BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional...

54
BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA DENGAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) Rabu, 5 September 2018 Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : I Rapat ke- Sifat rapat : : 4 Terbuka Jenis Rapat : Rapat Kerja / Ke-2 Hari, Tanggal : Rabu, 5 September 2018 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI Ketua Rapat : Dr. H. M. ALI TAHER, S.H., M.Hum Sekretaris Rapat : Sigit Bawano Prasetyo, S.Sos., M.Si. Acara : Membahas RKA K/L Tahun 2019 Hadir : 1. ...... orang dari 50 orang Anggota 2. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta jajarannya

Transcript of BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional...

Page 1: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

BELUM DIKOREKSI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH

RAPAT KERJA DENGAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN

BENCANA (BNPB)

Rabu, 5 September 2018

Tahun Sidang : 2018-2019

Masa

Persidangan : I

Rapat ke-

Sifat rapat

:

:

4

Terbuka

Jenis Rapat : Rapat Kerja / Ke-2

Hari, Tanggal : Rabu, 5 September 2018

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

Ketua Rapat : Dr. H. M. ALI TAHER, S.H., M.Hum

Sekretaris Rapat : Sigit Bawano Prasetyo, S.Sos., M.Si.

Acara : Membahas RKA K/L Tahun 2019

Hadir :

1. ...... orang dari 50 orang Anggota

2. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

beserta

jajarannya

Page 2: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

KETUA RAPAT (M. ALI TAHER): Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi; dan Salam sejahtera untuk kita semua Yang terhormat saudara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta jajarannya; Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI; dan Hadirin yang berbahagia. Mengawali rapat pada hari ini, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya kepada Nya-lah kita menyembah dan hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan, karena pada hari ini kita masih diberikan kesehatan dan kenikmatan untuk dapat mengikuti Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana. Sebelum acara dimulai, marilah kita bersama-sama untuk berdoa menurut kenyakinan masing-masing. Bagi muslim, kami membaca bersama-sama Ummul Kitab, berdoa mulai.

(RAPAT: BERDOA)

Selesai. Sesuai jadwal acara rapat-rapat DPR RI Masa Persidangan I Tahun Sidangan 2018-2019 yang diputuskan di dalam Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI antara Pimpinan DPR RI dan Pimpinan Fraksi-fraksi DPR RI tanggal 25 Juli 2018 dan sesuai Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI tanggal 3 September 2018, maka pada hari ini Rabu 5 September 2018 Komisi VIII DPR RI menyelenggarakan Rapat Kerja dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan Agenda Pembahasan RKAKL Tahun 2019. Hadirin yang kami hormati, Menurut Laporan dari Sekretariat Komisi VIII DPR RI, pada rapat kali ini telah tanda tangan 17, hadir 15, Fraksi 8, izin 10 dari 51 Anggota Komisi VIII DPR RI. Sesuai dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 251 ayat (1) kuorum telah tercapai. Atas persetujuan saudara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Pimpinan Anggota Komisi VIII DPR RI, rapat ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)

Hadirin yang kami hormati, Acara rapat pada hari ini adalah:

1. Pengantar Ketua Rapat;

Page 3: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

2. Penjelasan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 3. Tanya Jawab; 4. Kesimpulan; 5. Penutup.

Apakah disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Selanjutnya, acara ini kita akan berakhir pada pukul 12 ya. Pas ya? 12 ya? Oke 12. Saudara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang kami hormati beserta jajarannya. Rapat pada hari ini diselenggarakan berdasarkan Pasal 98 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MD3 atau MPR, DPR, DPD, DPRD yang menyebutkan bahwa salah satu ruang lingkup tugas Komisi di bidang anggaran, antara lain:

a. Mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapat Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah.

b. Mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah.

c. Membahas dan menetapkan alokasi anggaran untuk fungsi dan program kementerian/lembaga yang menjadi mitra kerja Komisi-komisi

d. Mengadakan pembahasan laporan keuangan negara dan pelaksanaan APBN termasuk hasil pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya.

e. Menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan dan hasil pembahasan Kepala Badan Anggaran untuk sinkronisasi.

Mengacu kepada Ketentuan Undang-Undang tersebut di atas, Rapat Kerja pada

hari ini memiliki makna strategis karena membahas rencana anggaran dan rencana kerja BNPB Tahun Anggaran 2019. Rencana kerja dan anggaran BNPB Tahun 2019 diharapkan mampu memenuhi berbagai kebutuhan mendesak pembangunan di bidang penanggulangan bencana berdasarkan data yang valid. Rencana kerja dan anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di bidang bencana termasuk akhir-akhir ini terjadi di beberapa tempat Indonesia, Lombok, Bali dan NTT sekitarnya, NTB maksudnya, NTB dan NTT.

Dengan demikian rencana kerja dan anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana dapat berkontribusi secara optimal terhadap upaya mewujudkan

Page 4: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

kesejahteraan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana yang semakin meningkat secara kuantitas maupun secara kualitas.

Oleh karena itu, pada Rapat Kerja hari ini Komisi VIII DPR RI ingin mendapatkan penjelasan mengenai beberapa hal sebagai berikut:

1. Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

2. Apa saja target yang hendak dicapai Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Tahun 2019 dan apa indikator-indikatornya termasuk yang terakhir adalah kejadian bencana di Bali dan NTT.

Hadirin yang kami hormati, Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Selanjutnya kami persilakan kepada Bapak Kepala BNPB untuk menyampaikan penjelasannya dalam waktu yang terukur. KEPALA BNPB: Terima kasih Bapak Ketua. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi; dan Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Bapak Ketua Komisi VIII DPR RI; Yang terhormat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI; Bapak/Ibu Anggota Komisi VIII DPR RI yang kami muliakan. Mohon izin kami melaporkan sesuai dengan undangan yaitu Pembahasan RKAKL Tahun 2019 dimana dasarnya adalah surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas perihal Pagu Anggaran Kementerian dan Lembaga dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran KL Tahun 2019. Adapun kerangka pemaparan kami Bapak/Ibu sekalian:

1. Perencanaan Kerja Tahun 2019; 2. Kebijakan Tahun 2019; 3. Pengalokasian Anggaran BNPB; 4. Usulan Tambahan Anggaran; dan 5. Strategi Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2019.

Mengenai perencanaan kerja Tahun 2019 dari Pagu Indikatif Surat Bersama

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menkeu dengan Pagu Indikatif semula adalah 694,6M. Lalu ada potongan 75M sehingga Pagu Anggaran menjadi Rp619,4M. Untuk pagu alokasi anggaran Tahun 2019 masih dalam pembahasan. Sedangkan kebijakan Tahun 2019, tema rencana kerja Pemerintah 2019 adalah pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas dimana penanggulangan bencana

Page 5: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

masuk prioritas nasional II yaitu pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman.

Kebijakan RKP, untuk itu langsung saja kepada kolom yang keempat yaitu menanggulangi dampak bencana.

Dalam rangka menanggulangi dampak bencana, kami terus meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan dan ketangguhan baik Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Lalu pengurangan indeks resiko bencana Indonesia tetap menjadi prioritas kebijakan. Sedangkan kebijakan atau strategi, kebijakan strategi BNPB untuk Tahun 2015-2019 seperti ini.

1. Mempercepat pembangunan sistem peringatan dini nasional untuk bencana alam.

2. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program pembentukan desa tangguh bencana.

3. Membangun sistem logistik kebencanaan nasional di 6 wilayah pulau beserta kelengkapan sarana transportasinya.

4. Meningkatkan ketersediaan logistik dan peralatan kebencanaan daerah. 5. Meningkatkan jumlah kajian resiko bencana. 6. Meningkatkan kesiapan sumber daya nasional dalam menghadapi kejadian

keadaan darurat bencana. 7. Percepatan pemulihan pasca bencana. 8. Mengkoordinasikan upaya-upaya khusus untuk pengurangan dampak

bencana hidrometeorologi.

Sebagaimana kita ketahui dalam rekap kami bencana hidrometeorologi itu mendominasi kurang sebesar lebih 90% dari setiap bencana. Tahun lalu, jumlah kejadian bencana adalah 2.372 kali. Untuk pengalokasian anggaran, dari Bagian Anggaran 103 DIPA BNPB, lalu BA 99, Dana Cadangan Penanggulangan Bencana untuk Dana Siap Pakai dan Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Pagu Anggaran BNPB Tahun 2019 sebagai berikut: 1. Untuk Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

lainnya, Pagu Indikatif 2.103,952M sedangkan Pagu Anggarannya 206. 2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BNPB Pagu

Anggaran 2019 sebesar 12M 3. Program Penanggulangan Bencana, Pagu Anggarannya sebesar 400M 450

juta.

Sehingga total semuanya 619M 425 juta. Untuk pengalokasian anggaran, kalau kami lihat, mohon izin Bapak/Ibu sekalian,

dilihat dari Tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019 ini memang cenderung menurun untuk dukungan anggarannya.

Pengalokasian anggaran, yang kami rencanakan untuk program dukungan manajemen di Sestama total semuanya adalah 206.975.000.000, lalu Sekretaris Utama 181.736.000.000 dan seterusnya, lalu program pengawasan 12M, program penanggulangan bencana 400M 450 juta, lalu untuk program penanggulangan bencana sebesar 37.400.000.000 sehingga total adalah 619.425.000.000. Nah sebagaimana tadi Bapak Ketua meminta bagaimana indikator untuk perencanaan kami:

Page 6: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

1. Pelatihan teknis penanggulangan bencana, kami rencanakan untuk 13 angkatan;

2. Simulasi penanggulangan bencana di 5 lokasi; 3. Pemasangan sistem peringatan dini di 34 lokasi; 4. Fasilitas peyusunan rencana kontingensi 30 dokumen; 5. Pembuatan dan pemasangan rambu dan papan evakuasi bencana di 30

lokasi; 6. Bantuan logistik kesiapsiagaan di 34 provinsi; 7. Pendampingan ekonomi pasca bencana di 9 lokasi; 8. Pendampingan sosial pasca bencana di 4 lokasi; 9. Fasilitas penyusunan peta resiko bencana 16 dokumen; 10. Fasilitas penyusunan rencana penanggulangan bencana 7 dokumen; 11. Bimbingan teknis 300 personil; 12. Pembentukan desa tangguh bencana itu 68 desa; 13. Pengembangan desa tangguh bencana di 68 desa; 14. Budaya sadar bencana di 84 lokasi; 15. Fasilitas pusdalops 20 lokasi; 16. Fasilitas pengembangan jaringan komunikasi 20 lokasi.

Berikutnya usulan tambahan anggaran. Kebutuhan tambahan anggaran yang

diusulkan oleh BNPB adalah sebesar Rp514 milyar berdasarkan trilateral meeting antara Kementerian Keuangan, Bappenas, dan BNPB, yaitu:

1. Untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar Rp107.455.000.000,-

2. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas sebesar Rp6M 3. Program penanggulangan bencana Rp400.820.000.000,-

Sehingga total semuanya adalah Rp514276.000.000,-. Usulan tambahan dana

cadangan penanggulangan bencana yang ditetapkan pada awal tahun anggaran adalah sebesar Rp6,5 trilyun untuk dana siap pakai dan hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Strategi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Tahun 2019. 1. Kami akan melaksanakan program kegiatan dan anggaran prioritas nasional

yang sudah dibahas dan disepakati dalam forum Musrenbangnas antara Bappenas, Kementerian dan Lembaga, dan Pemerintah Daerah.

2. Mengoptimalkan anggaran tersedia untuk pemenuhan kebutuhan peningkatan kapasitas dan operasional BNPB.

3. Pagu Alokasi Anggaran ini tidak termasuk dana cadangan penanggulangan bencana yang akan dioptimalkan untuk merespon cepat kebutuhan penanganan darurat dan kebutuhan pemulihan pasca bencana.

Demikian Bapak Ketua, Bapak-bapak Wakil Ketua, Bapak/Ibu Anggota Komisi

VIII yang sangat saya muliakan. Selanjutnya, kami mohon arahan dan petunjuk. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Page 7: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh Terima kasih Bapak Kepala yang kami hormati. Tiba gilirannya para Anggota untuk menyampaikan usul, saran, rekomendasi dan seterusnya. Di meja Pimpinan baru ada 1. Ini lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan. Ibu Endang Maria dulu, setelah itu yang lain-lain.

F-PG (Hj. ENDANG MARIA ASTUTI, S.Sg., S.H.): Terima kasih Pimpinan dan Anggota Komisi VIII. Pak William beserta seluruh jajarannya, Dari paparan tadi yang sudah disampaikan, sebetulnya sih sedih kita melihat trend anggaran dari BNPB yang sejak 2015 itu menurun padahal kondisi Indonesia yang termasuk ring of fire ini tentu tidak bisa ditangani dengan lebih baik jika anggaran itu sangat terbatas. Bahkan di beberapa kondisi bencana itu ternyata bencananya bukan sekedar bencana yang ringan. Jadi saya kira Komisi VIII tentu mendorong mestinya agar supaya anggaran yang ada itu setidak-tidaknya meskipun tidak cukup tetapi tidak sampai menghambat kinerja BNPB kepada masyarakat pada pelaksanaan tugas.

Selain daripada itu, mungkin juga diperlukan kebijakan yang mestinya ini memang harus segera diinisiasi oleh BNPB agar supaya masyarakat sendiri itu jauh lebih fight ketika menghadapi bencana. Satu-satunya jalan adalah untuk lebih memperbanyak sosialisasi agar supaya masyarakat itu lebih aware terhadap bencana yang sesuai dengan kondisi kearifan lokal masing-masing, ini yang sudah 2 tahun belum terealisasi Pak William. Jadi ini diperlukan mungkin perlu dimunculkan kembali sosialisasi itu untuk juga menekan terjadinya bencana yang mengakibatkan korban lebih banyak. Jadi ini yang diperlukan untuk terjun bersama-sama dengan Komisi VIII yang hampir 2 tahun belum terealisasi.

Jadi kalau kebijakan strategis BNPB yang sudah tertata disini mulai nomor 1 hingga 8 kebijakan strategisnya, ini memang ada beberapa yang memang logis ya harus dilakukan. Hanya saja yang nomor 1 mempercepat pembangunan sistem peringatan dini nasional, inikan kemarin sudah ini Pak William, terus peringatan dini kenapa ini harus tercantum lagi, apakah kemarin belum terealisasi sehingga perlu dorongan kembali oleh Komisi VIII. Nah kalau yang nomor 2 adalah seperti yang saya sampaikan peningkatan kapasitas masyarakat tetapi ini bukan sekedar pembentukan desa tangguh bencana, tetapi juga sekaligus pembentukan desa tangguh bencana sangat diperlukan tetapi sekaligus juga untuk diberikan sosialisasi. Ini yang jauh lebih mungkin tidak hanya yang desa tangguh bencana tetapi bagi kabupaten/kota yang memang dianggap disitu sangat rawan bencana, sehingga nanti bisa meminimalisir ketika ada bencana sesuai dengan spesifikasi daerah yang diperkirakan itu akan bisa

Page 8: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

meminimalisir terjadinya korban yang lebih, apakah korban manusia atau korban fisik dari kondisi-kondisi yang ada.

Yang nomor enam, pendidikan pelatihan mungkin juga akan bisa digabung sebagaimana yang tadi sudah ada di atas. Sehingga pengalokasian anggaran BNPB kita harapkan ini nanti bisa tepat guna, tepat sasaran dan jauh lebih efektif.

Jadi harapan kita masyarakat kita itu memang setiap saat, setiap waktu jauh lebih siap. Jadi kalau disini dari pengalokasian anggaran yang sudah Bapak rancang antara ... Ini sudah lumayan, sudah lumayan, hanya saja perlu penekanan daerah-daerah tertentu sehingga teman-teman dari Komisi VIII pun bisa ikut mempercepat proses daripada program itu sehingga ada sinergi yang bagus antara BNPB dan juga dengan Komisi VIII.

Jadi yang kita harapkan seperti itu. BNPB, Komisi VIII dan juga masyarakat yang tentu ini simbiosis yang tidak bisa ditinggalkan. Nah ini barangkali nanti Pak William adapun usulan tambahan saya kira menjadi sangat wajar jika Komisi VIII harus mempush itu kalau ini tadi, melihat kebutuhan, melihat kegiatan prioritas ini menjadi kebutuhan utama yang juga harus didorong oleh Komisi VIII.

Itu saya kira Pak Ketua, Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Anggota yang terhormat Bu Endang. Lanjut kepada Bapak Kh. Choirul Muna. F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Nama saya Choirul Muna, Dapil VI Jawa Tengah, Magelang, Temanggung, Wonosobo Purworejo daerah bencana, dari Fraksi Partai Nasdem. Pimpinan, Wakil Ketua Anggota Komisi VIII yang terhormat, Pak Kepala BNPB beserta jajaran yang tambah lama kelihatannya tambah muda saja ini Pak William. KETUA RAPAT: Pak Kepala, Ada maksudnya Pak, menjelang Maret, April 2019. F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Terima kasih Pimpinan.

Page 9: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Saya melihat ada suatu hal yang seperti apa yang dikatakan Bu Endang, tadi juga saya mempelajari hal-hal ada disini, ternyata pagu anggarannya itu tambah susut begitu loh, walaupun toh juga saya tahu BNPB pintar untuk menginisiasi bagaimana memberikan suatu peluang-peluang lain yang berhubungan dengan masalah anggaran yang ada di Banggar, tetapi apapun yang ada, saya melihat bahwa trenternya ada disini adalah ada suatu penurunan, penurunan yang signifikan mulai dari 168 1631, 1 trilyun 600 sekian milyar menjadi 619 yang ada. Pertanyaan saya apa yang menyebabkan turunnya pagu anggaran tersebut. Kemudian yang kedua, disini ada suatu tema rencana kerja Pemerintah 2019 Pemerataan pembangunan untuk pertumbuhan berkualitas pada poin yang ketiga peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri, dan jasa produktif. Saya juga berpikir jauh disini kenapa BNPB juga menyentuh masalah pertanian, industri, kemudian jasa produktif yang ada disini. Alasan apa yang bisa diberikan karena ini sudah ada sentuhannya dari Kementerian Pertanian, Kementerian Industri, kemudian juga barangkali Kementerian-kementerian seperti perhubungan dan lain sebagainya untuk misalkan jasa produktif yang ada. Kenapa pagu anggaran disini juga dimasukan pada ini, sementara itu turun anggaran-anggaran yang ada. Kemudian kalau saya melihat bahwa akhir-akhir ini Tuhan memberikan cobaan-cobaan kepada kita yang luar biasa yang berhubungan dengan kebencanaan khususnya yang ada di NTB, saya ingin tanya karena saya mohon maaf barusan pulang dari pengawasan haji, jadi tidak begitu paham dengan kondisi yang ada di NTB. Saya mohon bagaimana penanggulangan bencana yang ada di NTB sekarang. Kemudian Pak Jokowi itu adalah memberikan bantuan untuk pembangunan rumah kembali sejumlah 50 juta, itu anggarannya darimana, apakah juga menyentuh pada BNPB atau tidak? Kemudian juga saya ingin tanya yang sering sudah lama begitu panjang tentang Sinabung. Untuk rehab rekon yang ada di Sinabung seperti apa? Karena itu luar biasa fluktuasi berpuluh-puluh tahun, tidak selesai-selasai untuk Gunung Sinabung Dan yang terakhir adalah yang berhubungan dengan pengalokasian anggaran BNPB yang berhubungan dengan budaya sadar bencana. Budaya sadar bencana ini adalah program yang seperti apa, manakala itu memang bisa dibawa oleh Komisi VIII, saya mohon Komisi VIII yang membawa kepada BPPD-BPPD bagaimana bisa budaya sadar bencana ini adalah Komisi VIII yang bawa yang diiringi oleh Kepala BNPB datang kesana, yang menyerahkan adalah Komisi VIII pada BPPD. Nah ini akan nendang disana pada kami-kami semua. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam. Maksudnya, sadar bencana di dapil ya Pak ya. Terima kasih Pak Muna Lanjut.

