Belajar Memahami Jiwa Manusia

42
Belajar Memahami Jiwa Manusia 09.17.2010 by admin in Super Hikmah Sosok Manusia, dalam paradigma Barat postmodernisme; bagi Karl Marx disetir oleh perutnya (ekonomi) dan bagi Sigmund Freud oleh libido seksnya. Ketika berhijrah di abad ke 7 M, Nabi Muhammad saw. telah menyinggung temuan Marx dan Freud ini. Orang berhijrah itu disetir oleh tiga orientasi : seks, materi dan idealisme atau keimanan (lillah wa rasulihi). Artinya, manusia itu bisa jadi seharga dorongan perutnya, atau dorongan seksualnya dan dapat menjadi sangat idealis, meninggalkan kedua dorongan jiwa hewani dan nabati itu. Jadi semua perilaku manusia hakekatnya disetir oleh jiwa atau nafs-nya. Tapi jiwa mempunyai banyak anggota, yang oleh al-Ghazzali disebut tentara hati (junud al-qalbi). Anggota jiwa dalam al-Qur’an diantaranya adalah qalb (hati), ruh (roh), aql (akal) dan iradah (kehendak) dsb. Al-Qur’an menyebut kata nafs sebanyak 43 kali, 17 kali kata qalb- qulub, 24 kali kata ta’aqilun (berakal), dan 6 kali kata ruh-arwah. Itulah, modal manusia untuk hidup di dunia, yaitu sinergi semua, buka independensi masing-masing anggotanya. Nabi menjelaskan peran qalb (hati) dalam hidup manusia. Menurutnya, aspek penentu hakekat manusia adalah segumpal darah (mudghah), yang disebut qalb (hati). Gumpalan itulah yang menjadi penentu kesalehan dan kejahatan jasad manusia (HR. Sahih Bukhari). Karena begitu menentukannya fungsi hati itulah Allah hanya melihat hati manusia dan tidak melihat penampilan dan hartanya. (HR. Ahmad ibn Hanbal). Sejatinya, hati adalah wajah lain dari nafs (jiwa), maka dari itu hati atau jiwa manusia itu bertingkat-tingkat. Para ulama menemukan tujuh tingkatan jiwa dari dalam al-Qur’an:

Transcript of Belajar Memahami Jiwa Manusia

Page 1: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Belajar Memahami Jiwa Manusia

09.17.2010 by admin in Super Hikmah

Sosok Manusia, dalam paradigma Barat postmodernisme; bagi Karl Marx disetir oleh perutnya (ekonomi) dan bagi Sigmund Freud oleh libido seksnya. Ketika berhijrah di abad ke 7 M, Nabi Muhammad saw. telah menyinggung temuan Marx dan Freud ini.

Orang berhijrah itu disetir oleh tiga orientasi : seks, materi dan idealisme atau keimanan (lillah wa rasulihi). Artinya, manusia itu bisa jadi seharga dorongan perutnya, atau dorongan seksualnya dan dapat menjadi sangat idealis, meninggalkan kedua dorongan jiwa hewani dan nabati itu.

Jadi semua perilaku manusia hakekatnya disetir oleh jiwa atau nafs-nya. Tapi jiwa mempunyai banyak anggota, yang oleh al-Ghazzali disebut tentara hati (junud al-qalbi).

Anggota jiwa dalam al-Qur’an diantaranya adalah qalb (hati), ruh (roh), aql (akal) dan iradah (kehendak) dsb. Al-Qur’an menyebut kata nafs sebanyak 43 kali, 17 kali kata qalb-qulub, 24 kali kata ta’aqilun (berakal), dan 6 kali kata ruh-arwah. Itulah, modal manusia untuk hidup di dunia, yaitu sinergi semua, buka independensi masing-masing anggotanya.

Nabi menjelaskan peran qalb (hati) dalam hidup manusia. Menurutnya, aspek penentu hakekat manusia adalah segumpal darah (mudghah), yang disebut qalb (hati). Gumpalan itulah yang menjadi penentu kesalehan dan kejahatan jasad manusia (HR. Sahih Bukhari).

Karena begitu menentukannya fungsi hati itulah Allah hanya melihat hati manusia dan tidak melihat penampilan dan hartanya. (HR. Ahmad ibn Hanbal). Sejatinya, hati adalah wajah lain dari nafs (jiwa), maka dari itu hati atau jiwa manusia itu bertingkat-tingkat. Para ulama menemukan tujuh tingkatan jiwa dari dalam al-Qur’an:

Pertama, nafs al-ammarah bi al-su’, atau nafsu pendorong kejahatan. Ini adalah tingkat nafs paling rendah yang melahirkan sifat-sifat seperti takabbur, kerakusan, kecemburuan, nafsu syahwat, ghibah, bakhil dsb. Nafsu ini harus diperangi.

Kedua, nafs al-lawwamah. Ini adalah jiwa yang memiliki tingkat kesadaran awal melawan nafs yang pertama. Dengan adanya bisikan dari hatinya, jiwa menyadari kelemahannya dan kembali kepada kemurniannya. Jika ini berhasil maka ia akan dapat meningkatkan diri kepada tingkat diatasnya.

Ketiga adalah Nafs al-Mulhamah atau jiwa yang terilhami. Ini adalah tingkat jiwa yang memiliki tindakan dan kehendak yang tinggi. Jiwa ini lebih selektif dalam menyerap

Page 2: Belajar Memahami Jiwa Manusia

prinsip-prinsip. Ketika jiwa ini merasa terpuruk kedalam kenistiaan, segera akan terilhami untuk mensucikan amal dan niatnya.

Keempat, Nafs al-mutma’innah atau jiwa yang tenang. Jiwa ini telah mantap imannya dan tidak mendorong perilaku buruk. Jiwa yang tenang yang telah menomor duakan nikmat materi.

Kelima, Nafs al-Radhiyah atau jiwa yang ridha. Pada tingkatan ini jiwa telah ikhlas menerima keadaan dirinya. Rasa hajatnya kepada Allah begitu besar. Jiwa inilah yang diibaratkan dalam doa: Ilahi anta maqsudi wa ridhaka matlubi (Tuhanku engkau tujuanku dan ridhaMu adalah kebutuhanku) .

Keenam, Nafs al-Mardhiyyah, adalah jiwa yang berbahagia. Tidak ada lagi keluhan, kemarahan, kekesalan. Perilakunya tenang, dorongan perut dan syhawatnya tidak lagi bergejolak dominan.

