Bengkel Pemesinan

29
1 PERENCANAAN BENGKEL PERMESINAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH ManajemenBengkel yangdibinaolehBapak Drs. YOTO, S.T., M.Pd., M.M Oleh THE JACK UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN Oktober 2013

Transcript of Bengkel Pemesinan

1

PERENCANAAN BENGKEL PERMESINAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

ManajemenBengkel

yangdibinaolehBapak Drs. YOTO, S.T., M.Pd., M.M

Oleh

THE JACK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

Oktober 2013

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah

penyusunan makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Tugas makalah ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah

Manajemen di program studi S-1 PendidikanTeknikMesin Jurusan Teknik Mesin

FT UM yang dibina oleh Bapak Drs. YOTO, S.T., M.Pd., M.M.

Terwujudnyatugasmakalahinitelahmelibatkanberbagaipihak. Untuksumbang

saran yang konstruktif yang

telahdiberikanpenulispatutmenyampaikanucapanterimakasihkepada:

1. BapakYotoselakudosenmatakuliahManajemenBengkel yang

telahmembimbingselama proses pembelajaran,

2. BapakMesiranselakulaboran di bengkelpermesinanUniversitasNegeri Malang

yang telah member informasisertamembimbingselamapelaksanaanobservasi,

3. Teman – teman offering A3 yang yangtelahberpartisipasidalam proses

pembelajaran,

4. Semuapihak yang

secaralangsungmaupuntidaklangsungmendukungterselesaikannyamakalahini.

Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa

melimpahkan kekuatan dan petunjuk – Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa

mendapat balasan karunia yang berlimpah dari – Nya.

Malang, Oktober 2013

Penyusun

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. v

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional……...………………………………………………. 1

B. RumusanMasalah………………………………………….... 1

C. Tujuan……………………………………………………….. 2

BAB II KONDISI UMUM BENGKEL PERMESINAN

A. IdentitasBengkelPermesinan……………………………….. 3

B. KondisiBengkelPermesinan………………………………... 3

C. StrukturOrganisasidanJob Description……….…………… 4

BAB III PENGORGANISASIAN BENGKEL

A. JenisdanFungsiAlatdanMesinpadaBengkel…………….. 6

B. Tata LetakBengkelPermesinan…………………………….. 7

C. Utilitas……………………………………………………….. 9

D. Penerangan, PengaturanVentilasi, SuhuUdara, dan

Kelembaman…………………………………………………. 10

E. AnalisisKondisiBengkel……………………………………. 11

BAB IV KESELAMATAN KERJA

A. PetunjukUmumKeselamatanKerja di Bengkel ................. 18

B. PetunjukUmumKeselamatanKerja di Bengkel ....................... 19

C. PeralatanKeselamatanKerja ........................................... 20

D. Undang-Undang yang BerkaitandenganKesehatandan

KeselamatanKerja di BengkelPemesinan .......................... 21

BAB V PENUTUP

4

A. Kesimpulan………………………………………………….. 23

B. Saran………………………………………………………… 24

DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………….. 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar3.1 :MesinpadaBengkelPemesinan …………………………… 7

Gambar3.2 :Kotak PPPK ……………………………………………….. 7

Gambar3.3 :TempatPenyimpananAlatKerja ………………………….. 7

Gambar3.4 :DenahRuangBengkelPemesinan………………………….. 8

Gambar3.5 :DenahRuangBengkel CNC ……………………………….. 8

Gambar3.5 : Tata LetakMesin …………………………………………… 9

Gambar3.6 :InstalasiListrikdanKebutuhanDaya ……………………… 9

Gambar3.7 :PengaturanUdaradanVentilasi ……………………………. 10

Gambar3.8 :PengaturanPenerangan …………………………………….. 10

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : PrasaranaRuangPraktikTeknikPemesinan ……………….. 11

Tabel3.2 :StandarSaranapada Area KerjaMesinBubut ……………… 12

Tabel3.3 :StandarSaranapada Area KerjaMesinFrais ……………….. 12

Tabel3.4 :StandarSaranapada Area KerjaMesinGerinda ……………. 13

Tabel 3.5 : StandarSaranapadaRuangPenyimpanandanInstruktur ….. 13

Tabel4.1 :AlatPelindungDiri ................................................................ 21

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Di dalam jenjang pendidikan yang bergerak di bidang pemesinan, tentu

tidak bisa lepas dari kebutuhan akan bengkel pemesinan. Bengkel pemesinan

berfungsi sebagai tempat peserta didik dan pendidik untuk melakukan proses

belajar mengajar terutama dalam praktik pemesinan, seperti mengoperasikan

mesin bubut, mesin frais, mesin skrap, mesin gerinda, dan mesin CNC. Karena

jurusan teknik mesin tidak hanya berorientasi pada pembelajaran teoritik, namun

juga berorientasi pada pembelajaran yang menggunakan unjuk kerja atau praktik.