Page 10: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Sebelumnya kami ingin mengenalkan Anggota yang baru dulu Pak, lupa saya tadi. Bapak Kh. Jafar Sodiq, S.H., dari Nasdem Jatim XI, penggantinya Bu Tri Murni ya. Ada 5, tapi yang baru datang 1. Sebelum yang lain, kebetulan Pak Wakil Ketua Pak Drs. Sodiq ada Rapat Fraksi, kami minta beberapa poin. Silakan. WAKIL KETUA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Bapak Kepala BNPB beserta jajarannya yang saya hormati, Pertama tentu kita prihatin angka anggaran BNPB yang 5 tahun terakhir menurun terus di saat jumlah intensitas dan frekuensi bencana meningkat tetapi begitulah keadaan keuangan kita. Nah itulah Pak Kepala dan Teman-teman mohon penjelasan kepada kami dari rencana besar, rencanan strategis 5 tahunan yang sudah disusun itu dengan anggaran 5 tahunan yang menurun terus itu, bagaimana pencapaian program besar selama 5 tahun itu. Kalau misalnya prosentase-prosentasenya bagaimana, kalau bidang, bidang apa yang kemudian pertangguhkan karena penurunan angka tersebut. Itu yang pertama dan hanya 2. Yang kedua, Tahun 2019 juga menurun 17,34% dibandingkan tahun sebelumnya. Tadi mohon maaf kalau saya tidak menangkap dengan jelas, bidang-bidang apa saja yang kemudian menurun dengan penurunan angka-angka tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap program dan kekuatan BNPB dalam menanggapi prediksi-prediksi bencana pada Tahun 2019 ini. Saya yakin BNPB sudah punya data-data prediksi tersebut. Yang terakhir, kami ucapkan selamat atas kinerja BNPB di berbagai tempat termasuk di Lombok kami mengamati walaupun belum langsung kesana. Bahkan ketika penutupan Asian Games itu mungkin sedikit yang mengamati, itu adalah Tenda BNPB yang dipakai oleh Presiden dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Begitu Pak dan mohon maaf saya ada tugas dari Fraksi, tapi Insya Allah nanti jawaban Pak sampaikan kepada teman-teman yang lain atau Pimpinan dan saya juga nanti akan mendapatkan informasi. Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam. Terima kasih Pak Sodiq.

Page 11: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Silakan untuk bertugas untuk di Fraksi, nanti kembali lagi, lebih cepat lebih baik, cepat kembali maksudnya kesini. Lanjut Anggota yang terhormat Pak H. Samsu Niang. F-PDIP (Drs. SAMSU NIANG, M.Pd.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan Komisi; Yang saya hormati Anggota DPR RI dalam hal ini Komisi VIII; Yang saya hormati Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana beserta seluruh jajarannya. Yang pertama adalah kita harus mengapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang bertindak cepat dan tepat pada saat pelaksanaan bencana di Lombok. Itu yang harus kita dulu apresiasi dimana saya melihat Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah melakukan tugasnya dengan baik. Yang kedua kalau kita melihat anggaran 2019 ini, ada beberapa hal yang menjadi titik perhatian bagi kami terutama dari kegiatan prioritas nasionalnya. Maksud saya, dari harapan Komisi VIII mestinya anggaran ini dari awal kita sudah menjabarkan bahwa Tahun 2019 memang harus betul-betul anggaran itu bersifat fleksibel dalam rangka untuk kepentingan bagaimana aspirasi-aspirasi Anggota DPR RI itu yang dari awal dikawal untuk masuk dalam anggaran Tahun 2019. Maksudnya, banyak Anggota DPR RI dalam Komisi VIII ini yang punya aspirasi terkait daerah-daerah yang diwakili dan itu adalah amanah Undang-Undang MD3. Mestinya dijabarkan disini secara sistematik. Disini saya melihat pembentukan desa tanggung bencana hanya 68 desa, sangat sedikit sekali menurut saya ini. Ya mungkin nanti Pak Ketua pada saat pembahasan dengan Esselon I mungkin sedikit ada revisi sedikit untuk bagaimana mengakomodir semua kepentingan. Ini aspirasi dan itu dilindungi oleh Undang-Undang. Maksud saya seperti itu. Pembangunan desa tangguh bencana juga 68 desa, sangat sedikit sekali. Padahal teman-teman di desa-desanya semua banyak yang kena bencana dan perlu ada desa tangguh bencana setiap karena ini aspirasi yang dari awal yang perlu kita sikapi sebagai mitra Komisi VIII dan memang ini betul-betul memang adalah aspirasi yang riil di lapangan itu, bukan kita mengada-ngada. Jadi saya lihat disitu masih sangat kurang terkait dengan program-program prioritas nasional yang menyentuh aspirasi daripada teman-teman Komisi VIII. Ya mungkin nanti pada saat pendalaman, mungkin sedikit ada pergeseran-pergeseran sedikit dalam rangka untuk memenuhi aspirasi-aspirasi berdasarkan Undang-Undang MD3 bahwa waktu kita disumpah setiap Anggota DPR RI wajib memperjuangkan daerah pemilihannya masing-masing. Maksud saya seperti itu. Kemudian yang kedua, untuk dana DSP ini saya mellihat untuk pengembangan selanjutnya walaupun sudah berjalan tetapi akhir-akhir ini banyak bencana, mungkin arahnya ke bencana-bencana yang besar tetapi melupakan bencana-bencana lokal yang selama ini yang terjadi di setiap provinsi. Jadi olehnya itu harapan kami di samping kita fokus kepada bencana-bencana besar, juga tetap harus kita melihat kondisi kopetif terjadi di bencana-bencana lokal yang terjadi setiap provinsi. Ini jangan

Page 12: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

dilupakan karena terus terang ini adalah hal penting dan itu juga menjadi nilai tambah bagi seorang Anggota DPR RI manakala dia mampu memperjuangkan daerah pemilihan dalam rangka untuk mengantisipasi bencana di setiap provinsi dan kabupaten dimana dia berada begitu. Ini yang saya melihat harapan saya kepada Pak Kepala bahwa memang bencana besar membutuhkan dana besar tetapi ada hal yang juga lebih penting adalah bencana-bencana dari setiap provinsi juga harus tetap diperhatikan karena mungkin ini yang terlupakan, tetapi ini juga bagian yang strategis yang harus kita lakukan dalam rangka untuk mengantisipasi terkait dengan penanggungan bencana secara keseluruhan. Itu barangkali yang saya ingin sampaikan Pak Ketua dan mengenai tambahan, saya kira memang dalam kondisi negara kita ini cuaca berubah-ubah tidak menentu, sangat ekstrim sekali, sangat disayangkan kalau anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana sangat turun sekali. Mestinya dalam kondisi negara yang seperti ini, anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana itu memang harus lebih maksimal tetapi memang dibutuhkan suatu kajian yang mendalam dalam rangka untuk mendapatkan anggaran yang begitu besar tetapi kalau kajian mendalam dan betul-betul sesuatu hal yang harus kita sikapi secara bersama dalam rangka untuk mendapatkan anggaran yang lebih banyak. Tapi itulah yang barangkali yang perlu saya sampaikan pada forum ini. Intinya adalah bagaimana Anggaran 2019 ini terkait dengan aspirasi sebagaimana yang kemarin anggaran 2018 banyak Anggota DPR RI Komisi VIII menyampaikan penyebaran-penyebaran luasan anggaran itu yang terkait skala prioritasnya itu harus menyentuh aspirasi-aspirasi Anggota DPR RI. Itu tidak ada lain kecuali hanya menyentuh, apa yang dikatakan tadi Pak Muna ada anggaran kita kawal bersama-sama ke daerah yang terkait dengan daerah pemilihan Anggota DPR RI dan itu Undang-Undang menjamin. Saya kira demikian. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih Pak Samsu Niang. Lanjut Anggota yang terhormat Pak Kyai Jafar Sodiq. F-P.NASDEM (K.H. DJA'FAR SHODIQ, S.H.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pak Ketua, Bapak Kepala BNPB beserta seluruh jajaran Ada beberapa hal Pak yang ingin saya sampaikan terutama di halaman 11. Disini ada pengalokasian Anggaran BNPB Kegiatan Prioritas Nasional, titik-titiknya ada 34 provinsi, 9 lokasi, 4 lokasi dan sebagainya. Kok disini tidak dicantumkan berapa nilai

Page 13: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

per titik misalkan pengembangan desa tanggung bencana, pembentukan desa tanggung bencana itukan 68-68, berapa nilainya. Yang kedua juga cara menentukan desa itu seperti apa. Indonesia ini puluhan ribu desanya. Kok hanya 68 yang dibentuk, apakah hanya 68 desa ini di Indonesia yang rawan bencana? Karena di daerah saya Pak sejak saya sebelum lahir sampai hari ini, kalau sudah musim hujan itu banjir sebulan sampai 5 kali, 10 kali. Ini saya belum melihat peran dari BNPB Pusat, bahkan ya paling-paling turun sehari balik, bagi duit, dan itu tidak jelas dan sempat heboh di media disana tumpang tindih antara dana bantuan dari pusat yang tidak diperjelas peruntungannya. Jadi kayak kalau ada bencana itu daerah, Pemda itu senang begitu loh Pak, wah ini bakal dapat dana dan rakyat menderita. Kejadian-kejadian yang banjir tiap tahun ini Pak, 1 bulan bisa 3, 4, 5 kali, apakah masuk di dalam pembentukan desa tanggung bencana ini atau tidak kalau asumsi saya kalau jumlah 68 tidak akan masuk Pak. KETUA RAPAT: Pak Dja’far, Boleh dimana kabupaten. F-P.NASDEM (K.H. DJA'FAR SHODIQ, S.H.): Saya kelahiran di Dapil XI Jatim Kabupaten Sampang ya. Sekarang ini memang ada penanganan yang baru tahun ini ada penanganan sungai-sungai itu secara skala nasional, apakah juga itu ada koordinasi dengan BNPB, apakah berjalan sendiri? Karena begini Pak. Ketika di kota itu dengan anggaran yang besar dibikin sungai, dibikin gorong-gorong, gorong-gorongnya cuman ½ meter, malah nambah banjir. Berarti dengan aspek perencanaan tidak jelas. Ini mohon dijelaskan terutama desa tangguh bencana karena disitu orangnya sudah tangguh sendiri Pak, dia gotong-gotong sendirian, nurun-nurun sendiri, nasi bungkus saja tidak nyampe, saya tahu persis karena di tengah kota rumah saya Pak. Jadi kalau banjir itu 2 meter Pak, mohon maaf Pak, tidak tanggung-tanggung Pak Ketua, 2 meter, dan itu tiap tahun pasti terjadi. Bahkan ada korban mati. Inikan sedih kita kalau kita punya pengembangan desa tangguh bencana tidak tersentuh dan jumlahnya 68 saya pastikan tidak masuk. Nah tolong yang 68 ini dijelaskan dimana saja se-Indonesia atau bagaimana.

Terkait juga dengan desa Pak ya. Di Jawa Timur mungkin secara nasional juga ada desa merah, desa hijau, desa kuning. Ini terkait dengan gizi. Apakah orang kurang gizi itu juga tidak masuk bencana Pak? Apalagi ada bencana yang seperti banjir, lah ini mari kita diskusikan desa merah itu, kebetulan di kota saya Pak Ketua mohon izin, EPM-nya itu terendah se-Indonesia Pak, 1:2 dengan kabupaten salah satu kabupaten di Jayapura. Inikan hari ini di tengah kota seperti itu. Kan inikan sedih Pak, apalagi potensi konfliknya sangat tinggi, kalau Bapak tahu hari ini Pemilu tidak ada se-Indonesia yang dicoblos lebih dari 100%, ya di kota saya terjadi Pak, mohon maaf Pak Ketua. Di konfliknya tinggi, bencananya tinggi, EPM-nya paling rendah, nah ini perlu kita datangi, mohon maaf, ini se-Jawa Timur 1:2 dan dengan Pacitan dari bawah Pak, bukan dari atas, dari bawah.

Page 14: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Itu yang pertama. Jadi tolong pengalokasian dana tentang halaman 11 ini per desa berapa, per titik

berapa sehingga kita akan semakin jelas Pak. Yang berikutnya Pak barangkali sekedar saya mengikuti Bencana di Lombok,

akan tetapi ini sangat dasyat Pak. Kalau tidak salah di media diberitakan 1.050 lebih terjadi gempa. Dalam situasi seperti ini, semua masyarakat di Indonesia bersimpatik bahwa dana sendiri, apakah BNPB juga ada posko khusus melapor kepada kita, apakah mereka berjalan sendiri-sendiri kaitan dengan penganggaran ini loh Pak maksud saya, sehingga satu sama lain tidak liar Pak. Kalau yang saya tangkap misalkan di Jawa Timur ada forum peduli bangsa bawa duit, dia bawa dokter sendiri, dia bawa ini sendiri, terus kayak kemarin Bhineka Tunggal, Dokter Tunggal Ika mereka bawa tim sendiri, nah inikan. Kalau tidak ada koordinasi kan sayang Pak dengan situasi gempa yang sangat tinggi yang mencapai.

Barangkali terakhir ini Pak tentang dana cadangan yang 6,5 trilyun itu kira-kira prosedurnya bagaimana, karena saya dapat info misalkan Universitas Mataram sudah BNPB menetapkan bantuan 20 milyar terkait dengan Lombok ini Pak. Ini infonasi di lapangan dari Pak Rektor langsung Pak, tapi pengusulannya sekitar 70M. Nah inikan mohon terkait dana cadangan ini bagaimana prosedur dan kecepatannya.

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Tadi 1 lagi mungkin kriteria tadi Pak ya, kriteria desa tangguh bencana tadi ya pertanyaan. Lanjut Anggota yang terhormat Bapak H. Fauzan Harun. Lagi ke Baleg. Lanjut Pak H. Asli Chaidir. F-PAN (H. MHD ASLI CHAIDIR, SH): Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pak Ketua beserta seluruh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Rekan-rekan Anggota Komisi VIII; Yang saya hormati Bapak BNPB beserta seluruh jajaran Pak William. Pertama sekali saya langsung saja pada isi pertanyaan. Kalau kita tadi rekan-rekan memang sudah sangat prihatin terhadap dari Tahun 2015 trendnya menurun terus anggaran untuk BNPB ini, karena BNPB ini andalan buat dari Komisi VIII yang selama ini sangat cepat responnya, tapi belakangan-belakangan ini agak menurun respon apa yang telah kita berikan aspirasi dari masyarakat. Nah contohnya mungkin

Page 15: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

daerah-daerah yang rawan bencana kita mengusulkan shelter, tapi jawabannya sekarang sudah KPU, sudah tidak lagi diputuskan oleh BNPB. Nah ini tentu perlu evaluasi kita, karena memang kalau PU itukan kerjaannya banyak, tidak terurus dia yang kecil-kecil ini. Makanya kalau kita dapat dikembali kepada BNPB untuk supaya yang kebutuhan-kebutuhan terhadap bencana alam ini agak sedikit cepat diresponi oleh BNPB dan pertanyaan saya, mohon dijelaskan alasan menurunnya pagu anggaran BNPB di Tahun 2019 dari Pagu Indikatif yang menurun sebesar Rp75 milyar dari hasil trilateral meeting. Hal ini penting mengingat bencana banyak terjadi sementara anggaran menurun. Kedua, mohon disampaikan data yang lebih rinci pada pertemuan yang selanjutnya mengenai alokasi anggaran program penanggulangan bencana sebesr Rp400 milyar lebih, dalam lampiran tidak disebutkan rinciannya dan di wilayah-wilayah mana saja yang akan mendapat program tersebut. Ketiga, dalam lampiran disebut mengenai 68 desa tangguh bencana yang dibentuk 68 desa tangguh bencana yang dikembangkan. Namun belum disebutkan desa-desa mana saja. Mohon disampaikan rincian data desa sebagai bahan pengawasan. Terakhir, tentang desa tangguh bencana ini juga di mitra Komisi VIII di Kementerian Sosial juga ada, dan kami di Komisi VIII ini diberikan semacam sosialisasi untuk peresmian atau pelantikan yang desa bencana itu, desa tangguh bencana tersebut. Itu kita melihat masyarakat betul-betul antusias dan bersemangat dan kita juga melihatnya lengkap semua dengan acara-dengan acara segala macam tapi selama ini saya melihat dari BNPB belum ada, belum ada kelihatan geizahnya tentang desa tangguh bencana ini, tapi kalau dari mitra kami yang dari Departemen Sosial itu memang betul-betul sudah melihat dan sudah terlaksana dengan baik. Mudah-mudahan saja dengan adanya desa bangun tangguh bencana di BNPB ini entah kalau mungkin saya saja belum dapat mensosialisasikannya, mungkin kalau rekan-rekan yang lain Pak Samsu Niang sudah, saya belum pernah melihat dari desa tangguh bencana ini. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam. Terima kasih. Pak Asli Chaidir telah menyebut perannya Pak Samsu Niang. Lanjut kepada Anggota yang terhormat Ibu I.G. Agung Putri. F-PDIP (Dra. I GUSTI AGUNG PUTRI ASTRID, MA): Baik. Terima kasih Pimpinan atas waktu yang diberikan.

