Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

37
Beberapa tips tentang mencari Professor di Jepang… Bissmillah… Tulisan ini insya Allah akan melengkapi beberapa tulisan terdahulu mengenai langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri (khususnya ke Jepang) bagi rekan-rekan yang membutuhkannya. Penjelasan di sini berlaku sangat umum, sehingga perbedaan dalam kondisi “real”-nya kemungkinan masih akan ditemui. Rekan-rekan tinggal menyesuaikannya saja. Salah satu hal penting dalam proses aplikasi untuk lanjut studi ke Jepang adalah mencari Professor / pembimbing potensial yang bersedia menerima kita untuk bergabung bersama grup atau laboratoriumnya. Banyak yang bingung atau sering melakukan kesalahan minor dalam proses pencarian professor ini, terlebih saat proses komunikasinya. Berikut akan saya coba jelaskan kira-kira langkah apa saja yang perlu ditempuh agar komunikasi dengan Professor dapat berjalan dengan lancar. Siapkan study plan dan research plan / research proposal Ini langkah penting yang sepertinya perlu sekali disiapkan sebelum mengkontak Professor yang kita inginkan. Karena akan bagus sekali kalau kita bisa menyertakan rencana studi dan rencana penelitian kita bersamaan dengan E-Mail perdana saat mengontak Professor tersebut. Biasanya Professor akan meminta gambaran study plan dan research plan yang kita miliki. Maka menyiapkan rencana studi dan rencana riset yang baik kiranya perlu dilakukan. Apa bedanya antara study plan dengan research plan?

description

tips

Transcript of Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Page 1: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Beberapa tips tentang mencari Professor di Jepang… Bissmillah…

Tulisan ini insya Allah akan melengkapi beberapa tulisan terdahulu mengenai langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri (khususnya ke Jepang) bagi rekan-rekan yang membutuhkannya. Penjelasan di sini berlaku sangat umum, sehingga perbedaan dalam kondisi “real”-nya kemungkinan masih akan ditemui. Rekan-rekan tinggal menyesuaikannya saja.

Salah satu hal penting dalam proses aplikasi untuk lanjut studi ke Jepang adalah mencari Professor / pembimbing potensial yang bersedia menerima kita untuk bergabung bersama grup atau laboratoriumnya. Banyak yang bingung atau sering melakukan kesalahan minor dalam proses pencarian professor ini, terlebih saat proses komunikasinya.

Berikut akan saya coba jelaskan kira-kira langkah apa saja yang perlu ditempuh agar komunikasi dengan Professor dapat berjalan dengan lancar.

Siapkan study plan dan research plan / research proposal

Ini langkah penting yang sepertinya perlu sekali disiapkan sebelum mengkontak Professor yang kita inginkan. Karena akan bagus sekali kalau kita bisa menyertakan rencana studi dan rencana penelitian kita bersamaan dengan E-Mail perdana saat mengontak Professor tersebut. Biasanya Professor akan meminta gambaran study plan dan research plan yang kita miliki. Maka menyiapkan rencana studi dan rencana riset yang baik kiranya perlu dilakukan.

Apa bedanya antara study plan dengan research plan?

Study plan (rencana studi) adalah gambaran aktivitas apa saja yang akan kita lakukan dan apa tujuan yang ingin kita raih selama proses studi kita itu. Misal, jika Anda apply untuk S2, maka selama 2 tahun apa saja yang ingin Anda tempuh/lakukan berkaitan dengan bidang studi Anda (misalnya: ikut kelas utk dapat SKS, belajar teknik ini dan itu, nulis dan publikasi paper dan lain-lain), sertakan timeline (kronologis waktu) selama proses masa studi yang akan Anda tempuh itu.

Sementara Research plan (rencana penelitian) adalah gambaran detail dan spesifik kira-kira selama masa studi Anda (misal S2), penelitian apa yang ingin Anda lakukan dan apa harapan dari penelitian itu nantinya. Sertakan juga timeline kegiatan risetnya kira-kira seperti apa.

Untuk dua hal ini, Anda tidak perlu membuat terlalu banyak tulisan. Singkat, Jelas, dan Padat serta gunakan bahasa Inggris yang baik. Sekiranya maksimal 5-7 halaman untuk masing-masing berkas di atas adalah ukuran yang pas, mengingat banyak Professor potensial yang seringkali tidak punya waktu banyak untuk membaca sehingga pembahasan / penggunaan kata-kata yang

Page 2: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

bertele2 bisa mengakibatkan tidak minatnya beliau terhadap calon pelamar, padahal bisa saja ide/gagasanya bagus sekali, namun penyampaiannya yang tidak pas.

Originalitas ide/gagasan adalah kuncinya dan seberapa besar impact penelitian itu nantinya yang akan membuat sebuah research plan/proposal menjadi sesuatu yang menarik. Untuk itu Anda perlu banyak membaca literatur dan berbagai sumber mengenai update terkini dalam bidang yang ingin Anda tekuni.

Siapkan juga CV yang lengkap dan bagus sehingga calon Professor potensial pun bisa melihat gambaran diri Anda seperti apa.

Mencari Professor potensial

Anda bisa mencari calon Professor potential melalui banyak cara. Antara lain:

a.)   Melalui jurnal-jurnal ilmiah internasional atau situs penyedia jurnal-jurnal internasional tersebut (semisal http://www.sciencedirect.com). Jika Anda memiliki print out atau file jurnal ilmiah yang menurut Anda sesuai dengan bidang yang ingin Anda tekuni nantinya, maka Anda bisa melihat halaman terdepan paper/jurnal dan menemukan alamat E-Mail correspondent-nya atau melihat dalam urutan penulis jurnal itu, nama siapa yang paling belakang. Biasanya nama Professor ada di urutan paling belakang. Sementara E-Mail correspondent-nya bisa jadi adalah E-Mail penulis pertama dan utama yang merupakan mahasiswanya, tapi tak jarang email correspondentnya adalah si Professor itu sendiri. Selanjutnya Anda tinggal membuka Google dan mengetikkan namanya disertai dengan afiliasinya di institusi mana untuk memastikan bahwa orang yang dimaksud adalah benar-benar Professornya. Sebagai contohnya:

Misal Anda menemukan jurnal / situs ini yang kira-kira bidangnya cocok dengan Anda (ini hanya contoh, sesuaikan dengan bidang Anda!)

Anda bisa melihat bahwa penulisnya ada dua yaitu Yoshihito Takano dan Takeo Horiguchi (Professor-nya). Afiliasinya adalah Hokkaido University. Email korespondensinya ada di bagian bawah halaman pertama.

Maka Anda tinggal mencari profil dan lab-nya di internet dan mempelajarinya.

