Basic Knowledge

download Basic Knowledge

of 19

Transcript of Basic Knowledge

Peta-peta tematik.

BASIC KNOWLEDGE

1. Peta geologi Adalah suatu bentuk informasi geologi yang khusus menyajikan penyebaran batuan ( jenis litologi atau unit satuan stratigrafi ), baik itu batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf, dan hubungan stratigrafinya ( kontak antar batuan ), serta struktur geologi suatu daerah, yang diwakili oleh warna dan simbol geologi tertentu. Peta geologi dapat memberikan informasi mengenai : a. Jenis batuan dan susunan stratigrafi b. Ketebalan batuan sedimen c. Sejarah geologi d. Mineral ekonomis dan bahan galian e. Bentuk bentang alam dan proses pembentukannya Pembuatan peta geologi dilakukan secara langsung, yaitu dengan melakukan pemetaan dan penelitian di lapangan, atau dibuat secara tidak langsung yaitu dengan analisis dan interpretasi data-data dari peta topografi dan penginderaan jauh ( remote sensing ) dengan menggunakan foto udara ( aerial photographs ) dan citra satelit ( landsat image ). Penarikan batas peta berdasarkan asumsi, bahwa antara setiap macam batuan sebagai bidang yang rata. Rangkaian penelitian dan pembuatan peta geologi suatu daerah atau lebih dikenal dengan pemetaan geologi meliputi : - Studi literatur - Studi topografi - Studi analisis citra penginderaan jauh ( remote sensing ), yang meliputi analisis foto udara dan analisis citra satelit / landsat. - Penelitian lapangan, yang meliputi pencatatan data / perekaman gejala geologi serta pengambilan contoh batuan. - Analisis struktur geologi dan studio - Penyusunan laporan Penelitian di lapangan dilakukan dengan metode deduksi dan induksi, dimana setiap data sangat bermanfaat dalam mensitesakan kondisi geologi suatu daerah. Peta-peta tematik yang dapat dihasilkan atau diturunkan dari peta geologi adalah: 1) Peta kerangka geologi 2) Peta pola jurus perlapisan batuan 3) Peta geologi dan penampang geologi 4) Peta geomorfologi 5) Peta geologi lingkungan 2. Peta geomorfologi Adalah peta yang menggambar bentuk lahan, genesa, beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan, disajikan dalam bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis, dan hal itu bergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survey analitik ( diantaranya morfologi dan morfogenesa ) serta survey sintetik ( diantaranya geomorfologi, tanah, dan tutupan lahan ). Penjelasan lainnya tentang peta geomorfologi menyebutkan berisi satuan geomorfologi dengan batas-batasnya disertai keterangan pembagian satuan dengan kriteria pembagian: kemiringan lereng, pola pengaliran, relief, ketinggian dari permukaan laut, litologi (material batuan dan tanah lapukannya), proses-proses

endogen (perlipatan dan patahan) dan proses eksogen (pelapukan dan stadium erosi muda-dewasa-tua) dan ketarangan lainnya. 3. Peta topogafi (peta dasar) Berisi data kontur ketinggian, sungai, jalan, jembatan, dan perkampungan berikut nama-namanya. Skala peta bervariasi. Peta topogafi buatan Belanda (1949 dan sebelumnya) skala 1:50.000 sampai 1:25.000. Peta topografi BAKORSURTANAL umumnya 1:25.000. Peta topografi AMS (Ameika) umunya 1:50.000 Peta topografi (didukung dengan foto udara dapat digunakan untuk mengklasifikasikan saatuan geomorfologi awal. Peta ini diperrlukan sebelum melaksanakan pemetaan geologi di lapangan.

4.

Peta geologi regional (skala umumya 1:100.000) biasanya digabungkan antara penelitian lapangan dengan kompilasi dari beberapa peta hasil penelitian terdahulu. Peta ini diperlukan sebelum melaksanakan pemetaan geologi dengan skala besar. Unsur penyusun antara lain: simbol warna formasi, batas formasi, strike-dip, struktur geologi, legenda, keterangan, profil geologi. 5. Peta kerangka Geologi Merupakan hasil pengamatan singkapan geologi yang berisikan data lintasan pengamatan geologi, jenis batuan/satuan batuan, nomor stasiun pengamatan singkapan batuan, indikasi strukturr geologi (slicken-side, off-set batuan, drag-fold. Pada daerah tertentu, kekar-kekar bisa diuku dan diamati yang selanjutnya dibuat analisis struktur melalui stereo-net atau diagram rosset), lokasi lintasan pita teuku, lokasi pengambilan sampel batuan (untuk topografi maupun pengamatan fosil). 6. Peta pola jurus dan kemiringan perlapisan batuan Merupakan peta hasil rekonstruksi kontur stike/dip yang berisi data strike/dip satuan batuan , simbol huruf saatuan batuan, rekonstruksi struksi struktur geologi, simbol-simbol struktur geologi ( antiklin, sinklin, sesar mendatar sesar oblique, sessar naik, sesar normal). 7. Peta lintasan kunci Merupakan hasil rekonstuksi geologi (peta geologi) pada suatu lintasan, digunakan juga untuk membuat penampang stratigrafi terukur (ketebalan perlapisan batuan dihitung). 8. Penampang geologi dan diagram blok Merupakan rekonstruksi geologi secara vertikal dan horisontal (digambarkan dengan diagam blok yang perspektif). 9. Peta geologi lingkungan Berisikan data satuan geologi lingkungan, jenis satuan batuan dan genesis secara umum, penilaian kualitas (kelayakan) lingkungan berdasarkan jenis batuan, geomorfologi dan resiko kebencanaan secara geologi disertai keterangan lainnya.

