Base metal geology survey luwu area.doc

23
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Kegiatan Survey II KEADAAN UMUM AREAL KUASA PERTAMBANGAN 2.1. Lokasi Penelitian dan Kondisi daerah 2.2. Infrastruktur dan Pencapaian daerah III GEOLOGI 3.1. Geomorfologi 3.2. Geologi Regional 3.3. Geologi dan Potensi Bahan Galian Logam Pada Zona Mineralisasi Di Daerah Survey IV HASIL SURVEY V KESIMPULAN DAN SARAN

Transcript of Base metal geology survey luwu area.doc

Page 1: Base metal geology survey luwu area.doc

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan1.3. Kegiatan Survey

II KEADAAN UMUM AREAL KUASA PERTAMBANGAN

2.1. Lokasi Penelitian dan Kondisi daerah2.2. Infrastruktur dan Pencapaian daerah

III GEOLOGI

3.1. Geomorfologi3.2. Geologi Regional3.3. Geologi dan Potensi Bahan Galian Logam

Pada Zona Mineralisasi Di Daerah Survey

IV HASIL SURVEY

V KESIMPULAN DAN SARAN

Page 2: Base metal geology survey luwu area.doc

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan ini merupakan laporan hasil survey geologi tinjau dan hanya memfokuskan kepada daerah yang memang memiliki prospek bahan galian logam. Daerah prospek tersebut merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan areal Kuasa Pertambangan (KP) yang disurvey, yaitu hanya 4 dari keseluruhan 14 areal Kuasa Pertambangan di daerah Kabupaten Luwu dan Kabupaten Tana Toraja. Keempat areal KP yang memiliki prospek tersebut seluruhnya terletak di wilayah Kabupaten Luwu, sedangkan areal KP yang berada di wilayah Kabupaten Tana Toraja kurang dan hampir tidak memiliki prospek.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari survey ini adalah untuk melakukan identifikasi potensi mineral bahan galian logam pada beberapa areal lokasi KP. Dari hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat ditentukan pada areal lokasi KP yang mana saja yang memiliki prospek bahan galian logam utamanya Pb, Cu dan Zn untuk dikembangkan sampai ke tahap eksploitasi dan inilah yang sekaligus menjadi tujuan dari dilakukannya survey geologi tinjau tersebut.

1.3. Kegiatan Survey

Survey geologi tinjau yang dilakukan meliputi 14 areal KP yang tersebar di Kabupaten Luwu dan Kabupaten Tana Toraja. 8 KP terletak di Kabupaten Luwu dan 6 KP terletak di Kabupaten Tana Toraja.

Ke-8 KP yang terletak di Kabupaten Luwu adalah : (1) KP atas nama PT. Bumi Sawerigading, terletak di desa Buttu Talimbangan, Buttu Motok, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, seluas 2500 Ha, (2) KP atas nama PT. Rezki Luwu Raya, terletak di desa Buttu Pabelan, Buttu sampurna, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, seluas 3550 Ha, (3) KP atas nama PT. Luwu Sumber Mineral, terletak di desa Seppong, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, seluas 1068 Ha, (4) KP atas nama PT. Karama Puang Buttu, terletak di desa Buttu Talojok, Buttu Sarore, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, seluas 3583 Ha, (5) KP atas nama PT. Lagaligo Luwu Mining, terletak di desa Buttu Rangi, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, seluas 1285 Ha, (6) KP atas nama PT. Anugerah Tambang Luwu, terletak di desa Tallang Bulawang, Kecamatan Bajo,

Page 3: Base metal geology survey luwu area.doc

Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, seluas 3000 Ha, (7) KP atas nama PT. Tambang Tana Luwu, terletak di desa Magandang, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, seluas 1126 Ha, (8) KP atas nama PT. Karunia Tambang Luwu, terletak di desa Tobonglo, Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, seluas 3000 Ha.

Adapun ke-6 KP yang terletak di Kabupaten Tana Toraja adalah : (1) KP atas nama PT. Bersama Membangun Toraja, terletak di desa Tombang, Kecamatan Sesean, Kabupaten Tana Toraja, seluas 839 Ha, (2) KP atas nama PT. Tambang Tana Toraja, terletak di desa Uluwai, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, seluas 1490 Ha, (3) KP atas nama PT. Citra Tambang Toraja, terletak di desa Talimbangan, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Tana Toraja, seluas 1355 Ha, (4) KP atas nama PT. Bersama Membangun Toraja, terletak di desa Limbong, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, seluas 1230 Ha, (5) KP atas nama PT. Rachmat Tana Toraja, terletak di desa Rano, Kecamatan Sesean, Kabupaten Tana Toraja, seluas 1882 Ha, (6) KP atas nama PT. Makmur Tambang Toraja, terletak di desa Tombilangi, Kecamatan Sesesan, Kabupaten Tana Toraja, seluas 1882 Ha.

