Bayi tabung

31
BAYI TABUNG Disusun untuk memenuhi penugasan Blok Medikolegal TA 2011/2012 Disusun Oleh: Nama : Andrianto Aliong NIM : 08711159 Kelompok : 08 Tutor : dr. Ika Fakultas Kedokteran

description

bayi tabung

Transcript of Bayi tabung

Page 1: Bayi tabung

BAYI TABUNGDisusun untuk memenuhi penugasan Blok Medikolegal TA 2011/2012

Disusun Oleh:

Nama : Andrianto Aliong

NIM : 08711159

Kelompok : 08

Tutor : dr. Ika

Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

2011/2012

Page 2: Bayi tabung

BAB I

ILUSTRASI KASUS

BANDUNG, (GNI)- Setelah melalui proses sesar, seorang bayi perempuan hasil dari

proses pembuahan dengan cara bayi tabung, hari ini, Jumat (01/04) lahir di Melinda

Hospital, Kota Bandung.

Berbeda dengan bayi tabung lainnya, bayi yang mempunyai berat 2,5 kilogram dan

panjang 45 cm, berasal dari seorang ayah yang “bersperma nol” atau mandul.

Menurut Direktur Melinda Hospital, Susan Melinda, untuk mendapatkan sperma yang

akan membuahi sel telur, tim dokter mengambil dari testis.

“Kita terpaksa mengambil sperma dari testis melalui operasi, karena jika keluar suami

tidak ada spermanya atau 'azoospermia non-obstruksi',” ujar Susan, saat memberikan

keterangan kepada wartawan di Melinda Hospital.

Susan menyatakan, proses bayi tabung dengan kasus “sperma nol” hanya mempunyai

tingkat keberhasilan dibawah 10 persen, dibanding proses bayi tabung normal yang

mencapai 40% tingkat keberhasilannya.

"Meski tingkat keberhasilan minim, dengan proses seperti ini pasangan suami istri yang

mempunyai “sperma nol” tetap bisa mempunyai anak,” ucapnya.

Page 3: Bayi tabung

BAB II

ISI

1. Fakta Biomedis

Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah

fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut : Fertilisasi-in-vitro adalah

pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh

petugas medis. Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi

berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil

dipraktekkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula

dari ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama

bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada

temperatur -321° F.

Proses bayi tabung akan dilakukan jika terjadi hal seperti di bawah ini :

Kualitas dan kuantitas sperma.

Keadaan rahim normal atau tidak. Pemeriksaan dilakukan dengan rontgen

dan USG.

Apakah tuba falopi (saluran telur) lancar atau tersumbat. Untuk

mengetahuinya dilakukan pemeriksaan HCG.

Apakah lingkungan di sekitar rahim dan indung telur normal atau ada

kelainan. Pemeriksaan dilakukan dengan laparoskopi diagnostik/diteropong.

Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan

suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba

falopii istrinya mengalami kerusakan yang permanen. Namun kemudian mulai ada

perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang

memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan

untuk memperoleh keturunan.

Akan tetapi seiring perkembangannya, mulai timbul persoalan dimana semula

program ini dapat diterima oleh semua pihak karena tujuannya yang “mulia” menjadi

pertentangan. Banyak pihak yang kontra dan pihak yang pro. Pihak yang pro

Page 4: Bayi tabung

dengan program ini sebagian besar berasal dari dunia kedokteran dan mereka yang

kontra berasal dari kalangan alim ulama. Tulisan ini tidak akan membahas

mengenai pro kontra yang ada tetapi akan membahas mengenai aspek hukum

perdata yang menekankan pada status hukum dari si anak dan segala akibat yang

mengikutinya.

Proses Inseminasi Buatan (Bayi Tabung)

Dalam melakukan fertilisasi-in-virto transfer embrio dilakukan dalam tujuh tingkatan

dasar yang dilakukan oleh petugas medis, yaitu :

1. Istri diberi obat pemicu ovulasi yang berfungsi untuk merangsang indung telur

mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan

baru dihentikan setelah sel-sel telurnya matang.

2. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari melalui pemeriksaan darah Istri

dan pemeriksaan ultrasonografi.

3. Pengambilan sel telur dilakukan dengan penusukan jarum (pungsi) melalui

vagina dengan tuntunan ultrasonografi.

4. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur, kemudian sel telur tersebut dibuahi

dengan sel sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih

yang terbaik.

5. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri

kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18-20

jam kemudian dan keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan

sel.

6. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian

diimplantasikan ke dalam rahim istri. Pada periode ini tinggal menunggu

terjadinya kehamilan.

7. Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi

menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu

kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.

Page 5: Bayi tabung

Macam-Macam Teknik Bayi Tabung

1. Sperma kosong

Pada proses bayi tabung, ada istilah sperma kosong disini maksudnya

Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat

penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan

sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis.

Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE

(Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma

dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma

langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah sperma

diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut

prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita sejak

1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.

Seperti di negara lain, sejak 1992 Indonesia sudah melakukan simpan beku

embrio. Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung

memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio

ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara

tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya

disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196oC di bawah nol

derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio.

Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi

mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu

ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang

tersimpan beku di Indonesia hanya diperuntukkan bagi pasutri yang

bersangkutan.

Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan

di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio

yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain. Bayi yang dibantu

kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio

yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat.

Page 6: Bayi tabung

Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang

mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai

anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun

pembuahannya dilakukan di laboratorium. Seperti halnya Louise Brown, mungkin

banyak anak yang dilahirkan melalui teknik ini ikut bersyukur bahwa kedua orang

tuanya mengikuti program itu.

2. Pembekuan sel telur

Jaman sekarang para wanita lebih memilih karir daripada memiliki keluarga

tapi setelah mereka menyadari pentingnya sebuah keluarga, mereka sadar

bahwa sebentar lagi atau sekarang mereka sudah akan mengalami menopause.

Namun jangan kuatir, program bayi tabung atau IVF memiliki perkembangan

baru dalam subprosesnya, yaitu sistem pembekuan sel telur yang

memungkinkan para wanita bebas dalam memilih waktu yang tepat bagi mereka

untuk memulai sebuah keluarga tanpa kuatir batasan umur dan siklus reproduksi

yang mereka alami.

Sistem pembekuan sel telur ini baru akan diluncurkan di negara Inggris.

Biasanya yang dibekukan adalah sel sperma si pria, namun setelah berbagai

penelitian maka didapatlah sistem baru pembekuan bagi sel telur.Sebelumnya,

berdasarkan tingkat keberhasilan yang rendah yang didapat dari sistem

pembekuan sel telur ini serta hanya dilakukan bagi pasien penderita kanker,

akan tetapi para rumah-rumah sakit percaya bahwa tehnik yang dikembangkan

oleh ilmuwan Jpang ini akan dapat menghasilkan bayi tabung dengan tingkat

keberhasilan yang cukup besar.

Professor Gedis Grudzinskas, kepala medis Bridge Center meyakini bahwa

tehnik ini akan menwarkan sejumlah pilihan kepada para wanita. "Dahulu para

wanita memakai pil kontrasepsi untuk dapat menentukan waktu yang tepat untuk

mendapatkan anak, tapi sekarang tehnik pembekuan sel telur inilah yang lebih

efektif." Akan tetapi tehnik pembekuan sel telur ini yang juga lebih dikenal

sebagai vertifikasi masih berada dalam tahap awal perkembangannya.

Sebelumnya sistem pembekuan sel telur ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi

dalam proses pembekuan dan pencairannya berdasarkan kandungan air yang

Page 7: Bayi tabung

tinggi yang terdapat didalamnya dan proses pengkristalisasiannya dapat

menimbulkan kerusakan pada sel telur. Tehnik pembekuan sel telur yang telah

diperbaharui menggunakan proses pemindahan kandungan air yang ada

didalam sel telur lalu dilakukan pembekuan dengan menggunakan nitrogen cair.

