BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

28
BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI (A-Z) 14 September 2008 Tinggalkan komentar Go to comments Pengantar: Ini tulisan menarik tentang serba-serbi beternak gurami oleh kawan Mimbar Seputro. Semoga bermanfaat. Saya Mimbar Bambang Seputro, 47, ingin membagi pengalaman dalam beternak ikan Gurami. Karena saya mulai dari nol besar, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa ada suatu bidang usaha yang berbeda dengan bidang usaha sebelumnya. Betapa tidak, hampir 20 tahun saya bekerja di sebuah perusahaan jasa tiba-tiba saya harus bergelut dan melayani mahluk bernama ikan Gurami. Padahal yang lulusan sekolah spesial ikan-pun banyak yang menyimpang kearah jalan yang “tidak sesat”. Lokasi saya beternak ada di daerah Citayam, Bogor, tempat dimana para petani beternak ikan mulai dari Gurami, Lele, Mas, Tawes, Patin, Nila dan segala macam ikan. Petani-petani sederhana sampai kaya raya ini patut diberi acungan jempol sebagai Universitas Perjuangan Hidup. Cuma waktu itu krisis moneter melanda para penduduk. Banyak peternak yang bangkrut lalu pindah haluan. Celah ini saya manfaatkan sehingga saya bisa memilih peternak yang masih bertahan, dan biasanya yang teruji kualitas kepakarannya. Segi positif lainnya, gurame adalah vegetarian, sehingga makanan utamanya sejenis daul keladi, di jabar- namanya “sente” banyak tersedia, kami tinggal meminta ijin pemiliknya untuk ikut membersihkan halaman kebunnya. Namun sayang, ketika saya mencari informasi di Website, ternyata minim sekali informasi yang saya dapatkan. Saya mencoba mencari dengan search engine dengan mengombinasikan kata “gourami” menjadi “gurami”. Salah-salah saya malahan dapat software Gourami yang tidak ada hubungannya dengan ikan Gurami. Lalu saya mulai baca buku-buka dalam bahasa Indonesia, waw buku

Transcript of BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Page 1: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI (A-Z)

14 September 2008 Tinggalkan komentar Go to comments

Pengantar:

Ini tulisan menarik tentang serba-serbi beternak gurami oleh kawan Mimbar Seputro. Semoga bermanfaat.

Saya Mimbar Bambang Seputro, 47, ingin membagi pengalaman dalam beternak ikan Gurami. Karena saya mulai dari nol besar, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa ada suatu bidang usaha yang berbeda dengan bidang usaha sebelumnya. Betapa tidak, hampir 20 tahun saya bekerja di sebuah perusahaan jasa tiba-tiba saya harus bergelut dan melayani mahluk bernama ikan Gurami. Padahal yang lulusan sekolah spesial ikan-pun banyak yang menyimpang kearah jalan yang “tidak sesat”.

Lokasi saya beternak ada di daerah Citayam, Bogor, tempat dimana para petani beternak ikan mulai dari Gurami, Lele, Mas, Tawes, Patin, Nila dan segala macam ikan. Petani-petani sederhana sampai kaya raya ini patut diberi acungan jempol sebagai Universitas Perjuangan Hidup.

Cuma waktu itu krisis moneter melanda para penduduk. Banyak peternak yang bangkrut lalu pindah haluan. Celah ini saya manfaatkan sehingga saya bisa memilih peternak yang masih bertahan, dan biasanya yang teruji kualitas kepakarannya. Segi positif lainnya, gurame adalah vegetarian, sehingga makanan utamanya sejenis daul keladi, di jabar- namanya “sente” banyak tersedia, kami tinggal meminta ijin pemiliknya untuk ikut membersihkan halaman kebunnya.

Namun sayang, ketika saya mencari informasi di Website, ternyata minim sekali informasi yang saya dapatkan. Saya mencoba mencari dengan search engine dengan mengombinasikan kata “gourami” menjadi “gurami”. Salah-salah saya malahan dapat software Gourami yang tidak ada hubungannya dengan ikan Gurami.