Ketujuh, Nafs al-Safiyah adalah jiwa yang tulus murni. Pada tingkat ini seseorang dapat disifati sebagai Insan Kamil atau manusia sempurna. Jiwanya pasrah pada Allah dan mendapat petunjukNya. Jiwanya sejalan dengan kehendakNya. Perilakunya keluar dari nuraninya yang paling dalam dan tenang.

Begitulah jiwa manusia. Ada pergulatan antara jiwa hewani yang jahat dengan jiwa yang tenang. Ada peningkatan pada jiwa-jiwanya yang tenang itu.

Sahabat Rasulullah saw. Sufyan al-Thawri pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah menghadapi sesuatu yang lebih kuat dari nafsunya; terkadang nafsu itu memusuhinya dan terkadang membantunya. Ibn Taymiyyah menggambarkan pergulatan itu bersumber dari dua bisikan: bisikan syetan (lammat a-syaitan) dan bisikan malaikat (lammat al-malak).

Perang melawan nafsu jahat banyak caranya. Sahabat Nabi Yahya ibn Mu’adh al-Razi memberikan tipsnya. Ada empat pedang untuk memerangi nafsu jahat: makanlah sedikit, tidurlah sedikit, bicaralah sedikit dan sabarlah ketika orang melukaimu… maka nafs atau ego itu akan menuruti jalan ketaatan, seperti penunggang kuda dalam medan perang.

Memerangi nafsu jahat ini menurut Nabi adalah jihad. Sabdanya “Pejuang adalah orang yang memperjuangkan nafs-nya dalam mentaati Allah” (al-Mujahidu man jahada nafsahu fi ta’at Allah `azza wa jalla). (HR.Tirmidhi, Ibn Majah, Ibn Hibban, Tabrani, Hakim dsb).

Kejahatan diri dalam al-Qur’an juga dianggap penyakit

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (QS 2:10).

Page 3: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Sementara Nabi mengajarkan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Para ulama pun lantas berfikir kreatif. Ayat-ayat dan ajaran-ajaran Nabi pun dirangkai diperkaya sehingga membentuk struktur pra-konsep. Dari situ menjadi struktur konsep dan akhirnya menjadi disiplin ilmu.

Ilmu tentang jiwa atau nafs itu pun lahir dan disebut Ilm-al Nafs, atau Ilm-al Nafsiyat (Ilmu tentang Jiwa). Ketika Ilmu al-Nafs berkaitan dengan ilmu kedokteran (tibb), maka lahirlah istilah al-tibb al-ruhani (kesehatan jiwa) atau tibb al-qalb (kesehatan mental). Tidak heran jika penyakit gangguan jiwa diobati melalui metode kedokteran yang dikenal dengan istilah al-Ilaj al-nafs (psychoteraphy) .

Dalam Ilmu al-Nafs ditemukan bahwa raga dan jiwa berkaitan erat, demikian pula penyakitnya. Psikolog Muslim asal Persia Abu Zayd Ahmed ibn Sahl al-Balkhi pada abad ke 10 (850-934), menemukan teori bahwa penyakit raga berkaitan dengan penyakit jiwa. Alasannya, manusia tersusun dari jiwa dan raga.

Manusia tidak dapat sehat tanpa memiliki keserasian jiwa dan raga. Jika badan sakit, jiwa tidak mampu berfikir dan memahami, dan akan gagal menikmati kehidupan. Sebaliknya, jika nafs atau jiwa itu sakit maka badannya tidak dapat merasakan kesenangan hidup.

Sakit jiwa lama kelamaan dapat menjadi sakit fisik. Itulah sebabnya ia kecewa pada dokter yang hanya fokus pada sakit badan dan meremehkan sakit mental. Maka dalam bukunya Masalih al-Abdan wa al-Anfus, ia mengenalkan istilah al-Tibb al-Ruhani (kedokteran ruhani).

Jadi, hakekatnya manusia yang dikuasai oleh dorongan nafsu hewani dan nabati saja, boleh jadi sedang sakit. Manusia sehat adalah manusia yang nafsunya dikuasai oleh akalnya, Hatinya (qalb) untuk taat pada Tuhannya. Itulah insan kamil yang memiliki jiwa yang tenang, yang kembali pada Tuhan dan masuk surganya dengan ridho dan diridhoi. Yang senantiasa menyelaraskan antara fikir dan dzikir, antara akal dan wahyu. Itulah manusia yang selama hidupnya menjadi sinar cahaya (misykat) bagi umat manusia

mata kuliah ilmu jiwa belajar bahasa arab beserta silabusnya 1- KONSEP UMUM TENTANG ILMU BELAJAR.

Definisi : ilmu yang kita ajarkan berdampak baik terhadap perubahan tingkah laku setiap anak dengan sifat menetap/konsisten.

Page 4: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Tujuan : untuk mengetahui perbedaan setiap individu/individual different.

Manfaat : - Agar mudah memahami peserta didik.- Memudahkan penerapan pengetahuan pendekatan komunikasi kepada anak didik. Dan sebagainya.

Metode/tehniknya :- Metode wawancara.- Metode observasi.- Metode pemberian sejumlah angket pertanyaan.

السيكولوجي -۱ في عامة مسودة

تسوية : / طبيعة مع طفل لكل السلوكية التغيرات أثر على جيدا نعلمه الذي العلم تعريف.متناسقة

مختلفة : / الفرد الفردية االختالفات كل على التعرف .الهدف

: الفوائدالمتعلم -- فهم بسهولة يمكنك .لذا-- . دواليك وهكذا االتصال على الطالب من االقتراب من المعرفة تطبيق .تسهيل

( تيكنيك ( الطرقالمقابلة -- .طريقةالمالحظة -- .طريقة

Page 5: Belajar Memahami Jiwa Manusia

-- ( االستطالع ( األسئلة من عدد تقديم طريقة اإلستبانة .طريقة

2- MACAM-MACAM GEJALA/AKTIVITAS KEGUNAAN MANUSIA.

a. Kognitif : gejala pengenalan/kognisi adalah gejala-gejala jiwa, seperti : pengamatan, tanggapan, ingatan, berpikir, dan intelijensi. Ranah kognitif manusia terletak pada otak.

b. Emosi : gejala jiwa perasaan (emotional ).

c. Kecerdasan intelektual (IQ) : nature/alamiah : merupakan kecerdasan untuk menerima, menyampaikan, dan pengolahan informasi menjadi fakta.

d. Kecerdasan emosional (EQ) : merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.

e. Kecerdasan spiritual (SQ) : merupakan kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita, yang berhubungan dengan kearifan diluar ego atau jiwa sadar.

