Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

download Batas Wilayah Indonesia -  BIG 2012

of 50

Transcript of Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    1/50

    Laporan Tahunan

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah

    2012

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah

    Depu Informasi Geospasial Dasar

    BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

    Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong - Bogor

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    2/50

    ii

    Pengarah

    Dr.Ing. Khad

    Tim Editor

    Anas Kencana, ST

    Dr. Sri Handoyo

    Lulus Hidayatno, S.Si, M.Tek

    Ir. Eko Artanto

    Teguh Fayakun Alif, ST

    Desain & Tata Letak

    Agus Seawan

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    3/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    iii

    Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang

    telah memberikan rahmat dan kemudahan sehingga

    tersusun buku Laporan Tahunan pusat Pemetaan

    Batas Wilayah 2012. Buku ini menggambarkan hasil-hasil

    kegiatan Pusat PBW, Kedepuan Bidang Informasi Geospasial

    Dasar, Badan Informasi Geospasial selama kurun waktu

    tahun anggaran 2012.Berdasarkan Peraturan Kepala BIG

    Kata Pengantar

    nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial,

    didalamnya disebutkan bahwa:

    Pusat Pemetaan Batas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    penyusunan rencana program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,

    pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data dan informasi

    geospasial dasar, serta penyiapan pelaksanaan penelian dan pengembangan dan

    pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemetaan batas wilayah.

    Sebagai laporan tahunan pelaksanaan tugas Pusat PBW seper yang diamanatkan

    dalam Perka BIG di atas, selama tahun 2012 dilakukan kegiatan batas negara yang

    terdiri dari batas marim dan batas darat melalui kegiatan-kegiatan delimitasi batas

    marim, pemetaan pulau-pulau terluar, survei demarkasi batas darat, pemasangan

    Border Sign Postdan serangkaian perundingan dengan negara-negara tetangga.

    Kegiatan batas marim didukung juga dengan kegiatan kajian batas landas konnen

    di luar 200 mil laut dan kajian Geopolik.

    Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng dalam

    perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan dan bagi hasil

    migas.Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2012 sebagai kelanjutan dari kegiatan

    yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, Pusat PBW juga melakukan

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    4/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    iv

    kegiatan pemetaan batas wilayah administrasi yang terdiri dari kegiatan penataanbatas dengan pemasangan pilar-pilar batas di beberapa kecamatan, pemetaan

    wilayah otonom, provinsi, kabupaten, dan kota.

    Akhirnya, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepadam dari

    Pusat PBW dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini.Semoga

    Allah swt membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

    Cibinong, Maret 2012

    plt. Kepala Pusat

    Pemetaan Batas Wilayah

    Khad

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    5/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    v

    Kata Pengantar............................................................................................... iii

    Daar Isi........................................................................................................ v

    1. Pendahuluan ........................................................................................... 1

    2. Batas Negara............................................................................................ 3

    2.1. Batas Marim................................................................................... 3

    a. Pulau-Pulau Kecil Terluar................................................................. 3

    b. Fasilitasi Perundingan....................................................................... 6

    c. Kajian Batas Marim......................................................................... 11

    2.2. Batas Darat....................................................................................... 12

    a. Batas antara RI-Malaysia................................................................... 12

    b. Batas antara RI-PNG.......................................................................... 17

    c. Batas antara RI-RDTL.......................................................................... 21

    3. Batas Wilayah Administrasi...................................................................... 27

    3.1. Penataan Batas Wilayah Administrasi............................................... 28

    a. Pemasangan dan Pengukuran Batas Wilayah Kecamatan.................. 28

    b. Pemetaan Batas Wilayah Kecamatan...................... 29

    3.2. Pemetaan Batas Wilayah Otonom..................................................... 29

    a. Pemetaan Batas Daerah Otonom Baru.................................... 29

    b. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota.... 31

    c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah....................................................... 32

    4. Penutup .................................................................................................... 35

    4.1. Permasalahan Batas Negara................... 35

    a. Batas Darat...................................... 35

    b. Batas Marim................................................. 37

    4.2. Permasalahan Batas Wilayah Administrasi.................. 37

    Daftar Isi

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    6/50

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    7/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    1

    Pendahuluan

    Negara Indonesia memiliki wilayah dengan luas keseluruhan

    8.292.983 km.Dengan wilayah seluas itu, Indonesia juga

    memiliki sumber daya alam berlimpah yang tersebar di

    daratan dan lautan. Sumber daya alam yang ada tersebut bukan

    hanya mempunyai dampak posif secara ekonomis bagi kehidupan

    masyarakat, akan tetapi juga dapat berdampak negaf bagi kehidupan

    bermasyarakat berbangsa dan bernegara apabila salah dalam

    pengolahan dan pengelolaannya.

    Untuk mengopmalkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya

    alam tersebut dibutuhkan batas wilayah untuk memaskan hak

    dan kepemilikan suatu pemerintahan. Batas wilayah denif yang

    didasarkan pada ketetapan hukum berperan penng untuk tatakelola pemerintahan, pertahanan, keamanan, perijinan, pengelolaan

    sumberdaya alam, dan lain-lain.

    Gambar 1. Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    8/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    2

    Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial

    mengamanatkan seluruh pemetaan di Indonesia mengacu pada satu

    referensi (One Map Policy), yaitu Informasi Geospasial Dasar yangdiwujudkan dalam Jaring Kontrol Geodesi dan Peta Dasar, di mana

    batas wilayah merupakan salah satu unsur di dalamnya. Oleh karena

    itu penegasan batas wilayah baik batas internaonal maupun batas

    daerah perlu dituntaskan untuk mendukung

    pembangunan nasional.

    Pada tanggal 27 Juni 2012, Kepala Badan

    Informasi Geospasial menetapkan

    Peraturan Kepala BIG nomor 3 tahun

    2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Badan Informasi Geospasial, didalamnya

    disebutkan bahwa: Pusat Pemetaan Batas

    Wilayah mempunyai tugas melaksanakan

    penyiapan penyusunan rencana program,

    perumusan dan pengendalian

    kebijakan teknis, pengumpulan,

    pengolahan, penyimpanan dan

    penggunaan data dan informasi

    geospasial dasar, serta penyiapan

    pelaksanaan penelitian dan

    pengembangan dan pelaksanaan

    kerjasama teknis di bidang

    pemetaan batas wilayah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    9/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    3

    3

    Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai batas marim

    dengan 10 negara tetangga, yakni: India, Thailand, Malaysia, Singapura,

    Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste (lihat

    Gambar 1). Sejak diberlakukannya Hukum Laut Internaonal (UNCLOS-1982),Indonesia mendapatkan pengakuan international sebagai negara kepulauan

    terbesar di dunia.

    Wilayah NKRI di darat mengiku prinsip hukum internaonal u poside yuris,

    yakni wilayah Indonesia mewarisi wilayah kedaulatan eks Hindia Belanda yang

    berbatasan dengan ga negara tetangga, yaitu: Malaysia, Papua Nugini, dan Timor

    Leste. Penegasan batas antara RI-Malaysia mengacu pada traktat tahun 1891

    antara Belanda dan Inggris di Pulau Borneo, antara RI-PNG mengiku Konvensi

    tahun 1895 antara Belanda dan Inggris di Pulau Papua, sedangkan RI-Timor Leste

    mendasarkan pada traktat tahun 1904 antara Belanda dan Portugis di Pulau Timor.

