BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab...

53
BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY REDAK KECAMATAN PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT (SKRIPSI) Oleh Heni Sepriyanti FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab...

Page 1: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

i

BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT

LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY REDAK

KECAMATAN PESISIR TENGAH

KABUPATEN PESISIR BARAT

(SKRIPSI)

Oleh

Heni Sepriyanti

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT

LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY REDAK

KECAMATAN PESISIR TENGAH

KABUPATEN PESISIR BARAT

(abstrak)

Oleh

Heni sepriyanti

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pelaksanaan bediker dalam

perkawinan masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Bediker adalah menyanyi atau

melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama. Di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat, bediker ini

dilantunkan oleh dua orang pria berpakaian rapi, bersarung dan memakai peci.

Peserta bediker bersimpuh di atas kasur berhadapan dengan kedua mempelai yang

duduk bersanding di atas kasur yang berlapis (seorang pangeran) dengan

berpakaian adat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanakan

bediker dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way Redak

Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat. Tujuan dalam penelitian ini

untuk mengetahui proses pelaksanaan bediker dalam perkawinan masyarakat

Lampung Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kecamatan

Pesisir Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

menggunakan analisis data kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tinjauan pustaka.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi bediker masih dilaksanakan oleh

masyarakat Lampung. Tradisi ini dilaksanakan pada dua hari menjelang acara

akad nikah pada suatu perkawinan masyarakat Lampung Saibatin, acara ini pada

dasarnya dilaksanakan sejak zaman belanda, tradisi ini telah ada sejak dulu kala

hingga sekarang dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Lampung Saibatin di

Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

Pelaksanakan bediker dilakukan beberapa cara diantaranya 1. Himpung

(musyawarah) para raja-raja dan tetua adat. 2. Menyampaikan undangan melalui

cawa (omongan) kepada marga yang akan diundang. 3. Tahap lagu turun syeh,

tahap awal dan tahap lagu turun akhir.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa bediker

masih dilaksanakan dengan baik dan menjadi salah satu tahapan yang penting

sebelum sebuah upacara perkawinan masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat akan dilaksanakan.

Page 3: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

iv

BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT

LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY REDAK

KECAMATAN PESISIR TENGAH

KABUPATEN PESISIR BARAT

Oleh

Heni Sepriyanti

0643033018

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 4: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

Judul Slaipsi

Nama Mahasiswa

No. Pokok Mahasiswa

Jurusan

Program Studi

Fakultas

Pembimbing I

Drs. H. A Imron, M. HumNIP. 195 17 198503 I 002

Ketua Jurusan PendidikanI lmu Pengetahuan Sosial

BEDII(ER DALAM .PERKAWINAIYMASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN DT

PEKON WAY REDAK KECAMATAI\I PESISIRTENGAH KABTJPATEN PESISIR BARAT

: Ifeni Sepriyanti

:0643033018

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

: Pendidikan Sejarah

: Keguruan'dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

fr

r

i!iiI

f

II

ttIIt

I

il

i

;tf

1l'

i,

il;

i

2. Mengetahui

NIP. 19591228 198503 t 005

Ketua Program StudiPendidikan Sejarah

askun, M.H.

O.r. Zulkarnain, NI.Si

[Nn. rxoorll 198703 I oolDrs. Sfaiful M, M.Si.NIP. 19610703 198503 1004

Page 5: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

,;1:u':..i',I|i-;;f1*1:'.*:i= i:l.lf i:,r^:iilii:ijt ',;;i:1';,i:i.;'; t-,.11;.;ji.;;I'l: ,.

:.. :

.1':l'.'j1tr';,'1.ili;:l::.':.F;i,iX|li,,;$i;,;l;liif.;;:,:.i;;1.;;1: rj':'ll;,;;r1,1,",'.

. ,

t '

tt11,:,:; 11,,'-i ;:'r1t, -- 1':: l!:1;j i !i

',I Tim peneuii.r. t ' ,.-,

',';,,1-.-': 1,1i,,,'.;'' ,'.1rl i.h.it;1r,,| '1:::';--ri:,,'i*'::'.',i::: ::r1.i'1r,";.;'r:I'l:',t,'o, ,, r,,.,,,',;',,1:-,1 rri, ..'-':l;'i.i'.'.

.:ii,.:::rr;:: .,,,.,,- .,.,..,..,r,)i;;;:i'::jla'.rl'1:-i1 ii'-tt,.',r,r.,r '',

-r,,:-:,.,i;-.... ,,:rr':

iil'i,:.r,.,,'.,, .'.:".::r.- :',.: Iji';::j: i,._-

1 :.:: : ;' r' : :- t : :'; : i r.--l i i l ;l r' I i :.,1;.1:- ll';i!.: " i li l:,:::j. :'::

'.,'r: : :, j ;: . ! i:iiit:i.:-=l:: ., . . .:-,, :r,,:lt ! 1. tir ...i' .i. . l i! ,.." , :..,,.',,,;:..;i j.,r.r'r:.,.: ,-,1:.t,:;:H:..,r,,, ::,..1 :,_;.:.':-..:rji:l:li :::

lj'-;;;;;;;i;iLi,i i .lli'lxl ,';,,.:;'.l:;i;:il':.:,.r ,|':ttt':::.)',',:;i .jl..l': .il.r:t

Kctua..1..'1tr-'*o='j'l-'#....l..,.;:,;;;=r'i.'i.,;i-....

i\ " --.rengrJ{ _. j

:.i.1ir. .: ,i;: j i:i*"ll{*:il 1$**0a3.i!

Lulus Ujian Skripsi :77 Jani 2

t-u?€' M-Hum l

ffi 1'.:.' :,;,' ;, : :::ri i,r:1:,r.'iir-i:. -.-

jt;.,:j!it r rlr,:,,,.j;t,.i:j

.r,...,,:'].r.i,;,',, ',.-{,ffts€xfqung -1urs,1f,,,s,,.,f1nua{'9J,.,?-1?,r.r1n1,-'..-'.: r1 't',:..r,r,,,..,,;l:

.' ,.I -aFi^l;^; E^l-;l$^- Ilo^'lmir rl* fl*r" foir{irliLo-

ffi;.'i;;: ,,,i'llf l,i ,,1.:-'-r-.-.;,;1. '"',.',.t,'r ',',, '".:.,11'.ii.,'' . .,..,,t,,1.,;t:, ",',,.1i,',r'ri,,

,

..'-. ,,r.,, . :':t-.:,-l'.,:,-,,t',..-.a.,,,,,:,,,.:,,;,-,,.. itr,-4.1.r:.'-':" :itr:ii:lr:i,,,,'t-:.::!:.;,,: ri:i'i.:;ri":.!r,:J

r1;1;t,.,.-. t:rr'li.r:r,. :ill.:ii:l

--flrrvJvu t zl rv6ouj tNvJ/l..;1'.i,'.1';1....i';*;iiji:;r'l...I..i,.i':'.;|."-1..:.,.'.i..,....'.;.i"',':.'i:...i

,'tt,.:r;,ill:::;r,,;ili:ii;;'if',;lr;'1;.1.';,;'.'.;;i,..;,.i:;,'.t';i:;ii.,',,;,f;-,i;..',: ''';r;;r,ll..'...'-Tanggal Lulus'Ujian skripsi : 77 Jani 2016

Page 6: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

z.G\ DEPARTEMENPENDIDIKAN NASIONALArul^.]a\ F'AI(ULTAS KEcURUAN DAI\I ILMU PENDIDIKAI\{

\=g$Hl'l.runus,tN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAII sosIAL

W rh'Pror T;fftrllg#1x"i3l'"iili,1?f#?""-n'*

1. Nama

2. No. PokokMahasiswa

3. Program Studi

4. Jurusan

5. Alamat

SIIRAT PERNYATAAN

Y ang bertanda tangan di bawah ini adalah

Heni Sepriyanti

0643033018

Pendidikan Sejarah

Pendidikan IPS - FKIP Unila

'Jln. Raden Saleh, Gang Sakai No. 71 Tanjung

Seneng, Bandar Lampung*1,

Dengan ini membuat pernyataan, bahwa skripsi penulis yang berjudul "Bediker

Dutim Perkqwinan Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon lV'ay Reduk

Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Borat" adalah karya original

penulis dan bukan merupaka karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

tesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari

ditemukan kecurangan dalam pembuatan skripsi tersebut diatas, maka saya

bersedia menerima sanksi (ge lar akademik yang telah saya peroleh, bersedia untuk

dicabut).

