batubara

12
DAFTAR PUSTAKA Hardyono dan Syarifuddin. 1991. Sumberdaya Batubara dan Gambut di Indonesia. Jakarta: Dept. Pertambangan dan Energi Harijono, D. 1993. Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Batubara di Indonesia: Status, Peluang dan Tantangan, Seminar Nasional Batubara Indonesia. Yogyakarta Irving and Adler. 1974. Coal, Received ed. New York: The John Day Company Sukandarrumidi. 2005. Batubara Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sukandarrumidi. 1995. Batubara Dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Tim Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. 2003. Kamus Pertambangan dan Istilah Terkait. Bandung: puslibang tekMira

description

batubara

Transcript of batubara

TUGAS KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Hardyono dan Syarifuddin. 1991. Sumberdaya Batubara dan Gambut di Indonesia. Jakarta: Dept. Pertambangan dan Energi Harijono, D. 1993. Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Batubara di Indonesia: Status, Peluang dan Tantangan, Seminar Nasional Batubara Indonesia. Yogyakarta Irving and Adler. 1974. Coal, Received ed. New York: The John Day CompanySukandarrumidi. 2005. Batubara Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University PressSukandarrumidi. 1995. Batubara Dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada University PressTim Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. 2003. Kamus Pertambangan dan Istilah Terkait. Bandung: puslibang tekMira

BAB IPENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang kaya akan hasil sumber daya alamnya. Terdapat hasil kebun, pertanian, dan juga pertambangan sebagai devisa bagi negara. Secara geografis Indonesia terletak diantara pertumbukan lempeng, yakni lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang saling terus bertumbukan sepanjang waktu, ditambah lempeng pasifik. Dan juga menyebabkan di Indonesia terdapat banyak sekali gunung berapi yang masih aktif ataupun tidak. Sehingga menyebabkan kondisi tanah Indonesia menjadi subur.Indonesia juga termasuk salah satu negara yang kaya akan sumberdaya energi dalam bentuk batubara. Sebagai sumberdaya energi, batubara memiliki nilai strategis dan potensial untuk memenuhi sebagian besar energi dalam negeri. Harijono (1993) memaparkan Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton, tersebar di Aceh 4,7 %, di Sumatera Tengah 11,45 %, di Sumatera Selatan 51,73 %, di Kalimantan Selatan 9,99 %, di Kalimantan Timur 14,62 %, di Kalimantan Barat 5,83%, di Kalimantan Tengah 1,2%, dan sisanya terdapat di pulau Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya. Sejarah pertambangan batubara di Indonesia dimulai tahun 1849 di daerah Pengaran, Kalimantan Timur. Pada tahun 1888, sebuah perusahaan bernama N. V. Oost Borneo milik Belanda memulai kegiatannya di Pelarang, yang terletak 10 km sebelah tenggara Samarinda, Kalimantan Timur. Sampai saat ini di Kalimantan terdapat puluhan peerusahaan penambangan batubara baik skala besar maupun sklala kecil. Demikian bagus pemasaran batubara membuat orang berkeinginan untuk mendapat Ijin Usaha Penambangan Batubara. Berdasarkan uraian diatas timbullah beberapa pertanyaan, Apa pengertian batubara? Bagaimana terbentuknya batubara? Serta pemanfaatan dari batubara?Tujuan dari dipilihnya tema tersebut ialah agar kita bisa mempelajari salah satu sumberdaya energi dalam bentuk batubara yang ada di Indonesia. Manfaat dari karya tulis ilmiah ini adalah kita bisa mengetahui salah satu sumberdaya energi yang ada di Indonesia yaitu batubara. Kita juga mempelajari sejarah serta bagaimana batubara itu bisa terbentuk, sehingga kita menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan sumberdaya alam.