Kegiatan yang dilakukan pada survey geologi tinjau ini meliputi pemetaan geologi permukaan pada lintasan-lintasan terpilih. Lintasan ini ditentukan berdasarkan analisa dari peta topografi, informasi dari masyarakat dan studi literatur dari penelitian-penelitian terdahulu yang mana diduga kuat dapat dijumpai zona mineralisasi bahan galian logam, utamanya bahan galian mineral galena (Pb), kalkopirit (Cu) dan sphalerit (Zn).

Dari keseluruhan KP yang di tinjau hanya beberapa KP saja yang memiliki prospek, yaitu 4 buah KP dan umumnya terdapat di Kabupaten Luwu. Ke-4 KP tersebut adalah : (1) KP atas nama PT. Luwu Sumber Mineral yang terletak didaerah Poporan, (2) KP atas nama PT. Karama Puang Buttu, terletak di daerah Sangkaropi, Rumanga, Bilolo dan Parantak (3) KP atas nama PT.Rezki Luwu Raya yang terletak di daerah To patung uru dan (4) KP atas nama PT Karunia Tambang Luwu yang terletak di daerah Bastem. Lokasi mineralisasi bahan galian logam pada areal KP pertama hingga ketiga terletak pada suatu zona mineralisasi yang berdekatan, sedangkan yang keempat terpisah cukup jauh dan kemungkinan merupakan suatu zona mineralisasi yang lain lagi. Lihat gambar dibawah ini (nomor yang tertulis di samping lokasi KP adalah sesuai dengan urutan sebagaimanan diuraikan diatas).

Pembahasan di dalam laporan ini hanya terfokus pada ke-4 daerah prospek ini saja dan didalam penyebutan nama setiap KP tersebut, untuk KP PT. Luwu Sumber Mineral akan disebut sebagai daerah prospek Poporan (notasi no.1 di peta lokasi), KP PT. Karama Puang Buttu hanya akan disebut sebagai daerah prospek Bilolo-Rumanga (notasi no.2 di peta lokasi), KP PT. Rezki Luwu raya akan disebut sebagai daerah prospek Uru (notasi no.3 di peta lokasi) dan KP PT. Karunia Tambang Luwu akan disebut sebagai daerah prospek Bastem (notasi no.4 di peta lokasi).

Page 4: Base metal geology survey luwu area.doc

Gambar 1. Peta lokasi areal KP yang memiliki prospek bahan galian logam di Kabupaten Luwu.

II. KONDISI UMUM AREAL KUASA PERTAMBANGAN

II.1 Lokasi dan Kondisi Umum Daerah Penelitian

Secara administritif keempat areal Kuasa Pertambangan yang memiliki prospek bahan galian mineral logam seluruhnya termasuk kedalam wilayah Kabupaten Luwu, Propinsi Sulawesi Selatan. Tiga daerah prospek terletak relative berdekatan. Semuanya terletak di Kecamatan Walenrang. Sedangkan daerah prospek Bastem terletak agak lebih ke Selatan-Tenggara dari 3 daerah prospek lainnya yaitu di Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, provinsi Sulawesi selatan. Adapun mengenai keadaan lokasi daerah penelitian umumnya berupa bukit-bukit dengan kemiringan sedang hingga tinggi/terjal. Ketinggian daerah berkisar antara 700 – 1500 meter diatas permukaan laut (lihat foto di bawah berikut). Umumnya berupa hutan primer yang masih cukup lebat serta kebun rakyat dengan tanaman kopi dan coklat. Pada beberapa areal dekat sungai dijadikan lahan persawahan oleh masyarakat. Sebagian besar areal lokasi penelitian hanya bisa diakses dengan berjalan kaki.

1

4

2

3

Page 5: Base metal geology survey luwu area.doc

Foto 1. Kenampakan morfologi perbukitan di daerah penelitian, lokasidaerah Poporan Kab. Luwu.

II.2 Infrastruktur dan Pencapaian daerah

Hampir diseluruh daerah di provinsi Sulawesi Selatan dapat ditempuh melalui jalan darat, minimal sampai ke ibu kota kecamatan. Kecamatan Walenrang dimana terletak ke-3 areal prospek berjarak kurang lebih 400 km dari Makasar. Dapat dicapai dengan melalaui jalan darat melalaui route Makasar - pare-pare – Enrekang – Makale – Palopo – Batusitanduk. Dari Batusitanduk menuju ibu kota kecamatan Walenrang dapat ditempuh melalui jalan darat dengan kendaraan roda empat sepanjang kurang lebih 9 km, tetapi dari desa terdekat ke daerah prospek yaitu desa lianbatu untuk menuju ke lokasi penelitian ( 3 KP di Kec. Walenrang) hanya dapat diacapai dengan kendaraan roda dua menelusuri lereng gunung sampai desa Bungin dan kemudian hanya dapat dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Sedangkan untuk mencapai daerah prospek Bastem dapat melalui Palopo menuju desa Latuppa dengan kendaraan roda empat. Kondisi jalannya beraspal cukup baik. Dari desa Latuppa dapat juga dicapai dengan menggunakan kendaraan roda empat 4 WD atau lebih baiknya menggunakan kendaraan roda dua sampai desa Tobonglo. Adapun lokasi prospek terdapat di sekitar gunung Sarang-sarang dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Dengan demikian secara umum dapat dikatakan sampai mendekati keempat lokasi prospek dapat dicapai dengan mudah dan kota besar terdekatnya adalah kota Palopo dimana di kota inipun terdapat fasilitas pelabuhan laut.

III. KONDISI GEOLOGI UMUM

III.1 Geomorfologi

Page 6: Base metal geology survey luwu area.doc

Jika kita perhatikan ketiga KP, yaitu KP Bilolo-Rumanga, KP Poporan dan KP Uru lokasi Kuasa Pertambangannya saling berdekatan dengan luasan yang relatif kecil, oleh karena itu di dalam pembahasan morfologinya dapat diulas secara bersamaan. Sedangkan KP Bastem, walaupun letaknya yang jauh terpisah namun secara umum memiliki morfologi yang hampir sama dengan morfologi di-ketiga lokasi KP lainnya, oleh karena itu pembahasan morfologinya akan dijadikan satu dengan ulasan morfologi di-ketiga KP lainnya.

Ketiga KP yang disebutkan pertama juga di lokasi KP Bastem, memiliki kemiripan morfologi. Umumnya morfologi daerah tersebut dapat dipisahkan menjadi 2 satuan morfologi saja, yaitu satuan morfologi perbukitan bergelombang dan perbukitan terjal.

Foto 2. Satuan morfologi perbukitan bergelombang, lokasi Daerah Sangkaropi-Bilolo-Rumanga (A). Satuan morfologi pegunungan terjal, lokasi Daerah Sesean Tanah Toraja.

Satuan perbukitan bergelombang memiliki kisaran ketinggian antara 200 m hingga 700 m diatas permukaan laut, menempati hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan areal Kuasa Pertambangan, kurang lebih 20%-nya saja, yaitu disekitar desa Bilolo- Rumanga-parantak di areal KP PT. Karama Puang Buttu (lihat foto di bawah berikut). Pada satuan morfologi perbukitan bergelombang ini ditempati oleh batuan tufa, tufa lapili dn breksi lava andesitik-dasitik dari Formasi Barupu (Qbt).

Satuan morfologi perbukitan terjal, menempati hampir sebagian besar areal survey, berada pada kisaran ketinggian antara 700 m hingga 1500 m diatas permukaan laut, tersusun dari satuan batuan Intrusi granit, granodiorit dan diorite, satuan batuan breksi gunungapi, tufa dan lava andesitik (lihat foto dibawah berikut ini).

III.2 Geologi Regional

Page 7: Base metal geology survey luwu area.doc

Secara umum Sulawesi dapat dibagi kedalam 3 mandala geologi. Ke-3 mandala geologi tersebut adalah : (1) Mandala geologi Sulawesi Barat, (2) Mandala Sulawesi Timur dan (3) Mandala Banggai-Sula. Daerah penelitian terletak pada Mandala Sulawesi Barat yang membentang memanjang dari Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan.