Setelah berbagai penelitian maka disimpulkan bahwa 90-95% sel telur dapat

selamat dari proses pembekuan dan dapat digunakan selanjutnya untuk proses

bayi tabung dengan tingkat kealamiahan yang hampir sama dengan sel telur

segar.

Ibu Tessa Darley, seorang pejabat pemerintahan yang berumur 37 tahun

adalah seorang wanita di Inggris yang menggunakan tehnik pembekuan baru ini.

"Saya dapat menentukan kapan saya harus mengakhiri karir, menemukan si

Mr.Right, memulai sebuah keluarga dan jikapun saya mengalami menopause,

saya masih dapat memiliki bayi dari kandungan saya sendiri," katanya yakin.

Meskipun rumah sakit di Inggris jarang sekali melayani treatment kesuburan

untuk wanita yang berumur lebih dari 50 tahun, banyak kritik mengenai

pembatasan umur bagi wanita yang sudah mengalami postmenopausal dalam

menjalani program IVF.

3. Blastocyst culture

Blastocyst culture adalah sebuah tehnik baru dalam prosedur in vitro

fertilization dimana embrio yang ditanamkan adalah yang sudah berumur 5-6

hari, 2 hari lebih lama dari IVF standar. Penambahan waktu ini mempermudah

memilih embrio yang lebih sehat dan memiliki kemungkinan keberhasilan yang

lebih tinggi. Kesempatan untuk kelahiran ganda (kembar, kembar tiga) pun lebih

dapat diminimalkan.

Tehnik IVF pada umumnya menggunakan embrio yang berumur 3 hari

dengan tingkat sel 6-10 lalu kemudian dipindahkan kembali ke dalam uterus. Jika

embrio dibiarkan tumbuh selama 5 hari atau lebih di laboratorium, maka embrio

tersebut akan menjadi blastosis dengan tingkat perkembangan sel 50

Keunggulan Blastosis

Sel dari embrio yang berumur lebih dari 3 hari akan mulai untuk membelah

setelah distimulasikan dengan sinyal yang dapat ditemukan dalam sel telur yang

Page 8: Bayi tabung

sudah matang. Embrio memiliki genom yang unik yang belum diaktifkan. Setelah

5 hari, genom tersebut akan aktif dan membelah lalu tumbuh berdasarkan sinyal

dari genetiknya sendiri. Jika embrio telah sampai pada tahap blastosis maka

embrio tersebut telah melalui masalah pertama dalam proses perkembangannya.

Proses pengaktifan gen ini tidak dapat dievaluasi jika embrio masih berumur 3

hari. Dalam siklus reproduksi normal, hari ke-3 (6-10 sel) embrio berada dalam

tuba fallopi. Setelah 5 hari, blastosis akan tiba di saluran uterus dan memulai

proses implantasi. Pemindahan blastosis yang berumur 5 hari lebih bersifat

alamiah dalam prosesnya jika dilihat dari padangan psikologi.

Sistem Pemindahan Blastosis belum banyak digunakan karena proses

pengaktifan gen-nya memerlukan media kultur dan lingkungan yang

khusus.Berbeda dari proses standar IVF, proses blastosis ini memerlukan

embrio yang berumur 5 hari atau lebih.

Page 9: Bayi tabung

Langkah-langkah Proses Bayi Tabung

1. Sel sperma berada di sekitar sel telur-siap untuk membuahi.

Menerobos Kesuburan

2. Sel telur hampir siap untuk dilepaskan dari ovarium si wanita. Selama masa

subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur yang akan berpindah ke

bawah yang lalu akan bertemu sel sperma yang akan mengakibatkan terjadinya

pembuahan.

Perkembangan sel telur

Page 10: Bayi tabung

3. Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya untuk

memilih yang terbaik diantaranya. Untuk melakukannya, si pasien akan diberikan

hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur. Proses injeksi ini dapat

mengakibatkan adanya efek samping.

Injeksi

4. Setelah hormon bekerja sepenuhnya maka sel-sel telur siap untuk dikumpulkan.

Dokter bedah akan menggunakan laparoskop untuk memindahkan sel-sel telur

tersebut.

