Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

26
http:// http:// herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

description

Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA. Aktivitas pengambilan karang untuk membangun pondasi rumah di sekitar pantai Karang Maritim. Rumah terbuat dari terumbu karang. Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak bertanggung jawab dan illegal logging menyebabkan: Erosi - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

Page 1: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

Page 2: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idAktivitas pengambilan karang untuk membangun pondasi rumah di sekitar pantai Karang Maritim

Page 3: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Rumah terbuat dari terumbu karang

Page 4: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak bertanggung jawab dan tidak bertanggung jawab dan illegal illegal logginglogging menyebabkan: menyebabkan: ErosiErosi Penurunan keanekaragaman hayatiPenurunan keanekaragaman hayati Kehilangan sumber plasma nutfahKehilangan sumber plasma nutfah

Page 5: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Pemanfaatan sumberdaya perikanan Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang merusak (yang merusak (illegal fishingillegal fishing) dgn ) dgn menggunakan racun, bom ikan, arus menggunakan racun, bom ikan, arus listrik, dan penangkapan ikan yang listrik, dan penangkapan ikan yang melebihi MSY melebihi MSY “Overfishing”. (MSY= “Overfishing”. (MSY= maximum sustainable yield= maximum sustainable yield= hasil hasil tangkapan maksimum lestari). tangkapan maksimum lestari).

Page 6: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Bom ikan dan racun sianida dpt merusak terumbu karang

Page 7: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Industri dapat merusak & mencemari lingkungan Industri dapat merusak & mencemari lingkungan pada tahap konstruksipada tahap konstruksi maupun saat produksi.maupun saat produksi.

Pada saat konstruksi kerusakan dan pencemaran Pada saat konstruksi kerusakan dan pencemaran lingkungan terjadi pada kegiatan:lingkungan terjadi pada kegiatan: Land clearingLand clearing Mobilisasi alat beratMobilisasi alat berat Pengangkutan bahan bangunan, dll.Pengangkutan bahan bangunan, dll.

Pada tahap produksi dapat menghasilkan limbah Pada tahap produksi dapat menghasilkan limbah padat, cair, gas, yang dapat mencemari padat, cair, gas, yang dapat mencemari lingkungan perairan, tanah dan udara.lingkungan perairan, tanah dan udara.

4. Industrialisasi4. Industrialisasi

Page 8: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

6. SAMPAH6. SAMPAH

Sampah: Sampah: suatu benda yg tdk digunakan atau tdk suatu benda yg tdk digunakan atau tdk

dikehendaki dan harus dibuang, yg dikehendaki dan harus dibuang, yg dihasilkan oleh kegiatan manusiadihasilkan oleh kegiatan manusia

Page 9: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Jenis sampah padat:Jenis sampah padat: Sampah yg mudah membusuk (garbage) Sampah yg mudah membusuk (garbage) sisa sisa

makananmakanan Sampah yg tdk mudah membusuk (rubbish) Sampah yg tdk mudah membusuk (rubbish) yg yg

mudah terbakar & yg tdk mudah terbakar.mudah terbakar & yg tdk mudah terbakar. Sampah bangkai binatang (dead animal)Sampah bangkai binatang (dead animal) Sampah berupa abu pembakaran (ashes) Sampah berupa abu pembakaran (ashes)

pembakaran kayu, arang, batubarapembakaran kayu, arang, batubara Sampah padat hasil industri (industrial waste)Sampah padat hasil industri (industrial waste) potongan besi, kaleng, kacapotongan besi, kaleng, kaca Sampah yg berserakan di jalan-jalan (street Sampah yg berserakan di jalan-jalan (street

sweeping)sweeping)

Page 10: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Pengelolaan sampah:Pengelolaan sampah:

A. Pembakaran (inceneration/incenerasi)A. Pembakaran (inceneration/incenerasi) Pembakaran sampah dilakukan di tempat tertutup Pembakaran sampah dilakukan di tempat tertutup

dengan mesin khususdengan mesin khusus Praktis dilakukan, tetapi mahal biaya pembuatan dan Praktis dilakukan, tetapi mahal biaya pembuatan dan

pengoperasiannyapengoperasiannya

B. Penumpukan (dumping)B. Penumpukan (dumping) Dilakukan dengan penumpukan sampah di atas tanah Dilakukan dengan penumpukan sampah di atas tanah

terbuka terbuka tanpa ada perlakuan tanpa ada perlakuan Biaya murah, tetapi berpengaruh buruk thd lingkungan: Biaya murah, tetapi berpengaruh buruk thd lingkungan:

sumber penyakit, bau, dan sampah dpt terbawa aliran sumber penyakit, bau, dan sampah dpt terbawa aliran permukaan ke perairan umumpermukaan ke perairan umum

Page 11: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

TPA Bantar Gebang = dumping

Page 12: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

C. C. Penimbunan berlapis (sanitary landfill)Penimbunan berlapis (sanitary landfill) Sampah ditimbun secara berlapis dgn Sampah ditimbun secara berlapis dgn

tanah dg ketebalan ± 20-30 cm, tanah dg ketebalan ± 20-30 cm, kemudian dipadatkan dan ditimbun scr kemudian dipadatkan dan ditimbun scr berlapis-lapis.berlapis-lapis.