Batuan tertua di Mandala Sulawesi Barat yang sekaligus menjadi batuan dasarnya adalah batuan kompleks polimetamorfik pra-Tersier yang terdiri dari gneiss, schist dan batuan ultrabasa. Diatasnya diendapkan secara tidak selaras batuan sediment berumur Kapur dari Formasi Latimojong. Satuan batuannya terdiri dari batusabak, kuarsit, filit, batupasir malihan dan batulanau malihan, setempat-setempat dijumpai pula batulempung gampingan. Diatas Formasi Latimojong menindih tidak selaras Formasi Toraja berumur dari Eosen sampai Miosen Tengah, yang terdiri dari batupasir kuarsa, serpih dan batu lempung yang umumnya berwarna merah atau ungu. Satuan batuan ini pertama kali dikenal sebagai Formasi Serpih Tembaga. Pada Kala Oligosen terjadi kegiatan gunungapi bawah laut yang menghasilkan lava bantal dan breksi yang bersusunan basa sampai intermediet. Batuan ini membentuk batuan gunungapi Lamasi. Batuan gunungapi Lamasi berupa perselingan lava, breksi dan tufa yang melampar luas mulai dari Palopo hingga Sabang di Utaranya. Tebal satuan batuan ini diperkirakan mencapai 500 m dan pada satuan batuan gunungapi Lamasi inilah terjadinya mineralisasi bahan galian logam tipe kuroko.

Disamping kegiatan gunungapi bawah laut yang diikuti oleh mineralisasi mineral logam tipe kuroko, terjadi pula proses intrusi batuan beku. Terdapat dua intrusi batuan beku (batuan terobosan) granit dan granodiorit yang berbeda umurnya, yang pertama berumur Miosen Akhir dan yang kedua berumur Pliosen. Di daerah Palopo granit berumur Miosen Akhir menerobos Formasi Latimojong dan Formasi Toraja dan menghasilkan mineralisasi hydrothermal. Diderah penelitian dapat dijumpai pada areal KP PT. Rezki Luwu raya atau disebut juga prospek Uru. Batuan terobosan ini di lokasi penelitian dijumpai sebagai granit Palopo dan granit Kambuno. Keduanya sesungguhnya tidak hanya terdiri dari intrusi granit saja tetapi sering dijumpai juga intrusi batuan granodiorit hingga diorite yang menurut Sukamto, 1975 intrusi granit dan granodiorite tersebut diperkirakan terjadi pada kala Miosen hingga Pliosen. Batuan termuda dai daerah penelitian adalah satuan batuan gunungapi yang terdiri dari Tufa, Tufa lapiili dan sedikit breksi lava bersusunan andesit dan dasit dari Formasi Baruppu. Adapun penyebaran masing-masing satuan batuan tersebut dapat dilihat pada gambar peta geologi dibawah ini.

1

4

2

3

Page 8: Base metal geology survey luwu area.doc

Gambar 2. Peta geologi regional sulawesi selatan dan 4 lokasi areal KP yang memiliki prospek bahan galian logam.

Struktur dan geologi daerah penelitian jika ditinjau secara regional merupakan bagian zona busur magmatik dari suatu kompleks subduksi. Struktur penting di daerah ini adalah patahan dan perlipatan memiliki kecenderungan berarah baratlaut - tenggara mengikuti arah dari palung Tersier. Adapun struktur patahanatau sesar yang umum terdapat di daerah ini adalah sesar geser dan sesar turun serta diikuti oleh perlipatan. Struktur patahan dan perlipatan ini diduga banyak mengontrol arah penyebaran mineralisasi bahan galian logam di seluruh areal Kuasa Pertambangan, dicirikan dengan kesamaan arah struktur dengan arah patahan yang terbentuk.

Diawal telah disebutkan bahwa selama kala Miosen aktivitas gunungapi bawah laut sudah mulai terjadi dan tersebar meluas di mandala Sulawesi Barat. Aktivitas gunungapi bawah laut inilah yang kemudian menyebabkan terbentuknya mineralisasi yang dikenal sebagai mineralisasi tipe Kuroko. Disamping itu terdapat pula mineralisasi tipe

Page 9: Base metal geology survey luwu area.doc

hydrothermal yaitu bersamaan dengan aktivitas intrusi ganit-granodioritik.