Pelepasan Sel telur

Page 11: Bayi tabung

5. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara

sangat hati-hati oleh para teknisi.

Pelepasan Sel telur

6. Jika sel sperma dan sel telur terbukti sehat, maka sangatlah mudah untuk

menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Jika sperma tidak sehat

sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur, maka akan dilakukan

ICSI.

Pelepasan Sel telur

Page 12: Bayi tabung

7. Tujuan utama IVF - menghasilkan embrio berumur 2 hari. Embrio ini memiliki 4

sel, yang diharapkan mencapai stage perkembangan yang benar.

Embrio Berumur 2 hari

8. Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke

sistem reproduksi si pasien.

Pemindahan Embrio

Page 13: Bayi tabung

9. Dua minggu setelahnya, tes kehamilan dapat dilakukan.

Implanted foetus

2. Fakta Bioetika

Seperti diketahui, kemampuan berfikir dan bernalar membuat manusia

menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan itu kemudian digunakan

untuk mendapatkanmanfaat yang sebesar-besarnya dari lingkungan alam yang

tersedia. Akan tetapi, sering pula teknologi yang kita hasilkan itu menimbulkan

pengaruh sampingan yang menimbulkan kemudaratan.

Dalam mengembangkan bioteknologi, etika bioteknologi harus mendapat

perhatianyang utama. Bagaimanapun juga, perkembangan dalam bioteknologi tidak

terlepas dari tanggung jawab manusia sebagai perilaku sekaligus makhluk etis.

Maka refleksi etis terhadap apa yang sedang dilakukan manusia menjadi sangat

diperlukan. Manusia hendaknya dapat merefleksikan prinsip – prinsipnya sendiri

dalam seluruh aktivitasnya, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bioetika, merupakan tuntutan etis yang berciri menampung segala pemikiran dan

aliran tentang kehidupan, yang bersumber pada filsafat, budaya, agama, tradisi

tanpa harus terikat dengan agama tertentu.

Etika diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi serta

penerapannya secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan tidak

menguntungkan bagi kemanusiaan dapat dihindarkan. Selain itu, yang tak kalah

penting pula perlu diterapkan adanya aturan resmi pemerintah dalam pelaksanaan

Page 14: Bayi tabung

dan penerapan bioteknologi, sehingga ada mekanisme pengawasan yang intensif

terhadap bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kemajuan bioteknologi.

3. Fakta Hukum

Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah Undang-Undang

Kesehatan No. 23 Tahun 1992.

1. Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya

terakhir untuk membantu suami istri mendapatkan keturunan.

2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya

dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :

a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang

bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal.

b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

kewenangan untuk itu.

c. Pada sarana kesehatan tertentu. Pelaksanaan upaya kehamilan diluar

cara alami harus dilakukan sesuai norma hukum, norma kesusilaan,

dan norma kesopanan. Sarana kesehatan tertentu adalah sarana

kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang telah memenuhi

persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan diluar cara alami

dan ditunjuk oleh pemerintah.

Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar cara

alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan

pemerintah.

Penjelasan dari Pasal 16 tersebut jika secara medis dapat dibuktikan bahwa

pasangan suami istri yang sah benar-benar tidak dapat memperoleh keturunan

secara alami, pasangan suami istri tersebut dapat melakukan kehamilan diluar cara

alami sebagai upaya terakhir melalui ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

Pelaksanaan upaya kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai dengan

norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.

Apabila dokter melakukan inseminasi buatan dengan donor bukan suami

adalah tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara atau

Page 15: Bayi tabung

denda.

Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan

peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya

kehamilan diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.

Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar

nikah. Anak diluar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan

keluarga ibu. Sedangkan anak yang lahir dari sewa rahim, terdapat 2 keadaan

sebagai berikut:

1. Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan.

2. Ovum pemesan, sperma suami.

Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate Mother. Setelah anak

dilahirkan maka anak adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak

dengan adopsi.

Selain hukum menurut undang – undang, ada juga hukum perdata yang

mengatur tentang inseminasi buatan (bayi tabung), yaitu:

a. Jika benihnya berasal dari Suami Istri

Jika benihnya berasal dari Suami Istri, dilakukan proses fertilisasi-in-vitro

transfer embrio dan diimplantasikan ke dalam rahim Istri maka anak tersebut

baik secara biologis ataupun yuridis mempunyai satus sebagai anak sah

(keturunan genetik) dari pasangan tersebut. Akibatnya memiliki hubungan

mewaris dan hubungan keperdataan lainnya.

Jika ketika embrio diimplantasikan ke dalam rahim ibunya di saat ibunya telah

bercerai dari suaminya maka jika anak itu lahir sebelum 300 hari perceraian

mempunyai status sebagai anak sah dari pasangan tersebut. Namun jika

dilahirkan setelah masa 300 hari, maka anak itu bukan anak sah bekas suami

ibunya dan tidak memiliki hubungan keperdataan apapun dengan bekas

suami ibunya. Dasar hokum ps. 255 KUHPer.

Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami, maka

secara yuridis status anak itu adalah anak sah dari pasangan penghamil,

bukan pasangan yang mempunyai benih. Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974

dan ps. 250 KUHPer. Dalam hal ini Suami dari Istri penghamil dapat

Page 16: Bayi tabung

menyangkal anak tersebut sebagai anak sah-nya melalui tes golongan darah

atau dengan jalan tes DNA. (Biasanya dilakukan perjanjian antara kedua

pasangan tersebut dan perjanjian semacam itu dinilai sah secara perdata

barat, sesuai dengan ps. 1320 dan 1338 KUHPer.)

b. Jika salah satu benihnya berasal dari donor

Jika Suami mandul dan Istrinya subur, maka dapat dilakukan fertilisasi-in-vitro

transfer embrio dengan persetujuan pasangan tersebut. Sel telur Istri akan

dibuahi dengan Sperma dari donor di dalam tabung petri dan setelah terjadi

pembuahan diimplantasikan ke dalam rahim Istri. Anak yang dilahirkan

memiliki status anak sah dan memiliki hubungan mewaris dan hubungan

keperdataan lainnya sepanjang si Suami tidak menyangkalnya dengan

melakukan tes golongan darah atau tes DNA. Dasar hukum ps. 250 KUHPer.

Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami maka

anak yang dilahirkan merupakan anak sah dari pasangan penghamil tersebut.

Dasar hukum ps. 42 UU No. 1/1974 dan ps. 250 KUHPer.

c. Jika semua benihnya dari donor

Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak terikat

pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim seorang wanita

yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir mempunyai status anak

sah dari pasangan Suami Istri tersebut karena dilahirkan oleh seorang

perempuan yang terikat dalam perkawinan yang sah.

Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut

memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut tidak terikat

perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut bukan pula

anaknya secara biologis kecuali sel telur berasal darinya. Jika sel telur

berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis dan biologis sebagai

anaknya.

Dari tinjauan yuridis menurut hokum perdata barat di Indonesia terhadap

kemungkinan yang terjadi dalam program fertilisasi-in-vitro transfer embrio

ditemukan beberapa kaidah hukum yang sudah tidak relevan dan tidak dapat meng-

cover kebutuhan yang ada serta sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan

Page 17: Bayi tabung

yang ada khususnya mengenai status sahnya anak yang lahir dan pemusnahan

kelebihan embrio yang diimplantasikan ke dalam rahim ibunya. Secara khusus,

permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari

orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di

Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara

khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-in-vitro transfer embrio ini pada

manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang

dilarang.

4. Fakta Hukum Islam

Kalau kita hendak mengkaji masalah bayi tabung dari segi hukum Islam, maka

harus dikaji dengan memakai metode ijtihad lajim dipakai oleh para ahli ijtihad, agar

ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan Sunah yang menjadi

pegangan umat Islam. Sudah tentu ulama yang melaksanakan ijtihad tentang

masalah ini, memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya

bayi tabung dari cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yang relevan

dengan masalah ini, misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi. Dengan pengkajian

secara multidisipliner ini, dapat ditemukan hukumnya yang proporsional dan

mendasar.

Bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan

ovum suami istri sendiri dan tidak ditransfer embrionya ke dalam rahim wanita lain

termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami), maka Islam

membenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami, kemudian disuntikkan

ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan di luar

rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal

keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara

inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami,

suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam

“Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaan

terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan

melakukan hal-hal terlarang”.

Page 18: Bayi tabung

Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor

sperma dan atau ovum, maka diharamkan, dan hukumnya sama dengan zina

(prostitusi). Dan sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah

dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.

Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk

mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut :

1. Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :

“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami

lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk

yang telah Kami ciptakan”.

Dan Surat Al-Tin ayat 4 :

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya”.

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan

sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi

makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan

manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya

sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya inseminasi

buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia (human

dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.

Page 19: Bayi tabung

2. Hadits Nabi :

“Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir

menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain).

Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu

Hibban”.

Dengan hadits ini para ulama madzhab sepakat mengharamkan sesorang

mengawini/melakukan hubungan seksual dengan wanita hamil dari orang lain

yang mempunyai ikatan perkawinan yang sah. Tetapi mereka berbeda

pendapat : apakah sah/tidak seorang pria mengawini wanita hamil dari orang lain

akibat zina? Menurut madzhab Hanbali, wanita tersebut tidak boleh dinikahi oleh

pria yang tidak menghamilinya sebelum lahir kandungannya. Sebab dia itu

terkena iddah. Zufar al-Hanafi juga sependapat dengan madzhab Hanbali.

Sedang madzhab Syafii membolehkan wanita hamil tersebut dikawini oleh orang

yang tidak menghamilinya tanpa harus menunggu lahir bayinya, sebab anak

yang dikandungnya itu tidak ada hubungan nasab dengan pria yang berzina

yang menghamili ibunya. Karena itu, adanya si janin itu sama dengan tidak ada,

sehingga tidak perlu ada iddah. Sementara Abu Hanifah membolehkan juga

seorang mengawini wanita hamil dari zina dengan orang lain (sah nikahnya),

tetapi dengan syarat si pria yang menjadi suaminya itu untuk sementara tidak

boleh melakukan hubungan seksual dengan istrinya sebelum kandungan lahir.

Menurut hemat penulis, madhab Hanbali yang mengharamkan perkawinan

antara wanita hamil karena zina dengan pria yang tidak menghamilinya sebelum

habis iddahnya (lahir kandungannya) adalah mengandung hukuman yang cukup

berat yang tidak hanya dirasakan oleh si wanita pelaku zina, melainkan juga

oleh keluarganya, lebih-lebih nantinya akan dirasakan oleh si anak yang tidak

berdosa akibat ulah ibunya. Sebaliknya madzhab Syafii yang membolehkan

wanita hamil karena zina bisa dinikahi pria lain tanpa syarat bisa membawa

dampak negatif dalam masyarakat, yakni pria dan wanita tidak merasa takut

melakukan hubungan seksual di luar nikah. Sebab kalau terjadi kehamilan, pria

dan wanita tersebut bisa kawin atau wanita tersebut bisa kawin dengan pria lain

Page 20: Bayi tabung

tanpa menunggu iddah, kecuali kalau keduanya atau salah seorang dari

keduanya masih terikat tali perkawinan dengan orang lain (vide UU No. 1/1974

pasal 9 jo pasal 3 (2) dan pasal 4).

Page 21: Bayi tabung

BAB III

PEMBAHASAN

Di Indonesia program bayi tabung telah dilindungi. Program bayi tabung

merupakan salah cara untuk memiliki anak bagi pasangan suami isteri yang mengalami

infertilitas. Pelaksanaan bayi tabung tersebut diatur dalam Undang-Undang nomor 23

tahun 1992 tentang kesehatan dan dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73

tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Buatan. Dalam

kedua peraturan tersebut pelaksanaan bayi tabung yang diperbolehkan hanya kepada

pasangan suami isteri yang sah dengan menggunakan sel sperma dan sel telur dari

pasangan yang sudah menikah kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri. Hal ini

dilakukan untuk menjamin status anak tersebut sebagai anak sah dari pasangan suami

isteri tersebut.

Penetapan seorang anak sebagai anak sah adalah berdasar pada pasal 42

Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Untuk membuktikan secara

hukum bahwa seorang anak adalah anak sah dari pasangan suami isteri, yang

dibutuhkan adalah sebuah akta kelahiran dari anak tersebut. Akta tersebut berisi nama,

hari, tanggal, kota anak tersebut lahir dan nama kedua orang tua dari anak tersebut.

Karena anak hasil bayi tabung merupakan anak sah, maka hak dan kewajiban dari

anak yang dilahirkan dengan menggunakan program bayi tabung sama dengan anak

yang tidak menggunakan program bayi tabung. Sehingga anak hasil bayi tabung dalam

hukum waris termasuk kedalam ahli waris golongan I yang diatur dalam pasal 852 KUH

Perdata.

Pada proses bayi tabung, ada istilah sperma kosong yang maksudnya cairan air

mani tanpa sperma (azoospermia) yang kasus ini terjadi pada pasangan suami istri di

atas. Hal ini mungkin diakibatkan karena adanya penyumbatan atau gangguan saluran

sperma. Kini kasus azoospermia bisa dilakukan pengambilan sperma dengan teknik

operasi langsung pada saluran air mani atau testisnya. Tekniknya ada dua, MESA

(Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA,

Page 22: Bayi tabung

sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan

pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma.

Setelah sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-

langkah menurut prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita

sejak 1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.

Page 23: Bayi tabung

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dengan seiringnya waktu, perkembangan teknologi di era moderenisasi ini

akan selalu mengalami kemajuan dan perubahan. Tanpa kita sadari, ternyata

saat ini cara untuk memperoleh seorang anak tidak hanya dilakukan dengan

cara persetubuhan, tetapi dapat juga dilakukan dengan cara tanpa persetubuhan

(bayi tabung).

Bayi tabung adalah bayi yang dihasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi

berasal dengan cara mengambil sperma laki – laki dan ovum perempuan, lalu

dimasukkan dalam alat dalam waktu beberapa hari lamanya setelah dianggap

mampu menjadi janin, maka dimasukkan ke dalam rahim ibu.

Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang

mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai

anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun

pembuahannya dilakukan di laboratorium. Teknik untuk membuat bayi tabung

dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, teknik untuk azoospermia, pembekuan sel

telur dan Blastocyst culture.

2. Saran

Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan

Bank Ovum untuk pembuatan bayi tabung karena selain bertentangan

dengan UUD 1945 dan bertentangan juga dengan norma agama dan moral,

serta merendahkan harkat dan martabat manusia karena secara tidak

langsung sejajar dengan hewan yang diinseminasi tanpa perlu adanya

perkawinan.

Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani permintaan bayi

tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa

ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan), dan pemerintah

hendaknya juga melarang keras dengan anksi-sanksi hukumannya kepada

Page 24: Bayi tabung

dokter dan siapa yang melakukan inseminasi buatan pada manusia dengan

sperma dan/atau ovum donor.

Page 25: Bayi tabung

DAFTAR PUSTAKA

Adma., 2011. Bayi Tabung dengan "Sperma Nol". Global News Indonesia: Bandung.

http://www.globalnews-indonesia.com/fullpost/berita-utama/1301716352/

bayi-tabung-dengan-sperma-nol-.html. Di akses tanggal 17 Desember 2011.

Chang, W., 2009. Bioetik sebuah pengantar. Kanisius : Yogyakarta.

Hadibroto, I., dan Alam, S., 2004. Infertil Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Rusyana., 2009. Bayi tabung menurut hukum islam. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh : Ciamis.

Yanggo, H. T., 2006. Membendung Liberalisme. Republika : Jakarta.