Satuan stratigrafi baku internasional & satuan peta.Satuan Stratigrafi Baku Internasional Formasi (Contoh: Formasi Subang, Formasi Halang)

Ciri-ciri Formasi Tersusun oleh tubuh batuan yang sejenis atau beberapa jenis (kombinasi jenis-jenis batuan), yang dapat dibedakan dengan batuan-batuan lain dari satuan lain (formasi lain). Dapat dipetakan pada skala peta 1:25.000, dapat ditelusuri di permukaan dan bawah permukaan (melalui pemboran atau cara geofisika) Batas-batasnnya dengan formasi lain, jelas. 1. SATUAN STRATIGRAFI BAKU INTERNATIONAL Penggolongan stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah pemeriaan, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem diatas dikenal sebagai Satuan Stratigrafi. Satuan stratigarafi memiliki batas yang ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut. Batas satuan stratigrafi jenis tertentu tidak harus berimpit dengan batas satuan stratigrafi yang lain, bahkan dapat memotong satu sama lain. Satuan stratigrafi tersebut terbagi atas: 1. Satuan litostratigrafi 2. Satuan stratigrafi gunungapi 3. Satuan biostratigrafi 4. Satuan sikuen startigrafi 5. Satuan kronostratrigrafi 6. Satuan Geokronologi I . Satuan Litostratigrafi Pembagian litostratigrafi bertujuan untuk menggolongkan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang berdasarkan pada ciri-ciri litologi . pada satuan Litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat diamati di lapangan. Penentuan batas penyebarannya tidak tergantung kepada batas waktu. Batas satuaan litostratigrafi ialah sentuhan antara dua satuan yang berlainan ciri litologi yang dijadikan dasar pembeda kedua satuan tersebut. Urutan tingkat satuan litostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah : Kelompok, Formasi, dan Anggota Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus memiliki keseragaman atau ciri-ciri litologi yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih. Anggota ialah bagian dari suatu formasi yang secara litologi berbeda dengan ciri umum Formasi yang bersangkutan, serta memiliki penyebaran lateral yang berarti Kelompok ialah satuan litostratigrafi resmi setingkat lebih tinggi daripada formasi dan karenanya terdiri dari dua formasi atau lebih yang menunjukkan keseragaman ciri-ciri litologi Dalam Satuan Litostatigafi juga dikenal Satuan litodemik yang menggolongkan batuan beku, batuan metamorf dan batuan lainnya yang terubah kuat menjadi satuansatuan yang bersendi pada ciri-ciri litologi . Urutan tingkat satuan litodemik resmi masing-masing dari besar ke kecil adalah Supersuite, Suite, dan Litodem. II. Satuan Stratigrafi Gunungapi Penyusunan sandi stratigrafi batuan/endapan gunungapi dimaksudkan untuk menata batuan/endapan gunungapi berdasarkan urutan kejadian agar evolusi pembentukan gunungapi mudah dipelajari dan dimengerti. Pembagian batuan/endapan gunungapi dimaksudkan untuk menggolonglkan batuan/endapan secara bersistem berdasarkan sumber, deskripsi dan genesa. Satuan stratigrafi gunungapi memilki batas yaitu sentuhan antara dua satuan atau lebih yang berlainan, dibedakan berdasarkan sumber erupsi, ciri genesa batuan, daur letusan atau waktu kejadiannya. Sedangkan sebaran lateral satuan stratigrafi gunungapi dapat berupa batas jangkauan tubuh gunungapi atau benturan dengan satuan lainnya, baik secara stratigrafis maupun struktur. Tingkatan satuan stratigrafi gunungapi masing-masing dari kecil ke besar adalah:

Gumuk, khuluk, Bregada, Manggala, Busur Khuluk gunungapi adalah satuan dasar dalam pengelompokan satuan stratigrafi gunungapi. Khuluk merupakan kumpulan batuan/endapan yang dihasilkan oleh satu atau lebih titik erupsi yang membentuk satu tubuh gunungapi dan dapat dipetakan dengan skala 1: 50.000 atau lebih besar. Gumuk gunungapi adalah bagian dari khuluk yang terbentuk sebagai hasil erupsi pada tubuh gunungapi tersebut, baik sebagai hasil erupsi pusat maupun erupsi samping. Gumuk harus bisa dipetakan dengan skala 1:50.000 atau lebih besar Bregada gunungapi adalah satuan stratigarfi gunungapi yang mencakup sebaran batuan/endapan gunungapi hasil letusan yang terdiri dari dua atau lebih Khuluk gunungapi atau yang berhubungan dengan pembentukan kaldera. Biasa dipetakan dengan skala 1:100.000 atau lebih besar. Manggala gunungapi adalah satuan stratigarfi gunungapi yang mencakup sebaran batuan/endapan hasil letusan-letusan gunungapi yang mempunyai lebih dari satu kaldera pada satu atau lebih tubuh gunungapi. Busur gunungapi adalah satuan stratigrafi gunungapi yang terdiri dari kumpulan khuluk, Bregada, dan Manggala gunungapi dan mempunyai kedudukan tektonik yang sama, atau dengan kata lain Busur gunungapi merupakan rangkaian satuan gunungapi yang mempunyai kedudukan tektonik yang sama.

III. Satuan Biostratigrafi Pembagian biostratigarfi dimaksud untuk menggolongkan lapisanlapisan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasar kandungan dan penyebaran fosil. Satuan Biostratigrafi adalah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasar kandungan fosil atau ciri-ciri paleontologi sebagai sendi pembeda terhadap tubuh batuan sekitarnya. Kandungan fosil disini yang dimaksud adalah fosil yang terdapat dalam batuan yang seumur dengan pengendapan batuan. Satuan biostratigrafi juga memiliki urutan tingkat resmi, masing-masing dari besar ke kecil adalah : Super-Zona, Zona, Sub-Zona, Zonula. Zona itu sendiri merupakan satuan dasar biostratigrafi yang berupa suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu tokson fosil atau lebih Sedangkan berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan biostratigrafi dibedakan menjadi : Zona kumpulan, Zona kisaran, Zona puncak, Zona selang, Zona rombakan dan Zona padat IV. Satuan Sikuenstratigrafi Pembagian Sikuenstratigrafi dimaksudkan untuk menggolongkan lapisan batuan secara bersistem menjadi satuan bernama berdasarkan satuan genesa yang dibatasi , di bagian bawah dan atasnya oleh bidang ketidakselarasan atau keselarasan padanannya. Pembagian ini merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi. Satuan sikuenstratigrafi itu sendiri adalah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan waktu pada satu daur perubahan muka - laut relatif. Penyebaran satuan sikuenstratigrafi didasarkan hanya oleh kelanjutan bidang batas satuan dan tidak dibatasi oleh ketebalan, besaran interval waktu atau kesamaan fisik batuan. Urutan tingkat satuan sikuenstratigrafi, masing-masing dari besar ke kecil adalah: Megasikuen, Supersikuen, Sikuen. Dan sikuen itulah sebagai satuan dasar dalam pembagian sikuen stratigrafi. V. Satuan Kronostratigrafi Pembagian kronostratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara bersistem menjadi satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi ini dapat ditentukan berdasarkan geokronologi atau metode lain yang menunjukkan kesamaan waktu. Pembagian ini merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara lokal, regional, global.

