BENIH BERMUTU

KEGIATAN JAMBORE VARIETAS

SUDAH DILAKSANAKAN PADA

TANGGAL 30 OKTOBER SAMPAI

DENGAN TANGGAL 3 NOVEMBER

2013 BERSAMAAN DENGAN

PERINGATAN HARI PANGAN

SEDUNIA DI KOMPLEK TVRI

SUMATERA BARAT.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

132

Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg

Kabupaten Agam 4.000 btg

Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg

Kabupaten Sijunjung 1.000 btg

Kota Padang 3.000 btg

Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang

Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK Propinsi, PKK kabupaten 50 Kota, PKK

kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok dan organisasi wanita lainnya.

Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dilaksanakan di :

Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg

Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg

Kabupaten Agam 4.000 btg

Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg

Kabupaten Sijunjung 1.000 btg

Kota Padang 3.000 btg

Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang

Kegiatan pemasyarakatan benih bermutu dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan

dengan pemberian bantuan bibit buah-buahan, sayuran dan tanaman hias karena permintaan

benih dari petani sayur dan tanaman hias juga cukup tinggi, disamping bantuan bibit buah untuk

organisasi masyarakat dan organisasi wanita.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

133

Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan

kualitas dan kuantitas produksi tanaman obat adalah

penggunaan benih bermutu. Saat ini ketersediaan benih

bermutu komoditas tanaman obat yang beredar di petani

pengguna benih masih sangat terbatas. Oleh karena itu,

dalam rangka meningkatkan kapasitas penangkar benih

tanaman obat bermutu perlu terus dilaksanakan

pembinaan perbenihan tanaman obat.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan keter-

sediaan benih tanaman obat varietas unggul yang ber-

mutu guna meningkatkan daya saing produksi tanaman

obat.

Sasaran yang diharapkan adalah meningkatnya

ketersediaan benih tanaman obat varietas unggul yang

bermutu dalam rangka peningkatan produksi, produkti-

vitas dan mutu produk tanaman obat.

Target kegiatan ini adalah tersedianya benih tanaman

obat bermutu sebanyak 2.675 kg. Dengan demikian

diharapkan meningkatnya ketersediaan benih tanaman

obat bermutu didaerah sentra kawasan sentra pengem-

bangan. Meningkatnya luasan pertanaman obat bermutu

di daerah sentra pengembangan. Meningkatnya penggu-

naan benih tanaman obat bermutu. Sehingga akan

memberi dampak meningkatnya produksi dan mutu

produk hortikultura.

Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali

dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat

Metode yang dilaksanakan adalah melalui bimbingan

KETERSEDIAAN BENIHTANAMAN OBAT

DENGAN DITETAPKANNYA

KOMODITAS OBAT SEBAGAI SALAH

SATU KOMODITAS UNGGULAN

NASIONAL MAKA

PENGEMBANGANNYA PERLU

MENDAPAT PERHATIAN.

KOMODITAS TANAMAN OBAT

(RIMPANG DAN NON RIMPANG)

LAYAK UNTUK DIKEMBANGKAN

MENGINGAT SEMAKIN

DIPERLUKAN KEBERADAANNYA

SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI

JAMU, KOSMETIKA, MINUMAN

DAN MAKANAN SUPLEMEN.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

134

atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta pengadaan benih sumber.

Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri

Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan setempat, kecuali tidak

tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok berlabel ungu, dan

perbanyakan benih berlabel biru.

Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih tanaman obat melibatkan Kabid Hortikultura

Provinsi dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya.

Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali Kabupaten

Pasaman Barat. Komoditi tanaman obat yang ditanam di Balai Benih Induk Kinali adalah Kunyit

varietas Turina dan Temu Lawak. Kunyit sudah dipanen dengan jumlah produksi 2.600 kg .

Sedangkan Temu Lawak saat ini kondisinya masih dalam pertanaman.

Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Obat dilaksanakan dikabupaten/kota yang

merupakan daerah sentra produksi tanaman obat. Daerah sentra tanaman kunyit terdapat di

Payo Kelurahan Tanah Garam Kota Solok. Varietas kunyit yang ditanam didaerah ini umumnya

masih merupakan varietas local.Daerah sentra tanaman jahe terdapat di Nagari Gantung Ciri

Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.

Kegiatan Monitoring/Evaluasi Benih Tanaman Obat dilaksanakan di lokasi perbanyakan benih

tanaman obat yakni Balai Benih Induk Kinali yang melaksanakan pertanaman Kunyit dan Temu

Lawak.

Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat merupakan kegiatan yang baru bagi Balai Benih

Induk Kinali sehingga petugas yang mengelola pertanaman obat ini belum menguasai sepenuhnya

pengelolaan tanaman obat. Namun demikian petugas sudah dibekali dengan buku petunjuk

teknis Budidaya Tanaman Obat.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

135

Ketersediaan benih bermutu hortikultura produksi

dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Untuk benih

tanaman sayuran bentuk biji, ketersediaan secara

nasional adalah sebesar 63 % dari kebutuhan.

Untuk benih-benih yang tidak bisa diproduksi di In-

donesia, karena perbedaan iklim, seperti kelompok Bras-

sica (kubis-kubisan) masih didatangkan dari luar negeri.

Untuk benih sayuran bentuk umbi (kentang dan bawang

merah) baru tersedia 17 % dari kebutuhan.

Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan

upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu,

memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan

peredaran dan meningkatkan penggunaan benih

bermutu dalam agribisnis hortikultura.

Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No.

