Batuan Metamorf

60
BATUAN METAMORF (Laporan Praktikum Geologi Dasar) Oleh Egi Ramdhani 1315051018

description

Praktikum Geologi DasarJurusan Teknik GeofisikaUniversitas Lampung

Transcript of Batuan Metamorf

Page 1: Batuan Metamorf

BATUAN METAMORF(Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh

Egi Ramdhani1315051018

LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

2013

Page 2: Batuan Metamorf

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Batuan Metamorf

Tanggal Praktikum : 29 November 2013

Tempat Percobaan : Laboratorium Geofisika

Nama : Egi Ramdhani

NPM : 1315051018

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 7 (Tujuh)

Bandar Lampung, 29 November 2013 Mengetahui, Asisten

Mezrin Romosi NPM. 1115051024

i

Page 3: Batuan Metamorf

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulisan laporan ini dilatar belakangi sebagai salah satu tugas laporan

praktikum mata kuliah wajib geologi dasar, disamping itu juga sebagai

pendalaman materi mengenai batuan metamorf yang masuk dalam mata

kuliah wajib geologi dasar, semester pertama jurusan teknik geofisika,

Universitas Lampung. Penamaan batuan sangat penting sekali dan juga

penamaan batuan harus adanya standarisasi berdasarkan tipe batuan dan sifat-

sifatnya. Dalam hal penamaan harus ada keseragaman pemberian nama,

sehingga klafisfikasi dari batuan harus subyektif mungkin, berdasarkan fakta-

fakta yang dapat diamati dan bukan tafsiran. Batuan metamorfosis atau

batuan malihan demikian juga proses pembentukannya disebut proses

malihan. Proses malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur

batuan namun dibedakan dengan proses diagenesis dan proses pelapukan

yang juga merupakan proses perubahan. Proses metamorfosa berlangsung

akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi diatas, dan dalam keadaan

padat. Proses malihan adalah perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan

dalam keadaan fasa padat (solid state) pada suhu diatas 200 C dan tekanan

300 MPa. Pembentukan batuan malihan sangat kompleks akibat

pergerakannya lempeng- lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen

kerak, batuan terkoyak, tertarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah.

Agen penyebab metamorfosis adalah:

1 Panas yang mengakibatkan batuan memuai dan ion – ion pecah

membentuk mineral metamorf.

2 Tekanan yang menyebabkann ion – ion bergabung membentuk mineral

3 Fluida kimia aktif, dari magma yang mendingin, membawa ion bereaksi

dengan ion dalam batuan.

3

Page 4: Batuan Metamorf

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf)

Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari

batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh

intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk

terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nama batuan metamorf.

2. Mengetahui proses terbentuknya batuan metamorf.

3. Dapat mengidentifikasi mineral utama dan batuan asal.

42

Page 5: Batuan Metamorf
Page 6: Batuan Metamorf

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses

perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.

Akibat bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan

berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur

dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate

yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan

perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu

pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh

maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan

kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi (Endarto, 2005).

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.Penelitian batuan metamorf (saat

ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan

kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh

di dalam permukaan bumi.Tekstur merupakan kenampakan batuan yang

berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral individual penyusun

batuan metamorf (Jackson, 1970).

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu

batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas

memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dankimiayangumumdikenal dalam

mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :

Page 7: Batuan Metamorf

A. Warna

Beberapa ciri warna pada mineral yang penting :

- kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.

- mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam

diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-

lembaran.

- feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah

tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abuabu diberi nama plagioklas

(belahan kristal kembar).

- karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama

mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.

B. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan

susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk

tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga

menghasilkan batuan tersebut. Tekstur umum yang sering dijumpai pada

batuan metamorf :

1.  Kristaloblastik : mineral-mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi

kristalisasi kembali pada waktu terjadi metamorfosa

2. Tekstur relik (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur

batuan asalnya. Secara umum penamaannya diawali dengan ‘blasto’,

misal,blastoporfiritik.

C. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.

Macam-macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam

batuan tersebut, antara lain dibedakan menjadi 2 macam :

1.  Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral

yang terdapat dalam batuan tersebut.

2.  Non-foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran

mineralmineral yang terdapat dalam batuan tersebut.

4

Page 8: Batuan Metamorf

D. Komposisi Mineral pembentuk batuan

Komposisi mineral dalam batuan metamorf dapat dikelompokkan dalam dua

macam, yaitu : mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme dan mineral

baru yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme. Contohnya;

mineral kwarsa adalah mineral yang sangat stabil dan mampu bertahan

terhadap proses metamorfisme sehingga kwarsa tetap hadir dalam batuan

metamorf. Sedangkan mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain

selama proses metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru. Mineral-

mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika,

feldspar, karbonat,mineral lempung. Batuan Metamorf (Firdaus, 2011).