Demikianlah surat pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 30 Juli 2016buat pemyataan

Ieni SepriyantiNPM. 0643033018

vll

Page 7: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Heny Sepriyanti dilahirkan di Desa Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah, Krui Kabupaten Pesisir

Barat pada tanggal 2 September 1988. Anak pertama (1) dari

empat (4) bersaudara dari pasangan bapak Akmal Husin dan

ibu Lela Nuryati.

Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah :

1. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negeri Way Redak Krui

Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2000.

2. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Negeri 2 Krui

Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2003.

3. Pendidikan Sekolah Menengah Atas diselesaikan di SMA Negeri 1 Krui

Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada Program Studi Pendidikan Sejarah. Pada Tahun 2008

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), kemudian pada tahun 2010

penulis melaksanakan program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Budaya

Kemiling Bandar Lampung.

Page 8: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

ix

PERSEMBAHAN

Dengan Syukur kehadirat Allah SWT, Ku persembahkan karya ini kepada :

BAK DAN EMAK TERCINTA Yang telah merawatku dengan penuh kasih sayang,

Tuan dan Incik serta Datuk dan Andung Terimakasih untuk doa dan nasehatnya yang tak kenal henti dan lelah

Adik-adikku Tercinta Selvia, Ican dan Evi yang telah memberi ku kebahagian dan semangat hidup

selama ini

Saudara-saudaraku dan Teman-temanku

Seseorang yang kusayangi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

Para pendidikku tercinta, yang dengan keikhlasan dan kesabaran

mengajariku tanpa pamrih..

Almamater tercinta yang kubanggakan Universitas Lampung

Page 9: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

x

MOTTO

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan

pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan

sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai

dirinya dikala ia marah.

- (Nabi Muhammad SAW)

Tanyakan kepada orang yang lebih berpengalaman

karena hal itu akan menambah wawasan serta

informasi yang kita butuhkan

dalam memulai satu pekerjaan

(Heni Sepriyanti)

Page 10: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xi

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur khadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Bediker Dalam Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin Di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat”. Shalawat serta

salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW yang selalu kita nantikan syafa’at-Nya di hari akhir kelak.

Dalam proses penyelesaiannya penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

Page 11: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xii

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Ketua Prodi Pendidikan Sejarah Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Hi. Ali Imron, M.Hum selaku pembimbing I dan

Pembimbing Akademik penulis yang banyak memberikan saran,

masukan, nasehat yang sangat bermanfaat bagi penulis demi

terselesaikannya skripsi ini;

8. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H, selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia untuk memberikan bimbingan, masukan, arahan dan nasehat

yang sangat berarti dan berguna untuk penulis;

9. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, sebagai dosen pembahas utama

terimakasih atas dukungan, masukan dan saran dalam penyusunan

skripsi ini;

10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Drs. Hi. Maskun, M.H., Drs. Syaiful M,M.Si, Drs.

Hi. Ali Imran, M.Hum., Drs. Wakidi, M.Hum., Drs. Hi. Iskandar Syah,

M.H., Drs. Tontowi Amsia, M.Si., Dr. Risma M. Sinaga, M.Hum., M.

Page 12: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xiii

Basri, S.Pd. M.Pd., Yustina Sri Ekwandari, S. Pd., M.Hum, Suparman

Arif, S.Pd. M.Pd dan Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd.

11. Bapak Drs. A.E. Wardana Kusuma, gelar Suntan Kesuma Ningrat

(Raja Adat Saibatin Marga Pugung Tampak), Bapak Haryadi (Tokoh

Masyarakat), Bapak Musradin (Tokoh Adat) dan semua narasumber

yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;

12. Bapak Merah Bangsawan, A.M selaku Peratin di Pekon Way Redak

Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat atas bantuannya

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini;

13. Rekan-rekan satu angkatan di Program Studi Pendidikan Sejarah

angkatan NR 2006, kakak tingkat dan adik tingkat yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan yang

indah pada masa-masa perkuliahan;

14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas semua

kebaikan dan pengorbanan semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, 27 Juni 2016

Penulis

Heni Sepriyanti

NPM. 0643033018

Page 13: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Analisi Masalah ............................................................................ 5

B.1. Identifikasi Masalah ............................................................. 5

B.2. Batasan Masalah ................................................................... 5

B.3. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian ........................ 5

C.1. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

C.2. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6

C.3. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

A.1. Konsep Bediker ................................................................... 8

A.2. Konsep Budaya ................................................................... 9

A.3. Konsep Seni ......................................................................... 11

A.4. Konsep Masyarakat Lampung ............................................. 14

A.5. Konsep Masyarakat Lampung Saibatin .............................. 15

A.5. Konsep Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin .......... 17

B. Kerangka Pikir ............................................................................ 20

C. Paradigma ................................................................................... 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................ 23

A. Metode Yang Digunakan .......................................................... 23

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................... 25

B.1. Variabel Penelitian ............................................................ 25

B.2. Definisi Operasional .......................................................... 25

C. Informan .................................................................................... 26

D. Sumber Data .............................................................................. 26

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27

E.1. Teknik Observasi ............................................................... 27

E.2. Teknik Wawancara ............................................................ 28

A. Wawancara Berstruktur ................................................ 28

B. Wawancara Tidak Berstruktur ....................................... 29

E.3. Teknik Kepustakaan .......................................................... 29

F. Teknik Analisi Data ................................................................... 30

Page 14: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xv

F.1. Reduksi Data ...................................................................... 31

F.2. Display (Penyajian Data) ................................................... 32

F.3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi............................ 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 34

A. Hasil .......................................................................................... 34

A.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................ 34

A.1.1. Deskripsi Kabupaten Pesisir Barat ......................... 34

A.1.2. Deskripsi Kecamatan Pesisir Tengah ..................... 43

A.1.3. Deskripsi Pekon Way Redak ................................... 46

A. Mata Pencaharian ............................................... 47

B. Sosial dan Budaya .............................................. 47

C. Agama ............................................................... 48

D. Struktur Pemerintahan ........................................ 49

A.2. Sistem Perkawinan Pada Masyarakat

Lampung saibatin .............................................................. 50

A.2.1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau Matudau ............. 50

A.2.2. Sistem Perkawinan Cambokh Sumbay/Semanda... 54

A.3. Tahap-Tahap Prosesi dalam Perkawinan

Masyarakat Lampung saibatin .......................................... 57

A.3.1. Perkenalan dan Tempat Bertemu (Berpacaran) ...... 57

A.3.2. Pembatasan Jodoh dalam Perkawinan..................... 59

A.3.3. Melamar atau Nyakakok Kicek An ........................ 60

A.3.4. Penenentuan Maskawin ........................................... 61

A.3.5. Himpun ................................................................... 64

A.4. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................... 65

A.4.1. Tahap Awal Pelaksanaan Bediker .......................... 65

A. Memberikan Undangan Bediker......................... 65

B. Penerima Undangan Bediker .............................. 66

A.4.2. Kegiatan Inti Pelaksanaan Bediker .......................... 66

A. Pembuka Acara Bediker .................................... 66

B. Kegiatan Utama Acara Bediker ......................... 67

C. Penutup Acara Bediker ...................................... 72

A.5. Fungsi dan Manfaat Pelaksanaan acara Bediker ............... 72

B. Pembahasan ................................................................................ 73

B.1. Pelaksanaan Bediker Dalam Perkawinan Masyarakat

Lampung Saibatin ............................................................. 73

B.1.1. Tahap Awal Pelaksanaan Bediker ........................... 73

B.1.2. Kegiatan Inti Pelaksanaan Bediker .......................... 74

V. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 77

A. Kesimpulan .............................................................................. 77

B. Saran ........................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN

Page 15: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xvi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Halaman