Sampah yg telah rata dan padat Sampah yg telah rata dan padat ditimbun dgn tanah dg ketebalan 10-15 ditimbun dgn tanah dg ketebalan 10-15 cmcm

Sistem landfill = dumping di tanah cekung (bukan sanitary landfill)

Page 13: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Skema Sanitary Landfill

Page 14: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Page 15: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Concept illustration of a Typical Sanitary Landfill Site

Page 16: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

7. LIMBAH B37. LIMBAH B3

Limbah B3:Limbah B3: Limbah yg mengandung bahan berbahaya Limbah yg mengandung bahan berbahaya

dan atau beracun, yg krn sifat dan atau dan atau beracun, yg krn sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung konsentrasinya, baik secara langsung maupun tdk langsung, dapat merusak dan maupun tdk langsung, dapat merusak dan mencemari lingk. hidup, dan atau mencemari lingk. hidup, dan atau membahayakan kesehatan manusia membahayakan kesehatan manusia

Page 17: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Limbah yg termasuk B3 memenuhi Limbah yg termasuk B3 memenuhi kriteria (salah satu atau lebih):kriteria (salah satu atau lebih):

Mudah meledakMudah meledak Mudah terbakarMudah terbakar Bersifat reaktifBersifat reaktif BeracunBeracun Menyebabkan infeksiMenyebabkan infeksi Bersifat korosifBersifat korosif Limbah lain, yg apabila diuji toksisitasnya dapat Limbah lain, yg apabila diuji toksisitasnya dapat

digolongkan sbg B3digolongkan sbg B3

Page 18: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Pengelolaan limbah B3 memerlukan biaya mahal. Di Indonesia ada perusahaan yg menangani limbah B3, yaitu di Cibinong (Bogor)

Page 19: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

4.2 4.2 RESPON THD LINGKUNGANRESPON THD LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIAHIDUP DI INDONESIA

A.A. Konferensi ttg Lingk. Hidup se-duniaKonferensi ttg Lingk. Hidup se-dunia• Konferensi internasional I ttg LH oleh Konferensi internasional I ttg LH oleh

PBB di Stockholm (Swedia) 5-16 Juni PBB di Stockholm (Swedia) 5-16 Juni 1972. Setiap tgl 5 Juni 1972. Setiap tgl 5 Juni diperingati diperingati sbg “Hari Lingkungan Hidup Dunia”sbg “Hari Lingkungan Hidup Dunia”

• Juni 1982: UNEP (United National Juni 1982: UNEP (United National Environment Progam= Prog. LH PBB) Environment Progam= Prog. LH PBB) mengadakan di Nairobi (Kenya)mengadakan di Nairobi (Kenya)

Page 20: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Juni 1992: KTT Bumi diadakan di Rio de Juni 1992: KTT Bumi diadakan di Rio de Janeiro (Brasil). KTT Bumi menghasilkan Janeiro (Brasil). KTT Bumi menghasilkan kesepakatan internasional yg terdiri dari 5 kesepakatan internasional yg terdiri dari 5 dokumen:dokumen: Dokumen Deklarasi Rio ttg Lingk. & Dokumen Deklarasi Rio ttg Lingk. &

PembangunanPembangunan Dokumen Agenda 21 yg membahas program Dokumen Agenda 21 yg membahas program

kerja menyongsong abad 21kerja menyongsong abad 21 Dokumen ttg prinsip-prinsip kehutananDokumen ttg prinsip-prinsip kehutanan Dokumen Konvensi Perubahan IklimDokumen Konvensi Perubahan Iklim Dokumen Konvensi Keanekaragaman HayatiDokumen Konvensi Keanekaragaman Hayati

Page 21: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

KTT Bumi 2002:KTT Bumi 2002: World Summit on World Summit on Sustainable Development Sustainable Development (WSSD) (WSSD)

26 Agustus – 3 September 2002 di 26 Agustus – 3 September 2002 di Johannesburg Afrika Selatan  Johannesburg Afrika Selatan 

Page 22: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

B. Kelembagaan & Peraturan B. Kelembagaan & Peraturan Perundang-undangan ttg LH di Perundang-undangan ttg LH di IndonesiaIndonesia

Respon pemerintah RI thd LH:Respon pemerintah RI thd LH: Sejak 1973 aspek LH masuk dlm GBHNSejak 1973 aspek LH masuk dlm GBHN 1978 dibentuk menteri negara pengawasan 1978 dibentuk menteri negara pengawasan

pembangunan & LH (Menneg PPLH)pembangunan & LH (Menneg PPLH) 1982 Menneg PPLH diubah Menteri Negara 1982 Menneg PPLH diubah Menteri Negara

Kependudukan dan LH (KLH)Kependudukan dan LH (KLH) 1993 Menneg KLH diubah menjadi Menteri Negara LH1993 Menneg KLH diubah menjadi Menteri Negara LH Di tiap provinsi: Biro Bina LH (BLH). Thn 1998 BLH Di tiap provinsi: Biro Bina LH (BLH). Thn 1998 BLH

diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingk. Daerah). Sejak 2009 Bapedalda menjadi Dampak Lingk. Daerah). Sejak 2009 Bapedalda menjadi BPLHD (Badan Pengelolaan LH Daerah)BPLHD (Badan Pengelolaan LH Daerah)

1990 dibentuk Bapedal Pusat1990 dibentuk Bapedal Pusat

Page 23: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Peraturan Perundang-undangan ttg LHPeraturan Perundang-undangan ttg LH

UU no 32 thn 2009 ttg Perlindungan dan UU no 32 thn 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan LHPengelolaan LH

UU No. 26 thn 2007 ttg Penataan Ruang UU No. 26 thn 2007 ttg Penataan Ruang UU No. 27 thn 2007 ttg Pengelolaan Wilayah UU No. 27 thn 2007 ttg Pengelolaan Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil UUUU N No.o. 5 5 thnthn 1990 t 1990 ttgtg Konservasi Sumber Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan EkosistemnyaDaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UUUU No 41 No 41 thnthn 1999 t 1999 tttg Kehutanan.g Kehutanan. UU No.7 thn 2004 ttg Pengelolaan Sumber UU No.7 thn 2004 ttg Pengelolaan Sumber

Daya AirDaya Air

Page 24: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

Peraturan Pemerintah:Peraturan Pemerintah:

PP No.27 thn 1999 ttg AmdalPP No.27 thn 1999 ttg Amdal PP No. 41 thn 1999 ttg Pengendalian PP No. 41 thn 1999 ttg Pengendalian

Pencemaran UdaraPencemaran Udara PP No. 82 thn 2001 ttg Pengelolaan Kualitas PP No. 82 thn 2001 ttg Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran AirAir dan Pengendalian Pencemaran Air PP No.74 thn 2001 ttg Pengelolaan Bahan PP No.74 thn 2001 ttg Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3)Berbahaya dan Beracun (B3) dan lain-laindan lain-lain

Page 25: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

http://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.idhttp://herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

4.3 PENGENDALIAN MASALAH 4.3 PENGENDALIAN MASALAH LINGKUNGANLINGKUNGAN

N0N0 INDIKATORINDIKATOR NEGARA MAJUNEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANGNEGARA BERKEMBANG

11 Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran masyarakat thd masyarakat thd kerusakan dan kerusakan dan pencemaran lingk.pencemaran lingk.

Tinggi & responsifTinggi & responsif Rendah & kurang Rendah & kurang responsif.responsif.Masy. masih memikirkan Masy. masih memikirkan panganpangan

22 Perhatian pemerintah Perhatian pemerintah thd reaksi masyarakatthd reaksi masyarakat

Tinggi, cepat Tinggi, cepat bertindakbertindak

Rendah, lambat bertindakRendah, lambat bertindak

33 Teknologi dlm proses Teknologi dlm proses produksiproduksi

CanggihCanggihLimbah memenuhi Limbah memenuhi baku mutubaku mutu

Seadanya.Seadanya.Limbah sering melampaui Limbah sering melampaui baku mutubaku mutu

44 Teknologi dlm Teknologi dlm penanggulangan penanggulangan masalah lingk yg timbulmasalah lingk yg timbul

CanggihCanggihTanggung jawab Tanggung jawab tinggitinggi

Kurang tersedia.Kurang tersedia.Tanggung jawab kurangTanggung jawab kurang

55 Penerapan sanksi Penerapan sanksi hukumhukum

Ketat & konsistenKetat & konsisten Sering mengalami kendala Sering mengalami kendala dlm pembuktian.dlm pembuktian.Kurang diterapkan Kurang diterapkan (pertimbangan tenaga (pertimbangan tenaga kerja, pajak)kerja, pajak)

Page 26: Bencana Kekeringan / Pengendalian SDA

Terima kasih