III.3 Geologi Dan Potensi Bahan Galian Logam Pada Zona Mineralisasi Daerah Survey

A. G e o l o g i

Batuan tersier yang terdapat di daerah penelitian dapat dibagi menjadi 5 (lima) satuan batuan. Ke-lima satuan batuan tersebut secara berurutan dari yang tertua ke yang termuda adalah : (1) Satuan batuan Formasi Latimojong (Kls), (2) Satuan batuan Formasi Toraja (Tets/Tet), (3) Satuan batuan lava dan piroklastik Lamasi (Tplv/Tolv/Toml), (4) intrusi granit palopo (Tmpg/Tmpi) dan (5) intrusi granit Kambuno (Tpkg).

Secara geologi, areal lokasi survey, utamanya areal yang berprospek bahan galian logam terdapat terpencar didalam 3 lembar Peta Geologi, yaitu lembar Malili, lembar Majene dan bagian barat lembar Palopo serta lembar Mamuju. Hal inilah yang menyebabkan adanya notasi dari beberapa satuan bataun yang sama tetapi memiliki notasi yang sedikit berbeda, misalnya pada Formasi Toraja di lembar yang satu di notasikan sebagai Tets, dilembar yang lain di notasikan dengan Tet. Selain itu pula, jika kita lihat pada peta geologi regionalnya akan juga dijumpai perbedaan notasi warna dari satuan batuan yang sama, namun demikian hal ini tidaklah mengurangi dari kandungan peta geologi tersebut.

Satuan batuan tertua yang ditemukan di daerah penelitian adalah batusabak, filit dan batulempung gampingan dari Formasi Latimojong (Kls). Batusabak, berwarna kelabu kehitaman, berlapis baik dengan tebal 2 -10 cm, setempat mengandung urat kuarsa. Batu filitnya berwarna merah kecoklatan memeperlihatkan pedaunan yang baik.

Page 10: Base metal geology survey luwu area.doc

Foto 3. Batu filit merah dari Formasi Latimojong

Sedangkan batulempung gampingannya berwarna kelabu muda, kompak, berlapis dengan tebal dari beberapa cm hingga 20 cm. Satuan ini diterobos oleh granit Palopo (Tmpi) dan granit Kambuno (Tpkg), tertindih tidak selaras oleh Formasi Toraja dan batuan yang lebih muda lainnya. Satuan batuan ini tersebar cukup luas di areal KP Uru dan sedikit di bagian Utara pada areal KP Bastem.

Satuan batuan Formasi Toraja (Tets/Tet), terdiri dari perselingan batupasir, serpih dan lanau. Batupasir kuarsa berwarna putih keabu-abuan kadang berwarna coklat kemerahan, berukuran butir sedang sampai kasar. Batu serpihnya berwarna kelabu kecoklatan, pasiran dan mudah hancur. Sedangkan batu lanaunya berwarna kelabu muda hingga kelabu tua, mudah hancur dengan tanah pelapukan berwarna merah kecoklatan. Satuan batuan ini tersebar cukup luas disebelah Timur pada areal KP Bastem dan sedikit sekali di areal KP Bilolo-Rumanga.

Satuan batuan lava dan piroklastik Lamasi (Tplv/Tolv/Toml) terdiri dari tufa, lava dan breksi gunungapi. Tufa tersusun dari tufa lapili, berwarna putih kehijauan berupa tuf dengan pecahan dasit, agak keras sampai lunak, berlapis buruk, terkersikkan (lihat foto dibawah berikut ini). Di daerah Sangkaropi bagian atas, satuan batuan ini terdiri dari tufa hijau, tufa batuapung dan serpih tufa.

Page 11: Base metal geology survey luwu area.doc

Foto 4. Tufa lapili putih kehijauan dari Formasi Lamasi, tersebar meluas di areal Kuasa Pertambangan dimana mineralisasi logam tipe kuroko terdapat di dalamnya.

Foto 5. Breksi tufa dasit anggota Formasi Lamasi

Satuan batuan ini ditemukan meluas di daerah penelitian dengan penyebarannya berarah baratdaya – timurlaut. Pada satuan batuan inilah merupakan tempat kedudukan untuk endapan mineral logam tipe kuroko. Secara megaskopis kenampakan dari batuannya berwarna abu-abu putih, dengan ukuran butir sedang sampai kasar dan telah mengalami pengersikan, kloritisasi dan serisitisasi, kuarsa dan feldspar tampak dalam jumlah yang cukup banyak.

