Beberapa prosedur k3

26
Prosedur Berlalu lintas dengan kendaraan roda dua: · Sebelum menggunakan motor, periksalah kembali kondisi motor mulai dari mesin, spion, ban motor, rem, rating, bensin, lampu, dll. · Setelah itu, siapkan peralatan keselamatan berkendara sepeda motor seperti : helm, sarung tangan, masker, kacamata, dll dan juga surat-surat motor seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), dan juga SIM (Surat Ijin Mengemudi). · Motorpun siap digunakan, dan jangan lupa juga untuk membawa surat-surat motor. · Ingatlah selalu mematuhi aturan lalu lintas seperti traffic light (lampu lalu lintas), marka jalan, juga kecepatan berkendara. Maka kita akan sampai di tempat tujuan dengan aman.

description

Menerangkan beberapa prosedur terkait K3 untuk lalu lintas

Transcript of Beberapa prosedur k3

Page 1: Beberapa prosedur k3

Prosedur Berlalu lintas dengan kendaraan roda dua:·      Sebelum menggunakan motor, periksalah kembali kondisi motor mulai dari

mesin, spion, ban motor, rem, rating, bensin, lampu, dll.·      Setelah itu, siapkan peralatan keselamatan berkendara sepeda motor seperti :

helm, sarung tangan, masker, kacamata, dll dan juga surat-surat motor seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), dan juga SIM (Surat Ijin Mengemudi).

·      Motorpun siap digunakan, dan jangan lupa juga untuk membawa surat-surat motor.

·      Ingatlah selalu mematuhi aturan lalu lintas seperti traffic light (lampu lalu lintas), marka jalan, juga kecepatan berkendara. Maka kita akan sampai di tempat tujuan dengan aman.

Page 2: Beberapa prosedur k3

PROSEDUR PELAPORAN KECELAKAAN

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan :

1. Apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan barang / alat atau aset perusahaan dan kecelakaan yang mengakibatkan cedera yang diderita, karyawan perusahaan, baik ringan maupun berat, laporkan sesuai kejadian kepada pengawas K3 (dalam waktu tidak lebih dari 24 jam, dengan menggunakan formulir laporan kecelakaan kerja)

2. Dokter rumah sakit yang menangani (bila diperlukan), melaporkan keadaan korban dengan mengisi formulir laporan kecelakaan dan mengirimkan aslinya ke pengawas K3, tembusan ke bagian personalia perusahaan.

3. Bagian produksi atau bagian lainnya yang berhubungan dengan peralatan yang mengalami kerusakan tersebut, memberikan laporan atau data kalkulasi / perhitungan kerugian dan kerusakan kepada pengawas K3 sebagai data klaim asuransi

4. Pengawas K3 mengadakan pemeriksaan atas sebab-sebab terjadinya kecelakaan dan mengambil langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu memanggil karyawan yang berhubungan dengan kejadian guna mendapatkan keterangan yang seakurat mungkin atas terjadinya kecelakaan. Dan mengambil langkah-langkah pencegahannya. Tindakan pemeriksaan, bila perlu memanggil karyawan yang berhubungan dengan kejadian, guna mendapatkan keterangan yang seakurat mungkin atas terjadinya kecelakaan.

Tata Cara Pelaksanaan

1. Apabila terjadi kecelakaan disuatu unit kerja, maka karyawan yang mengetahui kejadian tersebut memberikan pertolongan pertama pada korban (P3K) bila diperlukan.

2. Karyawan lainnya yang mengetahui kejadian segera menghubungi pimpinan untuk memberitahukan perihal terjadinya kecelakaan dan petugas yang pada saat itu ada, untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya, membawa korban ke unit gawat darurat rumah sakit, bila diperlukan.

3. Melaporkan kejadian kecelakaan yang sesuai secara singkat dengan menyebutkan lokasi kejadian serta peristiwa terjadinya dengan jelas

4. Atasan korban melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada pengawas K3 (dengan menggunakan formulir laporan kecelakaan dalam waktu tidak lebih dari 24 jam)

5. Dokter rumah sakit yang menangani korban (bila diperlukan) mengisi formulir laporan kecelakaan dengan menyebutkan keadaan korban dan mengirimkannya ke pengawas K3 Perusahaan.

6. Petugas K3 dan atasan korban meneliti sebab-sebab kecelakaan dan menentukan langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan yang serupa tidak terulang lagi dikemudian hari.

7. Setelah penderita sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit, dokter rumah sakit yang menangani (bila diperlukan) mengirimkan laporan sembuh dengan menjelaskan tentang prosentase cacat dari korban ataupun lainnya kepada pengawas K3 dan bagian personalia untuk penyelesaian korban

8. Bila korban meninggal dunia, maka dokter rumah sakit yang menangani mengeluarkan surat keterangan kematian dan mengirimkan ke bagian personalian segera menyelesaikan segala urusan administrasi korban tersebut serta memberitahukan kepada pihak keluarga korban.

9. Bila kecelakaan menimpa seorang karyawan diluar kawasan maupun lingkungan perusahaan, maka karyawan lain atau pihak keluarga yang mengetahui kejadian itu

Page 3: Beberapa prosedur k3

segera memberitahu hal tersebut kepada pihak perusahaan.

