Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
-
Upload
teguh-fayakun-alif -
Category
Documents
-
view
251 -
download
9
Transcript of Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
1/50
Laporan Tahunan
Pusat Pemetaan Batas Wilayah
2012
Pusat Pemetaan Batas Wilayah
Depu Informasi Geospasial Dasar
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong - Bogor
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
2/50
ii
Pengarah
Dr.Ing. Khad
Tim Editor
Anas Kencana, ST
Dr. Sri Handoyo
Lulus Hidayatno, S.Si, M.Tek
Ir. Eko Artanto
Teguh Fayakun Alif, ST
Desain & Tata Letak
Agus Seawan
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
3/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
iii
Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang
telah memberikan rahmat dan kemudahan sehingga
tersusun buku Laporan Tahunan pusat Pemetaan
Batas Wilayah 2012. Buku ini menggambarkan hasil-hasil
kegiatan Pusat PBW, Kedepuan Bidang Informasi Geospasial
Dasar, Badan Informasi Geospasial selama kurun waktu
tahun anggaran 2012.Berdasarkan Peraturan Kepala BIG
Kata Pengantar
nomor 3 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial,
didalamnya disebutkan bahwa:
Pusat Pemetaan Batas Wilayah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan rencana program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penggunaan data dan informasi
geospasial dasar, serta penyiapan pelaksanaan penelian dan pengembangan dan
pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemetaan batas wilayah.
Sebagai laporan tahunan pelaksanaan tugas Pusat PBW seper yang diamanatkan
dalam Perka BIG di atas, selama tahun 2012 dilakukan kegiatan batas negara yang
terdiri dari batas marim dan batas darat melalui kegiatan-kegiatan delimitasi batas
marim, pemetaan pulau-pulau terluar, survei demarkasi batas darat, pemasangan
Border Sign Postdan serangkaian perundingan dengan negara-negara tetangga.
Kegiatan batas marim didukung juga dengan kegiatan kajian batas landas konnen
di luar 200 mil laut dan kajian Geopolik.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng dalam
perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan dan bagi hasil
migas.Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2012 sebagai kelanjutan dari kegiatan
yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, Pusat PBW juga melakukan
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
4/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
iv
kegiatan pemetaan batas wilayah administrasi yang terdiri dari kegiatan penataanbatas dengan pemasangan pilar-pilar batas di beberapa kecamatan, pemetaan
wilayah otonom, provinsi, kabupaten, dan kota.
Akhirnya, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepadam dari
Pusat PBW dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini.Semoga
Allah swt membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.
Cibinong, Maret 2012
plt. Kepala Pusat
Pemetaan Batas Wilayah
Khad
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
5/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
v
Kata Pengantar............................................................................................... iii
Daar Isi........................................................................................................ v
1. Pendahuluan ........................................................................................... 1
2. Batas Negara............................................................................................ 3
2.1. Batas Marim................................................................................... 3
a. Pulau-Pulau Kecil Terluar................................................................. 3
b. Fasilitasi Perundingan....................................................................... 6
c. Kajian Batas Marim......................................................................... 11
2.2. Batas Darat....................................................................................... 12
a. Batas antara RI-Malaysia................................................................... 12
b. Batas antara RI-PNG.......................................................................... 17
c. Batas antara RI-RDTL.......................................................................... 21
3. Batas Wilayah Administrasi...................................................................... 27
3.1. Penataan Batas Wilayah Administrasi............................................... 28
a. Pemasangan dan Pengukuran Batas Wilayah Kecamatan.................. 28
b. Pemetaan Batas Wilayah Kecamatan...................... 29
3.2. Pemetaan Batas Wilayah Otonom..................................................... 29
a. Pemetaan Batas Daerah Otonom Baru.................................... 29
b. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota.... 31
c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah....................................................... 32
4. Penutup .................................................................................................... 35
4.1. Permasalahan Batas Negara................... 35
a. Batas Darat...................................... 35
b. Batas Marim................................................. 37
4.2. Permasalahan Batas Wilayah Administrasi.................. 37
Daftar Isi
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
6/50
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
7/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
1
Pendahuluan
Negara Indonesia memiliki wilayah dengan luas keseluruhan
8.292.983 km.Dengan wilayah seluas itu, Indonesia juga
memiliki sumber daya alam berlimpah yang tersebar di
daratan dan lautan. Sumber daya alam yang ada tersebut bukan
hanya mempunyai dampak posif secara ekonomis bagi kehidupan
masyarakat, akan tetapi juga dapat berdampak negaf bagi kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara apabila salah dalam
pengolahan dan pengelolaannya.
Untuk mengopmalkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya
alam tersebut dibutuhkan batas wilayah untuk memaskan hak
dan kepemilikan suatu pemerintahan. Batas wilayah denif yang
didasarkan pada ketetapan hukum berperan penng untuk tatakelola pemerintahan, pertahanan, keamanan, perijinan, pengelolaan
sumberdaya alam, dan lain-lain.
Gambar 1. Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
8/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
2
Undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
mengamanatkan seluruh pemetaan di Indonesia mengacu pada satu
referensi (One Map Policy), yaitu Informasi Geospasial Dasar yangdiwujudkan dalam Jaring Kontrol Geodesi dan Peta Dasar, di mana
batas wilayah merupakan salah satu unsur di dalamnya. Oleh karena
itu penegasan batas wilayah baik batas internaonal maupun batas
daerah perlu dituntaskan untuk mendukung
pembangunan nasional.
Pada tanggal 27 Juni 2012, Kepala Badan
Informasi Geospasial menetapkan
Peraturan Kepala BIG nomor 3 tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Informasi Geospasial, didalamnya
disebutkan bahwa: Pusat Pemetaan Batas
Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan rencana program,
perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan dan
penggunaan data dan informasi
geospasial dasar, serta penyiapan
pelaksanaan penelitian dan
pengembangan dan pelaksanaan
kerjasama teknis di bidang
pemetaan batas wilayah.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
9/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
3
3
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai batas marim
dengan 10 negara tetangga, yakni: India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste (lihat
Gambar 1). Sejak diberlakukannya Hukum Laut Internaonal (UNCLOS-1982),Indonesia mendapatkan pengakuan international sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia.
Wilayah NKRI di darat mengiku prinsip hukum internaonal u poside yuris,
yakni wilayah Indonesia mewarisi wilayah kedaulatan eks Hindia Belanda yang
berbatasan dengan ga negara tetangga, yaitu: Malaysia, Papua Nugini, dan Timor
Leste. Penegasan batas antara RI-Malaysia mengacu pada traktat tahun 1891
antara Belanda dan Inggris di Pulau Borneo, antara RI-PNG mengiku Konvensi
tahun 1895 antara Belanda dan Inggris di Pulau Papua, sedangkan RI-Timor Leste
mendasarkan pada traktat tahun 1904 antara Belanda dan Portugis di Pulau Timor.
Batas
NEGARA
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
10/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
4
2.1. Batas Marim
Jika hanya mewarisi wilayah eks Hindia Belanda, batas marim
wilayah Indonesia hanya 3 mil laut dari garis pantai, namun dengan
diberlakukannya UNCLOS-1982 wilayah marim Indonesia jauh
lebih luas. Oleh karena itu, perjuangan untuk menegaskan dan
memaksimalkan batas marim Indonesia masih terus dilakukan
melalui jalur-jalur diplomasi. Kegiatan batas marim di Pusat PBW
merupakan bagian dari perjuangan yang dimaksud.
a. Pemetaan Pulau-Pulau Terluar
Batas marim diukur dari k-k dasar yang berada di lokasi paling
luar pulau-pulau di Indonesia. Kegiatan pemetaan pulau-pulau terluar
merupakan upaya untuk menyusun informasi geospasial dasar di 92
pulau yang terdapat k-k dasar untuk penataan dan pengelolaan
wilayah perbatasan, lihat Gambar 2.
