Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

33
PENDAHULUAN Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah : Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia, maslah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul yang berkaitan dengan berat badan lahir rendah. (1) (2) (3) Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara spontan dan teratur

Transcript of Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Page 1: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

PENDAHULUAN

Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia

kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur

ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa

memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan

kurang 2500 gram. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum

berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar

rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah :

Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia, maslah pemberian ASI, ikterus,

infeksi, masalah perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah yang muncul

yang berkaitan dengan berat badan lahir rendah.(1) (2) (3)

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.Asfiksia pada BBL

merupakan penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian BBL setiap tahun.Resusitasi

merupakan tindakan utama pada asfiksia.(1)

Ikterus neonatorum adalah warna kuning yang terlihat pada kulit atau selaput

lendir oleh karena adanya penimbunan bilirubin di jaringan bawah kulit atau selaput

lendir sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin yang

menjurus ke arah terjadinya kern ikterus atau ensefalopati bilirubin bila tidak

terkendali. Bayi dikatakan hiperbilirubinemia bila mengalami peningkatan kadar

bilirubin total >13 mg/dL. Penanganan pada bayi dengan ikterus yang fisiologis dapat

Page 2: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

dilakukan rawat jalan, pemberian ASI/PASI yang lebih ditingkatkan dan pemberian

sinar matahari yang cukup pada bayi.Penangan hiperbilirubinemia dapat berupa terapi

sinar atau fototerapi untuk mengurangi kadar bilirubin yang ada di dalam sirkulasi.

(1,4)

Berikut akan dibahas refleksi kasus mengenai Bayi Prematur dengan asfiksia,ikterus

neonatorum,dan hipoglikemia di ruangan Perinatal Resiko Tinggi (PERISTI) RSUD

Undata Palu.

.

Page 3: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

KASUS

IDENTITAS

Nama : By. DW

Jenis kelamin :Perempuan

Tanggal lahir : 12 Februari 2014 (16.13)

ANAMNESIS

I. Keluhan Utama : Bayi lahir tidak langsung menangis

II. Riwayat Penyakit Sekarang :

Bayi Perempuan DW masuk ruangan pukul 16.13, lahir pada tanggal 12

Februari 2014 di Rumah Sakit Undata Palu, bayi tidak langsung menangis

waktu lahir, persalinan secara normal + letak bokong kepala + induksi. Warna

air ketuban hijau kental, apgar score 3/5/7. Biru pada bibir tetapi hilang dengan

02, merintih ada didengar tanpa alat bantu dan gerakan yang kurang aktif.

Kelainan kongenital tidak ada, kelainan plasenta dan tali pusat tidak ada,

trauma lahir tidak ada.

III. Riwayat Maternal :

Usia kehamilan ± 34 minggu. Riwayat kehamilan ibu G1P0A0, ibu berumur

19 tahun sewaktu hamil. ANC rutin ke puskesmas. Ibu menderita preeklampsia

saat mengandung. Riwayat menderita flu dan demam saat mengandung

disangkal, sakit diabetes mellitus disangkal. Ibu hanya mengkonsumsi susu ibu

hamil saat mengandung. Tidak ada riwayat konsumsi minuman beralkohol.

Tidak ada yang merokok di lingkungan rumah. Nafsu makan dan gizi ibu

selama hamil cukup.

Page 4: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 164x/menit

Suhu : 37,30C

Respirasi : 62 x/menit

CRT : < 2 detik

Berat Badan : 1.500 gram

Sistem neurologi :

Aktivitas : kurang aktif

Kesadaran : compos mentis

Fontanela : datar

Sutura : memisah

Ubun-ubun : tidak membonjol

Refleks cahaya : ada

Kejang : ada

Tonus otot : normal

Sistem pernapasan

Sianosis : tidak ada sianosis

Merintih : tidak ada

Apnea : tidak ada

Retraksi dinding dada : tidak ada

Page 5: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Pergerakan dinding dada : simetris

Cuping hidung : tidak ada

Bunyi pernapasan : bronchovesicular

Bunyi tambahan : wheezing -/-, rhonchi -/-.