Jurusan Teknik Mesin di Universitas Negeri Malang pun memiliki bengkel

pemesinan. Untuk itulah penyusun melakukan observasi dalam rangka memenuhi

tugas Manajemen Bengkel, yaitu untuk mengetahui identitas bengkel pemesinan,

kondisi bengkel pemesinan, struktur organisasi bengkel pemesinan, jenis dan

fungsi alat dan mesin-mesin pada bengkel pemesinan, tata letak pada bengkel

pemesinan, pengaturan utilitas pada bengkel pemesinan, penerangan, pengaturan

ventilasi, suhu udara dan kelembaman pada bengkel pemesinan, analisis terhadap

kondisi bengkel pemesinan, analisis terhadap keselamatan kerja di bengkel

pemesinan Universitas Negeri Malang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana identitas bengkel pemesinan di Universitas Negeri Malang?

2. Bagaimana kondisi bengkel pemesinan di Universitas Negeri Malang?

3. Bagaimana struktur organisasi bengkel pemesinan di Universitas Negeri

Malang?

4. Apa saja jenis dan fungsi alat dan mesin-mesin pada bengkel pemesinan

di Universitas Negeri Malang?

5. Bagaimana tata letak pada bengkel pemesinan di Universitas Negeri

Malang?

6. Bagaimana pengaturan utilitas pada bengkel pemesinan di Universitas

Negeri Malang?

6

7. Bagaimana penerangan, pengaturan ventilasi, suhu udara dan

kelembaman padabengkel pemesinan di Universitas Negeri Malang?

8. Bagaimana analisis terhadap kondisi bengkel pemesinan di Universitas

Negeri Malang?

9. Bagaimana analisis terhadap keselamatan kerja di bengkel pemesinan di

Universitas Negeri Malang?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui identitas bengkel pemesinan di Universitas Negeri

Malang.

2. Untuk mengetahui kondisi bengkel pemesinan di Universitas Negeri

Malang.

3. Untuk mengetahui struktur organisasi bengkel pemesinan di Universitas

Negeri Malang.

4. Untuk mengetahui jenis dan fungsi alat dan mesin-mesin pada bengkel

pemesinan di Universitas Negeri Malang.

5. Untuk mengetahui tata letak pada bengkel pemesinan di Universitas

Negeri Malang.

6. Untuk mengetahui pengaturan utilitas pada bengkel pemesinan di

Universitas Negeri Malang.

7. Untuk mengetahuipenerangan, pengaturan ventilasi, suhu udara dan

kelembaman pada bengkel pemesinan di Universitas Negeri Malang.

8. Untuk mengetahui analisis terhadap kondisi bengkel pemesinan di

Universitas Negeri Malang.

9. Untuk mengetahui analisis terhadap keselamatan kerja di bengkel

pemesinan di Universitas Negeri Malang.

7

BAB II

KONDISI UMUM BENGKEL PEMESINAN

A. Identitas Bengkel Pemesinan

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini adalah sebuah ruang

praktik milik Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang

yang dipergunakan mahasiswa untuk kegiatan belajar berupa praktik pemesinan

yang melibatkan pengerjaan benda kerja menggunakan mesin bubut, mesin frais,

skrap, gerinda, dan CNC.

Selain untuk kegiatan belajar mengajar berupa praktik pemesinan, bengkel

ini juga berfungsi untuk memberi kelengkapan bagi kuliah teori, sehingga antara

teori dan praktik bukan dua hal yang terpisah, memberi keterampilan kerja ilmiah

bagi mahasiswa, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

menggunakan alat/mesin, serta memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai

akibat keterampilan kerja yang diperoleh dan penemuan yang didapat dalam

proses kegiatan kerja laboratorium.

Bengkel Pemesinan ini terletak di gedung G2 lantai I Universitas Negeri

Malang, tepatnya di dalam Workshop Mesin.

B. Kondisi Bengkel

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran pekerjaan membubut lurus, bertingkat,

tirus, ulir luar dan dalam, memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerinda-alat,

mengebor, dan pengepasan/pemasangan komponen. Bengkel ini menghasilkan

produk yang berupa produk temporer, bukan produk masal ataupun produk

kontinyu. Produk temporer adalah produk yang sengaja dibuat untuk keperluan

penelitian maupun pengabdian masyarakat, misalnya oleh dosen yang dibantu

oleh mahasiswa ataupun laboran dan oleh mahasiswa yang dibantu oleh dosen

maupun laboran.

