BBLKI
-
Upload
indra-suhendra -
Category
Documents
-
view
567 -
download
5
Transcript of BBLKI
Tujuh Alat Quality Control dan Alplikasi
Serang, 19 Oktober 2010
Dr. Indra Suhedra, SE., M.Si.FE UNTIRTA BANTEN
BBLKI SERANGBALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG
2
Tujuan Paparan
1) Memahami Pentingnya Pengendalian Kualitas
2) Mengenal alat-alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas
3) Dapat mengaplikasikan alat-alat pengendalian kualitas dalam bidang kerja masing-masing
3
Definisi Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu (quality control) adalah serangkaian tindakan atau kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu produk atau jasa.
Serangkaian tindakan atau kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Penentuan spesifikasi dari produk/jasa yang dibutuhkan
Pembuatan desain dari produk atau jasa yang mengacu pada spesifikasi
Membuat produk atau jasa yang benar-benar sesuai dengan spesifikasi
periksa untuk menentukan kesesuaian terhadap spesifikasi
Mengkaji ulang (review) empat kegiatan tersebut untuk menyediakan informasi bagi revisi pada spesifikasi jika diperlukan
4
Teknik operasional dan aktivitas menjaga kualitas produk atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan tertentu.
Sistem efektif untuk mengintegrasikan upaya pengembangan kualitas, penjaminan kualitas dan perbaikan kualitas dari berbagai kelompok dalam organisasi sehingga memungkinkan pemasaran, rekayasa, produksi dan layanan pada tingkat minimum untuk memuaskan kebutuhan konsumen (customer satisfaction) secara penuh.
Definition of Quality Control- Continue
5
Keuntungan Pengendalian Kualitas
Perbaikan mutu produk/jasa.
Mudah melakukan evaluasi dan modifikasi sesuai dengan keinginan konsumen
Memperbaiki dan meningkatkan produktivitas
Dapat mengurangi biaya-biaya dalam jangka panjang
Menjaga kepuasan pelanggan
Memelihara “perbaikan berkelanjutan”
6
8 (delapan) Langkah Perbaikan
Dalam sistem pengendalian dan peningkatan kualitas, terdapat 8 (delapan) langkah dan 7 alat pengendalian:
Kedelapan langkah tersebut adalah :
Menemukan persoalan (tema)
Menemukan sebab dari persoalan
Mempelajari faktor-faktor yang paling berpengaruh
Merencanakan penanggulangan
Melaksanakan penanggulangan
Memeriksa hasil
Standarisasi
Membuat rencana berikutnya
7
8 STEPS FOR QUALITY IMPROVEMENT
8
7 Instrumen (Alat) Pengendalian Kualitas
Lembar Isian (Check Sheet)
Histogram (Histogram)
Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Charts)
Diagram Sebar/ Pencar (Scatter Charts)
Diagram Alir/Arus Proses (Flow Charts)
Diagram Pengendalian Proses Statistik (Statistical Process Control- SPC)
9
Korelasi Deming Cycle - 8 Steps – 7 Tools
10
Sebuah metode yang terorganisir untuk mencatat data
Suatu formulir yang didesain untuk mencatat data
Merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data
Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada
Beberapa hal yang harus diperhatikan:
1 Lembar Isian (Check Sheet)
Maksud pembuatan harus jelas Informasi apa yang ingin diketahui
Bentuk data yang akan diperoleh
Stratifikasi harus sebaik mungkin
Mudah dipahami dan diisi
Dapat memberikan data yang lengkap tentang apa yang akan diketahui
Dapat diisi dengan cepat
11
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah.
Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah.
Menyajikan data yang berhubungan dengan:
- Distribusi proses produksi/ jasa
- Item kurang baik (cacat)
- Lokasi yang kurang baik
- Penyebab kurang baik
- Konfirmasi pengecekan
Check Sheet - Continue
12
Check Sheet - Continue
13
Check Sheet - Contoh
14
Check Sheet - Continue
15
Histogram (Histogram)
Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil.
Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
16
Langkah-langkah Menyusun Histogram
Menentukan batas-batas observasi (rentang).