Skor Down

Frekuensi Napas : 0

Merintih : 0

Sianosis : 0

Retraksi : 0

Udara Masuk : 0

Total skor : 0 (tidak ada gawat napas)

WHO : tidak ada gangguan napas

Sistem hematologi :

Pucat : tidak ada

Ikterus : (+) Kramer IV

Sistem kardiovaskuler

Bunyi Jantung : SI dan SII murni reguler

Murmur : tidak ada

Sistem Gastrointestinal

Kelainan dinding abdomen: tidak ada

Muntah : tidak ada

Diare : tidak ada

Page 6: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Residu lambung : tidak ada

Organomegali : tidak ada

Peristaltik : positif, kesan normal

Umbilikus

Pus : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Edema : tidak ada

Sistem Genitalia.

Hipospadia : tidak ada

Hidrokel : tidak ada

Hernia : tidak ada

Testis : belum turun

Anus imperforata : tidak ada

Pemeriksaan lain

Ekstremitas : Akral hangat

Turgor : kembali cepat

Kelainan kongenital : tidak ada

Trauma lahir : tidak ada

Skor Ballard

Maturitas fisik maturitas neuromuskuler

Sikap tubuh : 2 kulit : 2

Persegi jendela : 3 lanugo : 2

Page 7: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Recoil lengan : 2 payudara : 2

Sudut poplitea : 2 Mata/telinga : 2

Tanda selempang : 2 genital : 2

Tumit ke kuping : 2 permukaan plantar : 2

Skor : 25

Minggu : 34 Minggu

Interpertasi : Bayi preterm

Menurut kurva diatas, didapatkan bahwa bayi tergolong kecil masa kehamilan

(KMK)

Kategori Sepsis Neonatorum

Kategori A: -

Kategori B: Gangguan minum, kurang aktif

Page 8: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

RESUME :

Bayi baru masuk jam 20.30 melalui UGD diantar oleh keluarga dengan keluhan

masuk kuning pada tangan dan kaki tidak sampai pada telapak yang muncul sejak

usia 2 hari, kejang, dan malas minum sejak 1 hari sebelum masuk RS.BAB tidak

berwarna dempul, BAK <6 kali per hari. Bayi riwayat lahir di RSUD Undata tanggal

15 februari 2014 dengan spontan LBK, skor apgar 3-5-7, saat lahir bayi tidak

langsung menangis, kehamilan 34 minggu. Berat badan lahir 1.650 gram.Riwayat

maternal: Primigravida, saat hamil usia 20 tahun, terdapat riwayat preeklamsia dan

Diabetes mellitus saat hamil. Golongan darah dan rhesus bayi dan ibu tidak

diketahui.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung 164 x/menit, suhu 37,30C,

respirasi 49 x/menit, berat badan 1.500 gram, (skor down 0 (tidak ada gawat napas),

aktivitas kurang aktif, ikterus Kramer IV.

DIAGNOSIS : Bayi preterm (KMK) + Asfiksia + Ikterus neonatorum +

Hipoglikemia

TERAPI :

IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit

Injeksi Cefotaxime 50 mg / 8 jam / iv

ASI / PASI 12 x 10 cc

Kompres air hangat

Memantau ikterus setiap 8-12 jam

Page 9: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

- larutan dextrose 10% (2cc/kg IV)

Anjuran pemeriksaan :

- Darah rutin

- Bilirubin total

- Gula darah sewaktu

FOLLOW UP

22/02/2014 (8 hari)

S: Kuning pada tangan dan kaki tidak sampai pada telapak (+), panas (-),Kejang (-)

malas minum (-), BAK kurang

O:- Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung : 128x/menit Suhu : 36,9 ºC

Pernapasan : 44x/menit CRT : < 2 detik

Berat badan : 1.550 gr

Keadaan Umum: Sedang

- Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),

Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas

- Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).

- Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (+) Kramer IV

- Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-), organomegali (-).

- Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela

datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

Page 10: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

- Kriteria Sepsis: A: -

B: -

Pemeriksaan penunjang : GDS : 42 mg/dL

Darah rutin :

Hb : 14,1 g / dl

Trombosit: 164.00 0 /mm3

Hct : 42,5 %

WBC : 8.800/ mm3

Bilirubin total 10,6 mg/dL

Bilirubin direk I,8 mg/dL

Bilirubin indirek 8,8 mg/dL

Keterangan: Bayi pada kasus ini termasuk higher risk karena usia kehamilan

tergolong preterm (34 minggu) dan bayi memiliki faktor risiko berupa asfiksia.

Berdasarkan kurva diatas didapatkan bahwa bayi pada kasus ini belum termasuk

indikasi untuk fototerapi.

Page 11: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

A: Bayi preterm (KMK) + Asfiksia + Ikterus neonatorum + Hipoglikemia

P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit

Injeksi Cefotaxime 50 mg / 8 jam / iv

ASI / PASI 12 x 10 cc

Dijemur pada matahari pagi sekitar 5-15 menit

Memantau ikterus setiap 8-12 jam

Bolus Dextrosa 10% /iv

2302/2014 (9 hari)

S: Kuning pada tangan dan kaki tidak sampai pada telapak (+), panas (-), malas

minum (-), kejang (-), BAK > 6 kali per hari

O:- Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung : 140x/menit Suhu : 36,6ºC

Pernapasan : 44x/menit CRT : < 2 detik

Berat badan : 1.550 gr

Penurunan berat badan : 6%

Keadaan Umum: Sedang

- Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),

Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas

- Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).

Page 12: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

- Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (+) Kramer IV

- Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-), organomegali (-).

- Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela

datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

A: Bayi preterm (KMK) + Asfiksia + Ikterus neonatorum

P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit

Injeksi Cefotaxime 50 mg / 8 jam / iv

ASI / PASI 12 x 10 cc

Dijemur pada matahari pagi sekitar 5-15 menit

Memantau ikterus setiap 8-12 jam

24/02/2014 (10 hari)

S: Kuning sampai pada perut (+), panas (-), malas minum (-), BAK > 6 kali per hari

O:- Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung : 132x/menit Suhu : 36,7 ºC

Pernapasan : 52x/menit CRT : < 2 detik

Berat badan : 1.600 gr

Penurunan berat badan : 3%

Keadaan Umum: Sedang

- Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),

Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas

Page 13: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

- Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).

- Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (+) Kramer II

- Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-), organomegali (-).

- Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela

datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

A: Bayi preterm (KMK)+ Asfiksia + Ikterus neonatorum

P: IVFD Dextrosa 5% 8 tetes/menit

Injeksi Cefotaxime 50 mg / 8 jam / iv

ASI / PASI 12 x 10 cc

Dijemur pada matahari pagi sekitar 5-15 menit

Memantau ikterus setiap 8-12 jam

25/02/2014 (11 hari)

S: Kuning (-), panas (-), malas minum (-), BAK >6 kali

O:- Tanda Tanda Vital:

Denyut Jantung : 128x/menit Suhu : 36,9 ºC

Pernapasan : 44x/menit CRT : < 2 detik

Berat badan : 1.600 gr

Penurunan berat badan : 3%

Keadaan Umum: Sedang

- Sistem Pernapasan : Sianosis (-), merintih (-), apnea (-), retraksi dinding dada

(-), pergerakan dinding dada simetris (+),

Page 14: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Skor DOWN : 0 (tidak ada gawat nafas) . WHO: tidak ada gangguan napas

- Sistem Kardiovaskuler : Bunyi jantung murni, reguler (+), murmur (-).

- Sitem Hematologi : Pucat (-), ikterus (-)

- Sistem Gastrointestinal : Kelainan dinding abdomen (-), organomegali (-).

- Sistem Saraf : aktifitas aktif, tingkat kesadaran compos mentis, fontanela

datar, kejang (-), ubun-ubun membonjol (-)

A: Bayi preterm (+) Asfiksia + Post Ikterus neonatorum

P: PMK

Pasien pulang dan menjalani rawat jalan

DISKUSI

Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien masuk dengan keluhan kuning pada

tangan dan kaki tidak sampai pada telapak yang muncul sejak usia 2 hari, dan malas

minum sejak 1 hari sebelum masuk RS. Dari anamnesis ini didapatkan bahwa pasien

mengalami ikterus neonatorum yang bersifat fisiologis berdasarkan waktu

munculnya. Selama perawatan, ikterus mulai hilang perlahan-lahan dan hilang

sepenuhnya pada usia 14 hari.

