Batuan-Metamorf-foliasi

10
Struktur Batuan Metamorf Sutruktur pada batuan metamorf yang terpenting adalah “foliasi”, yaitu hubungan tekstur yang memperlihatkan orientasi kesejajaran. Kadang-kadang foliasi menunjukkan orientasi yang hampir sama dengan perlapisan batuan asal (bila berasal dari batuan sedimen), akan tetapi orientasi mineral tersebut tidak ada sama sekali hubungan dengan sifat perlapisan batuan sedimen. Foliasi juga mencerminkan derajat metamorfisme. Jenis-jenis foliasi di antaranya : a. Gneissic : perlapisan dari mineral-mineral yang membentuk jalur terputusputus, dan terdiri dari tekstur-tekstur lepidoblastik dan granoblastik. b. Schistosity, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari selangseling tekstur lepodoblastik dan granoblastik. c. Phyllitic, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari tekstur lepidoblastik. d. Slaty, merupakan perlapisan, umumnya terdiri dari mineral yang pipih dan sangat luas.

description

batuan metanorf

Transcript of Batuan-Metamorf-foliasi

Page 1: Batuan-Metamorf-foliasi

Struktur Batuan Metamorf

Sutruktur pada batuan metamorf yang terpenting adalah “foliasi”, yaitu

hubungan tekstur yang memperlihatkan orientasi kesejajaran. Kadang-

kadang foliasi menunjukkan orientasi yang hampir sama dengan

perlapisan batuan asal (bila berasal dari batuan sedimen), akan tetapi

orientasi mineral tersebut tidak ada sama sekali hubungan dengan sifat

perlapisan batuan sedimen. Foliasi juga mencerminkan derajat

metamorfisme.

Jenis-jenis foliasi di antaranya :

a. Gneissic : perlapisan dari mineral-mineral yang membentuk jalur

terputusputus, dan terdiri dari tekstur-tekstur lepidoblastik dan

granoblastik.

b. Schistosity, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari

selangseling tekstur lepodoblastik dan granoblastik.

c. Phyllitic, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari

tekstur lepidoblastik.

d. Slaty, merupakan perlapisan, umumnya terdiri dari mineral yang pipih

dan sangat luas.

Beberapa batuan metamorf tidak menunjukkan foliasi, umumnya masih

menunjukkan tekstur “granulose” (penyusunan mineral)berbentuk butir,

berukuran relatif sama), atau masif. Ini terjadi pada batuan metamorf

hasil metamorfisme dinamis, teksturnya kadang-kadang harus diamati

secara langsung dilapangan misalnya; “breksi kataklastik” dimana

fragmen-fragmen yang terdiri dari masa dasar yang sama menunjukkan

orentasi arah ; “jalur milonit”, yaitu sifat tergerus yang berupa

Page 2: Batuan-Metamorf-foliasi

lembar/bidang-bidang penyerpihan pada skala yang sangat kecil

biasanya hanya terlihat dibawah mikroskop.

Beberapa batuan metamorf yang penting :

a. Berfoliasi

Batu sabak (Slate)

Berbutir halus, bidang foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan

mineral. Jenis mineral seringkali tidak dapat dikenal secara megakopis,

terdiri dari mineral .lempung, serisit, kompak dan keras.

Sekis (Schist)

Batuan paling umum yang dihasilkan oleh metamorfosa regional.

Menunjukkan tekstur yang sangat khas yaitu kepingan-kepingan dari

mineral-mineral yang menyeret, dan mengandung mineral feldspar,

augit, hornblende, garnet, epidot.

Sekis menunjukkan derajat metamorfosa yang lebih tinggi dari filit,

dicirikan adanya mineral-mineral lain disamping mika.

Filit (Phyllite)

Derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate, dimana lembar mika sudah

cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan

belahan phyllitic, berkilap sutera pecahan-pecahannya. Juga mulai

didapati mineral-mineral lain, seperti turmalin dan garnet.