    Batas

    NEGARA

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    10/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    4

    2.1. Batas Marim

    Jika hanya mewarisi wilayah eks Hindia Belanda, batas marim

    wilayah Indonesia hanya 3 mil laut dari garis pantai, namun dengan

    diberlakukannya UNCLOS-1982 wilayah marim Indonesia jauh

    lebih luas. Oleh karena itu, perjuangan untuk menegaskan dan

    memaksimalkan batas marim Indonesia masih terus dilakukan

    melalui jalur-jalur diplomasi. Kegiatan batas marim di Pusat PBW

    merupakan bagian dari perjuangan yang dimaksud.

    a. Pemetaan Pulau-Pulau Terluar

    Batas marim diukur dari k-k dasar yang berada di lokasi paling

    luar pulau-pulau di Indonesia. Kegiatan pemetaan pulau-pulau terluar

    merupakan upaya untuk menyusun informasi geospasial dasar di 92

    pulau yang terdapat k-k dasar untuk penataan dan pengelolaan

    wilayah perbatasan, lihat Gambar 2.

    Gambar 2. Indeks pemetaan pulau-pulau terluar NKRI yang

    sudah dilaksanakan, indeks berwarna merah

    adala kegiatan tahun 2012.

    Pemetaan pulau-pulau terluar dimaksudkan untuk melengkapi cakupan

    peta dasar dengan minimal skala 1:15.000. Kebutuhan data geospasialdimaksud dilakukan dengan tahapan awal pekerjaan pengadaan

    foto udara/citra fotogra yang mencakup pulau pulau kecil tersebut.

    Selanjutnya survei lapangan dilakukan untuk melengkapi toponim

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    11/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    5

    dan pengecekan data. Sebelum tahun 2012 pemetaan pulau-pulau

    terluar menggunakan metode fotogrammetri dengan kamera metrik

    analog/digital. Sejak tahun 2012, kegiatan dilakukan dengan wahanaUnmanned Aerial Vehicle(UAV) serta metode fotogrammetridengan

    kamera digital non metrik (small format).Kegiatan tahun 2012 telah

    dilakukan pemetaan di 13 pulau terluar dengan rincian sebagai

    berikut (lihat Tabel 1, dan untuk contoh peta foto lihat Gambar 3).

    Tabel 1.Daar pulau-pulau terluar yang dipetakan tahun 2012.

    No Nama Pulau Skala Lokasi Luas (km)

    1 P. Nuhuyut (Tg. Weduar) 1 : 15.000 Maluku 3.97

    2 P. Kaitanimbar 1 : 15.000 Maluku 9.65

    3 P. Matakus 1 : 10.000 Maluku 4.25

    4 P. Riama 1 : 5.000 Maluku 1.43

    5 P. Warwangwang 1 : 5.000 Maluku 0.30

    6 P. Luang 1 : 10.000 Maluku 7.52

    7 P. Le (Tg. Kesioh) 1 : 5.000 Maluku 4.01

    8 P. Kisar (Tutun Yen) 1 : 5.000 Maluku 4.12

    9 P. Liran (bagian selatan) 1 : 5.000 Maluku 1.65

    10 P. Wetar (Tutun Eden) 1 : 7.500 Maluku 1.91

    11 P. Alor (Tg. Laisumbu) 1 : 5.000 NTT 1.80

    12 P. Treweg 1 : 7.500 NTT 3.69

    13 P. Batek 1 : 1.500 NTT 0.25

    Gambar 3. Contoh hasil peta foto dan peta garis (kontur) Pulau Treweng (Provinsi NTT).

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    12/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    6

    b. Fasilitasi Perundingan Batas Marim

    Penetapan Batas marim yang tumpang ndih dengan klaim negaratetangga diselesaikan melalui jalur perundingan. Perundingan

    dengan 10 negara tetangga yang mempunyai batas marim dengan

    Indonesia dibagi dalam 3 kategori: perundingan akf, belum/dak

    akf, dan perundingan yang sudah selesai.

    Perundingan Akf

    Perundingan batas marim yang akf dilakukan pada tahun 2012

    adalah perundingan batas marim dengan Malaysia, Singapura

    (Segmen Timur), Viet Nam, Filipina, dan Palau.

    i. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-Malaysia,

    pada tahun 2012, Indonesia dan Malaysia telah mengadakan 5

    (lima) kali pertemuan, serta Intersessional Technical Working

    Group (ITWG) yang diadakan sebanyak 3(ga) kali di Indonesia

    dan Malaysia khusus membahasJoint Vericaon Hydrographic

    Surveydi sekitar Tanjung Datu.ia

    Gambar 4. Common pointdi sekitar Tanjung Datu yang

    telah disepaka oleh Indonesia dan Malaysia

    Pada tahun 2012, telah

    dilaksanakan 3 (ga) kali ITWG,

    yaitu di Kuching pada tanggal

    11-12 Juni 2012, Bandung pada

    tanggal 30-31 Juli 2012, dan

    Genting pada tanggal 28-29

    Agustus 2012. Hasil perundingan

    adalah common point seperti

    yang ditunjukkan pada Gambar

    4.Dalam perundingan juga

    dibicarakan untuk segmen

    Laut Sulawesi yaitu batas laut

    teritorial di sekitar Pulau Sebak,

    lihat Gambar 5.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    13/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    7

    Gambar 4. Common

    pointdi sekitar

    Tanjung Datu yang

    telah disepaka

    oleh Indonesia dan

    Malaysia

    Gambar 6.Garis

    delimitasi usulan

    Indonesia dan

    Singapura pada

    perundingan yang

    telah dilaksanakan

    tahun 2012.

    ii. Pada tahun 2012, pertemuan teknis

    penetapan batas marim Indonesia-

    Singapura telah dilaksanakan

    sebanyak 5 (lima) kali. Pertemuan

    teknis penetapan batas maritim

    antara Indonesia dan Singapura

    membahas delimitasi batas laut

    wilayah di segmen Selat Singapura

    bagian timur I yaitu di segmen

    sekitar Changi.Dalam pertemuan

    teknis tersebut kedua pihak masih

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    14/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    8

    membahas terkait Terms of Reference of the Technical Discussion

    (TOR) dan technical discussion sendiri. Terkait dengan TOR sendiri

    masih menyisakan satu isu mendasar, yaitu Area Delimitasi.Kemajuan hasil perundingan dipresentasikan pada Gambar 6.

    iii. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia Viet

    Nam, pada tahun 2012 hanya diselenggarakan 1 (satu) kali

    pertemuan teknis, yaitu pertemuan ke-4 di Yogyakarta pada

    tanggal 3-5 Juli 2012.Pembahasan pertemuan difokuskan pada

    proposal delimitasi batas ZEE dari kedua belah pihak. Pertemuan

    didahului dengan Informal Expert Group Meengpada tanggal 3Juli 2012 sementara pertemuan teknis dilaksanakan pada tanggal

    4-5 Juli 2012.Kemajuan hasil perundingan dipresentasikan

    pada Gambar 7.

    iv. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-Palau,

    pada tahun 2012 pertemuan teknis dengan Palau telah

    diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu di Manila dan di

    Koror. Pertemuan ke-3 yang dilaksanakan di Manila, sejanya

    Gambar 7.Delimitasi garis batas ZEE proposal

    Indonesia yang disampaikan dalam perundingan.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    15/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    9

    diselenggarakan di Indonesia, namun atas permintaan delegasi

    Palau pertemuan ke-3 dilaksanakan di Manila. Indonesia dan

    Palau, masing-masing telah menyampaikan garis usulan ZEE.Indonesia telah menyampaikan koordinat k dasar terkait

    dengan delimitasi batas marim dengan Palau, koordinat k

    perpotongan beserta metode delimitasinya.Kemajuan hasil

    perundingan masih terlihat tumpang ndih klaim yang besar

    seper dipresentasikan pada Gambar 8.

    v. Dalam rangka pertemuan/

    p e r u n d i n g a n t e k n i spenetapan batas marim

    Indonesia-Filipina , telah

    dilaksanakan pertemuan

    The 8thPreparatory Meeng

    to JPWG-MOC between

    the Republic of Indonesia

    and the Republic of

    Philippinesdi Jakarta pada

    tanggal 30-31 Oktober

    2012.Kemajuan hasi l

    perundingan yang besar

    seperti dipresentasikan

    pada Gambar 9.