Dalam kronostratigrafi dikenal Stratotipe satuan dan Stratotipe batas. Stratotipe satuan yaitu sayatan selang stratigrafi yang dibatasi oleh stratotipe batas atas dan bawah di tempat asal nama satuan. Stratotipe batas ialah tipe batas atas dan batas bawah satuan. Batas satuan satuan kronostratigafi adalah bidang isokron. Urutan tingkat satuan kronostratigrafi resmi, masing-masing dari besar sampai kecil ialah Eonotem, Eratem, Sistem, Seri, dan Jenjang. Urutan tingkat tersebut terdapat pada satuan geokronologi bandingannya dan juga secara berurutan yaitu: Kurun, Masa, Sistem, Seri, dan Umur. VI. Satuan Geokronologi Pembagian waktu geologi ialah pembagian waktu menjadi inteval-inteval tetentu bedasarkan peristiwa geologi. Interval waktu geologi ini disebut sebagai Satuan Geokronologi. Cara penentuannya bedasrkan atas analisis radiometrik atau isotropik. Tingkat tingkat satuan geokronologi dari besa ke kecil adalah Kurun, Masa, Zaman, Kala dan Umur. 2. Satuan Peta: Satuan peta (map unit) berupa sejenis atau lebih batuan (beku, metamorf, sedimen) yang memiliki latar belakang genesis yang sama ( komposisi, facies, waktu) sebagai komponen penyusun peta geologi dengan batas jelas. Satuan peta ini dinyatakan berdasarkan klasifikasi/penggolongan menurut konsep Sandi Stratigrafi Batuan (Lithostratigraphic Classificaation. Menyangkut dua aspek : Batuan dan Waktu Kedua faktor harus sama ; salah satu sama tidak benar. :::::::::::::::::2 ::::::::::::::::: ~~~~~~~~~~~ :::::::::::::::::1 ::::::::::::::::: Batuan : 1 = 2 Satuan : 1 # 2 :::::::::::::::::2 ::::::::::::::::: ~~~~~~~~~~~ :::::::::::::::::1 ::::::::::::::::: Batuan : 1 # 2 Satuan : 1 = 2

bukan satu satuan

bukan satu satuan

Satuan peta Satuan batuan (Contoh: Satuan batupasir, satuan batulempung) Ciri-ciri Satuan Batuan Sama dengan ciri-ciri Formasi, hanya saja penamaan satuannya tidak resmi, tapi aturan penetapannya sebagai satuan sama dengan formasi. Untuk dijadikan Formasi, harus melalui publikasi, seminar, diseminasi resmi, dengan syarat. Dasar penamaan batuan : Kesamaan ciri-ciri litologi (jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman) Kesamaan posisi stratigrafi Nama didasarkan pada batuan penyusun yang dominan

Formasi, formal & infomal unit, Anggota, KelompokBeberapa ketentuan yang perlu dibahas terlebih dahulu mengenai beberapa pengertian satuan stratigrafi batuan atau yang lebih dikenal satuan lithostratigrafi, serta batas-batas satuannya adalah : Satuan lithostratigrafi adalah satuan tubuh lapisan batuan sedimen, batuan ekstrusif, metasediman, atau metavulkanik yang dibedakan dan dibatasi atas dasar sifat-sifat fisik litologi dan posisi stratigrafinya. Satuan lithostratigrafi sesuai dengan hukum superposisi, dan pada umumnya berlapia, dan tabular. Satuan lithostatigrafi tidak didasarkan atas ketentuan umur, tetapi atas posisi stratigrafinya. Satuan stratigrafi adalah dasar satuan peta bagi pekerjaan geologi untuk memetakan strata, struktur lokal dan regional, sumber bahan galian ekonomi, dan geologi sejarah daerah yang dipetakan.Ini semua dapat dikenali dan diketahui dari sifat-sifat batuannya. Batas satuan lithostratigrafi ditentukan berdasarkan atau bertepatan dengan perubahan lithologi yang merupakan kenampakan topografinya. Batas satuan batuan secaa vretikal adalah dimana dua satuan batuan atau lebih secara vertikal dibatasi oleh intergrading atau intefingering , kecuali bila lapisan yang bergradasi tersebut cukup tebal, bisa dijadikan satuan lithostratigrafi sendiri. Ketentuan-ketentuan, pembagian, batas-batas satuan lithostratigrafi, serta ketentuan lainnya menurut Sandi Stratigrafi Indonesia (1973), antara lain adalah pembagian dalam satuan-satuan yang dapat dipetakan dan mempunyai arti setempat dan dapat pula dinamai menurut wilayah tipe setempat. Wilayah Tipe adalah tempat yang sedimennya menurut ketentuan khas untuk suatu zaman atau sistem atau dimana sifat-sifat yang khas untuk pertama kalinya. Satuan Stratigrafi batuan dibagi dalam : 1. Kelompok (Group). 2. Formasi (Formation). 3. Anggota (Member). 4. Lapisan (Bed) ,Lidah (Tongue) ,Lensa ,dsb. Keterangan: 1. Kelompok (Group). Adalah Satuan stratigrafi batuan yang tersusun dari dua atau lebih formasi yang berhubungansatu sama lain. Misalnya: Formasi Nyalindung. Formasi Lengkong. Formasi Batugamping. 2. Formasi (Formation). Adalah suatu dasar dari satuan stratigrafi batuan yang merupakan bagian dari kelompok dan mempunyai ciri-ciri litologi yang khas, mungkin mempunyai suatu macam jenis atau beberapa jenis batuan yang mempunyai ciri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya. Syarat-syarat untuk memberikan nama formasi ,yaitu: 1.1. Nama yang dipakai untuk formasi baru belum dipakai sebelumnya. 1.2. Lokasi tipe nama-nama pegunungan, bukit, sungai, biasanya nama-nama tempat dimana formasi baru itu kita temukan untuk pertama kalinya. 1.3. Penampang tipe (type section). 1.4. Batas, harus ditetapkan dengan jelas batas bawah dan atas serta dijelaskan pula batasnya selaras atau tidak selaras. 1.5. Umur. 1.6. Tebal dan variasi litologi regional harus dijelaskan. 1.7. Korelasi dengan satuan-satuan stratigrafi batuan lainnya harus ditetapkan.

3. Anggota (Member). Adalah Bagian dari formasi yang berkembang baik sehingga mempunyai ciri litologi yang dapat dibedakan dari bagian-bagian lainnya dalam formasi itu. Misalnya: Anggota Batugamping Formasi Kalibeng anggota tuff putih Renduola Formasi Lambo ,dsb. 4 . Lapisan (Bed). Adalah Bagian dari anggota yang dapat dipisahkan karena ciri litologinya yang lebih jelas lagi. Berikut beberapa poin yang dapat menjelaskan tentang unit formal (resmi) dan informal (tak resmi): Peristilahan Stratigrafi ialah penamaan satuan-satuan stratigrafi baik resmi maupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian namanama tersebut; misalnya: Formasi, Zona, Sistem, dan sebagainya. Dalam sandi diakui nama resmi dan tidak resmi, aturan pemakaian satuan resmi dan tidak resmi masing-masing satuan stratigrafi, menganut sandi satuan yang bersangkutan.Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan yang resmi. Satuan Resmi Bawah Permukaan adalah satuan resmi yang didapatkan berdasarkan keterangan dari bawah permukaan, jadi sekiranya suatu satuan stratigrafi tersingkap di permukaan maka hendaknya dihindari pemakaian satuan bawah permukaan. Pengusulan satuan resmi bawah permukaan, mengikuti aturan masing-masing satuan stratigrafi yang bersangkutan. Satuan Lithostratigrafi resmi adalah satuan yang memenuhi persyaratan sandi, sedangkan satuan Lithostratigrafi tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan sandi. Satuan tak resmi sedapat-dapatnya harus bersandi kepada ciri lithologi. Bila ciri lithologi tidak dipergunakan, maka ciri-ciri yang didapat dengan cara mekanik atau penelitian lain, misalnya dengan geofisika, geokimia, dan sebagainya, dapat pula dipakai sebagai sandi satuan tidak resmi. Pengusulan suatu satuan lithostratigafi resmi harus dilakukan melalui caa-caa yang dinyatakan secara terbuka dan tertulis.Pernyataan tersebut harus meliputi hal-hal berikut: 1. Pernyataan tentang maksud pengusulan suatu satuan resmi. 2. Nama dan tingkat satuan yang diusulkan. 3. Adanya Stratotipe. 4. Lokasi geografi stratotipe. 5. Hubungan antar satuan yang diusulkan dengan satuan lain dan keterangan tentang batas satuan. 6. Penyebaran satuan kearah tegak dan lateral. 7. Umur-umur geologi sampai tingkatan zaman atau lebih kecil. 8. Keterangan mengenai nama-nama yang dipakai sebelumnya. Satuan batas lithostratigrafi bawah permukaan adalah satuan yang diperoleh berdasarkan data bawah pemukaan. Satuan Biostratigrafi resmi ialah satuan yang memenuhi syarat Sandi. Satuan Biostratigrafi tak resmi ialah satuan yang tidak seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi. Pengusulan suatu satuan Biostratigrafi resmi harus dinyatakan secara terbuka dan tertulis, yang meliputi: 1. Pernyataan tentang maksud pengusulan suatu satuan resmi, 2. Nama dan tingkat satuan yang diusulkan, 3. Adanya stratiotipe/lokasi tipe,

4. Hubungan antara satuan yang diusulkan dengan satuan lain dan keterangan tentang batas satuan, 5. Penyebaran satuan ke arah tegak dan mendatar, 6. Umur-umur geologi sampai tingkatan zaman atau lebih kecil, 7. Fasies dan iklim, 8. Hubungan stratigrafi dengan semua jenis satuan stratigrafi, 9. Keterangan mengenai nama-nama yang dipergunakan sebelumnya, 10. Prosedur penebitan harus resmi. Persyaratan yang dibutuhkan dalam satuan resmi bawah permukaan, meliputi: 1. Sumur tipe atau tambang tipe. 2. Penampang geologi sumur. 3. Penampang geologi listrik 4. Tempat penyimpanan contoh potongan, inti dan contoh lainnya. 5. Gabungan fosil yang mencirikan satuan biostratigrafi. Prosedur pengusulan satuan kronostratigrafi resmi: 1. Pernyataan tentang maksud mendirikan satu satuan. 2. Pemilihan nama satuan. 3. Definisi batas atas dan batas bawah di lokasi tipe. 4. Ciri pengenal dan dasar penentuan umur satuan. 5. Korelasi. 6. Penerbitan.. Perubahan nama tingkat satuan kronostratigrafi harus memenuhi persyaratan seperti mendirikan satuan resmi baru.

Stratigrafi regional, siklus sedimentasi, periode tektonik, batas kelompok, geologi batuan dasar (bed rock geologi).1. Stratigrafi Regional Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari susunan pengendapan lapisan sepanjang waktu. Statigrafi Regional adalah ilmu yang mempelajari susunan pengendapan lapisan pada daerah yang luas yang dapat dipetakan dan mempunyai arti setempat atau memiliki wilayah tipe setempat. Stratigrafi Regional : Melatarbelakangi stratigrafi wilayah pemetaan masing-masing Kejelasan posisi stratigrafi satuan-satuan peta wilayah pemetaan pada kolom stratigrafi regional Penting dalam menjelaskan status nama resmi satuan batuan peta masing-masing (tidak resmi) yang dapat disebandingkan sebagai Formasi apa (nama resmi) 2. Siklus Sedimentasi Sedimentasi adalah proses dimana butiran butiran sedimen direkatkan oleh material lain yang terbentuk kemudian , dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral mineral dalam sedimen ini sendiri. Material semennya dapat berupa karbonat,silica atau oksida (besi). Siklus sedimentasi dapat diartikan menggambarkan terbentuknya batuan sedimen. Siklus Sedimentasi,terbagi atas : 1. Proses Pelapukan. 2. Erosi 3. Transportasi 4. Proses pengendapan 5. Proses Sedimentasi 6. Lithifikasi atau penyemenan sebagai urutan proses kejadian yang