Page 3: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

b.)  Langkah kedua, Anda bisa mencari Professornya dengan mencoba mengunjungi alamat situs2 universitas di Jepang dan browsing satu-persatu halamannya hingga menemukan profil Professor atau Lab-nya. Anda bisa mencoba dengan memasukkan kata kunci di Google misalnya: List of University in Japan dan yang senada.

Biasanya alamat websitenya tersedia dalam bahasa Inggris, namun ada juga yang hanya menyediakan bahasa Jepang, tinggal menginstal plug-in google translator atau semacamnya untuk mendapatkan gambaran translasi halaman web-nya ke dalam bahasa Inggris atau lainnya.

Cara ini terkadang menyita waktu banyak, karena kita perlu browsing dan membaca profilnya apakah sesuai atau tidak. Terkadang tidak semua universitas di Jepang memiliki bidang yang kita inginkan.

c.)   Langkah yang ketiga… Anda bisa bertanya ke kakak kelas/teman/dosen dan lainnya yang sedang berada di Jepang apakah mereka memiliki info mengenai Professor potensial yang sesuai dengan bidang Anda atau tidak. Terkadang cara ini juga dapat membuahkan hasil yang bagus.

d.)  Langkah lainnya yang bisa Anda tempuh adalah dengan berkenalan dengan Professor saat ada konferensi / seminar internasional / proyek kunjungan mereka ke Indonesia. Sekiranya bidangnya tidak sesuai dengan Anda, tidak ada salahnya jika bisa mendapat kontak (kartu nama) beliau dan bertanya nantinya apakah beliau mengenal rekan Professor yang memiliki bidang yang ingin Anda tekuni. Terkadang mereka akan dengan senang hati mengenalkan dengan koleganya, meski tak jarang juga mereka tidak memiliki kenalan dengan bidang yang Anda maksud. Tapi tak ada salahnya mencoba, bukan?!

Sekiranya Anda telah menemukan Professor potensial yang cocok dengan bidang yang ingin Anda tekuni, tinggal mencoba mengkontak sang Professor dengan alamat E-Mail yang tercantum dalam jurnal atau website Lab-nya dengan menyertakan rencana studi dan proposal penelitiannya.

Menjalin Komunikasi dengan calon Professor potensial

Salah satu langkah penting namun sering disepelekan dan akhirnya berbuah pada kegagalan mendapatkan Professor di Jepang adalah: Proses komunikasi.

Komunikasi yang kita lakukan dengan calon Professor biasanya berlangsung melalui E-Mail (komunikasi pasif / tertulis), sehingga ada tata krama atau aturan umum yang perlu kita ikuti.

Usahakan selalu menuliskan email dengan format berikut: Salam pembuka, introduksi (misal pengenalan diri secara singkat), bagian inti (apa tujuan mengkontak, misal tertarik dengan bidangnya dan ingin melanjutkan studi ke Jepang), Penutup (misalnya dengan menyebutkan bahwa Anda menyertakan file rencana studi dan proposal riset) serta salam penutup.

Usahakan semuanya dalam format penulisan yang jelas, singkat, dan padat (efektif dan efisien).

Kira-kira E-Mailnya seperti ini (silakan disesuaikan):

Page 4: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

SUBJECTS: Asking the possibility to enroll as graduate student in your laboratory

Dear Professor (Sebutkan namanya…),

My name is Danang Ambar Prabowo. I graduated from Departement of Marine Science and Technology (Marine Biology and Diversity Laboratory), Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University) in Indonesia.

I completed my bachelor program (B.Sc) in 2009 and joined short visiting research course in the bioorganic chemistry laboratory, Faculty of Agriculture, Utsunomiya University, Japan in 2008. I am very eager to continue my study for a higher degree.

My thesis is about optimizing of agrolyzer (Urea, Triple Super Phosphate (TSP), and ZA) for the growth of Chlorella sp. in laboratory culture. The research is intended to find the best combination of the three agrolyzer to meet the fastest and highest mass culture for the current strains. Further use of this research is mean to be applied for the discovery of potential microalgal bioactive compound and bio energy development using photobioreactors (PBR).

Currently I work independently on my small-scale project in developing photobioreactor for the mass culture of microalgae by implementing the result of my former research activities. Unfortunately, there are only few phycologist in Indonesia who worked in this field, hence the information, basic skills and research design needed are difficult to be acquired. My supervisors recommend me to continue my study this knowledge and skills from abroad and I am looking for possibilities to join your laboratory as graduate student.

I have read from the website of your university that there is a chance to enroll for master degree through the Japanese Government Scholarship in 2010, and I am eager to try my best for it.

I should be grateful and feel honored if I you would give me the chance to join into your laboratory.

I enclose a Curriculum Vitae, study plan and my research proposal (in PDF file), please let me know if you are interested and require any further details or documents. I hope to hear from you in the near future.

Thank you very much in advance,

Sincerely,

Danang Ambar Prabowo

Email di atas saya tulis ketika tengah mencari jalan untuk lanjut S2 ke Jepang tahun 2008-2009 silam. Alhamdulillah setelah beberapa kali proses pencarian Professor, akhirnya ada yang berkenan untuk menerima saya lanjut S2 pada tahun 2010 dan bisa lanjut S3 mulai 2012 di tempat yang sama.

Page 5: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Kesalahan minor yang sering dilakukan ketika menulis E-Mail adalah:

Bertele-tele dalam menuliskan E-Mail perkenalan, misalnya dengan menyebutkan hal-hal yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan rencana studi Anda. Misalnya menceritakan bahwa bisa lanjut studi ke Jepang adalah IMPIAN Anda sejak kecil… well… memiliki impian studi ke Jepang memang bagus… tapi dalam kasus ini (menjalin komunikasi dg Professor) sepertinya tidak perlu untuk disebutkan saat ini…

Lainnya, misalnya Anda menceritakan bahwa Anda tertarik ke Jepang karena budayanya, iklimnya, dan lainnya yang tidak secara langsung berkaitan dengan riset / studi Anda. Kecuali bidang studi Anda adalah Kebudayaan Jepang / Sastra Jepang, maka hal di atas perlu dihindari, karena bisa mengkesankan bahwa Anda sebenarnya “kurang” bisa fokus ke studi dan riset utamanya. Perlu diingat bahwa kita ke Jepang untuk studi dan bukan jalan-jalan… jikapun kita memang tertarik dengan suasana Jepang… anggap saja itu adalah hal yang sifatnya tambahan / bonus saja. Tunjukkan bahwa kita itu memang berminat untuk studi dan serius dengan bidang kita selama di Jepang nantinya.