Satuan batuan breksi tufa dasitik, merupakan anggota dari Formasi Lamasi dimana bagian bawahnya berupa breksi tufa dengan komponen tufa dasit berlapis berukuran sampai 20 cm, dengan masa dasar tufa lapili, kadang-kadang berselingan dengan tufa hijau. Satuan batuan ini dapat memiliki ketebalan hingga 40 m. Ke bagian atasnya ukuran komponen penyusunnya mengecil, hanya 2-3 cm saja dan umumnya telah mengalami pengersikan dan kloritisasi, ketebalannya dapat mencapai hingga 25 m.

Satuan batuan berikutnya yang terdapat di areal penelitian adalah Intrusi granit palopo (Tmpg/Tmpi) dan intrusi granit Kambuno (Tpkg) yang merupakan dua intrusi batuan beku (batuan terobosan) granit dan granodiorit yang berbeda umurnya. Kedua Batuan intrusi granit, batuan ini tersingkap di beberapa lokasi tapi umumnya telah mengalami pelapuka yang kuat.

Page 12: Base metal geology survey luwu area.doc

B. Mineralisasi dan Potensinya di Areal Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan geologi regional bahwa di Mandala Sulawesi Barat pada kala Miosen pada beberapa tempat terjadi aktivitas gunungapi bawah laut. Aktivitas gunungapi bawah laut ini dicirikan dengan terbentuknya satuan batuan yang terdiri dari tufa hijau, tufa batuapung dan tufa menyerpih yang mengandung foraminifera (Sunarya Y, 1981). Dengan adanya aktivitas gunungapi bawah laut tersebut, dimungkinkan terjadi endapan mineral bijih. Endapan bijih (mineral logam) yang demikian digolongkan sebagai endapan bijih tipe Kuroko.

Endapan bijih tipe kuroko umumnya didefinisikan sebagai suatu endpan sulfida logam dimana pembentukannya erat sekali hubungannya dengan kegiatan kegunungapian bawah laut tersebut diatas. Adapun mineral logam yang bernilai ekonomisnya adalah Cu, Pb, Zn, Ag dan Au. Tubuh bijihnya berbentuk stratiform atau lenticular yang selaras dengan batuan sediment yang melingkupinya. Mineralisasi epigenitik ditandai oleh bentuk vein, stockwork dan diseminasi, sedangkan mineralisasi singenetiknya ditandai oleh bentuk stratabaound (Tatsuma & Watanabe, 1970).

Pada daerah mineralisasi tipe kuroko, tubuh bijih stratiformnya terdiri dari bagian atas yang kaya akan galena, sfalerit dan barit, sering juga disebut sebagai bijih hitam (black ore), sedangkan bagian bawahnya mengandung pirit dan kalkopirit yang dominan dan sering disebut sebagai bijih kuning (yellow ore).

Mineral logam tipe kuroko pada areal penelitian umumnya dijumpai pada bagian dasar dari satuan batuan lava dan piroklastik dasit dan di bagian atas satuan batuan breksi tufa andesititk dari Formasi Lamasi. Dalam eksplorasi endapan bijih tipe Kuroko, peranan alas tempat terletaknya endapan bijih dan atap sebagai penutupnya merupakan kunci yang menunjukkan kearah mana zona mineralisasi endapan bijih menyebar dan ini pulalah yang menjadi penciri lainnya dari endapan mineral bijih tipe Kuroko.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh PT. Kalosi Mineral pada tahun 1987 – 1994 dimana pada awal dri kegiatan eksplorasinya telah dapat disimpulkan bahwa mineralisasi yang terjadi merupakan jenis mineralisasi Volcanic Massive Sulfide. Potensi mineralisasinya tersebar pada daerah yang sempit namun memiliki kadar yang tinggi untuk unsur Cu, Pb, Zn dan Ag. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa terdapat dua zona mineralisasi yaitu :

1. Zona mineralisasi Sangkaropi meliputi daerah : Pabulia, Sangkaropi, Mendila, Rumanga, Sekopon, Bilolo, Parantak dan Mangandang.

Page 13: Base metal geology survey luwu area.doc

2. Zona mineralisasi Sadang meliputi daerah : Salasa, Kabura, Sadang Atas, Ampeong, Poporan, Rano, Talang Mariri dan Uru.

Ke-empat daerah prospek yang di survey ada termasuk didalam zona mineralisasi tersebut diatas. Seperti misalnya, didaerah poporan dari hasil survey dijumpai vein yang menyerupai jejaring yang kaya akan galena, sfalerit dan pirit yang berada pada satuan batuan lava dan piroklastik dasit yang terkersikkan (lihat foto dibawah sebagai berikut). Vein ini mempunyai arah kedudukan N 150 E dengan lebar zona mineralisasinya 1-5 m. Untuk menelusuri penyebarannya diperlukan suatu peneilitian yang lebih detail lagi, namun dengan ditemukannnya vein tersebut hal ini menunjukkan adanya mineralisasi yang mempunyai prospek yang baik.