Rentang (r) = data tertinggi - data terkecil.
Menghitung banyaknya kelas atau sel-sel.
Banyak kelas (b) = 1 + 3,3 log n
Menentukan lebar/panjang kelas.
Panjang kelas (p) = Rentang : banyak kelas
Menentukan ujung kelas. Ujung kelas pertama biasanya diambil dari terkecil. Kelas berikutnya dihitung dengan cara menjumlahkan ujung bawah kelas dengan panjang kelas – 1.
Menghitung nilai frekuensi histogram masing-masing kelas.
Menggambarkan diagram batangnya.
17
Histogram - Contoh
Penyebab Keterlambatan Proses Produksi
Frek.
Menunggu keputusan teknisTidak tersedia skema teknisPeralatan tes rusakKeterlambatan inspeksiKomponen tidak mencukupiKekurangan Karyawan
11102215403
11 10
22
15
40
3
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Men
ungg
uke
putu
san
tekn
is
Tida
k te
rsed
iask
ema
Pera
latan
tes
rusa
k
Kete
rlam
bata
nins
peks
i
Kom
pone
ntid
akm
encu
kupi
Keku
rang
anka
ryaw
an
18
2 Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto.
Diagram Pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah.
Hal tersebut dapat membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses.
19
Menyusun Diagram Pareto
Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapatkan perhatian.
20
Pareto - Contoh
Penyebab Keterlambatan Proses Produksi
Frek.
Menunggu keputusan teknisTidak tersedia skema teknisPeralatan tes rusakKeterlambatan inspeksiKomponen tidak mencukupiKekurangan Karyawan
11102215403 40
2215 11 10
3
0
20
40
60
80
100
120
Kom
pone
ntid
akm
encu
kupi
Pera
lata
n te
sru
sak
Kete
rlam
bata
nin
spek
si
Men
ungg
uke
putu
san
tekn
is
Tida
k ter
sedi
ask
ema
Keku
rang
anka
ryaw
an
0
20
40
60
80
100
120
21
Pareto - Contoh
Penyebab Nilai Ujian Peserta Didik Buruk
Frek.
Tidak Cukup WaktuDatang TerlambatKesulitan Memahami Bahan UjianKurang Waktu PersiapanMempelajari Bahan yang SalahAda gangguan di Ruang UjianTidak Membawa Alat HitungLupa Jadual UjianMerasa Sakit Saat Ujian
157
25
229134
25
159 7 4 3 2 2 1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kesu
litan
Mem
aham
iBa
han
Ujia
n
Tida
k Cu
kup
Wak
tu
Ada
Gan
ggua
n di
Rua
ngUj
ian
Data
ng T
erla
mba
t
Mer
asa
Saki
t Saa
t Ujia
n
Lupa
Jad
ual U
jian
Kura
ng W
aktu
Per
siap
an
Mem
pela
jari
Baha
n ya
ngSa
lah
Tida
k M
emba
wa A
lat
Hitu
ng
0
10
20
30
40
50
60
70
80
22
3 Diagram Sebab Akibat (Cause & Effect Charts)
Diagram sebab akibat diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kouru Ishikawa (Tokyo University) pada tahun 1943.
Diagram sebab-akibat berguna untuk: Menganalisis dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan kualitas output kerja Mencari penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah
Menunjukkan hubungan antara suatu masalah dan kemungkinan penyebabnya.
Sering disebut juga dengan: Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) Diagram Ishikawa
23
Cause and Effect Charts - Continue
Terdapat 2 (dua) hal yang saling terkait:
Penyebab (Cause)
Akibat (Effect)
Terdapat beberapa faktor penyebab yang saling terkait:
Manusia (Man)
Metode Kerja (Method)
Mesin atau peralatan kerja lainnya (Mechine/equipment)
Bahan-bahan baku (Materials)
Lingkungan kerja (Environment)
Kebijakan (Policies)
Prosedur (Procedure)
24
Cara Menyusun Diagram Sebab Akibat KEPALA IKAN (AKIBAT)
Bagian Kepala ada di sebelah kanan
Menunjukkan kesenjangan kinerja yang perlu diatasi Persoalan bisa meliputi:
Tingkat kecacatan Frekuensi kerusakan Kelambatan pencapain kinerja
TULANG IKAN (PENYEBAB) Setiap ujung tulang ikan mengarah ke kepala ikan yang
menggambarkan bahwa semua faktor penyebab berkorelasi dengan akibat.