Page 4: Beberapa prosedur k3

K3 – PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

By volume08

BAB VI

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

6.1 Dasar –Dasar Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama yang mutlak dilakukan untuk keselamatan adalah

a. Usaha menyadarkan kembali

b. Menghindari pendarahan

Penderita luka parah membutuhkan pertolongan segera oleh tenaga P3K yang terlatih, juka tenaga medis tidak cepat didapat. Paling baik, jika mempunyai tenaga medis yang profesional, atau tenaga P3K yang terlatih. Jika tidak mempunyai sedikitnya harus mengetahui tindakan yang harus dilakukan sampai pertolongan datang.

Mengetahui letak kotak P3K atau ruang tempat pertolongan pertama

Aturan terpenting pada P3K adalah :

a. Pelajari apa yang tidak boleh dilakukan

à tidak ditolong lebih baik daripada pertolongan yang salah

b. Pelajari dengan benar apa yang harus dilakukan

à lakukan dengan segera bila hidupnya terancam

c. Kirimkan kepada ahli P3K dan kepada dokter dengan segera setiap terjadi kecelakaan gawat

6.2 Jenis Kecelakaan Pada Waktu Kerja

Suatu saat, ada kemungkinan kontraktor harus melakukan pertolongan pertama, apabila terjadi peristiwa sebagai berikut :

a. pendarahan,

b. kejutan ( shock ),

c. keracunan,

d. luka bakar api atau luka bakar karena cairan kimia,

e. luka pada mata,

f. luka kecil karena benda – benda tajam, dan

g. sengatan listrik.

6.3 Pendarahan Dan Bagaimana Cara Menghentikannya

Page 5: Beberapa prosedur k3

Penghentian pendarahan, pada umumnya dapat dilakukan dengan menekan luka berdarah tersebut. Jika pada kasus tertentu pendarahan tidak bisa dihentikan dengan cara ini, panggil segera tenaga medis, dokter.

Pendarahan hidung

a. Dudukan korban dengan tenaga dengan kepala menunduk

b. Cegahlah korban memaksa darah keluar dari hidungnya

c. Pijit, atau mintalah korban untuk memijit cuping hidungnya keras – keras

d. Jika pendarahan tidak berhenti selama 5 – 10 menit usahakan agar mendapat perawatan medis

Pendarahan karena luka

a. Mintalah pertolongan medis

b. Perlihatkan semua luka

c. Tutup dan tekanlah luka dengan tangan atau pencet tepi luka bersama – sama agar menutup, jika sempat tutuplah luka dengan sapu tangan, atau kain yang bersih sebelum ditekan

d. Penekanan dapat dilakukan dengan memberi bantalan tipis pada luka kemudian diikat erat – erat dengan perban. Bantalan harus cukup lebar menutupi seluruh luka dan seluruh bantalan harus trtutup perban.

e. Jika penderita merasakan kesakitan karena ikatan perban terlalu kencang,ikatan perban

f. Jika pendarahan masih berlangsung, beri bantalan dan perbanlah lagi,tanpa melepas ikatan bantalan yang pertama.

g. Bahan yang dipakai untuk menekan pendarahan terbuat dari bahan kayu, atau logam. Cara seperti ini dapat pula digunakan untuk menolong korban yang patah tulang.

Pendarahan : angkat lukanya dan Pendarahan : beri bantal tipis diatastekan sampai lukanya menutup luka dan perban erat-erat

6.4 Kejutan

Hampir setiap kecelakaan,cedera atau luka-luka,selalu diikuti oleh kejutan. Keadaan penderita pucat,dingin dan lunak kulitnya,lemas badan,dan denyut nadi makin cepat,mungkin juga tidak sadarkan diri.

a. Pindahkan korban di tempat yang nyaman dan tenang.

b. Jaga korban agar tenang dan tetap hangat badannya.

c. Longgarkan baju.

d. Usahakan agar korban merasa tenang dan yakinkan bahwa pertolongan segera datang

Page 6: Beberapa prosedur k3

6.5 Keracunan

Untuk semua peristiwa keracunan, Kirimkan kepada tenaga medis secepat mungkin.

a. Pindahkan ketempat yang segar.

b. Lakukan seperti merawat shock.

c. Buat pertolongan pernafasan,jika pernafasan berhenti. Jangan melakukan pertolongan pernafasan melalui kontak mulut ke mulut,bila terjadi racun terminum melalui mulut (asam,alkali,dan lain-lain)

d. Amankan dan simpan cairan yang diduga racun untuk contoh

e. Ambil dan muntahkan korban untuk pemeriksaan dokter/klinik

6.6 Luka Bakar Api

Penanganan segera secara medis tergantung pada sejauh mana tingkat penderitanyaannya.

a. Penanganan terbaik luka bakar adalah denggan mengucurkan air dingin dan bersih kebagian yang terbakar.

b. Jangan menarik,atau menyobek baju dari luka bakarnya.

c. Jangan mencoba memindah benda-benda yang menempel pada kulit yang terbakar.

d. Lakukan perawatan seperti menangani kejutan(shock).

e. Tutuplah luka bakar dengan bahan-bahan steeril seperti perban kering,handuk ataukertas,jika ada.

f. Jangan sentuh bagian luka bakar yang menggelembung, atau bagian otot-otot yang terbakar.