Tabel 1: Jumlah kecamatan di wilayah

Kabupaten Pesisir Barat.................................................................... 35

Tabel 2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pencarian

Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Selatan

Kabupaten Pesisir Barat..................................................................... 48

Tabel 3: Keadaan Penduduk Menurut Agama yang dianut

di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat..................................................................... 48

Tabel 4: Doa-doa yang dilafaskan dengan nada dan ketukan

Lagu turun Syeh................................................................................. 69

Tabel 5: Doa-doa yang dilafaskan dengan nada dan ketukan

Lagu turun Awal................................................................................ 70

Tabel 6: Doa-doa yang dilafaskan dengan nada dan ketukan

Lagu turun Akhir................................................................................ 71

Bagan 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Pekon Way Redak

Kecamatan Pesisir Tengah Periode Tahun 2016/2017...................... 49

Page 16: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar I : Peta Kabupaten Pesisir Barat

Gambar 2 : Peta Kecamatan Pesisir Tengah

Gambar 3 : Sketsa Wilayah Kecamatan Pesisir Tengah

Gambar 4 : Logo Pemerintah Daerah Pesisir Barat

Gambar 5. A : Jenang Membuka Acara Bediker Sebelum Memulai Acara Inti

Gambar 5. B : Acara Inti Berdiker Dipimpin Oleh Seorang Jenang Yang

Memandu Melafaskan Doa-Doa dan Lagu Bediker

Gambar 6. A : Para Undangan Marga dan Anak Marga Sedang Melantunkan

Lagu dan doa Bediker

Gambar 6. B : Para Undangan Sedang Beristirahat Sebelum Melanjutkan

Acara Bediker

Gambar 7. A : Para Undangan Sedang Beristirahat Sambil Bermusyawarah

Gambar 7. B : Sebelum Acara Bediker Ditutup Para undangan Membaca Do’a

Penutup Yang Dipimpin Oleh Seorang Jenang

Page 17: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman dan kebudayaan yang telah

memberikan identitas suatu bangsa. Kebudayaan dipandang sebagai sarana bagi

manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan alam dan sosial budayanya.

Kebudayaan sangat berfungsi untuk membantu manusia dalam memenuhi

kebutuhan dan mempertahankan budayanya. Kebudayaan merupakan sebagai

sarana dan bagi manusia dan lingkungannya.

Kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan

dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

menjanjikan milik dari manusia yang diperoleh dengan cara belajar.

Sedangkan kebudayan nasional, menurut Soerjono Soerkanto adalah

kebudayaan yang timbul sebagai usaha budayanya rakyat Indonesia

seluruhnya. (Koentjaraningrat, 1990;180).

Oleh karena itu pengembangan kebudayaan nasional tersebut diarahkan untuk

memberikan wawasan budaya dan makna pada pembangunan dalam segenap

dimensi kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Keanekaragaman dan

perbedaan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, salah satunya yaitu

adanya tradisi salam, suatu upacara yang dilaksanakan antara daerah yang satu

dengan daerah yang lain.

Page 18: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

2

Perkembangan adat yang lama merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan pada dasarnya juga terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945

pasal 32 merupakan usaha dalam memajukan bangsa adalah kebudayaan yang

timbul sebagai buah budidaya rakyat Indonesia seluruhnya kebudayaan yang lama

dan asli yang terdapat sebagai puncak kebudayaan. Kebudayaan daerah yang ada

diseluruh Indonesia terhitung sebagai adat budaya dan persatuan dengan tidak

menolak bahan baru dari kebudayaan asing dapat mengembangkan atau

memperkaya kebudayaan bangsa itu sendiri serta mempertinggi derajat

kemanusiaan bangsa Indonesia (BP 7 pusat : 1991: 91).

Ditinjau dari seni dan budayanya, Lampung memiliki budaya dan adat istiadat

yang sangat unik. Hal ini dapat ditemui pada upacara perkawinan, upacara

pemberian gelar adat, seni pertunjukan dan seni kerajinan. Bukan itu saja,

Lampung juga dikenal dengan seni kerajinan tapisnya. Hanya saja masyarakat

Lampung belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari pemerintah Lampung,

khususnya dibidang seni dan budaya Lampung. Dengan demikian, budaya dan

adat istiadat masyarakat Lampung kurang berkembang.

Usaha melestarikan nilai-nilai adat dan tradisi acara adat Lampung yang

merupakan bagian nasional memerlukan dukungan dan uluran tangan dari

masyarakat Lampung itu sendiri, bahkan pihak pemerintah daerah Lampung.

Dalam hal ini, keterbukaan para pemuka-pemuka adat untuk berpikir dan

bertindak lebih maju. Hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan

pembangunan kebudayaan di daerah Lampung. Masyarakat Lampung merupakan

masyarakat yang memiliki tata cara tersendiri yang berbeda dengan suku-suku

Page 19: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

3

lain dalam melaksanakan kegiatan yang memiliki arti penting dalam setiap hidup

seperti upacara acara perkawinan akikah dan masih banyak lainnya. Di dalam

Lampung kebudayan masyarakat di bagi menjadi dua yaitu Kebudayaan

masyarakat Lampung Saibatin dan kebudayaan masyarakat Lampung Pepadun.

Perkembangan adat budaya yang lama dan asli merupakan bagian dari

kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia kita harus

menjaga dan mempertahankan keasliannya. Oleh karena itu, penulis akan

membahas salah satu budaya yang sangat unik dari masyarakat Lampung Saibatin

Di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat yaitu

tradisi bediker.

Masyarakat Saibatin mempunyai tradisi dan cara tersendiri dalam melaksanakan

acara perkawinanya di masyarakat Saibatin acara perkawinannya adalah acara

yang tergolong sakral dan memiliki arti penting. Dalam pelaksanaan perkawinan

masyarakat Lampung Saibatin memiliki rangkaian tata cara tersendiri, misalnya

pada masyarakat di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

mempunyai acara yang dilakukan oleh Mekhanai dan bapak-bapak. Acara

Mekhanai dan bapak-bapak ini di sebut bediker.

Bediker adalah menyanyi atau melantunkan lagu sambil memukul rebana secara

bersama-sama. Biasanya ada 3 (tiga) orang yang dijadikan pedoman (diikuti) oleh

peserta untuk berlagu secara bersama-sama. Peserta bediker menggunkan jas,

peci, dan sarung gantung. Peserta merupakan utusan dari tiap-tiap marga. Peserta

bediker sangat dihargai jika dilihat dari penempatan duduknya di atas kasur

berlapis tiga. Lirik bediker menggunakan huruf Arab yang bermakna puji-pujian

Page 20: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

4

terhadap Rosul yang bernafaskan Islam. Acara dilaksanakan di dalam rumah

pengantin semalam suntuk dimulai pukul 18.00 WIB sampai pagi pukul 06.00

WIB yang diatur oleh seorang Jenang. (Imron Ali, 2005:43)

Jika dilihat dari proses pelaksanaan, maka tradisi bediker wajib untuk

dipertahankan karena mengandung nilai-nilai budaya. Kebudayaan dapat diartikan

sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang memiliki peranan penting

dalam kehidupan manusia. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang universal.

Unsur-unsur kebudayaan tersebut terdiri dari :

1. Sistem religi

2. Sistem kekerabatan

3. Sistem mata pencaharian

4. Sistem teknologi

5. Bahasa

6. Kesenian

7. Sistem pengetahuan (Koentjaraningrat, 1990 : 200).

Istilah universal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur tadi bersifat universal, jadi

unsur-unsur tadi ada dan bisa didapatkan di dalam semua kebudayaan dari semua

bangsa di manapun di dunia (Koentjaraningrat, 1990 : 203).

Bediker yang ada pada masyarakat Saibatin beanekaragam dan ada perbedaan,

oleh sebab itu maka penelitian akan dilakukan di daerah Krui. Banyak kegiatan

yang dilakukan oleh para bujang dan bapak-bapak dalam acara ini. Acara ini pada

dasarnya dilakukan selama semalam suntuk. Bediker ini merupakan tradisi yang

telah dilakukan sejak zaman Belanda. Berdasarkan latar belakang masalah diatas

penelitian bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pelaksanaan bediker

yang ada pada masyarakat Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir

Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

Page 21: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

5

B. Analisis Masalah

B.I. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Makna bediker dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin

2) Tujuan bediker dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin

3) Pelaksanan bediker dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin

B.2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar dan terlalu luas maka penulis membatasi

masalah pada pelaksanaan bediker dalam perkawinan masyarakat Lampung

Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir

Barat.