Page 6: Belajar Memahami Jiwa Manusia

اإلنسان -۲ نفسية نشاطة العوارض .أنواع

المالحظة. : / : مثل ، النفسية األعراض هو اإلدراك المرض اعراض على التعرف المعرفية أ . البشري المعرفي الدماغ مجال في وتقع والذكاء ، والتفكير ، والذاكرة ، الراجعة .والتغذية

( عاطفية. : ( النفسية األعراض مشاعر المشاعر .ب

: / : ( وتقديم. ( لتلقي المخابرات هي الطبيعية الطبيعة الذكاء الفكرية االستخبارات جواقع إلى المعلومات .ومعالجة

: ( على. ( والقدرة الذاتية مشاعرنا على التعرف على القدرة مكافئ العاطفي الذكاء داآلخرين مع وعالقاتك نفسك في جيدا العواطف .إدارة

: ( الذي. ( ، فينا منه جزء في يستند االستخبارات مربع االستخبارات الروحية هواعية الروح أو األنا وراء الحكمة مع .يرتبط

3- PENGERTIAN HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PETUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN.

- HereditasKarakteristik inidividu yang diwariskan oleh orang tua kepada anak, baik fisik maupun psikis.

Karakteristik fiisk : - Struktur tubuh.- Warna kulit.- Bentuk rambut.

Karakteristik psikis : - Emosi.- Kecerdasan.- Bakat

Page 7: Belajar Memahami Jiwa Manusia

- LingkunganLingkungan merupakan keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, dan kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu.

Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu adalah :a. lingkungan keluarga.b. Lingkungan sekolah.c. Lingkungan sebaya (per group).d. Lingkungan masyarakat.

والتنمية -۳ النمو على والبيئة الوراثة .تعريف

الوراثة --الجسدي سواء ، لألطفال واألمهات اآلباء قبل من تمريرها تم التي الفردية الخصائص.والنفسي

النفسية : - - الخصائص الفيزيائية : الخصائص-- -- . العاطفة الجسم .هيكل-- -- . االستخبارات الجلد .لون-- -- . المواهب شعرك شكل

البيئة-- ( أو ( االجتماعية أو المادية ، والظروف ، والمواقف ، األحداث الشاملة البيئية والظواهر

المتضررين األفراد على تؤثر التي .التطورات

-- هو الفرد تنمية على تؤثر التي : البيئةالبيئة. عائلة .أالبيئة. مدرسة .ب

( مجموعة. ( لكل البيئة الزمالء .جالبيئة. المجتمع .د

4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIFISIK

Page 8: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Perkembangan psiko-fisik terdiri atas :

1. Perkembangan motormerupakan perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam ketrampilan fisik anak.

2. Perkembangan kognitifmerupakan perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak.

3. Perkembangan sosial dan moralmerupakan perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak berkomunikasi dengan objek atau orang lain baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

التنمية. ٤ والنفسي البدني النمو

من يتكون البدني النفس علم : تطور

التنمية .۱ محركلألطفال البدنية المهارات من متنوعة مجموعة على الحصول ويرتبط التدريجي التطوير .هو

المعرفي .۲ التطورالطفل الدماغ قدرة ذكاء أو التنمية عملية أو فكرية وظيفة تطوير .هو

واألخالقية .۳ االجتماعية التنميةآخرين أشخاص أو أشياء مع التواصل وسيلة لألطفال العقلي النمو التغيرات مع ويرتبط

جماعات أو أفرادا كانوا .سواء

Page 9: Belajar Memahami Jiwa Manusia

5. KONSEP BELAJAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIa. konsep belajar1. arti penting belajarBelajar adalah proses perubahan setiap individu kearah yang lebih baik dan bersifat menetap.2. contoh belajar3. teori-teori pokok belajarteori-teori pokok belajar terdiri atas :- teori Behavioristik- teori kognitifisme, dan- teori humanistik4. proses dan tahapan belajar

b. faktor-faktor yang mempengaruhinya :1. faktor internal siswa- intelligent quantity (kecerdasan intelektual)- emotional quantity (kecerdasan emosional)- bakat- minat2. faktor eksternal siswa- pengaruh lingkungan- fasilitas- gizi, dan- ekonomi keluarga3. faktor pendekatan belajar- murid sebagai guru- model jigsaw- private- membuat beberapa pertanyaan - snow bolling.

تؤثر ٠٥ التي والعوامل المفاهيم تعلم

المفاهيم. تعلم أالتعلم .۱ أهميةو واستقر أفضل إلى التوصل أجل من فرد كل في تغيير عملية هو .التعلم

التعلم .۲ أمثلة

Page 10: Belajar Memahami Jiwa Manusia

األساسية .۳ التعلم نظرياتمن ويتألف للتعلم األساسية : النظريات

بالسلوكيات -- متعلق نظريةو -- ، المعرفية النظريةإنسانيات -- النظريات

التعلم. ٤ ومراحل عمليات

المؤثرة. العوامل : بالطالب .۱ داخلية عواملاالستخبارات ) -- الذكي )كميةالعاطفي ) -- الذكاء العاطفية )الكميةالمواهب --المصالح --الطالب .۲ خارجية عواملو -- -- ، التغذية البيئية اآلثاراالقتصادي -- -- األسر تسهيالتالتعلم .۳ نهج عاملبولينج -- -- -- سنو الخاص القطاع ومدرس طالباألسئلة -- -- بعض اجعل نموذج .بانوراماDiposkan oleh KOMINFO_HMP_TBA_jami'ah_arraniry di 06.01 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Reaksi: 

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Kumpulan Makalah Pendidikan – Makalah Ilmu sebagai Aktivitas Penelitian, Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.

Dari masa perkembangan peradaban kuno sampai munculnya abad pencerahan (renaisance) di eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling utama, hal itu setidaknya dapat kita lihat dari pendapat beberapa ahli berikut ini;

Page 11: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan, Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan.

Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan masyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki sistem pendidikan.

Van de venter, tokoh politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak awal perkembangan munculnya golongan terpelajar Indonesia juga mengatakan, Pendidikan yang diberikan kapada rakyat pribumi, akan dapat merubah nasib pribumi,Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, juga menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan.