Luas bengkel ini adalah 202,5 m2 untuk menampung 20 mahasiswa, yang

meliputi area kerja mesin bubut, area kerja mesin frais, area kerja mesin gerinda,

area kerja CNC, dapur, ruang kepala laboratorium, ruang penyimpanan, dan ruang

instruktur.

8

Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang memiliki 7 orang laboran

yang bertanggung jawab pada beberapa bengkel dan laboraturium yang meliputi

bengkel kerja bangku, bengkel pemesinan, laboratorium CNC, bengkel

pengelasan, bengkel pengecoran, laboratorium pneumetik, bengkel elektronika

dasar, laboratorium logam, laboratorium konversi energi, laboratorium gambar,

dan laboratorium komputer. Jadi, bengkel pemesinan Universitas Negeri Malang

ini tidak memiliki laboran khusus yang hanya bertanggung jawab pada satu

bengkel, yaitu bengkel pemesinan. Mulai tahun 2011 sebenarnya sudah

diberlakukan Surat Keputusan tentang Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP),

yaitu tenaga yang ditugaskan pada masing-masing bengkel maupun laboraturium.

Namun, jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang belum memberlakukan

surat keputusan tersebut karena kurangnya tenaga laboran di jurusan, sehingga

yang bertanggung jawab terhadap Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang

ini adalah tenaga administrasi yang ditugaskan di laboratorium/bengkel.

C. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi tertinggi pada bengkel Pemesinan Universitas Negeri

Malang terletak pada ketua jurusan yang pada tahun ini dijabat oleh Bapak

Mardji. Ketua jurusan ini memiliki tugas dan wewenang, yaitu menyusun rencana,

memberi petunjuk, mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang

dilaksanakan dosen di lingkungan jurusan berdasarkan ketentuan yang berlaku

untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Di bawah ketua jurusan adalah ketua

laboratorium yang pada tahun ini dijabat oleh Bapak Imam Muda Nauri. Tugas

dan wewenang ketua laboratorium di antaranya adalah merencanakan pengadaan

alat dan bahan laboratorium, menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan

laboratorium, mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium,

memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium, mengatur inventarisasi dan

pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium, dan menyusun laporan

pelaksanaan kagiatan laboratorium.

Di bawah ketua laboratorium adalah laboran, yaitu mempunyai tugas utama

dan wewenang mengkoordinasikan kegiatan praktikum di lingkungan Fakultas

berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

9

Di bawah laboran adalah dosen dan mahasiswa yang melaksanakan

pembelajaran serta praktik di bengkel pemesinan Universitas Negeri Malang.

10

BAB III

PENGORGANISASIAN BENGKEL

A. Jenis dan Fungsi Peralatan/Mesin-Mesin pada Bengkel Pemesinan

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini memiliki beberapa jenis

mesin, yaitu 14 unit mesin bubut, 2 unit mesin skrap, 3 unit mesin frais, 3 unit

mesin gerinda, 1 unit mesin CNC bubut, 2 unit mesin CNC frais , peralatan yang

mendukung praktikum dan pembelajaran mahasiswa yang dilaksanakan di

bengkel ini, serta perabot bengkel.

Mesin bubut berfungsi untuk memotong benda dengan cara diputar. Mesin

skrap berfungsi untuk merubah bentuk serta ukuran benda kerja seperti apa yang

diinginkan, meratakan sebuah bidang datar, tegak maupun bidang miring,

membuat bidang yang bersudut atau bertingkat, serta membuat alur pasak, alur

ekor burung bahkan alur V. Mesin frais berfungsi untuk membuat/menghasilkan

satu atau lebih permukaan benda dengan menggunakan alat pemotong satu atau

lebih. Mesin gerinda berfungsi untuk untuk menghaluskan benda kerja atau untuk

mengasah mempertajam benda seperti pisau, golok dan senjata tajam lainnya.

Mesin CNC berfungsi untuk menggantikan pekerjaan operator dalam mesin

perkakas konvensional.

Peralatan yang dimiliki oleh Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang

ini adalah kartel, kunci inggris yang berfungsi untuk melepas atau

mengencangkan mur atau baut dimana ukuran kunci pas dan ring tidak ada yang

sesuai, tetapi kunci ini tidak ditujukan untuk beban berat, kunci L yang berfungsi

untuk membuka baut L dalam keadaan miring, bevel protector yang banyak

dipakai pada gambar arsitektur dan mesin sebelum perangkat lunak CAD banyak

digunakan, gergaji yang berfungsi untuk memotong, obeng yang berfungsi untuk

melepas atau mengencangkan skrup, tang kakak tua yang berfungsi untuk sebagai

pemotong kawat dan kabel, tang kombinasi yang berfungsi untuk memotong,

menjepit dan sebagainya merupakan gabungan dari fungsi berbagai jenis tang.,

gunting yang berfungsi untuk memotong, gunting plat yang berfungsi untuk

memotong plat.