BAB II PEMBAHASAN

Hardyono dan Syarifuddin (1991), berpendapat Batubara adalah Endapan yang berasal dari tumbuhan rawa yang mengalami proses penghancuran karena aktifitas bakteri. Hasil berupa masa agar-agar mengalami pengendapan, penumpukan serta pemadatan.Pengaruh proses geologi: adanya peningkatan tekanan dan temperatur dan waktu geologi, maka akan terbentuk batubara. Sedangkan Sukandarrumidi (2005), Batubara merupakan salah satu bahan bakar disamping minyak dan gas bumi dan panas bumi. Dalam Kamus Pertambangan dan Istilah Terkai, Batubara (coal) adalah bahan baker hidro-karbon padat yang terbentuk dari tetumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh P & T yang berlangsung lama sekali (hingga puluhan-ratusan juta tahun).Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Batubara adalah gabungan atau campuran dari beberapa macam zat organik yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang mengalami proses pengahancuran karena aktifitas bakteri yang memerlukan waktu puluhan hingga ratusan juta tahun.Sukandarrumidi(1995 : 11) dalam bukunya yang berjudul Batubara dan Gambut, menjelaskan Batubara terbentuk dengan cara yang sangat komplek dan memerlukan waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk dari tumbuhan-tumbuhan perlu diketahui di mana batubara terbentuk dan faktor-faktor yang akan mempengaruhinya, seta bentuk lapisan batubara. 1. Tempat Terbentuknya BatubaraUntuk menjelaskan tempat terbentuknya batubara dikenal 2 macam teori :a. Teori InsituTeori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuknya ditempatndi mana tumbuhan-tumbuhan asal itu berada. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif kecil.

b. Teori DriftTeori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubaraterjadinya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, kualitas kurang baik karena mengandung material pengotor.

2. Faktor Yang Berpengaruhcara tebentuknya batubara merupakan proses yang kompleks. Terdapat serangkaian faktor yang diperlukan dalam pembentukan batubara yaitu : a. b. Posisi geotektonikc. Topografi (morfologi)d. Iklime. Penurunanf. Umur geologig. Tumbuh-tumbuhanh. Dekomposisii. Sejarah sesudah pengendapanj. Struktur cekungan batubarak. Metamorfosis organik

3. 4. Terbentuknya Lapisan Batubara TebalLapisan batubara tebal merupakan deposit batubara yang mempunyai nlai ekonomis tinggi. Syarat yang dapat membentuk lapisan batubara tebal adalah apabila terdapat suatu cekungan yang oleh karena adanya beban pengendapan bahan-bahan pembentuk batubara di atasnya mengakibatkan dasar cekungan tersebut turun secara perlahan-lahan. Cekungan ini umumnya terdapat di daerah rawa-rawa (hutan bakau) di tepi pantai.

5. Reaksi Pembentukan BatubaraBatubara terbentuk dari sisa tumbuhan mati dengan komposisi utama dari cellulosa. Proses pembentukan batubara atau coalification yang dibantu oleh faktor fisika, kimia alam akan merubah cellulosa menjadi lignit, subbitumine, bitumine dan antrasit.

6. Bentuk Lapisan BatubaraBentuk cekungan, proses sedimentasi, proses geologi selama dan sesudah proses coalification akan menentukan bentuk lapisan batubara. Mengenal bentuk lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan cara penambangannya.Dikenal bebrapa bentuk lapisan batubara yaitu : a. Bentuk Horse Blackb. Bentuk Pinchc. Bentuk Clay Veind. Bentuk Burried Hille. Bentuk Faultf. Bentuk Fold

Tahapan dan Proses Terjadinya Batubara :

Tahapan dan Proses Pembentukan Batubara dapat digolongkan menjadi dua kejadian, yaitu pertama tahap/fase diagenesa (perusakan dan penguraian) oleh organisme, atau sering juga disebut sebagai tahap/fase biokimia. Kedua adalah tahap metamorfosa, yaitu perubahan dari gambut menjadi batubara, yang sering juga disebut sebagai tahap geokimia.Tahap/Fase Diagenesa (Biokimia)

Ekosistem rawa berbeda dengan ekosistem sungai dan danau, demikian pula kondisi air dan tanahnya. Pada lingkungan rawa, sirkulasi air sangat minim bahkan sering tidak ada sirkulasi air sama sekali, hal ini mengakibatkan minimnya kandungan oksigen di rawa. Dalam lingkungan seperti ini, tanaman dan sisa-sisa tanaman rawa yang mati tidak bisa membusuk secara wajar (untuk pembusukan dibutuhkan oksigen/bakteri bakteri aerob/suka oksigen). Pada akhirnya yang dominan adalah bakteri-bakteri jenis an aerab.Bakteri anaerob mengurai tanaman yang mati tidak menjadi kompos (busuk), tetapi menjadi bahan lain yang disebut dengan gel atau jelly. Penguraian ini terjadi di lingkungan yang bebas (minim) oksigen. Lingkungan rawa yang selalu basah/berair atau muka air tanah yang sangat dangkal dan tanpa sirkulasi air yang baik, menghasilkan lingkungan yang cocok untuk bakteri an aerob berkembang biak dan aktif mengurai tanaman menjadi gel. Tahap selanjutnya, gel atau jelly semakin lama semakin tebal, membentuk sedimen, mampat dan memadat. Pemadatan biasanya diikuti dengan penurunan kandungan air, hingga akhirnya membentuk endapan/sedimen yang kaya bahan-bahan organik (humin) yang dikenal sebagai gambut (peat).

