Belajar sendiri-spss-16

32
69 STATISTIK DESKRIPTIF Salah satu statistik yang secara sadar maupun tidak, sering digu- nakan dalam berbagai bidang adalah statistik deskriptif. Pada bagian ini akan dipelajari beberapa contoh kasus dalam penggu- naan statistik deskriptif. Pengertian Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mem- pelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah kegiatan collecting atau pengumpulan data, grouping atau pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik, serta yang terakhir termasuk pembutan grafik dan gambar. Gambar 5.1. Menu Statistik Deskriptif BAB 5

description

kk

Transcript of Belajar sendiri-spss-16

Page 1: Belajar sendiri-spss-16

69

STATISTIK DESKRIPTIF Salah satu statistik yang secara sadar maupun tidak, sering digu-nakan dalam berbagai bidang adalah statistik deskriptif. Pada bagian ini akan dipelajari beberapa contoh kasus dalam penggu-naan statistik deskriptif.

Pengertian Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mem-pelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah kegiatan collecting atau pengumpulan data, grouping atau pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik, serta yang terakhir termasuk pembutan grafik dan gambar.

Gambar 5.1. Menu Statistik Deskriptif

BAB

5

Page 2: Belajar sendiri-spss-16

70

Berbagai jenis Statistik Deskriptif pada SPSS 16 dapat dilihat pada menu Analyze -> Descriptive Statistics. Pemilihan menu tersebut akan memunculkan sub-submenu yang nampak seperti Gambar 5.1 di atas. Sub-submenu tersebut antara lain analisis frekuensi, analisis deskripsi, analisis eksplorasi data, dan analisis crosstabs.

Prosedur Frekuensi Prosedur FREQUENCIES memiliki kegunaan pokok untuk mela-kukan pengecekan terhadap input data. Apakah data sudah diin-putkan dengan benar. Hal ini mengingat bahwa dengan statistik frekuensi kita bisa mengetahui resume data secara umum. Seperti berapa jumlah responden laki-laki, jumlah responden perempuan, dan sebagainya. Selain itu, prosedur FREQUENCIES juga memiliki kegunaan untuk menyediakan informasi deskripsi data yang menggambar-kan demographic characteristics dari sampel yang diambil. Misal-nya berapa persen responden yang setuju terhadap tindakan yang dilakukan, berapa persen responden yang menolak, dan seba-gainya. Berikut akan dibahas contoh kasus melakukan analisa deskriptif dengan SPSS 16. Secara umum, untuk menjalankan suatu prose-dur dalam analisa statistik mengikuti langkah seperti berikut.

Gambar 5.2. Prosedur Analisis dalam SPSS

Page 3: Belajar sendiri-spss-16

71

Contoh Kasus Tabel di bawah ini menunjukkan data yang akan dianalisa dengan statistik deskriptif. Dari tabel di bawah, field yang akan dianalisa antara lain umur, pendidikan, jenis kelamin, dan keterangan.

Gambar 5.3. Data yang Akan Diolah

Untuk membuat statistik deskripsi dari tabel di atas, lakukan langkah-langkah dengan program SPSS sebagai berikut: 1. Klik menu Analyze, pilih Descriptive Statistics dan lanjutkan

dengan pilihan Frequencies. Tampilan yang muncul sebagai berikut.

Gambar 5.4. Dialog Frequencies

Page 4: Belajar sendiri-spss-16

72

2. Masukkan variabel Umur, Word, dan Excel ke dalam kotak Variables untuk dianalisa.

3. Pilih tombol Statistics untuk mengatur item-item yang akan ditampilkan dalam output seperti berikut.

Gambar 5.5. Frequencies Statistics

4. Berilah tanda chek point untuk memunculkan item-item analisa yang diinginkan. Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa terjadi pembagian kelompok Statistik. Pembagian kelompok tersebut adalah: a. Central tendency

Pengukuran tendensi pusat yang meliputi mean, median, mode, dan sum.

• Mean menunjukkan rata-rata dari masing-masing variabel semua responden.

• Median menunjukkan titik tengah data, yaitu jika data diurutkan dan dibagi dua sama besar.

• Mode menunjukkan nilai yang paling sering muncul dalam suatu range statistik.

• Sum, menunjukkan total data.