Tekstur dan struktur batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan

temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan

dan temperatur merupakan faktor dominan, dimana semakin tinggi derajat

metamorfisme (facies berkembang), struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-

mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar (Azhar, 2009).

Berbagai macam proses yang terjadi pada pembentukan batuan metamorf

mempengaruhi rupa atau bentuk batuan itu. Salah satunya adalah tekstur. Tekstur

pada batuan metamorf disebut dengan mineral metamorf yang terjadi karena

kristalnya tumbuh dalam suasana padat oleh karena itu disebut dengan blastos

atau blastik/idioblastik. Pada dasarnya tekstur pada batuan metamorf terbagi

menjadi karena proses rekristalisasi yaitu perubahan butiran halus menjadi kasar

dan proses reorientasi terbagi ke dalam skistositas atau foliansi terjadi oleh karena

mineral yang pipih atau membentang tersusun dalam bidang-bidang tertentu yakni

bidang sekistsis. Biang ini dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya atau

searah dengan sumbu lipatannya. Kristal yang ukurannya besar disebut

profiroblastik. Contohnya yaitu dalam golangan metamorf dinamik, tak jarang

batuan mengalami hancuran yang fragmental sifatnya (Lizza, 2009).

Batuan metamorf adalah batu yang terbentuk sebagai akibat proses rekristalisasi

batu-batu magma dan batu endapan yang berada di bawah pengaruh tekanan dan

temperatur yang tinggi, dan juga akibat interaksi batu-batu magma dan batu-batu

endapan tersebut dengan gas-gas yang keluar dari magma. Proses pembentukan

batu-batu metamorfose terjadi dalam lapisan-lapisan lithosfer (Suharno,2011).

45

Page 9: Batuan Metamorf

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu

lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak

antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Batuan malihan adalah batuan

yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada batuan yang ada

karena perubahan temperatur(T), tekanan(P), dan suhu(T) secara bersamaan.

Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 kelas atas dasar derajat

metamorfosanya yaitu batuan metamorfosa derajat rendah, batuan metamorf

derajat menengah, dan metamorf derajat tinggi (Noor, 2006).

46

Page 10: Batuan Metamorf

BAB III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Beberapa Sampel batuan.

Gambar 3.1. Sampel batuan metamorf.

2. Lembar Kerja (Lampiran 3)

Gambar 3.2. Lembar kerja.

6

Page 11: Batuan Metamorf

3. Alat tulis.

Gambar 3.3. Alat tulis.

4. Kamera.

Gambar 3.4. Kamera.

B. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan kali ini adalah :

a. Mengambil beberapa sampel batuan dan mengamati batuan tersebut.

b. Mengamati berdasarkan warna, tekstur, komposisi mineral dan lain-lain.

c. Mengisi lembar kerja sesuai dengan pengamatan.

C. Diagram Alir

Diagram alir dalam percobaan kami kali ini adalah :

6

Sampel batuan

Hasil

8

Mengambil dan Mengamati sampel batuan.

Mengamati berdasarkan warna, tekstur, komposisi mineral dan lain-lain.

Mencatat hasil pengamatan

Page 12: Batuan Metamorf

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan praktikum mengenai batuan metamorf pada kelompok kami. Dari

hasil praktikum ada beberapa informasi yang kami daparkan. Berdasarkan

referensi yang saya baca, proses terbentuknya batuan meramorf itu dimulai saat

batuan induk (dapat berupa batuan beku ataupun batuan sedimen) mengalami

tekanan yang tinggi dari atau melebihi 300MPa dan terkena suhu yang tinggi

yakni 200ᴼC ini menyebabkan batuan mengalami perubahan dari batuan induk

menjadi batuan metamorf. Peristiwa ini sering disebut proses malihan dan

hasilnyapun seringkali juga disebut batuan malihan. Berikut skema sederhana dari

siklus batuan. Dapat dilihat tanda pahan yang berwarna hijau adalah proses

malihan dimana dapat terjadi dari batuan beku maupun batuan sedimen.

Gambar 4.1. Siklus Batuan.

Untuk menentukan jenis suatu batuan tentunya harus melalui proses identifikasi

terlebih dahulu, baik itu identifikasi secara langsung tanpa alat bantu maupun

identifikasi laboratorium. Pada praktikum kami kali ini, kami diajarkan untuk

mengidentifikasi batuan metamorf dengan melihat keasaan fisiknya yakni dengan

mengidentifikasi warna, tekstur dan komposisi mineral. Pertama, yang kami

8

Page 13: Batuan Metamorf

lakukan dalam proses pengidentifikasian batuan adalah dengan melihat foliasi dari

batuan itu sendiri. Foliasi adalah adanya kesejajaran mineral pada batuan sehingga

batuan terlihat berlapis-lapis sedangkan tidak berfoliasi berarti tidak ada garis-

garis seperti lapisan pada batuan. Setelah ditentukan, batuan berfoliasi atau tidak,

kami diajarkan untuk menentukan nama batuan dengan mengidentifikasi mineral

utamanya terlebih dahulu. Kami diberi daftar mineral beserta gambar yang

menunjukan warna mineral pada kertas. Satu batuan dapat memiliki lebih dari

satu mineral utama sehingga beberapa batuan terkadang memiliki warna yang

sangat beragam. Kita ingat pelajaran pada batuan sedimen, warna tidak hanya

hasil dari proses pelapukan, material organik dan kontaminasi lingkungan luar.

Tapi juga dapat dipengaruhii oleh kandungan mineral didalamnya. dengan melihat

warna batuan dan warna mineral serta disosokan didapatlah kandungan mineral

yang terdapat dalam batuan tersebut. Setelah disepakati oleh kelompok kami

kandungan mineral yang terdapat pada batuan, dapat ditentukanlah batuan asal,

nama batuan serta butir kemasnya. Berikut adalah tabel yang kami gunakan dalam

mengidentifikasi nama batuan metamorf berdasarkan foliasi dan kandungan

mineral utamanya. \

Tekstur Batuan asalMineral utama

Nama Batuan

Sifat Foliasi Butir KemasBerbulis halus

Sangat bervariasi

Hornfels

Tak Berfoliasi

Hornfelsik

Batu Pasir Kuarsa Kuarsit

Gamping,Dolomite

Kalsit, Ca, Mg, Silika

Marmer

Ca, Mg, Fe, Silika, Granet, Epidot, Piroksen, Amfibol

Taktit

Granoblastik

Basalt, Gabro, Tufa

Horblend, Plagioklas, Garnet, Kuarsa

Amfibol

Serpih, Greywacke, Batuan beku

Feldspar, Piroksen, Garnet, Kianit, Silika

Granulit

8

10

Page 14: Batuan Metamorf

Ber

foli

asi

Slaty Lapidoblastik

Tufa, SerpihMika, Kuarsa

Sabak, Filit

Basalt, Andesit, Tufa

Klorit, Plagioklas, Epidot

Sekis klorit

Serpih, Tufa, Riolit

Muskovit, Kuarsa, Biotit

Sekis, Mika

Slaty-schistose

NematoblastikBasalt, Andesit, Gabro, Tufa

Amfibolt, Plagioklas

Amfibol

SchistoseGranoblastik dan Lapidoblastik

Granit, Serpih, Diorit, Sekis, Riolit

Feldspar, Kuarsa, Mika, Amfibolt, Garnet

Gneiss

Gneissose Granoblastik

Campuran Metamorf dan Batuan Beku

Feldspar, Kuarsa, Biotit, Amfibolt

Migmatit

Tabel 4.1. Klasifikasi batuan metamorf.

Seperti yang diurai diatas, satu batuan tidak hanya memuat satu mineral utama.

Namun dapat bervariasi antara dua hingga delapan. Bahkan, batuan dengan nama

Hornfels memiliki kandungan mineral dengan jumlah lebih dari delapan dan

disebut sangat bervariasi. Dalam tabel klasifikasi batuan metamorf sering

dijumpai batuan asal yang lebih dari satu nama batuan. Asisten menjelaskan,

berarti batuan metamorf yang diidentifikasi dapat berasal dari batuan satu atau

satunya lagi. Tidak dari dua batuan itu sekaligus. Untuk menentukan batuan asal

yang lebih spesifik, dibutuhkan penelitian dalam laboratorium. Begitu juga

dengan nama batuan, batuan dengan hasil identifikasi kandungan mineral utama

dapat memiliki dua nama, ini juga harus dilakukan uji laboratorium terlebih

dahulu untuk menentukan nama sebenarnya.

Berikut adalah delapan sampel batuan metamorf yang kami identifikasi. Delapan

batuan tersebut diberi Nomor Peraga M.1,M.2, M.3a, M.3b, M.5, M.6, M.7dan

M.8. dibawah ini saya tampilkan foto batuan yang kami identifikasi beserta

keterangan dan penjelasan pendukungnya yang saya dapatkan dari hasil

pengamatan pada praktikum dan beberapa referensi yang saya baca, juga

diuraikan beberapa manfaat dari batuan metamorf yang dimaksud.

811

Page 15: Batuan Metamorf

Gambar 4.2. Batu Sabak (M.1).

Batuan dengan nomor peraga M.1 ini diidentifikasikan bernama batu Sabak atau

Filit dengan mineral utama Mika, Kuarsa. Batuan in memiliki batuan asal dapat

berupa Tufa maupun serpih dan memiliki tekstur foliasi Slaty berbutir kemas

Lapidoblastik. Batu Sabak merupakan merupakan batuan metamorf terbentuk dari

proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada

temperatur dan suhu rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan

tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained). batu sabak atau

batu slate banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Slate terbagi menjadi

beberapa lapisan tipis dengan permukaan yang halus dengan warna yang

tergantung pada kandungan mineralnya. Slate telah digunakan dalam konstruksi

selama ratusan tahun dalam aplikasi yang beragam sebagai atap untuk paving, dan

Walling untuk dekorasi taman.  Slate juga dapat di manfaatkan sebagai batu

asahan.

Gambar 4.3. Batu Sekis, Mika (M.2).

812

Page 16: Batuan Metamorf

Batuan dengan nomor peraga M.2 ini kami identifikasikan bernama batu Sekis

atau Mika dengan mineral utama Muskovit, Kuarsa dan Biotit. Batuan metamorf

ini berasal dari batuan Serpih, Tufa atau Riolit. Batu ini memiliki tekstur

berfoliasi Slaty dengan butir kemas Lapidoblastik. Batu Sekis merupakan batuan

metamorf regional yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah.

Batu Schist (sekis) banyak mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral

pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang

diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap. Sedangkan mika adalah batuan yang

bagiannya terlihat mengkilap mika juga tahan terhadap panas tinggi. Kegunaan

dan manfaat batu Sekis – Schist antara lain adalah sebagai sumber mika yang

utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan

kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika. Dan kegunaan batu mika

adalah untuk memisahkan konduktor listrik, pembuatan kondensator, dan lainnya.

Gambar 4.4. Batu Marmer (M.3a kiri dan M.3b kanan).

Batuan dengan nomor peraga M.3a dan M.3b ini kami identifikasikan sama, yakni

merupakan batu marmer. Sebenarnya keduanya memiliki nomor peraga yang

sama yakni M.3 namun, untuk membedakannya, saya beri pembeda antara dua

batuan ini. Batu marmer adalah batu yang terbentuk dari batuan kapur atau batu

gamping yang mengalami metamorfisme karena tekanan dan suhu yang sangat

tinggi  sehingga terbentuk rekristalisasi kalsit. Komponen penyususn batu marmer

813

Page 17: Batuan Metamorf

yang paling utama adalah kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan

tanpa foliasi. Batu marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan

nama, batu nisa, pelapis dinding bangungan dan lantai. Harga batu marmer lebih

mahal dari jenis batu lainnya dan biasanya harga berbanding lurus dengan kualitas

marmer itu sendiri.

Gambar 4.5. Batu Granulit (M.5).

Batuan dengan nomor peraga M.5 ini kami identifikasikan batu Granulit. Dengan

tidak berfoliasi dan mineral utamanya feldspar, piroksen, granet, kianit, dan silika.

Granulit sendiri merupakan batuan metamorf dengan tekstur granoblastik yang

tersusun oleh mineral utama kuarsa dan felspar serta sedikit piroksen dan garnet.

Kuarsa dan garnet yang pipih kadang dapat menunjukkan struktur gneissic.

Granulit juga sering dikenal sebagai granit, sehingga nama granulit agak asing

didengar. Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk

bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi), sebagai

bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dan lain-lain) dan bahan bangunan

(gedung, jalan , jembatan, dan lain-lain), selain itu dapat digunakan sebagai bahan

baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai, wastafel dan meja serta di bidang

konstruksi bangunan lainnya.

814

Page 18: Batuan Metamorf

Gambar 4.6. Batu Gneiss (M.6).

Batuan dengan nomor peraga M.6 ini diitentifikasikan bernama batu Gneiss.

Dengan berfoliasi dan kandungan mineral feldspar, kuarsa, mika, amfibolt dan

garnet. Batu Gneiss atau batu Genes adalah batuan yang terbentuk dari hasil

metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam

Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika

danamphibole. Batu Gneiss atau genes banyak digunakan dan manfaatkan untuk

membuat barang kerajinan seperti asbak, jambangan bunga dan patung.

Batuan dengan nomor peraga berikutnya adalah M.7 kami identifikasikan

bernama batu sekis klorit. Batu sekis klorit merupakan batuan metamorf regional

yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah. Batu Schist (sekis)

8

Gambar 4.7. Batu Sekis klorit (M.7).

15

Page 19: Batuan Metamorf

banyak mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini

umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan

dengan kristal yang mengkilap. Kegunaan dan manfaat batu Sekis – Schist antara

lain adalah sebagai sumber mika yang utama. Mika ini merupakan salah satu

komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri

elektronika.

Gambar 4.8. Batu Taktit (M.8).

Batuan terakhir yang kami identifikasi adalah batu dengan nomor peraga M.8 dan

diidentifikasikan bernama batu Taktit dengan struktur tak berfoliasi dengan

kandungan mineral utama Ca, Mg, Fe, silika, garnet, epidot, piroksen dan amfibol.

Batuan metamorf ini sangan susah dicari referensinya sehingga hanya sedikit

informasi yang kami dapatkan. Batu taktit ini berfungsi untuk batu hias taman,

dekorasi serta untuk batu yang digunakan pada bangunan dan lainnya.

