BASIC VISUAL LANGUAGE

20
education purpose only MATERI KREATIFITAS L A N G U A G E BASIC

description

BAHASA VISUAL merupakan fundamental dalam perencanaan kreatif sebuah karya audio visual

Transcript of BASIC VISUAL LANGUAGE

Page 1: BASIC VISUAL LANGUAGE

education purpose only

MATERI KREATIFITAS

L A N G U A G E

BASIC

Page 2: BASIC VISUAL LANGUAGE

BAHASA VISUAL2

Membuat karya audio visual, bukan sekedar melihat apa yang tertangkap dan terlihat di

layar kamera.

Bukan berlandaskan pada upaya mendapatkan obyek dan gambar bagus semata.

persoalan mendasarnya pada . . . VISUAL THINKING.

Page 3: BASIC VISUAL LANGUAGE

3BAHASA VISUAL

Karya audio visual itu, pada hakekatnya digunakan sebagai upaya menyampaikan pesan atau moral kepada orang atau pihak lain.

Agar konsep dan ide dapat terimplementasi dengan efektif, komunikasi yang dipadukan dalam gambar, suara, dan efek khusus itu musti disandarkan pada. . . BAHASA VISUAL.

presentation

Page 4: BASIC VISUAL LANGUAGE

4BAHASA VISUAL

TATA BAHASA

Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.

subyek

predikat

obyek

ket. tempat

HURUF KATA KALIMAT PARAGRAF

Menetapkan konsep dan ide visual film, sama halnya ketika ingin menyiapkan redaksional sebuah

tulisan dengan Bahasa Verbal yang memiliki tata bahasa dan aturan tertentu.

Bahasa Verbal memiliki satuan simbol, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraf yang diatur oleh tata bahasa, tanda

baca, imbuhan dan frase agar kalimat yang terbentuk menyatakan sebuah makna yang tegas dan benar.

TANDA BACA

IMBUHAN

FRASE

ket. waktupreposisi

konjungsi

numeralia

Page 5: BASIC VISUAL LANGUAGE

5BAHASA VISUAL

Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.

Bila tata bahasa, tanda baca, imbuhan, dan frase tidak diimplementasikan secara baik dan

benar, apa saja resiko yang akan diterima?Apakah makna dan arah tujuan kalimat di atas

bakal berubah?

Budi dan Tanti menulis cerita di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi?

Budi menulis cerita tentang Tanti di Rumah Kreatif setiap Minggu pagi.

Menulis cerita Budi dan Tanti di Minggu Pagi setiap Rumah Kreatif.

Budi dan Tanti? Menulis Rumah Kreatif di setiap Minggu pagi.

Page 6: BASIC VISUAL LANGUAGE

6BAHASA VISUAL

LANGUAGE

Dalam film juga ada ketentuan mengenai tata bahasa dan tanda baca. Suatu konsep film tertentu memiliki

aturan tata bahasa dan tanda baca tersendiri yang cara bekerjanya dibentuk oleh tiga pokok besar.

CAMERA

SOUND

EDITING

FRAMING

MOVEMENT

ANGLE

pengatur - penentu tata bahasa dan tanda baca

visual

CAMERA, SOUND, dan EDITING mempunyai ragam komponen yang bakal bertindak sebagai pengatur serta penentu tata bahasa dan tanda baca dalam film. Itu semua bila diimplementasikan secara tepat akan menghasilkan makna yang tegas dan benar.

Page 7: BASIC VISUAL LANGUAGE

7BAHASA VISUAL

HURUF KATA KALIMAT PARAGRAF

FRAME SHOT SCENE SEQUENCE

gambar diam gambar kontinyu, terdiri atas Frame

rangkaian Shot yang bertalian

rangkaian Scene yang saling terkait

fps - frame per second

1 frame

Bila fps < 24, maka akan terjadi atau terlihat flickers

Page 8: BASIC VISUAL LANGUAGE

8BAHASA VISUAL

F R A M I N G

FRAMINGItu berarti musti memutuskan dimanakah dan

bagaimanakah obyek gambar akan ditempatkan dalam frame. Kamera dan lensa adalah

perpanjangan dari mata.

Maka harus mempertimbangkan bahwa gambar itu nantinya bisa meyakinkan audiens mengenai informasi yang mau disampaikan melalui obyek

gambar dan menyertakan kenyamanan tentunya.

Page 9: BASIC VISUAL LANGUAGE

9BAHASA VISUAL

FRAMING

BASIC RULESTYPE OF SHOT

memutuskan dimanakah dan bagaimanakah obyek gambar

akan ditempatkan dalam frame

Rule of Thirds Head Room Lead Space

Prinsip dasar untuk menempatkan posisi obyek gambar pada titik-titik

perpotongan antar garis yang disebut sebagai power point. Itu adalah posisi yang nyaman dan

optimal.

Ruang di atas kepala atau bagian teratas dari obyek gambar.

Disini tidak boleh memberikan ruang yang terlampau banyak.

Baiknya seminimal mungkin.

Memberikan ruangan sesuai arah pandangan obyek. Jika obyek gambar

melihat ke arah kanan, maka posisi obyek gambar haruslah berada di bagian kiri frame dan memberikan

ruangan di bagian kanannya.

Page 10: BASIC VISUAL LANGUAGE

10BAHASA VISUAL

BASIC RULES

Rule of Thirds Head Room Lead Space

FRAMING

Page 11: BASIC VISUAL LANGUAGE

11BAHASA VISUAL

FRAMING TYPE OF SHOT

WIDE MEDIUM CLOSE UP

Keseluruhan obyek, karakter, dan lingkungan sekitar menempati full

frame. Berperan untuk mengamati adegan karakter, dan memberi informasi dimana lokasi secara

menyeluruh, agar audiens leluasa mereview scene yang dimunculkan.

Cenderung tertuju pada obyek atau karakter tertentu yang tengah

beradegan, setelah audiens tahu semua obyek, karakter, dan lokasi. Berperan memberi informasi lebih

detail mengenai dialog atau tindakan yang tengah diadegankan.

Sangat fokus pada ekspresi obyek atau karakter yang tengah beradegan.

Ini untuk lebih tegas memberikan informasi mengenai minat, motivasi,

dan arah tujuan dari obyek atau karakter bersangkutan, agar emosi audiens lebih mengarah ke dalam.

[DISTANCE]

Page 12: BASIC VISUAL LANGUAGE

12BAHASA VISUAL

TYPE OF SHOTWIDE

Extreme Wide Shot - EWS Long Shot - LS Full Shot-FS

Pandangan yang sangat jauh sekali, sehingga tak satu pun obyek gambar yang bisa dikenali. Hening, biasanya digunakan

untuk eksterior, pemandangan kota, perumahan, sebuah bangunan atau

lansekap.

Tujuannya untuk mendeskripsikan besar atau luasnya lansekap lokasi tersebut.

Biasa dikenal sebagai establish shot yang bertujuan untuk transisi sebuah scene ke

scene berikutnya. Dalam genre thriller seperti war atau disaster yang banyak

menggunakan shot yang detail, maka EWS akan memberikan kesan umum dibandingkan informasi spesifik.

Ada obyek gambar yang bisa dikenali, meski tidak jelas.

Tujuannya sebagai informasi bahwa ada karakter atau obyek gambar yang berada di sekitar lingkungan itu.

Bila di awal scene, tujuannya agar audiens tahu bakal memulai sebuah

scene yang bertalian dengan sebelumnya. Bila ada di akhir scene,

berarti scene tersebut akan meninggalkan audiens.

LS bisa juga digunakan sebagai establish shot atau pun re-establish shot.

Obyek gambar mengambil frame secara penuh, atau setidaknya bagian bawah

hingga atas tertangkap.

Tujuannya untuk menunjukkan keseluruhan bagian ‘obyek gambar’. Situasinya, jika shot

masih ingin memperlihatkan suasana lingkungan di situ, namun fokus pada

karakter atau obyek gambar.

Atau bila scene itu berisi dialog yang melibatkan lebih dari dua karakter. FS sering

digunakan sebagai master shot, yaitu shot yang berkaitan dengan continuity aktor

bersangkutan dan memungkinkan dilakukan pilihan editing lainnya.

FRAMING

Page 13: BASIC VISUAL LANGUAGE

13BAHASA VISUAL

Mid Shot - MS Medium Close Up - MCU

TYPE OF SHOT

MEDIUM

Bila ingin menunjukkan lebih detail ekspresi karakter atau sebagian dari obyek gambar, namun masih

berkesan kuat ingin memberikan suasana di sekitarnya.

Kalau obyek gambarnya manusia, biasanya frame itu terisi oleh bagian pinggang hingga di atas kepala.

Biasanya digunakan untuk interaksi antara karakter, termasuk dialog. Juga untuk pergerakan karakter, terutama ketika berjalan sambil berdialog. Atau

menunjukkan keintiman dua karakter yang tengah berbincang berdekatan.

Banyak digunakan untuk scene dialog atau ekspresi tertentu. Terutama pada scene yang melibatkan dua atau tiga karakter dan meminimalkan latar belakang atau suasana di sekitarnya, karena penonton sudah

tahu lokasi dan set scene bersangkutan.

Atau dirty 2 shot, bila kamera ada di belakang seorang karakter pertama, namun tetap ingin menampakkan

ekspresi karakter kedua yang posisinya di sebelah atau di belakang karakter pertama.

FRAMING

Page 14: BASIC VISUAL LANGUAGE

14BAHASA VISUAL

Close Up - CU Extreme Close Up - ECU Cut In - CI

TYPE OF SHOT

CLOSE UP

Fokus pada satu obyek atau karakter, yaitu bagian tertentu dari obyek

gambar, dan akan menempati full frame. Latar-belakang atau suasana

sekitar diabaikan.

Tujuannya memunculkan ekspresi karakter dan kedekatan, agar audiens terdorong masuk ke dalam karakter. Secara emosional bisa menciptakan kenyamanan atau audiens menjadi

tidak nyaman secara ekstrim.

Secara ekstrim ingin menunjukkan detail dari bagian obyek atau

karakter tertentu. Bisa mata, alis, telinga, mulut dan lainnya.

Ada yang menyebutnya artificial shot yang digunakan untuk

mendapatkan efek dramatis.

Lebih fokus untuk mendapatkan detail pada bagian tertentu dari

adegan karakter. Bisa jadi karena adegan memuat ekspresi pada

bagian itu.

Misalnya, kedua tangan karakter yang saling meremas jari, karena

sedang gelisah. Atau bagian tubuh yang terkoyak akibat tersayat

pedang musuhnya

FRAMING

Page 15: BASIC VISUAL LANGUAGE

15BAHASA VISUAL

TYPE OF SHOT[AREA]

Knee Shot Two Shot – 2S Three Shot – 3S

Over The Shoulder Shot - OTS Tight Two Shot Dirty Single Shot

FRAMING

Page 16: BASIC VISUAL LANGUAGE

16BAHASA VISUAL

CAMERA MOVEMENTSalah satu perangkat memunculkan ekspresi. Itu akan merubah hubungan antara obyek gambar atau karakter terhadap :

• frame kamera• perspektif audiens mengenai ruang dan waktu• kontrol penyampaian informasi secara naratif

MOVEMENT

kiri kanan

atas

bawah

maju mundur

PAN

TILT

TRACK

Digunakan untuk melihat panorama dan mengamati pergerakan obyek

Digunakan untuk melihat obyek ke arah atas atau bawah

Digunakan untuk mengikuti, memutari, mendekati, atau menjauhi obyek

Page 17: BASIC VISUAL LANGUAGE

17BAHASA VISUAL

PAN

TILT

TRACK

Mounting pada kamera digerakkan secara horisontal ke kiri [PAN LEFT]

atau ke kanan [PAN RIGHT]. Pan shot biasanya untuk menunjukkan ke audiens mengenai pemandangan atau set di sekitar obyek gambar.

Dimulai dari still shot, lalu pan shot dan diakhiri still shot kembali.

Mounting kamera digerakkan secara vertikal ke atas [TILT UP] atau ke

bawah [TILT DOWN], tanpa merendahkan atau meninggikan posisi

kamera. Teknik ini digunakan untuk mengikuti pergerakan obyek atau mungkin obyek sangatlah besar,

hingga audiens perlu tahu detail obyek dari atas ke bawah atau sebaliknya.

Ini jenis pergerakan, dimana kamera dan operatornya bergerak bersama. Kamera dan kamu harus bisa stabil dan nyaman di atas track atau dolly . Pergerakan arah kamera ke depan [TRACK IN] bisa memiliki kesamaan ukuran teknis dengan pergerakan ke belakang [TRACK BACK].

HANDHELDSecara sederhana kamera dipanggul di atas pundak untuk mengikuti pergerakan obyek gambar. Ada juga yang memerlukan perangkat tambahan steadicam.

ZOOMIni adalah teknik pergerakan kamera dengan pergerakan hanya pada lensa. Obyek bisa di

proyeksikan mendekat [ZOOM IN] atau di jauhkan [ZOOM OUT] dengan memutar-mutar zoom ring

pada lensa.

MOVEMENT

Page 18: BASIC VISUAL LANGUAGE

18BAHASA VISUAL

CAMERA ANGLESebuah scene dapat diambil gambarnya melalui penempatan

kamera pada lokasi dengan sudut kamera tertentu. Sudut kamera yang berbeda akan memberikan efek emosi audiens

yang berbeda pula

ANGLE

Page 19: BASIC VISUAL LANGUAGE

19BAHASA VISUAL

ANGLE

Hubungan antara SHOT dan ANGLE, seperti halnya kata-kata dan tanda baca yang bisa membentuk kalimat yang bermakna. Meski redaksional nya sama, namun penggunaan tanda baca berbeda bakal memberikan makna yang berbeda pula.

The BIRD’S EYE View HIGH ANGLE

EYE LEVEL

LOW ANGLE

CANTED ANGLE

Scene yang secara langsung diambil dari atas kepala. Biasanya untuk menyamarkan

sesuatu yang sudah sangat dikenal. Melihat kejadian dari atas akan menempatkan

audiens seperti berada pada posisi dewa.

Obyek menjadi terlihat lebih kecil dan berkurang nilai harfiahnya sebagai

karakter. Sering kali dimaksudkan agar setting terlihat sangat mendominasi

suasana.

Menambah ketinggian dan sentuhan pada kecepatan pergerakan gambar. Membuat karakter terlihat menjadi

lebih kuat dan dominan.

Kamera diletakkan miring, tidak sejajar dengan level

lantai. Menguatkan suasana ketidak seimbangan, transisi

dan tidak stabil.

Shot yang normal dan wajar. Kamera

diposisikan seolah-olah mata manusia secara

aktual mengamati scene

Page 20: BASIC VISUAL LANGUAGE

20BAHASA VISUAL

BELAJAR BERLATIH BERMAIN BEKERJA