Page 5: Belajar sendiri-spss-16

73

b. Dispersion Pengukuran dispersi yang meliputi standard deviation, variance, range, minimum, maximum, dan standard error of the mean. Standard deviasi menunjukkan despersi rata-rata dari sampel. Minimum menunjukkan nilai terendah dari suatu deretan data. Maximum menunjukkan nilai tertinggi dari suatu deretan data. Standard error of mean, diukur sebagai standard deviasi dibagi dengan akar dari jumlah data valid (n).

c. Distribution

Pengukuran distribusi yang meliputi skewness and kurtosis. Bagian ini digunakan untuk melakukan penge-cekan apakah distribusi data adalah distribusi normal.

• Ukuran skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness.

• Jika rasio skewness berada di antara nilai -2.00 sampai dengan 2.00, maka distribusi data adalah normal sehingga data di atas masih berdistribusi normal.

• Nilai kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error-nya.

Bahwa 95% confidence interval (C.I.) di sekitar nilai skewness and 95% confidence interval yang lain di sekitar nilai kurtosis. The 95% confidence intervals atau tingkat kepercayaan didefinisikan sebagai berikut:

• 95% C.I. = skewness statistic ± 1.96 * (standard error of skewness), dan

• 95% C. I. = kurtosis statistic ± 1.96 * (standard error of kurtosis).

Page 6: Belajar sendiri-spss-16

74

Sebagai contoh, jika skewness statistik adalah -.339 dan standard error skewness adalah .388, maka 95% confi-dence interval ditemukan sebagai 95% C. I. = skewness statistic ± 1.96 * (standard error of skewness).

= -.339 ± 1.96 * .388 = -.339 ± 0.761 = (-.339 - 0.761) to (-.339 + 0.761) = -1.100 to 0.422

Representasi grafik dari 95% confidence interval dari nilai skewness ini dapat ditunjukkan seperti gambar berikut.

Gambar 5.6. 95% Confidence Interval for the Skewness Value

Untuk kurtosisnya dapat dihitung sebagai berikut: 95% C. I. = kurtosis statistic ± 1.96 * (standard error of kurtosis)

= .705 ± 1.96 * .759 = .705 ± 1.488 = (.705 - 1.488) to (.705 + 1.448) = -0.783 to 2.193

Representasi grafik dari 95% confidence interval dari nilai kurtosis ini dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 5.7. 95% Confidence Interval for the Kurtosis Value

Page 7: Belajar sendiri-spss-16

75

Range dari 95% confidence interval adalah dari -0.783 (through zero) sampai 2.193. Oleh karena 95% confidence interval memiliki nilai nol di dalamnya, maka dapat dika-takan bahwa “the distribution has no kurtosis”. Ini dapat diartikan bahwa nilai korelasi memenuhi syarat untuk sebuah normally distributed atau distribusi normal.

d. Percentile values Percentile values akan menampilkan data-data secara ber-kelompok menjadi sebuah prosentase. Sebagai contoh, data yang terkelompok sebagai berikut.

• Rata-rata umur 25% di bawah 19 tahun.

• Rata-rata umur 50% di bawah 20 tahun.

• Rata-rata umur 75% di bawah 23 tahun. Dari opsi-opsi statistik yang telah dibahas di atas, berikan tanda check point untuk item-item analisa yang akan di-tampilkan pada output window.

5. Setelah dipilih point-point statistik yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan, klik tombol Continue.

6. Pilih tombol Charts untuk memilih model grafik yang ingin di-tampilkan dalam output.

Gambar 5.8. Dialog Charts

Page 8: Belajar sendiri-spss-16

76

Adapun bentuk-bentuk dari sebuah grafik sebenarnya dike-lompokkan menjadi beberapa jenis, seperti:

• Grafik Batang Grafik batang menunjukkan variasi nilai dari suatu data yang ditampilkan dalam bentuk batang atau kotak. Grafik model ini paling cocok jika digunakan untuk memvisuali-sasikan suatu perbandingan serta dapat menunjukkan nilai dengan tepat.

• Grafik Garis Grafik garis akan menunjukkan variasi nilai suatu data dengan tampilan yang berupa garis. Grafik baris mem-punyai beberapa kelebihan, seperti dapat menunjukkan hubungan antarnilai dengan baik dan mudah dimengerti. Kelemahannya adalah jika terlalu banyak garis akan ter-kesan rumit dan tampilan yang terkesan sangat sederhana.