3. Periode Tektonik Contoh periode tektonik Aktivitas tektonik diantara 2 unconformity -----------------------------------------------------------------3 darat ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ 2 marine ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^ 1 marine 3 CEKUNGAN PENGENDAPAN 2 PERIODE TEKTONIK 4. Batuan Dasar Geologi Batuan dasar (bedrock) terletak dibawah permukaan tanah, dan adanya batuan dasar ini dapat dilihat dengan melakukan pengeboran. Batuan dasar ini ditutupi oleh selubung yang terdiri dari tubuh tanah(soil) yang tebalnya bergantian dari beberapa cm sampai beberapa ratus meter. Disamping dari tubuh tanah lapisan ini,terdiri dari lempung,batupasir dan material lepas lainnya. Batuan dasar yang terletak dipermukaan bumi hampir semuanya telah berubah. Sebagian dari batuan ini telah mengalami pelapukan sehingga dengan gampang sekali dihancurkan. Hal ini disebabkan oeh faktor cuaca. Batuan dasar adalah zat padat, bagian utuh dari kerak bumi,lapisan bagian luarnya memiliki ketebalan 20-25 mil yang berdiam pada mantel bumi. Hampir diseluruh wilayah benua, bedrock ditutupi oleh batuan sedimen yang tipis dan ringan (terutama dari gletser kuarter), tanah dan vegetasi. Skala untuk bedrock map yang bisa yaitu 1:500.000. Skala ini berguna untuk memberi pengertian arah bedrock regional, struktur. Hampir semua bedrock sekarang ditemukan pada pembentukan benua palezoic era, walaupun ada wilayah kecil Precambrian dan Mesozoic rock. Aspek menarik dari bedrock adalah merekam daerah luas lingkungan geologi yang telah muncul. Semua 3 tipe besar batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan beku termasuk tipe vulkanik dan plutonik bergenerasi pada lingkungan retak, lingkungan laut dan continental. Batuan sedimen termasuk breksi dan konglomerat dengan fosil tanaman, laut dangkal, batupasir, karang karbonatan, turbidite deposit. Beberapa deformasi kerak seperti lipatan dan patahan dipelihara di bedrock

Permasalahan struktur geologi.Struktur Geologi 1. Sesar Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang berarti pada bidang rekahannya. Klasifikasi sesar dapat dibagi atas: - Strike-slip fault/sesar mendatar, mempunyai besar pitch antara 00-100 - Dip-slip fault, mempunyai besar pitch antara 800-900, terbagi atas: 1. Sesar normal, hangingwall relatif turun terhadap footwall 2. Sesar naik, hangingwall relatif naik terhadap footwall - Strike-Dip slip fault, mempunyai besar pitch 100-800

Beberapa indikasi adanya sesar adalah: - kelurusan pola pengaliran sungai - pola kelurusan punggungan - kelurusan gawir - triangular facet - keberadaan mata air panas - keberadaan zona hancuran - adanya kekar dan dragfold, menandakan batuan tersebut bersifat elastis. - adanya slicken side dan slicken line - adanya tatanan stratigrafi yang tidak teratur - adanya milonit (glass sesar) ; Milionitisasi, batuan beku basa berwarna kehijauan, batuan beku asam berwarna kekuningan, batuan sedimen berwana kehitaman. - Zona mineralisasi atau silisifikasi (terkesikkan) - Daerah dengan sungai bentuk V, menandakan erosi vertikal dominan, menandakan daerah uplift ; ciri daerah uplift: adanya aluvium tua yang terdapat di pinggiran bukit dengan lembah sungai tua. - Daerah dengan sungai berbentuk U, menandakan erosi horisontal dominan, menandakan daerah tesebut mengalami subsidence. - Daerah yang mengalami uplift di pantai, akan ditandai dengan pemunculan tanjung. - Daerah yang mengalami subsidence di pantai, akan ditandai dengan pemunculan teluk. - Munculnya batuan berumur tua berdampingan dengan batuan berumur muda (indikasi sesar naik).

2. Lipatan Lipatan adalah suatu bentuk lengkugan dari suatu bidang lapisan batuan. Lipatan dapat berupa sinklin maupun antiklin. Berdasarkan kedudukan axial plane klasifikasi lipatan dapat dibagi atas: - Simetrical Fold (lipatan tegak) - Asimetrical Fold (lipatan tak simetri) - Inclined Fold atau Over Fold (lpatan miring) - Recumbent Fold (lipatan rebah)

3. Kekar Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana relatif sedikit sekali terjadi pergeseran. Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum pada batuan. Macammacam kekar : a. Kekar Gerus Ciri-ciri di lapangan: - bidangnya licin - memotong seluruh batuan - memotong komponen batuan - bidang rekahnya relatif kecil - adanya joint set berpola belah ketupat b. Kekar Hibrid, campuran dari kekar gerus dan kekar tarikan. c. Kekar Tarikan Ciri-ciri di lapangan: - bidang kekar tidak rata - bidang rekahannya relatif lebih besar - polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak - rekahannya dapat terisi oleh mineral yang kemudian disebut vein. Rekonstruksi geometri pada lipatan Hubungan dua prinsip geometri antara lapisan yang berurutan pada lipatan merupakan suatu hal yang mungkin. Lipatan dapat paralel ataupun serupa. Ketelitian rekonstruksi lipatan tergantung atas banyaknya nilai dip dan strike yang dipakai atau dimasukkan. Apabila singkapan tidak terlihat di tempat yang penting, maka rekonstruksi tidak mungkin akurat/tidak tepat. Lapisan kunci dapat dikenali pada beberapa tempat yang berbeda. Posisinya dapat diprediksi dengan menggunakan metode rekonstruksi paralel pada lipatan. Metode rekonstruksi pada lipatan hanya dapat digunakan jika terdapat beberapa lokasi singkapan dan jika kemiringan lapisan pada singkapan tersebut diketahui. Metode ini tidak dapat digunakan untuk rekonstruksi lipatan yang normal, akan tetapi cocok untuk rekonstruksi lipatan yang rumit atau sulit.

Kontur struktur dan isopach Kontur struktur adalah sebuah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama pada singkapan tunggal, biasanya merupakan puncak atau alas dari lapisan sedimentasi. Kontur struktur dapat disamakan dengan kontur topografi,yang mana menunjukkan bentuk permukaan bumi. Lapisan atau formasi tidak memiliki ketebalan yang tetap. Apabila ketebalan diketahui pada banyak tempat, hal itu memungkinkan untuk menggambarkan isopach, yang merupakan garis yang menghubungkan titik pada lapisan yang mempunyai ketebalan yang sama. Misalnya, sebuah formasi diketahui mempunyai ketebalan 100 meter pada lokasi a,b dan c, tetapi terdapat ketebalan 300 meter pada lokasi e,f, dan g. 100 meter isopach harus menerobos a, b, dan c, dan 300 meter isopach harus menerobos e, f, dan g. 200 meter isopach harus berada antara 100 meter dan 300 meter isopach, jika tidak terdapat data lain yang tersedia, maka harus ditempatkan ditengah-tengah di antaranya. Pola singkapan strata horizontal dan vertikal Jika strata horizontal, masing-masing stratigrafi singkapan seperti top dan bottom suatu lapisan terdapat dimana-mana pada ketinggian yang sama. Singkapan atas dan bawah suatu lapisan horizontal seperti itu mengikuti kontur topografi. Sedangkan lebar singkapan lapisan horizontal tergantung pada ketebalan lapisan dan sesuai topografi. Lebar terbesar dari singkapan yang ketebalannya seragam adalah ketika slopenya kecil, yaitu dimana konturkonturnya jauh terpisah (daerah yang relatif datar datar). Hubungan antara lapisan, pola singkapan yang ditunjukkan lapisan, dan topografi dapat diingat kembali dengan hukum V. Hukum ini menunjukkan bahwa singkapan lapisan horizontal yang membentuk V seperti itu memotong lembah dan puncak dari V menunjuk ke hulu. Kontak lapisan atas dan bawah adalah paralel terhadap kontur topografi. Jika singkapan terlihat pada suatu tempat di daerah lapisan horizontal, hal itu sangatlah mungkin untuk memprediksi lokasi dari singkapan di daerah lainnya dalam peta. Jika kenampakan singkapan bertepatan dengan kontur, lokasi dan pola dari singkapan akan sama dengan kontur tersebut. Jika ketinggian dari kenampakan singkapan jatuh antara dua kontur, maka sisipan merupakan hal yang diperlukan dalam menempatkan posisi singkapan dalam peta. Pada daerah dengan relief rendah/datar, kesalahan dalam memprediksi penempatan mungkin perlu dipertimbangkan. Top and bottom dari lapisan vertikal akan tampak dalam peta seperti garis lurus paralel terhadap strike lapisan. Topografi tidak berpengaruh pada pola singkapan lapisan vertikal. Metode Pemecahan Masalah Geometri Beberapa permasalahan struktur geologi dapat diselesaikan dengan mendeskripsi unsur struktur garis dan bidang, misalnya bagaimana tata letak garis dan bidang di dalam ruang serta bagaiman hubungan di antara kduanya. Ada beberapa cara untuk mendeskripsi geometri, yaitu: 1. Proyeksi Perspektif adalah menggambarkan suatu objek pada bidang lain dilihat dari sudut pandang tertentu. Prinsip ini berguna untuk membantu membayangkan posisi, bentuk, dan kedudukan dari suatu singkapan struktur di lapangan, namun untuk memecahkan pesoalan struktur umumnya tidak digunakan. 2. Proyeksi Ortografi adalah memproyeksikan suatu objek ke dalam suatu bidang yang umumnya vertikal dan horizontal. Caranya adalah dengan menarik garis yang saling sejajar dari beberapa titik dan ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Berguna untuk mengetahui kedudukan dan posisi masing-masing struktur garis dan bidang, misal menghitung kedudukan bidang perlapisan batuan dari tiga titik singkapan batuan (metode tiga titik), menghitung besar sudut semu bidang perlapisan batuan, menghitung besarnya pitch, membuat bidang batas satuan terhadap topografi dan sebagainya.

3. Proyeksi Stereografi adalah memproyeksikan perpotongan bidang atau garis terhadap permukaan bola (sphere), hasil perpotongannya diproyeksikan ke puncak bola. Garis-garis perpotongan proyeksi dengan bidang permukaan setengah bola merupakan hasil dari proyeksi ini. Proyeksi ini terutama untuk data hasil pengukuran yang jumlahnya puluhan bahkan ribuan. Metode Tiga Titik Metode tiga titik digunakan untuk mengetahui kedudukan suatu bidang planar (biasanya bidang perlapisan batuan). Cara ini digunakan dengan asumsi bahwa kumpulan titik atau bahkan garis bisa terletak pada bidang tersebut. Dengan hanya tiga titik lokasi (batas minimal) yang sudah diketahui posisi geografis, elvasi, dan jarak maka akan diketahui posisi dan kedudukan bidang planar di dalam ruang. Deskripsi Struktur Geologi di Lapangan Berikut ini beberapa deskripsi yang diperlukan di lapangan: 1. Ukur dimensi singkapan (panjang,lebar,tinggi). Singkapan sebaiknya diteliti sebagai satu bentangan, jangan lokal saja. Gambarkan kalau ada drag-fold (lipatan seret), arah blok hanging-wall dan foot-wall dapat ditentukan. 2. Deskripsi batuan dan urut-urutan lapisannya. Gambarkan sketsanya. 3. Ukur strike dan dip lapisan batuan. Tentukan jurus bidang sesar. 4. Tentukan hanging-wall dan foot-wall. 5. Bila bidang sesar jelas, ukur pitch-nya (penting). 6. Tentukan ciri-ciri yang mendukung: slicken side ataupun cermin sesar, breksi sesar, milonitisasi, silifikasi, dll. 7. Ciri-ciri lain yang mendukung dapat dilihat pada kondisi morfologi (lihat pada peta topografi), bentuk sungai, kondisi kontur ketinggian maupun relief. 8. Pentng juga untuk dipertimbangkan ialah asosiasi dengan struktur lain dan juga keterdapatan intrusi bila ada. Penentuan Umur Penentuanumur geologi tidak lepas dari dasar atau asa-asas penentuen umur staratigrafi yang di dapat melalui kajian fosil (paleontologi), unconformity, dan asas stratigrrafi. Asas startigrafi konvensional menjelaskan sebagai berikut : 1. Superposisi 2. Lateral continuity 3. Konsep original horizontal 4. Asas pemotongan

1) Prinsip superposisi menyatakan bahwa lapisan (batuan sedimen) yang berada di bawah berumur lebih tua dibandingkan lapisan diatasnya dalam ururtan normal. Prinsip ini secara implisit menyatakan bahwa bidang perlapisan adalah bidang kesamaan waktu. Bidang perlapisan adalah permukaan pengendapan. 2) Prinsip lateral continuity menyatakan bahwa lapisan sedimen menerus secara lateral (sampai ke tepi cekungan pengendapannya; dimana ia membaji). Penerusan atau penyusuran bidang perlapisan atau lapisan adalah lapisan yang meneruskan bidang kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi. Perhentian kesinambungan lapisan terjadi oleh ; Pembajian Perubahan fasies (dimana perlapisan tetap menerus) Pemacungan karena erosi di bawah ketidakselarasan Adanya sesar 3) Hukum datar asal menyatakan bahwa lapisan pada asalnya adalah diendapkan secara horizontal (mendatar) 4) Pada azas pemotongan, bagian yang dipotong/diterobos mempunyai umur yang lebih tua dibanding dengan dari bagian yang memotongnya/menerobosnya. Prinsip ini berlaku bagi geologi struktur . Pada beberapa daerah , suatu struktur geologi dapat terpotong oleh struktur lainnya, seperti contoh sesar naik cimandiri terpotong oleh sesar mendatar Cilampegan dan sesar mendatar Cibogo. Dalam kondisi demikian strukturr geologi yang dipotong mempunyai umur yang lebih tua dari yang memotongnya.

