Bayi Berat Lahir Rendah
description
Transcript of Bayi Berat Lahir Rendah
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
Dr.Johnwan Usman spa
BBLR 20 juta / th,
terutama di negara berkembang
Indonesia: 7-14% (SDKI 02/03 )
4 jt kematian neonatal, BBLR > 20%
Indonesia: 29.2% (Depkes 2004)
Perawatan konvensional bblr
Jumlah terbatas Suku cadang
terbatas Perawatan sulit
dan mahal Masalah listrik Pengaturan suhu
sulit Pemantauan bayi
tidak optimal
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
AKN: 20 per 1000 kelahiran hidup.
Dalam 1 tahun + 86.000 neonatus meninggal tiap 6 menit ada 1 neonatus meninggal
Penyebab utama kematian neonatal : BBLR (30,3%)Asfiksia (27%).
Kelahiran BBLR
Asia Selatan : 22% DKI Jakarta
Rumah Sakit Pusat Rujukan: 15-20%
Jawa BaratRumah Sakit Pusat Rujukan: 20-25%BBLSR di RS Dati II meninggal saat neonatal !Pedesaan (Kec.Tanjung Sari Kab.Sumedang) : 10,5
% BBLR < 2000 gram meninggal saat
neonatal !
Batasan BBLR
Bayi yang lahir dengan berat < 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan
Berat lahir adalah berat badan yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahirUntuk keperluan bidan di desa berat lahir ditimbang dalam 24 jam pertama setelah lahir
Bayi ditimbang dalam keadaan tidak berpakaian, pada timbangan yang telah ditera sebelumnya.Timbangan dilapisi dengan kain hangat
Klasifikasi BBLR
Bayi dari kehamilan kurang bulan Bayi kecil untuk masa kehamilan Kombinasi keduanya
Bayi Kurang Bulan
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu.
Sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan, kesulitan untuk mulai bernapas, menghisap, melawan infeksi & menjaga tubuhnya agar tetap hangat.
Bayi KMK
Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di dalam kandungan
Tiga kelompok bayi KMK : KMK lebih bulan KMK cukup bulan KMK kurang bulan
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap dengan baik
Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun Jarak kehamilan < 1 tahun Ibu dengan keadaan:
Mempunyai BBLR sebelumnya Melakukan pekerjaan fisik beberapa
jam tanpa istirahat Sangat miskin Kurang gizi Perokok, pengguna obat terlarang,
alkohol
Ibu hamil dengan: Anemia berat Pre eklampsia atau hipertensi Infeksi selama kehamilan Kehamilan ganda
Bayi dengan: Cacat bawaan Infeksi selama dalam kandungan
Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR
Gambaran Klinis BBLR – Kurang Bulan
Kulit tipis dan mengkilap Tulang rawan telinga sangat lunak Lanugo banyak terutama pada punggung Jaringan payudara belum terlihat jelas Perempuan:
labia mayora belum menutupi labia minoraLaki-laki:
skrotum belum banyak lipatan,testis belum turun
..... Gambaran Klinis BBLR – Kurang Bulan
Garis telapak kaki < 1/3 bagian atau belum terbentuk
Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisannya lemah Menghisap & menelan tak efektif / lemah
BBLR Kurang Bulan murni
Gambaran Klinis BBLR – KMK
Janin dapat cukup, kurang atau lebih bulan tetapi BB < 2.500 g
Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis Bila kurang bulan ditemukan tanda-
tanda yang sesuai dengan bayi kurang bulan
Gambaran Klinis BBLR – KMK
Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
Rajah telapak kaki mungkin lebih dari 1/3 bagian
Mengisap cukup kuat
BBLR - KMK
Bayi Berat Lahir NormalBayi Berat Lahir Rendah
Kehamilan 32 minggu:peningkatan kartilago lengkung luar daun telinga
Kehamilan 36 minggu-matur: daun telinga kaku, lengkung terbentuk baik
Telinga
Kehamilan 32 minggu:areola terlihat, jaringan payudara kecil
Kehamilan 36 minggu:areola terlihat baik, nodul payudara
Payudara
Genitalia perempuanKehamilan 36 minggu-matur: labia mayora hampir menutupi labia minora
Kehamilan 32 minggu:Deposit lemak pada labia mayora meningkat
Kehamilan 32 minggu:testis turun, ruga pada sebagian skrotum
Kehamilan 36 minggu-matur: testis sudah turun, pigmentasi skrotum meningkat
Genitalia laki-laki
Kehamilan 32 minggu:rajah pada 1/3 anterior telapak kaki
Kehamilan 36 minggu-matur: rajah pada hampir seluruh telapak kaki
Rajah telapak kaki
KURVA PERTUMBUHAN JANIN (LUBCHENCO)Bayi Cukup Bulan
Bayi Kurang BulanBayi Lebih Bulan
Skor NEW BALLARD