Gambar 2. Indeks pemetaan pulau-pulau terluar NKRI yang
sudah dilaksanakan, indeks berwarna merah
adala kegiatan tahun 2012.
Pemetaan pulau-pulau terluar dimaksudkan untuk melengkapi cakupan
peta dasar dengan minimal skala 1:15.000. Kebutuhan data geospasialdimaksud dilakukan dengan tahapan awal pekerjaan pengadaan
foto udara/citra fotogra yang mencakup pulau pulau kecil tersebut.
Selanjutnya survei lapangan dilakukan untuk melengkapi toponim
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
11/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
5
dan pengecekan data. Sebelum tahun 2012 pemetaan pulau-pulau
terluar menggunakan metode fotogrammetri dengan kamera metrik
analog/digital. Sejak tahun 2012, kegiatan dilakukan dengan wahanaUnmanned Aerial Vehicle(UAV) serta metode fotogrammetridengan
kamera digital non metrik (small format).Kegiatan tahun 2012 telah
dilakukan pemetaan di 13 pulau terluar dengan rincian sebagai
berikut (lihat Tabel 1, dan untuk contoh peta foto lihat Gambar 3).
Tabel 1.Daar pulau-pulau terluar yang dipetakan tahun 2012.
No Nama Pulau Skala Lokasi Luas (km)
1 P. Nuhuyut (Tg. Weduar) 1 : 15.000 Maluku 3.97
2 P. Kaitanimbar 1 : 15.000 Maluku 9.65
3 P. Matakus 1 : 10.000 Maluku 4.25
4 P. Riama 1 : 5.000 Maluku 1.43
5 P. Warwangwang 1 : 5.000 Maluku 0.30
6 P. Luang 1 : 10.000 Maluku 7.52
7 P. Le (Tg. Kesioh) 1 : 5.000 Maluku 4.01
8 P. Kisar (Tutun Yen) 1 : 5.000 Maluku 4.12
9 P. Liran (bagian selatan) 1 : 5.000 Maluku 1.65
10 P. Wetar (Tutun Eden) 1 : 7.500 Maluku 1.91
11 P. Alor (Tg. Laisumbu) 1 : 5.000 NTT 1.80
12 P. Treweg 1 : 7.500 NTT 3.69
13 P. Batek 1 : 1.500 NTT 0.25
Gambar 3. Contoh hasil peta foto dan peta garis (kontur) Pulau Treweng (Provinsi NTT).
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
12/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
6
b. Fasilitasi Perundingan Batas Marim
Penetapan Batas marim yang tumpang ndih dengan klaim negaratetangga diselesaikan melalui jalur perundingan. Perundingan
dengan 10 negara tetangga yang mempunyai batas marim dengan
Indonesia dibagi dalam 3 kategori: perundingan akf, belum/dak
akf, dan perundingan yang sudah selesai.
Perundingan Akf
Perundingan batas marim yang akf dilakukan pada tahun 2012
adalah perundingan batas marim dengan Malaysia, Singapura
(Segmen Timur), Viet Nam, Filipina, dan Palau.
i. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-Malaysia,
pada tahun 2012, Indonesia dan Malaysia telah mengadakan 5
(lima) kali pertemuan, serta Intersessional Technical Working
Group (ITWG) yang diadakan sebanyak 3(ga) kali di Indonesia
dan Malaysia khusus membahasJoint Vericaon Hydrographic
Surveydi sekitar Tanjung Datu.ia
Gambar 4. Common pointdi sekitar Tanjung Datu yang
telah disepaka oleh Indonesia dan Malaysia
Pada tahun 2012, telah
dilaksanakan 3 (ga) kali ITWG,
yaitu di Kuching pada tanggal
11-12 Juni 2012, Bandung pada
tanggal 30-31 Juli 2012, dan
Genting pada tanggal 28-29
Agustus 2012. Hasil perundingan
adalah common point seperti
yang ditunjukkan pada Gambar
4.Dalam perundingan juga
dibicarakan untuk segmen
Laut Sulawesi yaitu batas laut
teritorial di sekitar Pulau Sebak,
lihat Gambar 5.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
13/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
7
Gambar 4. Common
pointdi sekitar
Tanjung Datu yang
telah disepaka
oleh Indonesia dan
Malaysia
Gambar 6.Garis
delimitasi usulan
Indonesia dan
Singapura pada
perundingan yang
telah dilaksanakan
tahun 2012.
ii. Pada tahun 2012, pertemuan teknis
penetapan batas marim Indonesia-
Singapura telah dilaksanakan
sebanyak 5 (lima) kali. Pertemuan
teknis penetapan batas maritim
antara Indonesia dan Singapura
membahas delimitasi batas laut
wilayah di segmen Selat Singapura
bagian timur I yaitu di segmen
sekitar Changi.Dalam pertemuan
teknis tersebut kedua pihak masih
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
14/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
8
membahas terkait Terms of Reference of the Technical Discussion
(TOR) dan technical discussion sendiri. Terkait dengan TOR sendiri
masih menyisakan satu isu mendasar, yaitu Area Delimitasi.Kemajuan hasil perundingan dipresentasikan pada Gambar 6.
iii. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia Viet
Nam, pada tahun 2012 hanya diselenggarakan 1 (satu) kali
pertemuan teknis, yaitu pertemuan ke-4 di Yogyakarta pada
tanggal 3-5 Juli 2012.Pembahasan pertemuan difokuskan pada
proposal delimitasi batas ZEE dari kedua belah pihak. Pertemuan
didahului dengan Informal Expert Group Meengpada tanggal 3Juli 2012 sementara pertemuan teknis dilaksanakan pada tanggal
4-5 Juli 2012.Kemajuan hasil perundingan dipresentasikan
pada Gambar 7.
iv. Pertemuan teknis penetapan batas marim Indonesia-Palau,
pada tahun 2012 pertemuan teknis dengan Palau telah
diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu di Manila dan di
Koror. Pertemuan ke-3 yang dilaksanakan di Manila, sejanya
Gambar 7.Delimitasi garis batas ZEE proposal
Indonesia yang disampaikan dalam perundingan.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
15/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
9
diselenggarakan di Indonesia, namun atas permintaan delegasi
Palau pertemuan ke-3 dilaksanakan di Manila. Indonesia dan
Palau, masing-masing telah menyampaikan garis usulan ZEE.Indonesia telah menyampaikan koordinat k dasar terkait
dengan delimitasi batas marim dengan Palau, koordinat k
perpotongan beserta metode delimitasinya.Kemajuan hasil
perundingan masih terlihat tumpang ndih klaim yang besar
seper dipresentasikan pada Gambar 8.
v. Dalam rangka pertemuan/
p e r u n d i n g a n t e k n i spenetapan batas marim
Indonesia-Filipina , telah
dilaksanakan pertemuan
The 8thPreparatory Meeng
to JPWG-MOC between
the Republic of Indonesia
and the Republic of
Philippinesdi Jakarta pada
tanggal 30-31 Oktober
2012.Kemajuan hasi l
perundingan yang besar
seperti dipresentasikan
pada Gambar 9.