Fase Metamorfosa (Geokimia)

Pada fase ini, terjadi perubahan yang mendasar dari sifat-sifat fisik dan kimiawi bahan gambut menjadi batubara. Perubahan mendasar ini ditandai dengan semakin menurunnya kandungan air, hydrogen, oksigen, karbon dioksida dan bahan-bahan lain yang mudah terbakar (volatile matter). Bakteri tidak lagi berperan disini, akan tetapi yang berperan adalah perubahan-perubahan dan aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam bumi, seperti adanya perubahan tekanan dan temperatur, struktur, intrusi dan lain sebagainya.Cekungan atau dasar rawa tempat terdapatnya lapisan gambut, yang terus menurun, ditandai dengan timbunan sedimen dengan ketebalan hingga ribuan meter, mengakibatkan bertambahnya tekanan (P) dan suhu (T) yang cukup tinggi, hingga sebagian senyawa dan unsur (H2O, O2, CO2, H2, CH4, dll.) akan berkurang dan hilang. Dilain pihak, akibat berkurangnya kandungan za-zat tadi akan menambah prosentase unsur C (carbon) yang terkandung dalam batubara. Semakin tinggi kandungan C dalam batubara, maka tahap pembatubaraan (coalifikasi) semakin baik, ditandai dengan kenaikan kelas (rank) batubara. Dari unsure C inilah kalori batubara dihitung. Semakin tinggi prosentase C dalam batubara, maka nilai kalorinya semakin tinggi. Irving dan Adler (1974) menjelaskan peningkatan kelas (rank) batubara dapat juga terjadi akibat adanya intrusi magma atau hidrotermal. Lapisan gambut atau batubara yang terkena intrusi hingga radius tertentu akan mendapat P(tekanan) dan T (suhu) yang lebih tinggi dibanding gambut dan batubara di tempat lain, sehingga kelas batubaranya akan naik.

Batubara merupakan salah satu jenis bahan bakar pembangkit energi. Berdasarkan cara pemanfaatannya sebagai penghasil energi, Sukandarrumidi (2005:40) batubara dibedakan : 1. Penghasil energi panas primer, yaitu langsung dipergunakan untuk industri, misal sebagai bahan pembakar dalam industri semen, pembangkit listrik tenaga uap, bahan bakar lokomotif, bahan bakar pembuatan genting, pereduksi proses metalurgi, bahan bakar tidak berasap(smokelessfuel).

2. Penghasil energi sekunder, yaitu tidak langsung diergunakan untuk industri, misal sebagai bahan bakar padat (briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), bahan bakar gas (konversi menjadi bahan bakar gas).

Batubara dapat pula dipergunakan tidak sebagai bahan bakar, tetapi dipergunakan sebagai reduktor pada proses peleburan timah, industri ferro-nikel, industri besi dan baja, sebagai bahan pemurnian pada industri kimia.

BAB IIIKESIMPULAN

Dari uraian diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu :

Batubara adalah gabungan atau campuran dari beberapa macam zat organik yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang mengalami proses pengahancuran karena aktifitas bakteri yang memerlukan waktu puluhan hingga ratusan juta tahun.

Tahapan dan Proses Pembentukan Batubara dapat digolongkan menjadi dua kejadian, yaitu pertama tahap/fase diagenesa (perusakan dan penguraian). Kedua adalah tahap metamorfosa (perubahan).

Batubara sebagai sumberdaya energi dapat dimanfaatkan secara langsung dan tak langsung. Selain itu batubara dapat pula dipergunakan tidak sebagai bahan bakar, tetapi dipergunakan sebagai reduktor.

KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIABATUBARA

D

Disusunoleh :Rindang permadi 112130239

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERANYOGYAKARTA