barsip proposal skripsi.doc

36
USULAN JUDUL Kepada Yth Bapak Ketua Jurusan Teknik Petambangan Di,- Makassar Dengan Hormat, Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan tugas akhir yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan beberapa judul penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako 2. Metode Pendesainan Disposal Pada PT INCO Tbk, Sorowako

Transcript of barsip proposal skripsi.doc

Page 1: barsip proposal skripsi.doc

USULAN JUDUL

Kepada Yth

Bapak Ketua Jurusan

Teknik Petambangan

Di,-

Makassar

Dengan Hormat,

Dengan ini saya sampaikan kepada Bapak bahwa kiranya dengan tugas akhir

yang akan saya laksanakan, maka dengan ini saya mengajukan beberapa judul

penelitian sebagai berikut :

1. Rancangan Jalan Tambang Pada PT INCO Tbk, Sorowako

2. Metode Pendesainan Disposal Pada PT INCO Tbk, Sorowako

3. Rancangan Drainase Air Limpasan Permukaan Pada Lokasi Tambang

PT INCO Tbk, Sorowako

Demikian usulan ini saya buat, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Makassar, 4 Mei 2004

Hormat Saya

Page 2: barsip proposal skripsi.doc

EVALUASI TEKNIS KONDISI JALAN TAMBANGDI PT. PAMA PERSADA PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

OLEH :

IWAN ABDI

2001 31 085

Disetujui Oleh

Pembimbing Proposal

Mengetahui :

Jurusan Teknik Pertambangan

Ketua Jurusan,

Page 3: barsip proposal skripsi.doc

A. LATAR BELAKANG

PT. International Nickel Indonesia (INCO) adalah salah satu perusahaan yang

melakukan penambangan bijih nikel di Sorowako. Sistem penambangannya adalah

tambang terbuka dengan metode open cast yaitu sistem jenjang dimana

penambangannya dilakukan dari level bagian atas ke level bagian bawah.

PT INCO Tbk, Sorowako akan membuka lokasi penambangan yang baru

yaitu di lokasi Petea yang nantinya akan membutuhkan rancangan drainase. Dan

salah satu faktor yang menghambat kelancaran produktifitas tambang adalah air

limpasan yang menggenangi permukaan kerja dimana alat-alat mekanis mengalami

kesulitan dalam melakukan aktifitas penambangan.

Dengan membuat rancangan penirisan tersebut maka diharapkan dapat

mengatasi permasalahan sehingga dapat memperlancar operasi penambangan,

memperkecil kelongsoran, dan mengurangi atau memperkecil pencemaran

lingkungan di sekitar daerah tambang yang diakibatkan oleh lumpur tambang yang

dibawa oleh air dari daerah penambangan dan target produksi yang diinginkan

perusahaan dapat tercapai dan dapat ditingkatkan sesuai target produksi yang

diterapkan oleh PT INCO Tbk, Sorowako.

Page 4: barsip proposal skripsi.doc

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam mengevaluasi jalan tambang di front penambangan ada beberapa

masalah yang harus diperhatikan antara lain :

- Lebar jalan.

- Kemiringan jalan.

- Kondisi perkerasan jalan.

- Drainase Jalan.

- Rambu-rambu jalan.

- Spesifikasi alat angkut.

C. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana mendesain jalan tambang dari front panambangan ke stock file

agar sesuai dengan spesifikasi teknis dari alat angkut.

D. BATASAN MASALAH

Kegiatan penambangan, bila dilaksanakan tidak tepat dapat menimbulkan

berbagai masalah. Sebagai langkah awal dilakukan suatu usaha menganalisa masalah

secara efektif dan cermat dengan berbagai pembatasan masalah yaitu, masalah

penelitian hanya dibatasi pada geometrik atau dimensi jalan tambang di front

penambangan ke stock file oleh PT. Arutmin.

Page 5: barsip proposal skripsi.doc

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari diadakannya penelitian pada PT. Arutmin ini adalah untuk

mengetahui kondisi jalan yang diterapkan sesuai dengan sistem penambangan dan

spesifikasi alat angkut yang digunakan serta untuk menjaga keselamatan dan

keamanan, untuk memperhitungkan tingkat ekonomisnya suatu penambangan, untuk

mengetahui jalur pengangkutan dan perhubungan di lokasi penambangan.

F. PEMECAHAN MASALAH

1. Menentukan besarnya kemiringan jalan angkut di front penambangan

yang dapat dilalui alat angkut secara normal.

2. Menentukan lebar dari jalan tambang baik pada jalur lurus maupun pada

tikungan.

3. Merencanakan drainase jalan tambang yang sesuai dengan kondisi jalan

angkut.

4. Menentukan derajat kelengkungan.

5. Menentukan besarnya jari-jari lingkungan dan Superelevasi.

6. Menentukan tebal perkerasan dari jalan tambang.

Page 6: barsip proposal skripsi.doc

G. LANDASAN TEORI

1. Jalan Angkut Tambang

Siklus hidrologi adalah gerakan air ke udara berupa penguapan,

kemudian jatuh ke permukaan tanah, dan akhirnya mengalir ke sungai atau

laut. Hujan merupakan komponen utama dalam proses hidrologi dan

sangat berpengaruh pada system penirisan.

Siklus hidrologi merupakan konsep dasar tentang keseimbangan air

secara keseluruhan dan juga menunjukkan semua hal yang berhubungan

dengan air. Daur hidrologi dimulai dari penguapan air dari laut. Uap yang

dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang

memungkinkan, uap tersebut terkondensasi membentuk awan, yang pada

akhirnya dapat menghasilkan presipitasi. Sebagian besar dari presipitasi

tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan

akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfir oleh penguapan (evaporasi) dan

pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman. Sebagian air mencari jalannya

sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah menuju sungai,

sementara lainnya menembus masuk ke dalam tanah menjadi bagian dari

air tanah.

Hujan yang jatuh ke permukaan tanah terpisah menjadi dua bagian

yaitu :

- Bagian yang mengalir di permukaan, sumber utamanya adalah air

hujan dan mengalir menjadi air limpasan. Air limpasan ini akan

Page 7: barsip proposal skripsi.doc

mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut. Curah hujan yang relatif

tinggi pada daerah tambang perlu penanganan air hujan yang baik

(system penirisan) agar produktifitas tambang tidak menurun dan

mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

lumpur tambang.

- Bagian yang masuk ke dalam tanah, sumber utamnya adalah berasal

dari air hujan yang jatuh dipermukaan tanah dan meresap ke dalam

tanah melalui pori atau rongga tanah atau batuan hingga menjadi

jenuh.

2. Penentuan Dan Perhitungan Curah Hujan

Curah hujan adalah besarnya air hujan yang jatuh ke permukaan pada

satu satuan luas, dinyatakan dalam millimeter (mm). Curah hujan satu

millimeter berarti 1 liter permeter. Derajat curah hujan dinyatakan dalam

curah hujan per satuan waktu dan disebut intensitas hujan (mm/jam).

Intensitas curah hujan rata-rata dalam “ t “ jam (lt) dinyatakan dalam

rumus sebagai berikut :

Rt It = --------

t Dimana ;

It = Intensitas curah hujan rata-rata dalam t jam (mm/jam)

Rt = Curah hujan selama t jam (mm)

Page 8: barsip proposal skripsi.doc

t = Lamanya waktu hujan (jam)

Besarnya intensitas curah hujan diketahui berdasarkan lamanya curah

hujan atau frekuensi kejadiannya.

Analisa curah hujan tersebut sangat berguna dalam memperkirakan

atau memperhitungkan dan menentukan rancangan pekerjaan penirisan

tambang yang umumnya terdiri dari saluran terbuka serta sumuran yang

berfungsi untuk menampung air sebelum dialirkan keluar tambang.

Parameter utama yang sering digunakan adalah hujan rencana, yaitu

hujan maksimum yang mungkin terjadi selama umur penirisan. Hujan

rencana ini ditentukan dari hasil analisa frekuensi data curah hujan dan

dinyatakan dalam curah hujan yang menggunakan periode ulang tertentu.

Untuk rancangan sarana penirisan pada daerah tambang dapat digunakan

nilai acan periode ulang sebagai berikut (Tabel 1) :

Tabel 1 : Periode Ulang Hujan Tahunan Pada Daerah Tambang

No Kondisi Rancangan

Periode Ulang Hujan

(Tahun)

1 Daerah terbuka 0,5

2 Sarana tambang 2 – 0,5

3 Lereng-lereng tambang dan

penimbunan

5 – 10

4 Sumuran utama keliling tambang 10 – 25

Page 9: barsip proposal skripsi.doc

5 Penirisan keliling tambang 25 – 100

6 Pemindahan aliran sungai > 100

Sumber : Karto Sujono Wiarjo, “ Penirisan Tambang “ 1994

Persamaan yang sering digunakan adalah cara hitungan Widumen

yaitu :

RT = Mn / Mp x Rn

Dimana ;

RT = Curah hujan dengan periode T (tahun)

Rn = Curah hujan maksimum

Mn = Koefisien perubahan curah hujan dengan periode ulang T

Mp = Koefisien perubahan curah hujan dengan periode pengamatan P

tahun.

Tabel 2 : Derajat dan Intensitas curah Hujan

Derajat Hujan Intensitas Curah

Hujan (mm/menit)

Kondisi

Hujan sangat

lemah

0,02 Tanah agak basah

Hujan lemah 0,02 – 0,05 Tanah menjadi basah

semua

Hujan normal 0,05 – 0,25 Bunyi hujan terdengar

Hujan deras 0,25 – 100 Air terdengar di seluruh

permukaan

Page 10: barsip proposal skripsi.doc

Hujan sangat deras > 100 Hujan seperti

ditumpahkan saluran

meluap

Sumber : Takeda Kensaku, Suyono Sosrodarsono, “Hidrologi Untuk

Pengairan, 1993”

Tabel 3

Pengaliran Maksimum Daerah Pengaliran Dengan Luas 0 – 100 Km2

Menurut Ir J.P.Der Wedumen (DE ING. ING. NED. INDIE. 1937)

Keterangan n / p Mn /

Mp

P = Periode pengamatan curah hujan

sehari semalam

n = Indek untuk Qn

1/5 tahun

1/4

1/3

1/2

1

2

3

4

5

10

15

20

25

30

40

0,238

0,262

0,291

0,336

0,410

0,492

0,541

0,579

0,602

0,705

0,766

0,811

0,845

0,875

0,915

Page 11: barsip proposal skripsi.doc

50

60

70

80

90

100

125

0,948

0,975

1,00

1,02

1,03

1,05

1,08

Sumber : Tinjauan Perencanaan Siphon Daerah Irigasi (UNHAS

Makassar)

3. Air Limpasan

Air limpasan atau air permukaan yaitu air yang mengalir dan tertahan

di permukaan tanah. Besarnya air limpasan adalah besarnya curah hujan

dikurangi besarnya penyerapan dan penguapan.

Sumber utama limpasan permukaan pada suatu tambang terbuka

adalah air hujan. Penentuan besarnya debit air limpasan dari curah hujan

tersebut digunakan untuk menganalisa perencanaan penirisan tambang

digunakan metode rasional.

Beberapa asumsi dalam penggunaan metode rasional adalah :

- Frekuensi limpasan sama dengan frekuensi hujan.

- Laju limpasan yang dihitung merupakan hasil intensitas hujan rata-rata.

- Hujan terdistribusi secara merata pada daerah pengaliran.

Metode Rasional tersebut adalah sebagai berikut :

Page 12: barsip proposal skripsi.doc

Q = 0,278 x C x I x A

Dimana ;

Q = Debit air limpasan permukaan (m3/det)

C = Koefisien limpasan

I = Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = Luas daerah pengaruh (km2)

Rumus tersebut menyatakn bahwa jika terjadi curah hujan selama satu

jam dengan intensitas 1 mm/jam dalam luas daerah pengaruh1 km2, maka

dabit air adalah 0,278 m3/det dan melimpah merata selama 1 jam.

Tabel 4

Koefisien Limpasan Beberapa daerah Pengaruh

Kemiringan Daerah Pengaliran Koefisien Limpasan

3 %

- sawah, rawa

- hutan, perkebunan

- perumahan, perkebunan

0,2

0,3

0,4

3 – 15 %

- hutan, perkebunan

- perumahan

- tumbuhan yang jarang

- tanpa tumbuhan daerah

penimbunan

0,4

0,5

0,6

0,7

Page 13: barsip proposal skripsi.doc

> 15 %

- hutan perkebunan

- perumahan, kebun

- tumbuhan yang jarang

- lahan terbuka daerah tambang

0,6

0,7

0,8

0,9

4. Proses Terjadinya Erosi

Erosi adalah suatu proses pengikisan atau penghancuran tanah atau

batuan dan kemudian mengalami perpindahan tempat oleh kekuatan air,

angin, atau gaya grafitasi.

Dampak erosi yang ditimbulkan oleh air adalah terjadinya kerusakan

tanah tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan dapat terjadi seperti :

- Penurunan produktivitas tanah

- Hilangnya unsur tanah

- Kualitas tanah menurun

- Penurunan kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air

- Struktur tanah menjadi rusak

- Longsornya tebing

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah :

- Curah hujan

- Kemiringan lereng

Page 14: barsip proposal skripsi.doc

- Jenis tanah, tanaman tanah penutup

- Perlakuan terhadap tanah

5. Sistem Penirisan Tambang

Penirisan tambang adalah upaya menanggulangi dan mengurangi baik

air tanah maupun air dari luar yang masuk ke tambang guna dialirkan

keluar tambang sehingga operasi penambangan terganggu.

Penanggulangan masalah air dalam tambang terbuka dapat dibedakan

menjadi dua bagian yaitu :

- Mine drainage, adalah upaya untuk mencegah mengalirnya dan

mengurangi sekecil mungkin air yang akan masuk ke lokasi

penambangan, khususnya pada lokasi daerah penelitian dilakukan

untuk menangani air permukaan yang bersumber dari air hujan.

- Mine dewatering, merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang

telah masuk ke lokasi penambangan. Sumber air tersebut adalah air

tanah dan air hujan yang masuk pada lokasi penambangan.

6. Bentuk Saluran, Sumuran dan Kolam Pengendapan

Dalam pembuatan saluran, sump, dan kolam pengendapan pada daerah

penambangan berdasarkan pada besarnya debit air yang akan mengalir

serta kapasitas daya tampungnya.

a. Bentuk Saluran

Page 15: barsip proposal skripsi.doc

Dalam merancang saluran air maka perlu dilakukan analisa pada

daerah lokasi penambangan sehingga lokasi tersebut dapat memenuhi hal-

hal sebagai berikut :

- Kemudahan di dalam penggalian dan pembuatan

- Dapat merencanakan debit air yang direncanakan

- Kecepatan air tidak menyebabkan terjadinya pengendapan

- Kemudahan dalam pemeliharaannya

Bentuk penampang saluran yang sering digunakan pada daerah

penambangan adalah sebagai berikut :

- Bentuk Penampang Segitiga (saluran bentuk V)

Saluran bentuk ini digunakan pada saluran dangkal danpenyelidikan di

laboratorium dengan debit air yang kecil. Keuntungan saluranini tidak

mudah longsor dan tidak terjadi pengendapan. Kelemahannya dalam hal

pembuatannya, karena membutuhkan waktu yang cukup lama disbanding

dengan bentuk penampang ssaluran lainnya.

- Bentuk Penampang Segiempat

Saluran berbentuk segiempat ini dapat menampung debit yang besar,

mudah dalam pembuatannya atau penggaliannya dan dapat dibuat pada

daerah stabil seperti pada tanah dan batu. Kelemahannya yaitu mudah

terjadi erosi atau pengikisan sehingga menyebabkan terjadinya

pengendapan lumpur pada dasar saluran. Dengan kondisi tersebut perlu

pengeluaran lumpur dan pemeliharaan secara kontinyu.

Page 16: barsip proposal skripsi.doc

- Bentuk Penampang Trapesium

Saluran berbentuk trapesium merupakan bentuk saluranyang sering

digunakan dan serba guna, mudah dalam pembuatannya, tahan terhadap

erosi dan tidak terjadi pengendapan di dasar saluran. Bentuk trapesium ini

adalah bentuk kombinasi antara bentuk segitiga dan segiempat. Dan yang

paling umum digunakan untuk saluran yang berdinding tanah yang tidak

dilapisi.

Olehnya itu, saluran trapesium inilah yang paling cocok digunakan

pada saluran penirisan tambang. Dalam menentukan sdimensi penampang

saluran trapesium ada beberapa persamaan penting yang harus

diperhatikan seperti :

A = ( b + z) d

R = ½ d

B = b + 2 X

X = Z ( d + w )

B/d = 2 | ( 1 + z2 ) ½ - z|

= 2 | ( 1 + z2 ) – z | d

a = ( d + w ) / sin

Dimana :

B = Lebar permukaan air ( m )

d = Kedalaman air ( m )

a = Panjang sisi saluran ( m )

Page 17: barsip proposal skripsi.doc

h = Kedalaman saluran ( m )

z = Tetapan

900 = Sudut tengah

dR = Jari-jari hidrolik ( m ) = -----

2

Sedangkan untuk mengetahui kapasitas pengaliran suatu saluran dapat

dihitung dengan Rumus Manning yaitu :

1 V = ------- . R2/3 . S1/2

nMaka untuk debit ( Q ) :

Q = A . V

Dimana :

Q = Debit air limpasan ( m3/det)

n = Koefisien kekasaran Manning ( Tabel 5 )

S = Gradien dasar saluran

V = Kecepatan aliran rata-rata ( m/det )

R = Jari-jari hidrolik (m)

A = Luas penampang saluran (m)

Nilai “ K “ diperoleh dari hubungan antara debit yang diukur ( Q ) dan

AR2/3 sesuai dengan permukaan air yang bersangkutan. Harga K = (1/n).

Page 18: barsip proposal skripsi.doc

S1/2 dan tetap berlaku untuk permukaan yang tinggi, dan nilai “ n “

berdasarkan tabel Koefisien Manning.

Tabel 5

Koefisien Kekasaran Manning

Tipe Dinding Saluran Harga n

Semen 0,010 – 0,014

Beton 0,011 – 0,016

Batu 0,012 – 0,020

Besi 0,013 – 0,017

Gravel 0,022 – 0,035

Tanah yang ditanami 0,025 – 0,040

Tanah 0,020 – 0,030

Sumber : Gautama Rudi Sayoga : “ Pengantar Penirisan Tambang ITB

1993 “

b. Sumuran (Sump)

Sumuran merupakan suatu kolam sementara dengan area yang kecil

dan berfungsi untuk menampung air sementara, atau menangkap aliran

permukaan yang bercampur sediment kemudian diendapkan.

Untuk mengetahui dimensi sumuran dapat menggunakan rumus sebagi

berikut :

Page 19: barsip proposal skripsi.doc

V = Q x t

A = V / d

P . L = A

Dimana :

A = Luas penampang saluran ( m2 )

V = Volume sumuran ( m3 )

Q = Debit ( m3/det )

t = Lama hujan ( det )

d = Kedalaman sumuran ( m )

l = Lebar sumuran (m )

p = Panjang sumuran ( m )

c. Kolam Pengendapan

Kolam pengendapan (Settling Pond) berfungsi sebagai tempat

penampungan air sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan

yang ikut bersama air hasil pengaliran tambang sebelum di buang ke

sungai atau ke laut.

Kolam pengendapan yang memenuhi syarat secara teknis adalah

bentuk kolam pengendapan zig-zag karena bentuk yang berkelok-kelok

dapat mengontrol kecepatan aliran air berlumpur sehingga tidak terlalu

cepat dan partikel-partikel lumpur dapat mengendap pada dasar kolam

pengendapan.

Page 20: barsip proposal skripsi.doc

Untuk memelihara kolam pemngendapan agar tetap stabil maka

faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

- Untuk mencegah bocornya badan settling pond, dibuat lapisan air di

tengah badan kolam. Lapisan tersebut dibuat dari tanah liat yang

dipadatkan, kapur dengan perbandingan 3 : 1 – 5 : 1

- Tinggi lapisan dibuat sampai 1,5 meter di bawah permukaan kolam

- Untuk mencegah kelongsoran badan settling pond dengan kemiringan

1,5 : 1 untuk lereng bagian luar

- Tinggi air dalam kolam tidak boleh melampaui badan tanggul, karena

itu dibuat saluran pelimpahan yang diperkuat dengan pemasangan

kayu, batu, tanah atau gelondongan

- Sebaiknya dibuat saluran local, yaitu pipa saluran yang berbedadi

bawah ketinggian saluran pelimpahan yang dapat digunakan sebagai

pengatur

H. DATA – DATA YANG DIBUTUHKAN

a. Data kondisi regional

b. Data curah hujan

c. Data-data yang berhubungan dengan judul yang diajukan

I. PERALATAN DAN FASILITAS

Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian diharapkan dapat

disediakan oleh perusahaan PT INCO Tbk, Sorowako selama melakukan penelitian.

Page 21: barsip proposal skripsi.doc

J. PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN

Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Agustus –

September tahun 2004 (Lampiran 1)

K. RENCANA DAFTAR ISI

Dalam penyusunan laporan hasil penelitian akan disusun secara sistematis

sesuai dengan bab bahasan masalah ( Lampiran II )

L. PENUTUP

Demikian Proposal ini dibuat, untuk menjadi bahan pertimbangan dari

Bapak/Ibu, atas perhatian sebelumnya diucapkan terima kasih.

LAMPIRAN I

WAKTU PELAKSANAAN PENEITIAN

Page 22: barsip proposal skripsi.doc

No Kegiatan Agustus September

I II III IV I II III IV

1 Orientasi Lapangan                

2 Pengumpulan Data                

3 Pengolahan Data                

4Penyusunan Laporan                

5 Konsultasi Laporan                

Page 23: barsip proposal skripsi.doc

LAMPIRAN IIRENCANA DAFTAR ISI

HalamanHalaman Judul

Halaman Pengesahan

Abstrak

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Daftar Lampiran

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang1.2. Rumusan Masalah1.3. Batasan Masalah1.4. Tujuan Penelitian1.5. Pemecahan Masalah 1.6. Metode Penulisan

Bab II Tinjauan Umum

2.1. Lokasi dan Daerah Penelitian2.2. Iklim2.3. Geologi Daerah Penelitian2.4. Ganesa Bijih Nikel2.5. Topografi Daerah Penelitian2.6. Kegiatan Penambangan

Bab III Landasan Teori

3.1. Siklus Hidrologi

Page 24: barsip proposal skripsi.doc

3.2. Penentuan dan Perhitungan Curah Hujan3.3. Air Limpasan3.4. Proses Terjadinya Erosi3.5. Sistem Penirisan Tambang3.6. Bentuk Saluran, Sumuran dan Kolam Pengendapan

3.6.1. Bentuk Saluran a. Bentuk Penampang Segitiga

b. Bentuk Penampang Segiempatc. Bentuk Penampang Trapesium

3.6.2. Sumuran ( Sump )3.6.3. Kolam Pengendapan ( Settling Pond )

Bab IV Prosedur dan Hasil Penelitian

4.1. Pengambilan Data Curah Hujan 4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Perhitungan Debit Air Limpasan Maksimum 4.2.2. Perhitungan Intensitas Curah Hujan 4.2.3. Penentuan Luas Daerah Pengaruh

Bab V Hasil dan Pembahasan

5.1. Analisis Rancangan Dimensi Penampang Saluran 5.2. Analisis Rancangan Dimensi Sumuran ( Sump )5.3. Analisis Rancangan Settling Pond

Bab VI Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan 6.2. Saran

Daftar Pustaka

Page 25: barsip proposal skripsi.doc