Batuan Beku II

9
RESUME BATUAN BEKU II Batuan merupakan salah satu bahan padat penyusun lapisan-lapisan yang berada didalam bumi ini. Yang terbentuk dari hasil pendinginan magma silikat yang merupakan sebuah bahan cair yang kompleks. Hasil dari tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada magma ini akan menghasilkan beragam jenis batuan, terutama batuan beku yang merupakan batuan pertama yang terbentuk dari hasil proses pengkristalan dan pendinginan magma, dimana dilanjutkan dengan proses mineralisasinya atau proses dimana sebuah mineral ataupun beberapa mineral menyusun tubuh dari sebuah batuan beku. 1. Batuan Beku Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma yang bisa terbentuk jauh dibawah permukaan bumi dan bisa terbentuk di permukaan bumi. Batuan beku ini merupakan batuan yang disusun atau dibentuk dari kumpulan-kumpulan mineral utama seperti olivin, piroksin, horblende, biotit, orthoklas, piroksin dan olivin. Secara umum pembentukan batuan beku dari hasil mineralisasinya digambarkan oleh reksi seri bowen. Pada proses pembentukan terjadi perbedaan tempat pembentukan dan proses perubahan suhu yang berbeda pula yang mengakibatkan terjadinya perbedaan fisik batuan beku,

Transcript of Batuan Beku II

Page 1: Batuan Beku II

RESUMEBATUAN BEKU II

Batuan merupakan salah satu bahan padat penyusun lapisan-lapisan yang

berada didalam bumi ini. Yang terbentuk dari hasil pendinginan magma silikat

yang merupakan sebuah bahan cair yang kompleks. Hasil dari tekanan dan suhu

yang sangat tinggi pada magma ini akan menghasilkan beragam jenis batuan,

terutama batuan beku yang merupakan batuan pertama yang terbentuk dari hasil

proses pengkristalan dan pendinginan magma, dimana dilanjutkan dengan

proses mineralisasinya atau proses dimana sebuah mineral ataupun beberapa

mineral menyusun tubuh dari sebuah batuan beku.

1. Batuan BekuBatuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan dan

kristalisasi magma yang bisa terbentuk jauh dibawah permukaan bumi dan bisa

terbentuk di permukaan bumi. Batuan beku ini merupakan batuan yang disusun

atau dibentuk dari kumpulan-kumpulan mineral utama seperti olivin, piroksin,

horblende, biotit, orthoklas, piroksin dan olivin. Secara umum pembentukan

batuan beku dari hasil mineralisasinya digambarkan oleh reksi seri bowen.

Pada proses pembentukan terjadi perbedaan tempat pembentukan dan

proses perubahan suhu yang berbeda pula yang mengakibatkan terjadinya

perbedaan fisik batuan beku, perbedaan ciri-ciri fisik ini dapat terlihat dari tekstur

batuan dan struktir batuan,

2. Tekstur Batuan BekuDalam pembentukan sebuah batuan beku terjadi berbagai proses yang

dialami oleh batuan tersebut dimana magma yang berupa cairan silikat

mengalami penurunan suhu, perubahan tekanan pada tiap lapisan bumi yang

diterobos oleh magma tersebut maka magma ini akan mengalami proses

kristalisasi. Ketika batuan beku terbentuk pada keadaan dimana temperatur dan

tekanan tinggi dibawah permukaan bumi dengan waktu pembekuan yang lama

maka mineral-mineral pembentuk batuan tersebut akan terlihat sangat jelas

Page 2: Batuan Beku II

dikarenakan waktu pendinginan magma yang lama menyebabkan susunan

sistem kristal tertentu membentuk ukuran mineral yang relatif besar, sedangkan

pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang

rendah mineral-mineral penyusun batuan beku tidak mempunyai waktu yang

cukup untuk membentuk sistem kristalnya sehingga terlihat halus pada tekstur

batuannya. Kandungan mineral yang terdapat dalam batuan beku menunjukan

perbedaan jenis batuannya.

Gambar 1Proses mineralisasi pada penurunan temperatur magma

Tekstur yang dihasilkan oleh proses penurunan suhu pada magma

merupakan kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan

susunan butir mineralnya. Secara umum tekstur batuan beku meliputi :

2.1 KristalinitasMerupakan tingkat dari sebuah kristalisasi mineral, yang meliputi :

Holokristalin

Batuan yang tersusun seluruhnya oleh kristal mineralnya.

Hipokristalin

Batuan yang tersusun atas sebagian berupa kristal mineral dan sebagian

lagi berupa gelas (amorf).

Holohialin

Merupakan batuan beku yang tersusun seluruhnya oleh gelas (amorf).

2.2 Granularitas Merupakan kenampakan ukuran dari bentuk kristal mineral pembentuk

batuannya, terbagi kedalam beberapa kelompoknya, yaitu :

Page 3: Batuan Beku II

a. Phanerik Tekstur phanerik granular adalah tekstur batuan beku dimana ukuran butir

dari mineral dapat terlihat dengan mata secara langsung dan relativ mempunyai

ukuran yang seragam.