Selanjutnya menurut UNESCO, badan PBB yang menangani bidang pendidikan menyerukan kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia bahwa, jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban.oleh karena itu UNESCO merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:

1. Learning how to think (Belajar bagaimana berpikir)2. Learning how to do (Belajar bagaimana melakukan)3. Learning how to be (Belajar bagaimana menjadi)4. Learning how to learn (Belajar bagaimana belajar)5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan pendidikan sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif. Sikap dan kepribadian yang positif antara lain:• Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan• Bangga berdisiplin• Tahan mental menghadapi kesulitan hidup• Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim)• Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah• Bangga bertanggung jawab• Terbiasa bekerja keras• Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya• Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)• Hormat pada aturan• Menghormati hak-hak orang lain• Memiliki moral dan etika yang baik• Mencintai pekerjaan• Suka menabung

Page 12: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Menghasilkan manusia Indonesia seperti keadaan di atas merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajar-mengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik ataupun warga belajar.

Sasaran Pendidikan IndonesiaMenteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, akan mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pernyataan itu akan termanifestasikan dalam 3 hal yaitu:1. Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)2. Estetika (Seni)3. Moral dan EtikaDengan demikian jelaslah bahwa pendidikan itu tidaklah sekedar transfer of knowledge. Pendidikan itu juga harus belajar tentang behaviour, etika-moral dan mental anak didik.

Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional, mengatakan Bahwa Bangsa yang pendidikannya jelek tidak maju, Bangsa yang maju adalah bangsa yang produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki akhlak dan kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani dan rukun satu sama lain.Wakil Presiden Yusuf Kalla, dalam menyikapi pro dan kontra tentang standarisasi Ujian Nasional (UN) menegaskan, Anak-anak yang yang telah belajar keras dan sungguh-sungguh tidak boleh disamakan dengan anak-anak yang malas,hal itu tidak benar, karena negara Indonesaia tidak dibangun dengan kemalasan, namun harus dengan kerja keras.Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat tercapai melalui peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua, tenaga pendidik, siswa-siswi, pemerintah, dan masyarakat, serta keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di Indonesia, proses pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk yang sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum maksimalnya peran serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang dapat memperlambat proses pembangunan pendidikan nasional. Namun berbagai upaya signifikan telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan pendidikan nasional, penetapan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maupun APBD (Sesuai pasal 31 ayat 3 UUD 1945) menjadi indikator utama dimulainya percepatan peningkatan mutu pendidikan Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga pendidik yang simultan dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan berdaya saing tinggi.

PenutupPendidikan memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan yang baik, akan “terlahir†manusia Indonesia yang mampu bersaing di era �globalisasi bercirikan high competition. Tanda-tanda ke arah itu sudah mulai tampak

Page 13: Belajar Memahami Jiwa Manusia

dengan adanya prestasi anak-anak bangsa pada tingkat internasional. Perolehan medali pada berbagai event sains tingkat dunia, peningkatan rating Human Development Index (HDI) manusia Indonesia, pemberantasan buta aksara yang gencar dilakukan baik melaui jalur pendidikan fomal terutama oleh jalur pendidikan nonformal, penanggulangan angka putus sekolah melalui program pendidikan kesetaraan untuk mensukseskan Program Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun dan juga upaya pemberian kecakapan dan keterampilan hidup kepada masyarakat, upaya meningkatan minat baca masyarakat sampai ke pelosok desa, menjadi usaha dan prestasi nyata yang telah dan akan tetap kita lakukan kita torehkan saat ini. Prestasi terbaru pendidikan Indonesia adalah masuknya 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) nasional ke dalam kelompok 500 perguruan tinggi terbaik dunia. Melihat kesungguhan yang begitu besar dari pemerintah, maka sudah selayaknya kita sebagai anak bangsa, terutama yang bergerak pada sektor pendidikan, baik formal, nonformal, maupun in-formal, menyatukan langkah dan pikiran untuk bersama-sama membantu pemerintah meningkatan pendidikan nasional untuk menghasilkan masyarakat Indonesia yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti yang baik demi terwujudnya tujuan negara Indonesia yakni masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

KESEHATAN JIWAPada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnyamengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yangdilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderitagangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir in i , data tersebutdapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnyadiseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinyapeningkatan tersebut.Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negaramenunjukkan bahwa hari-hari produktif 'yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted LifeYears (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalahkesehatan jiwa. Angka in i lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakitTuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%).Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salahsatu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatanlainnya yang ada dimasyarakat.Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan"Kesehatan" adalah:"Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis".Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selaludilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan"(organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan “sosial” (sosio-kultural), yang tidakdititik beratkan pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan"kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”.Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagianyang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam menunjangterwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan"Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagaiunsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:

Page 14: Belajar Memahami Jiwa Manusia

2"Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembanganfisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang danperkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Maknakesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) danmemperhatikansemua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalamhubungannya dengan manusia lain.Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral darikesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dansosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:1. Merasa senang terhadap dirinya sertao Mampu menghadapi situasio Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidupo Puas dengan kehidupannya sehari-hario Mempunyai harga diri yang wajaro Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidakpula merendahkan2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain sertao Mampu mencintai orang laino Mempunyai hubungan pribadi yang tetapo Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbedao Merasa bagian dari suatu kelompoko Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan oranglain "mengakah" dirinya3. Mampu memenuhi tuntutan hidup sertao Menetapkan tujuan hidup yang realistiso Mampu mengambil keputusano Mampu menerima tanggungjawabo Mampu merancang masa depano Dapat menerima ide dan pengalaman baruo Puas dengan pekerjaannyaUntuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untukmengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayihingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkunganterutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.3Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diriyaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir,cara berperan, dan cara bertindak.Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:o Menemukan kepuasan dalam hidupo Membina hubungan yang erat dan sehato Menetapkan tujuan dan mencapainyao Menghadapi maju mundurnya kehidupan

Page 15: Belajar Memahami Jiwa Manusia

o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalahPenilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:o Merasa hidup ini sulit dikendalikano Merasa streso Menghindari tantangan hidupo Memikirkan kegagalanBeberapa upaya untuk membangun penilaian diri:1. Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri.2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangandan kelebihannya.3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengantidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan,tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri.Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan tcrjadi reaksi baik secarajasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya parakaryawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk ataujika ada kesulitan dalam hubungan kerja.Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena stresmerupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Padaumumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak menyadari hahwadirinya mengalami stres.Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifatnegatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau4gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yangmenjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat negatif/merugikan dapatterjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Ada beberapa macarrpenyebab stres:o Stresor fisik/jasmani, antara lain:Suhu dingin/panas, suara bising, rasa sakit, kelelahan fisik, polusiudara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya.o Stresor psikologik, antara lain:Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu, iri hatio Stresor sosial-budaya, antara lain:Hubungan sosial, kesulitan pekerjaan, menganggur, pensiun,PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflik rumah tangga.Stres dapat berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang:o Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa:Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit perut/diare,lelah, gangguan makan, eksim.o Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa:Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung menyalahkan orang lain,cemas, menarik di r i , menyerang, mudah tersinggung.o Pada tahap yang berat stres dapat menimbulkan:

Page 16: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Penyakit fisik (misal tekanan darah tinggi, asma berat, serangan jantungdan sebagainya)Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat 12langkah pengendalian stres:1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik:Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaikbaiknya.2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yangbersamaan:Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberiwaktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yangbaru sebelum melangkah lebih lanjut.53. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya5. Berbuat sesuai kemampuan dan minat6. Membuat keputusan yang bijaksana7. Berpikir positif8. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang l a i n yangdapat dipercaya9. Memelihara kesehatan d in sendiri10. Membina persahabatan dengan orang lain11. Meluangkan waktu untuk diri sendiri:Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi12. Melakukan relaksasi:Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untukmengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.

http://faperta.ugm.ac.id/articles/kesehatan_jiwa.pdf

Pendidikan Dan Kesetaraan Gender

HantaranPendidikan merupakan Hak Asasi Manusia. Pendidikan yang tidak diskriminatif akan

Page 17: Belajar Memahami Jiwa Manusia

menguntungkan, baik bagi perempuan maupun laki-laki, yang pada akhirnya akan mempermudah terjadinya kesetaraan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki. Gender sebagaimana didefinisikan secara umum adalah pembedaan peran dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki sebagai hasil konstruksi sosial budaya masyarakat . Tataran bias gender banyak terjadi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya peran gender terjadi dalam hal mengakses lembaga pendidikan yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi perempuan.

Allah mewajibkan hambanya untuk memperoleh pendidikan yang tinggi, tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh pendidikan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba ideal. Hamba ideal dalam hal ini adalah bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun karier profesional, tidak mesti didominasi oleh satu jenis kelamin saja. Peluang untuk meraih prestasi maksimum dalam pendidikan terbuka lebar untuk dua insan tersebut. Yang membedakan hanyalah ketakwaannya dihadapan Allah sang Pencipta . Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Hujurat (49:13) sebagai berikut yang artinya;

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Apa Itu Gender?BANYAK laki-laki mengatakan, sungguh tidak mudah menjadi laki-laki karena masyarakat memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadapnya. Mereka haruslah sosok kuat, tidak cengeng, dan perkasa.Ketika seorang anak laki-laki diejek, dipukul, dan dilecehkan oleh kawannya yang lebih besar, ia biasanya tidak ingin menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedih dan malu. Sebaliknya, ia ingin tampak percaya diri, gagah, dan tidak memperlihatkan kekhawatiran dan ketidakberdayaannya.Ini menjadi beban yang sangat berat bagi anak laki-laki yang senantiasa bersembunyi di balik topeng maskulinitasnya. Kenyataannya juga menunjukkan, menjadi perempuan pun tidaklah mudah. Stereotip perempuan yang pasif, emosional, dan tidak mandiri telah menjadi citra baku yang sulit diubah. Karenanya, jika seorang perempuan mengekspresikan keinginan atau kebutuhannya maka ia akan dianggap egois, tidak rasional dan agresif. Hal ini menjadi beban tersendiri pula bagi perempuan.Keadaan di atas menunjukkan adanya ketimpangan atau bias gender yang sesungguhnya merugikan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Membicarakan gender tidak berarti membicarakan hal yang menyangkut perempuan saja.

Dari penjelasan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gender merupakan pembagian sifat, peran, kedudukan, dan tugas laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi social budaya masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat. Gender bukan kodrat atau takdir Tuhan, tetapi gender berkaitan dengan keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan bagaimana seharusnya perempuan

Page 18: Belajar Memahami Jiwa Manusia

berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada.

Kesetaran Gender dalam Pendidikan Isu kesetaraan gender sejalan dengan perkembangan jaman yang didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong perkembangan ekonomi dan globalisasi informasi, yang memungkinkan kaum perempuan bekerja dan berperan sama dengan kaum lelaki. Hal yang sangat penting adalah bahwa kesetaraan gender itu harus didukung dengan perlindungan hukum dan berbekal pendidikan yang memadai, karena perjuangan kesetaraan gender yang hakiki adalah perjuangan kesetaraan gender dalam dunia pendidikan dan perlindungan hukum.

Pendidikan adalah produk atau konstruksi sosial, dan celakanya ada jenis kelamin dalam masyarakat yakni laki-laki dan perempuan yang salah satunya tidak selalu diuntungkan akibat dari konstruksi tersebut. Kesenjangan pada sektor pendidikan telah menjadi faktor utama yang paling berpengaruh terhadap bias gender secara menyeluruh. Hampir pada semua sektor, seperti lapangan pekerjaan, jabatan, peran di masyarakat, sampai pada masalah menyuarakan pendapat, antara laki-laki dan perempuan yang menjadi faktor penyebab terjadinya bias gender adalah karena latar belakang pendidikan yang belum setara.

Kita tidak perlu jauh-jauh untuk menganalisa bagaimana bias gender terjadi, di lingkungan keluarga maupun sekolah kita sudah bisa menilik bagaimana keadaan bias gender terjadi dan ini akan terus-menerus berlangsung manakala tidak ada penyelesaian. Misalnya, dalam buku ajar siswa, banyak ditemukan gambar maupun rumusan kalimat yang tidak mencerminkan kesetaraan gender. Sebut saja gambar seorang pilot selalu laki-laki karena pekerjaan sebagai pilot memerlukan kecakapan dan kekuatan yang “hanya” dimiliki oleh laki-laki. Sementara gambar guru yang sedang mengajar di kelas selalu perempuan karena guru selalu diidentikkan dengan tugas mengasuh atau mendidik. Ironisnya siswa pun melihat bahwa meski guru-gurunya lebih banyak berjenis kelamin perempuan, tetapi kepala sekolahnya umumnya laki-laki. Rumusan kalimat tersebut mencerminkan sifat feminim bagi perempuan serta sifat maskulin dan bagi laki-laki.

Bias gender tampak sekali dalam realita kehidupan diatas dan ini tidak hanya berdampak negatif bagi siswa atau anak perempuan tetapi juga bagi anak laki-laki. Anak perempuan diarahkan untuk selalu tampil cantik, lembut, dan melayani. Sementara laki-laki diarahkan untuk tampil gagah, kuat, dan berani. Ini akan sangat berpengaruh pada peran sosial mereka di masa datang.Singkatnya, ada aturan-aturan tertentu yang dituntut oleh masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki. Jika perempuan tidak dapat memenuhinya ia akan disebut tidak tahu adat dan kasar. Demikian pula jika laki-laki tidak dapat memenuhinya ia akan disebut banci, penakut atau bukan lelaki sejati.Padahal menurut William Pollacek dalam Real Boys menunjukkan penemuannya, sebenarnya, bayi laki-laki secara emosional lebih ekspresif dibandingkan bayi perempuan. Namun ketika sampai pada usia sekolah dasar, ekspresi emosionalnya hilang.