Page 16: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Selamat pagi Bapak-bapak khususnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan juga Rekan-rekan Komisi VIII yang saya hormati. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Om swastiastu namo budhaya. Salam sejahtera untuk kita semua. Tadi sudah banyak disampaikan tanggapan tentang turunnya anggaran BNPB yang cukup signifikan. Saya ingin berharap atau ingin berpikir positif bahwa turunnya anggaran ini tentunya seharusnya itu juga diasumsikan merupakan akan diantisipasi dengan adanya anggaran kesiapsiagaan yang juga dikembangkan di Kementerian-kementerian yang lain atau lembaga-lembaga yang lain. Nah ini yang saya ingin tahu bagaimana itu dilakukan selain dengan Kementerian Sosial sebetulnya bagaimana dengan di Kementerian-kementerian lain khususnya disini disampaikan bahwa salah satu tujuan strategis dari BNPB adalah mengurangi indeks resiko bencana yang saya kira tentunya itu seharusnya juga ditanggung oleh Kementerian-kementerian yang lain. Kita tahu persis gempa di Lombok itu sudah menghancur banyak sekali instansi dan gedung-gedung sekolah yang ini memperlihatkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ketika membangun sekolah khususnya di daerah itu belum perspektif kebencanaan, sehingga ketika kena gempa akhirnya murid-murid itu kena kerugian. Jadi bagaimana kira-kira kalau memang anggarannya sudah turun, masihnya kan naik di Kementerian PUPR atau di Kementerian Pendidikan begitu, karena kenyataannya rumah sakit dan sekolah-sekolah itu ambruk begitu yang resiko itu kan memang tidak bisa ditanggapi oleh BNPB. Jadi kira-kira kalau turun ini kira-kira bagaimana itu bersinergi dengan Kementerian yang lain secara anggaran. Itu tanggapan saya yang pertama. Kemudian yang kedua mengenai desa tangguh bencana. Saya mungkin sama dengan yang lain, saya ingin tahu persis itu nanti sebetulnya dipergunakan untuk apa. Khususnya disini saya kemarin meninjau salah satu desa di karang asam yang kebetulan juga desa tertinggal, desa ban kecamatan kubu karang asam yang saya anggap sama sekali tidak tangguh. Nah mengapa dia tidak tangguh? Karena mereka punya apa yang disebut jalur evakuasi, tapi jalur evakuasi menurut pendapat saya itu tidak bisa dilewati manusia tapi disebut jalur evakuasi. Saya sudah kesana, saya harus naik forwil driver sehingga saya tidak bayangkan ketika penduduk disana harus mengungsi dari menghindari erupsi Gunung Agung dengan jalan yang sama sekali tidak ada aspalnya. Orang sana sendiri mengatakan mereka sendiri ini yang mengatakan, jadi Bu ini bukan di Bali, ini Kalimantannya Bali, mereka yang mengatakan begitu, bukan saya. Artinya apa? Artinya, Bali itu kan dikenal karena daerah pariwisata, jalannnya hot mix, bagus-bagus, tapi cobalah ke desa ban, anda tidak akan mengira bahwa disitu sebetulnya ada jalan yang mirip dengan daerah-daerah perbatasan yang belum tersentuh oleh program dari Pak Jokowi begitu padahal itu di Bali. Nah apakah dana desa tangguh bencana ini termasuk juga membuat jalan aspal? Karena ketika saya tanyakan kenapa tidak diaspal, nunggu meletus dulu gunungnya. Jadi mereka tidak mau rugi ngaspal jalan karena nunggu sampai meletus dulu, padahal itu katanya jalur evakuasi. Jadi saya tidak mengerti ini sebetulnya yang harus mengaspal jalan ini

Page 17: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

apakah program dari BNPB atau dari provinsi atau dari kabupaten. Itu hal yang kedua, karena namanya jalur evakuasi begitu. Jadi ini yang saya pertanyakan. Yang ketiga menyinggung saja tentang gempa di Lombok. Saya ingin mendapatkan informasi bila gempa itu berdampak sampai ke Bali khususnya juga di desa ban itu, apakah bantuan itu, itu akan datang dari daerah atau masuk dalam program pemulihan nasional Lombok begitu, karena di desa ban terdapat 70 rumah yang rata sama tanah dan sejak tanggal 7 Agustus dan belum tahu persis bagaimana itu diharus, karena Kepala Desa sudah menyampaikan ke kabupaten. Jadi sejak tanggal 7 Agustus jadi sudah 20 hari mereka kemping tanpa tahu persis sebetulnya yang harus menangani siapa, karena kalau tidak salah dari mereka mengatakan bahwa ini menunggu gempa Lombok, sama-sama begitu. Jadi saya kurang tahu persisnya bagaimana, apakah memang harus menunggu tahapan pemulihan di Lombok yang dari tahap tanggap darurat ke rekonstruksi menunggu sampai di tahap rekonstruksi memang sama-sama atau sebetulnya desa ban bisa jalan sendiri, dia langsung dibangun atau bagaimana begitu, karena saya paham ada mobilisasi sumber daya Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk dibawa ke Lombok. Apakah akibat dari itu, maka memang semua harus dikoordinasikan sesuai dengan tahap-tahap yang ada di Lombok. Saya kira itu pertanyaan saya tapi yang paling penting adalah saya setuju saran dari banyak teman dan pihak bahwa gempa-gempa yang terjadi di daerah pariwisata memang mungkin tidak perlu diekspos terlalu luas karena dampaknya juga sangat signifikan bagi pariwisata tapi juga mohon daerah-daerah yang juga terkena ini tidak terlantas. Saya kira itu saja saya. Terima kasih banyak atas waktunya. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Om Shanti-Shanti Om. KETUA RAPAT: Terima kasih Ibu Anggota yang terhormat Ibu Agung. Lanjut kepada yang terhormat KH. Mohammad Iqbal Romzy. F-PKS (Drs. MOHD. IQBAL ROMZY): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi VIII yang saya hormati, Kepala BNPB beserta seluruh jajarannya yang hadir dalam kesempatan ini. Pertama, kami mengapresiasi atas kerja yang sungguh-sungguh dari BNPB beserta perangkat-perangkat struktur yang ada di daerah dalam rangka merespon dengan cepat musibah gempa di Lombok NTB dan mungkin daerah-daerah yang punya potensi seperti itu dan semoga ya ke depan BNPB ini lebih baik lagi, karena berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa dipastikan gejala oke, tapi kapan terjadinya tidak tahu kita. Karena itu, kesiapsiagaan menjadi hal yang sangat penting.

Page 18: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Kami mohon informasi atau penjelasan terkait dengan penetapan skala bencana, karena DPR juga mengusulkan agar gempa Lombok itu ditetapkan sebagai bencana nasional. Untuk itu, kami ingin bertanya apakah ada SOP yang jelas dan tegas sesuai dengan ketentuan Undang-Undang untuk menetapkan status sebuah bencana atau mungkin kalau komponen-komponennya barangkali ini kadang-kadang berdasarkan tafsiran juga ya bisa dipahami. Kalau yang Lombok kemarin belum ditetapkan sebagai bencana nasional, apa kira-kira hal yang, komponen apa yang belum terpenuhi, kita juga ingin tahu. Yang kedua, mungkin pertanyaannya ini sama. Kata orang karena sama guru ya begitu. Kalau dari bawah pertanyaannya ke kita sebagai wakil dari dapil masing-masing biasa, BPBD itu bertanya “Pak, program-program apa saja yang bisa diakses dari BNPB itu untuk kita di daerah. Nah untuk jelasnya seperti ini, mohon disampaikan sebaran program BNPB ini ke Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga kita bisa melihat. Umpamanya di kegiatan prioritas nasional karena maaf kami belum sempat membaca secara tuntas Pak penjelasan disini terkait umpamanya dengan lokasi pembuatan dan pemasangan rambu dan papan evakuasi bencana, bantuan logistik kesiapan, ini sudah jelas, pendampingan ekonomi pasca bencana 9 lokasi, umpamanya dimana saja, pendampingan sosial pasca bencana 4 lokasi. Kemudian pembentukan desa tangguh bencana 68, budaya sadar bencana 84 lokasi dan lain-lainnya Pak sehingga dengan itu paling tidak bisa menginformasikan kepada daerah yang kita wakili. Nah untuk itu, kami melihat tentang kebijakan Tahun 2019 ini ada hal yang sangat penting belajar dari musibah gempa di Lombok dan mungkin yang sebelum-sebelumnya, meningkatkan kesiapan sumber daya nasional dalam menghadapi kejadian keadaan darurat bencana pendidikan, pelatihan dan sebagainya. Kalau orang itu bekerja, berbuat dengan dasar ilmu, dia akan terampil, tapi dia ingin bekerja, ingin membantu, tapi tak punya, tapi semangatnya ingin membantu saudaranya juga, tentu tidak terlampau efisien dalam hal ini. Nah oleh karena itu, kita bersyukur alhamdulillah banyak masyarakat asosiasi lembaga, yayasan, organisasi sosial yang siap memberikan kontribusinya. Sayang-sayang kalau mereka disana cuman menjadi saksi bisu saja. Nah karena itu, barangkali kerja sama umpamanya terkait dengan relawan ini memang perlu ditingkatkan dan yang penting itu ada unsur pemerataan. Jadi pelatihan-pelatihan, workshop dan lain sebagainya, menjadi hal yang sangat utama, sangat-sangat utama. Ini adalah dari sisi aspek keterampilannya, sehingga banyak yang mereka kerjakan. Contoh kemarin kalau untuk uang disana barang tidak tersedia, mereka harus dari sini kebutuhannya. Sebenarnya alhamdulillah banyak mereka yang sekarang membantu. Kalau umpamanya ada paket rumah konstruksi anti gempa dan lain-lain sebagainya, bisa mungkin situasi bisa memback-up sekian. Jadi sangat-sangat efektif dalam hal ini. Jadi relawan-relawan ini perlu dibekali dan penyebarannya juga di seluruh Indonesia harus diperhatikan, teristimewa barangkali yang diprediksi bencana-bencana ini. Ini sebuah perkiraan saja kalau soal pastinya, tapi kita siap siaga. Berikutnya juga kita tertarik dengan bagaimana membangun budaya sadar bencana dan ini seyogyanya menjadi tabiat ya, perilaku yang dimiliki oleh masyarakat teristimewa yang memang daerah-daerah rawan bencana. Nah kami juga ingin tahu nanti kira-kira sebarannya dimana saja, dan melibatkan siapa saja sehingga dengan

Page 19: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

demikian kita juga bisa urun rembug terhadap mungkin tidak terhadap kegiatan-kegiatan tersebut. Kemudian kami juga ingin mendapatkan informasi tentang koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Dalam arti kata, sejauhmana mereka merespon kemudian bersinergi dengan BNPB ini. Ini menjadi penting dan kita tidak tahu juga terkadang-kadang sebuah kebijakan diinginkan, mereka lama sudah dipatok BNPB karena terjadi perubahan kepemimpinan, ilmu yang selama ini diberikan karena dia susah berubah ini. Nah mungkin ada sebuah kebijakan bahwa syarat dari Kepala BNPB Daerah Kabupaten itu harus ini-ini. Jangan istilahnya sudah bagus, tahu-tahu terjadi mutasi, waduh ibaratnya kalau orang sudah perwira kan nanti di tempat, kasihan dengan banyak anggaran yang sudah dikeluarkan, dalam rangka untuk membangun profesionalisme dalam tubuh, artinya Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah tersebut. Nah untuk itulah karena 2019 ini adalah Pak Pimpinan ini sudah periode terakhir ya untuk kita semua. Karena itu, izinkan saya menyampaikan sebuah pantun. Siapkan Perbekalan sebelum mengembara, siapkan sebelum hujan. Sudah lama kita ini bermitra, segala tunggakan program mohon diselesaikan termasuk sebaran-sebaran tadi itu. Terima kasih. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam. Pak Kepala, Kata akhir tadi saya hapal, … dulu saya tidak, sebarannya mestinya diperhatikan, dapil maksudnya. Lanjut kepada Anggota yang terhormat Bapak saudara ku H. Ahmad Mustaqim. F-PPP (ACHMAD MUSTAQIM, SP, MM): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih Pimpinan. Rekan-rekan Anggota Komisi VIII DPR RI dan Pak Kaban beserta seluruh jajaran, Terima kasih Pak. Sebelum saya mengomentari, ini kebetulan secara simultan juga sedang Rapat Banggar dengan para Menteri Koordinator Pak. Salah satu yang saya sampaikan saya tanyakan kepada Bu Menko PMK adalah seyogyanya Ibu bisa coba ikut memetakan

Page 20: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

terkait dengan kebencanaan yang akhir-akhir ini banyak dan juga perlu dilakukan pemetaan juga terkait dengan penganggaran. Tadi saya belum melihat begini Pak, pada saat menyampaikan ini saya belum melihat buku ini tapi saya menyampaikan itu ke Bu Menko PMK tadi di Banggar. Setelah saya lihat buku ini, pertama saya justru mau terima kasih dulu dengan Pak Kaban, hampir 3 tahun ini saya selalu minta data yang seperti ini, sekarang baru ditampilkan Pak karena beberapa tahun terakhir ini saya selalu mengamati trend penurunan anggaran, tetapi di satu sisi saya terima kasih karena menyakinkan saya bahwa apa yang selama ini saya amati ternyata betul faktanya dari 2015 pada saat kita rapat pertama anggaran itu hampir 1,7 sekarang itu decline malah decline-nya itu cuman menjadi hampir 1/3 dari Tahun 2015. Tentunya banyak sebab musabab yang mengiringi dari proses ini Pak. Saya kepengen mencoba menilik dari beberapa sebab secara makro dulu Pak. Kalau kita melihat secara makro, pertanyaan mendasar adalah sesungguhnya rekan-rekan yang ada di BNPB dengan Pak Kaban Pak Willem ini, itu sesungguhnya itu lebih nyaman pada tingkatan anggaran seperti sekarang secara teknis karena ditopang oleh TSP yang cukup besar begitu loh atau yang kedua sesungguhnya perlu adanya perimbangan antara anggaran teknis dengan anggaran yang konsepnya itu adalah DSP itu sangat mendasar sekali buat saya Pak pertanyaan itu dan itu menurut saya bisa jadi adalah itu menjadi great goal untuk saya punya gambaran dari Pak Kaban kan itu. Itu yang penting pertama Pak. Kemudian yang kedua, ini masih pendekatan makro. Beberapa kali saya menyampaikan bahwa Undang-Undang 24/2007 Proses Lahirnya Badan Penanggulangan Bencana itu seyogyanya sudah hampir 2 tahun ini saya menyampaikan kayaknya kalau melihat kepada item terkait dengan program kesekretariatan yang didalamnya ada mengkaji tentang pendalaman peraturan perundangan revisi dan sebagainya, seharusnya ini juga menjadi pemikiran karena apa? Menurut pendapat saya ada 3 hal mendasar yang memang belum ada cantelannya Pak. Pertama, kalau kita melihat kepada bencana dalam arti berdampak juga terhadap kerusakan berbagai hal, kita belum melihat pemetaan bencana itu misalnya bencana yang disebabkan oleh kondisi human resource alam itu sudah umum terjadi tetapi yang belum misalnya bencana di kota akibat multi effect dari banjir kayak contoh di Jakarta karena multi effect dari Puncak, inikan belum ada payung hukumnya untuk mencoba mendorong pendanaan dalam arti yang riil. Itu belum ada payungnya Pak. Kemudian kita lihat misalnya bencana yang diakibatkan oleh kota-kota besar yang punya banyak gedung-gedung megah, kemudian terjadi bencana akibat kerusakan yang sifatnya besar, ini juga belum ada payung hukumnya, bagaimana BNPB bisa masukan itu. Nah kemudian lagi juga belum masuk terkait dengan asset, bagaimana ini BNPB bisa masuk untuk ikut mengcover kemungkinan bencana yang menyebabkan lost asset misalnya. Nah tentunya asset ini bisa diklasifikasi nantinya di dalam aturan itu. Nah saya melihat secara makro usulan saya 2 tahun berjalan ini tentang meninjau ulang Undang-Undang ini memang seharusnya sudah menjadi pemikiran penting Pak apalagi kalau dilihat dari satuan tiga program yang ada di Bapak sebetulnya saya melihat juga ada anggaran sampai 6 milyar untuk coba melihat terkait dengan peraturan perundangan yang berlaku misalnya kan, meskipun masih sangat

Page 21: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

minim kalau untuk ukuran pengajuan sebuah RUU tentunya pembahasan Ketua. Itu yang secara makro begitu Pak. Nah sekarang saya secara teknis saya kepengen membuat contoh secara sederhana 2 hal yang sangat miris kalau melihat kepada konsep penanganan antara resiko bencana yang semakin akumulatif dan semakin besar dampaknya tetapi justru daya jangkaunya itu semakin kecil di BNPB. Saya cuman mau ambil sample, mudah-mudahan saya salah. Misalnya kita ambil tentang terkait dengan perekonomian yang terjadi di bencana. Saya melihat secara sederhana terkait dengan pelayanan ekonomi wilayah bencana ada alokasi anggaran misalnya kurang lebih sekitar 7,5 milyar. Kalau dipikir-pikir bencana sebesar Lombok itu untuk apa Pak 7,5 milyar sementara Presiden menyatakan sudah menggelontorkan dana sekian ratus milyar. Perbandingan sederhana itu menunjukan bahwa daya jangkau BNPB rendah. Yang kedua misalnya ada terkait dengan logistic untuk bisa melakukan pengiriman bahan-bahan logistic ke daerah wilayah bencana. Saya melihat di dalam proporsi anggaran misalnya hanya kisarannya sekitar 800 juta. Nah kalau bencananya lebih dari 2 atau 3 lokasi ini bagaimana dan darimana. Nah ini hal-hal teknis ini menurut saya pertanyaan turunan dari 2 pertanyaan pokok saya yang di atas tadi Pak. Oleh karena itu, saya butuh keterangan 2 hal yang pokok tadi sehingga lebih mempermudah karena setiap kali penganggaran itu pasti pertanyaannya adalah salah satunya cantolannya itu ada tidak begitu Pak. Nah yang terakhir Pak, kebetulan kan minggu-minggu depan sudah mulai masuk kepada pembahasan panja-panja di Banggar. Saya sering pesan bahwa ini akan kelihatan muncul atau tidak penambahan itu pada saat pembahasan RKP, Rencana Kerja dari Pemerintah. Oleh karena itu, saya mohon penjelasan yang cukup konkrit sehingga saya bisa mengantisipasi pada titik mana yang memungkinkan karena kalau di RKP tidak muncul Bapak mau ajuin 1 milyar pun tidak mungkin muncul, jangankan 1 trilyun begitu loh karena salah satu indikatornya nanti di sebetulnya di Panja RKP itu sudah kebaca apakah bisa didorong penambahan atau tidaknya Pak di Panja Banggar. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih Pak Mustaqim. Lanjut Anggota yang terhormat Bapak H. Bambang Budi S. F-PAN (Ir. Drs. BAMBANG BUDI SANTOSO, MM.): Terima kasih Bapak Ketua. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Page 22: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Bapak Ketua, Wakil Ketua, Anggota Komisi VIII dan Bapak Kepala BNPB beserta jajaran yang kami hormati. Jadi saya dari Dapil XI khususnya daerah Bojonegoro dan Tuban, selama ini memang tiap tahun daerah kami itu selalu terjadi bencana terutama bencana banjir, banjir besar dan sebagainya yang memang kebetulan untuk daerah kami bencana itu selalu masyarakat menggauli bencana ini yang jelas, tapi dari Badan Nasional Bencana ini cepat tanggap. Betul-betul di setiap ada bencana di daerah kami selalu tampil, ibaratnya demikian kalau saya seorang guru, Badan Bencana ini seorang murid, saya akan memberikan nilai b untuk Badan Bencana ini, tetapi masih bisa ditingkatkan. Jadi tapi yang saya tidak mengerti kenapa anggaran BNPB ini selalu turun. Ini yang saya tdiak mengerti apakah memang BNPB ini sebagai Badan Penghabis Uang, bukan sebagai, istilahnya penghasil, bukan penghasil sehingga trend terus turun padahal ini sangat penting sekali. Maka dengan kejadian-kejadian seperti ini untuk halaman 13 ada usulan tambahan masalah anggaran, mohon supaya betul-betul bisa terealisir Bapak Ketua. Ini yang saya harapkan sehingga bisa lebih meningkat dari nilai b menjadi nilai a. Demikian. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pak Kepala, Pak Bambang ini menggantikan Pak Kuswiyanto dari Fraksi PAN. Kami lanjut kepada yang terhormat Ibu Itet Suhardianto. F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA.): Nama saya berubah. Terima kasih Pimpinan dan seluruh Wakil-wakil Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Bapak Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Saya kira kita perlu memahami atau menjadi suatu jargon bahwa bencana adalah menjadi way of life bangsa kita, karena is the ring of fire berkali-kali kita sebutkan, berarti itu menjadi gaya hidup bagaimana kita menyikapi, bagaimana kita menghadapi, mengatasi bencana ini. Itu pertama yang perlu kita lakukan, bukan hanya warga biasa tapi terutama oleh BNPB. Dengan demikian kalau kita sudah tahu bahwa hal itu perlu kita pahami karena kenapa? BNPB itu sebagai leading sector kalau

Page 23: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

menurut pemahaman saya, bukan SAR (Search and rescue), bukan BMKG dan lain-lainnya. Jadi ini perlu betul-betul serius karena kalau saya mendengar bahwa anggaran turun itu suatu hal yang ironis karena kita harus berjuang.