11

Perabot bengkel yang dimiliki oleh Bengkel Pemesinan Universitas Negeri

Malang ini adalah sebuah white board untuk pembelajaran yang bersifat teoritik, 4

buah black board untuk memasang rincian spesifikasi benda/bahan kerja, sebuah

papan pengumuman, 2 tempat sampah masing – masing untuk sampah logam dan

non logam, 2 rak untuk menyimpan alat, 1 lemari simpan alat dan bahan, sebuah

kotak PPPK, sebuah kotak kontak, 6 buah bangku, 1 set meja dosen, sebuah papan

untuk menggantung alat kerja.

B. Tata Letak Bengkel Pemesinan

1. Denah Ruang

Bengkel Pemesinan ini terletak di dalam Workshop Mesin. Ruangannya

menghadap ke utara. Di dalam bengkel ini terdapat ruang instruktur yang

bersebelahan dengan ruang kepala bengkel, keduanya menghadap ke selatan. Di

sebelah barat ruangan terdapat dapur yang di dalamnya terdapat tempat untuk

Gambar 3.1 : Mesin pada Bengkel Pemesinan Gambar 3.2 :Kotak PPPK

Gambar 3.3 :Tempat Penyimpanan Alat Kerja

12

mencuci tangan. Di tepi bengkel sebelah utara terdapat 3 unit mesin frais. Di tepi

bengkel sebelah barat terdapat 2 unit mesin skrap. Di sebelah kanan ruang kepala

laboratorium terdapat 2 unit mesin gerinda. Dan di bagian tengah bengkel

dipenuhi oleh 14 unit mesin bubut.

Gambar 3.4 : Denah Ruang Bengkel Pemesinan

Gambar 3.5 : Denah Ruang Bengkel CNC

2. Tata Letak Peralatan/Mesin-Mesin

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini menggunakan sistem tata

letak berdasarkan fungsi (functional layout), sehingga peletakan mesin

dikelompokkan berdasarkan jenis mesin yang ada. Tata letak dalam bengkel

merupakan hal yang penting, karena dapat mempengaruhi efisiensi bengkel,

13

keselamatan kerja mahasiswa/pratikan, serta kepuasan dan kenyamanan dalam

melakukan pekerjaan di dalam bengkel.

Gambar 3.5 : Tata Letak Mesin

3. Instalasi Listrik dan Kebutuhan Daya

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini membutuhkan daya 900

volt untuk mesin skrap, 900 volt untuk mesin frais, 900 volt untuk mesin bubut

AM C3, 900 volt untuk mesin gerinda, 100 ampere untuk mesin CNC, dan 900

volt untuk penerangan.

Gambar 3.6 : Instalasi Listrik dan Kebutuhan Daya

C. Utilitas

1. Pengaturan Jaringan Transportasi

Karena bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini merupakan

bengkel pendidikan yang fungsinya untuk praktik bagi mahasiswa dan

memberlakukan tata letak mesin berdasarkan fungsi yang meletakkan mesin

dengan cara dikelompokkan berdasarkan jenisnya, sehingga jaringan transportasi

pengerjaan benda kerja di dalam bengkel ini pun dilaksanakan berdasarkan urutan

materi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan dosen

14

terhadap aktivitas mahasiswa di dalam bengkel, mempermudah dosen untuk

memberikan materi serta mengarahkan mahasiswa, memberikan kenyamanan bagi

dosen dan mahasiswa saat di dalam bengkel, meningkatkan ketrampilan

mahasiswa mengoperasikan mesin tertentu karena dilatih secara kontinyu, serta

memberi kelengkapan bagi kuliah teori, sehingga antara teori dan praktik tidak

menjadi dua hal yang terpisah.

2. Pengaturan dan Perawatan Jaringan Air

Di dalam bengkel pemesinan ini penggunaan air hanya sebatas untuk

keperluan toilet dan membersihkan diri setelah melakukan praktikum di dalam

bengkel, sehingga kebutuhan air di dalam bengkel sangat sedikit.

3. Pengaturan Limbah (Cair, Padat, dan Gas)

Dalam menjalankan fungsinya sebagai tempat praktikum bagi mahasiswa

jurusan teknik mesin, Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang tidak hanya

menghasilkan output berupa produk temporer, namun juga menghasilkan limbah

sebagai sisa buangan bahan praktik. Limbah yang dihasilkan bengkel ini berupa

limbah padat dan cair, tidak menghasilkan limbah gas.