B.3. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah pelaksanaan bediker dalam perkawinan masyarakat

Lampung Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten

Pesisir Barat.

C. Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana pelaksanan bediker di Pekon Way Redak

Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

Page 22: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

6

C.2. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memberikan kegunaan kepada pihak-pihak yang

membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

2) Sebagai salah satu usaha peneliti untuk melestarikan tradisi bediker

pada masyarakat Lampung khususnya Lampung Saibatin.

3) Menambah wawasan penulis tentang tradisi bediker pada masyarakat

Lampung Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

pada khususnya.

C.3. Ruang Lingkup Penelitian

a. Subyek Penelitian : Masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat.

b. Obyek Penelitian : Pelaksanaan bediker dalam perkawinan

masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat.

c. Tempat Penelitian : Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat.

d. Waktu Penelitian : Tahun 2016

e. Ilmu : Antropologi Budaya

Page 23: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

7

REFERENSI

Koentjaraningrat. 1990.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Halaman 180.

Imron, Ali. 2005. Pola Perkawinan Saibatin. Bandar Lampung: Universitas

Lampung. Halaman 43.

Koentjaraningrat.. Op.Cit. Halaman 200.

Koentjaraningrat. Ibid. Halaman 203

Page 24: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

A.1. Konsep Bediker

Bediker adalah menyanyi atau melantunkan lagu sambil memukul rebana secara

bersama-sama. Bediker berasal dari kata berzikir yang pada zaman Nabi, ketika

Nabi memomong anak nya sambil berzikir dengan irama lagu yang lagu nya

menyebut nama Allah (M.Basri: 2011:312). Di Krui bediker ini dilantunkan oleh

dua orang bujang dan satu orang dewasa. Para peserta bediker selalu mengenakan

pakaian kebaya, kerudung dan bersimpuh di atas kasur berhadapan dengan kedua

mempelai yang duduk bersanding di atas kasur yang berlapis (kalau pangeran)

dengan berpakaian adat. Di daerah Krui jika melakukan bediker harus

mengundang 8 marga, yaitu Tanumbang, Way Napal, Pasar Krui, Pedada,

Gunung Kemala, Bandar , Laay, dan Ulok pandan.

Bediker adalah menyanyi atau melantukan lagu sambil memukul rabanasecara

bersama-sama. Peserta bediker yang laki-lakinya menggunakan jas, peci dan

sarung gantung. Perserta merupakan utusan dari tiap-tiap marga. Peserta Bediker

sangat dihargai, dilihat dari penetapan duduknya di atas kasur berlapis tiga.

Bahasa bediker menggunakan bahasa arab yang bermakna puji-pujian terhadap

Rosul yang bernafaskan Islam.

Page 25: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

9

Acara ini dilaksanakan di dalam rumah pengantin semalam suntuk dimulai pukul

18.00 WIB sampai pagi pukul 06.00 WIB yang diatur oleh seorang jenang.

Kesempatan ini digunakan oleh muli, mekhanai untuk berkenalan, saling mengikat

janji disela-sela waktu beristirahat. Setelah selesai upacara bediker orang yang

melakukannya berdiri berhadapan sambil melagukan lagu Solluala,

Salatunminallah, Maulid Nabi, Saililah haddat, Wapirduya, Alloh hulmalakul

hakkul mubin.

A.2. Konsep Budaya

Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup,

mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala

keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada

disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan

manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian

diri mereka dengan lingkungan. Pendapat lain mengatakan :

kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan

kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta

menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta menjadi

sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu

yang berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya.

Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral,

yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup

dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz,

1973:80).

Di dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah Kebudayaan Indonesia jilid I dikatakan

bahwa kebudayaan adalah “segala ciptaan manusia yang sesungguhnya hanyalah

hasil usahanya untuk mengubah dan memberi bentuk dan susunan baru kepada

Page 26: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

10

pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya” (R.

Soekmono, 1939:9). Kebudayaan adalah komplek yang mencangkup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan

serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat

(Sarjono Soekanto, 1989:154). Sedangkan menurut Koentjaraningrat kebudayaan

adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar

(Koentjaraningrat, 1990 : 180).

Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan

setiap saat bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan

menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam

lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh

para warga masyarakat di mana dia hidup. Karena dalam kehidupan sosialnya dan

dalam kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai

kelakuan dan hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan

sosial dan kelangsungan hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka

pertahankan.

Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bediker

merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan karena di dalamnya terdapat unsur-

unsur dari kebudayaan itu sendiri. Bediker masih menjadi salah satu hasil dari

kebudyaan masyarakat lampung saibatin yang masih tetap dilakukan untuk

melengkapi dan sebagai bagian dari proses perkawinan masyarakat lampung

saibatin khususnya yang bermukim di Krui Kabupaten Pesisir Barat.

Page 27: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

11

A.3. Konsep Seni

Seni merupakan hal yang sangat menyenangkan serta menarik untuk ditulis. Seni

tidak hanya dijumpai pada setiap petunjukan saja, tetapi semua hal yang ada

dalam kehidupan berkaitan dengan seni, seperti cara makan, cara berpakaian, cara

berbicara bahkan cara berjalan dan lain sebagainya memiliki unsur seni.

Istilah seni berasal dari kata sanskerta dari kata sani yang diartikan

pemujaan, persembahan dan pelayanan yang erat dengan upacara

keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita dimana seni

berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa latin disebut dengan

genius yang artinya kemampuan luar biasa dibawa sejak lahir. Sedangkan

menurut Ilmu Eropa bahwa seni berasal dari kata art yang berarti artivisual

yaitu suatu media yang melakukan kegiatan tertentu. Dari banyak arti seni,

dan semakin berkembangnya zaman membuat banyak para ahli

mengemukakan pendapatnya mengenai definisi seni.

(http:artikelsiana//pengertiansenimenurutahli//2016.07.25)

Menurut Koentjaraningrat (1981 : 168) seni merupakan keahlian dan keterampilan

manusia untuk mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta

bernilai. Pernyataan didukung oleh Ariyono Suyono (1985:368) yang menyatakan

bahwa seni merupakan keahlian dan keterampilan manusia untuk

mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai bagi

kehidupan baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat umum.

Menurut Ensiklopedi Indonesia (1984 : 3080 ) Seni merupakan penjelmaan rasa

indah yang terkandung dalam jiwa orang yang terdapat ditangkap oleh indra

pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau di laharkan dengan

perantaraan gerak (Seni tari, drama). Seni memiliki 5 cabang antara lain sebagai

berikut.

Page 28: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

12

A. Seni Rupa

Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian dimana memiliki wujud pasti dan

memanfaatkan unsur rupa yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis,

patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia. Seni rupa meliputi

kemampuan memahami, dan berkarya lukis, kemampuan memahami dan

membuat patung, kemampuan memahami dan berkarya grafis, kemampuan

memahami dan membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan

berkarya atau membuat sarana mulltimedia.

Seni rupa telah ada sejak dimulai zaman animisme dan dinamisme zaman

sekarang. Seni rupa secara performatif mempresentasikan wujud kasat mata yang

dipertimbangkan secara sinergis melalui media sebagai dasar perwujudan rupa.

B. Seni Teater

Seni teater pada dasarnya mencakup kemampuan memahami dan berkarya teater,

kemampuan memahami dan membuat naskah, kemampuan memahami berperan

di bidang casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata teknik

pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai perangkat tambahan dalam

membidangi seni teater.

Seni teater merupakan bagian dari integral kesenian bermedia ungkap suara dalam

wujud pemeranan. Cara atau teknik ini lebih mengutamakan terciptanya casting,

pembawaan, diksi, intonasi, pengaturan, laring, dan faring secara konsisten adalah

bagian penting dalam penjelmaan profesi yang harus dimiliki.