816

Page 20: Batuan Metamorf

Batuan Metamorf

Oleh

Egi Ramdhani

ABSTRAK

Batuan metamorf merupakan batuan hasil dari proses malihan yakni hasil dari batuan yang mengalami pemanasan hingga 200ᴼ C atau lebih dan mengalami tekanan tinggi di saat yang bersamaan hingga mencapai 300 Mpa. Batuan metamorf dapat berasal dati batuan beku maupun batuan sedimen yang mengalami proses yang sama, batuan metamorf dapat kembali menjadi magma apabila mendapat pemanasan lagi yang lebih tinggi. Pada percobaan kami kali ini, kami mengidentifikasi delapan sampel batuan metamorf yang diberi nomor pegara M.1, M.2, M.3a, M.3b, M.5, M.6, M.7 dan M.8.untuk mengidentifikasi batuan sedimen, terdapat serangkaian proses yang dibutuhkan. Pertama praktikan haris menentukan apakah batuan berfoliasi atau tidak, lalu menentukan kandungan mineral utamanya dengan berpatokan pada warna mineral dan yang terakhir barulah didapat nama batuan serta batuan asalnya. Dari kedelapan sampel batuan dengan nomor peraga diatas, kami mendapatkan nama batuan antara lain Sabak atau Filit, Sekis atau Mika, Marmer, Marmer, Granulit, Gneiss, Sekis Klorit, dan Taktit. Penamaan batuan diatas diurutkan berdasarkan urutan nomor peraga. Batuan metamorf juga memiliki beberapa kegunaan antara lain dapat digunakan untuk lantai, hiasan rumah, perhiasan, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai batuan metamorf dapat melihat tinjauan pustaka dan Lampiran pada bagian Tugas 2. Dan untuk mengetahui tabel hasil identifikasi batuan metamorf yang kami lakukan, dapat melihat Lampiran 3 Lembar kerja praktikum batuan metamorf.

ii

Page 21: Batuan Metamorf

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Beberapa sampel batuan metamorf ...........................................

Gambar 3.2. Lembar kerja...................................................................................

Gambar 3.3. Alat Tulis.........................................................................................

Gambar 3.4. Kamera............................................................................................

Gambar 4.1. Siklus Batuan...................................................................................

Gambar 4.2. Batu Sabak (M.1).............................................................................

Gambar 4.3. Batu Sekis, Mika (M.2).................................................................

Gambar 4.4. Batu Marmer (M.3a kiri dan M.3b kanan).....................................

Gambar 4.5. Batu Granulit (M.5).........................................................................

Gambar 4.6. Batu Gneiss (M.6).........................................................................

Gambar 4.7. Batu Sekis Klorit (M.7)..................................................................

Gambar 4.8. Batu Taktit (M.8)............................................................................

7

7

8

8

9

12

12

13

14

15

15

16

iv

Page 22: Batuan Metamorf

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Klasifikasi batuan metamorf ..................................................... 11

v

Page 23: Batuan Metamorf

BAB V. KESIMPULAN

Telah dilakukan praktikum mengenai batuan metamorf, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Percobaan ini dimaksudkan agar dapat teridentfikasinya nama, mineral utama

dan batuan asal dari batuan metamorf.

2. Proses terbentuknya batuan metamorf disebut proses malihan dimana batuan

induk mengalami pemanasan tinggi dan tekanan tinggi sehingga menjadi

batuan metamorf.

3. Terdapat serangkaian proses dalam pengidentifikasian batuan metamorf.

Pertama melihat sifat foliasinya lalu kandungan mineralnya. Barulah

teridentifikasi nama batuan, batuan asal dan butir kemasnya.

4. Batuan dengan nomor peraga M.1, M.2, M.3a, M.3b, M.5, M.6, M.7 dan M.8

diidentifikasikan bernama Sabak atau Filit, Sekis atau Mika, Marmer, Marmer,

Granulit, Gneiss, Sekis Klorit, dan Taktit.

5. Kandungan mineral pada batuan metamorf dapat memengaruhi warna batuan

itu sendiri. Sehingga dapat kami jadikan indikator penentuan kandungan

muneralnya.

6. Terdapat lebih dari satu kandungan mineral utama dalam satu batuan

metamorf.

7. Batuan metamorf memiliki beberapa manfaat antara lain batu sabak untuk, batu

marmer untuk, batu gneiss untuk dan batu Taktit untuk.

Page 24: Batuan Metamorf

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ABSTRAK.........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

DAFTAR GAMBAR........................................................................................

DAFTAR TABEL.............................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................B. Tujuan Praktikum....................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan........................................................................................B. Langkah Kerja.........................................................................................C. Diagram Alir............................................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

i

ii

iii

iv

v

12

788

Page 25: Batuan Metamorf

DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 2009. Petunjuk Praktikum Petrologi. Yogyakarta : Tim Geologi.

Endarto, Danang. 2005. Mineralogi. Jakarta : Erlangga.

Firdaus. 2011. Penuntun Geologi Dasar. Kendari : FMIPA Unhalu.

Jackson. 1970. Batuan dan Mineral. Jakarta : Rineka Utama.