6.7 Kecelakaan dan Luka Pada Mata

Janganlah menggosok-gosok mata jika ada benda-benda yang masuk didalamnya.

a. Usahakan agar mata tetap dibuka

b. Jangan sentuh mata dengan apapun juga

c. Usahakan mendapat perawatan medis

d. Longgarkan perban pada mata

e. Bimbinglah korban ketempat perawatan medis

Page 7: Beberapa prosedur k3

Luka mata:

- Perbanlah matanya longgar-longgar

- Bimbinglah korban untuk perawatan

- Jangan menyentuh mata

6.8 Luka Goresan dan Memar

Setiap luka meskipun ringan harus diobati dan dicatat kejadiannya.Setiap luka akan berakibat infeksi dan membusuk jika tidak segera diobati.

a. Pada luka goresan,biarkan darah mengalir beberapa menit,untuk membuang kemungkinan infeksi.

b. Jangan membalut luka dengan baju-baju lusuh,atau sapu tangan yang kotor pada luka.

c. Bersihkan luka dengan bahan-bahan yang lunak.

d. Berilah obat anti septic,steril,atau bahan aid untuk luka-luka ringan.

e. Panggilkan tenaga medis jika lukanya parah dan terlalu dalam

Luka memar yang berat memerlukan perawatan medis segera jangan ditunda.

RAPORT

ALL

INJURIES

NO MATTER

HOW

MINOR

NOTICE

PENGUMUMAN

Laporkan semua luka,bagaimana kecil lukanya

6.9 Kecelakaan Sengatan Listrik

Kecelakaan karena sengatan listrik dapat mengakibatkan kebakaran,jatuh,dan kejutan listrik.Masing-masing menyebabkan gejala yang berbeda pada korban.Penderita bias disebabkan oleh salah satu atau kombinasi membedakan ejala-gejala yang muncul.

Meskipun keterlambatan pertolongan dan penyadaran kembali dapat berakibat fatal, namun kejutan listrik umumnya dapat tidak langsung mematikan,hanya mungkin

Page 8: Beberapa prosedur k3

menyebabkan kepekaannya menurun, pernafasan terganggu atau berhenti, dan kerja jantungnya terganggu.Karena itu,yang terpenting adalah memeriksa kondisi pernafasan dan jantung penderita,jika berhenti harus segera dibantu dan dinormalkan kembali. (ks 2c)16-6-09

Kecelakan listrik sering

Menimbulkan luka sampingan

Bila menghadapi kecelakaan karena listrik,kerjakanlah segera tindakan dengan urutan sebagai berikut:

a. Matikan aliran listri,atau jika tidak mungkin,usahakan agar korban terbebas dari sengatan listrik

b. Beri pertlongan pertama sesuai gejalanya.

6.10 Cara Membebaskan Korban Dari Aliran Listrik

Begitu melihat korban terkena aliran listrik,cepat perhatikan keadaan sekitar.Tentukan cara terbaik untuk melepaskannya tanpa korban menderita lebih lanjut,karena jatuh dan lain-lain.Jika mungkin matikan aliran listrik,dan jasikan ini sebagai tindakan utama.Jika tidak mungkin anggap korban masih tetap terkena aliran listrik.

Jangan sekali-sekali menganggap korban telah terbebas dari aliran listrik

Matikan aliran listrik

Dorong atau tarik korban dengan bahan-bahan yang tidak menghantar arus listrik(tidak konduktif)agar terbebas dari sengatan listrik. Hendaknya seseorang selalu mengetahui letak dan daerah pelayanan setiap tombol listrik didaerah kerja masing-masing.

Untuk tegangan rendah(240 v,atau kurang), bila aliran listrik tidak dapat segera dimatikan,gunakan benda yang tidak konduktif, dan kering untuk melepaskan korban (jangan gunakan logam atau benda-benda yang basah).

a. Tariklah dengan menggunakan tali kering,kain kering,karet,atau plastic.

b. Tariklah baju korban,pada tempat yang longgar dan kering.

Page 9: Beberapa prosedur k3

c. Berdirilah diatas papan kering ketika mendorong atau menarik korban

d. Doronglah dengan kayu kering

Jika mendorong korban hendaknya dilakukan dalam sekali gerak,agar selekas mungkin terbebas dari aliran listrik. Siapkan tenaga yang cukup untuk melepaskan,Korban yang menggenggam konduktor berarus listrik. Dengan memakai sarung tangan anda dapat memeukul pergelangan tangan,atau punggung telapak tangan korban sampai ia terbebas.

Untuk tegangan tinggi(650 v,atau lebih) Dan aliran listrik tidak dapat segera dimatikan jangan mendekat dalam radius 1,5 m. Gunakan tongkat yang panjangnya lebih dari 1,5 m terbut dari material yang tidak konduktif dan kering, untuk melepas korban.

Catatan :

Ingat bahwa korban karena listrik, badannya juga berarus listrik, karena itu jangan sekali-sekali memegang tubuh korban, baju yang melekat atau sepatunya,tanpa sarung pelindung tangan.

6.11. Awal Penyadaran Yang Perlu Segera Dilakukan

Luka bisa semakin parah karena memindahkan korban. Pemindahan hanya dilkukan jika :

a. Korban dalam bahaya akan terkena api, kejatuhan benda, karena aliran listrik atau penyebab yang lain.

b. Letak korban menyulitkan pemberian pertolongan dasar, misalnya untuk :

1) Melancarkan saluran pernafasan

2) Melakukan penyadaran korban

3) Penghentian pendarahan

Jika korban harus dipindah, lakukan bersama – sama oleh 3 – 4 orang,

a. Mungkin perlu untuk tetap melakukan penyadaran, sementara korban dipindah.

b. Usahakan agar badan tetap lurus jangan sampai leher atau punggung tertekuk.

c. Buat agar korban tetap lurus, muka menghadap keatas, agar terlihat wajahnya. Penyadaran tetap dapat dilakukan dan di usahakan saluran pernafasan tetap lancar.

d. Tolonglah kaki dan tangan bila terluka.

Penyadaran kembali akan lebih besar hasilnya, jika dimulai dalam selang waktu satu menit setelah pernafasan terhenti.

Jangan ditunda usaha penyadaran kembali tersebut.

Kirimlah tenaga medis dan beri pertolongan secepat mungkin.

6.12. Sadar Atau Tidak Sadar (ks-2b)

Jika korban bernafas normal, dan jantungnya berdenyut normal, ia tidak memerlukan usaha penyadaran. Berikan perawatan sebagai berikut :

Jika korban tidak sadar, darah/muntahan di mulut, gigi yang lepas, pecahan gigi dapat

Page 10: Beberapa prosedur k3

masuk ke saluran pernafasan dan menyumbat. Jika korban terlentang lidah dapat turun dan menyumbat saluran pernafasan, demikian juga bila leher korban tertekuk. Penanganan yang benar pada korban yang tidak sadarkan diri, dapat mencegah tersumbatnya pernafasan yang bisa menyebabkan kematian.

6.13. Penyadaran Kembali Adalah Mutlak

Ingatlah urut –urutan dan cara menangani korban pada setiap terjadi kecelakaan.

a. ” saluran pernafasan ” – Lancarkan !

b. ” pernafasan ” – Periksa atau bantulah !

c. ”Aliran darah” – Periksa atau bantulah !

Hentikan bila kemudian terjadi pendarahan atau perhatikan luka-luka yang lain.

a. Lancarkan dengan cepat saluran pernafasan dan usahakan tetap lancar.

b. Perhatikan apakah dia bernafas atau tidak.

c. Perhatikan naik turunnya dada atau perut.

d. Dengarkan pernafasannya jika ternyata tidak ada gerakan.

e. Rasakan apakah pernafasannya lemah, dengan cara dengan medekatkan punggung tangan anda ke mulut korban.

Jika korban bernafas normal,

a. Ubah posisi korban pelan-pelan dan hati-hati ke posisi coma seperti berikut

b. Ubah posisi korban dengan satu sisi badan sebagai tumpuan.

c. Ubah posisi tangan dan paha pada sisi badan yang lain agar tegak lurus terhadap badan.

d. Gerakkan siku tangannya sehingga telapak tangan dekat pada wajah

e. Tariklah lengannya ke belakang pelan-pelan sehingga ia dalam posisi tengkurap.

f. Pastikan bahwa kepalanya sedikit miring.

Pada posisi ini, lidah akan terdorong kemuka, dan membu ka saluran pernafasan. Darah dan muntahan akan keluar dari mulut, kemudian usaplah dengan tangan atau sapu tangan untuk membuang muntahan atau pecahan gigi yang keluar.

Page 11: Beberapa prosedur k3

Catatan :

Nafas yang berisik adalah tanda bahaya bahwa saluran pernafasan agak tersumbat, cepat lakukan pembersihan jangan sekali-kali memberi bantalan di bawah kepala pada korban yang tidak sadarkan diri.

Jika korban tidak bernafas, atau pernafasan sangat lambat :

a. Lakukan pertolongan pernafasan ( Expired Air Resuciation – EAR )

1. metode ini dikenal juga sebagai pernafasan buatan, pertolongan pernafasan paru-paru, pertolongan pernafasan dari mulut ke mulut, pengalian udara buatan.

2. ini harus dilakukan pert ama kali, untuk menjamin tersedianya cukup oksigen dalam darah.

b. Periksa sirkulasi darah, rasakanlah melalui denyut jantung pada leher sebelah atas disamping jakun.

c. Gunakanlah telapak telunjuk jari tengan, jangan gunakan ujung jari.

d. Luka pelupuk mata dan perhatikan pembesaran puil mata.

e. Jika pupil tidak berkontraksi ketika diberi sinar, ini menunjukkan bahwa otak sudak kekurangan oksigen.

Jika denyut nadi masih ada, lanjutkan EAR, jika denyut tidak ada, lakukan pertolongan darurat pemompaan ke rongga jantung. Ini disebut pertolongan gabungan EAR dengan pemompaan.

6.14. Pertolongan Darurat Pemompaan Rongga Jantung

Ada dua cara yng harus dilaksanakan bersama – sama. Jika pernafasan korban berhenti dan denyut jantung tidak ada. Metode tersebut adalah :

a. EAR untuk memperbaiki pernafasan

b. EEC ( External Cadiac Compression ) untuk memperbaiki peredaran darah.

6.12.2 Pertolongan Pernafasan E.A.R.

Lakukan pada korban yang tidak bisa bernafas tetapi denyut nadinya masih baik. Ada hal penting yang dilakukan untuk pertolongan ini, yaitu :

Page 12: Beberapa prosedur k3

a. Tindakan cepat

b. Pembersihan saluran pernafasan

c. Usahakan agar udara tidak bocor.

Prosedur :

a. Bersihkan mulut dari muntahan atau darah

b. Baringkan korban terlentang

c. Angkat leher dan gerakkan kepala agar dagu mengarah ke atas

d. Tutup hidung dan memijitnya

e. Ambillah nafas yang dalam

f. Buka mulut lebar-lebar dan letakkan diatas mulut korban, pastikan bahwa udara tidak bocor

g. Tiup mulutnya keras – keras.

Ingat :

Lihatlah, sementara anda meniup bahwa dadanya akan naik, ini menunjukkan bahwa udara masuk ke paru –paru. Jika dada tidak naik berarti saluran pernafasan masih tersumbat bila terjadi demikian miringkan kepalanya lebih kebelakang dan naikkan dagunya lebih atas, periksa kembali apakah mulut dan tenggorokannya bersih. Perhatikanlah bahwa tidak ada udara yang lolos pada pertolongan mulut ke mulut. Jika anda tidak bisa dengan cara initutuplsh mulutnya dan letakkan mulut anda pada hidungnya, dan tiup keras-keras.

a. Lepaskan mulutnya dan biarkan udara keluar dari dada korban. Untuk orang dewasa, lakukan 12 kali tiap menit yang berarti 2 kali tiupan tiap 15 detik.

b. Ulangi, tiuplah mulut/ hidungnya keras-keras dan lepaskan sampai korban bernafas sendiri, atau sampai dokter datang.

c. Putar posisi korban ke posisi koma, segera setelah ia bernafas, sebab muntahan sering terjadi pada saat ini. Mutlak mengusahakan bahwa tidak ada yang masuk ke saluran pernafasan. Jika orban berhenti bernafas lagi, ulani pertolongan pernafasannya.

Page 13: Beberapa prosedur k3

Catatan :

Setelah saluran pernafasan lancar, korban mungkin akan bernafas sendiri.

6.13.2 E.A.R. dan E.C.C.

Kedua cara ini harus dipakai apabila korban tidak bernafas dan nadinya tidak berdenyut :

a. Lakukan segera EAR seperti yang sudah dijelaskan

b. Pastikan bahwa korban terlentang pada permukaan yang keras

c. Tentukan tempat titik penekanan pada tulang dada

Cara :

1. letakkan kedua ujung jari telunjuk di atas tulang dada korban.

2. bagi daerah tersebut menjadi dua bagian atas dan bawah dengan menggunakan kedua ibu jari, sehingga kedua ibu jari bertemu tepat pada titik tengah tulang dada (lihat gambar).

3. tempat penekan adalah titik tengah antara ibu jari dan telunjuk bagian bawah.

4. lokasi penekan juga dapat diperkirakan pada pertemuan tulang dada dengan garis yang menghubungkan kedua puting susu.

d. Tempatkan salah satu telapak tangan pada titik tekan tersebut, dengan jari – jari sejajar tulang rusuk.

e. Tindihkan telapak tangan yang lain di atas telapak tangan yang pertama (seperti terlihat pada gambar ). Ibu jari dan telunjuk dapat berpegang pada pergelangan tangan yang pertama.

f. Atur tangan tetap lurus, dan dengan gerakan yang kuat dan sepenuh tenaga tekan daerah tersebut sampai turun 40 – 50 mm.

g. Lepaskan tekanan dan tekan lagi

1. sampai rata-rata 60-80 kali permenit.

2. hati-hati, harap tidak menekan tulang rusuk paling bawah. Pastikan bahwa tekanan dilakukan pada arah tegak lurus ke bawah untuk mencapai efek maksimal.

Pertolongan ini bergantung pula pada jumlah orang yang menanganinya, satu atau dua orang pada uraian berikut :

Metode pertolongan satu orang :

Page 14: Beberapa prosedur k3

Hal ini dikenal dengan metode 2 : 15, yang berarti penolongan secara bergantian melakukan tindakan sebagai berikut :

a. 2 kali tiupan pada paru-paru sebagai pernafasan buatan (EAR)

b. 15 kali penekanan pada dada (ECC)

Rangkaian tersebut dilakukan penuh 4 kali permenit.

Metode pertolongan 2 orang

Kadang-kadang ini disebut metode perbandingan 1 : 5

a. Menekan dada 5 kali dalam satu detik

b. Hentikan satu detik dan saat berhenti, penolong kedua memberikan satu kali tiupan udara yang ada dalam paru-paru.

Rata-rata rangkaian tersebut dilakukan 12 kali permenit. Jika pertolongan ini berlangsung lama, penolong dapat pindah posisi untuk menghindari kelelahan. Pertolongan harus tetap dilanjutkan sampai tenaga medis yang ahli datang dan mengganti menangani korban, atau sampai pernafasan spontan, dan denyut jantung pulih kembali.

Untuk memastikan apakah denyut jantung telah pulih kembali :

a. Hentikan tekanan pada jantung

b. Periksa denyut nadi

Tanda awal pertolongan berhasil , jika mata mulai berkonstraksi ketika disinari, warna kulit bibir dan gusi kembali normal. Gejala tersebut adalah tanda positif ia akan kembali normal.

Jika denyut jantung belum kembali, lanjutkan pertolongan. Jika denyut mulai muncul, hentikan penekanan jantung, tetapi denyutnya diperiksa terus, jika perlu EAR harus dilanjutkan sampai korban bernafas kembali

Page 15: Beberapa prosedur k3

PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

27 Mar

Setiap kegiatan penangnan Bahan Kimia Berbahaya didalamnya sudah pasti terkandung resiko bahaya potensial yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan dampak kerugian yang serius. Baik dari sisi materi, moril dan social jika tidak ditangani secara serius sesuai dengan prosedur K3. Untuk itu dipandang perlu adanya penerapan K3 yang harus dilaksanakan dengan seksama dan terpadu oleh Unit-unit kerja yang terlibat langsung dalam penangnanan Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja. Penerapan K3 yang dimaksud adalah meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Perbaikan/Pembinaan dan Penanggulangan yang bersifat darurat ( emergency ). Maksud dan tujuannya adalah :

1. Mencegah/menekan sekecil mungkin terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti Kebakaran, Keracunan, Peledakan, Penyakit akibat Kerja dan hal-hal lain yang dapat merugikan Perusahaan, Karyawan, Masyarakat dan Lingkungan.

2. Meningkatkan kwalitas Suber Daya Manusia atau Pekerja dibidang K3 khususnya bagi pekerja yang langsung terlibat dalam penanganan langsung terhadap Bahan Kimia Berbahaya tersebut.

Untuk itu perlu kiranya dibuat Standarisasi K3 guna untuk dipahami dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh semua Pekerja yang terkait dalam setiap tahapan kegiatan penanganan Bahan Kimia Berbahaya sebagai berikut :

A. PROSES PENGADAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia berbahaya harus dicantumkan dengan jelas di dalam lebar PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa :

a. Labeling

b. Informasi dampak Bahaya

c. Informasi P3K , APD

2. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan Keamanan, Ketahan, Efektifitas dan Efisiensi. Khusus dalam hal Botol/Bejana Bertekanan, harus dicantumkan WARNA yang disesuaikan dengan

Page 16: Beberapa prosedur k3

jenis/golongan Gas. Dalam hal ini bisa berpedoman pada Standart Internasional ” Global Harmoni Syetem / GHS atau NFPA, UN, UMO,EEC dlsb ).

3. Setiap wadah Bahan Kimia Berbahaya harus dilengkapi dengan TANDA RESIKO BAHAYA serta tindakan Pencegahan dan Penanggulangannya.

4. User /Pejabat yang mengajukan pembelian Bahan Kimia Berbahaya berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya.

B. BONGKAR MUAT BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat Bahan Kimia Berbahaya, Pengawas setempat harus menyiapkan kelengkapan administrasi sebagai berikut :

a. Daftar bahan yang akan dibongkar

b. Prosedur kerja dan Perijinan

c. Daftar pekerja/buruh serta penanggung jawab

2. Perencanaan dan tindakan-tindakan K3 harus dilaksanakan sebaik-baiknya sebelum dan sesudah mwelaksanakan bongkar muat.

3. Yakinkan bahwa para pekerja sudah mengetahui bahaya-bahaya yang ada serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya dengan cara memberikan Pengarahan dan penyuluhan K3 oleh pengawas setempat, terutama bagi para pekerja baru.

4. Sarana pelindung Diri, Alat Pemadam yang sesuai dan perlengkapan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.

5. Pengawas buruh berkewajiban memberikan pembinaan perbaikan kepada setiap pekerja bila mengetahui atau menemui adanya penyimpangan/pelanggaran peraturan K3 yang telah diberlakukan.

6. Pemasangan Rambu-rambu K3 meliputi Peringatan bahaya sesuai jenis, golongan Bahan Kimia harus dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat oleh pekerja.

7. Setiap pekerja harus menghindari perbuatan/tindakan yang tidak aman seperti :

a. Merokok ditempat yg terlarang

b. Tidak memakai APD yang disyaratkan

c. Mngerjakan pekerjaan yang bukan wewenang/dibidangnya

d. Bersendau gurau 5. Menolak perintah atasan dlsb.

8. Setiap kecelakaan, Kebakaran, Peledakan termasuk kondisi berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan pengambilan langkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus yang sama tidak terulang kembali

9. P3K harus dilakukan dengan benar oleh yang berpengalaman kepada pekerja yang mengalami kecelakaan. Segera hubungi Dokter atau tim medis guna perawatan selanjutnya.

Page 17: Beberapa prosedur k3

C. PENYIMPANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Gudang tempat penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya harus dibuat sedemikian rupa hingga aman dari pengaruh Alam dan Lingkungan sekitarnya :

a. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik.

b. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat.

c. Aman dari berbagai gangguan biologis ( Tikus, Rayap dll ).

2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas.

b. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufactur untuk menghindari roboh ( ambruk ) hingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudah pembongkaran serta kelihatan rapi.

c. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun, jika perlu buatkan garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut.

d. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti ( listrik, api terbuka dll ).

3. Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodic dan berkesinambungan yang meliputi : Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan.

4. Sarana K3 haruslah disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya.

5. Seiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya dan setiap pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang disyaratkan.

6. Inspeksi K3 oleh pekerja gudang harus dilaksanakan secara teratur/periodic yang meliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan system. Segera amankan/laporkan jika menemukan kondisi tidak aman kepada atasan.

7. Pada setiap penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya harus dilengkapi dengan LABELING ( Label isi, safety, resiko bahaya ) beserta uraian singkat Pencegahan, Penanggulangan dan Petolongan Pertama.

8. Petugas gudang harus dilengkapi buku petunjuk/pedoman K3 yang berkaitan dengan Penyimpanan BKB.

9. Setiap Pekerja dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan Bahan Kimia Beracun.

Page 18: Beberapa prosedur k3

10. Tindakan P3K harus dilakukan oleh yang berpengalaman. Segera hubungi dokter/tim medis atau bawa korban ke Rumah Sakit untuk mendapatka perawatan lebih lanjut.

D. PENGANGKUTAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Sebelum melaksanakan pekerjaaan pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya, Pengawas/atasan berkewajiban menyampaikan informasi K3 serta resiko bahaya yang ada pada setiap pekerja.

2. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenerkan menangani pekerjaan pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya.

3. Upaya prefentif, Pencegahan harus tetap dilakukan secara teratur berupa pemeriksaan kelayakan peralatan kerja, kondisi muatan dan kondisi fisik pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut.

4. Menaikkan dan menurunkan Bahan Kimia Berbahaya harus dilakukan dengan hati-hati, jika perlu buatkan bantalan karet/kayu.

5. Perlengkapan K3 ( APD, APAR, P3K ) harus tersedia dalam kondisi siap pakai di lokasi kerja.

6. Kapasitas angkut alat angkat dan angkut tidak diperbolehkan melebihi kapasitas yang ada dan tidak boleh menghalangi pandangan penegmudi/sopir.

7. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas yang ada dengan selalu hati-hati dan waspada. Hindari tindakan tidak aman dan tetap disiplin dalam mengemudikan kendaraan.

8. Jika kontak dengan Bahan Kimia Berbahaya, segera lakukan pertolongan pertama pada si korban dengan benar. Hubungi dokter/tim medis untuk penanganan selanjutnya.

9. Tanda labeling peringatan bahaya berupa tulisan, kode sesuai dengan resiko bahaya yang ada harus terpasang dengan jelas di depan muatan, samping kiri dan kanan, belakang muatan.

E. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Page 19: Beberapa prosedur k3

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Sebelum menggunakan Bahan Kimia Berbahaya harus diketahui terlebih dahulu informasi bahayanya baik dari segi Kebakaran, Kesehatan, Rekatifitas, Keracunan, Korosif dan Peledakan ) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.

2. Perencanaan dan penerapan K3 harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada setiap pekerjaan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. APD ( Alat Pelindung Diri ) yang sesuai dengan factor resiko bahayanya, APAR dan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.

b. Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang ( Safety ).

c. Peralatan kerja harus layak pakai.

d. Methode kerja/cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif.

e. Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan ( perijinan angkut, perintah kerja, daftar pekerja dsb ).

3. Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya hindari tindakan yang tidak aman. Usahakan bekerja sesuai dengan SOP.

4. Bila pekerjaan tersebut belum selesai dan pelaksanaannya diatur secara shift maka, setiap serah terima tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Situasi dan kondisi kerja menyeluruh harus dilaporkan dengan jelas terutama kondisi kerja yang kurang aman dan perlu penanganan yang intensif.

5. Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa-sisa bahan dsb agar segera dibersihkan sampai betul-betul kondisi keseluruhan sudah aman.

6. Lakukan tindakan P3K dengan segera jika terjadi kecelakaan hubungi tim medis/dokter untuk penanganan lebih lanjut.

F. PEMBUANGAN LIMBAH B3

Page 20: Beberapa prosedur k3

Guna mendukung usaha dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi, polutan dari limbah Bahan Kimia Berbahaya, dimana limbah tersebut diupayakan tidak akan merugikan masyarakat luas. Maka petunjuk pembuangan limbah dibawah ini harus diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh seluruh pekerja :

Petunjuk Pelaksanaan K3 :

1. Setiap limbah baik itu karena rusak, purging, kadaluarsa, maupun sisa hasil proses yang tidak digunakan lagi harus dibuang pada saluran khusus yang telah disiapkan untuk itu.

2. Jika limbah Bahan Kimia tersebut ASAM dan BASA yang berbahaya harus dinetralkan terlebih dahulu sebelum dibuang, sedangkan untuk zat-zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan betul-betul aman tidak melebihi NAB.

3. Limbah berupa hasil sisa GAS yang mudah terbakar dalam jumlah besar harus dibakar dengan cara yang terkendali dilakukan di Buningpit.

4. Semua wadah/kemasan bekas Bahan Kimia Berbahaya harus dibakar/ditanam sesuai petunjuk pejabat yang berwenang untuk itu.

5. Membuang limbah berbahaya dengan cara manual harus menggunakan APD yang sesuai. Hati-hati terhadap bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram dlsb.

Dengan memperhatikan JUKLAK penanganan Bahan Kimia Berbahaya diatas diharapkan segala kegiatan yang melibatkan pekerja dalam menangani Bahan kimia Berbahaya bisa terhindar dari Kecelakaan, Peledakan dan Penyakit akibat kerja.

Page 21: Beberapa prosedur k3

Peraturan Keselamatan Serta Penyebab Utama Kecelakaan Forklift

KECELAKAAN FORKLIFT DAN PERATURAN KESELAMATAN (SAFETY).PENYEBAB UTAMA KECELAKAN FORKLIFT

1. Kurangnya pengetahuan Operator atau Operator tidak pernah mengikuti Training tentang Forklift.2. Kurangnya penglaman atau operator tidak perhatian pada pekerjaan yang ditanganinya.3. Salah Penggunaan Pallet,pallet rack atau block stack4. Kesalahna fungsi mekanikal karena kurangnya perawatan dan keruskan kontruksi.Diharapkan Operator dapat memahami penjelasan diatas termasuk pemeriksaan beban dan forklift sebelum digunakan dan tidak diperkenankan untuk menanggani perbaikan pada forklift jika terjadi problem. 

KECELAKAAN FORKLIFT SECARA UMUM:1. Penyebrang jalan tertabrak ForkliftPeriksa keadaan sekitar persimpangan dan mengurangi kecepatan serta pada saat masuk ke pintu2. Operator kejatuhan bendaPastikan Load backrest mempunyai ketinggian yang cukup untuk mencegah barang jatuh kebelakang dan Kanopi (Cover Guard) terpasang dengan baik.3. Pejalan kaki kejatuhan bendaPastikan Pejalan kaki menjauh dari tempat penumpukan barang.4. Operator terluka ketika forklift tergulingTerguling kedepan karena pengereman atau ketika akselerasi mundurTerguling kekiri/kekanan karena berbelok, permukaan tidak rata atau karena kecepatan tinggi.5. Operator terluka ketika anggota badannya keluar dari kanopi dan membentur benda6. Operator terluka ketika naik atau turun dari forklift7. Operator mengalami gangguan pernapasan ketika mengendarai diruang tertutup8. Rusak pada bangunan dan mein-mesin ketika tertabrak dengan forklift.

PERATURAN DASAR KESELAMATAN: 1. Forklift hanya dikendarai oleh operator yang sudah kompeten dan sudah detraining2. Operator harus mempunyai fisik dan mental yang sehat3. Operator harus mempunyai penglihatan yang baik dan tidak buta warna4. Operator harus mempunyai perhitungan yang baik5. Buatlah peraturan tentang kecepatan maksimum didalam gudang 5 Km/jam dan di luar gudang 15 Km/jamHanya orang yang ditunjuk dan diberi tanggung jawab saja sserta telah mendapatkan training dan sertifikasi yang boleh mengendarai forklift.Sebelum mengendarai , periksa kondisi forkliftSegera laporkan jika ada kerusakan pada forklift kepada atasan andaMengetahu Tabel beban kerja aman(Load Chart)Gunakan ukuran pallet yang baik dan benarAtur posisi garpu sesuai dengan lebar palletPerhatikan barang yang bisa merugikanBila akan mengangkat barang yang lebar harus dititik tengahkanJangan diperbolehkan orang lain melintas dibawah garpu(Fork) pada saat garpu di naikkanBiasakanlah tangan dan kaki jauh dari system pengangkatGunakanlah Backrest yang tinggi dan kanopi harus terpasangJangan mengangkat beban terlalu tinggi ketika tiang(Mast) miring kedepanSaat membawa beban jangan terlalu tinggi jarak yang aman sekitar 10 – 30 cmPada saat menaruh barang posisi tiang miring kebelakangLakukan pengamatan pada daerah sekitar yang akan dilalui sebelum menjalankan forklift Jalankan dan berhentikan forklift secara bertahap dan perlahan-lahanSelau tetap kontrol pada forklift anda setiap saat pada saat menjalankan forkliftJaga jarak forklift dengan jarak forklift lainnya jarak yang direkomendasikan adalah 3 kali

Page 22: Beberapa prosedur k3

panjang forklift Jangan kebut-kebutan,ceroboh ,melamun dan waspadalahKurangi kecepatan jika melewati jalan basah atau licin serta bunyikan klakson disetiap persimpangan jalan atau tempat ramaiPerhatikan selalu ketinggian barang yang anda angkatPerhatikan selalu sisi kiri dan kanan pada saat membawa barang panjang dan lebarJangan menggunakan ujung garpu untuk mengangkat objekLihat dan perhatikan kondisi landasan dan jika mengangkat barang yang menghalangi pandangan Operasikan Forklift dengan cara berjalan mundurPastikan rem forklift anda berfungsi dengan baik dan periksa apakah roda truk container sudah diganjalJika membawa barang pada jalan menurun Operasikan forklift dengan berjalan mundurGunakan pemandu pada saat anda membawa barang pada jalan menanjakJangan mengangkat manusia dengan forklift, dilarang membawa penumpangJangan menggunakan forklift untuk menarik atau mendorong kendaraan besarJangan mendorong barang dengan ujung garpu Jangan menempatkan tali penarik pada tiang(Mast) untuk menarik atau menyeret barangMatikan mesin pada saat mengisi bahan bakar dan dilarang merokokParkirlah kendaraan jika sudah selesai mengoperasikan pada tempat parker yang telah disediakan dan turunkanlah garpu serendah mungkin hingga menempel permukaan tanah atau lantai agar tidak tersandung oleh manusia dan membuat laporan harian operasi.

Page 23: Beberapa prosedur k3