    Gambar 8.Delimitasi garis batas ZEE proposal Indonesia dan Palau.

    Gambar 9.Usulan garis baru Filipina pada Preparatory of

    8th Meeng of JPWG-MOC.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    16/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    10

    Perundingan Belum/Tidak Akf

    Batas marim pada kurun waktu tahun 2012 yang belum/dak akf

    dirundingkan adalah antara Indonesia dengan India dan Thailand

    terkait batas ZEE, Indonesia dengan Timor-Leste terkait batas Laut

    Teritorial, ZEE, dan Landas Konnen.

    Perundingan Sudah Selesai

    Batas maritim yang sudah selesai dirundingkan dan dibuat

    perjanjiannya dapat dilihat pada Table 2 berikut.

    Tabel 2.Daar perjanjian batas marim.

    No. Dengan Negara Jenis Batas Perjanjian Rakasi

    1 India LK 8 Agustus 1974 Keppres 51/1974

    2 India LK 14 Januari 1977 Keppres 26/1977

    3 India-Thailand TrijunconLK 22 Juni 1978 Keppres 24/1978

    4 Thailand LK 17 Desember 1971 Keppres 21/1972

    5 Thailand LK 11 Desember 1975 Keppres 1/1977

    6 Thailand-Malaysia TrijunconLK 21 Desember 1971 Keppres 20/1972

    7 Malaysia LT 17 Maret 1970 UU no.2/1971

    8 Malaysia LK 27 Oktober 1969 Keppres 89/1969

    9 Singapura LT 25 Mei 1973 UU no.77/1973

    10 Singapura LT 10 Maret 2009 UU no.4/201011 Viet Nam LK 26 Juni 2003 UU no.17/2007

    12 Papua Nugini MT 12 Februari 1973 UU no.6/1973

    13 Papua Nugini MT 13 Desember 1980 Keppres 21/1982

    14 Australia LK 18 Mei 1971 Keppres 42/1971

    15 Australia LK 9 Oktober 1972 Keppres 66/1972

    16 Australia LK dan ZEE 16 Maret 1997 Belum dirakasi

    * LK : Landas Konnen * LT : Laut Teritorial* ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif * MT : Marim Tertentu

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    17/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    11

    c. Kajian Batas Marim

    Untuk mendukung penetapan batas marim Indonesia, Pusat PBW

    pada tahun 2012 melakukan kajian landas konnen Indonesia diluar 200 mil laut dan kajian Geopolik.

    Landas Konnen Indonesia

    Kegiatan Kajian Landas Konnen Indonesia yaitu pertemuan teknis

    pada 18 Oktober 2012, yang membahas mengenai ndak lanjut

    dari Surat Kementerian Luar Negeri terkait rencana pemerintah

    Federated States of Micronesia (FSM) yang akan mendaarkan

    Euripik Risesebagai batas terluar Landas Konnen di luar 200 Mil

    laut ke PBB, serta ndak lanjut pertemuanBilateral Consultaon

    on Extended Connental Shelf Between The Republic of Indonesia

    and The Independent States of Papua New Guineatanggal 16-18

    Maret 2009 di Badan Informasi Geospasial, dimana Papua Nugini

    telah menyampaikan pulapreliminary informaon indicave of the

    outer limits of connental shelf beyond 200 NM for Euripik rise and

    Mussau ridge areas ke PBB. Oleh karena itu sebagai ndak lanjutkajian yang dilakukan BIG, makaPusat Penelian Geologi Laut (P2GL)

    Kementerian ESDM merencanakan akan melakukan survei Landas

    Konnen Indonesia di luar 200 NM di Utara Papua pada tahun 2013

    (lihat Gambar 10).

    Gambar 10.Area

    Kajian Wilayah

    Landas Konnen

    Indonesia di luar 200

    mil laut dan area

    rencana survey

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    18/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    12

    Geopolik

    Kajian geopolik khususnya pada perbatasannegara dilakukan dengan menyusun buku

    Atlas Geopolik. Buku ini masih merupakan

    dra karena isinya masih akan dikembangkan

    lebih lanjut. Buku atlas geopolik berisi uraian

    posisi geogras, status batas, dan hubungan

    dengan negara lain. Seap uraian di atas

    dilakukan untuk 10 negara tetangga Indonesia

    (yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura,

    Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini,

    Australia, dan Timor-Leste), lihat Gambar 11.

    Gambar 11. Sampul muka buku

    KajianGeopolik

    2.2. Batas DaratIndonesia mempunyai batas darat dengan 3 (ga) negara tetangga

    yaitu Malaysia, Papua Nugini, dan Timor-Leste. Kegiatan batas darat

    untuk tahun anggaran 2012 melipu:

    Survei Common Border Datum Reference Frame (CBDRF)

    Survei demarkasi

    Perawatan dan pemasangan Border Sign Post (BSP)

    Joint Border Mapping (JBM) Perundingan Batas Darat

    a. Batas Darat antara Indonesia - Malaysia

    Selama tahun 2012, kegiatan Batas Darat Indonesia dan Malaysia

    di Pulau Kalimantan terdiri dari kegiatan survei CBDRF, Pemetaan

    Koridor Batas JBM, dan Perundingan. Disamping itu Pusat PBWjuga

    ikut akf dalam kegiatanJoint Working Group - Outstanding Boundary

    Problems (JWG-OBP) untuk menyelesaikan segmen batas yang

    belum disepaka.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    19/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    13

    Survei CBDRF

    Status Hasil Kegiatan 2012 (lihat Gambar 12):

    Revisi dan nalisasi dari kompilasi, komparasi, perataan, dan

    analisis atas data survey traversedan demarkasi antara pilar batas

    AA 2-B 1700 untuk sektor Sabah-Kalimantan Timur dan A 1-D

    800 untuk sektor Sarawak-Kalimantan yang belum terselesaikan

    di tahun 2011.

    Kompilasi, komparasi, perataan, dan analisis atas data survey

    traversedan demarkasi antara pilar batas B 1700-Z/D001 untuk

    sektor Sabah-Kalimantan Timur dan Boundary Pillars/MarkersD800-G 001 untuk sektor Sarawak-Kalimantan Barat.

    Gambar 12.Sketsa segmen (a) Sektor Kalimantan Barat-Sarawak dan (b)

    Sektor Kalimantan Timur-Sabah

    A B

    Sampai dengan Tahun 2012 telah dilaksanakan kompilasi datasebanyak 6.946 pillar atau 36% dari total pilar keseluruhan.

    JBM

    Kegiatan pemetaan JBM RI-Malaysia dimaksudkan untuk bahan

    perundingan dengan pihak Malaysia. Pada tahun 2012 sudah

    diselesaikan 5 sheet yaitu dari sheet nomor 14-18 berikut kegiatan

    cek lapangannya (lihat Gambar 13).

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    20/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    14

    Perundingan

    Kegiatan perundingan

    batas darat antara

    Indonesia dan Malaysia

    merupakan perundinganteknis: Kegiatan-kegiatan

    surveiCBDRF, pemetaan

    bersama di sepanjang

    koridor batas (JBM), survei

    Investigation Refixation

    and Maintenance (IRM)

    pilar Batas, danOutstanding Boundary Problems(OBP). Kegiatan

    batasdarat merupakan kesepakatan Indonesia-Malaysia yang

    dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya melalui pertemuan bilateral.