• Grafik Pie Seperti namanya, grafik model pie merupakan bagan yang berbentuk lingkaran yang menyerupai sebuah kue (pie). Tiap-tiap potong dari kue tersebut menunjukkan nilai prosentase dari data.

7. Selanjutnya setelah mengatur semua pilihan, klik Continue jika ingin dilanjutkan ke langkah berikutnya.

8. Klik OK dari kotak dialog Frequencies.

Membaca Output Setelah dilakukan pemilihan option-option yang diinginkan dan sesuai kebutuhan, selanjutnya tekan tombol OK pada kotak dialog Frequencies untuk melanjutkan perintah. Penekanan tombol OK akan memunculkan output lengkap seperti gambar di bawah ini.

Page 9: Belajar sendiri-spss-16

77

Gambar 5.9. Output Lengkap

Output Tabel Statistik Tabel statistik ditunjukkan seperti Gambar 5.10 di bawah, terlihat beberapa hal hasil pengolahan yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

• N menunjukkan jumlah data yang diproses, yaitu 20 buah data.

• Mean menunjukkan rata-rata dari masing-masing variabel semua responden.

• Median menunjukkan titik tengah data, yaitu jika data diurut-kan dan dibagi dua sama besar.

• Mode menunjukkan nilai yang paling sering muncul dalam suatu range statistik.

• Standard deviasi menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

Page 10: Belajar sendiri-spss-16

78

• Minimum menunjukkan data terkecil dari sekelompok varia-bel.

• Maximum menunjukkan nilai data yang terbesar, demikian seterusnya.

Gambar 5.10. Tabel Statistik

Output Tabel Frekuensi Output berikutnya dari hasil pengolahan data di atas yang masih tampil pada lembar analisa ini adalah tabel Frekuensi. Tabel ini menunjukkan frekuensi kemunculan data seperti Gambar 5.11. Pada output tersebut dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut.

• Frequency, menunjukkan jumlah responden yang memiliki umur tertentu. Seperti responden dengan umur 16 tahun ada 1 orang, responden dengan umur 18 tahun ada 1 orang, demikian seterusnya.

Page 11: Belajar sendiri-spss-16

79

• Percent, menunjukkan prosentase dari jumlah data yang memiliki tinggi tertentu.

Gambar 5.11. Tabel Frequency Umur

Gambar 5.12. Frekuensi Pendidikan

Dari tabel frekuensi Pendidikan pada Gambar 5.12 bisa dilihat bahwa terdapat 2 reponden yang lulusan SD, 1 reponden yang lulusan SMP, dan 4 responden yang lulusan SMA, serta 1 respon-den lulusan Perguruan Tinggi.

Page 12: Belajar sendiri-spss-16

80

Gambar 5.13. Frekuensi Jenis Kelamin

Dari table frekuensi Jenis kelamin bisa dilihat bahwa ada 3 res-ponden yang jenis kelamin laki-laki dan 5 responden yang me-miliki jenis kelamin perempuan.

Gambar 5.14. Frekuensi Keterangan

Sedangkan dari tabel keterangan bisa dilihat bahwa terdapat 3 responden mengatakan setuju, 3 responden mengatakan ragu-ragu, dan 3 responden juga yang menyatakan tidak setuju.

Output Grafik Output terakhir yang ada dalam lembar data output adalah tampilan grafik bar chart. Laporan berbentuk grafik ini akan cukup penting karena mempermudah pemakai untuk memahami secara cepat isi dari sebuah laporan yang disajikan.

Page 13: Belajar sendiri-spss-16

81

Gambar 5.15. Output Grafik

Prosedur Descriptives Statistik dengan analisis deskriptif, sebenarnya hampir sama dengan statistik frekuensi, yaitu menghasilkan analisa dispersi (standard deviasi, minimum, maksimum), distribusi (kurtosis, skewness) dan mean, sum, dan lain sebagainya. Analisis ini juga memiliki kegunaan pokok untuk melakukan pengecekan terhadap input data, mengingat bahwa analisis ini akan menghasilkan resume data secara umum. Seperti berapa jumlah responden laki-laki, berapa jumlah responden perempuan, dan sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga memiliki kegu-naan untuk menyediakan informasi deskripsi data dan demografi sampel yang diambil. Sebagian besar analisis statistik memang dikalkulasi mengguna-kan prosedur frekuensi, tetapi prosedur analisis deskritif memiliki keunggulan, yaitu lebih efisien dalam beberapa hal karena tidak melakukan sorting atau pengurutan data nilai ke tabel frekuensi.