Nah tadi dikatakan oleh Pak Mustaqim, saya senang bisa mendapat informasi bagi kami yang tidak turun di Banggar, informasi-informasi ini sangat berguna. Jadi bagaimana bahwa anggaran itu harus relevan dengan kondisi ini, maka perlu perjuangan dari BNPB sendiri memperjuangan bagaimana anggaran ini harus naik sesuai dengan kebutuhan dan itu perlu kita bantu juga dari DPR Pak.

Jadi ini yang pertama. Kemudian mengenai koordinasi. Kalau saya melihat tadi disebut ada dari

Kementerian PU dan sebagainya, supaya tidak kita meraba-raba dalam informasi yang gelap atau remang-remang, saya usul dan minta ini dari aspek yang lain koordinasi ini minta pemetaan untuk penanganan penanggulangan bencana yang komprehensif yaitu kementerian mana saja yang terlibat disini supaya kita tidak, oh ini kementerian ini kita meraba,-raba. Kementerian dengan Dirjen–dirjennya yang mana yang harus berkoordinasi terutama dengan kementerian lain, kemudian tadi disebut juga dengan para relawan, mungkin disini bukan Dirjen ya, Deputi. Deputi mana yang bertanggung jawab itu harus jelas supaya nanti ketika kita mengadakan Rapat Dengar Pendapat kita tahu ini tanggung jawab siapa. Jadi tidak secara umum saja kita sampaikan tapi harus kita tekankan deputi yang mana yang bertanggung jawab terhadap koordinasi misalnya dengan Kementerian PU, dengan lain-lainnya. Nah ini saya minta mohon ini dicatat dalam kesimpulan pemetaan ini. Kita turut membantu untuk membuat, untuk agar anggaran bencana ini cukup paling tidak. Jadi kemudian juga disini ada rumah ….

KETUA RAPAT: Sebentar Bu Itet. Kita tambah 1 jam ya? Pak Kepala 1 jam ya, sampai jam 13.00 WIB.

(RAPAT: SETUJU)

F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA.): Iya. Kemudian mengenai rumah yang tadi juga disampaikan oleh teman-teman yang ambruk. Di Lombok, Presiden atau Kementerian PU mengirim 400 Insinyiur untuk membangun kembali rumamh-rumah yang rata. Nah itu baru di Lombok tapi selama ini apakah ada data yang tadi dikatakan bahwa bencana yang kecil-kecil itu kalau diakumulasi, jangan sampai mereka hilang begitu saja, tidak ditangani, tidak dilayani, nah ini bagian dari sebetulnya dari tanggung jawab BNPB dan kami semua untuk juga menganggarkan agar mereka juga jangan dilupakan. Nah ini mengenai ini juga mohon data-data riil-nya berapa. Ini menurut Pak Mustaqim, tapi menurut saya belum lengkap. Disini ada misalnya desa tangguh sekian, riilnya sebetulnya butuhnya berapa. Ini selalu saya tanyakan tapi belum muncul juga Pak, riil-nya tidak apa-apa kita tahu persis sehingga kita tahu persis sebetulnya berapa

Page 24: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

sih yang kebutuhannya riil itu. Bukan ini sekian, dan kita penuhi, itu tidak cukup karena menyangkut mereka yang belum tersentuh oleh data riil ini. Yang selanjutnya mengenai identifikasi rumah yang tahan gempa dan rumah tidak tahan gempa. Sebetulnya itu tanggung jawab siapa yang mengidentifikasi bahwa kalau ini tidak tahan gempa maka harus ditahankan, terus bagaimana caranya dan kami ini laporan saya dari waktu berkunjung di New Zealand. Ini mungkin bisa diadopsi, sehingga mereka punya orang-orang yang kualified untuk menentukan rumah-rumah yang tahan dan tidak tahan gempa. Rumah yang tidak tahan gempa itu dikasih tanda bahwa mereka harus diperbaiki rumahnya supaya tidak terjadi hal-hal yang berulang-ulang yang kronis, nah itu juga perlu diperhatikan. Selanjutnya mengenai tadi juga disebut bencana-bencana kecil. Memang Lombok ini menjadi suatu bencana yang besar yang disoroti dimana-mana dan memang anomaly katanya karena gempanya berfrekuensinya sangat tinggi dan tidak ada time yang ritmenya itu tidak bisa ditebak. Nah yang ingin saya tanyakan adalah mengenai bencana yang kronis ini Pak, Tulang Bawang dapil saya, Mesuji saya sudah sampaikan, apakah ini tadi koordinasi dengan PU-nya seperti apa karena juga sudah saya sarankan, buat tanol-tanol yang seperti di Negeri Belanda sehingga tidak lihat-lihat kronis-kronis ini Pak. Jadi Bapak jangan takut untuk menaikan angka yang harus yang cukup yang betul-betul membantu secara komprehensif. Ini yang kita harapkan dari BNPB sebagai leading sector tentang penanggulangan bencana. Jadi tidak hanya menjadi Kepala Badan Kebakaran seperti yang tadi dikatakan, pencegahannya, mungkin nomenklaturnya juga harus diubah, bukan Badan Nasional Penanggulangan, tapi Badan Nasional Pencegahan Bencana, mungkin perlu kita ubah ini nomenklatur, entah bagaimana mekanisme mengubah, tadi juga ada Undang-Undang 2004 dan 2007 yang harus direvisi, mungkin itu momentumnya. Jadi Pak usul ini juga masuk dalam kesimpulan sebagai mungkin dibentuk Panja dan sebagainya. Saya kira itu saja dari saya. Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Terima kasih. Lanjut Ibu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. F-P.GERINDRA (RAHAYU SARASWATI DHIRAKANYA DJOJOHADIKUSUMO): Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Shalom. Om Swastiastu Sugiharto Namo Buddhaya Salam sejahtera bagi kita semua.

Page 25: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Pimpinan, Rekan-rekan Komisi VIII yang saya hormati. Kepala BNPB dan seluruh jajarannya yang saya hormati. Izinkan saya untuk menyampaikan beberapa hal. Pertama-tama walaupun ini kita sedang membicarakan tentang anggaran untuk Tahun 2019, saya mohon izin pada Pimpinan dan Rekan-rekan sekalian saya akan mengangkat lebih pada isu yang sebenarnya cukup darurat saat ini yaitu tentang gempa di Lombok, tapi pasti ini berkaitan dengan anggaran tahun depan karena pertanyaan saya yang pertama kalau misalkan berkaitan dengan anggaran, tentunya kita harus mempersiapkan melihat ke depan dan juga melihat ke belakang seberapa banyak yang harus kita persiapkan mengingat apa yang masih dialami oleh saudara-saudara kita yang ada di Lombok dan beberapa titik lain sebenarnya. Jadi pertanyaan saya yang pertama menurut BNPB seberapa besar dari kerusakan yang ada saat ini bisa diatasi tahun ini? Jadi perkiraan berapa persen dari kerusakan yang ada disana yang bisa ditangani oleh BNPB dengan anggaran yang sudah diset untuk tahun 2018 itu berapa? Berapa yang mungkin memang sudah dialokasikan oleh Pemerintah untuk istilahnya ditambah ke BNPB, apakah ada perubahan itu? Karena mohon maaf untuk APBNP itu kita DPR tidak diberikan kesempatan untuk membahas, jadi kesannya tidak ada APBNP. Jadi pertanyaan saya adakah perubahan karena inikan musibah yang cukup luas dan besar sekali walaupun tidak diangkat-angkat menjadi bencana nasional tapi saya rasa karena korban sudah sedemikian banyak bukan hanya korban yang meninggal tapi korban yang masih mengungsi dan saya rasa akan terus menjadi pengungsi sampai beberapa bulan bahkan mungkin seperti Sinabung sampai setahun juga belum bisa balik lagi ke rumah karena belum dibangun rumahnya dan seterusnya. Jadi pertanyaan saya berapa persen dari kerusakan kira-kira tahun ini sehingga kita bisa mempersiapkan untuk tahun depan. Yang kedua, Pak Willem I fell you. Saya ini setengah mau marah gereget gimana tapi pada saat yang bersamaan saya mengerti posisi BNPB karena apa, karena saya sedikit kaget waktu di awal itu saya kan, kita kan, ya saya seperti Bu Itet, secara otomatis kami di Komisi VIII pasti berpikir bahwa leading sectornya pasti BNPB, jadi saya langsung kontak komunikasi sama BNPB, saya langsung menanyakan ini bagaimana kondisi disana dan seterusnya, tetapi jawaban yang saya dapatkan bahwa Presiden rupanya memberikan wewenang, leading sector-nya bukan BNPB tetapi Menkopolhukam waktu itu dengan alasan bahwa ini bukan bencana nasional. Nah inikan kita sedikit bingung ya, kita di Komisi VIII selama ini mau memperjuangkan BNPB sebagai leading sector apalagi kita pernah membicarakan untuk mengubah Undang-Undang Penanggulangan Bencana karena kita berpikir bahwa BPBD selama ini bekerja sendiri di daerah, sangat membutuhkan istilahnya kepemimpinan dan arahan dari BNPB dan itupun juga mohon maaf sangat terlihat waktu bencana di Lombok ini kemarin, karena apa? BPBD rusak kantornya. Jadi kan seharusnya bisa ada koordinasi langsung tetapi seringkali mohon maaf, ini sedikit laporan pada rekan-rekan saya dan pada Pimpinan, saya tidak tahu seberapa banyak disini rekan-rekan saya yang punya jaringan di Lombok, tetapi saya ada tim yang h plus 1 sudah ada disana dari yang pertama, gempa yang pertama, dan mereka sedikit bingung karena banyak sekali korban sudah ada dimana-mana tetapi para relawan yang ada disana atau lembaga-

Page 26: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

lembaga yang ada disana masih bingung siapa yang menjadi coordinator dan sayangnya BNPB pun menyatakan iya kami masih menunggu karena ini dari Menkopolhukam. Jadi ini mungkin salah satu hal yang harus kita sebagai komisi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana betul-betul kita dalami secara serius, karena mohon maaf kalau Jepang itu ya rasanya kalau saya melihat negara lain kalau ada bencana itu tidak usah pakai mikir lagi begitu loh, SOP-nya sudah langsung jalan. Ini kita punya bencana ya seperti Bu Itet mengatakan sudah seperti way of life ya, sayangnya ya kita agak sedih mendengar itu, tapi ya lama-lama menjadi realita begitu. Seharusnya inikan ya rekan-rekan BNPB selalu menyatakan ini kita harus sudah punya mind set yang sudah secara otomatis berjalan tanpa kita harus berpikir lagi siapa ini sebagai leading sector. Nah jadi ini harus kita pertanyakan bersama, harus kita gali bersama, ini sebenarnya leading sectornya itu siapa kalau memang BNPB ya biarlah BNPB yang betul-betul bergerak sesuai dengan bidang yang mereka tekuni seperti itu. Nah ini mohon sedikit, karena saya masih mendapatkan data sampai pagi ini dari beberapa lembaga yang ada disana, saya minta ini ada berapa titik tolong saya dikirimkan daftar, ada berapa titik yang masih belum sama sekali ada sentuhan dari Pemerintah, belum. Ini saya mendapatkan di 1 lembaga ada 14 dimana mereka bergerak, 14 dusun, total ada 16.961 jiwa belum tersentuh sama sekali. Itu ada di Lombok Utara. Lalu di beberapa tempat lain kebutuhan-kebutuhan sangat mendasar seperti MCK, air bersih, saya pun juga mendapatkan laporan dari Relawan Mahasiswa Kedokteran UGM, mereka sampai sekarang nangis minta tolong dari saya Bu ada tidak yang bisa mendatangkan air bersih buat kita, para dokter kita sebenarnya tenaga medis kita itu tidak sedikit disana, banyak, hanya mereka kesulitan dengan air bersih bayangkan dan obat-obatan. Jadi ini hal yang mendasar. Itu tadi pertanyaan yang pertama tentang berapa persen. Pertanyaan juga yang selalu dilontarkan saya dari teman-teman yang ada di sana, kapan evaluasi kerusakan akan dilakukan? Apakah sudah dimulai dan dimulainya itu berapa titik? Karena kalau misalkan saya lihat untuk anggaran tahun depan kan sebenarnya ada Direktorat Penilaian dan Kerusakan, berarti kan untuk tahun ini sebenarnya sudah ada pemikiran saya, sudah ada. Nah apakah itu sudah digunakan untuk melakukan evaluasi karena tentunya banyak masyarakat disana yang belum mengerti misalnya ada rumah itu masih berdiri tapi sebenarnya kalau seorang Insinyiur atau seorang evaluator itu datang dan melihat itu bisa dikatakan itu rusak, jangan sampai masuk, tapi ada juga yang sangking semuanya sudah apda ketakutan, bangunan yang sebenarnya masih aman, mereka juga tidak berani untuk masuk karena takutnya nanti gempa akan datang lagi, roboh. Nah ini sampai saat ini mohon maaf di titik-titik yang saya ketahui itu belum ada evaluasi dilakukan sehingga menjadi pertanyaan saya kapan akan dilakukan, evaluasi mana bangunan yang rusak berat, mana bangunan yang rusak ringan karena mohon maaf kalau memang Kementerian PU sudah mengirim 400 Insinyiur agak sedikit, ini apakah tumpang tindih karena memang ada anggaran untuk evaluasi kerusakan disini atau mereka akan bergerak tanpa memikirkan mana yang rusak berat mana yang rusak ringan, atau hanya akan digelontorkan sama saja, semuanya menerima 50 juta per keluarga.

Page 27: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Nah ini hal-hal seperti ini mohon maaf ini baru kesempatan sekarang kita menanyakan. Jadi kalau memang BNPB ada jawabannya ya kami perlu tahu.

Dan pertanyaan saya berikutnya, menurut BNPB apakah Bencana Lombok kemarin ini sebenarnya layak atau tidak ditetapkan sebagai bencana nasional? Karena ada yang menyatakan oh satu-satunya cara untuk bencana tersebut dinyatakan sebagai bencana nasional kalau Pemerintah Provinsi, atau Daerahnya sudah tidak mampu untuk menangani lagi. Ya saya sedikit bingung, ini indeksnya dimana untuk dinyatakan mereka masih mampu atau tidak mampu, karena kalau tidak salah saya pernah membaca artikel bahwa sebenarnya Gubernur NTB sudah minta tolong pada Pemerintah Pusat untuk itu dinyatakan sebagai bencana nasional.

Oke berikutnya. Saya hanya mau menekankan 1 yang secara spesifik. Ini masih menjadi salah

satu keprihatinan saya akhir pernah menyatakan beberapa kali di rapat dengan BPBD setempat pada saat kita Kunker. Kemarin pun juga setelah tim saya ada disana, beberapa relawan RSD ada disana, mereka melihat ini belum diterapkan, antara belum ada SOP atau belum diterapkan, yaitu untuk perlindungan anak di lokasi-lokasi pengungsian. Seharusnya SOP ini sudah ada, dalam arti apa? Ini kita melihat dari highty, dari bencana-bencana dari luar negeri yang dimana kekerasan terhadap anak bahkan penculikan anak itu sangat rentan terjadi di lokasi-lokasi pengungsian. Kalau belum ada, mohon diadakan SOP-nya, kalau misalkan belum ada, saran saya pun juga mohon untuk diperhatikan SOP. Contoh saja, sedikit saja ini 1 yang terakhir Pimpinan. Harusnya di lokasi pengungsian bisa ada pendaftaran atau ada meja dimana itu koordinatornya bisa melihat siapa yang masuk, siapa yang keluar pada saat kapan pun sehingga kalau misalnya ada kejahatan yang terjadi apakah itu hanya istilahan pencurian materi ecek-ecek ataupun juga karena itu terjadi, kami sering mendapatkan laporan dari para pengungsi, bahwa ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti itu dan mencuri barang-barang itu ada. Saya sangat menakuti bahwa akan, takut akan terjadi penculikan anak-anak atau kekerasan seksual terhadap anak-anak pada saat bencana seperti ini terjadi, sehingga SOP-nya contoh saja seperti tadi harusnya pada saat masuk atau keluar, hal seperti itukan hanya bisa dilakukan kalau tempat pengungsian itu diatur dengan baik, tapi kalau kita lihat kan itu berserakan dimana-mana tenda dan seterusnya, terbuka tanpa coordinator juga tidak mungkin bisa mengecek satu per satu, ini pun juga SOP yang seharusnya bisa kita lakukan dengan baik.