    Hasil dari pertemuan-pertemuan bilateral tersebut menjadi dasar

    perencanaan kegiatan di tahun 2012.

    Gambar 13.Indeks pemetaan JBM antara Indonesia-Malaysia.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    21/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    15

    Selama tahun 2012 telah diadakan serangkaian pertemuan/

    perundingan bilateral antara Indonesia dan Malaysia sesuaidengan tata organisasi perundingan (lihat Gambar 14) dengan

    daar kegiatan seper yang disebutkan dalam Tabel 3.

    Tabel 3.Perundingan batas darat Indonesia-Malaysia tahun 2012.

    No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG

    JBM:

    1 Special Discussion for the Joint Border Mapping

    (JBM) Project between Indonesia (Kalimantan

    Timur & Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah

    & Sarawak)

    Bandung, Indonesia,

    12 16 March 2012

    Pelaksana/ Ketua Delri

    2 Special Discussion for the Joint Border Mapping

    (JBM) Project between Malaysia (Sabah &

    Sarawak)and Indonesia (Kalimantan Timur &

    Kalimantan Barat)

    Penang, Malaysia,

    16 20 July 2012

    Pelaksana/ Ketua Delri

    CBDRF:

    3 Special Discussion of Common Border Datum

    Reference Frame (CBDRF) Project between

    Indonesia (Kalimantan Timur & Kalimantan

    Barat) and Malaysia (Sabah & Sarawak)

    Jakarta, Indonesia,

    30 April 4 May 2012

    Pelaksana/ Ketua Delri

    Gambar 14. Tata organisasi dalam perundingan batas darat Indonesia-Malaysia.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    22/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    16

    No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG

    4 Special Discussion of Common Border Datum

    Reference Frame (CBDRF) Project between

    Malaysia (Sabah & Sarawak)and Indonesia

    (Kalimantan Timur & Kalimantan Barat)

    Shah Alam, Selangor,

    Malaysia,

    26 28 June 2012

    Pelaksana/ Ketua Delri

    5 Ninth Meeting of the Joint Working Group

    (JWG) for the Common Border Datum Reference

    Frame (CBDRF) and Joint Border Mapping

    (JBM) between Indonesia (Kalimantan Timur

    & Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah &

    Sarawak)

    Bandung, Indonesia,

    19 21 September

    2012

    Anggota Delri

    OBP:

    6 Informal Meeng of The Joint Working Group on

    the Outstanding Boundary Problems of the Joint

    Demarcaon and Survey of the Internaonal

    Boundary between Malaysia (Sabah) and

    Indonesia (Kalimantan Timur)

    Johor Bahru, Malaysia

    9 11 April 2012

    Anggota Delri

    7 The 1stMeeng of the Joint Working Group on

    the Outstanding Boundary Problems of the JointDemarcaon and Survey of the Internaonal

    Boundary between Malaysia (Sabah) and

    Indonesia (Kalimantan Timur)

    Bandung, Indonesia

    2 5 Juli 2012

    Anggota Delri

    8. The 2ndMeeng of the Joint Working Group on

    the Outstanding Boundary Problems of the Joint

    Demarcaon and Survey of the Internaonal

    Boundary between Indonesia (Kalimantan

    Timur) and Malaysia (Sabah)

    Miri, Malaysia,

    20 21 November

    2012

    Anggota Delri

    CPD:

    9. The 48thMeeng Of The Co-Project Director

    For Sarawak And Kalimantan Barat On The

    Demarcaon And Survey Of The Internaonal

    Boundary Between Malaysia (Sarawak) And

    Indonesia (Kalimantan Barat) & The 40 th

    Meeng Of The Co-Project Director For Sabah

    And Kalimantan Timur On The Demarcaon And

    Survey Of The Internaonal Boundary Between

    Malaysia (Sabah)And Indonesia (Kalimantan

    Timur)

    Miri, Malaysia

    24 28 September

    2012

    Anggota Delri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    23/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    17

    No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG

    JTC:

    10. The Forty Second Meeng of the Joint Malaysia

    Indonesia Boundary Technical Commiee on

    the Demarcaon and Survey of the Internaonal

    Boundary between Malaysia (Sabah & Sarawak)

    and Indonesia (Kalimantan Timur & Kalimantan

    Barat)

    Pulau Pinang,

    Malaysia,

    22 - 24 October 2012

    Anggota Delri

    11. Thirty Seventh Meeng of the Joint Malaysia

    Indonesia Boundary Committee on the

    Demarcaon and Survey between Malaysia

    (Sabah & Sarawak) and Indonesia (Kalimantan

    Timur & Kalimantan Barat)

    Miri, Malaysia,

    22 25 November

    2012

    Anggota Delri

    12. The 12thMeeting of the Joint Commission

    for Bilateral Cooperaon (JCBC) Between the

    Republic of Indonesia and Malaysia

    Yogyakarta, Indonesia

    22 23 October 2012

    Anggota Delri

    b. Batas Darat Indonesia dan Papua Nugini

    Selama tahun 2012, kegiatan Batas

    Darat Indonesia dan Papua Nugini di

    Pulau Papua terdiri dari kegiatan survei

    CBDRF, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan

    Perundingan.

    Survei CBDRF

    Pihak Indonesia kemudian mengajukan

    usulan untuk survei CBDRF bersama di

    bulan Oktober-November 2012 untuk k

    MM 5.1.MM 6.1, MM 6.2 dan MM 6.3. Setelah dilakukan survei

    pada bulan Oktober-November 2012, diperoleh hasil sebagai berikut

    (lihat Gambar 15):

    MM 2.1 & MM 5.1 terukur MM 6.A, MM 6.1 & MM 6.2 hilang

    MM 6.3 dak terjangkau helikopter

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    24/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    18

    Gambar 15.

    Ilustrasi lokasi

    survey CBDRF batas

    darat RI-PNG.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    25/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    19

    JBM

    Kegiatan pemutakhiran peta koridor perbatasan mencakup kawasan

    perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini. Dengan

    permbangan perkembangan waktu (aktualisasi peta) dan teknologi

    (ketersediaan citra resolusi nggi dan pemrosesannya), pada tahun

    2012 dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang dilengkapi

    dengan citra resolusi nggi untuk sheet nomor 1-7 (lihat Gambar 16).

    Gambar 16.

    Indeks pemetaan

    JBM batas darat

    Indonesia-Papua

    Nugini.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    26/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    20

    Gambar 17. Tata organisasi dalam perundingan batas darat Indonesia-Papua Nugini.

    Perundingan

    Kegiatan perundingan batas darat antara

    Indonesia dan Papua Nugini adalah Joint

    Border Commie(JBC), JTSC on Survey and

    Demarcaon of the Boundary and Mapping

    of the Border Areas(JTSC SDM), dan Joint

    Implementaon and Monitoring Working Group

    (JIMWG) seper yang dipresentasikan padaGambar 17 dalam tata organisasi perundingan.

    Perundingan batas darat Indonesia-Papua

    Nugini dak seakf perundingan Indonesia-

    Malaysia. Selama kurun waktu tahun 2012,

    diadakan pertemuan di Port Moresby seper

    yang dirangkumkan pada Tabel 4.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    27/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    21

    Tabel 4.Perundingan batas darat Indonesia Papua Nugini.

    No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG

    1. The 30thJoint Technical Sub-Commiee on

    Survey and Demarcaon of the Boundary

    and Mapping of the Border Area between

    the Independent State of Papua New Guinea

    Port Moresby, PNG

    9 10 Oktober 2012

    Anggota Delri

    2. The 29thJoint Border Commiee Meeng

    between the Independent State of Papua

    New Guinea and the Republic of Indonesia

    Port Moresby, PNG

    10 11 Oktober 2012

    Anggota Delri

    Gambar 18.

    Ilustrasi lokasi survey

    CBDRF RI-RDTL tahun

    2012.

    c. Batas Darat Indonesia dan Timor-Leste

    Kegiatan Batas Darat Indonesia dan Timor Leste dari kegiatan survei

    CBDRF, Demarkasi, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan Perundingan.

    Survei CBDRF

    Survei CBDRF adalah kegiatan bersama di lapangan (Joint Survey) untuk

    membangun dan mengukur pilar-pilar batas sertamengikatkannya kepilar-pilar CBDRF di Indonesia dan jaring CBDRF baru di Timor-Leste

    sebagai penggan pilar yang hilang pada tahun 2009.Pada tahun

    2012 ini telah dilaksanakan survei sebanyak 9 buah pilar CBDRF

    (lihat Gambar 18).

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    28/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    22

    Survei Demarkasi dan Delineasi

    Survei demarkasi bersama (joint survey demarcaon) adalah survei

    bersama di lapangan antara m survei Indonesia dan Timor-Leste

    untuk membangun dan mengukur pilar batas di k/garis batas

    darat kedua negara. Survei demarkasi bersama pada tahun 2012

    dibangun dan diukur sebanyak 80 buah pilar batas.

    Survei Delineasi 2012 bertujuan untuk mendelineasi segmen Utara

    jembatan Motaain sepanjang 150 meter. Dari kegiatan ini dihasilkan

    5 (lima) buah k delineasi di sekitar Motaain Kabupaten Belu, yang

    disepaka pada pertemuan TSC-BDR ke 25(lihat Gambar 19 dan 20).

    at RI-RDTL di Motaain Kabupaten Belu Provinsi NTT.

    Gambar 19.

    Status demarkasi

    batas darat

    Indonesia

    Timor-Leste.

    Gambar 20. Survei delineasi batas darat RI-RDTL di Motaain Kabupaten Belu Provinsi NTT.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    29/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    23

    Perawatan dan Pemasangan BSP

    Border Sign Post (BSP) adalah tanda penunjuk batas berwujud

    sebuah papan pengumuman bagi umum/pelintas batas dan aparatpengamanan batas bahwa di dekat lokasi itu terdapat k/garis

    batas, ditunjukkan dengan keterangan jarak.

    BSP dipasang dan diukur posisinya secara pendekatan di sepanjang

    wilayah garis batas terutama pada segmen-segmen garis batas yang

    relaf dapat menimbulkan kerancuan akan pemahaman letak k/

    garis batasnya (lihat Gambar 21 dan 22).

    Gambar 21.Contoh BSP terpasang.

    Gambar 21. Contoh BSP terpasang.

    Gambar 22.

    Ilustrasi sebaran lokasi

    BSP di perbatasaan

    RI-RDTL.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    30/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    24

    Manfaat BSP sangat penng, yaitu:

    Membantu masyarakat pelintas batas dan aparat pengaman

    untuk:o mengetahui lokasi k/garis batas,

    o memahami keberadaan lokasi diri di sekitar k/garis

    batas,

    o menyadari perlunya ikut memelihara keberadaan k/

    garis batas.

    Sebagai pelengkap keberadaan k-k pilar batas/demarkasi.

    Lokasi BSP ditentukan dengan kriteria:

    o Sepanjang segmen batas yang pandangan visual terhadap

    medan di lingkungan sekitarnya mudah menimbulkan

    kerancuan akan letak k/garis batasnya.

    o Sepanjang segmen batas yang potensial menjadi akses

    untuk lintas batas. Lokasi tepatnya disesuaikan dengan

    saran/usulan dari Satgaspamtas dan Pemda.

    Perundingan

    Dalam struktur perundingan batas darat antara Indonesia dan

    Timor-Leste, BIG memiliki tugas sebagai ketua forum TSC-BDR

    (Technical Sub-Commiee on Border Demarcaon and Regulaon)

    yang berlangsung sedaknya setahun sekali secara berganan di

    kedua negara (lihat Gambar 23).

    Gambar 23.Diagram tata organisasi perundingan RI-RDTL.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    31/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    25

    Tabel 5.Perundingan batas darat RI-RDTL tahun 2012.

    No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG

    1. The Informal Meeting on the Joint

    Demarcation Survey between The

    Republic of Indonesia and The

    Democrac Republic Of Timor-Leste

    Bandung, Indonesia,

    5 8 June 2012

    Pelaksana/ Ketua

    Delri

    2 The Informal Meeng on the Joint Data

    Processing of the Joint Field Survey 2012

    D i l i , 1 9 2 1

    September 2012

    Pelaksana/ Ketua

    Delri

    3. The 25th

    Meeng of the Technical Sub-Commiee on Border Demarcaon and

    Regulation between the Republic of

    Indonesia and the Democrac Republic

    of Timor-Leste

    Yogyakarta, 3031Oktober 2012

    Pelaksana/ KetuaDelri

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    32/50

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    33/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    27

    Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng dalam

    perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan dan bagi

    hasil migas.Oleh karena itu, belum ditegaskannya batas daerah kadangkala

    menyebabkan konflik baik di tingkat masyarakat, pengusaha, ataupun antar

    pemerintah daerah yang berbatasan. Terkait dengan batas wilayah, Undang-undang

    nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan:

    Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-

    batas wilayahyang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

    dan kepenngan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

    aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI,

    Undang-Undang pembentukan daerah antara lain mencakup nama, cakupan

    wilayah, batas,ibukota, kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan,

    penunjukan pejabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan

    kepegawaian, pendanaan, dan dokumen serta perangkat daerah.

    Batas

    Wilayah

    Administrasi

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    34/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    28

    Selanjutnya pedoman penegasan batas daerah diatur dalam

    Permendagri nomor 1 tahun 2006 yang kemudian digan dengan

    permendagri nomor 76 tahun 2012 sebagai upaya untuk mempercepat

    penyelesaian permasalahan batas daerah dengan dimungkinkannya

    metode kartometrik.

    3.1. Tata Batas Wilayah Kecamatan

    Pelaksanaan kegiatan tata batas wilayah kecamatan ini bertujuan

    untuk tersedianya informasi geospasial berupa batas wilayah

    administrasi kecamatan yang dapat digunakan untuk pemutakhiran

    peta dasar sebagai bagian dari Informasi Geospasial Dasar. Dengan

    menggunakan metode penetapan batas secara kartometrik di atas

    peta rupabumi skala 1:25.000, sehingga dapat menjadiacuan batas

    yang disepaka sebagai batas indikaf kecamatan.

    a. Pemasangan dan Pengukuran Batas Wilayah Kecamatan

    Pemasangan dan pengukuran koordinat 10 pilar batas dilakukan pada7 lokasi kecamatan yang berbeda. Prosedur teknis pelaksanaan dan

    pengukuran pilar ini mengacu pada Permendagri nomor 1 tahun

    2006 tentang Pedoman

    Penegasan Batas Daerah

    dan Permendagri nomor

    27 tahun 2006 tentang

    Pedoman PenegasanBatas Desa. Dalam

    Permendagri ini secara

    garis besar penataan

    batas atau penegasan

    batas dilakukan melalui

    tahapan verikasi batas,

    pemasangan, pengukuran,

    dan penentuan posisi pilar

    batas,serta pembuatan

    peta batas wilayah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    35/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    29

    b. Pemetaan Batas Wilayah Kecamatan

    Hasil pengukuran pilar batas dan garis batas hasil

    verikasi dengan disertai pembuatan berita acara sebagai

    pengesahannya, kemudian disajikan dalam peta wilayah.

    Pembuatan peta batas wilayah pada 7 lokasi (lihat contoh

    pada Gambar 24).

    Gambar 24. Contoh Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Lumajang.

    3.2. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom

    Saat ini wilayah NKRI terbagi menjadi 34 provinsi dan 508kabupaten/

    kota, dan pemekaran daerah-daerah otonom baru terus diusulkan

    dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    melalui peningkatan kualitas pelayan masyarakat serta pengembangan

    demokrasasi di ngkat lokal.

    a. Pemetaan Batas Daerah Otonom Baru

    Berdasarakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

    pemekaran daerah diawali dengan:

    Aspirasi masyarakat yang kemudian diproses sesuai prosedur

    dan tahapan melalui jalur pemerintah

    Aspirasi masyarakat yang kemudian diproses sesuai prosedur

    dan tahapan melalui jalur lembaga legislaf (hak inisisaf DPR).

    Gambar 24. Contoh Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Lumajang.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    36/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    30

    Permasalahan sebagai akibat pemekaran antara lain daerah

    induk belum menyerahkan pembiayaan, personil, peralatan,dan

    dokumen(P3D) kepada daerah otonom baru.Selain itu, daerah

    otonom baru belum memiliki tapal batas yang jelas, daerah induk

    belum memberikan dukungan keuangan daerah otonom baru, serta

    daerah otonom baru belum memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah.

    Sesuai dengan PP nomor78 tahun 2007, beberapa faktor penentu

    yang menjadi dasar permbangan dalam penambahan/pengurangan

    provinsi, yaitu jumlah penduduk, kemampuan ekonomi, potensi

    daerah, kemampuan keuangan, sosial budaya, sosial polik, luas

    daerah, pertahanan keamanan, ngkat kesejahteraan masyarakat,

    dan rentang kendali.

    Sesuai dengan Pasal 4 UU nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa

    pembentukan daerah ditetapkan dengan undang-undang. Undang-

    undang pembentukan daerah antara lain, mencakup nama, cakupan

    wilayah, batas, ibukota, kewenangan menyelenggarakan urusan

    pemerintahan, dan lain-lain. Sedangkan pasal 5 menyatakan bahwa

    pembentukan daerah harus memenuhi syarat administraf, teknis,dan syarat sik kewilayahan (lihat Gambar 25 dan 26).

    Gambar 25.Diagram mekanisme pembentukan daerah otonom baru.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    37/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    31

    b. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota

    Di tahun anggaran 2012 Pusat Pemetaan Batas Wilayah melakukan

    kegiatan pemetaan wilayah provinsi sejumlah 10 NLP, pemetaan wilayah

    kabupaten sejumlah 60 NLP dan pemetaan wilayah kota sejumlah 27 NLP

    (lihat Gambar 27 dan 28).

    Gambar 27.Contoh

    produk pemetaan

    wilayah daerah

    otonom provinsi Nusa

    Tenggara Timur.

    Gambar 26.Indeks

    peta daerah otonom

    kabupaten di Provinsi

    Jawa Barat.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    38/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    32

    Gambar 28.Contoh produk pemetaan wilayah daerah otonom kabupaten.

    c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah

    Peran peta rupabumi untuk penegasan batas daerah tampak disajikan

    dalam Gambar 29 berikut.

    Gambar 29. Skema

    alur kerja penggunaan

    peta rupabumi untuk

    penegasan batas

    daerah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    39/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    33

    Secara umum peran BIG dalam mendukung program otonomi daerah

    di antaranya melipu:

    Menyediakan peta dasar, sebagai bagian dari Informasi Geospasial,

    seluruh wilayah nasional dalam rangka penataan ruang (darat,

    laut, dan udara), penetapan dan penegasan batas wilayah

    (internasional dan nasional) darat dan laut, dalam mendukung

    pembentukan dan penyelenggaraan otonomi daerah;

    BIG cq. PPBW sebagai anggota m teknis penataan dan penegasan

    batas daerah, fasilitator dalam penyediaan peta wilayah, dan

    anggota Pokja II-DPOD, yang berperan dalam penyusunan

    kebijakan teknis dalam penataan daerah.

    Dalam rangka penegasan batas daerah otonom Provinsi, Kabupaten,

    dan Kota, dari total 143 Permendagri yang dapat diinventarisasi

    hanya 106 segmen batas yang dapat diintegrasikan dengan peta

    Rupabumi. Sementara sisanya masih dalam proses unikasi format

    data dan inventarisasi. Berikut adalah hasil integrasi segmen batas

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    40/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    34

    denif dan indikaf, dari total 946 segmen batas daerah seluruh

    Indonesia yang baru terselesaikan 143 segmen batas, atau kurang

    lebih 15%, lihat Gambar 30.

    Gambar 30.Ilustrasi status garis batas daerah.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    41/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    35

    Kegiatan survei, pemetaan, dan fasilitasi terhadap

    perundingan, apakah itu terkait dengan batas negara,

    tema darat, tema marim, maupun kaitannya dengan

    batas wilayah daerah provinsi, kabupaten/kota, hingga wilayah

    administrasi kecamatan, desa/kelurahan status sampai dengan tahun

    2012 diintegrasikan dalam rangka memutakhirkan basis data batas

    wilayah. Adapun kumpulan data dan informasi terkait tema batas

    wilayah, baik yang bersifat grakal, tekstual, tabel dalam berbagai

    format merupakan aset dasar dalam penanganan dan penyelesaian

    permasalahan perbatasan.

    Sejalan dengan tugas BIG selaku penyelenggara data infrastruktur

    spasial, semua data kewilayahan dikonstruksi untuk berbasiskan

    geospasial sehingga sudah dapat diintegrasikan dengan peta dasar

    dan peta tema lain yang bereferensi nasional.

    Sejalan dengan dinamika permasalahan perbatasan BIG selaku

    penyelenggara data infrastruktur dasar, cq. Pusat Pemetaan Batas

    Wilayah sebagai unit yang akf dalam penanganan permasalahan

    batas, diharapkan selalu dilakukan update terhadap data kewilayahandan perangkat pendukung pengelolaan data dan informasi

    kewilayahan.

    4.1. Permasalahan Batas Negara

    a. Batas Darat

    Indonesia-Malaysia. Jumlah permasalahan perbatasan darat

    antara Indonesia dan Malaysia hingga saat ini ada 10 permasalahan

    (OBP) menurut pihak Indonesia, dan 9 permasalahan menurut

    pihak Malaysia (dak termasuk masalah Tanjung Datu). Kesemua

    permasalahan relaf cukup kompleks karena menyangkut kepasan

    Penutup

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    42/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    36

    hukum tentang wilayah NKRI

    ataupun Malaysia. Dalam

    hal ini permasalahan dibagiatas dua bagian besar yaitu

    permasalahan di sektor Barat,

    antara Kalimantan Barat

    (Indonesia) dengan Serawak

    (Malaysia),dan permasalahan

    di sektor Timur, yaitu antara

    Kalimantan Timur (Indonesia)

    dengan Sabah (Malaysia).

    Indonesia Timor-Leste.

    Permasalahan batas negara

    darat Indonesia dengan

    Timor-Leste dapat dikategorikan ke dalam masalah teknis dan

    masalah non-teknis. Masalah Teknis adalah masalah yang berkaitan

    langsung dengan proses penetapan dan penegasan k dan garisbatas di lapangan. Masalah non-teknis adalah masalah yang mbul

    akibat adanya kegiatan penetapan dan penegasan batas negara

    darat yang dapat berkaitan dengan lahan, air, dan lain sebagainya.

    Dalam pertemuan ke-25 TSC-BDR RI-RDTL di Yogyakarta pada

    tanggal 30-31 Oktober 2012 telah disepaka solusi un-resolved

    segment Dilumil/Memo. Dengan demikian saat ini masih tersisa

    2 (dua) un-resolved segments yaitu Manusasi (Bijael Sunan-Oben)dan Noel Besi/Citrana yang selanjutnya akan ditangani oleh Special

    Working Group(SWG).

    Masalah segmen Subina-Oben di sektor Barat yang muncul tahun 2002

    dan 2003 sebagai un-resolved segmentakhirnya menjadi un-surveyed

    segmentpada tahun 2005 karena masyarakat lokal NTT melarang

    dilakukannya survei delineasi bersama sesuai dengan adanya klaim

    masyarakat tersebut terhadap beberapa lahan garapannya yang

    berada di wilayah Timor-Leste jika batas negara darat diterapkan

    sesuai dengan Traktat 1904. Panjang segmen tersebut adalah 18

    kilometer.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    43/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    37

    b. Batas Marim

    Permasalahan yang muncul sebagian besar adalah pelanggaran

    wilayah baik di wilayah Indonesia maupun di wilayah Negara tetangga.

    Berikut di bawah ini beberapa wilayah yang sering terjadi pelanggaran

    wilayah, yaitu:

    Selat Malaka, batas ZEE belum ada kesepakatan dengan

    Malaysia, kasus penangkapan nelayan asal Indonesia oleh

    Malaysia karena diduga masuk wilayah perairan Malaysia;

    Laut China Selatan, batas ZEE belum ada kesepakatan dengan

    Malaysia dan Viet Nam, kasus penangkapan kapal nelayan asal

    Viet Nam dan China yang masuk wilayah perairan Kepulauan

    Natuna;

    Laut Sulawesi, batas Laut Teritorial belum ada kesepakatan

    dengan Malaysia, kasus dugaan pelanggaran wilayah oleh

    kapal Malaysia di sekitar P. Sebak;

    Laut Timor, batas ZEE sudah ada perjanjian dengan Australia,kasus nelayan asal Indonesia yang menangkap ikan di sekitar

    Pulau Ashmore;

    Samudera Pasik, batas marim belum ada kesepakatan dengan

    Palau, kasus nelayan asal Indonesia yang diduga masuk ke

    wilayah perairan Palau di sekitar Karang Helen;

    Laut Arafura bagian mur, batas marim antara Indonesia-Papua

    Nugini sudah ada kesepakatan, kasus nelayan asal Indonesiamemasuki wilayah perairan Papua Nugini.

    4.2. Permasalahan Batas Wilayah Administrasi

    Pembagian wilayah daerah di Indonesia dibagi sebanyak 34 Provinsi,

    410 Kabupaten, dan 98 Kota, pembagian wilayah daerah tersebut pada

    umumnya belum dilakukan penegasan batas secara tuntas. Ketentuan

    batas wilayah dalam Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah

    dak melampirkan peta wilayah daerah secara memadai.

    Berdasarkan Undang-Undang, kewenangan penetapan batas daerah

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    44/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    38

    ada pada Menteri Dalam

    Negeri. Untuk mempercepat

    proses penegasan batasdaerah diperlukan dukungan

    peta dasar yang memadai

    mencakup seluruh wilayah

    Indonesia. Sementara ini

    liputan peta dasar skala

    1:25.000 dan 1:50.000 yang

    ada belum mencakup seluruh

    wilayah Indonesia.Hal ini

    tentunya menjadi salah satu

    kendala dalam penataan dan

    penegasan batas daerah.

    Pada tahun 2012 dilakukan perubahan Permendagri nomor 1

    tahun 2006 tentang pedoman penegasan batas daerah dengan

    Permendagri nomor 76 tahun 2012. Di dalam peraturan yang baru,

    penegasan batas daerah dapat dilakukan dengan cara kartometris,

    sehingga untuk wilayah-wilayah perbatasan yang sulit dijangkau

    dak diharuskan untuk memasang pilar batas. Oleh karena itu proses

    kartometris ini harus didukung dengan peta dasar yang aktual dan

    mempunyai ketelian yang memadai dan sebaiknya dilengkapi

    dengan Citra satelit/foto udara resolusi nggi serta data Digital

    Elevaon Model (DEM).

    Batas daerah yang dimuat dalam peta dasar rupabumi Indonesia

    masih bersifat indikaf/sementara, sedangkan batas daerah denif

    adalah segmen batas yang telah diterbitkan Permendagri-nya. Sampai

    saat ini baru sekitar 15% segmen batas daerah yang sudah denif.

    Berikut ini adalah Tabel 6 tentang Daar segmen pada Permendagri

    hingga tahun 2012.

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    45/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    39

    Tabel 6.Daar Segmen pada Permendagri/Kepmendagri hingga tahun 2012.

    No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/

    Kepmendagri

    Data

    Spasial

    1 Kebumen Wonosobo Permen. No 9 Tahun 2012 A

    2 Pati Rembang Permen. No 8 Tahun 2012 A

    3 Kaur Lampung Barat Permen. No 73 Tahun 2012 A

    4 Purworejo Wonosobo Permen. No 7 Tahun 2012 A

    5 Jombang Mojokerto Permen. No 6 Tahun 2012 A

    6 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2012 A

    7 Lebak Sukabumi Permen. No 57 Tahun 2012 A

    8 Ciamis Kota Tasikmalaya Permen. No 56 Tahun 2012 A

    9 Bogor Lebak Permen. No 55 Tahun 2012 A

    10 Ciamis Majalengka Permen. No 54 Tahun 2012 A

    11 Tangerang Kota Tangerang Selatan Permen. No 5 Tahun 2012 A

    12 Kota Balikpapan Penajam Paser Utara Permen. No 48 Tahun 2012 B

    13 Jember Lumajang Permen. No 46 Tahun 2012 A

    14 Lumajang Probolinggo Permen. No 45 Tahun 2012 A

    15 Banjarnegara Kebumen Permen. No 44 Tahun 2012 A

    16 Lebak Serang Permen. No 43 Tahun 2012 A

    17 Bombana Buton Permen. No 42 Tahun 2012 B

    18 Badung Bangli Permen. No 4 Tahun 2012 A

    19 Tanahbumbu Tanahlaut Permen. No 31 Tahun 2012 A

    20 Gianyar Klungkung Permen. No 3 Tahun 2012 A

    21 Jepara Kudus Permen. No 25 Tahun 2012 A

    22 Kota Salatiga Semarang Permen. No 24 Tahun 2012 A

    23 Batang Kendal Permen. No 23 Tahun 2012 A

    24 Kudus Pati Permen. No 22 Tahun 2012 A

    25 Kota Malang Malang Permen. No 17 Tahun 2012 A

    26 Kota Batu Malang Permen. No 16 Tahun 2012 A

    27 Bantul Kota Yogyakarta Permen. No 15 Tahun 2012 A

    28 Bombana Kolaka Permen. No 12 Tahun 2012 A

    29 Bombana Konawe Selatan Permen. No 12 Tahun 2012 A

    30 Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Permen. No 11 Tahun 2012 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    46/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    40

    No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/

    Kepmendagri

    Data

    Spasial

    31 Batang Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A

    32 Kendal Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A

    33 Demak Grobogan Permen. No 65 Tahun 2011 A

    34 Balangan Hulusungai Utara Permen. No 63 Tahun 2011 A

    35 Minahasa Selatan Minahasa Tenggara Permen. No 60 Tahun 2011 A

    36 Ciamis Kota Banjar Permen. No 59 Tahun 2011 Ada37 Ciamis Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2011 Ada

    38 Banjar Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A

    39 Baritokuala Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A

    40 Grobogan Kudus Permen. No 9 Tahun 2010 A

    41 Grobogan Sragen Permen. No 8 Tahun 2010 A

    42 Brebes Kota Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A

    43 Kota Tegal Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A

    44 Kota Madiun Madiun Permen. No 62 Tahun 2010 A

    45 Madiun Magetan Permen. No 62 Tahun 2010 A

    46 Magelang Temanggung Permen. No 6 Tahun 2010 A

    47 Semarang Temanggung Permen. No 5 Tahun 2010 A

    48 Konawe Utara Morowali Permen. No 45 Tahun 2010 A

    49 Konawe Morowali Permen.No 45 Tahun 2010 A

    50 Maluku Tengah Seram Bagian Barat Permen. No 29 Tahun 2010 A

    51 Banjar Tanahbumbu Permen. No 14 Tahun 2010 A52 Boyolali Grobogan Permen. No 10 Tahun 2010 A

    53 Banjarnegara Purbalingga Permen. No 78 Tahun 2009 A

    54 Banjarnegara Batang Permen. No 77 Tahun 2009 A

    55 Banjarnegara Banyumas Permen. No 76 Tahun 2009 A

    56 Banjarnegara Pekalongan Permen. No 75 Tahun 2009 A

    57 Demak Semarang Permen. No 67 Tahun 2009 A

    58 Pemalang Tegal Permen. No 66 Tahun 2009 A

    59 Pemalang Purbalingga Permen. No 65 Tahun 2009 A

    60 Kota Pekalongan Pekalongan Permen. No 64 Tahun 2009 A

    61 Gresik Lamongan Permen. No 63 Tahun 2009 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    47/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    41

    No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/

    Kepmendagri

    Data

    Spasial

    62 Kota Probolinggo Probolinggo Permen. No 62 Tahun 2009 A

    63 Kulonprogo Sleman Permen. No 61 Tahun 2009 A

    64 Kota Batu Mojokerto Permen. No 60 Tahun 2009 A

    65 Gresik Mojokerto Permen. No 59 Tahun 2009 A

    66 Lamongan Mojokerto Permen. No 58 Tahun 2009 A

    67 Grobogan Semarang Permen. No 5 Tahun 2009 A68 Gunungkidul Sleman Permen. No 4 Tahun 2009 A

    69 Bangka Bangka Barat Permen. No 3 Tahun 2009 A

    70 Brebes Cirebon Permen. No 2 Tahun 2009 A

    71 Brebes Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A

    72 Ciamis Cilacap Permen. No 2 Tahun 2009 A

    73 Cilacap Kota Banjar Permen. No 2 Tahun 2009 A

    74 Cilacap Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A

    75 Ciamis Kuningan Permen. No 14 Tahun 2009 A

    76 Kuningan Majalengka Permen. No 14 Tahun 2009 A

    77 Karangasem Klungkung Permen. No 58 Tahun 2008 A

    78 Kota Mojokerto Mojokerto Permen. No 57 Tahun 2008 A

    79 Gresik Sidoarjo Permen. No 56 Tahun 2008 A

    80 Bangka Bangka Tengah Permen. No 48 Tahun 2008 A

    81 Karanganyar Wonogiri Permen. No 43 Tahun 2008 A

    82 Boyolali Magelang Permen. No 42 Tahun 2008 A83 Magelang Semarang Permen. No 41 Tahun 2008 A

    84 Bangka Selatan Bangka Tengah Permen. No 17 Tahun 2008 A

    85 Belitung Belitung Timur Permen. No 16 Tahun 2008 A

    86 Bangli Karangasem Permen. No 14 Tahun 2008 B

    87 Bandung Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    88 Garut Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    89 Indramayu Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    90 Majalengka Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    91 Subang Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B

    92 Balangan Hulusungai Tengah Permen. No 75 Tahun 2007 A

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    48/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    42

    No Batas Antara Kota/Kabupaten

    Permen/

    Kepmendagri

    Data

    Spasial

    93 Blora Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    94 Blora Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A

    95 Grobogan Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    96 Karanganyar Magetan Permen. No 73 Tahun 2007 A

    97 Karanganyar Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A

    98 Magetan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A

    99 Ngawi Sragen Permen. No 73 Tahun 2007 A100 Pacitan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A

    101 Ponorogo Wonogiri Permen.No 73 Tahun 2007 A

    102 Rembang Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A

    103 Blora Bojonegoro Permen. No 73 Tahun 2007 A

    104 Kota Yogyakarta Sleman Permen. No 72 Tahun 2007 C

    105 Bantul Gunungkidul Permen. No 71 Tahun 2007 C

    106 Bantul Kulonprogo Permen. No 70 Tahun 2007 C

    107 Batang Kota Pekalongan Permen. No 55 Tahun 2007 A

    108 Kendal Semarang Permen. No 48 Tahun 2007 A

    109 Kota Batu Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    110 Kota Pasuruan Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    111 Malang Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    112 Mojokerto Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A

    113 Pasuruan Probolinggo Permen. No 47 Tahun 2007 A

    114 Pasuruan Sidoarjo Permen. No 47 Tahun 2007 A115 Deliserdang Serdang Bedagai Permen. No 29 Tahun 2007 B

    116 Banyumas Cilacap Permen. No 14 Tahun 2007 A

    117 Pamekasan Sumenep Permen. No 37 Tahun 2006 A

    118 Buleleng Karangasem Permen. No 36 Tahun 2006 A

    119 Gunungkidul Klaten Permen. No 19 Tahun 2006 C

    120 Gunungkidul Sukoharjo Permen. No 19 Tahun 2006 C

    121 Gunungkidul Wonogiri Permen. No 19 Tahun 2006 C

    122 Klaten Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C

    123 Kulonprogo Magelang Permen. No 19 Tahun 2006 C

    124 Kulonprogo Purworejo Permen. No 19 Tahun 2006 C

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    49/50

    Laporan Tahunan Pusat PBW 2012

    43

    No Batas Antara Kota/Kabupaten

    Permen/

    Kepmendagri

    Data

    Spasial

    125 Magelang Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C

    126 Brebes Cilacap Permen. No 18 Tahun 2006 C

    127 Cilacap Kebumen Permen. No 7 Tahun 2005 C

    128 Bojonegoro Jombang Permen. No 6 Tahun 2005 C

    129 Bojonegoro Lamongan Permen. No 6 Tahun 2005 C

    130 Bojonegoro Madiun Permen. No 6 Tahun 2005 C

    131 Bojonegoro Nganjuk Permen. No 6 Tahun 2005 C132 Bojonegoro Ngawi Permen. No 6 Tahun 2005 C

    133 Bojonegoro Tuban Permen. No 6 Tahun 2005 C

    134 Kota Bontang Kutai Kartanegara Permen. No 25 Tahun 2005 C

    135 Kota Bontang Kutai Timur Permen. No 25 Tahun 2005 C

    136 Majene Mamasa Permen. No 15 Tahun 2005 C

    137 Mamasa Mamuju Permen. No 15 Tahun 2005 C

    138 Mamasa Polewali Mandar Permen. No 15 Tahun 2005 C

    139 Cirebon Indramayu Kepmen. No 246 Tahun

    2004

    C

    140 Cirebon Kuningan Kepmen. No 246 Tahun

    2004

    C

    141 Cirebon Majalengka Kepmen. No 246 Tahun

    2004

    C

    142 Mimika Puncakjaya Kepmen. No 163 Tahun

    2004

    C

    143 Mimika Paniai Kepmen. No 163 Tahun

    2004

    C

    Keterangan:

    A : Data Spasial dalam format GIS

    B : Data Spasial dalam format *FH, *CDR dll

    C : Tidak ada data spasial

  • 8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012

    50/50