Penggunaan bahasa yang kurang baku (baik struktur kalimat atau katanya). Bagi yang kira-kira lemah dalam hal ini, alangkah baiknya jika sebelum mengirim Email, Anda minta bantuan teman / dosen atau lainnya untuk mengecek tulisannya apakah oke atau tidak. Anda bisa juga melihat berbagai contoh tulisan surat/Email di internet. PEDE memang bagus… tapi kalau terlalu PEDE dengan tulisan bahasa Inggrisnya sampai lupa untuk re-check struktur dan lainnya… bisa-bisa itu nantinya membuat kesan Anda kurang baik di mata Professor, karena beliau akan menilai bahasa Inggris Anda kurang bagus.

Kadang saya menemukan ada adik kelas atau rekan di Facebook yang menulis status dalam bahasa Inggris, tapi strukturnya kacau balau dengan alasan yang penting PEDE hehe… (tenses-nya yang seharusnya past tense jadi digabung dengan future dan lainnya… kesannya jd kurang mengena hehe… tapi kalo kita bantu koreksi malah berpotensi salah persepsi dan akhirnya berdebat gak perlu hehe… yang satu niatnya baik ingin mengoreksi tapi disalahartikan oleh yg satunya lagi sebagai bentuk “penghinaan” di forum umum karena dianggap gak bisa berbahasa Inggris… hehe).

Terkadang tidak selalu berhasil mendapatkan Professor dalam percobaan pertama mengirim E-Mail. Terkadang tidak dibalas atau terkadang balasnya bisa lama sekali. Ada banyak faktor tentunya mengapa demikian. Misal: Si Professor memang terlewat membaca E-Mail Anda, atau beliau sedang tidak ingin / tidak bisa menerima mahasiswa asing / baru di lab-nya, bisa jadi beliau sedang berada di luar, dan lainnya… Yang penting terus mencoba.

Sekiranya Anda mendapatkan balasan positif bahwa calon professor potensial bersedia menerima Anda di Lab-nya, maka langkah selanjutnya adalah menjaga komunikasi yang aktif dan positif. Tentunya tidak setiap hari mengirimkan E-Mail ke beliau. Tapi paling tidak secara berkala mengirimkan E-Mail yang isinya adalah progress apa yang sedang Anda lakukan selama ini.

Mengapa haru menjalin komunikasi aktif? Karena terkadang ada jenjang waktu antara kita mendapatkan Professor yang mau menerima kita di Lab-nya dengan waktu pendaftaran kuliah /

Page 6: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

seleksi beasiswanya. Nah selama jeda waktu itu kita perlu tetap menjalin komunikasi yang positif.

Seperti apa? Tentu sebisa mungkin yang berkaitan dengan riset/studi Anda. Misalnya Anda menulis laporan kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan dan mengirimnya ke beliau. Tujuannya agar memberikan kesan positif kepada Professor. Dan banyak cara lainnya yang bisa ditempuh. Terkadang Professor sendiri yang akan memberikan bahan bacaannya dan Anda diminta untuk membaca dan membuat review berdasarkan bacaan lainnya.

PENTING SEKALI saya sampaikan juga di sini… bahwa Professor pun manusia biasa, ada kelebihan dan kekurangannya. Penting juga untuk bisa mengetahui sebanyak mungkin tentang beliau, tidak hanya terkait dengan bidang penelitian, namun jika memungkinkan juga berkaitan dengan pribadinya (sifat manusiawinya sehari-hari). Hal ini bisa Anda lakukan dengan bertanya dengan orang Indonesia yang mungkin sedang menempuh di Universitas tempat Professor itu berada.

Ini seringkali penting untuk dilakukan karena terkadang masalah yang muncul setelah tiba di Jepang adalah kurang cocoknya mahasiswa asing dengan Professornya. Tentu masalahnya bisa muncul dari keduanya, tapi tak jarang juga kondisinya disebabkan oleh sifat sang Professor. Misal mahasiswanya sudah rajin, aktif, dan pintar… tapi sifat bawaan Professornya kurang mendukung (misalnya Professornya melepas mahasiswanya untuk melakukan apa saja secara mandiri atau kebalikannya… si Professor sangat tegas dan “kejam” hehe). Jika si Professor terlalu melepas mahasiswanya, ini bisa jadi masalah bagi mahasiswanya karena progress studinya jadi gak terkontrol sehingga outputnya kurang bagus… jika Professornya terlalu tegas (strict), bisa jadi mahasiswnya tertekan dan stress… akibatnya studi jadi gak nyaman dan hasilnya juga kurang baik.

So… sebelum memutuskan untuk mengkontak Professor sebagai salah satu langkah untuk memulai studi ke Jepang… kumpulkan info sebanyak-banyaknya terkait dengan bidang/Professor yang ingin Anda temui kelak. Harapannya agar tidak ada masalah di kemudian hari dan agar proses studinya berjalan dengan sebaik-baiknya.

Semoga tulisan kali ini bermanfaat…

Ganbarou!

About these ads .

By Danang Ambar Prabowo • Posted in Motivation and Inspiration • Tagged danangambarprabowo, jepang, motivasi, Motivation and Inspiration, renungan 66

Post navigationKisah inspirasi alumni Mawapres 2007: dr.   Hafiidhaturrahmah…

Page 7: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Ajinomoto Scholarship 2014 to University of Tokyo,   Japan

66 comments on “Beberapa tips tentang mencari Professor di Jepang…”

1. suaracahaya

November 12, 2012 @ 15:28

Pertamax, hehe… Tulisan yg komprehensif, terima kasih sudah berbagi! Intinya memang tetap optimis dan tak pantang menyerah ya!

Reply

2. enpe

November 13, 2012 @ 10:52

Assalamualaikum wr wb. makasih nang, sudah mau berbagi pengalaman, InsyaAllah menambah keberkahan> walaikumsalam wr wb

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 13, 2012 @ 11:43

Waalaikumussalam wr. wb.Sama2 bro, semoga bermanfaat. Sukses selalu buat antum.

Reply

3. annur fatah S

November 13, 2012 @ 19:42

ka, lain waktu bisa jadi pembimbing sblm e-mail dkirimkan?onegaishimasu..

Reply

Page 8: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

o Danang Ambar Prabowo

November 14, 2012 @ 07:12

Jika Anda punya dosen pembimbing / dosen yang dekat dengan Anda, silakan langsung konsultasikan ke beliau, insya Allah dosen lebih kompeten dalam hal ini.

Reply

4. annur fatah S

November 16, 2012 @ 00:01

setelah saya search beberapa univ. di sana yang memiliki program yang sesuai dengan tujuan, banyak. nah, itu semua sama atau beda (negri atau swasta), lalu apakah beasiswa yang ada itu memiliki persyaratan trtntu tentang kriteria univ?

oiya ka, ada lagi, jika kita menargetkan beasiswa apakah kita harus punya sensei dulu? atau kita cari beasiswa dulu? ka Danang dulu tahapannya bgm ?

jazakalloh.