Jumlah limbah logam yang sedikit menyebabkan limbah logam yang

merupakan sisa bahan praktik yang tidak terpakai ini tidak dapat didaur ulang.

Limbah logam dikumpulkan agar tidak berbahaya bagi lingkungan sedangkan

limbah non logam dikumpulkan di tempat sampah sebagai tempat pembuangan

sementara lalu diangkut bak truk universitas untuk dibuang di tempat pembuangan

akhir.

D. Penerangan, Pengaturan Ventilasi, Suhu Udara dan Kelembaman.

Gambar 3.7 : Gambar 3.8 :

Pengaturan Udara dan Ventilasi Pengaturan Penerangan

15

E. Analisis Kondisi Bengkel

Lampiran PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40

TAHUN 2008

tentang STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK)

a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pekerjaan logam dasar, pengukuran

dan pengujian logam, membubut lurus, bertingkat, tirus, ulir luar dan dalam,

memfrais lurus, bertingkat, roda gigi, menggerinda-alat, dan

pengepasan/pemasangan komponen.

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah

288 m² untuk menampung 32 peserta didik yang meliputi: area kerja bangku

64 m², ruang pengukuran dan pengujian logam 24 m², area kerja mesin bubut

64 m², area kerja mesin frais 32 m², area kerja gerinda 32 m², ruang kerja

pengepasan 24 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².

c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan dilengkapi prasarana

sebagaimana tercantum pada Tabel.

Tabel 3.1 : Prasarana Ruang Praktik Teknik Pemesinan

16

Tabel 3.2 : Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Bubut

Tabel 3.3 : Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Frais

17

Tabel 3.4 : Standar Sarana pada Area Kerja Mesin Gerinda

Tabel 3.5 : Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur

18

1. Analisis Peralatan/Mesin-Mesin

Menurut lampiran Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 terdapat luas

minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pemesinan adalah 288 m²

untuk menampung 32 peserta didik. Luas keseluruhan bengkel pemesinan

program keahlian teknik pemesinan Universitas Negeri Malang adalah 202,5 m2.

Bengkel pemesinan di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat

menampung 20 peserta didik. Dengan kondisi luas bengkel dan kapasitas peserta

didik seperti itu, jika dirujukkan ke Permendiknas No.40 tahun 2008 maka

bengkel pemesinan sudah layak. Di dalam bengkel pemesinan terdapat fasilitas

kerja bangku, kerja mesin bubut, kerja mesin frais, kerja mesin gerinda, ruang

kepala laboratorium, dan ruang instruktur.

Pada Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 disebutkan bahwa standar

mengenai sarana untuk SMK yang tergolong dalam perabot adalah lemari, kursi

dan meja. Pada setiap area kerja ataupun ruangan, perabot tersebut terdiri dari 1

set/area. Di bengkel pemesinan Universitas Negeri Malang kursi dan meja

disediakan untuk dosen dan instruktur saja. Sedangkan untuk peserta didik tidak

diberikan fasilitas kursi dan meja. Hal ini dikarenakan supaya peserta didik aktif

untuk melakukan praktik pembelajaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008

Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), setiap area kerja mesin harus dilengkapi dengan 1

set meja kerja, kursi kerja, rak alat dan bahan, serta lemari simpan alat dan bahan

untuk minimum 12 instruktur. Bengkel Permesinan Universitas Negeri Malang

memiliki sebuah white board, 2 rak untuk menyimpan alat, 1 lemari simpan alat

dan bahan, 6 buah bangku, 1 set meja dosen, sehingga dapat dikatakan bahwa

bengkel ini memenuhi standar. Hanya saja penataan peralatan masih kurang

memadai karena adanya alat – alat kerja yang tidak tertata rapi. Selain itu ada

beberapa rak penyimpan alat yang rusak, sehingga menimbulkan

ketidaknyamanan bagi pratikan / mahasiswa. Kotak PPPK juga kosong, sehingga

keperluan mahasiswa akan obat yang diperlukan di dalam bengkel belum

terpenuhi.

19

Mesin-mesin berat (heavy machinary), yaitu mesin-mesin yang berdasarkan

kerjanya bersifat kompleks. Pada bengkel pemesinan terdapat 6 jenis yang

termasuk dalam kategori mesin berat. Mesin-mesin berat tersebut diantaranya

adalah mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, mesin CNC bubut, mesin CNC

frais, dan mesin gerinda alat. Pada Permendiknas No 40 tahun 2008 termuat

standar peralatan untuk pekerjaan pembubutan yaitu 1 set/area dengan kapasitas

minimum 8 peserta didik. Mesin bubut di bengkel pemesinan belum memenuhi

standar minimum peralatan yang telah ditetapkan yaitu terdapat 14 mesin dengan

6 mesin dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan sedangkan 8 mesin

lainnya dalam keadaan rusak berat, jadi kondisi mesin bubut 40% layak untuk

dipergunakan praktik.

Pada Permendiknas No 40 tahun 2008 termuat standar peralatan untuk

pekerjaan pengefraisan yaitu 1 set/area dengan kapasitas minimum 4 peserta

didik. Di bengkel pemesinan sudah memenuhi standar minimum peralatan yang

telah ditetapkan yaitu mesin frais terdapat 3 mesin dengan semua dalam keadaan

baik dan layak untuk digunakan, jadi kondisi mesin frais di bengkel pemesinan

100% layak untuk digunakan praktik.

Pada Permendiknas No 40 tahun 2008 termuat standar peralatan untuk

pekerjaan penggerindaan yaitu 1 set/area dengan kapasitas minimum 4 peserta

didik. Mesin gerinda alat di bengkel pemesinan belum memenuhi standar

minimum peralatan yang telah ditetapkan karena hanya terdapat 2 mesin, semua

mesin dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan. Sedangkan mesin sekrap

terdapat 2 mesin dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan. Terdapat 1

mesin CNC bubut dan 2 mesin CNC frais yang semuanya dalam keadaan baik dan

layak digunakan.

Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 menyebutkan bahwa yang

termasuk dalam kategori perlengkapan lain pada ruang bengkel pemesinan adalah

kotak kontak dan tempat sampah. Dalam Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008

telah disebutkan kotak kontak harus tersedia di ruang bengkel pemesinan. Jumlah

kotak kontak yaitu sesuai dengan area mesin yang berada di bengkel pemesinan.

Detail dari kotak kontak di ruang bengkel pemesinan adalah sebagai berikut: (1)

Terdapat kotak kontak dalam ruang bengkel pemesinan dengan jumlah 2 buah; (2)

20

Kotak kontak ini berfungsi untuk mengalirkan listrik dari induk kotak listrik yang

nantinya akan dipakai untuk mengalirkan listrik ke mesin-mesin; dan (3) Kondisi

kotak kontak dalam keadaan masih layak digunakan.

Pada Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008 juga telah diatur mengenai

tempat sampah yang harus dipenuhi dalam ruang bengkel yaitu tempat sampah

yang harus tersedia di ruang bengkel pemesinan berjumlah satu buah per area.

Kondisi tempat sampah yang ada di bengkel pemesinan 2 tempat sampah masing–

masing untuk sampah logam dan non logam.

2. Analisis Layout Bengkel

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini memberlakukan tata

letak mesin berdasarkan fungsi yang meletakkan mesin dengan cara

dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Pengaturan layout seperti ini sudah cocok

diterapkan pada bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang karena sesuai

dengan fungsinya sebagai sarana akademik.

3. Analisis Utilitas

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini menerapkan jaringan

transportasi pengerjaan benda kerja di dalam bengkel berdasarkan urutan materi

pembelajaran. Penerapan jaringan transportasi seperti ini cocok diterapkan pada

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang karena fungsinya memang sebagai

sarana akademik sehingga mempermudah proses belajar pembelajaran di bengkel.

Di dalam bengkel pemesinan ini penggunaan air hanya sebatas untuk

keperluan toilet dan membersihkan diri setelah melakukan praktikum di dalam

bengkel, sehingga kebutuhan air di dalam bengkel sangat sedikit.

Limbah yang dihasilkan bengkel ini berupa limbah padat dan cair, tidak

menghasilkan limbah gas. Limbah logam dikumpulkan agar tidak berbahaya bagi

lingkungan sedangkan limbah non logam dikumpulkan di tempat sampah sebagai

tempat pembuangan sementara lalu diangkut bak truk universitas untuk dibuang di

tempat pembuangan akhir.

4. Analisis Penerangan, Ventilasi, Suhu dan Kelembaman Udara

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini dalam proses praktikum

dan penelitian sangat memerlukan penerangan, ventilasi, suhu dan kelembaman

udara yang cukup dan sesuai dengan standart. Dalam hal ini untuk pengaturan

21

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang memiliki penerangan yang sangat

cukup dengan 16 lampu neon dan lampu tersendiri yang ada pada setiap mesin.

Lampu neon ini membutuhkan daya sebesar 900 Volt. Ventilasi yang ada

berjumlah 11 buah, jendela 9 buah, serta suhu dan kelembaman udara yang cukup.

22

BAB IV

KESELAMATAN KERJA

A. Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja

K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan

lingkungan kerja. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya

untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK

yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja. Secara

teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi

beberapa hal sebagai berikut :

HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat

menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan

pekerja yang ada

DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi

bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.

RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu

INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak

diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang

melebihi ambang batas badan/struktur

ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau

kerugian (manusia/benda

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja

2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja

3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah :

1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain

2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

3. menjamin proses produksi aman dan lancar

23

B. Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Bengkel

Di dalam dunia usaha maupun dunia industri pekerjaan pemesinan sangat

dibutuhakn keselamatan kerja bagi para operator yang melakukan aktifitasnya

menjalan berbagai macam mesin-mesin pemotongan. Dalam keselamatan kerja

sendiri ada beberapa poin yang harus diperhatikan, di antaranya :

1. Keselamatan Kerja pada Mesin.

Untuk pengamanan mesin di dalam bengkel pemesinan perlu diperhatikan

beberapa hal yang menyangkut keselamatan daripada operator dan mesin itu

sendiri. Adapun keselamatan kerjan pada mesin-mesin tersebut adalah :

Memeliharaan mesin agar selalu berada dalam kondisi yang baik,

dan setelah dipakai perlu dibersihkan.

Seorang operator harus mengetahui bagaimana mengoperasikan

mesin yang dioperasikan.

Jangan mencoba menjalankan mesin bila belum atau tidak

mengetahui cara mengoperasikan mesin.

Jangan menjalankan mesin untuk hal-hal yang tidak berguna

Lakukan pemeriksaan batas permukaan minyak pelumas (Oli)

sebelum mengoperasikan mesin.

Memeriksa arah putaran dari pada mesin, searah jarum jam atau

sebaliknya

2. Keselamatan Kerja Bagi Operator

Jangan menggunakan jam tangan, cincin dan lain-lain saat

mengoperasikan mesin.

Jangan menyimpan alat-alat yang runcing atau tajam di dalam saku

pakaian kerja.

Jangan mencuci tangan di dalam coolant (bak cairan pendingin).

Jangan menghilangkan serbuk atau geram dengan menggunakan

tangan telanjang.

Jangan melakukan mengangkat perlengkapan-perlengkanan atau

benda kerja yang berat dengan tangan

Jangan menyentuh plat cekap yang sedang berputar, atau benda kerja

yang sedang dikerjakan.

24

C. Peralatan Keselamatan Kerja

Ada berbagai alat keamanan diri yang harus digunakan dalam sebuah

pekerjaan atau sebuah situasi untuk melindungi pekerja dari dampak negatif

pekerjaannya, berikut alat-alat perlindungan diri yang dibutuhkan :

No. Nama APD Gambar Fungsi

Sepatu

melindungi kaki dari

jatuhnya barang berat

maupun hantaran listrik

yang akan menyambar

kita apabila kaki

terkontak langsung ke

tanah.

Masker

(penutup

hidung)

melindungi pernafasan

dari zat-zat berbahasa

yang dapat terhirup

melalui hidung.

Helm

melindungi kepala dari

benda-benda keras yang

bisa saja jatuh dari atas

pekerja.

Sarung tangan

melindungi tangan dari

cairan zat berbahaya

yang dapat merusak

bagian kulit tangan

pekerja.

25

Kaca mata

melindungi mata dari

percikan api maupun zat

cair berbahaya.

Baju bengkel

melindungi seluruh tubuh

dari zat berbahaya

maupun percikan api.

Tabel 4.1 : Alat Pelindung Diri

D. Undang-Undang yang Berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

di Bengkel Pemesinan

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970

tentang Keselamatan Kerja bab 2 pasal 2 ayat 2, bahwa dibuat, dicoba, dipakai

atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang

berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1979

tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas

Bumi pasal 9 ayat (1), bahwa pesawat, pesawat pengangkat, mesin perkakas dan

perkakas harus terbuat dan terpelihara sedemikian rupa, sehingga memenuhi

syarat-syarat teknis yang baik dan aman. "mesin perkakas" ialah mesin bubut,

mesin bor, mesin frains dan sebagainya. Pasal 10 ayat (1), bahwa bagian-bagian

pesawat; mesin perkakas dan alat transmisi yang bergerak, yang dapat

membahayakan pekerja yang melayaninya dan membahayakan lalu lintas, harus

terlindung dengan baik dan aman. Pasal 10 ayat (2) bahwa, pesawat dan mesin

perkakas yang dalam penggunaannya dapat menimbulkan bahaya terhadap

pekerja yang melayaninya harus diberi pelindung dan dipasang sedemikian rupa

sehingga tidak membahayakan. Pasal 10 ayat (3) bahwa, ruangan diantara pesawat

atau mesin perkakas harus cukup lebar dan bebas dari benda-benda yang dapat

26

merintangi dan menimbulkan bahaya terhadap pekerja yang melayaninya dan lalu

lintas. Pasal 10 ayat (4), bahwa pesawat dan mesin perkakas yang karena akibat

perputaran yang sangat tinggi mungkin dapat pecah beterbangan harus dilindungi

dengan baik, serta kecepatan putarannya tidak boleh melebihi batas kecepatan

aman yang telah ditentukan untuk pesawat tersebut. Pasal 10 ayat (5), bahwa

masing-masing mesin perkakas yang digerakan oleh pesawat secara sentral, harus

dapat dihentikan secara sendiri. Pasal 10 ayat (6), bahwa apabila sesuatu pesawat