Gambar 8.Delimitasi garis batas ZEE proposal Indonesia dan Palau.
Gambar 9.Usulan garis baru Filipina pada Preparatory of
8th Meeng of JPWG-MOC.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
16/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
10
Perundingan Belum/Tidak Akf
Batas marim pada kurun waktu tahun 2012 yang belum/dak akf
dirundingkan adalah antara Indonesia dengan India dan Thailand
terkait batas ZEE, Indonesia dengan Timor-Leste terkait batas Laut
Teritorial, ZEE, dan Landas Konnen.
Perundingan Sudah Selesai
Batas maritim yang sudah selesai dirundingkan dan dibuat
perjanjiannya dapat dilihat pada Table 2 berikut.
Tabel 2.Daar perjanjian batas marim.
No. Dengan Negara Jenis Batas Perjanjian Rakasi
1 India LK 8 Agustus 1974 Keppres 51/1974
2 India LK 14 Januari 1977 Keppres 26/1977
3 India-Thailand TrijunconLK 22 Juni 1978 Keppres 24/1978
4 Thailand LK 17 Desember 1971 Keppres 21/1972
5 Thailand LK 11 Desember 1975 Keppres 1/1977
6 Thailand-Malaysia TrijunconLK 21 Desember 1971 Keppres 20/1972
7 Malaysia LT 17 Maret 1970 UU no.2/1971
8 Malaysia LK 27 Oktober 1969 Keppres 89/1969
9 Singapura LT 25 Mei 1973 UU no.77/1973
10 Singapura LT 10 Maret 2009 UU no.4/201011 Viet Nam LK 26 Juni 2003 UU no.17/2007
12 Papua Nugini MT 12 Februari 1973 UU no.6/1973
13 Papua Nugini MT 13 Desember 1980 Keppres 21/1982
14 Australia LK 18 Mei 1971 Keppres 42/1971
15 Australia LK 9 Oktober 1972 Keppres 66/1972
16 Australia LK dan ZEE 16 Maret 1997 Belum dirakasi
* LK : Landas Konnen * LT : Laut Teritorial* ZEE : Zona Ekonomi Eksklusif * MT : Marim Tertentu
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
17/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
11
c. Kajian Batas Marim
Untuk mendukung penetapan batas marim Indonesia, Pusat PBW
pada tahun 2012 melakukan kajian landas konnen Indonesia diluar 200 mil laut dan kajian Geopolik.
Landas Konnen Indonesia
Kegiatan Kajian Landas Konnen Indonesia yaitu pertemuan teknis
pada 18 Oktober 2012, yang membahas mengenai ndak lanjut
dari Surat Kementerian Luar Negeri terkait rencana pemerintah
Federated States of Micronesia (FSM) yang akan mendaarkan
Euripik Risesebagai batas terluar Landas Konnen di luar 200 Mil
laut ke PBB, serta ndak lanjut pertemuanBilateral Consultaon
on Extended Connental Shelf Between The Republic of Indonesia
and The Independent States of Papua New Guineatanggal 16-18
Maret 2009 di Badan Informasi Geospasial, dimana Papua Nugini
telah menyampaikan pulapreliminary informaon indicave of the
outer limits of connental shelf beyond 200 NM for Euripik rise and
Mussau ridge areas ke PBB. Oleh karena itu sebagai ndak lanjutkajian yang dilakukan BIG, makaPusat Penelian Geologi Laut (P2GL)
Kementerian ESDM merencanakan akan melakukan survei Landas
Konnen Indonesia di luar 200 NM di Utara Papua pada tahun 2013
(lihat Gambar 10).
Gambar 10.Area
Kajian Wilayah
Landas Konnen
Indonesia di luar 200
mil laut dan area
rencana survey
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
18/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
12
Geopolik
Kajian geopolik khususnya pada perbatasannegara dilakukan dengan menyusun buku
Atlas Geopolik. Buku ini masih merupakan
dra karena isinya masih akan dikembangkan
lebih lanjut. Buku atlas geopolik berisi uraian
posisi geogras, status batas, dan hubungan
dengan negara lain. Seap uraian di atas
dilakukan untuk 10 negara tetangga Indonesia
(yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Viet Nam, Filipina, Palau, Papua Nugini,
Australia, dan Timor-Leste), lihat Gambar 11.
Gambar 11. Sampul muka buku
KajianGeopolik
2.2. Batas DaratIndonesia mempunyai batas darat dengan 3 (ga) negara tetangga
yaitu Malaysia, Papua Nugini, dan Timor-Leste. Kegiatan batas darat
untuk tahun anggaran 2012 melipu:
Survei Common Border Datum Reference Frame (CBDRF)
Survei demarkasi
Perawatan dan pemasangan Border Sign Post (BSP)
Joint Border Mapping (JBM) Perundingan Batas Darat
a. Batas Darat antara Indonesia - Malaysia
Selama tahun 2012, kegiatan Batas Darat Indonesia dan Malaysia
di Pulau Kalimantan terdiri dari kegiatan survei CBDRF, Pemetaan
Koridor Batas JBM, dan Perundingan. Disamping itu Pusat PBWjuga
ikut akf dalam kegiatanJoint Working Group - Outstanding Boundary
Problems (JWG-OBP) untuk menyelesaikan segmen batas yang
belum disepaka.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
19/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
13
Survei CBDRF
Status Hasil Kegiatan 2012 (lihat Gambar 12):
Revisi dan nalisasi dari kompilasi, komparasi, perataan, dan
analisis atas data survey traversedan demarkasi antara pilar batas
AA 2-B 1700 untuk sektor Sabah-Kalimantan Timur dan A 1-D
800 untuk sektor Sarawak-Kalimantan yang belum terselesaikan
di tahun 2011.
Kompilasi, komparasi, perataan, dan analisis atas data survey
traversedan demarkasi antara pilar batas B 1700-Z/D001 untuk
sektor Sabah-Kalimantan Timur dan Boundary Pillars/MarkersD800-G 001 untuk sektor Sarawak-Kalimantan Barat.
Gambar 12.Sketsa segmen (a) Sektor Kalimantan Barat-Sarawak dan (b)
Sektor Kalimantan Timur-Sabah
A B
Sampai dengan Tahun 2012 telah dilaksanakan kompilasi datasebanyak 6.946 pillar atau 36% dari total pilar keseluruhan.
JBM
Kegiatan pemetaan JBM RI-Malaysia dimaksudkan untuk bahan
perundingan dengan pihak Malaysia. Pada tahun 2012 sudah
diselesaikan 5 sheet yaitu dari sheet nomor 14-18 berikut kegiatan
cek lapangannya (lihat Gambar 13).
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
20/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
14
Perundingan
Kegiatan perundingan
batas darat antara
Indonesia dan Malaysia
merupakan perundinganteknis: Kegiatan-kegiatan
surveiCBDRF, pemetaan
bersama di sepanjang
koridor batas (JBM), survei
Investigation Refixation
and Maintenance (IRM)
pilar Batas, danOutstanding Boundary Problems(OBP). Kegiatan
batasdarat merupakan kesepakatan Indonesia-Malaysia yang
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya melalui pertemuan bilateral.
Hasil dari pertemuan-pertemuan bilateral tersebut menjadi dasar
perencanaan kegiatan di tahun 2012.