22 tahun 1999, jo No, 32 tahun 2004 dan PP No. 25 tahun

2000 telah memberikan konsekuensi pemerintah dalam

hal pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan

daerah. Dibidang pertanian, kewenangan pengelolaan

perbenihan tanaman sebahagian besar telah diserahkan

kepada daerah. Kewenangan yang menyangkut penyedia-

an dan pelayanan benih bermutu untuk kepentingan

lintas kabupaten/kota di dalam wilayah suatu Provinsi

dilaksanakan oleh Provinsi.

Kegiatan ini meningkatkan ketersediaan benih

tanaman sayuran bermutu dari varietas unggul guna

meningkatkan produksi dan mutu produk dan meningkat-

kan ketersediaan benih bermutu sayuran dalam mendu-

kung peningkatan produksi, produktivitas.

KETERSEDIAAN BENIHTANAMAN SAYUR

POTENSI HASIL SUATU VARIETAS

UNGGUL SALAH SATUNYA

DITENTUKAN OLEH KUALITAS

BENIH YANG DIGUNAKAN. UNTUK

MENGHASLKAN PRODUK

HORTIKULTURA YANG BERMUTU

PRIMA DIBUTUHKAN BENIH

BERMUTU TINGGI, YAITU BENIH

YANG MAMPU MENGEKSPRESIKAN

SIFAT-SIFAT UNGGUL DARI

VARIETAS YANG DIWAKILINYA.

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

136

Dengan tersedianya benih

tanaman sayur bermutu seba-

nyak 39.317 kg tentulah akan

dapat meningkatkan ketersedia-

an benih tanaman sayur bermutu

di daerah sentra pengembangan.

Manfaat dari kegiatan ini

adalah meningkatnya luasan

pertanaman sayur bermutu di

daerah sentra pengembangan

dan meningkatnya penggunaan

benih tanaman sayur bermutu

Kegiatan ini dilaksanakan di

Balai Benih Induk Alahan Panjang

dengan penanggungjawab Kepa-

la Dinas Pertanian Tanaman Pa-

ngan Propinsi Sumatera Barat.

Metode yang dilaksanakan ada-

lah melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta peng-

adaan benih sumber. Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/

didaftar oleh Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan

setempat, kecuali tidak tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok

berlabel ungu, dan perbanyakan benih berlabel biru.

Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Koordinasi Ketersediaan Benih

Sayur, dilakukan melalui pertemuan dengan melibatkan petugas dan penangkar benih sayuran

dari kabupaten/kota sentra produksi sayuran seperti kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar.

Lokasi perbanyakan benih dilaksanakan di Balai Benih Induk Alahan Panjang. Perbanyakan

yang dilaksanakan terdiri dari 3 kelas benih yaitu perbanyakan benih kentang G0, G1, dan G2.

Perbanyakan Benih ( Penyediaan Benih Sumber, Produksi benih sebar, pemeliharaan benih

sumber/PIT/Koleksi Plasma Nutfah)

Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang

G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan

benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol.

Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada

tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg.

Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada

bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg

Pembinaan Penangkar

Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Sayuran dilaksanakan di kabupaten yang merupakan

sentra produksi sayuran. Kabupaten Solok merupakan daerah sentra produksi kentang yang

memiliki beberapa kelompok tani yang merupakan penangkar benih kentang yang telah

memperbanyak benih kentang granola antara lain :

KABUPATEN SOLOK

1. Kelompok Tani Orida Erba Ketua : Baharmis

2. Kelompok Tani Kembali Jaya Ketua : Mardalis

3. Kelompok Tani Saiyo Ketua : Bakhtiar

5. Kelompok Tani Perungga Ketua : Arisman

6. Kelompok Tani Sinar Pagi Ketua : Dasni

7. Kelompok Tani Bendang Saiyo Ketua : Bujang

8. Kelompok Tani Tanjung Harapan Ketua : Arminawati

9. Keltan Aneka Usaha II Galagah Ketua : Nofi

10. Kelompok Tani Tunas Madani Ketua : Usman Efendi

11 Kelompok Tani Mekar Jaya Ketua : Febri Erizon

PDF Compressor Pro

PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA

137

12. Kelompok Tani Harapan

Makmur

Ketua : Maimun

KABUPATEN AGAM

1. Kelompok Tani Sinar Singgalang

Ketua : Fauzi St. Sari Alam

2. Kelompok Tani Kubu Subarang

Ketua : M. Nasir

3 Kelompok Tani Pelangi Desa

Ketua : Ardiem

4 Kelompok Tani Alam Lestari

Ketua : Arben Syahputra

5 Kelompok Tani Tunas Budaya

Ketua : Desri Purbaya

6. Kelompok Tani Bukit Lintang

Ketua : Dasnil

Kegiatan ketersediaan benih

tanaman sayur ini bertujuan untuk

meningkatkan ketersediaan benih

tanaman sayuran bermutu dari

varietas unggul guna meningkatkan

produksi dan mutu produk,

sekaligus memberi petunjuk kepada

masyarakat petani tentang teknik

perbanyakan benih sayur dalam hal

ini benih kentang. Selain itu juga

dapat memotivasi petani untuk menjadi penangkar kentang.

Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang

G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan

benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol.

Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada

tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg.

Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada

bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg

Dalam upaya pengembangan tanaman kentang masih terkendala dengan ketersediaan benih

kentang bermutu dan berkualitas. Untuk itu perlu pembenahan institusi perbenihan yang ada,

baik dari segi sarana maupun prasarana yang diperlukan serta sumber daya manusia yang

mengelolanya. Sarana yang diperlukan antara lain steam boiler untuk mensterilkan media tanam

kentang di Screen A, gudang prosesing benih, gudang pupuk dan rehab gudang benih.

PDF Compressor Pro

PDF Compressor Pro