Be My Valentine

download Be My Valentine

of 9

description

BE

Transcript of Be My Valentine

Di taman itu

Di taman itu... Di ayunan yang ditimbuni salju putih bulan Februari... Dua tahun yang lalu. Datangkah dia saat itu??Pikiran itu terus terngiang di benakku.. Sejak kejadian dua tahun yang lalu, dia semakin menjauh dariku. Aku tau itu adalah salahku. Seandainya aku bisa mengulang waktu dan memperbaiki segalanya. Semua itu tidak akan pernah terjadi. Dia tidak akan menjauh dan menghindar dariku.

Satu hal yang sangat kuinginkan sekarang adalah kembali dekat dengannya seperti dulu. Tertawa bersama, bertengkar dengannya, memikirkan semua hal yang dapat kami lakukan bersama-sama. Bisa memandang wajahnya tanpa harus merasa bersalah. Dan bisa mengutarakan perasaanku yang sebenarnya padanya.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari di mana gadis-gadis berusaha mengutarakan perasaan mereka pada orang yang mereka sukai dengan sebuah coklat akhirnya datang kembali. Hari valentine. Tiap tahun selalu saja begini. Gadis-gadis di sekolahku pun juga sama. Mereka membicarakan apa, bagaimana, kapan mereka akan memberikan coklat dan kepada siapa coklat itu akan mereka berikan. Termasuk kedua sahabatku, Kim Seoh Yeon dan Shin Jin Yeo yang saat ini sedang membahas coklat-coklat yang ditawarkan di majalah yang mereka baca.Sedangkan aku. Aku hanya bisa berpura-pura tidak mendengar apa yang mereka bicarakan dengan menyibukkan diri mengutak-atik handphone. Jujur saja aku tidak pernah berfikir untuk memberikan coklat pada seorang namja semenjak kejadian dua tahun yang lalu. Kejadian yang sampai saat ini masih sangat kusesali seumur hidup.Kayaknya coklat ini enak deh!!seru Seoh Yeon padaku dan Jin Yeo.Memang enak kok! Coba aja. Kalau kamu kasih coklat dari toko itu ke Tae Min ah~ , dia pasti bakalan nerima deh! Ya kan, Young?aku mengangguk menyetujui perkataan Jin Yeo dengan mata masih menuju ke layar handphone. Sebenarnya aku sama sekali tidak memperhatikan obrolah kedua sahabatku itu. Aku terlalu sibuk melamun.

Na Young ah~ valentine ini gimana? Kok nggak pernah cerita sih!tiba-tiba Jin Yeo menanyakan hal itu padaku. Pertanyaan yang tidak ingin ku jawab. Tapi harus ku jawab karena mereka berdua terus memaksaku untuk menjawabnya.A.. Aku sih nggak ikutan valentine. Mending coklatnya buat aku aja! Daripada di kasih ke Tae Min, belum tentu di terima.Berbagai protes keluar dari mulut sahabat-sahabatku itu. Aku tertawa melihat kelakuan mereka. Tidak bisakah mereka bersikap biasa saat valentine tiba. Sikap mereka selalu sama setiap tahun. Heboh membicarakan hal-hal seperti ini. Padahal kan sebentar lagi mereka juga akan lulus dari sekolah ini. Dan ku yakin belum tentu mereka bisa satu kampus dengan namja yang mereka sukai.Aku menyenderkan punggungku di kursi. Puas melihat wajah Seoh Yeon dan Jin Yeo setelah mendengar perkataanku yang kumaksudkan hanya untuk bercanda saja. Mereka mungkin satu-satunya penghibur bila aku sedang tidak mood. Ku regangkan tanganku setelah puas melihat wajah kedua sahabatku itu, tapi tidak sengaja aku memukul seseorang yang lewat tepat di belakang ku. Aku menoleh. Bermaksud untuk meminta maaf. Beberapa kali aku mengerjap-erjapkan mata begitu tau siapa yang baru saja ku pukul. Aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang kulihat. Orang yang tidak sengaja ku pukul adalah namja itu. Choi Min Ho.Ehh.. Mianhae,kataku spontan. Berharap dia akan memberikan respon. Tapi harapanku tidak menjadi kenyataan. Min Ho pergi begitu melihat ku. Apa dia benar-benar membenciku sejak itu? Sepertinya dia memang sengaja untuk menghindariku. Dia tidak pernah mengubrisku sama sekali dan selalu bersikap acuh bila berpapasan denganku.Keren banget, ya! Pasti dia dapat banyak coklat lagi, deh!kata Jin Yeon dengan mata berbinar memandang Min Ho.Semua cewek di sekolah kita naksir dia, kan! Punya yeojachingu nggak, ya? Aku mau banget kalau jadi yeojachingunya!sahut Seoh Yeon dengan ekspresi kagum yang tidak kalah dari Jin Yeo.

Ya~ kau ini kan sudah punya Tae Min!! Kenapa Min Ho juga mau kamu embat? Dasar!! Oya, bukannya Na Young ah~ akrab sama dia, ya?sekali lagi pertanyaan dari Jin Yeo yang tidak bisa ku jawab. Aku sama sekali tidak bisa cerita. Dua tahun yang lalu aku sangat menyukai Min Ho.

[FLASHBACK]

Ya~ Min Ho.. Kamu nyontek prku lagi?!teriakku kesal begitu melihat buku prku yang seharusnya masih rapi tersimpan di dalam tas tiba-tiba sudah berserakan di meja.Ne!!dengan santainya namja itu mengakuinya.

Aku memukulnya dengan buku. Ini sudah kesekian kalinya dia menyontek prku. Anak itu benar-benar membuatku kesal!! Pinjam nggak bilang. Mana sekarang buku ku malah di kasih gambar-gambar nggak jelas lagi. Dan seperti biasa kami mulai bertengkar lagi.Aku dan Min Ho sering bertengkar karena hal-hal sepele. Salah satunya karena dia sering menyontek prku itu. Tiada hari tanpa pertengkaran. Itulah kami. Teman-teman satu kelas dan wali kelas kami selalu beranggapan bahwa pertengkaran kami adalah bukti kedekatan kami. Bahkan ada yang beranggapan kalau kami berpacaran.~~Valentine 2 years ago~~Kuberanikan diri untuk mengatakannya besok. Setelah pulang sekolah aku segera menuju telepon umum untuk menelpon Min Ho. Memintanya untuk datang ke taman daiyo, besok. Saat hari valentine. Alasanku mengatakannya lewat telepon adalah karena aku takut dia akan mengejekku bila aku mengatakannya langsung dan dia mungkin tak akan datang.

Hari ini aku menyiapkan segalanya. Aku meminta resep pada omma bagaimana cara membuat coklat. Beberapa jam aku bergumul di dapur. Berulang kali membuat coklat dan berulang kali gagal membuatnya. Akhirnya setelah sekian lama, aku berhasil membuat beberapa coklat. Kubungkus coklat itu serapi dan semenarik mungkin agar dia mau menerimanya. Aku sungguh tidak sabar menanti esok. [FLASHBACK END]

Aku mengingat kejadian itu lagi. Seharusnya aku bisa mengatakannya. Seandainya tidak ada adegan badanku panas*demam maksudnya* saat malam sebelum hari valentine dan saat aku bangun tidur calender bukannya menunjukkan tanggal 15 Februari melainkan masih tanggal 14 Februari. Aku menyesalinya. Sangat menyesalinya. Tapi walaupun begitu aku masih tetap menyukai Min Ho.CHOI MIN HO!! Ireonabwa! Jangan tidur!aku tersadar dari lamunanku ketika Park seonsaengnim berteriak kesal menegur Min Ho. Ku lihat Min Ho maju ke depan kelas dan mengelak dari teguran Park seonsaengnim.Saya tidak tidur kok, seonsaeng...Ucapnya penuh pembelaan.Hanya berada dalam mimpi saja,lanjutnya. Kali ini dengan suara yang lebih pelan tapi masih bisa di dengar oleh satu kelas.Neo..! Dasar!! Sebagai hukuman, kamu yang bertanggung jawab membuat buku tahunan!!

MWO?!!teriaknya tidak percaya disusul tawa anak-anak satu kelas.Lalu yang perempuannya.. Lee Na Young kamu juga jadi penanggung jawabnya bersama Min Ho!? Nah, sekarang ayo cepat kerjakan!! Ppalli!tanpa persetujuanku Park seonsaeng menyuruhku untuk mengurus buku tahunan bersama Min Ho. Aku tak bisa berkata-kata. Ada perasaan senang tapi juga takut.~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haiish.. aku nggak berani masuk. Han tul set..Ku buka pintu perlahan dan ku dapati Min Ho sedang tertidur. Sepertinya dia lelah sekali. Biarkan saja dia tidur dulu. Itu lebih baik dari pada aku tak tau harus berkata apa jika dia terbangun.

Kuperhatikan wajah Min Ho yang tertidur. Kupikir-pikir, sejak hari itu, aku tidak bisa melihat wajahnya sedekat ini. Dan hari ini dia ada di depan mataku. Tanpa kusadari tanganku bergerak membelai rambutya. Membuatnya terbangun.Jangan pegang-pegang, pabo!aku tersentak. Menjauh darinya.Kamu terlambat! Kkaja! Ppali!bentaknya padaku.Ah.. Ne. Jadi.. Kita mulai dari tema...Kataku terbata. Aigoo.. Aku mau nangis. Tahan Na Young. Tahan. Jangan menangis di depannya. Andwae!

Selama ini aku selalu berpikir masih ada harapan walau hanya sedikit. Tapi sikapnya itu membuat semua harapanku hilang.

Mianhae.. Aku keterlaluan. Uljima! Sini aku kerjakan,aku terdiam. Tidak percaya dengan apa yang kudengar barusan. Nyatakah ini? Benarkah apa yang kudengar? Dia meminta maaf padaku. Aku sangat senang. Entah karena apa tiba-tiba aku tertawa saat melihat wajahnya yang meminta maaf padaku. Wajahya tegang. Tidak seperti wajahnya yang biasa yang selalu dingin dan acuh setiap kali berpapasan denganku.Ini benar-benar seperti mimpi. Ajaib. Akhirnya dia memberikan respon lagi seperti dulu. Kami berdua bisa tertawa seperti dulu.

~~Next Day~~Hari ini, pelajaran pertama yang ku dapat adalah pelajaran olahraga. Pelajaran yang sangat kusukai semenjak mengenal Min Ho. Pasalnya, aku bisa melihat wajahnya yang selalu menikmati pelajaran tersebut. Apalagi bila kami diizinkan oleh seonsaengnim untuk melakukan olahraga bebas. Min Ho pasti dengan semangat segera mengambil bola sepak dan menuju lapangan untuk memainkannya. Seperti hari ini. Dia dan beberapa temannya sudah mulai memainkan bola di lapangan rumput. Aku memperhatikan setiap gerak-geriknya dari lapangan basket. Sama sekali tidak memperhatikan bola-bola basket yang berdatangan ke arahku hingga Seoh Yeon dan anak-anak perempuan yang lainnya mulai menegurku.

BISA MAIN NGGAK SIH, YOUNG!!!teriak Seoh Yeon tepat di telingaku.Memangnya kemarin ada apa kau dengan Min Ho?Awas ya!! Kalau kamu berani merayu Min Ho, kita saingan!aku menutup telingaku begitu mereka berteriak mengancamku.Haiiss.. Berisik! Anio! Aku nggak punya perasaan apa-apa kok!elakku cepat. Aku tidak bisa cerita. Kalau ini sampai jadi gosip, Min Ho pasti akan menjauhiku lagi. Aku rasa, kalau kunyatakan cinta padanya, semua kebahagiaanku saat ini akan sirna dengan seketika.Setelah bel pulang sekolah aku dan Min Ho tidak segera pulang. Kami masih harus mengurus buku tahunan. Jujur saja aku malas mengurus pekerjaan ini. Kalau bukan Min Ho yang juga ikut mengurusnya, mungkin aku langsung menolak permintaan Park seonsaeng.

Nah.. Hari ini kita cek pesan-pesan yang ditulis teman-teman. Aku bagian anak perempuan, ya!ucapku. Ah.. malas,aku menatapnya tajam. Memperingatinya agar dia cepat mulai mengecek pesan-pesan yang menumpuk di hadapan kami.

Kami membaca satu-persatu pesan yang ditulis. Ada beberapa pesan yang akhirnya membuat kami tidak tahan untuk tertawa. Lucu, konyol, jorok, romantis. Semuanya kami temukan di pesan-pesan tersebut.Bagus juga ada buku tahunan. Semua pengalaman selama 3 tahun ini bisa dibawa seumur hidup kita. Ini seru juga, kan!?kataku sambil terus membaca pesan-pesan yang lain.Itu kan menurutmu!Aku menunduk. Sikapnya masih sama seperti 2 tahun yang lalu. Tidak berubah sedikitpun. Tapi aku pernah memanggilnya waktu valentine. Dia pasti tahu perasaanku, kan? Apa saat itu dia datang ke taman? Apa dia menyukai seseorang? Haruskah kutanyakan semua itu sekarang? Aku terlalu takut untuk bertanya.

Wuahhhaha! Tulisan Key lucu banget, nih! Baca deh! Lucu banget, lho,tiba-tiba Min Ho tertawa setelah membaca satu pesan yang ditulis oleh teman sekelas kami. Haah.. Saatnya tidak tepat kalau aku bertanya semua itu sekarang.~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 pm, sekarang saatnya untuk pulang. Aku menawarkan diri untuk merapikan pekerjaan kami. Dan beruntungnya aku karena Min Ho mau menungguku. Itu membuatku benar-benar gugup. Beberapa kali aku salah tingkah di hadapannya. Memalukan. Sampai-sampai aku tidak berani menatap matanya.Akhirnya kami berdua pulang setelah selesai membahas buku tahunan untuk hari ini. Besok kami masih harus meneruskan pekerjan yang diberikan Park seonsaengnim itu. Meskipun lelah dan harus berada di sekolah hingga malam tapi aku senang karena bisa kembali dekat dengan Min Ho lagi. Hawa dingin yang menerpa malam ini pun tidak terlalu membuatku kedinginan. Min Ho ya~! Nanti main perang salju, yuk!!ajakku saat dalam perjalanan pulang. Aku mengambil segenggam salju dan kubentuk salju itu menjadi berbentuk bola.Pabo.. Kita kan sibuk bikin buku tahunan,aku memanyunkan bibir. Kulempar bola salju yang tadi ku buat ke arahnya. Haiish.. Kenapa dia selalu mengataiku bodoh sih? Tidak ada apa kata-kata yang lain selain bodoh!! Huuh.. BUUUKKK...!!!

Sesuatu mendarat di kepalaku dengan tiba-tiba. Dingin. Aku memastikan apa sebenarnya benda yang mengenai kepalaku. Setelah pasti benda apa itu. Aku membungkuk mengambil segenggam salju sekali lagi dan langsung melempar salju tersebut tepat di wajah Min Ho. Aku tersenyum puas melihat reaksinya. Lalu yang kutahu setelah itu adalah kami saling melempar bola salju.Kalau nggak ada kamu, hidupku pasti tenang!ucapnya dengan tangan mengepal dan wajah yang kesal setelah kami menghentikan perang bola salju itu.Enak aja!balasku.Dia menatapku,Cepat pulang! Nanti masuk angin, lho!tangannya menaruh sebuah selendang di kepalaku dengan lembut. Aku terdiam. Memandang punggungnya yang sudah berbalik, hendak pergi.Selendangnya?tanyaku.Bawa saja dulu,ini sungguh tidak adil. Dia sama sekali tidak peduli pada hatiku yang berdebar-debar.

Di tengah perjalanan, kami melewati taman daiyo. Taman di mana 2 tahun yang lalu aku pernah memintanya untuk datang. Tempat di mana aku akan mengutarakan perasaanku padanya. Ku coba untuk menahannya di sini beberapa saat dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan buku tahunan. Apakah dia masih mengingatnya?

Min Ho ya~ Di buku tahunan kita minta... cita-cita dan nilai terjelek. Terus apa lagi ya?aduhh.. aku deg-degan nih. Nggak tau mau ngomong apa jadi kata-kata itu deh yang keluar.

Nama orang yang disukai selama ini,katanya. Kini kami saling berpandangan. Sedetik kemudian dia mengalihkan wajahnya.Geundae.. Mana mungkin mereka mau tulis. Pasti ada yang menjawab konyol sih. Tapi, bisa juga jadi kesempatan untuk menyatakan cinta, kan?entah mengapa mendengar jawabannya wajahku jadi memanas.Salju ini menutupi jalan-jalan kota. Seandainya saja kami bisa bergandengan tangan. Apa aku masih punya harapan? Aku semakin menyukainya.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini tanggal 12 Februari dan lusa adalah hari valentine. Aku harus mengatakannya pada Min Ho. Bisakah aku? Tapi, sebentar lagi kami lulus SMA kalau kuliahnya nggak satu universitas, aku nggak akan punya kesempatan lagi. Harus kukatan. Aku harus berjuang. Sebelum lulus, kami bisa ngobrol seperti dulu lagi. Ini pasti kesempatan dari Tuhan.Februari, 13

Seperti biasa aku dan Min Ho siswa terakhir yang berada di sekolah. Kami melanjutkan membuat buku tahunan. Kali ini, kami sepakat menambahkan satu pertanyaan. Pertanyaan mengenai siapa nama orang yang disukai selama ini. Karena pertanyaan itu, kami berdua harus membuat kertas berbentuk hati yang nantinya akan dibagikan ke seluruh siswa kelas 3.Aku memberikan satu kertas berbentuk hati itu padanya. Lalu kuambil satu kertas lagi untukku. Kertas tersebut hendak kumasukkan ke dalam tas saat dia berkata padaku untuk menuliskannya langsung di sini tidak perlu dibawa pulang. Terpaksa aku harus melakukan apa yang dikatakannya. Memang benar sih, untuk apa kami harus membawanya pulang. Tapi bagaimana mungkin aku bisa menuliskannya? Sedangkan orang yang kusukai selama ini ada dihadapanku.Aku memandang wajahnya yang sedang serius menulis. Sepertinya sekarang saat yang tepat untuk mengatakannya.Min Ho... Besok bisa nggak datang ke taman daiyo seperti 2 tahun yang lalu?suasana menjadi hening. Kutundukkan kepalaku menunggu jawabannya. Aku terlalu takut untuk melihatnya.Memangnya 2 tahun yang lalu ada apa?tanyanya membuatku terkejut. Semua harapanku hilang saat itu juga.Oooh na.. Hari itu aku nggak datang. Rupanya ini cuma perasaanku saja... Selama ini aku selalu berpikir kamu datang ke taman itu,aku sudah tidak bisa lagi membendung tangisku. Aku menangis dihadapannya dan segera berlari pergi. Ternyata aku ditolak.

Meski 2 tahun yang lalu aku tidak bisa duduk di ayunan itu. Tapi selama 2 tahun ini, aku seperti terus menunggunya.Februari, 14

Tuh, kan badanmu panas lagi! Omma tinggal kerja nggak apa-apa kan, sayang?aku mengangguk pelan. Aku beranjak dari tempat tidur setelah omma pergi. Menatap salju yang turun dari jendela kamar. Lagi-lagi seperti ini. Haruskah kuulangi lagi... Dua tahun yang sepi? Haruskah aku... Melewatkan hari valentine dengan kesepian untuk selamanya?Bulir-bulir air mata turun membasahi pipiku. Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat ini. Kuambil jaket dan segera pergi keluar. Selama 2 tahun ini aku terus lari dari perasaanku. Apapun yang terjadi nanti aku harus mengatakan isi hatiku sekarang. Meskipun aku... Harus patah hati.. Seluruh cinta ini, ingin kuberikan untukmu.

Aku berlari menuju taman daiyo dengan nafas yang terengah-engah. Berharap Min Ho sedang menungguku di sana. Tapi kenyataannya, taman itu kosong. Aku terlalu berharap.Dasar bodoh! Aku memang bodoh! Min Ho ya~... Neo odie?lirihku. Aku duduk di salah satu ayunan. Kusenderkan kepalaku di ayunan itu dan mulai menutup mataku perlahan sambil terus menyebut namanya.

Kok tidur di sini? Kenapa janjian di tempat dingin,sih?sebuah suara yang sangat kukenal membangunkanku. Seorang namja berdiri di hadapanku.Min Ho.. Min Ho ya~.Mwo?ucapnya.Aku... Mau bilang sesuatu. Mungkin kamu sudah lupa 2 tahun yang lalu, aku pernah memanggilmu ke sini. Tapi, aku nggak bisa datang. Saat itu, aku...Aku menunduk saat mengatakannya. Kugenggam kedua pegangan ayunan itu untuk menghilangkan rasa takutku. Aku tidak berani menatap wajahnya.

Na Young ah~, mianhae.. Aku memang bilang lupa. Geundae, jeogeot geotjimal. Aku takut kamu mencampakkanku lagi. Aku nggak mau lagi menunggu. Selama ini, aku nggak bisa lupa,katanya tiba-tiba memotong perkataanku yang belum sempat kuselesaikan. Kulihat dia berjongkok di depanku meminta maaf.Cairan bening keluar dari mataku setelah mendengar perkataannya. Aku tak tahu mengapa akhir-akhir ini aku sering menangis. Tapi, yang kutahu pasti, saat ini aku bahagia.Saranghae Min Ho..

Aku tahu, kok,dia menatapku lembut dan mendekatkan wajahnya perlahan. Kututup mataku. Dia meletakkan bibirnya di bibirku. Ciumannya itu hangat, pedih tapi manis.Kamu lagi demam, ya?tanyanya disela-sela ciuman kami. Aku melepaskan bibirku darinya dan menjawabnya dengan senyuman. Hari ini aku adalah gadis yang paling bahagia.~~Kelulusan~~

Hari kelulusan tiba juga. Akhirnya aku bisa mengatakan perasaan ini kepada Min Ho dan dua minggu berlalu setelah Min Ho menjadi namjachinguku. Aku sangat bersyukur karena tetap menyukainya selama 2 tahun. Perasaanku akhirnya terbalas juga.~~~~~~~~~~~~~~~~

Min Ho berjanji akan mengajakku pergi ke taman bemain setelah upacara kelulusan selesai. Aku menunggunya di depan gerbang sekolah. Hingga lulus pun dia tetap menjadi idola di kalangan gadis-gadis di sekolah. Dari jauh aku melihatnya mendekat ke arahku. Kulambaikan tanganku padanya dan dia tersenyum.Ya~ buku tahunannya sudah jadi, lho!samar-samar aku mendengar suara sekumpulan gadis yang sedang mengobrol.Coba lihat 3 pertanyaan itu deh!kata salah satu gadis.

Bwa! Ada yang isi juga, lho. Lucu juga, ya!kata salah seorang gadis yang lainnya.Ini sih, pasti jawaban iseng!Aku tertawa mendengar obrolan gadis-gadis itu. Pasti pertanyaan yang itu. Sebelum para gadis itu menyadarinya, aku menarik tangan Min Ho yang baru saja tiba disebelahku dan mengajaknya untuk segera pergi dari sekolah.

Baru saja kami melangkahkan kaki keluar dari sekolah, sebuah teriakan terdengar.HAAAHH!! Apa maksudnya jawaban ini?~~~~~~~~~~~~~~~~

Haiish.. Aku bakal malu seumur hidup nih,katanya saat melihat buku tahunan. Sekarang kami sudah berada di taman bermain. Dia menepati janjinya.Ah, masa.. Kalau aku pasti akan senang seumur hidupku,ucapku senang membalas perkataannya.

Dasar bodoh!balasnya.Biarin! Kkaja! Kita main lagi..Ajakku semangat.

Aku tidak pernah menyesal menyukainya. Sebaliknya, aku bersyukur karena telah menyukainya dan aku bersyukur karena tetap memperjuangkan perasaan ini hingga sekarang. Gomawo karena telah membalas perasaan ini. Saranghae Choi Min Ho. My valentine.