Gambar 13.Indeks pemetaan JBM antara Indonesia-Malaysia.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
21/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
15
Selama tahun 2012 telah diadakan serangkaian pertemuan/
perundingan bilateral antara Indonesia dan Malaysia sesuaidengan tata organisasi perundingan (lihat Gambar 14) dengan
daar kegiatan seper yang disebutkan dalam Tabel 3.
Tabel 3.Perundingan batas darat Indonesia-Malaysia tahun 2012.
No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG
JBM:
1 Special Discussion for the Joint Border Mapping
(JBM) Project between Indonesia (Kalimantan
Timur & Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah
& Sarawak)
Bandung, Indonesia,
12 16 March 2012
Pelaksana/ Ketua Delri
2 Special Discussion for the Joint Border Mapping
(JBM) Project between Malaysia (Sabah &
Sarawak)and Indonesia (Kalimantan Timur &
Kalimantan Barat)
Penang, Malaysia,
16 20 July 2012
Pelaksana/ Ketua Delri
CBDRF:
3 Special Discussion of Common Border Datum
Reference Frame (CBDRF) Project between
Indonesia (Kalimantan Timur & Kalimantan
Barat) and Malaysia (Sabah & Sarawak)
Jakarta, Indonesia,
30 April 4 May 2012
Pelaksana/ Ketua Delri
Gambar 14. Tata organisasi dalam perundingan batas darat Indonesia-Malaysia.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
22/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
16
No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG
4 Special Discussion of Common Border Datum
Reference Frame (CBDRF) Project between
Malaysia (Sabah & Sarawak)and Indonesia
(Kalimantan Timur & Kalimantan Barat)
Shah Alam, Selangor,
Malaysia,
26 28 June 2012
Pelaksana/ Ketua Delri
5 Ninth Meeting of the Joint Working Group
(JWG) for the Common Border Datum Reference
Frame (CBDRF) and Joint Border Mapping
(JBM) between Indonesia (Kalimantan Timur
& Kalimantan Barat) and Malaysia (Sabah &
Sarawak)
Bandung, Indonesia,
19 21 September
2012
Anggota Delri
OBP:
6 Informal Meeng of The Joint Working Group on
the Outstanding Boundary Problems of the Joint
Demarcaon and Survey of the Internaonal
Boundary between Malaysia (Sabah) and
Indonesia (Kalimantan Timur)
Johor Bahru, Malaysia
9 11 April 2012
Anggota Delri
7 The 1stMeeng of the Joint Working Group on
the Outstanding Boundary Problems of the JointDemarcaon and Survey of the Internaonal
Boundary between Malaysia (Sabah) and
Indonesia (Kalimantan Timur)
Bandung, Indonesia
2 5 Juli 2012
Anggota Delri
8. The 2ndMeeng of the Joint Working Group on
the Outstanding Boundary Problems of the Joint
Demarcaon and Survey of the Internaonal
Boundary between Indonesia (Kalimantan
Timur) and Malaysia (Sabah)
Miri, Malaysia,
20 21 November
2012
Anggota Delri
CPD:
9. The 48thMeeng Of The Co-Project Director
For Sarawak And Kalimantan Barat On The
Demarcaon And Survey Of The Internaonal
Boundary Between Malaysia (Sarawak) And
Indonesia (Kalimantan Barat) & The 40 th
Meeng Of The Co-Project Director For Sabah
And Kalimantan Timur On The Demarcaon And
Survey Of The Internaonal Boundary Between
Malaysia (Sabah)And Indonesia (Kalimantan
Timur)
Miri, Malaysia
24 28 September
2012
Anggota Delri
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
23/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
17
No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG
JTC:
10. The Forty Second Meeng of the Joint Malaysia
Indonesia Boundary Technical Commiee on
the Demarcaon and Survey of the Internaonal
Boundary between Malaysia (Sabah & Sarawak)
and Indonesia (Kalimantan Timur & Kalimantan
Barat)
Pulau Pinang,
Malaysia,
22 - 24 October 2012
Anggota Delri
11. Thirty Seventh Meeng of the Joint Malaysia
Indonesia Boundary Committee on the
Demarcaon and Survey between Malaysia
(Sabah & Sarawak) and Indonesia (Kalimantan
Timur & Kalimantan Barat)
Miri, Malaysia,
22 25 November
2012
Anggota Delri
12. The 12thMeeting of the Joint Commission
for Bilateral Cooperaon (JCBC) Between the
Republic of Indonesia and Malaysia
Yogyakarta, Indonesia
22 23 October 2012
Anggota Delri
b. Batas Darat Indonesia dan Papua Nugini
Selama tahun 2012, kegiatan Batas
Darat Indonesia dan Papua Nugini di
Pulau Papua terdiri dari kegiatan survei
CBDRF, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan
Perundingan.
Survei CBDRF
Pihak Indonesia kemudian mengajukan
usulan untuk survei CBDRF bersama di
bulan Oktober-November 2012 untuk k
MM 5.1.MM 6.1, MM 6.2 dan MM 6.3. Setelah dilakukan survei
pada bulan Oktober-November 2012, diperoleh hasil sebagai berikut
(lihat Gambar 15):
MM 2.1 & MM 5.1 terukur MM 6.A, MM 6.1 & MM 6.2 hilang
MM 6.3 dak terjangkau helikopter
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
24/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
18
Gambar 15.
Ilustrasi lokasi
survey CBDRF batas
darat RI-PNG.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
25/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
19
JBM
Kegiatan pemutakhiran peta koridor perbatasan mencakup kawasan
perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini. Dengan
permbangan perkembangan waktu (aktualisasi peta) dan teknologi
(ketersediaan citra resolusi nggi dan pemrosesannya), pada tahun
2012 dilakukan pemutakhiran Peta JBM RI-PNG yang dilengkapi
dengan citra resolusi nggi untuk sheet nomor 1-7 (lihat Gambar 16).
Gambar 16.
Indeks pemetaan
JBM batas darat
Indonesia-Papua
Nugini.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
26/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
20
Gambar 17. Tata organisasi dalam perundingan batas darat Indonesia-Papua Nugini.
Perundingan
Kegiatan perundingan batas darat antara
Indonesia dan Papua Nugini adalah Joint
Border Commie(JBC), JTSC on Survey and
Demarcaon of the Boundary and Mapping
of the Border Areas(JTSC SDM), dan Joint
Implementaon and Monitoring Working Group
(JIMWG) seper yang dipresentasikan padaGambar 17 dalam tata organisasi perundingan.
Perundingan batas darat Indonesia-Papua
Nugini dak seakf perundingan Indonesia-
Malaysia. Selama kurun waktu tahun 2012,
diadakan pertemuan di Port Moresby seper
yang dirangkumkan pada Tabel 4.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
27/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
21
Tabel 4.Perundingan batas darat Indonesia Papua Nugini.
No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG
1. The 30thJoint Technical Sub-Commiee on
Survey and Demarcaon of the Boundary
and Mapping of the Border Area between
the Independent State of Papua New Guinea
Port Moresby, PNG
9 10 Oktober 2012
Anggota Delri
2. The 29thJoint Border Commiee Meeng
between the Independent State of Papua
New Guinea and the Republic of Indonesia
Port Moresby, PNG
10 11 Oktober 2012
Anggota Delri
Gambar 18.
Ilustrasi lokasi survey
CBDRF RI-RDTL tahun
2012.
c. Batas Darat Indonesia dan Timor-Leste
Kegiatan Batas Darat Indonesia dan Timor Leste dari kegiatan survei
CBDRF, Demarkasi, Pemetaan Koridor Batas JBM, dan Perundingan.
Survei CBDRF
Survei CBDRF adalah kegiatan bersama di lapangan (Joint Survey) untuk
membangun dan mengukur pilar-pilar batas sertamengikatkannya kepilar-pilar CBDRF di Indonesia dan jaring CBDRF baru di Timor-Leste
sebagai penggan pilar yang hilang pada tahun 2009.Pada tahun
2012 ini telah dilaksanakan survei sebanyak 9 buah pilar CBDRF
(lihat Gambar 18).
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
28/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
22
Survei Demarkasi dan Delineasi
Survei demarkasi bersama (joint survey demarcaon) adalah survei
bersama di lapangan antara m survei Indonesia dan Timor-Leste
untuk membangun dan mengukur pilar batas di k/garis batas
darat kedua negara. Survei demarkasi bersama pada tahun 2012
dibangun dan diukur sebanyak 80 buah pilar batas.
Survei Delineasi 2012 bertujuan untuk mendelineasi segmen Utara
jembatan Motaain sepanjang 150 meter. Dari kegiatan ini dihasilkan
5 (lima) buah k delineasi di sekitar Motaain Kabupaten Belu, yang
disepaka pada pertemuan TSC-BDR ke 25(lihat Gambar 19 dan 20).
at RI-RDTL di Motaain Kabupaten Belu Provinsi NTT.
Gambar 19.
Status demarkasi
batas darat
Indonesia
Timor-Leste.
Gambar 20. Survei delineasi batas darat RI-RDTL di Motaain Kabupaten Belu Provinsi NTT.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
29/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
23
Perawatan dan Pemasangan BSP
Border Sign Post (BSP) adalah tanda penunjuk batas berwujud
sebuah papan pengumuman bagi umum/pelintas batas dan aparatpengamanan batas bahwa di dekat lokasi itu terdapat k/garis
batas, ditunjukkan dengan keterangan jarak.
BSP dipasang dan diukur posisinya secara pendekatan di sepanjang
wilayah garis batas terutama pada segmen-segmen garis batas yang
relaf dapat menimbulkan kerancuan akan pemahaman letak k/
garis batasnya (lihat Gambar 21 dan 22).
Gambar 21.Contoh BSP terpasang.
Gambar 21. Contoh BSP terpasang.
Gambar 22.
Ilustrasi sebaran lokasi
BSP di perbatasaan
RI-RDTL.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
30/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
24
Manfaat BSP sangat penng, yaitu:
Membantu masyarakat pelintas batas dan aparat pengaman
untuk:o mengetahui lokasi k/garis batas,
o memahami keberadaan lokasi diri di sekitar k/garis
batas,
o menyadari perlunya ikut memelihara keberadaan k/
garis batas.
Sebagai pelengkap keberadaan k-k pilar batas/demarkasi.
Lokasi BSP ditentukan dengan kriteria:
o Sepanjang segmen batas yang pandangan visual terhadap
medan di lingkungan sekitarnya mudah menimbulkan
kerancuan akan letak k/garis batasnya.
o Sepanjang segmen batas yang potensial menjadi akses
untuk lintas batas. Lokasi tepatnya disesuaikan dengan
saran/usulan dari Satgaspamtas dan Pemda.
Perundingan
Dalam struktur perundingan batas darat antara Indonesia dan
Timor-Leste, BIG memiliki tugas sebagai ketua forum TSC-BDR
(Technical Sub-Commiee on Border Demarcaon and Regulaon)
yang berlangsung sedaknya setahun sekali secara berganan di
kedua negara (lihat Gambar 23).
Gambar 23.Diagram tata organisasi perundingan RI-RDTL.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
31/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
25
Tabel 5.Perundingan batas darat RI-RDTL tahun 2012.
No Perundingan Waktu & Tempat Peran BIG
1. The Informal Meeting on the Joint
Demarcation Survey between The
Republic of Indonesia and The
Democrac Republic Of Timor-Leste
Bandung, Indonesia,
5 8 June 2012
Pelaksana/ Ketua
Delri
2 The Informal Meeng on the Joint Data
Processing of the Joint Field Survey 2012
D i l i , 1 9 2 1
September 2012
Pelaksana/ Ketua
Delri
3. The 25th
Meeng of the Technical Sub-Commiee on Border Demarcaon and
Regulation between the Republic of
Indonesia and the Democrac Republic
of Timor-Leste
Yogyakarta, 3031Oktober 2012
Pelaksana/ KetuaDelri
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
32/50
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
33/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
27
Sejak diberlakukannya otonomi daerah, batas wilayah berperan penng dalam
perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU), perijinan pertambangan dan bagi
hasil migas.Oleh karena itu, belum ditegaskannya batas daerah kadangkala
menyebabkan konflik baik di tingkat masyarakat, pengusaha, ataupun antar
pemerintah daerah yang berbatasan. Terkait dengan batas wilayah, Undang-undang
nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan:
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayahyang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepenngan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI,
Undang-Undang pembentukan daerah antara lain mencakup nama, cakupan
wilayah, batas,ibukota, kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan,
penunjukan pejabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan
kepegawaian, pendanaan, dan dokumen serta perangkat daerah.
Batas
Wilayah
Administrasi
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
34/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
28
Selanjutnya pedoman penegasan batas daerah diatur dalam
Permendagri nomor 1 tahun 2006 yang kemudian digan dengan
permendagri nomor 76 tahun 2012 sebagai upaya untuk mempercepat
penyelesaian permasalahan batas daerah dengan dimungkinkannya
metode kartometrik.
3.1. Tata Batas Wilayah Kecamatan
Pelaksanaan kegiatan tata batas wilayah kecamatan ini bertujuan
untuk tersedianya informasi geospasial berupa batas wilayah
administrasi kecamatan yang dapat digunakan untuk pemutakhiran
peta dasar sebagai bagian dari Informasi Geospasial Dasar. Dengan
menggunakan metode penetapan batas secara kartometrik di atas
peta rupabumi skala 1:25.000, sehingga dapat menjadiacuan batas
yang disepaka sebagai batas indikaf kecamatan.
a. Pemasangan dan Pengukuran Batas Wilayah Kecamatan
Pemasangan dan pengukuran koordinat 10 pilar batas dilakukan pada7 lokasi kecamatan yang berbeda. Prosedur teknis pelaksanaan dan
pengukuran pilar ini mengacu pada Permendagri nomor 1 tahun
2006 tentang Pedoman
Penegasan Batas Daerah
dan Permendagri nomor
27 tahun 2006 tentang
Pedoman PenegasanBatas Desa. Dalam
Permendagri ini secara
garis besar penataan
batas atau penegasan
batas dilakukan melalui
tahapan verikasi batas,
pemasangan, pengukuran,
dan penentuan posisi pilar
batas,serta pembuatan
peta batas wilayah.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
35/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
29
b. Pemetaan Batas Wilayah Kecamatan
Hasil pengukuran pilar batas dan garis batas hasil
verikasi dengan disertai pembuatan berita acara sebagai
pengesahannya, kemudian disajikan dalam peta wilayah.
Pembuatan peta batas wilayah pada 7 lokasi (lihat contoh
pada Gambar 24).
Gambar 24. Contoh Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Lumajang.