Page 15: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Dari anamnesis juga didapatkan bayi riwayat lahir dengan spontan LBK, skor apgar

3-5-7, ketuban kuning kehijauan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pasien

mengalami asfiksia.Usia kehamilan adalah 35 minggu. Berat badan lahir 1.650

gram.Riwayat maternal primigravida.Dari sini dapat disimpulkan bahwa pasien

tergolong bayi preterm.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,30C, respirasi 49 x/menit, berat badan

1.500 gram, skor down 0 (tidak ada gawat napas), ikterus Kramer IV. Dari

pemeriksaan fisik ini didapatkan bahwa bayi mengalami ikterus neonatorum.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada bayi ini adalah gula darah sewaktu

dengan hasil pemeriksaan 42 gr/dL.Pada pemeriksaan bilirubin total didapatkan

kadarnya adalah 10,6 mg/dL Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pasien

mengalami hipoglikemia, dan tidak mengalami hiperbilirubinemia.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan

bahwa diagnosis pasien pada kasus ini adalah bayi preterm dengan asfiksia, ikterus

neonatorum dan hipoglikemia.

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan sedangkan

bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.(1)

Faktor risiko terjadinya bayi prematur antara lain(6):

a. Janin: Gawat janin, kehamilan kembar, eritroblastosis, hydrop non imun

b. Plasenta: Plasenta previa, abruptio plasenta

c. Uterus: Uterus bikornat, serviks tidak kompeten

Page 16: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

d. Ibu: Pre eklamsia, penyakit medis kronis (misalnya penyakit jantung), Infeksi

(misanya Listeria monositogenes, infeksi saluran kemih), penyalahgunaan

obat

e. Lain-lain: Ketuban pecah sebelum waktunya, polihidramnion, Iatrogenik

Pada kasus ini, faktor risiko terjadinya bayi prematur adalah dari faktor ibu berupa

preeklamsia.Adanya kemungkinan preeklamsia ini menyebabkan gangguan pada

aliran uteroplasenta yang menyebabkan peningkatan risiko pelepasan prematur

plasenta sebanyak 10%.(7)

Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernapas secara

spontan dan teratur setelah lahir.Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia,

dan berakhir dengan asidosis. Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia ini

merupakan faktor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir

terhadap kehidupan ekstrauterin.(2)

Menurut Lee et. al. (2008), faktor risiko asfiksia terbagi atas 3, yaitu(8):

a. Antepartum: primiparitas, demam selama kehamilan, anemia, pendarahan

antepartum, riwayat kematian neonatus sebelumnya, hipertensi pada

kehamilan.

b. Intrapartum: Malpresentasi, partus lama, ketuban bercampur mekonium,

ruptur membran prematur, prolaps umbilikus.

c. Bayi/post natal: prematuritas, BBLR, restriksi pertumbuhan intrauterina.

Page 17: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Pada kasus ini, faktor risiko asfiksia terutama berkaitan dengan faktor antepartum dan

bayi.Pada antepartum, terjadinya asfiksia berkaitan dengan adanya hipertensi pada

kehamilan.Sedangkan faktor bayi berkaitan dengan prematuritas.

Ikterus adalah deskolorasi kuning pada kulit, membran mukosa, dan sklera

akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Pada neonatus penampakan kuning

terjadi bila kadar bilirubin serum > 5 mg/dl, Sedangkan dikatakan hiperbilirubinemia

bila kadar bilirubin dalam serum > 13 mg/dl. (1)

Ikterus terbagi atas 2 yaitu :

a. Ikterus fisiologis

Terjadi setelah 24 jam pertama. Pada bayi cukup bulan nilai puncak 6-8 mg/dl

biasanya tercapai pada hari ke-3-5. Pada bayi kurang bulan nilainya 10-12 mg/dl

bahkan sampai 15 mg/dl. Peningkatan/akumulasi bilirubin serum < 5 mg/dl/hari.

b. Ikterus patologis (non fisiologis)

Terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan . Peningkatan/akumulasi bilirubin

serum > 5 mg/dl/hari. Bilirubin total serum > 17 mg/dl pada bayi yang mendapat

ASI . Ikterus menetap setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari

pada bayi kurang bulan. Bilirubin direk > 2 mg/dl.

