BATUAN PIROKLASTIK

10
BATUAN PIROKLASTIK A. Definisi Batuan Piroklastik Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi (“rewarking”) oleh air atau es. Sumber : fikritambang08.blogspot.com Foto 1 Salah satu contoh Batuan Piroklastik B. Keterbentukan Batuan Piroklastik Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik dibedakan menjadi enam tipe, antara lain : 1. Tipe 1 Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat yang kering dengan medium udara

description

mining engineering

Transcript of BATUAN PIROKLASTIK

Page 1: BATUAN PIROKLASTIK

BATUAN PIROKLASTIK

A. Definisi Batuan PiroklastikBatuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api

(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat

klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang

bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan

dengan letusan gunung api, dengan material asal yang berbeda, dimana material

penyusun tersebut terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami

transportasi (“rewarking”) oleh air atau es.

Sumber : fikritambang08.blogspot.comFoto 1

Salah satu contoh Batuan Piroklastik

B. Keterbentukan Batuan PiroklastikBerdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik

dibedakan menjadi enam tipe, antara lain :

1. Tipe 1Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat

yang kering dengan medium udara saja, kemudian mengalami litifikasi

membentuk batuan fragmental. Jadi batuan piroklastik ini belum mengalami

pengangkutan.

2. Tipe 2Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke tempat

pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan dari

magma sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan aliran

litifikasi dan membentuk batuan fragmental.

Page 2: BATUAN PIROKLASTIK

3. Tipe 3Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada

suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat kecil.

Onggokan tersebut belum tercampur dengan material lain dan tidak juga

mengalami “re-warking”.

4. Tipe 4Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat eruosi yang jatuh pada

suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktiv (begerak).

Sebelum mengalami litifikasi mengalami ‘re-warking’ dan dapat bercampur

dengan batuan lain yang dihasilkan akan mempunyai struktur sedimen biasa.

5. Tipe 5Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan

kemudian diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa cekungan di

daratan) dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya

adalah bahan-bahan piroklastik, dengan struktur sedimen biasa.

6. Tipe 6Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses

litifikasi, kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang

dihasilkan adalah batuan sedimen dengan propenan piroklastik (Epiklastik).

C. Mineral Penyusun Batuan PiroklastikSusunan mineral dari batuan piroklastik tidak jauh berbeda dengan mineral

pembentuk batuan beku. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam

mineral penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya hanyalah

bentuk dari butirannya.Pada batuan beku butirannya campuran dari beberapa

butir, dan batuan piroklastik gabungan dari butiran.

Page 3: BATUAN PIROKLASTIK

Sumber : fikritambang08.blogspot.comGambar 1

Mineral Penyusun Batuan Piroklastik (Seri Bowen)

D. Klasifikasi Endapan PiroklastikEndapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat

gunung api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan

yang sama pada endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan

membentuk penebalan apabila pada proses pengendapannya ada cekungan,

dan piroklastik surge penyatuan antara piroklastik endapan dan piroklastik aliran.

Sumber : fikritambang08.blogspot.comGambar 2

Jenis Pengendapan

1. Piroklastik Jatuhan (Fall)Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang

meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan

endapan yang relative berukuran sama.

Page 4: BATUAN PIROKLASTIK

2. Piroklastik Aliran (Flow)Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan

gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran.

Endapan aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.

Sumber : ceritgeologi.wordpress.comGambar 3

Siklus Endapan Piroklastik

3. Piroklastik SurgeEndapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang

kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.

Sumber : ceritgeologi.wordpress.comGambar 4

Siklus Endapan Piroklastik Surge

Page 5: BATUAN PIROKLASTIK

E. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pendiskripsian Batuan Piroklastik

1. Warna BatuanWarna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.

Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma

asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya,

kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.

2. Tekstur BatuanPengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-

butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental.

Pengamatan tekstur meliputi :

a. Glassy

Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan

tersebut ialah glass.

b. Fragmental

Fragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada batuan

tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.

3. Struktur BatuanStruktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang

berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada

pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku

struktur yang sering ditemukan adalah:

a. Masif ; Apabila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.

b. Vesikuler ; dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas, sturktur ini dibagi

lagi menjadi 3 yaitu:

1) Skroian, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.

2) Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.

3) Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang

gas.

c. Amigdaloidal ; bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.

d. Berlapis ; bila dalam batuan tersebut terdapat lapisan-lapisan endapan dari

fragmen-fragmen letusan gunung api.

Page 6: BATUAN PIROKLASTIK

4. Derajat KristalisasiDerajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :

a. Holokristalin

Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari keseluruhan

mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi

berlangsung begitu lama sehingga memungkinkan terbentuknya mineral -

mineral dengan bentuk kristal yang relatif sempurna.

b. Hipokristalin

Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian mineral

membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal ini menunjukkan

proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun masih memingkinkan

terbentuknya mineral dengan bentuk kristal yang kurang.

c. Holohyalin

Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang

keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses kristalisasi

magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak memungkinkan pembentukan

mineral - mineral dengan bentuk yang sempurna.

5. Ukuran BatuanUkuran batuan yang dihasilkan dari letusan gunung api terbagi menjadi 4,

antara lain :

a. Bomb ( d > 64 mm)

Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih

besar dari 64 mm.

b. Block (d > 64 mm)

Block adalah batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif dari

fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari

64 mm.

c. Lapili (d = 2 – 64 mm)

Lapili berasal dari bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi

ekplosif gunung api yang berukuran 2 mm – 64 mm.

d. Debu / ash (d < 2 mm)

Debu adalah batuan piroklastik yanh berukuran 2 mm – 1/256 mm yang

dihasilkan oleh pelelmparan dari magma akibat erupsi ekplosif.

Page 7: BATUAN PIROKLASTIK

KESIMPULAN

Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api

(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun seringkali bersifat

klastik.

Proses pembentukan batuan piroklastik yaitu dari letusan gunung api,

mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat

besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi.

Mekanisme pengendapan batuan piroklastik ada 2 macam mekanisme,

yaitu :

1. Fall Deposit yaitu endapan piroklastik yang dibentuk oleh jatuhan mineral

halus yang terbawa oleh angin.

2. Flow Deposit yaitu endapan piroklastik yang diangkut oleh media air

dimana terjadi pencampuran dari segala macam ukuran butiran.

3. Surge Deposite yaitu gabungan antara piroklastik yang dibentuk oleh

jatuhan dan aliran.

Page 8: BATUAN PIROKLASTIK

DAFTAR PUSTAKA

Heru, Haryadi, 2009, “Batuan Piroklastik”. http:

//heruharyadi27.blogspot.co.id/2009 /11/batuan-piroklastik.html. (Diakses

pada tanggal 17 Desember 2015. Pukul 21.09 WIB).

Kharis, Wiratama, 2013, “Klasifikasi Batuan Piroklastik”.

http://khariswiratama.blogspot.co.id/2013/10/klasifikasi-penamaan- batuan-

piroklastik.html. (Diakses pada tanggal 17 Desember 2015. Pukul 23.09

WIB).

Muhammad, Fikrin, 2013, “Batuan Piroklastik”. http:

//fikrintambang08.blogspot.co.id /2013/ 09/batuan -piroklastik.html.

(Diakses pada tanggal 17 Desember 2015. Pukul 22.40 WIB).