Lalu saya mulai baca buku-buka dalam bahasa Indonesia, waw buku pertama menarik, tetapi ketika mulai baca buku yang lain, mulai bingung sebab satu sama lain kadang-kadang berbeda. Tapi perbedaan itulah kekuatan. Ikutan bahasa para politisi kita.

Secara kebetulan ada kolam seluas 400 meter persegi yang sudah “ditinggalkan” oleh pengelolanya terdahulu. Alasannya harga ikan yang jatuh, banyak penyakit menyerang, di jarah orang jahat, tertipu dan banyak lain alasan yang membuat saya berfikir dua tiga kali untuk terjun ke area per guramian. Saya harus cari alasan yang tidak ada hubungannya dengan perikanan. Di rumah sangat sederhana tempat kami menginap, Saya dapatkan, seorang bapak muda dengan dengan isteri berumur 16 tahun dan anak bayinya, seorang ibu dengan cucunya yang semuanya semula bergantung hidup dari kolam ini. Tekad saya semakin kuat, saya akan terjun ke dunia perikanan. Lagian, kalau kontrak dengan maha kuasa sudah dijalani 47 tahun tetapi kontrak dengan perusahaan tingal bisa dihitung dengan kedua jari.

Page 2: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Mulailah tabungan di ATM di dodol, dengan rasa was-was, kalau ini gagal juga habislah awak, tapi mudah-mudahan tidak dedel duwel. Kolam sudah tersedia ada, air lumayan banyak, tinggal cari benih ikan dari petani setempat.Ah kebetulan kami berkenalan dengan seorang pemuda bernama Abel, yang belakangan ini mepet terus kepada kami. Abel tinggal dengan neneknya yang juga rumah kami berdekatan. Abel inilah yang mengatakan bahwa janganlah karena panen sekali gagal lalu stop jadi petani. Orang naik sepeda juga bisa jatoh, katanya.

MENYIAPKAN KOLAM GURAMI

<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Menyiapkan KOLAM IKAN, saya bingung setengah mampus (maafkan bahasa saya ikutan para ABG), kolam is kolam, end of story. Isi air yang banyak, masukkan ikan, sama halnya seperti memasukkan ikan di akuarium atau bak mandi kita sehari-hari.

Buku saya baca lagi, learning by doing kata orang Inggris. Kolam harus dekat rumah, maksudnya mudah pengawasannya. Terutama sekali itu lho, ngintipin ikan gurame berahi, dengan harapan kita mendapatkan banyak telur yang kemudian menetas menjadi “gonada”- baby gourami. Oooo itu….

Oh masih banyak lagi, selain manusia jahil, banyak musuh ikan yang lain, binatang sejenis lingsang, burung blekok, burung elang, ular, bahkan kodok budug-pun menjadi musuh sang Gurami. Kalau anda menonton filem discover, anda bilang “oh itu hukum alam, mereka musti memangsa binatang lainnya, agar mereka hidup”. tapi dalam perikanan its totally different things!. Anda tidak akan membiarkan terjadi, biarlah hukum alam terjadi, tapi jangan disini, di balongku, di tebatku.

Mula-mula kolam dipaculi dan dibentuk pematang-pematang yang berbentuk trapesium. Bentuk trapesium sudah diterima masyarakat luas, maksudnya massa air biasanya lebih menekan dibagian bawah daripada bagian atas. Apalagi dibagian bawah sering longsor, dilubangi oleh belut, lele, kepiting nakal dan bandelnya minta ampuun.

Kemiringan kaki trapesium biasanya 45 derajat, kata Zulkifli Jangkaru, tapi pak Slamet Soeseno bilang lain lagi. Bagian luar boleh tegak lurus, bagian dalam agak landai 1: 1,5 atau 1:1,75

Kolam-kolam kita nantinya akan diisi air sampai 60 cm. Jadi dengan pematang, bibir tegalan maka paling tidak 80-90 cm dianggap cukup ideal. Setelah tanah di cangkuli, biasanya dibiarkan kering sampai retak-retak, biar kalau ada hama pengganggu ikut mati kepanasan. Tapi Kalau ternyata masih ada yang staminanya kuat, dibantu dengan pemberian “cengkaling” sejenis kapur beracun, yang disebarkan disudut dan penjuru kolam. Biasanya belut, udang, kepiting pada kepanasan dan keluar untuk ditangkap para petani dan dibantai seperti layaknya dukun santet.

Kolam kemudian didiisi air, dibiarkan semalaman agar racu-racun “cengkaling” nya luntur kehebatannya lantaran mengendap. Kemudian air dibuang dan kolam dikeringkan sekali lagi.

Page 3: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Maka kolam siap dipergunakan.

Air umumnya berlimpah, tetapi mengingat sistem pengairan kita dasarnya dalah gotong royong, maka kerja sama dengan penduduk setempat yang sesama petani harus terjaga. Kapan pembagian air, kapan kita harus menahan diri. Semua tidak tertulis dibuku, tetapi dijalankan secara turun temurun. Peternak harus mau “siskamlong”, sistem keamanan pengairan balong, modalnya lampu senter dan sebungkus rokok serta komunikasi.

Kalau air sudah masuk, harus di saring agar supaya ikan gabus, lele, kepiting, kodok budug, udang bisa masuk kedalam kolam kita. Biasanya dipipa pralon para petani memasang saringan (sosok) yang terbuat dari anyaman bambu. Air ditunggu sampai tingginya 60 cm, baru sisanya dialirkan ketempat lain atau ke parit pembuangan.

Secara teori, ikan gurami menyukai air dengan kadar keasaman 6,5 sampai 7.0 dan suhu air 24-28 derajat Celcius.

Di habitatnya, gurami hidup di rawa-rawa, ini bisa dilihat bahwa gerakan Gurami umumnya vertikal. Anggun dan hanya menimbulkan suara haluuuus sekali, kecuali kalau dia terkejut.

Makanan GURAMI

<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Seperti dikatakan bahwa Gurami adalah mahluk Vegetarian, atau kata anak saya Herbivor. Keuntungannya segala macam daun-daunan yang lembut strukturnya bisa di “empan” kan kepada gurami dewasa.

Petani-petani jabar, selalu menjemur daun-daun yang akan diberikan kepada peliharannya terlebih dahulu sehingga layu, dengan demikian getah yang beracun bisa dinetralisir.

Daun talas/keladi atau sente (jabar) yang tua, biasanya seberapapun makanan ini diberikan, akan ditarik-tarik oleh gurami sampai tinggal tulang-tulangnya.Dianjurkan menanam sendiri talas ini di tegalan kolam, dihalaman rumah, karena gurame tidak bisa hidup tanpa keladi, sampai menjadi tua-tua keladi.

Daun ketela Singkong

Daun PepayaKurang dianjurkan diberikan untuk biang Gurame karena merusak kantung telur.

Daun Kangkung

Daun ubi jalarjuga tidak dianjurkan untuk diberikan kepada biang gurame.

Ketimun

Page 4: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Tauge, bisa tauge kacang hijau, tauge kacang merah dan tauge dari bibit padi muda.

Labu

Talas

PelletsBeberapa peternak membuat sendiri pellet yang terdiri Katul, tepung ikan, bungkil kedelai, protein Tepung Daging dan tambahan 10 tablet anti biotik untuk per 100 kg pelet.

Jagung rebus. Sangat baik untuk mempercepat kematangan “gonade” sehingga memperpendek waktu pemijahan. Jumlah jagung rebus yang diberikan 3-5% berat badan induk. Menurut Heru Susanto, telur yang matang pada usia 45-60 hari bisa diperpendek menjadi 25-30 hari.Cara pemberiannya dengan menempatkan jagung pada anyaman bambu 0,5 x 0,5 meter, lalu ditenggelamkan sekitar 15 cm dengan jarak 0,5 m dari pinggir kolam. Pilih tempat yang terlindung dan tempat ikan berkumpul.