Page 18: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Gambar 1.Fisiologi Metabolisme bilirubin (9)

Terdapat 4 mekanisme umum tentang patofisiologi terjadinya ikterus pada neonatus

yaitu:(1,10)

a. Pembentukan bilirubin yang berlebihan akibat proses hemolisis yang meningkat

pada neonatus (akibat sepsis, perdarahan tertutup, inkompatibilitas

darah,hematoma darah ekstravaskuler, kelainan sel darah merah intrinsik) dan

bisa secara fisiologis mengingat umur eritrosit pada neonatus cenderung lebih

pendek sekitar 80-90 hari.

b. Gangguan transportasi bilirubin tak terkonjugasi oleh hati akibat

hipoalbuminemia sehingga kapasitas pengangkutan bilirubin tak terkonjugasi

(indirect) berkurang.

c. Gangguan Uptake ikatan bilirubin dan albumin oleh hati akibat difesiensi enzim

glucorinil transferase yang dapat bersifat fisiologis. Kekurangan enzim ini biasa

terjadi pada hepar yang imatur pada bayi preterm, dapat juga terjadi pada pasien

hipotiroid.

Page 19: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

d. Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intra

hepatik yang bersifat obstruktif fungsional atau mekanik ataupun akibat

peningkatan sirkulasi enterohepatik.

Pada kasus ini, ikterus neonatorum yang terjadi masih tergolong fisiologis

terutama berkaitan dengan waktu munculnya yaitu pada hari ke-2 dan hilang pada

hari ke-14. Hilangnya ikterus tergolong normal mengingat bahwa bayi tergolong bayi

kurang bulan Penyebab ikterus pada kasus ini adalah pada proses metabolisme dan

ekskresi. Proses metabolisme terganggu karena bayi tergolong prematur sehingga hati

belum sepenuhnya matur sehingga proses metabolisme masih kurang. Ekskresi juga

terganggu dikaitkan dengan peningkatan sirkulasi enterohepatik karena rendahnya

asupan enteral.

Untuk manajemen ikterus fisiologis biasanya hanya dilakukan rawat jalan pemberian

ASI dini dan ekslusif dan sering serta bayi dapat cukup sinar matahari pagi. (1,3)Pada

kasus ini untuk ikterusnya hanya diberikan ASI dan dan disinari matahari pagi. Pada

kasus ini dilakukan rawat inap karena bayi mengalami masalah lain dan diperlukan

pemantauan dengan ketat terhadap masalah maupun ikterus yang terjadi.Pada kasus

ini tidak dilakukan fototerapi karena berdasarkan kurva belum termasuk indikasi

untuk fototerapi. Berdasarkan kurva, bayi pada kasus ini tergolong high risk karena

usia kehamilan 35 minggu dan mengalami asfiksia yang merupakan salah satu faktor

risiko.

Penanganan hiperbilirubinemia dapat berupa fototerapi, fototerapi yang

dilakukan pada pasien bertujuan untuk mengurangi kadar bilirubin yang terdapat di

Page 20: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

dalam sirkulasi. Mekanisme fototerapi yang terjadi berupa fotoisomerasi dan oksidasi

fotosensitif. Fotoisomerasi mempertinggi ekskresi bilirubin dengan cara mengubah

konfigurasi bilirubin. Selama fototerapi, energy cahaya dari panjang gelombang yang

sesuai dapat mengubah konfigurasi Z atau cis ikatan ganda menjadi konfigurasi E

membentuk struktur isomer E,Z atau Z,E atau E,E. Penyusunan kembali, secara

internal dalam molekul bilirubin mengakibatkan terganggunya pengikatan hidrogen

dan membuka sisi polar bilirubin untuk molekul air. Sehingga hasil perubahan

konfigurasi bilirubin menjadi larut dalam air dan dapat diekskresi melalui empedu

dan urin tanpa konjugasi sebelumnya.Sedangkan oksidasi fotosensitif menyebabkan

bilirubin terhidrolisis menjadi monopirol, dipirol, dan tripirol, yang larut dalam air

dan kemudian dieksresi ke dalam empedu atau urin.Jadi fototerapi menurunkan

konsentrasi bilirubin dengan mempertinggi kelarutan air.(1,3)

Kontraindikasi dilakukannya foto terapi adalah :

a. Hiperbilirubinemia karena bilirubin direk (hepatitis)

b. Hiperbilirubinemia obstruktiva (atresia biliaris)

Bayi yang menjalani fototerapi harus di observasi dengan ketat untuk menentukan

penghentian fototerapi. Berikut ini syarat penghentian fototerapi(10):

a. Bayi cukup bulan dengan bilirubin total ≤ 12 mg/dl.

b. Bayi kurang bulan dengan bilirubin total ≤ 10 mg/dl.

c. Jika timbul efek samping.

Page 21: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

Adapun efek samping yang dapat terjadi selama dilakukannya fototerapi yaitu;

hipertermi, dehidrasi, kelainan kulit, gangguan minum, bronze baby syndrome, dan

kerusakan retina.(10)

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara

abnormal rendah. Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara

bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah

kurang dari 40-45 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada

tidaknya gejala hipoglikemia. Umunya hipoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 -2

jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak dapat mendapatkan lagi glukosa dari

ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang

menurun.(3)

Pada kasus ini, adanya kemungkinan terjadinya hipoglikemi disebabkan oleh

riwayat Ibu yang mempunyai Diabetes Melitus, dimana pada bayi dengan ibu riwayat

DM terjadi penurunan kadar glukosa yang sangat signifikan tetapi kadar insulin pada

saat lahir masih dalam jumlah yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya

hipoglikemia. Dan pada bayi dengan BBLR tidak memiliki cadangan glukosa yang

begitu banyak sehingga pada saat lahir kebutuhan metabolisme akan begitu tinggi

tetapi cadangan glukosa sedikit dan hal ini akan menyebabkan hipoglikemia pada

bayi.

Prognosis pada pasien ini terutama berkaitan dengan masalah prematur dan

ikterus pada pasien. Prognosis terbagi atas dua, yaitu prognosis jangka pendek dan

prognosis jangka panjang. Prognosis jangka pendek dapat dikatakan baik karena

Page 22: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

setelah pulang ikterus sudah sepenuhnya hilang.Sedangkan prognosis jangka panjang

dapat dinilai dengan melihat ada tidaknya kernicterus yang terjadi.Pada kasus ini,

tanda dan gejala kernicterus tidak ada.Berkaitan dengan prematuritas, pemantauan

tumbuh kembang jangka panjang juga penting.Selain itu, prognosis juga berkaitan

dengan kemungkinan-kemungkinan masalah yang dapat muncul berkaitan dengan

prematuritas dan hipoglikemia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hariarti, M, Yunanto, A, Usman, A, Saroso, GI. Buku Ajar Neonatologi edisi I.

Jakarta: IDAI, 2008.

2. FKUI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,1985.

3. Klaus, M. Fanaroff,A. Penalatalaksanaan Neonatus Risiko Tinggi, ed. 4. Jakarta:

EGC, 1998.

4. IDAI. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta:Badan PenerbitIDAI,

2010.

5. Tim JNPK PONEK. Termoregulasi Pada Neonatus (PPT).

6. Kliegman, RM. Janin dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R, Arvin,

AM. (Eds.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC, 2000.

Page 23: Bayi Preterm + Asfiksia + Ikterus+ hipoglikemia allah

7. Benson, RC, Pernoll, RL. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC,

2009.

8. Lee, AC, Mullany, LC, Tielsch, JM, Katz, J. Risk Factors for Neonatal Mortality

Due to Birth Asphyxia in Southern Nepal. Pediatrics.   2008 May;   121 (5) : e1381–

e1390.

9. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbin’s Basic Pathology 8th Edition. USA:

Elsevier, 2007.

10. Tim PONEK. Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Neonatal Technical

Supervisory Group.