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 16, 2012 @ 02:16

Saya kurang tahu kualitas jurusan antar universitas di Jepang itu seperti apa, tapi saya rasa akan banyak orang yang menyarankan utk masuk Universitas negeri di Jepang, kecuali antum masuk universitas swasta yang top di Jepang misalnya Waseda University, Keio University, dll…

Terkadang pemberi beasiswa mensyaratkan kriteria Universitasnya, oleh karenanya silakan dibaca benar2 persyaratan masing-masing program seleksi beasiswanya.

Antum bisa memulai dari mana saja. Bisa kontak Sensei-nya atau cari beasiswa-nya dahulu. Yang jelas dua-duanya sangat diperlukan untuk studi ke Jepang. Saya dulu juga memulai dari dua tahap tersebut, dan macam-macam pengalamannya. Misal ketika saya coba kontak Prof-nya dahulu: ada Professor yang menolak, ada yang gak balas email saya, ada yang mau menerima di Lab-nya tapi ternyata gak

Page 9: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

ada beasiswanya, ada beasiswanya dan si Professor juga bersedia menerima di Lab-nya… tapi saya gak lolos seleksi beasiswanya… akhirnya ya gak berangkat hehe…

Ketika mencari dahulu beasiswanya… kasusnya: saya daftar beasiswanya… eh lha kok… gak ada Prof yang mau nerima atau email saya gak di balas hingga batas akhir seleksi Beasiswanya… akhirnya juga gak berangkat… hehe… macam2 pengalaman selama 2 tahunan nyari jalan ke Jepang.

Alhamdulillah akhirnya ada Program Beasiswa yang satu Paket dengan pilihan Professornya, jadi jika si Prof oke dengan saya, maka saya otomatis dapat beasiswanya. Jenis beasiswa ini kadang ditawarkan oleh beberapa Universitas di Jepang dalam jumlah dan ketentuan terbatas (jadi harus sering update dan browsing kemana2). Misal program saya OIMAP (Okinawa International Marine Science Program) menawarkan S2/S3 melalui beasiswa Monbusho untuk mereka yang ingin mendalami bidang khusus Biologi dan Kimia Kelautan di University of the Ryukyus (Tahun saya adalah tahun OIMAP terakhir dibuka).

Contoh lainnya misalnya yang sedang buka adalah Kyushu University yang membuka program serupa khusus mereka yang ingin mendalami bidang yang berkaitan dengan pertanian: http://agr.kyushu-u.ac.jp/english/international/graduate/entry/

Intinya… terus mencoba jika belum berhasil… insya Allah nantinya akan ada jalan

Reply

5. Neri Petrianti

November 17, 2012 @ 17:15

Reblogged this on I'm Neri, I'm Proud and commented:Add your thoughts here… (optional)

Reply

6. Surya☼Chandra☼Gobel

November 18, 2012 @ 09:47

masbro suka tentang Jepang ya ?

Reply

Page 10: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

o Danang Ambar Prabowo

November 18, 2012 @ 14:51

Kebetulan saya sedang kuliah S2 dan S3 di Jepang. Jadi saya share saja pengalaman saya, siapa tahu bisa bermanfaat bg orang lain yang pengen kuliah ke Jepang juga.

Reply

7. Fatih

November 20, 2012 @ 10:54

Assalamualaikum wrwb

Mantap tipsnya ka Danang, mau tanya:Jika masih S1 di Indonesia kira” mencari profesor itu pada saat menjelang kelulusan y?,Jika mendaftar untuk sebuah beasiswa S2 apakah harus mencari profesor dahulukah?Apa perbedaan Research Student dengan Graduate? yang mana lebih dahulu?

Syukron, Salam sukses

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 20, 2012 @ 14:34

Jika Anda membaca tulisan2 saya tentang proses studi S2 ke Jepang, maka proses mencari Professor bisa dimulai dari kapan saja, jauh2 hari akan lebih baik persiapannya. Misal saya mulai sejak Tk 1 S1 saya nyari info dan jalan ke Jepang. Tapi tergantung masing-masing orang saja.

Silakan baca tulisan saya yang di link ini: http://danangambarprabowo.wordpress.com/2012/09/06/ingin-s2-ke-jepang-silakan-baca-ini-dulu-sebagai-wawasan-d/ dan tulisan saya yang lainnya (mohon mencari2 di tulisan2 lama saya).

Research student itu program tanpa gelar (tujuannya meneliti) dan biasanya hanya dalam waktu singkat. Graduate student itu program pasca sarjana utk mendapatkan gelar. Ada program yang memakai jenjang research student, ada

Page 11: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

juga yang tidak. Tergantung masing2 programnya bagaimana pengaturannya. Biasanya dijelaskan secara seksama jika ada info pembukaan beasiswa.

Reply

8. ahmad zaelani

November 20, 2012 @ 13:54

assalammualaikum…mas,saya ahmad zaelani dari UNPAD, punten saya mau nanya mas, jadi begini mas saya sudah dapat sensei dari osaka tapi kata senseinya saya harus mencari beasiswa terlebih dahulu sebelum daftar di osaka,kita dah kontak2 lewat email dan sedang membahas topik riset saya nanti. yg ingin saya tanyakan ada tidak ya mas beasiswa di Indonesia atau jepang yang mengajukannya tidak memerlukan letter of acceptance dlu, diganti dengan rekomendasi dari sensei gtu???saya bingung sekali dengan hal ini..terima kasih mas

jazakallah

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 20, 2012 @ 14:27

Kemungkinan besar beasiswa yang bisa diapply adalah beasiswa Monbusho (MEXT) yang bisa coba di apply di kedutaan Jepang di Jakarta. Pembukaan pendaftaran biasanya mulai Maret / April dan setiap pelamar akan melalui proses seleksi. Coba saja kunjungi situs kedutaan Jepang terkait beasiswa ini.

Reply

9. iwan

November 23, 2012 @ 01:44

salam mas…saya irawansaya mau nanyak dikit ni masseperti nya kisah mas sama seperti saya…

ada prof yang mau merekom saya klu saya tidak lulus ujian…tpdia tidak ada beasiswa u saya…

Page 12: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

gmn itu ya mas…saya masih binggu uey

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 23, 2012 @ 11:10

Kalo begitu Anda harus cari beasiswanya secara terpisah. Salah satunya mungkin bisa coba apply beasiswa di kedutaan Jepang (buka setiap tahun pada bulan Maret/April). Silakan langsung google aja situs kedutaan Jepang Jakarta utk info lebih lanjut.