….. Skor NEW BALLARD MATURITAS FISIK
Tingkat Maturitas (Skor New Ballard)
Skor Total Usia Kehamilan (minggu) -10 20 -5 22 0 24 5 26
10 28 15 30 20 32 25 34 30 36 35 38 40 40 45 42 50 44
KURVA PERTUMBUHAN JANIN (LUBCHENCO)
Bayi Cukup Bulan
Bayi Kurang BulanBayi Lebih Bulan
Asfiksia Gangguan napas Hipotermi Hipoglikemi Masalah pemberian ASI Infeksi Ikterus Masalah perdarahan IVH & PVH
Masalah-masalah BBLR
HIPOTERMIHipotermi adalah suhu tubuh
kurang dari 36.5ºC pada pengukuran suhu melalui
ketiak
PRINSIP DASAR Hipotermi sering terjadi pada neonatus
terutama pada BBLR karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, kemampuan produksi dan menyimpan panas terbatas.
Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian.
Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian
Mekanisme kehilangan panas Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin
terdekat. Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu
yang kontak dg bayi Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke
udara sekitar Evaporasi: penguapan air dari kulit bayi
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak
kurang 25C dan bebas dari aliran angin). Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda
yang dingin (misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas.
Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (mis. alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat.
Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan. Misal bila dipasang jalur infus intravena atau selama resusitasi dengan cara:
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF
Memakai pakaian dan mengenakan topi. Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan
lembut dan selimuti. Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk
pemantauan atau tindakan. Berikan tambahan kehangatan pada waktu
dilakukan tindakan (mis. menggunakan pemancar panas).
Ganti popok setiap kali basah. Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di
kulit (mis. kain kasa yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran)
Keadaan bayi Frekuensi Pengukuran
Bayi sakit Tiap jamBayi kecil Tiap 12 jamBayi keadaan membaik Sekali sehari
Berat bayi
Suhu inkubator (oC) menurut umura
35 oC 34 oC 33 oC 32 oC
< 1500 g
1-10 hari
11 hari – 3
minggu
3-5 minggu
> 5 mingg
u1500-2000 g
1-10 hari
11 hari–4
minggu
> 4 mingg
u2100-2500 g
1-2 hari 3 hari-3 minggu
> 3 mingg
u> 2500
g1-2 hari > 2
hari
a Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap perbedaan suhu 7 oC antara suhu ruang dan inkubator.
CARA PETUNJUK PENGGUNAANKontak kulit
Untuk semua bayi Untuk menghangatkan bayi dalam
waktu singkat, atau menghangatkan bayi hipotermi (32 – 36,4oC) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Kangaroo Mother Care (KMC)
Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan < 2500 g, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan < 1800 g
Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan napas berat).
Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat bayinya.
Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh keluarga (pengganti ibu)
CARA PETUNJUK PENGGUNAANPemancar panas
Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1,500 g atau lebih
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi
Lampu penghangat
Bila tidak tersedia pemancar panas, dapat digunakan lampu pijar maksimal 60 watt dengan jarak 60 cm
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat < 1,500 g yang tidak dapat dilakukan KMC
Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
METODA KANGURU
Metoda alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar BBLR/prematur
NUTRISI KANGURU (KANGAROO NUTRITION)
HIPOGLIKEMIA Hipoglikemi adalah keadaan
hasil pengukuran kadar glukose darah kurang dari 45
mg/dL (2.6 mmol/L)
PRINSIP DASAR Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena
cadangan glukosa rendah. Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi
baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
DiagnosisPemeriksaan klinisHipoglikemi sering asimtomatis, pada keadaan ini
terapi sudah harus dilakukan agar prognosis menjadi lebih baik.