Page 19: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Laki-laki pada usia lima atau enam tahun belajar mengontrol perasaan-perasaannya dan mulai malu mengungkapkannya .

Penyebabnya adalah pertama, ada proses menjadi kuat bagi laki-laki yang selalu diajari untuk tidak menangis, tidak lemah, dan tidak takut. Kedua, proses pemisahan dari ibunya, yakni proses untuk tidak menyerupai ibunya yang dianggap masyarakat sebagai perempuan lemah dan harus dilindungi. Meski berat bagi anak laki-laki untuk berpisah dari sang ibu, namun ia harus melakukannya jika tidak ingin dijuluki sebagai “anak mami”.

Dengan adanya pelabelan-pelabelan seperti di atas, perempuan dianggap mempunyai tingkat kemampuan untuk meraih pendidikan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki yang menyebabkan perempuan belum bisa berperan lebih besar. Untuk itu, perlu dibuka seluas-seluasnya akses pendidikan dengan memajukan program-progrm sosialisasi kesetaraan gender agar bias gender tidak terus berlangsung.

Sehingga kejadian-kejadian buruk seringkali menimpa kaum perempuan dikarenakan kurangnya pengetahuan atau pendidikan. Sehingga muncul teori-teori feminisme dalam wacana pendidikan yang juga dapat diperhitungkan sebagai bagian yang memperjuangkan kesetaraan gender dalam dunia pendidikan, ada empat teori besar feminisme yang secara singkat perlu dikemukakan di sini yang dikaitkan dengan masalah pendidikan, antara lain :

1. Teori Feminisme Liberal.Teori ini memfokuskan diri pada pertanyaan-pertanyaan mengapa anak perempuan banyak mengalami kegagalan meraih pendidikan tinggi. Feminisme liberal lebih berfokus pada persoalan akses ke pendidikan, peningkatan partisipasi sekolah pada anak perempuan, menyediakan program-program pelayanan bagi anak perempuan dari keluarga yang kurang beruntung dan melakukan penuntutan kesetaraan pendidikan yang sifatnya tidak radikal atau tidak mengancam

2. Teori Feminisme RadikalTeori radikal mencari persoalan sampai keakar-akarnya bertolak belakang persepsi mereka dengan kaum feminis liberal. Kaum feminis radikal melihat penyebab utama adanya ketidakadilan bagi perempuan di dalam dunia pendidikan adalah karena sistem patriarkhal yang berlaku di masyarakat setempat. Selain itu, juga melihat hubungan-hubunga kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, karena nya ini yang kemudian menentukan keterbelakangan perempuan perempuan di berbagai bidang.

3. Teori Feminisme Marxis dan SosialisBagi teori ini, ketidaksetaraan dalam pendidikan terjadi karena institusi-institusi pendidikan justru menciptakan kelas-kelas ekonomi. Pendidikan telah dijadikan bisnis yang lebih melayani kelas ekonomi atas. Pendidikan telah kehilangan makna bukan untuk mencerdaskan bangsa melainkan untuk menguntungkan pendapatan pribadi. Hubungan kekuasaan antara ekonomi kuat dan ekonomi lemah terlihat gamblang sehingga kelompok miskin tereksploitasi dan berada dalam kebodohan terus menerus. Bahasa-bahasa yang sering digunakan dalam

Page 20: Belajar Memahami Jiwa Manusia

teori ini adalah yang berkaitan dengan kelas, produksi, kemiskinan dan seterusnya.

4. Teori Poststrukturalis dan PostmodernismeTeori ini mengkritik definisi pendidikan yang lebih berpusat pada laki-laki (male-centered) tidak dipertanyakan lagi atau sudah dianggap wajar dan semestinya. Teori ini juga membongkar semua anggapan-anggapan yang diterima begitu saja. Konsentrasi yang dilakukan teori ini adalah melihat semua diskursus-diskursus yang ada (teks-teks) yang ada dalam dunia pendidikan yang melakukan operasi bawah sadar sehingga terjadi penaturalan bahasa-bahasa yang bias gender. Oleh sebab itu, teori ini bukan saja mengajak mereka yang berkepentingan dengan pendidikan untuk merubah kurikulum tetapi melihat bagaimana kurikulum bias gender terbentuk dan beroperasi secara luas.Perjuangan untuk menyuarakan kesetraan gender itu tidak akan betul-betul bisa terwujud apabila kesetaraan gender dalam pendidikan belum bisa direalisasikan. Artinya perjuangan kesetaraan gender harus dimulai dengan kesetaraan antara kaum perempuan dan kaum lelaki, dalam pendidikan sehingga mempunyai peluang yang sama untuk mengakses lapangan pekerjaan dan berperan dalam berbagai kehidupan.

Gender Mainstreaming Isu kesetaraan gender memang telah didengung-dengungkan oleh berbagai pihak, bahkan kebanyakan mahasiswa sangat getol untuk menyuarakan isu tersebut, akan tetapi jika isu tersebut hanya digembar-gemborkan kesana-kemari tanpa adanya keseriusan dari pihak terkait, hal ini hanya akan menjadi percuma dan sia-sia belaka.Untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan bias gender agar tecapai kesetaraan dan keadilan gender perlu sebuah upaya serius dari berbagai pihak. Mulai dari lingkungan keluarga, ayah dan ibu mulai menanamkan kesetaraan dan keadilan gender dengan cara mereka saling menghormati dan melayani, tidak lagi didasarkan atas “apa kata ayah”. Jadi ornag tua yang berwawasan gender diperlukan bagi pembentukan mentalitas anak bik laki-laki maupun perempuan yang kuat dan percaya diri.Pola penerapan kesetaraan dan keadilan gender yang kedua adalah dari pihak sekolah. Kesetaraan gender dalam proses pembelajaran memerlukan keterlibatan Depdiknas sebagai pengambil kebijakan di bidang pendidikan, sekolah secara kelembagaan dan terutama guru. Dalam hal ini diperlukan standardisasi buku ajar yang salah satu kriterianya adalah berwawasan gender. Selain itu, guru akan menjadi agen perubahan yang sangat menentukan bagi terciptanya kesetaraan dan keadilan gender dalam pendidikan melalui proses pembelajaran yang peka gender.Perlu strategi lagi, selain dari dua upaya diatas guna mempercepat perwujudan kesetaraan dan keadilan gender tersebut, yang dikenal sebagai istilah Pengarusutamaan Gender (PUG) atau disebut juga Gender Mainstreaming .

“Gender mainstreaming is a strategy for integrating gender concern is the analysis formulation and monitoring policies, programs and projects”Gender Mainstreaming adalah suatu strategi kesetaraan dan keadilan gender dengan memperbaiki kondisi dan posisi perempuan agar bisa setara dengan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat dan pembangunan. (Konferensi Wanita Sedunia Beijing, 1995)

Page 21: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Istilah Gender Mainstreaming di Indonesia kemudian disepakati oleh berbagai pihak dalam pertemuan-pertemuan yang dikoordinasikan oleh Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan menjadi “Pengarusutamaan Gender (PUG)” yang berarti akak selalu memasukkan atau memikirkan isu gender sebagai salah satu inti kegiatan utama dan bukan menomor-duakan, dilakukan sambil lalu, dipinggirkan, dianak tirikan atau diabaikan.

Pada hakekatnya pengarusutamaan gender adalah suatu strategi yang dilakukan untuk menciptakan kondisi kesetaraan dan keadilan gender (KKG) yaitu upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesepakatan yang sama, pengakuan yang sama, dan penghargaan yang sama oleh masyarakat, seperti yang tertuang dalam Intruksi-Intruksi Presiden Nomor : 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional.

Dengan PUG ini, pemerintah diharapkan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam membuat kebijakan-kebijakan public yang adil dan responsive terhadap isu gender. Kebijakan dan pelayanan public yang dilakukan melalui upaya promosi yang gencar dan tepat sasaran ( pemerintah, organisasi-organisasi, unit paling kecil yakni keluarga, dll) agar dapat mengarah kepada pencapaian kesetaraan dan keadilan gender, serta program dan perundang-undangan yang adil dan responsive gender.Ada beberapa batasan dalam pengarusutamaan gender, antara lain :

1. Memasukkan permasalahan gender dalam program dan agenda pembangunan 2. Strategi dan proses untuk mengintegrasikan masukan yang responsive gender

dalam kebijakan, petunjuk-petunjuk program / proyek, kegiatan serta pelayanan di tiap-tiap tingkatan

3. Satu usaha untuk memasukkan kerangka gender ke dalam rencana kegiatan dan pelaksanaan program sektoral

4. Pengakuan adanya suatu upaya arusutama gender di mana gagasan, keputusan dan penyebaran sumber dilakukan untuk pencapaian tujuan pembangunan

5. Bukan hanya memadukan isu gender ke dalam arus utama, tetapi mengubah arus utama agar lebih tanggap dan kondusif terhadap tujuan dan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.

Pandangan Islam Terhadap Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Islam sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan. Yang membedakan adalah ketakwaannya dihadapan Allah SWT. Islam juga mewajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan, sebagaimana hadist nabi yang artinya;

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim dan (muslimah)”

Hal ini terbukti bahwa islam tidak membedakan dalam hal memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu ketika zaman Rasulullah banyak wanita yang menonjol pengetahuannya yang menjadi rujukan sekian banyak tokoh yaitu Aisyah istri Nabi saw.

Page 22: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Namun, memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada perbedaan kodrat antara laki-laki dan perempuan, yaitu :

Perbedaan jasmaniah (biologis) Perbedaan kejiwaan (psikologis) Perbedaan menjalankan agama

Akhir kataDari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah produk atau konstruksi sosial, dan celakanya ada jenis kelamin dalam masyarakat yakni laki-laki dan perempuan yang salah satunya tidak selalu diuntungkan akibat dari konstruksi tersebut. Kesenjangan pada sektor pendidikan telah menjadi faktor utama yang paling berpengaruh terhadap bias gender secara menyeluruh. Hampir pada semua sektor, seperti lapangan pekerjaan, jabatan, peran di masyarakat, sampai pada masalah menyuarakan pendapat, antara laki-laki dan perempuan yang menjadi faktor penyebab terjadinya bias gender adalah karena latar belakang pendidikan yang belum setara.

Isu kesetaraan dan keadilan gender dalam dunia pendidikan memang sudah begitu lama didengung-dengungkan, akan tetapi bukti konkrit pencapaian masih tumpang tindih, bias gender masih terjadi dimana-mana. Dikarenakan kurang pahamnya tentang pengertian gender ataupun peran yang diberikan masyarakat dan adat serta budaya terhadap laki-laki maupun perempuan.Sehingga perlu dijelaskan secara tepat mengenai pengertian gender yang tidak lain adalah pembagian sifat, peran, kedudukan, dan tugas laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi social budaya masyarakat berdasarkan norma, adat kebiasaan, dan kepercayaan masyarakat.Hal ini sangat merugikan bagi baik kaum laki-laki maupun perempuan, sehingga munculah upaya untuk meminimalisir bias gender yang kemudian akhirnya muncul berbagai macam teori-teori feminisme, antara lain:

1. Teori Feminsme Liberal.2. Teori Feminsme Radikal3. Teori Feminsme Marxis dan Sosialis4. Teori Poststrukturalis dan Postmodernisme

Juga ada strategi untuk menanggulanginya yang kemudian dikenal dengan Gender Mainstreaming.

Read more: http://kafeilmu.co.cc/2010/09/pendidikan-kesetaraan-gender#ixzz1C8Wr0PDm

Psikologi Belajar

A. Pendahuluan

Page 23: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Hakekat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktifitas-aktifitas kejiawaan dalam diri manusia, yang semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk lain[1]. Tanpa disadari manusia secara tidak langsung telah melakukan suatu perubahan dimana perubahan tersebut terbentuk dari tidak bisa menjadi biasa, tidak tahu menjadi tahu dan seterusnya hingga manusia tersebut menjadi manusia sempurna (insan kamil).

Belajar bukanlah kegiatan yang hanya berlangsung di dalam kelas saja, tetapi juga berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Belajar tidak hanya melibatkan yang benar saja, tetapi juga melibatkan yang tidak benar, missal ada murid yang salah mengeja kata, kita tidak dapat mengatakan bahwa tidak belajar, hanya saja dia mengeja yang salah. Jadi belajar tidaklah selalu dalam hal pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga dapat berkenaan dengan sikap, tingkah laku, kejiwaan dan perasaan.