Reply

10. iwan

November 23, 2012 @ 17:14

wo…itu jasso yang mas maksudnya ya???

trus procedurnya mereka ada lihat GPA gk ya???

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 23, 2012 @ 18:40

JASSO itu beasiswa yang sifatnya untuk jangka pendek di Jepang (waktunya 1 tahun atau kurang dari itu seperti program student exchange, riset singkat, atau program khusus kunjungan ke Jepang). Sementara jika tujuan Anda ke Jepang adalah studi S2 atau S3 untuk dapat gelar (misal M.Sc. atau Ph.D), beasiswa JASSO ini gak bisa dipake.

Beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Jepang utk studi gelar namanya Monbukagakusho atau MEXT scholarship. Semua beasiswa pasti meminta calon peserta dapat memenuhi IPK minimal (biasanya 3.00 atau ada yang lebih). Silakan baca ini misalnya: http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html

Reply

Page 13: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

11. iwan

November 23, 2012 @ 21:42

in case mas,klu saya tidak sampai 3..berrti saya di nyakan tidak lulus apa???walaupon saya sudah ada loa dari si sensai???

OMG

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 23, 2012 @ 22:24

Jika syaratnya menyatakan bahwa IPK minimal adalah 3.00, dan IPK kita tidak masuk ke sana, maka pada kebanyakan kasus, biasanya panitia seleksi akan langsung mengeliminasi kita di tahap seleksi administrasi. Soalnya yang daftar beasiswa ini tiap tahunnya ada ratusan, jadi panitia tentunya hanya akan menyaring mereka yg memenuhi syaratnya saja. Tapi tentunya Anda masih bisa mencoba membuktikannya sendiri, gak dilarang dan gak salah utk coba.

Syarat IPK minimal 3.00 itu saat ini adalah syarat minimal yang diajukan oleh banyak program beasiswa, tak jarang malah minimalnya bisa 3.50. Belum lagi syarat TOEFL atau sejenisnya yang lumayan tinggi.

LOA itu hanyalah keterangan pelengkap dan pendukung saja, dalam beberapa kasus LOA memang dibutuhkan, tapi tidak menjamin dapat LOA atau ada rekomendasi Professor di Jepang otomatis kita bisa dapat beasiswa. Tetap harus melalui prosedur seleksi administrasi (berkas dan dokumen akademis). Saya pernah mengalami dapat LOA dari Professor di University of Tokyo yang sudah sangat welcome dengan saya, tapi nyatanya saya tetap gak lolos seleksi utk dapat beasiswa meski IPK saya > 3.00 dan TOEFL >550. Ada banyak pemburu beasiswa lainnya yang memiliki prestasi yang lebih baik dari saya dan mereka yang keterima. Tapi saya tetap nekad untuk terus mencoba dan cari berbagai jalan lainnya.

Reply

12. ahmad zaelani

November 23, 2012 @ 22:48

Page 14: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

syukron mas,,,doain ane bisa cepat nyusul mas danang ke jepang ya,,,^_^ hehe

Reply

13. hartakata

November 24, 2012 @ 09:11

jazakallah ka infonya.

Reply

14. hartakata

November 24, 2012 @ 09:13

Reblogged this on HartaKata and commented:aaaa sugoi..! ganbaru! ^^9

Reply

15. iwan

November 24, 2012 @ 11:15

rempong juga berrti ya mas…

1 lg mas….klu ujian exam entrance itu gmn ya??saya belom pernah dengar,klu master ada test semcm itu…

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 24, 2012 @ 13:04

Entrance Exam itu ujian masuk Universitas. Ada universitas di Jepang yang memakai entrance exam ada juga yang enggak. Biasanya universitas Top di Jepang seperti University of Tokyo, Kyoto University, Osaka University, dan lainnya memberlakukan entrance examination ini. Baik untuk S1. S2 ataupun S3.

Page 15: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Alhasil… jika sudah lolos seleksi beasiswa tapi gak lolos ujian masuk ini, jadinya gak bisa kuliah di universitas tersebut. Dan kita harus kembali ke tanah air. Kalo ga salah ada yg pernah mengalami hal ini.

Bentuk ujian masuk ini berbeda-beda tergantung universitasnya. Ada yang ujian tulis, ada yang bentuknya presentasi, ada wawancara dan ada gabungan dari itu atau bentuk tes lainnya. Untuk ini silakan mencari info di universitas bersangkutan yang kita ingin masuk.

Misalnya, dalam kasus saya, ujian masuknya berupa presentasi penelitian S1 dan rencana penelitian ke depan di hadapan beberapa Professor di Jepang kemudian wawancara. Santai banget sih waktu itu. Tapi saya gak tahu gimana kondisi entrance exam di univ lainnya.

Reply

16. iwan

November 24, 2012 @ 15:01

itu kmpus mana mas??saya sedang apply d kmpus waseda

tp sensai saya bilang….klu kmu gk lulus ujian..kmu boleh dptkan beasiswa d luar yang boleh mensupport km….

trus saya masih confuse dengan sistem kul dsana

apa bedanya reserch student dengan master???

klu mas tw ttng waseda entarace….mohon d bage tw ya…heeh

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 24, 2012 @ 17:37

Waseda University adalah universitas swasta terbaik di Jepang, jadi maklum saja jika ada entrance examination, karena banyak yang pengen masuk ke sana. Ujiannya saya kurang tahu seperti apa, karena setiap universitas punya ketentuannya masing-masing, silakan tanyakan ke senseinya.

Page 16: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Tentu saja kalo kita gak lolos ujian dan gak dapat beasiswa yg sudah kita apply kita bisa apply beasiswa lainnya (misal beasiswa lokal yang jumlahnya lebih kecil daripada beasiswa monbukagakusho atau beasiswa sejenis lainnya). Mohon dipastikan beasiswanya, karena kadang beasiswa lokal itu hanya memberikan biaya kehidupan sehari2 tanpa memberikan biaya kuliah setiap semesternya (biaya semester 250-300 ribu yen/semester) atau sebaliknya, mereka hanya memberikan biaya kuliah tanpa biaya kehdiupan sehari2, ada yang memberikan beasiswa dalam jumlah besar namun seleksinya lumayan juga. Untuk lebih detail ini silakan tanyakan lebih jelas ke senseinya, jika memang beliau bilang seperti itu.

Research student adalah program 3-6 bulan yang biasa ditempuh oleh mahasiswa asing sebelum mulai menempuh program Master atau Doktor-nya. Selama 3-6 bulan itu mahasiswa yang bersangkutan biasanya belajar bahasa Jepang atau belajar mengenal tata kerja di lab atau kegiatan lainnya yang direkomendasikan oleh Sensei misal langsung menjalankan riset dari Sensei. Program research student ini gak selalu ada, tergantung universitasnya atau tergantung program yang ditawarkan. Misal program Master saya berlangsung tanpa adanya research student, jadi datang ke Jepang langsung mulai S2.