Foto 1Tekstur phanerik

b. AfanitikTekstur afanitik ini merupakan tekstur batuan beku dimana butiran mineral

sangat halus sehingga tidak dapat dilihat langsung, dilakukan pengamatan

secara mikroskopis untuk dapat melihat jelas mineral-mineral penyusunnya.

Foto 2Tekstur afanitik

c. PorfiritikTekstur ini terbagi kedalam dua bagian yaitu fanero porfiritik dan porfiro

afanitik dimana pada fanero porfiritik ukuran butir mineral mempunyai ukuran

yang relatif besar (mineral sulung atau fenokris) yang dikelilingi oleh mineral yang

berukuran butir lebih kecil. Sedangkan pada tekstur porfiro afanitik, ukuran butir

mineral sulung dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik.

Foto 3Tekstur porfiritik

Page 4: Batuan Beku II

d. Gelasan (amorf)

Tekstur dimana sebuah batuan yang tidak memiliki mineral pembentuk,

terjadi karena perubahan suhu yang ekstrim pada saat pembekuan sehingga

tidak sempat membentuk mineral penyusunnya. Tersusun atas kumpulan gas

yang terjebak dan mengalami pembekuan didalam batuannya.

Foto 4Tekstur phanerik

2.3 FabrikMerupakan hubungan dan susunan antara kristal mineral, tediri dari :

a. Bentuk Kenampakan KristalKetika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali

biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya

mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral

yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:

Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna

Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna

Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

b. Relasi (keseragaman antar buntir)

Relasi untuk keseragaman antar butir pada sebuah batuan beku yang

terdiri dari :

Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.

Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

Foto 5Bentuk kenampakan kristal mineral

Page 5: Batuan Beku II

3. Struktur Batuan BekuStruktur ini merupakan kenampakan dari hubungan antar bagian batuan

yang berbeda. Macam-macam struktur batuan beku, yaitu :

a. Struktur MasifAdalah struktur kompak dari batuan yang tidak menunjukan bentuk

kenampakan hubungan pori-pori atau bentuk aliran.

b. Struktur VesiculasiAdalah struktur dari batuan beku yang memperlihatkan adanya lubang-

lubang akibat pelepasan gas sewaktu magma membeku, sturktur ini terdiri dari

vesicle (struktur berpori, lubang-lubangnya menyudut), Scoria (struktur berpori,

dimana lubang-lubangnya relatif membulat) dan pumice (struktur berpori, dimana

lubang-lubangnya agak memanjang dan dapat memperlihatkan arah aliran).

Foto 6 Foto 7

Struktur vesicle Struktur scoria

Foto 8Struktur pumice

Page 6: Batuan Beku II

KESIMPULAN

Dari resume “Batuan Beku II”, ini diperoleh kesimpulan bahwa suatu

batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan pengkristalan magma yang

selama perjalanan magma naik ke atas permukaan bumi mengalami perubahan

suhu dan tekanan yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis batuan beku.

Batuan beku terbentuk berdasarkan kondisi lingkungan dimana batuan tersebut

terbentuk, bila proses pembekuan magma terjadi dengan waktu yang lama maka

akan menghasilkan sebuah bentuk batuan beku yang mempunyai bentuk kristal

yang sempurna sehingga mineral pembentuknya akan terlihat berukuran besar

dan bertekstur kasar karena pengaruh suhu. Begitu pun sebaliknya, bila

pemebekuan magma berlangsung cepat maka akan menghasilkan batuan beku

yang sistem kristalnya tidak sempurna yang mengakibatkan mineral penyusun

batuannya terlihat jarang dan berukuran kecil dan bertekstur halus. Namun bila

suatu batuan beku mengakami proses pembekuan dengan suhu yang ekstrim

atau terjadi perubahan suhu dari suhu tinggi ke rendah dalam proses yang

sangat cepat, akan menghasilkan sebuah bentuk batuan beku yang tidak

mempunyai mineral penyusun batuannya, ini terjadi karena pada saat

perubahan suhu yang begitu cepat, magma tersebut belum mengalami proses

mineralisasinya.

Page 7: Batuan Beku II

DAFTAR PUSTAKA

Antarez, Maul, 2010, “Proses Pembentukan Batuan”.

http://moszablinkers182.blogspot.com/2010/08/proses-pembentukan-

batuan.html. Diakses tanggal 02 November 2013 (html, online).

Ikhsangnr, 2010, “Petrologi”.

http://ikhsangnr.wordpress.com/2010/09/02/petrologi/. Diakses tanggal 02

November 2013 (html, online).

Noor, Djauhari, 2009, “Buku Pengantar Geologi”.

Ahmad, Asmita, ST.MSi. 2012. “Agrogeologi Dan Mineralogi Tanah”.