Sekalipun kita beranggapan bahwa gurame adalah mahluk vegetarian, tetapi mereka tidak menolak anak semut (kroto), dedak, ampas tahu, bungkil kacang. Bahkan beberapa petani memasang lampu teplok dipinggiran kolam jika dilihatnya banyak serangka beterbangan.Serangga-serangga ini tertarik kepada cahaya lampu, dan ketika mereka mendekat lalu jatuh, maka gurame dengan suka cita melahapnya.

Telor Gurami

<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Sebelum ikan gurami mampu bertelur, tentunya ikan harus dimasukkan secara berpasangan dan kawin secara masal. Kawin campur dalam kolam tidak dibicarakan disini.Sebagai “rule of thumb”, seekor biang gurami memerlukan kavling 15-20 meter persegi. Pemacek (pejantan) boleh mengawini empat ekor biang. Mengintip gurami pacaran kata yang sering melihat adalah pengalaman mengasyikkan. Bila pejantan sudah mulai mengejar yang biang, maka kolam pemijahan harus disiapkan. Setahun, ikan bisa bertelur sampai dua kali.Beberapa petani berpengalaman bahkan bisa mencium bau amis yang ditimbulkan dari kolam sebagai tanda kesiapan berpijah peliharaannya.

Perbaikan KolamKolam harus sudah dikeringkan, dan ditaburi kapur 100-200 gr/meter persegi guna membunuh hama dan parasit.Kedalaman kolam harus 60-100 meter persegi

Mempersiapkan sarang, di Jawa Barat, petani biasanya menyiapkan pengki atau sosok yang terbuat dari anyaman bambu, atau membuat lubang bergaris tengah 30 cm sedalam

Page 5: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

35 cm untuk merangsang gurami menaruh telur ditempat yang sudah disediakan. Untuk bahan pembuatan sarang dapat menggunakan ijuk halus atau sabut kelapa. Petani Jawa Barat bahkan membuat bahan sarang dari karung plastik yang sudah di cabik-cabik memanjang seperti kertas pelindung barang pecah belah.Supaya tidak bertebaran di dalam kolam, maka ijuk yang sudah direndam semalaman dan disisir halus, dijepit dengan sebilah bambu secara longgar agar supaya mudah ditarik-tarik oleh ikan. Banyaknya ijuk sekitar 1-1,5 kg untuk sebuah sarang.Untuk mengetahui bahwa gurami sudah bertelur, masukkan lidi kedalam sarang, perhatikan apakah ada lapisan minyak keluar dari sarang untuk memastikan bahwa telur sudah ditempatkan didalamnya

Penetasan Telur Gurami

<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Membiarkan telur menetas secara alami biasanya tidak membawa hasil yang menggembirakan. Campur tangan petani sangat diperlukan.Memetik Sarang.Mengambil telur dari sarangnya harus dilakukan secara perlahan-lahan. Bawa ember berisi air , lalu dekatilah sarang seperti orang mau menangkap burung, sebab sarang selalu dijaga oleh orang tuanya, sehingga diperlukan keahlian khusus.Cara membawa sarang harus dengan tutup sarang berada diatas. Membersihkan telur.Telur harus dipisahkan dari kotorannya. telur yang baik berwarna kuning mengkilat, sedangkan yang busuk berwarna putih susu dan keruh. Ambil hanya telur yang baik.

Penetasan di petakan kolam

Kolam yang dipakai biasanya yang berukuran kecil atau lebih sering dinamakan “anak kolam” atau petakan kolam.

Kolam petakan terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara mengeringkan dasr kolam, pemberian kapur sebanyak 100-200 gram per meter persegi, pemberian pupuk kandang 150-200 gr per meter persegi, pemberian pupuk urea 15-20 gr per meter persegi sehingga terciptta suasana kolam yang bersih, namun subur akan mikroorganisme yang dibutuhkan ikan kelak.

Alirkan air kedalam kolam setinggi 35 cm dan biarkan sekitar 7-10 hari untuk memberikan kesempatan makanan alamiah pythoplankton berkembang biak dan menetralkan racun akibat pemupukan dan pengapuran.