3.2. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom
Saat ini wilayah NKRI terbagi menjadi 34 provinsi dan 508kabupaten/
kota, dan pemekaran daerah-daerah otonom baru terus diusulkan
dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan kualitas pelayan masyarakat serta pengembangan
demokrasasi di ngkat lokal.
a. Pemetaan Batas Daerah Otonom Baru
Berdasarakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
pemekaran daerah diawali dengan:
Aspirasi masyarakat yang kemudian diproses sesuai prosedur
dan tahapan melalui jalur pemerintah
Aspirasi masyarakat yang kemudian diproses sesuai prosedur
dan tahapan melalui jalur lembaga legislaf (hak inisisaf DPR).
Gambar 24. Contoh Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Lumajang.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
36/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
30
Permasalahan sebagai akibat pemekaran antara lain daerah
induk belum menyerahkan pembiayaan, personil, peralatan,dan
dokumen(P3D) kepada daerah otonom baru.Selain itu, daerah
otonom baru belum memiliki tapal batas yang jelas, daerah induk
belum memberikan dukungan keuangan daerah otonom baru, serta
daerah otonom baru belum memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah.
Sesuai dengan PP nomor78 tahun 2007, beberapa faktor penentu
yang menjadi dasar permbangan dalam penambahan/pengurangan
provinsi, yaitu jumlah penduduk, kemampuan ekonomi, potensi
daerah, kemampuan keuangan, sosial budaya, sosial polik, luas
daerah, pertahanan keamanan, ngkat kesejahteraan masyarakat,
dan rentang kendali.
Sesuai dengan Pasal 4 UU nomor 32 tahun 2004 dinyatakan bahwa
pembentukan daerah ditetapkan dengan undang-undang. Undang-
undang pembentukan daerah antara lain, mencakup nama, cakupan
wilayah, batas, ibukota, kewenangan menyelenggarakan urusan
pemerintahan, dan lain-lain. Sedangkan pasal 5 menyatakan bahwa
pembentukan daerah harus memenuhi syarat administraf, teknis,dan syarat sik kewilayahan (lihat Gambar 25 dan 26).
Gambar 25.Diagram mekanisme pembentukan daerah otonom baru.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
37/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
31
b. Pemetaan Wilayah Daerah Otonom Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Di tahun anggaran 2012 Pusat Pemetaan Batas Wilayah melakukan
kegiatan pemetaan wilayah provinsi sejumlah 10 NLP, pemetaan wilayah
kabupaten sejumlah 60 NLP dan pemetaan wilayah kota sejumlah 27 NLP
(lihat Gambar 27 dan 28).
Gambar 27.Contoh
produk pemetaan
wilayah daerah
otonom provinsi Nusa
Tenggara Timur.
Gambar 26.Indeks
peta daerah otonom
kabupaten di Provinsi
Jawa Barat.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
38/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
32
Gambar 28.Contoh produk pemetaan wilayah daerah otonom kabupaten.
c. Fasilitasi Penegasan Batas Daerah
Peran peta rupabumi untuk penegasan batas daerah tampak disajikan
dalam Gambar 29 berikut.
Gambar 29. Skema
alur kerja penggunaan
peta rupabumi untuk
penegasan batas
daerah.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
39/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
33
Secara umum peran BIG dalam mendukung program otonomi daerah
di antaranya melipu:
Menyediakan peta dasar, sebagai bagian dari Informasi Geospasial,
seluruh wilayah nasional dalam rangka penataan ruang (darat,
laut, dan udara), penetapan dan penegasan batas wilayah
(internasional dan nasional) darat dan laut, dalam mendukung
pembentukan dan penyelenggaraan otonomi daerah;
BIG cq. PPBW sebagai anggota m teknis penataan dan penegasan
batas daerah, fasilitator dalam penyediaan peta wilayah, dan
anggota Pokja II-DPOD, yang berperan dalam penyusunan
kebijakan teknis dalam penataan daerah.
Dalam rangka penegasan batas daerah otonom Provinsi, Kabupaten,
dan Kota, dari total 143 Permendagri yang dapat diinventarisasi
hanya 106 segmen batas yang dapat diintegrasikan dengan peta
Rupabumi. Sementara sisanya masih dalam proses unikasi format
data dan inventarisasi. Berikut adalah hasil integrasi segmen batas
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
40/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
34
denif dan indikaf, dari total 946 segmen batas daerah seluruh
Indonesia yang baru terselesaikan 143 segmen batas, atau kurang
lebih 15%, lihat Gambar 30.
Gambar 30.Ilustrasi status garis batas daerah.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
41/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
35
Kegiatan survei, pemetaan, dan fasilitasi terhadap
perundingan, apakah itu terkait dengan batas negara,
tema darat, tema marim, maupun kaitannya dengan
batas wilayah daerah provinsi, kabupaten/kota, hingga wilayah
administrasi kecamatan, desa/kelurahan status sampai dengan tahun
2012 diintegrasikan dalam rangka memutakhirkan basis data batas
wilayah. Adapun kumpulan data dan informasi terkait tema batas
wilayah, baik yang bersifat grakal, tekstual, tabel dalam berbagai
format merupakan aset dasar dalam penanganan dan penyelesaian
permasalahan perbatasan.
Sejalan dengan tugas BIG selaku penyelenggara data infrastruktur
spasial, semua data kewilayahan dikonstruksi untuk berbasiskan
geospasial sehingga sudah dapat diintegrasikan dengan peta dasar
dan peta tema lain yang bereferensi nasional.
Sejalan dengan dinamika permasalahan perbatasan BIG selaku
penyelenggara data infrastruktur dasar, cq. Pusat Pemetaan Batas
Wilayah sebagai unit yang akf dalam penanganan permasalahan
batas, diharapkan selalu dilakukan update terhadap data kewilayahandan perangkat pendukung pengelolaan data dan informasi
kewilayahan.
4.1. Permasalahan Batas Negara
a. Batas Darat
Indonesia-Malaysia. Jumlah permasalahan perbatasan darat
antara Indonesia dan Malaysia hingga saat ini ada 10 permasalahan
(OBP) menurut pihak Indonesia, dan 9 permasalahan menurut
pihak Malaysia (dak termasuk masalah Tanjung Datu). Kesemua
permasalahan relaf cukup kompleks karena menyangkut kepasan
Penutup
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
42/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
36
hukum tentang wilayah NKRI
ataupun Malaysia. Dalam
hal ini permasalahan dibagiatas dua bagian besar yaitu
permasalahan di sektor Barat,
antara Kalimantan Barat
(Indonesia) dengan Serawak
(Malaysia),dan permasalahan
di sektor Timur, yaitu antara
Kalimantan Timur (Indonesia)
dengan Sabah (Malaysia).
Indonesia Timor-Leste.
Permasalahan batas negara
darat Indonesia dengan
Timor-Leste dapat dikategorikan ke dalam masalah teknis dan
masalah non-teknis. Masalah Teknis adalah masalah yang berkaitan
langsung dengan proses penetapan dan penegasan k dan garisbatas di lapangan. Masalah non-teknis adalah masalah yang mbul
akibat adanya kegiatan penetapan dan penegasan batas negara
darat yang dapat berkaitan dengan lahan, air, dan lain sebagainya.
Dalam pertemuan ke-25 TSC-BDR RI-RDTL di Yogyakarta pada
tanggal 30-31 Oktober 2012 telah disepaka solusi un-resolved
segment Dilumil/Memo. Dengan demikian saat ini masih tersisa
2 (dua) un-resolved segments yaitu Manusasi (Bijael Sunan-Oben)dan Noel Besi/Citrana yang selanjutnya akan ditangani oleh Special
Working Group(SWG).