Lizza. 2009.  http://www.lizzadromuseum.org/rm/.jpeg. Bandung.

Noor, Djauhari. 2006. Peta Geologi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suharno. 2011. Geologi Dasar. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Page 26: Batuan Metamorf

LAMPIRAN

Page 27: Batuan Metamorf

TUGAS 1

Butir kemas adalah sifat hubungan antar butir-butir batuan yang lebih kecil yang

membentuk batuan utama, dimana  berfungsi sebagai orientasi butir dan packing.

Istilah yang dipakai ialah kemas terbuka (bila butiran tidak saling bersentuhan)

dan kemas tertutup (bila butiran saling bersentuhan). Kemas secara umum dapat

menceritakan tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan

permeabilitas batuan. Berikut ini adalah gambar jenis-jenis kontak antar butir.

Jenis-jenis kontak antar butir

Page 28: Batuan Metamorf

TUGAS 2

METAMORPHIC ROCK

By : Michael Pidwirny

Source : http://www.eoearth.org/view/article/154584/

Metamorphism involves the alteration of existing rocks by either excessive heat

and pressure, or through the chemical action of fluids. This alteration can cause

chemical changes or structural modification to the minerals making up the rock.

Structural modification may involve the simple reorganization of minerals into

layers or the aggregation of minerals into specific areas within the rock.

Much of the Earth's {C}continental crust is composed of metamorphic and

igneous rocks. Together, these two rock types form the base material at the core of

the Earth's major continental masses. Overlying this core are often thick layers of

sedimentary rocks. In some regions, this base rock is exposed to the atmosphere

and is known as shields. On the Canadian Shield we can find some of the oldest

rocks found on the planet (3.96 billion years old). These very old rocks are

primarily metamorphic. Metamorphic rocks also are the rock type found at the

core of the world's various mountain ranges.

Heat and Metamorphism

Heat is an important agent in the metamorphic modification of rock. Rocks begin

to change chemically at temperatures above 200° Celsius. At these temperatures,

the crystalline structure of the minerals in the rock are broken down and

transformed using different combinations of the available elements and

compounds. As a result, new minerals are created. The metamorphic process stops

when the temperatures become high enough (600 to 1200° Celsius) to cause

complete melting of the rock. If rocks are heated to the point where they become

Page 29: Batuan Metamorf

magma, the magma when cooled creates new igneous rocks. Thus, metamorphism

only refers to the alteration of rock that takes place before complete melting

occurs.

Heat can be applied to rock through two processes: tectonic subduction and the

intrusion of magma. Some rocks that are formed at the surface are subsequently

transported deep into the crust and the upper mantle at tectonic subduction zones.

Temperatures beneath the Earth's surface increase with depth at a rate of about

25° Celsius per kilometer. Scientists estimate that the temperature at the base of

the crust is about 800 to 1200° Celsius. This heat is generated from the decay of

radioactive materials, mainly in the crust, and heat released from the Earth's core.

Magma can sometimes migrate up through the crust forming an igneous intrusion.

This is especially true along continental boundaries, like the western side of North

America, where subduction is taking place. Metamorphism takes place in the rock

surrounding the magma body because of heat dissipation. Because of the nature of

the dissipation process, the level of metamorphic alteration in the influenced rock

decreases with distance from the igneous intrusion.

Pressure and Metamorphism

Rocks that are buried are subjected to pressure because of the weight of overlying

materials. Pressure can also be exerted on rocks due the forces involved in a

variety of tectonic processes. The most obvious effect of pressure on rocks is the

reorientation of mineral crystals (Figure 1). Under extreme levels of pressure

rocks become plastic creating flow structures in their crystalline structure.

Pressure almost never acts in isolation as temperatures do get higher with

increasing depth below the Earth's surface.

Page 30: Batuan Metamorf

Figure 1: The mineral grains in rocks subjected to extreme pressure often

rearrange themselves in a parallel fashion, creating a foliated texture (Image A -

before metamorphism; Image B - after metamorphism). (Source:

PhysicalGeography.net)

 

Chemical Action of Fluids

Water and carbon dioxide are often found in small amounts in the perimeter

between mineral crystals or in the pore spaces of rocks. When mixed, the resulting

fluid enhances metamorphism by dissolving ions and by causing chemical

reactions. Usually, the end product of this process is the creation of new minerals

by the substitution, removal, or addition of chemical ions. Sometimes fluids can

also permeate into rock from adjacent magma.

Types of Metamorphism

Geologists suggest that metamorphism can occur by way of the following three

processes.

Thermal metamorphism involves the heating and structural and chemical

alteration of rocks through processes associated with plate tectonics. This

type of metamorphism has two sub-categories:

o Regional metamorphism is the large-scale heating and

modification of existing rock through the creation of plutons at

tectonic zones of subduction. It involves large areas and large

volumes of rock.

o Contact metamorphism is the small-scale heating and alteration of

rock by way of a localized igneous intrusion (for example, volcanic

dykes or sills).

Dynamic metamorphism causes only the structural alteration of rock

through pressure. The minerals in the altered rocks do not change

chemically. The extreme pressures associated with mountain building can

cause this type of metamorphism.

Metasomatic metamorphism involves the chemical replacement of

elements in rock minerals when gases and liquids permeate into bedrock.

Page 31: Batuan Metamorf

 

Common Metamorphic Rocks

 

Examples of metamorphic rock.

Slate is a fine-grained metamorphic rock. It is created by minor

metamorphism of shale or mudstone. This rock is characterized by the

foliation (Figure 1) of its mineral grains which causes it to have cleavage

that is parallel.

Phyllite is  is a fine-grained foliated metamorphic rock primarily rich in

quartz, sericite mica, and chlorite.

Schist is a medium- to coarse-grained foliated rock. Foliation is the result

of the rearrangement of mica, chlorite, talc, and hematite mineral grains

into parallel structures. When compared to slate, schists result from more

intense metamorphism.

Gneiss is a coarse-grained metamorphized igneous rock. In this rock, you

get the recrystallization and foliation of quartz, feldspars, micas, and

amphiboles into alternating light- and dark-colored bands.

Marble is a nonfoliated metamorphized limestone or dolomite.

Quartzite forms from the recrystallization of silica found in sandstone.

 

Sources :

Grotzinger, J., T.H. Jordan, F. Press, and R. Siever. 2007.

Understanding Earth. 5th Edition. W.H. Freeman and Company, New

York.

McConnell, D., D. Steer, C. Knight, K. Owens, and L. Park. 2010. The

Good Earth. 2nd Edition. McGraw-Hill, Dubuque, Iowa.

Plummer, C., D. Carlson, and L. Hammersle. 2010. Physical Geology.

13th Edition. McGraw-Hill, Dubuque, Iowa.

Tarbuck, E.J., F.K. Lutgens, and D. Tasa. 2009. Earth Science. 12th

Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Page 32: Batuan Metamorf

TRANSLATE INDONESIA

BATUAN METAMORF

Oleh : Michael Pidwirny

Sumber : http://www.eoearth.org/view/article/154584/

Metamorfosis batuan merupakan proses perubahan batuan yang ada dengan

pengaruh panas yang berlebihan dan tekanan yang tinggi, atau melalui tindakan

kimia cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan kimia atau modifikasi

struktural mineral yang membentuk batu. Modifikasi struktural mungkin

melibatkan reorganisasi sederhana mineral ke dalam lapisan atau agregasi dari

mineral ke daerah-daerah tertentu di dalam batu.

Sebagian besar penyusun bumi tepatnya di kerak benua terdiri dari batuan

metamorf dan beku. Kedua jenis batuan ini membentuk bahan dasar inti dari

massa utama bumi benua . dibagian atas inti ini terdapat lapisan tebal batuan

sedimen. Di beberapa daerah, batuan dasar ini mencapai atmosfer dan dikenal

sebagai perisai. Pada Shield Kanada kita dapat menemukan beberapa batuan tertua

yang ditemukan di planet ( berusia 3,96 milyar tahun ). Batu-batu sangat tua

terutama metamorf. Batuan metamorf juga adalah jenis batuan yang ditemukan

pada inti dari berbagai deretan pegunungan di dunia.

Panas dan metamorfosis

Panas merupakan agen penting dalam pembentukan batuan metamorf. Batuan

mulai berubah secara kimiawi pada suhu di atas 200 derajat Celsius . Pada suhu

ini, struktur kristal dari mineral dalam batuan induk dipecah dan diubah dengan

menggunakan kombinasi yang berbeda dari unsur-unsur yang tersedia dan

senyawa. Akibatnya, mineral baru diciptakan. Proses metamorf berhenti ketika

suhu menjadi cukup tinggi ( 600-1200 ° Celsius ) menyebabkan mencairnya

batuan. Di suhu tersebut, batu yang dipanaskan ke titik di mana mereka menjadi

magma, magma ketika didinginkan menciptakan batuan beku baru. Dengan

demikian, metamorfosis hanya mengacu pada perubahan batuan yang terjadi

sebelum perubahan ke magma kembali terjadi. Pemanasan batuan terjadi melalui

Page 33: Batuan Metamorf

dua proses : subduksi tektonik dan intrusi magma. Beberapa batuan yang

terbentuk di permukaan selanjutnya diangkut jauh ke dalam kerak dan mantel atas

pada zona subduksi tektonik. Pada suhu di bawah permukaan bumi dengan

kedalaman pada tingkat sekitar 25 ° Celsius per kilometer. Para ilmuwan

memperkirakan bahwa suhu di dasar kerak sekitar 800 sampai 1200 ° Celsius.

Panas ini dihasilkan dari bahan radioaktif, terutama dalam kerak bumi, dan panas

yang dilepaskan dari inti bumi.