Page 29: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

13

C. Seni Musik

Unsur bunyi merupakan unsur utama dari seni musik. Sedangkan unsur lain

adalah bentuk harmoni, melodi, dan notasi musik merupakan wujud sarana yang

diajarkan. Seni musik tumbuh dan berkembang sejak zaman Renaissance sampai

saat ini. Seni musik adalah hasil ciptaan manusia yang menghasilkan bunyi ritme

dan harmoni yang indah bagi pendengar.

D. Seni Tari

Seni tari adalah hasil ciptaan manusia yang menggunakan gerak tubuh sebagai

suatu keindahan. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media mengkomunikasikan

maksud-maksud tertentu dari koreogragfer. Keindahan tari terletak pada

kebahagian, kepuasaan, baik itu dari koreografer, peraga dan penikmat atau

penonton. Seni tari meliputi tari tradisional dan tari garapan.

E. Seni Sastra

Seni sastra adalah hasil daya kreasi manusia yang dinikmat segi visual dan dari

makna yang dimilikinya. Seni sastra menggambarkan keindahan dalam bentuk

kata-kata, baik itu dituliskan ataupun disuarakan. Contoh seni sastra adalah puisi,

tulisan, dan kaligrafi.

Dalam acara bediker sendiri terdapat beberapa unsur seni didalamnya yaitu:

1. Seni Suara

Pada saat bediker dilantunkan ayat-ayat suci dalam berbahasa arab yang diiringin

oleh suara tetabuhan.

Page 30: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

14

2. Seni Musik

Musik yang hasilkan dari suara tetabuhan dari alat yang dinamakan rebana tanpa

ada instrument musik lain apalagi alat musik modern.

A.4. Konsep Masyarakat Lampung

Kata Lampung berasal dari kata "anjak lambung" yang berarti berasal dari

ketinggian dan seperti diketahui bahwa kaki gunung Pesagi dan dataran tinggi

Sekala brak, Lampung Barat yang menjadi tempat asal mula suku Lampung. Ulun

Lampung adalah puncak tertinggi di tanah Lampung. Karena kebutuhan untuk

memenuhi hidup yang sudah tidak terpenuhi lagi di dataran tinggi Sekala Brak,

maka kelompok demi kelompok meninggalkan Sakala Berak menurun ke lembah

dengan mengikuti aliran sungai. Kelompok atau kaum tersebut kemudian

membentuk buwai.

Catatan lain menyebutkan bahwa perpindahan suku asli Lampung disebabkan

adanya penyerangan dari luar, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Kuntara Raja

Niti, bahwa orang-orang Bajau (perompak laut) datang menyerang, akhirnya

Keratuan Pemanggilan menjadi pecah. Sedangkan warganya beralih tempat

meninggalkan Skala Berak menuju ke daerah dataran rendah Lampung sekarang.

Sejak saat itu, Ulun Lampung menjadi beberapa buwai yang kemudian menjadi

Sub-suku Lampung seperti sekarang ini, yaitu Komering, Peminggir Teluk/

Semangka/ Pemanggilan, Melinting/ Meninting, Way Kanan, Sungkai, Pubian,

Abung, dan Tulang bawang. Termasuk juga Ranau dan Lampung Cikoneng.

Catatan asal usul ini masih sangat perlu didukung data-data autentik dan tersurat

Page 31: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

15

dalam catatan/ dokumen yang tertulis di kulit-kulit pohon yang mungkin banyak

tersimpan seantero kampung tua yang ada di Lampung. Termasuk di daerah

Ranau maupun Komering.

Masyarakat Lampung adalah sekelompok masyarakat yang bermukim dan

berinteraksi sosial di Propinsi Lampung. Mereka menganut sistem kekerabatan

yang berdasarkan pada prinsip keturunan patrilinieal. Masyarakat Lampung terdiri

dari dua kelompok masyarakat adat, yaitu masyarakat adat Lampung Pepadun dan

masyarakat Lampung Saibati. Dalam menggunakan bahasa sehari-hari masyarakat

adat Lampung Pepadun bahasa Lampung dengan dialek O (dialek nyow). Berbeda

dengan masyarakat Lampung Saibatin yang menggunakan bahasa Lampung

berdialek “A” (dialek A). Dalam sekelompok masyarakat adat Lampung Saibatin

dan Lampung Pepadun memiliki adat yang berbeda pula.

Adat istiadat Pepadun di anut oleh orang-orang Lampung yang bertempat

kediamannya dahulu meliputi Abung Way Kanan atau Sungkai Tulang Bawang

dan Pubian. Sedangkan adat istiadat Saibatin dianut oleh orang-orang Lampung

yang bertempat kediamannya dahulu meliputi daerah disepanjang pantai Pesisir

Teluk Lampung, Teluk Lampung, Teluk Semangka, Krui, Belalau (Depdikbud,

1945/1986;5).

A.5. Konsep Masyarakat Lampung Saibatin

Dalam masyarakat Lampung ada dua masyarakat yaitu masyarakat Lampung

Saibatin dan masyarakat Lampung Pepadun. Masyarakat Lampung Saibatin

mendiami daerah pesisir Lampung yang membentang dari timur, selatan, hingga

Page 32: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

16

barat. Wilayah persebaran Suku Saibatin mencakup Lampung Timur, Lampung

Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat. Seperti

juga Suku Pepadun, Suku Saibatin atau Peminggir menganut sistem kekerabatan

patrilineal atau mengikuti garis keturunan ayah. Meski demikian, Masyarakat

Lampung Saibatin memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi.

“Saibatin” bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini sesuai

dengan tatanan sosial dalam masyarakat Lampung Saibatin, hanya ada satu raja

adat dalam setiap generasi kepemimpinan. Budaya masyarakat Lampung Saibatin,

cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan

melalui garis keturunan. Tidak seperti masyarakat Lampung Pepadun, tidak ada

upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ali Imron berikut ini :

Saibatin merupakan sebutan kepada salah satu suku asli Lampung yang

berasal dari Sekala Berak. Kemudian menebar kewilayah pantai atau

Pesisir Barat ujung Pulau Sumatera. Di mana Sai artinya satu = jiwa, jadi

dapat diartikan Saibatin merupakan satu jiwa atau satu batin. Aplikasi satu

batin ini di dalam adat, bermakna kepemimpinan atau punyimbamg tidak

pernah berpindah kegenenerasi yang lain apalagi ke suku orang lain. (Ali

Imron, 2005:100).

Di sini dijelaskan yang dimaksud dengan Saibatin adalah yang memimpin dengan

ciri-ciri:

a) Martabat kedudukan Adat tetap, tidak ada upacara peralihan Adat.

b) Jenjang kedudukan Saibatin tanpa tahta .

c) Bentuk perkawinanJujor dan Semanda.

d) Pakaian Adat hanya di miliki dan di kuasai Saibatin siger (Mahkota)

sebelah.

e) Kebanggaan keturanan hanya terbatas pada kekerabatan Saibatin.

f) Hubungan kekerabatan kurang akrab.

g) Belum diketahui kitab-kitab pegangan-pegangan adat.

h) Pengaruh islam kebih kuat.

i) Peradilan adat mulai lemah (Hilman Hadikusuma,1989;119).

Page 33: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

17

Untuk poin pada huruf g, telah dilakukan penelitian oleh Ali Imron dan Riza

Arifin yang dipublikasikan dalam Jurnal Pengembangan Lahan Kering

Universitas lampung Buletin Ilmiah,Volume 3 Maret 1993.

Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunakan dalam

ritual adat. Salah satunya adalah bentuk siger (sigekh) atau mahkota pengantin

Suku Saibatin yang memiliki tujuh lekuk/pucuk (sigokh lekuk pitu). Tujuh pucuk

ini melambangkan tujuh adoq, yaitu suttan, raja jukuan/depati, batin, radin, minak,

kimas, dan mas. Selain itu, ada pula yang disebut awan gemisir (awan gemisikh)

yang diduga digunakan sebagai bagian dari arak-arakan adat, diantaranya dalam

prosesi pernikahan.