Page 14: Belajar sendiri-spss-16

82

Contoh Kasus Gambar 5.16 menunjukkan tabel sebagai contoh kasus yang akan dibahas pada analisa menggunakan prosedur descriptives.

Gambar 5.16. Data yang Akan Diolah

Untuk menjalankan prosedur deskriptive, lakukan langkah sebagai berikut.

1. Untuk menjalankan prosedur deskriptif ini, kita dapat meng-gunakan menu pada SPSS, yaitu Analyze -> Descriptive Statistics -> Descriptives.

2. Dengan pemilihan menu Descriptives tersebut, akan muncul tampilan kotak dialog sebagai berikut.

Gambar 5.17. Deskriptif Dialog

Page 15: Belajar sendiri-spss-16

83

3. Terlihat bahwa meskipun file ini sebenarnya memiliki 5 variabel, tetapi yang terlihat hanya variabel yang bertipe numerik saja. Hal ini berbeda dengan ketika menggunakan analisis frekuensi yang memunculkan semua variabel dan semua tipe data.

4. Masukkan variabel yang akan dianalisa dari kolom kiri ke kolom Variabel yang ada di sebelah kanan. Perhatikan tam-pilannya seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.18. Memindahkan Variabel

5. Dengan tampilan seperti di atas, berarti bahwa ada empat data yang akan dianalisa, yaitu umur, pendidikan, jeniskelamin, dan juga keterangan.

6. Selanjutnya klik tombol Option untuk mengatur opsi-opsi analisis dekripsi. Penekanan tombol tersebut akan memun-culkan tampilan seperti di bawah ini.

7. Tombol Options digunakan untuk menampilkan daftar opsi-opsi statistik yang akan ditampilkan pada lembar output sesuai dengan kebutuhan analisis. Tekan tombol tersebut untuk mengatur opsi statistik yang diinginkan. Penekanan tombol tersebut akan menampilkan jendela seperti di bawah ini.

Page 16: Belajar sendiri-spss-16

84

Gambar 5.19. Kotak Dialog Options

8. Perhatikan bahwa pada kotak Options Dialog, isinya hampir sama dengan statistik frekuensi. Namun, memang lebih simpel dan hanya memuat beberapa item statistik saja.

9. Tentukan jenis opsi yang diinginkan dan berikan tanda chek point untuk opsi yang dipilih. Sebagai latihan, pilih opsi-opsi sebagai berikut:

• Mean, menunjukkan rata-rata dari masing-masing variabel semua responden.

• Standard Deviasi, menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

• Maximum, menunjukkan nilai tertinggi dari suatu deretan data.

• Minimum, menunjukkan nilai terendah dari suatu deretan data.

• Kurtosis dan Skewness, yang digunakan untuk melakukan pengecekan apakah distribusi data yang diolah masuk dalam kategori distribusi normal.

• Pilih Order berdasarkan Variable List, untuk menentukan kriteria dalam melakukan pengurutan data.

Page 17: Belajar sendiri-spss-16

85

• Kotak Display Order menunjukkan kriteria pengurutan data. Pengurutan bisa dilakukan berdasarkan variabel, rata-rata nilai, atau alphabetic.

Hasil Analisis Setelah ditentukan variable yang dipilih, langkah selanjutnya adalah menjalankan prosedur. Tekan tombol OK pada kotak dialog analisis deskriptif sehingga akan muncul window output seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.20. Output Maximum dan Minimum

Gambar 5.20 di atas menunjukkan nilai maksimum dan minimum data. Seperti contoh data umur responden yang tertinggi adalah 45 tahun dan data umur terendah adalah 22 tahun.

Gambar 5.21. Output Mean dan STD

Page 18: Belajar sendiri-spss-16

86

Gambar 5.21 menunjukkan nilai rata-rata dan nilai standard deviasi. Rata-rata keterangan adalah 1,75 yang berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan kenaikan SPP.

Gambar 5.22. Output Skewness

Gambar 5.22 menunjukkan nilai skewness yang menunjukkan distribusi data normal. Diikuti dengan standard error dari nilai skewness tersebut.

Gambar 5.23. Output Kurtosis

Gambar 5.23 memperlihatkan nilai kurtosis yang menunjukkan distribusi data normal. Diikuti dengan standard error dari nilai kurtosis tersebut.