Gneis (Gneiss)

Merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi, berbutir kasar,

mempunyai sifat “bended” (“gneissic”). Terdiri dari mineral-mineral yang

Page 3: Batuan-Metamorf-foliasi

mengingatkan kepada batuan beku seperti kwarsa, feldspar dan

mineral-mineral mafic, dengan jalur-jalur yang tersendiri dari mineral-

mineral yang pipih atau merabut (menyerat) seperti chlorit, mika, granit,

hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit.

Amfibolit

Sama dengan sekis, tetapi foliasi tidak berkembang baik, merupakan

hasil metamorfisme regional batuan basalt atau gabro, berwarna kelabu,

hijau atau hitam dan mengandung mineral epidot, (piroksen), biotit dan

garnet.

Page 4: Batuan-Metamorf-foliasi

Tak berfoliasi

Kwarsit

Batuan ini terdiri dari kwarsa yang terbentuk dari batuan asal batupasir

kwarsa, umumnya terjadi pada metamorfisme regional. Marmer/pualam

(Marble) Terdiri dari kristal-kristal kalsit yang merupakan proses

metamorfisme pada batugamping. Batuan ini padat, kompak dan masive

dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.

Grafit

Batuan yang terkena proses metamorfosa (Regional/thermal), berasal

dari batuan sedimen yang kaya akan mineral-mineral organik. Batuan ini

biasanya lebih dikenal dengan nama batu bara.

Serpentinit

Batuan metamorf yang terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir

proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.batuan metamorf

non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.

Sementara itu, untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

· Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya

mineral mika (muskovit, biotit)

· Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya

mineral plagioklas, k-felspar, piroksen

· Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular

(equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur),

dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

· Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya

lepidoblastik saja.

Page 5: Batuan-Metamorf-foliasi

· Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya

lepidoblastik dan granoblastik

Page 6: Batuan-Metamorf-foliasi

BATUAN PIROKLASTIKBerdasarkan kata pembentuknya:

Pyro pijar

Klastik fragmen

Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil

langsung letusan gunung api (direct blast) yang kemudian terendapkan pada permukaan

sesuai dengan keadaan permukaannya (endapan piroklastik) dan lalu mengalami litifikasi

untuk menjadi batuan piroklastik.

Mekanisme pengendapan piroklast adalah sebagai berikut:

Pyroclastic Flow Deposits

Macam :

– block & ash flows

-scoria flows

-pumice / ash flows

Distribusi / penyebaran : di lembah / depresi; struktur : perlapisan (graded bedding,

paralel laminasi); tekstur : sortasi buruk, terdiri dari kristal, litik, dan gelas (pumis);

bagian bawah : pyroclastic surge deposits

Pyroclastic Fall Deposits

Pyroclastic Surge Deposits

Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang mengalir dalam mekanisme

turbulensi sebagai sebuah gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base,

ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan sortasi yang buruk.

Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya (Schmid, 1981)

Ukuran Piroklas Endapan piroklastik

Page 7: Batuan-Metamorf-foliasi

Tefra (tak

terkonsolidasi)

Batuanpiroklastik

(terkonsolidasi)

> 64

mm

Bom, blok Lapisan bom /

blok

Tefra bom

atau blok

Aglomerat, breksi

piroklastik

2 – 64

mm

lapili Lapisan lapili

atau

Tefra lapili

Batulapili

(lapillistone)

1/16 –

2 mm

Abu/debu

kasar

Abu kasar Tuf kasar

< 1/16

mm

Abu/debu

halus

Abu/debu

halus

tuf halus

Berdasarkan terbentuknya, fragmen piroklast dapat dibagi menjadi:

Juvenile pyroclasts : hasil langsung akibat letusan, membeku dipermukaan (fragmen

gelas, kristal pirojenik)

Cognate pyroclasts : fragmen batuan hasil erupsi terdahulu (dari gunungapi yang

sama)

Accidental pyroclasts : fragmen batuan berasal dari basement (komposisi berbeda)

Fragmen:

1. Gelas/ Amorf

2. Litik

3. Kristalin

Page 8: Batuan-Metamorf-foliasi