Jadi itu mungkin yang bisa saya sampaikan. Sekali lagi, mohon maaf tetapi saya rasa anggaran untuk Tahun 2019 ini agak

sedikit impossible untuk kita bicarakan tanpa kita betul-betul mengevaluasi apa yang terjadi tahun ini, dan bagaimana kita bisa mengatasinya tahun depan kalau bisa diatasi, belum bisa diselesaikan tahun ini. Banyak sekali ratusan jiwa sangat menunggu pergerakan dan keputusan dari kita di DPR RI maupun juga dari Pemerintah Pusat.

Mungkin sekian dari saya. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Page 28: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Lanjut Ibu Diah Pitaloka, S.Sos., M.Si. F-PDIP (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Pimpinan Komisi VIII, Anggota yang saya hormati; Kepala BNPB beserta jajarannya. Rapat Lombok baru sekarang ya, ini saya kesal juga karena memang agenda kita juga ya reses soalnya ada haji tapi kita lihat kerjanya Pak Willem, memang ada persoalan SOP mungkin ya koordinasi, manajemen, tetapi saya pikir Pak Willem bisa jawablah ya progress-nya bagaimana di tengah kondisi bencana itukan pasti kita pertama tidak bisa detek sejauh apa dan Lombok itukan ribuan ya, sampai lebih dari seribu kali gempa. Mungkin teman-teman sudah membahas secara umum tentang koordinasi, tentang anggaran dan lain-lain, tapi saya mau menyoal hal-ha kecil saja. kita kemarin juga kedatangan dokter-dokter, dari Dokter Bhineka, mereka menyoal tentang Huntara, Hunian Sementara inikan tenda ya. Tenda inikan ada kapastas waktunya, mungkin cuman kalau yang dari karung atau dari terpal mungkin 1 bulan atau 2 bulan atau 3 bulan, daya tahannya kan tidak sampai 1 tahun, sementara kalau kita bicara pembangunan rumah, nah mungkin Huntara ini, kapasitas Huntara perlu disesuaikan dengan kapan segera ada ketersediaan bantuan rumah. Jadi mungkin harus ada bantuan tenda lagi karena waktunya tidak lama juga, tidak tahan lama tenda yang sudah ada sekarang. Nah itu satu, karena hari ini dunia internasional kan juga menyorot persoalan ini. Yang kedua, ya itu kayak misalnya hal-hal yang sifatnya utilities ya ketersediaan air minum dan 1 lagi kayak trauma ya, trauma healing ini psikotraumatic, psiko sosial. Kita mungkin lebih banyak bicara gempa itu logistic, nah tapi persoalan kesehatan jiwa ini menurut saya juga harus apa ini oleh Kementerian Kesehatan, apa mungkin BNPB menyediakan healing posko, posko trauma healing atau mungkin pendekatan kultural bersama tokoh-tokoh masyarakat disana, karena kan orang kondisi psikologis saya kebayang juga ya, sudah kehilangan semua. Nah itu juga jangan sampai hal-hal yang sifatnya integible, tidak kasat mata itu dianggap tidak penting, jangan-jangan itu sebetulnya persoalan besar. Nah ini saja mungkin yang saya soroti, bagaimana sekarang kondisi teknis itu kita selesaikan saja apa yang bisa dibantu oleh teman-teman DPR RI entah di persoalan lobby karena misalnya ada SOP yang, apa ada peraturan yang sejauh ini membuat lambat bekerja misalnya atau keterbatasan-keterbatasan apa mungkin kita bisa bantu yang lebih teknis karena saya pikir hari ini orang di NTB masih ada yang menderita, mungkin masih banyak punya persoalan-persoalan yang sifatnya mendasar, dan mari di ruangan ini kita lakukan yang terbaik apa yang bisa kita support Pak Willem

Page 29: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

semoga kerja kita bisa cepat ya dan meringankan beban penderitaan warga Lombok yang hari ini terkena bencana. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Terima kasih Bu Diah. Lanjut dari meja Pimpinan Pak Ace silakan. F-PG (TB. H. ACE HASAN SYADZILY, M.Si.): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Pak Ketua, para Anggota, Pak Kepala BNPB serta seluruh jajaran BNPB yang saya hormati. Pertama, saya ingin me-make sure saja Pak bahwa apakah di salam Rancangan Anggaran yang dibuat sekarang itu sudah juga menghitung soal rehab rekon pasca NTB dan pasca gempa NTB ini, karena yang kita tahu bahwa pasti proses rekonstruksinya tersebut memerlukan waktu yang cukup lama begitu ya. Misalnya seperti Aceh saja kan proses waktunya lama sekali. Jadi saya ingin make sure apakah ini sudah masuk atau tidak di dalam anggaran yang sekarang diajukan oleh Bapak. Yang kedua, tentu kita mengapresiasi. Saya mendapatkan banyak informasi setiap saat dari Pak Sekretariat, Pak Sestama tentang kejadian yang di NTB tersebut begitu dan tentu kita pun juga mengapresiasi atas sikap cepat Pemerintah ya Presiden sampai 3 kali datang ke NTB Pak, tentu menurut saya terlepas dari apapun, kita harus mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh Pemerintah terkait dengan penyelesaian atau rehabilitasi yang terjadi di NTB tersebut. Nah yang ketiga, dari sekian banyak yang disampaikan oleh Bapak dari program-program yang diajukan tentu ini semua baik begitu Pak ya, cuman tentu harus ada terutama saya kira program kegiatan prioritas nasional, kan ada keluarannya, ada 68 desa, ada misalnya kayak budaya sadar bencana, pengembangan desa tangguh dan lain-lain, itu harus ada reasoningnya yang harus bisa dijelaskan kepada kita begitu ya. Mungkin secara teknis bisa kita bahas di dalam rapat dengan Esselon I begitu tetapi itu mesti ada reasoning supaya, termasuk dasar pemilihan lokasi supaya pada saat kita melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan tersebut juga kita juga bisa dapat membantu untuk bisa menjelaskan kepada public begitu apa yang menjadi alasan dari program-program tersebut begitu dan soal saya sama saya kira tadi yang disampaikan oleh para Anggota termasuk tadi disampaikan oleh Ibu Sarah soal keharusan kita semua untuk merevisi terhadap Undang-Undang Penanggulangan Bencana Pak, karena kita tahu bahwa di daerah masih banyak yang berbeda soal nomeklatur dan itu saya kira membuat kita semua juga mungkin pada level teknis agak

Page 30: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

kesulitan untuk bisa melakukan kerja-kerja yang lebih efisien dan terukur di bawah dan terutama saya kira soal tata kelola dan kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana di daerah begitu, ada yang menggunakan kata unit, ada yang disandingkan dengan dinas lain, itukan harus kita kaji secara mendalam begitu dan saya kira mungkin dalam salah satu program kerja yang dibuat oleh Pak Kepala juga mungkin saya kira juga soal itu. Saya kira demikian Pak Kepala soal masukan saya. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh. Silakan Pak Sodiq. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Mohon maaf nih, menambah dari Pak Ace tadi. Khusus untuk rehabilitasi rekonstruksi Pak, dari anggaran tahun ini itu prosentase khusus untuk Lombok berapa persen begitu Pak? Apakah ada alokasi khusus atau sampai menyita misalnya untuk alokasi daerah lain? Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Saya kira betul. Pak Marwan dulu baru Ibu Itet tambahannya, tambahan? Tidak boleh tambah lagi. F-PKB (MARWAN DASOPANG): Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang; dan Salam sejahtera untuk kita semua. Pimpinan dan Anggota Komisi VIII yang saya hormati, Bapak Kepala BNPB Pak William beserta jajarannya yang saya hormati. Saya mau fokus ke penganggaran program kita, maka bila membaca-baca ini kasihan juga ini BNPB, kasihan juga Pak William ini kalau terjadi bencana yang dicari BNPB, mana ini Pak William, begitu bencana dicari Pak William. Sementara anggarannya sedikit sekali, padahal kejadian dimana-mana. Di 1 tempat saja anggaran ini tidak cukup, namun demikian mestinya anggaran yang ada di kita dimanfaatkan

Page 31: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

sebaik-baiknya. Maka kalau saya mencermati cara penganggaran kita ini, sebetulnya masih banyak yang bisa kita evaluasi Pak. Pertama, proporsi penganggaran yang saya lihat ini, program penanggulangan bencananya itu bernilai 400-an dari 600-an. Sekitar 218 itu berada di dukungan manajemen, tugas teknis, pengawasan, peningkatan. Dari 400 itu yang disebut dengan program penanggulangan bencana, saya mengajak teman-teman Anggota Komisi VIII nanti di pendalaman akan kita buka, sebagian besar dari program penanggulangan bencana ini juga lebih banyak dokumen-dokumen juga, penyusunan dokumen, penyusunan teknis, rapat-rapat, saya sudah membanding-bandingkan 2018, 2017, 2019, menemukan beberapa data-data program kita yang sifatnya dianter ke deputiannya, umpamanya penyusunan data 1 milyar, kemudian nanti di humas lagi ada data lagi 2 milyar, kemudian ada penyusunan dokumen sekian, di kedeputian ini penyusunan dokumen yang mirip-mirip tentang verifikasi dan program tata cara penyaluran bantuan penanggulangan. Maka ditotal dari 400 ini hampir setengahnya juga itu penyusunan dokumen juga. Nah kalau begitu hanya tinggal 200-an lagi yang sampai tentang penanggulangan bencana itu. Saya berharap Pak Kepala mencermati ini cara penganggaran kita, saya sudah baca-baca ini dalam hal selain yang tadi 218.975 itu berada di anggaran dukungan manajemen, tugas teknis, pengawasan, peningkatan akuntabilitas. Sementara di penanggulangan bencana juga sebagian besar penyusunan dokumen, penyusunan data dan lain-lain, maka sebetulnya semakin miris Pak, sudah anggarannya kecil, maka yang menanggulangi bencana itu pun sebetulnya dari sekian banyak anggaran semakin kecil. Itu yang perlu saya klarifikasi dan menurut saya masih banyak bisa dipadat-padatkan umpamanya dokumen itu. Itukan dari tahun ke tahun Pak dokumen-dokumen. Ini ada 3 anggaran ini yang saya kumpul, 2017, 2018, 2019 mirip-mirip saja programnya. Kami kira itu koreksi Pak, bisa kita evaluasi, bisa kita geser-geser, bisa kita perkuat dalam hal penanggulangannya ketimbang rencananya. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Marwan. Bu Itet sedikit saja ya, karena kita jam 2 dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan, mohon poin saja. F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA.): Baik terima kasih Pimpinan. Ini hanya untuk memperkuat bagaimana perlu anggaran di NTB itu ditingkatkan. Yang saya ingin tanyakan adalah sejauhmana ini era teknologi, teknologi yang dikembangkan untuk bisa mendeteksi daerah-daerah atau titik-titik yang berpeluang terjadi gempa, sampai sekarang bagaimana, apakah ada yang lebih canggih, misalnya kita ke luar negeri belajar, kira-kira seperti apa, kalau kita seperti sekarang, tidak maju-

Page 32: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

maju Pak. Jadi saya kira ini juga sudah waktunya kita mengembangkan teknologi di era teknologi ini. Sekian saja Pak. Terima kasih. KETUA RAPAT: 1 hal, manusia bisa memprediksi atau mencari ilmu sampai ke astronomi sejauh bintang, tetapi di bumi berpinjak ini tidak mampu. Itulah manusia. Kamu nyangka bahwa gunung itu dia diam, padahal dia berjalan sebagaimana jalannya awan, tidak bisa juga manusia bisa prediksi. Oleh karena itu, waspadalah, hati-hatilah dalam kehidupan. Catatan kecil dari saya:

1. Anggaran ini tidak cukup untuk bisa mengcover program Tahun 2019 yang akan datang dengan tambahan berbagai bencana yang muncul. Oleh karena itu, koordinasi dan silaturahim dengan Panggar Besar maupun Panggar Komisi terus dilakukan. Kami informasi bahwa nama-nama Panggar dari Komisi VIII kebetulan ada 8 orang. 1) Prof. Hamka Haq; 2) H. Rahmat Hidayat, S.H.; 3) Dr. H. Deding Ishak, M.M.; 4) Suprianto; 5) Hj. Dwi Astuti Wulandari; 6) Hj. Bisri Romli, M.M.; 7) H. Muhammad Iqbal Romzy; 8) H. Ahmad Mustaqim, SP., M.M.

Diamanatkan dan dikomunikasikan, disinergikan, dimantapkan perencanaan

anggaran untuk penanggulangan bencana baik yang rutin yang ditangani dalam konteks manajemen maupun dalam konteks kebencanaan yang berjalan. Saya kira ini penting.

Saya masih melihat ada 1 hal pak bencana Lombok. Awalnya kurang koordinasi terus terang nih, banyak barang di lapangan tidak didistribusi. Ini waktu kami berangkat haji saya dapat WA berkali-kali dan malam hari saya langsung WA kepada para Pak Kepala, tidak sampai 5 menit langsung dijawab padahal itu malam Pak, saya bilang kapan tidurnya, tetapi itulah luar biasa. Pak Doni juga balas, Pak Arben juga alhamdulillah. Jadi sebenarnya dari sisi respon itu bagus, hanya sama persoalan koordinasi di lapangan, saya juga baru tahu tadi itu kalau leading sector-nya bukanlah BNPB yang selama ini kita kenal waktu awal, mestinya dari sisi SOP-nya berdasarkan Undang-Undang itu adalah langsung BNPB yang menangani aspek itu dengan segala macam perangkat. Biasanya begitu bencana terjadi yang kita tahu baju ungu, baju orange BNPB yang muncul lebih awal. Nah itu kebanggaan kita Komisi VIII. Jangan sampai kebanggan ini cepat berlalu. Nah ini.

Mungkin saja ini terjadi karena jangan sampai ada urusan politis, ini bencana murni, persoalan alam.

Oleh karena itu, bisa tangani Surabaya. Saya juga kritik 1 program ini, saya kepengen dipecahkan di halaman 7 itu, program dukungan manajemen dan

Page 33: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

pelaksanaan teknis BNPB. Saya ingin 1 SDM dipisahkan saja anggaran yang akan datang, SDM, khusus mengenai anggaran SDM (Sumber Daya Manusia) apakah pecahan dari manajemen karena ini yang memerlukan konsep terpadu mengenai membangun integritas orang di BNPB, meresponi keadaan, integritas, disiplin dan sebagainya, sudah ada, tinggal dimantapkan lagi tetapi ada nomenklatur tersendiri SDM-nya itu. Dengan pusdiklatnya seperti apa, dan sebagainya, itu sebenarnya akan kita kelihatan arahnya, supaya kalau ada promosi itu sebaiknya promosi for the within, promosi dari dalam. Jangan terlalu banyak dari luar sehingga banyak memberikan kesan bahwa BNPB di tempat orang, ya begitulah. Saya kepengen ada re-generasi dari dalam itu penting.

Jadi Pak Jenderal itu promosi from the within, promosi dari dalam itu menjadi sangat penting, karena ada kebanggaan juga, ada dikniti, ada pride juga disitu, selama ini sudah bekerja, tiba-tiba tidak datang dari luar perlu waktu lagi lama lagi menyesuaikan diri itu. Ini perlu. Makanya Pak Dodi rambutnya agak lebih cepat putih.

Saya kira itu. Kemudian anggaran on call ya 6,5 trilyun yang dulu 4 trilyun Pak ya. Benar tidak

sih ada angkanya? Itu saja pertanyaannya, benar tidak sih? Jangan-jangan angka ini angka politis saja, begitu dibutuhkan tidak ada juga kira-kira begitulah. Jadi kita ingin negara ini penuh kearifan, penuh kejujuran untuk menyatakan ada atau tidak. Itu paling penting supaya ketika ada muncul bencana tingkat responsifnya itu menjadi tinggi.

Saya kira itu pengantar dari kami meskipun secara umum sudah oke. Kami persilakan Pak Kepala, waktu kita maksimal jam 1 dan menggunakan

waktu secukupnnya. Kami persilakan.

KEPALA BNPB: Terima kasih Bapak Ketua. Terima kasih Bapak/Ibu sekalian atas masukan-masukan yang sangat penting yang sangat berharga bagi kami untuk melakukan perbaikan terutama untuk pelayanan kepada masyarakat. Kami mohon izin Pak Ketua kalau boleh saya akan menjawab dulu masalah Lombok ini. Lombok, baru nanti masalah anggaran baru yang lain-lainnya. Kalau diizinkan, kami akan memaparkan 5 menit saja. Tolong untuk penanganan slide, sambil menunggu slide kami akan menjelaskan, kami akan meluruskan dulu. Jadi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, BNPB adalah coordinator dalam pelaksanaan penanggulangan bencana. Dalam keadaan tanggap darurat adalah sebagai pemegang komando itu jelas dan mengimplementasikan sebagai pelaksana. Ada 3 fungsi, itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 dan hal ini diperkuat oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2018, disana tentang percepatan pemulihan atau rehabilitasi rekonstruksi di NTB. Disana jelas bahwa semua kementerian dan lembaga termasuk TNI Polri itu berkoordinasi dengan BNPB. Pada poin BNPB itu disebutkan bahwa Kepala BNPB mengkoordinasi semua kementerian dan lembaga dalam konteks NTB ini. Nah jadi masalah kepemimpinan ini memang ada miss komunikasi. Kami pada saat terjadi bencana yang kedua dalam waktu 12 jam, kami sudah di tempat, begitu terjadi gempa jam 18 sekian kami lihat di Inaris kami itu terjadi

Page 34: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

di darat dan kami sudah bisa membayangkan pasti dampaknya luar biasa, sehingga malam itu juga kami terbang ke Lombok sehingga kami tiba disana akhirnya jam 3 pagi. Perjalanan dari Mataram menuju ke Lombok Utara kurang lebih 2 jam. Jam 5 pagi kami tidur di mobil dulu 2 jam, jam 7 kami bertemu dengan Gubernur. Memang Gubernur saat itu dan aparat yang ada disana itu hopeless Pak. Jadi memang demikian dalam setiap kejadian bencana dalam masa 1-2 hari itu masa panic, sehingga mungkin statement itu keluar, padahal setelah 1 minggu statement-nya Gubernur NTB berubah. Kita tidak perlu bencana nasional. Nanti kami jelaskan juga masalah penetapan status bencana. Jadi itu adalah situasinya. Setelah kami tiba pagi itu juga kami langsung rapat dengan Gubernur dengan Danrem dalam rangka membentuk satgas sampai kepada organisasinya bagaimana dan lain sebagainya dan hari itu juga kami mendirikan pos pendampingan nasional dimana BNPB sebagai coordinator diawaki oleh semua Kementerian dan Lembaga terkait. Nah kebetulan hari itu sebelum terjadi, pada saat terjadi gempa memang ada kegiatan Menko Polhukam dengan Kasum TNI ada kegiatan internasional dan Beliau pada saat sedang acara makan malam terjadi gempa itu luar biasa dia bilang, itu ceritanya. Lalu keesokan harinya Pak Menko ada disana melaporkan kepada Presiden. Nah jadi itu. Bukan berarti Menkopolhukam sebagai coordinator tidak, jadi tetap BNPB yang melakukan koordinasi. Nah situasinya demikian. Tadi saya katakan hari pertama, hari kedua, hari ketiga itu masa panic. Yang kedua, pada saat terjadi bencana yang massif ini ketersediaan sumber daya daerah itu sangat terbatas Pak. Dari Lombok, dari kabupaten, tidak bisa memenuhi kebutuhan itu, misalnya tenda, lalu untuk logistiknya, kebutuhan mendasar, tidak ada, bahkan sampai di provinsi tidak cukup Pak tapi kami segera melakukan mobilisasi logistic, ya mobilisasi logistic dari yang terdekat dulu, Bali, Surabaya, Jakarta, lalu dari BPBD-BPBD di seluruh Indonesia itu juga datang kesana, mengirim ahli pasang tenda, membawa rumah tenda dan lain sebagainya. Nah itulah situasinya pada saat itu. Kedua, pengungsi ini demikian banyak. Pada saat gempa pertama jumlah tidak terlalu besar, kita melakukan pendataan dan verifikasi. Ada gempa kedua, rumah yang tadinya kita verifikasi rusak sedang, menjadi rusak berat, berubah semua itu verifikasi itu, sehingga kebijakan kami adalah memverifikasi rumah yang rusak berat dulu. Itu yang kami lakukan. Baik lanjut dulu ini. Nah tadi pengungsi, karena traumatic sehingga orang yang rumahnya tidak rusak pun dia takut tinggal di rumah, dia mendirikan tenda dekatnya, kalau malam hari dia gabung sama lainnya di tempat pengungsian, sehingga ini jumlah pengungsi banyak. Selain jumlahnya banyak dia juga bertebaran. Pada 10 hari pertama memang betul banyak daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh kita, dengan jalan darat pun tidak bisa, sehingga harus perorangan, naik motor pun tidak bisa, sehingga kita menggerakan prajurit-prajurit TNI Polri untuk menjangkau itu bekerja bersama-sama dengan relawan. Nah itu situasinya. Sekarang, saya akan, kembali dulu. Ini adalah urutan-urutan gempanya. Lalu berikutnya, ini adalah menggambarkan jumlah korban. Jadi yang terbanyak memang korban itu ada di Lombok Utara, lalu yang kedua di Lombok Barat.

Page 35: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Lanjut. Nah kalau kerusakan itu kita lihat yang paling banyak adalah adalah di Lombok Barat kerusakan. Rumah, total rumah rusak, 270, ini baru pendataan, belum diverifikasi. Lanjut. Nah untuk agar kalau kita berbicara masalah pemulihan itu ada 5 sektor. Yang pertama adalah pemukiman, yang kedua adalah infrastruktur, yang ketiga adalah sosial, empat ekonomi, yang kelima lintas sectoral. Lintas sectoral itu termasuk gedung-gedung pemerintahan khusus untuk pemukiman, kita melakukan pada masa tanggap darurat kita sudah melakukan pemulihan sebetulnya. Caranya bagaimana? Kita mendata dan memverifikasi rumah tersebut, begitu rumah selesai diverifikasi oleh Tim yang ditunjuk tentunya menentukan mana rusak berat, rusak sedang itu sudah ada kriterianya yang dibuat oleh Kementerian PUPR atau Dinas PUPR setempat. Timnya sudah dibentuk, lalu dia memverifikasi. Hasil verifikasi itu di-SK-kan oleh Bupati by name by address. Berdasarkan SK itu maka Pemerintah bisa menyalurkan bantuan stimulant setelah ditetapkan hasil dialog dengan masyarakat bahwa 50 juta untuk yang rusak berat, 25 juta untuk sedang, 10 juta untuk rusak ringan. Lanjut. Pada saat gempa yang pertama, kami telah menyalurkan dalam waktu 10 hari, 2 minggu, kami sudah menyalurkan 534 di Lombok Timur untuk rumah-rumah yang rusak berat. Lalu beberapa hari yang lalu, saya lupa tanggalnya ini, sudah lupa tanggal, lupa hari kita, kira-kira 1 minggu yang lalu Presiden langsung menyerahkan bantuan stimulant untuk rumah rusak berat sebanyak 5.293 dan ini sudah diberikan. Total dana yang sudah disalurkan by name by address adalah 300 sekian milar. Lanjut. F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Pimpinan, Tadi yang saya tanyakan disini uang 50 jutaan apa itu masuk di SP ini atau bukan? KEPALA BNPB: Oh iya baik. Jadi untuk penganggaran ini terima kasih Pak. Jadi kita ini anggaran kan 1 untuk BNPB ini memang unik, anggarannya kan 1 yang regular, yang rutin, yang 1 lagi dari DSP, dari dana cadangan penanggulangan bencana dari Kementerian Keuangan sebelum disalurkan masuk di DIPA-nya BNPB. Nah untuk Lombok itu diambil sepenuhnya dari dana cadangan penanggulangan bencana. Jadi yang 300 sekian milyar itu yang untuk memberikan bantuan stimulant rumah-rumah rusak itu diambil DSP Pak. Jadi begitu. Baik. Ini rekap pendataan dan verifikasi perumahan itu menjadi prioritas kami. Nah bagaimana pemulihan ini bisa dilakukan secara cepat, kita mengerahkan tenaga dari

Page 36: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

TNI. Ada 5 ribu TNI yang dikerahkan disana untuk membantu masyarakat melakukan pembersihan puing. Yang berikutnya lagi yang penting adalah penyediaan bahan bangunan. Kalau dicover di provinsi, tidak mungkin cukup. Kami perkirakan yang akan rusak berat sekitar 70 ribu dan ini harus selesai dibangun kembali dalam waktu 6 bulan, paling lama 8 bulan. Ini. Oleh karena itu, untuk penyediaan bahan bangunan kami bekerja sama dengan Kadin dan dibantu juga oleh Menteri BUMN Pak untuk mengerahkan Perusahaan-perusahaan BUMN untuk menyalurkan atau memobilisasi bahan-bahan bangunan ke daerah. Yang berikutnya lagi adalah bagaimana dengan kegiatan belajar mengajar, sekolah kan banyak yang rusak sesuai dengan daftar ini. Kalau kita lihat juga yang paling banyak terdampak adalah anak usia belajar di bawah 12 tahun. Oleh karena itu, kebijakan Pemerintah adalah membangun sekolah-sekolah darurat dan ini sudah kami lakukan untuk membangun sekolah darurat perlu waktu 2 minggu sampai 1 bulan Pak dan ini sudah kami lakukan sehingga kegiatan belajar mengajar murid-murid itu bisa langsung, artinya tidak terganggu program belajarnya. Nah memang ada situasi begini contoh di SMP …. F-P.NASDEM (Drs. KH. CHOIRUL MUNA): Mohon izin Pimpinan, dari data yang ada kok Perguruan Tingginya kok tidak ada Pak? KEPALA BNPB: Memang tidak ada disitu, jadi di Mataram Perguruan Tingginya kan? Di kabupaten, tidak ada perguruan tinggi Pak. Jadi …. KETUA RAPAT: Unram itu masuk mana Pak? Unram, Universitas Mataram. KEPALA BNPB: Masuk Mataram, tidak terdampak Pak. Jadi Unram bangunannya tidak terdampak, Universitas Mataram. Ini yang kami data semua adalah SD, SMP, SD, SMA termasuk Madrasah. KETUA RAPAT: Dan laporan kami di lapangan rusak berat Pak itu, belajar mengajarnya di tenda Pak. KEPALA BNPB:

Page 37: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Baik, nanti Deputi kami yang akan menjelaskan. KETUA RAPAT: Jadi 2 itu tidak ada itu. KEPALA BNPB: Ya terima kasih Pak. KETUA RAPAT: Laporan hampir Kementerian Agama juga begitu gedungnya. IAN juga sebagian kan … (rekaman terputus) tetapi inikan tidak tanggung jawab sepenuhnya ke BNPB, hanya paling tidak menghimpun, menginventarisir akibat bencana itu seluruhnya meskipun nanti kita klasifikasi. Terima kasih. KEPALA BNPB: Mohon izin Bapak Ketua, nanti kami akan jelaskan bagaimana mekanisme untuk rehabilitasi reprossing dari a sampai z-nya. Saya berbicara ini sekarang adalah tanggap daruratnya, perbaikan-perbaikan darurat. Jadi sekolah tadi sudah kami sampaikan Madrasah, Rumah Sakit, Rumah Ibadah, sama seperti itu pendekatannya. Sekarang memasuki masa kalau kita bicara kedaruratan ada 3 Pak, siaga darurat, lalu tanggap darurat dan transisi darurat menuju kepemulihan. Untuk gempa, mohon izin Ibu Itet, tidak ada teknologi yang bisa mendetek sebelum gempa itu terjadi. Nah ini situasinya. Tentu kita akan tetap harus memaksimalkan penggunakan teknologi dalam rangka mitigasi bencara. Jadi untuk gempa itu sampai saat ini memang tidak ada. Jadi kasus di Lombok kita langsung masuk tanggap darurat, tanggap darurat berakhir tanggal …. F-PDIP (ITET TRIDJAJATI SUMARIJANTO, MBA.): Interupsi, izin. Yang saya maksud dengan teknologi itu bukan hanya untuk gempa, misalnya banjir dan sebagainya itu. Coba, ini untuk menguatkan anggaran BNPB makin besar. Terima kasih. KEPALA BNPB: Jadi memang kalau kita berbicara masalah teknologi terutama untuk early warning sistem kita sedang mengembangkan multi hazard early warning system. Kalau untuk lens light bahwa kita artinya UGM dengan BNPB ini sudah melakukan riset dan menghasilkan lens light early warning system, bukan kita mendapatkan ISO tetapi kita

Page 38: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

membuat bagaimana ISO itu diberikan. Ya itu untuk lens light. Tentu yang lain-lainnya tetap kita kembangkan dan memang untuk early warning system itu belum mengcover seluruh Indonesia. Kalau kita berbicara early warning system kluster early warning system itu koordinatornya adalah di BMKG, tapi BNPB yang mengkoordinasikan itu semua. Kami lanjut kalau diizinkan. Oke. Sekarang masih dalam masa transisi darurat. Jadi kita melakukan perbaikan darurat baik itu sekolah, rumah sakit, madrasah, rumah ibadah, pasar, itu kita lakukan semua sehingga apa yang kita lakukan ini berusaha semaksimal mungkin memulihkan kehidupan masyarakat. Nah kami pada saat masa tanggap darurat pun sudah menyiapkan rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi untuk NTB Pak. Jadi di dalam rencana aksi itu menjelaskan semua kementerian dan lembaga yang terkait terutama yang tercantum di dalam Inpres itu menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawabnya termasuk kebutuhan anggaran. Jadi misalnya untuk pendidikan, kerusakan sekolah dan seterusnya, anggaran dibutuhkan x, lalu anggaran x ini darimana, apakah dari Kementerian Pendidikan ada alokasinya, apakah ada dari ada, nah itu kita bicarakan. Nah rencana aksi ini kami harapkan akhir September ini selesai. Untuk perbaikan pembangunan kembali rumah, kami targetkan paling lambat akhir Maret, nah ini memang kita kebut. Lalu untuk Sumbawa Barat itu luar biasa, bahwa daerahnya itu memiliki Perda Satgas Gotong Royong dan bahkan Bupatinya menyatakan saya akan sanggup membangun kembali rumah-rumah yang rusak berat ini dalam waktu 3 bulan. Nah jadi ini memang kepemimpinan daerah juga sangat menentukan. Oke lanjut. Ini tentang, tadi masih masalah pendataan kerusakan. Lanjut. Lanjut. Lanjut. Dukungan nasional, ya lanjut. Lanjut. Lanjut. Lanjut. Lanjut. Lanjut. Nah ini adalah dukungan logistic yang sudah diberikan per tanggal 5 September. Lanjut. Ini semua tadi diambil dari dana DSP. Lanjut. Lanjut. Lanjut. Tadi sudah saya jelaskan, lanjut. Lanjut. Lanjut. Lanjut. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc):

Page 39: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Sebentar Pak, yang hasil kaji kebutuhan, bisa diulang sedikit? KEPALA BNPB: Jadi untuk kebutuhan yang anggaran 6 trilyun sudah kami ajukan kepada Menteri Keuangan masih dalam proses Bapak. Jadi ini baru sementara, belum kita hitung betul. Kalau mau tahu jumlahnya berapa semuanya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi rekonstruksi, itu nanti ada di renaksi, rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi. Jadi ini adalah kajian sementara. Lanjut. Nah itu 6 trilyun tadi usulan pendahuluan. Nah ini kebutuhan prioritas tadi yang sudah disampaikan oleh Ibu Rahayu juga. Memang MCK ini menjadi sangat urgen. Ada kendala-kendala, contoh seperti ini, MCK dipasang di rumah ini, banyak juga yang berkeberatan dipasang di rumahnya begitu, terpaksa kita harus cari lahan, bikin yang komunal, terus ada lagi sudah disiapkan MCK, ada kendala juga tradisi orang tidak mau masuk disitu, dilihat orang lain begitu. Jadi menempatkan ini harus hati-hati betul. Nah akhirnya kita putuskan begini, sudah apa sih yang dibutuhkan oleh masyarakat, ini closet-nya saja, kloset jongkok itu, itu saja yang diserahkan, nanti digali, dikasikan misalnya di suatu tempat pengungsian kita serahkan itu, nanti mereka yang bangun sendiri dipasang dimana, mereka yang menentukan sendiri. Jadi banyak juga yang MCK mobil tidak dipakai karena asalan itu, Pak kok ditaruh disitu, ditaruh di pinggir jalan misalnya begitu. Jadi banyak juga yang tidak ini, mereka lebih senang kalau misalnya ya cukup dengan gedek begitu dipasang begitu, lalu mandi disitu dan lain sebagainya. Itu yang critical. Yang berikutnya lagi betul, sekarang yang kami antisipasi Bapak/Ibu sekalian, inikan sudah menjelang musim hujan, taruhlah BMKG menyatakan Desember akan masuk musim hujan. Kami memperkirakan bahwa November kami harus sudah siap dengan itu, lalu bagaimana dengan masyrakat nanti sementara dia membangun rumahnya dia tinggal dimana. Nah ini kebijakannya sendiri-sendiri. Kalau di KLU, rakyatnya diminta untuk membangun sementara, kita hanya menyediakan terpalnya saja. Jadi terpal disiapkan begitu. Kami lagi memikirkan juga ini bagaimana dengan kelompok rentan. Tentunya ini yang akan menjadi prioritas kita. Kami tadi, kita semua sudah membahas juga masalah SOP padahal kita sudah ada Perka-nya tentang perlindungan kelompok rentan. Kelompok rentan siapa saja ada semua disebutkan disitu, memang salah satu kekurangan ini yang harus kita, saya akui bahwa kebutuhan yang demikian besar, Anggota BNPB itu kan cuman 550, kita mengandalkan kekuatan dari BPBD bekerja sama dengan TNI Polri, dengan relawan. Itu kekuatan kita. Relawan itu luar biasa kekuatannya, sangat membantu Pak. Saya akan bercerita sedikit pada saat minggu pertama dimana Pemerintah tidak bisa mensuplai semuannya, itu ada relawan-relawan tanpa nama anak muda Pak. Jadi dia itu bawa komputer sendiri, dia buka website sendiri, dia cari dukungan makan sendiri, dia bagikan dan itu sudah kami catat semua, untuk kami berikan penghargaan. Jadi capital sosial kita ini sebetulnya luar biasa di dalam negeri, diminta tidak diminta Pemda darimana-darimana berdatangan, ya untuk memberikan bantuan ini. Nah ini yang kita upayakan.

Page 40: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Oleh karena itu, supaya saya bisa mengendalikan situasi di lapangan maka saya tunjuk setiap Esselon III ada di Kecamatan, dia mengkoordinasikan dengan semua Kepala Desa untuk mengidentifikasi apa yang menjadi permasalahan, apa yang menjadi kebutuhan. Lalu kita sedang menyusun peta-peta itu. Jadi kami memang pengungsi inikan kurang lebih 350 ribu, pendataan belum selesai. Nah lagi kendala kami yang berikutnya adalah para pengungsi ini pindah-pindah, suka-suka dia, malam dia kembali ke rumah, eh siang dia kerja, kembali ke rumah, malam hari dia tinggal di yang mana yang menurut dia enak begitu. Jadi memang pengungsian itu malam hari penuh, siang hari kosong, seperti itu. Nah inilah memang situasinya. Yang penting bagi kami adalah bagaimana memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak ini, yang mengungsi. KETUA RAPAT: Pak Jenderal, Kita tambah berapa menit? KEPALA BNPB: Kami berusaha 10 menit selesai Pak, paling lama 15 Pak. KETUA RAPAT: Baik, 20 ya.

(RAPAT: SETUJU)

Jadi mohon izin Bapak/Ibu sekalian. Kami sudah mengidentifikasi semua kebutuhan kami di lapangan baik itu logistic dan peralatan, lalu mengantisipasi termasuk penyakit-penyakit ya kan? Orang tinggal di daerah pengungsian dengan sarana yang terbatas, otomatis dia semakin rentan terhadap penyakit. Nah ini semua kami antisipasi bagaimana untuk pelayanan kesehatan dan pemenuhan obat-obatan. Yang berikutnya, kami akan melaporkan masalah arahan dan masukan dari Bapak/Ibu sekalian. Tadi Pak Sodiq berbicara masalah anggaran dengan intensitas bencana. Begini Bapak/Ibu sekalian, ini kita harus mengubah paradigma. Kalau kita mengeluarkan anggaran untuk penanggulangan bencana terutama untuk pra bencana, mitigasi dan membangun kesiapsiagaan, jangan dianggap sebagai pengeluaran. Itu adalah investasi. Kalau kita tidak melakukan investasi di dalam bidang ini, maka kalau pertumbuhan ekonominya begini Pak, begitu terjadi bencana kalau kita tidak melakukan investasi di dalam pengurangan resiko bencana maka dropnya misalnya taruhlah kedalamannya 10 meter, kalau kita melakukan investasi maka kedalamannya cuman 5 meter, sehingga nanti pada saat kita tubuhnya recovery-nya lebih cepat. Kasus contoh di Padang. Pada saat terjadi bencana, itu pertumbuhan ekonomi 5,6. Begitu terjadi

Page 41: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

bencana, recovery-nya cepat, pemulihan dalam bidang sosial ekonominya cepat, maka dalam 2 tahun pertumbuhan ekonominya 7 koma sekian. Nanti kita perhatikan Lombok ini. Dengan adanya bencana Senin, … adalah satu itu, perumahan masyarakat yang kita bangun akan lebih tahan gempa. Nah salah satu challenge kita ini secara nasional Bapak/Ibu sekalian bahwa bangunan-bangunan yang didirikan itu tidak berdasarkan analisis resiko bencana, satu. Kedua, tata ruang. Ketiga, building code. Tadi betul ada pertanyaannya, siapa yang bertugas untuk misalnya untuk gedung fasilitas umum, kantor dan lain sebagainya yang menyatakan ini aman terhadap gempa. Taruhlah skala 8 ritcher dan lain-lain sebagainya, ini perlu. Memang sangat penting dan ini tugasnya luar biasa banyaknya kalau kita akan mengurangi resiko bencana. Jadi building code menjadi penting bahwa pembangunan ke depan harus memperhatikan tata ruang. Nah kami mohon izin Bapak/Ibu sekalian kami sudah bekeraj sama dengan Kementerian ATR. Jadi dalam menyusun tata ruang sudah memasukan tentang peta resiko bencana atau peta rawan bencana. Ini sesuatu yang bagus tetapi masih belum tercover secara penuh. Nah anggaran tadi, otomatis dengan anggaran yang 600 kalau yang trilyun, 6 trilyun, 4 trilyun itu adalah kalau terjadi bencana, kita bisa merespon cepat, memulihkan secara cepat tetapi untuk membangun, melakukan upaya mitigasi dan membangun kesiapsiagaan, Bapak/Ibu bisa bayangkan dengan 600 milyar, kami harus membangun dengan kapasitas 34 BPBD provinsi ditambah 514 BPBD Kabupaten/Kota dengan uang segitu membaginya bagaimana. Nah tetapi tetap kita lakukan itu. 1 hal yang bagus adalah bahwa dana DSP itu tadi, itu lebih banyak save more life-lah dan itu yang kita andalkan. Ya memang idealnya kalau investasi kita dalam pengurangan resiko bencana bertambah kan begitu. Nah kami sudah bicara juga dengan Menteri Keuangan bagaimana mengatasi situasi anggaran ini, karena daerah tidak mengganggarkan untuk penanggulangan bencana. Ini yang harus dipikirkan sudah, di BNPB tidak perlulah anggaran, tidak apa-apa, tetapi di daerah harus dijamin ada anggaran untuk penanggulangan bencana. Nah ini mekanismenya sedang kami bicarakan dengan Keamenterian PU. Ada pertanyaan dari Pak Sodiq bagaimana pencapaian kinerja kita kalau anggarannya turun, otomatis pasti turun Pak, tidak mungkin tidak. Jadi itu jawabannya. Oleh karena itu, …. F-PPP (ACHMAD MUSTAQIM, SP, MM): Izin Pimpinan, saya Pak. Ini kebetulan tadi kan saya menanggap Bapak berbicara anggaran adalah asumsinya di luar terjadi bencana dan kalau ditanya, kalau disuruh milih tentunya kita berharap tidak ada bencana. Artinya tidak ada alokasi anggaran dari DSP itu bergerak kan begitu Pak. Nah sehingga yang muncul adalah dana yang 600 sekian. Nah tadi saya sudah sempat menanyakan Bapak bahwa kalau dilihat dari trend penurunan yang sampai terakhir bahkan malah hanya 1/3 dari Tahun 2015, saya pertanyaan menggelitik adalah begini Pak, karena inikan Bapak tidak menampilkan dari 600 sekian itu belanja pegawai berapa, belanja modal berapa, belanja barang berapa dari situ, saya rata-rata KL itu umumnya kurang lebih 50% sudah habis di belanja pegawai Pak, sehingga saya lagi memikirkan kalau 600 sekian, 50% belanja pegawai maka belanja barang dan

Page 42: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

belanja modal hanya kurang lebih 300, untuk kepentingan 1 tahun itu mohon maaf ini sih rasa-rasanya ya dengan kapasitas sebesar BNPB yang tentunya ingin memposisikan diri dengan cara yang tepat, memang sangat jauh dari, saya membayangkan pun tidak begitu, saya membayangkan pun tidak. Oleh karena itu, memang ini harus dipikirkan betul-betul karena 2 poin yang sempat saya tanyakan tadi. Yang satu terkait dengan itu belum terjawab, artinya penyempurnaan Undang-Undang sebagai pintu masuk untuk optimalisasi pos-pos baru yang ada payung hukum begitu kan, sama pilihan pada materi teknis antara posisi sebagai badan atau sebagai nomenklatur baru yang mengcover kepentingan dari yang Bapak baru statementkan tadi itu Pak. Itu 2 tadi belum terlihat sebelum pindah ke lain. Terima kasih. KEPALA BNPB: Siap Pak Mustaqim. Terima kasih. Kami akan menjawab mulai dari urut nomor 1 dan seterusnya, nanti kami akan kesana Pak. Nah oleh karena itu, dihadapkan pada keterbatasan anggaran maka yang menjadi perhatian kami bagaimana kita menyusun skala prioritas. Jadi itu yang kami lakukan yang bisa kami lakukan itu. Lalu masalah tadi dibahas Pak Samsu Niang perlu adanya fleksibelitas anggaran ya Pak. Jadi memang inikan baru kerangka besarnya saja tentang RKAKL kita tetapi ini semua kan akan ditindaklanjuti di dalam RDP dimana yang dipimpin oleh Sestama disana kan lebih rinci bisa dibicarakan. Jadi misalnya memenuhi aspirasi dan lain sebagainya bisa disana. Inikan hanya secara garis besarnya saja. Lalu mengenai termasuk nanti kita bicarakan masalah Destana inikan 68 ya kan. Di dalam menentukan destana, parameter segala macam itu ada Perka semua dan kami ikut itu. Jadi untuk desa tangguh bencana itukan sekarang kami mengajukan usul 68, nanti bisa dibicarakan lebih detail lagi di saat kami melakukan RDP. Lalu bencana memang kalau Bapak/Ibu amati banyak bencana yang terulang tiap tahun, contohnya Sampang. Betul Pak. Terus Jawa Barat Citarum, yang di Bandung Selatan itu tiap tahun tapi kalau yang untuk Bandung ada program normalisasi Sungai Citarum dan itu kalau berhasil dilakukan maka yang biasanya tiap tahun walaupun tidak hujan kalau ada dari kiriman 1,5 meter dengan perbaikan nanti Citarum lalu ada Sodetan, dan lain sebagainya bisa diturunkan 1,5 meter.

Bagaimana Bu? Jadi Pemerintah memang belum bisa melakukan semuanya. Sampang sudah

dilakukan Pak, sudah mulai dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk normalisasi sungai. Di Sumatera Barat itu juga. Jadi di beberapa tempat harus diakui bahwa masih terjadi bencana yang sudah itu-itu saja, terus tiap tahun ya itu masalahnya itu begitu. Jadi situasinya seperti itu.

Lalu Pak Dja’far Sodiq Pembentukan Destana sudah kami jelaskan tadi, bagaimana menetapkan atau memilih Destana nanti bisa dibicarakan pada saat RDP.

Mohon izin Bapak/Ibu sekalian.

Page 43: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Ini ada 32 Kementerian yang punya program kegiatan walaupun judulnya bukan pengurangan resiko bencana tetapi itu dapat mengurangi resiko bencana. Contoh untuk bagian air-air itu milik Kementerian PUPR, sungai, tanggul atau Waduk seperti itu, semua itu PUPR. Nah ini kita sudah kerja sama. Jadi untuk normalisasi sungai, DAS kritis dan lain sebagainya. Nah ini salah satu contoh, tapi namanya kan bukan itu Pak, bukan, mata anggarannya itu tidak ada kaitannya sama bencana tetapi kalau itu dilakukan maka akan mengurangi resiko bencana. Lalu BMKG salah satu pasti, banyak sekali BRG, LHK, masalah Deklarasi Lingkungan, lalu bagaimana kita merenovasi atau merehabilitasi lingkungan. Menurut catatan kami, laju kerusakan lingkungan itu adalah 750 sampai 1.000 hektar per tahun, kemampuan kita untuk merehabilitasi 250 hektar, berarti apa? Ke depan, frekuensi dan intensitas bencana akan semakin lebih berat begitu, lebih parah, banyak sekali. Jadi memang kalau kita berbicara masalah penanggulangan bencana ini adalah isu yang sangat kompleks dan multidimensional. Jadi tidak mungkin hanya Pemerintah sendiri yang melakukan upaya penanggulangan bencana. Jadi harus ada kerja sama dan kolaborasi antara Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Nah ini yang seperti pada rapat kerja yang lalu kami laporkan bagaimana dihadapkan dengan anggaran yang terbatas ini bagaimana kita bisa lebih berkolaborasi dengan dunia usaha, kami sedang membuat list apa-apa yang bisa dikerjakan oleh dunia usaha. Yang tadi yang Sampang tadi memang betul Pak Djafar, saya sangat prihatin dari mulai saya Deputi I di Menko Kesra dulu Sampang ini sudah menjadi perhatian dan alhamdulillah Pak tahun lalu sudah dimulai kan itu untuk normalisasi sungai. Mudah-mudahan ke depan Sampang tidak banjir terus setiap tahun. Nah masalah shelter Pak Asli Chaidir. Jadi shelter ini kan masuk dalam kegiatan yang pra bencana dan ini yang mengejarkan adalah Kementerian PUPR. Kita memang mengkoordinasikan Pak, kita berdasarkan analisis daerah yang rawan terhadap tsunami, maka kita mempropose bahwa disana perlu shelter tetapi itu yang mengerjakan adalah PUPR, karena di dalam penanggulangan bencana itu ada 8 kluster Bapak/Ibu sekalian pada saat terjadi bencana, maka untuk pengungsian itu oleh Kementerian Sosial, lalu ada logistic dan peralatan, BNPB Pendidikan Kementerian Pendidikan, lalu kesehatan, keamanan, polisi, SAR, Infrastruktur, Air Bersih dan Sanitasi, itu adalah kluster-kluster sudah dibagi sesuai dengan kementerian masing-masing tapi tetap di bawah koordinasi BNPB. Status bencana nasional, memang di dalam Undang-Undang 24 Tahun 2007 Pasal 7 itukan dikatakan bahwa penetapan status bencana menjadi bencana nasional itu ada parameternya Pak. Yang pertama adalah jumlah korban. Nah sekarang pertanyaannya kalau jumlah korban ya kan berapa sih jumlah korban yang bisa dipakai sebagai acuan dalam Pemerintah menetapkan bencana nasional. Parameter kedua adalah kerugian harta benda, how much, berapa? Lalu kerusakan prasarana dan sarana, cakupan luas wilayah, dampak sosial ekonomi. Kalau kita mengacu ini, tidak akan selesai, sehingga kita mengacu kepada konsistensi kebijakan public. Artinya begini, kita lihat bencana di Yogya ya kan, saya lupa Yogya itu 2 ribu yang meninggal, lalu, 5 ribu 2006, lalu di Padang kalau kita lihat jumlah korban, Lombok 560, nah kalau berdasarkan konsistensi kebijakan public maka kita susah mau menetapkan ini sebagai bencana nasional. Kita menetapkan bencana nasional harus dengan pertimbangan yang logic, dengan sangat cermat dilakukan lalu kami melihat begini yang menjadi

Page 44: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

pertimbangan kami bagaimana fungsi Pemerintahan, kami mohon izin, mohon waktu 3 menit lagi Pak, tadi Bapak kan bilang 15.20. Jadi fungsi pemerintahan, tadi saya katakan bahwa Gubernur NTB setelah 1 minggu dia menyatakan ini tidak perlu bencana nasional, begitu juga Bupati. Kedua kita lihat pengerahan sumber daya Pak, sudah semua dikerahkan. Yang ketiga adalah Peraturan dan Perundangan yang ada, apakah ada yang perlu di-by pass, karena peraturan perundangan sudah mendukung semua, pengerahan sumber daya sudah disitu ya kan, kita memberikan back-up penuh kepada Pemerintah Daerah atau NTB sehingga dimana letak logic-nya kita menentukan status bencana nasional. Kalau kita menetapkan status bencana nasional, harus ada poinnya. Menetapkan ini, berarti ada perubahan penanganan, kami melihat kalau saat itu ditetapkan status bencana nasional tidak ada perubahan penanganan juga, begitu juga. Ada orang tanya Pak kalau pakai status bencana nasional, Bapak bisa minta bantuan luar negeri, oh tidak perlu pakai status kalau minta bantuan luar negeri misalnya seperti itu contohnya. Itulah yang menjadi pertimbangan-pertimbangan kami, saya mengusulkan untuk tetap tidak menetapkan status bencana nasional. Toh tanggal 25 sudah berakhir, kita sudah di pemulihan. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Izin Pimpinan. Kalau begitu, berarti tidak perlu lagi ke depan ada status-status itu kalau argumentasi dan pikirannya semacam tadi? KEPALA BNPB: Ya Pak. Jadi kalau kami lihat tadi adalah konsistensi kebijakan public. Mungkin kalau bencana seperti Aceh ya, ratusan ribu orang meninggal, Pemerintah tidak bisa menjalankan fungsinya sehingga dicari oleh pusat kan begitu. Nah ini memang perlu menjadikan pertimbangan kita semua. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Itu ada penajaman ukuran, berarti perlu ada penajaman ya Pak ya, penajaman, ukuran, status itu Pak ya. Jadi untuk penetapan status bencana ini harus dikaji dari berbagai segi, berbagai aspek. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Mohon maaf Pimpinan, karena yang kita ikuti di media Pak, di balik tidak ditetapkannya status bencana nasional itu karena unsur pariwisata. Ini yang bicara Bapak Menteri. Nah inikan terjadi bias di masyarakat. Mari kita bicara jujur disini memang ada apa sesungguhnya yang terjadi. Jangan kita, kita ikuti, mohon maaf kalau Bapak-bapak Pimpinan banyak yang naik haji kemarin, mungkin tidak ikuti, saya update

Page 45: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Pak, update dengan berita ini, di balik tidak ditetapkannya status bencana nasional karena ada kepentingan pariwisata. Nah tolong ini jelaskan Pak. KEPALA BNPB: Saya jawab dengan sejujur-jujurnya Bapak/Ibu sekalian, kalau Menseskab menyatakan bahwa tidak menetapkan, saya tidak tahu apa statement-nya Beliau, bahwa kalau menetapkan status seperti yang Bapak bilang menetapkan status bencana nasional, maka berdampak terhadap pariwisata, maka kita tidak perlu menetapkan status bencana nasional. Nah itu saya luruskan tidak begitu harusnya. Yang sudah saya jelaskan tadi, pertimbangan-pertimbangannya, mengapa kita …. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Kalau Bapak yang meluruskan, tapi kan kita harus tahu apa benar itu, menurut Bapak itu benar atau tidak? Kalau kita kan Dewan Pak, itukan ranahnya eksekutif, Bapak bisa membantah itu, tidak membenarkan itu, tapi ini terucapkan, sekarang analisanya bagaimana menurut Bapak itu kok bisa terjadi statement begitu, argumentasinya apa begitu. Izin Pimpinan. Pak Djafar, Saya juga ikut Pak. Jadi saya memahami itu Pak, bahkan di media, saya termasuk yang memprotes, ini juga untuk dialog kita, karena dianggap nanti akan sulit pemulihannya, untuk wisata itu. Saya katakan Bali ketika ada bom besar yang luar biasa itu toh cepat juga pulih ya Pak wisatanya kalau itu dianggap jadi alasan. Jadi Pak Djafar saya berada pada posisi yang update Pak soal itu. Itulah sebabnya saya tadi dengan penjelasan Kepala oh kalau argumentasinya semacam tadi, berarti kita harus lebih tajam merumuskan ukuran-ukuran dari status bencana nasional itu. Pak Djafar ketika dikatakan bahwa alasannya mengganggu bencana, katakan tidak dong, Bali saja ketika ada bom, besarnya yang luar biasa itu dalam tempo yang singkat dia kembali juga. Nah kalau argumentasi disampaikan kepadal BNPB berarti kita nanti harus merumuskan lebih tajam tentang status dari sebuah bencana nasional. Terima kasih Pak. KEPALA BNPB: Terima kasih Pak Sodiq, Pak Djafar. Jadi kembali lagi saya katakan bahwa ini perlu dikaji secara lebih mendalam, lebih komprehensif dari segala perspektif. Mulai dari pertanyaan kenapa kita perlu status bencana nasional, apa poinnya, lalu kalau menetapkan apa, bagaimana caranya. Ini memang harus dibicarakan oleh berbagai pihak terutama DPR RI dengan eksekutif.

Page 46: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Saya rasa itu jawaban kami semua Bapak Ketua, Bapak/Ibu sekalian. Kami sekali lagi terima kasih. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Wa’alaikumsalam. Jadi menurut pandangan saya Pak Kepala …. F-PDIP (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si.): Sebentar saja ini.

Bencana nasional penting juga Pak. Berhubungan status bencana nasional, kan ini …. KETUA RAPAT: Kita sampai jam 13.30 WIB ya. F-PDIP (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si.): Kebetulan hari ini di NTB, tapi kalau posisinya begini kan saya juga tidak mau kemudian status bencana nasional ini kemudian terkesan menjadi politis dan dipolitisasi. Nah untuk itu, kita berarti harus punya indikator-indikator yang sifatnya lebih teknis Pak Wilem. Nah ini mungkin salah satu kerjaan yang harus diselesaikan secara normative. Apa sih kelemahan norma ini? Jadi benar-benar statusnya tergantung political will ya kan? Tergantung kalau secara politis ini diamini bencana nasional, tapi tidak ada katagori-katagori yang sifatnya lebih teknis. Nah ini mungkin salah satu yang harus kita selesaikan dalam ukuran membangun ukuran-ukuran normatifnya dan menyoal masalah manajemen Pak Wilem, saya setuju sekali keterbatasan itu salah satu solusinya adalah manajemen sistem penanggulangan bencana ketika anggaran terbatas.

Nah untuk Lombok, mungkin harus bisa segera diimpelementasikan. Kalau keterbatasan anggaran Pemerintah memang firsting first to do, hari ini prioritasnya apa, tapi kan tetap dibawahnya masih ada deretan kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Nah berarti kita harus memanage bantuan darimana-mana saja yang bisa masuk mengatasi keterbatasan anggaran itu. Itu mungkin yang sekarang harus kita rapatkan dalam segera implementasikan saja sistem manajemen karena keterbatasan anggaran itu supaya banyak bantuan bisa melengkapi keterbatasan anggaran Pemerintah sekarang.

Mungkin itu Pak Ketua. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Page 47: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Pak Sodiq silakan. F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Saya ada sedikit lagi mohon izin Pak. Pertama, soal program aksi nasional Pak. Nanti kami ingin mendapatkan penjelasannya dan barangkali sebagian masuk di dalam Rapat Dengar Pendapat yang dipimpin oleh Sestama tadi. Yang berikutnya Pak, sebetulnya saya ingin mendapatkan penjelasan dari kasus bencana Lombok yang boleh dikatakan luar biasa ini Pak ya, ada kah catatan SOP-SOP apa yang dirasakan kurang selama ini, dan kemudian muncul dalam kasus Lombok. Yang kedua Pak, saya melihat ke depan mungkin perlu ada semacam yang tadi koordinasi yang lebih solid Pak ya dengan 33 Kementerian itu, 32 yang ternyata disana ada anggaran itu. Sejauhmana selama ini koordinasinya dan bagaimana ke depan perbaikannya termasuk tadi Pak Kepala soal tadi relawan yang luar biasa tadi. Selama inikan mereka lepas-lepas Pak ya, ke depan itu harus menjadi asset nasional tanda petik di bawah koordinasi BNPB. Jadi apakah dijawab atau tidak tapi itu adalah pertimbangan saya, masukan saya untuk kemudian menjadi kebijakan ke depan dan sebagian mungkin masuk di dalam RDP nanti. Begitu Pimpinan. Terima kasih. F-PKB (MARWAN DASOPANG): Ketua, Ini kembali lagi agak tergelitik juga Pak mengenai bencana nasional. Kebetulan teman-teman ada yang melaksanakan fungsi pelaksanaan haji tapi inikan tetap dipantau oleh masyarakat. Kita selalu ditanyain juga kenapa tidak menjadi bencana nasional. Nah ini pertanda apa yang disampaikan oleh teman-teman bahwa koordinasi itu tidak berjalan dengan baik. Ini tingkatan saja kan menyampaikan itu karena pariwisata tingkat menteri terus dijawab oleh BNPB itu hanya setingkat humas saja Pak Sutopo saja. Yang begini kita menyarankan masa-masa yang akan datang, Bapak sebagai kepala ambil alih yang beginian supaya tidak menjadi carut marut, sehingga kita bolak-balik ditelepon, ditanyain, ini Komisi VIII DPR RI kok tidak bisa mendesak menjadikan ini bencana nasional, padahal kana da parameter disitu. Itu yang paling logis Pak. Jadi kalau pariwisata ya di tempat Bali yang lain-lain itu tidak masuk akal begitu tapi itu tingkat menteri loh Pak. Ini pertanda di masa-masa yang akan datang kan begitu-begitu ambil alih Pak. Saya yang mengatakan ini, kira-kira begitu. Jadi tidak terjadi curiga, politik dan lain-lain, kita pun bingung menjawab ini. Saya tidak menyatakan apa-apa sebagai Wakil Ketua di Komisi VIII DPR RI ini tentang itu bila ditanya seperti itu, baru kali ini Bapak menjelaskan bahwa ada parameter, bagi kita itu logis sekali alasan itu. Nah yang begini, saya pikir tidak tahu ini penguatan apa yang harus kita berikan kepada Pak Kepala supaya dalam hal ini memimpin semua

Page 48: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

penjelasan tentang bencana itu ada di Bapak supaya tidak tumpang tindih dan orang bingung. Inikan diseret-seret menjadi politis Pak.

Ya itu saran saja Pak. KETUA RAPAT:

Terima kasih. Silakan.

KEPALA BNPB: Supaya ini agak jelas ini masalah status bencana. Sebetulnya kami sudah membuat statement baik melalui media elektronik maupun di majalah tempo sudah kami jelaskan itu. Memang saya tidak menyatakan itu, bahwa saya selaku Kepala BNPB menyatakan ini. Memang saya meminta Pusdatin Humas saya itu untuk menyampaikan itu. Jadi memang kan kalau untuk pemberitaan segala macam melalui humas kami Pak. Jadi memang betul Pak Marwan, saya harusnya ambil alih itu saya bicara di media itu. Baik. Terima kasih. KETUA RAPAT: Terima kasih. F-P.GERINDRA (RAHAYU SARASWATI DHIRAKANYA DJOJOHADIKUSUMO): Maaf Pimpinan, tentang hal yang sama. Bahwa seringkali merupakan hal yang cukup memprihatinkan bagi kami Anggota DPR RI sebenarnya adalah mitra. Kami bisa membantu BNPB untuk menyampaikan kepada publik tetapi seringkali kami mendapatkan misalnya release dari Pak Sutopo itu justru dari orang lain. Kenapa tidak? Kalau misalkan sebenarnya HP kami datanya itu bisa langsung diambil tidak, masalah langsung itu bisa di-WA, bisa diblast ke setiap Anggota Komisi VIII DPR RI, kami bisa bantu untuk menyampaikan ke masyarakat, tapi kami pun tidak mendapatkan karena agak susah begitu loh. Akhirnya, kami harus mencari sendiri. Lalu yang terakhir Pimpinan, saya hanya klarifikasi yang satu saja, foreign eight bisa masuk Pak ya? Tapi kalau misalnya diterima oleh Yayasan setempat. KEPALA BNPB: Dan ini memang ada salah satu sensitivity. Tidak apa-apa, ini perlu saya jelaskan karena untuk bantuan sudah national policy mengatakan kita tidak menerima bantuan asing, dan itu saya juga yang mengusulkan. Bantuan asing pada kenyataannya melalui NGO yang ada dalam negeri, tetapi jangan orang bule datang kesana, kerja disana. Ada satu Bapak/Ibu, ini pengalaman kami. Misalnya, bantuannya

Page 49: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

sedikit, ngomongnya banyak. Ini sangat mengganggu kita semua. Jadi ini harus betul-betul selektif, bantuan asing yang pertama yang saya lakukan adalah AHA Centre. AHA Centre itu adalah ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management. Kantornya ada di kantor saya lantai 13, itu adalah kantor Asean Pusat Penanggulangan Bencana. AHA Centre. Nah kami sudah komit para Kepala Negara, one Asean, one Respon dalam konteks Penanggulangan Bencana. Kita punya kerangkanya, ada government board, ada ACDM (Asean Comitte on Disaster Management). Jadi mekanismenya disitu semua dan kita adalah Anggota disitu, tiap tahun kita bayar 50 ribu US Dollar. Oleh karena itu, saya merasa saya berhak makanya saya telepon AHA Centre, kamu punya ini tidak yang saya butuhkan, Bapak lihat saja di gudang sendiri di Malaysia, kami kirim pesawat ambil barang kami Pak. Jadi konteksnya seperti itu. 1 tenda besar, dan 350 tenda yang lebih kecil, obat-obatan family kids dan lain sebagainya. Jadi masalah Foreign Eight mohon izin Ibu Rahayu kita memutuskan tidak, tetapi kenyataannya di lapangan banyak foundation yang di dalam negeri ini, dia kerja sama dengan Foreign Eight. Begitu kira-kira. Baik terima kasih Bapak Ketua. F-PDIP (Dra. I GUSTI AGUNG PUTRI ASTRID, MA): Izin Pak Ketua. Agung Putri. Saya kira Pak Kepala BNPB 1 saja pertanyaan saya untuk 71 rumah yang ambruk di Desa Ban Karang Asam dan 341 yang retak itu bisa dapat dana 50 juta yang dijanjikan di Lombok itu atau harus nyari sendiri di Karang Asam atau di Bali. Mohon dijawab. Terima kasih. KEPALA BNPB: Mohon izin, mohon maaf Ibu Agung. Bahwa yang 70 ribu rumah itu sudah kami verifikasi. Nanti verifikasi, Bupati akan men-SK-kan, nanti akan mendapat bantuan stimulant dari Pemerintah Pusat melalui dana cadangan penanggulangan bencana. Jadi begitu Bu Agung. Terima kasih. KETUA RAPAT: Oke. Masih ada? Jadi 2 hal ya. Menyangkut kebijakan Pak Kepala apakah itu terkait dengan aspek legalitas norma macam-macam itu kita akan bicarakan kemudian. Fokus kita sekarang ini adalah aspek pemulihan, itu yang paling pokok ya. Pemulihan inilah yang menjadi

Page 50: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

pembahasan yang mendalam bersama Esselon I nanti supaya fokus program kita ini berjalan sesuai dengan kondisi objektif yang kita hadapi sekarang ini. Saya kira itu 2 kesimpulannya. Jadi aspek policy kita tetap bicarakan terus, termasuk nomenklatur macam-macam berubah Undang-Undang itu jangka menengah jangka panjang, tetapi fokus kita adalah aspek pemulihan segera untuk rasa nyaman, tentram, damai, hadirnya negara termasuk hadirnya DPR RI itu menjadi sangat penting dalam kondisi sekarang ini. Saya kira itu kesimpulan, maka marilah kita buka bersama kesimpulan rapat karena hari ini record ini BNPB rapat paling lama baru kali ini dan hari ini Pak Kepala menjawab seperti Komandan betul itu dan hari ini pegawai, staf-staf juga senyumnya lebar-lebar, jadi baguslah, alhamdulillah. Memang Pak Kepala ini sangat responsive karena mengerti romantisme kehidupan, terlatih bencana, tetapi kemarin saya WA Beliau saya dapat foto Beliau sedang berbisik dengan Presiden bahwa Komisi VIII sangat membantu begitu mungkin. KEPALA BNPB: Tapi mohon izin Ketua. Saya iri dengan komisi lain yang datang kesana, Komisi VIII belum kesana. KETUA RAPAT: Begini-begini. Supaya tidak ada fitnah diantara kita, Komisi VIII ini semua diajak untuk berangkat, banyak pergi haji, satu. Yang kedua, masa reses Pak. Kalau masa reses itu tidak boleh ada pengeluaran uang yang telah diatur, kalau tidak maka jadi temuan. Jadi kita bergerak cepat, tidak bergerak juga salah. Oleh karena itu, sing hati-hati, sudah begitu saja, asal paham sajalah. Jadi tanggal 15 Insya Allah kami kesana Pak. Kalau kami tidak kesana, Pak Wilem pun sudah mewakili Komisi VIII. Mari kita baca bersama pada Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI bersama Kepala Badan Nasional Penanggulang Bencana dengan Agenda membahas RKAKL BNPB Tahun 2019 disimpulan beberapa hal sebagai berikut:

1. Komisi VIII DPR RI dapat memahami Rencana Kerja dan Anggaran BNPB Tahun 2019 sebesar Rp619.425.671.000,- yang dialokasikan untuk program Pagu Anggaran: 1) Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, pagu

anggarannya sebesar Rp206.975.671.000,-; 2) Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas … (rekaman terputus)

Penanggulangan Bencana Rp400.450.000.000,-. Total Rp619.425.671.000,-.

2. Komisi VIII DPR RI akan melakukan pendalaman lebih lanjut bersama Pejabat Esselon I, Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap Pagu Anggaran dan Usulan Tambahan Anggaran: a. Tambahan Anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebesar

Rp514.276.336.000,-

Page 51: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

b. Tambahan dana cadangan penanggulangan bencana yang ditetapkan pada Tahun Anggaran sebesar Rp6,5 Trilyun untuk dana siap pakai dan hibah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

3. Komisi VIII DPR RI mendesak Kepala Badan Nasional Penanggulangan

Bencana agar dalam penyusunan RKAKL Tahun 2019 dengan sungguh-sungguh memperhatikan dan menindaklanjuti pandangan Anggota Komisi VIII DPR RI sebagai berikut: a. Mendorong peningkatan pengalokasian Anggaran BNPB yang tepat guna

dan sasaran untuk meningkatkan kinerja BNPB dalam penanggulangan bencana.

b. Mengevaluasi dampak penurunan anggaran BNPB selama 5 tahun terakhir dengan target ketercapaian rencana strategis yang telah dibuat.

c. Meningkatkan jangkauan dan sasaran program penguatan penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat di daerah rawan bencana.

d. Mengoptimalkan program desa tangguh bencana dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

e. Memberikan prioritas penanganan bencana daerah yang kejadiannya rutin dan terus menerus.

f. Meningkatkan dan memperluas sebaran program sadar bencana di seluruh wilayah yang termasuk daerah rawan bencana.

g. Mengevaluasi pola penyebarluasan informasi bencana yang berdampak luas terhadap permasalahan pariwisata.

h. Memperhatikan dan mengoptimalkan peran serta keterlibatan masyarakat/ relawan dalam penanggulangan bencana.

i. Mengkaji kembali pola penanggulangan bencana yang efektif serta melakukan pemetaan agar bersinergi dengan Kementerian terkait dan potensi masyarakat lainnya.

j. Mengevaluasi kembali data-data korban bencana yang belum mendapatkan bantuan.

k. Membuat SOP Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak-anak di Lokasi Pengungsian.

l. Memastikan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana berjalan sesuai dengan perencanaan.

Dari poin-poin tersebut, ada koreksi? Silakan.

F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Terima kasih Pimpinan. Saya menangkap bahwa kita semua tadi tidak dapat memahami anggaran sebesar ini untuk BNPB untuk program-programnya tapi di poin 1 disebutkan dapat memahami, bagaimana ini? Apakah dapat memahami masih, tapi kemudian ada penekanan di dalam penambahannya, bisa begitu?

Page 52: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Tolong diinikan bagaimana strategi konsepnya. Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT: Dapat memahami, pasif begitu ya. Kalimat apa yang bisa menghidupkan gairahnya itu? F-P.GERINDRA (DR. Ir. H. SODIK MUDJAHID, M. Sc): Jadi kita dapat memahami anggaran yang kecil untuk BNPB ini atau tidak memahami atau dapat memahami tapi ada penekanan di poin tambahan anggaran? KETUA RAPAT: Saya kira bagus, ada memahami tapi ada solusi begitu loh. Paham angkanya ini adalah bagian dari trilateral begitu Pak ya, namun DPR RI memandang masih kurang ini. Nah kalimatnya bagaimana, coba kalimatnya. Paham terus tapi tidak ada solusi ini. Paham-paham, waduh bencana terus, Komisi VIII DPR RI dapat memahami Rencana Kerja dan Anggaran BNPB, coba-coba saya juga masih, Pak Kepala ada usulan? Atau nomor 2 masuk? Coba dibuat nomor 2. KEPALA BNPB: Kami mengusulkan tetap nomor 1, tetapi di akhir setelah total 600 sekian itu Pak perlu dipertimbangkan untuk penambahan anggaran semacam itu, tapi setelah yang terakhir Pak, memahami yang ini, namun ke depan yang perlu dipertimbangkan untuk penambahan anggaran. KETUA RAPAT: Oleh TA kita baca. Namun untuk selanjutnya, pakai namun ini? Namun itu artinya ragu-ragu ya kan? KEPALA BNPB: Mungkin perlu dipertimbangkan begitu saja. F-PDIP (DIAH PITALOKA, S.Sos., M.Si.): Pimpinan, Saya pikir bahasa kita sama Pak William kan beda ya. Untuk selanjutnya, eh apa tadi, dapat memahami dan mendorong usulan adanya usulan penambahan anggaran mengingat kebutuhan bla-bla, karena kalau kita kan tekanannya lebih politis, kalau Pak

Page 53: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

William kan tidak, pertimbangan. Kalau kita mendorong saja, tidak apa-apa, secara politis sah-sah saja. KETUA RAPAT: Oke. Bisa begini tidak Mbak Diah, untuk memahami di atas, mendorong di bawah. Oh sekaligus? Komisi VIII DPR RI dapat memahami sekaligus mendorong usulan adanya tambahan anggaran atau nomor 2 kita buat, ini sudah nomor 2 Mbak, nomor 2. Begini saja kita kasih di bawah itu, untuk selanjutnya Komisi VIII DPR RI mendorong penambahan anggaran untuk memperkuat upaya mitigasi dan membangun kesiapsiagaan. Nah itu bahasanya BNPB. Oke ulang lagi. Untuk selanjutnya Komisi VIII DPR RI, jangan lagi untuk selanjutnya tidak usah deh, kita pakai yang normative saja. Langsung saja Komisi VIII, jadi untuk selanjutnya ngapain lagi. Hapus, itu hilang, untuk selanjutnya hilang dengan sendirinya. Komisi VIII DPR RI mendorong penambahan anggaran untuk memperkuat upaya mitigasi dan membangun kesiapsiagaan, ya begitu ya? Oke ya? Supaya menyatu dengan kalimat di atas itu maksudnya. Memahami, kurang. Mendorong, perlu tambah begitu loh maksudnya. Itu logika. Oke, sudah ya. Ada lagi yang lain? Cukup? Seluruh cukup? Tolong Pak Dodi kira-kira cukup jangan sampai salah kutip ini, Pak Harmen cukup? Cukup ya? Kalau tidak ada lagi, kami memandang ini sudah rumusan sudah maksimal dan prestasi selama ini yang paling monumental adalah 3 jam lebih non stop ini. Kata akhir dari Pak Kepala. KEPALA BNPB: Yang terhormat Ketua Komisi VIII DPR RI, Bapak-bapak Wakil Ketua, Bapak/Ibu Anggota Komisi VIII DPR RI yang kami muliakan. Sekali lagi, kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang tinggi, yang selama ini Bapak/Ibu sangat peduli dengan kami, mendukung kami, memberikan semangat kepada kami, sehingga kami dapat melaksanakan tugas-tugas di lapangan dengan baik dan kami tentunya terus mengharapkan dukungan, arahan dan masukan dari Komisi VIII dalam rangka memperbaiki kekurangan-kekurangan kami selama ini sehingga kami bisa melaksanakan, memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Terima kasih.

Page 54: BELUM DIKOREKSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RISALAH … · Berapa rencana anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2019 dan dialokasikan untuk program prioritas apa saja.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT: Melayani masyarakat secara maksimal dan itu bagian dari ibadah. Tambahkan itu Pak, bagian dari ibadah dan tanggal 15 nanti DPR RI akan melakukan kunjungan spesifik NTB, maka kalau Pak William tidak bisa Esselon I harus hadir mendampingi dan titik mana yang mesti kami kunjungi dan bekal apa yang kami serahkan, jangan tangan kosong tapi siapin yang bermakna Pak. Ya alhamdulillah. Terima kasih. Mari kita tutup dengan hamdallah, alhamdulillahirrabil’alamin. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL 13.45 WIB)