Silakan googling aja tentang Waseda University, mungkin ada info yang lebih lengkap tentang hal yang Anda cari.

Reply

17. iwan

November 25, 2012 @ 00:21

trus mas,klu saya minta pengakuan dari sensai,untuk bisa lanjut s3 trus bisa apa???apa ada kebijakan dari sensai u itu???

saya sih gpp..klu 4-5 tahun…heheh

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 25, 2012 @ 08:29

Kalo itu ya tinggal Anda tanyakan saja ke Sensei langsung. Kalo prestasi selama S2 oke, mungkin saja ada jalan utk S3. Kalo ada beasiswa lg mungkin saja bisa lanjut S3. Tinggal Anda tanyakan langsung ke sensei Anda.

Page 17: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Reply

18. iwan

November 26, 2012 @ 02:33

1 lg mas..

klu si sensai secara personally ud nerima saya..berrti tinggal memenuhi syrat untuk masuk kmpus gitu???in case..lg2 masalah cgpa ni mas..kecil…apa beliau mau nerima saya gitu???

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 26, 2012 @ 09:02

Mendapat sensei yang mau menerima di Lab itu seperti yang saya sampaikan, hanyalah salah satu pelengkap dari syarat2 lainnya. Syarat2 dari panitia yang lainnya juga harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang mereka minta. Saya gak bisa jawab pertanyaan apakah beliau mau nerima atau tidak, itu adalah wewenang dari Sensei dan pihak panitia seleksi. Silakan diikuti saja proses seleksinya dan cari tahu sendiri bagaimana hasilnya.

Reply

19. Rysmah

November 29, 2012 @ 08:47

Assalamu’alaykum.Beberapa waktu yg lalu saya juga sempat mengirimkan email kepada beberapa professor, dan alhamdulillah ada yg merespon positif. Saya ingin bertanya kak, mengingat kesibukan prof dan deadline aplikasi yg udah mepet, apakah baik bila kita langsung meminta beliau untuk merekomendasikan kita ke univ nya utk dpt beasiswa monbu U to U? atau sebaiknya kita menjalin relasi yg baik dahulu baru kemudian meminta beliau untuk merekomendasikan?Mohon sarannya kak.Terimakasih

Reply

Page 18: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

o Danang Ambar Prabowo

November 29, 2012 @ 10:05

Waalaikumussalam,Saya rasa tidak ada salahnya mencoba bertanya baik-baik apakah beliau bersedia untuk memberikan rekomendasi. Gunakan bahasa yang baik dan sopan, serta siapkan saja studi plan / research plannya Anda sekiranya beliau minta. Kalaupun beliau menolak/tidak bisa memberikan rekomendasi karena suatu hal, saya rasa juga gak apa2. Namanya juga mencoba.

Reply

20. iwan

November 29, 2012 @ 12:41

salam mas…

sensai saya brusan mail saya…dia minta saya frame reserch plan saya u dsana and also…dia gk tw buat surat rekom…dia mau saya buat semacam drft

yang jadi permasalahan nya adalah:apa bedanya rekom dengan loa ya??

trus adakah contoh loa or rekom gitu…itu memudahakan saya mengirim mail kpd beliau…

terima kasih

Reply

o Danang Ambar Prabowo

November 29, 2012 @ 19:03

Rekomendasi ya tentunya surat yang mengusulkan diri Anda untuk dapat ikut / berpartisipasi pada suatu hal, misalnya rekomendasi Prof. yang mengusulkan Anda pada panitia seleksi beasiswa agar dapat dipertimbangkan mendapatkan beasiswa tersebut.

Page 19: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Sementara LOA (Letter of Acceptance) adalah surat yang menyatakan bahwa Anda diterima untuk bergabung pada suatu institusi atau menjadi anggota suatu laboratorium / grup penelitian.

Berbeda kan? Terkadang LOA juga digabung dengan pernyataan rekomendasi, jadi gak ada format bakunya.

Mungkin jika Anda google contoh surat rekomendasi / LOA Anda akan menemukan contohnya. Saya sendiri kurang tahu seperti apa yang dimaksud, karena biasanya Prof yang langsung membuatkan.

Reply

21. iwan

December 15, 2012 @ 12:38

salamualakum

mas…saya mau nanyak nieklu saya mau ikut beasiwa mombusho u to u gmn ya???sedakan aplikasi dedline sudah hampir di ujung???

Reply

o Danang Ambar Prabowo

December 15, 2012 @ 13:01

Beasiswa monbusho U to U itu seleksinya dibuka dan dilakukan oleh universitas tertentu yang ada di Jepang, biasanya ada informasi pembukaan seleksinya dan apa saja syarat2nya di universitas tersebut di websitenya. Untuk ikut jalur ini tentunya tinggal mengikuti pola aturan seleksi yang ditentukan oleh universitas tersebut.

Perlu diingat tidak semua universitas di Jepang membuka seleksi beasiswa melalui jalur U to U, jadi perlu di cek dahulu ke situs universitasnya.

Reply

22. iwan

December 20, 2012 @ 17:39

Page 20: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

salam mas,saya mau nanyaksesei saya saya rekom ke JSPS…mas tw itu apa???beasiswa or grant??

setau saya ini program untuk PHDterima kasih

Reply

o Danang Ambar Prabowo

December 20, 2012 @ 20:26

JSPS itu kepanjangannya: Japan Society for the Promotion of Science (http://www.jsps.go.jp/english/). Ini lembaga yang memberikan dana / grant / beasiswa untuk tujuan penelitian atau kerjasama riset baik itu institusi atau personal dengan ketentuan dan prosedur tertentu (Silakan baca2 link di atas), detailnya saya sendiri tidak tahu banyak.

Yang saya tahu kebanyakan dana yang diberikan itu utk mereka yang telah menyelesaikan Ph.D dan sedang berstatus Post Doc (bekerja sebagai peneliti) di suatu universitas / institusi di Jepang. Dalam kondisi khusus sekali, dana tersebut bisa dialokasikan untuk membiayai kuliah seorang mahasiswa S1, S2, atau S3 (tergantung dari kebijakan Professornya), misalnya Lab si Professor tersebut sedang dapat grant dari JSPS utk proyek penelitian dan si Professor “membayar” mahasiswanya untuk membantu mengerjakan proyek tersebut.

Detailnya bagaimana prosedur tentang JSPS itu sendiri, saya kurang tahu, tapi dari senior2 yang pernah dapat aplikasinya lumayan tinggi syaratnya. Silakan merujuk ke link yang di atas dan bertanya langsung ke Sensei-nya.

Reply

23. iwan

December 20, 2012 @ 21:05

boleh gk mas bge senior yang memakai jsps ini???mail nya klu bisa….terima kasihsaya sudah contatct ppi jepang..tp belom ada blasn

Reply

Page 21: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

o Danang Ambar Prabowo

December 20, 2012 @ 21:52

Senior2 yang saya maksud itu bukan mahasiswa Indonesia, mereka post doc dari negara lain yg waktu itu ketemu di konferensi. Jadi saya kurang tahu kontak mereka. Mereka hanya menyampaikan bahwa JSPS itu lebih diutamakan untuk peneliti yang sudah berpengalaman (sudah lulus S2 atau S3) oleh karenanya syaratnya tinggi.

Reply

24. iqqi

December 26, 2012 @ 00:28

assalamualaikum, mau nanya, kalo kita mau lanjut s2 tapi jurusannya beda dengan s1 kita gimana ? walaupun bidangnya masih dalam engineering tapi jurusan yg mau diambil beda, apa masih bisa ??

Reply

o Danang Ambar Prabowo

December 26, 2012 @ 07:55

Waalaikumussalam wr. wb.Hal ini tergantung dari Prof. atau panitia yang memberikan beasiswanya, apakah bersedia untuk menerima Anda dengan latar belakang jurusan / bidang yang berbeda. Cara yang bisa Anda tempuh untuk mengetahui apakah bisa atau tidak, tentunya dengan apply langsung sesuai rencana Anda tersebut. Yang pasti Anda harus menyiapkan alasan yang sangat kuat dan rasional yang dapat meyakinkan calon Prof atau panitia bahwa bidang yang akan Anda ambil adalah pilihan yang tepat meski berbeda dari bidang S1 anda sebelumnya.

Reply

25. syarifatul ulya

December 28, 2012 @ 00:31

Page 22: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

assalamu’alaikum,mas danang,saya ulya dari unnes,apakah selain univ yg mas sebut itu bisa mendapatkan beasiswa ke tokyo of university?sukron,

Reply

o Danang Ambar Prabowo

December 28, 2012 @ 00:51

Waalaikumussalam wr. wb.Ada, beasiswa monbukagakusho / monbusho yang seleksinya lewat kedutaan. Bahkan bisa milih universitas mana saja, tidak hanya University of Tokyo.Namun untuk bisa masuk ke Univ Tokyo akan ada ujian masuk lagi selain proses ujian di kedutaan.Untuk info lebih lanjut tentang beasiswa ini silakan langsung google kedutaan Jepang Jakarta.

Reply

syarifatul ulya

December 29, 2012 @ 17:55

research proposal nya itu dalam bahasa inggris kan mas?sukron

Danang Ambar Prabowo

December 31, 2012 @ 11:45

Iya betul. Jika aplikasinya adalah keluar negeri, biasanya memang dalam bahasa Inggris semua syaratnya. Kecuali ada keterangan khusus dari panitia mengenai syarat-syaratnya harus dalam bahasa selain Inggris.

26. aiy yu

January 12, 2013 @ 22:17

Page 23: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

salam kenal mas…. Mas, saya tamatan dari pendidikan kimia tapi pengen ngelanjuti study dibidang kimia bahan alam. Mas, bisa rekomnedasikan kira2 universitas yang punya jurusan ini?

Reply

o Danang Ambar Prabowo

January 12, 2013 @ 22:55

Kayaknya ada banyak universitas yg punya bidang ini. Tinggal browsing2 saja ke situs universitasnya masing2. Bisa mulai dari mencari di google. Silakan baca juga tulisan saya tentang tips2 study ke Jepang, ada banyak hal yg mungkin perlu diketahui/dipersiapkan.

Reply

27. Suwardi

January 21, 2013 @ 23:07

Lihat koment pada semangat-semangat Semua, Tapi Nasib berkata bukan saya jadi malas mau kuliah cukup s1 sajalah ketimbang mau S2, S3, S4, Dan S Teler kerena terbatasnya Dana dan mulai bosan kerena S1 saja belum kelar-kelar bahkan lebih miris lagi ada teman dari Elektro angatan 2002 sampai sekarang 2013 belum juga lulus..

Reply

o Danang Ambar Prabowo

January 22, 2013 @ 00:18

Tentunya setiap orang berhak-nya untuk bersemangat terhadap impian-impian yang ingin dicapainya. Karena semangat itu adalah langkah awal yang perlu dimiliki sebelum langkah-langkah selanjutnya.

Jika Dana adalah masalahnya, maka mencari beasiswa adalah salah satu jawabannya. Kebanyakan mereka yang lanjut kuliah S2-S3 di Jepang atau negara lainnya adalah mereka yang gak mampu secara dana untuk membiayai kuliahnya secara mandiri, termasuk saya. Mustahil bagi saya untuk bisa kuliah di Jepang yang biayanya begitu mahal. Oleh karenanya kami mencari beasiswa dan berjuang untuk mendapatkannya. Ada banyak teman saya selama S1 yang juga kesulitan dana, namun mereka pantang menyerah mencari biaya kuliah, mulai dari

Page 24: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

mencari beasiswa, ngajar privat, atau jualan donat. Dan merekapun tetap bersemangat untuk meraih cita-citanya.

Jika masalahnya adalah kuliah S1 belum beres-beres… tentunya masalahnya saya rasa bukan karena orang lain. Coba introspeksi dan evaluasi diri, karena biasanya lama kuliah itu bisa jadi karena alasan yang ada pada diri sendiri, yang kadang kita sendiri sadar atau tidak menjadi penyebabnya. Teman yang Anda maksud itu hanyalah contoh kecilnya saja, karena ada banyak orang yang mampu untuk lulus cepat atau tepat waktu dengan berbagai kondisinya. Bisa jadi ia punya alasan tersendiri mengapa belum lulus juga. Wallahualam. Saya sendiri lulus kuliah S1 saya sekitar 5,5 tahun saat teman-teman seangkatan saya sudah pada lulus. Namun saya tetap bersemangat untuk mengejar impian-impian saya hingga kini. Lagian ukurannya bukanlah seberapa cepat atau lambatnya lulus… tapi seberapa bagus “kualitas” kita setelah lulus nantinya. Seberapa banyak pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan yang kita miliki setelah lulus, itu adalah yang penting.

Salah satu kalimat yang selalu memotivasi saya hingga kini adalah:“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” (alm. Ust Rahmat Abdullah)

Jadi kuncinya adalah: Tetap optimis dan tetap berjuang sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik.