Unsur asasi dari belajar adalah selalu melibatkan adanya perubahan dalam diri orang yang belajar. Perubahan itu bisa terjadi dengan sengaja bisa lebih baik bisa lebih buruk. Agar berkualitas sebagai belajar, perubahan itu harus dilahirkan oleh pengalaman, oleh interaksi antar orang dengan lingkungannya. Untuk itu dalam makalah ini kami menguraikan tentang definisi belajar, definisi psikologi serta konsep dan makna psikologi belajar.

Secara implisit maupun eksplisit firman Allah telah mewajibkan manusia untuk belajar, sebagai berikut yang artinya:

apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang berakalah yang mampu menerima pelajaran (QS. Az-Zumar : 9)

B. Konsep dan makna belajar

Telah dikemukakan diatas bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Menurut C.T. Morgan dalam Introduction to Psycology (1961) merumuskan belajar sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu”.[2] Jadi bisa disimpulkan bahwa belajar sangat erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang. Akan tetapi perubahan yang bukan terjadi karena adanya proses-proses belajar tidak dapat dikatakan sebagai belajar. Perubahan selain belajar antara lain karena adanya proses fisiologis (missal: sakit) dan perubahan terjadi karena adanya proses-proses pematangan (missal : bayi yang mulai dapat berjalan).

Ada dua pandangan mengenai perubahan yang terjadi dalam proses-proses belajar, antara lain :

1. Pandangan Behavioristik

Page 24: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Menurut pandangan ini (seperti J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner) Belajar adalah perubahan tingkah laku, dengan cara seseorang berbuat pada situasi tertentu. Yang dimaksud tingkah laku disini ialah tingkah laku yang dapat diamati ( berfikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam pandangan ini, karena tidak dapat diamati secara langsung. Diantara keyakinan prinsipil yang terdapat dalam pandangan ini ialah anak lahir tanpa warisan kecerdasan, bakat, persaan, dan warisan abstrak lainnya. Semua kecakapan timbul setelah manusia melakukan kontak dengan lingkungan.

2. Pandangan Kognitif

Menurut Pandangan ini (seperti Jean Piaget, Robert Glaser, John Anderson, Jerome Bruner, dan David Ausubel) Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat diamati secara langasung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah lauku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tak dapat diukur tanpa dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental. (aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreatifitas, harapan dan pikiran)

Selain dari pada itu, dewasa ini para neobehaviorist memperluas pandangan behavioristik tentang belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung seperti harapan-harapan, keinginan, keyakinan, dan pikiran. Salah seorang diantaranya ialah albert Bandura (1986) dengan teori kognitif sosial-nya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati. Belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pad apengetahuan tersebut. Dalam banyak hal teori ini dapat dianggap sebagai tali penghubung antara aliran behaviorisme dengan teoir kognitif.[3]

Menurut Crow & crow dalam buku Educational Psycology (1958) menyatakan ”Learnig is acquisition of habits, knowledge, nad attitude”, belajar adalah memeproleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Belajar dalam pandangan mereka menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku.[4] Pengertian ini menyangkut pada proses yang mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Any change in any object or organism, particularly a behavioral or psychological change.(proses adalah suatu perubahan yang progresif menyangkut tingkah laku atau kejiwaan)[5]

Dari berbagai pendapat dan pandangan mengenai definisi belajar terlepas dari berbagai macam kelemahan-kelemahan dari masing pandangan dapat disimpulkan bahwa belajar suatu porses yang terjadi dalam diri seseorang (pandangan kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah berlangsung (pandangan behavioristik) dengan menunjukkan perubahan yang progresif pada tingkah laku sehinga hasil yang dicapai maksimal.

C. Definisi Psikologi

Page 25: Belajar Memahami Jiwa Manusia

Sebagaimana istilah-istilah ilmiah dan kefilsafatan, istilah psikologi juga diperoleh dari Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejaal kejiwaan. Untuk rentang waktu yang relative lama terutama ketika psikologi masih merupakan bagian atau cabang dari filsafat. Pada masa lampau, Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam buku mereka, psycology an introduction, psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mind (pikiran) namun dalam perkembangannya berubah menjadi behavior (tingkah laku), sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

Para ahli psikologi modern belakangan ini tidak lagi mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan. Menurut Thomas Alva Edison (1847-1931) berujar, “My mind I incapable of conceiving such a thing as a soul” (pikiran saya tidak mampu untuk mamahami hal seperti jiwa) [6]. Firman Allah sebagai berikut, yang artinya:

mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentnag jiwa atau ruh, maka katakanlah bahwa jiwa (roh) adalah urusan tuhan dan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit (Q.S. Al-Isra’ :85)

Ayat tersebut bukan berarti menutup kemungkinan untuk mengkaji tentang jiwa. Meskipun hanya sedikit ayat tersebut mengisyaratkan bahwa jiwa atau ruh adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Namun yang paling penting adalah ruh dan jiwa setidak-tidaknya merupakan suatu konsep yang bisa dipelajari sebagai substansi tersendiri.

Pada asasnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri organisme manusia, dalam hal ini psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan (Gleitman, 1986)[7]

konsep psikologi belajar

Dari uraian tentang psikologi, bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Agar kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi.

Tujuan dari memperlajari psikologi belajar adalah agar manusia mempunyai pemahaman lebih tentang indivudi, baik dirinya sendiri maupun orang lain serta dari hasil pemahaman tersebut seseorang diharapkan dapat bertindak ataupun memberikan perlakuan yang lebih bijaksana.

D. Kesimpulan

Page 26: Belajar Memahami Jiwa Manusia

1. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu porses yang terjadi dalam diri seseorang (pandangan kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah berlangsung (pandangan behavioristik) secara progresif untuk memperoleh tujuan dan harapan tertentu.

2. Psikologi belajar sangat dibutuhkan agar manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat mengambil keputusan yang bijaksana, serta terfokus dalam mencapai tujuan dan harapan.

[1] DR. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Konsep dan MAkna Pembelajaran, Alfabeta Bandung, 2005, 122

[2] Drs. Alex Sobur, M.Si, Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung, 2003, 219

[3] Drs. M. Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekata Terapan, BPFE Yogyakarta, 1990, 122

[4] Drs. Alex ….., Psikologi …….,220

[5] Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, 113

[6] Drs. Alex ….., Psikologi …….,19

[7] Muhibbin …., Psikologi ….., PT. Remaja Rosdakarya, 8

Read more: http://kafeilmu.co.cc/2010/09/psikologi-belajar#ixzz1C8XP9ukg

Page 27: Belajar Memahami Jiwa Manusia
Page 28: Belajar Memahami Jiwa Manusia
Page 29: Belajar Memahami Jiwa Manusia