Setelah telur dimasukkan kedalam kolam diberi tenda untuk melindungi telur dari sengatan terik matahari, dalam jangka waktu 20-30 hari akan muncul larva gurami. Cara ini memiliki kelemahan seperti sulit mengontrol adanya jamur parasit, kondisi air yang berubah-ubah, ancaman hama pengganggu terhadap larva yang masih lemah.

Page 6: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Penetasan dalam wadah

Cara ini sekalipun memerlukan perhatian terus menerus namun hasilnya lebih memuaskan karena selain lebih aman dari hama penyakit pengawasannya lebih mudah, sehat dan kaya oksigen serta lebih banyak kemungkinan telur menetas.

Siapkan gentong, jamban dari tanah liat sebanyak dua buah, satu sarang memerlukan dua gentong. Lalu isi dengan air jernih sekitar separuh lebih sedikit.

Letakkan gentong terapung diatas kolam penetasan, beri atap agar supaya tidak terkena air hujan yang bisa menggagalkan telur.

Usahakan agar mendapat matahari pagi

Pindahkan sarang yang berisi telur kedalam gentong. lalu uraikan ijuk dan telur akan jatuh kedalam gentong.

Letakkan daun tebu diatas permukaan air dalam gentong.

Air dalam pasu diganti setiap dua kali sehari. Caranya, masukkan saringan halus kedalam air. Air yang terkumpul di dalam saringan dikeluarkan melalui selang. Usahakan pergantian secara bertahap sehingga tidak terjadi goncangan pada telur dan tidak terjadi perubahan suhu mendadak.

Minyak yang mengapung dalam gentong sebaiknya dibuang

Lama penetasan adalah 2 minggu, telur yang tidak menetas (busuk) dibuang karena akan mencemarkan air.

Selesai menetas biarkan anak gurami selama 10 hari dan jangan diberi makan.

Setelah 10 hari diberi dedak campuran kuning telur. Anatomi Kolam GURAMI<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Pengetahuan mengenai anatomi kolam dibutuhkan agar terhindar kesalahan konstruksi setelah kolam diisi ikan.

PEMATANG

Membuat sebuah kolam sebetulnya membuat pematang atau tegalan. Bentuk pematang yang disukai dewasa ini adalah trapesium yang melebar di bagian bawahnya. Pematang retak atau bocor harus segera ditambal dengan tanah liat. Belut atau kepiting suka membuat lubang di pematang sehingga harus ditutup secepatnya. Pada saat bertelur nanti, gurami cenderung mengorek lunag berukuran 30 cm sedalam 30 cm sehingga hal-hal seperti ini harus diantisipasi oleh peternak.

Page 7: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Idealnya bagian atas pematang dibuat selebar 1 meter, bagian bawahnya 1,5 meter dengan ketinggian 1 meter.Tegalan ini nantinya ditanami rumput untuk mencegah kelongsoran dan tanaman keladi, tanaman singkong yang bisa dimanfaatkan sebagai catu makanan gurami.

SALURAN MASUK AIR

Parit-parit air dibuat harus lebih tinggi daripada kolam. Bila air dibendung dengan bendungan sementara yang terdiri dari tumpukan bata, batu, papan dan bambu, maka permukaan air akan naik sehingga bisa mengairi kolam. Untuk menahan parit agar tidak longsor, sisi parit di tahan dengan anyaman bambu.

SALURAN PEMBUANGAN AIR atau drainase

Saluran pembuangan atau drainase sangat vital, biasanya saluran ini harus lebih besar sehingga kalau terpaksanya harus mengeringkan lebih dari satu kolam secara bersamaan, lubang saluran tidak kewalahan sampai sampai meluap.

Tentu saja saluran ini dibuat lebih rendah daripada kolam.