Page 19: Belajar sendiri-spss-16

87

Prosedur Explore Analisis eksplorasi data merupakan teknik analisa yang sekaligus dapat membantu memberi arahan bagi peneliti untuk memilih teknik statistik yang akan diimplementasikan pada data yang akan dikehendaki. Prosedur eksplorasi data memungkinkan untuk mengetahui tampilan data, identifikasi data, deskripsi data, peng-ujian asumsi, perbedaan karakteristik antara subpopulasi, yaitu group dalam suatu kasus. Pada hasil eksplorasi data ini, tampilan data mungkin menun-jukkan bahwa data yang akan dianalisis memiliki nilai yang tidak biasa. Misalkan dalam suatu data pengamatan ada suatu data yang nilainya jauh dari jangkauan nilai-nilai yang ada, nilai yang ekstrim, jarak antara data atau karakteristik yang lain. Selanjutnya dengan melakukan eksplorasi data mungkin meng-indikasikan kebutuhan transformasi data (akan dibahas lebih rinci pada bab selanjutnya) jika teknik yang akan digunakan mensya-ratkan berdistribusi normal atau mungkin membutuhkan suatu analisis statistik non-parametrik.

Contoh Kasus Pada tabel yang telah dibuat pada latihan sebelumnya, yaitu Tabel 2.1, buatlah eksplorasi data-nya.

Gambar 5.24. Tabel yang Akan Dianalisa dengan Explore

Page 20: Belajar sendiri-spss-16

88

1. Pilih menu Analyze pada menubar, kemudian klik Descriptive Statistics.

2. Pilih bagian Explore sehingga akan keluar tampilan seperti gambar di bawah ini, dan pilih variabel yang dikehendaki.

Gambar 5.25. Dialog Explore

3. Klik anak panah kanan pada kolom yang sesuai untuk variabel tersebut, misalkan kolom Dependent List.

4. Pada eksplorasi data dapat digunakan variabel kuantitatif (pengukuran interval atau rasio). Variabel yang terdapat pada Faktor List digunakan untuk mem-break data dalam suatu group menunjukkan kategori, nilai ini dapat berupa numerik atau string pendek.

5. Label Case digunakan untuk memberi label pada tampilan luar Boxplot yang dapat berupa string atau numerik.

6. Pada bagian tombol analisis terdapat tiga pilihan, yaitu:

• Statistics; untuk melakukan perhitungan statistik-statistik dasar.

• Plots; tombol untuk membuat visualisasi grafik dari analisis.

• Options; digunakan untuk mengelola missing case atau data yang tidak tercatat.

Page 21: Belajar sendiri-spss-16

89

7. Jika dipilih tombol statistik, akan muncul tampilan berikut.

Gambar 5.26. Dialog Explore Statistik

8. Tekan Continue dan selanjutnya pilih tombol Plots. Akan muncul dialog sebagai berikut.

Gambar 5.27. Dialog Plot

9. Jika selesai diatur, klik continue dan tekan tombol OK.

Pembahasan Output Beberapa hasil analisa yang dapat dilihat dari tabel output antara lain adalah tabel descriptives, tabel m-estimator, percentile, outlier, dan tampilan grafik steam and leaf plots power estimation. Output-output tersebut akan dibahas sebagai berikut.

Page 22: Belajar sendiri-spss-16

90

Tabel Descriptive Pengukuran ini menunjukkan ukuran terpusat dari data yang diwakili oleh mean (rata-rata) dan dispersi data yang berupa standard deviasi, standard error, varian, nilai minimum, nilai maksimum, range, jangkaun interkuartil, median, dan 5% trimmed mean.

Gambar 5.28. Output Descriptives

Trimmed mean sendiri dihitung dengan cara data diurutkan secara ascending, kemudian setelah urut dihitung 5% dari jumlah data dengan dimutlakkan perhitungannya. Setelah ketemu nilainya, nilai tersebut digunakan untuk mengurangi data sebanyak nilai

Page 23: Belajar sendiri-spss-16

91

yang diperoleh dari urutan terkecil dan juga dari urutan terbesar, kemudian sisa data dicari mean-nya. Dalam Descriptive dapat ditentukan interval konfidensi rata-rata dengan default 95%, tetapi nilai dapat diubah sesuai dengan ke-mauan dari penganalisis data.