Reply

28. rida

January 25, 2013 @ 22:26

assmlkm

sy mau nany ka.tentng reasearch plan yg kita buat.itu penelitian yg akan d lakukan d jepang sana y ka?pas udh s2 nanti atau pas jd research studenntny?

sy tertarik mencoba daftar beasiswa.yah meskipun belum tentu bisa dapet beasiswa.tp sy rasa g ad salahny nyoba selagi bisa.tp sy total g ngerti sama sekali tntng syarat2ny,seperti format reasearch plan misalnya.mksh

Reply

Page 25: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

o Danang Ambar Prabowo

January 26, 2013 @ 22:48

WaalaikumussalamIya tentunya penelitian yang ingin kita jalani di Jepang nantinya. Bisa jadi untuk research student, bisa jadi untuk S2-nya.Format research plan mungkin bisa dilihat di google. Ada banyak dan gak ada format yang baku. Yang penting sistematis, aplikatif, dan real.

Reply

29. Ilyas Hadikusuma

February 13, 2013 @ 05:50

Paparan yang baik. Sangat bermanfaat buat saya. Terima kasih ya

Reply

30. andrimubarak

February 20, 2013 @ 08:41

Assalamu’alaikum Mas,Perkenalkan nama Saya Andri, saat ini sedang mencoba menghubungi Profesor salah satu Uni di Jepang.. Profesor tersebut meminta saya mengirimkan schedule plan saya ke Beliau, itu bentuknya gimana ya Mas? apa schedule kita selama studi nanti atau cukup menjelaskan kapan kita bakal memulai perkuliahannya Mas?kalo memang Mas Danang dulunya pernah membuat, apa bisa di share ke saya bentuknya?

Terimakasih Mas,

Reply

o Danang Ambar Prabowo

February 20, 2013 @ 09:20

Waalaikumussalam wr. wb.

Page 26: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

Yang dimaksud dengan schedule adalah rencana studi dan penelitian Anda di Jepang nantinya berdasarkan kronologis waktu. Misal jika Anda apply untuk S2 (2 tahun) maka schedule yang perlu Anda buat adalah selama 2 tahun itu studi atau penelitian apa yang akan Anda lakukan, misal:

Oktober – Januari : Belajar bahasa Jepang / mengambil kuliah lainnyaFebruari – April : Mulai penelitian…Agustus (tahun terakhir) : Persiapan sidang S2

Sesuaikan dengan bidang studi Anda dan jelaskan secara detail dan konkrit.

Reply

31. harniza

February 20, 2013 @ 23:48

assalamu’laikum,kak. saya niza masih kelas 2 SMA di Medan. insya Allah saya lulus SMA tahun 2014. kira2 kak, beasiswa S1 di jepang ada tidak untuk saya yang akan/baru lulus SMA? terus kak, cari e-mail prof.nya dari info universitas yang dituju ata ada cara gampang lainnya? terima kasih

Reply

o Danang Ambar Prabowo

February 21, 2013 @ 01:15

Silakan membaca tulisan2 saya sebelumnya ya. Termasuk komentar2 dari pengunjung dan jawaban yang saya berikan di posting sebelumnya.Anda juga bisa melihat link kedutaan Jepang berikut untuk beasiswa lulusan SMA jenjang S1 ke Jepang. Prosedurnya berbeda dengan S2 dan S3. Silakan dibaca secara seksama ya:

http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html

Reply

32. nawang

February 23, 2013 @ 01:32

Page 27: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

bermanfaat infonya mas.. tapi kapan seleksi penerimaan beasiswa untuk panasonic foundation n apa aj persyaatannya.jazzakumullah

Reply

o Danang Ambar Prabowo

February 23, 2013 @ 01:51

Mengenai panasonic sya kurang tahu detailnya. Coba langsung google saja Panasonic scholarship 2013 atau 2014. Di websitenya biasanya ada lengkap persyaratannya.

Reply

33. andrimubarak

February 25, 2013 @ 11:54

Aslm mas, saya ingin bertanya, apakah mas danang punya contoh Letter of Acceptance dari kampus di Jepang? Saya telah menghubungi Profesor di Jepang dan Beliau Alhamdulillah menerima saya untuk bergabung di Lab nya, namun beliau menanyakan format LoA nya… kalo ada bisakah dikirimkan ke email saya?terimakasih

Reply

o Danang Ambar Prabowo

February 25, 2013 @ 14:44

Gak ada format bakunya. Jadi bebas. Intinya LOA itu adalah pernyataan pribadi / resmi Professor atau Universitas bahwa ia / mereka menyatakan bersedia menerima Anda di Lab-nya. Dan harapannya LOA tersebut dapat bermanfaat (misal untuk mendapatkan beasiswa).

Ini ada salah satu contohnya (tapi bisa bebas):

https://www.grad.ubc.ca/faculty-staff/admin-resources-templates/sample-acceptance-letters

Reply

Page 28: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

34. Salahuddin Muhammad Iqbal

February 28, 2013 @ 02:04

Assalamualaikum wr. wb.

Setelah melihat tulisan anda, semangat saya terbakar lagi untuk studi ke Jepang.

Ada dua pertanyaan dari saya, jika berkenan tolong dijawab :1. Apakah JLPT bisa pengganti nilai TOEFL? (Saya lulus JLPT untuk level 1 (1kyu))2. Apakah EJU bisa pengganti nilai IPK ?

Dengan pertimbangan beasiswanya adalah mombusho.

Walaikum salam wr. wb.

Salahuddin Muhammad Iqbal,Mahasiswa PENS semester 6

Reply

o Danang Ambar Prabowo

February 28, 2013 @ 08:53

Waalaikumussalam wr. wb.

Kalo berdasarkan situs kedutaan Jepang berikut: http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_rs.html

Sepertinya sih bisa JLPT digunakan sebagai pengganti TOEFL dan EJU sebagai pengganti IPK. Lebih jelasnya langsung kontak kedutaan Jepang saja di link yang ada di atas.

Reply

35. rizky Ari

March 12, 2013 @ 16:01

maaf,mungkin ini pertanyaan bodoh,tapi kalau boleh tau ip yang diambil itu ip terakhir atau ip akhir semester aja?terus waktu kita mengirimkan e-mail pertama kali ke profesor itu hanya perkenalan saja

Page 29: Beberapa Tips Tentang Mencari Professor Di Jepang

atau lengkap dengan cv research,n study plan?Thx

Reply

o Danang Ambar Prabowo

March 12, 2013 @ 22:42

Tentunya yang dimaksud adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) atau IPK terakhir saat Anda lulus S1. Jika Anda membaca tulisan saya di atas dengan seksama saya telah menyebutkan mengenai pentingnya menyertakan rencana studi/riset atau data pendukung lainnya.Tentu akan lebih baik jika selain perkenalan juga menyertakan CV, rencana riset dan data2 yang mendukung