PINTU AIR MASUK

Dipilih yang terbuat dari bahan pralon 4″ yang dilengkali dengan elbo (knee) di kedua ujungnya. Kalau elbo ini diarahkan keatas bisa berubah fungsi sebagai pintu penutup. Sebuah saringan yang terbuat dari anyaman bambu kelak dipasang pada elbo sehingga berfungsi menyaring sampah, menyaring ikan gabus, sepat, ikan sapu-sapu yang tidak diinginkan memasuki kawasan kolam. Saluran air selain dibuat lebih tinggi dari 0,75 m, juga menjorok kedalam kolam sehingga terjadi efek grojogan, yang akhirnya merupakan suply oksigen

PINTU AIR KELUAR

Pintu ini harus dibuat agar supaya ikan kita tidak terbawa keluar.

KEMALIR

Sebuah parit kecil didalam kolam, tujuannya ketika kolam dikeringkan, ikan bisa digiring mengumpul kesuatu tempat yang lebih miring sehingga mudah ditangkap. Menurut Heru Susanto, ukuran yang ideal adalah lebar 40 cm, kedalaman 20 cm.

KOBAKAN

Sama dengan kemalir, hanya dibuat lebih lebar misalnya panjang 1 meter lebah 2 meter. Tujuannya ya untuk menangkap ikan.

Page 8: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

PELATARAN

Pelataran adalah kata lain dari dasar kolam secara keseluruhan. Pelataran dibuat miring ke arah saluran pembuangan. Lumpur dalam kolam harus kaya akan unsur hara yang sangat dibutuhkan ikan.

Untuk mendapatkan harga yang baik, umumnya gurami dijual dalam keadaan hidup-hidup dan dagingnya tidak berbau lumpur.Bau lumpur dalam tubuh Gurami diduga akibat senyawa geosmin akibat pekerjaan bakteri dan plankton. Dalam kolam yang tidak mengalir, akan terjadi penumpukan bahan organik secara terus menerus. Usia plankton sangat singkat, dan ketika mati menimbulkan bau busuk pada kolam dan pada ikan.

MENCEGAH BAU LUMPUR

Mengurangi intensitas matahariJenis plankton akan tumbuh cepat bila terkena sinar matahari. Jika separuh kolam diberi naungan, maka populasi plankton dapat ditekan.

Pemupukan yang seimbangPemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4:1 akan menghambat pertumbuhan alga biru. Dosis pemberian adalah 7-14 mg setiap meter kubik air dapat dilakukan setiap minggu

Pemberian pakan dalam jumlah yang tepatUsahakan pakan ikan jangan sampai tersisa sebab akan menjadi penyebab peningkatan mikro organisme

Penyaringan air kolam

Penebaran ikan pemakan planktonIkan mola, nilem dan sepat memiliki kemampuan memangsa plankton yang baik. Hanya penebaran ikan pemangsa plangkton harus diperhatikan agr supaya tidak terjadi perebutan pakan.

Pengendalian secara Kimiawi. Dengan pemberian planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz.

MENGHILANGKAN BAU LUMPUR

PemberaanSelama 3-5 hari ikan disuruh berpuasa dalam air tawar yang mengalir. Hasil penelitian, gurami yang berbobot setengah kiloan setelah diberakan dalam air tawar selama 7 hari ternyata telah terbebas dari bau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal.

Page 9: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Pengolahan hasil Cara memasak gurami dengan menambahkan bumbu masak tradisional seperti kunyit, bawang merah, daun salam, dan serai dapat mengurangi bau lumpur dalam gurami.

JENIS GURAMI

<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Ikan Gurami (giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali.

Ikan gurami (Osphronemus gourami) mempunyai bentuk gepeng (compressed), yang muda bersikap agresif, tetapi sifat ini akan berkurang sejalan dengan umur gurami.

Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi ini makin tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah garis tegak, yang akan hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa.

Petani mengenal dua jenis gurami, yaitu Gurami Soang (angsa) ikan ini yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan berat 8 kilogram. Jenis yang lain Gurami Jepang hanya mampu tumbuh 3,5 kilogram dengan panjang maksimal 45 centimeter. Strain (bakat) yang berbeda inilah yang harus diperhatikan (sayangnya sukar menengarainya) jika ingin beternak Gurami.