Pola pengaliran, geomorfologi, dan indikasi struktur geologi serta karakter batuan terlipat & tersesarkan.Geomorfologi Geomorfologi dapat diartikan menjadi ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses-proses yang berlangusng terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk hingga saat ini. Proses geomorfologi - Geomorphic Processes, adalah perubahan fisika dan kimia yang mempengaruhi dan menyebabkan adanya perubahan pada permukaan bumi. Dapat berupa epigene (berasal dari luarkerak bumi) dan endogen (berasal dari dalam bumi). - Geomorphic Agent, adalah media alami yang mempunyai kemampuan mengeruk atau mengikis dan mengangkut material. Dicirikan dengan media bergerak, mengikis, mengangkut dan mengendapkannya di tempat lain dan diarahkan oleh gaya gravitasi, misal: air, glacier, dll. Lembah dan Sungai Lembah, adalah bentuk negatif permukaan bumi. Lembah terjadi karena proses tektonik atau bisa juga karena proses erosi sungai. Pertumbuhan lembah selalu ketiga arah yaitu: bertambah dalam, bertambah lebar dan bertambah panjang. Lembah dapat dibedakan menjadi 2 jenis: - Lembah jenis U, terbentuk pada daerah yang relatif datar, erosi yang berlangsung ke arah samping lebih besar daripada erosi ke arah dasar sungai. Karena dasar sungai lebih keras (batuan dasar) daripada batuan samping (hasil pengendapan sungai itu sendiri). - Lembah jenis V, terdapat pada daerah hulu dengan kemiringan lereng dan kemiringan dasar sungai yang curam. Kecuraman terjadi karena umur batuan yang relatif muda atau karena pengaruh tektonik yang berkembang di daerah itu. Aliran air sangat kuat, sehingga mengerosi dasar sungai. Pola aliran Erosi dan tektonik menimbulkan alur-alur dan rekahan pada kerak bumi, kemudian rekahan itu dialiri air dan bergabung menjadi daerah aliran sungai dan mengalir ke sungai induk. Sistem pengaliran di permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh: kemiringn lereng, jenis dan ketebalan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi, iklim. Pola pengaliran sungai akan jelas terlihat pada peta topografi atau foto udara dengan skala 1:5000 s/d 1:25.000, dan pada skala 1:25.000 s/d 1:50.000 akan memberikan pola menyeluruh sehingga pola sebaran batuan dan struktur geologi akan terlihat.

Definisi pola aliran sungai menurut Howard (1967) dalam diktat geologi fisik 2003: 1. Pola aliran adalah kumpulan dari jaringan aliran sungai pada suatu daerah yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan tetap mengalirkan air, biasa disebut Pola Aliran Permanen. 2. Pola Dasar, adalah salah satu sifat pola aliran yang dapat dibac dan dibedakan dengan pola dasr lainnya. 3. Modifikasi Pola Dasar, adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari pola dasar setempat. Beberapa Pola Aliran Dasar: - Dendritik, terdapat pada daerah batuan sedimen yang relatif datar atau landai dengan kekerasan batuan yang relatif sama. - Paralel, biasanya menunjukkan daerah dengan lereng sedang sampai curam. Pola ini juga dapat menunjukkan adanya sesar. - Trelis, bentuknya memanjang searah arah jurus perlapisan batuan sedimen, dan induk sungai sering memotong alur jalur punggungan. Biasanya dikontrol oleh struktur lipatan atau miring, atau batuan vulkanik dan batuan metasedimen derajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. - Rektanguler, induk dan anak sungai bertindak sebagai pengontrol struktur atau sesar yang memiliki kemiringan, dan sering memperlihatkan pola yang tidak menerus. - Radial, berbentuk menyebar dari pusat. Biasa terjadi pada bukit intrusi. Mempunyai dua sistem yaitu sentrifugal (keluar dari pusat) dan sentripetal (menuju pusat cekungan). - Annular, bentuk seperti cincin dari pola anak-anak sungai, biasanya induk sungai memotong hampir tegak lurus anak-anak sungai. Mencirikan kubah dewasa yang telah terpotong, yang tersusun dari perselingan batuan lunak dan batuan keras. Dapat juga mencirikan cekungan atau stocks. - Multi Basinal, endapan permukaan berupa gundukan hasil lonsoran dengan perbedaan penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salju. - Kontorted, terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, urat-urat menunjukkan daerah batuan yang keras. Umumnya menunjukkan kemiringan lapisan batuan metamorf dan merupakan pembeda antara penujaman antiklindan sinklin.

Gambar pola-pola pengaliran sungai Interprestasi untuk geomorfologi Interprestasi batuan Dalam pemetaan geologi minimal dilengkapi dengan peta topografi. Peta ini digunakan untuk mengetahui lokasi daerah penelitian dan mengetahui sifat batuan secara umum di lapangan berdasarkan pengamatan pada pola kontur dan aliran sungai. - Pola kontur rapat menunjukkan bahwa batuan pada kontur tersebut keras, karena sukar terlapukkan. Sedangkan pada kontur yang renggang dapat menunjukkan batuan yang lunak, karena gampang terlapuk dan tererosi. - Pembelokan arah sungai yang tiba-tiba bisa menunjukkan adanya batuan yang keras pada daerah pembelokan sungai tersebut. - Kerapatan sungai yang besar, menunjukkan bahwa sungai-sungai tersebut berada pada batuan yang mudah tererosi (lunak). Interprestasi struktur geologi Dalam peta topografi dapat diperhatikan pula pola kontur, adanya kelurusan atau pembelokan yang tiba-tiba arah aliran sungai maupun perbukitan.

-

-

-

Sesar, umumnya dicirikan dengan adanya kontur rapat yang menerus, kelurusan arah aliran sungai atau perbukitan atau sungai, dan pola aliran sungai paralel atau rektanguler. Perlipatan, biasanya ditunjukkan oleh pola aliran trelis atau paralel, dan adanya bentuk-bentuk dip-slope yaitu kontur yang rapat di bagian depan dan merenggang ke arah belakang. Jika seluruh bentuk dip-slope ini di terapkan di seluruh peta, maka akan sumbu-sumbu lipatan dapat disimpulkan kemudian. Kekar, umumnya dicirikan oleh pola aliran sungai rektangular, dan kelurusan bukit dan sungai. Intrusi, umumnya dicirikan oleh pola kontur yang melingkar dan rapat, sungai-sungai mengalir dari arah puncak dalam pola radial atau anular. Lapisan mendatar, dicirikan oleh adanya areal dengan pola kontur yang jarang dan dibatasi oleh pola kontur yang rapat. Ketidakselarasan menyudut, dicirikan oleh pola kontur rapat yang mempunyai kelurusankelurusan seperti pada pola perlipatan yang dibatasi tiba-tiba oleh pola kontur jarang yang mempunyai elevasi sama tinggi. Gunung api, dicirikan umumnya oleh bentuk kerucut dan pola aliran radial, serta kawah pada puncaknya untuk gunung api muda, sementara untuk gunung api tua dan sudah tidak aktif, dicirikan oleh pola aliran anular serta pola kontur melingkar rapat atau memenjang yang menunjukkan adanya jenjang volkanik.

Singkapan batuan & singkapan elemen struktur geologi.Singkapan (out corps) adalah suatu wujud objek yang tersingkap di permukaan bumi yang bersifat insitu, sebagai bahan kajian ilmiah. Secara garis besar singkapan objek pemetaan geologi dibagi 2 yaitu : 1. Singkapan Batuan Aspek-aspek yang perlu diketahui sebelum memperlakukan singkapan batuan antara lain : Singkapan batuan tersebut mudah untuk diambil datanya. Singkapan batuan keberadaannya insitu. Singkapan batuan di lapangan dapat diketahui melalui pendekatan analisis peta yaitu pola kontur dan karakteristik aliaran sungai. Singkapan batuan menurut jenis batuannya terdiri dari : a. Singkapan batuan sedimen Batuan sedimen adalah batuan hasil rombakan batuan lainnya melalui proses pelapukan, erosi, pengangkutan dan pengendapan yang akhirnya mengalami litifikasi. Karakteristik singkapan batuan sedimen dicirikan dengan adanya: Perlapisan dan ada pula batuan sedimen yang masiv Sering terdapat fosil Adanya struktur sedimen. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain : Deskripsi batuan yang meliputi : 1. Tekstur - Besar butir - Bentuk butir - Kemas 2. Warna - Segar - Lapuk 3. Permeabilitas 4. Pemilahan 5. Struktur sedimen 6. Kandungan CaCO3 7. Kandungan Mineral 8. Kandungan fosil 9. Kekerasan 10. Kontak Pembuatan Measured Section (MS). Pengukuran strike dan dip. Pengambilan sampel batuan, foto singkapan, sketsa dan data-data penting lainnya. b. Singkapan batuan beku Batuan beku adalah batuan yang merupakan hasil pembekuan magma. Batuan ini disususn oleh mineral-mineral hasil kristalisasi magma ( igneous rock forming minerals ). Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain :

Deskripsi batuan yang meliputi : 1. Tekstur - Derajat Kristalisasi - Ukuran butir dan bentuk kristal - Kemas 2. Warna - Segar - Lapuk 3. Komposisi mineral 4. Struktur batuan beku 5. Bentuk tubuh/ kenampakan di lapangan Pengambilan sampel batuan, foto singkapan, sketsa dan data-data penting lainnya. c. Singkapan batuan metamorf Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfisme. Batuan asal bisa berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf sendiri. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain : Deskripsi batuan yang meliputi : 1. Tekstur - Foliasi - Non foliasi 2. Struktur ( baik foliasi atau non-foliasi ) 3. Kandungan mineral Pengambilan sampel batuan, foto singkapan, sketsa dan data-data penting lainnya. 2. Singkapan Elemen Struktur Geologi Secara garis besar struktur geologi dibagi menjadi 3 macam yaitu : a. Sesar / patahan ( faults ). Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran yang berarti. Indikasi sesar melalui pendekatan analisis peta umumnya ditunjukkan oleh (Sampurno, Prof dan Ir. Budi Brahmayanto. 1994): Pola kontur rapat yang menerus lurus. Kelurusan sungai, perbukitan dan pembelokan perbukitan atau sungai. Pola aliran sungai pararel atau rektangular. Selain analisis peta, indikasi lain adalah keberadaan mata air panas, keberadaan zona hancuran serta adanya kekar dan dragfold. Klasifikasi sesar antara lain : Sesar mendatar ;sesar yang arah pergerakannya relatf pararel dengan strike bidang sesar dengan pitch 0o - 10o Sesar naik ; sesar yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif turun terhadap Foot-Wall dengan pitch 80o - 90o Sesar normal ; sesra yang pergerakan Hanging-Wallnya relatif naik terhadap Foot-Wall denga pitch 80o - 90o Sesar transform ; sesar yang vektor pergerakannya terpengaruh arah strike dan dip dengan pitch 10o - 80o Pada struktur geologi sesar, elemen-elemen strtuktur yang tersingkap di lapangan antara lain gawir sesar ( cermin sesar ), pitch, chutter marks, hanging wall dan foot wall. b. Lipatan ( folds ) Lipatan adalah suatu bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan ( Billing, 1960 ). Pada struktur geologi lipatan, elemen-elemen struktur yang biasa tersingkap di lapangan yaitu antiklin, sinklin dan sayap lipatan (limb). c. Kekar ( joints ) Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relatif sedikit terjadi pergeseran. Adanya pola aliran rektangular mengindikasikan adanya kekar. Untuk kekar gerus, biasanya bidangnya licin, kekarnya memotong seluruh batuan, bidang rekahnya relatif kecil, joint set berpola belah ketupat. Untuk kekra tarikan, biasanya kolom tidak rata, bidang rekahan lebih besar, polanya sering tidak teratur, rekahan-rekahannya terisi oleh mineral-mineral ( vein). Hal- hal yang harus dilakukan dalam memperlakuakan struktur geologi di atas adalah menegukur besarnya sudut strike dan dip dari unsur-unsur struktur tersebut dan orientasi arah pergerakannya ( untuk pengukuran pitch ). Pengambilan data-data singkapan di lapangan sangat diperlukan untuk menganalisis singkapan dan merekontruksinya. Semua singkapan-singkapan yang ditemukan di lapangan di plot pada peta untuk mempermudah dalam pengolahan data selanjutnya.