Masalah segmen Subina-Oben di sektor Barat yang muncul tahun 2002
dan 2003 sebagai un-resolved segmentakhirnya menjadi un-surveyed
segmentpada tahun 2005 karena masyarakat lokal NTT melarang
dilakukannya survei delineasi bersama sesuai dengan adanya klaim
masyarakat tersebut terhadap beberapa lahan garapannya yang
berada di wilayah Timor-Leste jika batas negara darat diterapkan
sesuai dengan Traktat 1904. Panjang segmen tersebut adalah 18
kilometer.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
43/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
37
b. Batas Marim
Permasalahan yang muncul sebagian besar adalah pelanggaran
wilayah baik di wilayah Indonesia maupun di wilayah Negara tetangga.
Berikut di bawah ini beberapa wilayah yang sering terjadi pelanggaran
wilayah, yaitu:
Selat Malaka, batas ZEE belum ada kesepakatan dengan
Malaysia, kasus penangkapan nelayan asal Indonesia oleh
Malaysia karena diduga masuk wilayah perairan Malaysia;
Laut China Selatan, batas ZEE belum ada kesepakatan dengan
Malaysia dan Viet Nam, kasus penangkapan kapal nelayan asal
Viet Nam dan China yang masuk wilayah perairan Kepulauan
Natuna;
Laut Sulawesi, batas Laut Teritorial belum ada kesepakatan
dengan Malaysia, kasus dugaan pelanggaran wilayah oleh
kapal Malaysia di sekitar P. Sebak;
Laut Timor, batas ZEE sudah ada perjanjian dengan Australia,kasus nelayan asal Indonesia yang menangkap ikan di sekitar
Pulau Ashmore;
Samudera Pasik, batas marim belum ada kesepakatan dengan
Palau, kasus nelayan asal Indonesia yang diduga masuk ke
wilayah perairan Palau di sekitar Karang Helen;
Laut Arafura bagian mur, batas marim antara Indonesia-Papua
Nugini sudah ada kesepakatan, kasus nelayan asal Indonesiamemasuki wilayah perairan Papua Nugini.
4.2. Permasalahan Batas Wilayah Administrasi
Pembagian wilayah daerah di Indonesia dibagi sebanyak 34 Provinsi,
410 Kabupaten, dan 98 Kota, pembagian wilayah daerah tersebut pada
umumnya belum dilakukan penegasan batas secara tuntas. Ketentuan
batas wilayah dalam Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah
dak melampirkan peta wilayah daerah secara memadai.
Berdasarkan Undang-Undang, kewenangan penetapan batas daerah
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
44/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
38
ada pada Menteri Dalam
Negeri. Untuk mempercepat
proses penegasan batasdaerah diperlukan dukungan
peta dasar yang memadai
mencakup seluruh wilayah
Indonesia. Sementara ini
liputan peta dasar skala
1:25.000 dan 1:50.000 yang
ada belum mencakup seluruh
wilayah Indonesia.Hal ini
tentunya menjadi salah satu
kendala dalam penataan dan
penegasan batas daerah.
Pada tahun 2012 dilakukan perubahan Permendagri nomor 1
tahun 2006 tentang pedoman penegasan batas daerah dengan
Permendagri nomor 76 tahun 2012. Di dalam peraturan yang baru,
penegasan batas daerah dapat dilakukan dengan cara kartometris,
sehingga untuk wilayah-wilayah perbatasan yang sulit dijangkau
dak diharuskan untuk memasang pilar batas. Oleh karena itu proses
kartometris ini harus didukung dengan peta dasar yang aktual dan
mempunyai ketelian yang memadai dan sebaiknya dilengkapi
dengan Citra satelit/foto udara resolusi nggi serta data Digital
Elevaon Model (DEM).
Batas daerah yang dimuat dalam peta dasar rupabumi Indonesia
masih bersifat indikaf/sementara, sedangkan batas daerah denif
adalah segmen batas yang telah diterbitkan Permendagri-nya. Sampai
saat ini baru sekitar 15% segmen batas daerah yang sudah denif.
Berikut ini adalah Tabel 6 tentang Daar segmen pada Permendagri
hingga tahun 2012.
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
45/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
39
Tabel 6.Daar Segmen pada Permendagri/Kepmendagri hingga tahun 2012.
No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/
Kepmendagri
Data
Spasial
1 Kebumen Wonosobo Permen. No 9 Tahun 2012 A
2 Pati Rembang Permen. No 8 Tahun 2012 A
3 Kaur Lampung Barat Permen. No 73 Tahun 2012 A
4 Purworejo Wonosobo Permen. No 7 Tahun 2012 A
5 Jombang Mojokerto Permen. No 6 Tahun 2012 A
6 Kota Tasikmalaya Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2012 A
7 Lebak Sukabumi Permen. No 57 Tahun 2012 A
8 Ciamis Kota Tasikmalaya Permen. No 56 Tahun 2012 A
9 Bogor Lebak Permen. No 55 Tahun 2012 A
10 Ciamis Majalengka Permen. No 54 Tahun 2012 A
11 Tangerang Kota Tangerang Selatan Permen. No 5 Tahun 2012 A
12 Kota Balikpapan Penajam Paser Utara Permen. No 48 Tahun 2012 B
13 Jember Lumajang Permen. No 46 Tahun 2012 A
14 Lumajang Probolinggo Permen. No 45 Tahun 2012 A
15 Banjarnegara Kebumen Permen. No 44 Tahun 2012 A
16 Lebak Serang Permen. No 43 Tahun 2012 A
17 Bombana Buton Permen. No 42 Tahun 2012 B
18 Badung Bangli Permen. No 4 Tahun 2012 A
19 Tanahbumbu Tanahlaut Permen. No 31 Tahun 2012 A
20 Gianyar Klungkung Permen. No 3 Tahun 2012 A
21 Jepara Kudus Permen. No 25 Tahun 2012 A
22 Kota Salatiga Semarang Permen. No 24 Tahun 2012 A
23 Batang Kendal Permen. No 23 Tahun 2012 A
24 Kudus Pati Permen. No 22 Tahun 2012 A
25 Kota Malang Malang Permen. No 17 Tahun 2012 A
26 Kota Batu Malang Permen. No 16 Tahun 2012 A
27 Bantul Kota Yogyakarta Permen. No 15 Tahun 2012 A
28 Bombana Kolaka Permen. No 12 Tahun 2012 A
29 Bombana Konawe Selatan Permen. No 12 Tahun 2012 A
30 Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Permen. No 11 Tahun 2012 A
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
46/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
40
No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/
Kepmendagri
Data
Spasial
31 Batang Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A
32 Kendal Wonosobo Permen. No 10 Tahun 2012 A
33 Demak Grobogan Permen. No 65 Tahun 2011 A
34 Balangan Hulusungai Utara Permen. No 63 Tahun 2011 A
35 Minahasa Selatan Minahasa Tenggara Permen. No 60 Tahun 2011 A
36 Ciamis Kota Banjar Permen. No 59 Tahun 2011 Ada37 Ciamis Tasikmalaya Permen. No 58 Tahun 2011 Ada
38 Banjar Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A
39 Baritokuala Kota Banjarmasin Permen. No 12 Tahun 2011 A