Tabel M-Estimators Pengukuran ini berkaitan dalam statistik Robust yang diimplemen- tasikan pada perhitungan rata-rata dan median untuk menges-timasi lokasi data terpusat.

Gambar 5.29. Output M-Estimator

Perhitungan yang diperoleh antara lain M-estimator Huber, Estimator Andrew’s wave, M-estimator Hampel, dan Estimator Tukey.

Tabel Percentiles Pengukuran ini digunakan untuk menampilkan nilai persentil se-perti yang terlihat pada tampilan seperti gambar di bawah.

Page 24: Belajar sendiri-spss-16

92

Gambar 5.30. Percentiles

Tabel Outliers Pengukuran ini digunakan untuk menampilkan nilai data terbesar dan data terkecil beserta dengan labelnya. Dengan adanya tam-pilan seperti ini, peneliti akan mengetahui range data dengan baik.

Gambar 5.31. Outliers

Steam and Leaf Plots Steam and Leaf Plots berkaitan dengan visualisasi grafik dari data yang merupakan alternatif kontrol visualisasi jika dimiliki lebih dari satu variabel dependent.

Page 25: Belajar sendiri-spss-16

93

Gambar 5.32. Stem and Leaf Plots

Factor Level melakukan ”generalisasi” sebagian visualisasi untuk setiap variabel dependent, sedangkan Dependents Together mela-kukan ”generalisasi” sebagian visualisasi untuk setiap group yang didefinisikan dengan faktor variabel.

Analisa Crosstabs Analisa crosstabs merupakan analisa yang masuk dalam kategori statistik deskripsi di mana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan peng-ujian hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat banyak kategori statistik yang tersedia di dalam CROSSTABS prosedur. Beberapa statistik CROSSTABS digunakan untuk data skala nominal, tetapi beberapa di antaranya juga skala interval. Dalam rangka menggunakan hasil dari CROSSTABS, kita harus bisa mengenali seperti apa macam data adalah sesuai dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali tingkatan pengukuran untuk skala yang sedang diteliti. Set pengorganisasian statistik CROSSTABS beberapa di antaranya sesuai dengan ukuran skala nominal, antara lain:

• Pearson Chi-Square

• Likelihood Ratio

Page 26: Belajar sendiri-spss-16

94

• Phi, Cramer's V

• Contingency Coefficient

• Lambda

• Goodman & Kruskal Tau

• Uncertainty Coefficient

• Kappa

Beberapa pengorganisasian yang lainnya sesuai dengan skala ordinal, seperti:

• Mantel-Haenszel

• Gamma,

• Tau c dan Tau b

• Somers' D

• Spearman Korelasi

Sedangkan beberapa pengorganisasian yang lain sesuai dengan ukuran tingkatan interval, yaitu:

• Pearson's R

• Eta.

Contoh Kasus Di bawah ini data hasil penelitian 15 orang mengenai jenis kela-min, jumlah jam belajar dalam satu hari, dan rata-rata nilai ujian. Dari data tersebut di atas, lakukan uji statistik untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara jenis kelamin dengan rata-rata nilai atau jam belajar dengan rata-rata nilai.

Page 27: Belajar sendiri-spss-16

95

Gambar 5.33. Contoh Data

Untuk membuat statistik deskripsi dengan crosstabs, lakukan langkah-langkah dengan program SPSS sebagai berikut: 1. Lakukan analisis Crosstabs dengan memilih menu analyze,

lalu pilih Descriptive Statistics dan klik Crosstabs. 2. Jika kita akan melihat hubungan jenis kelamin dengan nilai

rata-rata, pilih variabelnya seperti berikut.

Gambar 5.34. Dialog Crosstabs

Page 28: Belajar sendiri-spss-16

96

3. Klik bagian Statistics dan perhatikan pilihan yang ada seperti berikut.

Gambar 5.35. Crosstabs Statistics

4. Beri tanda di kotak check point Chi Square saja. Untuk jenis analisis yang lain akan kita bahas pada bagian analisa statistik berikutnya dari buku ini.

5. Tekan Continue dan pilih tombol OK.

Pembahasan Output Beberapa tampilan output yang muncul antara lain sebagai berikut.

Tabel Case Processing Summary Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui rangkuman data yang dianalisa. Berapa data yang ada, berapa data yang hilang, baik dalam prosentase maupun dalam nilai angkanya.