Buat stratifikasi faktor penyebab, biasanya terdiri atas 4 M + 1 E Cabang tulang merupakan penyebab yang sudah distratifikasi dan
sub penyebabnya Simpulan penyebab dominan berdasarkan diskusi partisipasi Bedakan antara penyebab dan solusi
25
Cara Menyusun Diagram Sebab Akibat- Cont.
Pilih Masalah Terpenting Tetapkan sebab-sebab Utama (4M + E) Jabarkan cabang dari setiap sebab serinci mungkin Bila perlu, dibuat perangkingan sebab
Proses Menyusun
26
Cause and Effect Charts - Continue
Gambar 5. Diagram Tulang Ikan (Fish Bone Diagram).
KETERANGANAKIBAT (Effect) = Kualitas Hasil kerjaSEBAB (Cause) = Faktor-faktor yang secara signifikan
memberikan pengaruh pada kualitas output kerja
27
Cause and Effect Charts - Contoh
28
Cause and Effect Charts - Contoh
29
Problem Kualitas
MesinPengukuran Manusia
ProsesLingkungan Material
Kesalahan Pengujian alat
Spesifikasi tidak teliti
Metode tidak sesuai
Pengawasan jelek
Kurang konsentrasi
Pelatihan tidak cukup
Pemasangan salah
Peralatan salah
Keausan/tua
Kerusakan bahan baku
Tidak ada spesifikasi
Masalah penangan-an material
Ketakcukupan rancanganProduk
Manajemen kualitasTak efektif
Rancangan proses jelek
Pengendalian suhu tidak tepat
Kotor dan berdebu
Cause and Effect Charts - Contoh
30
4 Diagram Sebar/ Pencar (Scatter Charts)
Scatter diagram merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel.
Proses penyusunan:
- Gunakan diagram sebab akibat
- Pilih salah satu pasang sebab (sumbu X) dan akibat (sumbu Y)
- Inventarisasi data sumbu X dan sumbu Y
- Plot data pada sumbu X dan sumbu Y
- Tentukan hubungan antara kedua data tersebut (sumbu X dan Y),
apakah terjadi hubungan positif, negatif atau tidak ada hubungan
antar keduanya.
31
.
X
Y
Gambar Hubungan antara Variabel X dan Y
Scatter Charts- Continue
32
Scatter Charts- Contoh
NoAliran
Listrik (X)Komputer Tidak
Berjalan (Y)
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
1553
108
12745
1131658323
0
2
4
6
8
10
12
0 5 10 15 20
Aliran Listrik
Kom
pute
r Tid
ak Ja
lan
Diagram Sebar Hubungan X dan Y
33
NoPegawai
tidak paham (X)
Tidak Buat Laporan
(Y)
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
151210863221
1098875442
Scatter Charts- Contoh
0
2
4
6
8
10
12
0 5 10 15 20
Pegawai Tidak Paham
Tida
k Bua
t Lap
oran
Diagram Sebar Hubungan X dan Y
34
6 Diagram Alir/Arus Proses (Flow Charts) Gambaran sederhana tentang urutan suatu proses yang akan dilakukan Digunakan untuk menguraikan proses-proses yang akan diperbaiki Tahapan Menyusun Flow Chart:
Bentuk sebuah tim yang terdiri dari 3 – 8 orang, yang mempunyai pengetahuai mendetail mengenai proses yang akan digambarkan. Kegagalan dalam mengikutkan orang-orang yang berpengetahuan dalam tim dapat menyebabkan pengembangan yang tidak akurat.