Gejala yang sering terlihat adalah: tremor ("jitteriness") bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin sianosis kejang apne atau nafas lambat, tidak teratur tangis melengking atau lemah merintih. hipotoni masalah minum nistagmus gerakan involunter pada mata
MANAJEMEN Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV
bolus pelan dalam lima menit Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan
rumatan, kemudian lakukan rujukan Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak
dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum
IKTERUS / HIPERBILIRUBINEMIA
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Disebut hiperbilirubinemia apabila didapatkan kadar bilirubin
dalam darah > 5 mg% ( 85 µmol/L)
PRINSIP DASAR Bayi sering mengalami ikterus pada minggu
pertama kehidupan, terutama bayi kurang bulan.
Dapat terjadi secara normal atau fisiologis dan patologis.
Kemungkinan ikterus sebagai gejala awal penyakit utama yang berat pada neonatus.
Peningkatan bilirubin dalam darah disebabkan oleh pembentukan yang berlebihan dan atau pengeluaran yang kurang sempurna.
PRINSIP DASAR Ikterus perlu ditangani secara seksama, karena
bilirubin akan masuk ke dalam sel syaraf dan merusak sehingga otak terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup atau kematian (ensepalopati biliaris)
Langkah Promotif / Preventif Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil
yang dapat mengakibatkan ikterus (sulfa, anti malaria, nitro furantoin, aspirin)
Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR.
Penanganan infeksi maternal, ketuban pecah dini (Lihat Bab Infeksi Maternal)
Penanganan asfiksia, trauma persalinan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan
minum ASI dini dan ekslusif
DiagnosisAnamnesis Riwayat ikterus pada anak sebelumnya Riwayat penyakit anemi dengan pembesaran
hati, limpa atau pengangkatan limpa dalam keluarga.
Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini Riwayat trauma persalinan, asfiksia. Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini
DiagnosisPemeriksaan Pemeriksaan klinis dilakukan dengan pencahayaan
yang memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang. Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan: Hari 1 tekan pada ujung hidung atau dahi; Hari 2 tekan pada lengan atau tungkai; Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan
kaki. Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar ke
arah kaudal tubuh, dan ekstremitas. Pemeriksaan penunjang kadar bilirubin serum total saat tanda klinis ikterus pertama ditemukan sangat berguna untuk data dasar mengamati penjalaran ikterus ke arah kaudal tubuh.
Pemeriksaan Tentukan tingkat keparahan ikterus secara kasar
dengan melihat pewarnaan kuning pada tubuh metode Kremer. Pemeriksaan kadar bilirubin
Pemeriksaan tanda klinis lain seperti gangguan minum, keadaan umum, apnea, suhu yang labil, sangat membantu menegakkan diagnosis penyakit utama disamping keadaan hiperbilirubinemianya.
Tindak lanjut pada neonatus yang menderita hiperbilirubinemia harus dilakukan setelah bayi dipulangkan terutama pada 7 hari pertama pasca kelahiran.
Bila ikterus menetap sampai minggu ke 2 pasca kelahiran, dianjurkan untuk pemeriksaan kadar billirubin serum total dan direk, serta kadar bilirubin dalam urin.
Pembagian ikterus menurut metode Kremer
Derajat
Ikterus
Daerah Ikterus Perkiraan kadar
bilirubin
I Daerah kepala dan leher
5.0 mg%
II Sampai badan atas 9.0 mg%
III Sampai badan bawah hingga tungkai
11.4 mg%
IV Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut.
12.4 mg%
V Sampai daerah telapak tangan dan kaki
16.0 mg%
Usia Ikterus terlihat pada KlasifikasiHari 1 Setiap ikterus yang
terlihat a
Ikterus beratHari 2 Lengan dan tungkai b
Hari 3 dan seterusnya
Tangan dan kaki
a Bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pada hari 1, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum.b Bila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan kaki pada hari 2, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum
Perkiraan Klinis derajat ikterus
Diagnosis bandingAnamnesis Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang /
diagnosis lainKemungkinan
diagnosis
Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 2
Riwayat ikterus pada bayi sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga : ikterus, anemi, pembesaran hati, pengangkatan limpa, defisiensi G6 PD
Sangat IkterusSangat pucat
Hb < 13 g/dl, Ht < 39%Bilirubin >8 mg/dl pada hari ke 1 atauKadar Bilirubin > 13mg/dl pada hari ke 2 ikterus/ kadar bilirubin cepat Bila ada fasilitas:Inkompatibilitas gol. Darah ABO atau Rh
Ikterus hemolitilk akibat inkompatibilitas darah
Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 2 atau lebih
Riwayat infeksi maternal
Sangat IkterusTanda tersangka infeksi/sepsis (malas minum, kurang aktif, tangis lemah, suhu tubuh abnormal
Lekositosis, leukopeni, trombositopenia
Ikterus diduga karena infeksi berat/ sepsis(tangani dugaan infeksi berat dan foto terapi bila diperlukan)
Diagnosis bandingAnamnesis Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang /
diagnosis lainKemungkinan
diagnosis
Timbul pada hari 1 Riwayat ibu hamil
pengguna obat
Ikterus Ikterus akibat obat
Ikterus hebat timbul pada hari ke 2
Ensefalopati timbul pada hari ke 3 - 7
Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati
Sangat ikterusKejang Postur abnormal,letargi
Bila ada fasilitas:Hasil tes Coombs positif
Ensefalopati bilirubin (Kern- ikterus) (obati kejang dan tangani Ensefalopati bilirubin)
Ikterus menetap setelah usia 2 minggu
Ikterus berlangsung > 2 minggu pada bayi cukup bulan dan > 3 minggu pada bayi kurang bulan
Faktor pendukung:Urin gelap, feses pucatPeningkatan bilirubin direk
Ikterus berkepanjangan (Prolonged ikterus)
Timbul hari ke 2 atau lebih.
Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi tampak sehat
Ikterus pada bayi prematur
MANAJEMEN Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan
khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eksklusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.
Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar mata hari pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap hangat.
Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat menimbulkan ensefalopati biliaris.
Setiap Ikterus yang timbul sebelum 24 jam pasca kelahiran adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut; minimal kadar bilirubin serum total, pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis.
Pada bayi dengan Ikterus Kremer III atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil
60
Pedoman Hiperbilirubinemia pada Bayi Usia Gestasi ± 34 minggu
Pediatrics 2005;115;824-5
61
Panduan untuk Terapi Sinar pada Bayi dengan Usia Gestasi 35 Minggu atau Lebih
American Academy of Pediatrics, Juli 2004
62
… panduan untuk terapi sinar pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Gunakan bilirubin total. Faktor risiko: penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD,
asfiksia, letargi, instabilitas suhu, sepsis, asidosis, atau albumin <3,0 g/dL (jika diperiksa).
Pada bayi sehat UG 35-37 6/7 minggu dapat menggunakan kadar bilirubin serum total (BST) untuk intervensi pada garis risiko menengah. Dapat dipilih untuk intervensi pada kadar BST lebih rendah untuk bayi UG sekitar 35 minggu dan kadar BST yang lebih tinggi pada UG sekitar 37 6/7 minggu.dgn faktor resiko.
Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan fototerapi konvensional di rumah sakit atau di rumah bila kadar BST 2-3 mg/dL (35-50 mmol/L) di bawah grafik tersebut tetapi fototerapi di rumah tidak dapat dilakukan pada bayi dengan faktor risiko.
Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum (jika fasilitas tersedia)
Saat timbul ikterus
Bayi cukup bulan sehat
kadar bilirubin, mg/dl; (umol/l)
Bayi dengan faktor risiko
(kadar bilirubin,
mg/dl;umol/l)Hari ke 1 Setiap terlihat
ikterusSetiap terlihat
ikterusHari ke 2 15 (260) 13 (220)Hari ke 3 18 (310) 16 (270)Hari ke 4 dst
20 (340) 17 (290)
Faktor risiko : BBLR, penyakit hemolisis karena inkompatibilitas gologan darah, asfiksia atau asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi sistemik
64
Fototerapi dan Transfusi Tukar pada BBLSR (Cashore WJ, Clin Pediatr 2000)
Memulai fototerapi (mg/ dl)
Berat (g) Pertimbangkan transfusi tukar (mg/ dl)
5- 8 500 - 750 12- 15
6 - 10 750 - 1000 > 15
8 - 10 1000 - 1250 15 - 18
10 - 12 1250 – 1500 17 - 20
???
MASALAH PEMBERIAN MINUM
Bayi yang semula minum baik menjadi malas minum
Bayi malas minum sejak lahir Berat bayi tidak naik Ibu cemas tentang cara pemberian
minum, terutama pada bayi kecil, atau bayi kembar
Diagnosis BandingAnamnesis Pemeriksaan Kemungkinan
diagnosisMalas / tidak mau minumSebelumnya minum dengan baikTimbul 6 jam atau lebih setelah lahirRiwayat infeksi maternal
Bayi tampak sakitTanda infeksi :Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak stabil, iritabel, kejang, tidak sadar, muntah,
Curiga Infeksi (sepsis)
Malas atau tidak mau minum, sebelumnya minum baikTimbul sejak lahir
Bayi berat lahir < 2500 gram atau kehamilan kurang dari 37 minggu
Bayi kecil
Ibu tidak dapat menyusui atau tidak berhasil menyusuiIbu cemas dan khawatir tidak dapat menyusuiWaktu timbul 1 hari atau lebih
Bayi kelihatan sehat Cara pemberian minum salahKecemasan pada ibu
Diagnosis BandingAnamnesis Pemeriksaan Kemungkinan
diagnosisBayi regurgitasi, beberapa kali tersedak dan batuk setelah minumTimbul pada hari ke 1 atau lebih
Celah antara palatum dan mulut atau keluar minum lewat hidung
Celah langit-langit
Bayi regurgitasi sejak pertama minumWaktu timbul 1 hariAir ketuban bercampur mekonium
Pipa lambung dapat masukBayi kelihatan sehat
Iritasi lambung
Bayi batuk, tersedak dan regurgitasi sejak pertama kali minumMinum dimuntahkanWaktu timbul sejak lahir
Pipa lambung tidak dapat masuk.Keluar air liur atau cairan dari mulut, walaupun tidak diberi minum
Kelainan Bedah
Memberi Minum Bayi Kecil Terangkan bahwa ASI nya adalah
minuman yang paling baik. Beri penjelasan bahwa bayi kecil
mungkin tidak dapat minum dengan baik pada hari-hari pertama dan hal ini normal karena:
Mudah capai dan menghisap masih lemah Menghisap dengan singkat kemudian berhenti Tertidur saat sedang minum; Ada waktu jeda yang cukup panjang antara
hisapan Ingin minum lebih sering dibanding bayi yang
lebih besar. Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan
ASI akan lebih mudah bila bayi sudah lebih besar
Memberi Minum Bayi Kecil Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui ASI:
Yakin bahwa bayinya disusui minimal 8 kali 24 jam (siang dan malam) sampai berat 2500 gram. Bila bayi tidak dapat bangun sendiri sewaktu mau minum, hendaknya ibu membangunkannya untuk menyusu.
Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya Selalu memberi minum ASI sebelum memeras ASI. Bila perlu ibu dapat
meningkatkan aliran ASI dengan sedikit memeras sedikit ASI nya sebelum menempelkan bayi ke payudaranya.
Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang lebih lama. Ibu harus membiarkan waktu jeda yang cukup panjang antara hisapan atau hisapan yang pelan dan lama. Jangan menghentikan bayi menyusu selama bayi masih berusaha atau ingin tetap menyusu. Jangan memaksakan bila bayi belum mau menyusu.
Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan pertama. Bila bayi tidak menghisap dengan baik untuk menerima sejumlah ASI yang cukup,
anjurkan ibu untuk memberikan ASI peras dengan menggunakan alternatip cara pemberian minum dengan cangkir, sendok atau pipa lambung.
Bila suplai ASI cukup (dilihat bayi minum 6 kali atau lebih dalam 24 jam) tetapi berat bayi tidak naik dengan adekuat (kurang dari 60 gram selama 3 hari), ibu hendaknya memeras ASI dalam dua cangkir yang berbeda. Hendaknya ibu memberikan pertama kali kepada bayinya pertama kali ASI peras dalam cangkir ke dua yang mengandung lebih kaya lemak kemudian baru ASI yang ada di dalam cangkir bila bayi masih memerlukan
Terima Kasih