Gambar 5.36. Case Processing Summary

Page 29: Belajar sendiri-spss-16

97

Tabel Crosstabulation Tabel ini memuat deskripsi jumlah data dan hubungannya. Per-hatikan gambar di bawah ini.

Gambar 5.37. Case Processing Summary

Dari tabel di atas terlihat bahwa:

• Terdapat 2 orang laki-laki yang mendapat rata-rata nilai 5.

• Terdapat 3 orang perempuan yang mendapat rata-rata nilai 5.

• Terdapat 1 orang laki-laki yang mendapat rata-rata nilai 6.

• Terdapat 3 orang perempuan yang mendapat rata-rata nilai 6.

• Terdapat 1 orang laki-laki yang mendapat rata-rata nilai 7, dan seterusnya.

Tabel Chi-Square Test Uji Chi Square ini akan mengamati secara lebih detail tentang ada dan tidaknya hubungan antara variabel jenis kelamin dan nilai test.

Gambar 5.38. Tabel Chi Square Test

Page 30: Belajar sendiri-spss-16

98

Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel jenis kelamin dan nilai test, perhatikan dasar pengambilan kepu-tusan berdasarkan ilmu statistika sebagai berikut:

• Ho: Tidak ada hubungan antara baris dan kolom.

• H1: Ada hubungan antara baris dan kolom.

Selanjutnya jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima. Dan sebaliknya, jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak.

Nilai probablilitas pada tabel ini bisa dilihat dari kolom Asymp Sig (2 Sided). Karena Asymp. Sig-nya adalah 0.891 yang berarti lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima. Jika Ho diterima, berarti bahwa tidak ada hubungan antara baris dan kolom variabel atau lebih jelasnya “tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan rata-rata nilai”.

Mencari Hubungan Jam Belajar dengan Rata-Rata Nilai Dengan cara yang sama, yaitu menggunakan cross tabulation, dapat dicari hubungan antara jam belajar dengan rata-rata nilai. Lakukan langkah-langkah seperti di atas, dan akan muncul hasil analisa sebagai berikut.

Case Processing Summary Berapa data yang ada, berapa data yang hilang, baik dalam prosentase maupun dalam nilai angkanya bisa dilihat sebagai berikut.

Gambar 5.39. Case Processing Summary

Tabel Crosstabulation Tabel deskripsi jumlah data dan hubungannya dapat dilihat seperti di bawah ini.

Page 31: Belajar sendiri-spss-16

99

Gambar 5.40. Case Processing Summary

Dari tabel di atas terlihat hasil analisa sebagai berikut.

• Terdapat 2 orang yang belajar 1 jam sehari dan mendapat rata-rata nilai 5.

• Terdapat 3 orang yang belajar 2 jam sehari dan mendapat rata-rata nilai 5.

• Terdapat 1 orang yang belajar 1 jam sehari dan mendapat rata-rata nilai 6.

• Terdapat 3 orang yang belajar 2 jam sehari dan mendapat rata-rata nilai 5.

• Terdapat 2 orang yang belajar 4 jam sehari dan mendapat rata-rata nilai 7.

• Dan seterusnya.

Tabel Chi-Square Test Uji Chi Square ini akan mengamati secara lebih detail tentang ada dan tidaknya hubungan antara variabel jenis rata-rata jam belajar dan nilai test. Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel jenis rata-rata jam belajar dan nilai test, dapat langsung dilihat probabilitasnya. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Asymp Sig-nya adalah 0.086 yang berarti lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima. Jika Ho diterima, berarti bahwa tidak ada hubungan antara baris dan kolom variabel. Akan tetapi, setidaknya kita bisa melihat

Page 32: Belajar sendiri-spss-16

100

bahwa ternyata nilai probabilitas mendekati 0.05 yang dapat dikatakan bahwa hampir ada hubungan antara rata-rata jam bela-jar dengan nilai test.

Gambar 5.41. Tabel Chi Square Test

Terkadang memang sebuah penelitian tidak mendapatkan hasil sesuai dengan keinginan atau teori yang ada. Namun, itulah pene-litian. Hasilnya bisa 1001 kemungkinan. Ketidaktepatan hasil pe-nelitian mungkin dapat disebabkan banyak hal, seperti salah metode pengambilan sampel, karena kurangnya data penelitian, dan lain-lain sehingga hasil sebuah penelitian terkadang dipan-dang rancu dan tidak sesuai harapan atau tidak sesuai dengan teori yang ada.