Magma kadang-kadang dapat bermigrasi melalui kerak membentuk intrusi batuan

beku. Hal ini berlaku sepanjang batas benua, seperti sisi barat Amerika Utara , di

mana subduksi berlangsung. Metamorfosis terjadi pada batuan yang lokasinya di

sekitar tubuh magma karena terdapat pembuangan panas. Karena sifat dari proses

pembuanga, tingkat perubahan metamorf dalam batuan dipengaruhi menurun

dengan jarak dari intrusi batuan beku .

Tekanan dan metamorfosis

Batuan yang terkubur mendapat tekanan karena berat di atasnya. Tekanan juga

dapat diberikan pada batuan karena terlibat dalam berbagai proses tektonik. Efek

paling jelas dari tekanan pada batuan adalah reorientasi kristal mineral (Gambar

1). Di bawah tingkat ekstrim batuan yang di tekan menjadi plastik menciptakan

struktur aliran dalam struktur kristal mereka. Tekanan hampir tidak pernah

bertindak dalam isolasi karena suhu yang semakin tinggi dengan meningkatnya

kedalaman di bawah permukaan bumi .

Page 34: Batuan Metamorf

 

Gambar 1 : Butiran mineral dalam batuan mengalami tekanan yang ekstrim

sehingga menyusun sendiri secara acak, menciptakan tekstur foliasi ( Gambar A -

sebelum metamorfosis, Gambar B - setelah metamorfosis). (Sumber :

PhysicalGeography.net ).

Kimia Cairan

Air dan karbon dioksida sering ditemukan dalam jumlah kecil di perimeter antara

kristal mineral atau dalam ruang pori batuan. Ketika dicampur, cairan yang

dihasilkan meningkatkan metamorfosis dengan melarutkan ion dan dengan

menyebabkan reaksi kimia. Biasanya, produk akhir dari proses ini adalah

penciptaan mineral baru dengan substitusi, penghapusan, atau penambahan ion

kimia. Kadang-kadang cairan juga dapat menyerap ke dalam batuan dari magma

yang berdekatan .

Jenis metamorfosis

Ahli geologi mengemukakan bahwa metamorfosis dapat terjadi dengan cara tiga

proses sebagai berikut .

• Metamorfosis Thermal melibatkan pemanasan dan perubahan struktural dan

kimia batuan melalui proses yang terkait dengan lempeng tektonik. Jenis

metamorfosis ini memiliki dua kategori :

o Metamorfosis Daerah adalah pemanasan skala besar dan modifikasi batuan

yang ada melalui penciptaan pluton di zona subduksi tektonik. Ini

melibatkan daerah yang luas dan volume besar batu .

o Kontak metamorfosis adalah pemanasan skala kecil dan perubahan batuan

dengan cara beku intrusi lokal ( misalnya , tanggul vulkanik atau kusen ) .

• Metamorfosis Dinamis hanya menyebabkan perubahan struktural batu karena

tekanan. Mineral dalam batuan tidak berubah secara kimiawi . Tekanan ekstrim

dapat menyebabkan jenis metamorfosis .

Page 35: Batuan Metamorf

• Metamorfosis metasomatic melibatkan penggantian kimia unsur mineral batuan

ketika gas dan cairan meresap ke dalam batuan dasar.

Batuann metamorf yang umum dijumpai

Contoh batuan metamorf.

• Slate adalah batuan metamorf halus. Ini batuan induknya merupakan batu serpih

atau batu lempung. Batuan ini ditandai dengan foliasi ( Gambar 1 ) butir

mineral yang menyebabkannya memiliki garis sejajar.

• Phyllite adalah adalah foliasi batuan metamorf berbutir halus terutama seperti

kuarsa , mika serisit , dan klorit .

• Sekis adalah batuan menengah sampai kasar - grained foliated. Foliasinya

merupakan hasil dari penataan mika, klorit, talk, dan hematit butiran mineral ke

dalam struktur paralel. Bila dibandingkan dengan batu tulis, sekis hasil dari

metamorfosis yang lebih lama.

• Gneiss adalah hasil metamorfosis batuan beku kasar. Di batu ini, Anda

mendapatkan rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika, dan

amphibol berwarna gelap .

• Marmer adalah hasil metamorfosis batu gamping atau dolomit tak berfoliasi.

• Kuarsit dari rekristalisasi silika ditemukan di batu pasir.

Sumber :

Grotzinger, J., T.H. Jordan, F. Press, and R. Siever. 2007.

Understanding Earth. 5th Edition. W.H. Freeman and Company, New

York.

McConnell, D., D. Steer, C. Knight, K. Owens, and L. Park. 2010. The

Good Earth. 2nd Edition. McGraw-Hill, Dubuque, Iowa.

Plummer, C., D. Carlson, and L. Hammersle. 2010. Physical Geology.

13th Edition. McGraw-Hill, Dubuque, Iowa.

Tarbuck, E.J., F.K. Lutgens, and D. Tasa. 2009. Earth Science. 12th

Edition. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Page 36: Batuan Metamorf

iv