BATUAN METAMORF

11
BATUAN METAMORF A. Definisi Batuan Metamorf Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200°C dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu dibawah 200°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.

description

resume batuan metamorf

Transcript of BATUAN METAMORF

Page 1: BATUAN METAMORF

BATUAN METAMORF

A. Definisi Batuan MetamorfBatuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan

aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu

(T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan

batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan.

Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral

dan tekstur batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses

pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses

metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi,

diatas 200°C dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan padat.

Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu dibawah 200°C dan

proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam

lingkungan atmosfir.

Sumber : khariswiratama.blogspot.comGambar 1

Proses Metamorfosa Batuan

Proses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai ”Perubahan himpunan

mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat (solid slate) pada suhu

diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.

Page 2: BATUAN METAMORF

Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya

berlangsung dalam keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak

dan fragmen kerak bertabrakan, batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat,

terpanaskan dan berubah dengan cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuan

sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya bekas atau bentuk

batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan

padat. Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwa-

peristiwa (events) pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf

merupakan yang paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya

tersimpan semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi.

B. Proses MetamorfismeProses Metomorfisme meliputi :

1. Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga

kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun

susunan sendiri).

2. Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan

kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi

hanya perubahan ikatan kimia.

Tahap-tahap Metomorfisme :

1. Rekristalisasi

Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan

kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada

sebelumnya.

2. Reorientasi

Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian

kembali dari susunan kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur

dan struktur yang ada.

3. Pembentukan Mineral-mineral Baru

Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi

yang sebelumnya sudah ada.

Page 3: BATUAN METAMORF

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses MetamorfismeKomposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan

mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan

tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta

lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya,

searah, terpuntir dan sebagainya.

1. Pengaruh Cairan Terhadap Reaksi KimiaPori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atau batuan beku terisi oleh

cairan (fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang

terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi intergranular ini

lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang penting dalam

metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi pertukaran

unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi cairan ini sebagai

media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat

proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau jumlahnya sedikit sekali, maka

metamorfismenya akan berlangsung lambat, karena perpindahannya akan

melalui diffusi antar mineral yang padat.

2. Suhu dan TekananBatuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan membentuk mineral-

mineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf. Sumber panasnya

berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh timbunan (burial)

atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar

dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole kenaikan suhu saja.

Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang

mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan

bahwa batuan ini terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannya tidak

sama besar dari segala arah. Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk

melalui lelehan dan di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai

bersaran yang sama dari semua arah.

3. WaktuUntuk mengetahui berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme

tidaklah mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.

Dalam percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan suhu

tinggi serta waktu reaksi yang lama akan menghasilkan kristal dengan ukuran

Page 4: BATUAN METAMORF

yang besar. Dan dalam kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang kecil.

Dengan demikian untuk sementara ini disimpulkan bahwa batuan berbutir kasar

merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan

tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta

suhu dan tekanan yang rendah.

Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau

temperatur,dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan

asalnya.

Sumber : khariswiratama.blogspot.comGambar 2

Proses Metamorfosa dipengaruhi oleh komposisi batuan asal dan kondisimetamorfosis.

D. Tipe-tipe Metamorfisme1. Berdasarkan Penyebab / Proses Utama

a) Dynamic Metamorphism (metamorfisme dynamo), terjadi akibat

pengaruh tekanan kuat dalam waktu yang lama. Contohnya batu sabak.

b) Metamorfosa kontak (Thermal Metamorphism), terjadi akibat pengaruh

suhu yang tinggi karena adanya aktifitas magma. Contohnya marmer.

c) Metamorfosa dinamo-termal (Dynamo-thermal Metamorphism), terjadi

akibat tambahan tekanan dan kenaikan temperatur. Contohnya skis.

2. Berdasarkan Settinga) Contact Metamorphism

1) Pyrometamorphism.

b) Regional Metamorphism

1) Orogenic Metamorphism.

Page 5: BATUAN METAMORF

2) Burial Metamorphism.

3) Ocean Floor Metamorphism.

c) Hydrothermal Metamorphism

d) Fault-Zone Metamorphism

e) Impact or Shock Metamorphism

Sumber : phitaphii.blogspot.comGambar 3

Tipe-tipe Metamorfisme

E. Faktor-faktor dalam Pendiskripsian Batuan Metamorf1. Warna

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.

mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma

asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya.

2. Tekstur BatuanPengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral

yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk

butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan

berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur

berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur

merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Secara

umum, tekstur metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa. Tekstur

metamorf yaitu :

a) Lepidoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang tabular.

Page 6: BATUAN METAMORF

b) Nematoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang prismatic.

c) Porfiroblastik, apabila mempunyai tekstur porfiroblastik.

d) Granoblastik, apabila terdiri dari mineral–mineral yang equedimensional

(granular) dengan batas – batas yang sutured. Mineral–mineralnya

mempunyai bentuk anhedral.

e) Granuloblastik, apabila terdiri dari mineral–mineral yang equedimensional

(granular) dengan batas–batas yang unsutured. Mineral–mineralnya

mempunyai bentuk anhedral.

f) Relic, apabila teksturnya berasal dari batuan terdahulu.

g) Hornfelsik, seperti granoblastik memperlihatkan tekstur mosaic tetapi tidak

menunjukkan orientasi.

h) Homeoblastik, apabila batuan terdiri dari atas satu tekstur saja.

i) Heteroblastik, apabila batuan terdiri atas lebih dari satu tekstur.

3. Struktur BatuanStruktur pada batuan metamorf secara umum dibagi menjadi 2 macam,

yaitu :

a) Foliasi

Merupakan struktur paralel yang timbul oleh mineral-mineral pipih sebagai

akibat proses dari metamorfisme. Foliasi ini bisa diperlihatkan oleh mineral-

mineral prismatik yang menunjukan orientasi tertentu.

b) Non Foliasi

Merupakan struktur yang dibentuk oleh mineral yang Equidimensional,

Terdiri dari butiran-butiran (granular) yang dapat dijumpai pada batuan metamorf

hornfels dihasilkan oleh metamorfosa thermal.

Sumber : phitaphii.blogspot.comGambar 4

Struktur Foliasi dan Non Foliasi

Page 7: BATUAN METAMORF

KESIMPULAN

Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan

aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu

(T) dan tekanan (P) yang tinggi. Proses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai

”Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat

(solid slate) pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.

Komposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan

mineral baru dalam batuan metamorf, demikian pula dengan suhu dan tekanan.

Suhu dan tekanan tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau

tidaknya cairan serta lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan

bagaimana tekanannya, searah, terpuntir dan sebagainya.

Page 8: BATUAN METAMORF

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Rahim, 2014, “Batuan Metamorf”.

http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/02/batuan-metamorf.html (Diakses

pada tanggal 09 Desember 2015. Pukul 23.09 WIB).

Bhian, Rangga, 2013, “Batuan Metamorf”. https://

bhianrangga.files.wordpress.com/2013/12/batuan-metamorf.pdf. (Diunduh

pada tanggal 09 Desember 2015. Pukul 22.40 WIB).

Fadhil, Darmawi, 2013, “Batuan Metamorf”. http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/

2014/03/ batuan-metamorf.html. (Diakses pada tanggal 09 Desember

2015. Pukul 21.22 WIB).