Banten Dalam Angka 2010
-
Upload
madow-dame -
Category
Documents
-
view
618 -
download
13
Transcript of Banten Dalam Angka 2010
Katalog BPS : 1102001.36 ISBN : 978-979-1426-31-2
BBAANNTTEENN DDAALLAAMM AANNGGKKAA
Banten in Figures
22001100
Kerjasama / In cooperation :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province
dan / and
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten BPS – Statistics of Banten Province
BANTEN DALAM ANGKA
Banten in Figures
2010
BANTEN DALAM ANGKA 2010
BANTEN IN FIGURES 2010
ISBN : 1102001.36
Katalog BPS / BPS Catalogue : 978-979-1426-55-8
Ukuran buku / Book size : 6,5 “ x 8,5 “
Jumlah halaman / Number of pages : 491 + lxxxv
: Naskah / Manuscript :
: BPS Provinsi Banten
: BPS - Statistics of Banten Province
: Penyunting / Editor :
: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
: Regional Accounts and Statistical Analysis Division
Gambar Kulit / Cover Design :
: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
: Integration of Data Processing and Statistical Dissemination Division
: Grafik / Figures :
: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
: Regional Accounts and Statistical Analysis Division
: Diterbitkan oleh / Published by :
: BPS Provinsi Banten
: BPS - Statistics of Banten Province
:
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
: May be cited with reference to the source
Peta Administrasi Provinsi Banten Administration Map of Banten Province
LEGENDA :
Lambang Provinsi Banten
Symbol of Banten Province
Banten dalam Angka 2010 vii
BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG PROVINSI BANTEN
Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya
terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan “BANTEN”, serta didesain
pita berwarna kuning dengan tulisan “IMAN TAQWA” .
Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :
a. Bentuk Gambar terdiri dari :
1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.
2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang
menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten.
3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan
Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan
masyarakat Banten mempunyai semangat yang tinggi untuk
mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang
senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung
juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh pada
pendirian zaman kesultanan.
4. Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan daerah Provinsi Banten
sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian
dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna
putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat,
5 (lima) kuntum bunga melambangkan Provinsi Banten merupakan
daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas
menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
MEANING OF SYMBOL
viii Banten in Figures 2010
6. Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam
dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan.
7. Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya
yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang
menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
8. Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih
berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya
dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan
Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta
mengandung makna kedalaman jiwa, keluasan wawasan dan
pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.
9. Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan
orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor
industri.
10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna
putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan
berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai
cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9
(sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten
yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun
2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober
2000.
11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah
dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan
heteroginitas masyarakat Banten.
ARTI LAMBANG
Banten dalam Angka 2010 ix
12. Semboyan Lambang daerah “IMAN TAQWA” sebagai landasan
pembangunan menuju Banten Mandiri, maju dan sejahtera
(Darussalam).
b. Makna Warna Lambang :
1. Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.
2. Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.
3. Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang
cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.
4. Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.
5. Warna abu-abu, melambangkan ketabahan.
6. Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan
kedamaian, ketenangan.
7. Warna hijau, melambangkan kesuburan.
8. Warna coklat, melambangkan kemakmuran.
MEANING OF SYMBOL
x Banten in Figures 2010
SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF BANTEN PROVINCE SYMBOLS
Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the
symbols has picture of element and autograph “BANTEN” and at the yellow
tape has autograph “IMAN TAQWA”.
Regional Symbols have 2 (two) part:
a. Shape of picture :
1. Dome of Mosque; typify of Banten people that religious.
2. Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten people.
3. Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express Banten
people have highest spirit to realize madani people, and objective which
always constantly with percept Allah Swt. The tower of mosque also
typify culture and history of Banten that staple at opinion of kingdom era
(kesultanan)
4. White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first port of
world culture and economic, and international traffic to global era.
5. 17 yellow paddy’s and 8 white cottons, typify Banten Province is an
agriculture area that adequate, cloths, food, amount of paddy’s and
cottons evince outcome declaration of Republic of Indonesia, August 17,
1945.
6. Black grey mountain, typify the natural resources and texture of land that
quite surge legible prevail.
7. One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose protected in the
world, typifies the people never surrender in justice the trough and
protected by the law.
ARTI LAMBANG
Banten dalam Angka 2010 xi
8. Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that affluent of
ocean resources reflects the history and advantage in the future of
Banten as a port of international trade.
9. 10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince
industries sectors.
10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored white, and
3 Beacon light with colored yellow, typify basic spirit for gain aspire.
The number of 8, 9, and 10 have meaning of institution of Banten
Province has ever born at October 17, 2000 that legitimated with Act
Number 23 year 2000.
11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and tightly of unity
of integrate and heterogeneous of Banten people.
12. Word of symbols “IMAN TAQWA” as anvil foundation to gain Banten,
onward and welfare (Darussalam).
b. The meaning of symbol colors :
1. Red, typify courage base on by the truth.
2. White, typify the purification, wise and tactful.
3. Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness,
glory and intelligent.
4. Black, typify strengthen, strongly and resoluteness.
5. Grey, typify firmness
6. Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement
and calm.
7. Green, typify fertile.
8. Brown, typify prosperity
Hj. Ratu Atut Chosiyah, SE. Gubernur Banten
Drs. H. Mohammad Masduki, M.Si. Wakil Gubernur Banten
Banten dalam Angka 2010 xvii
KATA SAMBUTAN
GUBERNUR BANTEN
Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Provinsi Banten terbentuk pada bulan Oktober 2000 merupakan
provinsi yang tergolong muda di Indonesia. Untuk itu penerbitan publikasi
Banten Dalam Angka (BDA) 2010 menjadi sangat penting dan bermanfaat
dalam melihat potensi yang dimiliki serta kemajuan yang telah dicapai. Oleh
karena itu penerbitan buku ini harus mendapat dukungan semua pihak.
Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan,
namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat
kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya
menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada Banten Dalam
Angka 2010 ini sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan
sebagai rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di
Banten.
Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di
setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa
berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada
masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan
kepada BPS Provinsi Banten yang telah mewujudkan terbitan ini.
Sekian dan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Serang, Desember 2010
Gubernur Banten,
Hj. Ratu Atut Chosiyah
xviii Banten in Figures 2010
FOREWORD
GOVERNOR OF BANTEN
The province of Banten has been formed at October 2000. We have
many challenges to be faced for making of Banten people’s welfare becoming
much better. Therefore, the publication of Banten in Figures 2010 is very
important and useful to find out the potential that Banten has, and evaluating
the progress that has been achieved. Because of that, everybody has to support
this publication.
This book is not only useful for the planner in the government
institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers,
investors and other users. We need to keep this book published sustainable for
the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to
use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this
book has been collected from any institutions and parties that can be used as a
reference.
I do hope that data collection activity in all aspects should be done
continuously, so the government always has the reliable data that can be
informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks
to BPS-Statistics of Banten Province who have done in the making of this book.
Serang, December 2010
Governor of Banten,
Hj. Ratu Atut Chosiyah
Banten dalam Angka 2010 xix
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI BANTEN
Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini menyajikan beraneka
jenis data dari berbagai bidang. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran umum tentang keadaan geografis dan iklim di Provinsi Banten, ciri
dan keadaan sosial ekonomi penduduk, serta kondisi sosial dan perekonomian
Provinsi Banten.
Publikasi ini disempurnakan secara bertahap baik kualitas maupun
kuantitas. Namun demikian kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan
data di masing-masing dinas dan instansi sebagai nara sumber.
Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga
saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas perhatian Pemerintah Provinsi Banten serta respon dinas dan
instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami menyampaikan terima
kasih. Kami berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan terutama bagi
kesejahteraan masyarakat Banten.
Serang, Desember 2010
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
Kepala,
Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.
NIP. 19530801 197503 1 002
xx Banten in Figures 2010
PREFACE
CHIEF OF BPS-STATISTICS OF
BANTEN PROVINCE
Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS –
Statistics of Banten Province. This publication presents collection of data from
various fields. This book is aimed at providing general picture of geographic
and climate, socio-economic characteristics of the population, as well as social
and economic conditions of Banten Province.
This publication gradually improved both in quality and quantity of
data. Nevertheless quality of data depend on scarcity data in each agency and
institution. Comments and suggestions to improve the contents of this book are
always welcome.
Taking of this opportunity, I would like to express my deepest gratitude
to Government of Banten Province for special attention and all agencies/
institutions in Banten have already given responsiveness so this publication can
be published. I hope this publication will beneficial primarily for welfare of
Banten society in the future.
Serang, December 2010
BPS – Statistics of Banten Province
Chief,
Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.
NIP. 19530801 197503 1 002
Banten dalam Angka 2010 xxi
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI BANTEN
Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Publikasi Banten Dalam Angka 2010 merupakan kumpulan data statistik yang
setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, bekerja sama
dengan BAPPEDA Provinsi Banten.
Data dan informasi yang disajikan ini bersumber dari instansi/dinas/lembaga
pemerintah dan swasta dalam wilayah Provinsi Banten. Masih disadari bahwa dalam
penyusunan publikasi Banten Dalam Angka ini masih belum lengkap dan untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu data/informasi diharapkan partisipasi dari
instansi/dinas/lembaga pemerintah dan swasta dengan BPS Provinsi Banten, agar
kesempurnaan dan kelancaran penerbitan publikasi ini pada tahun-tahun mendatang dapat
terselenggara dengan baik.
Publikasi ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, terutama untuk
melihat sejauh mana perkembangan dari berbagai kegiatan pembangunan yang telah
dicapai selama ini dan yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Selain itu, data dan
informasi tersebut dapat juga disajikan sebagai bahan pembanding dan perumusan dalam
membuat analisis penyusunan perencanaan serta menentukan arah kebijakan.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita sekalian, terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Serang, Desember 2010
BAPPEDA Provinsi Banten
Kepala,
Ir. H. Widodo Hadi, Sp.
Pembina Utama Madya
NIP. 19570307 198303 1 010
xxii Banten in Figures 2010
PREFACE
CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF
BANTEN PROVINCE
Assalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Banten in Figures 2010 is a statistic data that always published by BPS –
Statistics of Banten Province every year, cooperative with Regional Development
Planning Board of Banten Province.
Data and information presented in this publication was collected from various
offices, agencies and institutions of Banten Province Government, and other private
institutions in Banten Province. We realized that this book is not perfect completely, and
to improve the quality of data and information we hope participation from various
institutions and agencies, with BPS – Statistics of Banten Province to make a complete,
continous and sustainable publishing of Banten in Figure.
Hopefully, this publication will make many advantages, primarily to monitor the
progress of various development activities that have been achieved so far and that will be
implemented in the future. In additon, data and information can be also presented as a
comparative subtance and formulation of planning analysis, and to determine policy
purposes.
I hope this publication could be valuable source to all data users, and thank you.
Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Serang, December 2010
Regional Development Planning Board
of Banten Province
Chief,
Ir. H. Widodo Hadi, Sp.
Pembina Utama Madya
NIP. 19570307 198303 1 010
Banten dalam Angka 2010 xxiii
DAFTAR ISI / CONTENTS
Halaman Page
Peta Administrasi Provinsi Banten / Administration Map of Banten Province iii
Lambang Daerah / Regional Symbol v
Foto Gubernur / Photograph of the Governor xiii
Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor xv
Sambutan Gubernur Banten / Foreword – Governor of Banten xvii
Kata Pengantar Kepala BPS Provinsi Banten / xix
Preface – Chief of BPS - Statistics of Banten Province
Kata Pengantar Kepala Bappeda Provinsi Banten / xxi
Preface – Chief of Regional Development Planning Board of Banten Province
Daftar Isi / Contents xxiii
Daftar Grafik / List of Figures xxv
Daftar Tabel / List of Tables xxix
Penjelasan Umum / Explanatory Notes li
Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province liii
Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik
Republic of Indonesia Law of No. 16 of 1997 on Statistics
lvii
Indikator Kunci / Key Indicators 1
1. Kondisi Geografis / Geographical Condition 3
2. Keadaan Iklim / Climate Condition 21
3. Pemerintahan / Government 33
4. Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Employment 57
5. Sosial / Social 87
6. Pertanian / Agriculture 163
7. Industri, Energi dan Air Minum /
Manufacturing Industry, Energy, and Water Supply
227
8. Perdagangan / Trade 255
9. Transportasi dan Komunikasi / Transportation and Communication 287
10. Hotel, Restoran dan Pariwisata / Hotel, Restaurant, and Tourism 327
11. Keuangan dan Harga - Harga / Finance and Prices 343
12. Pengeluaran dan Konsumsi / Expenditure and Comsumption 439
13. Pendapatan Regional / Regional Income 465
Banten dalam Angka 2010 xxv
DAFTAR GRAFIK / LIST OF FIGURES
Halaman Page
1.1. Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Percentage Area of Regencies/Municipalities in Banten Province, 2009 .....................
8
2.1. Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009 .....................................
27
2.2. Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata di Provinsi Banten (oC), 2009 Temperature Range and Average Temperatures
in Banten Province (oC), 2009 ......................................................................................
27
3.1. Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Banten Menurut Tingkat Pendidikan, 2009
Percentage of Civil Servants of Banten Province Government by Educational Level, 2009 ..........................................................................................
39
3.2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Regency/Municipality Parliament Members by Sex
in Banten Province, 2009 ..............................................................................................
39 4.1. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ..............................................................................................
68
4.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009
Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province (percent), 2000 – 2009 ...................................................................
68
4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan, 2009 Percentage of Population 15 Years Of Age and Over by Type of Activity, 2009 .........
69
4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked
by Main Industry, 2009 .................................................................................................
69 5.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
di Provinsi Banten, 2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2009 ................
99
5.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population 10 Years of Age and Over by Educational Attainment in Banten Province, 2009 .............................................................................................
99
5.3. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ..............................................................................................
100 5.4. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahirana di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant in Banten Province, 2008-2009 ......................................................................................................................
100
5.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Household by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status
in Banten Province, 2009 ..............................................................................................
101
LIST OF FIGURES
xxvi Banten in Figures 2010
5.6. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009 Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 .................................
101
5.7. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 .......
101
5.8. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 .................
102 6.1. Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha, ton), 2009
Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)
by Regency/Municipality in Banten Province (ha, ton), 2009 .......................................
178 6.2. Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Melinjo (Genetum Gnemon) in Banten Province (ton), 2009 .................
178
6.3. Persentase Luas Areal Tanaman Karet Menurut Kepemilikan
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Rubber Estate Area by Ownership in Banten Province, 2009 ...............
179 6.4. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten (m3),
2005-2009
Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province (m3),
2005-2009 .....................................................................................................................
179 6.5. Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009 .........................................
180
6.6. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya
di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Fish Culture Households by Type of Culture in Banten Province (tons), 2009 ....................................................................................
180
7.1. Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan Sedang
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Gross Vakue Added (GVA) of Large and Medium Manufacturing Establishments By Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................
238
7.2. Jumlah Pelanggan Listrik PLN dan Jumlah Enegi Listrik Terjual
di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold in Banten Province, 2007-2009 .....................................................................................
238
8.1. Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten (ton), 2008-2009 Volume of Export and Import of Banten Province (ton), 2008-2009 ............................
263
8.2. Persentase Nilai Ekspor Banten Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2008-2009 Percentage of Banten Export Values by Origin Port (percent), 2008-2009 .................
263
8.3. Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009 .................
264
8.4. Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009 Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009 .................
264
9.1. Persentase Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2009
Percentage of National and Provincial Authority Road in Banten Province by Road Condition, 2009 ...............................................................................................
293
DAFTAR GRAFIK
Banten dalam Angka 2010 xxvii
9.2. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan di Provinsi Banten, 2009 Monthly Realization of Rail Transportation Passengers in Banten Province, 2009 .....
293
9.3. Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik dan Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of Passengers of International and Domestic Flights
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ...................................................................................
294
9.4. Jumlah Kapal Asing dan Domestik di Pelabuhan Merak, 2009
Number of Indonesian and Foreign Ship in Merak Port, 2009 .....................................
294
10.1. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel di Provinsi Banten, 2009
Average Length of Stay at Hotel in Banten Province, 2009 ..........................................
333 10.2 Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Objects by Type of Tourism in Banten Province, 2009 .................
333
11.1 Realisasi Nilai Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Banten (juta rupiah),
2008-2009 Value of Domestic and Foreign Direct Investment in Banten Province
(million rupiahs), 2008-2009 .........................................................................................
356
11.2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten (juta rupiah),
2008-2009
Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .....................................................................................................................
356
11.3. Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009
Percentage of Actual Local Government Receipt of Banten Province
by Type of Receipt, 2008-2009 ......................................................................................
357
11.4. Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten (juta rupiah),
2007-2009 Outstanding Loans and Bank Funds in Banten Province (million rupiahs),
2007-2009 .....................................................................................................................
357
11.5. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Jenis Penggunaan
(persen), 2007-2009
Composition of Bank Loans in Banten Province by Type of Loans (percent), 2007-2009 .....................................................................................................................
358
11.6. Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten Menurut Sektor Ekonomi (persen), 2007-2009
Composition of Bank Loans in Banten Province by Economic Sector (percent),
2007-2009 .....................................................................................................................
358 11.7. Laju Inflasi Tahun Kalender di Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang
Menurut Bulan, 2009 Monthly Inflation rate of Calendar Year in Serang City, Cilegon City and
Tangerang City, 2009 ....................................................................................................
359
11.8. Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota
Tangerang Menurut Bulan, 2009
Monthly Inflation rate of Calendar Year in Banten, Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009 ....................................................................................................
359
11.9. Laju Inflasi Bulan di Provinsi Banten Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan, 2009
Monthly Inflation rate in Banten Province by Urban and Rural Areas, 2009 ..............
360 11.10. Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009
Farmers Term of Trade in Banten Province by Month and Subsector, 2009 ............... 360
LIST OF FIGURES
xxviii Banten in Figures 2010
12.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Monthly Average per Capita Expenditure in Banten Province (rupiahs), 2009 .........
446
12.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari di Provinsi Banten (kkal), 2009 Daily Average per Capita Calory Consumption Banten Province (kkal), 2009 ..........
446
12.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari di Provinsi Banten (gram), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumption Banten Province (gram), 2009 .......
447
12.4. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009
Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 .....................................................
447
13.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional, 2001-2009
Indonesian and Banten Province Economic Growth Rate, 2001-2009 ........................
474 13.2. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha, 2008-2009
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin, 2008-2009 ........................................
474 13.3. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Jenis Pengeluan, 2008-2009
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
At Current Market Prices by Type of Expenditures, 2008-2009 ..................................
475 13.4. Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Kabupaten/Kota, 2008-2009
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of Banten Province
At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2008-2009 .................................
475
Banten dalam Angka 2010 xxix
DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES
Halaman Page
1. KONDISI GEOGRAFIS / GEOGRAPHICAL CONDITION
1.1. Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .................................
9 1.2. Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)
Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km) .......................
10 1.3. Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota
Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality .........................
11 1.4. Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota
Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality ................................
12 1.5. Nama-nama Sungai di Provinsi BantenMenurut Kabupaten/Kota
Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality ....................................
15
2. KEADAAN IKLIM / CLIMATE CONDITION
2.1. Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) di Provinsi Banten
Zone Division Season in Banten Province ...................................................................
28 2.2. Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2009
Maximum, Average and Minimum Temperature in Banten Province, 2009 ..............
29
2.3. Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2009 Rainfall, Rainy Days and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2009 .....
30
2.4. Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2009 Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2009 .........................
31
3. PEMERINTAHAN / GOVERNMENT
3.1. Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Banten, 2009 Number of Districts, Villages and Special Villages in Banten Province, 2009 ...........
40
3.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi di Provinsi Banten, 2009 Number of Villages / Special Villages by Classification in Banten Province, 2009 ...
41
3.3. Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009
Number of Institute For Community Empowerment by Category
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
42 3.4. Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008 – 2009 Number of Civilian Reserve Personnel by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008 – 2009 ................................................................................
43
3.5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government by Name of Organization and Sex, 2009 .....................................................................
44
LIST OF TABLES
xxx Banten in Figures 2010
3.6 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Grade/Rank and Sex, 2009 .....................................................................................
46 3.7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................
47
3.8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province by Organization and Sex, 2009 ....................................................................................
48
3.9. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province
by Grade/Rank and Sex, 2009 .....................................................................................
49 3.10. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009 Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province
by Educational Level and Sex, 2009 ............................................................................
50
3.11. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2009 ...........
51
3.12. Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2009 ........
52
3.13. Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2008-2009
Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2008-2009 ................................
53
3.14. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province by Sex, 2009 .................................................................................................................
54
3.15. Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency
of Banten Province by Party and Sex, 2009 ................................................................
55
4. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
POPULATION AND EMPLOYMENT
4.1. PENDUDUK / POPULATION
4.1.1. Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Population and Sex Ratio by Regency/Municipalityin Banten Province, 2009 ........... 70 4.1.2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2009 ................... 71 4.1.3. Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009 Percentage Distribution of Population and Population Density
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 .......................................... 72 70
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xxxi
4.1.4. Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................
73 4.1.5. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2009
Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2009 .......................
74 4.1.6. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009 Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 1961 – 2009 .................................................................
75
4.2. KETENAGAKERJAAN / EMPLOYMENT
4.2.1. Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja, Mencari Pekerjaan dan
Bukan Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Population 15 Years of Age and Over Who Worked, Looked for Job,
and Not Economically Active by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....
76
4.2.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota
dan Lapangan Usaha Utama di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality and Main Industry in Banten Province, 2009 ..............................................................
77
4.2.3. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality
and Type of Primary Job in Banten Province, 2009 ...................................................
78 4.2.4. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota
dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality
and Main Employment Status in Banten Province, 2009 ............................................
80
4.2.5. Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu
Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya
di Provinsi Banten, 2009 Population 15 Years of Age and Over Who Worked During The Previous Week
by Regency/Municipality and Total Working Hours in Banten Province, 2009 .........
82
4.2.6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age and Over by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................
84
4.2.7. Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Employment Information by Sex in Banten Province, 2009 ........................................
85
5. SOSIAL / SOCIAL
5.1. PENDIDIKAN / EDUCATION
5.1.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2009 ...... 103
LIST OF TABLES
xxxii Banten in Figures 2010
5.1.2. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
104 5.1.3. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
105
5.1.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
106
5.1.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
107
5.1.6. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
108
5.1.7. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
109 5.1.8. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
110
5.1.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
111
5.1.10. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 ..........................................
112 5.1.11. Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren Salafiyah Murni
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010 Number of Institutions, Students, and Teachers in Traditional Islamic Boarding
Schools by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010 .............................
113
5.1.12. Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Universities by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............
114
5.1.13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota
dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality and Educational Attainment in Banten Province, 2009 ..............................................
115
5.1.14. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2009
Population 10 Years of Age and Over by Regency/Municipality and Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009 ....................................................................
117
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xxxiii
5.2. KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
HEALTH AND FAMILY PLANNING
5.2.1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009 Number of Hospitals and Public Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
118
5.2.2. Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Medical Doctors at Public Hospital and Health Center by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....................................................
119
5.2.3. Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009
Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality and Type of Immunization
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
120 5.2.4. Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Children Under Five Years by Regency/Municipality and
Birth Attendant in Banten Province, 2009 ...................................................................
121 5.2.5. Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Health Professionals Other Than Doctor at Public Health Center
and Government Hospital by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .........
122
5.2.6. Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Drug Distributors by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ....
124
5.2.7. Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara
Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009 Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality and
Method of Contraception Based on The Result of Family Registration
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
125 5.2.8. Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Isteri
di Provinsi Banten, 2009 Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality and Wife Age
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
127
5.2.9. Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera
di Provinsi Banten, 2009 Number of Family by Level of Prosperous Family in Banten Province, 2009 ...........
128
5.3. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN / HOUSING AND ENVIRONMENT 5.3.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009 ........................................
130
5.3.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
131 5.3.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Luas Lantai Rumah
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
132
LIST OF TABLES
xxxiv Banten in Figures 2010
5.3.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality and Source of Drinking Water
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
133
5.4. KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS /
SOCIAL INSECURITY AND CRIME 5.4.1. Karakteristik Kerawanan Sosial
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................................................................
134
5.4.2. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
136 5.4.3. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2009 Number of Social Welfare Problem Bearers
by Kind and Regency/Municipality in Banten Province (people), 2009 .....................
137
5.4.4. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten Province, 2009 ................
139 5.4.5. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban
di Wilayah Kepolisian Banten, 2009 Number of Accidents and Victims in The Territory of State Police of Banten, 2009 ..
140
5.4.6. Perkiraan Kerugian Materi pada Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten (ribuan rupiah), 2005-2009
Material Lost Estimation of Accident in The Territory of State Police of Banten
(thousand rupiahs), 2005-2009 ...................................................................................
141
5.5. AGAMA / RELIGION
5.5.1. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
142
5.5.2. Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2009 ...............................
143
5.5.3. Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009
Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2009..
144
5.5.4. Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2009 .....
145 5.5.5. Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2009 ....................................
146
5.6. SOSIAL LAINNYA / OTHER SOCIAL MATTERS
5.6.1. Jumlah Perkara yang Diputus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten Menurut Jenis Perkara, 2009
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten by Kind of Cases, 2009 ................................................................................................
147
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xxxv
5.6.2. Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama
Provinsi Banten, 2009
Number of Cases which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2009 ...
148 5.6.3. Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama
di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Registered and Sentenced Cases in Religious Court in Banten Province, 2009 ............................................................................................
149
5.6.4. Jumlah Tahanan di UPT Rutan/Lapas (DAF 3) Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Prisoners in Prison House Units by Type of Crime in Banten Province (Person), 2009 .............................................................................
150
5.6.5. Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2009
Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality
in Banten Province,Until Year 2009 ............................................................................
156 5.6.6. Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing
in Banten Province, 2009 ............................................................................................
159
5.6.7. Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)
oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 .............................................................................................................................
161
5.6.8. Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Total of Vehicle Registered Number (URM)
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009 ..............................................
162
6. PERTANIAN / AGRICULTURE
6.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN / FOOD CROPS
6.1.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten,
2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Food Crops in Banten Province,
2008-2009 ....................................................................................................................
181
6.1.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..................................................................................
182
6.1.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009 ...................................................................................
183 6.1.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................
184
LIST OF TABLES
xxxvi Banten in Figures 2010
6.1.5. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................
185
6.1.6. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................
186 6.1.7. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................
187
6.1.8. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009 ..........................................
188
6.2. HORTIKULTURA / HORTICULTURE
6.2.1. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 189
6.2.2. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Annual Vegetables and Fruits
by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 190 6.2.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Bio Farmaka
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009 Harvested Area, Productivity and Production of Medicinal Plants
by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 191
6.2.4. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province, 2008-2009 ....................................................... 192
6.3. TANAMAN PERKEBUNAN / ESTATE CROPS 6.3.1. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of National Large Estate Crops by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 193
6.3.2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Private Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009 ............................................................. 194 6.3.3. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Smallholders Estate Crops by Types of Crops
in Banten Province, 2009 ...........................................................................................
195
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xxxvii
6.3.4. Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Rubber by Ownership in Banten Province, 2009 ................. 197 6.3.5. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009 Area and Production of Coconut by Ownership in Banten Province, 2009 ................ 198
6.3.6. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coffee by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 199
6.3.7. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Cacao by Ownership in Banten Province, 2009 ................... 200
6.3.8. Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Sugar Palm by Ownership in Banten Province, 2009 .......... 201
6.4. KEHUTANAN / FORESTRY
6.4.1. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009
National Forest Area by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2009 ......... 202
6.4.2. Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
di Provinsi Banten (ha), 2009
National Forest Area by Forest Administrator Districs in Banten Province (ha), 2009 .................................................................................... 203
6.4.3. Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di Provinsi Banten, 2000-2009 Production and Value of Jati and Rimba Woods in Banten Province, 2000-2009 ..... 204
6.5. PETERNAKAN / ANIMAL HUSBANDRY 6.5.1. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 205
6.5.2. Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 206 6.5.3. Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ekor), 2009 Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (heads), 2009 ................................................................................ 207
6.5.4. Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009 ............................................................................... 208
6.5.5. Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock in Banten Province (tons), 2009 ...................................................................................
209
LIST OF TABLES
xxxviii Banten in Figures 2010
6.5.6. Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 210
6.5.7. Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality
in Banten Province (ton), 2009 .................................................................................... 211
6.6. PERIKANAN / FISHERY
6.6.1. Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Banten, 2009
Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery
Subsector in Banten Province, 2009 ............................................................................ 212 6.6.2. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ton), 2009 Production of Fish Capture by Regency/Municipality
in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 213
6.6.3. Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
(ribu rupiah), 2009
Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................................................. 214
6.6.4. Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2009
Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat
in Banten Province, 2009 ............................................................................................ 215 6.6.5. Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan
di Provinsi Banten, 2009 Number of Marine Fisheries Catching by Regency/Municipality and Type of
Fisheries Catching in Banten Province, 2009 ............................................................. 216
6.6.6. Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2009
Number of Fish Culture Households by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province, 2009 ........................................................... 219
6.6.7. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Fish Culture Households by Regency/Municipality
in Banten Province (tons), 2009 ................................................................................... 221 6.6.8. Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009 Production Value of Fish Culture Households by Regency/Municipality
in Banten Province (thousand rupiahs), 2009 ............................................................. 223
6.6.9. Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
di Provinsi Banten (ha), 2009
Fish Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009 ..................................................................................... 225
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xxxix
7. INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY, AND WATER SUPPLY
7.1. INDUSTRI PENGOLAHAN / MANUFACTURING INDUSTRY
7.1.1. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang
Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group in Banten Province, 2008 ......... 239
7.1.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged of Large and Medium
Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 242
7.1.3. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008
Output, Inpu,t and Value Added of Large and Medium Manufacturing Establishments by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2008 243
7.1.4. Nilai Output, Input dan Nilai Tambah Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008
Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing
Establishments by Industrial Group in Banten Province (million rupiahs), 2008 ....... 244
7.2. ENERGI / ENERGY
7.2.1. Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009
Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy
of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 .... 245 7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten (kWh), 2008-2009 Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company
in Banten Province (kWh), 2008-2009 ......................................................................... 246
7.2.3. Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten, 2000-2009
Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company in Banten Province, 2000-2009 .................................................................................... 247
7.2.4. Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009 Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 ......................................................... 248
247 7.2.5. Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2008-2009 Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province, 2008-2009 ................................. 249
7.2.6. Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten dalam APBN (liter), 2006-2009 Quota of Fuel Oil for Banten Province in The Central Government Budget (liters),
2006-2009 .................................................................................................................... 250
7.3. AIR MINUM / WATER SUPPLY
7.3.1. Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum dan
Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2007-2009 Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production,
and by Water Resources in Banten Province, 2007-2009 ........................................... 251
7.3.2. Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise by Educational Attainment in Banten Province, 2009 ................................................
252
LIST OF TABLES
xl Banten in Figures 2010
7.3.3. Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai Penjualan Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009
Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and Values of Sold Water
Supply by Classification of Tariff in Banten Province, 2009 ...................................... 253
8. PERDAGANGAN / TRADE
8.1. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 265 8.2. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province by Month
(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 266
8.3. Volume Ekspor Provinsi Banten
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (ton), 2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by Major Port (ton), 2008-2009 ................... 267
8.4. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province by Port
(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 268 8.5. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan (ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by Country of Destination (ton), 2008-2009 .................................................................................................................... 269
268 8.6. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan Utama
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province by Country of Destination
(FOB value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 272 8.7. Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton),
2008-2009 Volume of Exports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 ..................... 275
8.8. Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province by HS Group
(FOB value : million US$), 2008-2009 ...................................................................... 276 8.9. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province by Month (ton), 2008-2009 ........................... 277 8.10
.
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Month (CIF Value : million US$), 2008-2009 ....................................................................... 278
8.11.
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/ Bandara Bongkar (ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province by Port (ton), 2008-2009 .............................. 279
8.12.
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province
by Port (CIF value : million US$), 2008-2009 ........................................................... 280 8.13.
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by Country of Origin (ton), 2008-2009 .........
283
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xli
8.14. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal
(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Country of Origin (CIF value : million US$), 2008-2009 ..................................................................... 283
8.15. Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (ton), 2008-2009 Volume of Imports of Banten Province by HS Group (ton), 2008-2009 .................. 285
8.16. Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan HS (2 Digit) (Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by HS Group .
(CIF value : million US$), 2008-2009 .................................................................... 286
9. TRANSPORTATION DAN KOMUNIKASI
TRANPORTATION AND COMMUNICATION
9.1. TRANSPORTASI DARAT / LAND TRANSPORTATION
9.1.1. Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan,
Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009
Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type, Road Condition, and Class in Banten Province (km), 2008-2009 .......................... 295
9.1.2. Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2009 Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2009 ......... 296
9.1.3. Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009
Taxable Commercial Vehicle Population by Type of Vehicle
in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 304 9.1.4. Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan
di Provinsi Banten, 2009 Taxable Non-commercial Vehicle Population by Type of Vehicle
in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 305
9.1.5. Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak Menurut Jenis Kendaraan
di Provinsi Banten, 2009
Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ...... 306 9.1.6. Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009
Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2009 ......................... 307 9.1.7. Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan Menurut Stasiun
di Provinsi Banten (orang), 2009
Realization of Rail Transportation Passengers by Station and Month
in Banten Province (person), 2009 ......................................................................... 308
9.1.8. Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan Kereta Api
di Provinsi Banten, 2008-2009
Realization of Total Income and Passenger Volume of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009 ............................................................................... 310
9.1.9. Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api Beberapa Stasiun
di Provinsi Banten, 2009 Realization of Total Income and Goods Volume of Rail Transportations
of Some Statitions in Banten Province, 2008-2009 .................................................. 311
LIST OF TABLES
xlii Banten in Figures 2010
9.2. TRANSPORTASI UDARA / AIR TRANSPORTATION 9.2.1. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2009 .... 312 9.2.2. Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009 Number of International Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 313
3 9.2.3. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and Domestic Postal Packages
at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 314 9.2.4. Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and International Postal Packages at Soekarno-Hatta Airport, 2009 ............................................................................ 315
9.2.5. Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno - Hatta, 2009 Number of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2009 316
9.3. TRANSPORTASI LAUT / SEA TRANSPORTATION
9.3.1. Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni
di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2007-2009
Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 317
9.3.2. Data Bulanan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, 2009
Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
At Merak Port, 2007-2009 ...................................................................................... 318 9.3.3. Data Operasional Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009
Operasional Data Port in Banten Province, 2009 ................................................... 321
9.4. KOMUNIKASI / COMMUNICATION
9.4.1. Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon Menurut Sambungan, 2003-2009
Trend of Central Capacity and Circuit Phones by Connection, 2003-2009 ............ 322
9.4.2. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009
Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2006- 2009 ............. 323
9.4.3. Jumlah Sambungan Telepon Menurut Kabupaten/Kota, 2008
Number of Telephone Connections by Regency/Municipality, 2008 ...................... 324
9.4.4. Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima PT. Pos Indonesia
Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten, 2009
Number of Letters Sent and Received by Type of Letter in Banten Province, 2009 325 9.4.5. Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos di Provinsi Banten, 2006-2009
Number of Villages which Have Post Office in Banten Province, 2006-2009 ......... 326
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xliii
10. HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM
10.1. HOTEL / HOTEL 10.1.1. Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur, dan Tingkat Penghunian Kamar
Hotel (TPK) Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Accomodations, Rooms and Beds Available in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel in Banten Province, 2007-2009 ................
334
10.1.2. Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (orang), 2007-2009
Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications
in Banten Province (person), 2007-2009 ................................................................ 335
10.1.3. Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel
di Provinsi Banten (hari), 2007-2009 Average Length of Stay in Hotel by Hotel in Banten Province (days), 2007-2009 . 336
10.2.1. Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism
in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 337 10.2.2. Jumlah Museum, Situs Purbakala dan Bangunan Bersejarah Lainnya
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................ 338
10.2.3. Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Visitors of Recreation Places/Amusement Parks by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................... 339
10.2.4. Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Unit and Visitors by Regency/ Municipality
and Tourism Object in Banten Province, 2009 ....................................................... 340 10.2.5. Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara
Menurut Kabupaten/Kota in Banten Province (orang), 2009 Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality
in Banten Province (visitors), 2009 ......................................................................... 341
10.3.1. Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe di Provinsi Banten, 2009
Number of Restaurants and Cafes in Banten Province, 2009 342
11. KEUANGAN DAN HARGA-HARGA / FINANCE AND PRICES
11.1. INVESTASI / INVESTMENT
11.1.1. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Recapitulation of Foreign Direct Invesment (PMA) Realization
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ................................................. 361
11.1.2. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA Menurut Sektor Usaha
di Provinsi Banten, 2009 Number and Realizable Value of FDI Projects by Business Sector
in Banten Province, 2009 ........................................................................................
362
LIST OF TABLES
xliv Banten in Figures 2010
11.1.3. Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI) Realization by Regency/Municipality in Banten Province, 2009 .............................................. 363
11.1.4. Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009
Number and Realizable Value of DDI Projects by Business Sector
in Banten Province, 2009 ........................................................................................ 364
11.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LOCAL GOVERNMENT BUDGET
11.2.1. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi
Banten (juta rupiah), 2008-2009
Recapitulation of Local Government Budget Realization of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .................................................................................. 365
11.2.2. Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Receipt of Banten Province (million rupiahs),
2008-2009 .............................................................................................................. 366 11.2.3. Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009 .............................................................................................................. 367
11.2.4. Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs),
2008-2009 ............................................................................................................... 368
11.3. PENERIMAAN PAJAK / TAX RECEIPTS
11.3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Revenue Realization of Land and Housing Tax by Sector and
Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................ 369 11.3.2. Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan
Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) (juta rupiah), 2009 Realization of Income Tax Receipts by Tax Office in Banten Province
(million rupiahs), 2009 ............................................................................................ 371
11.4. BANK / BANK
11.4.1 Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan
di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2009 . 372
11.4.2. Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009 Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank
in Banten Province, 2009 ......................................................................................... 373
11.4.3. Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya
di Provinsi Banten, 2007-2009
Outstanding Bank Fundst by Type of Funds in Banten Province , 2007-2009 ........ 374 11.4.4. Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenis Dana
di Provinsi Banten, 2009
Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds and Month
in Banten Province , 2009 ......................................................................................
375
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xlv
11.4.5. Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................................................... 377
11.4.6. Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Banten (satuan), 2007-2009
Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality
in Banten Province (units), 2009 ...........................................................................
378 11.4.7. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009 Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 379
11.4.8. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten, 2009
Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2009 ............................... 380
11.4.9. Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 382 11.4.10. Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009 Monthly Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency
by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009 ........................... 383
11.4.11. Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ........ 385
11.4.12. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... 386
11.4.13. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province (million rupiahs), 2009 . 387
11.4.14. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 ............................................................................................................... 389
11.4.15. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2009
390
LIST OF TABLES
xlvi Banten in Figures 2010
11.4.16. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and Foreign Currency by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .................................................. 392
11.5. HARGA-HARGA / PRICES
11.5.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Banten (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten (2007=100), 2009 ................... 393 11.5.2. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City (2007=100), 2009 ........ 395 11.5.3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Cilegon (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Cilegon City (2007=100), 2009 .......... 397 11.5.4. Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Kota Serang (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City (2007=100), 2009 ............ 399 11.5.5. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Banten (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 401
11.5.6. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 403 11.5.7. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009 Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 405
11.5.8. Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate byExpenditure Groups in Serang City (2007=100), 2009 ............................................................................ 407
11.5.9. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten ( 2007=100), 2009
Inflation Rate of Calender Year by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009 .................................................................................. 409 11.5.10 Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009 ..................................................................... 411
11.5.11. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year byExpenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 ........................................................................... 413
11.5.12. Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 415
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xlvii
11.5.13.1 Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Banten (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009 ...................................................................................
417 11.5.14. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009 Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009 .....................................................................
419
11.5.15. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Cilegon City (2007=100), 2009 .......................................................................... 421
11.5.16. Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009 ........................................................................... 423 11.5.17. Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia (2007=100), 2005-2009
Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia (2007=100), 2005 – 2009 ........................ 425 11.5.18. Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten (2007=100), 2009 Prices Received by Farmers Indices (It), Prices Paid by Farmers Indices (Ib),
and Farmers’ Term of Trade (NTP) by Month in Banten (2007=100), 2008-2009 428
11.5.19. Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan di Banten Menurut Subsektor (2007=100), 2009
Monthly Farmers’ Term of Trade (NTP) by Subsector
in Banten (2007=100), 2009 ................................................................................... 429 11.5.20. Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2009
Monthly Rural Inflation Rate in Banten Province (2007=100) .............................. 430 11.5.21. Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan
di Provinsi Banten (2007=100), 2009 Rural Inflation Rate of Calendar Year in Banten Province (2007=100), 2009 ....... 432
11.5.22. Perkembangan Harga Gabah Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009 Trend of Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2009 ............... 434
11.6. KOPERASI / COOPERATIVE
11.6.1. Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2008-2009
Performance of Cooperatives in Banten Province by Indicator of Production,
2008-2009 ............................................................................................................... 435
11.6.2. Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009 Number of Trade Business Permits Issued by Scale of Establishment
and Regency/Municipality in Banten Province, 2009 ............................................. 436
11.6.3. Rekapitulasi Laporan Penerbitan TDP, 2009
Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies, 2009 ........................... 437
LIST OF TABLES
xlviii Banten in Figures 2010
12. PENGELUARAN DAN KONSUMSI
EXPENDITURE AND CONSUMTION
12.1. PENGELUARAN PENDUDUK / POPULATION EXPENDITURE
12.1.1. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan
Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009 Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009 .........................................................................
448 12.1.2. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan
Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ........................................................................ 450
12.1.3. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kelompok Barang dan Golongan
Pengeluaran per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................... 452
12.1.4. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah),
2008 dan 2009
Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ......................................................................... 454
12.1.5. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009
Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure
by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 455
12.2. KONSUMSI MAKANAN / FOOD CONSUMTION
12.2.1. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009
Daily Average per Capita Calory Consumtion
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 ......................................................................................... 456
12.2.2. Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009
Daily Average per Capita Calory Consumtion (kkal) by Commodity Group
in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 ........................................................ 458 12.2.3. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok
Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009 Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group and
Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009 .. 459
12.2.4. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten (rupiah), 2008 dan 2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram) by Commodity Group in Banten Province (rupiahs), 2008 and 2009 .................... 461
DAFTAR TABEL
Banten dalam Angka 2010 xlix
12.3 KETERSEDIAAN MAKANAN / FOOD AVAILABILITY
12.3.1. Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2009
Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2009 ................................................ 462
12.3.2. Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan Beras di Provinsi Banten, 2009
Report of Actual Procurement and Contract of Rice and Unhusked Rice .............. 463
13 . PENDAPATAN REGIONAL / REGIONAL INCOME
13.1 PDRB PROVINSI BANTEN / GRDP OF BANTEN PROVINCE
13.1.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices
by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 ................................................. 476 13.1.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 477
13.1.3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 .................... 478
13.1.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009 Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2007-2009 ......... 479
13.1.5. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type Expenditure (million rupiahs), 2007-2009 ................................................ 480
13.1.6. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market Prices by Type Expenditure
(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 481
13.1.7. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditure (percent), 2007-2009 ................................. 482
13.1.8. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000
Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2007-2009 ..................... 483
LIST OF TABLES
l Banten in Figures 2010
13.1.9. Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita
Provinsi Banten, 2007 - 2009
Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP of Banten Province, 2007 – 2009 ............................................................................ 484
13.2 PDRB PROVINSI BANTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA
GRDP OF BANTEN PROVINCE BY REGENCY/MUNICIPALITY
13.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality (million rupiahs), 2007-2009 . 486
13.2.2. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota
(juta rupiah), 2007-2009 Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality
(million rupiahs), 2007-2009 .................................................................................. 487 13.2.3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ............ 488
13.2.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 .. 489
13.2.5. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009
Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009 ............. 490 13.2.6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009 Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2007-2009 ........ 491
Banten dalam Angka 2010 li
PENJELASAN UMUM
EXPLANATORY NOTES
Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini adalah sebagai berikut:
Symbols which are used in this publication, are as follows:
Data tidak tersedia
Data not yet available
…………………… : …
Tidak ada atau nol
Null or zero
…………………… : -
Data dapat diabaikan
Data negligible
…………………… : 0
Tanda desimal
Decimal point
…………………… : ,
Banten dalam Angka 2010 liii
SEJARAH SINGKAT BANTEN
Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan
sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang
Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini. Pada tahun 1330 orang sudah
mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah
ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam
Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak
merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 – 1525 para
pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran
agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di
Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 – 1570 Maulana Hasanudin
Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah
pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad
Rafi’uddin (1813 – 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan
rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian
perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah
berada di bumi Banten.
Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten
untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di
tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di
Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten
dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten.
Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten
mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata
perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat
A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE
liv Banten in Figures 2010
tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum
bisa direalisir.
Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih
karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.
Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang
kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman
Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi
Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai
wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi
Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4
Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten
menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman
Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu
pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan
Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah
provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada
tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj.
Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.
Sumber : Buku ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis
Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,
oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri
SEJARAH SINGKAT BANTEN
Banten dalam Angka 2010 lv
Brief History of Banten Province
Banten is the name of the area has been know since 14 century. In the
beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any
country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a
country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of
Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time,
Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power
in Nusantara (Indonesia). In 1524 – 1525 Moslem traders came to Bnaten and
that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later,
regency (Kadipaten) of Banten has been build at Surasowan in October 8, 1526.
In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan
become the first leader (Sultan) of Baneten. At that time the government of
Sultan has begun which finally Sultan Muhammad Rafi’uddin (1813 – 1820) is
the 20th
Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government.
But war of Banten forever until the illegal government goes out from Banten.
Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a Banten
province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made committee of
Banten Province at Serang regency. In the meeting between Committee of
Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a frame of Banten
province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has declared the
Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to build the
province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of Banten
Province can not release yet.
In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is
very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)
A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE
lvi Banten in Figures 2010
has issue by central government. In July 18, 1999 there was declaration of
Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan
Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job
planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite
Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission
PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province.
After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great
meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of
Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of
Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid
affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November
18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H.
Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive
governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H.
Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah as Vice Governor.
Source : From the book ”Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis
Terbentuknya Propinsi Banten 1953 – 2000”,
by Drs. E. Iwa Tuskana Supandri
.
Banten dalam Angka 2010 lvii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1997
TENTANG STATISTIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan
berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,
untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka
mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b. bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan
statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk
mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu
dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang
andal, efektif, dan efisien;
c. bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang
Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang
Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan
kebutuhan pembangunan nasional;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk
Undang-undang tentang Statistik yang baru;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar
1945;
Law No.16 of 1997 on Statistics
lviii Banten in Figures 2010
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar
unsur dalam penyelenggaraan statistik.
2. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri
khusus) suatu populasi.
3. Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur
yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam
penyelenggaraan statistik.
4. Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan
penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang
mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional.
5. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan.
6. Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok
instansi yang bersangkutan.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lix
7. Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat
lainnya.
8. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk
memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.
9. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan
sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat
tertentu.
10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang
ada pada pemerintah dan atau masyarakat.
11. Badan adalah Badan Pusat Statistik.
12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun
objek lainnya.
13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatu populasi.
14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik.
15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara
kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui
wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.
17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau
unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lx Banten in Figures 2010
BAB II
ASAS, ARAH, DAN TUJUAN
Pasal 2
Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga
berasaskan :
a. keterpaduan;
b. keakuratan; dan
c. kemutakhiran.
Pasal 3
Kegiatan statistik diarahkan untuk :
a. Mendukung pembangunan nasional;
b. Mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien;
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan
d. Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 4
Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik
yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan
Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien
guna mendukung pembangunan nasional.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxi
BAB III
JENIS STATISTIK DAN CARA
PENGUMPULAN DATA
Bagian Pertama
Jenis Statistik
Pasal 5
Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas :
a. statistik dasar;
b. statistik sektoral; dan
c. statistik khusus.
Pasal 6
(1) Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan
memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak
seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang.
Bagian Kedua
Cara Pengumpulan Data
Pasal 7
Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara :
a. sensus;
b. survei;
c. kompilasi produk administrasi; dan
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxii Banten in Figures 2010
Pasal 8
(1) Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang
meliputi:
a. sensus penduduk;
b. sensus pertanian; dan
c. sensus ekonomi.
(2) Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
(1) Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan
secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.
(2) Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis
untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.
Pasal 10
(1) Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk
administrasi.
(2) Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka
pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan
memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap
memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undang-
undang.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxiii
BAB IV
PENYELENGGARAAN STATISTIK
Bagian Pertama
Statistik Dasar
Pasal 11
(1) Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan.
(2) Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara:
a. sensus;
b. survei;
c. kompilasi produk administrasi; dan
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bagian Kedua
Statistik Sektoral
Pasal 12
(1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup
tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.
(2) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, instansi pemerintah
memperoleh data dengan cara:
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
(3) Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila
statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan
jangkauan populasi berskala nasional.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxiv Banten in Figures 2010
(4) Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi
pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.
Bagian Ketiga
Statistik Khusus
Pasal 13
(1) Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga,
organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri
atau bersama dengan Badan.
(2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam
ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara:
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pasal 14
(1) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan
sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada
Badan.
(2) Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:
a. judul;
b. wilayah kegiatan statistik;
c. objek populasi;
d. jumlah responden;
e. waktu pelaksanaan;
f. metode statistik;
g. nama dan alamat penyelenggara; dan
h. abstrak.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxv
i. Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos,
jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang
dianggap mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik.
j. Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan intern.
BAB V
PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN
Pasal 15
(1) Badan berwenang mengumumkan hasil statistik yang
diselenggarakannya.
(2) Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik.
Pasal 16
Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.
BAB VI
KOORDINASI DAN KERJA SAMA
Pasal 17
(1) Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh
Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan
daerah.
(2) Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik
Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan
masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi,
dan ukuran-ukuran.
(3) Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxvi Banten in Figures 2010
(4) Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama
penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan
masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 18
(1) Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan,
instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional,
negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan,
instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Penyelenggara Kegiatan Statistik
Pasal 19
Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden
mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek.
Pasal 20
Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama
kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari
statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 21
Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan
yang diperoleh dari responden.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxvii
Bagian Kedua
Petugas Statistik
Pasal 22
Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah
ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Pasal 23
Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik
sebagaimana adanya.
Pasal 24
Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik.
Pasal 25
Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda
pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat,
tata krama, dan ketertiban umum.
Bagian Ketiga
Responden
Pasal 26
(1) Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam
penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.
(2) Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
Pasal 27
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam
penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxviii
Banten in Figures 2010
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 28
(1) Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden.
(2) Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan
instansi vertikal.
(3) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 29
(1) Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas
memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.
(2) Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan
independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar,
praktisi, dan tokoh masyarakat.
Pasal 30
(1) Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya
untuk melaksanakan statistik sektoral.
(2) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja
satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh
instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(3) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi
dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka
pengembangan Sistem Statistik Nasional.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxix
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 31
Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat
melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan
masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat
terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional,
dan mendukung pembangunan Nasional.
Pasal 32
Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,
Badan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan
statistik;
b. mengembangkan statistik sebagai ilmu;
c. meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat
mendukung penyelenggaraan statistik;
d. mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan
pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam
kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik
lainnya;
e. mengembangkan sistem informasi statistik;
f. meningkatkan penyebarluasan informasi statistik;
g. meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik
untuk mendukung pembangunan nasional; dan
h. meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.
Pasal 33
Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxx Banten in Figures 2010
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
Pasal 35
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 36
(1) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan
yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
(2) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 37
Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah).
Pasal 38
Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxi
Pasal 39
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik
yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik
sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 40
(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2),
Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat
(1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang
Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Undang-undang ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6
tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960
tentang Statistik dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxii Banten in Figures 2010
Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1997 NOMOR 39
Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan salinan aslinya
SEKRETARIAT KABINET BIRO PUSAT STATISTIK
REPUBLIK INDONESIA
Kepala Biro Hukum Kepala Biro Kepegawaian
dan Perundang-undangan dan Organisasi
(Ttd) (Ttd)
Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA
Banten dalam Angka 2010 lxxiii
LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 16 OF 1997
ON STATISTICS
WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD
THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Considering : a. That a statistics are important of planning, implementation, monitoring and evaluation of various activities is every
aspect of the community, nation, state in the context of national
development , as the implementation of Panacea, which aims to promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as
stated in the preambule to the constitution of 1945;
b. That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps
must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to
create a reliable, effective, and efficient National statistics System;
c. That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of
1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent developments, community demands, and the requirement of national
development;
d. That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is
demand necessary;
In View of : Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxiv Banten in Figures 2010
With The Approval Of :
THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL
OF THE INDONESIA DECREES :
To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS
CHAPTER I
GENERAL PROVISIONS
Article 1
In this law :
1. Statistics are the obtained by collection, preparation, presentation and analysis, and is system which regulates the connection between elements of statistics collection.
2. Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of population.
3. The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an order manner to form a totality in statistical collections.
4. Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data, advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system.
5. Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community) Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will
be the responsibility of the agency.
6. Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort
to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the
institution in question.
7. Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education,
socioculture, and community interest, undertaken by non government institution,
organizations, individuals, and/or other parts of the community.
8. A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a
given time.
9. A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the
characteristics of a population at a given time.
10. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing
data from administrative records available from the government and/or community.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxv
11. The agency is the BPS – Statistics Indonesia.
12. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions,
non government institutions, organization, individuals, items, and so on.
13. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population.
14. A synopsis is an outline of a statistical collection.
15. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government institution, an organization, an individual, or another part of the community.
16. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data
by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity.
17. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an
individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical
activity.
CHAPTER II
PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS
Article 2
In addition to the basic principles of national development, this law based on :
a. Integrity;
b. Accuracy; and
c. Currency.
Article 3
Statistical activities should :
a. support national development;
b. develop a reliable, effective, and efficient national statistics system;
c. increase public awareness of the significance and function of statistics; and
d. support development of science and technology.
Article 4
Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create
a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxvi Banten in Figures 2010
CHAPTER III
TYPE OF STATISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION
Part One
Types of Statistics
Article 5
Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types:
a. basic statistics;
b. sectoral statistics; and
c. special statistics.
Article 6
(1) Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified
otherwise in prevailing legislation.
(2) Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must
maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.
Part Two
Data Collection Methods
Article 7
Statistics are collected by :
a. census;
b. survey;
c. the compilation of administrative products; and
d. other methods in keeping with developments in science and technology.
Article 8
(1) Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by
the agency, and will consist of :
a. a population census;
b. an agricultural census; and
c. an economic census.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxvii
(2) Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section (1) will be further regulated in a government regulation.
Article 9
(1) Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in
order to obtain detailed data.
(2) Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.
Article 10
(1) Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by utilizing various documents from administrative records.
(2) Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise.
(3) Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another
part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual
or an institution.
CHAPTER IV
STATISTICS COLLLECTION
Part One
Article 11
(1) The Agency is responsible for basic statistics collection.
(2) When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by :
a. census;
b. survey;
c. compilation of administrative product; and
d. other methods in keeping with developments in science and technology.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxviii Banten in Figures 2010
Part two
Sectoral Statistics
Article 12
(1) A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its duties and function, either independently or in cooperation with the agency.
(2) When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by:
a. survey;
b. compilation of administrative products; and
c. other methods in keeping with developments in science and technology.
(3) Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only
be obtained by census and need to be collected on a national scale.
(4) The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its
own must be submitted to the agency.
Part Three
Specials Statistics
Article 13
(1) Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution,
an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a cooperation with the agency.
(2) The community may collect special statistics as referred to in section (1) by:
a. Survey;
b. The compilation of administration products; and
c. other methods in keeping with developments in science and technology
Article 14
(1) In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13
section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as undertaken when completed.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxix
(2) The synopsis referred to in section (1) should contain:
a. a title;
b. the are where statistical activities where conducted;
c. the population;
d. the number of respondents;
e. the time taken;
f. the statistical method;
g. the name address of the conductor of statistics activities; and
h. an abstract.
(3) The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed
convenient for the conductor of the statistical activity.
(4) The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics
which are used to fulfill internal requirement.
CHAPTER V
PUBLICATION AND DISEMINATION
Article 15
(1) The agency may publish the statistics it has collected.
(2) The statistics are to be published in the official Statistics News
Article 16
The agency is to disseminates the statistics it has collected.
CHAPTER VI
COORDINATION AND COOPERATION
Article 17
(1) The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the
Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and
regional levels.
(2) In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will
cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition classifications, and measurements.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxx Banten in Figures 2010
(3) The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of
partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied.
(4) The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics
between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a
presidential Decree.
Article 18
(1) There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government
institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions
in accordance with prevailing legislation.
(2) The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government
institution, or the Indonesian community.
CHAPTER VII
RIGHT AND OBLIGATIONS
Part One
Conductor of Statistic Activities
Article 19
The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the
characteristics of every population which is the object of the research.
Article 20
In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal
opportunity to access available statistics.
Article 21
The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained from respondents.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxxi
Part Two
Enumerator
Article 22
Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain necessary information.
Article 23
Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team.
Article 24
Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also
apply to enumerators.
Article 25
Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.
Part Three
Respondents
Article 26
(1) Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is
collecting basic statistics.
(2) Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of
article 25.
Article 27
Every respondent must provide the required information when the Agency is
collecting basic statistics.
CHAPTER VIII
INSTITUTIONAL ISSUES
Article 28
(1) The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to
the president.
(2) The Agency has regional representatives vertically.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxxii Banten in Figures 2010
(3) Stipulations regarding the Agency’s duties, function, organizational structure, and working
procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree.
Article 29
(1) The government will establish a statistics community forum which will provide advice on
statistics to the Agency.
(2) The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its
member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure.
Article 30
(1) A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to
collect sectoral statistics.
(2) The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational
unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing
legislation.
(3) When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must
coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and
measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations development.
CHAPTER IX
GUIDANCE
Article 31
The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics
collecting body and the community, in order to further increase the community’s contributions to, and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national
development.
Article 32
The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by:
a. increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections;
b. developing statistics as a science;
c. increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxxiii
d. creating conditions that support the necessary standardization and development of
concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other
statistics collectors;
e. developing an information statistic system;
f. improving the dissemination of statistical information;
g. increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and
h. promoting public awareness of the significance and function of statistics.
Article 33
The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.
CHAPTER X
CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS
Article 34
Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be
subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp.
50.000.000
Article 35
Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a
period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000.
Article 36
(1) any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year
or a fine not exceeding Rp 25.000.000.
(2) any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to
imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 37
Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment for a period not exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.
Law No.16 of 1997 on Statistics
lxxxiv Banten in Figures 2010
Article 38
Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment
for a period not exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000.
Article 39
Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the
conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to
imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 40
(1) The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and
article 39, are crimes.
(2) The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.
CHAPTER XI
TRANSITIONAL PROVISION
Article 41
All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on
Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by, this Law or any subsequent legislation.
CHAPTER XII
CLOSING PROVISIONS
Article 42
When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics
will be invalid.
Article 43
This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law, this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.
UU No.10 Tahun 1997 Tentang Statistik
Banten dalam Angka 2010 lxxxv
Ratified in Jakarta
on May 19, 1997
The President of Republic of Indonesia
Signed
SOEHARTO
Promulgated in Jakarta
On May 19, 1997
THE MINISTER / STATE SECRETARY
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Signed
MOERDIONO
STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997
NUMBER 39
Copy of original text Copy of original text
SECRETARY OF THE CABINET BPS - STATISTIC OF INDONESIA
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Head of the Bureau of Head of the Bureau of
Law and Regulations, Personnel and Organization,
signed signed
Lambock V. Nahattands Pietojo, MSA
INDIKATOR KUNCI
Banten dalam Angka 2010 1
Indikator Kunci, 2008 - 2009 Key Indicators, 2008 - 2009
Uraian Description
Satuan Unit 2008 2009
(1) (2) (3) (4) SOSIAL / SOCIAL
Penduduk / Population ribu / thousand 9 602,44 9 782,78
Laju Pertumbuhan Penduduk / Population Growt Rate
persen / percent
1,90 1,88
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Labor Force Participaton Rate (LFPR)
persen / percent
64,80 63,74
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Open Unemployment Rate (OUR)
persen / percent
15,18 14,97
EKONOMI / ECONOMIC Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku / Gross Domestic Regional Bruto (GRDP)At Current Price
Juta rupiah / miilion rupiahs
122 490 654,25 133 048 007,12
Laju Pertumbuhan Ekonomi / Economic Growth Rate
persen / percent
5,77 4,69
PDRB Per Kapita Harga Berlaku Per Capita GRDP at Current Price
rupiah / rupiahs
12 756 194 13 600 226
Realisasi Belanja Daerah / Actual Local Government Expenditures
Juta rupiah / miilion rupiahs
2 253 982,71 2 420 828,80
Realisasi Pendapatan Daerah Actual Local Government Receipt
Juta rupiah / miilion rupiahs
2 351 380,50 2 436 066,74
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)/ Actual Local Government Original Receipt
Juta rupiah / miilion rupiahs
1 661 168,63 1 687 721,37
Ekspor / Export
Juta US$ / miilion US$
6 971,91 5 806,33
Impor/ Import
Juta US$ / miilion US$
7 178,23 5 523,09
Investasi (PMA+PMDN) *) Investment (FDI+DDI) *)
Juta rupiah / miilion rupiahs
6 436 273,96 4 910 951,81
Posisi Dana Perbankan Outstanding Bank Funds
Juta rupiah / miilion rupiahs
36 231 967 43 194 467
Posisi Pinjaman Perbankan Outstanding Bank Loans
Juta rupiah / miilion rupiahs
57 996 147 58 017 506
Inflasi / Inflation persen / percent 11,47 2,86
Nilai Tukar Petani (NTP) Farmers’ Term of Trade
satuan/ unit
97,31 97,75
Catatan / Note : *) 1 US$ = 9.000 IDR
1
KONDISI GEOGRAFIS
Geographical Condition
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 5
Kondisi Geografis
Provinsi Banten adalah salah satu
daerah pemekaran yang dulu termasuk
dalam wilayah Karesidenan Banten -
Provinsi Jawa Barat dan terbentuk
melalui Undang-undang No. 23 Tahun
2000. Pada awalnya, Provinsi Banten
terdiri dari empat kabupaten yaitu
Kabupaten Pandeglang, Lebak,
Tangerang, Serang dan dua kota yaitu
Kota Tangerang dan Kota Cilegon.
Dalam perkembangannya terjadi
pemekaran wilayah, Kabupaten Serang
menjadi Kabupaten Serang dan
Kota Serang. Selanjutnya, Kabupaten
Tangerang dimekarkan menjadi
Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan. Sehingga, Provinsi
Banten saat ini terdiri dari empat
kabupaten dan empat kota.
Secara geografis, Provinsi Banten
terletak di ujung barat Pulau Jawa dan
berjarak sekitar 90 km dari DKI
Jakarta serta memiliki luas sebesar
9.662,92 km2
atau sekitar 0,51 persen
dari luas wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Wilayahnya,
berbatasan langsung dengan Provinsi
DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah
timur, Laut Jawa di sebelah utara,
Samudra Hindia di sebelah selatan, dan
Selat Sunda di sebelah barat. Dengan
demikian, Provinsi Banten mempunyai
posisi yang strategis yaitu sebagai jalur
penghubung darat antara Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera. Sebagian
wilayahnya pun yaitu Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota
Tangerang Selatan menjadi hinterland
bagi Provinsi DKI Jakarta.
Geographical Condition
Banten Province is one of
expansion area that used to be
included in the residence area of
Banten – Jawa Barat and established
by Law No. 23/2000. In the begining,
Banten Province consists of four
regencies namely Pandeglang,
Lebak, Tangerang, Serang and two
municipalities namely Tangerang
and Cilegon. Until now, Serang
Municipality was split from Serang
Regency. Furthermore, Tangerang
Regency was expanded into Tangerang
Regency and Tangerang Selatan
Municipality. Thus, Banten Province
currently consists of four regencies
and four municipalities.
Geographically, Banten Province is
located at the western tip of Java
island and is about 90 km from DKI
Jakarta and has a total area is
9,662.92 km2, or about 0.51 percent of
the total area of State Unitary of
Republic of Indonesia.. Its Area
directly adjacent to the Province of
DKI Jakarta and Jawa Barat in the
east, the Java Sea to the north, the
Indian Ocean in the south, and west of
the Sunda Strait. Thus, Banten
Province has a strategic position as a
connecting land between Java and
Sumatra Island. Part of Banten
territory was the regency of
Tangerang, Tangerang Municipality
and Tangerang Selatan Municipality
has become the hinterland of DKI
Jakarta Province.
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
6 Banten in Figures 2010
Secara astronomis, wilayah Pro-
vinsi Banten terletak pada 507’50” -
701’1” Lintang Selatan dan 105
01’11” -
10607’12” Bujur Timur.
Ekosistem wilayah Provinsi Banten
pada dasarnya terdiri dari :
a. Lingkungan Pantai Utara yang
merupakan ekosistem sawah irigasi
teknis dan setengah teknis, kawasan
pemukiman dan industri.
b. Kawasan Banten Bagian Tengah
berupa irigasi terbatas dan kebun
campur, sebagian berupa pemukiman
pedesaan, mempunyai ketersediaan
air yang cukup dan dengan
kuantitas yang stabil.
c. Kawasan Banten sekitar Gunung
Halimun-Kendeng hingga Maling-
ping, Leuwidamar, Bayah berupa
pegunungan yang relatif sulit untuk
di akses, namun menyimpan potensi
sumber daya alam.
d. Banten Bagian Barat (Saketi,
Daerah Aliran Sungai atau DAS
Cidano dan lereng kompleks
Gunung Karang – Aseupan dan
Pulosari sampai Pantai DAS
Ciliman – Pandeglang dan Serang
bagian Barat) yang kaya akan
potensi air, merupakan kawasan
pertanian yang masih perlu
ditingkatkan (intensifikasi)
e. Ujung kulon sebagai Taman
Nasional Konservasi Badak Jawa
(Rhinoceros Sondaicus).
Astronomically, Banten Province is
located at 507’50” - 7
01’1” south
latitude and 10501’11” - 106
07’12”
east longitude.
The Ecosystem of Banten Province
basically consists of :
a. North Coast environment that is
technically irrigated rice
ecosystems and semi-technical,
industrial and residential areas.
b. Regions Banten Central Section in
the form of irrigation is limited and
mixed garden, some form of rural
settlements, have adequate water
availability and the quantity is
stable.
c. Banten area around Mount Mist-
Kendeng until Malingping,
Leuwidamar, Bayah form the
mountains are relatively difficult to
access, but to save natural
resources.
d. Western Bantam (Saketi, water-
shed or river basin and slope
complex Cidano Mount Reef -
Aseupan and Coastal Watershed
pulosari until Ciliman -
Pandeglang and Serang West
section), which is rich in water
potential, an agricultural area that
still needs to be improved
(intensification).
e. Ujungkulon as a National Park
Conservation of Javan Rhino
(Rhinoceros Sondaicus).
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 7
f. DAS Cibaliung - Malingping,
merupakan cekungan yang kaya air
tetapi belum dimanfaatkan secara
efektif dan produktif. Sekelilingnya
berupa bukit-bukit bergelombang
dengan rona lingkungan kebun
campur dan talun, hutan rakyat yang
tidak terlalu produktif.
Banyaknya pulau-pulau yang ber-
potensi bagi masyarakat Banten sekitar
55 pulau, yang tersebar di wilayah
Provinsi Banten maupun di perbatasan-
nya. Sedangkan sungai-sungai yang
melewati wilayah Provinsi Banten
berjumlah 91 sungai, dengan sungai
yang paling terkenal adalah Sungai
Ciujung yang luas daerah pengaliran
sungainya lebih dari seribu kilometer
persegi.
f. DAS Cibaliung - Malingping,
a water-rich basin but has not been
used effectively and productively.
Surrounding the form of undulating
hills with mixed hue and Talun
garden environment, forests are
less productive.
There are about 55 potential islands
for the community of Banten, scattered
in Banten Province and its territory.
While the rivers that pass through the
area of Banten Province amounted to
91 rivers. Ciujung River is the most
famous river with drainage area
tributaries more than one thousand
square kilometers.
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
8 Banten in Figures 2010
Grafik 1.1
Figure
Persentase Luas Daerah Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Percentage Area of Regencies/Municipalities
in Banten Province, 2009
Kota Tangsel
1,52%
Kota Serang
2,76%
Kota Cilegon
1,82%
Kab. Tangerang
10,47%Kab. Serang
17,95%
Kota Tangerang
1,59%
Kab. Lebak
35,46%
Kab. Pandeglang
28,43%
Sumber / Source :
BPS Provinsi Banten, berdasarkan Peraturan Mendagri No.6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 dan Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010
BPS Statistics of Banten Province, based on Home affairs Ministerial Regulation No.6 / 2008, January 31, 2008 and Directorate General Authority – Ministry of Home Affairs, May 2010
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 9
Tabel 1.1
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Total Area by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Ibukota
Capital City
Luas (km²)
Area (sq.km)
Persentase Terhadap Luas Provinsi Banten
Percentage to Banten Province
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang Pandeglang 2 746,89 28,43
2. Lebak Rangkasbitung 3 426,56 35,46
3. Tangerang Tigaraksa 1 011,86 10,47
4. Serang Ciruas 1 734,28 17,95
Kota / Municipality
5. Tangerang Tangerang 153,93 1,59
6. Cilegon Purwakarta 175,50 1,82
7. Serang Serang 266,71 2,76
8. Tangerang Selatan Pamulang 147,19 1,52
Provinsi Banten Kota Serang 9 662,92 r) 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : r) Revisi berdasarkan / Revised based on :
- Peraturan Mendagri Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 Home Affairs Ministerial Regulation No. 6/2008, Januari 31, 2008 - Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010 Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs, May 2010
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
10 Banten in Figures 2010
Tabel 1.2
Jarak Antar Kota
di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)
Distance among Selected Cities
in Banten Province and Nearby (km)
Table
Kota City
Jaka
rta
Pan
deg
lan
g
Ran
gka
sbit
un
g
Tig
arak
sa
Pam
ula
ng
Tan
ger
ang
Cir
uas
Ser
ang
Cile
go
n
Bek
asi
Ban
du
ng
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Jakarta - 111 131 57 20 25 81 90 110 29 187
Pandeglang 111 - 20 25 114 86 30 21 41 140 298
Rangkasbitung 131 20 - 74 134 106 50 41 61 160 227
Tigaraksa 57 54 74 - 60 32 24 33 51 86 244
Pamulang 20 114 134 60 - 28 64 73 113 46 184
Tangerang 25 86 106 32 28 - 56 65 85 54 212
Ciruas 81 30 50 24 64 56 - 9 29 110 268
Serang 90 21 41 33 73 65 9 - 20 119 277
Cilegon 110 41 61 51 113 85 29 20 - 139 297
Bekasi 29 140 160 86 46 54 110 119 139 - 154
Bandung 187 298 227 244 184 212 268 277 297 154 -
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 11
Tabel 1.3
Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten
Menurut Kabupaten/Kota
Astronomical Position of Banten Province
by Regency/Municipality
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Letak Lintang Selatan / Location Of South Latitude
Letak Bujur Timur / Location of East Longitude
(1) (2) (3)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 06º21' 00" - 07º10'00" 105º48'00" - 106º11'00"
2. Lebak 05º00' 00" - 10º00'00" 106º00'00" - 06º21'00"
3. Tangerang 1) 06º00' 00" - 06º20'00" 106º20'00" - 106º43’00"
4. Serang 05º50' 00" - 06º20'00" 105º00'00" - 106º22’00"
Kota / Municipality
5. Tangerang 06º06'00" - 06º13'00" 106º36'00" - 103º42'00"
6. Cilegon 05º52'24" - 06º04'07" 105º54'05" - 106º05'11"
7. Serang 06º01'00" - 06º12'00" 106º03'00" - 106º16'00"
8. Tangerang Selatan ... ...
Provinsi Banten 05º07'50"- 07º01'01" 105º01'11"- 106º07'12"
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
12 Banten in Figures 2010
Tabel 1.4
Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten
Menurut Kabupaten/Kota
Potential Islands for Banten Province
by Regency/Municipality
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Pulau Name of Islands
Luas / Area (ha)
Keterangan *) Notes *)
(1) (2) (3) (4)
01. Kabupaten
Pandeglang 1. Popole 1 200 Tidak Berpenghuni
2. Liwungan 5 000 Tidak Berpenghuni
3. Oar 1 100 Tidak Berpenghuni
4. Sumur 1 500 Tidak Berpenghuni
5. Omang 1 000 Tidak Berpenghuni
6. Mangir 1 500 Tidak Berpenghuni
7. Pamagangan 900 Hutan Lindung
8. Boboko 900 Hutan Lindung
9. Handeuleum 6 000 Hutan Lindung
10. Peucang 50 000 Hutan Lindung
11. Panaitan 107 000 Hutan Lindung
12. Deli 95 000 Penangkar Kera
13. Tinjil 59 000 Penangkar Kera
14. Badul 1 500 Penangkar Kera
03. Kabupaten
Lebak 1. Laki 106 000 Berpenghuni
2. Lancang Besar 2 137 000 Berpenghuni
3. Lancang Kecil 1 103 000 Berpenghuni
4. Bokor 732 000 Cagar Alam
5. Rambut 1 527 000 Cagar Alam
6. Untung Jawa 2 062 000 Berpenghuni
7. Bidadari 603 000 Berpenghuni
8. Kelor 193 000 Tidak Berpenghuni
9. Cipir/Kayangan 123 000 Berpenghuni
10. Payung Besar 1 342 000 Tidak Berpenghuni
11. Payung Kecil 178 000 Tidak Berpenghuni
12. Tidung Besar 4 892 000 Berpenghuni
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 13
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Pulau Name of Islands
Luas / Area (ha)
Keterangan Notes
(1) (2) (3) (4)
03. Kabupaten Tangerang
13. Tidung Kecil 1 740 000 Tidak Berpenghuni
14. Aer Besar 650 000 Berpenghuni
15. Kapal 713 000 Tidak Berpenghuni
16. Gosong Lancang 412 000 Tidak Berpenghuni
17. Pari 2 231 000 Berpenghuni
18. Tukis 186 000 Tidak Berpenghuni
19. Kongsi 257 000 Tidak Berpenghuni
20. Burung 218 000 Tidak Berpenghuni
21. Tengah 496 000 Tidak Berpenghuni
04. Kabupaten Serang
1. Sangiang 84 550 Berpenghuni
2. Salira 188 Tidak Berpenghuni
3. Kali 650 Tidak berpenghuni
4. Tarahan 1 188 Tidak Berpenghuni
5. Kamanisan 750 Tidak Berpenghuni
6. Cikantung 125 Tidak Berpenghuni
7. Panjang 50 200 Berpenghuni
8. Semut 188 Tidak Berpenghuni
9. Kubur 438 Tidak Berpenghuni
10. Lima 350 Tidak Berpenghuni
11. Gedang/Pisang 156 Tidak Berpenghuni
12. Dua/Burung 938 Tidak Berpenghuni
13. Satu/Tanjung Batu 250 Tidak Berpenghuni
14. Pamujan Besar 1 500 Tidak Berpenghuni
15. Pamujan Kecil 063 Tidak Berpenghuni
16. Tunda/Babi 25 750 Berpenghuni
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
14 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.4
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Pulau Name of Islands
Luas / Area (ha)
Keterangan Notes
(1) (2) (3) (4)
72. Kota Cilegon
1. Merak Besar 1 000 Tidak Berpenghuni
2. Merak Kecil 200 Tidak Berpenghuni
3. Pulorida 200 Tidak Berpenghuni
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Note : *) Tidak Berpenghuni / Uninhabited
Berpenghuni / Inhabited Cagar Alam / Conservation Area Hutan Lindung / Proctected Forest Penangkar Kera / Mongkey Breeder
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 15
Tabel 1.5
Nama-nama Sungai di Provinsi Banten
Menurut Kabupaten/Kota
Name of Rivers in Banten Province
by Regency/Municipality
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Sungai Name of Rivers
Panjang Length (km)
Lokasi Location
(1) (2) (3) (4)
01. Kabupaten Pandeglang
01.Cikupa 4 Pandeglang
02.Cimasayang 5 Pandeglang
03.Cisangu 3 Cadasari
04.Cihaseum 3 Cadasari
05.Cipanas 10 Banjar
06.Cinunggal 10 Banjar
07.Cibali 5 Banjar
08.Cijebuh 10 Banjar
09.Cilemer 12 Cimanuk
10.Cilancar 18 Cimanuk
11.Cikoleang 14 Cimanuk
12.Cikadueun 6 Cipeucang
13.Cilemer 14 Mandalawangi
14.Cikarungkang 9 Saketi
15.Cisata 6 Saketi
16.Cikadueun 4 Saketi
17.Cimoyang 3 Saketi
18.Ciandur 3 Saketi
19.Cimanunjang 3 Saketi
20.Cikembang 4 Saketi
21.Ciwates 4 Saketi
22.Cikadueun 15 Bojong
23.Cilemer 17 Bojong
24.Cijakan 9 Bojong
25.Cibama Hulu 4 Bojong
26.Cipurang 4 Bojong
27.Cigondang 10 Menes
28.Cisuwuk 8 Menes
29.Ciasata 15 Menes
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
16 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Sungai Name of Rivers
Panjang Length (km)
Lokasi Location
(1) (2) (3) (4)
01. Kabupaten Pandeglang
30.Cikembang 5 Menes
31.Cikuncil 5 Menes
32.Cisitugunung 9 Menes
33.Cibama 12 Menes
34.Ciwates 15 Jiput
35.Cikadueun 15 Bojong
36.Cilemer 17 Bojong
37.Cijakan 9 Bojong
38.Cibama Hulu 4 Bojong
39.Cipurang 4 Bojong
40.Cigondang 10 Menes
41.Cisuwuk 8 Menes
42.Ciasata 15 Menes
43.Cikembang 5 Menes
44.Cikuncil 5 Menes
45.Cisitugunung 9 Menes
46.Cibama 12 Menes
47.Ciwates 15 Jiput
48.Ciatuy 9 Jiput
49.Cikadubuluh 20 Jiput
50.Cipunten Agung 18 Jiput
51.Cimala 18 Jiput
52.Cibama 25 Jiput
53.Ciletik 15 Jiput
54.Cicarita 6 Labuan
55.Cibeureum 2 Labuan
56.Cikoreng 3 Labuan
57.Citajur 7 Labuan
58.Cilurah 7 Labuan
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 17
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Sungai Name of Rivers
Panjang Length (km)
Lokasi Location
(1) (2) (3) (4)
01. Kabupaten Pandeglang
60.Cibungur 10 Pagelaran
61.Ciliman 25 Pagelaran
62.Cisurineun 20 Pagelaran
62.Cisolodeungeun 13 Cigelis
63.Ciseukeut 14 Cigelis
64.Cikeruh 10 Cigelis
65.Cilamis 8 Cigelis
66.Cibaliung 12 Cibaliung
67.Cikeusik 13 Cikeusik
68.Cijalarang 8 Cimanggu
69.Cihandoyan 15 Cimanggu
70.Cihonje 12 Cibaliung
71.Cijengkol 3 Cibaliung
72.Cicibaliung 6 Cibaliung
73.Cinimbang 6 Cibaliung
74.Cicorogol 4 Cibaliung
75.Cikoleang 4 Cibaliung
76.Ciletuk 5 Cibaliung
77.Ciliman 20 Munjul
GEOGRAPHICAL CONDITION CHAPTER I
18 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Sungai Name of Rivers
Panjang Length (km)
Lokasi Location
(1) (2) (3) (4)
02. Kabupaten Lebak
01.Cibareno 42 Bayah
02.Cikidang 10 Bayah
03.Sawarna 30 Bayah
04.Cimanumbulan 10 Bayah
05.Cidikit 45 Bayah
06.Cidikit Leutik 20 Bayah
07.Cimandur 55 Panggarangan
08.Cimancak 15 Panggarangan
09.Cisiih 40 Panggarangan
10.Cisiih Leutik 10 Panggarangan
11.Cimandiri 10 Panggarangan
12.Cihara 41 Panggarangan
13.Cimasuk 8 Panggarangan
14.Cilangkahan 20 Malingping
15.Cipeucangpari 15 Malingping
16.Cibinuangeun 38 Malingping
17.Ciliman 35 Malingping
18.Cilemer 15 Banjarsari
19.Cimalur 10 Banjarsari
20.Ciujung 58 Rangkasbitung
21.Cimangeunteung 10 Cipanas
22.Cimaur 10 Cipanas
23.Ciberang 50 Cipanas
24.Cisimeut 30 Leuwidamar
25.Cilaki 25 Leuwidamar
26.Ciminyak 25 Muncang
27.Cicinta 15 Maja
28.Cibeureum 15 Maja
29.Cidurian 25 Maja
BAB I KONDISI GEOGRAFIS
Banten dalam Angka 2010 19
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Nama Sungai Name of Rivers
Panjang Length (km)
Lokasi Location
(1) (2) (3) (4)
03. Kabupaten Tangerang
01.Cisadane 314,3 Legok, Curug
04. Kabupaten
Serang 01.Teneng 58,0 Anyar
02.Cisaat 40,0 Padarincang
03.Ciujung 44,0 Pamarayan
04.Kalimati 24,0 Pontang
05.Ciwaka 25,0 Baros
06.Cibanten 20,0 Ciomas
07.Cisangu 48,0 Cikeusal
08.Dahu 25,0 Cikeusal
09.Cibango 39,0 Petir
71. Kota
Tangerang 01.Cisadane 100,0 Tangerang,
Karawaci, Neglasari
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
2
KEADAAN IKLIM
Climate Condition
BAB II KEADAAN IKLIM
Banten dalam Angka 2010 23
Penjelasan Teknis
1.
1. Cuaca merupakan kondisi sesaat dari
fisika atmosfer sedangkan iklim
adalah statistik cuaca jangka
panjang. Rotasi bumi menyebabkan
tiap tempat mengalami perubahan
cuaca dengan pola siklus diurnal,
jangka waktu 24 jam.
2. Iklim terbentuk melalui proses
integrasi berbagai unsur fisika yang
di sebut sebagai unsur-unsur iklim
(climatic elements). Proses revolusi
bumi mengakibatkan tiap tempat
juga mengalami perubahan cuaca
secara teratur dengan pola antar
bulan dan pola musim dalam jangka
waktu setahun.
3. Zona Musim (ZOM) adalah suatu
daerah yang mempunyai perbedaan
musim yang jelas yaitu terjadi
musim hujan dan musim kemarau.
Luas suatu wilayah ZOM tidak
selalu sama dengan luas suatu
wilayah administrasi pemerintahan.
Dengan demikian, satu wilayah
ZOM bisa terdiri dari beberapa
kabupaten/kota, dan sebaliknya satu
wilayah kabupaten/kota bisa terdiri
dari beberapa ZOM.
4. Musim hujan ditandai dengan curah
hujan yang terjadi dalam satu
dasarian (rentang waktu selama
sepuluh hari) sebesar 50 mm atau
lebih yang diikuti oleh dasarian
berikutnya, atau dalam satu bulan
terjadi lebih dari 150 mm. Berarti,
jika curah hujan yang terjadi kurang
dari kriteria di atas, maka fase
tersebut dianggap sebagai musim
kemarau.
Technical Notes
1. Weather is the instantaneous
condition of the physics of the
atmosphere, while climate is the
long-term weather statistics. Earth's
rotation causes each place with
changing weather patterns diurnal
cycle, a period of 24 hours.
2. Climate formed through the
integration of the various elements
of physics referred to as the climatic
elements. This process resulted in
each revolution of the earth where
the weather is also changing on a
regular basis with the pattern of
inter-month and seasonal patterns
within a year.
3. Season Zone (ZOM) is an area that
has a clear seasonal difference that
occurred in wet season and dry
season. The Area of ZOM does not
always equal to the area of
government administration. Thus, one area of ZOM consists of several
regency/city, and the opposite, one
regency/city can be composed of
several ZOM.
4. The rainy season is marked by
rainfall occurred in one dasarian
(period of time for ten days) of 50
mm or more, followed by the next
dasarian, or in a month occurred
more than 150 mm. That means that
if rainfall occurred less than the
criteria above, then the phase is
considered as the dry season.
CLIMATE CONDITION CHAPTER II
24 Banten in Figures 2010
5. Musim kemarau di suatu tempat
sering diidentikkan dengan kejadian
kekeringan. Kekeringan sendiri
merupakan suatu keadaan dimana
curah hujan yang terjadi lebih
rendah dari normalnya.
6. Curah hujan merupakan ketinggian
air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir
dalam satuan milimeter (mm).
Curah hujan 1 (satu) milimeter,
artinya dalam luasan satu meter
persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu
milimeter atau tertampung air
sebanyak satu liter.
7. Intensitas hujan merupakan besar-
nya hujan harian yang terjadi pada
suatu waktu. Umumnya memiliki
satuan mm/jam. Intensitas hujan
dibagi menjadi 3 (tiga) katagori,
yaitu :
a. Enteng (tipis) : jika nilai curah
hujan kurang dari 13 mm/jam
b. Sedang : jika nilai curah hujan
antara 13 – 38 mm/jam
c. Lebat : jika nilai curah hujan
lebih dari 38 mm/jam
5. The dry season in a place often
associated with drought events.
Drought itself is a state where
rainfall is lower than normal.
6. Rainfall is the height of rain water
collected in a flat place, do not
evaporate, does not sink in, and
does not flow in units of
millimeters (mm). Rainfall 1 (one)
of a millimeter, which means that
in the area of one square meter on
a flat one-millimeter-high water
collected or recovered as much as
one liter of water.
7. The intensity of rain is the amount
of daily rainfall that occurred at a
time. Generally it has units of mm /
hour. The intensity of rain is
divided into 3 (three) categories,
namely :
a. Light Rainfall : if the value of
rainfall of less than 13 mm/hr
b. Medium Rainfall : if the value
of rainfall between 13-38
mm/hr
c. Heavy Rainfall : if the value of
rainfall of more than 38 m/hr
BAB II KEADAAN IKLIM
Banten dalam Angka 2010 25
2. Kondisi Iklim
Iklim wilayah Banten sangat
dipengaruhi oleh Angin Monson dan
Gelombang El Nino. Saat musim
penghujan (November - Maret ), cuaca
didominasi oleh angin barat (dari
Sumatera, Samudra Hindia sebelah
selatan India) yang bergabung dengan
angin dari Asia yang melewati Laut
Cina Selatan. Pada musim kemarau
(Juni–Agustus), cuaca didominasi oleh
angin timur yang menyebabkan
wilayah Banten mengalami kekeringan
yang keras terutama di wilayah bagian
pantai utara, terlebih lagi bila
berlangsung El Nino.
Pada tahun 2009, suhu udara rata-
rata bulanan sebesar 32,20C, dimana
suhu udara maksimum dan minimum
terjadi pada bulan September, yaitu
masing-masing sebesar 34,00C dan
22,10C. Sedangkan untuk tahun 2008,
suhu udara rata-rata bulanan sebesar
31,50C, dengan suhu udara maksimun
dan minimum masing-masing sebesar
32,80C terjadi di bulan September dan
sebesar 22,70C yang terjadi pada bulan
Juni dan September. Berarti, suhu
udara pada tahun 2009 relatif lebih
hangat dan dengan tingkat volatilitas
yang lebih tinggi pula bila
dibandingkan dengan tahun 2008.
2. Climate Condition
Banten climate is strongly
influenced by the Monson wind and
El Nino. In rainy season (November to
March), the weather is dominated by
the west wind (from Sumatra, Indian
Ocean south of India) that joined the
winds from Asia through South China
Sea. In dry season (June-August),
weather is dominated by the east wind
that caused Banten region experienced
harsh drought, particularly in
the north coast, especially when
El Nino occured.
In 2009, the monthly average of air
temperature is 32.2 Celcius, where
the maximum and minimum air
temperature occurred in September,
which is respectively 34.0 Celcius and
22.1 Celcius. While in 2008, the
monthly average of air temperature
is 31.5 Celcius, with maximum
and minimum air temperatures
respectively at 32.8 Celcius occurred
in September and amounted to 22.7
Celcius occurred in June and
September. It means that in 2009 the
air temperature is relatively warmer
and with higher volatility levels
compared to 2008.
CLIMATE CONDITION CHAPTER II
26 Banten in Figures 2010
Curah hujan tertinggi pada tahun
2009 terjadi di bulan Januari (339
mm), dan terendah pada bulan Agustus
hanya sebesar 2 mm. Rata-rata curah
hujan bulanan pada Tahun 2009
sebesar 116 mm, lebih rendah bila
dibandingkan dengan tahun sebelum-
nya yang sebesar 123 mm. Meskipun
demikian, tidak ada perbedaan siklus
hujan antara tahun 2009 dengan 2008,
dimana pada periode Januari-Maret
curah hujan relatif tinggi, kemudian
mulai menurun di bulan April dan
mulai naik kembali sekitar bulan
Oktober.
Sementara itu, jumlah hari hujan
pada tahun 2009 sebanyak 170 hari,
sedikit lebih banyak bila dibandingkan
dengan tahun 2008 yang sebanyak 167
hari. Meskipun demikian, pada tahun
2009 dan 2008 hujan turun rata-rata
selama 14 hari dalam sebulan atau
sekitar dua hari sekali turun hujan.
Sedangkan, rata-rata intensitas hujan
pada tahun 2009 dan 2008 ini
termasuk dalam kategori hujan enteng.
Meskipun demikian, hujan berkategori
sedang juga terjadi pada Januari dan
November tahun 2009 dan pada bulan
Januari tahun 2008.
The highest rainfall in 2009
occurred in January (339 mm), and
the lowest rainfall is in August
amounted to 2 mm only. The average
of monthly rainfall in 2009 amounted
to 116 mm, lower than the previous
year which is amounted to 123 mm.
Nevertheless, there is no difference of
rain cycle between 2008 and 2009,
whereas in the period of January to
March rainfall is relatively high,
then began declining in April and
started up again around October.
Meanwhile, the number of rainy
days in 2009 are 170 days, more
slightly compared to 2008 that are 167
days. However, in 2008 and 2009
the average of rainfall occurred in 14
days in a month or about two days to
rain. Meanwhile, the average of
rainfall in 2009 and 2008 is in
the category of light rain. However,
medium rainfall also occurred in
January and November of 2009 and in
January of 2008.
BAB II KEADAAN IKLIM
Banten dalam Angka 2010 27
Grafik 2.1
Figure
Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Provinsi Banten, 2009
Rainfall and Rainy Days by Month in Banten Province, 2009
339
306
131113
102
29
3 217 20
279
45
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
mm
0
5
10
15
20
25
30
hari / days
Hari Hujan / Rainy Days (hari/days) Curah Hujan / Rainfalls (mm)
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
Grafik 2.2
Figure
Rentang Suhu Udara dan Suhu Udara Rata-rata
di Provinsi Banten (oC), 2009
Temperature Range and Average Temperatures
in Banten Province (oC), 2009
20
22
24
26
28
30
32
34
36
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
Rata-rata (Average)
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
CLIMATE CONDITION CHAPTER II
28 Banten in Figures 2010
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM)
di Provinsi Banten
Zone Division Season in Banten Province
Table
No. Nama Daerah
Name of Region
Periode Normal Musim Hujan
Normal Period of Rainy Season
Panjang Normal Musim Hujan
(Dasarian) Normal Length of
Rainy Season (Ten days period)
Normal Curah Hujan
Normal Rainfall (mm)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kabupaten Serang
a. Serang Selatan (ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
b. Serang Utara (ZOM 30) Des I - Mar III 12 918 – 1 242
2. Kabupaten Pandeglang
a. Sebagian besar Pandeglang (ZOM 27)
Sep III - Mei III 25 2 486 – 3 363
b. Sebagian Pandeglang bagian Utara (ZOM 28)
Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
3. Kabupaten Lebak Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842
a. Sebagian besar Lebak (ZOM 29)
Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842
b. Sebagian Lebak bagian utara (ZOM 29)
Okt I - Jun I 25 2 101 – 2 842
c. Sebagian Lebak bagian barat (ZOM 29)
4. Kota Cilegon
(ZOM 28) Okt I - Jun I 25 2 006 – 2 713
5. Kabupaten Tangerang
(ZOM 30) Des I - Mar III 12 918 – 1 242
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
BAB II KEADAAN IKLIM
Banten dalam Angka 2010 29
Tabel 2.2
Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum
di Provinsi Banten, 2009
Maximum, Average, and Minimum Temperature
in Banten Province, 2009
Table
Bulan Month
Suhu / Temperature (0Celcius)
Maksimum Maximum
Minimum Minimum
Rata-rata Average
(1) (2) (3) (4)
Januari / January 30,2 23,6 26,3
Februari / February 30,0 23,5 26,4
Maret / March 32,0 23,4 26,9
April / April 32,3 23,4 27,1
Mei / May 32,2 23,6 27,1
Juni / June 32,6 23,3 27,2
Juli / July 32,6 22,4 26,9
Agustus / August 32,8 22,8 27,1
September / September 34,0 22,1 27,9
Oktober / October 33,7 23,9 28,1
November / November 31,9 23,8 27,2
Desember / December 31,8 23,8 27,3
Rata-rata / Average 32,2 23,3 27,1
2008 31,5 23,1 26,6
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
CLIMATE CONDITION CHAPTER II
30 Banten in Figures 2010
Tabel 2.3
Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif
di Provinsi Banten, 2009
Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity
by Month in Banten Province, 2009
Table
Bulan Month
Curah Hujan Rainfalls
(mm)
Hari Hujan (hari)
Rainy Days (days)
Kelembaban Relatif Relative Humadity
(%)
(1) (2) (3) (4)
Januari / January 339 24 85
Februari / February 306 26 86
Maret / March 131 18 84
April / April 113 17 84
Mei / May 102 13 84
Juni / June 29 13 82
Juli / July 3 4 77
Agustus / August 2 2 78
September / September 17 2 74
Oktober / October 20 10 76
November / November 279 22 83
Desember / December 45 19 82
Jumlah / Total 1 386 170 975
Rata-rata / Average 116 14 81
2008
Jumlah / Total 1 476 167 1 016
Rata-Rata / Average 123 14 84
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III
BAB II KEADAAN IKLIM
Banten dalam Angka 2010 31
Tabel 2.4
Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan
di Provinsi Banten, 2009
Velocity and Direction of Wind by Month
in Banten Province, 2009
Table
Bulan Month
Kecepatan Angin Rata-rata Average Speed of
Wind Velocity
Kecepatan Angin Terbesar Biggest Speed of
Wind Velocity
Nilai / Value (knot)
Arah Terbanyak Majority Direction
Nilai / Value (knot)
Arah Direction
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 3,0 B 14,0 B
Februari / February 3,0 B 14,0 BL
Maret / March 2,0 B 16,0 B
April / April 2,0 U 12,0 B
Mei / May 1,0 U 14,0 TG
Juni / June 2,0 TL 16,0 B
Juli / July 2,0 TL 10,0 T
Agustus / August 2,0 U 15,0 U
September / September 2,0 U 15,0 T
Oktober / October 2,0 U 14,0 U
November / November 3,0 B 14,0 TL
Desember / December 3,0 B 14,0 B
Rata-rata / Average 2,3 U / B 14,0 B
2008 2,3 B / TL 14,0 B
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) – Stasiun Meteorologi Kelas III Serang Meteorology, Climatology and Geophysical Agency – Serang Meteorological Station Class III Catatan / Note : Arah / Direction :
U = Utara / North ; T = Timur / East ; TL = Timur Laut / Northeast ; B = Barat / West ; BL = Barat Laut / Northwest ; TG = Tenggara / Southeast
3
PEMERINTAHAN
Government
BAB III PEMERINTAHAN
35 Banten in Figures 2010
Penjelasan Teknis
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah :
1. Pemerintahan daerah adalah penye-
lenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
2. Pemerintah daerah adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggarapemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang selanjutnya disebut DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyeleng-
gara pemerintahan daerah.
4. Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota
yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah.
5. Pemerintahan daerah adalah :
a. Pemerintahan daerah provinsi
yang terdiri atas pemerintah
daerah provinsi dan DPRD
provinsi;
b. Pemerintahan daerah kabupaten/
kota yang terdiri atas pemerintah
daerah kabupaten/kota dan
DPRD kabupaten/kota.
Technical Notes
Based on Republic of Indonesia Law
No. 32/2004 about Local Governance :
1. Local Governance is management
of government affairs by the local
government and parliament
according to the principles of
autonomy and duty of assistance to
the principle of autonomy within the
system and the principle of the
Unitary of Republic of Indonesia as
stipulated in the Constitution of the
Republic of Indonesia Year 1945.
2. The local government is the
governor, regent, or mayor, and
local devices as elements of
regional governance.
3. Regional Representatives Council,
hereinafter referred to Parliament
is the people's representative
institutions as elements of regional
governance.
4. Unitary State of Indonesia is
divided into provinces and those
provinces shall be divided into
regencies and municipalities, each
of which has a regional
administration.
5. Regional governance is :
a. Provincial government consisting
of the provincial government and
the provincial parliament;
b. Regencies/Municipality consists
of local government of Regency/
Municipality and DPRD of
Regency/ Municipality.
GOVERNMENT CHAPTER III
36 Banten in Figures 2010
6. Kecamatan dipimpin oleh seorang
Camat yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota/Bupati melalui
Sekretaris Kabupaten/Kota
Administrasi.
7. Kelurahan dipimpin oleh seorang
Lurah yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota/Bupati melalui
Camat. Desa dipimpin oleh seorang
Kepala Desa yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Walikota/Bupati.
6. Sub Districts led by a Sub District
Head which is located under and
responsible to the Mayor / Regent
through the Regional Secretary of
the Regency / Municipality
Administration.
7. Special Villages led by a Special
Village Chief, which is located
under and responsible to the
Mayor / Regent through the Sub
District Head. Villages led by a
village chief, which is located
under and directly responsible to
the Mayor / Regent.
BAB III PEMERINTAHAN
37 Banten in Figures 2010
3. Pemerintahan
Provinsi Banten terbagi dalam 4
kabupaten dan 4 kota, yaitu Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Lebak,
Kabupaten Tangerang dan Kabupaten
Serang serta Kota Tangerang, Kota
Cilegon, Kota Serang dan Kota
Tangerang Selatan. Adapun jumlah
kecamatan di seluruh Banten sebanyak
154 yang terbagi lagi menjadi 1.535
desa/kelurahan. Banyaknya desa ini
bertambah 31 unit mulai tahun 2009,
sebelumnya berjumlah 1.504 desa/
kelurahan.
Pemerintahan Provinsi Banten
selama tahun 2009 didukung oleh
3.291 orang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang terdiri dari 2.209 orang
laki-laki dan 1.082 orang perempuan.
Jumlah ini meningkat 2,11 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2008.
Peningkatan tersebut terjadi hanya
pada PNS perempuan yaitu sebanyak
78 orang (7,77%), sedangkan PNS
laki-laki justru turun sebesar 0,45
persen. Dilihat dari tingkat
pendidikannya, mayoritas PNS di
lingkungan Pemerintah Provinsi
Banten adalah tamatan S1 dengan
persentase 44,79 persen, disusul
kemudian PNS tamatan SMTA
(24,49%) dan S2 (13,16%), dimana
struktur pendidikan PNS laki-laki dan
perempuan hampir sama, mayoritas
tamatan S1 dan SMTA.
3. Government
Banten Province is divided into
four regencies and four municipalities,
namely Pandeglang, Lebak,
Tangerang and Serang while
municipalities are Tangerang,
Cilegon, Serang and Tangerang
Selatan. The number of sub districts in
Banten are 154 and divided into 1,535
villages/ special villages. The number
of village is increasing by 31 units in
early 2009, previously it amounted to
1,504 villages/ special villages.
Banten Provincial Government
during 2009 supported by the 3,291
Civil Servants (PNS) consist of 2,209
men and 1,082 women. This number
increased by 2.11 percent compared to
2008. The increase occurred only in
female civil servants about 78 persons
(7.77 %), whereas male civil servants
actually decreased by 0.45 percent. By
the level of education, majority of civil
servants in the Government of Banten
Province is 44.79 percent graduates of
S1, followed Senior High School
graduate (24.49%) and S2 graduate
(13.16%), while the educational
structure of both male and female civil
servants are almost the same, majority
are S1 and SMTA graduates.
GOVERNMENT CHAPTER III
38 Banten in Figures 2010
Kondisi berbeda untuk PNS di
lingkungan instansi vertikal yang ada
di provinsi Banten. Mayoritas PNS-nya
tamatan di bawah S1 sebanyak 51,33
persen dari total 1.948 PNS instansi
vertikal. PNS dengan tamatan S1 ke
atas hanya 39,63 persen, sedangkan
PNS pemda provinsi Banten dengan
tingkat pendidikan seperti itu mencapai
59,37 persen.
Pada tahun 2009, jumlah anggota
DPRD Provinsi Banten sebanyak 85
orang, terdiri dari 71 orang laki-laki
dan 14 orang perempuan. Total
anggota DPRD Kabupaten/Kota se
Provinsi Banten berjumlah 375 orang
dengan 48 diantaranya adalah
legislator perempuan. Sedangkan
anggota DPR RI yang berasal dari
daerah pemilihan Banten berjumlah 21
orang yang terdiri dari 16 orang laki-
laki dan 5 orang perempuan.
While civil servants of vertical
institutions in Banten province
majority are under S1 graduate with
51.33 percent of 1,948 civil servants.
Civil servant with S1 graduate and
above are only 39.63 percent, while
the civil servants in Banten provincial
government with the same level of
education reached 59.37 percent.
In 2009, the number of parliament
members of Banten Province are 85
persons, comprising 71 men and 14
women. Total members of Parliament
Regency/Municipality of Banten
Province amounted to 375 persons
with 48 of them are women legislators.
While members of Parliament from
constituencies of Banten numbered 21
persons consisting of 16 men and
5 women.
BAB III PEMERINTAHAN
39 Banten in Figures 2010
Grafik 3.1
Figure
Persentase Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan, 2009
Percentage of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level, 2009
13,25%
3,83%
24,49%
0,40%0,91%
12,34%44,79%
SD / Elementary School
SMP / Junior High School
SLTA / Senior High School
DI-DII / Diploma I-II
DIII-DIV / Diploma III-IV
S1 / Bachelor Degree
S2/S3 / Master/ Doctoral Degree
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten / Local Civil Service Agency of Banten Province
Grafik 3.2
Figure
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten Menurut Jenis Kelamin, 2009
Number of Regency/Municipality Parliament Members
in Banten Province by Sex, 2009
44
28
37 38
6
7
8 7
4245 4746
48
5 3
0
10
20
30
40
50
60
Kab.
Pandeglang
Kab. Lebak Kab.
Tangerang
Kab. Serang Kota
Tangerang
Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel
Laki-laki Perempuan
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten / Secretariate of Banten Province Parliament
GOVERNMENT CHAPTER III
40 Banten in Figures 2010
Tabel 3.1
Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Districts, Villages and Special Villages
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Kecamatan
Districts
Desa / Kelurahan Village / Special Village
Desa Village
Kelurahan Special Village
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 35 322 13 335
2. Lebak 28 340 5 345
3. Tangerang 29 246 28 274
4. Serang 28 314 - 314
Kota / Municipality
5. Tangerang 13 - 104 104
6. Cilegon 8 - 43 43
7. Serang 6 46 20 66
8. Tangerang Selatan 7 5 49 54
Provinsi Banten 154 1 273 262 1 535
2008 154 1 242 262 1 504
Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province
BAB III PEMERINTAHAN
41 Banten in Figures 2010
Tabel 3.2
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Klasifikasi
di Provinsi Banten, 2009
Number of Villages /Special Villages by Classification
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Kecamatan
District
Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification
Swadaya Self-Help
Swakarsa Self-Work
Swa- sembada
Self- Supporting
Belum Terklasi-
fikasi Unclassified
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 35 266 69 - - 335
2. Lebak 28 306 14 - 25 345
3. Tangerang 1) 29 294 34 - - 328
4. Serang 28 276 32 - 6 314
Kota / Municipality
5. Tangerang 13 27 77 - - 104
6. Cilegon 8 14 29 - - 43
7. Serang 6 46 20 - - 66
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535
2008 154 1 229 275 - - 1 504
Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan
GOVERNMENT CHAPTER III
42 Banten in Figures 2010
Tabel 3.3
Jumlah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Menurut Kategori di Provinsi Banten, 2009
Number of Institute For Community Empowerment
by Category in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Kecamatan
District
Klasifikasi Desa/Kelurahan Villages Classification
Swadaya Self-Help
Swakarsa Self-Work
Swa- sembada
Self- Supporting
Belum Terklasi-
fikasi Unclassified
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 35 266 69 - - 335
2. Lebak 28 306 14 - 25 345
3. Tangerang 1) 36 294 34 - - 328
4. Serang 28 276 32 - 6 314
Kota / Municipality
5. Tangerang 13 27 77 - - 104
6. Cilegon 8 14 29 - - 43
7. Serang 6 46 20 - - 66
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 154 1 229 275 - 31 1 535
2008 154 1 229 275 - - 1 504
Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan Including villages / special-villages in Municipality of Tangerang Selatan
BAB III PEMERINTAHAN
43 Banten in Figures 2010
Tabel 3.4
Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008 - 2009
Number of Civilian Reserve Personnel
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008 - 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2008 2009
(1) (2) (3)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 340 4 340
2. Lebak 4 292 4 292
3. Tangerang 1) 11 566 7 714
4. Serang 4 634 4 634
Kota / Municipality
5. Tangerang 6 836 6 836
6. Cilegon 1 178 1 186
7. Serang 1 792 1 792
8. Tangerang Selatan ... 3 848
Provinsi Banten 34 638 34 642
Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk desa/kelurahan di Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008 Including villages / special-villages in Tangerang Selatan Municipality for the year 2008
GOVERNMENT CHAPTER III
44 Banten in Figures 2010
Tabel 3.5
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Name of Organization and Sex, 2009
Table
Unit Organisasi Organization
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
1. Sekretariat Daerah 9 - 9
2. Biro Umum dan Perlengkapan 85 42 127
3. Biro Kesejahteraan Rakyat 29 20 49
4. Biro Organisasi 22 18 40
5. Biro Hukum 32 14 46
6. Biro Pemerintahan 28 14 42
7. Biro Perekonomian Daerah 20 16 36
8. Biro Administrasi Pembangunan 22 10 32
9. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 28 23 51
10. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 66 26 92
11. Inspektorat Provinsi 47 18 65
12 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 34 12 46
13. Badan Pendidikan dan Pelatihan 44 22 66
14. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 33 20 53
15. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 49 26 75
16. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah 27 15 42
17. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa 30 25 55
18. Badan Kepegawaian Daerah 37 25 62
19. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 32 11 43
20 Badan Ketahanan Pangan Daerah 33 11 44
21 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah 31 12 43
22. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 207 100 307
23. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 107 25 132
24. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 77 16 93
25. Dinas Pertanian dan Peternakan 134 42 176
26. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang 86 12 98
27. Dinas Kesehatan 49 63 112
28. Dinas Pertambangan dan Energi 66 11 77
29. Dinas Pendidikan 81 57 138
30. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 38 38 76
BAB III PEMERINTAHAN
45 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 3.5
Unit Organisasi Organization
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
31. Dinas Kelautan dan Perikanan 65 17 82
32. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 73 23 96
33. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 43 15 58
34. Dinas Sosial 50 27 77
35. Dinas Pemuda dan Olah Raga 39 11 50
36. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman 105 17 122
37. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah 24 16 40
38. Satuan Polisi Pamong Praja 69 5 74
39. Kantor Penghubung 10 10 20
40. Rumah Sakit Umum Daerah Malingping 23 27 50
41. BSKP Jabodetabekjur 6 1 7
42. Sekretariat Dewan KORPRI 13 3 16
43. Komisi Pemilihan Umum 11 10 21
44. PLB Kabupaten Serang 13 17 30
45. PLB Kabupaten Pandeglang 23 29 52
46. PLB Kabupaten Lebak 13 20 33
47. PLB Kabupaten Tangerang 8 31 39
48. PLB Kota Tangerang 18 30 48
49. PLB Kota Cilegon 4 20 24
50. SMA CMBS 16 7 23
51. PLB Kota Serang - 2 2
Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291
2008 2 219 1 004 3 223
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province
GOVERNMENT CHAPTER III
46 Banten in Figures 2010
Tabel 3.6
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Grade/Rank and Sex, 2009
Table
Golongan/Ruang Grade/Rank
Jenis Kelamin / Sex
Jumlah Total
Persentase Percentage Laki-laki
Male Perempuan
Female
(1) (2) (3) (4) (5)
Golongan I 11 - 11 0,33
I/a 2 - 2 0,06 I/b - - - - I/c 4 - 4 0,12 I/d 5 - 5 0,15
Golongan II 573 369 942 28,62
II/a 217 105 322 9,78 II/b 186 99 285 8,66 II/c 96 89 185 5,62 II/d 74 76 150 4,56
Golongan III 1 286 627 1 913 58,13
III/a 401 256 657 19,96 III/b 424 252 676 20,54 III/c 234 70 304 9,24 III/d 227 49 276 8,39
Golongan IV 339 86 425 12,91
IV/a 193 77 270 8,20 IV/b 98 6 104 3,16 IV/c 35 2 37 1,12 IV/d 13 1 14 0,43 IV/e - - - -
Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291 100,00
2008 2 219 1 004 3 223 100,00
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province
BAB III PEMERINTAHAN
47 Banten in Figures 2010
Tabel 3.7
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah
di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Educational Level and Sex, 2009
Table
Tingkat Pendidikan Educational Level
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
SD / Primary School 29 1 30
SMP / Junior High School 12 1 13
SLTA / Senior High School 582 224 806
Diploma I / Diploma I 33 16 49
Diploma II / Diploma II 26 51 77
Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor Graduate
191
171
362
Diploma IV / Diploma IV 38 6 44
Strata I / Bachelor Degree 943 531 1 474
Strata II / Master Degree 352 81 433
Strata III / Doctoral Degree 3 - 3
Jumlah / Total 2 209 1 082 3 291
2008 2 219 1 004 3 223
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten Local Civil Service Agency of Banten Province
GOVERNMENT CHAPTER III
48 Banten in Figures 2010
Tabel 3.8
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat
di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Organization and Sex, 2009
Table
Tingkat Pendidikan Educational Level
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
1. Badan Pusat Statistik 30 19 49
2. BKKBN 29 20 49
3 Badan Pertanahan Nasional 43 15 58
4. Kantor Wilayah Departemen Agama 111 49 160
5. Kantor Wilayah DJP Jawa Banten 79 15 94
6. Kanwil Hukum dan HAM 908 347 1 255
7. Dolog Banten 53 11 64
8. Pengadilan Tinggi Agama 23 8 31
9. Pengadilan Tinggi 32 22 54
10. Kejaksaan Tinggi 92 42 134
Jumlah / Total 1 400 548 1 948
2008 1 312 476 1 788
Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices
BAB III PEMERINTAHAN
49 Banten in Figures 2010
Tabel 3.9
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat
di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Grade/Rank and Sex, 2009
Table
Golongan/Ruang Grade/Rank
Jenis Kelamin / Sex
Jumlah Total
Persentase Percentage Laki-laki
Male Perempuan
Female
(1) (2) (3) (4) (5)
Golongan I 6 - 6 0,31
I/a 3 - 3 0,15 I/b - - - - I/c 2 - 2 0,10 I/d 1 - 1 0,05
Golongan II 514 183 697 35,78
II/a 208 59 267 13,71 II/b 155 63 218 11,19 II/c 76 35 111 5,70 II/d 75 26 101 5,18
Golongan III 769 341 1 110 56,98
III/a 236 114 350 17,97 III/b 314 150 464 23,82 III/c 89 41 130 6,67 III/d 130 36 166 8,52
Golongan IV 111 24 135 6,93
IV/a 61 10 71 3,64 IV/b 26 10 36 1,85 IV/c 11 2 13 0,67 IV/d 6 1 7 0,36 IV/e 7 1 8 0,41
Jumlah / Total 1 400 548 1 948 100,00
2008 1 312 476 1 788 100,00
Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices
GOVERNMENT CHAPTER III
50 Banten in Figures 2010
Tabel 3.10
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat
di Luar Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Education and Sex, 2009
Table
Tingkat Pendidikan Education Level
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
SD / Primary School 15 - 15
SMP / Junior High School 53 3 56
SLTA / Senior High School 735 265 1 000
Diploma I /Diploma I 13 3 16
Diploma II / Diploma II - 2 2
Diploma III / Sarjana Muda Diploma III / Bachelor
45
42
87
Diploma IV / Diploma IV 14 5 19
Strata I / Bachelor Degree 389 197 586
Strata II / Master Degree 135 28 163
Strata III / Doctoral Degree 2 2 4
Jumlah / Total 1 400 548 1 948
2008 1 312 476 1 788
Sumber / Source : Dari instansi yang bersangkutan From related institutions/offices
BAB III PEMERINTAHAN
51 Banten in Figures 2010
Tabel 3.11
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten
Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province
by Party and Sex, 2009
Table
Partai Party
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Partai Demokrat (PD) 15 3 18
Partai Golongan Karya (Golkar) 11 2 13
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 3 11
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
8
2
10
Partai Hati Nurani (Hanura) 5 1 6
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 2 5
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 5
-
5
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5 - 5
Partai Bulan Bintang (PBB) 3 - 3
Partai Amanat Nasional (PAN) 1 1 2
Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB) 2 - 2
Partai Bintang Reformasi (PBR) 1 - 1
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
1
-
1
Partai Damai Sejahtera (PDS) 1 - 1
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) 1
-
1
Partai Persatuan Daerah (PPD) 1 - 1
Jumlah / Total 71 14 85
2008 69 6 75
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament
GOVERNMENT CHAPTER III
52 Banten in Figures 2010
Tabel 3.12
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten
Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Parliament Members of Banten Province
by Faction and Sex, 2009
Table
Fraksi Fraction
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Fraksi Partai Demokrat (FPD) 15 3 18
Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) 11 2 13
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) 8 3 11
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP)
8
2
10
Fraksi Partai Hati Nurani (FHanura) 6 1 7
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP)
3
2
5
Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F.Gerindra)
5
-
5
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 5 - 5
Fraksi Bulan Bintang Peduli Bangsa 5 - 5
Fraksi Amanat Reformasi Daerah Ulama 5 1 6
Jumlah / Total 71 14 85
2008 69 6 75
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament
BAB III PEMERINTAHAN
53 Banten in Figures 2010
Tabel 3.13
Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten,
2008-2009
Number of Parliament Decrees of Banten Province,
2008-2009
Table
Jenis Keputusan Type of Decree
2008 2009
(1) (2) (3)
1. Surat Keputusan Pimpinan DPRD 6 5
Parliament Chairman’s Decrees Paper
2. Surat Keputusan Dewan 31 38
Parliament Decree
3. Peraturan Daerah 17 5
Regional Regulation
Jumlah / Total 54 48
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament
GOVERNMENT CHAPTER III
54 Banten in Figures 2010
Tabel 3.14
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota
Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Parliament Members Regency/Municipality
in Banten Province by Sex, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 45 5 50
2. Lebak 42 8 50
3. Tangerang 46 4 50
4. Serang 47 3 50
Kota / Municipality
5. Tangerang 44 6 50
6. Cilegon 28 7 35
7. Serang 37 8 45
8. Tangerang Selatan 38 7 45
Provinsi Banten 327 48 375
2008 286 19 305
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten Secretariate of Banten Province Parliament
BAB III PEMERINTAHAN
55 Banten in Figures 2010
Tabel 3.15
Jumlah Anggota DPR RI
dari Daerah Pemilihan Banten
Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2009
Number of Indonesian Parliament Members
from the Constituency of Banten Province
by Party and Sex, 2009
Table
Partai Party
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Partai Demokrat (PD) 3 3 6
Partai Golongan Karya (Golkar) 4 - 4
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 2 1 3
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
2
-
2
Partai Hati Nurani (Hanura) 1 - 1
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 1 3
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 1 - 1
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) - - -
Partai Bulan Bintang (PBB) - - -
Partai Amanat Nasional (PAN) 1 - 1
Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB)
- - -
Partai Bintang Reformasi (PBR) - - -
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI)
-
-
-
Partai Damai Sejahtera (PDS) - - -
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
-
-
-
Partai Persatuan Daerah (PPD) - - -
Jumlah / Total 16 5 21
Sumber / Source : www.dpr.go.id
4
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Population and Employment
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 59
Penjelasan Teknis
1. Sumber utama data kependudukan
adalah Sensus Penduduk yang
dilaksanakan setiap sepuluh tahun
sekali. Sensus Penduduk telah
dilaksanakan sebanyak lima kali
sejak Indonesia merdeka yaitu
tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan
2000. Selain Sensus Penduduk,
untuk menjembatani ketersediaan
data kependudukan diantara dua
periode sensus, BPS melakukan
Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS). SUPAS telah dilakukan
sebanyak empat kali, tahun 1976,
1985, 1995 dan 2005. Data
kependudukan Sensus dan SUPAS
adalah proyeksi penduduk.
2. Penduduk adalah semua orang
yang berdomisili di suatu daerah
selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang
dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap.
3. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk
adalah angka yang menunjukkan
tingkat pertambahan penduduk per
tahun dalam jangka waktu tertentu.
4. Kepadatan Penduduk adalah
banyaknya penduduk per km
persegi.
5. Rasio Jenis Kelamin adalah
perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan banyak-
nya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki
untuk 100 penduduk perempuan.
Technical Notes
1. The main source of demographic
data is Population Census, which
is conducted every ten years.
Population Census has been
conducted five times since
Indonesia’s independence: 1961,
1971, 1980, 1990 and 2000. In
addition to the Census, BPS also
conducted Intercensal Population
Survey, called SUPAS which is
designed to proceed demographic
data between two censuses.
SUPAS has been conducted four
times: 1976, 1985, 1995 and 2005.
Besides Population Census and
SUPAS, this report also uses
population projection.
2. Population are all residents who
have stayed for six months or
longer, and those who intended to
stay more than six months even
though their length of stay is less
than six months.
3. Average growth of population is
the annual population growth rate
over a certain period.
4. Population density is the number
of people per square kilometer.
5. Sex Ratio is the ratio of the
number of males to the number of
females in a given area and time,
usually expressed as the number
of males for every 100 females.
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
60 Banten in Figures 2010
6. Rumah Tangga adalah seseorang
atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik/sensus, dan biasanya
tinggal bersama serta pengelolaan
makan dari satu dapur. Yang
dimaksud makan dari satu dapur
adalah jika pengurusan kebutuhan
sehari-harinya dikelola bersama-
sama menjadi satu.
7. Anggota Rumah Tangga adalah
semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah
tangga, baik yang berada di rumah
pada waktu pencacahan maupun
yang sementara tidak ada. Rata-rata
Anggota Rumah Tangga adalah
angka yang menunjukkan rata-rata
jumlah anggota rumah tangga per
rumah tangga.
8. Sumber utama data ketenaga-
kerjaan adalah Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas), yang
khusus dirancang untuk mengum-
pulkan informasi/data ketenaga-
kerjaan dan dimaksudkan untuk
memantau indikator ketenaga-
kerjaan yang mengacu pada KILM
(Key Indicators of the Labour
Market) yang direkomendasikan
oleh ILO (International Labour
Organization). Sakernas pertama
kali diselenggarakan pada tahun
1976 dan mulai tahun 2005
pengumpulan datanya dilaksanakan
secara semesteran pada bulan
Pebruari (semester I) dan Agustus
(semester II).
6. Household is an individual or a
group of people living in a
physical/census building unit or
part of it and usually commit on a
common provision for food and
other essentials of living. Common
provision for food means one
organising daily needs for all of
household members
7. Household member is a person
who usually lives in a household
regardless of their location at the
time of enumeration. Average
household size is the average
number of household members per
household.
8. The main source of employment
data is National Labour Force
Survey (Sakernas). This survey is
specifically designed to collect
information on employment
statistics and is intended to
monitor the employment indicator
refers to the KILM (Key
Indicators of the Labour Market)
recommended by ILO (Inter-
national Labour Organization).
The first Sakernas was conducted
in 1976 and since 2005, Sakernas
has been conducted in semester
period, i.e February (the first
semester) and August (the second
semester).
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 61
Sejak Sakernas 2001, konsep
status pekerjaan dan pengang-
guran mengalami perluasan dan
penyem-purnaan. Status pekerjaan
yang sebelumnya hanya 5
kategori, mulai tahun 2001
ditambahkan kategori baru yaitu:
pekerja bebas di pertanian dan
pekerja bebas di non pertanian.
Selain itu, dalam rangka
menyesuaikan dengan konsep
ILO, konsep pengangguran
terbuka diperluas yaitu di samping
mencakup penduduk yang aktif
mencari pekerjaan, mencakup pula
kelompok penduduk yang sedang
mempersiapkan usaha/pekerjaan
baru, dan kelompok penduduk
yang tidak mencari pekerjaan,
karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan serta
kelompok penduduk yang tidak
aktif mencari pekerjaan dengan
alasan sudah diterima bekerja/
mempunyai pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja.
9. Penduduk Usia Kerja adalah
penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas.
10. Angkatan Kerja adalah penduduk
usia kerja yang bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran.
Since 2001 Sakernas, the concept
of employment status and
unemployment was revised. The
employment status, previously
covered only 5 categories, but
since 2001 two new categories of
casual employee both in
agriculture and in non agriculture
sectors have been added. To
adapt the ILO concept, the
concept of open unemployment
was also extended. Open
unemployment now covers
population who were looking for
work, population who were
establishing a new business/firm/
establishment, discouraged job
seekers, and those who were not
actively looking for work with the
reason of already having job but
not starting to work.
9. Working Age Population is
population aged 15 years and
over.
10. Labor Force are people aged 15
years old and over who, in the
previous week, were working,
temporarily absent from work but
having jobs, and those who did
not have job and were looking for
work.
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
62 Banten in Figures 2010
11. Penduduk Usia Kerja adalah
penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas.
12. Angkatan Kerja adalah penduduk
usia kerja yang bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran.
13. Bekerja adalah melakukan peker-
jaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan dan
lamanya bekerja paling sedikit
1 jam secara terus menerus dalam
seminggu yang lalu (termasuk
pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu usaha/
kegiatan ekonomi).
14. Jumlah jam kerja seluruhnya
adalah jumlah jam kerja yang
digunakan untuk bekerja (tidak
termasuk jam kerja istirahat resmi
dan jam kerja yang digunakan
untuk hal-hal di luar pekerjaan).
15. Lapangan Usaha adalah bidang
kegiatan dari pekerjaan/tempat
bekerja dimana seseorang bekerja.
Klasifikasi lapangan usaha
mengikuti Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) dalam 1 digit.
16. Status Pekerjaan adalah kedudukan
seseorang dalam unit usaha/
kegiatan dalam melakukan
pekerjaan.
11. Working Age Population is
population aged 15 years and
over.
12. Labor Force are people aged 15
years old and over who, in the
previous week, were working,
temporarily absent from work but
having jobs, and those who did
not have job and were looking for
work.
13. The concept of working means
activity intended to earn income
by doing work or helping to do
work at least one hour
continuously during the reference
week (including unpaid family
worker/s for any economic
activity).
14. Total Working Hours is the total
hours spent by an employee to
perform all jobs (excluding the
time used for other activities
which are not classified as work).
15. Industry is field of a person’s
activity or establishment. The
classification of industries follows
the Indonesia Standard Industrial
Classification (KBLI) in one digit.
16. Employment Status is the status of
a person at his place of work or
establishment where he was
employed.
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 63
17. Pekerja Tak Dibayar adalah
seseorang yang bekerja membantu
usaha untuk memperoleh
penghasilan/keuntungan yang
dilakukan oleh salah seorang
anggota rumah tangga atau bukan
anggota rumah tangga tanpa
mendapat upah/gaji.
17. Unpaid Worker is a person who
intended to work without pay in
an establishment run by other
members of the family, relative or
neighbour.
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
64 Banten in Figures 2010
4.1. Penduduk
Penduduk merupakan salah satu
faktor yang harus diperhatikan dalam
proses pembangunan dewasa ini.
Dimana, jumlah penduduk yang besar
apalagi dengan komposisi dan
distribusi yang lebih merata, dapat
menjadi potensi tetapi dapat pula
menjadi beban dalam proses
pembangunan apabila berkualitas
rendah. Karena itu, proses
pembangunan yang dilakukan selain
diarahkan dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, harus
pula mencakup upaya untuk
mengendalikan laju pertumbuhan serta
menyeimbangkan komposisi dan
distribusi penduduk.
Jumlah penduduk Provinsi Banten
dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2000,
penduduk Banten berjumlah 8,10 juta
jiwa tapi pada tahun 2009 meningkat
menjadi 9,78 juta jiwa, atau tumbuh
rata-rata sebesar 2,12 persen per tahun.
Apabila dibandingkan dengan proyeksi
penduduk Indonesia yang mencapai
231,37 juta orang maka penduduk
Banten pada tahun 2009 sudah
mencapai 4,20 persen dari total
penduduk Indonesia, sehingga Banten
menjadi provinsi dengan populasi
terbesar kelima di Indonesia. Pada
tahun 2009, Banten juga termasuk
empat besar provinsi yang terpadat
penduduknya yaitu dengan tingkat
kepadatan mencapai 1.085 jiwa per
km2 atau untuk setiap satu kilometer
persegi wilayah Provinsi Banten dihuni
oleh sekitar 1.085 penduduk.
4.1. Population
Population is one factor that must
be considered in the development
process today. Where, let alone large
population with composition and more
equitable distribution, it can be
potential but can also be a burden in
the development process if the quality
is low. Therefore, the development
process undertaken in addition to be
directed in order to improve the
quality of human resources, must also
include efforts to control the rate of
growth and balance the composition
and distribution of population.
Total population of Banten
Province from year to year is
constantly increasing. In 2000, the
population numbered 8.10 million
people of Banten but then increased to
9.78 million people in 2009, or grow
an average of 2.12 percent per year.
When compared with a projected
population of Indonesia reached
231.37 million people so Banten
population in 2009 has reached 4.20
percent of the total population of
Indonesia, therefore Banten has
become the fifth largest population in
Indonesia. In 2009, Banten is also one
of four large provinces with densest
population. Its density level reached
1,085 inhabitants per km2, or for
every one square kilometer area of
Banten Province is inhabited by about
1,085 residents.
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 65
Persebaran penduduk di Banten
secara spasial tidak merata, karena
masih terkonsentrasi di wilayah
Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Kota Tangerang
Selatan. Dengan luas wilayah kurang
dari 14 persen dari seluruh luas
wilayah Provinsi Banten, ketiga
wilayah tersebut pada tahun 2009
dihuni oleh sekitar 53,47 persen dari
seluruh penduduk Banten. Akibatnya,
tingkat kepadatan penduduk antar
wilayah di Banten menjadi sangat tidak
merata. Tercatat, Kota Tangerang
merupakan wilayah dengan tingkat
kepadatan tertinggi, mencapai 10.101
jiwa per km2. Sedangkan yang
terendah adalah Kabupaten Lebak
yaitu dengan tingkat kepadatan
penduduk hanya 367 jiwa per km2.
Berarti, Kota Tangerang hampir 28
kali lebih padat bila dibandingkan
dengan Kabupaten Lebak.
4.2. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor yang paling menentukan dalam
proses pembangunan di suatu wilayah.
Semakin besar jumlah tenaga kerja,
lebih-lebih apabila disertai dengan
keahlian yang cukup memadai, akan
semakin pesat pula perkembangan
pembangunan di wilayah tersebut.
Distribution of population in
Banten spatially uneven, because it is
still concentrated in Tangerang
Regency, Tangerang Municipality, and
Tangerang Selatan Municipality. With
an area of less than 14 percent of total
area in Banten Province, those areas
inhabited by approximately 53.47
percent of the total population of
Banten in 2009. As a result, the level
of population density among regions
in Banten became very unevenly.
Noted, Tangerang Municipality is the
area with the highest density levels,
reaching 10,101 inhabitants per km2.
While the lowest was Lebak with
population density is only 367
inhabitants per km2. It means
Tangerang City almost 28 times more
dense compared to Lebak.
4.2. Employment
Workforce is one of the most
decisive factor in the development
process in a region. The greater the
amount of labor, especially when
accompanied with the adequate
expertise, the more rapid development
of all developments in the region.
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
66 Banten in Figures 2010
Jumlah angkatan kerja di Provinsi
Banten pada tahun 2009 mencapai
4,36 juta orang, bertambah sebanyak
31.785 orang bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang
hanya sebanyak 4,33 juta orang.
Penambahan tersebut terjadi karena
adanya penambahan pada komponen
angkatan kerja yang bekerja yang
bertambah sebanyak 35.883 orang,
sedangkan pengangguran justru turun
sebanyak 4.098 orang. Berarti secara
kuantitas, kondisi ketenagakerjaan di
Banten pada tahun 2009 semakin
membaik karena kesempatan kerja
yang tercipta masih lebih besar bila
dibandingkan dengan penambahan
angkatan kerja baru.
Secara spasial, pada tahun 2009
ini hanya di Kota Tangerang dan
Kabupaten Serang yang lama
(Kabupaten Serang dan Kota Serang)
saja yang kondisi ketenagakerjaannya
semakin membaik karena kesempatan
kerjanya masing-masing bertambah
sebanyak 80.147 orang dan 29.775
orang, padahal angkatan kerjanya
hanya bertambah masing-masing
sebanyak 46.579 orang dan 17.923
orang. Sedangkan untuk kabupaten/
kota lainnya, penambahan kesem-
patan kerja justru lebih kecil bila
dibandingkan dengan penambahan
angkatan kerjanya.
Total labor force in Banten
Province reached 4.36 million people
in 2009, increased by 31,785 people
compared to the previous year as
many as 4.33 million people. Additions
occurred due to the addition of
components working labor force that
increased by 35,883 people, while
unemployment declined as much as
4,098 people. It means the quantity,
condition of employment in Banten in
2009 has improved because of
opportunities created are greater
when compared with the addition of a
new workforce.
Spatially, in 2009 is only in
Tangerang City and Serang (Serang
Regency and Serang City) are getting
better employment conditions for their
respective working opportunities
increased by 80,147 men and 29,775
people, while the workforce only
increased their respectively of 46,579
people and 17,923 people. While for
the other regency / city, the addition
of employment opportunities even
smaller compared with the addition of
the workforce.
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 67
Sementara itu, bagian besar atau
tepatnya 2,35 juta orang tenaga kerja
di Provinsi Banten bekerja antara 35
sampai 49 jam per minggu. Lebih
dari 50 persen dari total tenaga kerja
Provinsi Banten berdomisili di
Kabupaten Tangerang (termasuk
Kota Tangerang Selatan) dan Kota
Tangerang, yaitu kabupaten/kota
yang terkenal sebagai pusat bisnis
dan konsentrasi industri. Akibatnya,
serapan tenaga kerja di Sektor
Perdagangan dan Sektor Industri
begitu mendominasi penyerapan
tenaga kerja di Provinsi Banten.
Kedua sektor tersebut diperkirakan
mampu menyerap tenaga kerja
masing-masing sebesar 26,18 persen
dan 22,77 persen. Sementara itu,
Sektor Pertanian berada pada posisi
ketiga dalam penyerapan tenaga kerja
yaitu dengan serapan sebesar 20,12
persen dari keseluruhan tenaga kerja,
dan terlihat mendominasi dalam
penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten Serang.
Meanwhile, most or or exactly 2.35
million workers in Banten province
work between 35 to 49 hours per week.
More than 50 percent of total labor
force residing in Banten province
Tangerang Regency (including South
Tangerang City) and Tangerang,
which is the district / town known as a
major business and industrial
concentration. Consequently, the
absorption of labor in Sector Trade
and Industry Sector so dominate
employment in the province of Banten.
Both sectors are expected to absorb
the labor force respectively 26.18
percent and 22.77 percent.
Meanwhile, the Agricultural Sector is
in third position in labor absorption by
absorption of 20.12 percent of the
total labor force, and appear to
dominate in the absorption of labor in
Lebak, Pandeglang and Serang.
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
68 Banten in Figures 2010
Grafik 4.1
Figure
Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Percentage Distribution of Population by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Kota Serang
5,12%
Kota Cilegon
3,57%
Kab. Tangerang
37,52%
Kab. Serang
13,68%Kota Tangerang
15,91%
Kab. Lebak
12,94%
Kab. Pandeglang
11,26%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
Grafik 4.2
Figure
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 2000 – 2009
Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 2000 – 2009
0,93
2,25
3,15
1,22
1,791,89
1,22
2,12
0
1
2
3
4
Kab.
Pandeglang
Kab. Lebak Kab.
Tangerang
Kab. Serang Kota
Tangerang
Kota Cilegon Kota Serang Provinsi
Banten
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 2000 dan Susenas, Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, 2000 Indonesian Population Census and National Socio Economic Survey, July 2009
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 69
Grafik 4.3
Figure
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas
Menurut Jenis Kegiatan, 2009
Percentage of Population 15 Years of Age and Over
by Type of Activity, 2009
Angkatan Kerja Yang
Menganggur /
Unemployment
9,54%
Bukan Angkatan Kerja
/ Not Economically
Active
36,26%
Angkatan Kerja Yang
Bekerja / Employed
54,19%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
Grafik 4.4
Figure
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
Percentage of Population 15 Years Of Age and Over who Worked
by Main Industry, 2009
Industri / Industry
22,77%
Jasa-jasa / Services
14,08%
Perdagangan /
Trading
26,18%
Lainnya / Others
16,85%
Pertanian / Agriculture
20,12%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
70 Banten in Figures 2010
4.1 PENDUDUK
POPULATION
Tabel 4.1.1
Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Population and Sex Ratio by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Penduduk Population Rasio Jenis
Kelamin Sex Ratio Laki-laki
Male Perempuan
Female Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 563 258 536 488 1 099 746 105
2. Lebak 647 008 611 885 1 258 893 106
3. Tangerang 1) 1 876 065 1 800 619 3 676 684 104
4. Serang 684 155 661 402 1 345 557 103
Kota / Municipality
5. Tangerang 795 375 759 452 1 554 827 105
6. Cilegon 178 773 170 389 349 162 105
7. Serang 256 136 241 774 497 910 106
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 5 000 770 4 782 009 9 782 779 105
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 71
Tabel 4.1.2
Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Population by Age Group
and Sex in Banten Province, 2009
Table
Kelompok Umur Age Group
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
0 – 4 505 002 482 401 987 403
5 – 9 497 402 476 301 973 703
10 – 14 506 101 500 601 1 006 702
15 – 19 468 702 467 901 936 603
20 – 24 461 301 474 202 935 503
25 – 29 452 977 460 176 913 153
30 – 34 409 901 447 902 857 803
35 – 39 386 402 401 302 787 704
40 – 44 352 602 328 401 681 003
45 – 49 281 402 251 702 533 104
50 – 54 214 302 181 401 395 703
55 – 59 150 001 122 701 272 702
60 – 64 96 302 83 302 179 604
65 + 156 695 165 394 322 089
Jumlah / Total 4 939 091 4 843 688 9 782 779
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey 2009 – July 2009
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
72 Banten in Figures 2010
Tabel 4.1.3
Distribusi Persentase Penduduk dan
Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage Distribution of Population and
Population Density by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Persentase Penduduk Percentage of Population
Kepadatan Penduduk per km2 Population Density per sq. km)
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 11,38 11,24 398 400
2. Lebak 12,86 12,87 360 367
3. Tangerang 1) 37,22 37,58 3 532 3 634
4. Serang 2) 19,02 13,75 850 715
Kota / Municipality
5. Tangerang 15,95 15,89 9 950 10 101
6. Cilegon 3,58 3,57 1 958 1 990
7. Serang ... 5,09 ... 1 867
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 100,00 100,00 994 1 012
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 73
Tabel 4.1.4
Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya
Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008-2009
Number of Household and Average Household Size
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jumlah Rumahtangga Number of Household
Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga
Average Household Size
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 260 162 249 566 4,20 4,41
2. Lebak 307 573 327 623 4,01 3,84
3. Tangerang 1) 851 620 905 635 4,20 4,06
4. Serang 2) 430 322 307 171 4,24 4,38
Kota / Municipality
5. Tangerang 364 222 401 228 4,21 3,88
6. Cilegon 75 940 80 178 4,52 4,35
7. Serang ... 111 029 ... 4,48
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 2 289 839 2 382 430 4,19 4,11
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey – July 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
74 Banten in Figures 2010
Tabel 4.1.5
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 1961-2009
Population by Regency/Municipality
in Banten Province, 1961-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
1961 1971 1980 1990 2000 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 440 213 572 628 694 759 858 435 1 011 788 1 099 746
2. Lebak 427 802 546 364 682 868 873 646 1 030 040 1 258 893
3. Tangerang 1) 643 647 789 870 1 131 199 1 843 755 2 781 428 3 676 684
4. Serang 2) 648 115 766 410 968 358 1 244 755 1 652 763 1 345 557
Kota / Municipality
5. Tangerang 206 743 276 825 397 825 921 848 1 325 854 1 554 827
6. Cilegon 72 054 93 057 140 828 226 083 294 936 349 162
7. Serang ... ... ... ... ... 497 910
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 2 438 574 3 045 154 4 015 837 5 968 522 8 096 809 9 782 779
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009
BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 75
Tabel 4.1.6
Laju Pertumbuhan Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (persen), 1961 – 2009
Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 1961 – 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2,66 2,17 2,14 1,71 0,93
2. Lebak 2,48 2,51 2,49 1,72 2,25
3. Tangerang 1) 4,07 4,07 5,00 4,35 3,15
4. Serang 2) 2,69 2,63 2,54 2,98 1,22
Kota / Municipality
5. Tangerang 2,96 4,11 8,77 3,83 1,79
6. Cilegon 2,59 4,71 4,85 2,79 1,89
7. Serang ... ... ... ... 1,22
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 2,25 3,12 4,04 3,10 2,12
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten. Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2009
BPS Statistics of Banten Province, Indonesian Population Census in 1971, 1980, 1990, 2000 and National Socio Economic Survey, 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
76 Banten in Figures 2010
4.2 KETENAGAKERJAAN
EMPLOYMENT
Tabel 4.2.1
Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja,
Mencari Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Population 15 Years of Age and Over Who
Worked, Looked for Job, and Not Economically Active
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten /Kota Regency/Municapitaly
Angkatan Kerja Economically Active
Bukan Angkatan Kerja
Not Economically Active
Bekerja Working
Pengangguran Unemployment
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 409 424 50 480 459 904 409 424
2. Lebak 472 440 73 207 545 647 472 440
3. Tangerang 1) 1 360 327 256 372 1 616 699 1 360 327
4. Serang 461 688 78 010 539 698 461 688
Kota / Municipality
5. Tangerang 705 412 130 122 835 534 383 988
6. Cilegon 130 787 29 224 160 011 106 296
7. Serang 164 700 35 047 199 747 130 336
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 3 704 778 652 462 4 357 240 2 479 178
2008 3 668 895 656 560 4 325 455 2 349 440
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 77
Tabel 4.2.2
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Usaha Utama
di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked
by Regency/Municipality and Main Industry
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Lapangan Usaha Utama Main Industry
Pertanian Agriculture
Industri Industry
Perdagangan Trading
Jasa-jasa Services
Lainnya Others
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 191 291 28 773 103 011 39 177 47 172
2. Lebak 265 804 28 472 70 746 37 847 69 571
3. Tangerang 1) 118 861 391 361 367 135 229 839 253 131
4. Serang 136 559 95 583 121 982 38 348 69 216
Kota / Municipality
5. Tangerang 7 013 241 737 205 555 130 287 120 820
6. Cilegon 5 929 30 098 38 109 21 856 34 795
7. Serang 19 811 27 694 63 289 24 408 29 498
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 745 268 843 718 969 827 521 762 624 203
2008 813 003 705 831 979 925 528 869 641 267
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
78 Banten in Figures 2010
Tabel 4.2.3
Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pekerjaan Utama
di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Type of Primary Job
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job
Tenaga Kepemimpinan/
Profesional
Managerial/ Professional
Pejabat Tata Usaha
Administration
Tenaga Usaha Penjualan
Sales
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 15 723 5 983 93 620
2. Lebak 21 784 7 515 63 375
3. Tangerang 1) 89 800 100 572 317 221
4. Serang 10 943 6 292 108 122
Kota / Municipality
5. Tangerang 59 862 79 425 155 178
6. Cilegon 10 447 7 764 35 082
7. Serang 10 100 8 065 55 607
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 218 659 215 616 828 205
2008 273 659 232 858 864 073
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 79
Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.3
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Jenis Pekerjaan Utama Type of Primary Job
Tenaga Usaha Jasa
Service
Tenaga Usaha Pertanian
Agriculture
Tenaga Produksi
Production
Jumlah
Total
(1) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 16 323 190 280 87 495 409 424
2. Lebak 13 710 263 121 102 935 472 440
3. Tangerang 1) 137 341 116 415 598 978 1 360 327
4. Serang 21 089 134 791 180 451 461 688
Kota / Municipality
5. Tangerang 76 888 6 509 327 550 705 412
6. Cilegon 11 993 5 789 59 712 130 787
7. Serang 10 098 19 308 61 522 164 700
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 287 442 736 213 1 418 643 3 704 778
2008 256 994 800 984 1 240 327 3 668 895
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
80 Banten in Figures 2010
Tabel 4.2.4
Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan
Utama di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Employment Status
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Status Pekerjaan Utama Main Status Employment
Berusaha Sendiri/
Self Employed
Dibantu buruh tidak tetap/
Self Employed Assisted by
Family Member/ Temporary
Worker
Dibantu buruh tetap/
Employer with Permanent
Workers
Buruh/Karyawan Employee
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 96 929 83 258 9 485 57 384
2. Lebak 73 363 146 495 9 036 61 242
3. Tangerang 1) 343 373 117 684 45 168 758 355
4. Serang 123 344 100 339 11 496 132 221
Kota / Municipality
5. Tangerang 142 186 41 980 16 975 466 493
6. Cilegon 36 794 11 716 3 879 62 768
7. Serang 57 197 17 183 7 515 54 122
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 873 186 518 655 103 554 1 592 585
2008 916 409 585 788 102 513 1 442 221
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 81
Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.4
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Status Pekerjaan Utama Main Employment Status
Jumlah
Total Pekerja Bebas
Pertanian/ Causal Employee
in Agriculture
Pekerja bebas non pertanian/
Causal Employee not in Agriculture
Pekerja tidak dibayar/
Unpaid Worker
(1) (6) (7) (8) (9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 66 437 38 625 57 306 409 424
2. Lebak 37 988 44 382 99 934 472 440
3. Tangerang 1) 16 481 35 217 44 049 1 360 327
4. Serang 18 015 26 033 50 240 461 688
Kota / Municipality
5. Tangerang - 12 884 24 894 705 412
6. Cilegon 1 020 6 357 8 253 130 787
7. Serang 7 814 9 164 11 705 164 700
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 147 755 172 662 296 381 3 704 778
2008 165 770 172 472 283 722 3 668 895
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
82 Banten in Figures 2010
Tabel 4.2.5
Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu
Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan Jumlah
Jam Kerja Seluruhnya di Provinsi Banten, 2009
Population 15 Years of Age and Over Who Worked
During The Previous Week by Regency/Municipality
and Total Working Hours in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours
0 *) 1 – 9 10 – 24 25 – 34
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 27 778 12 766 61 791 57 487
2. Lebak 39 064 9 620 64 913 60 714
3. Tangerang 1) 44 584 18 574 71 142 75 164
4. Serang 13 511 5 827 49 391 46 627
Kota / Municipality
5. Tangerang 9 892 10 225 31 506 27 392
6. Cilegon 905 1 540 6 884 8 354
7. Serang 6 675 3 367 10 272 14 173
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 142 409 61 919 295 899 289 911
2008 125 582 46 946 342 970 376 458
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 83
Lanjutan Tabel / Continued Table 4.2.5
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya Total Working Hours Jumlah
Total
35 – 44 45 – 59 60+
(1) (6) (7) (8) (9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 95 534 110 103 43 965 409 424
2. Lebak 117 730 145 070 35 329 472 440
3. Tangerang 1) 306 171 576 924 267 768 1 360 327
4. Serang 115 805 178 657 51 870 461 688
Kota / Municipality
5. Tangerang 237 381 272 782 116 234 705 412
6. Cilegon 33 999 52 585 26 520 130 787
7. Serang 46 138 63 462 20 613 164 700
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 952 758 1 399 583 562 299 3 704 778
2008 974 557 1 209 174 593 208 3 668 895
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
*) Sementara tidak bekerja / Temporary not working
POPULATION AND EMPLOYMENT CHAPTER IV
84 Banten in Figures 2010
Tabel 4.2.6
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force
Participation Rate (LFPRs) Population 15 Years of Age
and Over by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
TPT / OURs TPAK / LFPRs
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 11,13 10,98 65,44 63,52
2. Lebak 10,68 13,42 67,62 67,69
3. Tangerang 1) 15,23 15,86 65,89 62,12
4. Serang 2) 16,49 14,45 60,14 60,78
Kota / Municipality
5. Tangerang 18,62 15,57 66,00 68,51
6. Cilegon 18,65 18,26 59,99 60,09
7. Serang ... 17,55 ... 60,51
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 15,18 14,97 64,80 63,74
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) – Agustus 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey – August 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 / Including Serang Municipality for the year 2008
BAB IV PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Banten dalam Angka 2010 85
Tabel 4.2.7
Informasi Ketenagakerjaan Menurut Jenis Kelamin
di Provinsi Banten, 2009
Employment Information by Sex in Banten Province,
2009
Table
Uraian Description
Laki-laki Male
Perempuan Female
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Sisa pencari kerja tahun 2008 Job applicants remaining in the year 2008
88 330
78 477
166 807
Pencari kerja yang terdaftar tahun 2009 Job applicants who registered in the year 2009
65 559
60 444
126 003
Lowongan kerja yang terdaftar tahun 2009 Job vacancies registered in the year 2009
25 283
28 517
53 800
Penempatan tenaga kerja tahun 2009 Job applicants who placed in the year 2009
19 318
21 644
40 962
Penghapusan pencari kerja tahun 2009 Job applicant are removed From The list of job seekers in the year 2009
40 185
29 981
70 166
Sisa pencari kerja tahun 2009 Job applicants remaining in the year 2009
94 386
87 296
181 682
Sumber / Source : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Office of Man Power and Transmigration Services of Banten Province
5
SOSIAL
Social
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 89
Penjelasan Teknis
1. Masih bersekolah adalah mereka
yang terdaftar dan aktif mengikuti
pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal, baik pendidikan
dasar, menengah maupun pendi-
dikan tinggi. Bagi mahasiswa yang
sedang cuti dianggap masih
bersekolah.
2. Sekolah adalah lembaga pendidikan
formal yang dimulai dari pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi.
Pendidikan yang dicatat adalah
pendidikan formal berdasar
kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, termasuk pendidikan
yang diselenggarakan oleh pondok
pesantren dengan memakai
kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, seperti Madrasah Ibti-
daiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Pondok pesantren/madrasah diniyah
adalah sekolah yang tidak memakai
kurikulum dari Departemen
Pendidikan Nasional.
1. Technical Notes 2.
1. Attending school is someone who is
currently attending primary,
secondary or tertiary education.
For students who are on leave are
considered still in school.
2. School is formal education
institution starting from primary,
secondary and tertiary education.
The education data recorded in the
survey covering data on formal
education based on the curriculum
set up by Ministry of National
Education including education
carried out by Muslim Boarding
School (Pondok Pesantren)
implementing the Ministry of
National Education curriculum,
such as Madrasah Ibtidaiyah
(Islamic Primary School),
Madrasah Tsanawiyah (Islamic
Junior High School), and
Madrasah Aliyah (Islamic Senior
High School). Pondok pesantren
/madrasah diniyah (Islamic
boarding school/Islamic school) is
school which does not implement
curriculum from the Ministry of
National Education.
SOCIAL CHAPTER V
90 Banten in Figures 2010
3. Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga
pendidikan berciri khas Islam pada
jenjang Sekolah Dasar. Madrasah
Tsanawiyah adalah lembaga
pendidikan berciri khas Islam pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama,
Madrasah Aliyah adalah lembaga
pendidikan berciri khas Islam
pada jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA).
4. Dapat membaca dan menulis
artinya dapat membaca dan menulis
kata-kata/kalimat sederhana dengan
suatu aksara tertentu.
5. Rumah Sakit adalah tempat
pemeriksaan dan perawatan
kesehatan, biasanya berada di
bawah pengawasan dokter / tenaga
medis, termasuk rumah sakit khusus
seperti rumah sakit perawatan paru-
paru, dan RS jantung.
6. Puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat) adalah unit pelayanan
kesehatan milik pemerintah
yang bertanggungjawab terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat
untuk wilayah kecamatan, sebagian
kecamatan, atau kelurahan (misal
di DKI Jakarta). Tim Puskesmas
sesuai jadwal dapat melakukan
kegiatan Puskesmas Keliling
ke tempat-tempat tertentu dalam
wilayah kerjanya, untuk mendekat-
kan pelayanan dengan masyarakat.
3. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic
school at primary education.
Madrasah Tsanawiyah is Islamic
school at lower secondary
education and Madrasah Aliyah is
Islamic School at higher secondary
education (SMA).
4. Able to read and write is the ability
to read and write at least a simple
sentence.
5. Hospital is a place for health
check, usually controlled/supervised
by doctors / medical personnel.
Including in this category are
special hospitals such Lung
Hospital and Coronary Hospital.
6. Public Health Centre (PHC) is a
health centre provided by the
government that is responsible for
the delivery of health services to the
community at the sub-district level,
part of subdistrict or villages (e.g.
in DKI Jakarta). Officials in the
PHC as scheduled can provide
health services in their working
areas in the effort of closing their
services to the community through
Mobile PHC program.
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 91
7. Apotik adalah tempat penjualan
obat yang mempunyai izin operasi
dari Kementerian Kesehatan, u.p.
Ditjen POM, di bawah pengawasan
apoteker.
8. Imunisasi adalah memasukkan
kuman atau racun penyakit tertentu
yang sudah dilemahkan (vaksin) ke
dalam tubuh dengan cara disuntik
atau diminum (diteteskan dalam
mulut) dengan maksud agar terjadi
kekebalan tubuh terhadap penyakit
tersebut.
9. Luas lantai adalah luas lantai yang
ditempatkan dan digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
10. Air leding adalah sumber air yang
berasal dari air yang telah diproses
menjadi jernih sebelum dialirkan
kepada konsumen melalui instalasi
berupa saluran air. Sumber air ini
biasanya diusahakan oleh PAM/
PDAM/BPAM.
11. Status penguasaan bangunan
tempat tinggal milik sendiri adalah
jika tempat tinggal tersebut pada
waktu pencacahan betul-betul
sudah milik kepala rumah tangga
atau salah seorang anggota rumah
tangga. Rumah yang dibeli secara
angsuran melalui kredit bank atau
rumah dengan status sewa beli
dianggap rumah milik sendiri.
7. Pharmacy is a place of selling
medicines having permit operation
from the Ministry of Health,
through Directorate General for
Food and Medicine Supervision,
under the control of pharmacist.
8. Immunization is putting enervated
microbe of a certain disease into
human body by injection or
drinking (dropping into mouth) to
make the body immune to that
disease.
9. Floor area is the total area which
is occupied and utilized daily.
10. Pipe water is refined water
distributed by water refinery
company.
11. Own ownership property status is
a status of dwelling occupied
belongs to the head of household
or one of the household member.
Houses bought through bank credit
or houses with leasing status
were also categorized as an own
property.
SOCIAL CHAPTER V
92 Banten in Figures 2010
12. Bencana Alam : Bencana alam
adalah peristiwa alam yang
menimbulkan kesengsaraan,
kerusakan alam dan lingkungan,
serta mengakibatkan kesengsaraan,
kerugian, dan penderitaan pada
penduduk. Tidak termasuk bencana
yang disebabkan karena hama
tanaman atau wabah. Bencana
alam yang disajikan antara lain :
tanah longsor, banjir, dan gempa
bumi.
12. Natural Disaster : Natural disaster
is a natural phenomenon leading
to misery, damages or detriment,
and financial loss, as well as the
suffering of people. Not including
in this category is disaster from
plant microbe or outbreak. The
natural disasters recorded in this
category include land slide, flood,
and earthquake.
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 93
5.1. Pendidikan
Pada tahun 2009, jumlah SD
mengalami peningkatan 405 unit dari
4.527 unit menjadi 4.932 unit.
Kenaikan terjadi pada SD Negeri yaitu
dari 4.152 unit menjadi 4.513 unit
atau naik 8,69 persen. SD Swasta
mengalami peningkatan 44 unit dari
375 unit menjadi 419 unit. Kondisi
yang sama juga terjadi pada jenjang
SMP dan SMA, jumlah sekolah
mengalami peningkatan, baik sekolah
negeri maupun swasta. Pada jenjang
SMP, terdapat penambahan 352 unit
terdiri dari 183 unit SMP Negeri dan
169 unit SMP Swasta, sehingga pada
tahun 2009 jumlah SMP menjadi 1.174
unit. Penambahan jumlah SMU (SMA
dan SMK) lebih sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah SMP
yaitu sebanyak 236 unit. Tahun
sebelumnya jumlah SMU sebanyak
635 unit, sedangkan tahun 2009
menjadi 871 unit. Penambahan
tersebut, terbanyak berasal dari SMA
sebanyak 124 unit, sedangkan dari
SMK sebanyak 112 unit.
Sementara itu, angka partisipasi
sekolah penduduk Banten pada tahun
2009 untuk semua kelompok umur
(KU) mengalami kenaikan yaitu KU 7
– 12 tahun naik dari 97,56 persen ke
97,85 persen; KU 13-15 naik dari
79,87 persen ke 80,88 persen; KU 16-
18 dari 48,40 persen ke 50,00 persen
dan KU 19-24 dari 10,50 persen ke
11,07 persen. Berarti, pada tahun
2009 jumlah penduduk Banten yang
bersekolah lebih banyak bila
dibandingkan dengan tahun 2008.
5.1. Education
In 2009, number of primary
schools increased by 405 units from
4,527 units to 4,932 units. The
increase occurred in elementary
school, from 4,152 units to 4,513
units or an increase of 8.69 percent.
Private primary schools increased by
44 units from 375 units to 419 units.
The same condition occurs in middle
school and high school levels, the
number of schools has increased,
both public and private schools.
Junior High School increased 352
units totally consisting of 183 units of
Junior High School and 169 units of
Private Junior High School, so that in
2009 has increased to 1,174 units.
The increment of high school (Senior
High School and Vocational High
School) is more than the number of
Junior High School which are 236
units. On previous year, the number
of high school amounted to 635 units,
while in 2009 amounted to 871 units.
These increment, mostly derived from
Senior High School amounted to 124
units, while of Vocational High
School amounted to 112 units.
Meanwhile, school participation
rate of Banten in 2009 each increased
from 97.56 percent to 97.85 percent
for age group of 7-12; from 79.87
percent to 80,88 percent for age
group of 13-15; from 48.40 percent to
50.00 percent for age group of 16-18,
from 10.50 percent to 11.07 percent
for age group of 19-24. It means, in
2009 the number of school-person in
Banten is more prevalent than in
2008.
SOCIAL CHAPTER V
94 Banten in Figures 2010
Rasio murid terhadap guru pada
tahun 2009 sedikit mengalami
perbaikan, kecuali untuk jenjang SMP.
Pada jenjang SD, setiap satu orang
guru rata-rata menangani 22,76 murid,
tahun sebelumnya 23,11 murid. Pada
tingkat SMP, rasio murid terhadap
guru berubah dari 16,59 menjadi
17,15. Pada jenjang SMA rasio murid
terhadap guru turun dari 16,62
menjadi 15,11. Penurunan rasio murid
terhadap guru pada jenjang SD
dan SMA diharapkan meningkatkan
kualitas pendidikan pada kedua jenjang
tersebut.
5.2. Kesehatan dan
Keluarga Berencana
Pada tahun 2008 jumlah sarana
kesehatan berupa rumah sakit dan
puskesmas mengalami peningkatan.
Rumah sakit bertambah 25 unit dari 41
unit menjadi 66 unit, sedangkan
puskesmas bertambah 10 unit sehingga
menjadi 197 unit. Daerah yang
mengalami penambahan puskesmas
adalah Kabupaten Lebak (1 unit),
Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan (2 unit) dan Kota
Tangerang (5 unit). Sehingga, jika
dibandingkan dengan jumlah
kecamatan yang ada di provinsi
Banten, dapat dikatakan bahwa semua
kecamatan telah memiliki puskesmas.
Bahkan ada beberapa kecamatan
memiliki lebih dari satu unit
puskesmas.
The ratio of students to teachers in
2009 was slightly improved, except for
junior high school level. At the
elementary school, every teacher
taught an average of 22.76 students,
and 23.11 students on previous year.
At junior high school, the ratio of
students to teachers also increased
from 16.59 to 17.15. While the ratio of
students to teachers at senior high
school decreased from 16.62 to 15.11.
The decreasing of ratio of students to
teachers in elementary and senior high
school are expected to improve the
quality of education at both levels.
5.2. Health and
Family Planning
The number of health facilities such
as hospitals and public health centers
has increased in 2008. The number of
hospitals increased by 25 units, from
41 units to 66 units, while the number
of public health center increased by
10 units thus becomes 197 units. The
number of public health center was
increased in Lebak (1 unit),
Tangerang Regency and Tangerang
Selatan Municipality (2 units) and
Tangerang Municipality (5 units).
Thus, compared to the number of
districts in Banten Province, can be
said that all sub districts have public
health center. Even some subdistricts
have more than one unit of public
health center.
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 95
Penambahan kondisi sarana
kesehatan juga diikuti oleh pening-
katan jumlah dokter yaitu dari 2.052
orang menjadi 2.348 orang atau
bertambah sebanyak 296 orang.
Meskipun demikian, penambahan
dokter hanya terjadi pada dokter umum
dan dokter spesialis yang masing-
masing bertambah sebanyak 2 orang
dan 304 orang. Sedangkan, dokter gigi
berkurang sebanyak 10 orang.
Persalinan di Provinsi Banten
selama tahun 2009 umumnya dibantu
oleh tenaga medis, dalam hal ini dokter
dan bidan. Dimana, persentase
kelahiran yang persalinannya di bantu
oleh dokter dan bidan masing-masing
sebesar 15,61 persen dan 52,92 persen,
mengalami peningkatan bila diban-
dingkan dengan tahun sebelumnya
yang masing-masing mencapai 15,38
persen dan 47,05 persen. Sebaliknya,
persalinan yang ditolong oleh selain
dokter dan bidan seperti oleh dukun
dan keluarga mengalami penurunan
dari 37,57 persen pada tahun 2008
menjadi 31,47 persen di tahun 2009.
5.3. Perumahan dan Lingkungan
Umumnya, rumah tangga di Banten
yang jumlahnya 2,38 juta menempati
bangunan rumah milik sendiri yaitu
dengan persentase sebesar 74,35
persen. Disamping itu, ada juga rumah
tangga yang menempati bangunan
dengan status sewa/kontrak.
Persentase rumah tangga ini mencapai
15,07 persen. Sementara yang menem-
pati bangunan lainnya (bebas sewa,
dinas, rumah famili, orang tua)
mencapai 10,57 persen.
The increment of health facilities
conditions also followed by an
increase on the number of doctors, i.e.
from 2,052 to 2,348 or increased by
296 doctors. However, the increment
of doctors only happened to general
practitioners and specialists, each of
them increased by two persons and
304 persons. Meanwhile, dentist has
10 persons of a decrease.
Births in Banten Province during
2009 were generally assisted by
medical personnel such as doctors
and midwives. In which, percentage
of births attended by doctors and
midwives respectively 15.61 percent
and 52.92 percent, increasing
respectively 15.38 percent and 47.05
percent compared to previous year.
Instead, births attended by doctors and
midwives such by traditional healers
and families decreased from 37.57
percent in 2008 to 31.47 percent in
2009.
5.3. Housing and Environment
Generally, about 2.38 million or
74.35 percent of households in Banten
occupied own ownership buildings. In
addition, there are also households
occupied with lease/contract of status
building with 15.07 of percentage.
Meanwhile, those who occupy other
status of building (rent free, office’s
house, family home, parent’s house)
reached 10.57 percent.
SOCIAL CHAPTER V
96 Banten in Figures 2010
Bila dibandingkan dengan tahun 2008,
terlihat bahwa rumahtangga yang
menempati menempati bangunan
dengan status sewa / kontrak
mengalami peningkatan, yang meng-
indikasikan bahwa populasi di wilayah
padat industri sepertinya mengalami
peningkatan lebih besar dibandingkan
daerah lainnya.
Berdasarkan data Susenas 2009,
mayoritas rumah tangga di Banten
menempati bangunan dengan luas
lantai 50-99 m2. Persentase mereka
mencapai 42,66 persen, turun bila
dibandingkan dengan tahun sebelum-
nya yang besarnya 47,45 persen.
Urutan selanjutnya adalah rumah
tangga yang menempati luas lantai
bangunan 20-49 m2 dengan persentase
33,81 persen. Ada juga rumah tangga
dengan rumah yang luas lantainya
kurang dari 20 m2. Persentase rumah
tangga ini mencapai 8,61 persen.
Sedangkan rumah tangga dengan luas
lantai bangunan 100 m2 lebih
mencapai 14,92 persen, sedikit
menurun bila dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebesar 15,33
persen.
Rumah tangga yang menggunakan
air dalam kemasan sebagai sumber air
minum utama mengalami peningkatan
sebesar 25,81 persen pada tahun 2008
menjadi 26,86 persen. Hal ini seiring
dengan semakin banyaknya jumlah
outlet air minum kemasan. Sementara
itu, mayoritas rumah tangga di Banten
masih memanfaatkan sumber air
minum pompa untuk memenuhi
kebutuhan air minum, yaitu sebesar
32,23 persen.
Households who occupy the status of
occupied buildings with leases /
contracts have increased compared to
2008, which indicates that the dense
population in the region seem to have
more increase than other regions.
Based on Susenas 2009, majority of
households in Banten occupy buildings
with floor areas of 50-99 m2. It has
reached 42.66 percent, decreased
comparing with previous years which
is 47.45 percent. Next sequence is the
households who occupy the building
floor area of 20-49 m2 percentage of
33.81 percent. There is also household
with an extensive house floor is less
than 20 m2 with 8.61 of percentage.
While households with floor area of
more than 100 m2 building reached
14.92 percent, slightly decreased when
compared to previous year which
amounted to 15.33 percent.
Households that use bottled water
as a main source of drinking water has
increased from 25.81 percent in 2008
to 26.86 percent. This is in line with
the increasing numbers of bottled
drinking water outlets. Meanwhile, the
majority of households in Banten still
use pump drinking water sources to
fulfill their drinking water needs, with
32.23 of percentage.
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 97
5.4. Kriminalitas dan Bencana Alam
Pada tahun 2009 tercatat terjadi
1.403 kasus kejahatan di provinsi
Banten., dengan kasus atau 47,
persennya dapat diselesaikan. Kasus
kejahatan berupa pencurian kendaraan
bermotor (curanmor) dan pencurian
dengan pemberatan (curat) menempati
urutan teratas. Kasus curanmor
mencapai 32,72 persen dari total kasus
yang terjadi, sedangkan kasus curat
sebesar 32,29 persen. Tingginya kedua
kasus ini sangat mungkin terkait
dengan kemiskinan dan pengangguran
yang relatif tinggi di provinsi Banten.
Setiap tahun selalu ada kejadian
bencana alam di provinsi Banten. Hal
ini terlihat dari adanya penduduk
korban bencana alam. Pada tahun 2009
terdapat 12.842 orang korban bencana
alam, tahun sebelumnya mencapai
8.649 orang. Kabupaten Pandeglang
dan Kota Tangerang merupakan dua
daerah yang paling banyak korbannya.
Pada tahun 2009, 61,9 persen korban
dari kota Tangerang dan 23,8 persen
dari Pandeglang. Tahun sebelumnya
korban dari kota Tangerang mencapai
29,0 persen sedangkan dari Pandeglang
58,4 persen.
5.4. Crimes and Natural Disasters
In 2009 recorded 1,403 cases of
crimes happening in Banten with 47
percent of completed cases. Crimes
such as theft of motor vehicles
(curanmor) and theft by weighting is
ranked top. Case of curanmor reached
32.72 percent of total cases, while
theft by weighting case of 32.29
percent. Both cases probably related
to poverty and unemployment which
are relatively high in Banten.
There are always natural disasters
in Banten every year. This can be seen
from victims of natural disasters. In
2009 there were 12 842 victims of
natural disasters, while on previous
year reached 8649 persons.
Pandeglang Regency and Tangerang
Municipality are two regions with the
most victims. In 2009, about 61.9
percent of victims from Tangerang
Municipality, and 23.8 percent of
victims from Pandeglang Regency. On
previous year, victims of natural
disaster reached 29.0 percent of
Tangerang Municipality, while 58.4
percent of victims of natural disaster
in Pandeglang Regency.
SOCIAL CHAPTER V
98 Banten in Figures 2010
5.5. Agama
Agama Islam merupakan agama
yang dianut oleh mayoritas penduduk
Banten dengan persentase mencapai
87,73 persen. Disusul kemudian oleh
pemeluk agama Kristen Protestan,
Kristen Katholik, Hindu dan Budha
dengan persentase masing-masing
sebesar 5,89 persen; 1,42 persen; 0,97
persen; 4,00 persen. Secara spasial,
persentase pemeluk agama islam
terbanyak di Kabupaten Pandeglang
yaitu sebesar 99,42 persen dan yang
terendah sebesar 66,80 persen di Kota
Tangerang.
5.5. Religion
Islam is religion professed by
majority of population of Banten
reaches 87.73 of percentage. Followed
later by Protestant Christians,
Catholic Christians, Hindus and
Buddhists with their respective
percentages of 5.89 percent, 1.42
percent, 0.97 percent and 4.00
percent. Spatially, the highest
percentage of Islam religious
adherents is in Pandeglang Regency
with 99.42 of percentage and the
lowest at 66.80 percent is in
Tangerang Municipality.
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 99
Grafik 5.1
Figure
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group
in Banten Province, 2009
97,85
80,88
50,00
11,07
81,13
97,69
11,62
53,95
45,39
80,63
98,03
10,51
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24Kelompok Umur (tahun) / Age Group (years)
Laki-laki / Male
Perempuan / Female
Laki-laki + Perempuan / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 5.2
Figure
Distribusi Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas
Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Percentage Distribution of Population 10 Years of Age and Over
By Educational Attainment in Banten Province, 2009
Tamat SLTA
20,89%
Tamat SLTP
8,69%
Tamat SD
34,82%
Tidak Tamat
29,73%
Tamat DI/DII
0,69%
Tamat DIII/Sarjana
5,18%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
100 Banten in Figures 2010
Grafik 5.3
Figure
Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals a nd Public Health Center
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
23
4 5
17
30
86
1011
21 3
28
36
4039
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel
Rumah Sakit / Hospital
Puskesmas / Public Health Center
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province
Grafik 5.4
Figure
Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan
di Provinsi Banten, 2008-2009
Percentage of Children Under Five Years by Birth Attendant
in Banten Province, 2009
31,4737,57
15,61 15,38
52,9247,05
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2008 2009
Lainnya / Others
Bidan / Midwife
Dokter / Doctor
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Services of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 101
Grafik 5.5
Figure
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Household by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009
55,05
72,576,94 74,35
34,62
14,29,06 15,07
9,194,8
11,63 13,11 10,34 13,31 14 10,57
67,67
85,3390,52 93,42
1,560,29
1,79
20,7
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Provinsi Banten
Milik Sendiri Kontrak/Sewa Lainnya
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 5.6
Figure
Persentase Penduduk Menurut Agama
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population by Religion
in Banten Province, 2009
Budha; 4,00Islam; 87,73
Protestan; 5,89 Katolik; 1,42
Hindu; 0,97
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
102 Banten in Figures 2010
Grafik 5.7
Figure
Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality
and Sex in Banten Province, 2009
926
303
472
369
1351
934
1168
334
798
382348
1156
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon
Laki-laki / Male Perempuan / Female
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama of Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Grafik 5.8
Figure
Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi
Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime
in Banten Province, 2009
13
183
453
67
459
3060
9 16
113
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Pembunuhan / Murder Anirat
Curat / Theft with the weighting Curas / Theft with violence
Curanmor / Motor vehicle theft Kebakaran / Fire
Perjudian / Gambling Pemerasan / Extortion
Perkosaan / Rape Narkotika / Narcotics
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Territory
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 103
5.1 PENDIDIKAN
EDUCATION
Tabel 5.1.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin
dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2009
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group
in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Kelamin / Kelompok Umur Sex / Age Group
2008 2009
(1) (2) (3)
Laki-laki / Male
7 - 12 97,21 97,69
13 - 15 81,03 81,13
16 - 18 50,86 53,95
19 - 24 11,34 11,62
Perempuan / Female
7 - 12 97,94 98,03
13 - 15 78,75 80,63
16 - 18 45,97 45,39
19 - 24 9,69 10,51
Laki-laki + Perempuan / Male + Female
7 - 12 97,56 97,85
13 - 15 79,87 80,88
16 - 18 48,40 50,00
19 - 24 10,50 11,07
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009
SOCIAL CHAPTER V
104 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.2
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Kindergarten by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 216 198 7 298 32 1 051
2. Lebak 2 89 161 2 455 5 295
3. Tangerang 1) 9 740 449 32 586 32 3 812
4. Serang 3 68 135 3 131 5 301
Kota / Municipality
5. Tangerang 1 352 84 18 419 45 1 535
6. Cilegon 6 65 243 3 546 116 491
7. Serang 3 68 135 3 131 12 356
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 28 1 598 1 405 70 566 247 7 841
2008/2009 11 1 437 1 089 91 589 66 5 998
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 105
Tabel 5.1.3
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Primary Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 868 5 171 756 612 11 122 60
2. Lebak 752 6 169 666 894 8 463 23
3. Tangerang 1) 956 242 278 509 34 033 9 672 2 175
4. Serang 705 12 185 080 2 080 8 127 141
Kota / Municipality
5. Tangerang 378 120 136 288 29 555 1 965 1 965
6. Cilegon 149 22 40 919 5 019 2 219 347
7. Serang 705 12 185 620 2 475 8 127 177
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 4 513 419 1 167 838 74 668 49 695 4 888
2008/2009 4 152 375 1 150 354 97 390 48 360 5 641
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
106 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.4
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Junior High Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 110 17 39 556 2 090 2 310 149
2. Lebak 140 25 40 742 3 938 2 398 432
3. Tangerang 1) 74 299 44 850 44 029 1 775 3 480
4. Serang 82 68 35 262 13 443 1 976 1 017
Kota / Municipality
5. Tangerang 24 151 22 150 41 702 1 512 1 267
6. Cilegon 12 22 7 385 5 551 446 398
7. Serang 82 68 35 262 14 259 1 976 1 286
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 524 650 225 207 125 012 12 393 8 029
2008/2009 341 481 175 951 126 997 10 652 7 611
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 107
Tabel 5.1.5
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Senior High Schools by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 18 15 9 280 1 679 655 290
2. Lebak 26 23 11 282 2 537 657 284
3. Tangerang 1) 44 130 25 057 21 644 1 018 1 699
4. Serang 25 37 13 855 3 049 859 566
Kota / Municipality
5. Tangerang 15 70 13 351 18 489 750 1 404
6. Cilegon 5 18 3 956 2 843 48 448
7. Serang 25 37 13 855 4 713 858 738
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 158 330 90 636 54 954 4 845 5 429
2008/2009 137 227 75 951 58 001 4 256 3 356
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
108 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.6
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Senior Vocational High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 8 33 5 406 6 707 332 775
2. Lebak 7 35 3 612 4 474 241 518
3. Tangerang 1) 10 123 6 097 48 883 344 1 882
4. Serang 4 28 2 055 4 003 235 345
Kota / Municipality
5. Tangerang 8 83 5 748 25 499 401 1 696
6. Cilegon 3 9 1 530 4 141 48 81
7. Serang 4 28 2 055 5 700 235 556
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 44 339 26 503 99 407 1 836 5 853
2008/2009 36 235 22 285 79 858 1 503 5 090
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 109
Tabel 5.1.7
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Raudhatul Athfal (RA) / Bustanul Athfal (BA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 124 - 3.999 - 552
2. Lebak - 110 - 1.550 - 310
3. Tangerang 1) - 340 - 12 822 - 1 399
4. Serang 2) - 146 - 5 039 - 495
Kota / Municipality
5. Tangerang - 295 - 11 116 - 1 431
6. Cilegon - 42 - 1 964 - 325
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten - 1 057 - 36 490 - 4 512
2008/2009 - 765 - 30 609 - 3 453
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
SOCIAL CHAPTER V
110 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.8
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 3 139 580 15 125 223 1 364
2. Lebak 2 175 422 20 048 253 1 888
3. Tangerang 1) 9 415 4 343 56 537 404 3 171
4. Serang 2) 4 118 1 389 19 177 62 918
Kota / Municipality
5. Tangerang 1 100 393 19 810 160 1 218
6. Cilegon 1 10 514 1 335 120 143
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 20 957 7 641 132 032 1 222 8 702
2008/2009 19 948 6 325 124 543 405 7 800
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 111
Tabel 5.1.9
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Junior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 6 134 3 607 18 253 235 2 182
2. Lebak 4 130 2 085 16 490 136 1 613
3. Tangerang 1) 7 215 5 236 59 609 269 4 341
4. Serang 2) 7 198 4 738 33 514 286 3 115
Kota / Municipality
5. Tangerang 3 50 2 110 8 756 138 856
6. Cilegon 3 34 1 902 7 415 154 1 110
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 30 761 19 678 144 037 1 218 13 217
2008/2009 28 640 18 234 131 085 957 12 524
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
112 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.10
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru
Madrasah Aliyah (MA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Schools, Students, and Teachers
in Islamic Senior High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Sekolah Schools
Murid Students
Guru Teachers
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
Negeri Public
Swasta Private
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 46 1 389 3 911 125 847
2. Lebak 2 37 591 3 913 52 518
3. Tangerang 1) 6 64 2 412 8 768 196 1 110
4. Serang 2) 3 61 1 774 4 388 80 1 226
Kota / Municipality
5. Tangerang 2 15 1 044 1 395 88 315
6. Cilegon 2 18 699 3 050 114 508
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 19 241 7 909 25 425 655 4 524
2008/2009 19 228 6 887 23 974 623 4 363
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 113
Tabel 5.1.11
Jumlah Lembaga, Santri dan Guru
Pondok Pesantren Salafiyah Murni
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009/2010
Number of Institutions, Students, and Teachers
in Traditional Islamic Boarding Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009/2010
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Lembaga Institutions
Santri Students
Guru Teachers
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 052 83 896 8 416
2. Lebak 618 57 611 4 944
3. Tangerang 1) 714 50 282 5 712
4. Serang 2) 783 22 350 6 264
Kota / Municipality
5. Tangerang 103 188 091 824
6. Cilegon 53 535 989 106
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 3 323 938 219 26 266
2008/2009 782 112 830 344
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
114 Banten in Figures 2010
Tabel 5.1.12
Jumlah Perguruan Tinggi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Universities by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Politeknik Polytechnics
Akademi Academy
Institut Institute
Universitas University
Sekolah Tinggi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - - - 1 6
2. Lebak - - - - 5
3. Tangerang 1) 1 3 - 1 17
4. Serang 2 4 1 2 11
Kota / Municipality
5. Tangerang - 12 1 3 15
6. Cilegon 1 5 6
7. Serang 2 4 1 2 10
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 6 28 3 9 70
2008/2009 6 28 3 9 70
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 115
Tabel 5.1.13
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas
Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang
Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population Aged 10 Years and Over
by Regency/Municipality and Educational Attainment
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment
< SD < Primary School
SD / Sederajat Elementary School
SLTP Junior High School
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 36,83 38,45 13,65
2. Lebak 37,75 42,49 12,20
3. Tangerang 1) 23,45 24,03 19,84
4. Serang 30,91 35,87 19,35
Kota / Municipality
5. Tangerang 13,12 21,68 20,04
6. Cilegon 17,90 27,94 21,21
7. Serang 23,19 30,90 17,75
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 25,88 29,71 18,10
2008 29,14 27,02 16,86
SOCIAL CHAPTER V
116 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.1.13
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Pendidikan Yang Ditamatkan Educational Attainment
SLTA Senior High Sch.
Dipl. I / II Dipl. III - Univ. Jumlah Total
(1) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 8,32 0,98 1,78 100,00
2. Lebak 6,13 0,47 0,95 100,00
3. Tangerang 1) 26,14 0,52 6,01 100,00
4. Serang 12,32 0,55 0,99 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 33,23 0,76 11,17 100,00
6. Cilegon 27,71 0,82 4,43 100,00
7. Serang 22,18 0,90 5,08 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 20,73 0,64 4,94 100,00
2008 20,67 0,61 5,70 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 117
Tabel 5.1.14
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas
Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca
dan Menulis di Provinsi Banten, 2009
Population 10 Years of Age and Over
by Regency/Municipality and
Reading and Writing Ability in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Kepandaian Membaca dan Menulis Reading dan Writing Ability
Jumlah
Total Huruf Latin
Latin Huruf Lainnya
Other
Huruf Latin & Huruf Lainnya Latin & Other
Tidak Dapat Can’t
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 58,00 2,31 33,82 5,86 100,00
2. Lebak 37,61 3,89 54,51 3,98 100,00
3. Tangerang 1) 46,59 2,84 47,07 3,50 100,00
4. Serang 12,52 3,77 79,72 4,00 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 47,11 1,41 49,10 2,37 100,00
6. Cilegon 25,63 2,72 70,18 1,46 100,00
7. Serang 21,10 3,05 73,34 2,51 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 40,01 2,82 53,59 3,58 100,00
2008 35,73 1,35 58,55 4,37 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
118 Banten in Figures 2010
5.2 KESEHATAN
HEALTH
Tabel 5.2.1
Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Hospitals and Public Health Center
By Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Rumah Sakit Hospital Puskesmas
Public Health Center Jumlah
Total Tempat Tidur
Beds
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 228 36
2. Lebak 3 232 40
3. Tangerang 11 999 39
4. Serang 2 330 28
Kota / Municipality
5. Tangerang 23 1 817 30
6. Cilegon 4 501 8
7. Serang 5 372 6
8. Tangerang Selatan 17 732 10
Provinsi Banten 66 4 979 197
2008 41 4 025 191
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 119
Tabel 5.2.2
Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Medical Doctors at Public Hospital
and Health Center by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Dokter Umum General
Practitioner
Dokter Ahli Medical
Specialist
Dokter Gigi Dentist
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 51 16 9 76
2. Lebak 69 40 11 120
3. Tangerang 204 318 93 615
4. Serang 41 6 26 73
Kota / Municipality
5. Tangerang 280 615 140 1 035
6. Cilegon 93 86 27 206
7. Serang 42 46 28 116
8. Tangerang Selatan 36 52 19 107
Provinsi Banten 816 1 179 353 2 348
2008 814 875 363 2 052
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
120 Banten in Figures 2010
Tabel 5.2.3
Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2009
Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality
and Type of Immunization in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jenis Imunisasi / Type of mmunization
BCG DPT-I DPT-II DPT-III Campak Measles
Polio-I Polio -IV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 21 291 22 951 22 464 21 139 20 415 24 184 21 347
2. Lebak 22 930 26 108 24 875 24 092 22 882 25 955 23 646
3. Tangerang 52 057 55 876 54 063 53 003 53 080 56 413 52 157
4. Serang 29 275 28 964 28 039 27 394 27 628 30 548 27 921
Kota / Municipality
5. Tangerang 30 946 31 009 30 403 30 208 29 897 31 204 29 563
6. Cilegon 8 182 8 190 8 034 7 795 7 541 8 411 7 850
7. Serang 12 056 11 976 11 595 11 709 11 681 12 414 11 929
8. Tangerang Selatan 23 606 23 251 22 575 22 323 22 386 23 270 21 897
Provinsi Banten 200 343 208 325 202 048 197 663 195 510 212 399 196 310
2008 201 098 213 106 205 970 200 632 201 531 219 198 198 642
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 121
Tabel 5.2.4
Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota
dan Penolong Persalinan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Children Under Five Yearss
by Regency/Municipality And Birth Attendant
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Dokter Doctor
Bidan Midwife
Lainnya Others
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 3,35 36,05 60,60 100,00
2. Lebak 2,86 27,20 69,94 100,00
3. Tangerang 1) 21,01 63,79 15,20 100,00
4. Serang 5,50 41,99 52,51 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 33,94 61,52 4,54 100,00
6. Cilegon 10,34 77,55 12,11 100,00
7. Serang 6,94 61,72 31,34 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 15,61 52,92 31,47 100,00
2008 15,38 47,05 37,57 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009 Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
122 Banten in Figures 2010
Tabel 5.2.5
Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter
di Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Health Professionals Other Than Doctor
at Public Health Center and Government Hospital
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Sarjana Farmasi
Pharmacy
SKM
Health School
Perawat
Nurse
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 9 34 526
2. Lebak 7 42 511
3. Tangerang 27 65 854
4. Serang 2 21 230
Kota / Municipality
5. Tangerang 47 142 1 575
6. Cilegon 2 6 61
7. Serang 5 12 278
8. Tangerang Selatan 66 12 542
Provinsi Banten 165 334 4 577
2008 100 329 3 931
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 123
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.5
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Bidan
Midwife
Paramedis Non Keperawatan
Not Nurse
Non Medis
Not Medical
(1) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 413 151 439
2. Lebak 306 129 572
3. Tangerang 716 305 187
4. Serang 248 57 240
Kota / Municipality
5. Tangerang 392 609 1 575
6. Cilegon 84 31 26
7. Serang 126 64 33
8. Tangerang Selatan 190 108 20
Provinsi Banten 2 475 1 454 3 092
2008 2 342 328 2 720
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
124 Banten in Figures 2010
Tabel 5.2.6
Jumlah Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Drug Distributors by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Industri Farmasi Pharmaceutical
Industry
Pedagang Besar Farmasi Pharmaceutical
Whole Sale
Apotik Dispensaries
Industri Kecil Obat Lainnya Other Drug
Industry
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - - 32 - 32
2. Lebak - 1 17 - 18
3. Tangerang 15 21 143 24 203
4. Serang 4 10 16 - 30
Kota / Municipality
5. Tangerang 11 22 269 22 324
6. Cilegon - 1 48 - 49
7. Serang - 8 45 2 55
8. Tangerang Selatan - 18 75 - 93
Provinsi Banten 30 81 645 48 804
2008 28 86 634 49 797
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 125
Tabel 5.2.7
Jumlah Akseptor Keluarga Berencana
Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi
yang Digunakan di Provinsi Banten, 2009
Number of Family Planning Acceptors
by Regency/Municipality and Method of Contraception
Based on The Result of Family Registration
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Metode Jangka Panjang (MJP) Long Term Method
I U D I U D
M O P Vasectomy
M O W Tubectomy
Susuk Implant
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 6 424 1 253 2 129 11 530
2. Lebak 5 633 2 540 2 307 19 245
3. Tangerang 39 285 7 822 4 071 15 050
4. Serang 7 676 2 295 2 978 13 033
Kota / Municipality
5. Tangerang 33 374 1 719 4 662 7 128
6. Cilegon 2 645 206 892 8 259
7. Serang 4 748 437 1 634 2 897
8. Tangerang Selatan 82 703 1 508 10 492 1 160
Provinsi Banten 182 488 17 780 29 165 78 302
2008 133 002 18 360 21 406 67 487
SOCIAL CHAPTER V
126 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.7
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Non Metode Jangka Panjang (Non MJP) Non Long Term Method
Jumlah Total
(MJP + Non MJP) Suntik Injection
Pil Pil
Kondom Condom
Tradisional & Lainnya Traditional & Others
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 83 921 30 359 339 - 135 955
2. Lebak 85 049 46 003 2 231 - 163 008
3. Tangerang 160 276 67 090 2 019 - 295 613
4. Serang 101 909 49 943 1 853 - 179 687
Kota / Municipality
5. Tangerang 114 336 49 891 2 355 - 213 465
6. Cilegon 27 906 6 916 913 - 47 737
7. Serang 37 272 14 067 975 - 62 030
8. Tangerang Selatan 1 868 48 622 1 477 - 147 830
Provinsi Banten 612 537 312 891 12 162 - 1 245 325
2008 620 580 299 898 6 546 - 1 167 279
Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 127
Tabel 5.2.8
Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota
dan Umur Isteri di Provinsi Banten, 2009
Number of Fertile Age Couple by Regency/Municipality
and Wife Age in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Umur Isteri (tahun) / Wife Age (years old) Jumlah Total
< 20 20 – 29 > 29
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 11 883 88 913 111 371 212 167
2. Lebak 21 159 103 143 116 701 241 003
3. Tangerang 34 680 232 308 216 962 483 950
4. Serang 7 688 100 361 147 203 255 252
Kota / Municipality 10 600 81 613 171 917 264 130
5. Tangerang 10 600 81 613 171 917 264 130
6. Cilegon 1 037 19 759 45 688 66 484
7. Serang 3 634 36 799 56 525 96 958
8. Tangerang Selatan 6 451 83 153 109 422 199 026
Provinsi Banten 97 132 746 049 975 789 1 818 970
2008 106 971 694 278 954 765 1 756 014
Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
128 Banten in Figures 2010
Tabel 5.2.9
Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan
Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2009
Number of Family by Level of Prosperous Family
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Keluarga Pra Sejahtera
Pre-level Prosperous Family
Keluarga Sejahtera Tahap I
Prosperous Family Level I
Keluarga Sejahtera Tahap II
Prosperous Family Level II
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 85 633 82 150 64 846
2. Lebak 80 028 91 162 103 525
3. Tangerang 162 496 170 104 146 988
4. Serang 90 849 81 377 97 065
Kota / Municipality 21 618 60 541 111 014
5. Tangerang 21 618 60 541 111 014
6. Cilegon 5 949 10 348 36 577
7. Serang 18 907 29 095 45 743
8. Tangerang Selatan 13 798 43 805 89 936
Provinsi Banten 479 278 568 582 695 694
2008 489 654 530 357 662 572
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 129
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.2.9
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Keluarga Sejahtera Tahap III
Prosperous Family Level III
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Prosperous Family Level III Plus
Jumlah
Total
(1) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 44 010 12 674 289 313
2. Lebak 41 353 8 333 324 401
3. Tangerang 105 807 42 365 627 760
4. Serang 58 578 12 062 339 931
Kota / Municipality
5. Tangerang 103 130 37 294 333 597
6. Cilegon 21 512 7 368 81 754
7. Serang 25 883 4 759 124 387
8. Tangerang Selatan 69 780 31 946 249 265
Provinsi Banten 470 053 156 801 2 370 408
2008 445 027 141 456 2 269 066
Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten National Family Planning Coordinating Board of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
130 Banten in Figures 2010
5.3 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
HOUSING AND ENVIRONMENT
Tabel 5.3.1
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Dwelling Occupancy Status
Jumlah Total
Milik Sendiri Owner Self
Kontrak Contract
Sewa Rent
Lainnya Other
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 90,52 0,16 0,13 9,19 100,00
2. Lebak 93,42 1,62 0,17 4,8 100,00
3. Tangerang 1) 67,67 11,02 9,68 11,63 100,00
4. Serang 85,33 0,95 0,61 13,11 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 55,05 11,90 22,72 10,34 100,00
6. Cilegon 72,50 4,37 9,83 13,31 100,00
7. Serang 76,94 7,95 1,11 14 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 74,35 7,07 8,00 10,57 100,00
2008 77,12 4,88 8,85 9,15 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 131
Tabel 5.3.2
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Lantai Terluas di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Widest Floor Type in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Jenis Lantai Terluas Widest Floor Type
Jumlah
Total Tanah
Ground Floor Bukan Tanah
Not The Ground Floor
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 21,58 78,42 100,00
2. Lebak 9,07 90,93 100,00
3. Tangerang 1) 10,09 89,91 100,00
4. Serang 15,07 84,93 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 1,32 98,68 100,00
6. Cilegon 3,04 96,96 100,00
7. Serang 4,70 95,3 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 9,83 90,17 100,00
2008 9,20 90,80 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
132 Banten in Figures 2010
Tabel 5.3.3
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Luas Lantai Rumah di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and House Floor Area in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Luas Lantai Rumah (m2) House Floor Area (m2) Jumlah
Total
<20 20 – 49 50 – 99 100 – 149 150+
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 0,25 41,47 46,95 8,09 3,23 100,00
2. Lebak 0,89 57,70 38,37 2,78 0,25 100,00
3. Tangerang 1) 11,60 32,97 45,63 6,88 2,92 100,00
4. Serang 2,50 29,01 55,50 10,18 2,81 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 21,27 23,68 25,48 14,54 15,02 100,00
6. Cilegon 1,44 15,99 43,18 29,66 9,72 100,00
7. Serang 2,11 15,67 47,68 21,50 13,04 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 8,61 33,81 42,66 9,61 5,31 100,00
2008 7,40 29,83 47,45 9,30 6,03 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 133
Tabel 5.3.4
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Sumber Air Minum di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Source of Drinking Water in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Sumber Air Minum Source of Drinking Water
Jumlah Total
Air dalam kemasan Packaged
Water
Ledeng Pipe
Water
Pompa Well
Pumps
Sumur Water Wells
Lainnya Other
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2,88 6,39 6,09 45,41 39,23 100,00
2. Lebak 1,44 2,78 9,63 57,26 28,89 100,00
3. Tangerang 1) 31,22 6,98 48,71 11,33 1,76 100,00
4. Serang 23,62 5,54 27,17 27,40 16,27 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 49,28 12,14 34,73 1,44 2,40 100,00
6. Cilegon 47,56 6,94 23,60 18,51 3,39 100,00
7. Serang 33,13 6,72 34,33 24,40 1,42 100,00
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 26,86 7,01 32,23 22,47 11,43 100,00
2008 25,81 7,72 29,74 25,35 11,37 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
SOCIAL CHAPTER V
134 Banten in Figures 2010
5.4 KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS
SOCIAL INSECURITY AND CRIME
Tabel 5.4.1
Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Social Insecurity Characteristics
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Komunitas Adat Terpencil
Tribal Communities
Korban Bencana Alam
Natural Disaster Victims
Korban Bencana Sosial/Pengungsi
Social Disaster Victims/Refugee
Masyarakat yang tinggal di Daerah Rawan
Bencana People Living
in Disaster Prone Areas
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 271 7 724 2 951 64 992
2. Lebak 4 040 813 99 118
3. Tangerang - 596 233 2 336
4. Serang - 379 18 -
Kota / Municipality
5. Tangerang - 2 969 - 2 591
6. Cilegon - - 22 -
7. Serang - 1 - -
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 5 311 12 482 3 323 70 037
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 135
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.1
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Kekerasan Terhadap Wanita
Violence Against Women
Kekerasan Terhadap Lansia
Violence Against Elderly
Kekerasan Terhadap Anak
Violence Against Children
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 238 179 2 002
2. Lebak 543 21 36
3. Tangerang 247 276 397
4. Serang 39 158 38
- -
Kota / Municipality
5. Tangerang 31 80 5
6. Cilegon 3 - -
7. Serang 19 1 -
8. Tangerang Selatan 1 - -
Provinsi Banten 1 121 715 2 478
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
136 Banten in Figures 2010
Tabel
5.4.2 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Potency and Source Of Social Welfare
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Pekerja Sosial Masya-rakat
Social Workers
Organisasi Sosial
Social Organization
Karang Taruna
Youth Club
Keperintisan dan
Kepahlawanan
Independent Patriot
KLSDU WKSBM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang 1 675 121 335 36 7 15
2. Lebak 1 306 139 300 - 4 40
3. Tangerang 1) 1 640 435 302 67 140 220
4. Serang 372 50 203 - 89 6
Kota/Municipality
5. Tangerang 520 302 410 12 1 591 549
6. Cilegon 86 9 11 24 7 1 400
7. Serang 73 23 73 9 - -
8. Tangerang Selatan ... ... .. ... ... ...
Provinsi Banten 5 672 1 079 1 634 148 1 838 2 230
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
- KLSDU : Kerjasama Lintas Sektor dan Dunia Usaha - WKSBM : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 137
Tabel 5.4.3
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Social Welfare Problem Bearers
by Kind and Regency/Municipality
in Banten Province (person), 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Anak Terlantar
Neglated Children
Anak Nakal
Naughty Children
Wanita Tuna Susila
Prostitute
Pengemis
Beggar
Gelandangan
Vagrant
Balita Terlantar
Baby Neglated
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 10 196 797 177 871 1 131 6 024
2. Lebak 174 - 232 52 - 208
3. Tangerang 1) 4 644 443 332 252 168 335
4. Serang 4 409 166 26 757 185 1 601
Kota / Municipality
5. Tangerang 4 109 99 20 158 2 618
6. Cilegon 645 4 12 31 7 347
7. Serang 548 120 81 311 6 97
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 24 725 1 629 880 2 432 1 499 9 230
SOCIAL CHAPTER V
138 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.4.3
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Korban NAPZA
Drugs Addicted
Bekas Narapidana
Presiour Scor
Keluarga Bermasalah
Sosial Psikologi
Lansia Terlantar
Abondoned Elderly
Jumlah
Total
(1) (8) (9) (10) (11) (12)
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang 106 418 5 046 11 793 36 559
2. Lebak 536 1 616 65 403 3 286
3. Tangerang 1) 198 313 242 3 269 10 196
4. Serang 8 324 347 8 464 16 287
Kota/Municipality
5. Tangerang 407 296 189 4 480 10 378
6. Cilegon 407 51 247 204 1 955
7. Serang 21 173 - 195 1 552
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 1 683 3 191 6 136 28 808 80 213
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Services – Banten Province Government Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 139
Tabel 5.4.4
Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi
Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten, 2009
Number of Crimes Commited by Type of Crime
in Banten Province, 2009
Table
Jenis Kejahatan
Type of Crime
Tindak Kejahatan / Crime
Tindak Pidana Crime
Penyelesaian Tindak Pidana The Settlement of Criminal
(1) (2) (3)
1. Pembunuhan / Murder 13 12
2. Penganiyaan dengan pemberatan 183 82
3. Pencurian dengan pemberatan (Curat)
453 270
4. Pencurian dengan kekerasan (Curas) Theft with violence
67 36
5. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) Motor vehicle theft
459 78
6. Kebakaran / Fire 30 10
7. Perjudian / Gambling 60 53
8. Pemerasan / Extortion 9 6
9. Perkosaan / Rape 16 9
10. Narkotika / Narcotics 113 115
11. Kenakalan Remaja / Adolescent hoax - -
Jumlah / Total 1 403 671
2008 1 194 775
2007 178 161
2006 1 465 767
2005 1 435 680
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
140 Banten in Figures 2010
Tabel 5.4.5
Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan
Jumlah Korban di Wilayah Kepolisian Banten, 2009
Number of Accidents and Victims
in The Territory of State Police of Banten, 2009
Table
Bulan Month
Jumlah Kecelakaan
Total Accidents
Korban (orang) Victim (person)
Meninggal Deaths
Luka Berat Seriously Injured
Luka Ringan Slightly Injured
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 29 6 35 22
Februari / February 29 12 25 29
Maret / March 27 6 26 24
April / April 44 13 39 34
Mei / May 25 17 30 20
Juni / June 43 15 32 33
Juli / July 106 30 75 99
Agustus / August 90 23 72 95
September / September 166 30 88 179
Oktober / October 139 21 73 180
November / November 113 26 67 119
Desember / December 144 30 74 161
Jumlah / Total 955 229 636 995
2008 482 156 380 372
2007 379 190 299 334
2006 364 187 248 304
2005 195 203 186 116
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 141
Tabel 5.4.6
Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan
Lalu Lintas di Wilayah Kepolisian Banten
(ribuan rupiah), 2005-2009
Material Lost Estimation of Accident
in The Territory of State Police of Banten
(thousand rupiahs), 2005-2009
Table
Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 32 500 1 887 350 416 700 271 00 196 450
2. Lebak 75 700 89 750 123 800 197 00 181 350
3. Tangerang 1) 285 560 817 050 1 007 350 1 189 900 1 026 179
4. Serang 2) 72 000 73 650 106 350 292 050 933 550
Kota / Municipality
5. Tangerang 123 408 916 650 770 775 1 078 940 624 400
6. Cilegon 211 500 498 800 529 750 231 760 491 000
7. Serang ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Jalan Tol Jakarta-Merak km 47-98
... ... 791 000 2 374 050 1 962 500
Provinsi Banten 800 668 2 135 715 3 745 725 5 634 700 5 415 429
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
Catatan / Note
: 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
SOCIAL CHAPTER V
142 Banten in Figures 2010
5.5 AGAMA
RELIGION
Tabel 5.5.1
Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Religious Worship Places
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Mesjid/ Musholla
Mosque
Gereja Protestan
Protestan Churches
Gereja Katolik
Chatolic Church
Pura
Budhist Temple
Vihara
Buddhist Monasteries
Jumlah
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 3 592 5 1 - 1 3 599
2. Lebak 3 793 6 3 - 2 3 804
3. Tangerang 1) 9 775 317 18 4 37 10 151
4. Serang 2) 5 721 21 2 - 3 5 747
Kota / Municipality
5. Tangerang 879 287 12 6 35 1 219
6. Cilegon 976 8 1 1 4 990
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 24 736 644 37 11 82 25 510
2008 24 680 644 37 11 81 25 453
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 143
Tabel 5.5.2
Persentase Penduduk Menurut Agama
di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Population by Religion
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Agama / Religion Jumlah
Total Islam Protestan Katolik Hindu Budha
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 99,42 0,21 0,03 0,14 0,21 100,00
2. Lebak 97,62 1,06 0,32 0,41 0,57 100,00
3. Tangerang 1) 85,66 6,13 1,58 1,36 5,26 100,00
4. Serang 2) 97,99 0,95 0,51 0,28 0,27 100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 66,80 17,73 3,54 1,66 10,27 100,00
6. Cilegon 93,51 3,28 1,34 1,06 0,80 100,00
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 87,73 5,89 1,42 0,97 4,00 100,00
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
SOCIAL CHAPTER V
144 Banten in Figures 2010
Tabel 5.5.3
Jumlah Calon/Jamaah Haji
dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2009
Number of Applicants/Pilgrims
and Cost to Mecca in Banten Province, 2000-2009
Table
Musim Haji
Periode
Calon Jamaah Haji
Applicant
Jamaah Haji Berangkat
Departure
Jamaah Yang Batal
Cancelling
Besarnya ONH
Cost
(1) (2) (3) (4) (5)
2002 4 866 4 865 - Rp 800 000 + US$ 2 677,00
2003 5 150 5 110 40 Rp 967 500 + US$ 2 675,00
2004 5 216 5 216 - Rp 967 500 + US$ 2 675,00
2005 5 128 5 128 - Rp 963 266 + US$ 2 668,00
2006 8 505 8 401 104 Rp 466 864 + US$ 2 851,70
2007 8 474 8 366 98 Rp 400 100 + US$ 2 925,90
2008 8 554 8 534 21 Rp 501 000 + US$ 3 429,60
2009 8 572 8 541 31 Rp 100 000 + US$ 3 444,00
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 145
Tabel 5.5.4
Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Regency/Municipality
and Sex in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Jenis Kelamin / Sex Jumlah
Total Laki-laki / Male Perempuan / Female
(1) (2) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 382 472 854
2. Lebak 348 369 717
3. Tangerang 1) 1 156 1 351 2 507
4. Serang 2) 798 934 1 732
Kota / Municipality
5. Tangerang 926 1 168 2 094
6. Cilegon 303 334 637
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 3 913 4 628 8 541
2008 3 997 4 537 8 534
2007 3 861 4 505 8 366
2006 3 908 4 493 8 401
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
SOCIAL CHAPTER V
146 Banten in Figures 2010
Tabel 5.5.5
Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2009
Number of Pilgrims by Age Group
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Kelompok Umur (tahun) / Age Group (year) Jumlah Total
0 - 30 31 – 40 41 - 50 51+
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 55 163 250 386 854
2. Lebak 42 122 184 369 717
3. Tangerang 1) 125 473 869 1 040 2.507
4. Serang 2) 133 384 595 620 1.732
Kota / Municipality
5. Tangerang 92 289 683 1 030 2.094
6. Cilegon 13 108 241 275 637
7. Serang ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ...
Banten 460 1 539 2 822 3 720 8 541
2008 428 1 473 2 810 3 790 8 501
2007 590 1 608 2 695 3 473 8 366
2006 531 1 795 2 717 3 358 8 401
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 147
5.6 SOSIAL LAINNYA
OTHER SOCIAL MATTER
Tabel
5.6.1 Jumlah Perkara yang Diputus
Di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten
Menurut Jenis Perkara, 2009
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory
of Banten by Type of Cases, 2009
Table
Jenis Perkara
Kind of Cases
Perkara yang diputus oleh Pengadilan Agama
Things that be on High-Level Religious Court
Perkara yang Dimohonkan Banding
The proposed appeal
(1) (2) (3)
1. Ijin Poligami / Polygamy Permission 24 - 2. Pencegahan Perkawinan / Marriage Preventation - - 3. Penolakan Perkawinan / Marriage Rejection - - 4. Pembatalan Perkawinan / Marriage Disqualification 11 - 5. Kelalaian Kewajiban / Derelication of The Duty - - 6. Cerai Talak / Divorce 1 373 21 7. Cerai Gugat / Divorce (woman’s inisiative) 3 138 26 8. Pembagian Harta Bersama / Herritage by Married 28 3 9. Penguasaan Anak / Child Guardian 9 1 10. Nafkah dari Ibu / Mother’s Finance - - 11. Hak Bekas Istri / Right of Ex-wife - - 12. Pengesahan Kekuasaan / Derectionary Retification - - 13. Pencabutan Kekuasaan / Revocation of Authority 1 - 14. Perwalian / Trusteeship 12 - 15. Penunjukan sebagai Wali / Reference as Trustee - - 16. Ganti Rugi terhadap Wali / Compens. about Trustee - - 17. Asal Usul Anak / Child Origin - - 18. Kawin Campuran / Mixed Marriage 2 - 19. Itsbat Nikah / Compirmation Marriage 628 - 20. Ijin Kawin / Marriage Permission - - 21. Dispensasi Kawin / Dispensation Marriagre 4 - 22. Wali Adhol / Adhol Substitute 25 - 23. Ekonomi Syariah / Syariah Economic - 4 24. Warisan / Legacy 31 - 25. Hibah/Wakaf/Zakat / Grant/Edification/Foot - - 26. Penetapan Ahli Waris / Determining Relation 95 - 27. Lain-lain / Others 21 - 28. Dicabut/Ditolak/Gugur/Dicoret Cancelled/Refused/Failed/Scratch
- -
Jumlah / Total 5 402 55
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Regional Islamic High Court in Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
148 Banten in Figures 2010
Tabel
5.6.2 Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding
pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2009
Number of Cases Which Petitioned Appeal in
Islamic High Court of Banten, 2009
Table
Bulan
Month
Sisa Perkara Tahun Lalu
The Rest Cases
Last Year
Jumlah Perkara Diterima
Number of Registered
Jumlah Seluruh Perkara
Number of All Cases
Jumlah Perkara Diputus
Number of Sentenced
Sisa Perkara
The Rest Cases
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari / January 4 7 11 5 6
Pebruari / February 6 4 10 5 5
Maret / March 5 4 9 5 4
April / April 4 6 10 7 3
Mei / May 3 6 9 5 4
Juni / June 4 6 10 3 7
Juli / July 7 2 9 5 4
Agustus / August 4 4 8 3 5
September / September 5 3 8 2 6
Oktober / October 6 5 11 4 7
Nopember / November 7 4 11 5 6
Desember / December 6 4 10 5 5
Jumlah / Total 4 55 59 54 5
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 149
Tabel 5.6.3
Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus
pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation Case Received and Decided
on Islamic Court in Banten Province, 2009
Table
Pengadilan Agama Lower-Level
Religious Court
Sisa Perkara Tahun Lalu
Remaining Case in
The Last Year
Jumlah Perkara Diterima
Number of Registered
Jumlah Seluruh Perkara
Number of All Cases
Jumlah Perkara Diputus
Number of Sentenced
Sisa Perkara
Remaining Case in
The Last Year
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Serang 88 937 1 025 867 158
2. Tangerang 196 1 296 1 492 1 227 265
3. Rangkasbitung 28 343 371 331 40
4. Pandeglang 25 299 324 270 54
5. Tigaraksa 263 1 893 2 156 1 791 365
6. Cilegon 30 634 664 619 45
Jumlah / Total 630 5 402 6 032 5 105 927
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
150 Banten in Figures 2010
Tabel 5.6.4
Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP)
Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2009
Number of Prisoners in Prison House Units (LP)
by Type of Crimes in Banten Province (Person), 2009
Table
Jenis Kejahatan Type of Crimes
Pasal KUHP/UU
Regulations
LP Klas I Tangerang
LP Serang
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Politik / Politics 104-129 - - - -
Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State
UU 20/01 - - - -
Terhadap Ketertiban To Safety General
154-181 54 - 14 -
Pembakaran / Arson 187-188 5 - 8 -
Penyuapan / Bribery 209-210 - - - -
Mata Uang / Coins 244-251 14 - 9 -
Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp
253-275 - - 3 -
Kesusilaan / Prostitution 281-297 95 - 42 -
Perjudian / Gambling 303 8 - 3 -
Penculikan / Abducion 324-336 15 - 5 -
Pembunuhan / Murder 338-350 100 - 64 -
Penganiayaan / Torture 351-356 37 - 16 -
Pencurian / Theft 362-364 199 - 161 -
Perampokan / Robbery 365 122 - 134 -
Memeras/Mengancam Black Mail
368-369 9 - 7 -
Penggelapan / Fraud 372-375 78 - 27 -
Penipuan / Cheated 378-395 50 - 29 -
Merusak Barang / Vandalize 406-410 - - - -
Dalam Jabatan / Funcionary UU 8/92 10 - - -
Penadahan / Fance 480-481 26 - 6 -
Ekonomi / Economics UU 359 76 - 3 -
Subversi / Subversion UU 10/95 - - - -
Narkotika / Psikotropika UU 22/97 831 - 183 -
Korupsi / Corruption … 1 - 8 -
Penyelundupan / Smuggler … - - - -
Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP
15/01 - - - -
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 151
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4
Jenis Kejahatan Type of Crimes
Rutan Serang
Rutan Pandeglang
Rutan Rangkasbitung
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Politik / Politics - - - - - -
Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State
- - - - - -
Terhadap Ketertiban To Safety General
24 - 1 - 7 -
Pembakaran / Arson - - - - - -
Penyuapan / Bribery - - - - - -
Mata Uang / Coins - 1 5 2 - -
Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp
- 1 - - - -
Kesusilaan / Prostitution 8 - 4 - 17 -
Perjudian / Gambling 78 - 19 1 11 1
Penculikan / Abducion - - 2 - - -
Pembunuhan / Murder 4 - 2 - 6 -
Penganiayaan / Torture 33 1 5 - - -
Pencurian / Theft 92 1 86 - 114 2
Perampokan / Robbery 26 - 15 - 12 -
Memeras/Mengancam Black Mail
29 - 2 - - -
Penggelapan / Fraud 19 2 8 - 11 -
Penipuan / Cheated 43 1 21 - 17 -
Merusak Barang / Vandalize - - - - - -
Dalam Jabatan / Funcionary - - - - - -
Penadahan / Fance 8 - 5 - 5 -
Ekonomi / Economics - - - - - -
Subversi / Subversion - - - - - -
Narkotika / Psikotropika 55 1 24 - 27 1
Korupsi / Corruption 12 - 9 - - -
Penyelundupan / Smuggler - - - - - -
Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP
- - - - - -
SOCIAL CHAPTER V
152 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4
Jenis Kejahatan Type of Crimes
LP Wanita
Woman Prison
LP Pemuda
Young Man Prison
LP Anak Child Prison
Pria Boy
Wanita Girl
Politik / Politics - - - -
Terhadap Kepala Negara Offence Against Head Of State
- - - -
Terhadap Ketertiban To Safety General
- 96 17 3
Pembakaran / Arson - 11 - -
Penyuapan / Bribery - 30 - -
Mata Uang / Coins 6 5 - 1
Memalsu Meterai/Surat Postage Stamp
4 19 - -
Kesusilaan / Prostitution 4 29 14 -
Perjudian / Gambling 4 352 1 -
Penculikan / Abducion 8 14 - 2
Pembunuhan / Murder 11 40 19 1
Penganiayaan / Torture 2 52 4 2
Pencurian / Theft 29 356 43 19
Perampokan / Robbery 3 260 13 1
Memeras/Mengancam Black Mail
- 44 - -
Penggelapan / Fraud 19 110 2 13
Penipuan / Cheated 14 132 - 6
Merusak Barang / Vandalize - 9 - -
Dalam Jabatan / Funcionary - 2 - -
Penadahan / Fance 2 83 1 -
Ekonomi / Economics - - - -
Subversi / Subversion - - - -
Narkotika / Psikotropika 286 1 702 90 106
Korupsi / Corruption 2 13 - -
Penyelundupan / Smuggler - - - -
Penyelenggaraan KUHP Organizing KUHP
- - - -
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 153
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4
Jenis Kejahatan Type of Crimes
Pasal KUHP/UU
Regulations
LP Klas I Tangerang
LP Serang
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Kenakalan / Mischief 23/92 - - - -
Lain-lain / Others 39/04 - - 19 -
UU Darurat / Emergency Laws UU 12/51 - - - -
UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand
UU 15/01 - - - -
UU Kesehatan / Act Health UU 23/92 - - - -
UU Perfilman / Act film UU 8/92 - - - -
UU Bea Cukai / Law Customs UU 10/95 - - - -
UU Perindustrian / Industry Act UU 5/84 - - - -
UU Perlindungan Anak Laws Child Protection
UU 23/02 - - 40 -
UU Perbankan / Banking Law UU 10/98 - - - -
UU Hak Cipta / Law Copyright UU 19/02 - - - -
KDRT / Domestic Violence UU 23/04 - - - -
UU TKI / The Law of Labor UU 39/04 - - - -
UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection
UU 8/99 - - - -
UU Keimigrasian Immigration laws
UU 9/92 - - - -
UU No 22 Tahun 2001 22/01 - - - -
Perdagangan Orang Trafficking of People
UU 21/07 - - - -
Menelantarkan Anak Strand Children
305 KUHP - - - -
Illegal Logging - - - 1 -
Lantas 359-360 - - - -
Kehutanan / Forestry UU 41/99 - - - -
Kelautan / Marine UU 5/90 - - - -
Jumlah / Total 1 730 - 782 -
SOCIAL CHAPTER V
154 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4
Jenis Kejahatan Type of Crimes
Rutan Serang
Rutan Pandeglang
Rutan Rangkasbitung
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Pria Man
Wanita Woman
Kenakalan / Mischief - - - - - -
Lain-lain / Others 37 - 22 - 44 -
UU Darurat / Emergency Laws - - 5 - - -
UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand
- - - - - -
UU Kesehatan / Act Health - - - - - -
UU Perfilman / Act film - - - - - -
UU Bea Cukai / Law Customs - - - - - -
UU Perindustrian / Industry Act - - - - - -
UU Perlindungan Anak Laws Child Protection
- - 4 - - -
UU Perbankan / Banking Law - - - - - -
UU Hak Cipta / Law Copyright - - - - - -
KDRT / Domestic Violence - - - - - -
UU TKI / The Law of Labor - - - - - -
UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection
- - - - - -
UU Keimigrasian Immigration laws
- - - - - -
UU No 22 Tahun 2001 - - - - - -
Perdagangan Orang Trafficking of People
- - - - - -
Menelantarkan Anak Strand Children
- - - - - -
Illegal Logging - - 2 - - -
Lantas - - 7 - - -
Kehutanan / Forestry - - 3 - - -
Kelautan / Marine - - - - - -
Jumlah / Total 468 8 251 3 271 4
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 155
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.4
Jenis Kejahatan Type of Crimes
LP Wanita
Woman Prison
LP Pemuda
Young Man Prison
LP Anak Child Prison
Pria Boy
Wanita Girl
Kenakalan / Mischief - - - -
Lain-lain / Others 13 25 3 -
UU Darurat / Emergency Laws - 73 - -
UU Pemalsuan Merk Law Forgery Brand
- 5 - -
UU Kesehatan / Act Health - 9 - -
UU Perfilman / Act film - 13 - -
UU Bea Cukai / Law Customs - 10 - -
UU Perindustrian / Industry Act - 4 - -
UU Perlindungan Anak Laws Child Protection
- 17 18 2
UU Perbankan / Banking Law - 12 1 -
UU Hak Cipta / Law Copyright - 11 - -
KDRT / Domestic Violence - 17 - -
UU TKI / The Law of Labor - 10 - -
UU Perlindungan Konsumen Act Consumer Protection
- 8 - -
UU Keimigrasian Immigration Law
- 2 - -
UU No 22 Tahun 2001 - 25 - -
Perdagangan Orang Trafficking of People
- - - 1
Menelantarkan Anak Strand Children
- - - 1
Illegal Logging - - - -
Lantas - - - -
Kehutanan / Forestry - - - -
Kelautan / Marine - - - -
Jumlah / Total 407 3 600 226 158
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten Regional Office of Ministry of Law and Human Rights in Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
156 Banten in Figures 2010
Tabel 5.6.5
Rekapitulasi Produksi Sertifikat
oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Hingga Tahun 2009
Production of Certificate by National Land Agency
by Regency/Municipality in Banten Province,
Until Year 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Hak Milik Proprietary Rights
Hak Guna Usaha Concession Used Rights
Hak Guna Bangunan Building Used Rights
Bidang Field
Luas Area (ha)
Bidang Field
Luas Area (ha)
Bidang Field
Luas Area (ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency -
1. Pandeglang 150 020 23 605,58 40 1 252,55 62 788 7 759,00
2. Lebak 66 050 35 769,58 57 14 536,48 3 214 3 335,09
3. Tangerang 1) 110 669 33 111,75 61 14 651,50 10 328 5 779,07
4. Serang 2) 415 580 29 700,98 12 974,57 372 460 15 398,60
Kota / Municipality
5. Tangerang 179 343 14 508,54 42 1,26 72 767 8 570,56
6. Cilegon 102 171 12 868,25 - - 13 878 3 411,21
7. Serang ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 1 023 833 149 564,68 212 31 416,36 535 435 44 253,53
2009 967 886 255 292,83 115 26 591,80 465 316 98 010,04
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 157
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Hak Pakai Used Rights
Hak Pengelolaan Management Rights
Bidang Field
Luas Area (ha)
Bidang Field
Luas Area (ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 270 1 410,93 141 797,14
2. Lebak 746 2 356,66 1 5,00
3. Tangerang 1) 654 4 846,54 7 9,06
4. Serang 2) 552 1 296,27 17 107,05
Kota / Municipality
5. Tangerang 550 603,67 53 0,40
6. Cilegon 344 282,50 27 54,50
7. Serang ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 4 116 10 796,57 246 973,15
2008 4 121 31 464,29 221 30 132,77
SOCIAL CHAPTER V
158 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.5
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Hak Sarusun Sarusun Rights
Tanah Wakaf Wakaf Land
Bidang Field
Luas Area (ha)
Bidang Field
Luas Area (ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2 683 6,34 3 978 635,92
2. Lebak 500 3,50 103 8,05
3. Tangerang 1) - - 853 452,60
4. Serang 2) 6 607 - 247 13,00
Kota / Municipality
5. Tangerang 5 180 2 492,76 57 0,34
6. Cilegon 650 2,25 108 29,03
7. Serang ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 15 620 2 504,85 5 346 1 138,94
2008 14 169 72,97 5 245 45 948,67
Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 159
Tabel 5.6.6
Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Number of Officials Making Land Deed and
Certificate Publishing in Banten Province, 2009
Table
Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
Work Area Regency/City
Jumlah PPAT Total PPAT
Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta)
PPAT Sementara
Provisional
PPAT Notaris
Notary
Jual Beli
Purchasing
Hibah
Gift
Pembagian Hak
Bersama
Right Division
Tukar Menukar
Exchange
Pelepasan Hak
Right Free
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 35 16 2 000 230 205 - -
2. Lebak 28 7 2 510 160 10 - -
3. Tangerang 1) 36 407 47 250 1 074 530 100 100
4. Serang 2) 34 103 15 340 730 520 100 100
Kota / Municipality
5. Tangerang 13 118 15 000 550 230 - -
6. Cilegon 8 28 2 100 256 105 - -
7. Serang ... ... ... ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 154 679 84 200 3 000 1 600 200 200
2008 154 620 91 428 3 183 2 093 1 686
SOCIAL CHAPTER V
160 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 5.6.6
Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
Work Area Regency/City
Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta) Kind of Acta / Production (Total Acta)
APDP APHT SK.MHT Jumlah / Total
(1) (9) (10) (11) (12)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 900 900 4 235
2. Lebak - 670 550 3 900
3. Tangerang 1) 100 14 000 14 050 77 204
4. Serang 2) 100 3 530 3 500 23 920
Kota / Municipality
5. Tangerang - 7 900 9 400 33 080
6. Cilegon 20 1 300 2 600 6 381
7. Serang ... ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 220 28 300 31 000 148 720
2008 - 24 961 21 345 144 471
Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency Catatan / Note : 1) Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB V SOSIAL
Banten dalam Angka 2010 161
Tabel 5.6.7
Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)
oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Number of Driving Licences
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009
Table
Jenis SIM Kind of Driving Licences
Perpanjangan SIM Add
SIM Baru New
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
1. SIM C 17 652 37 787 55 439
2. SIM A 10 181 17 092 27 273
3. SIM B - I 996 2 150 3 146
4. SIM B - II 943 737 1 680
Jumlah / Total 29 772 57 766 87 538
2008 15 147 53 687 78 283
2007 15 147 64 068 79 215
2006 18 494 58 602 77 096
2005 44 300 23 174 67 474
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
SOCIAL CHAPTER V
162 Banten in Figures 2010
Tabel 5.6.8
Banyaknya Penerbitan STNK
oleh Kepolisian Daerah Banten, 2009
Total of Vehicle Registered Number (URM)
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2009
Table
Bulan
Month
Kendaraan Baru
New Car
Balik Nama
Transfer Duties
Pindah Daerah
Moved to Another Place
Hilang/ Salinan
Lost /Copy
Pengesahan
New Printing Legalization
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari / January 6 265 345 334 64 17 607
Pebruari / February 5 168 325 401 60 16 431
Maret / March 5 518 319 406 42 13 252
April / April 5 974 336 530 49 14 869
Mei / May 5 918 408 485 76 17 491
Juni / June 7 306 363 475 82 20 074
Juli / July 8 217 405 402 65 21 754
Agustus / August 9 009 419 444 78 18 318
September / September 7 557 320 251 62 19 658
Oktober / October 9 960 464 442 94 20 634
Nopember / November 7 388 476 470 72 20 538
Desember / December 8 809 380 401 25 21 150
Jumlah / Total 87 089 4 560 5 041 769 221 776
2008 94 947 - 4 489 - 188 297
2007 75 037 - 2 136 - 32 251
2006 67 720 2 711 2 086 547 157 529
2005 80 089 - 2 177 11 019 32 700
Sumber / Source : Kepolisian Daerah Banten / Regional Office of Indonesian National Police in Banten Province
6
PERTANIAN
Agriculture
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 165
Penjelasan Teknis
1. Pengumpulan data Statistik
Pertanian (SP) diselenggarakan oleh
Badan Pusat Statistik bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, Kementerian
Pertanian.
2. Data pokok tanaman pangan yang
dikumpulkan adalah luas panen dan
produktivitas (hasil per hektar).
Produksi tanaman pangan merupa-
kan hasil perkalian antara luas
panen dengan produktivitas. Data
tanaman pangan mencakup padi dan
palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, ubi kayu, dan ubi jalar).
Pengumpulan data luas panen
dilakukan setiap bulan oleh Mantri
Pertanian/Kepala Cabang Dinas
Kecamatan (KCD) dan dilaporkan
dengan formulir Statistik Pertanian
(SP). Pengumpulan data dilakukan
dengan pendekatan area kecamatan
di seluruh wilayah Indonesia.
Pengumpulan data luas panen di
tingkat kecamatan tersebut
didasarkan pada hasil pengumpulan
data dari seluruh desa/kelurahan
di kecamatan bersangkutan.
Pengumpulan data produktivitas
tanaman pangan dilakukan melalui
Survei Ubinan dengan meng-
gunakan formulir SUB-S. Periode
pengumpulan data dilakukan
setiap subround (caturwulan/empat
bulanan) dengan petugas lapangan
adalah Mantri Statistik (Koordinator
Statistik Kecamatan) / KSK dan
KCD.
Technical Notes
1. Agricultural Survey is carried out
by the BPS Statistics Indonesia in
cooperation with the Directorate
General of Food Crops, The
Ministry of Agriculture.
2. The main food crops data collected
consists of area harvested and
productivity (yield per hectare).
Food crops production is generated
byarea harvested multiply by
productivity. Food crops data
covers paddy and secondary food
crops (maize, soybeans, peanuts,
cassava, and sweet potatoes). The
area harvested data is collected
every month by the Agriculture
Extension Workers (called KCD for
Kepala Cabang Dinas) and
reported in Agriculture Statistics
Form. Data collection is conducted
by sub district area approach in all
over Indonesia. Area harvested in
each sub district is estimated based
on the area harvested in each
village in the sub district. Food
crops productivity (yield per
hectare) data are collected through
the Crop Cutting Survey using
SUB-S form. The data collection is
conducted in every sub round (four
monthly) with Sub District Statistics
Coordinator (called KSK for
Koordinator Statistik Kecamatan)
and KCD as the enumerator.
AGRICULTURE CHAPTER VI
166 Banten in Figures 2010
Pengumpulan data produktivitas
tanaman pangan dilakukan secara
sampel melalui survei ubinan
dengan pendekatan rumah tangga.
Metode pengumpulan data
produktivitas menggunakan metode
pengukuran langsung pada plot
ubinan yang berukuran 2½ m x 2½
m. Pengumpulan data produktivitas
dilakukan sesuai dengan waktu
panen petani.
3. Produksi padi mencakup padi sawah
dan padi ladang. Kualitas produksi
padi dan palawija adalah: gabah
kering giling (padi), pipilan kering
(jagung), biji kering (kedelai dan
kacang tanah), dan umbi basah (ubi
kayu dan ubi jalar).
4. Survei Pertanian Hortikultura (SPH)
diselenggarakan oleh Badan Pusat
Statistik bekerja sama dengan
Direktorat Jendral Hortikultura,
Kementrian Pertanian.
5. Metode yang digunakan dalam
survei ini adalah metode pencacahan
lengkap terhadap seluruh kecamatan
di Indonesia dan dilaporkan secara
rutin bulanan untuk data tanaman
sayuran dan buah-buahan semusim
dan triwulanan untuk tanaman buah-
buahan dan sayuran tahunan oleh
mantri tani/KCD.
The productivity is collected by
sampling method through crop
cutting survey with household
approach. The measurement is
conducted directly in 2½ m x 2½ m
crop cutting plot. The productivity
measurement is conducted at the
time farmers do harvest.
3. The production of paddy covers the
production of wet land rice and dry
land rice. Production of rice and
secondary crops are presented in
form of : dry unhusked rice
(paddy), dry loose maize (maize),
dry shells crops (soybeans and
peanuts) and fresh roots (cassava
and sweet potatoes).
4. The Agricultural Survey for
Horticulture (SPH) is carried out
by the BPS-Statistics Indonesia
in cooperation with the Directorate
General of Horticulture, The
Ministry of Agriculture.
5. The method used in this survey is
complete enumeration for all of
districts in Indonesia and reported
monthly for SPH-SBS and quarterly
for SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH
by agriculture extension services.
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 167
6. Tanaman sayuran dan buah-buahan
semusim.
a. Tanaman sayuran semusim
adalah tanaman sumber vita-
min, garam mineral dan lain-
lain yang dikonsumsi dari
bagian tanaman yang berupa
daun, bunga, buah dan umbi-
nya, yang berumur kurang dari
satu tahun.
b. Tanaman buah-buahan semusim
adalah tanaman sumber vita-
min, garam mineral dan lain-
lain yang dikonsumsi dari
bagian tanaman yang berupa
buah, berumur kurang dari satu
tahun, tidak berbentuk pohon/
rumpun tetapi menjalar dan
berbatang lunak.
7. Tanaman buah-buahan dan sayuran
tahunan. Tanaman buah-buahan
tahunan adalah tanaman sumber
vitamin, garam mineral dan lain-
lain yang dikonsumsi dari bagian
tanaman yang berupa buah dan
merupakan tanaman tahunan.
Tanaman sayuran tahunan adalah
tanaman sumber vitamin, garam
mineral dan lain-lain yang
dikonsumsi dari bagian tanaman
yang berupa daun dan atau buah
yang berumur lebih dari satu tahun.
8. Tanaman biofarmaka. Tanaman
biofarmaka adalah tanaman yang
bermanfaat untuk obat-obatan,
kosmetik dan kesehatan yang
dikonsumsi atau digunakan dari
bagian-bagian tanaman seperti
daun, batang, buah, umbi (rimpang)
ataupun akar.
6. Seasonal vegetables and fruit
plants.
a. Seasonal vegetables plants are
plants which are the sources of
vitamin, mineral salt, etc,
consumed from the part of the
plant in the form of leaf,
flower, fruit and root with the
age of less than one year.
b. Seasonal fruits plants are
plants which are the sources of
vitamin, mineral salt, etc,
consumed from the part of the
plant in the form of fruits.
These plants are creeps with
the age of less than one year.
7. Annual fruit and vegetable plants.
Annual fruits plants are plants
which are the sources of vitamin,
contained mineral salt, etc,
consumed from the part of plant in
the form of fruits and more than
one year of age. Annual vegetable
plants are plants which are the
sources of vitamin, contained
mineral salt, etc, consumed from
the part of the plant in the form of
vegetable and more than one year
of age.
8. Medicinal plants. Medicinal plants
are plants which are usefull for
medicine. It is consumed from
parts of the plants such as leaf,
flower, fruit, tubber and root.
AGRICULTURE CHAPTER VI
168 Banten in Figures 2010
9. Tanaman hias. Tanaman hias
adalah tanaman yang mempunyai
nilai keindahan baik bentuk, warna
daun, tajuk maupun bunganya,
sering digunakan untuk penghias
pekarangan dan lain sebagainya.
10. Data yang dikumpulkan dalam
SPH mencakup : data tentang luas
penanaman, luas panen (untuk
buah-buahan tahunan adalah
banyaknya tanaman yang meng-
hasilkan), produksi, luas rusak,
luas tanaman akhir dan harga jual
petani.
11. Luas panen adalah luas tanaman
sayuran, buah-buahan, biofarmaka
dan tanaman hias yang diambil
hasilnya/dipanen pada periode
pelaporan.
12. Luas panen untuk tanaman
sayuran : luas tanaman yang
dipanen sekaligus/habis/dibongkar
dan luas tanaman yang dipanen
berkali-kali (lebih dari satu kali)/
belum habis. Tanaman yang
dipanen sekaligus/habis/dibongkar
adalah tanaman yang sehabis
panen langsung dibongkar/
dicabut, terdiri dari bawang merah,
bawang putih, bawang daun,
kentang, kol/kubis, kembang kol,
petsai/sawi, wortel, lobak dan
kacang merah.
9. Ornamental plants. Ornamental
plants are plants which have a
beauty value, either in shape,
colour of leaf or crown of flower,
and they are often used as a yard
decorator.
10. Agriculture Survey collects the
information on the planted area,
harvested area (for annual
vegetables the number of planted),
production, damaged area, plant
area in the end of month, and
price on the farm-gate level.
11. Harvested area is vegetable, fruit,
medicinal and ornamental plant
of crop harvested during the
period of report.
12. Harvested area of vegetables :
entirely plant harvested
(demolished) and plant harvested
several times (undemolished).
Entirely plants harvested
(demolished) are plants usually
harvested once and demolished to
be substituted by other plants,
consisting of : shallots, garlic,
leeks, potato, cabbage, cauli
flower, mustard green, carrots,
chinese radish and red kidney
beans.
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 169
Tanaman yang dipanen berkali-
kali (lebih dari satu kali) / belum
habis adalah tanaman yang
pemanenannya lebih dari satu kali
dan biasanya dibongkar apabila
panenan terakhir sudah tidak
memadai lagi, terdiri dari : kacang
panjang, cabe besar, cabe rawit,
jamur, tomat, terung, buncis,
ketimun, labu siam, kangkung,
bayam, melon, semangka dan
blewah.
13. Produksi adalah hasil menurut
bentuk produk dari setiap tanaman
sayuran, buah-buahan, biofarmaka
dan tanaman hias yang diambil
berdasarkan luas yang dipanen
pada bulan/triwulan laporan.
14. Data statistik perkebunan merupa-
kan data sekunder yang diperoleh
dari Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Provinsi Banten.
15. Data statistik kehutanan meru-
pakan data sekunder yang
diperoleh dari Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Provinsi Banten
dan Perum Perhutani Unit III
Banten.
Plants harvested several times
(undemolished) are plants usually
harvested more than once and
demolished in the case that the
last harvest was economically not
profitable. They consist of : yard
long beans, chili, small chili,
mushroom, tomatoes, egg plant,
frech beans, cucumber, pumpkin/
chajota, swampcabbage, spinach,
melon, watermelon and blewah.
13. Production is the standard
production quantity form of
vegetable, fruit, medicinal and
ornamental plant based on
harvested area reported monthly/
quarterly.
14. Data on estate are secondary data
aquired from from the Office of
Forestry and Estate Service of
Banten Province.
15. Forestry statistics are secondary
data obtained from the Office of
Forestry and Estate Service of
Banten and Perum Perhutani Unit
III Banten.
AGRICULTURE CHAPTER VI
170 Banten in Figures 2010
16. Kawasan hutan adalah wilayah
tertentu yang berupa hutan, yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan
tetap. Hal ini untuk menjamin
kepastian hukum mengenai status
kawasan hutan, letak batas dan
luas suatu wilayah tertentu yang
sudah ditunjuk menjadi kawasan
hutan tetap. Kawasan hutan
Indonesia ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan dalam bentuk Surat
Keputusan Menteri Kehutanan
tentang Penunjukan Kawasan
Hutan dan Perairan Provinsi.
Penunjukan Kawasan Hutan ini
disusun berdasarkan hasil
pemaduserasian antara Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) dengan Tata Guna
Hutan Kesepakatan (TGHK).
Penunjukan kawasan hutan
mencakup pula kawasan perairan
yang menjadi bagian dari Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA).
17. Berdasarkan Undang-Undang
No.41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, kawasan hutan dibagi
ke dalam kelompok Hutan
Konservasi, Hutan Lindung, dan
Hutan Produksi.
18. Hutan konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.
16. Forest Area is a specific territory
of forest ecosystem determined
and or decided by the government
as a permanent forest. Such
decision is important to maintain
the size of forest area and to
ensure its legitimation and
boundary demarcation of
permanent forest. Indonesian
forest area is determined by the
Minister of Forestry in the format
of Ministerial Decree on the
Designation of Provincial Forest
Area and Inland Water, Coastal
and Marine Ecosystem The
designation of Forest Area is
formulated based on integrated
and harmonized of Provincial
Spatial Planning (RTRWP) and
Forest Land Use by Concensus
(TGHK). The designation of
forest area in some cases also
cover inland water, coastal and
marine ecosystem that may
become part of Sanctuary
Reserve Area (KSA) and Nature
Conser-vation Area (KPA).
17. In accordance to the Act on
Forestry No. 41/1999, forest area
is categorized as Conservation
Forest, Protection Forest and
Production Forest.
18. Conservation forest is a forest
area having specific charac-
teristic established for the
purposes of conservation of
animal and plant species and
their ecosystem.
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 171
19. Hutan Lindung adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
20. Hutan Produksi adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi
pokok memproduksi hasil hutan.
Hutan produksi terdiri dari Hutan
Produksi Tetap (HP), Hutan
Produksi Terbatas (HPT), dan
Hutan Produksi yang dapat
dikonversi.
21. Data statistik peternakan merupa-
kan data sekunder yang diperoleh
dari Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten.
22. Data statistik perikanan merupa-
kan data sekunder yang diperoleh
dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Banten. Statistik
perikanan dibedakan atas data
Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya. Perikanan Tangkap
diklasifikasikan atas penangkapan
ikan di laut dan penangkapan ikan
di perairan umum. Perikanan
Budidaya diklasifi-kasikan atas
jenis budidaya yaitu budidaya laut,
tambak, kolam, karamba, jaring
apung dan sawah.
19. Protection Forest is a forest area
designated to serve life support
system, maintain hydrological
system, prevent of flood, erotion
control, seawater intrusion, and
maintain soil fertility.
20. Production forest is a forest area
designated mainly to promote
sustainable forest production.
Production forest is classified as
permanent production forest,
limited production forest, and
convertible production forest.
21. Livestock statistics are secondary
data obtained from the Office of
Agriculture and Livestock Service
of Banten Province.
22. Fishery Statistics are secondary
data obtained from the Office of
Marine and Fishery Service of
Banten Province. Fishery
statistics are categorized into
two: capture fisheries and
aquaculture. Capture fisheries
are further classified into: marine
capture fisheries and inland open
water capture fisheries.
Aquaculture are further classified
into several types of culture :
marine culture; brackish water
pond; fresh water pond; cage;
floating net and fish breeding in
paddy fields.
AGRICULTURE CHAPTER VI
172 Banten in Figures 2010
6.1. Tanaman Pangan
Tanaman pangan terutama padi/
beras menjadi komoditas yang sangat
strategis karena merupakan bahan
makanan pokok bagi bangsa Indonesia.
Sehingga peningkatan kinerja
pertanian tanaman pangan menjadi
salah satu andalan untuk menjaga,
memelihara dan meningkatkan
ketahanan pangan di Indonesia.
Produksi padi di Banten sendiri
pada tahun 2009 adalah sebesar 1,85
juta ton gabah kering giling (GKG),
meningkat sebesar 0,03 juta ton atau
sebesar 1,70 persen bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Peningkatan
tersebut terjadi karena adanya pening-
katan luas panen sebesar 0,97 persen
yang sepertinya disebabkan oleh
meningkatnya indeks penanaman
sebagai akibat relatif lebih meratanya
jumlah hari hujan setiap bulanya pada
tahun 2009 bila dibandingkan dengan
tahun 2008.
Disamping itu, adanya program
bantuan benih unggul yang berasal
dari program SLPTT (Sekolah
Lapang Pertanian Tanaman Terpadu),
CBN (Cadangan Benih Nasional),
dan BLBU (Bantuan Langsung Benih
Unggul), membuat produktivitas padi
meningkat yaitu dari 50,14 kw/ha di
tahun 2008 menjadi 50,50 kw/ha
pada tahun 2009.
Sementara itu, dari 6 (enam) jenis
komoditas tanaman palawija,hanya
komoditas ubi kayu saja yang
mengalami penurunan produksi, yaitu
dari 115,60 ribu ton pada tahun 2008
6.1. Food Crops
Food crops, especially paddy / rice
became strategic commodity because
it is staple food for the nation of
Indonesia. So that the performance
improvement of food crops is being
one key in maintaining, preserving,
and enhancing food security in
Indonesia.
Paddy production of Banten in
2009 amounted to 1.85 million tons of
dry milled grain (DUP), increased by
0.03 million tons or 1.70 percent
compared with previous year. The
increase occurred because of an
increase in harvested area by 0.97
percent caused by increasing rice
cultivation indices because the number
of rainy days per month which is
relatively more evenly distributed in
2009 compared to 2008.
In addition, the existence of seed
aid programs originating from SLPTT
programs (School of Integrated Field
Crops), CBN (National Seed
Reserves), and BLBU (Help Seed
Superior) causes the productivity of
paddy increased from 50.14 kw / ha in
in 2008 to 50.50 kw / ha in 2009.
Meanwhile, out of 6 (six) types of
commodity crops, only cassava
production decreased, from 115.60
thousand tons in 2008 to 105.62
thousand tonnes in 2009. Meanwhile,
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 173
menjadi 105,62 ribu ton di tahun 2009.
Sedangkan, komoditas tanaman jagung;
kacang kedelai; kacang tanah; kacang
hijau dan ubi jalar, justru mengalami
peningkatan produksi masing-masing
dari 20,17 ribu ton; 6,45 ribu ton;
16,32 ribu ton; 1,907 ribu ton dan
33,79 ribu ton di tahun 2008 menjadi
sebesar 27,08 ribu ton;15,89 ribu ton;
19,78 ribu ton; 1,911 ribu ton dan
34,55 ribu ton.
6.2. Tanaman Hortikultura
Seperti provinsi lainnya di Pulau
Jawa, Banten juga mempunyai
berbagai jenis tanaman hortikultura
yang bisa dimanfaatkan untuk
konsumsi atau keperluan lainnya.
Pada tahun 2009, terdapat 3 (tiga)
komoditas tanaman sayuran semusim
dengan jumlah produksi relatif cukup
banyak yaitu ketimun; kacang panjang
dan petsai/sawi, dengan produksi
masing-masing sebesar 21,25 ribu ton;
13,66 ribu ton dan 11,91 ribu ton. Bila
dibandingkan dengan tahun 2008,
ketimun dan kacang panjang meng-
alami penurunan produksi masing-
masing sebesar 21,24 persen dan 13,28
persen, sedangkan petsai/sawi justru
mengalami peningkatan produksi
sebesar 13,14 persen. Disamping itu,
Provinsi Banten juga mempunyai
tanaman buah-buahan semusim
unggulan dan berkualitas ekspor yaitu
buah melon yang terkonsentrasi di
Kota Cilegon, yang pada tahun 2009
ini produksinya mengalami pening-
katan yang signifikan dari hanya
0,09 ribu ton di tahun 2008
menjadi sebanyak 0,46 ribu ton pada
tahun 2009.
maize, soya beans, peanuts, green
beans and sweet potatoes, have
increased their own production of
20.17 thousand tons, 6.45 thousand
tons; 16.32 thousand tons; 1.907
thousand tons and 33.79 thousand tons
in the year 2008 amounted to 27.08
thousand tons; 15.89 thousand tons;
19.78 thousand tons; 1.911 thousand
tonnes and 34.55 thousand tonnes.
6.2. Horticulture
Like other provinces in Java,
Banten also have different types of
horticulture crops that can be used for
consumption or other purposes.
In 2009, there are 3 (three) annual
vegetable crops with relatively
considerable amount of production of
cucumbers, green beans and mustard
greens, with each production
amounted to 21.25 thousand tons;
13.66 and 11.91 thousand tonnes
thousand tons. Compared to 2008,
cucumbers and bean production
decreased respectively by 21.24
percent and 13.28 percent, while the
mustard greens have increased
production by 13.14 percent. In
addition, Banten province also has a
seasonal fruit crops and export quality
seed of a melon which is concentrated
in Cilegon, which in 2009 was a
significant production increased from
only 0.09 thousand tons in 2008 to as
much as 0.46 thousand tons in 2009.
AGRICULTURE CHAPTER VI
174 Banten in Figures 2010
Potensi tanaman sayuran dan buah-
buahan tahunan di Banten juga terlihat
cukup besar. Komoditas tanaman
buah-buahan yang tertinggi
produksinya adalah tanaman pisang
yang pada tahun 2009 ini tercatat
sebesar 194,84 ribu ton, lebih tinggi
bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang hanya 114,47 ribu
ton. Buah durian asal Banten sendiri
yang kelezatannya sudah terkenal luas,
produksinya pada tahun 2009 ini
mengalami peningkatan sebesar 20,96
persen hingga menjadi 28,15 ribu ton.
Sedangkan, komoditas tanaman
melinjo yang hasilnya kebanyakan
digunakan untuk industri emping
melinjo yang merupakan makanan
khas Banten, pada tahun 2009
mempunyai produksi sebesar 25,10
ribu ton, lebih Rendah bila
dibandingkan dengan produksinya
pada tahun 2008 yang mencapai 26,05
ribu ton.
Sementara itu, untuk jenis tanaman
obat-obatan, yang terbanyak produksi-
nya adalah laos; jahe; kunyit dan
kencur dengan produksi masing-
masing sebanyak 1,79 ribu ton; 1,67
ribu ton; 1,18 ribu ton dan 0,77 ribu
ton. Sedangkan untuk jenis tanaman
hias, tanaman budi daya anggrek
merupakan tanaman dengan produksi
terbanyak yaitu mencapai 1,45 juta
tangkai, dengan sentra produksi di
Kota Tangerang Selatan.
Potential of vegetable crops and
fruits annually in Banten were also
seen quite large. Fruit crops with
banana plants as the highest
production of fruit was recorded at
194.84 thousand tonnes in 2009,
higher than the previous year that is
only 114.47 thousand tons. Banten
durian fruit has been widely known
with its delicious, increased by 20.96
percent to 28.15 thousand tonnes of
production in 2009. Meanwhile,
melinjo plants that are often used for
industrial raw materials melinjo chips
which is known as typical food of
Banten, has amounted to 25.10
thousand tonnes of production in
2009, lower than in 2008 which
reached 26.05 thousand tonnes of
production.
Meanwhile, the drug crop
production was the most laos, ginger,
turmeric and kencur each as much as
1.79 thousand tons; 1.67 thousand
tons, 1.18 tons and 0.77 thousand tons.
While for most ornamental plant
production is the cultivation of orchids
which reached 1.45 million stems,
with production centers in Tangerang
Selatan Municipality.
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 175
6.3. Perkebunan
Perusahaan perkebunan besar milik
negara di Banten yang mayoritas
terletak di Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak, pada tahun 2009
mengusahakan komoditas tanaman
karet, kelapa dan kelapa sawit dengan
luas areal untuk masing-masing
tanaman tersebut adalah 1.500 hektar,
54 hektar, 8.429 hektar. Produksi yang
dihasilkan oleh masing-masing
tanaman tersebut adalah 1.301 ton, 26
ton, dan 16.287 ton.
Sedangkan, Perusahaan Perkebunan
Besar Swasta di Banten pada tahun
2009 hanya mengusahakan komoditas
tanaman kakao dan karet, dengan luas
areal dan produksi untuk masing-
masing jenis tanaman tersebut adalah
1.022 hektar dan 568 ton serta 4.668
hektar dan 3.253 ton.
Sementara itu, hasil produksi
Perkebunan Rakyat untuk komoditas
tanaman karet, kelapa, kopi, kakao dan
aren, pada tahun 2009 tercatat masing-
masing sebesar 6.445 ton, 57.082 ton,
2.809 ton, 1.873 ton dan 1.645 ton.
6.4. Kehutanan
Luas hutan produksi dan hutan
produksi terbatas di Banten pada tahun
2009 tercatat masing-masing seluas
41.153 hektar dan 28.113 hektar.
Dimana, untuk hutan produksi 64
persennya terletak di Kabupaten
Pandeglang dan 68 persen hutan
produksi terbatas terletak di Kabupaten
Lebak.
6.3. Estate
Large state-owned plantation
company in Banten, majority located
in Pandeglang and Lebak regency, in
2009 effort commodity rubber,
coconut and oil palm acreage for each
crop is 1,500 hectares, 54 hectares,
8,429 hectares. These plants produce
respectively 1,301 tons, 26 tons, and
16,287 tons.
Meanwhile, Large Private
Plantation Companies in Banten is
only getting crops of cocoa and rubber
in 2009, with acreage and production
for each type of plant is 1,022 hectares
and 568 hectares and 4,668 tons and
3,253 tons.
Meanwhile, Smallholder production
of commodity crops for rubber,
coconut, coffee, cocoa and palm, in
2009 was recorded respectively for
6,445 tons, 57,082 tons, 2,809 tons,
1,873 tons and 1,645 tons.
6.4. Forestry
Area of production forest and limited
production forests in Banten in 2009
was recorded respectively 41,153
hectares and 28,113 hectares. In
which, about 64 percent of production
forests located in Pandeglang and 68
percent of limited production forest
was situated in Lebak regency.
AGRICULTURE CHAPTER VI
176 Banten in Figures 2010
Produksi kehutanan pada tahun
2009 adalah kayu jati sebanyak 24.296
m3 senilai 49 milyar rupiah dan kayu
rimba sebanyak 36.716 m3 dengan
nilai 13 milyar rupiah. Apabila
dibandingkan dengan keadaan pada
tahun sebelumnya, untuk produksi
kayu jati terjadi penambahan sebanyak
7.920 m3 dengan nilai 16 milyar rupiah
dan sebaliknya untuk kayu rimba
justru mengalami penurunan produksi
sebanyak 10.286 m3 senilai 4 milyar
rupiah.
6.5. Peternakan
Hingga tahun 2009, tercatat
populasi ternak kerbau mendominasi
populasi ternak besar dengan jumlah
populasi sebanyak 151.976 ekor.
Dominasi ternak kerbau sepertinya
lebih disebabkan karena jenis ternak
ini juga digunakan untuk kepentingan
usaha pertanian tanaman padi, yaitu
untuk keperluan pengelolaan tanah.
Populasi sapi potong dan sapi perah
sendiri pada tahun 2009 masing-
masing hanya sebanyak 73.515 ekor
dan 15 ekor saja.
Sementara itu, kambing dan domba
pada tahun 2009 masih mendominasi
kelompok ternak kecil dengan populasi
masing-masing sebanyak 800.777 ekor
dan 617.924 ekor. Sedangkan populasi
ternak unggas, seperti ayam buras atau
ayam kampung, ayam ras petelur,
ayam ras pedaging dan itik pada tahun
2009 tercatat masing-masing sebanyak
9,7 juta ekor; 4,8 juta ekor; 31,8 juta
ekor dan 1,7 juta ekor.
Forestry production in 2009 was
24,296 m3 of teak with a value of 49
billion dollars and as many as 36,716
m3 of timber forests with a value of 13
billion rupiah. When compared to the
previous year, for the production of
teak wood, there was an increase of
7,920 m3 or a value of 16 billion
rupiah and vice versa for forest timber
production decreased by as much as
10,286 m3 with a value of four billion
dollars.
6.5. Livestock
Until 2009, recorded buffalo
population dominates a large livestock
population with 151,976 of population.
The dominance of buffaloes more
likely caused by type of livestock is
also used for rice farming interests,
which is for purposes of land
management. The population of beef
cattle and dairy cows in the year 2009
were each only 73,515 heads and 15
heads only.
Meanwhile, goats and sheep in the
year 2009 still dominates the small
group of cattle with their respective
populations as much as 800,777 heads
and 617,924 heads. While the poultry
population, such as free-range chicken
or chicken, layer, broiler and duck in
the year 2009 carrying each of 9.7
million head of poultry; 4.8 million
head of poultry; 31.8 million heads of
poultry and 1.7 million heads of
poultry.
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 177
6.6. Perikanan
Produksi ikan di Banten pada tahun
2009 tercatat sebesar 89,05 ribu ton.
Dimana, sekitar 62,74 persennya atau
55,87 ribu ton berasal dari hasil
penangkapan, terutama hasil tangkapan
ikan laut yang mencapai 55,14 ribu
ton. Sisanya, yaitu sekitar 37,26 persen
atau 33,18 ribu ton berasal dari
budidaya perikanan, dimana budidaya
tambak ikan penyumbang terbesar
dengan perolehan sebanyak 14,94 ribu
ton.
Adapun armada penangkapan ikan
laut pada tahun 2009 berjumlah 5.830
buah yang terdiri dari 4.198 motor
tempel, 1.170 kapal motor dan perahu
layar berbagai ukuran sebanyak 95
buah. Sementara luas areal budidaya
ikan pada tahun 2009 mencapai
11,86 hektar, dimana budidaya terbesar
dilakukan di sawah dengan luas 5,57
hektar dan terkecil pada jaring
terapung seluas 0,72 hektar.
6.6. Fishery
Fish production in Banten
amounted to 89.05 thousand tons in
2009. In which, approximately 62.74
percent or 55.87 thousand tons coming
from the arrests, particularly marine
fish catch reached 55.14 thousand
tons. The rest, ie approximately 37.26
percent or 33.18 thousand tons came
from aquaculture, where fish farming
ponds as the largest contributor to the
acquisition of 14.94 thousand tons.
The marine fishing fleet in the year
2009 amounted to 5,830 units
consisting of 4,198 outboard motor,
1,170 motor boats and sailboats of
various sizes as many as 95 pieces.
While fish farming area in the year
2009 reached 11.86 hectare, which is
the largest conducted in paddy
cultivation with an area of 5.57
hectare and the smallest in floating net
area of 0.72 hectare.
AGRICULTURE CHAPTER VI
178 Banten in Figures 2010
Grafik 6.1
Figure
Luas Panen dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Harvested Area and Production of Paddy (Wetland and Dryland)
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
523 460
446 484
1 0318 810 12 279
365 217
420 329
71 398
0
20 000
40 000
60 000
80 000
100 000
120 000
Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kab. Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangsel
(ha)
0
100 000
200 000
300 000
400 000
500 000
600 000
(ton)
Luas Panen / Harvested Area (ha) Produksi / Production (ton)
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 6.2
Figure
Jumlah Pohon dan Produksi Melinjo
di Provinsi Banten, 2009
Number of Trees and Production of Melinjo (Genetum Gnemon)
in Banten Province, 2009
752 969787 533
26 051
25 102
730 000
740 000
750 000
760 000
770 000
780 000
790 000
800 000
2008 2009
(pohon/tree)
24 600
24 800
25 000
25 200
25 400
25 600
25 800
26 000
26 200
(ton)
Jumlah Pohon / Number of Trees Produksi / Production (ton)
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 179
Grafik 6.3
Figure
Persentase Luas Areal Tanaman Karet
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Rubber Estate Area
by Ownership in Banten Province, 2009
Perkebunan Rakyat /
Smallhoder Estate Crops
72,09%
Perkebunan Besar Negara /
National Large Estate Crops
6,79%
Perkebunan Besar Swasta /
Private Large Estate Crops
21,12%
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten
Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
Grafik 6.4
Figure
Produksi Kayu Jati dan Rimba
di Provinsi Banten (m3), 2005-2009
Production of Jati and Rimba Woods
in Banten Province (m3), 2005-2009
13 944 14 780
25 884
16 376
24 296
50 732
8 116
36 716
10 050
47 002
0
10 000
20 000
30 000
40 000
50 000
60 000
2005 2006 2007 2008 2009
Kayu Jati / Jati Wood
Kayu Rimba / Rimba Wood
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten
AGRICULTURE CHAPTER VI
180 Banten in Figures 2010
Grafik 6.5
Figure
Produksi Telur Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Poultry Eggs in Banten Province (ton), 2009
1 755
42 950
4 8698 740
43 620
4 724
0
5 000
10 000
15 000
20 000
25 000
30 000
35 000
40 000
45 000
50 000
Ayam Buras / Native Chicken Ayam Ras Petelur / Layer Itik / Duck
2008 2009
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
Grafik 6.6
Figure
Persentase Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Budidaya
di Provinsi Banten, 2009
Production Percentage of Fish Culture Households by Type of Culture
in Banten Province, 2009
Tambak / Brackish Water
Pond
45,03%
Jaring Terapung /
Floating Cage Net
1,92%
Sawah / Paddy Field
11,22%
Kolam / Fresh Water
Pond
28,27%
Karamba / Cage
0,05%
Budidaya Laut / Maritim
Culture
13,51%
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten
Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 181
6.1 PERTANIAN TANAMAN PANGAN
FOOD CROPS
Tabel 6.1.1
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Pangan di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity, and Production of
Food Crops in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Tanaman
Crops
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi / Paddy 1. Padi Sawah 326 776 52,36 1 710 894 332 776 52,32 1 740 952 Wetland Paddy 2. Padi Ladang 35 861 29,91 107 272 33 362 32,39 108 056 Dryland Paddy 3. Padi (sawah+ladang) 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008 Paddy (Wet+Dryland) Palawija / Other Food Crops 1. Jagung 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083 Maize 2. Kedelai 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887 Soybeans 3. Kacang Tanah 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782 Peanuts 4. Kacang Hijau 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911 Mungbeans 5. Ubi Kayu 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621 Cassava 6. Ubi Jalar 2 884 117,17 33 792 2 942 117,43 34 549 Sweet Potatoes
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
182 Banten in Figures 2010
Tabel
6.1.2 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 111 824 48,32 540 284 106 992 48,93 523 460
2. Lebak 84 125 49,39 415 487 89 607 49,83 446 484
3. Tangerang 1) 75 993 51,93 394 610 70 115 52,09 365 217
4. Serang 2) 86 767 51,55 447 256 81 375 51,65 420 329
Kota / Municipality
5. Tangerang 1 480 52,36 7 749 1 684 52,32 8 810
6. Cilegon 2 448 52,21 12 780 2 351 52,23 12 279
7. Serang ... ... ... 13 815 51,68 71 398
8. Tangerang Selatan ... ... ... 199 51,82 1 031
Provinsi Banten 362 637 50,14 1 818 166 366 138 50,50 1 849 008
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 183
Tabel 6.1.3
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Maize
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2 042 32,08 6 551 3 219 32,15 10 348
2. Lebak 1 762 32,08 5 652 2 180 32,15 7 008
3. Tangerang 1) 297 32,08 953 209 32,15 672
4. Serang 2) 2 114 32,08 6 782 2 241 32,15 7 204
Kota / Municipality
5. Tangerang 4 32,08 13 3 32,15 10
6. Cilegon 69 32,08 221 27 32,15 87
7. Serang ... ... ... 488 32,15 1 569
8. Tangerang Selatan ... ... ... 58 32,15 185
Provinsi Banten 6 288 32,08 20 169 8 425 32,15 27 083
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
AGRICULTURE CHAPTER VI
184 Banten in Figures 2010
Tabel 6.1.4
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4731 12,97 6136 10 343 13,02 13 471
2. Lebak 225 12,97 292 1 628 13,02 2 120
3. Tangerang - - - 9 13,02 12
4. Serang 19 12,97 25 217 13,02 283
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon 1 13,02 1 1 13,02 1
7. Serang - - - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 4 975 12,97 6 452 12 198 13,02 15 887
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 185
Tabel 6.1.5
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 984 13,27 1 306 845 15,25 1 289
2. Lebak 650 13,27 863 594 15,25 906
3. Tangerang 1) 317 13,27 421 172 15,25 263
4. Serang 2) 7 610 13,27 10 098 6 383 15,25 9 735
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon 2 738 13,27 3 633 2 897 15,25 4 418
7. Serang ... ... ... 1 963 15,25 2 994
8. Tangerang Selatan ... ... ... 117 15,25 178
Provinsi Banten 12 299 13,27 16 319 12 971 15,25 19 782
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
AGRICULTURE CHAPTER VI
186 Banten in Figures 2010
Tabel 6.1.6
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production
of Mungbeans by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 075 8,75 941 1 333 8,38 1 117
2. Lebak 183 8,75 160 278 8,38 233
3. Tangerang 24 8,75 21 1 8,38 1
4. Serang 1) 851 8,75 745 459 8,38 385
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - 5 8,38 4
6. Cilegon 46 8,75 40
99 8,38 83
7. Serang ... ... ... 105 8,38 88
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 2 179 8,75 1 907 2 280 8,38 1 911
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 187
Tabel 6.1.7
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 675 139,75 23 408 1 636 142,60 23 329
2. Lebak 2 251 139,75 31 458 2 222 142,60 31 685
3. Tangerang 1) 456 139,75 6 373 300 142,60 4 278
4. Serang 2) 3 734 139,75 52 183 2 737 142,60 39 029
Kota / Municipality
5. Tangerang 22 139,75 307 18 142,60 257
6. Cilegon 133 139,75 1 859 76 142,60 1 084
7. Serang ... ... ... 283 142,60 4 035
8. Tangerang Selatan ... ... ... 135 142,60 1 925
Provinsi Banten 8 271 139,75 115 591 7 407 142,60 105 621
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
AGRICULTURE CHAPTER VI
188 Banten in Figures 2010
Tabel 6.1.8
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production
of Sweet Potatoes by Regency/Municipality
in Banten Province, 2008-2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 644 117,17 7 546 616 117,43 7 234
2. Lebak 684 117,17 8 014 831 117,43 9 759
3. Tangerang 1) 185 117,17 2 168 115 117,43 1 351
4. Serang 2) 1323 117,17 15 502 1 189 117,43 13 963
Kota / Municipality
5. Tangerang 3 117,17 35 - - -
6. Cilegon 45 117,17 527 25 117,43 294
7. Serang ... ... ... 100 117,43 1 174
8. Tangerang Selatan ... ... ... 66 117,43 775
Provinsi Banten 2 884 117,17 33 791 2 942 117,43 34 549
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2008
Including The Municipality of Tangerang Selatan in 2008 2) Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008
Including The Municipality of Serang in 2008
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 189
6.2 HORTIKULTURA
HORTICULTURE
Tabel 6.2.1
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan
Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Seasonal
Vegetables and Fruits by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Sayuran/Buah Crops
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Panen Harvested
Area (ha)
Produk- tivitas
Productivity (kw/ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Bawang Merah / Onions 23 68,70 158 85 78,59 668 Bawang Daun Spring Onions
86 13,60 117 112 30,27 339
Kentang / Potatoes - - - 6 141,67 85 Kubis / Cabbage 1 60,00 6 - - - Kembang Kol 3 173,33 52 3 140,00 42 Petsai / Sawi Mustard Green
1 881 55,95 10 525 1 715 69,43 11 908
Wortel / Carrots 4 25,00 10 11 35,45 39 Lobak / Radish - - - 8 67,50 54 Kacang Merah Red Beans
15 19,33 29 23 17,83 41
Kacang Panjang Long Beans
3 447 45,71 15 756 3 208 42,59 13 664
Cabe Besar / Large Chili 1 170 38,75 4 534 1 118 36,46 4 076 Cabe Rawit / Chili 489 48,88 2 390 629 37,38 2 351 Jamur / Mushroam *) 1 164 19,97 2 324 1 644 8,46 1 391 Tomat / Tomatoes 507 54,14 2 745 561 76,22 4 276 Terung / Eggplants 1 053 68,68 7 232 1 052 59,30 6 238 Buncis / String Beans 87 30,00 261 152 45,20 687 Ketimun / Cucumber 3 702 72,87 26 976 3 027 70,19 21 245 Labu Siam / Gourd 86 67,09 577 102 50,88 519 Kangkung Swamp Cabbage
1 913 53,44 10 223 1 822 60,84 11 085
Bayam / Spinach 1 612 32,16 5 184 1 567 37,47 5 872 Melon 11 85,45 94 55 83,09 457 Semangka / Water Melon 185 132,59 2 453 164 184,51 3 026 Blewah 59 124,41 734 37 96,76 358
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg
AGRICULTURE CHAPTER VI
190 Banten in Figures 2010
Tabel 6.2.2
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran dan
Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of Annual
Vegetables and Fruits by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Sayuran/Buah Crops
2008 2009
Jumlah Pohon
Number of Trees
Produk- tivitas
(kg/pohon) Productivity
(kg/tree)
Produksi Production
(ton)
Jumlah Pohon
Number of Trees
Produk- tivitas
(kg/pohon) Productivity
(kg/tree)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Alpukat / Avocado 5 132 82,23 422 6 596 93,54 617 Belimbing / Star Fruit 16 208 73,79 1 196 17 226 84,35 1 453 Duku / Langsat / Kokosan / Lanzon
34 684 122,33 4 243 18 743 76,67 1 437
Durian / Durian 279 424 83,29 23 274 182 128 154,57 28 152 Jambu Biji / Guava 88 181 58,86 5 190 72 470 42,45 3 076 Jambu Air / Common Guava
64 190 37,42 2 402 55 096 56,10 3 091
Jeruk Siam / Siam Orange
22 566 43,92 991 19 425 61,62 1 197
Jeruk Besar Large Orange
3 130 47,28 148 7 583 48,27 366
Mangga / Mango 388 777 61,64 23 964 257 867 93,04 23 991 Manggis / Manggis 70 627 33,06 2 335 65 696 44,55 2 927 Nangka / Cempedak 61 241 86,95 5 325 56 959 108,97 6 207 Nenas / Pineapple *) 53 943 5,67 306 40 794 9,05 369 Pepaya / Papaya 105 183 46,15 4 854 87 324 46,50 4 061 Pisang / Banana *) 3 712 819 30,83 114 471 4 433 363 43,95 194 835 Rambutan 366 376 53,68 19 668 378 131 62,26 23 541 Salak / Salacia *) 180 246 4,28 771 287 450 4,85 1 394 Sawo / Sapodilla 23 244 85,27 1 982 18 849 113,64 2 142 Markisa / Konyal / Marcissa
1 912 20,92 40 890 53,93 48
Sirsak / Sirsak 35 479 27,96 992 45 714 32,31 1 477 Sukun / Sukun 114 862 32,59 3 743 42 405 69,97 2 967 Melinjo / Melinjo 787 533 33,08 26 051 752 969 33,34 25 102 Petai 169 380 37,44 6 342 78 650 78,14 6 146 Jengkol 72 956 14,13 1 031 55 702 56,71 3 159
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan tanaman dalam rumpun / Plant units are clump
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 191
Tabel 6.2.3
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Bio Farmaka Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of
Medicinal Plants by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Tanaman Crops
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (m2)
Produk- tivitas
Productivity (kg/m2)
Produksi Production
(kg)
Luas Panen Harvested
Area (m2)
Produk- tivitas
Productivity (kg/m2)
Produksi Production
(kg)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jahe / Ginger 1 573 311 1,03 1 625 095 1 658 665 1,00 1 665 266
Laos / Lengkuas 1 817 186 1,28 2 320 358 1 742 518 1,03 1 786 822
Kencur 2 897 286 1,95 5 655 532 649 904 1,18 765 962
Kunyit / Turmeric 2 311 844 0,74 1 709 811 1 305 181 0,90 1 176 279
Lempuyang 95 892 1,51 144 401 95 094 1,19 113 392
Temulawak 86 805 1,42 123 575 40 994 1,05 43 238
Temuireng 36 493 1,47 53 715 17 655 1,34 23 668
Kejibeling 56 141 1,24 69 715 18 732 1,57 29 500
Temukunci 57 830 0,73 42 105 24 360 1,20 29 124
Dlingo / Dringo 31 660 1,13 35 711 27 354 2,18 59 545
Kapolaga / Cardamom 82 063 1,18 96 438 62 268 0,29 18 185
Mengkudu / Pace *) 90 591 3,05 276 048 84 676 5,39 456 584
Mahkota Dewa *) 13 412 65,05 872 394 14 623 14,76 215 788
Sambiloto 56 682 0,93 52 508 18 261 0,76 13 911
Lidah Buaya 17 251 1,70 29 405 18 633 4,19 78 108
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Satuan luas adalah pohon / Harvested area is tree
AGRICULTURE CHAPTER VI
192 Banten in Figures 2010
Tabel 6.2.4
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman
di Provinsi Banten, 2008-2009
Harvested Area, Productivity and Production of
Ornamental Plants by Kind of Plant
in Banten Province, 2008-2009
Table
Jenis Tanaman Crops
2008 2009
Luas Panen Harvested
Area (m2)
Produk- tivitas
Productivity (tangkai/m2)
Produksi Production
(tangkai)
Luas Panen Harvested
Area (m2)
Produk- tivitas
Productivity (tangkai/m2)
Produksi Production (tangkai)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Anggrek 1 573 311 1,03 1 625 095 85 209 17,06 1 453 304 Anthurium 1 817 186 1,28 2 320 358 12 181 4,09 49 864 Anyelir 2 897 286 1,95 5 655 532 10 628 2,83 30 072 Garbera (Hebras) 2 311 844 0,74 1 709 811 6 671 2,41 16 061 Gladiol 95 892 1,51 144 401 2 352 3,45 8 110 Heliconia (Pisang-pisangan) 86 805 1,42 123 575
4 418 3,56 15 748
Krisan 36 493 1,47 53 715 1 234 2,06 2 548 Mawar 56 141 1,24 69 715 5 332 2,44 13 020 Sedap Malam 57 830 0,73 42 105 32 504 5,41 175 954 Dracaena 31 660 1,13 35 711 2 498 2,77 6 907 Melati / Jasmine 82 063 1,18 96 438 11 471 1,02 11 738 Palem / Palm 1) 90 591 3,05 276 048 25 807 2,60 67 090 Aglonema *) 55 310 3,57 197 413 10 026 7,81 78 301 Adenium (Kamboja Jepang) *)
76 679 11,07 848 674 17165 4,30 73 751
Euphorbia *) 49 425 8,67 428 758 11 496 7,15 82 225 Phylodendron *) 54 949 8,13 446 808 10 762 62,04 667 669 Pakis *) 5 033 1,79 8 998 1 922 2,56 4 911 Monstera *) 3 967 1,39 5 501 1 380 1,76 2 428 Soka (Ixora) *) 19 667 14,48 284 754 5 175 22,57 116 819 Cordyline *) 4 157 1,88 7 796 1 495 1,58 2 362 Diffenbahia *) 3 527 1,62 5 731 1 620 1,14 1 846 Xansifera (pedang-pedangan) *)
11 686 1,69 19 692 5 208 2,77 14 442
Anthurium Daun *) 22 257 3,16 70 358 8 654 2,37 20 490 Caladium *) 5 458 0,16 852 2 028 1,51 3 059
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province Catatan / Note : *) Luas panen dalam m2 dan produksi dalam kg / Harvested area in m2 and production in kg 1) Satuan luas dan produksi tanaman palem adalah pohon
Unit of area harvested and production of palm is tree
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 193
6.3 TANAMAN PERKEBUNAN
ESTATE CROPS
Tabel 6.3.1
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of National Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009
Table
Jenis Tanaman Kind of Plants
Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production
Tanaman Muda Young Crops
Meng- hasilkan
Produced Crops
Tanaman Rusak
Damage Crops
Jumlah Total
Jumlah Quantity
(ton)
Wujud Produksi Type of
Products
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Karet Rubber
79,00 1 191,29 229,62 1 499,91 1 306,92 Lump
2. Kelapa Dalam Coconut
- 54,49 - 54,49 26,30 Kopra
3. Kelapa Sawit Palm Oil
2 621,59 5 807,16 - 8 428,75 16 287,10 CPO
4. Teh Tea
- - - - - -
5. Kina Cinchona
- - - - - -
6. Kakao Cocoa
- - - - - -
7. Cengkeh Clove
- - - - - -
8. Tebu Sugar Cane
- - - - - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
194 Banten in Figures 2010
Tabel 6.3.2
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Private Large Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009
Table
Jenis Tanaman Kind of Plants
Luas Areal (ha) / Area (ha) Produksi / Production
Tanaman Muda Young Crops
Meng- hasilkan
Produced Crops
Tanaman Rusak
Damage Crops
Jumlah Total
Jumlah Quantity
(ton)
Wujud Produksi Type of
Products
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Akar Wangi - - - - - -
2. Cengkeh / Clave - - - - - -
3. Kakao / Cocoa 80,85 836,85 103,95 1 021,65 568,00 Biji Kering
4. Karet / Rubber 737,93 3 041,65 887,95 4 667,53 3 253,13 Lump
5. Kelapa Dalam - - - - - -
6. Kelapa Hibrida - - - - - -
7. Kelapa Sawit Oil Palm
- - - - - -
8. Kemiri / Candlenut - - - - - -
9. Kenanga - - - - - -
10. Kina / Cinchona - - - - - -
11. Kopi / Coffee - - - - - -
12. Serehwangi - - - - - -
13. The / Tea - - - - - -
14. Murbai - - - - - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 195
Tabel 6.3.3
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat
Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Smallholders Estate Crops
by Types of Crops in Banten Province, 2009
Table
Jenis Tanaman Kind of Plants
Luas Areal (ha) Area (ha)
Produksi Production
Tanaman Muda Young Crops
Meng-hasilkan
Produced Crops
Tanaman Rusak
Damage Crops
Jumlah Total
Jumlah Quantity
(ton)
Wujud Produksi Type of
Products
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Aren 1 144,10 1 408,30 241,50 2 793,90 1 644,55 Gula merah
2. Cengkeh / Clove 1 765,00 10 363,00 3 478,00 15 606,00 2 765,00 Bunga kering
3. Jahe / Ginger 11,50 12,00 - 23,50 - Rimpang basah
4. Jambu Mete - 7,25 6,00 13,25 5,50 Biji mete
5. Kakao / Cocoa 2 650,58 2 375,00 553,10 5 578,68 1 873,40 Biji kering
6. Kapuk / Kapok 45,50 359,70 146,40 551,60 63,60 Biji kering
7. Kapulaga / Cardamom 55,75 68,25 3,25 127,25 14,30
8. Karet / Rubber 1 586,00 12 883,00 1 462,00 15 931,00 6 445,23 Lump
9. Kayumanis - - - - -
10. Kelapa Dalam 13 741,31 78 554,36 5 460,91 97 756,58 57 082,40 Kopra
11. Kelapa Hibrida - 371,75 391,15 762,90 89,20 Butiran
12. Kelapa Sawit 76,00 4 345,00 1 234,55 5 655,55 10 910,00 CPO
13. Kemiri / Candlenut 47,25 227,75 11,40 286,40 5,90 Biji kering
14. Kenanga - - - - -
15. Kencur 51,26 63,29 2,03 116,58 455,90 Rimpang basah
16. Kina / Cinchona - - - - -
17. Kopi / Cofee 1 846,00 6 777,00 1 242,00 9 865,00 2 809,45 Berasan
18. Kumis Kucing 1,50 6,00 3,00 10,50 1,80
19. Kunyit 63,55 98,50 1,03 163,08 81,50 Rimpang basah
20. Lada / Pepper 390,25 550,00 111,75 1 052,00 348,30 Biji kering
21. Laos 52,94 429,86 353,53 836,33 66,80 Rimpang basah
22. Mendong - - - - -
AGRICULTURE CHAPTER VI
196 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.3.3
Jenis Tanaman Kind of Plants
Luas Areal (ha) Area (ha)
Produksi Production
Tanaman Muda Young Crops
Meng-hasilkan
Produced Crops
Tanaman Rusak
Damage Crops
Jumlah Total
Jumlah Quantity
(ton)
Wujud Produksi Type of
Products
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
23. Pala / Nutmeg 4,10 17,10 - 21,20 2,90 Biji kering
24. Pandan 268,90 202,70 102,00 573,60 364,00
25. Vanili / Vanilla 65,15 103,95 32,60 201,70 49,40 Buah kering
26. Pinang / Areca nut - - - - - -
27. Serehwangi - - - - - -
28. Tebu / Sugar cane - - - - - -
29. Teh / Tea - - - - - -
30. Tembakau / Tobacco - - - - - -
31. Akar Wangi - - - - - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 197
Tabel 6.3.4
Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Rubber
by Ownership in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perkebunan Rakyat
Smallholder Estate Crops
Perkebunan Besar Swasta
Private Large Estate Crops
Perkebunan Besar Negara
National Large Estate Crops
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2 633,00 780,40 542,55 585,00 1 123,41 1 136,60
2. Lebak 13 298,00 5 664,83 3 756,83 2 374,93 376,50 170,32
3. Tangerang - - - - - -
4. Serang - - 368,15 293,20 - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon - - - - - -
7. Serang - - - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 15 931,00 6 445,23 4 667,53 3 253,13 1 499,91 1 306,92
2008 15 931,00 6 445,23 4 473,23 3 253,13 1 499,91 1 306,92
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
198 Banten in Figures 2010
Tabel 6.3.5
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coconut
by Ownership in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perkebunan Rakyat
Smallholder Estate Crops
Perkebunan Besar Swasta
Private Large Estate Crops
Perkebunan Besar Negara
National Large Estate Crops
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 42 469,05 23 835,60 - - 54,49 26,30
2. Lebak 19 628,53 12 347,59 - - - -
3. Tangerang 11 017,00 5 763,13 - - - -
4. Serang 19 785,50 12 132,00 - - - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon 4 141,00 2 066,03 - - - -
7. Serang 715,50 938,05 - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 97 756,58 57 082,40 - - 54,49 26,30
2008 95 905,60 56 256,80 - - 50,49 26,30
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service Banten Province Government
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 199
Tabel
6.3.6 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Coffee
by Ownership in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perkebunan Rakyat
Smallholder Estate Crops
Perkebunan Besar Swasta
Private Large Estate Crops
Perkebunan Besar Negara
National Large Estate Crops
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2 960,00 1 485,10 - - - -
2. Lebak 2 030,00 500,15 - - - -
3. Tangerang - - - - - -
4. Serang 4 837,00 793,00 - - - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon - - - - - -
7. Serang 38,00 31,20 - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 9 865,00 2 809,45 - - - -
2008 9 865,00 2 809,45 - - - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
200 Banten in Figures 2010
Tabel 6.3.7
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Cacao
by Ownership in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perkebunan Rakyat
Smallholder Estate Crops
Perkebunan Besar Swasta
Private Large Estate Crops
Perkebunan Besar Negara
National Large Estate Crops
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 990,88 546,05 - - - -
2. Lebak 3 005,00 1 253,51 1 021,65 568,00 - -
3. Tangerang - - - - - -
4. Serang 582,80 73,84 - - - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon - - - - - -
7. Serang - - - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 5 578,68 1 873,40 1 021,65 568,00 - -
2008 4 786,60 1 771,71 973,00 568,00 - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 201
Tabel 6.3.8
Luas Areal dan Produksi Tanaman Aren
Menurut Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Area and Production of Sugar Palm
by Ownership in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perkebunan Rakyat
Smallholder Estate Crops
Perkebunan Besar Swasta
Private Large Estate Crops
Perkebunan Besar Negara
National Large Estate Crops
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
Luas Areal Area (ha)
Produksi Production
(ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 317,00 275,00 - - - -
2. Lebak 2 296,90 1 308,25 - - - -
3. Tangerang - - - - - -
4. Serang 145,00 39,30 - - - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon - - - - - -
7. Serang 35,00 22,00 - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 2 793,90 1 644,55 - - - -
2008 2 793,90 1 644,55 - - - -
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
202 Banten in Figures 2010
6.4 KEHUTANAN
FORESTRY
Tabel 6.4.1
Luas Kawasan Hutan Negara
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2009
National Forest Area by Regency/Municipality
in Banten Province (ha), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Hutan Produksi
Production Forest
Hutan Konversi PHPA
Convertible Production
Forest
Hutan Lindung
Proctected Forest
Hutan Produksi Terbatas
Limited Production Forest
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 26 350,10 - 3 682,57 5 935,45
2. Lebak 13 381,09 - 2 915,16 19 070,48
3. Tangerang - - - -
4. Serang 723,67 - 553,50 3 107,26
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - -
6. Cilegon 698,01 - 716,30 -
7. Serang - - - -
8. Tangerang Selatan - - - -
Banten 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19
2008 41 152,87 - 7 867,53 28 113,19
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten
Catatan / Note : Kabupaten/Kota Tangerang termasuk Wilayah KPH Bogor
Forest in Tangerang (Regency and Municipality) is under management of KPH Bogor
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 203
Tabel 6.4.2
Luas Kawasan Hutan Negara
Menurut Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
di Provinsi Banten, 2009
National Forest Area by Forest Administrator Districs
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Kesatuan Pemangku Hutan
Forest Administrator Districs
Luas / Area (ha)
(1) (2) (3)
Kabupaten Pandeglang
01. Malimping 1 510,43
02. Serang 721,92
03. Pandeglang 8 443,78
04. Sobang 11 538,57
05. Cikeusik 13 753,42
Kabupaten Lebak
06. Rangkasbitung 7 433,12
07. Gunung Kencana 8 984,44
08. Malimping 13 291,29
09. Bayah 5 657,88
Kabupaten Serang
10. Serang 2 744,55
11. Pandeglang 1 639,88
Kota Cilegon
12. Serang 1 414,31
Jumlah / Total 77 133,59
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten
AGRICULTURE CHAPTER VI
204 Banten in Figures 2010
Tabel 6.4.3
Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba
di Provinsi Banten, 2000-2009
Production and Value of Jati and Rimba Woods
in Banten Province, 2000-2009
Table
Tahun
Year
Kayu Jati Jati Woods
Kayu Rimba Rimba Woods
Produksi Production
(m3)
Nilai Produksi (juta rupiah)
Value (million rupiahs)
Produksi Production
(m3)
Nilai Produksi (juta rupiah)
Value (million rupiahs)
(1) (2) (3) (4) (5)
2000 2 863,00 2 066,81 10 431,00 1 385,02
2001 5 297,00 3 574,60 13 784,00 2 294,39
2002 6 485,00 5 673,79 8 248,00 2 243,48
2003 4 114,00 9 800,20 6 219,00 2 236,64
2004 16 549,00 27 174,65 9 510,00 3 448,85
2005 13 944,30 19 767,33 50 731,74 1 564,83
2006 14 780,35 21 678,35 8 115,92 3 059,11
2007 25 884,29 40 868,12 10 049,70 3 626,09
2008 16 376,00 33 063,14 47 002,00 17 004,96
2009 24 296,37 49 054,36 36 716,01 13 283,56
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar – Banten
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 205
6.5 PETERNAKAN
ANIMAL HUSBANDRY
Tabel 6.5.1
Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Population by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009
Table
Kabupaten/Kota Reg./Municipality
Sapi Potong
Cow
Sapi Perah
Milk Cow
Kerbau Buffalo
Kuda Horse
Kambing Goat
Domba Sheep
Babi Pig
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang 451 - 43 293 - 175 027 154 284 -
2. Lebak 4 557 - 56 105 - 200 569 171 437 -
3. Tangerang 55 213 8 24 520 27 159 362 127 170 6 153
4. Serang 6 687 5 21 498 16 194 832 128 367 -
Kota / Mun.
5. Tangerang 1 422 - 61 8 300 4 748 1 551
6. Cilegon 116 - 184 5 7 087 250 -
7. Serang 467 2 5 761 5 48 837 28 511 -
8. Tangerang Sel. 4 602 - 554 12 14 763 3 157 36
Provinsi Banten 73 515 15 151 976 73 800 777 617 924 7 740
2008 60 680 14 153 004 137 821 588 612 568 7 024
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
206 Banten in Figures 2010
Tabel 6.5.2
Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Population by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Ayam Buras Native Chicken
Ayam Ras Petelur Layer
Ayam Ras Pedaging
Broiler
Itik Duck
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 2 281 609 - 1 158 630 141 674
2. Lebak 1 795 102 - 1 464 604 79 033
3. Tangerang 3 375 517 3 250 168 21 878 396 1 443 368
4. Serang 1 427 922 663 918 1 600 822 1 052 293
Kota / Municipality
5. Tangerang 94 559 31 977 89 108 491 473
6. Cilegon 360 131 647 729 4 298 810 33 770
7. Serang 127 712 2 487 136 151 48 330
8. Tangerang Selatan 206 858 207 300 1 260 497 46 203
Provinsi Banten 9 669 410 4 803 579 31 887 018 3 336 144
2008 10 120 412 5 896 334 40 011 606 1 647 179
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 207
Tabel
6.5.3 Jumlah Ternak Yang Dipotong
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Livestock Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2009
Table
Kabupaten/Kota Reg./Municipality
Sapi Potong
Cow
Sapi Perah
Milk Cow
Kerbau Buffalo
Kuda Horse
Kambing Goat
Domba Sheep
Babi Pig
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang 589 - 16 508 1 161 122 172 774 -
2. Lebak 235 - 653 - 1 348 1 560 -
3. Tangerang 12 705 - 1 777 - 74 096 53 445 2 138
4. Serang 6 047 - 8 613 - 74 752 42 742 -
Kota / Mun.
5. Tangerang 90 303 - 216 - 35 257 16 782 5 340
6. Cilegon 3 007 - 25 - - - -
7. Serang 522 - 2 259 - 10 040 8 657 -
8. Tangerang Sel. 12 410 - - - 5 475 - -
Provinsi Banten 125 818 - 30 051 1 362 090 295 960 7 478
2008 127 511 - 36 466 - 206 965 154 198 4 440
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
208 Banten in Figures 2010
Tabel 6.5.4
Jumlah Unggas Yang Dipotong
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
di Provinsi Banten (ekor), 2009
Poultry Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Ayam Buras Native Chicken
Ayam Ras Petelur Layer
Ayam Ras Pedaging
Broiler
Itik Duck
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 924 311 - 5 237 671 300 984
2. Lebak 706 995 32 552 2 476 000 2 457
3. Tangerang 6 097 394 1 862 861 20 836 568 385 412
4. Serang 1 084 260 155 223 6 341 768 2 725 000
Kota / Municipality
5. Tangerang 191 181 109 440 14 515 336 333 483
6. Cilegon - - - -
7. Serang 98 293 144 994 20 634 287 5 103
8. Tangerang Selatan - - 8 785 550 9 684
Provinsi Banten 10 102 434 2 305 070 78 827 180 3 762 123
2008 5 594 508 3 282 493 86 001 744 2 242 418
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 209
Tabel 6.5.5
Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (ton), 2009
Table
Kabupaten/Kota Reg./Municipality
Sapi Potong
Cow
Sapi Perah
Milk Cow
Kerbau Buffalo
Kuda Horse
Kambing Goat
Domba Sheep
Babi Pig
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang 91 - 693 - 763 1 005 -
2. Lebak 108 - 690 - 115 94 -
3. Tangerang 1 956 - 296 - 741 562 132
4. Serang 1 512 - 1 732 - 1 121 641 -
Kota / Mun.
5. Tangerang 12 960 - 10 - 360 270 297
6. Cilegon 120 - 7 - 24 59 -
7. Serang 70 - 201 - 396 362 -
8. Tangerang Sel. 1 911 - - - 55 - -
Provinsi Banten 18 728 - 3 629 - 3 574 2 992 429
2008 25 882 - 2 441 - 3 771 2 567 331
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
210 Banten in Figures 2010
Tabel 6.5.6
Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ton), 2009
Meat Production by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Ayam Buras Native Chicken
Ayam Ras Petelur Layer
Ayam Ras Pedaging
Broiler
Itik Duck
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 640 - 2 782 76
2. Lebak 1 591 - 384 10
3. Tangerang 4 451 1 374 15 211 281
4. Serang 867 124 9 513 2 725
Kota / Municipality
5. Tangerang 72 59 13 200 240
6. Cilegon - - 1 327 5
7. Serang 420 336 4 084 18
8. Tangerang Selatan - - 6 589 7
Banten 2009 12 042 1 894 53 089 3 363
2008 7 843 2 108 69 333 3 746
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 211
Tabel 6.5.7
Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality
in Banten Province (ton), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Ayam Buras Native Chicken
Ayam Ras Petelur Layer
Itik Duck
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 433 - 800
2. Lebak 1 164 - 800
3. Tangerang 925 29 252 3 782
4. Serang 898 7 032 2 807
Kota / Municipality
5. Tangerang - 4 050 42
6. Cilegon 2 - -
7. Serang 2 21 1
8. Tangerang Selatan 300 3 265 508
Provinsi Banten 4 724 43 620 8 740
2008 1 755 42 950 4 869
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
212 Banten in Figures 2010
6.6 PERIKANAN
FISHERY
Tabel 6.6.1
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap
Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor
di Provinsi Banten, 2009
Number of Fish Capture Household
by Regency/Municipality and Fishery Subsector
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laut Marine Fishery
Perairan Umum Inland Water
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 5 232 - 5 232
2. Lebak 819 - 819
3. Tangerang 2 505 155 2 660
4. Serang 967 93 1 060
Kota / Municipality
5. Tangerang - - -
6. Cilegon 653 - 653
7. Serang 329 35 364
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 10 505 283 10 788
2008 5 449 1 724 7 173
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 213
Tabel 6.6.2
Produksi Perikanan Tangkap
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Fish Capture
by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laut Marine Fisheries
Perairan Umum Inland Water
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 25 724,70 - 25 724,70
2. Lebak 2 882,73 107,32 2 990,05
3. Tangerang 18 120,00 116,00 18 236,00
4. Serang 7 889,70 497,80 8 387,50
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 0,00
6. Cilegon 224,00 - 224,00
7. Serang 302,78 4,20 306,98
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 55 143,91 725,32 55 869,23
2008 56 725,30 638,48 57 363,78
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
214 Banten in Figures 2010
Tabel 6.6.3
Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009
Production Value of Fish Capture
by Regency/Municipality in Banten Province
(thousand rupiahs), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laut Marine Fishery
Perairan Umum Inland Water
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 222 524 096 - 222 524 096
2. Lebak 15 855 483 1 038 125 16 893 608
3. Tangerang 219 339 748 579 333 219 919 081
4. Serang 86 801 322 2 975 747 89 777 069
Kota / Municipality
5. Tangerang - - -
6. Cilegon 2 837 106 - 2 837 106
7. Serang 4 420 000 54 600 4 474 600
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 551 777 755 4 647 805 556 425 560
2008 437 199 800 4 392 525 441 592 325
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 215
Tabel 6.6.4
Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal
di Provinsi Banten, 2009
Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and
Type of Boat in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Reg./Municipality
Jukung Unmotor-ized Boat
Perahu Layar Kecil
Small Sailing Boat
Perahu Layar
Sedang Medium Sailing Boat
Perahu Layar Besar Large Sailing Boat
Motor Tempel
Out-board Motor
Kapal Motor
In-board Motor
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang 80 71 - - 120 543 814
2. Lebak - - 24 - 518 179 721
3. Tangerang - - - - 2 449 132 2 581
4. Serang 63 - - - 638 95 796
Kota / Mun.
5. Tangerang - - - - - - -
6. Cilegon 224 - - - 272 157 653
7. Serang - - - - 201 64 265
8. Tangerang Sel. - - - - - - -
Provinsi Banten 367 71 24 - 4 198 1 170 5 830
2008 554 77 - - 4 531 1 398 6 560
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
AGRICULTURE CHAPTER VI
216 Banten in Figures 2010
Tabel 6.6.5
Jumlah Unit Penangkapan Ikan
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penangkapan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Marine Fisheries Catching
by Regency/Municipality and Type of Fisheries Catching
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jaring / Seine
Jaring Hanyut Drift Gill Net
Klitik Tickle
Insang Gill Net
Jaring Lingkar Circle Seine
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 18 111 144
2. Lebak 90 - 63 -
3. Tangerang 212 598 109 -
4. Serang 199 20 - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - -
6. Cilegon - - 8 -
7. Serang 71 - - 105
8. Tangerang Selatan - - - -
Banten 572 636 291 249
2008 1 274 236 1 324 76
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 217
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jaring / Seine
Jaring Rampus Tramel Net
Bagan Tancap Fixed Trap
Bagan Perahu Baot Trap
Lainnya Others
(1) (6) (7) (8) (9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 105 213 177 -
2. Lebak 508 - 44 50
3. Tangerang - 3 2 529
4. Serang - 27 - 235
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - -
6. Cilegon 234 25 8 -
7. Serang - 12 - 17
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 847 280 231 831
2008 157 242 269 502
AGRICULTURE CHAPTER VI
218 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.5
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Bukan Jaring / Not Seine
Jumlah
Total Payang Large
Net
Dogol Danish Seine
Pukat Pantai Coast Trap
Pancing Hook & Lines
Pukat Cincin
Purse Sein
(1) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 95 106 11 195 27 1 202
2. Lebak 7 - - 91 11 864
3. Tangerang 621 391 - 367 - 2 832
4. Serang 446 - - - - 927
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - - - -
6. Cilegon - - - 322 - 597
7. Serang 10 26 24 - - 265
8. Tangerang Selatan - - - - - -
Provinsi Banten 1 179 523 35 975 38 6 687
2008 704 577 168 1 912 61 7 512
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 219
Tabel 6.6.6
Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
di Provinsi Banten, 2009
Number of Fish Culture Households
by Regency/Municipality and Type of Culture
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laut Marine Culture
Tambak Brackish
Water Pond
Kolam Fresh
Water Pond
Sawah Paddy Field
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 60 28 2 120 1 210
2. Lebak - 54 5 695 9 519
3. Tangerang - - - -
4. Serang 280 1 062 386 185
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 1 560 -
6. Cilegon - - 219 -
7. Serang - 295 172 -
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 340 1 439 10 152 10 914
2008 372 2 331 19 301 22 144
AGRICULTURE CHAPTER VI
220 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.6
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Karamba Cage
Jaring Terapung Floating Cage Net
Jumlah Total
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 98 4 3 520
2. Lebak 415 5 15 688
3. Tangerang - - -
4. Serang - - 1 913
Kota / Municipality
5. Tangerang - 80 1 640
6. Cilegon - - 219
7. Serang - - 467
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 513 89 23 447
2008 1 154 90 45 392
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 221
Tabel 6.6.7
Produksi Perikanan Budidaya
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2009
Production of Fish Culture Households
by Regency/Municipality in Banten Province (tons), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Budidaya Laut Marine Culture
Tambak Brackish
Water Pond
Kolam Fresh
Water Pond
Sawah Paddy Field
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 705,20 869,40 3 354,90 3 367,60
2. Lebak - 2,91 2 800,56 47,82
3. Tangerang 3 078,45 7 508,84 2 349,71 10,56
4. Serang 699,87 6 082,09 305,08 296,29
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 367,35 -
6. Cilegon - - 92,81 -
7. Serang - 477,00 109,91 -
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 4 483,52 14 940,24 9 380,32 3 722,27
2008 4 779,21 13 916,42 6 972,54 6 972,54
AGRICULTURE CHAPTER VI
222 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.7
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Karamba Cage
Jaring Terapung Floating Cage Net
Jumlah Total
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 14,00 8 311,10
2. Lebak 17,91 401,88 3 271,08
3. Tangerang - 192,43 13 139,99
4. Serang - - 7 383,33
Kota / Municipality
5. Tangerang - 27,68 395,03
6. Cilegon - - 92,81
7. Serang - - 586,91
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 17,91 635,99 33 180,25
2008 54,51 143,50 27 216,64
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 223
Tabel 6.6.8
Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2009
Production Value of Fish Culture Households
by Regency/Municipality in Banten Province
(thousand rupiahs), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Budidaya Laut Marine Culture
Tambak Brackish Water
Pond
Kolam Fresh
Water Pond
Sawah Paddy Field
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 9 356 487 21 122 632 19 297 779
2. Lebak - 74 050 37 191 041 573 343
3. Tangerang 4 010 066 37 670 860 17 028 223 54 255
4. Serang 1 796 995 43 422 795 4 583 505 4 489 699
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 5 642 780 -
6. Cilegon - - 1 150 533 -
7. Serang - 8 109 000 1 240 260 -
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 5 807 061 98 633 192 87 958 974 24 415 076
2008 11 314 855 112 378 958 77 728 325 58 722 110
AGRICULTURE CHAPTER VI
224 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.8
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Karamba Cage
Jaring Terapung Floating Cage Net
Jumlah Total
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 164 585 49 941 483
2. Lebak 268 696 3 306 290 41 413 420
3. Tangerang - 2 886 584 61 649 988
4. Serang - - 54 292 994
Kota / Municipality
5. Tangerang - 496 852 6 139 632
6. Cilegon - - 1 150 533
7. Serang - - 9 349 260
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 268 696 6 854 311 223 937 310
2008 747 505 7 779 800 268 671 553
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
BAB VI PERTANIAN
Banten dalam Angka 2010 225
Tabel 6.6.9
Luas Areal Budidaya Perikanan
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
di Provinsi Banten (ha), 2009
Fish Culture Areas by Regency/Municipality
and Type of Culture in Banten Province (ha), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Laut Marine Culture
Tambak Brackish
Water Pond
Kolam Fresh Water
Pond
Sawah Paddy Field
(1) (2) (3) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 258 325,00 3 713,00
2. Lebak - 22,5 380,11 1 786,69
3. Tangerang - - - -
4. Serang 334,65 3 992,40 99,81 69,10
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 150,00 -
6. Cilegon - - 2,83 -
7. Serang - 715 9,00 -
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten 334,65 4 987,90 966,75 5 568,79
2008 469,65 10 830,20 1 160,23 6 490,19
AGRICULTURE CHAPTER VI
226 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 6.6.9
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Karamba Cage
Jaring Terapung Floating Cage Net
Jumlah Total
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1,00 0,72 4 297,72
2. Lebak - - 2 189,30
3. Tangerang - - -
4. Serang - - 4 495,96
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 150,00
6. Cilegon - - 2,83
7. Serang - - 724,00
8. Tangerang Selatan - - -
Provinsi Banten 1,00 0,72 11 859,81
2008 18 950,27
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Office of Marine and Fishery Service of Banten Province Catatan / Notes : 1) Luas Kotor / Gross Area
7
INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Industry, Energy, and Water Supply
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 229
Penjelasan Teknis
1. Pengumpulan data industri besar
dan sedang dilakukan melalui
Survei Industri Besar dan Sedang
dilaksanakan setiap tahun secara
lengkap (sensus) sejak tahun 1975.
Survey Industri Besar dan Sedang
mencakup semua perusahaan
industri yang mempunyai tenaga
kerja 20 orang atau lebih dengan
menggunakan kuesioner II A.
2. Klasifikasi industri yang digunakan
dalam survei ini berdasar kepada
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). KBLI adalah
klasifikasi lapangan usaha yang
berdasar kepada International
Standard Industrial Classification
of All Economic Activities (ISIC)
revisi 3 yang telah disesuaikan
dengan kondisi Indonesia.
3. Industri Pengolahan adalah suatu
kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang
dasar secara mekanis, kimia,
atau dengan tangan sehingga
menjadi barang jadi/setengah jadi,
dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya, dan sifatnya lebih
dekat kepada pemakai akhir.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah
jasa industri dan pekerjaan perakitan
(assembling).
Technical Notes
1. Data collection of large and
medium scale manufacturing is
conducted through The Large and
Medium Manufacturing Establish-
ment Survey that has been done
annually for all industries (census)
since 1975. Large and Medium
Manufacturing Establishment
Survey covers all manufactures/
industries with 20 workers or more
by questionaire II A.
2. The industrial classification
adopted in this survey refers to
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). KBLI is classifi-
cation of economic activities based
on the International Standard
Industrial Classification of All
Economic Activities (ISIC rev. 3)
that has been modified according
to the local condition in Indonesia.
3. Manufacturing industry is defined
as an economic activity processing
basic goods mechanically,
chemicals or manually into final or
intermediate goods. It is also
defined as processing of lower
value goods into higher value
goods as final or intermediate
products. The activities also
include services for manufacturing
and assembling.
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
230 Banten in Figures 2010
4. Jasa Industri adalah kegiatan
industri yang melayani keperluan
pihak lain. Pada kegiatan ini bahan
baku disediakan oleh pihak lain
sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan
mendapat imbalan sebagai balas
jasa (upah maklon).
5. Perusahaan atau usaha industri
adalah suatu unit (kesatuan) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu
bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi
tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau
lebih yang bertanggung jawab atas
usaha tersebut.
6. Industri pengolahan dikelompokkan
ke dalam 4 golongan berdasarkan
banyaknya pekerja, yaitu:
a. Industri Besar
(100 orang pekerja atau lebih),
b. Industri Sedang/Menengah
(20-99 orang pekerja),
c. Industri Kecil (5-19 orang
pekerja),
d. Industri Mikro
(1-4 orang pekerja).
7. Input atau biaya antara adalah
biaya yang dikeluarkan dalam
proses industri yang berupa bahan
baku, bahan bakar, barang lainnya
diluar bahan baku/bahan penolong,
jasa industri, sewa gedung, dan
biaya jasa non industri.
4. Services for manufacturing is
defined as a manufacturing activity
which serving other manufacturing
establishments. In this case, raw
materials are supplied by others
while the workers are paid as a
compensation for processing raw
materials.
5. A manufacturing establishment is
defined as a production unit
engaged in economic activity,
producing goods or services,
located in a building or in a certain
location, keeping a business record
concerning the production and cost
structure, and having a person or
more that are responsible to those
activities.
6. Manufacturing industries are cate-
gorized into four groups, based on
the number of employees :
a. Large scale manufacturing
(100 employees o r more),
b. Medium scale manufacturing
(20-99 employees)
c. Small scale manufacturing
(5-19 employees)
d. Micro industry
(1-4 employees).
7. Input or intermediate cost is
defined as cost of raw materials
and supporting materials, fuel,
other materials, electricity,
industrial services, building rent,
and nonindustrial services, etc.
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 231
8. Output adalah nilai keluaran yang
dihasilkan dari proses kegiatan
industri yang berupa barang
yang dihasilkan, tenaga listrik
yang dijual, jasa industri,
keuntungan jual beli, pertambahan
stok barang setengah jadi dan
penerimaan lain.
9. Nilai Tambah adalah besarnya
output dikurangi besarnya nilai
input (antara).
10. Klasifikasi Industri :
15. Makanan dan Minuman
16. Pengolahan Tembakau
17. Tekstil
18. Pakaian Jadi
19. Kulit dan Barang dari Kulit
dan Alas Kaki
20. Kayu, Barang-barang dari
Kayu (tidak termasuk
furnitur), dan Barang-barang
Anyaman
21. Kertas dan Barang dari Kertas
22. Penerbitan, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman
23. Batu Bara, Pengilangan
Minyak Bumi dan Pengolahan
Gas Bumi, Barang-barang
dari Hasil Pengilangan Minyak
Bumi, dan Bahan Nuklir
24. Kimia dan Barang-barang dari
Bahan Kimia
25. Karet dan Barang dari Karet
dan Barang dari Plastik
26. Barang Galian Bukan Logam
27. Logam Dasar
28. Barang-barang dari Logam,
kecuali Mesin dan
Peralatannya
29. Mesin dan Perlengkapannya
8. Output is defined as total value of
all processed goods which
include production, electricity
sold, industrial services, profits,
change in stocks and other
incomes.
9. Value added is defined as
substraction from output to input.
10. Classification of Industry :
15. Food and Beverages
16. Tobacco
17. Textiles
18. Wearing Apparel
19. Tanning and Dressing of
Leather
20. Wood and Products of Wood
except Furniture and Plaiting
Materials
21. Paper and Paper Products
22. Publishing, Printing and
Reproduction of Recorded
Media
23. Coal, Refined Petroleum
Products and Nuclear Fuel
24. Chemicals and
Chemical Products
25. Rubber and
Plastics Products
26. Non-metallic Mineral
Products
27. Basic Metals
28. Fabricated Metal Products
except Machinery and
Equipments
29. Machinery and Equipment
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
232 Banten in Figures 2010
30. Mesin dan Peralatan Kantor,
Akuntansi dan Pengolahan
Data
31. Mesin Listrik Lainnya dan
Perlengkapannya
32. Radio, Televisi, dan Peralatan
Komunikasi, serta
Perlengkapannya
33. Peralatan Kedokteran,
Alat-alat Ukur, Peralatan
Navigasi, Peralatan Optik, Jam
dan Lonceng
34. Kendaraan Bermotor
35. Alat Angkutan, selain
Kendaraan Bermotor Roda
Empat atau Lebih
36. Furnitur dan Pengolahan
Lainnya
37. Daur Ulang
11. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
adalah Perusahaan Umum Milik
Negara yang mempunyai aktivitas
kegiatan pembangkitan, transmisi,
dan distribusi tenaga lsitrik.
12. Perusahaan Air Bersih adalah
perusahaan yang mempunyai
aktivitas dalam penampungan,
penjernihan, dan penyaluran air
baku atau air bersih dari terminal
air melalui saluran air, pipa
atau mobil tangki (dalam satu
pengelolaan administrasi dengan
kegiatan ekonomi) kepada rumah
tangga, perusahaan industri, atau
pengguna komersial lainnya.
30. Machinery and Electronic
Office, Computing and
Accounting Machineries
31. Electrical Machinery and
Equipments
32. Radio, Television and
Communication Equipment
and Aparatus
33. Medical, Precision,
Navigation, and Optical
Instruments, Watches and
Clocks
34. Motor Vehicles, Trailers and
Semitrailers
35. Other Transport Equipment
36. Furniture and Other
Manufacturing
37. Recycling
11. State Electricity Company (PLN)
is a State owned company that
has activities for electricity
production, transmission and
electricity distribution.
12. The Water Supply Company
(PDAM) is a company with
several activities such as the
collection and purification of
water and the distribution of
water to households, industries,
and other commercial users.
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 233
13. Sumber data air bersih adalah
hasil survey perusahaan air bersih
yang setiap tahun dilaksanakan
oleh BPS. Sayangnya, dari 8
perusahaan yang ada di Banten
hanya 6 perusahaan saja yang
memberikan respon pada pelak-
sanaan survei tahun 2009.
14. Jumlah listrik/gas/air bersih yang
terjual adalah banyaknya listrik/
gas/air bersih yang disalurkan
kepada para pelanggan.
15. Perusahaan Gas Negara (PGN)
adalah perusahaan milik peme-
rintah yang mempunyai aktivitas
dalam pengolahan gas cair,
produksi gas dengan karbonasi
arang atau dengan pengolahan
yang mencampur gas dengan gas
alam, penyaluran gas cair melalui
suatu sistem pipa saluran kepada
rumah tangga, perusahaan industri
atau pengguna komersial lainnya.
13. The data sources of clean water
is clean water survey firm that
annually conducted by BPS.
Unfortunately, only five of the
six companies that exist in
Banten are giving the response
on the survey year 2009.
14. Sold electricity / gas / cleaned
water is total electricity / gas /
cleaned water distributed to
customers.
15. State Owned Company of City
Gas is a state company with
several activities such as liquid
gas processing, production of
gas with charcoal carbonite or
mixed with natural gas, and
the distribution of liquid gas
for household consumption,
industrial usage, and other
commercial users.
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
234 Banten in Figures 2010
7.1. Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan merupa-
kan sektor ekonomi yang selalu
mendominasi perekonomian Banten
dan ditopang oleh berbagai perusahaan
industri besar dan sedang (IBS) yang
terkonsentrasi di Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, Kota Cilegon,
Kabupaten Serang, dan Kota
Tangerang Selatan, yang mencakup
sekitar 97,56 persen dari total
perusahaan IBS di Banten yang
pada tahun 2008 mencapai 1.804
perusahaan. Penyerapan tenaga
kerjanya pada tahun 2008 mencapai
480.480 orang atau sekitar 99,25
persen dari total tenaga kerja IBS di
Provinsi Banten.
Produk IBS Banten umumnya di
ekspor dan mendominasi ekspor
Banten. Disamping itu, IBS Banten
secara spasial mempunyai ciri khas
tersendiri. IBS dengan teknologi padat
modal khususnya untuk produk kimia
dan besi baja terkonsentrasi di
berbagai kawasan industri yang
terletak di Kota Cilegon dan Kabu-
paten Serang bagian barat. Sedangkan
IBS berteknologi padat tenaga kerja
umumnya terkonsentrasi diberbagai
kawasan industri yang terletak di
Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Kota Tangerang Selatan,
dan Kabupaten Serang bagian timur.
Meskipun demikian, IBS berbasis
sumber daya alam juga banyak
terdapat di Banten dan tersebar merata
di berbagai kabupaten/kota di Banten,
jenis industri tersebut diantaranya
adalah industri makanan dan minuman sebanyak 207 perusahaan dan industri
7.1. Manufacturing Industry
Manufacturing sector is an
economic sector that always dominate
Banten economy sustained by various
large and medium manufacturing
establishment (IBS), which is
concentrated in Tangerang Regency,
Tangerang Municipality, Cilegon
Municipality, Serang Regency and
Tangerang Selatan Municipality,
covering approximately 97.56 percent
from the company's total IBS in
Banten that has reached 1,804
companies in 2008. Absorption of
manpower in 2008 reached 480,480
persons or about 99.25 percent of the
total workforce of IBS in Banten
Province.
Large and medium manufacturing
establishment products of Banten
generally exported and dominate
exports of Banten. In addition, large
and medium manufacturing
establishment of Banten spatially has
its own characteristics. Large and
medium manufacturing establishment
of Banten with capital-intensive
technologies, especially for chemical
and steel products are concentrated
in industrial areas located in Cilegon
Municipality and western part of
Serang Regency. While large and
medium level manufacturing of
Banten-techlabor-intensive industries
are generally concentrated in
different areas located in Tangerang
Regency, Tangerang Municipality,
Tangerang Selatan Municipality, and
eastern part of Serang Regency.
However, large and medium
manufacturing establishment of
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 235
dari karet, barang dari karet, dan
barang dari plastik berjumlah 243
perusahaan.
Nilai tambah IBS Banten pada tahun
2008 mencapai 70,86 trilyun rupiah.
Bila diperhatikan komposisi-nya, nilai
tambah terbesar diberikan oleh industri
kimia dan barang-barang dari bahan
kimia yaitu dengan nilai tambah
sebesar 15,75 trilyun rupiah.
Sedangkan yang terkecil oleh industri
daur ulang dengan nilai tambah hanya
24,07 milyar rupiah. Secara spasial,
nilai tambah terbesar secara berurutan
diberikan IBS yang berlokasi di Kota
Tangerang, Kabupaten Tangerang,
Kota Cilegon, Kabupaten Serang, dan
Kota Tangerang Selatan yaitu dengan
nilai tambah masing-masing sebesar
26,69 trilyun rupiahl; 18,98 trilyun
rupiah; 12,01 trilyun rupiah; 10,34
trilyun rupiah dan 2,26 trilyun rupiah.
Sisanya, yang hanya sebesar 566,14
milyar rupiah diberikan oleh IBS yang
berlokasi Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Lebak dan Kota Serang.
7.2 Energi
Provinsi Banten memiliki dua
pembangkit yang memproduksi tenaga
listrik dan masuk dalam jaringan listrik
koneksi Jawa – Bali, yaitu PTLU
Suralaya di Kota Cilegon yang dikelola
Banten is based on natural resources
are also numerous in Banten and
spread evenly in various
regencies/cities in Banten, type of
industry such as food and beverage
industry as many as 207 companies
and industries of rubber, rubber, and
plastics amounted to 243 companies.
Large and medium manufacturing
establishment of Banten value added
in 2008 reached 70.86 trillion rupiah.
According to its composition, the
greatest value added provided by the
chemical industry and goods from
chemicals ie with value added
amounted to 15.75 trillion rupiah.
While the smallest valued added is
recycling industry with only 24.07
billion dollars. Spatially, the greatest
value added given by large and
medium manufacturing establishment
sequentially located in Tangerang
Municipality, Tangerang Regency,
Cilegon Municipality, Serang Regency
and Tangerang Selatan Municipality
which amounted to 26.69 trillion
rupiah; 18.98 trillion rupiah; 12,01
trillion rupiah; 10.34 trillion and 2.26
trillion rupiah. The rest, which is only
amounted to 566.14 billion rupiah
provided by large and medium
manufacturing establishment located
in Pandeglang Regency, Lebak
Regency and Serang Municipality.
7.2. Energy
Banten Province has two power
plants that produce electric power and
electrical connections into Java – Bali
network, PTLU Suralaya in Cilegon, managed by PT Indonesia Power and
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
236 Banten in Figures 2010
oleh PT Indonesia Power dan PLTU
Labuhan di Kabupaten Pandeglang.
Disamping itu, PLN juga memiliki
pembangkit listrik berbahan bakar
solar yaitu PLTD Pulo Panjang yang
khusus melayani kebutuhan tenaga
listrik di Pulo Panjang – Kabupaten
Serang.
Distribusi listrik di wilayah
Provinsi Banten juga terbagi menjadi
dua, pertama yaitu wilayah yang
meliputi Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan dan sebagian besar
wilayah Kabupaten Tangerang yang
dilayani oleh PT PLN Distribusi
Jakarta Raya dan Tangerang. Kedua,
dilayani oleh PT PLN Distribusi Jawa
Barat dan Banten yang cakupannya
meliputi wilayah Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Lebak,
Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota
Serang, dan sebagian kecil wilayah
Kabupaten Tangerang.
Jumlah pelanggan listrik PLN di
Banten pada tahun 2009 sebanyak 1,77
juta pelanggan, meningkat sebesar 4,73
persen bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang sebanyak 1,69 juta
pelanggan. Peningkatan tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan
daya terpasang yang pada tahun 2009
ini bertambah sebesar 0,25 juta kVA,
sehingga total daya terpasang menjadi
sebesar 5,36 juta kVA. Peningkatan
pelanggan juga berarti meningkatnya
konsumsi listrik, Tercatat, volume
penjualan listrik PLN pada tahun 2009
mencapai 14,30 juta MWh, lebih tinggi
bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang sebesar 14,20 juta
MWh.
Power Plant in Labuan Pandeglang.
In addition, PLN also has a solar
diesel fuel - power plants diesel,
namely PLTD Pulo Panjang that
specifically serve needs of electricity
in Pulo Panjang - Serang
Distribution of electricity in Banten
Province is also divided into two
regions, first region that includes
Tangerang Municipality, Tangerang
Selatan Municipality and most of
Tangerang Regency served by PT
PLN, Jakarta Raya and Tangerang
Distribution. Second region, served by
PT PLN Distribution of Jawa Barat
and Banten Provinces with coverage
area includes Pandeglang Regency,
Lebak Regency, Serang Regency,
Cilegon Municipality, Serang
Municipality, and small part of
Tangerang Regency.
Number of electricity customers in
Banten in the year 2009 as many as
1.77 million subscribers, an increase
of 4.73 percent compared with the
year 2008 as many as 1.69 million
subscribers. The increase was resulted
in the increase of installed power in
2009, which was an increase of 0.25
million kVA, bringing the total
installed capacity amounted to 5.36
million kVA. Improved customer also
means increased consumption of
electricity. Noted, the volume of
electricity sales in 2009 reached 14.30
million MWh, higher than the previous
year amounted to 14.20 million MWh.
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 237
Bila diperhatikan menurut kategori
pelanggan, mayoritas pelanggan listrik
PLN adalah pelanggan rumahtangga
yang mencapai 1,65 juta pelanggan
dan yang paling sedikit adalah
pelanggan industri yang hanya
5.881 pelanggan. Meskipun demikian,
pelanggan industri mengkonsumsi
tenaga listrik terbanyak yaitu sebsar
9,45 juta MWh. Sedangkan, konsumsi
listrik pelanggan rumahtangga sendiri
sebesar 3,10 juta MWh.
Dari sisi neraca kelistrikan, total
listrik yang tersedia untuk Banten pada
tahun 2009 mencapai 16,73 MWh atau
meningkat sebesar 3,67 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2008 yang
sebesar 16,14 MWh. Peningkatan
tersebut berimplikasi pada mening-
katnya pemakaian listrik untuk kepen-
tingan distribusi, yaitu dari 0,90 juta
MWh di tahun 2008 menjadi 1,14
MWh pada tahun 2009. Sayangnya,
persentase susut tenaga listrik PLN
pada tahun 2009 ini juga bertambah
sebesar yaitu 1,27 persen sehingga
persentase susutnya menjadi 7,70
MWh.
When considered according to
customer categories, electricity
customers majority are households
reached 1.65 million subscribers and
the least is industrial customers who
only 5,881 subscribers. However,
industrial customers consume the most
electricity about 9.45 million MWh.
While electricity consumption house-
hold subscribers amounted to 3.10
million MWh.
From the side of the balance of
electricity, total electricity available
for Banten in 2009 reached 16.73
MWh or increased by 3.67 percent
compared to 2008 that amounted to
16.14 MWh. The increase was
implicated in the increasing use of
electricity for distribution purposes,
from 0.90 million MWh in 2008 to
1.14 MWh in 2009. Unfortunately, the
percentage of electrical power losses
in 2009 was also experiencing an
increase of 1.27 percent, so the
percentage of losses to be 7.70 MWh.
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
238 Banten in Figures 2010
Grafik 7.1
Figure
Persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) Industri Besar dan
Sedang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Percentage of Gross Value Added (GVA)
of Large and Medium Manufacturing Establishments
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009
Kab. Lebak
0,28%
Kab. Pandeglang
0,50%
Other
0,80%
Kota Tangerang
37,67%
Kota Cilegon
16,95%
Kab. Serang
14,59%
Kab. Tangerang
26,79%
Kota Tangsel
3,19%
Kota Serang
0,02%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 7.2
Figure
Jumlah Pelanggan PLN dan Energi Listrik Terjual
di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Customers of PLN and Electrical Energy Sold
in Banten Province, 2007-2009
1 692 789 1 772 937
14 200 926
14 298 502
1 640 000
1 660 000
1 680 000
1 700 000
1 720 000
1 740 000
1 760 000
1 780 000
2008 2009
Jum
lah
Pel
angg
an /
Num
ber
of C
usto
mer
s
14 140 000
14 160 000
14 180 000
14 200 000
14 220 000
14 240 000
14 260 000
14 280 000
14 300 000
14 320 000
Ene
rgi T
erju
al /
Ene
rgy
Sol
d (M
Wh)
Jumlah Pelanggan / Number of Customers
Energi Terjual / Energy Sold (MWh)
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 239
7.1 INDUSTRI PENGOLAHAN
MANUFACTURING INDUSTRY
Tabel 7.1.1
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja
Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri
di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged
of Large and Medium Manufacturing Establishments
by Industrial Group in Banten Province, 2008
Table
Kode Code
Golongan Industri Industrial Group
Jumlah Perusahaan Number of Establish-
ments
Jumlah Tenaga Kerja
Dibayar Number of
Paid Workers
Jumlah Tenaga
Kerja Tak Dibayar
Number of Unpaid
Workers
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15 Industri Makanan dan Minuman Food and Drinking
207 32 494 - 32 494
17 Industri Tekstil Textile
130 40 310 - 40 310
18 Industri Pakaian Jadi Garment
96 46 127 - 46 127
19 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki / Leather, Stuff of Leather and Bed Foot
98 117 983 - 117 983
20 Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furniture) dan Barang Anyaman dari Rotan,Bambu dan Sejenisnya Wood, Stuff Of Wood (Legible Pertinent Furniture) and Tress Stuff Of Rattan, Wicker and Other Kind
71 13 450 - 13 450
21 Industri Ketas, Barang dari Kertas dan Sejenisnya / Paper, Stuff of Paper, and Other Kind
81 18 835 - 18 835
22 Industri Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman Publication,Printing and Reproduction, Recording
29 1 593 - 1 593
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
240 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1
Kode Code
Golongan Industri Industrial Group
Jumlah Perusahaan Number of Establish-
ments
Jumlah Tenaga Kerja
Dibayar Number of
Paid Workers
Jumlah Tenaga
Kerja Tak Dibayar
Number of Unpaid
Workers
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
23 Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Minyak Gas Bumi, Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi dan Bahan Bakar Nuklir Cinder Grindstone, Explore of World Ayonnaise, Manufacture of World Mayonnaise, Stuff of Outcome Explore of World Mayonnaise and Grill Wrapping of Nuchlear
13 1 003 - 1 003
24 Industri Kimia dan Barang-Barang dari Bahan Kimia / Chemical, and Stuff of Chemical Wrapping
185 28 692 - 28 692
25 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang dari Plastik / Rubber, Stuff of Rubber and Stuff Of Bucket
243 46 840 - 46 840
26 Industri Barang Galian Bukan Logam/ Stuff Quarry Not Nugget
92 28 332 - 28 332
27 Industri Logam Dasar / Intrinsic Nugget 37 12 587 - 12 587
28 Industri Barang Dari Logam, Kecuali Mesin Dan Peralatannya / Stuff of Nugget, Except Machine and Tool
158 25 634 - 25 634
29 Industri Mesin dan Perlengkapannya / Machine and Tools
65 12 356 - 12 356
30 Industri Mesin dan Peralatan Kantor, Akuntansi, dan Pengolahan Data / Machine and Agency Tools, Accounting And Data Processing
- - - -
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 241
Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1.1
Kode Code
Golongan Industri Industrial Group
Jumlah Perusahaan Number of Establish-
ments
Jumlah Tenaga Kerja
Dibayar Number of
Paid Workers
Jumlah Tenaga
Kerja Tak Dibayar
Number of Unpaid
Workers
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31 Industri Mesin Listrik Lainnya, dan Perlengkapannya / Other Electric Machine, and Tools
52 16 166 - 16 166
32 Industri Radio, Televisi, dan Peralatan Komunikasi, serta Perlengkapannya/ Radio, Television, and Communication Outfit, and Tools
18 3 232 - 3 232
33 Industri Peralatan Kedokteran, Alat-Alat Cukur, Peralatan Navigasi, Peralatan Optik, Jam dan Lonceng Doctoral Outfit, Shave Tools, Navigasi Outfit, Optical Outfit, Clock and Bell
8 1 839 - 1 839
34 Industri Kendaraan Bermotor Motor Vehicle 27 4 313 - 4 313
35 Industri Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Transport Tools Except Motor Vehicle Four Wheel Or Dull
43 12 301 - 12 301
36 Industri Furnitur dan Industri Pengolahan Lainnya Furniture and Other Manufacture
141 19 438 - 19 438
37 Daur Ulang / Repeat Cycle 10 599 - 16 166
Jumlah / Total 1 804 484 124 - 484 124
2007 1 846 486 018 - 486 018
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
242 Banten in Figures 2010
Tabel 7.1.2
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja
Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2008
Number of Establishments and Workers Engaged
of Large and Medium Manufacturing Establishments
by Regency/Municipality in Banten Province, 2008
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Jumlah Perusahaan Number of
Establishments
Tenaga Kerja Workers Engaged
(1)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 17 1 642
2. Lebak 13 1 289
3. Tangerang 782 180 918
4. Serang 162 65 889
Kota / Municipality
5. Tangerang 670 183 803
6. Cilegon 69 21 946
7. Serang 14 713
8. Tangerang Selatan 77 27 924
Provinsi Banten 1 804 484 124
2007 1 846 486 018
2006 1 809 505 517
2005 1 605 470 693
2004 1 638 498 943
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 243
Tabel 7.1.3
Nilai Output, Input dan Nilai Tambah
Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008
Output, Input, and Value Added
of Large and Medium Manufacturing Establisments
by Regency/Municipality in Banten Province
(billion rupiahs), 2008
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Output Output
Input Input
Nilai Tambah Value Added
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 827,67 476,69 350,98
2. Lebak 500,28 300,61 199,67
3. Tangerang 52 044,85 33 061,83 18 983,02
4. Serang 28 916,91 18 575,02 10 341,89
Kota / Municipality
5. Tangerang 65 403,09 38 709,74 26 693,35
6. Cilegon 54 927,89 42 916,27 12 011,62
7. Serang 48,03 32,54 15,49
8. Tangerang Selatan 5 453,77 3 190,42 2 263,35
Provinsi Banten 208 122,49 137 263,13 70 859,36
2007 184 588,26 123 878,17 60 710,09
2006 211 434,79 142 179,54 69 255,25
2005 146 928,54 108 806,89 38 121,65
2004 144 758,95 103 938,77 40 820,18
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
244 Banten in Figures 2010
Tabel 7.1.4
Nilai Output, Input dan Nilai Tambah
Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri
di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008
Output, Input, and Value Added
of Large and Medium Manufacturing Establishments
by Industrial Group in Banten Province
(billion rupiahs), 2008
Table
Kode Code
Output Output
Input Input
Nilai Tambah Value Added
(1) (2) (3) (4)
15 16 282,80 12 482,80 3 800,00
17 13 322,97 8 143,69 5 179,28
18 10 101,86 2 584,07 7 517,79
19 20 078,53 13 189,67 6 888,86
20 1 866,11 1 164,01 702,10
21 7 912,89 6 085,60 1 827,29
22 260,27 154,60 105,67
23 1 185,65 710,49 475,15
24 41 473,26 25 723,46 15 749,80
25 20 389,44 13 972,44 6 417,00
26 5 383,99 3 499,57 1 884,42
27 34 227,70 27 768,19 6 459,52
28 9 266,10 5 630,48 3 635,61
29 3 655,72 2 303,27 1 352,45
30 - - -
31 9 325,06 5 905,73 3 419,33
32 1 105,74 584,52 521,22
33 973,76 186,07 787,69
34 929,01 552,31 376,70
35 8 186,14 5 138,47 3 047,67
36 1 976,01 1 288,25 687,76
37 219,50 195,43 24,07
Jumlah / Total 208 122,49 137 263,13 70 859,36
2007 184 588,26 123 878,17 60 710,09
2006 211 434,79 142 179,54 69 255,25
2005 146 928,54 108 806,89 38 121,65
2004 144 758,95 103 938,77 40 820,18
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 245
7.2 ENERGI
ENERGY
Tabel 7.2.1
Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung
dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009
Number of Customers, Connected Power
and Sold Electrical Energy of State Electricity Company
by Classification of Tariff in Banten Province, 2009
Table
Klasifikasi Classification
Jumlah Pelanggan Number of Customers
Daya Tersambung Connected Power
(kVA)
Energi Terjual Sold Electrical Energy (MWh)
(1) (2) (3) (4)
1. Sosial (S1, S2, S3)
Public 33 000 83 283 141 352
2. Rumah Tangga (R1, R2, R3) Household 1 649 024 1 535 115 3 098 139
3. Bisnis (B1, B2, B3) Business 72 312 736 740 1 375 627
4. Industri (I1, I2, I3) Industry 5 881 2 885 840 9 437 351
5. Lainnya (P, T, M) Government 12 720 123 109 246 033
Jumlah / Total 1 772 937 5 364 087 14 298 502
2008 1 692 789 5 113 571 14 200 926
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company – Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
246 Banten in Figures 2010
Tabel
7.2.2 Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten (MWh), 2008-2009
Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity
Company in Banten Province (MWh), 2008-2009
Table
Uraian Descricption 2008 2009
(1) (2) (3)
Tenaga listrik yang tersedia Electricity to sell
16 138 664 16 731 353
Tenaga listrik yang terjual Electricity sold
14 200 926 14 298 502
Tenaga listrik yang terpakai oleh sistem distribusi
Energy consumed by distribution systems 900 575 1 143 982
Tenaga listrik yang susut Electricity lost
1 037 163 1 288 869
Persentase tenaga listrik yang susut Percentage of electricity lost
6,43 7,70
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten and State Electricity Company – Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 247
Tabel 7.2.3
Jumlah Transformator Distribusi Terpasang
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten, 2000-2009
Number of Connected Distribution Transformators
of State Electricity Company
in Banten Province, 2000-2009
Table
Transformator
2008 2009
Milik PLN Property of
PLN
Milik Pelanggan Property of Customer
Milik PLN Property of
PLN
Milik Pelanggan Property of Customer
(1) (2) (3) (4) (5)
1 – 50 kVA
Jumlah / Quantity (unit) : 2 354 - 2 490 -
Daya / Total Power (kVA) : 105 625 - 110 675 -
51 – 100 kVA
Jumlah / Quantity (unit) : 949 - 1 017 2
Daya / Total Power (kVA) : 94 900 - 101 575 200
101 – 200 kVA
Jumlah / Quantity (unit) : 1 497 - 588 1
Daya / Total Power (kVA) : 189 980 - 101 920 160
201 – 500 kVA
Jumlah / Quantity (unit) : 323 21 337 5
Daya / Total Power (kVA) : 30 923 7 650 94 820 1 850
501 – 1000 kVA
Jumlah / Quantity (unit) : 15 48 22 20
Daya / Total Power (kVA) : 9 820 33 930 14 230 13 230
1001 kVA atau lebih
Jumlah / Quantity (unit) : 3 18 2 2
Daya / Total Power (kVA) : 3 750 34 500 2 500 2 750
Total Jumlah / Quantity (unit) : 5 141 87 4 456 30
Daya / Total Power (kVA) : 434 998 76 080 425 720 18 190
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten
Catatan / Note : Tidak termasuk Area Pelayanan (AP) Tangerang / Not including Service Area of Tangerang
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
248 Banten in Figures 2010
Tabel 7.2.4
Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2008-2009
Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2008-2009 Table
Perincian Description
Satuan Unit
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Daya Terpasang kWh 208 224
Daya Mampu
kWh 166 179
Produksi Energi Energy produced
kWh 345 823 239 101
Pemakaian Sendiri Internal Use
kWh 1 124 1 042
Penjualan Energi Energy Sold
kWh 344 699 238 059
Pemakaian Bahan Bakar Fuel Used
liter 131 860 126 141
Pemakaian Minyak Pelumas Oil Used
liter 1 435 1 376
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten State Electricity Company – Regional Distribution of Jawa Barat and Banten
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 249
Tabel 7.2.5
Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan
di Provinsi Banten, 2008-2009
Actual Monthly City Gas Sales in Banten Province,
2008-2009
Table
Bulan Month
2008 2009
Nilai Value (m3)
Persentase Percentage
Nilai Value (m3)
Persentase Percentage
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 93 130 623 6,71 111 150 563 8,72
Pebruari / February 90 235 834 6,50 90 912 395 7,13
Maret / March 111 351 825 8,02 104 340 904 8,19
April / April 120 357 645 8,67 101 458 106 7,96
Mei / May 126 801 431 9,14 108 687 431 8,53
Juni / June 139 139 210 10,03 91 444 170 7,18
Juli / July 133 952 269 9,65 105 381 088 8,27
Agustus / August 129 474 277 9,33 116 698 551 9,16
September / September 124 718 914 8,99 99 869 941 7,84
Oktober / October 115 838 242 8,35 104 675 520 8,21
November / November 111 743 984 8,05 105 018 483 8,24
Desember / December 91 128 527 6,57 134 650 697 10,57
Jumlah 1 387 872 781 100,00 1 274 287 849 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
250 Banten in Figures 2010
Tabel 7.2.6
Kuota Bahan Bakar Migas (BBM) Provinsi Banten
dalam APBN (liter), 2006-2009
Quota of Fuel Oil for Banten Province
in The Central Government Budget (liter), 2006-2009
Table
Tahun Premium Karosene Solar
(1) (2) (3) (4)
APBN-P 2006
Nilai / Volume 711 996 433 340 421 072
Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume
4,19 4,38 3,83
APBN-P 2007
Nilai / Volume 828 104 391 598 418 671
Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume
4,99 4,08 4,25
APBN-P 2008
Nilai / Volume 847 787 308 724 467 178
Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume
4,99 4,08 4,25
Kepmen ESDM 2711/2009
Nilai / Volume 1 053 622 125 221 526 428
Persentase Terhadap Nasional / Percentage of National Total Volume
5,03 2,66 4,45
Sumber / Source : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) / Ministry of Energy and Mineral Resources
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 251
7.3 AIR MINUM
WATER SUPPLY
Tabel 7.3.1
Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi,
Produksi Air Minum, dan Sumber Air yang Dipakai
di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity,
Water Production, and Water Resources
in Banten Province, 2007-2009
Table
Uraian Description
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Perusahaan Number of Water Supply Enterprises
6 8 6
Jumlah Kapasitas Produksi Potensial (liter/detik) Number of Potential Prod. Cap.(litre/sec.)
7 864 7 883 8 370
Jumlah Kapasitas Produksi Efektif (liter/detik) Number of Effective Prod. Cap.(litre/sec.)
6 637 6 889 6 890
Produksi Air (m3) Production of Water
203 771 645 206 339 005 136 134 538
Sumber Air (m3) Water Resources
Sungai / River 192 365 599 160 405 257 188 138 788
Danau / Lake - - -
Mata Air / Springs 5 088 617 10 137 884 5 937 109
Artesis / Artesian 523 979 435 054 181 252
Lainnya / Others 5 793 450 2 089 408 677 897
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih
BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey
MANUFACTURING INDUSTRY, ENERGY AND WATER SUPPLY CHAPTER VII
252 Banten in Figures 2010
Tabel
7.3.2 Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
di Provinsi Banten, 2009
Number of Technical and Administration Workers of
Water Supply Enterprise by Educational Attainment
in Banten Province, 2009
Table
Uraian Description
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Pekerja Teknik Number of Technical Workers
337 637 476
SD / Primary School 31 85 23
SLTP / Junior High School 25 88 13
SLTA / Senior High School 219 368 327
Akademi / Bachelor Degree 19 25 27
Universitas / University Graduate 43 71 86
Jumlah Pekerja Administrasi Number of Administration Workers
851 639 302
SD / Primary School 81 42 38
SLTP / Junior High School 82 50 31
SLTA / Senior High School 503 366 155
Akademi / Bachelor Degree 38 29 13
Universitas / University Graduate 147 152 64
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih
BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey
BAB VII INDUSTRI, ENERGI DAN AIR MINUM
Banten dalam Angka 2010 253
Tabel 7.3.3
Jumlah Pelanggan PAM, Volume dan Nilai Penjualan
Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009
Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and
Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff
in Banten Province, 2009
Table
Klasifikasi Classification
Jumlah Pelanggan Number of Customers
Volume Penjualan Air Minum Volume of
Sold Water Supply
(m3)
Nilai Penjualan Air Minum
(ribu rupiah)/ Value of
Sold Water Supply (thousand rupiahs)
(1) (2) (3) (4)
Rumah Tangga Household
161 844 21 837 425 124 780 500
Niaga / Perdagangan Trading
12 806 815 658 7 491 730
Industri Industry
214 580 430 116 312 379
Badan Sosial Social Institution
1 703 993 397 2 293 281
Instansi Pemerintah Government Institution
473 173 900 2 366 935
Lainnya Others
61 111 733 728 210 092 958
Jumlah / Total 177 101 136 134 538 463 337 783
2008 177 597 177 982 085 376 005 278
2007 170 268 174 010 395 373 248 221
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih
BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey
8
PERDAGANGAN
Trade
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 257
Penjelasan Teknis
1. Sistem pencatatan Statistik Ekspor
dan Impor adalah "General Trade"
dengan wilayah pencatatan meli-
puti seluruh wilayah kepabeanan
Indonesia. Sebelum tahun 2008,
sistem pencatatan Statistik Impor
adalah "Special Trade" dengan
wilayah pencatatan meliputi
seluruh wilayah kepabeanan
Indonesia kecuali Kawasan Berikat
yang diperlakukan sebagai luar
negeri.
2. Pengesahan dokumen kepabeanan
ekspor dan impor dilakukan oleh
Bea dan Cukai berdasarkan
Persetujuan Muat/Bongkar Barang.
3. Data ekspor berasal dari dokumen
kepabeanan BC 3.0 atau yang
disebut dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang diisi
oleh eksportir.
4. Data impor berasal dari dokumen
kepabeanan BC 2.0 atau yang
disebut dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB) dan dokumen
kepabeanan BC 2.3 yang mencatat
impor barang dari Luar Negeri ke
Kawasan Berikat.
5. Barang-barang yang dikirim ke
luar negeri untuk diolah dicatat
sebagai ekspor, sedangkan
hasil olahan yang dikembalikan ke
Indonesia dicatat sebagai impor.
Technical Notes
1. The recording of export and
import statistics is based on
General Trade System covering all
Indonesian customs areas. Before
2008, the recording of import
statistics is based on Special
Trade System, which covers all
Indonesian customs areas except
bounded zone, which are regarded
as "abroad".
2. The legalization of customs export
and import documents is conducted
by the Customs and Excise Office.
3. The export data are compiled
based on customs export docu-
ments BC 3.0 or known as Export
Declarations (PEB), filled by
exporters.
4. The import data are compiled
based on customs import docu-
ments BC 2.0 or known as Import
Declarations Form (PIB) and
customs import documents BC 2.3
which records import goods from
foreign country to Bounded Zones
Area.
5. Goods send abroad for processing
purposes are recorded as export
while its product sent to Indonesia
are recorded as import.
TRADE CHAPTER VIII
258 Banten in Figures 2010
6. Barang-barang luar negeri yang
diolah di dalam negeri dicatat
sebagai barang impor meskipun
barang olahan tersebut akan
kembali ke luar negeri.
7. Barang-barang yang tidak dicakup
dalam pencatatan :
a. Pakaian dan barang-barang
perhiasan penumpang.
b. Barang-barang bawaan
penumpang dari luar negeri
untuk dipakai sendiri, kecuali
lemari es, pesawat televisi dan
sebagainya.
c. Barang-barang untuk keperluan
perwakilan kedutaan suatu
negara.
d. Barang-barang ekspedisi dan
ekshibisi atau pameran.
e. Barang-barang untuk militer,
yang diimpor langsung oleh
angkatan bersenjata.
f. Pembungkus/peti kemas untuk
diisi kembali.
g. Barang-barang contoh
8. Sistem pengolahan dokumen
impor/ekspor Indonesia adalah
sistem "Carry Over" yaitu doku-
men ditunggu selama satu bulan,
setelah bulan berjalan, sedangkan
dokumen-dokumen yang terlambat
akan diolah pada bulan berikutnya.
Dengan demikian dokumen bulan-
bulan sebelumnya yang terlambat
diterima dan masuk pada bulan
berjalan, diperlakukan sebagai
dokumen bulan pengolahan.
6. Foreign goods processed in
Indonesia are still recorded as
imports although the products will
be sent to abroad.
7. The following goods are not
included in the statistics :
a. Clothings and passengers'
jewelry.
b. Luggage of passengers for
own use, except refrigerators,
television sets, etc.
c. Goods imported for the use of
foreign representive
countries/embassies.
d. Goods for expeditions, and
shows or exhibitions.
e. Military goods directly
imported by the Armed Forces
f. Packings/containers to be
refilled.
g. Bank notes and securities
h. Sample goods
8. The carry-over system is used in
processing Indonesian export and
import documents. Documents are
processed one month after the
current month, while those received
later will be processed for the
succeeding month. This means
previous documents received in the
current month will be treated as
processed documents.
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 259
9. Negara utama adalah negara
yang mempunyai nilai ekspor/
impor terbesar.
10. Pelabuhan utama adalah pelabuhan
yang mempunyai nilai ekspor/
impor terbesar.
9. Major country is country which
recorded the biggest of export or
import value.
10. Major port is port which recorded
the biggest of export or import
value.
TRADE CHAPTER VIII
260 Banten in Figures 2010
8. Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan luar negeri, ekspor
dan impor, dalam era globalisasi
dewasa ini merupakan suatu
keniscayaan, karena tidak ada satu pun
negara di dunia ini yang dapat hidup
secara mandiri. Dengan impor, suatu
negara dapat memenuhi berbagai
kebutuhan barang dan jasa baik barang
konsumsi, bahan baku, maupun barang
modal, yang tidak dapat diproduksi
sendiri secara lebih murah, mengun-
tungkan, efiesien, dan berkualitas.
Melalui ekspor, suatu negara dapat
menjual berbagai barang dan jasa
yang diproduksinya sehingga dapat
menambah devisa, meningkatkan
produksi dalam negeri, menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Karena itu,
perdagangan luar negeri berdampak
sangat luas sekaligus seharusnya
menguntungkan bagi perekonomian
domestik.
Volume dan nilai ekspor Banten
pada tahun 2009 masing-masing
mencapai 3,76 juta ton dan 5.806,33
juta USD. Bila diperhatikan
komposisinya, ekspor Banten lebih
banyak yang dimuat melalui
pelabuhan/bandara diluar Banten
terutama melalui Pelabuhan Tanjung
Priok yang mencapai 2,08 juta ton
dengan nilai 4.798,32 juta USD.
Disamping itu, ekspor Banten
kebanyakan untuk negara-negara Asia,
terutama ke negara-negara ASEAN
yaitu sebesar 1,37 juta ton dan
1.279,69 juta USD.
8. Foreign Trade
Foreign trade, export and import,
in this era of globalization is a
necessity, because no single country
in the world who can live
independently. With imports, a
country can meet various needs of
both goods and services, consumer
goods, raw materials, as well as
capital goods, which can not be
produced more cheaply, profitable,
efiesien, and quality. Through exports,
a country can sell various goods and
services produced in order to increase
foreign exchange, increase domestic
production, create jobs and increase
incomes. Therefore, foreign trade
should have very broad as well as
profitable for the domestic economy.
Volume and export value of Banten
respectively reached 3.76 million
tonnes and 5,806.33 million USD in
2009. According to its composition,
Banten exports more through port /
airport outside Banten primarily
through Tanjung Priok Port, which
reached 2.08 million tons with a value
of USD 4,798.32 million. In addition,
Banten exports mostly to Asian
countries, especially to ASEAN
countries which amounted to 1.37
million tons and 1,279.69 million
USD.
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 261
Secara individu, ekspor Banten lebih
banyak ditujukan ke AS, China dan
Jepang yaitu masing-masing senilai
1.035,09 juta USD; 462,78 juta USD
dan 444,80 juta USD.
Sedangkan, volume dan nilai impor
Banten pada tahun 2009 masing-
masing mencapai 10,81 juta ton dan
5.523,09 juta USD. Bila diperhatikan
komposisinya, impor Banten lebih
banyak yang dibongkar melalui
Pelabuhan Merak yang mencapai 6,00
juta ton dengan nilai 3,72 juta USD.
Disamping itu, impor Banten
kebanyakan berasal dari negara-
negara Asia, terutama negara-negara
ASEAN yaitu sebesar 2,96 juta ton dan
1.791,17 juta USD. Secara individu,
impor Banten lebih banyak berasal dari
Singapura, China dan Arab Saudi yaitu
masing-masing senilai 1.086,84 juta
USD; 601,54 juta USD dan 542,66 juta
USD.
Bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang mencapai 6.971,91 juta
USD, maka ekspor Banten mengalami
penurunan yang cukup drastis yaitu
sebesar 16,72 persen. Penurunan
tersebut disebabkan oleh krisis
finansial dan ekonomi global yang
turut melanda negara-negara mitra
dagang utama seperti AS, China dan
Jepang, dimana ekspor Banten ke
negara-negara tersebut masing-masing
mengalami penurunan sebesar 14,62
persen; 13,81 persen dan 30,66 persen.
Individually, Banten exports more
directed to U.S., China and Japan are
each valued at USD 1,035.09 million,
462.78 million USD and 444.80
million USD.
Meanwhile, volume and value of
Banten import respectively reached
10.81 million tonnes and 5,523.09
million USD in 2009. According to its
composition, Banten imports more
through port of Merak which reached
6.00 million tons with a value of 3.72
million USD. In addition, imports of
Banten came mostly from Asian
countries, particularly ASEAN
countries, which amounted to 2.96
million tons and 1,791.17 million
USD. Individually, Banten import s
more from Singapore, China and
Saudi Arabia are each valued at
1,086.84 million USD, 601.54 million
USD and 542.66 million USD.
When compared to 2008, reached
6,971.91 million USD, export of
Banten decreased quite sharply that is
equal to 16.72 percent. The decline
was caused by financial crisis and
global economy that also hit countries
like U.S. major trading partners,
China and Japan, in which Banten
exports to these countries respectively
decreased by 14.62 percent, 13.81
percent and 30,66 percent.
TRADE CHAPTER VIII
262 Banten in Figures 2010
Disamping itu, penurunan ekspor
Banten setidaknya dapat dikonfirmasi
oleh turunnya impor Banten pada
tahun 2009 sebesar 23,06 persen bila
dibandingkan dengan tahun 2008 yang
mencapai 7,178,23 juta USD. Untuk
diketahui, impor Banten kebanyakan
merupakan bahan baku dan barang
modal untuk keperluan industri
pengolahan, dimana kebanyakan
industri Banten adalah industri
berorientasi ekspor dengan produk
yang juga mendominasi ekspor Banten.
Karena itu, penurunan impor sekaligus
mengindikasikan adanya penurunan
ekspor.
In addition, declining in Banten
exports at least can be confirmed by
reduction in Banten import amounted
to 23.06 percent in 2009 when
compared to 2008 which reached
7,178.23 million USD. For known,
import of Banten is generally a raw
material and capital goods for export-
oriented manufacturing industry with
products that also dominate export of
Banten. Therefore, decrease in imports
indicated a decline in exports.
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 263
Grafik 8.1
Figure
Nilai Ekspor dan Impor Provinsi Banten
(juta US$), 2008-2009
Value of Export and Import of Banten Province
(million US$), 2008 -2009
6 971,91
5 806,33
7 178,23
5 523,09
0
1 000
2 000
3 000
4 000
5 000
6 000
7 000
8 000
2008 2009
Ekspor / Export Impor / Import
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 8.2
Figure
Persentase Nilai Ekspor Banten
Menurut Pelabuhan Asal (persen), 2009
Percentage of Banten Export Values
by Origin Port (percent), 2009
18,10 17,36
81,90 82,64
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2008 2009
Pelabuhan di Banten / Port in Banten Pelabuhan di luar Banten / Port in Banten Outside
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
264 Banten in Figures 2010
Grafik 8.3
Figure
Lima Negara Eksportir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009
Five Largest Exporter Countries for Banten Province (million US$), 2009
1 035,09
462,78 444,80
362,69 353,15
0
200
400
600
800
1000
1200
Amerika Serikat /
United States
RRC / China, People's
Rep.of
Jepang / Japan Singapura / Singapore Malaysia
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 8.4
Figure
Lima Negara Importir Terbesar Provinsi Banten (juta US$), 2009
Five Largest Importer Countries for Banten Province (million US$), 2009
1 086,84
601,54 542,66
475,10
359,37
0
200
400
600
800
1000
1200
Singapura / Singapore RRC / China, People's
Rep.of
Arab Saudi / Saudi
Arabia
Malaysia Brazil
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 265
Tabel 8.1
Volume Ekspor Provinsi Banten
Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province
by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Table
Bulan / Month 2008 2009
(1) (2) (3)
Januari / January 357,35 331,70
Pebruari / February 326,98 287,07
Maret / March 318,18 319,68
April / April 320,92 277,35
Mei / May 295,14 297,00
Juni / June 284,52 280,99
Juli / July 304,75 287,58
Agustus / August 300,73 270,90
September / September 367,27 425,00
Oktober / October 288,62 318,82
November / November 260,06 354,70
Desember / December 283,49 310,24
Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
266 Banten in Figures 2010
Tabel 8.2
Nilai Ekspor Provinsi Banten
Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province
by Month (FOB value : million US$), 2008-2009
Table
Bulan / Month 2008 2009
(1) (2) (3)
Januari / January 571,00 414,49
Pebruari / February 553,56 410,75
Maret / March 562,04 425,55
April / April 596,84 452,62
Mei / May 606,80 497,44
Juni / June 632,39 498,38
Juli / July 639,67 491,51
Agustus / August 616,88 484,33
September / September 625,20 520,20
Oktober / October 570,86 524,10
November / November 522,69 521,71
Desember / December 473,97 565,24
Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 267
Tabel 8.3
Volume Ekspor Provinsi Banten
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat
(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province
by Major Port (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Table
Pelabuhan / Bandara Muat Port
2008 2009
(1) (2) (3)
Banten :
1. Bandara Soekarno-Hatta / Soekarno - Hatta Airport 6,09 5,71
2. Pelabuhan Merak / Merak Port 736,76 964,32
3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 382,50 320,40
4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 422,34 386,18
5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 13,00 2,18
Luar Banten / Non Banten :
1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 0,00 0,00
2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 2 147,30 2 082,18
3. Pelabuhan Lainnya / Other Port 0,02 0,05
Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
268 Banten in Figures 2010
Tabel 8.4
Nilai Ekspor Provinsi Banten
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province
by Port (FOB value : million US$), 2008-2009
Table
Pelabuhan / Bandara Muat Port
2008 2009
(1) (2) (3)
Banten :
1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport 134,60 127,79
2. Pelabuhan Merak / Merak Port 494,81 509,12
3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 129,07 58,59
4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 476,66 307,96
5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 27,03 4,38
Luar Banten / Non Banten :
1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port 0,03 0,03
2. Pelabuhan Tanjung Priok / Tanjung Priok Port 5 709,52 4 798,32
3. Pelabuhan Lainnya / Other Port 0,18 0,13
Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 269
Tabel 8.5
Volume Ekspor Provinsi Banten
Menurut Negara Tujuan
(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province
by Country of Destination
(Net weight : thousand ton), 2008-2009
Table
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2) (3)
ASIA
A S E A N Singapura / Singapore 211,92 412,23
Malaysia / 508,02 466,85
Thailand 288,22 256,27
Vietnam / Viet Nam 110,10 131,90
Filipina / Philippines 58,26 68,16
Myanmar 19,97 25,59
Kamboja / Cambodia 4,73 3,87
Brunei Darussalam 2,21 1,43
Laos / Lao PDR 0,44 0,25
Asia Lainnya / RRC / China, People’s Rep. of 469,55 628,69
Rest of Asia Jepang / Japan 261,93 208,66
Korea Selatan / Korea, Republic of 225,36 223,55
India 75,72 141,29
Hong Kong / Hong Kong SAR 47,68 39,93
Taiwan / Taiwan, Province of China 62,61 84,66
Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates - 42,25
Arab Saudi / Saudi Arabia 41,32 44,66
Irak / Iraq 29,00 9,12
Pakistan 12,20 14,67
Iran / Iran, Islamic Republic of 36,67 19,12
Lainnya / Others 219,78 116,32
AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 26,51 40,84
Mesir / Egypt - 35,50
Aljazair / Algeria 9,53 12,95
Nigeria 23,80 15,60
Mauritius 16,55 16,14
Lainnya / Rest of Africa 83,49 31,58
TRADE CHAPTER VIII
270 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2) (3)
AUSTRALIA & Australia 200,09 89,28
OCEANIA Selandia Baru / New Zealand 10,20 11,88
Oceania Lainnya / Rest of Oceania 3,91 5,17
AMERIKA / AMERICA
NAFTA Amerika Serikat / United States 281,26 212,35
Meksiko / Mexico 10,65 13,89
Kanada / Canada 7,58 6,01
Amerika Lainnya Brazil 29,18 21,08
Rest of America Chili / Chile 4,53 4,94
Panama 2,49 4,03
Argentina 3,76 3,38
Kolombia / Colombia 2,40 3,09
Lainnya / Others 19,55 19,00
EROPA / EUROPE
Uni Eropa Belgia / Belgium 34,61 26,58
European Union Jerman / Germany Federal. Republic of 26,07 27,19
Inggris / United Kingdom 33,42 34,94
Belanda / Netherlands 26,83 22,02
Italia / Italy 24,39 22,04
Prancis / France 15,90 20,05
Spanyol / Spain 14,62 30,73
Uni Eropa Lainnya / Others 25,82 28,80
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 271
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.5
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2) (3)
Eropa Lainnya Turki / Turkey 68,14 48,40
Rest of Europe Federasi Rusia / Russian Federation 7,63 6,84
Ukrainia / Ukraine 5,47 2,19
Lainnya / Others 3,97 5,10
Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
272 Banten in Figures 2010
Tabel 8.6
Nilai Ekspor Provinsi Banten
Menurut Negara Tujuan Utama
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Value of Exports of Banten Province by Country of
Destination (FOB value : million US$), 2008-2009
Table
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2 (3)
ASIA
ASEAN Singapura / Singapore 335,84 362,69
Malaysia / 473,29 353,15
Thailand 387,82 264,12
Vietnam / Viet Nam 148,82 160,73
Filipina / Philippines 143,83 119,65
Myanmar 13,52 13,76
Kamboja / Cambodia 3,53 2,84
Brunei Darussalam 4,27 2,33
Laos / Lao PDR 2,16 0,42
Asia Lainnya RRC / China, People’s Rep. of 536,96 462,78
Rest of Asia Jepang / Japan 641,53 444,80
Korea Selatan / Korea, Republic of 289,79 240,37
India 106,91 120,11
Hong Kong / Hong Kong SAR 102,30 88,88
Taiwan / Taiwan, Province of China 95,15 90,06
Uni Emirat Arab/ United Arab Emirates 90,79 62,01
Arab Saudi / Saudi Arabia 38,50 40,01
Irak / Iraq 127,61 20,11
Pakistan 13,09 16,28
Iran / Iran, Islamic Republic of 25,54 13,69
Lainnya / Others 190,82 125,18
AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 39,80 48,83
Mesir / Egypt 50,50 40,35
Aljazair / Algeria 26,58 27,81
Nigeria 23,56 14,98
Mauritius 13,50 10,85
Lainnya / Rest of Africa 48,17 51,05
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 273
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2) (3)
AUSTRALIA & Australia 193,17 108,41
OCEANIA Selandia Baru / New Zealand 18,03 17,95
Oceania Lainnya / Rest of Oceania 6,85 9,98
AMERIKA / AMERICA
NAFTA Amerika Serikat / United States 1 212,32 1 035,09
Meksiko / Mexico 48,51 54,48
Kanada / Canada 37,41 34,93
Amerika Lainnya Brazil 63,76 61,01
Rest of America Chili / Chile 21,85 25,63
Panama 19,33 20,83
Argentina 21,65 14,23
Kolombia / Colombia 8,83 11,37
Lainnya / Others 32,50 31,54
EROPA / EUROPE
Uni Eropa Belgia / Belgium 251,83 210,51
European Union Jerman / Germany Federal. Republic of 218,07 198,21
Inggris / United Kingdom 180,86 187,17
Belanda / Netherlands 148,42 119,37
Italia / Italy 123,00 106,79
Prancis / France 85,43 99,31
Spanyol / Spain 1,25 61,52
Uni Eropa Lainnya / Others 139,54 69,88
TRADE CHAPTER VIII
274 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.6
Negara Tujuan Country of Destination
2008 2009
(1) (2) (3)
Eropa Lainnya Turki / Turkey 96,82 68,20
Rest of Europe Federasi Rusia / Russian Federation 41,80 35,62
Ukrainia / Ukraine 16,88 8,47
Lainnya / Others 9,65 18,02
Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 275
Tabel 8.7
Volume Ekspor Provinsi Banten
Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ribu ton),
2008-2009
Volume of Exports of Banten Province
by SITC Group (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Table
SITC Golongan Barang Commodity Group
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
0 Bahan makanan dan binatang bidup /
Food and live animals 91,87 62,77
1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco
2,34 1,25
2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible
247,34 215,68
3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials
372,25 528,54
4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats
0,13 0,20
5 Bahan-bahan kimia / Chemicals
1 295,03 1 344,81
6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials
1 410,58 1 315,37
7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment
103,20 111,70
8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles
185,28 180,71
9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified
- -
Jumlah / Total 3 708,01 3 761,02
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
276 Banten in Figures 2010
Tabel 8.8
Nilai Ekspor Provinsi Banten
Menurut Golongan SITC
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Volume of Exports of Banten Province
by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009
Table
SITC Golongan Barang Commodity Group
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
0 Bahan makanan dan binatang bidup /
Food and live animals 289,15 156,57
1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco
1,58 1,00
2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible
132,94 101,78
3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials
334,25 327,41
4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats
0,07 0,12
5 Bahan-bahan kimia / Chemicals
1 446,41 1 141,81
6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials
2 154,76 1 610,17
7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment
540,25 537,71
8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles
2 072,51 1 929,77
9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified
- -
Jumlah / Total 6 971,91 5 806,33
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 277
Tabel 8.9
Volume Impor Provinsi Banten
Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province
by Month (Net weight : thousand ton), 2008-2009
Table
Bulan / Month 2008 2009
(1) (2) (3)
Januari / January 984,38 556,67
Pebruari / February 1 196,21 569,87
Maret / March 701,13 550,69
April / April 1 162,41 951,96
Mei / May 855,35 803,91
Juni / June 845,25 1 349,08
Juli / July 579,22 1 079,47
Agustus / August 826,63 1 122,29
September / September 1 010,35 854,31
Oktober / October 918,05 1 161,53
November / November 784,02 979,34
Desember / December 776,19 827,78
Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
278 Banten in Figures 2010
Tabel 8.10
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan
(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Month
(CIF Value : million US$), 2008-2009
Table
Bulan / Month 2008 2009
(1) (2) (3)
Januari / January 524,74 317,77
Pebruari / February 605,54 284,24
Maret / March 537,98 336,97
April / April 632,99 380,50
Mei / May 622,27 437,31
Juni / June 609,13 631,28
Juli / July 566,36 511,41
Agustus / August 765,14 572,17
September / September 864,41 436,43
Oktober / October 685,29 651,99
November / November 474,68 462,48
Desember / December 289,71 500,53
Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 279
Tabel 8.11
Volume Impor Provinsi Banten
Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar
(Berat bersih : ribu ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province
by Port (Net Weight : thousand ton), 2008-2009
Table
Pelabuhan / Bandara Bongkar Port
2008 2009
(1) (2) (3)
1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport - -
2. Pelabuhan Merak / Merak Port 5 400,04 5 997,17
3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 5 190,04 4 764,59
4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 45,64 45,16
5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 3,50 -
Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
280 Banten in Figures 2010
Tabel 8.12
Nilai Impor Provinsi Banten
Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar
(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Port
(CIF value : million US$), 2008-2009
Table
Pelabuhan / Bandara Bongkar Port
2008 2009
(1) (2) (3)
1. Bandara Soekarno – Hatta / Soekarno - Hatta Airport - -
2. Pelabuhan Merak / Merak Port 5 017,16 3 719,72
3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port 2 076,54 1 744,67
4. Pelabuhan Tanjung Leneng / Tanjung Leneng Port 83,15 58,70
5. Pelabuhan Tanjung Sekong / Tanjung Sekong Port 1,38 -
Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 281
Tabel 8.13
Volume Impor Provinsi Banten
Menurut Negara Asal (Berat bersih : ribu ton),
2008-2009
Volume of Imports of Banten Province
by Country of Origin (Net weight : thousand ton),
2008-2009
Table
Negara Asal Country of Orirgin
2008 2009
(1) (2) (3)
ASIA
ASEAN Singapura / Singapore 1 148,95 1 569,91
Malaysia 823,53 811,95
Thailand 423,88 574,17
Filipina / Phillipines 11,69 7,48
Vietnam / Viet Nam 0,01 0,97
Asia Lainnya China / China, People Republic of 224,97 269,99
Rest of Asia Arab Saudi / Saudi Arabia 781,58 842,92
India 702,51 512,71
Jepang / Japan 222,35 261,07
Iran / Iran, Islamic Republic of 189,55 225,72
Korea Selatan / Korea, Republic of 167,72 226,11
Qatar 268,31 210,96
Uni Emirat Arab / United Arab Emirates 254,37 161,53
Lainnya / Others 523,06 528,38
AFRIKA / AFRICA Afrika Selatan / South Africa 96,67 105,51
Mesir / Egypt 0,00 77,17
Maroko / Marocco - 25,82
Lainnya /Rest of Africa 21,58 15,76
AUSTRALIA & Australia 1 143,72 1 075,03
OCEANIA Selandia Baru /New Zealand 56,25 0,00
Oceania Lainnya /Rest of Oceania 0,00 -
TRADE CHAPTER VIII
282 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.13
Negara Asal Country of Orirgin
2008 2009
(1) (2) (3)
AMERIKA / AMERICA
NAFTA Amerika Serikat / United States 452,26 619,12
Kanada / Canada 21,49 2,52
Meksiko / Mexico 0,03 0,00
Amerika Lainnya Brazil 1 412,79 1 219,81
Rest of America Argentina 446,21 485,51
Chili 728,93 444,55
Lainnya / Others 5,93 95,63
EROPA / EUROPE
Uni Eropa Belanda / Netherlands 8,93 52,25
European Union Belgia / Belgium 0,08 54,70
Spanyol / Spain 0,05 5,13
Jerman / Germany, Federal Republic of 8,40 4,59
Rumania / Romanian - 1,15
Prancis / France 0,29 0,48
Uni Eropa Lainnya / Others 64,71 2,26
Eropa Lainnya Federasi Rusia / Russian Federation 425,30 230,71
Rest of Europe Ukrainia / Ukraine - 65,53
Turki / Turkey 0,02 19,75
Lainnya / Others 3,06 0,02
Jumlah /Total 10 639,21 10 806,91
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 283
Tabel 8.14
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal
(Nilai CIF : juta US$), 2008-2009
Value of Imports of Banten Province by Country of Origin
(CIF value : million US$), 2008-2009
Table
Negara Asal Country of Orirgin
2008 2009
(1) (2) (3)
ASIA
ASEAN Singapura / Singapore 1 191,09 1 086,84
Malaysia 821,76 475,10
Thailand 184,17 223,59
Filipina / Phillipines 0,63 4,64
Vietnam / Viet Nam 0,04 1,00
Asia Lainnya China / China, People Republic of 500,30 601,54
Rest of Asia Arab Saudi / Saudi Arabia 798,12 542,66
India 433,60 227,20
Jepang / Japan 256,59 207,99
Iran / Iran, Islamic Republic of 250,18 176,33
Korea Selatan / Korea, Republic of 169,33 156,41
Qatar 246,43 132,18
Uni Emirat Arab / United Arab Emirates 216,16 103,20
Lainnya / Others 360,18 222,84
AFRIKA / Africa Afrika Selatan / South Africa 31,00 54,06
Mesir / Egypt 0,00 15,10
Maroko / Marocco - 10,08
Lainnya /Rest of Africa 30,26 8,98
AUSTRALIA & Australia 186,76 111,74
OCEANIA Selandia Baru /New Zealand 30,36 0,01
Oceania Lainnya /Rest of Oceania 0,04 -
TRADE CHAPTER VIII
284 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 8.14
Negara Asal Country of Orirgin
2008 2009
(1) (2) (3)
AMERIKA / America
NAFTA Amerika Serikat / United States 297,49 327,07
Kanada / Canada 10,02 1,94
Meksiko / Mexico 0,16 0,02
Amerika Lainnya Brazil 435,21 359,37
Rest of America Argentina 211,55 218,01
Chili 114,05 59,74
Lainnya / Others 7,58 35,49
EROPA / Europe
Uni Eropa Belanda / Netherlands 15,25 19,05
Europen Union Belgia / Belgium 0,25 9,51
Spanyol / Spain 0,10 7,55
Jerman / Germany, Federal Republic of 16,54 6,50
Rumania / Romanian - 2,68
Prancis / France 0,64 1,34
Uni Eropa Lainnya / Others 44,45 2,87
Eropa Lainnya Federasi Rusia / Russian Federation 313,57 85,17
Rest of Europe Ukrainia / Ukraine - 16,05
Turki / Turkey 0,04 9,00
Lainnya / Others 4,32 0,24
Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB VIII PERDAGANGAN
Banten dalam Angka 2010 285
Tabel 8.15
Volume Impor Provinsi Banten
Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ton), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province
by SITC Group (Net weight : ton), 2008-2009
Table
SITC Golongan Barang Commodity Group
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
0 Bahan makanan dan binatang bidup /
Food and live animals 793,09 1 534,42
1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco
0,19 -
2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible
3 935,44 3 072,97
3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials
2 308,76 2 460,44
4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats
0,26 -
5 Bahan-bahan kimia / Chemicals
2 344,56 2 803,94
6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials
1 176,16 815,23
7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment
70,42 110,84
8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles
10,34 9,07
9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified
- 0,00
Jumlah / Total 10 639,21 10 806,91
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
TRADE CHAPTER VIII
286 Banten in Figures 2010
Tabel 8.16
Nilai Impor Provinsi Banten
Menurut Golongan SITC
(Nilai FOB : juta US$), 2008-2009
Volume of Imports of Banten Province
by SITC Group (FOB value : million US$), 2008-2009
Table
SITC Golongan Barang Commodity Group
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
0 Bahan makanan dan binatang bidup /
Food and live animals 362,52 637,54
1 Minuman dan tembakau / Beverages and tobacco
0,15 -
2 Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan / Raw materials, inedible
708,42 456,07
3 Bahan bakar pelikan, penyemir dan bahan-bahan yang berkenaan dengan itu / Mineral fuels, lubricants, and related materials
2 030,40 1 393,80
4 Lemak serta minyak hewan dan nabati / Animal and vegetable oils and fats
0,22 -
5 Bahan-bahan kimia / Chemicals
2 812,96 2 064,92
6 Barang-barang buatan pabrik dirinci menurut bahan / Manufactured goods classified by materials
962,71 439,32
7 Mesin dan alat pengangkutan / Machinery and transport equipment
272,50 504,99
8 Berbagai jenis barang buatan pabrik / Miscellaneous manufactured articles
28,36 26,44
9 Barang-barang transaksi tidak dirinci / Commodities and transactions not further specified
- 0,00
Jumlah / Total 7 178,23 5 523,09
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
9
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Transportation and Communication
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 289
Penjelasan Teknis
1. Data panjang jalan yang disajikan
adalah data jalan negara dan jalan
provinsi yang bersumber dari Dinas
Bina Marga Provinsi Banten.
2. Data transportasi dan komunikasi
meliputi :
a. Angkutan Darat
b. Angkutan Udara
c. Angkutan Laut
d. Pos dan Telekomunikasi
3. Sumber data transportasi berasal
dari masing-masing instansi terkait,
dikumpulkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) setiap tahun.
4. Kantor Pos adalah pemberi pelaya-
nan pengiriman barang, uang, dsb.
Dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Pengguna pelayanan biasanya
diharuskan menempel perangko
yang cukup pada sampul surat,
kartu pos, pos wesel, warkat pos,
paket dsb. Rumah pos berfungsi
sama seperti kantor pos dan kantor
pos pembantu, bedanya rumah
pos biasanya terletak di daerah
terpencil.
Technical Notes
1. Data on the lenght of state and
provincial roads were taken from
Office of Regional Road Cons-
truction and Spatial Planning
Service of Banten Province.
2. Data on transportations and
communications cover :
a. Land Transportation
b. Sea Transportation
c. Air Transportation
d. Post and Telecommunication
3. Data on transportations are
obtained from relevant institutions,
compiled by BPS Statistics of
Indonesia every year.
4. Post office is a building/office
dealing with delivery of goods,
letters, money, etc. from one place
to another place. Service users
usually put postage stamps on the
envelope and postcard or are
charged with amount of money in
obtaining services such as money
order, aerogramme, package post,
etc. A mailing house has the same
function as post office and
auxiliary post office. It is usually
located in remote areas.
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
290 Banten in Figures 2010
9.1. Perhubungan Darat
Panjang jalan provinsi dan jalan
negara di Provinsi Banten pada akhir
tahun 2009 mencapai 1.379,41 km,
terdiri dari 490,40 km jalan negara dan
889,01 km jalan provinsi. Panjang
jalan ini tidak mengalami perubahan
dibandingkan tahun sebelumnya,
karena tidak adanya peralihan
kewenangan. Semua jalan negara telah
diaspal, sedangkan jalan provinsi yang
belum diaspal hanya sebesar 2,31
persen. Kondisi jalan negara maupun
provinsi hanya 49,11 persen yang baik,
padahal pada tahun sebelumnya masih
59,54 persen. Kondisi jalan negara
yang baik mengalami peningkatan, dari
281,59 km pada tahun 2008 menjadi
350,07 km di tahun 2009. Sebaliknya,
kondisi jalan provinsi yang baik justru
turun hampir 212,14 km hingga hanya
tinggal 327,42 km pada tahun 2009
Populasi kendaraan roda empat
yang terdaftar pada Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD)
Provinsi Banten sampai akhir tahun
2009 mencapai 325.710 unit, ber-
tambah 22.536 unit bila dibandingkan
dengan akhir tahun 2008 yang
sebanyak 303.174 unit. Penambahan
tersebut, lebih disebabkan oleh adanya
kendaraan baru yang mencapai 26.472
unit, karena hasil mutasi justru
menyebabkan kendaraan lama yang
terdaftar berkurang sebanyak 3.936
unit. Populasi kendaraan umum roda
empat sendiri hanya sekitar 13,93
persen dari total pupulasi kendaraan
roda empat atau hanya sebanyak
45.371 unit, itupun 2.125 unit
diantaranya merupakan tambahan
armada baru.
9.1. Land Transportation
Length of state roads and
provincial roads in Banten province
by the end of 2009 reached 1,379.41
km, comprising 490.40 km of state
roads and 889.01 km of provincial
roads. The length of these roads have
not changed compared to the same
period last year, because of the
absence of transitional authority. All
countries have paved roads, while
unpaved provincial roads amounted to
2.31 percent only. Only 49.11 percent
of state roads and provincial roads are
in good condition, whereas in previous
year were 59.54 percent. State roads
that are in good conditions increased
from 281.59 km in 2008 to 350.07 km
in 2009. Conversely, condition of
provincial roads are either actually
dropped almost 212.14 km to 327.42
km only in 2009.
The population of four-wheeled
vehicle registered at the Office of
Financial Management and Regional
Asset (DPKAD) of Banten Province
until the end of 2009 reached 325,710
units, increasing 22,536 units
compared to the end of 2008 that
reached 303,174 units. The increase
was due to the addition of new
vehicles reached 26,472 units, because
of the mutation actually causes old
vehicle is registered to be reduced as
much as 3,936 units. General
population of four-wheeled vehicle
itself is only about 13.93 percent of
total Population of automobile or just
as much as 45,371 units, including
units of 2,125 a new fleet incremental.
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 291
Sementara itu, populasi sepeda
motor yang terdaftar pada DPKAD
Provinsi Banten mencapai 2,03 juta
unit, dengan 0,28 juta diantaranya
merupakan kendaraan baru. Semua
sepeda motor adalah kendaraan pribadi
dan tidak termasuk dalam kategori
kendaraan umum.
Di Provinsi Banten terdapat 21
stasiun kereta api yang berada pada
sepanjang jalur kereta api Merak –
Jakarta. Pada tahun 2009, volume
penumpang kereta api mencapai 7,74
juta orang, meningkat sebesar 2,16
persen bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang sebanyak 7,57 juta orang.
Akibatnya, pendapatan PT KA yang
diperoleh dari penjualan tiket pada
tahun 2009 mengalami peningkatan
sebesar 9,95 persen hingga mencapai
17,82 milyar rupiah.
9.2. Perhubungan Udara
Bandara Soekarno-Hatta merupakan
bandara terbesar di Indonesia. Terletak
di Kota Tangerang dan menjadi
pintu keluar-masuk internasional bagi
Indonesia, baik untuk penumpang
maupun barang. Tingkat kepadatan
bandara Soekarno-Hatta dapat dilihat
dari jumlah pesawat dan penumpang
yang sepertinya melebihi kapasitasnya.
Jumlah pesawat dan penumpang
domestik yang berangkat dari bandara
ini mengalami peningkatan masing-
masing dari 104.279 pesawat dan
11,89 juta orang pada tahun 2008
menjadi 112.843 pesawat dan 13,32
juta orang di tahun 2009.
Meanwhile, number of registered
motorcycles on DPKAD of Banten
province reached 2.03 million units,
0.28 million of them are new vehicles.
All motorcycles and private vehicles
are not included in the category of
public service vehicles.
Banten province has 21 railway
stations located along railway line at
Merak - Jakarta. Volume of train
passengers reach 7.74 million in 2009,
2.16 percent of increase compared to
2008 that amounted to 7.57 million
people. As a result, the acquisition of
PT KA revenue from ticket sales in
2009 increased by 9.95 percent into
17.82 billion rupiahs.
9.2. Air Transportation
Soekarno-Hatta Airport is the
largest airport in Indonesia. Located
in Tangerang City and became an
international exit-entry to Indonesia,
either for passengers or goods.
Density level of Soekarno-Hatta
airport can be seen from the number
of aircraft and passengers who seem
to exceed its capacity.
Total domestic passenger aircraft
departing from this airport has
increased respectively 104,279 planes
and 11.89 million passengers in 2008
into 112,843 aircraft and 13.32
million passengers in 2009.
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
292 Banten in Figures 2010
Untuk tujuan internasional, jumlah
pesawat dan penumpang yang
berangkat melalui bandara ini pada
tahun 2009 mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 0,27 persen
dan 6,22 persen hingga menjadi 24.799
pesawat dan 3,83 juta orang.
9.3. Perhubungan Laut
Angkutan penyeberangan di
pelabuhan Merak merupakan salah satu
dari kegiatan usaha jasa kepelabuhan
yang diberikan oleh pelabuhan umum
di Indonesia. Pelabuhan umum
menurut statusnya dibedakan antara
pelabuhan umum yang diusahakan
dan pelabuhan umum yang tidak
diusahakan. Secara umum, jumlah trip
angkutan penyeberangan di pelabuhan
Merak pada tahun 2009 mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 2008 untuk jenis kapal cepat
Bakauheni, sedangkan untuk jenis
kapal cepat Ro-Ro justru meningkat.
Pada tahun 2009 jumlah trip kapal
cepat Bakauheni sebanyak 1.290 trip,
sedangkan kapal cepat Ro-Ro
mencapai 26.317 trip. Hanya saja,
jumlah penumpang yang diangkut baik
oleh kapal cepat Bakauheni maupun
oleh kapal cepat Ro-Ro sama-sama
mengalami penurunan masing-masing
dari 100.385 orang dan 1.604.312
menjadi 84.974 orang dan 1.511.653.
Jumlah kendaraan yang diangkut pada
tahun 2009 juga menurun dari
1.658.757 unit menjadi 1.644.354 unit.
For international destinations, number
of planes and passengers through the
airport in 2009 have increased
respectively by 0.27 percent and 6.22
percent up to 24,799 aircraft and 3.83
million people.
9.3. Sea Transportation
Transport ferry at port of Merak is
one of port operations services
provided by public ports in Indonesia.
Public port according to its status
differentiated between cultivated
public ports and non cultivated public
port. In general, number of trips in
port of Merak ferry transportation in
2009 decreased compared to 2008 for
this type of Bakauheni speedster, while
for Ro-Ro speedster have been
increasing. In 2009 number of
Bakauheni speedster trips amounted to
290 trips, while Ro-Ro speedster
reaches 26,317 trips. However,
number of passengers transported
either by both speedster are equally
decreased respectively from 100,385
people and 1,604,312 people into
84,974 people and 1,511,653 people.
The number of vehicles that are
transported in 2009 also declined from
1,658,757 units to 1,644,354 units.
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 293
Grafik 9.1
Figure
Persentase Jalan Provinsi dan Jalan Nasional
di Provinsi Banten Menurut Kondisi Jalan, 2008-2009
Percentage of National and Provincial Authority Road
in Banten Province by Road Condition, 2008-2009
60,7
36,8
57,4
71,4
12,4
42,2
30,0
20,026,9
21,012,6 8,6
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Jalan Provinsi - 2008 Jalan Provinsi - 2009 Jalan Nasional - 2008 Jalan Nasional - 2009
Baik / Good Sedang / Moderate Rusak / Damage
Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province
Grafik 9.2
Figure
Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan
di Provinsi Banten, 2009
Monthly Realization of Rail Transportation Passengers
in Banten Province, 2009
607 609
631 586
666 258655 541 656 742
665 752659 674
650 763
670 607
640 419
677 689
556 086
400 000
450 000
500 000
550 000
600 000
650 000
700 000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten
Office of Transportation, Communication, and Informatics of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
294 Banten in Figures 2010
Grafik 9.3
Figure
Banyaknya Penumpang dari Penerbangan Domestik
dan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Passengers of International and Domestic Flights
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
0
200 000
400 000
600 000
800 000
1 000 000
1 200 000
1 400 000
1 600 000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Penumpang Datang - Penerbangan Internasional / Arrival - International Flights
Penumpang Berangkat - Penerbangan Internasional / Departure - International Flights
Penumpang Datang - Penerbangan Domestik / Arrival - Domestic Flights
Penumpang Berangkat - Penerbangan Domestik / Departure - Domestic Flights
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
Grafik 9.4
Figure
Jumlah Kapal Asing dan Domestik
di Pelabuhan MerakMenurut Bulan, 2009
Number of Indonesian and Foreign Ship
in Merak Port by Month, 2009
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Kapal Milik Asing (Foreign Owned) Kapal Domestik (Indondesian Owned)
Sumber / Source : PT Angkasa Pura II (Persero)
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 295
9.1. PERHUBUNGAN DARAT
LAND TRANSPORTATION
Tabel 9.1.1
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang
Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan
Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2008-2009
Road Lengths by Level of Government Authorised,
Surface Type, Road Condition and Class
in Banten Province (km), 2008-2009
Table
Uraian Description
2008 2009
Negara State
Provinsi Province
Negara State
Provinsi Province
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jenis Permukaan / Surface Type 490,40 889,01 490,40 889,01
a. Diaspal / Asphalted 490,40 868,49 490,40 868,49
b. Kerikil / Gravel - 20,52 - 20,52
c. Tanah / Land - - - -
d. Tidak Dirinci / Unclassificated - - - -
2. Kondisi Jalan / Road Condition 490,40 889,01 490,40 889,01
a. Baik / Good 281,59 539,76 350,07 327,42
b. Sedang / Moderate 146,94 110,31 98,03 375,27
c. Rusak / Damage 61,87 238,94 42,30 186,32
d. Rusak Berat / Seriously Damage - - - -
3. Kelas Jalan / Road Class 490,40 889,01 490,40 889,01
a. Kelas I / Class I - - - -
b. Kelas II / Class II 113.5 - 113,53 -
c. Kelas III / Class III - - - -
d. Kelas IIIA / Class IIIA 64,13 74,78 64,13 70,80
e. Kelas IIIB / Class IIIB 277,9 196,92 277,89 186,42
f. Kelas IIIC / Class IIIC - - - -
g. Kelas Tidak Dirinci Unclassificated
34,85
617.31
34,85
631,79
Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
296 Banten in Figures 2010
Tabel 9.1.2
Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional
di Provinsi Banten, 2009
Data of National and Provincial Authority Road
in Banten Province, 2009
Table
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Serang dan Cilegon
Nasional / National
001. Cilegon – Merak N A II 8,02 Hotmix
001.11K Jl. Raya Cilegon (Cilegon) N A II 1,48 Hotmix
001.12K Jl. Raya Merak N A II 3,00 Hotmix
002. Serang – Cilegon N A II 6,42 Hotmix
002.11K Jl. Maulana Yusuf(Serang) N A II 0,45 Hotmix
002.12K Jl. SA Tirtayasa (Serang) N A II 0,55 Hotmix
002.13K Jl. Mayor Safei (Serang) N A II 0,80 Hotmix
002. 14K Jl. Raya Cilegon (Serang) N A II 6,15 Hotmix
002.15K Jl. Raya Serang (Cilegon) N A II 3,73 Hotmix
003.11K Jl. Ahmad Yani (Serang) N A II 1,65 Hotmix
003.12K Jl. Sudirman (Serang) N A II 4,40 Hotmix
026.1 Cilegon - Pasauran N K-1 IIIB 38,92 Hotmix
026.11K Jl. Raya Anyer (Cilegon) N K-1 IIIB 3,50 Hotmix
127 Serdang - Bojonegara - Merak N K-1 - 34,85 Rigid/Hotmix
Jumlah / Total 113,92
Provinsi / Province
029 Serang - Cadasari P K-2 IIIA 14,22 Hotmix
029.14K Jl. Tb. A. Khatib (Serang) P K-2 - 0,65 Hotmix
029.15K Jl. Yumaga (Serang) P K-2 IIIA 0,80 Hotmix
029.16K Jl. Raya Pandeglang (Serang) P K-2 IIIA 0,73 Hotmix
082 Cikande - Citeras P K-2 IIIA 18,10 Hotmix
128 Pakupatan - Palima P K-2 IIIA 10,50 Hotmix
129 Palima - Pasang Teneng P K-2 - 40,90 Hotmix
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 297
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
155 Terate – Banten Lama P - - 11,50 Hotmix
156 Banten Lama – Pontang P - - 16,20 Hotmix
169 Ciruas – Pontang P - - 14,80 Hotmix
182 Sempu - Dukuh Kuwung P - - 10,70 Hotmix
168 Jalan Parigi - Sukamanah P - - 25,60 Hotmix
186 Kramatwatu - Tonjong P - - 4,80 Hotmix
174 Jl.Trip Jamaksari P - - 1,35 Hotmix
176 Jl.Ayip Usman P - - 2,27 Hotmix
177 Lopang - Banten Lama P - - 7,70 Rigid/Hotmix
178 Jl. KH. Abdul Fatah Hasan P - - 1,75 Hotmix
179 Jl.Abdul Hadi P - - 0,71 Hotmix
180 Jl. Lingkar Selatan (Jl. Tb. Suwandi)
P - - 3,70 Hotmix
181 Jl. Letnan Jidun P - - 0,70 Hotmix
187 Simpang Taktakan - Gn. Sari P - - 13,50 Hotmix
188 Gunung Sari - Mancak -Anyer P - - 22,00 Hotmix
175 Kemang - Kaligandu P - - 1,90 Hotmix
183 Jl.Veteran Serang P - - 0,80 Hotmix
184 Jl. KH.Syam’un Serang P - - 0,58 Hotmix
170 Ciruas-Petir - Wr.Gunung (Sorok)
P - - 19,50 Hotmix
157 Pontang - Kronjo (Pontang - Tanara)
P - - 12,80 Hotmix
185 Jl. Yasin Beji P - - 3,00 Rigid/Hotmix
Jumlah / Total 261,76
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
298 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2. Pandeglang dan Lebak (WKP 3)
Nasional / National
026.2 Labuhan - Pasauran N K-1 IIIB 16,60 Hotmix
027.1 Labuhan - Sp. Labuhan N K-1 IIIB 3,65 Hotmix
027.2 Sp. Labuhan - Saketi N K-1 IIIB 17,10 Hotmix
028 Pandeglang - Saketi N K-1 IIIB 17,60 Hotmix
028.11K Jl. Abdulrahim (Pdg) N K-1 IIIB 0,20 Hotmix
0.28.12K Jl. Raya Labuhan (Pdg) N K-1 IIIB 3,02 Hotmix
030.11K Jl. Mayor Widagdo (Pdg) N K-1 IIIA 0,25 Hotmix
030.12K Jt. Raya Rangkasbitung (Pdg) N K-1 IIIA 3,39 Hotmix
093 Sp. Labuhan - Cibaliung N K-1 IIIB 49,27 Hotmix
115 Cibaliung - Cikeusik – Binuangeun
N K-1 IIIB 43,92 Hotmix
030 Pandeglang - Rangkasbitung N K-1 IIIA 14,26 Hotmix
030.13K Jl. Raya Pandeglang (Rks) N K-1 IIIB 3,20 Hotmix
031. Rangkasbitung - Cigelung N K-1 IIIB 39,23 Hotmix
031.11K Jl. Sunan Kalijaga (Rks) N K-1 IIIB 1,60 Hotmix
031.12K Jl. Raya Cipanas (Rks) N K-1 IIIB 2,20 Hotmix
033 Simpang - Muara Binuangeun N K-1 IIIB 16,94 Hotmix
034 Simpang - Bayah N K-1 IIIB 33,69 Hotmix
119.2 Bayah - Cibareno - Bts Jabar N K-1 IIIB 33,48 Hotmix
Jumlah / Total 299,60
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 299
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Provinsi / Province
029 Cadasari - Pandeglang P K-2 IIIA 4,51 Hotmix
029.11K Jl. Tb. Asnawi (Pandeglang) P K-2 IIIA 0,20 Hotmix
029.12K Jl. Ahmad Yani (Pandeglang) P K-2 IIIA 3,01 Hotmix
029.13K Jl. Raya Serang (Pandeglang) P K-2 IIIA 0,40 Hotmix
032 Saketi – Picung P K-2 IIIB 17,05 Hotmix
099 Cibaliung - Sumur P K-3 IIIB 20,31 Hotmix
189 Cigadung – Cipacung P - - 10,50 Hotmix
191 Mangger – Mandalawangi – Caringin
P - - 28,70 Lapen/Hotmix
190 Saketi - Ciandur P - - 0,40 Hotmix
192 Jl. Jendral A.Yani (Labuan) P - - 1,10 Rigid/Hotmix
193 Picung - Munjul P - - 16,60 Hotmix
196 Munjul - Cikeusik P - - 16,10 Hotmix/Lapen
194 Munjul - Panimbang P - - 20,20 Hotmix/Lapen
195 Ciseuket - Sobang - Tela P - - 12,10 Lapen
Jumlah / Total 151,18
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
300 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Provinsi / Province
032 Saketi – Simpang P K-2 IIIB 44,93 Hotmix
035 Bayah – Cikotok P K-2 IIIB 13,86 Hotmix
036 Gunung Madur - Pulau Manuk P K-3 IIIB 4,42 Lapen/Telford
082 Citeras – Rangkasbrtung P K-2 IIIA 4,10 Hotmix
082.11K Jl. By Pass (Rangkasbftung) P K-2 - 3,98 Hotmix
082.12K Jl. Raya Cikande (Rks) P K-2 IIIA 1,32 Hotmix
087.2 Cikotok - Bts. Jabar P K-2 IIIB 25,03 Hotmix
149 Cipanas - Warung Banten P K-2 - 59,00 Lapen/Telford
167 Maja – Koleang P - - 16,40 Hotmix
170 Ciruas - Petir - Wr.Gunung (Sorok - Wr.Gunung)
P - - 6,10 Hotmix
171 Warung Gunung – Gn. Kencana
P - - 49,20 Hotmix
172 Gn Kencana – Malingping P - - 34,70 Hotmix/Lapen
173 Gunung Kencana - Banjarsari P - - 10,50 Hotmix
Jumlah / Total 273,54
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 301
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
IV. Kab. Tangerang dan Kota Tangerang (WKP 1)
Nasional / National
003. Tangerang-Serang N A II 52,82 Hotmix
003.13K Jl. Raya Serang (Tangerang) N A II 7,39 Hotmix
004.11 Jl.Daan Mogot (Tangerang-Bts.DKI)
N A II 7,45 Hotmix
07.1 Ciputat-Bogor-(Bts.DKI-Gandaria/Bts,Bogor/Tangerang)
N K-1 II 9,22 Hotmix
Jumlah 76,88
Provinsi / Province
100 Ciputat – Ciledug P K-2 IIIB 4,02 Rigid/Hotmix
100.11K Jl. Raya Jombang (Ciledug) P K-2 IIIB 4,04 Rigid/Hotmix
100.12K Jl. Raya Jombang (Ciputat) P K-2 IIIB 2,08 Rigid/Hotmix
100.13K Jl. Aria Putra (Ciputat) P K-2 IIIB 4,50 Rigid/Hotmix
100.14K Jl. H. Usman (Ciputat) P K-2 IIIB 0,46 Rigid/Hotmix
101.1 Tangerang - Serpong – Bte. Bogor
P K-2 IIIA 15,10 Rigid/Hotmix
101.11K Jl. Raya By Pass (Tangerang) P K-2 IIIA 4,07 Rigid/Hotmix
101.12K Jl. Raya Serpong (Tangerang) P K-2 IIIA 4,24 Rigid/Hotmix
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
302 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
102 Sp. Bitung – Curug P K-2 IIIB 5,02 Rigid/Hotmix 102.11K Jl. Beringin Raya (Tangerang) P K-2 IIIB 1,70 Hotmix
103.11K Jl. Raya Cipondoh P K-2 IIIB 9,50 Rigid/Hotmix 103.12K Jl. Raya Ciledug P K-2 IIIB 7,40 Hotmix 104 Ciputat – Serpong P K-2 IIIB 4,25 Rigid/Hotmix 104.11K Jl. Pajajaran (Ciputat) P K-2 IIIB 3,09 Hotmix 104.12K Jl. Puspitek Raya (Ciputat) P K-2 IIIB 2,94 Hotmix 154 Curug - Parung Panjang P K-2 IIIB 11,82 Rigid/Hotmix 158 Kronjo – Mauk P - - 11,40 Rigid/Hotmix 159 Mauk-Teluk Naga P - - 20,40 Rigid/Hotmix 160 Teluk Naga-Dadap P - - 8,50 Rigid
164 Cisauk –Jaha P - - 11,60 Rigid
165 Malangnengah-Tigaraksa P - - 15,60 Rigid/Hotmix 163 Karawaci-Legok P - - 8,50 Rigid/Hotmix 161 Pamulang Timur-SP.Gaplek P - - 1,80 Rigid/Hotmix
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 303
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.2
Nomor Ruas
Number of Section
Road
Ruas Jalan Section Road
Status Status
Fungsi Function
Kelas Class
Panjang Length
(km)
Lapis Permukaan
Layers of Surface Road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
162 SP.Gaplek-Batas DKI P - - 7,50 Rigid/Hotmix
157 Pontang – Kronjo (Tanara-Kronjo)
P - - 5,80 Rigid/Hotmix
166 Tigaraksa-Citeras P - - 27,20 Rigid/Hotmix
Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province
Keterangan / Notes :
1. Fungsi / Function : A = Arteri / Arterial Road, K = Kolektor
Status / Status : N = Nasional / National, P = Provinsi / Provincial, L = Lokal / Local
2. Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Banten berdasarkan Kepmen Kimpraswil No. 376/KPTS/M/2004 National Road Network in Banten Province based on Regional Infrastructute Ministerial Decree No. 376/KPTS/M/2004 3. Jaringan Jalan Provinsi di Provinsi Banten berdasarkan SK Gubernur Banten No. 761/Kep.8.Huk/2006 Provincial Road Network in Banten Province based on Banten Governor’s Decree No. 761/Kep.8.Huk/2006
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
304 Banten in Figures 2010
Tabel 9.1.3
Populasi Kendaraan Umum Objek Pajak
Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009
Taxable Commercial Vehicle Population
by Type of Vehicle in Banten Province, 2009
Table
Jenis Kendaraan Type of Motorized
Vehicles
Populasi Awal Initial
Population
Kendaraan Baru New
Vehicles
Mutasi Masuk
Mutation Into
Mutasi Keluar
Movements Out
Populasi Akhir Final
Population
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind
9 464 1 244 18 189 10 537
Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds
- - - - -
Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds
28 903 414 63 272 29 108
Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds
2 766 110 41 90 2 827
Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds
846 68 43 7 950
Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds
250 2 - 21 231
Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds
1 347 287 61 43 1 652
Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles
66 - - - 66
Sepeda Motor Motorcycle
- - - - -
Jumlah 43 642 2 125 226 622 45 371
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 305
Tabel 9.1.4
Populasi Kendaraan Bukan Umum Objek Pajak
Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009
Taxable Non-commercial Vehicle Population
by Type of Vehicle in Banten Province, 2009
Table
Jenis Kendaraan Type of Motorized
Vehicles
Populasi Awal Initial
Population
Kendaraan Baru New
Vehicles
Mutasi Masuk
Mutation Into
Mutasi Keluar
Movements Out
Populasi Akhir Final
Population
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind
35 637 1 139 4 052 3 410 37 418
Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds
14 125 1 061 1 032 1 243 14 975
Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds
134 817 17 259 8 126 10 941 149 261
Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds
2 452 113 89 139 2 515
Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds
628 29 7 21 643
Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds
38 903 2 629 1 090 2 157 40 465
Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds
27 539 1 810 1 065 1 078 29 336
Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles
275 - - - 275
Sepeda Motor Motorcycle
1 757 803 274 671 12 008 28 092 2 016 390
Jumlah 2 012 179 298 711 27 469 47 081 2 291 278
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
306 Banten in Figures 2010
Tabel 9.1.5
Populasi Kendaraan Bukan Objek Pajak
Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2009
Non-taxable Vehicle Population by Type of Vehicle
in Banten Province, 2009
Table
Jenis Kendaraan Type of Motorized
Vehicles
Populasi Awal Initial
Population
Kendaraan Baru New
Vehicles
Mutasi Masuk
Mutation Into
Mutasi Keluar
Movements Out
Populasi Akhir Final
Population
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind
218 9 - - 227
Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds
203 5 - - 208
Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds
3 343 206 5 17 3 537
Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds
217 3 - - 220
Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds
22 14 - - 36
Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds
565 25 - - 590
Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds
584 45 - - 629
Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles
4 - - - 4
Sepeda Motor Motorcycle
10 962 620 6 1 11 587
Jumlah 16 118 927 11 18 17 038
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 307
Tabel 9.1.6
Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan
di Provinsi Banten, 2009
Vehicle Population by Type of Vehicle
in Banten Province, 2009
Table
Jenis Kendaraan Type of Motorized
Vehicles
Populasi Awal Initial
Population
Kendaraan Baru New
Vehicles
Mutasi Masuk
Mutation Into
Mutasi Keluar
Movements Out
Populasi Akhir Final
Population
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sedan dan Sejenisnya Sedan and Kind
45 319 2 392 4 070 3 599 48 182
Jeep dan Sejenisnya Jeep and Kinds
14 328 1 066 1 032 1 243 15 183
Mini Bis dan Sejenisnya Mini Bus and Kinds
167 063 17 879 8 194 11 230 181 906
Mikro Bis dan Sejenisnya Micro Bus and Kinds
5 435 226 130 229 5 562
Bis dan Sejenisnya Bus and Kinds
1 496 111 50 28 1 629
Pick Up dan Sejenisnya Pick Up and Kinds
39 718 2 656 1 090 2 178 41 286
Truk dan Sejenisnya Truck and Kinds
29 470 2 142 1 126 1 121 31 617
Kendaraan Alat Berat Heavy Equipment Vehicles
345 0 0 0 345
Sepeda Motor Motorcycle
1 768 765 275 291 12 014 28 093 2 027 977
Jumlah 2 071 939 301 763 27 706 47 721 2 353 687
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
308 Banten in Figures 2010
Tabel 9.1.7
Realisasi Volume Penumpang Kereta Api Bulanan
Menurut Stasiun di Provinsi Banten (orang), 2009
Realization of Rail Transportation Passengers
by Station and Month in Banten Province (person), 2009
Table
Stasiun
Port
Bulan / Month
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merak 5 996 4 288 4 937 4 520 5 774 6 267
Krenceng 3 949 2 469 2 916 3 134 3 422 3 730
Cilegon 5 779 4 222 4 939 4 617 5 413 5 250
Tonjong Baru 218 172 272 330 308 354
Karangantu 4 204 3 161 7 134 4 540 4 435 4 794
Serang 9 710 7 645 10 228 9 785 10 804 10 665
Walantaka 1 346 1 096 1 350 1 344 1 467 1 484
Cikeusal 6 831 5 711 6 710 6 307 5 720 7 252
Catang 6 944 5 845 7 762 7 223 7 621 8 471
Jambubaru 3 321 2 777 3 371 3 497 3 281 3 762
Rangkasbitung 133 959 112 217 177 079 130 078 131 123 147 435
Citeras 15 515 12 659 14 624 14 147 14 775 15 586
Maja 34 228 29 399 35 099 27 928 32 395 31 778
Tenjo 51 794 41 434 52 506 49 473 50 138 51 246
Cilejit 44 735 44 319 45 488 43 374 45 913 47 336
Parungpanjang 138 515 125 617 137 936 134 411 141 523 148 467
Cisauk 18 411 16 411 19 320 18 879 19 917 20 290
Serpong 63 358 54 352 60 851 55 929 57 582 60 888
Sudimara 24 487 20 864 19 346 23 307 22 874 22 027
Tigaraksa 48 157 44 290 48 771 48 361 49 662 51 766
Pondokkranji 18 962 17 138 17 050 16 425 17 439 17 410
Jumlah / Total 640 419 556 086 677 689 607 609 631 586 666 258
2008 589 337 610 181 660 846 594 521 616 067 633 015
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 309
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.1.7
Stasiun
Port
Bulan / Month
Jumlah
Total Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Merak 6 045 5 851 8 224 5 232 4 957 6 243 68 334
Krenceng 3 740 3 341 5 179 3 166 3 279 3 515 41 840
Cilegon 5 086 4 602 5 746 4 452 4 824 5 696 60 626
Tonjong Baru 206 213 318 361 260 201 3 213
Karangantu 5 392 3 892 5 880 4 983 4 063 4 310 56 788
Serang 10 189 9 861 10 742 9 560 9 675 10 741 119 605
Walantaka 1 461 1 396 1 868 1 390 1 503 1 605 17 310
Cikeusal 6 629 5 997 7 051 6 364 6 292 6 785 77 649
Catang 7 897 6 243 6 291 7 893 8 453 7 802 88 445
Jambubaru 3 454 3 354 3 537 3 384 3 671 3 688 41 097
Rangkasbitung 142 428 133 907 149 604 139 686 138 787 146 376 1 682 679
Citeras 16 035 16 058 15 687 16 168 16 473 16 672 184 399
Maja 32 607 35 675 36 013 36 175 35 713 39 374 406 384
Tenjo 51 917 56 211 45 663 53 079 46 292 54 730 604 483
Cilejit 46 847 47 962 41 189 46 802 46 342 44 270 544 577
Parungpanjang 145 672 144 446 143 062 140 361 141 245 141 997 1 683 252
Cisauk 20 535 19 622 18 518 20 660 19 929 20 065 232 557
Serpong 64 122 60 536 62 047 60 490 62 812 63 889 726 856
Sudimara 20 818 24 743 25 664 27 810 29 137 26 572 287 649
Tigaraksa 51 703 50 261 51 031 52 111 52 598 55 478 604 189
Pondokkranji 12 758 22 571 22 438 19 547 14 458 10 598 206 794
Jumlah / Total 655 541 656 742 665 752 659 674 650 763 670 607 7 738 726
2008 647 057 651 150 614 612 703 510 587 444 667 245 7 576 993
Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten
Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
310 Banten in Figures 2010
Tabel
9.1.8 Realisasi Volume Penumpang dan Pendapatan
Kereta Api di Provinsi Banten, 2008-2009
Realization of Total Income and Passenger Volume
of Rail Transportations in Banten Province, 2008-2009
Table
Bulan Month
2008 2009
Volume Penumpang
(orang) Passengers
(person)
Pendapatan (juta rupiah)
Income (million rupiahs)
Volume Penumpang
(orang) Passengers
(person)
Pendapatan (juta rupiah)
Income (million rupiahs)
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 589 337 1 034 640 419 1 395
Februari / February 610 181 1 206 556 086 1 188
Maret / March 660 846 1 324 677 689 1 408
April / April 594 521 1 172 607 609 1 358
Mei / May 616 067 1 288 631 586 1 425
Juni / June 633 015 1 393 666 258 1 583
Juli / July 647 057 1 426 655 541 1 515
Agustus / August 651 150 1 548 656 742 1 744
September / September 614 612 1 405 665 752 1 598
Oktober / October 703 510 1 631 659 674 1 492
November / November 587 444 1 284 650 763 1 494
Desember / December 667 245 1 495 670 607 1 621
Jumlah / Total 7 574 985 16 207 7 738 726 17 819
Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten
Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 311
Tabel 9.1.9
Realisasi Volume Barang dan Pendapatan Kereta Api
Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009
Realization of Total Income and Goods Volume
of Rail Transportations of Some Stations
in Banten Province, 2009
Table
Bulan Month
Volume Barang Goods Volume
(kg)
Pendapatan (ribu rupiah) Income (thousand rupiahs)
(1) (2) (3)
Januari / January 40 780 2 244
Februari / February 25 970 1 509
Maret / March 20 160 1 136
April / April 21 200 1 205
Mei / May 22 850 1 305
Juni / June 22 420 1 259
Juli / July 20 540 1 157
Agustus / August 26 100 1 608
September / September 22 880 1 283
Oktober / October 29 850 1 683
November / November 23 990 1 889
Desember / December 1 464 570 284 978
Jumlah / Total 1 741 310 301 252
2008 291 940 15 800
Sumber / Source : Stasiun Kereta Api Merak, Cilegon, Serang, Serpong, dan Rangkasbitung
Railway Stations in Merak, Cilegon, Serang, Serpong and Rangkasbitung
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
312 Banten in Figures 2010
9.2. PERHUBUNGAN UDARA
AIR TRANSPORTATION
Tabel
9.2.1 Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Domestic Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
Table
Bulan Month
Jumlah Penerbangan Number of Flights
Jumlah Penumpang Number of Passangers
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 9 328 9 391 1 049 731 983 241
Februari/ February 8 141 8 287 902 508 895 941
Maret / March 9 276 9 343 1 177 155 1 074 410
April / April 8 778 8 942 1 091 054 966 568
Mei / May 9 308 9 407 1 253 709 1 098 564
Juni / June 9 445 9 527 1 295 202 1 164 179
Juli / July 9 790 9 909 1 352 328 1 249 817
Agustus / August 9 166 9 324 1 272 874 1 129 648
September / September 8 636 9 053 1 118 929 1 042 837
Oktober / October 9 921 10 142 1 352 675 1 244 928
November / November 9 351 9 504 1 252 987 1 175 325
Desember / December 9 872 10 014 1 326 416 1 293 682
Jumlah / Total 111 012 112 843 14 445 568 13 319 140
2008 98 016 104 279 11 740 840 11 886 505
2007 100 174 104 164 12 316 398 11 621 812
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 313
Tabel 9.2.2
Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of International Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
Table
Bulan Month
Jumlah Penerbangan Number of Flights
Jumlah Penumpang Number of Passangers
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 1 970 2 042 303 734 242 376
Februari/ February 1 677 1 776 225 530 245 640
Maret / March 1 933 1 976 288 408 299 938
April / April 1 994 2 086 286 640 289 584
Mei / May 1 971 2 000 289 583 299 314
Juni / June 1 918 1 967 321 593 347 772
Juli / July 2 024 2 045 374 403 334 206
Agustus / August 2 026 2 095 313 680 345 095
September / September 2 055 2 129 307 524 321 928
Oktober / October 2 094 2 148 324 444 336 722
November / November 2 104 2 189 320 792 373 632
Desember / December 2 449 2 346 410 366 392 046
Jumlah / Total 24 215 24 799 3 766 697 3 828 253
2008 23 191 24 733 3 446 083 3 604 057
2007 21 382 22 762 3 355 481 3 453 176
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
314 Banten in Figures 2010
Tabel 9.2.3
Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Domestik
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and Domestic Postal Packages
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
Table
Bulan Month
Bagasi Baggage
(kg)
Pos Paket Postal Packages
(kg)
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 7 127 410 11 218 698 221 397 593 820
Februari/ February 7 825 561 9 174 729 241 163 569 286
Maret / March 10 005 930 11 236 783 262 437 570 220
April / April 9 232 693 9 239 628 260 859 545 388
Mei / May 10 660 992 11 278 242 255 976 563 500
Juni / June 11 090 234 12 153 065 240 187 590 255
Juli / July 11 812 523 13 383 757 247 907 616 584
Agustus / August 10 717 923 11 650 857 256 735 597 597
September / September 10 285 514 11 576 109 289 788 545 737
Oktober / October 11 585 053 12 723 604 261 908 584 816
November / November 10 329 436 11 809 013 254 062 591 239
Desember / December 11 096 716 13 468 440 288 798 774 959
Jumlah / Total 121 769 985 138 912 925 3 081 217 7 143 401
2008 108 845 160 128 561 214 2 943 799 7 651 952
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 315
Tabel 9.2.4
Banyaknya Bagasi dan Pos Paket Internasional
di Bandara Soekarno-Hatta, 2009
Number of Baggage and International Postal Packages
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
Table
Bulan Month
Bagasi Baggage
(kg)
Pos Paket Postal Packages
(kg)
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 5 238 130 2 664 469 166 988 65 029
Februari/ February 3 864 934 2 620 093 167 503 57 087
Maret / March 4 777 221 3 232 939 149 678 38 179
April / April 4 858 200 2 970 339 171 205 244 624
Mei / May 4 955 821 3 089 523 190 472 36 365
Juni / June 5 353 305 3 520 093 198 315 39 390
Juli / July 6 581 108 3 078 502 123 755 98 822
Agustus / August 5 068 957 3 626 022 139 933 61 422
September / September 5 393 055 3 359 816 116 668 65 702
Oktober / October 5 288 944 3 865 233 142 675 112 853
November / November 4 914 929 4 176 874 147 213 42 941
Desember / December 7 621 875 4 100 603 178 263 86 474
Jumlah / Total 63 916 479 40 304 506 1 892 668 948 888
2008 58 097 386 37 573 236 1 904 644 552 555
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
316 Banten in Figures 2010
Tabel 9.2.5
Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional
di Bandara Soekarno - Hatta, 2009
Number of Domestic and International Cargoes
at Soekarno-Hatta Airport, 2009
Table
Bulan Month
Kargo Domestik Domestic Cargoes
(kg)
Kargo Internasional International Cargoes
(kg)
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 4 674 842 12 296 696 6 872 885 10 946 721
Februari/ February 4 770 236 11 654 137 6 767 739 9 026 336
Maret / March 5 504 874 12 222 367 9 352 136 9 364 908
April / April 5 066 827 11 000 350 8 862 073 8 418 764
Mei / May 5 387 247 11 917 828 10 335 017 8 991 221
Juni / June 5 481 814 12 364 073 9 862 873 8 510 311
Juli / July 5 561 225 12 722 650 8 172 825 7 643 193
Agustus / August 5 646 406 13 403 685 7 478 964 9 110 912
September / September 4 748 362 10 987 481 6 250 113 8 214 191
Oktober / October 6 215 250 13 686 605 7 968 657 11 959 496
November / November 6 259 287 12 800 479 10 333 489 10 863 161
Desember / December 6 573 273 15 054 289 10 521 117 11 362 143
Jumlah / Total 65 889 643 150 110 640 102 777 888 114 411 357
2008 68 090 599 156 143 876 124 169 461 118 673 259
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 317
9.3. PERHUBUNGAN LAUT
SEA TRANSPORTATION
Tabel
9.3.1 Data Tahunan Angkutan Penyeberangan
Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak,
Provinsi Banten, 2007-2009
Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
At Merak Port, 2007-2009
Table
Uraian Description
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Jumlah Trip / Total Trip 23 761 26 580 27 607
a. Kapal Cepat / Fast Ship 2 490 1 302 1 290
b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 21 271 25 278 26 317
2. Penumpang / Passenger 1 638 416 1 704 697 1 596 627
a. Kapal Cepat / Fast Ship 164 536 100 385 84 974
1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 155 113 93 689 79 106
2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 9 423 6 696 5 868
3). Kelas lainnya / Other Class - - -
b. Kapal / Ship Ro-Ro 1 473 880 1 604 312 1 511 653
1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 1 385 285 1 507 655 1 398 580
2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 88 595 96 657 113 073
3). Kelas lainnya / Other Class - - -
3. Kendaraan / Vehicles 1 424 079 1 658 757 1 644 354
a. Golongan I / Group I - 13 31
b. Golongan II / Group II - 239 310 255 200
c. Golongan III / Group III 195 947 123 241
d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 381 825 469 182 487 852
e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 107 767 120 078 80 114
f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 20 405 22 218 21 657
g. Golongan V Brg / Goods – Group V 263 609 280 680 270 781
h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 56 128 69 236 67 895
i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 307 668 346 138 342 683
j. Golongan VII / Group VII 76 161 94 100 104 024
k. Golongan VIII / Group VII 14 569 17 679 13 876
Lain-Lain / Others - - -
Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) – Pelabuhan Merak, Provinsi Banten
PT Indonesia Fery (Persero) – Merak Port, Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
318 Banten in Figures 2010
Tabel 9.3.2
Data Bulanan Angkutan Penyeberangan
Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak, 2009
Monthly Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
At Merak Port, 2007-2009
Table
Uraian Description
Januari January
Februari February
Maret March
April April
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jumlah Trip / Total Trip 2 488 2 215 2 298 2 119
a. Kapal Cepat / Fast Ship 34 33 104 119
b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 454 2 182 2 194 2 000
2. Penumpang / Passenger 132 682 94 252 116 511 121 630
a. Kapal Cepat / Fast Ship 2 173 1 764 5 608 7 126
1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 2 071 1 704 5 400 6 802
2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 102 60 208 324
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
b. Kapal / Ship Ro-Ro 130 509 92 488 110 903 114 504
1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 121 259 88 588 105 565 108 937
2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 9 250 3 900 5 338 5 567
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
3. Kendaraan / Vehicles 131 094 106 470 122 982 117 392
a. Golongan I / Group I 1 - - -
b. Golongan II / Group II 16 784 12 211 17 602 18 492
c. Golongan III / Group III 93 2 26 1
d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 39 935 27 413 34 010 30 079
e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 7 299 5 777 6 273 5 703
f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 1 689 1 289 1 518 1 458
g. Golongan V Brg / Goods – Group V 24 747 19 968 22 119 21 249
h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 5 433 4 366 4 729 4 549
i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 26 560 26 473 27 387 26 853
j. Golongan VII / Group VII 7 477 7 917 8 389 7 996
k. Golongan VIII / Group VII 1 076 1 054 929 1 012
Lain-Lain / Others - - - -
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 319
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2
Uraian Description
Mei May
Juni June
Juli July
Agustus August
(1) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah Trip / Total Trip 2 208 2 164 2 353 2 279
a. Kapal Cepat / Fast Ship 125 153 182 117
b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 083 2 011 2 171 2 162
2. Penumpang / Passenger 120 329 130 460 157 388 108 244
a. Kapal Cepat / Fast Ship 7 299 9 919 13 117 6 883
1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 6 921 9 046 11 926 6 601
2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 378 873 1 191 282
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
b. Kapal / Ship Ro-Ro 113 030 120 541 144 271 101 361
1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 105 930 108 691 128 241 95 358
2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 7 100 11 850 16 030 6 003
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
3. Kendaraan / Vehicles 125 285 134 309 147 163 132 395
a. Golongan I / Group I - - - 21
b. Golongan II / Group II 18 635 18 498 20 646 15 792
c. Golongan III / Group III 24 12 31 12
d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 32 274 38 718 45 959 34 527
e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 5 661 6 213 6 419 6 893
f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 1 628 1 892 2 109 1 639
g. Golongan V Brg / Goods – Group V 21 992 22 150 23 026 24 213
h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 4 857 5 732 6 465 5 401
i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 30 088 31 066 31 843 32 718
j. Golongan VII / Group VII 8 811 8 888 9 341 9 878
k. Golongan VIII / Group VII 1 315 1 140 1 324 1 301
Lain-Lain / Others - - - -
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
320 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 9.3.2
Uraian Description
September September
Oktober October
Nopember November
Desember December
(1) (10) (11) (12) (13)
1. Jumlah Trip / Total Trip 2 503 2 370 2 193 2 417
a. Kapal Cepat / Fast Ship 134 106 53 130
b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship 2 369 2 264 2 140 2 287
2. Penumpang / Passenger 241 540 117 284 112 069 144 238
a. Kapal Cepat / Fast Ship 13 987 5 255 3 016 8 827
1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class 12 735 4 999 2 855 8 046
2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class 1 252 256 161 781
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
b. Kapal / Ship Ro-Ro 227 553 112 029 109 053 135 411
1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class 207 007 105 218 101 589 122 197
2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class 20 546 6 811 7 464 13 214
3). Kelas lainnya / Other Class - - - -
3. Kendaraan / Vehicles 204 318 139 138 127 874 155 934
a. Golongan I / Group I 2 0 4 3
b. Golongan II / Group II 60 474 15 772 17 525 22 769
c. Golongan III / Group III 8 19 10 3
d. Golongan IV Pnp / Passenger – Group IV 82 270 40 294 33 411 48 962
e. Golongan IV Brg / Goods – Group IV 6 699 6 936 7 096 9 145
f. Golongan V Pnp / Passenger – Group V 2 922 2 000 1 480 2 033
g. Golongan V Brg / Goods – Group V 17 767 24 357 23 958 25 235
h. Golongan VI Pnp / Passenger – Group VI 7 618 7 090 5 178 6 477
i. Golongan VI Brg / Goods – Group VI 19 218 31 350 28 709 30 418
j. Golongan VII / Group VII 6 445 9 934 9 322 9 626
k. Golongan VIII / Group VII 895 1 386 1 181 1 263
Lain-Lain / Others - - - -
Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) – Pelabuhan Merak, Provinsi Banten
PT Indonesia Fery (Persero) – Merak Port, Banten Province
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 321
Tabel
9.3.3 Data Operasional Pelabuhan di Provinsi Banten, 2009
Operational Data Port in Banten Province, 2009 Table
Bulan Month
Jumlah Kapal (unit) Number of Ship
Jumlah Barang (ton)
Asing Foreign-Owned
Domestik Indonesia’s
Ke Luar Negeri
Export
Dari Luar Negeri
Import
Ke Provinsi Lain To Another Province
Dari Provinsi Lain From Other
Province
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Januari / January 79 165 116 114 347 224 64 032 1 359 019
Februari / February 102 337 133 429 706 935 115 279 1 655 395
Maret / March 133 369 117 819 713 805 165 792 1 689 079
April / April 139 406 153 409 903 502 165 792 1 847 061
Mei / May 106 302 106 452 954 183 222 146 1 410 638
Juni / June 121 324 142 586 991 909 164 600 1 356 920
Juli / July 110 306 142 327 874 059 170 190 1 597 431
Agustus / August 156 359 100 298 1 274 860 218 321 1 363 330
September / Sept 135 301 277 343 1 025 724 99 224 1 136 826
Oktober / Oct. 121 244 96 755 1 116 982 189 614 1 136 998
November / Nov. 115 266 205 247 1 090 565 132 218 1 323 646
Desember / Dec. 122 272 185 551 854 992 182 983 996 881
Jumlah / Total 1 439 3 651 1 777 330 10 854 740 1 890 191 16 873 224
2008 1 948 3 314 1 685 152 11 946 313 1 563 024 17 335 543
2007 2 082 2 861 2 442 878 13 652 103 3 664 285 20 826 401
Sumber / Source : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten
Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
322 Banten in Figures 2010
9.4. POS DAN TELEKOMUNIKASI
POST AND TELECOMMUNICATION
Tabel
9.4.1 Perkembangan Kapasitas Sentral dan Pos Telepon
Menurut Sambungan, 2003-2009
Trend of Central Capacity and Circuit Phones
by Connection, 2003-2009
Table
Tahun Year
Kapasitas Sentral Central Capacity
(S.S)
Pos Telepon / Circuit Phone
Sambungan Induk (S.S)
Sambungan Cabang
(S.S)
Jumlah Total (S.S)
(1) (2) (3) (4) (5)
2003 354 034 496 653 604 590 1 101 243
2004 388 006 526 574 515 000 1 041 574
2005 393 064 516 595 602 088 1 118 683
2006 457 236 559 626 653 268 1 212 894
2007 423 934 518 867 605 688 1 124 555
2008 436 721 591 720 561 089 1 152 809
2009 ... ... ... ...
Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 323
Tabel 9.4.2
Jumlah Sambungan Telepon
Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2009
Number of Telephone Connections
by Regency/Municipality, 2006- 2009
Table
Wilayah/Divisi Region/Division
2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Pandeglang 14 062 … ... ...
Rangkasbitung 10 745 … ... ...
Serang 37 198 35 350 33 538 ...
Tangerang 25 637 253 125 250 720 ...
Cilegon 34 931 32 580 31 523 ...
Provinsi Banten 351 573 320 955 325 771 ...
Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.
Catatan / Notes
: - Termasuk data wilayah Parung,Tenjo Including Parung and Tenjo service area. - Tidak termasuk data wilayah Ciputat, Cengkareng, Teluk Naga Excluding Ciputat, Cengkareng and Teluk Naga service area
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
324 Banten in Figures 2010
Tabel 9.4.3
Jumlah Sambungan Telepon
Menurut Kabupaten/Kota, 2008
Number of Telephone Connections
by Regency/Municipality, 2008
Table
Wilayah/Divisi
Region/Division
Line in Services
Internal
Jumlah Sambungan
Telepon Total Connected
Line
Public Phone (Pay Phone &
Non Pay Phone)
Langganan Subcriber
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pandeglang ... ... ... ...
2. Rangkasbitung ... ... ... ...
3. Tangerang 2 195 31 113 230 33 528
4. Serang 8 393 241 058 1 269 250 720
5. Cilegon 1 643 29 739 141 31 523
Sumber / Source : PT. Telkom Tbk.
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Banten dalam Angka 2010 325
Tabel 9.4.4
Banyaknya Surat Yang Dikirim dan Diterima
PT. Pos Indonesia Menurut Jenis Surat
di Provinsi Banten, 2009
Number of Letters Sent and Received by Type of Letters
in Banten Province , 2009
Table
Jenis Surat Type of Letters
Surat Dalam Negeri Domestic Letter
Surat Luar Negeri Letters Abroad
Diterima Received
Dikirim Sent
Diterima Received
Dikirim Sent
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Standar / Standard 69 084 57 120 24 600 7 800
2. Tercatat / Registerred 5 010 - - -
3. Kilat Khusus / Special Delivery
232 932
199 992
1 140
936
4. Dinas Bebas Bea / Duty – Free of Charge
- - - -
5. Paket Pos / Postal Packages 11 820 7 104 180 -
6. Kartu Pos / Post Card - - - -
7. Wesel Pos / Postal Money Order
211 629 101 051 50 484 120
Jumlah / Total 530 475 365 267 76 404 8 856
Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero)
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION CHAPTER IX
326 Banten in Figures 2010
Tabel 9.4.5
Jumlah Desa yang Memiliki Kantor Pos
di Provinsi Banten, 2006-2009
Number of Villages which Have Post Office
in Banten Province, 2006-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 10 10 10 10
2. Lebak 10 10 10 10
3. Tangerang 1) 20 20 20 20
4. Serang 17 17 17 13
Kota / Municipality
5. Tangerang 14 14 14 14
6. Cilegon 5 5 5 5
7. Serang - - - 4
8. Tangerang Selatan ... ... ... ...
Provinsi Banten 76 76 76 76
Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero)
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including The Municipality of Tangerang Selatan
10
HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Hotel, Restaurant, and Tourism
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 329
Penjelasan Teknis
1. Konsep dan definisi pariwisata
mengikuti rekomendasi World
Tourism Organization (WTO)
dan International Union of Office
Travel Organization (IUOTO).
2. Wisatawan mancanegara ialah
setiap pengunjung yang mengun-
jungi suatu negara di luar tempat
tinggalnya, didorong oleh satu atau
beberapa keperluan tanpa ber-
maksud memperoleh penghasilan
di tempat yang dikunjungi dan
lamanya kunjungan tersebut tidak
lebih dari satu tahun (12 bulan).
Definisi ini mencakup 2 (dua)
kategori wisatawan mancanegara,
yaitu :
a. Wisatawan (turis) ialah setiap
pengunjung seperti definisi di
atas yang tinggal paling sedikit
24 jam, akan tetapi tidak lebih
dari 1 (satu) tahun di tempat
yang dikunjungi, dengan
maksud antara lain : berlibur,
rekreasi, olahraga, bisnis,
menghadiri pertemuan, studi
dan kunjungan dengan alasan
kesehatan.
b. Excursionist ialah setiap
pengunjung seperti definisi di
atas yang tinggal kurang
dari 24 jam di tempat
yang dikunjungi (termasuk
“Cruise Passengers”). Cruise
Passengers ialah setiap
pengunjung yang tiba di suatu
negara di mana mereka tidak
menginap di akomodasi yang
tersedia di negara tersebut,
misalnya dengan kapal laut.
Technical Notes
1. The concept and definition of
tourism refers to the recommen-
dations of the World Tourism
Organization (WTO) and Inter-
national Union of Office Travel
Organizations (IUOTO).
2. Foreign visitor is any person
visiting a country other than his
usual place of residence for any
reason other than for earning
income in the country visited, and
the length of stay is no more than
one year (12 months). This defini-
tion covers two categories of
foreign visitors, namely :
a. “Tourist” is any visitor
staying for at least 24 hours,
but not more than one year, in
the country visited, with the
intention of visiting, and for
any of these purposes :
Pleasure, recreation and
sports, Business, visiting
friends and relatives,
missions, attending meetings,
conferences, visit for health
reasons and study.
b. “Excursionist” is any visitor
staying less than 24 hours in
the country visited including
“Cruise Passengers”, i.e.
visitors arriving in a country
without staying in any
accommodation available in
the visited country.
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
330 Banten in Figures 2010
3. Akomodasi ialah suatu usaha yang
menggunakan suatu bangunan atau
sebagian bangunan yang disediakan
secara khusus, dan setiap orang
dapat menginap, makan serta
memperoleh pelayanan dan fasilitas
lainnya dengan pembayaran.
Akomodasi dibedakan antara hotel
dan akomodasi lainnya. Ciri khusus
dari hotel adalah mempunyai
restoran yang berada di bawah
manajemen hotel tersebut.
4. Hotel berbintang yaitu hotel yang
telah memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan seperti persyaratan
fisik, bentuk pelayanan yang
diberikan, kualifikasi tenaga kerja,
jumlah kamar dan lainnya. Hotel
tidak berbintang yaitu hotel yang
tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
5. Tingkat penghunian kamar hotel
adalah persentase banyaknya
malam kamar yang dihuni terhadap
banyaknya malam kamar yang
tersedia.
6. Rata-rata lamanya tamu menginap
adalah hasil bagi antara banyaknya
malam tempat tidur yang terpakai
dengan banyaknya tamu yang
menginap di hotel dan akomodasi
lainnya.
3. An accommodation is an establish-
ment using a building or a part of
a building, prepared commercially
for any person to stay, eat
and obtain service as well as
other facilities. Accommodation is
segregated into hotel and other
accommodations. The special
characteristic of a hotel is having
a restaurant under the hotel
management.
4. Classified hotel is an accommo-
dation which meets specified
standards regarding physical
requirements, services provided,
manpower qualifications, number
of rooms available, etc. A non-
classified hotel is an accommo-
dation which has not met
the requirements previously
mentioned.
5. Room Occupancy Rate is the
number of roomnights occupied
divided by the number of room-
nights available, multiplied by 100
percent.
6. Average length of stay is the
number of bed-nights used divided
by the number of guests staying at
the accommodation.
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 331
10. Hotel dan Pariwisata
Jumlah hotel di Provinsi Banten
pada tahun 2009 berkurang 11 unit
yaitu dari 226 unit menjadi 215 unit
dan terjadi karena hotel non bintang
jumlahnya berkurang 11 unit hingga
menjadi 178 unit. Pengurangan jumlah
hotel juga diikuti dengan pengurangan
jumlah kamar dan tempat tidur masing-
masing sebanyak 71 unit dan 958 unit
sehingga jumlah kamar hotel dan
tempat tidur masing-masing menjadi
5.789 unit dan 9.012 unit.
Pada tahun 2009, banyaknya tamu
hotel mengalami penurunan 1,64
persen hingga jumlahnya menjadi 1,10
juta orang. Hal ini terjadi karena tamu
asing menurun drastis, yaitu dari
91.364 orang di tahun 2008 menjadi
hanya 49.700 orang. Sebaliknya, tamu
nusantara justru meningkat sebesar
2,25 persen hingga jumlahnya menjadi
1,05 juta orang.
Akibatnya, tingkat penghunian
kamar (TPK) juga mengalami
penurunan. Tercatat, TPK hotel ber-
bintang dan hotel non bintang pada
tahun 2009 masing-masing hanya
sebesar 42,07 persen dan 30,50 persen,
padahal pada tahun 2008 masing-
masing masih sebesar 46,89 persen dan
33,13 persen.
10. Hotel and Tourism
Number of hotels in Banten
province in 2009 decreased 11 units
from 226 units to 215 units and it
occurred because of non-classified
hotels decreased from 11 units into
178 units. Reducing number of hotels
are also followed by reduction in
number of rooms and beds
respectively 71 units and 958 units so
that number of hotel rooms and bed
respectively become 5,789 units and
9,012 units.
In 2009, number of hotel guests has
decreased 1.64 percent to be 1.10
million people. This occurred because
of foreign visitors dropped sharply,
from 91,364 persons in 2008 to be
only 49,700 people. On the contrary,
domestic visitors actually increased by
2.25 percent to be 1.05 million people.
As a result, room occupancy rate
(TPK) was also decreased. Noted,
room occupancy rate of classified
hotels and non classified hotel in 2009
for each only 42.07 percent and 30.50
percent, whereas in 2008 each still
amounted to 46.89 percent and 33.13
percent.
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
332 Banten in Figures 2010
Meskipun demikian, rata-rata lama
menginap justru meningkat. Tercatat,
rata-rata lama menginap tamu asing
pada hotel berbintang dan hotel non
bintang pada tahun 2009 adalah 2,13
malam dan 1,62 malam. Lebih lama
bila dibandingkan dengan tahun 2008
yang hanya 1,51 malam dan 1,20
malam. Begitu pula dengan tamu
nusantara yang rata-rata lama
menginapnya pada hotel berbintang
dan hotel non bintang meningkat dari
1,32 malam dan 1,12 malam di tahun
2008 menjadi 1,54 malam dan 1,22
malam.
Nevertheless, the average length
of stay have been increasing.
Average length of stay of foreigners
in classified hotels and non classified
hotels in 2009 was 2.13 nights and
1.62 nights. Longer than in 2008
which is only 1.51 and 1.20 nights
tonight. So did the domestic guests
with the average of length of stay in
classified hotels and non classified
hotels increased from 1.32 nights
and 1.12 nights in 2008 to be 1.54
nights and 1.22 nights.
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 333
Grafik 10.1
Figure
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel
di Provinsi Banten (hari), 2007 – 2009
Averange Length of Stay at Hotel
in Banten Province (days), 2007-2009
1,88
1,34 1,36
1,51
1,21 1,23
2,13
1,36 1,39
0
0,5
1
1,5
2
2,5
Tamu Asing / Foreign Visitors Tamu Indonesia / Domestic Visitors Gabungan / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistic of Banten Province
Grafik 10.2
Figure
Jumlah Objek Wisata Menurut Jenis Wistata
di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Objects by Type of Tourism
in Banten Province, 2009
Wisata Sejarah/Historical
Place
33,33%
Suaka Alam/Wild-life Park
1,53%
Objek Wisata
Lainnya/Other Tourism
Objects
29,05%
Wisata Tirta/Swimming
Pool
14,07%
Wisata Marina Pantai /
Beach
22,02%
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
334 Banten in Figures 2010
10.1. HOTEL
HOTEL
Tabel 10.1.1
Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur dan
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Menurut
Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2007-2009
Number of Accomodations, Rooms, and Beds Available
in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel
by Hotel Qualifications in Banten Province, 2007-2009
Table
Uraian / Description 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Hotel Bintang / Classified Hotel
1. Akomodasi / Accomodations 22 37 37
2. Kamar / Rooms 1 691 2 641 2 775
3. Tempat Tidur / Beds 2 632 4 248 4 184
4. TPK / ROR 37,58 46,89 42,07
Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel
1. Akomodasi / Accomodations 191 189 178
2. Kamar / Rooms 3 266 3 219 3 014
3. Tempat Tidur / Beds 5 643 5 722 4 828
4. TPK / ROR 34,94 33,13 30,50
Jumlah / Total
1. Akomodasi / Accomodations 213 226 215
2. Kamar / Rooms 4 957 5 860 5 789
3. Tempat Tidur / Beds 8 275 9 970 9 012
4. TPK / ROR 35,84 39,33 36,05
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 335
Tabel 10.1.2
Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel
di Provinsi Banten (orang), 2007-2009
Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications
in Banten Province (person), 2007-2009
Table
Uraian / Description 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Hotel Bintang / Classified Hotel
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 53 800 91 000 49 700
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 363 000 461 900 455 600
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
416 800
552 900
505 300
Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 156 364 267
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 759 533 564 268 593 674
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
759 689
564 632
593 941
Jumlah / Total
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 53 956 91 364 49 967
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1 122 533 1 026 168 1 049 274
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
1 176 489
1 117 532
1 099 241
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
336 Banten in Figures 2010
Tabel 10.1.3
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut
Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (hari), 2007-2009
Average Length of Stay in Hotel by Hotel Qualifications
in Banten Province (days), 2007-2009
Table
Uraian / Description 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Hotel Bintang / Classified Hotel
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 1,88 1,51 2,13
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,64 1,32 1,54
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
1,67
1,34
1,60
Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 2,60 1,20 1,62
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,19 1,12 1,22
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
1,19
1,12
1,22
Jumlah / Total
1. Tamu Asing / Foreign Visitors 1,88 1,51 2,13
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors 1,34 1,21 1,36
3. Tamu Asing dan Indonesia / Indonesian and Foreign Visitors
1,36
1,23
1,39
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 337
10.2 . PARIWISATA
TOURISM
Tabel 10.2.1
Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota
dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Objects by Regency/Municipality
and Type of Tourism in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Wisata Marina Pantai Beach
Wisata Tirta
Swimming Pool
Wisata Sejarah
Historical Place
Suaka Alam
Wild-Life Park
Objek Wisata Lainnya Others
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 14 6 12 2 24 58
2. Lebak 8 6 16 1 21 52
3. Tangerang 5 18 17 - 17 57
4. Serang 35 - 11 1 18 65
Kota / Municipality
5. Tangerang - 10 7 - 6 23
6. Cilegon 10 1 4 - 8 23
7. Serang - 4 42 1 - 47
8. Tangerang Selatan - 1 1 2
Provinsi Banten 72 46 109 5 95 327
2008 72 43 109 5 95 324
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
338 Banten in Figures 2010
Tabel 10.2.2
Jumlah Museum, Situs Purbakala, dan
Bangunan Bersejarah Lainnya
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Museums, Archaeological Sites, and
Other Historic Buildings by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Museum Museums
Situs Purbakala Archaeological
Sites
Bangunan Bersejarah
Historic Buildings
Makam Sejarah Historic
Cemetary
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - 4 8 11
2. Lebak - 6 21 3
3. Tangerang - 1 3 11
4. Serang -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - - 1
6. Cilegon - - - 7
7. Serang - 8 5 22
8. Tangerang Selatan - - - -
Provinsi Banten - 19 37 55
2008 - 19 37 55
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 339
Tabel 10.2.3
Jumlah Pengunjung Tempat Rekreasi/Taman Hiburan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Visitors of Recreation Places/
Amusement Parks by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Tempat Rekreasi/Taman Hiburan Recreation Places/ Amusement Parks
Pengunjung/Penonton Visitors
(Orang / Person)
(1) (2) (3)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 786 122
2. Lebak 1 108 860
3. Tangerang 2 555 000
4. Serang 2 43 514
Kota / Municipality
5. Tangerang 1 ...
6. Cilegon 1 ...
7. Serang 1 112 289
8. Tangerang Selatan 1 ...
Provinsi Banten 13 1 605 785
2008 10 1 524 070
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
340 Banten in Figures 2010
Tabel 10.2.4
Jumlah Unit Wisata dan Pengunjung
Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata
di Provinsi Banten, 2009
Number of Tourism Unit and Visitors
by Regency/ Municipality and Tourism Object
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Wisata Pantai Marina Beach
Wisata Tirta Swimming Pool
Unit Pengunjung (orang)
Visitors (person) Unit
Pengunjung (orang) Visitors (person)
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 14 446 336 6 786 122
2. Lebak 8 325 797 6 -
3. Tangerang 5 1 345 000 18 -
4. Serang 35 932 935 - -
Kota / Municipality
5. Tangerang - - 10 -
6. Cilegon 10 ... 1 -
7. Serang - - 4 601 618
8. Tangerang Selatan - - 1 ...
Provinsi Banten 72 3 050 068 46 1 387 740
2008 72 3 050 068 43 1 306 025
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
BAB X HOTEL, RESTORAN DAN PARIWISATA
Banten dalam Angka 2010 341
Tabel 10.2.5
Jumlah Wisatawan Nusantara dan
Wisatawan Mancanegara Menurut Kabupaten/Kota
in Banten Province (orang), 2009
Number of Domestic and Foreign Tourists
by Regency/Municipality
in Banten Province (visitors), 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Wisatawan Nusantara
Domestic Tourist
Wisatawan Mancanegara
Foreign Tourist
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 1 472 558 20 643 1 493 201
2. Lebak 119 060 75 119 135
3. Tangerang 22 071 000 19 500 22 090 500
4. Serang 9 806 149 1 006 9 807 155
Kota / Municipality
5. Tangerang ... ... ...
6. Cilegon 183 826 74 758 258 584
7. Serang 177 858 16 652 194 510
8. Tangerang Selatan 16 093 520 1 978 16 095 498
Provinsi Banten 49 923 971 134 612 50 058 583
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
HOTEL, RESTAURANT AND TOURISM CHAPTER X
342 Banten in Figures 2010
10.3. RESTORAN
RESTAURANT
Tabel 10.3.1
Jumlah Restoran/Rumah Makan dan Kafe
di Provinsi Banten, 2009
Number of Restaurants and Cafes
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Restoran / Rumah Makan Restaurant
Kafe Cafe
(1) (2) (3)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 80 4
2. Lebak 25 3
3. Tangerang 161 4
4. Serang 86 2
Kota / Municipality
5. Tangerang 113 ...
6. Cilegon 93 5
7. Serang 85 2
8. Tangerang Selatan ... 2
Provinsi Banten 643 22
2008 643 15
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten
Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
11
KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Finance and Prices
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 345
Penjelasan Teknis
1. Data Penanaman Modal Asing
(PMA) dan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) bersumber
dari Badan Koordinasi Penanaman
Modal Daerah (BKPMD) Provinsi
Banten. Data mengenai realisasi
investasi penanaman modal tidak
termasuk sektor minyak, asuransi
dan perbankan. Data telah memper-
hatikan perubahan investasi
yang beralih status dan juga
pengurangan investasi yang dicabut
izin usahanya.
2. Data statistik perbankan bersumber
dari Bank Indonesia.
3. Indeks Indeks Harga Konsumen
(IHK) yang merupakan indikator
inflasi di Indonesia, sejak Juni
2008 dihitung di 66 kota dan
mencakup sekitar 284-441
komoditas yang dihitung ber-
dasarkan pola konsumsi hasil
Survei Biaya Hidup (SBH) tahun
2007 di 66 kota.
4. IHK mencakup 7 kelompok
pengeluaran yaitu : bahan makanan;
makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau; perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar; sandang;
kesehatan; pendidikan, rekreasi,
dan olahraga; transpor, komunikasi,
dan jasa keuangan.
Technical Notes
1. Data on foreign and domestic
direct investments are obtained
from the Regional Investment
Coordinating Board (BKPMD) of
Banten Province. Realization of
investment in current year exclude
those investments in petroleum
production, insurance, and
banking sectors. Changes in
investment status and those who
their license was take off have
been taken into account.
2. Banking statistics are obtained
from the Bank of Indonesia.
3. The Consumer Price Indice (CPI)
which is the indicator of inflation
in Indonesia, since June 2008
has been developed from the
consumption pattern of the 2007
Cost of Living Survey (CLS)
conducted in 66 cities, covering
284-441 commodities.
4. Commodities of CPI consist of
7 Expenditure groups as follows:
foodstuff; prepare food, beverages,
and tobacco products; housing,
water, electricity, gas, and fuel;
clothing; health; education,
recreation, and sports; trans-
portation, communication, and
financial services.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
346 Banten in Figures 2010
5. Penghitungan IHK di Banten
mencakup 394 komoditas dan
dilakukan di 3 kota yaitu Kota
Serang, Kota Cilegon, dan Kota
Tangerang.
6. IHK Banten merupakan hasil
penghitungan dari gabungan
indeks tertimbang untuk masing-
masing kota tersebut di atas,
dengan penimbang yang digunakan
adalah jumlah rumahtangga di
kota-kota yang bersangkutan,
sehingga dapat mencerminkan IHK
Banten secara keseluruhan.
5. Calculating of Consumer Price
Indice covers 394 commodities in
Banten, and was conducted in
three cities as follows Serang,
Cilegon and Tangerang.
6. Banten CPI represents combined
results of a calculation of
weighted indices for each cities
mentioned above, with the weight
used is number of households in
cities concerned, so it can reflect
the overall CPI of Banten.
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 347
11.1. Investasi (PMA dan PMDN)
Secara faktual, investasi yang
tumbuh di suatu negara dibedakan
menurut asalnya yaitu dari dalam dan
luar negeri. Dalam skala besar,
investasi yang berasal dari dalam
negeri lebih dikenal sebagai
Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Sedangkan yang berasal dari
luar negeri terbagi menjadi dua :
Pertama, investasi langsung atau yang
lebih dikenal sebagai Penanaman
Modal Asing (PMA) adalah model
investasi yang dilakukan dengan cara
langsung mendirikan pabrik atau unit
usaha lainnya sehingga berdampak
secara riil terhadap perekonomian
suatu negara. Kedua, investasi tidak
langsung atau lebih dikenal sebagai
investasi fortopolio adalah model
investasi yang umumnya dilakukan
melalui pasar uang sehingga lebih
berdampak terhadap sektor finansial
suatu negara.
Investasi, dalam kaitan PMA dan
PMDN, berarti meningkatkan
kapasitas produksi atau sisi supply
perekonomian suatu negara atau
daerah, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan dan daya
beli masyarakat, sehingga menjadi
salah satu sumber pertumbuhan
ekonomi. Investasi tersebut, dalam
jangka panjang akan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi di suatu negara
atau daerah akan terus terjaga dan
berkelanjutan atau sustainable growth,
serta meningkatkan PDRB potensial-
nya tanpa takut dihantui oleh
melonjaknya inflasi.
11.2. Invesment (FDI and DDI)
Factually, an investment grows in a
country made up of investment from
both domestic and foreign. Large-
scale domestic investment known as
Domestic Direct Investment (DDI).
While foreign investment is divided
into two: First, direct investment or
better known as Foreign Direct
Investment (FDI) is a model of
investment done by establishing a
factory or business unit of another,
thus more affecting economy of a
country in real. Second, indirect
investment or Foreign Indirect
Investment (FII), or better known as
fortopolio investment is an investment
model which is generally done through
financial markets, thus more affecting
financial sector of a country.
Investment, in terms of FDI and
DDI, means to increase production
capacity or supply side of a country or
regional economy, create jobs,
increase incomes and purchasing
power, thereby becoming one of the
sources of economic growth. Such
investment, in the long run will cause
economic growth in a country or
region will be maintained and
sustained, or sustainable growth, and
increasing the potential GRDP without
being haunted by high inflation.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
348 Banten in Figures 2010
Banyaknya realisasi proyek investasi
PMA di Banten pada tahun 2009
adalah sebanyak 68 proyek dengan
nilai sebesar 1,70 triliun rupiah dan
310,90 juta USD dan mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak
13.043 orang. Bila diperhatikan
komposisi menurut sektor, sebanyak
19 proyek senilai 1,23 triliun rupiah
dan 60,27 juta USD dialokasikan untuk
proyek-proyek di sektor perdagangan,
hotel, dan restoran, 39 proyek senilai
0,43 triliun rupiah dan 150,92 juta
USD untuk sektor industri pengolahan,
dan sisinya sebanyak 10 proyek senilai
0,05 triliun rupiah dan 99,71 juta USD
untuk proyek-proyek di tiga sektor
yaitu sektor pertambangan dan
penggalian; sektor pengangkutan dan
komunikasi dan sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan.
Karena itu, proyek investasi PMA
di Banten berlokasi di Kabupaten
Serang, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, dan Kota Cilegon, yaitu
kabupaten/kota yang menjadi pusat
bisnis dan industri terkonsentrasi.
Sementara itu, dari total proyek
sebanyak 14 proyek investasi PMDN
dengan nilai 412,27 miliar rupiah yang
terealisasi pada tahun 2009, sebanyak
12 proyek diantaranya yaitu dengan
nilai 406,77 miliar rupiah untuk sektor
industri pengolahan. Sisanya, yaitu
masing-masing senilai 2,5 miliar
rupiah dan 3 miliar rupiah dialokasi-
kan untuk sektor perdagangan, hotel,
dan restoran dan sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan.
Number of realization of FDI projects
in Banten province amounted to 68
projects with value of 1.70 trillion
rupiahs and 310.90 million USD in
2009, and is able to provide 13,043
employments. According to its
composition by sector, amounted to 19
projects or value of 1.23 trillion
rupiahs and 60.27 million USD was
allocated for projects in sectors of
trade, hotels and restaurants, 39
projects or value of 0.43 trillion
rupiahs and 150.92 million USD for
manufacturing sector, and the rest as
much as 10 projects or value of 0.05
trillion rupiahs and 99.71 million USD
for projects in three sectors as follows
mining and quarrying, transportation
and communication sector, financial
sector, leasing, and business services.
Therefore, FDI projects in Banten
Province located in Serang Regency,
Tangerang Regecy, Tangerang
Municipality and Cilegon
Municipality. These regencies/
Municipalities have become center of
business and industrial sector
concentrated.
Meanwhile, about 14 DDI projects
valued 412.27 billion rupiahs realized
in 2009, 12 projects of total valued
406.77 billion rupiahs includes manu-
facturing sector. The rest, each valued
2.5 billion rupiahs and 3 billion
rupiahs allocated for trade, hotel and
restaurant sector and sector of
finance, real estate, and business
services.
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 349
Sedangkan lokasi proyek terletak di
Kabupaten Tangerang, Kabupaten
Serang, Kota Tangerang, dan Kota
Cilegon. Total penyerapan tenaga kerja
untuk realisasi PMDN sendiri pada
tahun 2009 adalah sebanyak 2.710
orang.
11.2. Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD)
Salah satu instrumen kebijakan
fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah
adalah pengeluaran atau belanja
Pemerintah. Melalui pos pengeluaran-
nya, Pemerintah melakukan intervensi
terhadap perekonomian nasional/
daerah dengan tujuan untuk mening-
katkan PDB/PDRB, menciptakan
lapangan kerja, mengurangi pengang-
guran dan meningkatkan pendapatan
masyarakat serta mengurangi kemis-
kinan.
Kebijakan fiskal dikatakan
ekspansif apabila pengeluaran peme-
rintah terus meningkat dan politik
anggarannya adalah defisit. Kebijakan
fiskal yang ekspansif sangat ber-
manfaat dalam kondisi krisis ekonomi
atau pada saat kondisi ekonomi sedang
lesu sehingga pemulihan ekonomi
menjadi lebih terpacu.
Kebijakan fiskal dikatakan kon-
traktif apabila pengeluaran pemerintah
menurun atau politik anggarannya
adalah surplus. Kebijakan fiskal yang
kontraktif sangat bermanfaat untuk
mengurangi tekanan inflasi akibat
pertumbuhan ekonomi yang terlalu
tinggi.
While the project site is located in
Tangerang Regency, Serang Regency,
Tangerang Municipality and Cilegon
Municipality. Realization of domestic
direct investment in 2009 absorbs
2,710 employments.
11.2. Local Government Budget
(APBD)
One of instruments of fiscal policy
adopted by Government is expenditure
or government expenditure. Through
postal expenditures, Government
intervention on national economy /
regional with the aim to increase
GDP/GRDP, create jobs, reduce
unemployment and increase incomes
and reduce poverty.
Fiscal policy is expansionary if
government expenditure keep rising
and political budget is in deficit.
Expansionary fiscal policy which is
very useful in conditions of economic
crisis or when economic conditions
weaken so that the economic recovery
becomes more racing.
Fiscal policy is contractionary if
government expenditure is declining
or political budget is in surplus
budget. Contractionary fiscal policy is
very useful to reduce inflationary
pressures caused by very highly
economic growth.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
350 Banten in Figures 2010
Apabila diperhatikan perkembangan
posturnya, terlihat bahwa APBD
Provinsi Banten dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan.
Realisasi pengeluaran atau belanja
Pemerintah Provinsi Banten pada
tahun 2009 meningkat sebesar 7,40
persen, yaitu dari 2,25 triliun rupiah
pada tahun 2008 menjadi 2,42 triliun
rupiah di tahun 2009. Pendapatan
daerah pun, setiap tahun terus
mengalami peningkatan. Dimana,
realisasi pendapatan daerah pada tahun
2009 mencapai 2,44 triliun rupiah yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan
tahun 2008 yang sebesar 2,35 triliun
rupiah. Akan tetapi, peningkatan
pendapatan tersebut lebih banyak
berasal dari peningkatan dana
perimbangan Pemerintah Pusat dan
sebagian lagi dari peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD).
Tercatat, porsi dana perimbangan pada
tahun 2009 sebesar 30,58 persen yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan
tahun 2008 yang hanya sebesar 29,20
persen.
Peningkatan realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Banten sangat
bermanfaat untuk perekonomian,
sayangnya peningkatan tersebut masih
dalam tataran kebijakan anggaran yang
bersifat surplus, dimana pendapatan
selalu lebih tinggi daripada belanja.
Padahal, untuk mengimbangi politik
anggaran Pemerintah Pusat yang selalu
defisit, Pemerintah Provinsi Banten
harus menempuh kebijakan anggaran
berimbang agar ekonomi daerah
menjadi lebih terpacu.
APBD of Banten province from year
to year is constantly increasing.
Actual expenditures or Government’s
spending in 2009 increased by 7.40
percent, from 2.25 trillion rupiahs in
2008 to 2.42 trillion rupiahs in 2009.
Similarly, the regional income.
Realization of regional income in 2009
reached 2.44 trillion higher than the
previous year which amounted to 2.35
trillion rupiahs. However, the increase
in revenue was more attributable to
increases in balance budged from the
Central Government and partly from
increased local government original
receipts (PAD). The portion of
balanced budget in 2009 is 30.58
percent higher than in 2008 which is
only amounted to 29.20 percent.
Increasing realization of Banten
provincial government spending is
very beneficial for the economy,
unfortunately, the increasing itself is
still within the surplus budget policy
level, where income is always higher
than expenditure. In fact, to in order to
counterbalance the central govern-
ment budget politics which is always
deficit, the Government of Banten
province should take balanced budget
policy to the regional economy to get
more developed.
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 351
11.3. Penerimaan Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber
pendapatan pemerintah. Semakin
tinggi level ekonomi suatu negara,
penerimaan pajak sudah seharusnya
menjadi semakin besar pula. Semakin
besar penerimaan pajak, semakin
berkurang pula kebergantungan
pemerintah terhadap utang sebagai
sumber pembiayaan.
Penerimaan pajak PBB di Provinsi
Banten pada tahun 2009 mencapai 1,11
triliun rupiah, meningkat sebesar 47,48
miliar rupiah bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang sebesar 1,07
triliun rupiah. Peningkatan tersebut,
terutama disebabkan oleh pertambahan
pajak PPB di daerah perkotaan sebesar
77,62 miliar rupiah.
Sedangkan, penerimaan pajak
penghasilan di Provinsi Banten pada
tahun 2009 mengalami penurunan
sebesar 4,07 miliar rupiah sehingga
total penerimaannya menjadi 2,79
triliun rupiah. Penurunan tersebut
disebabkan oleh turunnya penerimaan
pajak penghasilan dari badan usaha
yang mencapai 77,02 miliar rupiah.
Akibatnya, penerimaan pajak PBB dan
pajak pernghasilan pada tahun 2009
hanya bertambah sebesar 43,41 miliar
rupiah atau sebesar 1,12 persen,
sehingga total penerimaan pajak pada
tahun 2009 mencapai 3,90 triliun
rupiah.
11.3. Tax Revenue
Taxes are one of sources of
government revenue. The higher the
level of a country's economy, tax
revenues should be greater. The
greater the tax revenue, also decreases
dependence on government debt as a
source of financing.
Land and building tax receipts in
Banten Province reached 1.11 trillion
rupiahs in 2009, an increase of 47.48
billion rupiahs compared to previous
year which amounted to 1.07 trillion
rupiahs. This increase was mainly
caused by the increment of property
tax in urban areas amounted to 77.62
billion rupiahs.
While income tax receipts in the
province of Banten in 2009 has
decreased by 4.07 billion rupiahs so
that the total receipts to 2.79 trillion
rupiahs. The decline was caused by a
decline in income tax revenue from
business entities which reached 77.02
billion rupiahs. As a result, property
tax receipts and income taxes only
increased 43.41 billion rupiahs or
equal to 1.12 percent in 2009,
bringing 3.90 trillion rupiahs of total
tax revenue in 2009.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
352 Banten in Figures 2010
11.4. Perbankan
Jumlah dana masyarakat yang
berhasil dihimpun oleh kalangan
perbankan di Banten sampai akhir
tahun 2009 mencapai 43,19 triliun
rupiah, bertambah sebesar 6,92 triliun
rupiah bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang sebesar 36,23 persen. Bila
diperhatikan komposisi dana menurut
lokasi bank penghimpun, terlihat
bahwa yang terbesar berasal dari Kota
Tangerang dengan nilai sebesar 18,66
triliun rupiah dan yang terkecil
dihimpun dari lebak dengan jumlah
dana sebesar 0,54 triliun rupiah.
Sementara itu, total pinjaman yang
disalurkan oleh kalangan perbankan
untuk lokasi kegiatan di Banten sampai
akhir tahun 2009 adalah sebesar 58,02
triliun rupiah, lebih tinggi bila
dibandingkan dengan tahun 2008 yang
58,00 triliun rupiah. Apabila dilihat
dari penggunaannya, sekitar 26,94
triliun rupiah diperuntukkan bagi
pinjaman modal kerja; 11,41 triliun
rupiah untuk pinjaman investasi dan
sisanya untuk pinjaman konsumsi.
Secara sektoral, pinjaman terbesar
diberikan untuk pengembangan sektor
industri pengolahan, dengan total
pinjaman sebesar 18,42 triliun rupiah.
Sedangkan bila diperhatikan menurut
lokasi kegiatanya, maka pinjaman
terbesar diberikan untuk proyek yang
berlokasi di Kabupaten Tangerang
yaitu dengan jumlah sebesar 33,00
trulyun rupiah.
11.4. Banking
Number of public funds that have
been collected by banks in Banten
until the end of 2009 reached 43.19
trillion rupiahs, an increase of 6.92
trillion rupiahs compared to 2008
which is amounted to 36.23 percent.
Through the composition of the fund
according to bank location can be
seen that the largest collector is from
Tangerang Municipality with value of
18.66 trillion rupiahs and the smallest
collected is from Lebak Regency with
total fund amounted to 0.54 trillion
rupiahs.
Meanwhile, total loans distributed
by banks for the project site in Banten
until the end of 2009 amounted to
58.02 trillion rupiahs, higher than
2008 which is 58.00 trillion rupiahs.
From its use, about 26.94 trillion
rupiahs allocated for working capital
loans; 11.41 trillion rupiahs for
investment loans and the rest for
consumption loans. By sector, the
largest loan granted for the
development of manufacturing sector,
with total loans amounted to 18.42
trillion rupiahs. While according to
the location of the project, the largest
loan given to projects located in
Tangerang Regency with the amount
of 33.00 trillion rupiahs.
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 353
Selanjutnya, bila dibandingkan antara
jumlah dana yang berhasil dihimpun
dengan jumlah pinjaman yang
disalurkan, maka dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2009 ini lebih
banyak dana dari luar yang masuk ke
Banten daripada dana yang ke luar
Banten, yaitu dengan selisih sekitar
14,82 triliun rupiah. Meskipun
demikian, bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, besarnya selisih
dana tersebut semakin berkurang.
11.5. Indeks Harga Konsumen
(IHK) dan Inflasi
IHK Banten pada bulan Desember
2009 tercatat sebesar 119,06 atau lebih
tinggi bila dibandingkan dengan IHK
pada bulan yang sama tahun
sebelumnya yang sebesar 118,64.
Akibatnya, laju inflasi di Banten untuk
daerah perkotaan pada tahun
2009 sebesar 2,86 persen, jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mencapai 11,47
persen. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa kenaikan harga barang dan jasa
untuk daerah perkotaan di Banten
secara umum sangat rendah dan
terkendali. Hal ini dapat terjadi karena
Bank Indonesia serta Pemerintah Pusat
dan Provinsi Banten berhasil
mengatasi gejolak kenaikan harga baik
dari sisi demand maupun sisi supply
dan baik yang berasal dari dalam
negeri atau domestic inflation maupun
dari luar atau imported inflation.
Sedangkan, inflasi untuk daerah
perdesaan di Banten pada tahun 2009
mencapai 3,45 persen, lebih tinggi bila
dibandingkan dengan inflasi daerah
perkotaan yang sebesar 2,86 persen.
Furthermore, comparing between the
amount of collected funds and the
amount of loan disbursed, it can be
concluded that in 2009 more funding
coming from outside to Banten than
the funds out of Banten, with the
difference of about 14.82 trillion
rupiahs. Nevertheless, the amount of
excess funds compared to previous
year seems to be waning.
11.5. Consumer Price Indices
(CPI) dan Inflation
Banten CPI in December 2009 was
recorded at 119.06 or higher than
compared to the same month in
previous year which is amounted to
118.64. As a result, the inflation rate
for urban areas in Banten in 2009 only
amounted to 2.86 percent, much lower
than compared to previous year which
reached 11.47 percent. Thus, it can be
said that the rising prices of goods and
services for urban areas in Banten is
generally very low and under control.
This can happen because the Bank
Indonesia and the Central Government
and the Province of Banten
successfully overcome both the rise of
price from the demand side and supply
side and wether comes from domestic
or domestic inflation, or from outside
or imported inflation. Meanwhile,
inflation for rural areas in Banten
reached 3.45 percent in 2009, higher
than 2.86 percent of urban inflation.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
354 Banten in Figures 2010
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang pernah dilakukan oleh BPS dan
Bank Pembangunan Asia (ADB) yang
menyatakan bahwa laju inflasi daerah
perdesaan akan selalu lebih tinggi
bila dibandingkan dengan daerah
perkotaan, yang salah satunya disebab-
kan oleh tingginya kenaikan biaya
transportasi akibat rendahnya kualitas
jalan.
Sementara itu, nilai tukar petani
(NTP) di Banten pada tahun 2009
secara rata-rata mencapai 97,75.
Berarti, perubahan harga yang dibayar
petani lebih besar bila dibandingkan
yang diterima petani dari kegiatan
pertaniannya. Meskipun demikian,
tingkat kesejahteraan petani di Banten
pada tahun 2009 telah mengalami
peningkatan karena NTP pada tahun
2008 rata-rata hanya sebesar 97,31.
11.6. Koperasi
Kinerja usaha koperasi di Provinsi
Banten pada tahun 2009 secara umum
menunjukkan peningkatan yang signi-
fikan bila dibandingkan dengan tahun
2010, karena hampir semua indikator-
nya menunjukkan adanya perbaikan.
Tercatat, jumlah koperasi yang aktif
meningkat sebesar 18,10 persen dan
sebaliknya jumlah koperasi yang tidak
aktif berkurang sebesar 10,46 persen.
This is in accordance with the results
of research ever done by the BPS and
the Asian Development Bank (ADB),
which states that rural inflation rate
will always be higher than urban
areas, one of which is caused by
highly increased of transportation cost
to poor quality of roads.
Meanwhile, the Farmers’ Term of
Trade (NTP) in Banten reached an
average of 97.75 in 2009. Means,
changes in prices paid by farmers is
larger than that received by farmers
from their agricultural activities.
Nevertheless, the level of welfare of
farmers in Banten in 2009 has
increased compared to the previous
year which is only 97.31percent of an
average.
11.6. Cooperative
Performance of cooperative bussines
in Banten Province in 2009 generally
shows more significant improvement
than compared to 2010, because
almost all indicators show improve-
ment. Noted, number of active
cooperatives increased by 18.10
percent and conversely the number of
cooperatives that are not actively
reduced by 10.46 percent.
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 355
Modal yang dimiliki oleh koperasi dan
modal luar meningkat masing-masing
sebesar 41,69 persen dan 52,99 persen.
Bahkan, jumlah asset koperasi pun
meningkat sebesar 48,42 persen.
Sedangkan, satu-satunya indikator
yang menunjukan penurunan hanyalah
volume usaha yang turun sebesar 6,55
persen. Meskipun demikian, jumlah
sisa hasil usaha (SHU) koperasi justru
meningkat sebesar 43,05 persen, yang
mengisyaratkan adanya peningkatan
keuntungan yang diperoleh.
Capital owned by cooperatives and
outside capital increase amounting to
41.69 percent and 52.99 percent.
In fact, the total assets of cooperatives
also increased by 48.42 percent.
Meanwhile, the only indicator shows
decreased was business volume,
decreased by 6.55 percent. However,
the amount of net income (SHU)
cooperative instead increased by
43.05 percent, which suggests an
increase in profits.
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
356 Banten in Figures 2010
Grafik 11.1
Figure
Realisasi Nilai PMA dan PMDN
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Value of Domestic and Foreign Direct Investment
in Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
4 436 521
1 999 753
4 498 681
412 271
0
500 000
1 000 000
1 500 000
2 000 000
2 500 000
3 000 000
3 500 000
4 000 000
4 500 000
5 000 000
PMA / Foreign Direct Invesment PMDN / Domestic Direct Investment
2008
2009
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten
Regional Investment Coordinating Board of Banten Province Catatan / Note : 1 US$ = 9.000 IDR
Grafik 11.2
Figure
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Local Government Budget Realization of
Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
2 351 381
2 253 983
2 436 067
2 420 829
2 150 000
2 200 000
2 250 000
2 300 000
2 350 000
2 400 000
2 450 000
Pendapatan / Receipt Belanja / Expenditures
2008
2009
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 357
Grafik 11.3
Figure
Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten
Menurut Jenis Penerimaan, 2008-2009
Percentage of Actual Local Government Receipt
of Banten Province by Type of Receipt, 2008-2009
29,18 30,56
0,15 0,14
70,59 69,22
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2008 2009
Pendapatan Asli Daerah
Local Government Original Receipt
Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah / Other Receipt
Dana Perimbangan
Balanced Budget
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
Grafik 11.4
Figure
Posisi Simpanan dan Pinjaman Perbankan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Loans and Bank Funds
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
29 401 816
44 804 562
36 231 967
43 194 467
57 996 147 58 017 506
0
10 000 000
20 000 000
30 000 000
40 000 000
50 000 000
60 000 000
70 000 000
Simpanan / Funds Pinjaman / Loans
2007
2008
2009
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
358 Banten in Figures 2010
Grafik 11.5
Figure
Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten
Menurut Jenis Penggunaan (persen), 2007-2009
Composition of Bank Loans in Banten Province
by Type of Loans (percent), 2007-2009
31,37 32,72 29,62
6,89 6,756,69
61,74 60,53 63,69
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2007 2008 2009
Konsumsi / Consumption
Investasi / Invesment
Modal Kerja / Working Capital
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
Grafik 11.6
Figure
Komposisi Pinjaman Perbankan di Provinsi Banten
Menurut Sektor Ekonomi, 2007-2009
Composition of Bank Loans in Banten Province
by Economic Sector, 2007-2009
39,27 40,9131,75
12,75 11,71
14
37,69 37,6542,35
5,353,37
2,19 4,874,875,54
0,70,590,87
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2007 2008 2009
Lainnya / Others
Pengangkutan /
Transportation
Perdagangan / Trade
Konstruksi /
Construction
Listrik, Gas dan Air / Elect.,
Gas, and Water Supply
Perindustrian /
Manufacturing Industry
Pertambangan /
Mining
Pertanian /
Agriculture
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 359
Grafik 11.7
Figure
Laju Inflasi Tahun Kalender di Banten, Kota Serang,
Kota Cilegon dan Kota Tangerang Menurut Bulan, 2009
Monthly Inflation Rate of Calendar Year in Banten,
Serang City, Cilegon City and Tangerang City, 2009
-1
0
1
2
3
4
5
6
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Banten
Kota Tangerang
Kota Cilegon
Kota Serang
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 11.8
Figure
Inflasi Tahun Kalender Provinsi Banten
Menurut Kelompok Pengeluaran, 2009
Inflation Rate of Banten Province
by Commodity Group (percent), 2009
1,81
8,33
3,17
7,166,76
6,13
-4,27
2,86
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi, Minuman, Tembakau
Prepared Food, Beverages, Tobacco
Perumahan/Air/Listrik
Housing/Water/Elect.
Sandang
Clothing
Kesehatan
Health
Pendidikan, Rekreasi, Olahraga
Education, Recreation, Sport
Transportasi, Komunikasi
Transportation, Communication
Umum General
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
360 Banten in Figures 2010
Grafik 11.9
Figure
Laju Inflasi Bulanan di Provinsi Banten
Menurut Daerah Perkotaan dan Pedesaan, 2009
Monthly Inflation Rate in Banten Province
by Urban and Rural Areas, 2009
-1,5
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Perkotaan / Urban
Pedesaan / Rural
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 11.10
Figure
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Banten
Menurut Periode Bulan dan Subsektor, 2009
Farmers’ Terms of Trade in Banten Province
by Month and Subsector, 2009
85
90
95
100
105
110
115
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
Tanaman Pangan / Food Crops
Tanaman Holtikultura / Holticulture
Tanaman Perkebunan Rakyat / Smallholder Estate Crops
Peternakan / Animal Husbandry
Perikanan / Fishery
NTP Gabungan / Composite NTP
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 361
11.1. PENANAMAN MODAL
DIRECT INVESTMENT
Tabel 11.1.1
Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Foreign Direct Invesment (FDI)
Realization by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
Realisasi Investasi / Realization of Investment
Jumlah Proyek
Number of Projects
Nilai Investasi
Value of Investment
Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower
(orang/man)
juta Rp million Rp
ribu US$ thousand US$
Asing Foreign
Indonesia Indonesia
(1) (2) (3) (4) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - - - - -
2. Lebak - - - - -
3. Tangerang 43 299 228,00 52 539,89 - 9 244
4. Serang - 1 076 531,94 160 493,93 - 1 580
Kota / Municipality
5. Tangerang 15 324 858,23 8 002,00 - 2 189
6. Cilegon 1 - 89 860,00 - 30
7. Serang - - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - -
Provinsi Banten 68 1 700 618,16 310 895,82 - 13 043
2008 110 2 655 235,41 197 920,61 - 36 051
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten
Regional Investment Coordinating Board of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
362 Banten in Figures 2010
Tabel 11.1.2
Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMA
Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009
Number and Realizable Value of FDI Projects
by Business Sector in Banten Province, 2009
Table
Sektor / Subsektor Sector / Subsector
Jumlah Proyek
Number of Project
Realisasi Investasi Realization of Investment
juta rupiah million rupiahs
ribu US$ thousand US$
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian / Agriculture - - -
2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying 3 - 93 060,00
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 39 434 539,00 150 919,72
1). Makanan, minuman dan tembakau 6 276 500,00 49 400,00
2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki 10 146 600,00 68 466,00
3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 5 - 3 828,45
4). Kertas dan barang cetakan 2 - 1 425,00
5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 2 - 2 350,00
6). Semen dan barang galian bukan logam 2 2 200,00 500,00
7). Logam dasar, besi, dan baja 7 9 239,00 19 674,33
8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 2 - 800,00
9). Barang lainnya 3 - 4 475,94
4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply
- - -
5. Bangunan / Construction - - -
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants
19
1 216 293,97
60 270,00
7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication
4
49 785,19
5 546,10
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services
3 - 1 100,00
9. Jasa-jasa / Services - - -
Jumlah / Total 68 1 700 618,16 310 895,82
2008 110 2 655 235,41 197 920,61
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten
Regional Investment Coordinating Board of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 363
Tabel 11.1.3
Rekapitulasi Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2009
Recapitulation of Domestic Direct Invesment (DDI)
Realization by Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
Realisasi Investasi / Realization of Investment
Jumlah Proyek
Number of Projects
Nilai Investasi
Value of Investment
Penyerapan Tenaga Kerja Spare of Manpower
(orang/man)
juta Rp million Rp
ribu US$ thousand US$
Asing Foreign
Indonesia Indonesia
(1) (2) (3) (4) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang - - - - -
2. Lebak - - - - -
3. Tangerang 7 235 367,93 - - 1 804
4. Serang 3 111 020,39 - - 466
Kota / Municipality
5. Tangerang 3 37 860,27 - - 250
6. Cilegon 1 28 022,68 - - 190
7. Serang - - - - -
8. Tangerang Selatan - - - - -
Provinsi Banten 14 412 271,27 - - 2 710
2008 32 1 999 753,06 - - 4 131
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten
Regional Investment Coordinating Board of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
364 Banten in Figures 2010
Tabel 11.1.4
Jumlah dan Nilai Proyek Realisasi PMDN
Menurut Sektor Usaha di Provinsi Banten, 2009
Number and Realizable Value of DDI Projects
by Business Sector in Banten Province, 2009
Table
Sektor / Subsektor Sector / Subsector
Jumlah Proyek Number of Project
Realisasi Investasi (juta rupiah)
Realization of Investment (million rupiahs)
(1) (2) (3)
1. Pertanian / Agriculture - -
2. Pertambangan dan Penggalian / Mining & Quarrying - -
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry 12 406 771,27
1). Makanan, minuman dan tembakau 3 195 413,32
2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki - -
3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya - -
4). Kertas dan barang cetakan 1 5 360,27
5). Pupuk, kimia dan barang dari karet 6 127 647,68
6). Semen dan barang galian bukan logam - -
7). Logam dasar, besi, dan baja 1 28 350,00
8). Alat angkut, mesin dan peralatannya 1 50 000,00
9). Barang lainnya - -
4. Listrik, Gas dan Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply
- -
5. Bangunan / Construction - -
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Trade, Hotel & Restaurants
1 2 500,00
7. Pengangkutan dan Komunikasi Transportation & Communication
- -
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Finance, Real Estate & Business Services
1 3 000,00
9. Jasa-jasa / Services - -
Jumlah / Total 14 412 271,27
2008 32 1 999 753,06
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten
Regional Investment Coordinating Board of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 365
11.2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
LOCAL GOVERNMENT BUDGET
Tabel 11.2.1
Rekapitulasi Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja (APBD) Pemerintah Provinsi Banten
(juta rupiah), 2008-2009
Recapitulation of Local Government Budget Realization
of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
Table
Uraian / Description 2008 2009
(1) (2) (3)
1. Pendapatan Daerah Local Government Receipt
2 351 380,50
2 436 066,74
A. Pendapatan Asli Daerah/ Local Government Original Receipt
1 661 168,63
1 687 721,37
B. Dana Perimbangan / Balanced Budget
686 651,07
744 966,51
C. Lain - lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt
3 560,81
3 378,86
2. Belanja Daerah / Local Expenditures
2 253 982,71
2 420 828,80
A. Belanja Langsung / Direct Expenditures
1 165 236,02
1 173 761,52
B. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures
1 088 746,69
1 247 067,28
3. Surplus (Defisit) / Surplus (Deficit) 97 397,79 15 237,94
4. Pembiayaan Daerah / Local Government Financing
138 065,94
220 963,74
A. Penerimaan Pembiayaan Daerah Local Government Financing Receipts
149 104,13
238 463,74
B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Local Government Financing Expenditures
11 038,19
17 500,00
5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (SILPA) Tahun Berkenan Rest of the Current Year’s Budget
235 463,74
236 201,68
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
366 Banten in Figures 2010
Tabel 11.2.2
Realisasi Pendapatan Daerah
Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Receipt of Banten Province
(million rupiahs), 2008-2009
Table
Uraian / Description 2008 2009
(1) (2) (3)
A. Pendapatan Asli Daerah / Local Government Original Receipt
1 661 168,63
1 687 721,37
1. Pajak Daerah / Local Tax 1 601 610,64 1 617 821,80
2. Retribusi Daerah / Local Retribution 3 184,53 2 921,74
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan / Results Management of Separated Local Government Wealth
21 478,62
29 415,35
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Other Local Government Original Receipt
34 894,86
37 562,48
B. Dana Perimbangan / Balanced Budget 686 651,07 744 966,51
1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Tax Share / Non Tax Share
325 810,20
351 550,07
2. Dana Alokasi Umum / General Allocation Funds
342 743,86
361 295,44
3. Dana Alokasi Khusus / Special Allocation Funds
18 097,00
32 121,00
C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah / Other Receipt
3 560,81 3 378,86
1. Pendapatan Hibah / Grand Receipts 3 560,81 3 016,01
2. Dana Darurat / Emergency Fund - -
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
- -
4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus / Funds for Adjusments and Special Autonomy
- 362,85
5. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
- -
Jumlah Pendapatan Daerah / Total Local Government Receipt
2 351 380,50 2 436 066,74
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 367
Tabel 11.2.3
Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten
(juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Expenditures
of Banten Province (million rupiahs), 2008-2009
Table
Uraian / Description 2008 2009
(1) (2) (3)
A. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures 1 165 236,02 1 173 761,52
1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 239 413,28 294 424,40
2. Belanja Bunga / Interest Expenditures 0,00 -
3. Belanja Subsidi / Subsidies Expenditures 0,00 -
4. Belanja Hibah / Grand Expenditures 86 405,82 57 693,82
5. Belanja Bantuan Sosial / Social Aids Expenditures 36 219,53 48 116,10
6. Belanja Bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa / Sharing fund Expenditures
592 012,92
581 405,60
7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
208 700,00
190 121,60
dan Pemerintah Desa / Financial Aids Expenditures
8. Belanja Tidak terduga / Unpredicted Expenditures 2 484,48 2 000,00
B. Belanja langsung / Direct Expenditures 1 088 746,69 1 247 067,28
1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures 138 702,93 106 741,19
2. Belanja Barang dan Jasa / God and Services Expenditures
356 095,63
457 759,96
3. Belanja Modal / Capital Expenditures 593 948,14 682 566,13
Jumlah Belanja Daerah / Total Local Government Expenditures
2 253 982,71 2 420 828,80
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
368 Banten in Figures 2010
Tabel 11.2.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi
Banten (juta rupiah), 2008-2009
Actual Local Government Financing of Banten Province
(million rupiahs), 2008-2009
Table
Uraian / Description 2008 2009
(1) (2) (3)
A. Penerimaan Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Receipts
149 104,13
238 463,74
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya / Rest of the Previous Year’s Budget
149 104,13
235 463,74
2. Pencairan Dana Cadangan - -
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Dipisahkan /
- -
4. Penerimaan Pinjaman Daerah / Local Government Loan Receipts
-
3 000,00
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - -
6. Penerimaan Piutang Daerah - -
B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah / Local Government Financing Expenditures
11 038,19
17 500,00
1. Pembentukan Dana Cadangan - -
2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah / Local Government Capital Participation (Investment)
4 554,00
17 500,00
3. Pembayaran Pokok Utang / Debt Principal Payments
3 484,19
-
4. Pemberian Pinjaman Daerah 3 000,00 -
5. Penjaminan Pinjaman - -
Jumlah Pembiayaan Daerah Total Local Government Financing
138 065,94 220 963,74
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 369
11.3. PENERIMAAN PAJAK
TAX REVENUE
Tabel 11.3.1
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Revenue Realization of Land and Housing Tax(LHT)
by Sector and Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Pajak Bumi Bangunan (PBB) Land and Housing Taxes (LHT)
Pedesaan Rural
Perkotaan Urban
Perkebunan Estates
Kehutanan Forestry
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4 257,75 1 391,94 736,26 508,01
2. Lebak 6 429,82 1 916,47 2 920,95 501,52
3. Tangerang 20 597,19 108 015,90 - -
4. Serang 10 224,91 15 400,29 124,01 119,77
Kota / Municipality
5. Tangerang - 174 292,54 - -
6. Cilegon - 56 277,94 - -
7. Serang - 8 368,22 - -
8. Tangerang Selatan - 98 956,62 - -
Provinsi Banten 41 509,67 464 619,92 3 781,22 1 129,30
2008 34 561,42 386 997,89 3 350,15 967,33
2007 21 011,11 336 154,40 3 695,33 857,71
2006 16 143,10 291 164,92 2 549,79 847,41
2005 14 753,35 260 058,63 2 152,77 874,00
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
370 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.3.1
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Pajak Bumi Bangunan Land and Housing Taxes Jumlah
Total Pertambangan Mining
BPHTB / TAOLB
(1) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 21 674,09 2 642,30 31 210,36
2. Lebak 21 841,96 2 961,95 36 572,67
3. Tangerang 35 836,56 129 660,49 294 110,14
4. Serang 19 745,11 15 045,25 60 659,34
Kota / Municipality
5. Tangerang 19 880,52 101 791,90 295 964,96
6. Cilegon 9 263,22 35 189,02 100 730,18
7. Serang 7 673,16 7 458,29 23 499,67
8. Tangerang Selatan - 172 323,43 271 280,05
Provinsi Banten 135 914,62 467 072,63 1 114 027,36
2008 159 858,57 480 808,30 1 066 543,64
2007 158 146,10 364 493,19 884 357,83
2006 120 748,89 275 218,39 706 672,49
2005 102 168,61 - 380 007,35
Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan
Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance Catatan / Note : BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) /
TAOLB (Taxes for The Acquisition of Ownership of Land and Buildings) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan = PBB + BPHTB / Revenue of Land and Housing Tax = LHT + TAOLB
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 371
Tabel 11.3.2
Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan
Menurut Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Realization of Income Tax Receipts by Tax Office
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Kantor Pelayanan Pajak Tax Office
PPH Pasal 25/29 Income Tax – Article 25/29
PPH Pasal 21
Income Tax – Article 21
Jumlah Total
Perorangan Individual
Badan Institution
(1) (2) (3) (4) (5)
KPP Pratama Serpong
32 190,77 12 297,87 279 497,43 323 986,07
KPP Pratama Kosambi
3 102,06 11 012,06 30 537,38 44 651,50
KPP Pratama Tigaraksa
19 305,94 34 134,48 469 396,78 522 837,20
KPP Pratama Tangerang Barat
11 430,62 37 880,17 82 065,65 131 376,43
KPP Pratama Tangerang Timur
14 350,36 12 031,24 52 961,25 79 342,85
KPP Madya Tangerang
- 475 761,69 627 565,24 1 103 326,93
KPP Pratama Serang
4 162,98 2 636,42 244 540,70 251 340,10
KPP Pratama Pandeglang
1 309,80 3 615,40 49 283,08 54 208,28
KPP Pratama Cilegon
10 808,58 3 637,69 264 398,66 278 844,93
Jumlah / Total 96 661,11 593 007,01 2 100 246,17 2 789 914,29
2008 77 659,57 670 026,66 2 046 301,35 2 793 987,58
2007 30 800,47 391 366,96 1 550 110,02 1 972 277,45
2006 44 848,93 274 777,03 1 288 260,38 1 607 886,34
2005 23 605,82 106 083,40 1 067 265,48 1 196 954,70
Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan
Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
372 Banten in Figures 2010
11.4. PERBANKAN
BANKING
Tabel 11.4.1
Jumlah Kantor Bank Umum
Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Banten, 2009
Number of Commercial Bank Offices by Owner Status
in Banten Province, 2009
Table
Status Kepemilikan Owner Status
Kantor Pusat
Central Office
Kantor Cabang Branch Office
Kantor Pembantu
Agency
Kantor Kas Cash Office
Jumlah Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pemerintah State Banks
- 21 80 64 165
2. Pembangunan Daerah Regional Development Banks
- 9 9 6 24
3. Swasta Private Banks
- 34 189 42 265
4. Asing dan Campuran Foreign Banks
- 0 6 18 24
Jumlah / Total - 64 284 130 478
2008 - 52 191 106 349
2007 - 51 149 73 273
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 373
Tabel 11.4.2
Jumlah Kantor Bank Syariah
Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009
Number of Commercial Sharia Bank Offices
by Type of Bank in Banten Province, 2009
Table
Jenis Bank Syariah Type of Sharia Banks
2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Bank Umum Syariah Sharia Commercial Banks
13 14 15 32
2. Unit Usaha Syariah Sharia Financial Service Units
4 5 3 7
3. BPR Syariah Sharia Rural Banks
- - - -
Jumlah / Total 17 19 18 39
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
374 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.3
Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya
di Provinsi Banten, 2007-2009
Outstanding Bank Funds by Type of Funds
in Banten Province, 2007 - 2009
Table
Jenis Dana Type of Funds
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Giro / Demand Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
6 128 925
7 984 671
8 744 564
b. Rekening (satuan) Account (unit)
59 476
54 031
55 117
2. Simpanan Berjangka / Time Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
11 544 146
14 932 831
18 290 560
b. Rekening (satuan) Account (unit)
74 411
80 801
85 603
3. Tabungan / Saving Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
11 728 745
13 314 465
16 159 343
b. Rekening (satuan) Account (unit)
2 420 726
2 556 203
2 799 400
Jumlah / Total
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
29 401 816
36 231 967
43 194 467
b. Rekening (satuan) Account (number)
2 554 613
2 691 035
2 940 120
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 375
Tabel 11.4.4
Posisi Dana Perbankan Bulanan Menurut Jenisnya
di Provinsi Banten, 2009
Monthly Outstanding Bank Funds by Type of Funds
in Banten Province, 2009
Table
Jenis Dana Type of Funds
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Giro / Demand Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
8 136 797
7 689 744
7 546 906
7 612 829
7 454 455
6 281 985
b. Rekening (satuan) Account (unit)
53 942
54 238
54 356
52 689
73 063
49 646
2. Simpanan Berjangka/ Time Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
14 829 900
15 215 988
15 124 799
15 577 597
16 543 360
15 877 734
b. Rekening (satuan) Account (unit)
83 009
84 312
87 409
85 244
163 524
81 275
3. Tabungan / Saving Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
13 171 649
13 308 178
13 708 300
13 809 723
13 785 205
13 576 687
b. Rekening (satuan) Account (unit)
2 608 739
2 611 103
2 625 750
2 645 822
2 642 148
2 611 282
Jumlah /Total
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
36 138 346
36 213 910
36 380 006
37 000 150
37 783 020
35 736 405
b. Rekening (satuan) Account (number)
2 745 690
2 749 653
2 767 515
2 783 755
2 878 735
2 742 203
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
376 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.4
Jenis Dana Type of Funds
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Giro / Demand Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
7 671 878
7 063 613
7 506 144
6 716 884
7 141 863
8 744 564
b. Rekening (satuan) Account (unit)
54 552
53 508
53 442
54 339
53 576
55 117
2. Simpanan Berjangka / Time Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
16 087 185
15 777 362
16 127 982
16 731 289
17 366 873
18 290 560
b. Rekening (satuan) Account (unit)
84 640
84 460
84 389
85 752
84 711
85 603
3. Tabungan / Saving Deposits
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
13 912 319
14 169 497
14 655 912
14 820 472
14 985 002
16 159 343
b. Rekening (satuan) Account (unit)
2 686 526
2 738 902
2 702 764
2 791 029
2 763 550
2 799 400
Jumlah / Total
a. Dana (juta rupiah) Fund (miilion rupiahs)
37 671 382
37 010 472
38 290 038
38 268 645
39 493 738
43 194 467
b. Rekening (satuan) Account (number)
2 825 718
2 876 870
2 840 595
2 931 120
2 901 837
2 940 120
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 377
Tabel 11.4.5
Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2007 - 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 552 088 622 255 768 092
2. Lebak 508 491 359 762 547 631
3. Tangerang 1) 9 146 157 13 415 415 15 064 055
4. Serang 2) 2 296 186 2 844 722 4 691 476
Kota / Municipality
5. Tangerang 14 268 782 15 619 527 18 660 671
6. Cilegon 2 630 112 3 370 287 3 462 542
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 29 401 816 36 231 967 43 194 467
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
378 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.6
Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut
Kabupaten Kota di Provinsi Banten
(satuan), 2007-2009
Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality
in Banten Province (units), 2007 - 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 120 617 120 063 124 457
2. Lebak 94 881 55 168 90 660
3. Tangerang 1) 883 664 963 017 864 483
4. Serang 2) 327 975 377 263 438 365
Kota / Municipality
5. Tangerang 853 521 888 257 1 137 266
6. Cilegon 273 955 287 267 284 889
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 2 554 613 2 691 035 2 940 120
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 379
Tabel 11.4.7
Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan
Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Loans
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Jenis Penggunaan Type of Loans
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Modal Kerja Working Capital
23 688 113 30 587 192 26 942 326
2. Investasi Investment
7 946 151 10 510 535 11 413 636
3. Konsumsi Consumtion
13 170 298 16 898 420 19 661 544
Jumlah / Total 44 804 562 57 996 147 58 017 506
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
380 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.8
Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan Dalam Rupiah
dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Loans
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Jenis Penggunaan Type of Loans
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Modal Kerja Working Capital
30 735 397 31 217 554 29 292 675 28 333 460 27 427 733 27 455 141
2. Investasi Investment
10 450 864 10 579 280 10 500 825 10 546 411 10 468 134 10 637 058
3. Konsumsi Consumtion
16 706 627 17 080 865 17 145 111 17 756 252 18 141 996 17 381 264
Jumlah / Total 57 892 888 58 877 699 56 938 611 56 636 123 56 037 863 55 473 463
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 381
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.8
Jenis Penggunaan Type of Loans
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Modal Kerja Working Capital
25 894 903 25 490 195 25 467 756 24 963 030 25 954 707 26 942 326
2. Investasi Investment
10 953 273 11 231 926 10 814 554 10 866 212 10 832 814 11 413 636
3. Konsumsi Consumtion
17 617 688 18 094 214 18 351 208 18 785 312 19 465 153 19 661 544
Jumlah / Total 54 465 864 54 816 335 54 633 518 54 614 554 56 252 674 58 017 506
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
382 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.9
Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta
Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Sektor Ekonomi Economic Sector
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture
585 603 407 225 392 658
2. Pertambangan Mining
173 255 110 992 180 004
3. Perindustrian Manufacturing Industry
17 592 930 23 724 928 18 419 144
4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply
981 871 1 955 158 3 102 786
5. Konstruksi Construction
2 480 076 2 826 013 2 822 777
6. Perdagangan Trade
5 712 791 6 793 679 8 124 802
7. Pengangkutan Transportation
390 732 342 362 405 942
8. Lainnya Others
16 887 304 21 835 790 24 569 393
Jumlah / Total 44 804 562 57 996 147 58 017 506
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 383
Tabel 11.4.10
Posisi Pinjaman Perbankan Bulanan dalam Rupiah dan
Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Sektor Ekonomi Economic Sector
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian Agriculture
427 736 467 546 523 330 490 264 493 163 508 490
2. Pertambangan Mining
108 539 105 982 113 068 116 043 112 726 125 955
3. Perindustrian Manufacturing Industry
23 927 060 24 231 707 21 927 050 20 763 828 20 534 653 20 061 964
4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.
1 862 029 1 997 042 2 087 662 2 247 695 2 433 807 2 597 206
5. Konstruksi Construction
2 754 831 2 660 356 2 611 206 2 590 329 2 574 291 2 614 679
6. Perdagangan Trade
6 802 867 6 769 945 7 108 308 7 124 333 7 032 786 7 067 559
7. Pengangkutan Transportation
333 245 314 452 318 620 328 294 333 097 355 269
8. Lainnya Others
21 676 581 22 330 669 22 249 367 22 975 337 22 523 340 22 142 341
Jumlah / Total 57 892 888 58 877 699 56 938 611 56 636 123 56 037 863 55 473 463
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
384 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.10
Sektor Ekonomi Economic Sector
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Pertanian Agriculture
499 718 472 558 396 811 376 117 373 986 392 658
2. Pertambangan Mining
153 563 155 244 166 054 177 664 180 897 180 004
3. Perindustrian Manufacturing Industry
18 593 154 18 528 849 18 070 191 17 340 327 18 060 045 18 419 144
4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.
2 731 322 2 790 411 2 871 365 2 924 321 3 021 626 3 102 786
5. Konstruksi Construction
2 630 002 2 683 127 2 657 065 2 690 348 2 768 534 2 822 777
6. Perdagangan Trade
7 096 895 7 215 439 7 106 119 7 254 784 7 545 080 8 124 802
7. Pengangkutan Transportation
352 187 373 864 369 538 398 252 393 903 405 942
8. Lainnya Others
22 409 023 22 596 843 22 996 375 23 452 741 23 908 603 24 569 393
Jumlah / Total 54 465 864 54 816 335 54 633 518 54 614 554 56 252 674 58 017 506
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 385
Tabel 11.4.11
Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan
Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 876 155 1 132 920 1 334 290
2. Lebak 806 843 849 300 1 301 989
3. Tangerang 1) 28 053 205 33 349 399 32 999 357
4. Serang 2) 6 195 288 8 770 679 8 561 307
Kota / Municipality
5. Tangerang 5 475 853 6 426 939 7 633 139
6. Cilegon 3 397 218 7 466 909 6 187 424
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 44 804 562 57 996 147 58 017 506
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
386 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.12
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah
dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits
in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Jenis Penggunaan Type of Credits
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Modal Kerja Working Capital
6 417 907 8 852 806 8 922 392
2. Investasi Investment
1 408 654 1 826 830 2 014 603
3. Konsumsi Consumtion
12 629 043 16 378 031 19 185 327
Jumlah / Total 20 455 605 27 057 667 30 122 322
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 387
Tabel 11.4.13
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah Bulanan dalam
Rupiah dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits
in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Jenis Penggunaan Type of Credits
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Modal Kerja Working Capital
8 320 806 8 364 625 8 230 864 8 523 647 8 840 174 8 741 967
2. Investasi Investment
1 800 584 1 781 827 1 790 277 1 821 499 1 816 529 1 832 445
3. Konsumsi Consumtion
16 330 782 16 746 689 16 816 315 17 014 175 17 396 734 17 212 168
Jumlah / Total 26 452 172 26 893 141 26 837 455 27 359 321 28 053 437 27 786 579
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
388 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.13
Jenis Penggunaan Type of Credits
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Modal Kerja Working Capital
8 520 936 8 649 944 8 688 049 8 889 914 8 740 811 8 922 392
2. Investasi Investment
1 851 010 1 831 209 1 875 835 1 967 272 1 970 856 2 014 603
3. Konsumsi Consumtion
17 431 497 17 911 335 18 159 661 18 595 398 18 863 921 19 185 327
Jumlah / Total 27 803 443 28 392 488 28 723 545 29 452 584 29 575 589 30 122 322
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 389
Tabel 11.4.14
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2007-2009
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah
and Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Sektor Ekonomi Economic Sector
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture
115 008 168 464 174 133
2. Pertambangan Mining
50 067 77 166 66 509
3. Perindustrian Manufacturing Industry
2 447 383 3 515 272 2 544 782
4. Listrik, Gas & Air Electricity, Gas & Water Supply
10 397 22 945 38 617
5. Konstruksi Construction
398 598 497 049 649 764
6. Perdagangan Trade
3 228 757 4 278 259 5 076 720
7. Pengangkutan Transportation
153 521 188 739 222 334
8. Lainnya Others
14 051 874 18 309 773 21 349 463
Jumlah / Total 20 455 605 27 057 667 30 122 322
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
390 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.15
Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Bulanan
dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009
Monthly Outstanding Micro, Small, and Medium Credits
in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2009
Table
Sektor Ekonomi Economic Sector
Januari January
Februari February
Maret March
April April
Mei May
Juni June
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian Agriculture
172 732 180 152 182 295 175 614 179 893 187 579
2. Pertambangan Mining
68 285 69 921 68 624 64 259 64 867 66 138
3. Perindustrian Manufacturing Industry
3 060 077 3 059 451 2 792 419 2 989 462 3 186 546 2 899 958
4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.
21 270 22 280 21 612 24 321 25 645 25 896
5. Konstruksi Construction
462 553 461 231 490 453 519 319 528 388 555 502
6. Perdagangan Trade
4 236 111 4 313 681 4 423 366 4 518 930 4 565 180 4 730 498
7. Pengangkutan Transportation
180 216 171 348 177 107 179 682 185 747 198 559
8. Lainnya Others
18 250 927 18 615 077 18 681 579 18 887 734 19 317 171 19 122 449
Jumlah / Total 26 452 172 26 893 141 26 837 455 27 359 321 28 053 437 27 786 579
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 391
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.4.15
Sektor Ekonomi Economic Sector
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Pertanian Agriculture
179 118 169 280 166 864 179 232 174 018 174 133
2. Pertambangan Mining
65 704 63 841 67 992 68 765 66 493 66 509
3. Perindustrian Manufacturing Industry
2 576 126 2 597 210 2 598 649 2 586 390 2 486 552 2 544 782
4. Listrik, Gas & Air Elect., Gas & Water Sup.
48 232 28 248 32 763 33 703 35 050 38 617
5. Konstruksi Construction
602 951 651 139 628 600 664 355 681 574 649 764
6. Perdagangan Trade
4 776 998 4 825 184 4 852 132 5 032 136 4 949 130 5 076 720
7. Pengangkutan Transportation
195 020 195 771 190 888 209 919 211 190 222 334
8. Lainnya Others
19 359 294 19 861 814 20 185 657 20 678 084 20 971 581 21 349 463
Jumlah / Total 27 803 443 28 392 488 28 723 545 29 452 584 29 575 589 30 122 322
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
392 Banten in Figures 2010
Tabel 11.4.16
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota,
(juta rupiah) 2007-2009
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah
and Foreign Currency by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 732 081 1 050 281 1 332 411
2. Lebak 770 962 724 286 1 169 292
3. Tangerang 1) 12 898 402 16 317 207 17 628 529
4. Serang 2) 2 529 402 3 207 190 3 780 420
Kota / Municipality
5. Tangerang 2 315 560 3 523 930 4 423 789
6. Cilegon 1 209 198 2 234 773 1 787 881
7. Serang ... ... ...
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 20 455 605 27 057 667 30 122 322
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
2) Termasuk Kota Serang / Including Serang Municipality
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 393
11.5. HARGA-HARGA
PRICES
Tabel 11.5.1
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan
di Banten (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Banten
(2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
125,12 121,64 114,35 111,29
Februari February
127,91 122,81 114,30 113,50
Maret March
126,41 124,16 114,46 114,70
April April
124,08 124,63 115,24 113,85
Mei May
124,15 125,29 116,02 113,89
Juni June
124,29 125,35 116,05 113,98
Juli July
124,39 125,60 116,15 114,32
Agustus August
126,06 126,83 116,14 114,91
September September
128,58 127,65 116,99 118,19
Oktober October
129,18 128,42 116,92 118,20
November November
128,95 128,93 117,49 119,35
Desember December
126,99 129,34 117,63 119,66
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
394 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.1
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
110,00 106,67 108,64 116,01
Februari February
110,13 106,77 104,54 116,14
Maret March
110,58 107,02 104,68 116,21
April April
110,90 107,12 104,77 115,97
Mei May
111,93 107,41 104,73 116,33
Juni June
112,25 107,68 104,88 116,43
Juli July
112,82 107,79 105,01 116,60
Agustus August
114,12 108,30 105,13 117,30
September September
114,19 108,41 107,73 118,87
Oktober October
114,58 112,87 105,96 119,10
November November
114,64 113,06 105,96 119,36
Desember December
114,81 112,97 105,90 119,06
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 395
Tabel 11.5.2
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Tangerang City
(2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
125,54 121,48 113,70 109,97
Februari February
128,61 122,97 113,77 111,68
Maret March
126,96 124,68 113,98 113,06
April April
124,58 125,19 114,28 112,56
Mei May
124,72 125,88 114,35 112,59
Juni June
124,82 125,92 114,10 112,54
Juli July
124,42 126,20 114,08 112,96
Agustus August
126,13 127,73 113,83 113,86
September September
128,41 128,67 114,69 117,96
Oktober October
128,86 129,50 114,82 117,96
November November
129,01 130,11 115,44 118,93
Desember December
126,98 130,36 115,51 119,23
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
396 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.2
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
110,90 105,88 110,59 115,96
Februari February
110,90 105,92 105,41 115,92
Maret March
111,19 106,05 105,38 116,00
April April
111,40 106,13 105,45 115,69
Mei May
112,51 106,24 105,32 115,89
Juni June
112,94 106,54 105,55 115,93
Juli July
113,33 106,75 105,64 115,96
Agustus August
115,02 107,20 105,62 116,65
September September
114,93 107,24 108,57 118,28
Oktober October
115,45 113,29 106,11 118,50
November November
115,53 113,55 106,14 118,87
Desember December
115,65 113,46 106,06 118,51
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 397
Tabel 11.5.3
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI)) of Cilegon City
(2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
120,38 124,29 112,34 108,29
Februari February
123,26 124,45 112,10 109,70
Maret March
123,14 124,48 113,39 110,42
April April
119,98 124,69 113,40 109,87
Mei May
120,13 125,37 115,57 110,09
Juni June
120,11 125,57 117,06 110,29
Juli July
121,68 125,43 116,90 111,11
Agustus August
123,42 125,62 117,10 111,09
September September
126,57 126,06 117,75 111,28
Oktober October
127,01 126,98 117,71 111,14
November November
126,09 126,97 118,46 112,28
Desember December
124,73 128,16 118,27 112,79
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
398 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.3
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
103,66 103,01 108,03 114,96
Februari February
104,05 103,01 105,84 115,41
Maret March
104,06 103,50 106,17 115,78
April April
105,00 103,56 106,17 115,05
Mei May
106,35 103,92 106,18 115,78
Juni June
106,36 104,50 106,31 116,20
Juli July
106,60 104,18 106,31 116,56
Agustus August
107,27 104,73 106,31 117,15
September September
107,61 104,73 107,60 118,40
Oktober October
107,60 105,13 107,84 118,75
November November
108,00 105,11 107,84 118,76
Desember December
107,95 104,89 107,84 118,64
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 399
Tabel 11.5.4
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan
di Kota Serang (2007=100), 2009
Monthly Consumer Price Indice (CPI) of Serang City
(2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
127,36 120,03 119,57 120,93
februari February
128,61 120,42 119,11 126,53
Maret March
126,59 121,12 117,93 127,25
April April
125,31 121,67 121,98 124,30
Mei May
124,94 122,12 125,15 124,21
Juni June
125,42 122,18 125,29 124,90
Juli July
126,76 122,66 126,23 124,42
Agustus August
128,14 123,25 127,30 123,95
September September
131,33 123,84 128,28 125,78
Oktober October
132,87 124,12 127,11 126,04
November November
131,32 124,61 127,28 128,10
Desember December
129,14 125,12 128,08 128,26
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
400 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.4
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
111,20 114,17 99,04 117,26
Februari February
111,76 114,66 98,80 117,94
Maret March
113,42 115,35 99,63 117,71
April April
113,74 115,62 99,93 118,27
Mei May
114,11 116,73 100,34 119,11
Juni June
114,09 116,57 100,07 119,25
Juli July
115,91 116,56 100,49 119,97
Agustus August
115,82 117,37 101,46 120,81
September September
116,45 117,91 103,45 122,37
Oktober October
116,50 117,85 103,42 122,54
November November
116,16 117,86 103,24 122,44
Desember December
116,77 117,90 103,27 122,29
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 401
Tabel 11.5.5
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Banten (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,32 1,88 0,29 -0,34
Februari February
2,23 0,96 -0,04 1,99
Maret March
-1,17 1,10 0,14 1,06
April April
-1,84 0,38 0,69 -0,74
Mei May
0,06 0,53 0,67 0,03
Juni June
0,11 0,05 0,03 0,08
Juli July
0,08 0,20 0,08 0,30
Agustus August
1,34 0,97 -0,01 0,51
September September
2,00 0,65 0,73 2,85
Oktober October
0,47 0,60 -0,06 0,02
November November
-0,18 0,40 0,49 0,97
Desember December
-1,52 0,32 0,12 0,26
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
402 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.5
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
2,29 0,21 -1,79 0,23
Pebruari February
0,12 0,09 -3,77 0,11
Maret March
0,40 0,24 0,13 0,06
April April
0,29 0,10 0,09 -0,21
Mei May
0,94 0,26 -0,03 0,31
Juni June
0,28 0,25 0,14 0,09
Juli July
0,51 0,10 0,12 0,15
Agustus August
1,16 0,48 0,12 0,60
September September
0,06 0,10 2,47 1,34
Oktober October
0,34 4,11 -1,64 0,19
November November
0,05 0,17 0,00 0,22
Desember December
0,15 -0,08 -0,05 -0,25
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 403
Tabel 11.5.6
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,33 2,48 0,02 -0,64
februari February
2,45 1,23 0,06 1,55
Maret March
-1,28 1,39 0,18 1,24
April April
-1,87 0,41 0,26 -0,44
Mei May
0,11 0,55 0,06 0,03
Juni June
0,08 0,03 -0,22 -0,04
Juli July
-0,32 0,22 -0,02 0,37
Agustus August
1,37 1,21 -0,22 0,80
September September
1,81 0,74 0,76 3,60
Oktober October
0,35 0,65 0,11 0,00
November November
0,12 0,47 0,54 0,82
Desember December
-1,57 0,19 0,06 0,25
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
404 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.6
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
3,07 0,22 -1,72 0,29
Februari February
0,00 0,04 -4,68 -0,03
Maret March
0,26 0,12 -0,03 0,07
April April
0,19 0,08 0,07 -0,27
Mei May
1,00 0,10 -0,12 0,17
Juni June
0,38 0,28 0,22 0,03
Juli July
0,35 0,20 0,09 0,03
Agustus August
1,49 0,42 -0,02 0,60
September September
-0,08 0,04 2,79 1,40
Oktober October
0,45 5,64 -2,27 0,19
November November
0,07 0,23 0,03 0,31
Desember December
0,10 -0,08 -0,08 -0,30
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 405
Tabel 11.5.7
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
-0,05 0,01 0,76 -0,05
Februari February
2,39 0,13 -0,21 1,30
Maret March
-0,10 0,02 1,15 0,66
April April
-2,57 0,17 0,01 -0,50
Mei May
0,13 0,55 1,91 0,20
Juni June
-0,02 0,16 1,29 0,18
Juli July
1,31 -0,11 -0,14 0,74
Agustus August
1,43 0,15 0,17 -0,02
September September
2,55 0,35 0,56 0,17
Oktober October
0,35 0,73 -0,03 -0,13
November November
-0,72 -0,01 0,64 1,03
Desember December
-1,08 0,94 -0,16 0,45
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
406 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.7
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
-0,03 0,00 -1,45 -0,09
Februari February
0,38 0,00 -2,03 0,39
Maret March
0,01 0,48 0,31 0,32
April April
0,90 0,06 0,00 -0,63
Mei May
1,29 0,35 0,01 0,63
Juni June
0,01 0,56 0,12 0,36
Juli July
0,23 -0,31 0,00 0,31
Agustus August
0,63 0,53 0,00 0,51
September September
0,32 0,00 1,21 1,07
Oktober October
-0,01 0,38 0,22 0,30
November November
0,37 -0,02 0,00 0,01
Desember December
-0,05 -0,21 0,00 -0,10
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 407
Tabel 11.5.8
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,58 0,61 1,25 0,89
Februari February
0,98 0,32 -0,38 4,63
Maret March
-1,57 0,58 -0,99 0,57
April April
-1,01 0,45 3,43 -2,32
Mei May
-0,30 0,37 2,60 -0,07
Juni June
0,38 0,05 0,11 0,56
Juli July
1,07 0,39 0,75 -0,38
Agustus August
1,09 0,48 0,85 -0,38
September September
2,49 0,48 0,77 1,48
Oktober October
1,17 0,23 -0,91 0,21
November November
-1,17 0,39 0,13 1,63
Desember December
-1,66 0,41 0,63 0,12
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
408 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.8
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
0,38 0,36 -2,59 0,27
Februari February
0,50 0,43 -0,24 0,58
Maret March
1,49 0,60 0,84 -0,20
April April
0,28 0,23 0,30 0,48
Mei May
0,33 0,96 0,41 0,71
Juni June
-0,02 -0,14 -0,27 0,12
Juli July
1,60 -0,01 0,42 0,60
Agustus August
-0,08 0,69 0,97 0,70
September September
0,54 0,46 1,96 1,29
Oktober October
0,04 -0,05 -0,03 0,14
November November
-0,29 0,01 -0,17 -0,08
Desember December
0,53 0,03 0,03 -0,12
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 409
Tabel 11.5.9
Laju Inflasi Tahun Kalender
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Banten (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,32 1,88 0,29 -0,34
Februari February
2,55 2,86 0,25 1,65
Maret March
1,35 3,99 0,39 2,72
April April
-0,52 4,39 1,08 1,96
Mei May
-0,46 4,94 1,76 2,00
Juni June
-0,35 4,99 1,79 2,07
Juli July
-0,27 5,20 1,87 2,38
Agustus August
1,07 6,23 1,87 2,91
September September
3,09 6,92 2,61 5,84
Oktober October
3,57 7,56 2,55 5,86
November November
3,39 7,99 3,05 6,89
Desember December
1,81 8,33 3,17 7,16
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
410 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.9
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
2,29 0,21 -1,79 0,23
Februari February
2,41 0,30 -5,50 0,34
Maret March
2,83 0,54 -5,38 0,41
April April
3,12 0,64 -5,29 0,20
Mei May
4,09 0,91 -5,32 0,51
Juni June
4,38 1,16 -5,19 0,60
Juli July
4,91 1,27 -5,08 0,74
Agustus August
6,13 1,75 -4,97 1,34
September September
6,19 1,85 -2,62 2,70
Oktober October
6,55 6,04 -4,22 2,90
November November
6,60 6,21 -4,22 3,12
Desember December
6,76 6,13 -4,27 2,86
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 411
Tabel 11.5.10
Laju Inflasi Tahun Kalender
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,33 2,48 0,02 -0,64
Februari February
2,78 3,74 0,08 0,90
Maret March
1,46 5,18 0,26 2,15
April April
-0,44 5,61 0,53 1,70
Mei May
-0,33 6,19 0,59 1,73
Juni June
-0,25 6,23 0,37 1,68
Juli July
-0,57 6,46 0,35 2,06
Agustus August
0,80 7,75 0,13 2,87
September September
2,62 8,55 0,89 6,58
Oktober October
2,98 9,25 1,00 6,58
November November
3,10 9,76 1,55 7,45
Desember December
1,48 9,97 1,61 7,72
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
412 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.10
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
3,07 0,22 -1,72 0,29
Februari February
3,07 0,26 -6,32 0,25
Maret March
3,34 0,38 -6,35 0,32
April April
3,53 0,45 -6,28 0,05
Mei May
4,56 0,56 -6,40 0,22
Juni June
4,96 0,84 -6,19 0,26
Juli July
5,33 1,04 -6,11 0,29
Agustus August
6,90 1,47 -6,13 0,88
September September
6,81 1,50 -3,51 2,29
Oktober October
7,30 7,23 -5,70 2,48
November November
7,37 7,48 -5,67 2,80
Desember December
7,48 7,39 -5,74 2,49
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 413
Tabel 11.5.11
Laju Inflasi Tahun Kalender
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
-0,05 0,01 0,76 -0,05
Februari February
2,34 0,14 0,55 1,26
Maret March
2,24 0,16 1,70 1,92
April April
-0,38 0,33 1,71 1,41
Mei May
-0,26 0,88 3,66 1,62
Juni June
-0,27 1,04 5,00 1,80
Juli July
1,03 0,93 4,85 2,56
Agustus August
2,47 1,08 5,03 2,54
September September
5,09 1,43 5,61 2,71
Oktober October
5,45 2,17 5,58 2,58
November November
4,69 2,16 6,25 3,64
Desember December
3,56 3,12 6,08 4,11
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
414 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.11
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
-0,03 0,00 -1,45 -0,09
Februari February
0,35 0,00 -3,45 0,30
Maret March
0,36 0,48 -3,15 0,63
April April
1,26 0,53 -3,15 -0,01
Mei May
2,57 0,88 -3,14 0,63
Juni June
2,57 1,45 -3,02 0,99
Juli July
2,81 1,14 -3,02 1,30
Agustus August
3,45 1,67 -3,02 1,82
September September
3,78 1,67 -1,84 2,90
Oktober October
3,77 2,06 -1,62 3,21
November November
4,16 2,04 -1,62 3,22
Desember December
4,11 1,83 -1,62 3,11
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 415
Tabel 11.5.12
Laju Inflasi Tahun Kalender
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
0,58 0,61 1,25 0,89
Februari February
1,56 0,94 0,86 5,56
Maret March
-0,03 1,53 -0,14 6,17
April April
-1,04 1,99 3,29 3,70
Mei May
-1,33 2,36 5,98 3,63
Juni June
-0,96 2,41 6,10 4,20
Juli July
0,10 2,82 6,89 3,80
Agustus August
1,19 3,31 7,80 3,41
September September
3,71 3,81 8,63 4,94
Oktober October
4,93 4,04 7,64 5,16
November November
3,70 4,45 7,78 6,87
Desember December
1,98 4,88 8,46 7,01
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
416 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.12
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
0,38 0,36 -2,59 0,27
Februari February
0,88 0,79 -2,82 0,85
Maret March
2,38 1,40 -2,01 0,65
April April
2,67 1,64 -1,71 1,13
Mei May
3,01 2,61 -1,31 1,85
Juni June
2,99 2,47 -1,57 1,97
Juli July
4,63 2,46 -1,16 2,58
Agustus August
4,55 3,17 -0,21 3,30
September September
5,12 3,65 1,75 4,63
Oktober October
5,16 3,60 1,72 4,78
November November
4,86 3,60 1,54 4,69
Desember December
5,41 3,64 1,57 4,57
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 417
Tabel 11.5.13
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Banten (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Banten (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
15,74 13,26 10,78 5,37
Februari February
12,84 13,84 10,66 5,36
Maret March
11,13 14,87 9,13 6,05
April April
9,71 13,78 9,79 4,91
Mei May
7,01 10,77 8,92 4,86
Juni June
5,43 9,76 7,29 4,56
Juli July
3,75 9,79 6,68 4,65
Agustus August
2,45 9,80 5,69 5,23
September September
2,59 10,09 2,97 7,90
Oktober October
2,64 9,79 2,64 7,66
November November
4,34 8,63 2,94 7,94
Desember December
1,81 8,33 3,17 7,16
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
418 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.13
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
8,27 4,16 8,10 11,00
Februari February
8,22 4,14 4,03 9,73
Maret March
8,58 4,38 4,19 9,19
April April
8,55 4,40 4,50 8,79
Mei May
8,27 4,27 2,33 6,95
Juni June
7,63 4,12 -6,97 4,12
Juli July
8,18 3,60 -6,89 3,64
Agustus August
9,37 3,55 -6,82 3,21
September September
8,17 3,53 -4,58 3,12
Oktober October
7,97 7,52 -6,92 2,76
November November
7,44 6,53 -6,88 2,99
Desember December
6,76 6,13 -4,27 2,86
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 419
Tabel 11.5.14
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Tangerang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Tangerang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
16,24 12,85 9,54 3,88
Februari February
12,83 14,00 9,61 3,14
Maret March
11,57 15,58 7,84 4,41
April April
10,36 14,66 8,11 3,78
Mei May
7,30 12,61 6,39 3,81
Juni June
5,50 11,26 4,75 3,58
Juli July
3,41 11,41 4,61 3,97
Agustus August
1,73 11,43 3,40 4,80
September September
1,49 11,83 0,29 8,23
Oktober October
1,58 11,83 0,16 8,28
November November
4,06 10,50 1,23 8,42
Desember December
1,48 9,97 1,61 7,72
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
420 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.14
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
9,21 3,22 9,72 10,84
Februari February
9,08 3,26 4,58 9,36
Maret March
9,36 3,38 4,55 8,95
April April
9,17 3,46 4,37 8,55
Mei May
8,63 3,07 2,01 6,59
Juni June
7,83 2,98 -7,64 3,48
Juli July
8,20 3,18 -7,57 3,08
Agustus August
9,81 3,61 -7,64 2,54
September September
8,13 3,46 -5,17 2,29
Oktober October
8,60 9,03 -8,32 2,02
November November
8,32 7,67 -8,30 2,57
Desember December
7,48 7,39 -5,74 2,49
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 421
Tabel 11.5.15
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Cilegon (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
11,58 16,39 10,44 4,15
Februari February
12,13 15,40 9,69 4,40
Maret March
10,25 15,13 10,94 4,12
April April
6,69 14,04 10,84 2,64
Mei May
4,26 2,85 12,44 2,08
Juni June
3,24 2,95 12,54 3,07
Juli July
3,88 2,84 10,78 3,76
Agustus August
4,85 2,79 10,29 3,82
September September
7,23 3,14 10,62 4,54
Oktober October
6,20 3,22 9,94 3,24
November November
5,41 2,25 6,79 3,93
Desember December
3,56 3,12 6,08 4,11
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
422 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.15
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
1,49 1,12 8,19 10,33
Februari February
1,38 1,08 6,17 9,81
Maret March
1,13 1,55 6,77 9,61
April April
2,03 1,47 6,76 8,36
Mei May
3,34 1,82 4,89 5,28
Juni June
3,35 2,39 -5,55 3,48
Juli July
3,59 1,35 -5,43 3,31
Agustus August
4,20 1,89 -5,47 3,53
September September
4,53 1,89 -4,37 4,52
Oktober October
4,24 2,14 -4,42 4,07
November November
4,22 2,07 -4,60 3,05
Desember December
4,11 1,83 -1,62 3,11
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 423
Tabel 11.5.16
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Pengeluaran
di Kota Serang (2007=100), 2009
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Serang City (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
16,99 12,50 17,73 14,24
Februari February
13,52 11,53 17,22 17,91
Maret March
9,61 10,97 14,34 16,20
April April
9,13 9,00 17,75 12,78
Mei May
8,03 9,20 19,20 12,77
Juni June
7,06 8,76 15,97 10,81
Juli July
5,42 8,33 13,66 8,79
Agustus August
4,09 8,21 13,34 8,62
September September
4,35 7,87 10,20 9,17
Oktober October
5,06 5,66 9,13 8,40
November November
4,87 5,15 8,24 8,98
Desember December
1,98 4,88 8,46 7,01
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
424 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.16
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
9,74 11,95 -0,54 12,46
Februari February
10,16 11,53 -0,86 11,58
Maret March
11,50 12,21 -0,10 10,07
April April
11,39 11,96 3,02 10,47
Mei May
10,95 12,79 1,61 10,37
Juni June
10,53 11,56 -4,59 8,10
Juli July
12,29 7,71 -4,52 6,88
Agustus August
11,83 4,67 -3,48 6,41
September September
11,72 5,25 -1,45 6,16
Oktober October
8,09 4,84 -1,39 5,42
November November
5,85 4,77 -0,97 5,10
Desember December
5,41 3,64 1,57 4,57
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 425
Tabel 11.5.17
Laju Inflasi 66 Kota di Indonesia
(2007=100), 2005-2009
Inflation Rate at 66 Cities in Indonesia
(2007=100), 2005-2009
Table
Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banda Aceh 41,11 9,54 11,00 10,27 3,50
Lhoksemawe 17,57 11,47 4,18 13,78 3,96
Padang Sidempuan 18,47 10,02 5,87 12,34 1,87
Sibolga 22,39 5,03 7,13 12,36 1,59
Pematang Siantar 19,67 6,06 8,37 10,16 2,72
Medan 22,91 5,97 6,42 10,63 2,69
Padang 20,47 8,05 6,90 10,68 2,05
Pekanbaru 17,10 6,32 7,53 9,02 1,94
Dumai - - - 14,30 0,80
Jambi 16,50 10,66 7,42 11,57 2,49
Palembang 19,92 8,44 8,21 11,15 1,85
Bengkulu 25,22 6,52 5,00 13,44 2,88
Bandar Lampung 21,17 6,03 6,58 14,82 4,18
Pangkal Pinang 17,44 6,42 2,64 18,40 2,17
Batam 14,79 4,58 4,84 8,39 1,88
Tanjung Pinang - - - 11,90 1,43
Jakarta 16,06 6,03 6,04 11,11 2,34
Bogor - - - 14,20 2,16
Sukabumi - - - 11,39 3,49
Bandung 19,56 5,33 5,25 10,23 2,11
Cirebon 16,82 6,31 7,87 14,14 4,11
Bekasi - - - 10,10 1,93
Depok - - - 11,70 1,30
Tasikmalaya 20,83 8,44 7,72 12,07 4,17
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
426 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17
Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Purwokerto 14,54 8,45 6,15 12,06 2,83
Surakarta 13,88 6,18 3,28 6,96 2,63
Semarang 16,46 6,08 6,75 10,34 3,19
Tegal 18,39 7,73 8,89 8,52 5,83
Yogyakarta 14,98 10,40 7,99 9,88 2,93
Jember 16,86 6,84 7,25 10,63 3,66
Sumenep - - - 10,20 2,73
Kediri 16,84 7,77 6,85 9,52 3,60
Malang 15,74 5,92 5,93 10,49 3,39
Probolinggo - - - 10,89 3,55
Madiun - - - 13,27 3,40
Surabaya 14,12 6,71 6,27 8,73 3,39
Serang 16,11 7,67 6,31 13,91 4,57
Tangerang - - - 10,75 2,49
Cilegon - - - 12,96 3,11
Denpasar 11,31 4,30 5,91 9,25 4,37
Mataram 17,72 4,17 8,76 13,01 3,14
Bima - - - 14,36 4,09
Maumere - - - 16,17 5,22
Kupang 15,16 9,72 8,44 10,90 6,49
Pontianak 14,43 6,32 8,56 11,19 4,91
Singkawang - - - 12,66 1,15
Sampit 11,90 7,75 7,57 8,89 2,85
Palangka Raya 12,12 7,72 7,96 11,65 1,39
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 427
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.17
Kota / City 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banjarmasin 12,94 11,03 7,78 11,62 3,86
Balikpapan 17,28 5,52 7,27 11,30 3,60
Samarinda 16,64 6,50 9,18 12,69 4,06
Tarakan - - - 19,35 7,21
Manado 18,73 5,09 10,13 9,71 2,31
Palu 16,33 8,69 8,13 10,40 5,73
Wamanpone - - - 14,22 6,84
Makasar 15,20 7,21 5,71 11,79 3,24
Pare-pare - - - 13,34 1,40
Palopo - - - 13,58 4,18
Kendari 21,45 10,57 7,53 15,28 4,60
Gorontalo 18,56 7,54 7,02 9,20 4,35
Mamuju - - - 11,66 1,78
Ternate 16,67 4,80 10,43 11,25 3,88
Ambon 19,42 5,12 5,85 9,34 6,48
Manokwari - - - 20,51 7,52
Sorong - - - 19,56 2,61
Jayapura 14,15 9,52 10,35 12,55 1,92
Nasional 17,11 6,60 6,59 11,05 2,78
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
428 Banten in Figures 2010
Tabel 11.5.18
Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang
Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP)
Bulanan di Banten (2007=100), 2008-2009
Prices Received by Farmers Indices (It), Price Paid By
Farmers Indices (Ib), and Farmers’ Term of Trade (NTP)
by Month in Banten (2007=100), 2008-2009
Table
Bulan Month
2008 2009
I t I b NTP I t I b NTP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Januari January
106,15 104,35 101,73 115,95 120,60 96,14
Februari February
108,27 105,58 102,55 117,60 121,67 96,65
Maret March
101,99 107,11 95,22 117,22 121,19 96,72
April April
101,21 107,49 94,16 117,00 121,65 96,18
Mei May
104,18 108,48 96,04 117,93 121,75 96,86
Juni June
108,99 112,49 96,89 118,31 121,91 97,05
Juli July
112,00 114,37 97,93 120,11 122,24 98,26
Agustus August
111,99 115,67 96,82 120,31 122,45 98,25
September September
113,70 116,70 97,43 121,76 123,28 98,77
Oktober October
113,07 117,73 96,04 122,49 124,49 98,39
November November
114,06 118,55 96,21 123,63 123,54 100,07
Desember December
115,67 119,68 96,65 123,47 123,88 99,67
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 429
Tabel 11.5.19
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Banten
Menurut Subsektor (2007=100), 2009
Monthly Farmers’ Term of Trade (NTP) by Subsector
in Banten (2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Tanaman Pangan
Food Crop
Tanaman Holtikultura Holticulture
Tanaman Perkebunan
Rakyat Smallholders Estate Crops
Peternakan Animal
Husbandary
Perikanan Fishery
NTP Gabungan Composite
NTP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Januari January
91,87 98,34 108,08 106,20 93,94 96,14
Februari February
92,73 100,19 105,08 104,15 95,58 96,65
Maret March
91,37 99,89 112,99 104,66 98,27 96,72
April April
90,20 101,39 111,15 105,20 96,22 96,18
Mei May
91,57 101,36 109,72 105,02 97,39 96,86
Juni June
91,80 101,62 110,29 105,28 96,53 97,05
Juli July
93,21 103,70 108,46 106,04 97,66 98,26
Agustus August
92,33 105,86 105,39 107,05 99,51 98,25
September September
92,95 105,90 106,27 108,61 98,64 98,77
Oktober October
92,84 105,84 104,78 106,73 98,73 98,39
November November
95,68 105,36 105,27 108,82 98,71 100,07
Desember December
95,80 104,80 104,54 107,42 96,78 99,67
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
430 Banten in Figures 2010
Tabel 11.5.20
Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan
di Provinsi Banten (2007=100), 2009
Monthly Rural Rate Inflation Rate in Banten Province
(2007=100), 2009
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
1,16 0,08 1,75 1,37
Februari February
1,98 1,49 - 0,65 1,60
Maret March
- 1,29 0,52 - 3,14 1,31
April April
- 0,83 0,28 2,87 1,89
Mei May
- 0,24 0,58 0,93 - 0,16
Juni June
- 0,25 0,84 0,33 0,30
Juli July
- 0,09 0,00 0,83 0,40
Agustus August
- 0,08 0,52 0,40 0,05
September September
0,73 0,84 0,43 3,24
Oktober October
2,48 1,01 - 0,09 - 0,52
November November
- 2,55 - 0,29 0,83 0,69
Desember December
0,32 0,08 0,13 0,42
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 431
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.20
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
0,89 1,81 - 1,98 0,79
Februari February
0,50 0,00 - 0,84 1,22
Maret March
0,20 0,09 0,00 - 0,68
April April
1,08 0,27 0,02 0,21
Mei May
- 0,20 - 0,62 0,00 0,09
Juni June
0,12 0,19 - 1,05 0,09
Juli July
0,26 1,82 0,75 0,23
Agustus August
0,37 0,97 - 0,34 0,17
September September
- 0,07 0,77 0,00 0,87
Oktober October
0,19 - 0,56 0,00 1,22
November November
0,17 0,44 - 0,02 - 0,99
Desember December
0,43 0,12 - 0,01 0,23
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
432 Banten in Figures 2010
Tabel 11.5.21
Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan
di Provinsi Banten (2007=100), 2009
Rural Inflation Rate of Calendar Year
in Banten Province (2007=100)
Table
Bulan Month
Bahan Makanan Food
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
Perumahan/Air/ Listrik/Gas dan
Bahan Bakar Housing/Water/ Electricity/Gas
and Fuel
Sandang Clothing
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari January
1,16 0,08 1,75 1,37
Februari February
3,14 1,57 1,1 2,97
Maret March
1,85 2,09 -2,04 4,28
April April
1,02 2,37 0,83 6,17
Mei May
0,78 2,95 1,76 6,01
Juni June
0,53 3,79 2,09 6,31
Juli July
0,44 3,79 2,92 6,71
Agustus August
0,36 4,31 3,32 6,76
September September
1,09 5,15 3,75 10
Oktober October
3,57 6,16 3,66 9,48
November November
1,02 5,87 4,49 10,17
Desember December
1,34 5,95 4,62 10,59
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 433
Lanjutan Tabel / Continued Table 11.5.21
Bulan Month
Kesehatan Health
Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga Education,
Recreation and Sport
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and
Communication
Umum General
(1) (6) (7) (8) (9)
Januari January
0,89 1,81 -1,98 0,79
Februari February
1,39 1,81 -2,82 2,01
Maret March
1,59 1,9 -2,82 1,33
April April
2,67 2,17 -2,8 1,54
Mei May
2,47 1,55 -2,8 1,63
Juni June
2,59 1,74 -3,85 1,72
Juli July
2,85 3,56 -3,1 1,95
Agustus August
3,22 4,53 -3,44 2,12
September September
3,15 5,3 -3,44 2,99
Oktober October
3,34 4,74 -3,44 4,21
November November
3,51 5,18 -3,46 3,22
Desember December
3,94 5,3 -3,47 3,45
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
434 Banten in Figures 2010
Tabel 11.5.22
Perkembangan Harga Gabah
Menurut Bulan di Banten (rupiah/kg), 2009
Trend of Unhusked Rice Prices by Month
in Banten (rupiahs/kg), 2009
Table
Bulan Month
Gabah di Tingkat Petani Unhusked Rice in Farmer
Gabah di Penggilingan Unhusked Rice in Mill
2008 2009 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 2 664 2 450 2 673 2 510
Februari / February 2 566 2 181 2 622 2 317
Maret / March 1 867 2 166 1 841 2 229
April / April 1 919 2 400 1 936 2 449
Mei / May 2 325 2 543 2 386 2 599
Juni / June 2 486 2 392 2 535 2 449
Juli / July 2 410 2 385 2 465 2 442
Agustus / August 2 411 2 348 2 500 2 414
September / September 2 333 2 421 2 473 2 481
Oktober / October 2 422 2 674 2 493 2 606
November / November 2 580 2 736 2 667 2 803
Desember / December 2 512 2 714 2 606 2 789
Rata–rata / Average 2 375 2 434 2 433 2 474
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : Harga yang dimaksud adalah rata-rata harga gabah di tingkat petani untuk kualitas IR 64
The prices is average of unhusked rice price at the farmer with IR 64 quality
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 435
11.6. KOPERASI
COOPERATIVE
Tabel 11.6.1
Kinerja Koperasi di Provinsi Banten
Menurut Indikator Produksi, 2008-2009
Performance of Cooperatives in Banten Province
by Indicator of Production, 2008-2009
Table
Indikator Indicator
Satuan Unit
2008 2009
(1) (2) (3) (4)
Koperasi / Cooperative
Aktif / Active Unit 3 459 4 085
Non Aktif / Non Active Unit 2 113 1 892
Anggota / Member Orang / Person 926 059 945 145
Modal Sendiri / Capital Owned Rupiah / Rupiahs 248 281 650 351 802 569
Modal Luar / Capital Aid Rupiah / Rupiahs 468 806 993 717 250 399
Jumlah Asset / Asset Rupiah / Rupiahs 805 580 741 1 195 638 489
Volume Usaha / Omzet Rupiah / Rupiahs 1 205 143 222 1 126 157 702
Jumlah SHU / Capital Gain Rupiah / Rupiahs 88 492 098 126 585 521
Jumlah Manajer / Total Manager Orang / Person 728 774
Jumlah Karyawan / Total Employee Orang / Person 5 631 5 711
Sumber / Source : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten
Office of Cooperative and Small-scall Entrepreneurship – Banten Province Government
FINANCE AND PRICES CHAPTER XI
436 Banten in Figures 2010
Tabel 11.6.2
Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha
dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009
Number of Trade Business Permits Issued
by Scale of Establishment and Regency/Municipality
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Perusahaan Besar Large Scale
Establishment
Perusahaan Menengah Medium Scale Establishment
`Perusahaan Kecil Small Scale
Establishment
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 47 79 619
2. Lebak 54 77 526
3. Tangerang 1) 297 714 1 581
4. Serang 46 79 516
Kota / Municipality
5. Tangerang 177 371 1 144
6. Cilegon 13 40 188
7. Serang 58 120 672
8. Tangerang Selatan ... ... ...
Provinsi Banten 692 1 480 5 246
Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten
Office of Industry and Trade Service – Banten Province Government
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
BAB XI KEUANGAN DAN HARGA-HARGA
Banten dalam Angka 2010 437
Tabel 11.6.3
Rekapitulasi Laporan Penerbitan
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Province Banten,
2009
Report Recapitulation Of Issuance of Permits Companies
in Banten Province, 2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
Bentuk Usaha Type of Establishment Jumlah
Total
PT KOP CV FA PO BLP
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 20 10 30 - 164 - 224
2. Lebak 17 10 75 - 238 1 341
3. Tangerang 1) 1 457 31 776 2 529 4 2 799
4. Serang 95 40 188 - 191 3 517
Kota / Municipality
5. Tangerang 756 30 602 - 601 2 1 991
6. Cilegon 62 13 135 - 61 - 271
7. Serang 149 34 478 - 222 33 916
8. Tangerang Selatan ... ... ... ... ... ... ...
Provinsi Banten 2 556 168 2 284 2 2 006 43 7 059
Sumber / Source : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten
Office of Industry and Trade Service of Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
12
PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Expenditure and Consumption
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 441
Penjelasan Teknis
1. Data pengeluaran dan konsumsi
penduduk menurut kelompok
barang diperoleh dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) Panel
BPS pada Maret 2009 yang
berbasiskan rumahtangga.
2. Pengeluaran / konsumsi rumah-
tangga yang dicakup dalam
Susenas Panel - Maret 2009,
dibedakan atas konsumsi makanan
dan bukan makanan tanpa memper-
hatikan asal barang baik itu berasal
dari pembelian, produksi sendiri
maupun pemberian. Sedangkan
pengeluaran rumahtangga terbatas
pada pengeluaran untuk kebutuhan
rumahtangga saja, tidak termasuk
pengeluaran untuk keperluan usaha
atau yang diberikan kepada pihak
lain.
3. Pengeluaran / konsumsi makanan
dirinci menjadi 215 komoditi,
masing-masing dikumpulkan data
kuantitas dan nilainya.
4. Untuk konsumsi bukan makanan
pada umumnya yang dikumpulkan
hanya data nilainya, kecuali untuk
beberapa jenis pengeluaran tertentu,
seperti penggunaan listrik, air, gas,
dan bahan bakar minyak (BBM)
yang juga dikumpulkan kuantitas-
nya.
Technical Notes
1. Data on consumer expenditure
and consumption by commodity
group of expenditure are obtained
from the National Socio-Economic
Survey (Susenas) Panel March
2009 based on household.
2. The data of consumption/
expenditure collected in Susenas
Panel are divided into two groups,
namely food and non-food
consumption regardless of origin
whether it comes from purchases,
own production or delivery.
Meanwhile, household spending is
limited to expenditures for house-
hold needs only, not including
expenses for business purposes or
given to other parties.
3. Consumption/expenditure on food
covers 215 commodities, both
quantity data and values are
collected.
4. For consumption of nonfood, the
data collected in general are only
their values, except for certain
types of expenditure, such as
electricity, water, gas, fuel, which
are also collected for their
quantity data.
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
442 Banten in Figures 2010
5. Pengeluaran untuk konsumsi
makanan dihitung selama seminggu
terakhir, sedangkan konsumsi
bukan makananan sebulan dan
setahun terakhir. Baik pengeluaran
untuk konsumsi makanan maupun
bukan makanan (pengeluaran
setahun) selanjutnya dikonversikan
ke dalam penge luaran rata-rata
sebulan. Angka-angka konsumsi/
pengeluaran per kapita diperoleh
dari hasil bagi konsumsi seluruh
rumahtangga (baik mengkonsumsi
makanan maupun tidak) terhadap
jumlah penduduk.
5. Expenditures for food consump-
tion is calculated during last
week, while non-food consump-
tion is calculated for last month
and last year. Both the
expenditure for food and non food
consumption (spending a year)
and then translated into an
average monthly expenditure. The
figures of expenditure per capita
consumption is obtained from the
results for all households
(whether or not to consume
foods) to total population.
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 443
12.1. Pengeluaran Peduduk
Data pengeluaran (dalam rupiah)
yang dibedakan menurut kelompok
makanan dan bukan makanan dapat
digunakan untuk melihat pola
pengeluaran penduduk. Disamping itu,
sebagai proxy data pendapatan, data
tersebut juga dapat digunakan
untuk mengukur adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil Susenas Panel
2009, rata-rata pengeluaran per kapita
sebulan penduduk Banten sebesar
518.971 rupiah, meningkat sebesar
14,20 persen bila dibandingkan dengan
tahun 2008 yang hanya sebesar
454.454 rupiah. Berarti, pendapatan
dan daya beli masyarakat secara rata-
rata diperkirakan meningkat sebesar
11,34 persen karena laju inflasi pada
tahun 2009 hanya sebesar 2,86 persen.
Bila diperhatikan menurut
komposisi pengeluarannya, ternyata
peningkatan tersebut lebih banyak
digunakan untuk keperluan konsumsi
makanan daripada konsumsi bukan
makanan. Tercatat, rata-rata penge-
luaran per kapita sebulan untuk
keperluan konsumsi makanan mening-
kat sebesar 14,71 persen, sedangkan
untuk konsumsi bukan makanan justru
hanya meningkat sebesar 13,44 persen.
Meskipun demikian, hal tersebut tidak
bertentangan dengan Hukum Engel,
karena dasar hukum tersebut adalah
tidak adanya perubahan selera.
12.1. Population Expenditure
Expenditure data (in rupiah) is
divided into food expenditure and non
food expenditure that can be used to
view pattern of consumer expenditure.
In addition, as a proxy for income
data, it also can be used to measure
welfare increasing.
Based on the results of Panel of
National Economic Social Survey
2009, monthly expenditure of Banten
population reached an average per
capita of 518,971 rupiah, 14.20
percent of an increase compared to
2008 which is only amounted to 454
454 dollars. It means, community
income and purchasing power
predicted an increase of 11.34 percent
on average because the rate of
inflation in 2009 only amounted to
2.86 percent.
When considered according to
composition of expenditure, it is more
often used for non food consumption
purposes rather than food
consumption. Noted, the average per
capita monthly expenditure for food
consumption increased by 14.71
percent, while for non-food consump-
tion only increased by 13.44 percent.
Nevertheless, it is not prohibited by
Engel Law, because the basic law is
no changes in tastes.
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
444 Banten in Figures 2010
Padahal, lebih besarnya peningkatan
pengeluaran untuk konsumsi makanan
sepertinya selain lebih disebabkan oleh
adanya perubahan selera juga karena
tingginya inflasi pada tahun 2009
untuk kelompak bahan makanan dan
kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau yang masing-
masing mencapai 1,81 persen dan 8,33
persen. Komposisi pengeluan per
kapita sendiri pada tahun 2009 ini
untuk keperluan konsumsi makanan
dan konsumsi bukan makanan
masing-masing sebesar 47,15 persen
dan 52,85 persen.
12.2. Konsumsi Kalori
dan Protein Makanan
Hasil Susenas Panel 2009 menun-
jukkan bahwa rata-rata konsumsi
kalori dan protein per kapita sehari
penduduk Banten pada tahun 2009
adalah 1.979,58 kkal dan 57,31 gram.
Bila dibandingkan dengan angka
kecukupan kalori dan protein
penduduk Indonesia per kapita per hari
berdasarkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VIII yaitu 2.000 kkal
dan 52 gram protein, maka rata-rata
konsumsi kalori penduduk Banten
pada tahun 2009 masih dibawah
standarnya. Sebaliknya, rata-rata
konsumsi protein penduduk Banten
pada tahun 2009 sudah lebih dari
standarnya.
In fact, a greater increase in
expenditures for food consumption is
not only more caused by changes in
taste but also because of high inflation
in 2009 for group of foodstuffs and
food, beverages, cigarettes and
tobacco, each of which reached 1.81
per cent and 8, 33 percent.
Composition of expenditure per capita
in 2009 is for purposes of food
consumption and non food
consumption respectively 47.15
percent and 52.85 percent.
12.2. Consumption of Calorie
and Protein
National Economic Social Survey
Panel in 2009 showed that average
consumption of calories and protein
per capita per day of Banten
population were 1,979.58 kcal and
57.31 grams. Compared to number of
calories and protein adequacy of
Indonesian population per capita per
day based on the National Food and
Nutrition Widyakarya VIII were 2,000
kcal and 52 grams of protein, the
average calorie consumption of
Banten population in 2009 is still
below standard. In contrast, the
average consumption of protein of
Banten population in 2009 exceeded
the standard.
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 445
12.3. Ketersediaan Pangan
Salah satu tugas Pemerintah via
Bulog adalah menyediakan stok
pangan, terutama stok beras yang
cukup untuk kebutuhan masyarakat,
khususnya untuk stabilisasi harga dan
kebutuhan yang mendesak, misalnya
bencana alam. Stok beras di Bulog Sub
Divre Banten yang tersebar di
Kabupaten Serang, Lebak, dan Kota
Tangerang, setiap bulannya pada tahun
2009 rata-rata mencapai 33,60 ribu ton
yang cukup konsumsi setiap penduduk
Banten selama 11 hari. Stok beras
di Banten sendiri pada akhir tahun
2009 mencapai 18,84 ribu ton, lebih
rendah bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang mencapai
28,88 ribu ton.
12.3. Food Availability
One of Government tasks through
the Agency and logistics business is to
provide stock of food, especially
sufficient rice stocks for resident
needs, especially for the price
stabilization and urgent needs, such as
natural disasters. Rice stocks at Bulog
Sub Divre of Banten spread in Serang
Regency, Lebak Regency, and
Tangerang City reached an average of
33.60 thousand tons monthly in 2009
is sufficient for 11 days consumed by
every resident of Banten. Banten rice
stocks at the end of 2009 reached
18.84 thousand tons, lower than the
previous year which reached 28.88
thousand tons
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
446 Banten in Figures 2010
Grafik 12.1
Figure
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2008-2009
Monthly Average per Capita Expenditure
in Banten Province (rupiahs), 2008-2009
559 218
295 985
454 454
518 971
339 434
637 661
0
100 000
200 000
300 000
400 000
500 000
600 000
700 000
Kota Desa Kota + Desa
2008
2009
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 12.2
Figure
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari
di Provinsi Banten (kkal), 2008-2009
Daily Average per Capita Calory Consumption
in Banten Province (kkal), 2008-2009
1 990
2 155
2 056
1 949
2 026
1 980
1 800
1 850
1 900
1 950
2 000
2 050
2 100
2 150
2 200
Kota Desa Kota + Desa
2008
2009
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 447
Grafik 12.3
Figure
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari
di Provinsi Banten (gram), 2008-2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion
in Banten Province (gram), 2008-2009
60,32
59,660,02
58,8
55,07
57,31
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Kota Desa Kota + Desa
2008
2009
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 12.4
Figure
Perkembangan Persediaan Beras di Dolog Banten (kg), 2009
Trend of Rice Stock in Dolog Banten (kg), 2009
0
5 000 000
10 000 000
15 000 000
20 000 000
25 000 000
30 000 000
35 000 000
40 000 000
45 000 000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Sumber / Source : Bulog Subdivre Banten
Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency in Banten Province
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
448 Banten in Figures 2010
12.1 PENGELUARAN PENDUDUK
POPULATION EXPENDITURE
Tabel 12.1.1
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
di Daerah Perkotaan Menurut Kelompok Barang
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average Monthly per Capita Expenditure
in Urban Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Kurang dari 100.000
100.000 - 149.000
150.000 - 199.999
200.000 - 299.999
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi-padian / Cereals - 34 569 33 586 30 861
Umbi-umbian / Tubers - 278 545 954
Ikan / Fish - 5 343 8 099 10 740
Daging / Meat - 1 527 2 038 4 609
Telur dan susu / Eggs & milk - 3 984 3 463 7 435
Sayur-sayuran / Vegetables - 8 256 7 835 11 001
Kacang-kacangan / Legumes - 3 193 6 737 6 497
Buah-buahan / Fruits - 1 179 1 666 3 337
Minyak dan lemak / Oil & fats - 3 298 4 864 6 425
Bahan minuman / Beverages stuffs - 3 055 4 951 5 025
Bumbu-bumbuan / Spices - 2 095 2 716 3 356
Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 000 2 735 4 551
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
- 9 718 19 199 43 483
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel - 12 147 11 772 20 960
Jumlah makanan / Total of food 89 642 110 206 159 234
- Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
- 24 585 33 537 47 139
Aneka barang & jasa / Goods & services - 12 208 22 089 32 135
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear - 6 554 7 131 9 503
Barang tahan lama / Durable goods - 527 1 152 3 329
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances - 138 517 1 082
Keperluan pesta / Parties - 27 530 1 133
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 44 039 64 956 94 321
Jumlah / Total - 133 681 175 162 253 555
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 449
Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.1
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Rata-rata per kapita Per capita average
300.000 - 499.999
500.000 - 749.999
750.000 - 999.999
1.000.000 dan lebih
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Padi-padian / Cereals 30 042 29 073 30 106 29 908 30 057
Umbi-umbian / Tubers 1 478 2 092 2 389 2 308 1 723
Ikan / Fish 15 220 20 076 26 204 29 627 18 547
Daging / Meat 7 716 14 286 23 391 34 481 13 833
Telur dan susu / Eggs & milk 17 727 27 814 31 076 40 077 22 609
Sayur-sayuran / Vegetables 15 165 16 994 19 374 20 185 15 861
Kacang-kacangan / Legumes 7 974 7 419 9 467 8 806 7 837
Buah-buahan / Fruits 7 444 12 844 18 514 26 158 11 606
Minyak dan lemak / Oil & fats 8 296 8 308 10 394 11 511 8 541
Bahan minuman / Beverages stuffs 7 187 8 846 10 751 11 118 8 097
Bumbu-bumbuan / Spices 4 723 4 740 6 168 7 174 4 934
Konsumsi lainnya / Misc. food item 7 498 8 816 11 906 10 354 8 055
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
73 911 101 759 139 909 201 028 98 033
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 25 226 31 702 33 222 32 156 27 421
Jumlah makanan / Total of food 229 607 294 769 372 871 464 891 277 154
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
81 051 132 685 196 313 366 557 136 965
Aneka barang & jasa / Goods & services 62 173 118 292 171 730 509 019 140 890
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 12 047 19 224 24 190 46 046 19 024
Barang tahan lama / Durable goods 12 177 33 004 63 132 180 735 43 269
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 3 196 7 665 14 715 60 316 12 670
Keperluan pesta / Parties 2 026 5 542 4 308 37 716 7 689
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 172 670 316 412 474 388 1 200 389 360 507
Jumlah / Total 402 277 611 181 847 259 1 665 280 637 661
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
450 Banten in Figures 2010
Tabel 12.1.2
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
di Daerah Perdesaan Menurut Kelompok Barang
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average monthly per Capita Expenditure
in Rural Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Kurang dari 100.000
100.000 - 149.000
150.000 - 199.999
200.000 - 299.999
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi-padian / Cereals 46 512 37 716 40 479 45 023
Umbi-umbian / Tubers 1 108 824 897 1 090
Ikan / Fish 2 216 6 676 8 277 14 147
Daging / Meat - 210 1 942 2 586
Telur dan susu / Eggs & milk - 1 551 3 756 5 706
Sayur-sayuran / Vegetables 2 767 6 287 10 232 12 777
Kacang-kacangan / Legumes 1 659 2 856 3 945 5 860
Buah-buahan / Fruits - 1 279 2 760 3 668
Minyak dan lemak / Oil & fats 1 108 2 937 4 817 6 536
Bahan minuman / Beverages stuffs 2 712 4 528 5 801 7 578
Bumbu-bumbuan / Spices 661 1 890 2 567 3 549
Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 746 2 811 3 928
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
2 767 8 931 17 085 29 296
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 10 800 13 797 18 264 28 126
Jumlah makanan / Total of food 72 310 91 228 123 633 169 870
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
14 329 19 568 27 578 40 769
Aneka barang & jasa / Goods & services 7 505 12 730 17 492 24 828
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 4 038 5 345 6 755 8 935
Barang tahan lama / Durable goods - 357 1 616 3 158
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 21 150 388 584
Keperluan pesta / Parties - 241 690 1 036
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 25 893 38 391 54 519 79 310
Jumlah / Total 98 203 129 619 178 152 249 180
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 451
Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.2
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Rata-rata per kapita Per capita average
300.000 - 499.999
500.000 - 749.999
750.000 - 999.999
1.000.000 dan lebih
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Padi-padian / Cereals 42 369 38 829 34 251 32 320 42 300
Umbi-umbian / Tubers 1 469 1 120 1 529 1 653 1 197
Ikan / Fish 17 875 20 876 25 977 18 497 15 140
Daging / Meat 5 828 13 181 16 736 6 414 4 679
Telur dan susu / Eggs & milk 10 322 20 096 25 296 31 061 8 819
Sayur-sayuran / Vegetables 14 762 17 145 21 151 14 644 13 326
Kacang-kacangan / Legumes 7 630 8 140 9 241 7 040 6 332
Buah-buahan / Fruits 5 796 9 865 10 958 23 286 5 157
Minyak dan lemak / Oil & fats 7 584 9 867 10 735 8 692 6 884
Bahan minuman / Beverages stuffs 8 364 9 221 10 433 10 569 7 707
Bumbu-bumbuan / Spices 4 270 5 590 6 493 5 697 3 846
Konsumsi lainnya / Misc. food item 5 968 8 631 12 529 9 413 4 997
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
51 476 89 913 127 844 174 617 43 629
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 37 364 46 321 35 638 66 016 31 698
Jumlah makanan / Total of food 221 077 298 795 348 811 409 919 195 711
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
67 248 107 915 160 974 201 693 57 544
Aneka barang & jasa / Goods & services 53 308 88 109 131 508 278 846 44 602
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 14 045 19 034 23 556 33 473 11 740
Barang tahan lama / Durable goods 11 106 64 393 151 896 508 244 22 404
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 1 959 4 766 10 050 18 684 1 836
Keperluan pesta / Parties 5 297 6 807 20 557 133 762 5 597
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 152 963 291 024 498 541 1 174 702 143 723
Jumlah / Total 374 040 589 819 847 352 1 584 621 339 434
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
452 Banten in Figures 2010
Tabel 12.1.3
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut
Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran
per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2009
Average monthly per Capita Expenditure
in Urban and Rural Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Kurang dari 100.000
100.000 - 149.000
150.000 - 199.999
200.000 - 299.999
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi-padian / Cereals 46 512 37 282 38 146 40 281
Umbi-umbian / Tubers 1 108 748 778 1 044
Ikan / Fish 2 216 6 492 8 217 13 006
Daging / Meat - 391 1 975 3 263
Telur dan susu / Eggs & milk - 1 886 3 657 6 285
Sayur-sayuran / Vegetables 2 767 6 558 9 421 12 182
Kacang-kacangan / Legumes 1 659 2 903 4 890 6 073
Buah-buahan / Fruits - 1 265 2 390 3 557
Minyak dan lemak / Oil & fats 1 108 2 987 4 833 6 498
Bahan minuman / Beverages stuffs 2 712 4 325 5 514 6 723
Bumbu-bumbuan / Spices 661 1 918 2 617 3 484
Konsumsi lainnya / Misc. food item - 1 643 2 785 4 137
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
2 767 9 039 17 800 34 047
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 10 800 13 569 16 067 25 726
Jumlah makanan / Total of food 72 310 91 006 119 090 166 306
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
14 329 20 259 29 594 42 902
Aneka barang & jasa / Goods & services 7 505 12 658 19 047 27 275
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 4 038 5 511 6 883 9 125
Barang tahan lama / Durable goods - 381 1 459 3 215
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 21 148 432 750
Keperluan pesta / Parties - 212 636 1 069
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 25 893 39 169 58 051 84 336
Jumlah / Total 98 203 130 175 177 141 250 642
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 453
Lanjutan Tabel / Continued Table 12.1.3
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Rata-rata per kapita Per capita average
300.000 - 499.999
500.000 - 749.999
750.000 - 999.999
1.000.000 dan lebih
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Padi-padian / Cereals 34 774 30 980 30 457 30 110 34 930
Umbi-umbian / Tubers 1 475 1 902 2 316 2 253 1 514
Ikan / Fish 16 239 20 232 26 185 28 693 17 191
Daging / Meat 6 992 14 070 22 827 32 126 10 190
Telur dan susu / Eggs & milk 14 885 26 305 30 587 39 320 17 121
Sayur-sayuran / Vegetables 15 010 17 023 19 524 19 720 14 852
Kacang-kacangan / Legumes 7 842 7 560 9 448 8 658 7 238
Buah-buahan / Fruits 6 811 12 262 17 874 25 917 9 039
Minyak dan lemak / Oil & fats 8 023 8 613 10 423 11 274 7 882
Bahan minuman / Beverages stuffs 7 639 8 919 10 724 11 072 7 942
Bumbu-bumbuan / Spices 4 549 4 906 6 195 7 050 4 501
Konsumsi lainnya / Misc. food item 6 911 8 780 11 959 10 275 6 838
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
65 299 99 444 138 888 198 812 76 381
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 29 885 34 559 33 427 34 998 29 123
Jumlah makanan / Total of food 226 334 295 555 370 834 460 278 244 742
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
75 753 127 844 193 322 352 720 105 356
Aneka barang & jasa / Goods & services 58 770 112 393 168 327 489 701 102 568
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 12 814 19 187 24 136 44 991 16 125
Barang tahan lama / Durable goods 11 766 39 138 70 644 208 223 34 965
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 2 721 7 099 14 320 56 822 8 358
Keperluan pesta / Parties 3 282 5 789 5 683 45 777 6 857
Jumlah bukan makanan / Total of non-food 165 106 311 450 476 432 1 198 234 274 229
Jumlah / Total 391 440 607 005 847 266 1 658 512 518 971
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
454 Banten in Figures 2010
Tabel 12.1.4
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut
Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009
Average monthly per Capita Expenditure
by Commodity Group in Banten Province
(rupiahs), 2008 and 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
2008 2009
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian / Cereals 29.686 45.100 35.821 30.057 42.300 34.930
Umbi-umbian / Tubers 1.667 1.543 1.618 1.723 1.197 1.514
Ikan / Fish 15.670 13.282 14.720 18.547 15.140 17.191
Daging / Meat 10 879 4 829 8 471 13 833 4 679 10 190
Telur dan susu / Eggs & milk 20 155 6 984 14 913 22 609 8 819 17 121
Sayur-sayuran / Vegetables 15 606 13 180 14 641 15 861 13 326 14 852
Kacang-kacangan / Legumes 6 839 5 782 6 418 7 837 6 332 7 238
Buah-buahan / Fruits 11 709 8 015 10 239 11 606 5 157 9 039
Minyak dan lemak / Oil & fats 8 781 8 450 8 649 8 541 6 884 7 882
Bahan minuman / Beverages stuffs 7 222 7 741 7 429 8 097 7 707 7 942
Bumbu-bumbuan / Spices 4 772 4 294 4 582 4 934 3 846 4 501
Konsumsi lainnya / Misc. food item 7 372 4 578 6 260 8 055 4 997 6 838
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
71 293 33 978 56 442 98 033 43 629 76 381
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 23 151 23 164 23 156 27 421 31 698 29 123
Jumlah makanan Total of food
234 802 180 920 213 359 277 154 195 711 244 742
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
131 683 49 999 99 173 136 965 57 544 105 356
Aneka barang & jasa / Goods & services 124 736 36 500 89 619 140 890 44 602 102 568
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 16 324 11 452 14 385 19 024 11 740 16 125
Barang tahan lama / Durable goods 33 955 12 533 25 429 43 269 22 404 34 965
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 10 991 1 550 7 233 12 670 1 836 8 358
Keperluan pesta / Parties 6 727 3 031 5 256 7 689 5 597 6 857
Jumlah bukan makanan Total of non-food
324 416 115 065 241 095 360 507 143 723 274 229
Jumlah / Total 559 218 295 985 454 454 637 661 339 434 518 971
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and
2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 455
Tabel 12.1.5
Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan
Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2008 dan 2009
Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure
by Commodity Group in Banten Province
(rupiahs), 2008 and 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
2008 2009
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian / Cereals 5,31 15,24 7,88 4,71 12,46 6,73
Umbi-umbian / Tubers 0,30 0,52 0,36 0,27 0,35 0,29
Ikan / Fish 2,80 4,49 3,24 2,91 4,46 3,31
Daging / Meat 1,95 1,63 1,86 2,17 1,38 1,96
Telur dan susu / Eggs & milk 3,60 2,36 3,28 3,55 2,60 3,30
Sayur-sayuran / Vegetables 2,79 4,45 3,22 2,49 3,93 2,86
Kacang-kacangan / Legumes 1,22 1,95 1,41 1,23 1,87 1,39
Buah-buahan / Fruits 2,09 2,71 2,25 1,82 1,52 1,74
Minyak dan lemak / Oil & fats 1,57 2,85 1,90 1,34 2,03 1,52
Bahan minuman / Beverages stuffs 1,29 2,62 1,63 1,27 2,27 1,53
Bumbu-bumbuan / Spices 0,85 1,45 1,01 0,77 1,13 0,87
Konsumsi lainnya / Misc. food item 1,32 1,55 1,38 1,26 1,47 1,32
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
12,75 11,48 12,42 15,37 12,85 14,72
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 4,14 7,83 5,10 4,30 9,34 5,61
Jumlah makanan Total of food
41,98 61,13 46,94 43,46 57,66 47,15
Perumahan dan fasilitas perumahan Housing & household facility
23,55 16,89 21,82 21,48 16,95 20,30
Aneka barang & jasa / Goods & services 22,31 12,33 19,72 22,09 13,14 19,77
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear 2,92 3,87 3,17 2,98 3,46 3,11
Barang tahan lama / Durable goods 6,07 4,24 5,60 6,79 6,60 6,74
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances 1,97 0,52 1,59 1,99 0,54 1,61
Keperluan pesta / Parties 1,20 1,02 1,16 1,21 1,65 1,32
Jumlah bukan makanan Total of non-food
58,02 38,87 53,06 56,54 42,34 52,85
Jumlah / Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and
2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
456 Banten in Figures 2010
12.2 KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN
CALORY AND PROTEIN CONSUMPTION
Tabel 12.2.1
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal)
Menurut Kelompok Makanan dan Golongan
Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009
Daily Average per Capita Calory Consumtion
by Commodity Group and Monthly per Capita
Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Kurang dari 100.000
100.000 - 149.000
150.000 - 199.999
200.000 - 299.999
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi-padian / Cereals 1 241,83 1 061,76 1 055,24 1 106,78
Umbi-umbian / Tubers 53,43 28,23 25,09 29,11
Ikan / Fish 12,53 27,73 29,94 40,25
Daging / Meat 0,00 2,05 9,48 15,35
Telur dan susu / Eggs & milk 0,00 5,71 16,72 27,34
Sayur-sayuran / Vegetables 11,61 25,34 30,90 32,53
Kacang-kacangan / Legumes 11,67 23,70 46,35 53,05
Buah-buahan / Fruits 0,00 26,36 29,47 25,94
Minyak dan lemak / Oil & fats 35,51 85,60 145,28 177,63
Bahan minuman / Beverages stuffs 21,14 44,09 55,99 68,35
Bumbu-bumbuan / Spices 9,62 12,73 12,14 14,32
Konsumsi lainnya / Misc. food item 0,00 17,56 29,59 45,53
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
23,32 80,69 153,63 253,78
Jumlah / Total 1 420,66 1 441,55 1 639,82 1 889,96
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 457
Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.1
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Rata-rata per kapita Per capita average
300.000 - 499.999
500.000 - 749.999
750.000 - 999.999
1.000.000 dan lebih
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Padi-padian / Cereals 945,57 793,84 758,34 708,55 931,55
Umbi-umbian / Tubers 24,40 23,81 24,10 18,18 24,96
Ikan / Fish 41,41 44,94 52,59 50,99 42,23
Daging / Meat 38,11 72,64 108,65 127,67 48,96
Telur dan susu / Eggs & milk 59,64 99,75 102,24 134,25 64,76
Sayur-sayuran / Vegetables 33,13 33,23 38,86 34,63 33,16
Kacang-kacangan / Legumes 66,26 61,63 82,35 74,00 61,70
Buah-buahan / Fruits 28,42 38,86 51,99 67,62 34,78
Minyak dan lemak / Oil & fats 213,56 242,58 271,72 271,46 211,74
Bahan minuman / Beverages stuffs 78,36 88,02 105,34 101,48 79,27
Bumbu-bumbuan / Spices 16,42 17,70 20,03 19,63 16,31
Konsumsi lainnya / Misc. food item 77,63 97,06 127,07 106,94 74,95
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
347,55 438,38 516,85 588,00 355,21
Jumlah / Total 1 970,46 2 052,44 2 260,13 2 303,40 1 979,58
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
458 Banten in Figures 2010
Tabel 12.2.2
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita (kkal) Sehari
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten,
2008 dan 2009
Daliy Average per Capita Calory Consumtion (kkal)
by Commodity Group in Banten Province,
2008 and 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
2008 2009
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian / Cereals 798,56 1 163,76 943,91 806,15 1 121,24 931,55
Umbi-umbian / Tubers 27,06 47,00 35,00 20,25 32,07 24,96
Ikan / Fish 42,33 55,12 47,42 40,93 44,20 42,23
Daging / Meat 68,31 29,26 52,77 66,11 23,01 48,96
Telur dan susu / Eggs & milk 89,21 34,14 67,29 85,16 33,90 64,76
Sayur-sayuran / Vegetables 37,47 49,53 42,27 30,63 37,00 33,16
Kacang-kacangan / Legumes 70,17 58,67 65,59 66,37 54,64 61,70
Buah-buahan / Fruits 44,02 45,36 44,55 34,00 35,95 34,78
Minyak dan lemak / Oil & fats 227,45 216,40 223,05 223,64 193,75 211,74
Bahan minuman / Beverages stuffs 86,43 94,25 89,54 81,33 76,15 79,27
Bumbu-bumbuan / Spices 18,16 26,02 21,29 15,92 16,91 16,31
Konsumsi lainnya / Misc. food item 103,16 62,87 87,12 91,38 50,09 74,95
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
377,85 272,21 335,81 386,90 307,27 355,21
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah / Total 1 990,18 2 154,59 2 055,61 1 948,77 2 026,18 1 979,58
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and
2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 459
Tabel 12.2.3
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)
Menurut Kelompok Makanan dan Golongan
Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah), 2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram)
by Commodity Group and Monthly per Capita
Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Kurang dari 100.000
100.000 - 149.000
150.000 - 199.999
200.000 - 299.999
(1) (2) (3) (4) (5)
Padi-padian / Cereals 29,06 24,84 24,70 25,92
Umbi-umbian / Tubers 0,35 0,19 0,18 0,22
Ikan / Fish 1,78 4,48 4,87 6,61
Daging / Meat 0,00 0,12 0,58 0,98
Telur dan susu / Eggs & milk 0,00 0,46 1,16 1,74
Sayur-sayuran / Vegetables 0,98 1,66 2,06 1,95
Kacang-kacangan / Legumes 0,98 2,20 3,96 4,87
Buah-buahan / Fruits 0,00 0,25 0,28 0,26
Minyak dan lemak / Oil & fats 0,04 0,09 0,08 0,09
Bahan minuman / Beverages stuffs 0,58 0,55 0,85 0,97
Bumbu-bumbuan / Spices 0,41 0,75 0,66 0,75
Konsumsi lainnya / Misc. food item 0,00 0,39 0,64 0,97
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
0,54 1,90 3,38 5,69
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah / Total 34,72 37,88 43,40 51,02
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
460 Banten in Figures 2010
Lanjutan Tabel / Continued Table 12.2.3
Kelompok Barang Commodity Group
Golongan pengeluaran per kapita sebulan Monthly per capita expediture class
Rata-rata per kapita Per capita average
300.000 - 499.999
500.000 - 749.999
750.000 - 999.999
1.000.000 dan lebih
(1) (6) (7) (8) (9) (10)
Padi-padian / Cereals 22,16 18,63 17,81 16,61 21,83
Umbi-umbian / Tubers 0,23 0,28 0,32 0,29 0,24
Ikan / Fish 7,11 7,94 9,43 9,10 7,25
Daging / Meat 2,35 4,58 6,98 8,18 3,09
Telur dan susu / Eggs & milk 3,30 5,13 5,53 7,45 3,57
Sayur-sayuran / Vegetables 1,92 1,87 2,24 1,99 1,95
Kacang-kacangan / Legumes 6,18 5,74 7,50 6,68 5,68
Buah-buahan / Fruits 0,30 0,43 0,59 0,81 0,38
Minyak dan lemak / Oil & fats 0,10 0,14 0,18 0,20 0,12
Bahan minuman / Beverages stuffs 1,16 1,26 1,30 1,22 1,11
Bumbu-bumbuan / Spices 0,74 0,74 0,94 0,80 0,75
Konsumsi lainnya / Misc. food item 1,63 1,99 2,54 2,13 1,55
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
8,79 12,88 16,25 20,21 9,79
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah / Total 55,97 61,61 71,61 75,67 57,31
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 461
Tabel 12.2.4
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)
Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten
(rupiah), 2008 dan 2009
Daily Average per Capita Protein Consumtion (gram)
by Commodity Group in Banten Province
(rupiahs), 2008 and 2009
Table
Kelompok Barang Commodity Group
2008 2009
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
Kota Urban
Desa Rural
Kota+Desa Urban+Rural
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian / Cereals 18,74 27,25 22,13 18,90 26,26 21,83
Umbi-umbian / Tubers 0,30 0,37 0,33 0,24 0,24 0,24
Ikan / Fish 7,50 9,06 8,12 7,24 7,28 7,25
Daging / Meat 4,39 1,83 3,37 4,20 1,41 3,09
Telur dan susu / Eggs & milk 4,95 1,94 3,75 4,60 2,02 3,57
Sayur-sayuran / Vegetables 2,14 2,91 2,44 1,74 2,25 1,95
Kacang-kacangan / Legumes 6,51 5,20 5,99 6,17 4,93 5,68
Buah-buahan / Fruits 0,53 0,54 0,53 0,39 0,35 0,38
Minyak dan lemak / Oil & fats 0,13 0,14 0,13 0,12 0,12 0,12
Bahan minuman / Beverages stuffs 1,05 1,15 1,09 1,12 1,11 1,11
Bumbu-bumbuan / Spices 0,81 1,20 0,97 0,69 0,85 0,75
Konsumsi lainnya / Misc. food item 2,15 1,31 1,81 1,87 1,07 1,55
Makanan & minuman 1 Prepared food & beverages 1
11,12 6,70 9,36 11,52 7,18 9,79
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah / Total 60,32 59,60 60,02 58,80 55,07 57,31
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel – Maret 2008 dan 2009 BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey – March 2008 and
2009 Catatan / Note : Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
EXPENDITURE AND CONSUMTION CHAPTER XII
462 Banten in Figures 2010
12.3 KETERSEDIAAN PANGAN
FOOD AVAILABILITY
Tabel 12.3.1
Perkembangan Persediaan Beras
di Provinsi Banten (ton), 2009
Trend of Rice Stock in Banten Province (Ton), 2009
Table
Bulan
Month
Stok Awal
Pre Stock
Pemasukan
In
Stok Dikuasai
Stock Controlled
Pengeluaran
Out
Stok Akhir
Final Stock
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Januari / January 28 882,98 1 270,72 30 153,70 283,53 29 870,17
Februari / February 29 870,17 686,16 30 556,33 2 436,29 28 120,04
Maret / March 28 120,04 8 755,14 36 875,18 3 443,76 33 431,43
April / April 33 431,43 15 562,47 48 993,90 10 145,85 38 848,05
Mei / May 38 848,05 13 151,52 51 999,57 9 732,88 42 266,69
Juni / June 42 266,69 7 632,83 49 899,52 8 743,85 41 155,68
Juli / July 41 155,68 8 755,04 49 910,72 10 823,89 39 086,83
Agustus / August 39 086,83 8 581,26 47 668,09 11 508,59 36 159,51
September / September 36 159,51 6 173,81 42 333,32 6 448,34 35 884,98
Oktober / October 35 884,98 4 425,49 40 310,47 6 253,22 34 057,25
November / November 34 057,25 2 833,79 36 891,04 11 473,35 25 417,70
Desember / December 25 417,70 8 838,48 34 256,17 15 416,60 18 839,58
Sumber / Source : Bulog Subdivre. Banten
Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency – Banten Province
BAB XII PENGELUARAN DAN KONSUMSI
Banten dalam Angka 2010 463
Tabel 12.3.2
Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Gabah dan
Beras di Provinsi Banten (ton), 2009
Report of Actual Procurements and Contracts of Rice
and Unhusked Rice in Banten Province (ton), 2009
Table
Mitra Kerja
Contractors
Beras / Rice Gabah / Unhusked Rice
Kontrak Contract
(ton)
Realisasi Realization
(ton)
Kontrak Contract
(ton)
Realisasi Realization
(ton)
(1) (2) (3) (4) (6)
Sub Dolog Serang
Mitra Kerja ada DN 6 750 6 750 14 942 14 942
Satgas - - 1 494 1 494
UPGB - - 855 855
Sub Jumlah/Total 6 750 6 750 17 291 17 291
Sub Dolog Lebak
Mitra Kerja ada DN 10 000 10 000 14 150 14 150
Satgas - - 1 000 1 000
UPGB - - 1 750 1 750
Sub Jumlah/ Total 10 000 10 000 16 900 16 900
Sub Dolog Tangerang
Mitra Kerja ada DN 2 400 2 400 15 230 15 230
Satgas - - 1 000 1 000
UPGB - - - -
Sub Jumlah/ Total 2 400 2 400 16 230 16 230
Total Dolog Banten
Mitra Kerja ada DN 19 150 19 150 44 322 44 322
Satgas - - 3 494 3 494
UPGB - - 2 605 2 605
Jumlah/ Total 19 150 19 150 50 421 50 421
Sumber / Source : Perum Bulog Subdivre. Banten
Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency – Banten Province
13
PENDAPATAN REGIONAL
Regional Income
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 467
Penjelasan Teknis
1. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) pada tingkat regional
(provinsi dan kabupaten/kota)
menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan output
(nilai tambah) pada suatu waktu
tertentu. Untuk menyusun PDB
maupun PDRB digunakan 2
pendekatan yaitu sektoral dan
penggunaan. Keduanya menyaji-
kan komposisi data nilai tambah
dirinci menurut sumber kegiatan
ekonomi (sektoral) dan menurut
komponen penggunaannya. PDRB
dari sisi sektoral merupakan
penjumlahan seluruh komponen
nilai tambah bruto yang mampu
diciptakan oleh sektor-sektor
ekonomi atas berbagai aktivitas
produksinya. Sedangkan dari sisi
penggunaan menjelaskan tentang
penggunaan dari nilai tambah
tersebut.
2. Penyajian PDRB menurut sektor
dirinci menurut total nilai tambah
dari seluruh sektor ekonomi yang
mencakup sektor Pertanian;
Pertambangan dan Penggalian;
Industri Pengolahan; Listrik, Gas
dan Air Bersih; Konstruksi;
Perdagangan, Hotel dan Restoran;
Pengangkutan dan Komunikasi;
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan; dan Jasa-jasa.
Catatan Teknis
1. The basic measure of the output
arising from economic activity is
known as Gross Regional
Domestic Product (GRDP) at
the regional level (provinces/
regencies / municipalities). To
compile these statistics, two
approaches have been used, i.e.
"production approach" and
"expenditure approach". The first
approach is to measure value
added produced by various kinds
of economic activities, while the
second approach is to measure
final uses of the country's output.
In other words, GRDP is the sum
of total value added produced by
all economic sectors (activities)
and the way of using it.
2. GRDP by sector is classified
by types of economic activities
such as Agriculture; Mining
and Quarrying; Manufacturing;
Electricity, Gas and Water
Supply; Construction; Trade,
Hotels and Restaurants;
Transport and Communication;
Finance, Real Estate and
Business Services; and other
Services.
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
468 Banten in Figures 2010
3. PDRB menurut penggunaan
dirinci menurut komponen penge-
luaran konsumsi rumah tangga
(termasuk lembaga nirlaba),
pengeluaran konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto,
perubahan inventori, ekspor dan
impor.
4. Pengeluaran konsumsi rumah
tangga mencakup berbagai penge-
luaran konsumsi akhir rumah
tangga atas barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan individu
ataupun kelompok secara langsung.
Pengeluaran rumah tangga di
sini mencakup pembelian untuk
makanan dan bukan makanan
(barang dan jasa) di dalam negeri
maupun di luar negeri. Termasuk
pula di sini pengeluaran lembaga
nirlaba yang tujuan kegiatannya
adalah untuk melayani keperluan
rumah tangga.
5. Pengeluaran konsumsi pemerintah
mencakup pengeluaran pemerintah
untuk belanja pegawai, penyu-
sutan maupun belanja barang
(termasuk biaya perjalanan, peme-
liharaan dan pengeluaran rutin
lainnya), baik yang dilakukan oleh
pemerintah pusat maupun peme-
rintah daerah.
6. Pembentukan Modal Tetap Bruto
mencakup pengadaan, pembuatan
dan pembelian barang modal.
Barang modal dimaksud adalah
barang-barang yang digunakan
untuk proses produksi, tahan lama
atau yang mempunyai umur
pemakaian lebih dari satu tahun
3. GRDP by type of expenditures is
classified into: Private consump-
tion expenditure (household and
non-profit institution); Govern-
ment consumption expenditure;
Gross fixed capital formation;
Changes in inventories; Exports
and Imports.
4. Household consumption expen-
ditures consist of expenditures
incurred by households, which
are used for both individual or
collective needs. Household
consumptions are classified into
food and non-food (goods and
services) expenditures that may
take place in domestic or abroad
Expenditures here include expen-
ditures of Nonprofit institutions
serving households.
5. Government consumption expen-
ditures consist of expenditures for
the compensation of employees,
capital consumption (deprecia-
tion) and intermediate consump-
tion (including travel allowance,
maintenance cost, and other
routine expenditures) spent by
either central or local
government.
6. Gross fixed capital formation
consists of resident producers
acquisitions, less disposals, of
fixed assets during a given period
plus certain addition to the value
of non-produced assets done
by the productive activity of
producer or institutional units.
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 469
seperti bangunan, mesin-mesin
dan alat angkutan. Termasuk pula
di sini perbaikan besar (berat)
yang sifatnya memperpanjang
umur atau mengubah bentuk atau
kapasitas barang modal tersebut.
Pengeluaran barang modal untuk
keperluan militer tidak dicakup di
sini tetapi digolongkan sebagai
konsumsi pemerintah.
7. Ekspor barang dan jasa merupakan
transaksi perdagangan barang dan
jasa dari penduduk (residen) ke
bukan penduduk (non-residen).
Impor barang dan jasa adalah
transaksi perdagangan dari bukan
penduduk ke penduduk. Ekspor
atau impor barang terjadi
pada saat terjadi perubahan
hak kepemilikan barang antara
penduduk dengan bukan penduduk
(dengan atau tanpa perpindahan
fisik barang tersebut).
8. Produk Regional Domestik Bruto
maupun agregat turunannya disaji-
kan dalam 2 (dua) versi penilaian,
yaitu atas dasar "harga berlaku"
dan atas dasar "harga konstan".
Disebut sebagai harga berlaku
karena seluruh agregat dinilai
dengan menggunakan harga pada
tahun berjalan, sedangkan harga
konstan penilaiannya didasarkan
kepada harga satu tahun dasar
tertentu. Dalam publikasi di sini
digunakan harga tahun 2000
sebagai dasar penilaian.
Fixed assets are tangible and
intangible assets produced
as outputs from processes of
production that are used by
themselves and repeatedly, or
continuously in process of
production for more than one
year. The expenditure for military
purposes are classified as
government expenditure not as
capital formation.
7. Exports of goods and services
consist of transactions of goods
and services from residents to
non-residents. Imports of goods
and services consist of transac-
tion of goods and services
from non-residents to residents.
Exports and imports of goods
occur when there are changes in
ownership of goods between
residents and nonresidents (with
or without physical movements of
goods across frontiers).
8. GRDP and its aggregations are
presented in two forms: at current
market prices and at constant
base year market prices. In
presenting current market prices,
all aggregates are valued at
current market prices, while base
year constant market prices are
shown by valuing all aggregates
at fixed base year prices. Year of
2000 is used as the base year in
this publication.
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
470 Banten in Figures 2010
9. Laju pertumbuhan Produk Domes-
tik Regional Bruto diperoleh dari
perhitungan PRDB atas dasar
harga konstan. Diperoleh dengan
cara mengurangi nilai PDRB pada
tahun ke-n terhadap nilai pada
tahun ke n-1 (tahun sebelumnya),
dibagi dengan nilai pada tahun ke
n-1, kemudian dikalikan dengan
100 persen. Laju pertumbuhan
menunjukkan perkembangan
agregat pendapatan dari satu
waktu tertentu terhadap waktu
sebelumnya.
10. PDRB per kapita diperoleh dari
PDRB atas dasar harga berlaku
dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.
9. Growth rate of Gross Regional
Domestic Product (GRDP) is
derived from GRDP at constant
market prices. It is obtained by
subtracting the value of GRDP
year n with the value of GRDP
year n-1, divided by the value of
GRDP year n-1 then multiplied
by 100 percent. The growth rate
of GRDP explains the income
growth during the given period.
10. Per capita GRDP derived from
GRDP at current market prices
divided by mid-year population.
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 471
13.1. PDRB Provinsi Banten
Perekonomian Banten pada tahun
2009 ini menghadapi tantangan yang
cukup berat, terutama akibat adanya
krisis finansial dan ekonomi global
yang merembet sejak tahun 2008 dan
dampaknya terasa maksimal pada
tahun ini. Akibatnya, sisi foreign
demand ekonomi Banten mengalami
pelemahan dan merembet kepada sisi
supply nya terutama sektor industri
pengolahan. Beruntung, pada tahun
2009 ini terdapat peristiwa temporer
yang dapat memperkuat sisi domestic
demand yaitu Pemilu dan Pilpres,
sehingga pelemahan ekonomi Banten
menjadi tertahan.
Secara nominal, level ekonomi
Banten pada tahun 2009 bertambah
sebesar 10,56 triliun rupiah, yaitu dari
122,49 triliun rupiah di tahun 2008
menjadi sebesar 133,05 triliun rupiah
pada tahun 2009, atau mengalami
peningkatan sebesar 7,93 persen.
Hanya saja, Produk Domestik Bruto
(PDB) nominal Nasional pada tahun
2009 meningkat sebesar 11,79 persen
atau bertambah sebesar 662,09 triliun
rupiah hingga menjadi 5.613,44 triliun
rupiah, sehingga rata-rata PDRB
nominal per provinsi pada tahun 2009
adalah sebesar 170,10 triliun rupiah.
Berarti, level perekonomian Banten
pada tahun 2009 ini masih tetap
dibawah rata-rata Nasional, yaitu
masih sekitar 78,22 persen dari nilai
rata-rata.
13.1. GRDP of Banten Province
Banten economy in 2009 is facing a
tough challenge, mainly due to
financial and economic crisis that
spread globally since 2008 and its
impact felt on this year's maximum. As
a result, the economy, foreign demand
weakened and hindered Banten to the
supply side, especially its manu-
facturing sector. Fortunately, in 2009
there are temporary events such as
general election and presidential
election that can strengthen domestic
demand side, so that the economic
slowdown of Banten is being detained.
In nominal terms, the economic
level of Banten in 2009 increased to
10.56 trillion rupiahs, from 122.49
trillion rupiahs in 2008 amounted to
133.05 trillion rupiahs in 2009, an
increase of 7.93 percent. Only, Gross
Domestic Product (GDP) in 2009
nominally increased by 11.79 percent
or an increase of 662,09 trillion
rupiahs to 5,613.44 trillion rupiahs,
so the average nominal GRDP per
province in 2009 amounted to
170.10 trillion rupiahs. It means, the
economic level of Banten in 2009 is
still below the national average, which
is still around 78.22 percent of the
average value.
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
472 Banten in Figures 2010
Apabila ditelaah menurut sisi
demand-nya, ternyata dari total nilai
PDRB Banten yang sebesar 133,05
trilyun rupiah; 59,49 persennya berasal
dari komponen pengeluaran konsumsi
rumahtangga; 31,65 persen dari
komponen pembentukan modal tetap
bruto; 4,80 persen dari komponen
pengeluaran pemerintah; 6,89 persen
dan sisanya dari komponen perubahan
stok dan komponen ekspor neto.
Karena itu dapat dikatakan bahwa
perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi PDRB Banten di-drive oleh
konsumsi rumahtangga domestik
Banten.
Secara riil, ekonomi Banten pada
tahun 2009 tumbuh sebesar 4,69
persen, melambat bila dibandingkan
dengan tahun 2008 yang tumbuh
sebesar 5,77 persen. Perlambatan
tersebut dari sisi supply disebabkan
oleh adanya perlambatan pertumbuhan
yang terjadi pada kebanyakan sektor
ekonominya terutama sektor industri
pengolahan dan sektor perdagangan,
hotel, dan restoran yang masing-
masing tumbuh sebesar 1,50 persen
dan 6,51 persen, sebagai akibat adanya
pelemahan pada sisi foreign demand
dan melemahnya permintaan untuk
investasi. Sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan, hotel, dan
restoran merupakan sektor yang
dominan dalam perekonomian Banten
dengan share masing-masing sebesar
43,17 persen dan 20,79 persen.
When it reviewed according to the
demand side, apparently from the total
GRDP value of Banten is amounting to
133.05 trillion rupiah; 59.49 percent
comes from the components of
household consumption expenditure;
31.65 percent of the components of
gross fixed capital formation; 4.80 per
cent of the expenditure components
government's 6.89 percent and the
remainder of the component stock
changes and net export components.
Therefore, it can be said that
economic growth of Banten is driven
by domestic household consumption.
In real terms, economic of Banten
in 2009 grew by 4.69 percent, slower
than in 2008, which grew by 5.77
percent. The slow growth of supply
side caused by the slowdown in growth
that occurred in most economic
sectors, especially manufacturing
sector and trade, hotels, and
restaurants, each of which grew by
1.50 percent and 6.51 percent,
as a result of weakening on the side
foreign demand and weak demand for
investment. Manufacturing sector and
trade, hotels, and restaurants is the
dominant sector in the economy of
Banten with their respective share of
43.17 percent and 20.79 percent.
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 473
13.2. PDRB Kabupaten/Kota
Seperti diketahui, sektor industri
pengolahan terkonsentrasi di Kota
Tangerang, Kabupaten Tangerang dan
Kota Cilegon, sedangkan untuk sektor
perdagangan, hotel, dan restoran
sebagian besar terkonsentrasi pada tiga
kabupaten/kota tersebut. Sehingga,
pembentukan PDRB Banten pun
secara spasial didominasi oleh ketiga
kabupaten/kota tersebut. Tercatat,
ketiga kabupaten/kota tersebut pada
tahun 2009 masing-masing mem-
berikan share sebesar 34,94 persen;
21,75 persen dan 14,15 persen
terhadap pembentukan PDRB Nonimal
Banten. Sedangkan sisanya yang hanya
sebesar 29,16 persen disumbang oleh
Kabupaten Serang, Kota Tangerang
Selatan, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Lebak dan Kota Serang.
Sementara itu dari sisi pertum-
buhan, Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2009 ini menjadi daerah yang
paling tinggi pertumbuhan ekonominya
yaitu mencapai 8,49 persen dan yang
terendah adalah Kabupaten Serang
yang hanya tumbuh sebesar 3,18
persen. Sedangkan, Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang dan Kota
Cilegon masing-masing tumbuh
sebesar 5,74 persen; 4,40 persen dan
4,84 persen. Meskipun demikian, andil
terbesar bagi pertumbuhan ekonomi
Banten tetaplah dipegang oleh Kota
Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan
Kota Cilegon, dengan kontribusi
masing-masing sebesar 1,19 bps (basis
points); 0,98 bps dan 0,71 bps.
13.2. GRDP by Regency/Municipality
As known, the manufacturing sector
is concentrated in Tangerang
Municipality, Tangerang Regency and
Cilegon Municipality, while trade,
hotels, and restaurants are mostly
concentrated in those regency/
Municipality. Thus, any formation of
Banten GRDP spatially dominated by
those regency/ Municipality
mentioned. Noted, these regency/
Municipality in 2009 gave their
respective share of 34.94 percent,
21.75 percent and 14.15 percent to the
GRDP formation Nominal of Banten.
While the rest which is only amounted
to 29.16 percent was contributed by
Serang Regency, Tangerang Selatan
Municipality, Pandeglang Regeny,
Lebak Regency and Serang Regency.
Meanwhile, in terms of growth,
Tangerang Selatan Municipality in
2009 has become the fastest regional
economic growth that reached 8.49
percent and the slowest one was
Serang regency which only grew by
3.18 percent. Meanwhile, Tangerang
Municipality, Tangerang Regency and
Cilegon Municipality each grew by
5.74 percent, 4.40 percent and 4.84
percent. Nevertheless, the greatest
contribution to the economic growth is
still contributed by Tangerang
Municipality, Tangerang Regency,
Cilegon Municipality, each amounted
1.19 bps (basis points), 0.98 bps and
0.71 bps.
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
474 Banten in Figures 2010
Grafik 13.1
Figure
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten dan Nasional
(persen), 2001-2009
Indonesia and Banten Province Economic Growth Rate
(percent), 2001-2009
5,77
4,69
6,04
3,95
4,11
5,07
5,63
5,88
5,57
3,69
6,01
4,55
6,35
5,505,69
5,054,50
4,78
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Provinsi Banten / Banten Province Indonesia
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 13.2
Figure
Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009
Percentage Distribution of GRDP of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin, 2009
Jasa-Jasa / Services
5,99%
Pertanian / Agriculture
8,41%
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Per. / Finance
and Bussiness Serv.
4,10%
Pengangkutan dan
Komunikasi / Transport
and Communication
9,96%
Pertambangan dan
Penggalian / Mining and
Quarrying
0,12%
Industri Pengolahan /
Manufacturing Industry
43,17%
Bangunan / Construction
3,50%
Listrik, Gas & Air Bersih /
Elecricity, Gas and Water
Supply
3,96%
Perdagangan, Hotel dan
Restoran / Trade, Hotel
and Restaurant
20,79%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 475
Grafik 13.3
Figure
Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran, 2009
Percentage Distribution of GRDP of Banten Province
At Current Market Prices by Type of Expenditure, 2009
59,49
4,1
4,8
22,76
27,23
31,65
4,41
3,4
14,13
8,03
55,02
57,24
3,68
4,05 0,01
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
2007
2008
2009
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption Exp.)
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (Government Consumtion Exp.)
Pembentukan Modal Tetap Bruto (Gross Fixed Capital Formation)
Perubahan Stok (Canges in Stocks)
Ekspor Netto (Net Export)
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Grafik 13.4
Figure
Distribusi Persentase PDRB Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2009
Percentage Distribution of GRDP of Banten Province
At Current Market Prices by Regency/Municipality, 2009
Kab. Tangerang
21,75%
Kab. Serang
8,14%Kota Tangerang
34,94%
Kota Cilegon
14,15%
Kab. Pandeglang
5,29%
Kota Tangsel
7,17%
Kota Serang
3,40%
Kab. Lebak
5,16%
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
476 Banten in Figures 2010
13.1. PDRB PROVINSI BANTEN
GRDP OF BANTEN PROVINCE
Tabel 13.1.1
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Lapangan Usaha Industrial Origin
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture 8 523 310,07 10 262 241,41 11 205 004,27
2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying 115 127,47 141 232,22 168 559,63
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry 51 386 344,95 55 426 962,88 57 440 678,37
4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply 4 351 693,67 4 958 985,11 5 272 729,94
5. Bangunan Construction 3 259 394,62 3 988 613,00 4 662 979,53
6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants 20 400 505,50 24 621 928,03 27 662 710,25
7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication 9 929 409,84 11 394 829,93 13 249 188,26
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv. 3 814 970,56 4 690 484,45 5 456 919,67
9. Jasa-Jasa Services 5 718 895,75 7 005 377,22 7 929 237,19
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 477
Tabel 13.1.2
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Lapangan Usaha Industrial Origin
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture
5 242 350,48 5 408 861,73 5 641 900,50
2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying
69 292,77 79 151,12 90 195,51
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry
31 496 751,75 32 225 075,20 32 707 531,26
4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply
2 629 581,32 2 805 792,50 2 922 549,08
5. Bangunan Construction
1 880 273,94 2 010 388,56 2 204 523,41
6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants
12 800 800,86 14 202 996,50 15 127 918,26
7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication
5 780 569,93 6 200 675,31 6 877 187,61
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.
2 138 061,77 2 489 875,78 2 822 560,19
9. Jasa-Jasa Services
3 009 092,96 3 380 093,59 3 636 754,80
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
478 Banten in Figures 2010
Tabel 13.1.3
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product
of Banten Province At Current Market Prices
by Industrial Origin (percent), 2007-2009
Table
Lapangan Usaha Industrial Origin
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture
7,93 8,38 8,41
2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying
0,11 0,11 0,12
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry
47,80 45,25 43,17
4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply
4,04 4,05 3,96
5. Bangunan Construction
3,03 3,26 3,50
6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants
18,97 20,10 20,79
7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication
9,24 9,29 9,96
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.
3,54 3,83 4,10
9. Jasa-Jasa Services
5,34 5,73 5,99
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
100,00 100,00 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 479
Tabel 13.1.4
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product
of Banten Province at 2000 Constant Market Prices
by Industrial Origin (percent), 2007-2009
Table
Lapangan Usaha Industrial Origin
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian Agriculture
4,22 3,18 4,31
2. Pertambangan & Penggalian Mining & Quarrying
12,65 14,23 13,95
3. Industri Pengolahan Manufacturing Industry
3,10 2,31 1,50
4. Listrik, Gas & Air Bersih Electricity, Gas & Water Supply
4,73 6,70 4,16
5. Bangunan Construction
13,10 6,92 9,66
6. Perdagangan, Hotel & Restoran Trade, Hotel & Restaurants
11,52 10,95 6,51
7. Pengangkutan & Komunikasi Transportation & Communication
6,71 7,27 10,91
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per. Finance, Real Estate & Business Serv.
13,24 16,45 13,36
9. Jasa-Jasa Services
9,62 12,33 7,59
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
6,04 5,77 4,69
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
480 Banten in Figures 2010
Tabel 13.1.5
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran
(juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Type of Expenditure
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Jenis Pengeluaran Type of Expenditure
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure
59 146 801,68 70 115 139,16 79 147 832,69
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure
3 954 954,20 5 018 023,98 6 388 778,84
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation
24 465 278,90 33 355 499,33 42 110 215,18
4. Perubahan Stok Changes in Stocks
4 750 004,60 4 160 634,46 5 374 410,74
5. Ekspor Export
74 632 441,22 94 883 682,56 73 066 953,73
6. Dikurangi : Impor Less : Import
59 449 828,17 85 042 325,25 73 058 397,46
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 481
Tabel 13.1.6
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Type of Expenditure
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Jenis Pengeluaran Type of Expenditure
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure
40 123 430,22 42 055 770,51 44 403 633,74
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure
2 748 780,08 3 074 549,09 3 530 319,60
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation
15 439 163,97 17 040 856,36 17 640 944,04
4. Perubahan Stok Changes in Stocks
1 888 691,59 2 255 678,09 1 731 614,32
5. Ekspor Export
51 985 945,29 58 484 414,26 51 715 251,16
6. Dikurangi : Impor Less : Import
47 139 235,38 54 108 358,02 46 990 588,78
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
482 Banten in Figures 2010
Tabel 13.1.7
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at Current Market Prices
by Type of Expenditure (percent), 2007-2009
Table
Jenis Pengeluaran Type of Expenditure
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure
55,02 57,24 59,49
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure
3,68 4,10 4,80
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation
22,76 27,23 31,65
4. Perubahan Stok Changes in Stocks
4,41 3,40 4,05
5. Ekspor Export
69,43 77,46 54,93
6. Dikurangi : Impor Less : Import
55,30 69,43 54,92
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
100,00 100,00 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 483
Tabel 13.1.8
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at 2000 Constant Market Prices
by Type Expenditure (percent), 2007-2009
Table
Jenis Pengeluaran Type of Expenditure
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Household Consumption Expenditure
7,98 4,82 5,58
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah General Government Consumption Expenditure
4,49 11,85 14,82
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Gross Fixed Capital Formation
7,31 10,37 3,52
4. Perubahan Stok Changes in Stocks
-64,51 19,43 -23,23
5. Ekspor Export
19,46 12,50 -11,57
6. Dikurangi : Impor Less : Import
13,11 14,78 -13,15
Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product
6,04 5,77 4,69
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
484 Banten in Figures 2010
Tabel 13.1.9
Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan
PDRB per Kapita di Provinsi Banten, 2007 - 2009
Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP
in Banten Province, 2007 - 2009
Table
Uraian Description
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
1. Nilai Absolut Absolute Values
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)
107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12
b.…
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)
65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61
c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)
9 423 367 9 602 445 9 782 779
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)
11 407 775 12 756 194 13 600 226
e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)
6 902 711 7 165 145 7 363 053
2. Indeks Perkembangan (2000 = 100,00)
Growth Index
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)
235,28 268,09 291,19
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)
142,36 150,58 157,65
c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)
117,00 119,23 121,46
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)
201,09 224,86 239,74
e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)
121,68 126,30 129,79
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 485
Lanjutan Tabel / Continued Table 13.1.9
Uraian Description
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
3. Indeks Berantai Chain Index
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)
109,84 113,95 108,62
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market Prices (million rupiahs)
106,04 105,77 104,69
c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) Mid Year Population (person)
102,16 101,90 101,88
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (rupiah) / GRDP per Capita at Current Market Prices (rupiahs)
107,52 111,82 106,62
e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant Market Prices (rupiahs)
103,79 103,80 102,76
Indeks Harga Implisit PDRB Implicit Price Index of GRDP
165,27 178,03 184,71
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
486 Banten in Figures 2010
13.2. PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA
GRDP BY REGENCY/MUNICIPALITY
Tabel 13.2.1
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
(juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 6 122 594,25 6 939 119,48 7 465 228,79
2. Lebak 6 029 385,22 6 749 770,68 7 279 724,71
3. Tangerang 25 305 220,70 28 270 740,50 30 707 143,77
4. Serang 9 846 646,45 10 729 727,43 11 497 791,59
Kota / Municipality
5. Tangerang 39 354 584,22 44 688 729,38 49 330 670,42
6. Cilegon 16 038 683,42 18 013 859,12 19 982 129,65
7. Serang 3 884 487,47 4 354 137,96 4 806 605,82
8. Tangerang Selatan 7 649 549,15 8 931 176,87 10 127 849,79
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
114 231 150,88 128 677 261,42 141 197 144,54
Provinsi Banten 107 499 652,42 122 490 654,25 133 048 007,12
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 487
Tabel 13.2.2
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Kabupaten/Kota (juta rupiah), 2007-2009
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality
(million rupiahs), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 3 667 467,40 3 824 711,66 3 976 527,25
2. Lebak 3 559 031,99 3 703 579,42 3 855 293,11
3. Tangerang 15 873 690,99 16 748 498,36 17 485 777,65
4. Serang 6 387 705,54 6 639 988,83 6 851 287,52
Kota / Municipality
5. Tangerang 24 505 118,02 26 066 992,52 27 562 535,16
6. Cilegon 10 518 939,33 11 047 320,64 11 581 479,20
7. Serang 2 398 080,96 2 532 981,69 2 670 752,34
8. Tangerang Selatan 4 168 900,45 4 560 506,50 4 947 866,89
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
71 078 934,68 75 124 579,61 78 931 519,12
Provinsi Banten 65 046 775,77 68 802 910,30 72 031 120,61
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
488 Banten in Figures 2010
Tabel 13.2.3
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009
Distribution of Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at Current Market Prices
by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 5,36 5,39 5,29
2. Lebak 5,28 5,25 5,16
3. Tangerang 22,15 21,97 21,75
4. Serang 8,62 8,34 8,14
Kota / Municipality
5. Tangerang 34,45 34,73 34,94
6. Cilegon 14,04 14,00 14,15
7. Serang 3,40 3,38 3,40
8. Tangerang Selatan 6,70 6,94 7,17
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
100,00 100,00 100,00
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 489
Tabel 13.2.4
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of
Banten Province At 2000 Constant Market Prices
by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 4,48 4,29 3,97
2. Lebak 4,90 4,06 4,10
3. Tangerang 6,48 5,51 4,40
4. Serang 4,71 3,95 3,18
Kota / Municipality
5. Tangerang 6,86 6,37 5,74
6. Cilegon 5,48 5,02 4,84
7. Serang 6,25 5,63 5,44
8. Tangerang Selatan 7,84 9,39 8,49
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
6,18 5,69 5,07
Provinsi Banten 6,04 5,77 4,69
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
REGIONAL INCOME CHAPTER XIII
490 Banten in Figures 2010
Tabel 13.2.5
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita
Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2007-2009
Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten
Province at Current Market Prices
by Regency/Municipality (rupiahs), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 5 642 726 6 351 440 6 788 139
2. Lebak 4 982 349 5 467 797 5 782 640
3. Tangerang 10 411 146 11 289 441 11 970 294
4. Serang 7 459 535 8 049 827 8 545 005
Kota / Municipality
5. Tangerang 26 090 042 29 176 550 31 727 434
6. Cilegon 47 447 936 52 426 984 57 228 821
7. Serang 7 952 584 8 827 769 9 653 564
8. Tangerang Selatan 7 336 419 8 347 888 9 112 655
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
12 122 116 13 400 468 14 433 235
Provinsi Banten 11 407 775 12 756 194 13 600 226
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
BAB XIII PENDAPATAN REGIONAL
Banten dalam Angka 2010 491
Tabel 13.2.6
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2007-2009
Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic
Product of Banten Province At at Current Market Prices
by Regency/Municipality (percent), 2007-2009
Table
Kabupaten/Kota Regency/Municipality
2 0 0 7 2 0 0 8 *) 2 0 0 9 **)
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang 8,38 12,56 6,88
2. Lebak 8,41 9,74 5,76
3. Tangerang - 8,44 6,03
4. Serang - 7,91 6,15
Kota / Municipality
5. Tangerang 10,06 11,83 8,74
6. Cilegon 8,54 10,49 9,16
7. Serang - 11,01 9,35
8. Tangerang Selatan - 13,79 9,16
Jumlah (8 Kabupaten/Kota) Total (8 Regencies/Municipalities)
8,33 10,55 7,71
Provinsi Banten 7,52 11,82 6,62
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
Catatan / Note : *) Angka Perbaikan; **) Angka Sementara
*) Revised Figures; **) Preliminary Figures
“Banten dalam Angka” merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Publikasi ini menyajikan data primer maupun data sekunder
yang dikumpulkan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga swasta yang mencerminkan gambaran
pembangunan Provinsi Banten.
“Banten in Figures” is annual publication
published by BPS – Statistics of Banten Province.
This publication provides primary and secondary data
collected from government and private institutions
that describes Banten Province development.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Regional Development Planning Board of Banten Province Telepon : 0254-7039797, E-mail : [email protected]
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
BPS – Statistics of Banten Province Telepon : 0254-267027, Faks.: 0254-267026 E-mail : [email protected] Website : www.banten.bps.go.id
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Syekh Nawawi Al-Bantani, Kota Serang, Banten