Buat judul flow chart dan diskusikan hasil yang diinginkan Tentukan poin awal dan poin akhir dari proses sehingga membentuk
batas-batas proses. Mengidentifikasikan semua aktivitas yang berhubungan dengan
aktivitas. Susun aktivitas berdasarkan urutan yang terjadi dalam proses Mengerjakan seluruh proses dengan menggunakan seperangkat
simbol, hingga semua aktivitas dapat dipetakan. Memperoleh konsensus kelompok mengenai ketepatan/
kelengkapan Flow Chart
35
Simbol-simbol yang Digunakan dalam Flow Charts
Anak panah mengindikasikan arah aliran
Keputusan Ya atau Tidak
Mengindikasikan aktivitas proses
Mengindikasikan simpan data
Mengindikasikan awal atau akhir dari sebuah proses
External entity (kesatuan luar)
36
Flow Charts- Contoh Sederhana
37
Flow Charts- Contoh Hierarki Berjenjang
38
Flow Charts- Contoh Lebih Detail
39
Flow Charts- Contoh Lain
40
7 Diagram Pengendalian Proses Statistik (SPC)
Merupakan teknik statistik yang digunakan secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar.
Diperkenalkan oleh Walter Shewhart tahun 1920, saat mempelajari data proses dan membedakan antara penyebab variasi yang umum (alamiah) dan khusus (buatan).
Untuk membedakan tersebut, Shewhart membuat alat yag sederhana, dan disebut dengan alat Bagan Kendali (Control Chart)
SPC digunakan untuk mengukur kinerja sebuah proses. Suatu proses dikatakan beroperasi dalam kendali statistik bila sumber variasi berasal hanya dari sumber yang alamiah bukan dari sumber buatan.
41
Peta Kendali- Continue
Manfaat Peta Kendali
Merupakan alat bantu yang hebat untuk memahami kinerja proses dari waktu ke waktu
Alat bantu untuk mempelajari proses yang terjadi:
Memisahkan antara variasi akibat sebab umum (alamiah) dan sebab khusus (khusus)
Menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali atau tidak
Menduga nilai parameter proses dan menentukan kinerja atau kemampuan proses.
Untuk memonitor output dan proses digunakan peta kendali mean, range dan standar deviasi.
42
Peta Kendali- Continue
Dua Penyebab Variabilitas
Penyebab Umum (Chance causes/ Common Causes)
Biasanya terjadi selama proses berlangsung, bersifat umum dan tidak dapat dikontrol. Apabila, penyebabnya hanya umum saja, proses dianggap stabil dan terkontrol.
Penyebab Khusus (Assignable causes/ Special Causes)
Variasi karena pengaruh dari luar dan jika ada maka proses yang berlangsung dikatakan tidak terkontrol.
PROCESSPROCESSInput Output
Apa penyebab variabilitas yang terjadi?
43
Komponen-komponen Peta Kendali
Garis Pusat )(x Menunjukkan rata-rata proses terpusat
Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL) Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit, LCL)
UCL dan LCL menjelaskan batasan pancaran proses, apabila rata-rata data ada disekitar batas tersebut, maka penyebab variasinya adalah alamiah dan masih terkontrol. Jika tidak maka variasinya disebabkan oleh penyebab buatan.
xzxUCL
xzxLCL
nx
Dimana :
RAxUCL 2RAxLCL 2
atau :
atau :
44
Untuk Range (R), batas bwah dan atas dapat dicari menggunakan rumus:
RDUCLR 4 Nilai A2, D3 dan D4 dicari menggunakan Tabel berikut:RDUCLR 3
Komponen-komponen Peta Kendali
45
Peta Kendali - Contoh
46
Peta Kendali – Contoh Kasus
Terhadap 14 staff di bagian program, diberikan waktu selama 1 bulan untuk menyusun rencana program kegiatan pelatihan pada tahun depan. Berikut jumlah program yang mampu disusun oleh staf tersebut pada tiap-tiap minggunya:
47
089,54
071,5286,5143,5857,4(
x
500,34
)3344(
R
Peta Kendali – Contoh Kasus
912,5)50,3235,0(089,52 xRAxUCL
267,4)50,3235,0(089,52 xRAxLCL
48
Peta Kendali – Contoh Kasus
49
SEKIAN DAN TERIMA KASIH