Foto 5. Kenampakan vein galena-sfalerit-pirit pada satuan batuan piroklastik dasit terkersikkan di daerah poporan.

Atau juga seperti yang tersingkap dan dijumpai sebagai black ore di daerah Sangkaropi-Bilolo-Rumanga. Bijih berwarna hitam bertekstur massif dengan mineral kalkopirit, galena, sfalerit dan pirit dengan struktur banding terletak diatas batuan yang mengalami pengersikan kuat dan keseluruhannya terdapat didalam satuan batuan lava dan piroklastik dasit. Melihat kepada asosiasi batuannya, baik pada zona mineralisasinya juga di areal sekelilingnya yang didominasi oleh batuan produk aktivitas gunungapai berupa endapan piroklastik maka dapat disimpulkan mineralisasinya menyerupai mineralisasi tipe kuroko (lihat foto dibawah ini).

Page 14: Base metal geology survey luwu area.doc

Foto 6. Endapan mineral kalkopirit, galena, sfalerit dan pirit berupa black ore di daerah Sangkaropi-Bilolo-Rumanga merupan endapan mineralisasi tipe kuroko.

Untuk mineralisasi di daerah prospek Bastem, areal ini pernah disurvey oleh PT. Newmont dimana disimpulkan dari hasil penelitian pendahuluan mereka bahwa dari keseluruhan areal hanyalah disekitar gunung Sarang-sarang saja yang memiliki prospek mineralisasi bahan galian logam, oleh karenanya daerah yang disurvey hanyalah pada areal tersebut.

Di lokasi penelitian di jumpai mineralisasi bahan galian logam yang didominasi oleh mineral pirit berbentuk lapisan yang tersilisifikasi dan terbreksikan memyerupai vein yang menyisip di dalam batuan piroklastik, hampir menyerupai yang dijumpai di daerah poporan, karenanya diduga jenis mineralisasinya masih sama yaitu menyerupai tipe kuroko atau juga dapat dikatakan dengan mineralisasi Volcanic Massive Sulphide dengan arah mineralisasi baratdaya – tenggara, namun berada pada suatu zona mineralisasi yang terpisah dengan zona mineralisasi Sangkaropi maupun zona mineralisasi saddang (lihat foto dibawah berikut).

Foto 7. Singkapan mineralisasi logam berupa lapisan tufa yang tersilisifikasi dan terbreksikan, lokasi aliran Sungai Dalak daerah prospek Bastem.

IV. HASIL SURVEY

Page 15: Base metal geology survey luwu area.doc

Dari seluruhnya 14 areal Kuasa Pertambangan yang disurvey dengan daerah sebarannya yang sangat luas serta waktu yang terbatas, juga sesuai dengan maksud dan tujuan dari survey ini maka kedalaman dan isi dari apa yang dapat dilaporkan adalah sebagaimana yang telah diuaraikan diatas. Namun demikian apa yang menjadi tujuan dari survey ini telah tercapai.

Adapun hasil dari survey ini adalah ditemukannya 4 areal Kuasa Pertambangan yang memiliki prospek bahan galian logam Pb, Cu, dan Zn yaitu di areal KP Poporan atas nama PT. Luwu Sumber Mineral yang disebut sebagai daerah prospek Poporan (notasi no.1 di peta lokasi), KP PT. Karama Puang Buttu yang disebut sebagai daerah prospek Bilolo-Rumanga (notasi no.2 di peta lokasi), areal KP Uru atas nama PT. Rezki Luwu raya yang disebut sebagai daerah prospek Uru (notasi no.3 di peta lokasi) dan areal KP atas nama PT. Karunia Tambang Luwu yang disebut sebagai daerah prospek Bastem (notasi no.4 di peta lokasi). Keempat lokasi tersebut memiliki prospek mineralisasi, namun tentunya membutuhkan survey geologi yang lebih detail lagi untuk dapat mengetahui areal penyebaran zona mineralisasinya dengan lebih akurat dengan tujuan akhirnya mengetahui jumlah cadangannya serta tingkat keekonomiannya berkorelasi dengan skala penambangan yang akan diterapkan (lihat peta lokasi prospek beserta aksesnya pada gambar dibawah berikut ini).

Dari keempat prospek tersebut, dapat dipisahkan 2 zona mineralisasi, yaitu zona Sangkaropi dan zona sadang. Prospek Bilolo-Rumanga, prospek poporan dan prospek uru terletak di zona sangkaropi sedangkan prospek Bastem dapat diduga termasuk kedalam zona Sadang. Keempatnya memiliki prospek mineral logam yang potensial, terutama prospek Bilolo-Rumanga dan prospek Poporan. Hal ini dapat kita lihat dari hasil analisa kimia dari sample batuan hasil penelitian terdahulu berikut di bawah ini.

No

Daerah Kadar Pb (%)

1 Sangkaropi 16,0223,0025,5027,60

2 Medila 10,1011,8528,70

3 Bilolo 14,7619,1043,10

4 Rumanga 20,505 Poporan 12,90

11,70

Page 16: Base metal geology survey luwu area.doc

1

4

2

3

Zona mineralisasiBatas KP

Keterangan :

Page 17: Base metal geology survey luwu area.doc

Gambar 3. Peta lokasi daerah prospek Pb, Zn & Cu, serta aksesnya dari kota palopo.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Program kegiatan lapangan selama survey geologi tinjau atas potensi mineral logam, khususnya mineral logam Pb, Cu dan Zn di 14 areal Kuasa Pertambangan di Kabupaten Luwu dan Kabupaten Tana Toraja, walaupun terhitung dalam waktu yang relative sangat singkat dengan cakupan areal yang sangat luas dapat menemukan 4 areal lokasi Kuasa Pertambangan yang memiliki prospek bahan galian mineral logam. Ke-empat areal prospek itu adalah : (1) KP atas nama PT. Luwu Sumber Mineral yang terletak didaerah Poporan, (2) KP atas nama PT. Karama Puang Buttu, terletak di daerah Sangkaropi, Rumanga, Bilolo dan Parantak (3) KP atas nama PT.Rezki Luwu Raya yang terletak di daerah To patung uru dan (4) KP atas nama PT Karunia Tambang Luwu yang terletak di daerah Bastem. Dari ke-empat prospek tersebut, prospek Poporan dan prospek Bilolo-Rumanga terlihat lebih memiliki potensi yang besar dan daerah prospek Bastem relative kurang potensinya.

Mineralisasi logam yang didominasi oleh mineral galena (Pb), sfalerit (Zn) dan kalkopirit (Cu) yang terjadi di areal prospek merupakan mineralisasi logam menyerupai tipe kuroko yang umumnya dapat dijumpai pada

Page 18: Base metal geology survey luwu area.doc

bagian dasar dari satuan batuan lava dan piroklastik dasit dan di bagian atas satuan batuan breksi tufa dasitik dari Formasi Lamasi.

Program berikutnya yang disarankan untuk menindaklanjuti hasil survey ini adalah penelitian geologi detail yang lebih terperinci, studi stratigrafi yang juga lebih terperinci serta pemetaan zona alterasi pada daerah mineralisasi tipe hydrothermal serta yang paling akhir adalah pemboran uji geologi. Untuk program follow up ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih panjang dari pada survey sebelumnya.

Dalam program kegiatan lanjutan ini harus pula diikuti dengan pengambilan sample yang lebih intensif dan terinci berikut dengan analisanya. Adapun hasil analisa sample batuan di daerah prospek pada survey geologi tinjau yang telah dilakukan adalah sebagai berikut (terlampir).

Terkhusus daerah KP PT. Anugerah Tambang Luwu yang terletak di desa Tallang Bulawang, Kecamatan Suli, masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut, karena data yang diperoleh masih kurang.Jadi dari 14 wilayah KP yang disurvey hanya ada 4 wilayah KP yang prospek yaitu : (1) KP atas nama PT. Luwu Sumber Mineral yang terletak didaerah Poporan, (2) KP atas nama PT. Karama Puang Buttu, terletak di daerah Sangkaropi, Rumanga, Bilolo dan Parantak (3) KP atas nama PT.Rezki Luwu Raya yang terletak di daerah To patung uru dan (4) KP atas nama PT Karunia Tambang Luwu yang terletak di daerah Bastem, dan satu wilayah KP yaitu daerah KP PT. Anugerah Tambang Luwu yang terletak di desa Tallang Bulawang, Kecamatan Suli yang masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.