40 Grobogan Kudus Permen. No 9 Tahun 2010 A
41 Grobogan Sragen Permen. No 8 Tahun 2010 A
42 Brebes Kota Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A
43 Kota Tegal Tegal Permen. No 7 Tahun 2010 A
44 Kota Madiun Madiun Permen. No 62 Tahun 2010 A
45 Madiun Magetan Permen. No 62 Tahun 2010 A
46 Magelang Temanggung Permen. No 6 Tahun 2010 A
47 Semarang Temanggung Permen. No 5 Tahun 2010 A
48 Konawe Utara Morowali Permen. No 45 Tahun 2010 A
49 Konawe Morowali Permen.No 45 Tahun 2010 A
50 Maluku Tengah Seram Bagian Barat Permen. No 29 Tahun 2010 A
51 Banjar Tanahbumbu Permen. No 14 Tahun 2010 A52 Boyolali Grobogan Permen. No 10 Tahun 2010 A
53 Banjarnegara Purbalingga Permen. No 78 Tahun 2009 A
54 Banjarnegara Batang Permen. No 77 Tahun 2009 A
55 Banjarnegara Banyumas Permen. No 76 Tahun 2009 A
56 Banjarnegara Pekalongan Permen. No 75 Tahun 2009 A
57 Demak Semarang Permen. No 67 Tahun 2009 A
58 Pemalang Tegal Permen. No 66 Tahun 2009 A
59 Pemalang Purbalingga Permen. No 65 Tahun 2009 A
60 Kota Pekalongan Pekalongan Permen. No 64 Tahun 2009 A
61 Gresik Lamongan Permen. No 63 Tahun 2009 A
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
47/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
41
No Batas Antara Kota/KabupatenPermen/
Kepmendagri
Data
Spasial
62 Kota Probolinggo Probolinggo Permen. No 62 Tahun 2009 A
63 Kulonprogo Sleman Permen. No 61 Tahun 2009 A
64 Kota Batu Mojokerto Permen. No 60 Tahun 2009 A
65 Gresik Mojokerto Permen. No 59 Tahun 2009 A
66 Lamongan Mojokerto Permen. No 58 Tahun 2009 A
67 Grobogan Semarang Permen. No 5 Tahun 2009 A68 Gunungkidul Sleman Permen. No 4 Tahun 2009 A
69 Bangka Bangka Barat Permen. No 3 Tahun 2009 A
70 Brebes Cirebon Permen. No 2 Tahun 2009 A
71 Brebes Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A
72 Ciamis Cilacap Permen. No 2 Tahun 2009 A
73 Cilacap Kota Banjar Permen. No 2 Tahun 2009 A
74 Cilacap Kuningan Permen. No 2 Tahun 2009 A
75 Ciamis Kuningan Permen. No 14 Tahun 2009 A
76 Kuningan Majalengka Permen. No 14 Tahun 2009 A
77 Karangasem Klungkung Permen. No 58 Tahun 2008 A
78 Kota Mojokerto Mojokerto Permen. No 57 Tahun 2008 A
79 Gresik Sidoarjo Permen. No 56 Tahun 2008 A
80 Bangka Bangka Tengah Permen. No 48 Tahun 2008 A
81 Karanganyar Wonogiri Permen. No 43 Tahun 2008 A
82 Boyolali Magelang Permen. No 42 Tahun 2008 A83 Magelang Semarang Permen. No 41 Tahun 2008 A
84 Bangka Selatan Bangka Tengah Permen. No 17 Tahun 2008 A
85 Belitung Belitung Timur Permen. No 16 Tahun 2008 A
86 Bangli Karangasem Permen. No 14 Tahun 2008 B
87 Bandung Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B
88 Garut Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B
89 Indramayu Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B
90 Majalengka Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B
91 Subang Sumedang Permen. No 13 Tahun 2008 B
92 Balangan Hulusungai Tengah Permen. No 75 Tahun 2007 A
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
48/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
42
No Batas Antara Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
93 Blora Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A
94 Blora Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A
95 Grobogan Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A
96 Karanganyar Magetan Permen. No 73 Tahun 2007 A
97 Karanganyar Ngawi Permen. No 73 Tahun 2007 A
98 Magetan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A
99 Ngawi Sragen Permen. No 73 Tahun 2007 A100 Pacitan Wonogiri Permen. No 73 Tahun 2007 A
101 Ponorogo Wonogiri Permen.No 73 Tahun 2007 A
102 Rembang Tuban Permen. No 73 Tahun 2007 A
103 Blora Bojonegoro Permen. No 73 Tahun 2007 A
104 Kota Yogyakarta Sleman Permen. No 72 Tahun 2007 C
105 Bantul Gunungkidul Permen. No 71 Tahun 2007 C
106 Bantul Kulonprogo Permen. No 70 Tahun 2007 C
107 Batang Kota Pekalongan Permen. No 55 Tahun 2007 A
108 Kendal Semarang Permen. No 48 Tahun 2007 A
109 Kota Batu Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A
110 Kota Pasuruan Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A
111 Malang Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A
112 Mojokerto Pasuruan Permen. No 47 Tahun 2007 A
113 Pasuruan Probolinggo Permen. No 47 Tahun 2007 A
114 Pasuruan Sidoarjo Permen. No 47 Tahun 2007 A115 Deliserdang Serdang Bedagai Permen. No 29 Tahun 2007 B
116 Banyumas Cilacap Permen. No 14 Tahun 2007 A
117 Pamekasan Sumenep Permen. No 37 Tahun 2006 A
118 Buleleng Karangasem Permen. No 36 Tahun 2006 A
119 Gunungkidul Klaten Permen. No 19 Tahun 2006 C
120 Gunungkidul Sukoharjo Permen. No 19 Tahun 2006 C
121 Gunungkidul Wonogiri Permen. No 19 Tahun 2006 C
122 Klaten Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C
123 Kulonprogo Magelang Permen. No 19 Tahun 2006 C
124 Kulonprogo Purworejo Permen. No 19 Tahun 2006 C
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
49/50
Laporan Tahunan Pusat PBW 2012
43
No Batas Antara Kota/Kabupaten
Permen/
Kepmendagri
Data
Spasial
125 Magelang Sleman Permen. No 19 Tahun 2006 C
126 Brebes Cilacap Permen. No 18 Tahun 2006 C
127 Cilacap Kebumen Permen. No 7 Tahun 2005 C
128 Bojonegoro Jombang Permen. No 6 Tahun 2005 C
129 Bojonegoro Lamongan Permen. No 6 Tahun 2005 C
130 Bojonegoro Madiun Permen. No 6 Tahun 2005 C
131 Bojonegoro Nganjuk Permen. No 6 Tahun 2005 C132 Bojonegoro Ngawi Permen. No 6 Tahun 2005 C
133 Bojonegoro Tuban Permen. No 6 Tahun 2005 C
134 Kota Bontang Kutai Kartanegara Permen. No 25 Tahun 2005 C
135 Kota Bontang Kutai Timur Permen. No 25 Tahun 2005 C
136 Majene Mamasa Permen. No 15 Tahun 2005 C
137 Mamasa Mamuju Permen. No 15 Tahun 2005 C
138 Mamasa Polewali Mandar Permen. No 15 Tahun 2005 C
139 Cirebon Indramayu Kepmen. No 246 Tahun
2004
C
140 Cirebon Kuningan Kepmen. No 246 Tahun
2004
C
141 Cirebon Majalengka Kepmen. No 246 Tahun
2004
C
142 Mimika Puncakjaya Kepmen. No 163 Tahun
2004
C
143 Mimika Paniai Kepmen. No 163 Tahun
2004
C
Keterangan:
A : Data Spasial dalam format GIS
B : Data Spasial dalam format *FH, *CDR dll
C : Tidak ada data spasial
-
8/10/2019 Batas Wilayah Indonesia - BIG 2012
50/50