Gurame bule dan belang juga tidak jarang dijumpai. Bagi yang suka rumit-rumit, dalam kepengurusan partai kerajaan dunia hewan, ikan ini diklasifikasikan sbb:

Klas: Pisces Sub klas: Teleostei Ordo: Labyrinthici Sub ordo: Anabantoidae Famili: Anabantidae Genus: Osphronemus Species: Osphronemus gouramy (Lacapede) Buku mengenai ikan GURAMI<!–[if supportFields]>PRIVATE<![endif]–><!–[if supportFields]><![endif]–>Buku-buku yang saya baca umumnya buku berbahasa Indonesia, kadang merasa haru melihat kenyataan bahwa buku yang bermutu, ditulis dengan penuh dedikasi, dan dijual dengan harga yang terjangkau. Salut saya kepada para penulis buku, sehingga walaupun saya tidak mengenalnya secara langsung saya pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih. Saya cantumkan harga buku tersebut pada Maret 2000

· Budi Daya Ikan Gurame oleh Heru Susanto, Penerbit Kanisius harga sekitar Rp. 9300

· Petunjuk Praktis Budi Daya Ikan Gurami oleh Heri Respati dan Budi Santoso, Penerbit Kanisius harga sekitar Rp. 4000

· Membudidayakan Gurami Secara Intensif oleh Harsono Puspowardoyo dan Abbas Siregar, penerbit Kanisius harga sekitar 5600

Page 10: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

· Memelihara Ikan Bersama Ayamoleh Kusno, penerbit Penebar Swadaya, seri perikanan XXIII/197/89 harga sekitar 3800

· Usaha Budidaya Ikan GURAMIoleh Taufiq Rusdi, CV Simplex – Jakarta, harga sekitar Rp. 5000

· Makanan Ikanoleh Ahmad Mujiman, penerbit Panebar Swadaya, seri perikanan – XV/83/87, harga sekitar Rp. 15.400

· Budidaya Ikan di Pekaranganoleh Heru Susanto, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 12350

· Memacu Pertumbuhan Guramioleh Zulkifli Jangkaru, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 9250

· Budidaya Ikan Guramioleh Maloedyn Sitanggang, penerbit Panebar Swadaya harga sekitar Rp. 6350

Persiapan ternak, pembibitan, panen dan penyakit ikan gurami

7 Maret 2010 Tinggalkan komentar Go to comments

(Sumber foto gurungeblog.wordpress.com)

Ketika saya menurunkan tulisan tentang beternak ikan gurami atau gurame atau gurameh (grameh-Jawa) banyak tanggapan yang menunjukkan ketertarikan. Pertanyaan paling banyak adalah pengelolaan anakan yang banyak mati karena penyekit dan beberapa faktor lainnya.

Page 11: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Berikut ini saya turunkan lagi tulisan mengenai budidaya ikan gurami yang saya ambil dari milis agromania sedangkan sumber gambar gurungeblog.wordpress.com dan bibitgurami.com. Dalam tulisan ini, disinggung tentang beberapa penyakit dan hama yang biasa menyerang ikan gurami dan penanganannya. Semoga bermanfaat.

Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor.

Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan – Om Kicau).

3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.

Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal juga cepat,” tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.

TERGANTUNG MODALPetani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.

Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.

Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.

Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.

SYARAT LOKASIGurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun

Page 12: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.

Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami.  Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stres.

Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.

Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.

Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.

Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.

Gurami menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.

Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

PERSIAPAN KOLAMPersiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.

Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.

Page 13: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.

Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.

Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.

PENGISIAN AIRKolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.

Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.

Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.

Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.

TABUR BENIHPilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.

Ada beberapa jenis gurami yang sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.

Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak “mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian

Page 14: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air.  Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.

Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.

PERAWATAN BERTAHAPGurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.

a. PembenihanPembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm.  Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.

Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas.

Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm).   Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.

Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing rambut.  Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.

b. PendederanPendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.

Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan.  Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.

Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit.  Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.