A.6. Konsep Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang dimaksud Pernikahan

atau Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga

atau rumah tangga yang bahagia dan kekal yang didasarkan pada Ketuhanan Yang

Maha Esa (ABD. Shomad, 2010:12). Dalam Kompilasi Hukum Islam No. 1

Tahun 1991 mengartikan perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat

kuat atau miitsaaqa ghaliidhan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.

Dari pengertian pernikahan atau perkawinan yang diungkapkan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa Pengertian Pernikahan atau Perkawinan adalah

Page 34: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

18

perjanjian antara calon suami dan calon isteri untuk membolehkan bergaul sebagai

suami isteri guna membentuk suatu keluarga.

Menurut ketentuan-ketentuan adat sistem perkawian masyarakat Lampung

Saibatin menganut 2 sistem pokok yaitu :

1. Sistem Perkawian Nyakak Atau Matudau

Sistem ini disebut juga sistem perkawina jujur karena lelaki mengeluarkan uang

untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga gadis (calon

istri). Sistem nyakak atau mantudau dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu :

1) cara Sabambangan : cara ini si Gadis dilarikan oleh bujang dari

rumahnya dibawa ke rumah adat atau rumah si bujang. Biasanya pertama

kali sampai si gadis ditempat sibujang dinaikan kerumah kepala adat atau

jukhagan baru di bawa pulang kerumahnya oleh keluarga si bujang. 2) cara

tekahang (sakicik Betik) : cara ini dilakukan terang-terangan. Keluarga

bujang melamar langsung si gadis setelah mendapat laporan dari pihak

bujang bahwa dia dan si gadis saling setuju untuk mendirikan rumah

tangga pertemuan lamaran antara pihak bujang dan si gadis apabila telah

mendapat kecocokan menentukan tanggal pernikahan, tempat pernikahan ,

uang jujur, uang pengeni jama hulun tuha bandi balak (Mas Kawin),

bagaimana caranya penjemputan, kapan di jempu dan lain-lain. Yang

berhungan dengan kelancaran upacara pernikahan (Hilman Hadi

kusuma,1990:80)

2. Sistem perkawina Cambokh Sumbay

Sistem perkawinan Cambokh Sumbay disebut juga Perkawinan semanda, yang

sebenarnya adalah bentuk perkawinan yang calon suami tidak mengeluarkan jujur

(Bandi lunik) kepada pihak isteri, sang pria setelah melaksanakan akad nikah

melepaskan hak dan tanggung jawabnya terhadap keluarganya sendiri dia

bertanggung jawab dan berkewajiban mengurus dan melaksankan tugas-tugas di

Page 35: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

19

pihak isteri. Hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan Prof. Hi. Hilman Hadi

kusuma. Perkawinan semanda adalah “bentuk perkawinan tanpa membayar jujur

dari pihak pria kepad pihak wanita, setelah perkawinan harus menetap dipihak

kerabat istri atau bertanggung jawab meneruskan keturunan wanita di pihak isteri”

(Hilman Hadi kusuma,1990:82). Di masyarakat Lampung saibatin kawin semanda

(Cambokh Sumbay) ini ada beberapa macam sesuai dengan perjanjian sewaktu

akad nikah antara calon suami dan calon isteri atau pihak keluarga pengantin

wanita.

Selain dari kedua sistem perkawinan diatas ada satu sistem perkawinan yang

sering dilakukan pada era sekarang. Akan tetapi bukan yang diakui oleh adat

justru menentang atau berlawanan dengan adat sistem ini adalah “Sistem Kawin

Lari atau kawin Mid Naib” Sistem perkawinan ini maksudnya adalah lari

menghindari adat, Lari dimaksud disini bukan dengan Sebambangan.

Jika sebambangan maka akan lari ke badan hukum adat atau penyimbang,

sedangkan kawin lari ini si gadis melarikan bujang ke badan hukum agama islam

yaitu Naib (KUA) untuk meminta di nikahi. Masalah adat tidak disinggung-

singgung, penyelesaian kawin seperti ini tidak ada yang bertanggung jawab secara

adat, sebab kadang-kadang keluarga tidak tahu menahu, penyelesaian secara adat

biasanya setelah akad nikah berlangsung apabila kedua belah pihak.

Dalam penelitian ini sistem perkawinan yang dikaji adalah sistem perkawinan

Nyakak atau matudau. Dimana dalam sistem perkawinan ini terdapat prosesi acara

bediker yang merupakan objek penelitian.

Page 36: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

20

B. Kerangka Pikir

Pada masyarakat Lampung Saibatin khususnya di Pekon Way Redak Kecamatan

Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat terdapat suatu tradisi bediker yang

dilaksanakan dalam perkawinan Lampung Saibatin maupun hitanan. Bediker ini

masih dilakukan sampai saat ini. Bediker merupakan bagian terpenting dalam

tahapan acara perkawinan Lampung Saibatin. Oleh karena itu diharapkan tidak

hanya mengetahui tata caranya saja, tetapi juga harus mengetahui pelaksanaan

bediker tersebut. Secara umum bediker pada Lampung Saibatin merupakan salah

satu tradisi dalam perkawinan Lampung yang memiliki arti cukup penting bagi

masyarakat Lampung Saibatin itu itu sendiri.

Dalam pelaksanaanya acara bediker ini dilakukan oleh sejumlah orang yang telah

diundang dan dipimpin oleh seorang Jenang. Proses pelaksanaannya pun tidak

sembarangan karena harus dengan proses dan tahapan yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaanya terdapat beberapa tahap yaitu tahap awal pelaksanaan

bediker dimana dalam tahap ini akan diundang sejumlah marga. Selanjutnya

adalah tahap kegiatan inti pelaksanaan bediker dimana dalam tahap ini ada

beberapa hal yang dilakukan seperti pembukaan, kegiatan utama, sebelum

akhirnya diakhiri dengan penutup acara bediker.

Mengingat cukup pentingnya acara bediker dan adanya proses yang telah menjadi

budaya dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin maka kiranya penulis

merasa perlu melakukan kajian lebih dalam terhadap topik pelaksanaan Bediker

dalam perkawinan masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way Redak

Kecamatan Pesisir Tengah Krui Kabupaten Pesisir Barat.

Page 37: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

21

C. Paradigma

Keterangan :

: Garis Pelaksanaan

: Garis Tahapan

Pelaksanaan Berdiker

Dalam Perkawinan Masyarakat

Lampung Saibatin

Tahapan Pelaksanaan Berdiker Dalam

Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin

Tahap Awal Pelaksanaan Berdiker

Kegiatan Inti Pelaksanaan Berdiker

A. Pembuka Acara Berdiker

B. Kegiatan Utama Acara Berdiker

C. Penutup Acara Berdiker

Page 38: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

22

REFERENSI

R. Soekmono. 1993. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I. Jakarta:

Kanisius. Halaman 9

Sarjono Soekanto.1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Halaman 154

Koentjaraningrat. 1990.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Halaman 180

http:artikelsiana//pengertiansenimenurutahli//2016.07.25

Koentjaraningrat.. Op.Cit. Halaman 168.

Depdikbud. 1981/1982. Upacara Tradisional Daerah Lampung, Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Daerah Lampung. Bandar Lampung:

Kanwil Propinsi Lampung.

Imron, Ali. 2005. PolaPerkawinanSaibatin. Bandar Lampung:

Universitas Lampung. Halaman 100.

Hadikusuma, Hilman. 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Bandung:

Mandar Maju. Halaman 119.

ABD. Shomad, 2010. Hukum Islam (Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia).Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 12

Hilman Hadi kusuma. Op.Cit. Halaman 80

Hilman Hadi kusuma. Ibid.. Halaman 82

Page 39: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

23

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Yang Digunakan

Dalam suatu penelitian, metode salah satu faktor yang penting dalam menentukan

keberhasilan peneliti. Beberapa pendapat yang mengemukan tentang pengertian

metode antara lain menurut Maryaini metode adalah cara yang ditempuh oleh

peneliti dalam menemukan pemahaman sejalan dengan fokus dan tujuan yang

ditetapkan. (Maryean: 58). Sedangkan menutut Husin Sayuti mengenai metode

(Yunan =Methodhes) adalah cara atau jalan sehubungan dngan upaya ilmiah maka

metode menyangkut masalah kerja,yaitu cara untuk dapat memahami obyek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. (Husin Sayuti,1989,32).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka metode penelitian adalah sesuatu

cara yang teliti dengan menggunakan teknik, guna mencapai tujuan yang

diharapkan dengan kebenaran ilmiah. Dalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Husin Sayuti, metode deskriptif

adalah gambaran secermat mungkin mengenai individu, gejala atau kelompok

tertentu (Husin Sayuti,1989:33). Sedangkan menurut Mohammad Ali metode

deskriptif adalah suatu penelitian yang berupaya untuk memecahkan atau

menjawab permasalah yang hendak dihadapi pada situasi sekarang (Mohammad

Ali,2006:59).

Page 40: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

24

Berdasarkan pendapat di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa metode

deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan permasalahan

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, memberikan gambaran yang jelas

tentang situasi-situasi dan berusaha memaparkannya secara objektif dengan

maksud untuk mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada. Tujuan dari

metode ini adalah untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.

Berdasarkan tujuan di atas maka metode deskriptif ini digunakan untuk

mendeskripsikan pelaksanaan acara bediker dalam perkawinan masyarakat

Lampung Saibatin di Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Menentukan masalah dalam ruang lingkup.

2. Mendifinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang dicapai, fakta-

fakta dan sifat yang ditemukan.

3. Merencanakan cara pendekatanya, bagaimana cara pengumpulan data,

penenuan responden, alat dan teknik observasi yang perlu dibuat.

4. Pengumpulan data.

5. Pengolahan data.

6. Menarik kesimpulan data-data yang yang telah terkumpul.

7. Menyusun laporan

Page 41: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

B.1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian.

(Sumadi Suryabrata,1993;126). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto bahwa

yang dimaksud dengan variabel adalah obyek penelitian yang menjadi titik

perhatian status penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas maka variabel adalah kondisi atau karakteristik yang

menjadi obyek penelatian.Variabel dalam penelitan ini adalah makna dari bediker

pada perkawinan adat Lampung Saibatin di Desa Way Redak Kecamatan Pesisir

Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

B.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel adalah suatu difinisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konsep dengan cara memberikan arti atau dengan menspesifikasikan

kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

variabel tertentu (Muhammad Nasir. 1988;152). Sedangkan Masri Singaribun

menjelaskan bahwa difinisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara yang mengatur suatu variable (Masri

Singaribun,1981; 46).

Berdasarkan pendapat di atas, maka difinisi operasional variabel merupakan statu

petunjuk yang memberitahukan cara pengukuran suatu variabel dengan cara

memberikan arti atau menspesifikan suatu kegiatan agar mudah diteliti bagi

peneliti.

Page 42: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

26

C. Informan

Informan adalah sejumlah orang yang merima respon atau tanggapan terhadap apa

yang diminta atau ditentukan oleh peneliti. Informan adalah pelaku yang ikut

menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang

diberikan (Iman Prayoga.2001). Informan dalam penelitan ini adalah orang yang

memiliki kaitan lansung dengan dan mengerti tentang bediker. Informan diambil

dari desa-desa yang ada di Kecamatan Pesisir Tengah Krui dan dipilih

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria informan tersebut adalah;

1) Orang yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat dan merupakan

penduduk asli setempat.

2) Orang yang bersangkutan memiliki pemgetahuan yang luas mengenai

objek permasalahan yang akan diteliti.

3) Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan

permasalahan yang akan diteliti.

4) Informan memiliki kesediaan waktu dan tenaga yang cukup.

5) Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang amat penting dalam setiap penelitian. Sumber

data dapat berasal dari mana saja, baik itu sumber tertulis maupun lisan. Dan

karena penelitian ini memerlukan sumber data yang berasal dari warga

masyarakat maka peneliti memerlukan tanggapan responden. Suharsimi Arikunto

menyatakan bahwa :

Page 43: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

27

“ Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana

data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-

pertanyan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti

menggunakan teknik observasi maka sumber datanya bisa berupa benda,

gerak, atau proses sesuatu ” (Suharsimi Arikunto, 1986 : 102).

Berdasarkan pendapat di atas, sumber data pada penelitian ini diperoleh dari

wawancara terhadap tokoh adat dan masyarakat Lampung Saibatin di Pekon Way

Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis

memakai teknik pengumpulan data sebagai berikut:

E.1. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti atau daerah lokasi yang

menjadi pokok permasalahan dalam yang dihadapi. Adapun teknik observasi yang

digunakan adalah partisipan yang artinya peneliti merupakan bagian dari

kelompok yang diteliti (Nasution.1996:62). Sedangkan menurut P. Joko Subagyo,

observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,sistematis mengenai

fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan

(P. Joko Subagyo.1997:62).

Dengan demikian teknik observasi ini dilakukan adalah untuk memperoleh data

yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kejadian-kejadian

Page 44: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

28

pada obyek yang akan diteliti dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam

mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti mengenai bediker dalam

perkawinan Lampung Saibatin di Desa Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat.

E.2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan seseorang

untuk tujuan suatu tugas tertentu untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari

seorang responden, dengan cara bercakap-cakapan berhadapan muka dengan

orang itu atau responden (Koenjaraningrat.1997:162). Sedangkan menurut Hadi,

wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak

yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan tujuan penyelidik. Pada umumnya

dua atau lebih orang hadir dalam proses tanya jawab itu secara fisik masing-

masing pihak dapat menggunakan saluran komunikasi secara wajar (Hadi

.1984:50). Bentuk wawancara yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara terstruktur dan tidak berstruktur. Berikut ini penjelasannya.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur yakni wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

menyusun pertanyaan dalam bentuk daftar pertanyaan-pertanyaanyang akan

diajukan pada informan. Jawaban yang akan muncul biasanya telah dibatasi. Hal

ini dilakukan agar ketika imforman memberikan keterangan tidak melantur

kemana-mana.

Page 45: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

29

b. Wawancara tidak Berstruktur

Wawancara tidak berstuktur biasanya dilakukan pada awal penelitian,karena

terkadang informan menberikan keterangan kadang muncul jawaban yang tidak

terduga yang tidak akan muncul pada saat wawancara terarah dilakukan, dan hal

ini biasa menambah informasi yang ingin diperoleh terkait dengan obyek yang

akan diteliti.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam peneliti ini penulis menggunakan

teknik wawancara untuk berkomunikas secara langsung dengan responden tokoh-

tokoh adat yang ada di Desa Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Krui

Kabupaten Pesisir Barat mengenai pelaksanaan bediker. Dengan menggunakan

teknik wawancara penulis mendapatkan informasi secara langsung melalaui tanya

jawab dan tatap muka dengan responden, sehingga informasi menjadi lebih jelas.

E.3. Teknik Kepustakaan

Menurut Koenjaraningrat teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data

dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat

diruangan perpustakaan misalkan koran, majalah, naskah, catatan-catatan, kisah

sejarah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian

(Koenjaraningrat, 1997:8).

Sedangkan menurut Hadari Nawawi, teknik studi kepustakaan dilaksanakan

dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh dari perpustakaan

yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti (Hadari Nawawi, (1993:133).

Page 46: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

30

Terdapat empat ciri utama dalam studi kepustakaan yakni :

1) Peneliti berhadapan langsung dengan teks atau angka bukan

pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian-

kejadian atau benda-benda lainnya.

2) Data pustaka bersifat “siap pakai” artinya peneliti tidak pergi kemana-

mana melainkan berhadapan langsung dengan sumber yang telah ada

3) Data pustaka umumnya adalah data sekunder

4) Kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang dan waktu.

(Hadari Nawawi, (1993:134)

Jadi teknik kepustakaan adalah suatu teknik yang mempelajari dan memahami

literature atau buku-buku yang memperoleh data-data berupa teori-teori atau

argumen-argumen yang dikemukakan oleh para ahli yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik kepustakaan di lakukan peneliti

untuk mencari dan mengkaji berbagai buku yang berisi literatur tentang objek

penelitian yaitu pelaksanaan bediker dalam perkawinan Lampung Saibatin di

Desa Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Zasir “teknik analisis data merupakan suatu teknik yang

mengelompokkan, membuat suatu manipulasi serta menyikat data sehingga

mudah dicerna”. Dalam mengadakan analisis data yang perlu diingat bahwa data

yang diperoleh hanya menambah keterangan terhadap masalah yang ingin

dipecahkan dan informasi merupakan data yang dapat menjawab sebagian ataupun

seluruh dari masalah yang hendak diteliti (Zasir.1998:190). Karena data yang di

dapat dalam penelitian tidak berupa angka-angka tetepi fenomena-fenomena,

sehingga penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Page 47: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

31

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu data diseleksi dan diolah dengan cara

menginterpretasikan atau menafsirkan hasil pengamatan dan hasil wawancara

serta mengklarifikasikan hasil pengamatan dan hasil wawancara sejenis dan

memisahkan hasil pengamatan dan hasil pengamatan yang tidak sejenis yang

diperoleh di lapangan serta membuat suatu kesimpulan.

Menurut Robert C. Bogdan dan Sari Knopp Bikklen, analisis data merupakan

proses penemuan yang sistematis dari catatan interview, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap data tersebut, sehingga penemuan itu dapat disajikan (Didi Tahyudin,

1998 : 1974).

Pada penelitian ini, data yang dioleh kemudian dianalisa, kemudian dilanjutkan

dengan menarik suatu kesimpulan induktif yaitu cara berfikir didasarkan pada

fakta-fakta yang bersifat khusus yang kemudian diambil satu kesimpulan secara

umum dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Sedangkan analisis data menurut

Moloeng (1998:103) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka langkah-langkah yang dilakukan

dalam menganalisis data menurut Moloeng adalah sebagai berikut:

F.1. Reduksi Data

Data dari lapangan berupa sumber lisan maupun tulisan yang kemudian ditulis,

direduksi, dirangkum, difokuskan kepada hal yang berhubungan dengan objek

Page 48: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

32

yang akan diteliti yaitu proses pelaksanaan tradisi bediker lalu disusun secara

sistematis. Data yang direduksi memberi gambaran yang tajam tentang hasil

pengamatan peneliti dalam mencari kembali data yang diperlukan. Dalam

penelitian, data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif tentang keadaan

sosial masyarakat dari berbagai aspek baik ekonomi, ideologi, politik, dan budaya

masyarakat di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir

Barat.

F.2. Display (Penyajian Data)

Display atau penyajian data digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari penelitian harus diusahakan membuat deskripsi secara

naratif disertai dengan label dan gambar atau photo tentang kondisi objek

penelitian baik berupa kondisi Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

maupun proses pelaksanaan bediker.

F.3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu berusaha mencari penjelasan alur

sebab akibat melalui penambahan data baru yang berkaitan dengan objek

penelitian tentang proses pelaksanaan tradisi bediker. Data yang ditambahkan

adalah data yang relevan dari berbagai sumber buku-buku yang berkaitan dengan

proses pelaksanaan bediker. Setelah data-data diperoleh dari berbagai sumber baik

tulisan maupun lisan dilakukan pengecekan kembali, kemudian dianalisis serta

ditafsirkan untuk menghasilkan karya berupa tulisan yang lengkap dan jelas.

Page 49: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

33

REFERENSI

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta: Fajar Agung.

Halaman 32.

Husin Sayuti. 1989. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta: Fajar Agung

Halaman 33.

Muhammad Ali, 2006, Penelitian Diskriptif. Bandung: Angkasa. Halaman 59

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Halaman 131

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1981. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES. Halaman 46

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Survey.

Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 102

Nasution, S. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Halaman 62

Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia. Halaman 162

Sutrisno Hadi. 1984. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Halaman 50

Koentjaraningrat.1997. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia. Halaman 8.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. 1993. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gajah Mada Press. Halaman 133.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Op.Cit. Halaman 134.

Page 50: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

77

V. KESIMPULAAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang di lakukan penulis mengenai upacara bediker pada

Perkawinan Masyarakat Lampung Saibatin di Desa Way Redak Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut;

1) Bahwa upacara bediker merupakan suatu tradisi dan budaya orang

Lampung beradat pesisir dalam pelaksanaan perkawinan Masyarakat

Lampung Saibatin.

2) Tradisi ini dilaksanakan pada dua hari menjelang acara akad nikah

dalam suatu perkawinan masyarakat Lampung Saibatin, acara ini pada

dasarnya dilakukan sejak zaman Belanda, tradisi ini telah ada sejak

dulu kala hingga sekarang dan masih dilaksanakan oleh masyarakat

Lampung Saibatin di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat.

3) Dalam persiapan sebelum pelaksanaan upacara bediker dilakukan

beberapa acara yaitu (1) Himpun (musyawarah) para raja-raja dan

tetuha adat (2) Menyampaikan undangan melalui cawa (omongan)

kepada marga yang akan di undang.

Page 51: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

78

4) Proses pelaksanaan bediker meliputi 3 (tiga) tahap yaitu tahap lagu

turun syeh, tahap turun awal dan tahap lagu turun akhir.

5) Tahap pelaksanaan bediker meliputi waktu pelaksanaan, tempat

pelaksanaan.

6) Tradisi bediker masih dilakukan hingga saat ini dan terus mengalami

perkembangan.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah penulis lakukan maka ada beberapa

saran yang penulis sampaikan diantaranya sebagai berikut :

1. Bediker merupakan salah satu budaya pada masyarakat Lampung

Saibatin khususnyaa masyarakat Way Redak Kecamatan Pesisir

Tengah Kabupaaten Pesisir Barat, jadi sudah selayaknya bagi

masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikan budaya tersebut.

2. Tradisi bediker berisikan shalawat, maka kepada masyarakat setempat

untuk dapat melaksanakan bediker sampai kapanpun agar generasi

berikutnya dapat mengetahui adat dan budayanya.

3. Bediker adalah salah satu bentuk dari keunikan budaya Indonesia,

maka sudah selayaknya kita sebagai bangsa yang beradat untuk tetap

menjaga dan mempertahankannya.

Page 52: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

79

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1984. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Survey.

Jakarta: Rineka Cipta.

________________ . 1986. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Bina Aksara.

Depdikbud. 1981/1982. Upacara Tradisional Daerah Lampung, Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Daerah Lampung. Bandar Lampung:

Kanwil Prov. Lampung

Hadikusuma, Hilman. 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung.

Bandung.: Mandar Maju.

Imron, Ali. 2005. Pola Perkawinan Saibatin. Bandar Lampung.

Universitas Lampung:

J.S. Badudu. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan Asing. Jakarta: Kompas.

Koentjaraningrat. 1973. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia

_____________ . 1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Raden Jaya Offset.

_____________ . 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lexi, J Moloeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT Resdakarta:

Mardalis. 2004. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:

Bumi Aksara.

Monografi Kecamatan Pesisir TengahTahun 2011

Monografi Pekon Way Redak Tahun 2011

Page 53: BEDIKER DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT LAMPUNG …digilib.unila.ac.id/23827/3/3. SKRIPSI FULL Tanpa Bab Pembahasan.pdf · melantunkan lagu sambil memukul rebana secara bersama-sama.

80

Musa, Mohammad dan Titi Nurfitri. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta:

Fajar Agung.

Nasution, S. 1996. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Hadari. Nawawi dan Nartini. 1995. Insterumen Penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta : Gajah Mada Universitas.

Hadari, Nawawi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada Press.

R. Soekmono. 1993. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Indonesia I.

Jakarta: Kanisius.

Robert C. Bogdan, Sari Knopp Bikklen dan Didi Tahyudin. 1998. Metode

Penelitian. Palembang : UNSRI.

Sarjono Soekanto. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutrisno Hadi. 1981. Metode Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Winarno Surachmad. 1978. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodelogi.

Bandung. Ilmiah.

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Sumber Internet :

http:/www.djpp.depkumham.go.id/files/Id/2008/lampung

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lampung_Barat