atau mesin perkakas perlu dijalankan untuk percobaan atau hal-hal lain yang

bersifat sementara dengan tidak memakai alat pelindung maka pada tempat yang

mereka terlihat harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya yang jelas.

27

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini adalah sebuah ruang

praktik milik Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang

yang dipergunakan mahasiswa untuk kegiatan belajar berupa praktik pemesinan

yang melibatkan pengerjaan benda kerja menggunakan mesin bubut, mesin frais,

skrap, gerinda, dan CNC.

Observasi yang dilakukan di Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang

menejemen dalam bengkel juga dapat diperoleh mulai dari identitas bengkel,

kondisi bengkel, dan struktur organisasi bengkel.

Bengkel Pemesinan ini terletak di gedung G2 lantai I Universitas Negeri

Malang, tepatnya di dalam Workshop Mesin. Luas bengkel ini adalah 202,5 m2

untuk menampung 20 mahasiswa, yang meliputi area kerja mesin bubut, area

kerja mesin frais, area kerja mesin gerinda, area kerja CNC, dapur, ruang kepala

laboratorium, ruang penyimpanan, dan ruang instruktur.

Struktur organisasi tertinggi pada bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang

terletak pada ketua jurusan. Di bawah ketua jurusan adalah ketua laboratorium. Di

bawah ketua laboratorium adalah laboran. Di bawah laboran adalah dosen dan

mahasiswa.

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini memiliki beberapa jenis

mesin, yaitu 14 unit mesin bubut dengan 6 mesin dalam keadaan layak pakai, 2

unit mesin skrap, 3 unit mesin frais, 3 unit mesin gerinda, 1 unit mesin CNC

bubut, 2 unit mesin CNC frais , peralatan yang mendukung praktikum dan

pembelajaran mahasiswa yang dilaksanakan di bengkel ini, serta perabot bengkel.

Terdapat kotak kontak dalam ruang bengkel pemesinan dengan jumlah 2 buah

Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini menggunakan sistem tata

letak berdasarkan fungsi (functional layout), peletakan mesin dikelompokkan

berdasarkan jenis mesin yang ada, sehingga jaringan transportasi pengerjaan

benda kerja di dalam bengkel ini pun dilaksanakan berdasarkan urutan materi

pembelajaran. Penggunaan air hanya sebatas untuk keperluan toilet dan

membersihkan diri setelah melakukan praktikum di dalam bengkel. Limbah yang

28

dihasilkan bengkel ini berupa limbah padat dan cair, tidak menghasilkan limbah

gas. Limbah logam dikumpulkan agar tidak berbahaya bagi lingkungan sedangkan

limbah non logam dikumpulkan di tempat sampah sebagai tempat pembuangan

sementara lalu diangkut bak truk universitas untuk dibuang di tempat pembuangan

akhir.

Pada dasarnya observasi yang penulis lakukan dalam Bengkel Pemesinan

Universitas Negeri Malang selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Menejemen

Bengkel juga untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai

menejemen perbengkelan.

B. Saran

Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pemesinan

Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai

standart kelayakan bengkel. Di Bengkel Pemesinan Universitas Negeri Malang ini

terdapat beberapa unit mesin bubut yang berada dalam kondisi tidak layak, maka

mesin yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti perbaikan atau

jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan mesin yang baru.

Selain itu penataan penyimpanan peralatan dan bahan di bengkel ini juga kurang

baik. Masih ada beberapa alat dan bahan yang berserakan atau tidak tertata rapi.

Beberapa sarana dan prasarana juga mengalami kerusakan, kotak Pertolongan

Pertama pada Kecelakaan juga terlihat kosong, seharusnya bengkel menyediakan

obat-obatan yang mungkin dibutuhkan oleh pratikan jika ada kejadian yang tidak

diinginkan. Sehingga proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pemesinan

Universitas Negeri Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta

mampu menghasilkan peserta didik yang berkompeten di bidangnya.

29

DAFTAR RUJUKAN

Peraturan Menteri. (2008). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Peraturan Menteri. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun

2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Lestari, M.I., Effendi, Y. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PortalK3.