Page 15: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.

Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam lain.

Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.

c. PembesaranTahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm.  Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.

Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00.

Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.

Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.

Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.

Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.

Page 16: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif.  Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

PENYAKIT GURAMIPenyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.

Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikanPenyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.

Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.

Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikanPenyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.

Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka.  Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian badan dan sirip.

Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar.  Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l air.

Mata BELOGejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.

Page 17: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan.  Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil lalu dibakar.

JamurGejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.

Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang.  dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain.

Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.

BakteriPenyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.

Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati.  Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.

Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.

Bercak putihParasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat.  ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.

PANENPanen merupakan akhir kegiatan budidaya. Keberhasilan usaha dapat diketahui dari jumlah tonase atau pertumbuhan selama periode waktu tertentu. Ada 2 cara panen, yaitu benih dan ukuran konsumsi.

Page 18: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI

Panen benih dilakukan dengan cara menurunkan air sampai ketinggian tertentu. Aliran air diperkecil sampai tersisa di kowen (lubang kecil di sudut kolam). Di atas kowen diberi dedaunan, seperti daun pepaya talas, atau pisang agar benih merasa aman dan nyaman. Benih yang sudah terkumpul ditangkap dengan saringan atau jaring mesh size kecil. Satu per satu benih dimasukkan ke ember. Kemudian angkut ke tempat penampungan sementara berupa hapa yang dipasang di kolam atau saluran air.

Seleksi ukuran dan kesehatan ikan, lalu pindahkan ke wadah lain.  Sebelum dikirim ke tempat tujuan sebaiknya benih dibera atau dipuasakan selama 1 hari.Panen ukuran konsumsi sebaiknya menggunakan jaring. Cara ini lebih mudah dan ikan tidak rusak. Selama proses pemanenan kolam tidak perlu dikeringkan. Air kolam cukup dikurangi sesuai tinggi jaring.

Jaring direntangkan dan ujung kolam dan ditarik secara perlahan-lahan. Prinsipnya untuk memperkecil ruang gerak ikan sampai terkumpul di saiah satu sisi kolam. Masukkan beberapa lembar daun pisang kering atau talas agar ikan merasa nyaman. Kemudian satu per satu ikan ditangkap dengan hati-hati, lalu dimasukkan ke wadah penampungan. Sebelum diangkut ikan sebaiknya dipuasakan selama 1- 2 hari.

PASCA PANENPengangkutan gurami harus hati-hati. Tak jarang kasus ikan mati di tempat tujuan akibat salah angkut, seperti kepadatan tinggi dan dilakukan secara mendadak tanpa ada proses penyesuaian. Yang perlu diperhatikan selama pengangkutan kondisi ikan harus segar.

Pengangkutan benih sampai ukuran 5 cm masih memerlukan oksigen. Sebab, alat pernafasan tambahan (labirin) belum terbentuk sempurna.

Kepadatan benih disesuaikan ukuran dan lokasi pengiriman. Untuk pengiriman jarak dekat (25 km) atau selama 1 jam, jumlah benih bisa diperbanyak. Lain hal bila lokasi tujuan relatifjauh (100 km) sebaiknya benih tidak terlalu padat. Masalah akan timbul jika gurami ukuran konsumsi yang diangkut terlalu padat. Duri sirip atau tutup insang akan saling melukai sehingga ikan menjadi stres, lalu mati.

Untuk mengurangi stres gerakan ikan diupayakan seminimal mungkin.  Caranya dengan menurunkan suhu air atau obat bius, seperti phenoxyethanol, dosis 0,15 mg/l air. Gurami dengan bobot 500-600 gr dapat diangkut dengan kepadatan 15 ekor/ 10 liter air selama 6 jam.

Cara tradisional dengan wadah terbuka seperti jirigen, atau drum  khusus yang diletakkan mendatar. Tinggi air mencapai 10-15 cm sehingga ikan bisa menghirup udara. Pengangkutan dapat dilakukan  dengan kepadatan tinggi 1 ekor/liter air. (Sumber: Milis Agromania).

Page 20: BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI