BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja...

130
Triwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Transcript of BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja...

Page 1: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Triwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Laporan Pelaksanaan Tugasdan Wewenang

BANK INDONESIA

Page 2: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

ii Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Penyampaian Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Pemerintah pada setiap

triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor

23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

Undang Nomor 6 Tahun 2009. Penyampaian laporan tersebut pada hakikatnya merupakan

salah satu wujud dari akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaan tugas dan wewenang

Bank Indonesia. Laporan triwulan kali ini selain melaporkan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang

Bank Indonesia selama triwulan IV-2012 juga melaporkan untuk keseluruhan tahun 2012

Page 3: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,

Bank Indonesia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan

tahun 2012.

Sebagai bagian dari pemenuhan aspek transparansi dan akuntabilitas sebagaimana diatur pada pasal 58

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009, telah disusun laporan pelaksanaan tugas dan wewenang periode

triwulan IV-2012 dan tahun 2012. Selanjutnya, melalui laporan ini Bank Indonesia juga menyampaikan

rencana kebijakan dan langkah-langkah pelaksanaan tugas dan wewenang untuk tahun yang akan

datang dengan memperhatikan kondisi perekonomian dan pasar keuangan baik global maupun domestik.

Laporan tersebut selanjutnya akan menjadi bahan bagi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

guna melakukan penilaian tahunan terhadap kinerja Dewan Gubernur dan Bank Indonesia.

Kinerja perekonomian Indonesia selama triwulan IV-2012 masih tetap solid ditengah pelemahan

perekonomian global yang mulai berdampak pada kinerja eksternal perekonomian domestik. Stabilitas

sistem perbankan tetap terjaga, disertai dengan fungsi intermediasi yang terus meningkat serta didukung

kelancaran pada sistem pembayaran. Meski sedikit melambat, perekonomian Indonesia masih tetap

tumbuh ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Laju Inflasi juga terkendali dan melalui

berbagai upaya akan tercapai dalam sasaran yang ditetapkan.

Memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik, Bank Indonesia telah menempuh

berbagai kebijakan. Kebijakan moneter ditempuh untuk mengarahkan inflasi pada sasaran yang telah

ditetapkan dengan tetap menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Indonesia juga memperkuat

ketahanan perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian bank. Untuk mendukung

kebijakan tersebut, kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan uang beredar juga menjadi fokus

kebijakan Bank Indonesia selama triwulan IV-2012. Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi

dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya, serta melakukan upaya edukasi dan komunikasi dengan

para pemangku kepentingan.

Page 4: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

iv Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Jakarta, 18 Februari 2013GUBERNUR BANK INDONESIA

Darmin Nasution

Untuk mendukung pencapaian kinerja yang positif tersebut, berbagai kebijakan telah dilakukan oleh

Bank Indonesia. Dalam melaksanakan kebijakan tersebut, Bank Indonesia juga berkoordinasi secara

intensif dengan Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Bank Indonesia menyadari bahwa

kondisi perekonomian ke depan masih diwarnai dengan risiko global dan kompleksitas permasalahan

domestik. Untuk memantapkan hasil yang telah diraih, Bank Indonesia akan senantiasa mencermati

berbagai tantangan tersebut dan menyikapinya secara terukur. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Bank Indonesia juga senantiasa mengedepankan nilai-nilai tata kelola organisasi yang baik sambil terus

mengoptimalkan kinerja agar pelaksanakan tugas dapat semakin efektif.

Page 5: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 v

Kata Pengantar .................................................................................................................................. iii

Daftar Isi ................................................................................................................................................v

Daftar Tabel ........................................................................................................................................ viii

Daftar Grafik .........................................................................................................................................ix

Bab 1 Ringkasan Eksekutif .............................................................................................................. 1

1.1. Kinerja Perekonomian ...................................................................................................... 2

1.2. Kebijakan yang Ditempuh ................................................................................................ 4

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran .. 7

2.1. Inflasi ................................................................................................................................ 8

2.2. Pertumbuhan Ekonomi.... ............................................................................................... 11

2.3. Neraca Pembayaran Indonesia ......................................................................................... 14

2.4. Nilai Tukar Rupiah ........................................................................................................... 15

2.5. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB) ................................................................ 18

2.6. Perkembangan Suku Bunga Perbankan ........................................................................... 21

2.7. Perkembangan Bank Umum ............................................................................................ 23

2.8. Perkembangan Perbankan Syariah .................................................................................. 26

2.9. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................................. 29

2.10. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)................................... 30

2.11. Perkembangan Sistem Pembayaran ................................................................................. 31

2.12. Perkembangan Pengedaran Uang ................................................................................... 33

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia .............................................. 37

3.1. Stabilitas Moneter ........................................................................................................... 38

3.1.1. Kebijakan Moneter .............................................................................................. 38

3.1.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar ...................................................... 41

3.1.3. Koordinasi dengan Pemerintah dalam Pengendalian Inflasi .................................. 46

3.1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN) .................................................................. 46

3.1.5. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk Mendukung

Perumusan Kebijakan ......................................................................................... 48

DAFTARISI

Page 6: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

vi Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

3.2. Stabilitas Sistem Perbankan ............................................................................................. 51

3.2.1. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum ............................................................. 51

3.2.1.1. Pengaturan Bank Umum ........................................................................ 51

3.2.1.2. Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia .............................................. 52

3.2.1.3. Penyiapan Pengalihan Fungsi Pengaturan dan

Pengawasan Bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ............................... 56

3.2.1.4. Pengawasan Bank Umum ...................................................................... 57

3.2.2. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah .................................................... 58

3.2.3. Financial Inclusion dan Perlindungan Nasabah .................................................... 60

3.2.4. Kebijakan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .................................. 61

3.2.5. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit UMKM ............................................ 62

3.2.5.1. Penguatan Sektor Riil dan UMKM .......................................................... 62

3.2.5.2. Peningkatan Penyaluran Kredit kepada Sektor Riil dan UMKM................ 63

3.2.6. Perizinan dan Informasi Perbankan ...................................................................... 64

3.2.7. Investigasi dan Mediasi Perbankan ....................................................................... 67

3.3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang ...................................................................... 70

3.3.1. Kebijakan Sistem Pembayaran ............................................................................. 70

3.3.2. Kebijakan Pengedaran Uang Bank Indonesia ....................................................... 72

3.4. Kerjasama Internasional .................................................................................................. 74

3.4.1. Kebijakan ASEAN ................................................................................................ 74

3.4.2. Kerjasama ASEAN dengan Mitra Dialog (ASEAN+3) ............................................. 75

3.4.3. Kerjasama Bank Sentral ....................................................................................... 76

3.4.4. Kerjasama Bank Sentral di Bank for International Settlement (BIS) ........................ 77

3.4.5. Kerjasama International Monetary Fund (IMF) ...................................................... 78

3.4.6. Kerjasama Negara-Negara G-20 .......................................................................... 79

3.4.7. Kerjasama Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) .......................................... 79

3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan ................................................................................. 79

Bab 4 Manajemen Intern Bank Indonesia ...................................................................................... 83

4.1. Manajemen Strategi, Akuntabilitas dan Transparansi ....................................................... 86

4.2. Audit Intern .................................................................................................................... 87

4.3. Keuangan Intern ............................................................................................................. 88

4.4. Teknologi Informasi ........................................................................................................ 89

4.5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................................. 90

4.5.1. Penyempurnaan Organisasi Bank Indonesia ........................................................... 90

4.5.2. Program Penyelarasan Kultur Bank Indonesia ........................................................ 91

4.5.3. Pengembangan SDM ............................................................................................ 91

Page 7: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 vii

4.6. Aspek Hukum ................................................................................................................. 92

4.7. Program Sosial Bank Indonesia ........................................................................................ 93

Bab 5 Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013 ................................................. 95

5.1. Arah Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2013 ................................................................... 95

5.1.1. Kondisi Moneter Stabil ........................................................................................ 95

5.1.2. Sistem Keuangan Stabil ....................................................................................... 95

5.1.3. Sistem Pembayaran Lancar, Aman dan Efisien ..................................................... 96

5.2. Strategi Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2013 ............................................................... 97

5.2.1. Penguatan Implementasi Framework .................................................................. 97

5.2.2. Penguatan Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Daerah ........................... 97

5.2.3. Pemantapan Protokol Manajemen Krisis .............................................................. 98

5.2.4. Akselerasi Pendalaman Pasar Keuangan .............................................................. 98

5.2.5. Peningkatan Daya Tahan, Daya Saing, dan Efisiensi Perbankan ............................ 98

5.2.6. Pemantapan Pelaksanaan Pengalihan Fungsi Pengawasan Ke OJK ....................... 99

5.2.7. Penguatan Sinergi Bank Indonesia dengan Pihak Terkait .................................... 100

5.2.8. Peningkatan Efisiensi dan Pengembangan Sistem Pembayaran

Tunai dan Pengedaran Uang ............................................................................. 100

5.3. Penguatan Kapasitas Internal ........................................................................................ 101

5.3.1. Implementasi Performance Based Budgeting (PBB) ............................................. 101

5.3.2. Penguatan Komunikasi Kebijakan ...................................................................... 101

5.3.3. Penyempurnaan Sistem Manajemen SDM .......................................................... 102

5.3.4. Penyiapan Bisnis Proses Stabilitas Sistem Keuangan ........................................... 102

5.3.5. Integrasi Sistem Informasi .................................................................................. 102

Lampiran Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012 .................................................. 103

1. Peraturan Bank Indonesia .............................................................................................. 104

2. Peraturan Dewan Gubernur ......................................................................................... 105

3. Surat Edaran Ekstern Bank Indonesia ............................................................................. 106

4. Surat Edaran Intern Bank Indonesia ............................................................................... 108

Daftar Istilah ................................................................................................................................... 113

Daftar Singkatan ............................................................................................................................ 117

Page 8: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

viii Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan ...................................................................................... 11

2.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha .............................................................................. 13

2.3. Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan ............................................................ 23

2.4. Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan .......................................................................... 25

2.5. Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah .............................................................. 28

2.6. Indikator Utama Kinerja BPR ..................................................................................................... 30

2.7. Nilai Transaksi Pembayaran ........................................................................................................ 32

2.8. Volume Transaksi Pembayaran ................................................................................................... 33

2.9. Perkembangan Posisi UYD di Bank dan Masyarakat ................................................................... 34

2.10. UYD Posisi Per Pecahan.............................................................................................................. 35

2.11. Indikator Pengedaran Uang ....................................................................................................... 35

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter,

Perbankan dan Sistem Pembayaran

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

Bab 4 Manajemen Intern Bank Indonesia

Bab 5 Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

3.1. Realisasi Penarikan Utang Luar Negeri Pemerintah ........................................................................ 47

3.2. Realisasi Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah .................................................................... 48

3.3. Kegiatan Perizinan Bank Umum Tahun 2011-2012 ...................................................................... 65

3.4. Jumlah Debitur dan Fasilitas SID ................................................................................................... 65

3.5. Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan Periode Triwulan ........................................ 67

3.6. Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan Periode 1 Tahun ........................................ 68

3.7. Statistik Jenis Informasi dan Tindak Lanjut .................................................................................... 69

DAFTARTABEL

4.1. Pencapaian Kinerja Utama Bank Indonesia 2012 .......................................................................... 86

5.1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia Tahun 2013 ........................................................... 96

Page 9: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 ix

2.1. Perkembangan Inflasi................................................................................................................... 8

2.2. Kapasitas Produksi Sektor Manufaktur ......................................................................................... 9

2.3. Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global....................................................................................... 9

2.4. Consensus Forecast.................................................................................................................... 10

2.5. Produksi Beras ........................................................................................................................... 10

2.6. Inflasi Kawasan .......................................................................................................................... 10

2.7. Sumbangan Inflasi Kawasan ...................................................................................................... 10

2.8. Pertumbuhan Kredit Investasi & Suku Bunga Perbankan............................................................. 12

2.9. Neraca Pembayaran Indonesia ................................................................................................... 14

2.10. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah.............................................................................................. 16

2.11. Perkembangan CDS Obligasi Pemerintah Tenor 5 Tahun ............................................................ 17

2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ........................................................................................... 17

2.13. Selisih Suku Bunga Dalam dan Luar Negeri ................................................................................ 17

2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ................................................................... 18

2.15. Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR .............................................................................................. 19

2.16. Volume PUAB ............................................................................................................................ 19

2.17. Jumlah Bank Pelaku PUAB dan Frekuensi Transaksi .................................................................... 20

2.18. Suku Bunga PUAB dan BI Rate ................................................................................................... 21

2.19. Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit, Suku Bunga Deposito Rupiah dan BI Rate ............ 22

2.20. Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan ........................................... 22

2.21. Perkembangan Rata-rata Uang Rupiah yang Diedarkan.............................................................. 33

Bab 2 Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter,

Perbankan dan Sistem Pembayaran

DAFTARGRAFIK

Page 10: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

x Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 3 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

3.1. Perkembangan Outstanding Instrumen Operasi Moneter ........................................................... 41

3.2. Perkembangan Suku Bunga Instrumen Operasi Moneter ............................................................ 42

3.3. Struktur Instrumen Operasi Moneter .......................................................................................... 43

3.4. Posisi TD Valas ........................................................................................................................... 43

3.5. Perkembangan Suku Bunga RRT Lelang TD Valas ....................................................................... 44

3.6. Permintaan Informasi Debitur Individual (IDI) .............................................................................. 66

Page 11: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

BAB 1

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Indonesia selama triwulan IV-2012 menunjukkan kinerja yang

baik. Inflasi terjaga di level yang rendah, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang

masih cukup kuat. Sementara itu, nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan,

namun dengan volatilitas yang relatif terjaga. Terjaganya volatilitas nilai tukar rupiah ini

berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan yang tetap terkendali, yang pada gilirannya

mendorong capaian kinerja pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Perekonomian yang cukup solid selama triwulan IV-2012 mendukung capaian

ekonomi nasional keseluruhan tahun 2012. Di tengah ekonomi global yang masih

melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup kuat. Inflasi tahun 2012

tercatat rendah di level 4,3% dan tetap dibarengi pertumbuhan ekonomi yang tetap

tinggi di 6,2%. Demikian pula halnya dengan stabilitas sistem keuangan yang masih

tetap terkendali. Secara umum, capaian ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang

ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi yang intensif dengan pemerintah untuk

menjaga stabilitas makroekonomi dan memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.

Page 12: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

2

1.1. Kinerja Perekonomian

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) selama triwulan laporan masih berada pada level yang rendah, yaitu 0,78% (qtq), jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan, inflasi yang rendah tersebut mendukung tetap rendahnya inflasi tahun 2012 pada level 4,3%, lebih rendah dari sasaran inflasi sebesar 4,5%+1% (yoy). Perkembangan inflasi 2012 yang rendah terutama didorong oleh stabilnya inflasi inti, terkendalinya inflasi bahan pangan dan rendahnya inflasi administered prices. Inflasi inti yang stabil didukung oleh meningkatnya kemampuan sisi produksi, rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor, terjaganya nilai tukar dengan tingkat volatilitas yang rendah, serta terkelolanya permintaan sejalan dengan dampak positif penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Adapun inflasi bahan pangan yang terkendali didukung oleh kebijakan pemerintah dalam menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi, serta upaya stabilisasi harga, khususnya harga beras. Sementara itu, rendahnya inflasi administered prices dipengaruhi oleh tidak adanya implementasi kebijakan terhadap harga komoditas strategis yang diatur pemerintah. Ke depan, inflasi tahun 2013 diperkirakan tetap dapat dijaga dalam kisaran sasarannya yaitu 4,5%+1%, dengan dukungan upaya optimal Bank Indonesia mengelola permintaan domestik dan meminimalkan berbagai risiko, serta melakukan koordinasi kebijakan yang lebih solid dengan pemerintah, sehingga tetap konsisten menjaga inflasi sesuai dengan sasarannya.

Dengan dukungan inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2012 tumbuh cukup tinggi, mencapai level 6,1%, sehingga untuk keseluruhan tahun 2012, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2%. Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh kuatnya konsumsi rumah tangga dan investasi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tetap kuat terutama bersumber dari konsumsi non-makanan. Kuatnya konsumsi rumah tangga tersebut terutama didukung oleh menguatnya keyakinan konsumen, membaiknya daya beli masyarakat, rendahnya inflasi, dan tersedianya pembiayaan konsumsi. Adapun faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja investasi antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, perbaikan iklim investasi, serta terjaganya kestabilan makroekonomi. Ke depan, prospek ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup kuat ditopang kuatnya konsumsi dan investasi, serta perkiraan kinerja ekspor yang lebih baik sejalan dengan proyeksi membaiknya perekonomian dunia. Secara keseluruhan tahun 2013, pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan dapat mencapai kisaran 6,3%-6,8%.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2012 mencatat peningkatan surplus dari triwulan sebelumnya, meskipun masih mengalami tekanan pada neraca transaksi berjalan. Peningkatan surplus terutama bersumber dari neraca modal dan finansial didorong masih besarnya aliran masuk modal asing ke Indonesia sejalan dengan kuatnya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia. Sementara itu, neraca transaksi berjalan mencatat defisit, terutama disebabkan masih melambatnya kinerja ekspor akibat belum pulihnya pertumbuhan ekonomi global, ditengah masih besarnya impor sejalan dengan masih kuatnya permintaan domestik. Dengan perkembangan tersebut maka secara keseluruhan tahun 2012, NPI masih mencatat surplus dan pada akhir tahun 2012, cadangan devisa tercatat sebesar 112,78 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Page 13: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

3

Tekanan pada NPI khususnya pada neraca transaksi berjalan turut berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Selama triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012, nilai tukar rupiah secara umum berada dalam tren melemah. Meskipun demikian, tren pelemahan tersebut tetap dapat dikelola dengan volatilitas terjaga, sejalan dengan respons Bank Indonesia dalam mengelola stabilitas rupiah. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terutama disebabkan oleh melebarnya defisit neraca transaksi berjalan akibat perlambatan ekspor dan masih kuatnya impor. Kondisi ini tercermin pada permintaan valas dari korporasi yang tetap tinggi guna memenuhi kebutuhan pembiayaan impor yang tetap besar. Kondisi tersebut pada akhirnya mendorong tekanan pelemahan nilai tukar rupiah yang secara rata-rata di keseluruhan tahun 2012 melemah sebesar 6,3%.

Sejalan dengan kinerja makroekonomi yang tetap terjaga, Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) secara keseluruhan menunjukkan kinerja positif. Pada akhir triwulan IV-2012, Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (Financial Stability Index/FSI) berada pada level 1,62. Stabilitas sistem keuangan tersebut didukung oleh terjaganya kinerja perbankan sebagai industri yang mendominasi sistem keuangan Indonesia. Kinerja perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) sebesar 17,32% pada akhir triwulan IV-2012, jauh di atas CAR minimum 8%. Permodalan bank yang tinggi tersebut dicapai melalui peningkatan profitabilitas yang terutama disebabkan oleh lebih besarnya penurunan biaya operasional dibandingkan penurunan pendapatan operasional. Sementara itu, perkembangan intermediasi perbankan dalam mendukung pembiayaan perekonomian masih menunjukkan peningkatan, walaupun terjadi perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh realisasi anggaran pemerintah pada akhir tahun yang diwarnai perlambatan sebagai imbas dari melambatnya ekonomi global. Meningkatnya penyaluran kredit perbankan disertai dengan meningkatnya penyaluran ke sektor yang produktif. Peningkatan tersebut juga diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross sebesar 2,02%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kinerja perekonomian Indonesia tidak terlepas dari dukungan keandalan sistem pembayaran dan terpenuhinya kebutuhan uang kartal masyarakat. Secara umum, penyelenggaraan sistem pembayaran sebagai bagian dari sistem keuangan selama triwulan IV-2012 dan sepanjang tahun 2012 berjalan dengan aman dan lancar. Ketersediaan Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) sebagai sistem setelmen dana dan Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) sebagai sistem setelmen surat berharga pemerintah dan Bank Indonesia, serta transaksi pembayaran ritel melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) telah memenuhi service level yang ditetapkan. Dengan demikian, keandalan sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dapat dijaga dengan baik. Disamping itu, keandalan sistem pemrosesan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik (e-money) yang diselenggarakan oleh pihak di luar Bank Indonesia juga terjaga dengan baik. Hal tersebut tercermin dari tidak adanya gangguan penyelenggaraan yang memengaruhi operasional sistem secara signifikan. Dari sisi pengedaran uang, kebutuhan uang kartal dalam kondisi layak edar yang meningkat menjelang Natal dan tahun baru serta pemenuhan kebutuhan tutup tahun anggaran instansi pemerintah dan swasta dapat dipenuhi. Secara keseluruhan tahun, Bank Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan uang kartal layak edar di masyarakat yang meningkat signifikan sepanjang tahun 2012.

Page 14: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

4

1.2. Kebijakan Yang Ditempuh

Ditengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut, kinerja perekonomian Indonesia yang masih terjaga tidak terlepas dari pengaruh positif bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi intensif dengan pemerintah. Meskipun selama 2012 perekonomian Indonesia dihadapkan pada kondisi eksternal dan internal yang kurang menguntungkan, respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah tetap dapat menjaga inflasi pada sasaran yang telah ditetapkan, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Guna mendukung kondisi tersebut, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan yang diarahkan untuk mengelola keseimbangan eksternal menuju tingkat yang berkesinambungan dengan tetap memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengutamakan pencapaian sasaran inflasi. Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, selama 2012 Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar dan kebijakan makroprudensial, yang didukung dengan penguatan strategi komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah.

Kebijakan suku bunga Bank Indonesia diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan berada dalam sasaran yang telah ditetapkan, yaitu 4,5%+1% pada 2013, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada pertengahan triwulan I-2012, Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 bps sebagai langkah antisipatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Sebelumnya, pada Januari 2012 Bank Indonesia menurunkan koridor bawah suku bunga operasi moneter sebesar 50 bps menjadi 3,75% untuk mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan bank. Selanjutnya, dengan mengutamakan inflasi yang rendah dan terkendali, pada akhir triwulan I-2012 hingga akhir tahun 2012, Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada tingkat 5,75%. Guna meningkatkan efektivitas kebijakan tersebut, Bank Indonesia memperkuat langkah kebijakannya melalui penguatan operasi moneter.

Kebijakan nilai tukar yang dilakukan oleh Bank Indonesia diarahkan agar stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga pada tingkat yang sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi terukur dan pendalaman pasar valuta asing. Hal tersebut mempertimbangkan diperlukannya kestabilan nilai tukar untuk mendukung pengendalian inflasi, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah di pasar dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan. Untuk memperkuat pasokan valas yang lebih berkesinambungan, sejak awal tahun 2012, Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan yang mewajibkan eksportir untuk menerima seluruh Devisa Hasil Ekspor (DHE) melalui bank devisa di dalam negeri. Kebijakan yang sama juga diterapkan untuk penarikan Devisa Utang Luar Negeri (DULN) oleh debitur. Selain itu, guna memperkuat struktur pasokan devisa, pada akhir triwulan II-2012, Bank Indonesia menerbitkan instrumen Term Deposit berdenominasi valuta asing, yang merupakan instrumen penempatan devisa oleh perbankan domestik di Bank Indonesia. Instrumen tersebut merupakan salah satu outlet penempatan devisa oleh perbankan seiring dengan masuknya DHE pasca-penerapan ketentuan Bank Indonesia mengenai penerimaan DHE dan penarikan DULN.

Pada tahun 2012, Bank Indonesia juga menempuh kebijakan makroprudensial dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung keseimbangan eksternal. Dalam rangka mencegah

Page 15: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

5

terjadinya risiko pada stabilitas sistem keuangan yang bersumber dari melonjaknya kredit perbankan, khususnya di sektor perumahan dan otomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan pengaturan besaran rasio Loan To Value dan minimum Down Payment. Kebijakan tersebut juga ditujukan untuk mendukung upaya menekan impor guna mengurangi tekanan terhadap defisit transaksi berjalan.

Bersama dengan pemerintah, Bank Indonesia juga terus berkoordinasi guna memperkuat efektivitas kebijakan. Koordinasi kebijakan dilakukan antara lain melalui forum Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Forum ini secara aktif melakukan pemantauan, merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam memperkuat Protokol Manajemen Krisis (PMK) tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

Guna mewujudkan struktur perbankan yang sehat, Bank Indonesia menyempurnakan kebijakan peningkatan ketahanan dan daya saing perbankan dalam satu paket. Kebijakan tersebut mencakup pengaturan mengenai kepemilikan tunggal pada perbankan Indonesia serta kegiatan usaha bank dan jaringan kantor berdasarkan modal inti (multilicensing). Selain kebijakan untuk meningkatkan kesehatan struktur perbankan, Bank Indonesia juga mewujudkan sistem pengaturan perbankan yang efektif melalui implementasi Basel II dan penyiapan Basel III. Implementasi Basel II yang mengacu kepada inisiatif keuangan global tersebut tidak hanya untuk memenuhi standar internasional, melainkan juga untuk meningkatkan ketahanan perbankan. Melalui berbagai ketentuan yang dikeluarkan, yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, diyakini dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan. Selanjutnya upaya tersebut memberikan implikasi positif terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan di Indonesia secara keseluruhan.

Di bidang sistem pembayaran, fokus utama kebijakan tetap diarahkan untuk menjaga kelancaran dan keamanan serta meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. Selain itu, kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan agar penyelenggaraan sistem pembayaran di Indonesia memperhatikan aspek perlindungan terhadap pengguna jasa sistem pembayaran. Untuk itu, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan mengenai transfer dana sebagai tindak lanjut amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana. Seiring dengan meningkatnya transaksi masyarakat melalui kartu kredit, Bank Indonesia juga menerbitkan pengaturan pelaksanaan untuk meningkatkan aspek perlindungan konsumen pengguna kartu kredit di Indonesia, serta mendukung praktek pemberian kartu kredit yang lebih memperhatikan risiko.

Sebagai tindak lanjut penerbitan ketentuan terkait program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran selain bank, Bank Indonesia menerbitkan Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank. Ketentuan tersebut diberlakukan bagi semua penyelenggara jasa sistem pembayaran selain bank di Indonesia. Selain itu, pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II, dan upaya pembentukan National Payment Gateway (NPG) juga terus dilakukan. Sementara itu, kebijakan pengedaran uang tetap ditujukan untuk mendukung ketersediaan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah dan nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar, serta meningkatkan layanan kas sehingga dapat menjangkau wilayah perbatasan dan daerah terpencil.

Page 16: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Bab 1 • Ringkasan Eksekutif

6

Bank Indonesia juga menempuh berbagai kebijakan di bidang manajemen internal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran. Dalam perencanaan strategis, Bank Indonesia menyusun arah strategis Bank Indonesia 2013 sebagai pedoman kegiatan dan pencapaian target yang jelas di tahun mendatang.

Seiring dengan tuntutan stakeholders agar Bank Indonesia meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran, pada 2012 telah dijajaki penguatan sistem perencanaan dan alokasi anggaran berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja yang dikaitkan dengan level kinerja tertentu. Dengan demikian, program kerja yang dibiayai akan diseleksi secara fokus kepada sasaran organisasi, agar kinerja yang diharapkan dapat tercapai. Di bidang keuangan, fokus dari pelaksanaan manajemen keuangan Bank Indonesia adalah mendorong sustainabilitas, transparansi dan akuntabilitas keuangan Bank Indonesia. Hal tersebut tercermin dari Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia tahun 2011 yang memperoleh opini ’Unqualified Opinion’ atau Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan Repubik Indonesia. Sementara itu, untuk mencapai terpenuhinya Sumber Daya Manusia (SDM) secara kuantitas dan kualitas, Bank Indonesia menerapkan kebijakan yang bersifat Strategy Focused Organisation. Adapun terkait dengan amanah mendukung pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia telah melakukan penyelarasan organisasi pada sektor moneter dalam bentuk penyempurnaan mekanisme kerja, terutama untuk memperkuat proses perumusan kebijakan Bank Indonesia yang lebih komprehensif dan memperkuat fungsi Protokol Manajemen Krisis (PMK). Dalam hal ini, kebijakan SDM diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kepemimpinan, serta penyelarasan organisasi yang sejalan dengan arah dan strategi ke depan.

Memperhatikan prospek perekonomian ke depan yang masih dibayangi dengan ketidakpastian ekonomi global, Bank Indonesia akan mengarahkan kebijakannya untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal. Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan sebagai berikut: (i) kebijakan suku bunga akan ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target yang ditetapkan; (ii) kebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya; (iii) kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal; (iv) penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi; dan (v) penguatan koordinasi Bank Indonesia dan pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber pembiayaan ekonomi, penguatan respons sisi penawaran, serta pemantapan PMK.

Page 17: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

BAB 2

Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Perbankan danSistem Pembayaran

Kinerja perekonomian Indonesia selama triwulan IV-2012 masih tetap solid di tengah

pelemahan perekonomian global yang masih berlangsung. Meskipun sedikit melambat,

perekonomian Indonesia tetap tumbuh cukup kuat 6,2% ditopang oleh konsumsi rumah

tangga dan investasi. Inflasi juga terkendali dalam kisaran yang ditetapkan yakni 4,5%+1%,

didukung berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan pemerintah. Stabilitas

sistem perbankan tetap terjaga, disertai dengan fungsi intermediasi yang terus meningkat

serta didukung kelancaran pada sistem pembayaran.

Page 18: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

8 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.1. Inflasi

Inflasi triwulan IV-2012 tercatat rendah sehingga mendukung inflasi keseluruhan tahun 2012 tetap terkendali. Rendah dan terkendalinya inflasi tersebut ditopang oleh inflasi inti yang stabil, inflasi volatile food yang terkendali dan inflasi administered prices yang rendah. Dengan kondisi tersebut, inflasi tahun 2012 mencapai 4,3% dan berada pada kisaran sasaran 4,5%+1%.

Inflasi triwulan IV-2012 tercatat menurun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 0,78% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 1,68% (qtq). Penurunan inflasi triwulan laporan tidak terlepas dari masih terjaganya berbagai faktor yang memengaruhi inflasi serta meredanya dampak kenaikan harga akibat faktor musiman perayaan Hari Raya dan pengaruh dari harga pangan global yang puncaknya terjadi di triwulan III-2012.

Penurunan inflasi IHK disumbang oleh seluruh kelompok inflasi. Inflasi inti tercatat sebesar 0,75% (qtq) didukung oleh terkelolanya permintaan domestik di tengah pasokan barang dan jasa yang memadai serta masih rendahnya imported inflation seiring dengan penurunan harga komoditas. Inflasi volatile food pada triwulan IV-2012 tercatat rendah sebesar 1,29% (qtq), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 2,09% (qtq), sebagai dampak positif terkendalinya pasokan dan distribusi komoditas pangan. Inflasi kelompok administered prices juga tercatat rendah 0,38% (qtq), lebih rendah dari triwulan III-2012 sebesar 0,66% (qtq).

Inflasi triwulan IV-2012 yang rendah tersebut mendukung inflasi keseluruhan tahun 2012 tetap rendah dan berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5%+1%. Meskipun lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2011 sebesar 3,79%, inflasi IHK 2012 masih terkendali pada level 4,3% (Grafik 2.1). Inflasi IHK 2012 yang masih terkendali dalam sasarannya tersebut cukup menggembirakan di tengah pertumbuhan ekonomi 2012 yang masih tetap kuat.

Grafik 2.1Perkembangan Inflasi

������

���� ���� ���� ���� ���� ������� ��� ��� ��� ��� ���

���������������������������������������������������������������������

��������������������������������������������������� �����������������������

������������������������������������������������������

����������������������������������������������

�����������������������������������������������������������������������

��������������������������������

�������

���

��

��

��

Page 19: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

9Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Berdasarkan komponennya, inflasi IHK 2012 yang rendah didorong oleh inflasi inti yang stabil, inflasi volatile food yang terkendali dan inflasi administered prices yang rendah. Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah 4,40%, relatif stabil dibandingkan capaian 2011 sebesar 4,34%. Di tengah permintaan domestik yang tetap terkelola, capaian inflasi inti tersebut didukung pula oleh meningkatnya kemampuan sisi produksi, sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun terakhir. Dukungan investasi ini pada gilirannya mendorong kemampuan sisi penawaran/sektor produksi dalam merespon permintaan, yang tercermin pada terjaganya kapasitas utilisasi pada level tetap 70%-75% (Grafik 2.2). Selain itu, inflasi inti yang rendah juga disebabkan oleh rendahnya inflasi dari sisi impor (imported inflation) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, serta nilai tukar yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah dan kebijakan pemerintah terkait bea masuk impor (Grafik 2.3).

Inflasi inti 2012 yang relatif stabil juga dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang terkendali dengan baik. Meskipun sempat meningkat pada awal tahun sehubungan dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, ekspektasi inflasi tahun 2012 secara umum terkendali dan dalam tren menurun. Hal tersebut antara lain tercermin pada indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus Forecast yang menurun sejak Mei 2012 (Grafik 2.4). Ekspektasi inflasi yang terkendali tidak terlepas dari dampak positif penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, penguatan koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dengan pemerintah, dan didukung oleh penguatan strategi komunikasi yang terarah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.

Inflasi volatile food pada tahun 2012 juga cukup terkendali pada level 5,68%. Meskipun lebih tinggi dibanding inflasi volatile food 2011 sebesar 3,77%, inflasi volatile food 2012 masih berada di bawah pola historisnya di kisaran 8% (yoy). Inflasi kelompok volatile food 2012 yang terkendali didukung oleh pasokan dalam negeri yang memadai, khususnya beras, dan upaya stabilisasi harga beras yang dilakukan BULOG. Produksi beras tahun 2012 tercatat meningkat hingga mencapai 4,87%, berbeda dari tahun lalu yang turun sebesar -1,07% (Grafik 2.5). Faktor yang memengaruhi peningkatan

Grafik 2.2Kapasitas Produksi Sektor Manufaktur

Grafik 2.3Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

������������������������������������������������

� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

������ ������

���� ���� ����� � � � � � � � � ������ � � � � � � � � � ������� � � � � � � � � ������

����������

���������

�����������������������������������������������������

��������������������������������������������������������������������������������������

���

���

��

��

��

��

���

���

���

Page 20: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

10 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Inflasi kelompok administered prices juga tercatat rendah sebesar 2,66%. Kenaikan harga yang cukup besar pada kelompok administered prices hanya terjadi di cukai rokok yang mengalami kenaikan tarif rata-rata 15%. Selain rokok, komoditas administered prices lainnya seperti bahan bakar rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi. Dengan perkembangan tersebut, inflasi kelompok administered prices pada tahun 2012 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,78%.

Berdasarkan wilayahnya, inflasi IHK 2012 yang tetap terkendali antara lain didorong oleh penurunan inflasi yang cukup besar di kawasan Sumatera (Grafik 2.6 dan 2.7). Penurunan inflasi di kawasan

Grafik 2.4Consensus Forecast

Grafik 2.5Produksi Beras

Grafik 2.6Inflasi Kawasan

Grafik 2.7Sumbangan Inflasi Kawasan

produksi tersebut adalah naiknya luas lahan tanam dan peningkatan produktivitas. Peningkatan produksi beras tersebut pada gilirannya mendorong naiknya pengadaan beras BULOG dibandingkan tahun 2011 dan mendukung upaya stabilisasi harga beras yang dilakukan BULOG.

���� ����

���� ��������

��������

���� ���� ���� ��������

���� ���� ����

��������

����

��������

��������

���� ����

�����������������������

�����������������������

������

�����������������������

���� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

������

�������������������������

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

������

���������������������������������������������

��������������������������

������

�������� �������� ������� ���� ���

����

�������� ����

����

���� ���� ��������

��������

����

���� ����

����

������������������ ���� ����

��

����

������������

��������

�������� ���� ���� ����

������

����

����

����

��������

����

����

���� ��������

����

����

����

����

����

���� ���� ��������

���� ��������

����

����

����

����

����

���� ����

������

���� ���� ����

������

������

����

����

��� ���������������� ������� �����������

���

���

��

��

��

��

���

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

Page 21: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

11Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Sumatera terutama disebabkan oleh terkendalinya inflasi kelompok bahan pangan akibat meningkatnya produksi. Sementara itu, inflasi di sebagian besar kota-kota di Jawa (termasuk Jakarta) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) relatif terkendali, meskipun sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Inflasi di kawasan Jawa sedikit meningkat disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi sejalan dengan permintaan yang tinggi terutama pada bulan puasa dan Lebaran. Sementara di KTI, peningkatan inflasi tahun 2012 terutama dipengaruhi oleh gangguan distribusi antara lain akibat cuaca yang kurang menguntungkan, sehingga berpengaruh terhadap distribusi bahan pangan melalui jalur laut di KTI.

Pada tahun 2013, inflasi diperkirakan tetap dapat dijaga dalam kisaran target 4,5%+1%. Perkiraan tersebut antara lain didukung upaya optimal Bank Indonesia untuk mengelola permintaan domestik dan meminimalkan berbagai risiko sehingga tetap konsisten menjaga inflasi sesuai dengan sasarannya. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui kebijakan suku bunga, nilai tukar, makroprudensial, strategi komunikasi dan penguatan koordinasi dengan pemerintah. Perkiraan inflasi 2013 yang terjaga tersebut juga didukung perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan.

2.2. Pertumbuhan Ekonomi

Di tengah kondisi ekonomi global yang melambat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012 masih tumbuh cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi tersebut terutama ditopang oleh permintaan domestik. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 mencapai 6,2% dan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi dan paling stabil di dunia.

Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2012 masih tumbuh cukup tinggi. Di tengah kondisi ekonomi global yang masih melambat, ekonomi Indonesia bertumbuh 6,1% (yoy) pada triwulan laporan (Tabel 2.1). Pertumbuhan ekonomi tersebut masih ditopang oleh kuatnya permintaan domestik yakni konsumsi rumah tangga dan investasi yang masing-masing tumbuh 5,4% dan 7,3%. Sementara itu, pertumbuhan ekspor masih rendah 0,5% (yoy) sebagai dampak masih melambatnya pertumbuhan ekonomi global (Tabel 2.1).

Sumber : BPS* Proyeksi Bank Indonesia

Komponen 2011 2012 2013*2012

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Tabel 2.1Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

Konsumsi Rumah Tangga 4,7 4,9 5,2 5,6 5,4 5,3 5,8 - 6,3Konsumsi Pemerintah 3,2 6,4 8,6 -2,8 -3,3 1,3 10,1 - 10,6Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,8 10,0 12,5 9,8 7,3 9,8 10,2 - 10,7Ekspor Barang dan Jasa 13,7 8,2 2,8 -2,6 0,5 2,0 3,2 - 3,7Impor Barang dan Jasa 13,3 9,5 11,3 -0,2 6,8 6,7 4,9 - 5,4

PDB 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 6,2 6,3 - 6,8

%, yoy, tahun dasar 2000

Page 22: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

12 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Secara keseluruhan, di tengah kondisi ekonomi dunia yang melambat, ekonomi Indonesia pada tahun 2012 masih tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (Tabel 2.1). Dalam delapan tahun terakhir, perekonomian Indonesia dapat terus bertumbuh rata-rata di atas 6% per tahun, yang merupakan salah satu pertumbuhan tertinggi dan paling stabil di dunia. Di tengah pelemahan kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang tetap tinggi ditopang oleh kenaikan kontribusi permintaan domestik yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor hanya tumbuh 2,0% akibat melemahnya permintaan dunia. Sementara itu, kinerja impor tumbuh 6,7% atau lebih tinggi dari ekspor didorong masih baiknya permintaan domestik.

Konsumsi rumah tangga sebagai salah satu komponen yang mendorong tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional, tumbuh cukup tinggi 5,3% pada tahun 2012. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang kuat tersebut terutama bersumber dari konsumsi nonmakanan. Kuatnya konsumsi rumah tangga tersebut didukung oleh menguatnya keyakinan konsumen, membaiknya daya beli masyarakat, rendahnya inflasi, dan tersedianya pembiayaan konsumsi.

Investasi juga tumbuh tinggi 9,8%, meningkat dibandingkan pertumbuhan pada 2011 sebesar 8,8%. Kuatnya pertumbuhan investasi tersebut antara lain didorong oleh optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, perbaikan iklim investasi serta terjaganya kestabilan makroekonomi. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI), dukungan belanja modal pemerintah dan sumber pembiayaan eksternal lainnya. Selain itu, kredit investasi yang masih tumbuh cukup tinggi sebesar 27,4% pada tahun 2012 sejalan dengan level suku bunga yang dalam tren menurun juga mendukung kuatnya investasi pada 2012 (Grafik 2.8).

Peran ekonomi domestik yang cukup kuat dalam menopang pertumbuhan ekonomi tahun 2012 juga tergambar dari pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha. Hasil pemilahan berdasarkan lapangan usaha menunjukkan sektor-sektor yang berorientasi domestik (nontradables) tumbuh cukup kuat sedangkan peran sektor yang berorientasi ekspor (tradables) melambat sejalan dengan

Grafik 2.8Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Penggunaan

������

������������

���� ���� ���� ���� ����

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

��������

����

���������������

����

���

��

��

��

��

��

Page 23: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

13Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

pelemahan permintaan global. Kinerja sektor nontradables seperti Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mampu tumbuh tinggi 8,1% sejalan dengan meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan tingginya impor (Tabel 2.2). Kinerja sektor bangunan tumbuh lebih baik 7,5%, sejalan dengan aktivitas investasi dan konstruksi yang meningkat. Sektor keuangan, persewaan dan jasa juga tumbuh lebih baik 7,1% terkait kinerja subsektor bank dan lembaga keuangan nonbank yang masih baik seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan aktivitas ekonomi. Sektor transportasi dan komunikasi masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi 10,0% pada tahun 2012 sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik. Pada sisi lain, sektor tradables yang paling terkena dampak dari penurunan permintaan global adalah sektor pertambangan dan penggalian, tumbuh rendah sejak triwulan III-2012. Sementara itu, sektor-sektor tradables lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik (Tabel 2.2).

Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai kisaran 6,3%-6,8%. Sumber utama pertumbuhan tersebut diperkirakan didorong masih kuatnya konsumsi dan investasi, serta ekspor yang diperkirakan lebih baik sejalan dengan proyeksi membaiknya perekonomian dunia. Konsumsi yang masih kuat didukung oleh daya beli yang tetap tinggi yang didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat terkait kenaikan Upah Minimum Regional, peningkatan gaji Pegawai Negeri Sipil dan kebijakan pemerintah menaikkan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Selain itu, aktivitas persiapan Pemilihan Umum 2014 yang dimulai pada semester II-2013 akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Sementara itu, kestabilan makroekonomi yang tetap terjaga menimbulkan optimisme berinvestasi. Hal ini diperkuat oleh hasil survei United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD) tahun 2012 yang menempatkan Indonesia dalam empat besar negara yang paling prospektif untuk lokasi investasi. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan perekonomian masih akan didorong oleh kinerja sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor transportasi dan komunikasi.

Sumber : BPS* Proyeksi Bank Indonesia

Sektor 2011 2012 2013*2012

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Tabel 2.2Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha

Pertanian 3,4 4,3 4,0 5,3 2,0 4,0 3,7 - 4,2Pertambangan & Penggalian 1,4 2,5 3,3 -0,3 0,5 1,5 0,7 - 1,2Industri Pengolahan 6,1 5,5 5,2 5,9 6,2 5,7 6,4 - 6,9Listrik, Gas & Air Bersih 4,8 5,7 6,5 6,1 7,3 6,4 5,2 - 5,7Bangunan 6,6 7,2 7,3 7,6 7,8 7,5 7,7 - 8,2Perdagangan, Hotel & Restoran 9,2 8,7 8,7 7,2 7,8 8,1 7,7 - 8,2Pengangkutan & Komunikasi 10,7 10,0 9,9 10,4 9,6 10,0 10,2 - 10,7Keuangan, Persewaan & Jasa 6,8 6,4 7,1 7,5 7,7 7,1 7,1 - 7,6Jasa-jasa 6,7 5,5 5,8 4,5 5,3 5,2 5,9 - 6,4

PDB 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 6,2 6,3 - 6,8

%, yoy, tahun dasar 2000

Page 24: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

14 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.3. Neraca Pembayaran Indonesia

Neraca Pembayaran Indonesia triwulan IV-2012 dan secara keseluruhan tahun 2012 masih mencatat surplus. Surplus tersebut terutama ditopang oleh surplus pada neraca modal dan finansial sedangkan pada neraca transaksi berjalan mencatat defisit akibat ekspor yang masih lemah, sejalan dengan pelemahan pemulihan ekonomi global serta meningkatnya impor guna memenuhi kegiatan ekonomi domestik yang masih kuat. Dengan perkembangan ini, pada akhir tahun 2012 cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 112,78 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan IV-2012 tercatat meningkat dari sebelumnya USD0,8 miliar pada triwulan III-2012 menjadi USD3,2 miliar (Grafik 2.9). Peningkatan surplus terutama bersumber dari neraca modal dan finansial yang mencatat surplus cukup besar USD11,4 miliar. Kondisi ini didorong oleh masih besarnya aliran masuk modal asing ke Indonesia baik berbentuk Foreign Direct Investment (FDI) maupun investasi portofolio sejalan dengan kuatnya persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. Sementara itu, neraca transaksi berjalan mencatat defisit USD7,8 miliar (3,6% dari PDB). Defisit pada neraca transaksi berjalan banyak disebabkan oleh masih lemahnya kinerja ekspor nasional akibat belum pulihnya pertumbuhan ekonomi global. Untuk impor tercatat masih kuat sejalan dengan masih besarnya permintaan domestik. Peningkatan cukup besar terutama terjadi pada impor migas akibat kuatnya permintaan minyak domestik, yang pada gilirannya mengakibatkan neraca perdagangan migas mengalami defisit.

Secara keseluruhan tahun 2012, surplus NPI tercatat menurun menjadi USD0,2 miliar dibandingkan dengan surplus pada tahun 2011 sebesar USD11,9 miliar (Grafik 2.9). Penurunan surplus NPI 2012 banyak dipengaruhi oleh neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit akibat tetap kuatnya permintaan domestik di tengah menurunnya kinerja ekspor, sejalan dengan melambatnya ekonomi global. Sedangkan impor masih kuat didorong permintaan domestik yang masih tinggi. Berdasarkan

Grafik 2.9Neraca Pembayaran Indonesia

��������

���� ���� ����

�����������������������������������������������������������������������������

� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� ��������

�����

����

�����

�����

Page 25: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

15Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

komponennya, tekanan transaksi berjalan terutama berasal dari meningkatnya defisit neraca perdagangan migas akibat melonjaknya konsumsi BBM di dalam negeri serta pemenuhan kebutuhan gas di dalam negeri yang lebih besar. Sementara itu, neraca perdagangan nonmigas meskipun masih mengalami surplus, tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga belum mampu mengimbangi penurunan kinerja neraca perdagangan migas. Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas merupakan dampak dari melemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup besar. Di sisi lain, impor nonmigas masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku untuk mendukung meningkatnya kegiatan perekonomian domestik.

Neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus yang cukup signifikan sehingga berkontribusi pada surplus NPI tahun 2012. Masih baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsung sedangkan investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi. Selain investor asing yang mencatat beli neto di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir tahun 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

Pada 2013, Bank Indonesia, berkoordinasi dengan pemerintah terus melanjutkan upaya-upaya untuk mempercepat penyesuaian keseimbangan eksternal melalui kebijakan nilai tukar, penguatan operasi moneter, kebijakan makroprudensial untuk mengelola permintaan domestik dan kebijakan untuk mendorong arus modal masuk. Berbagai kebijakan tersebut diperkirakan akan dapat memperkecil rasio defisit transaksi berjalan terhadap PDB dan mempertahankan minat investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri. Selain itu, dukungan terhadap perbaikan kinerja neraca perdagangan nonmigas diperkirakan juga akan berasal dari prospek ekonomi dunia dan harga komoditas ekspor yang lebih baik. Dalam periode yang sama, transaksi modal dan finansial diperkirakan masih akan membukukan surplus dalam jumlah cukup besar, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), seiring iklim investasi domestik yang diperkirakan masih kondusif.

2.4. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah selama triwulan IV-2012 dan juga keseluruhan tahun 2012 secara umum dalam tren melemah. Kendati demikian, tren pelemahan tersebut tetap dapat dikelola dengan volatilitas yang terjaga sejalan dengan respons Bank Indonesia dalam mengelola stabilitas rupiah. Sepanjang triwulan IV, rupiah melemah 0,68% (qtq) sedangkan sepanjang 2012 rupiah terdepresiasi 6,29% (yoy) sehingga di akhir tahun ditutup pada level Rp9.638/USD. Volatilitas rupiah terjaga rendah yakni 2,08% (qtd) atau 4,34% (ytd).

Sejalan dengan tekanan pada NPI, khususnya pada neraca transaksi berjalan, nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2012 masih dalam tren melemah, meskipun volatilitasnya tetap dapat dijaga pada tingkat yang relatif rendah. Pada akhir Desember 2012, rupiah ditutup pada level Rp9.638, atau melemah

Page 26: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

16 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Secara keseluruhan tahun 2012, nilai tukar rupiah juga dalam tren melemah, meskipun volatilitasnya tetap dapat dijaga pada tingkat yang relatif rendah. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi sebesar 6,29% (yoy) ke Rp9.358 per dolar AS dari Rp8.768 per dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara itu, volatilitas rupiah yang tetap terjaga tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar sehingga volatilitas rupiah yang terjadi tetap pada tingkat yang rendah.

Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh melebarnya defisit transaksi berjalan akibat perlambatan ekspor dan masih kuatnya impor. Kondisi ini pada gilirannya menyebabkan ketidakseimbangan di pasar valuta asing dalam negeri karena pada satu sisi pasokan valas menjadi berkurang akibat menurunnya penerimaan dari ekspor sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan melemahnya harga komoditas ekspor utama. Pada sisi lain, permintaan valuta asing (valas) dari korporasi masih tetap tinggi guna memenuhi kebutuhan pembiayaan impor yang tetap besar. Kondisi tersebut pada akhirnya mendorong tren pelemahan nilai tukar rupiah di tahun 2012.

Pelemahan rupiah lebih lanjut dapat tertahan karena pada sisi lain pasokan valas yang bersumber dari arus modal asing, baik dalam bentuk investasi portofolio maupun investasi langsung secara neto masih cukup besar. Aliran modal asing yang secara neto masih positif seperti tercermin pada kinerja neraca finansial selama 2012 antara lain dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap ekonomi domestik yang tetap terjaga. Hal tersebut antara lain tercermin dari perkembangan premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia yang cenderung menurun (Grafik 2.11). Relatif stabilnya kepercayaan pelaku pasar juga tidak terlepas dari berbagai upaya yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga

Grafik 2.10Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 2011-2012

0,7% (ptp) bila dibandingkan dengan akhir September 2012 (Grafik 2.10). Secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2012 juga melemah 1,27% dibandingkan dengan triwulan III-2012. Kendati demikian, tren pelemahan tersebut tetap dapat dikelola dengan volatilitas yang terjaga sejalan dengan respon Bank Indonesia dalam mengelola stablitas rupiah.

���� ����

����

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

����

����

����

����

����

����

����

����

Page 27: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

17Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

stabilitas nilai tukar rupiah. Upaya Bank Indonesia melalui monitoring dan komunikasi yang intensif dengan pelaku pasar serta intervensi di pasar valas secara terukur telah dapat menjaga volatilitas nilai tukar rupiah pada level yang relatif rendah (Grafik 2.12).

Aliran modal masuk yang masih terjadi sehingga menjadi pendukung pasokan valas di pasar juga dipengaruhi oleh dampak masih rendahnya suku bunga rendah di negara maju. Kondisi ini pada gilirannya mendorong investor untuk menempatkan dana pada negara yang memberikan imbal hasil lebih tinggi termasuk Indonesia. Indikator imbal hasil investasi di aset rupiah yang tercermin dari selisih suku bunga dalam negeri dan luar negeri (UIP – Uncovered Interest Parity) masih lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan regional (Grafik 2.13). Kondisi tersebut pada gilirannya mendukung aliran masuk portofolio modal asing yang masih cukup besar, terutama di pasar surat berharga negara (SBN).

Grafik 2.13Selisih Suku Bunga Dalam dan Luar Negeri

Grafik 2.11Perkembangan CDS Obligasi Pemerintah

Tenor 5 Tahun di Negara Kawasan

Grafik 2.12Volatilitas Mata Uang Regional Asia

Triwulan IV-2012 dan tahun 2012

����

�����

�����

�����

����

�����

�����

����

�����

�����

�����

��������

��������

��������

��������

������������

���

���

��

��

��

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���� ���� ����� �����

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

��� ��� ������ ��� ��� ��� ��� ������ ��� ������ ��������� ��� ��� ��� ��� ������ ��� ������ ��������� ��� ���

���� ���� ����

���������

��������

�����

��������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

�����

Page 28: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

18 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Pelemahan nilai tukar pada 2012 juga dialami oleh beberapa mata uang lain di negara kawasan seperti Indian Rupee dan China Yuan (Grafik 2.14). Indian Rupee pada tahun 2012 tercatat mengalami depresiasi sebesar 4,27%. Sementara China Yuan juga mengalami depresiasi 0,83% pada tahun 2012. Perkembangan ini sedikit berbeda dengan mata uang negara lain di kawasan seperti Phillipine Peso, Singapore dollar dan Malaysian Ringgit yang pada tahun 2012 mencatat apresiasi.

Grafik 2.14Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan

Mata Uang Regional

2.5. Perkembangan Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

Suku bunga PUAB triwulan IV-2012 cenderung meningkat seiring dengan kebutuhan likuiditas perbankan pada akhir tahun. Namun, secara tahunan suku bunga PUAB 2012 lebih rendah dibandingkan dengan 2011 sejalan dengan arah kebijakan operasi moneter Bank Indonesia.

Suku bunga PUAB pada triwulan IV-2012 cenderung meningkat bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2012, rata-rata harian suku bunga PUAB O/N meningkat menjadi 4,15% dari 4,08% pada triwulan sebelumnya (Grafik 2.15). Sementara itu, pada tenor PUAB yang lain relatif bervariasi perkembangannya. Suku bunga PUAB tenor 2-4 hari stabil pada kisaran 4,09% dari triwulan sebelumnya 4,08%. Suku bunga PUAB tenor satu minggu naik menjadi 4,26% dari sebelumnya 4,17%, sedangkan tenor satu bulan turun menjadi 4,50% dari sebelumnya 4,61%.

Peningkatan suku bunga PUAB pada triwulan laporan terutama dipengaruhi peningkatan kebutuhan musiman likuiditas perbankan terkait hari raya Idul Adha, Natal dan tahun baru. Selain itu, peningkatan suku bunga PUAB pada triwulan laporan juga disebabkan adanya penetapan suku bunga PUAB tenor overnight (O/N) yang mengacu pada PUAB tenor lima hari karena adanya libur panjang menjelang tahun baru.

Pergerakan suku bunga PUAB diikuti oleh pergerakan pada suku bunga Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) (Grafik 2.15). Suku bunga JIBOR O/N bergerak naik menjadi 4,16% dari sebelumnya

������ ����� ����� ����� ���� ���� ���� ����

���

���

������

������

������

������

������

������

������

������

������

������

������

�����

������

�����

�����

�����

�����

�����������

������

���������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

Page 29: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

19Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4,09%, suku bunga JIBOR satu minggu naik menjadi 4,29% dari sebelumnya 4,23%, sedangkan suku bunga JIBOR satu bulan cenderung stabil pada kisaran 4,61%.

Grafik 2.15Suku Bunga PUAB O/N dan JIBOR

Grafik 2.16Volume PUAB

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

���� ����

���������������������������

������������������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

Kenaikan suku bunga PUAB pada triwulan IV-2012 tersebut sejalan dengan penurunan spread suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N. Perkembangan PUAB pada triwulan laporan menunjukkan rata-rata spread suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N turun ke kisaran 8 bps dibanding dengan triwulan sebelumnya sebesar 17 bps. Turunnya spread suku bunga PUAB tertinggi dan terendah tersebut didorong oleh besarnya pasokan likuiditas perbankan dalam memenuhi peningkatan kebutuhan likuiditas pada triwulan laporan. Pasokan likuiditas pada triwulan laporan terutama berasal dari operasi keuangan pemerintah neto yang cenderung ekspansif menjelang akhir tahun.

����

���� �������� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

��� ����� ���� ������

��

��

��

Page 30: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

20 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Dari sisi volume, meskipun terjadi peningkatan kebutuhan likuiditas perbankan terkait faktor musiman, volume PUAB secara triwulan masih menurun khususnya pada bulan November dan Desember (Grafik 2.16). Penurunan volume PUAB tersebut didorong oleh adanya pasokan likuiditas yang cukup besar dari aliran masuk uang kartal masyarakat ke perbankan pasca-perayaan keagamaan dan ekspansi keuangan pemerintah neto menjelang akhir tahun. Secara keseluruhan, sepanjang triwulan IV-2012, rata-rata harian volume transaksi PUAB turun dari Rp10,71 triliun menjadi Rp9,62 triliun.

Sejalan dengan turunnya volume transaksi PUAB, rata-rata harian frekuensi transaksi dan jumlah bank yang melakukan transaksi pada triwulan IV-2012 juga mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya (Grafik 2.17). Rata-rata frekuensi transaksi pada triwulan IV-2012 tercatat sebanyak 153 transaksi/hari dengan jumlah pelaku 65 bank per hari, lebih rendah dari triwulan III-2012 yakni 165 transaksi/hari dan pelaku 68 bank/hari.

Secara tahunan, meskipun dalam tren meningkat pada semester II-2012, suku bunga PUAB O/N pada 2012 tercatat lebih rendah dibandingkan perkembangan pada 2011. Rata-rata harian suku bunga PUAB O/N sepanjang 2012 berada pada level 4,01%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata harian suku bunga PUAB O/N sepanjang 2011 yang berkisar 5,65%. Penurunan suku bunga PUAB tersebut didorong oleh kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan batas bawah koridor suku bunga (suku bunga deposit facility) dan penurunan BI Rate pada awal tahun (Grafik2.18). Lebih lanjut, perkembangan suku bunga PUAB tersebut juga sesuai dengan arah kebijakan operasi moneter Bank Indonesia dalam mendukung kestabilan pasar keuangan dan pencapaian sasaran inflasi

Sejalan dengan penurunan level suku bunga, spread suku bunga PUAB O/N tertinggi dan terendah secara rata-rata tahun 2012 juga tercatat lebih rendah yaitu 10 bps, dari semula rata-rata 23 bps pada tahun 2011. Volatilitas suku bunga PUAB O/N selama tahun 2012 juga terjaga di level rendah yaitu pada kisaran 2 bps, lebih rendah dari tahun 2011 yang berkisar 6 bps. Perkembangan positif tersebut

Grafik 2.17Jumlah Bank Pelaku PUAB dan

Frekuensi Transaksi

���� ����

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

�������������������������

������������������������������

�����������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

���

���

���

Page 31: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

21Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

didorong oleh semakin optimalnya strategi operasi moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sehingga kebutuhan likuiditas perbankan terpenuhi oleh pasokan likuiditas harian.

Grafik 2.18Suku Bunga PUAB dan BI Rate

Secara tahunan, volume transaksi PUAB juga mengalami penurunan dari rata-rata Rp10,60 triliun per hari pada tahun 2011 menjadi Rp9,33 triliun pada tahun 2012. Penurunan volume PUAB 2012 secara tahunan tersebut banyak disebabkan penurunan tajam volume PUAB pada triwulan I-2012. Sementara pada tiga triwulan selanjutnya, volume PUAB relatif bergerak sama dengan volume PUAB di triwulan yang sama pada tahun 2011.

2.6. Perkembangan Suku Bunga Perbankan

Suku bunga simpanan dan kredit perbankan sepanjang tahun 2012 berada pada tren menurun, meskipun pada akhir triwulan IV-2012 suku bunga simpanan sedikit mengalami peningkatan. Pada triwulan IV-2012, rata-rata suku bunga simpanan tercatat 5,53%, mengalami sedikit peningkatan dari 5,44% di triwulan sebelumnya. Sedangkan rata-rata suku bunga kredit menurun dari 12,26%, menjadi 12,11%. Suku bunga simpanan pada awal 2012 yang tercatat sebesar 6,35%, menurun menjadi 5,59% di akhir tahun. Sementara itu, suku bunga kredit turun dari 12,74% menjadi 12,06% sepanjang tahun 2012.

Pada triwulan IV-2012, rata-rata suku bunga simpanan satu bulan naik sebesar 9 bps menjadi 5,53% dibandingkan rata-rata suku bunga simpanan pada triwulan III-2012. Namun rata-rata suku bunga simpanan tercatat turun sebesar 102 bps apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,55%. Rata-rata suku bunga kredit selama triwulan IV-2012 turun sebesar 15 bps menjadi 12,11% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Apabila dibandingkan dengan rata-rata suku bunga kredit triwulan yang sama di 2011, rata-rata suku bunga kredit turun 70 bps dari sebelumnya sebesar 12,81%. Penurunan suku bunga kredit tersebut menyebabkan selisih suku

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

���� ����

��������

�������

�������

�������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

Page 32: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

22 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

bunga kredit dengan simpanan meningkat dari 6,39% pada awal 2012 menjadi 6,47% di akhir tahun.1 Namun apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi penurunan selisih suku bunga sebesar 24 bps (Grafik 2.19).

1 Suku bunga kredit merupakan rata-rata tertimbang dari suku bunga kredit per jenis penggunaan dari seluruh bank, sedangkan suku bunga simpanan merupakan rata-rata tertimbang dari suku bunga deposito 1 bulan dari seluruh bank.

Grafik 2.19Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga Kredit,

Suku Bunga Deposito Rupiah dan BI Rate

Grafik 2.20Perkembangan Rata-Rata Suku Bunga

Kredit per Jenis Penggunaan

��������������

���� ���� ����

�����������������������������������������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

��

��

��

��

Pada triwulan IV-2012, rata-rata suku bunga kredit untuk tiap jenis penggunaan mengalami penurunan. Suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) turun dengan kisaran 11-19 bps, masing-masing menjadi sebesar 11,60%, 11,27%, dan 13,57% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,75%, 11,38%, dan 11,76% (Grafik 2.20).

��������������

���� ���� ����

�������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

��

��

��

��

��

��

��

��

Page 33: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

23Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Penurunan suku bunga kredit terutama disebabkan oleh diberlakukannya ketentuan Bank Indonesia yang mewajibkan bank untuk mempublikasikan data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).2 Perkembangan SBDK pada triwulan IV-2012 tercatat bervariasi, dimana terdapat tiga segmen kredit mengalami penurunan dan satu segmen kredit meningkat dibandingkan triwulan III-2012. Penurunan SBDK terjadi pada segmen Korporasi sebesar 6 bps, diikuti KPR dan Non KPR masing-masing sebesar 4 bps dan 3 bps sedangkan segmen Retail meningkat sebesar 11 bps.

Sejak diberlakukannya aturan SBDK pada Maret 2011, hingga akhir triwulan IV-2012 terjadi penurunan SBDK pada semua jenis kredit. Penurunan SBDK pada kredit Non KPR tercatat sebesar 91 bps, Korporasi sebesar 82 bps, KPR sebesar 75 bps dan kredit Retail sebesar 66 bps (Tabel 2.3).

Ket : data tanpa outlier dan perhitungan secara weighted average

SegmenKredit 2011 2012 qtq Mar 11-

Nov 12Des 11-Nov 12

Nov 11-Nov 12

Seluruh Sampel

Mar Jun Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

Korporasi 10,51 10,72 10,51 10,50 10,36 10,18 10,12 10,06 9,86 9,86 9,83 9,81 9,77 9,72 9,75 9,74 9,73 (0,02) (0,78) (0,45) (0,63)

Retail 11,80 11,91 12,04 11,98 11,78 11,61 11,52 11,40 11,23 11,16 11,14 11,08 11,07 11,03 11,03 11,04 11,04 0,01 (0,76) (0,57) (0,74)

KPR 11,16 11,38 11,04 10,98 10,82 10,71 10,62 10,51 10,61 10,58 10,56 10,50 10,50 10,46 10,45 10,44 10,43 (0,02) (0,73) (0,28) (0,39)

Non KPR 11,56 11,86 11,88 11,83 11,68 11,51 11,22 11,05 11,05 11,05 11,03 10,99 10,87 10,68 10,67 10,67 10,69 0,02 (0,87) (0,82) (0,99)

Tabel 2.3Perkembangan Nilai Rata-Rata SBDK Industri Perbankan

2 SE BI No.13/5/DPNP tanggal 8 Februari 2011 tentang Suku Bunga Dasar Kredit.

2.7. Perkembangan Bank Umum

Perbankan Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang positif selama triwulan IV-2012 dan selama tahun 2012 di tengah krisis ekonomi global yang masih berlanjut. Kinerja positif tercermin dari kondisi rasio permodalan perbankan yang tercatat jauh di atas ambang batas 8%, yang dicapai melalui perolehan profitabilitas perbankan yang cukup tinggi dan upaya peningkatan efisiensi yang dilakukan perbankan.

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada akhir triwulan IV-2012 tercatat sebesar 17,32%, mengalami penurunan sebesar 0,01% dibanding dengan triwulan III-2012 sebesar 17,33%. Penurunan CAR pada triwulan IV-2012 disebabkan oleh peningkatan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang lebih besar daripada peningkatan modal bank. Pada triwulan IV-2012, modal bank tercatat sebesar Rp510.50 triliun, meningkat 3,27% (qtq) dibandingkan modal pada akhir triwulan III-2012 sebesar Rp494.31 triliun. Sedangkan pada akhir triwulan IV-2012, ATMR bank sebesar Rp2.948,13 triliun, meningkat 3,39% (qtq) dibandingkan ATMR pada akhir triwulan III-2012 sebesar Rp2.851,56 triliun.

Secara triwulanan dan tahunan, laba perbankan mengalami peningkatan. Sampai dengan akhir triwulan IV-2012, perbankan membukukan laba sebesar Rp92,83 triliun, meningkat 36,38% (qtq) dibandingkan laba pada akhir triwulan III-2012 sebesar Rp68,07 triliun. Peningkatan laba perbankan

Page 34: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

24 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

terutama disebabkan oleh lebih besarnya peningkatan pendapatan operasional dibandingkan peningkatan beban operasional. Pendapatan operasional perbankan pada triwulan IV-2012 mengalami peningkatan sebesar Rp136,19 triliun dibandingkan triwulan III-2012. Sementara beban operasional mengalami peningkatan sebesar Rp105,49 triliun.

Peningkatan profitabilitas tersebut tidak terlepas dari upaya bank melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional perbankan. Rasio Biaya Overhead terhadap Pendapatan Overhead (BOPO) menunjukkan tren menurun walaupun sempat mengalami peningkatan tipis pada triwulan IV-2012. Rasio BOPO pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 75,35%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan III-2012 sebesar 75,20% namun mengalami penurunan dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 85,34%.

Sementara itu, total aset perbankan Indonesia secara triwulanan dan tahunan mengalami peningkatan. Pada akhir triwulan IV-2012, aset perbankan mencapai Rp4.262,59 triliun, meningkat sebesar Rp253,22 triliun atau 6,32% (qtq) dibanding triwulan III-2012. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit pada triwulan IV-2012 yang mencapai Rp152,02 triliun dibandingkan triwulan III-2012.

Pada triwulan IV-2012, perkembangan intermediasi perbankan dalam mendukung pembiayaan perekonomian masih menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan III-2012. Hal tersebut tercermin dari peningkatan penyaluran kredit perbankan yang mencapai Rp2.707,86 triliun, tumbuh 5,95% (qtq) dibandingkan triwulan III-2012 sebesar Rp2.555,84 triliun. Walaupun terjadi peningkatan kredit pada triwulan IV-2012 dibanding triwulan III-2012, secara tahunan pertumbuhan kredit mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2011 dari sebesar 24,6% menjadi sebesar 23,1% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh melambatnya ekonomi global.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit untuk tujuan produktif mencatat pertumbuhan yang tetap lebih tinggi dibandingkan tujuan konsumsi. Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) pada triwulan IV-2012 tumbuh masing-masing sebesar 5,67% dan 6,49% dibandingkan triwulan III-2012. Sementara itu, Kredit Konsumsi (KK) tumbuh sebesar 5,28%. Secara tahunan (yoy), pertumbuhan untuk jenis kredit KI dan KK mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan KI, KMK, dan KK tahun 2012 masing-masing sebesar 27,4%, 23,2%, dan 19,9%. Adapun pertumbuhan KI, KMK, dan KK pada tahun 2011 masing-masing sebesar 33,1%, 21,4%, dan 24,2% (yoy).

Secara sektoral, pertumbuhan kredit terbesar pada triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan III-2012 berasal dari sektor perdagangan (9,4%), pertanian (8,0%), dan pertambangan (10,9%). Sementara secara tahunan (yoy), pertumbuhan kredit terbesar berasal dari sektor perdagangan (34,1%), industri (29,4%), dan pertanian (29,0%).

Peningkatan kredit perbankan pada triwulan IV-2012 diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dari menurunnya rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan. Pada triwulan IV-2012, NPL gross perbankan menurun sebesar 0,20% dari 2,07% pada triwulan III-2012 menjadi 1,87%. Secara tahunan, NPL gross perbankan menurun sebesar 0,30% dari 2,17%.

Page 35: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

25Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Perkembangan intermediasi perbankan yang positif didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012, DPK perbankan mengalami pertumbuhan signifikan. Pada triwulan IV-2012, DPK perbankan meningkat menjadi Rp3.225,20 triliun, dibanding triwulan III-2012 yang mencapai Rp3.049,96 triliun atau tumbuh sebesar 5,75% (qtq).

Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2012 seluruh komponen DPK mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tabungan (9,71%) dari Rp981,5 triliun menjadi Rp1.076,8 triliun, diikuti oleh giro (5,63%) dari Rp726,2 triliun menjadi Rp767,1 triliun, dan deposito (2,91%) dari Rp1.342,3 triliun menjadi Rp1.381,3 triliun. Meskipun secara total deposito mengalami peningkatan, namun terjadi penurunan untuk deposito valas sebesar Rp5,8 triliun atau 2,8%. Secara tahunan (yoy), tabungan merupakan komponen DPK yang mengalami persentase pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 19,9%, diikuti dengan giro 17,5%, dan deposito 11,9%, dibandingkan tahun 2011 masing-masing sebesar 22,5%, 21,8%, dan 15,3%. Berdasarkan pangsa terhadap DPK, deposito masih mendominasi dana masyarakat di perbankan, yaitu mencapai 42,8% dari total DPK sebesar Rp3.225,2 triliun.

3 Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (Financial Stability Index/FSI) merupakan rata-rata fungsi perkembangan NPL perbankan, indeks harga saham gabungan, dan yield obligasi pemerintah.

Indikator Utama2011 2012

Triwulan IVTriwulan IIITriwulan II Triwulan II Triwulan III Triwulan IVTriwulan I Triwulan I

Total Aset (Triliun Rp) 3.065,83 3.195,08 3.371,45 3.652,80 3.708,73 3.891,12 4.009,37 4.262,59DPK (Triliun Rp) 2.351,36 2.438,01 2.544,86 2.784,91 2.826,00 2.955,77 3.050,00 3.225,20 - Giro 540,79 577,00 580,56 652,65 655,06 718,27 726,22 767,07 - Tabungan 722,73 753,68 797,01 898,30 888,92 939,20 981,50 1.076,83 - Deposito 1.087,83 1.107,34 1.167,30 1.233,97 1.281,02 1.298,30 1.342,28 1.381,30Kredit 1.814,80 1.950,70 2.079,30 2.200,10 2.266,20 2.452,90 2.555,90 2.707,90 Jumlah NPLs (T Rp) 50,97 53,46 55,51 47,69 51,81 53,38 52,91 50,64 CAR (%) 17,53% 16,99% 16,62% 16,07% 18,19% 17,45% 17,33% 17,32% NPLs Gross (%) 2,81% 2,74% 2,67% 2,17% 2,29% 2,1%8 2,07% 1,87%ROA (%) 3,03% 3,03% 3,08% 2,99% 3,01% 3,11% 3,06% 3,08%BOPO (%) 77,83% 85,82% 87,01% 85,34% 76,74% 74,74% 75,20% 75,40%LDR (%) 78,43% 81,20% 82,20% 79,59% 81,21% 83,93% 84,63% 84,70%Jumlah Bank 121 121 120 120 120 120 120 120Jumlah Kantor 14.202 14.454 14.604 14.797 14.840 15.372 15.899 16.625

Tabel 2.4Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan

Ket : Data triwulan IV-2012 menggunakan posisi Desember 2012

(Dalam Triliun Rp)

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi yang positif pada kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan Indonesia dengan pangsa aset perbankan lebih dari 70%. Dengan kinerja perbankan yang masih terjaga dan fungsi intermediasi yang masih tumbuh dalam mendukung pembiayaan perekonomian, stabilitas sistem keuangan pada triwulan IV-2012 tetap terjaga. Kondisi kestabilan sistem keuangan tercermin pada membaiknya Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (Financial Stability Index/FSI)3 pada level 1,62, dibandingkan triwulan III-2012 pada level 1,65, maupun posisi yang sama pada 2011 pada level 1,63. Penurunan indeks FSI didukung adanya penurunan tekanan, khususnya volatilitas di pasar saham.

Page 36: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

26 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.8. Perkembangan Perbankan Syariah

Kinerja perbankan syariah pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012 tetap menunjukkan kinerja yang baik, tercermin dari perkembangan aset, pencapaian profitabilitas, peningkatan efisiensi dan fungsi intermediasi yang berjalan optimal.

Sejalan dengan kinerja bank umum yang positif, perbankan syariah yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), menunjukkan kinerja yang baik selama triwulan IV-2012. Hal tersebut tercermin dari peningkatan total aset perbankan syariah dengan kinerja yang relatif terkendali pada permodalan, profitabilitas, dan efisiensi perbankan syariah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pada triwulan IV-2012, total aset perbankan syariah yang terdiri dari BUS, UUS dan BPRS mencapai Rp199,72 triliun. Total aset tersebut meningkat Rp26,69 triliun (15,43%, qtq) atau Rp50,73 triliun (34,05%, yoy). Total aset BUS dan UUS sebesar Rp195,02 triliun, naik 15,63% (qtq), sedangkan total aset BPRS mencapai Rp4,7 triliun, meningkat sekitar 7,55% (qtq). Secara tahunan, total aset perbankan syariah meningkat 34,05% dari Rp.148,99 triliun pada tahun sebelumnya. Aset perbankan syariah tersebut merepresentasikan +4,6% dari keseluruhan aset industri perbankan nasional, meningkat dibandingkan posisi tahun lalu yang hanya mencapai +4%.

Sementara itu, CAR BUS dan UUS pada triwulan IV-2012 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,85% (qtq) dari 14,98% menjadi 14,13% (qtq), atau sebesar 2,5% (yoy) dari 16,63%. Sementara CAR BPRS turun sebesar 0,14% (qtq) dari 25,3% menjadi 25,16%, namun secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 1,66% (yoy) dari 23,5%. Penurunan CAR pada triwulan IV-2012 disebabkan meningkatnya ekspansi pembiayaan akibat demand yang cukup tinggi yang tidak diikuti dengan penambahan modal yang seimbang. Meskipun demikian, rasio CAR perbankan syariah masih jauh di atas ambang batas sebesar 8%.

Profitabilitas perbankan syariah mengalami peningkatan selama triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, sebagaimana tercermin dari rasio Return On Asset (ROA) BUS dan UUS yang mengalami peningkatan tipis dari 2,07% pada triwulan III-2012 menjadi 2,14% (qtq). Demikian pula halnya dengan ROA BPRS yang meningkat dari 2,6% pada triwulan III-2012 menjadi 2,64% (qtq). Secara tahunan, ROA BUS dan UUS meningkat signifikan dari 1,79% menjadi 2,14%, yang antara lain disebabkan oleh tingkat pertumbuhan aset pembiayaan telah dapat menghasilkan return (earning before tax) yang lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Sementara ROA BPRS mengalami penurunan tipis dari 2,7% menjadi 2,64%.

Efisiensi perbankan syariah pada BUS dan UUS pada triwulan IV-2012 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan III-2012, yang tercermin dari rasio BOPO untuk BUS dan UUS dari 83,20% menjadi 82,51% (qtq). Demikian pula halnya dengan rasio BOPO BPRS yang membaik dari sebelumnya sebesar 86,40 menjadi 86,25% (qtq). Perbaikan rasio BOPO di perbankan syariah menunjukkan mulai berjalannya efisiensi yang dilakukan antara lain berupa penurunan sumber dana yang memberikan imbalan lebih tinggi.

Fungsi intermediasi perbankan syariah mengalami peningkatan pada triwulan laporan. Pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp147,51 triliun, meningkat sebesar Rp17,15 triliun

Page 37: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

27Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

atau 13,16% (qtq) dari triwulan sebelumnya. Sementara pembiayaan BPRS tercatat sebesar Rp 3,55 triliun, meningkat sebesar Rp0,15 triliun (4,41%, qtq) dari triwulan sebelumnya. Secara tahunan, pembiayaan BUS dan UUS meningkat sebesar Rp44,85 triliun atau 43,69% (yoy). Sedangkan pembiayaan BPRS meningkat sebesar Rp0,87 triliun atau 32,46% (yoy). Peningkatan penyaluran pembiayaan tersebut sejalan dengan demand yang masih cukup tinggi sesuai siklus pembiayaan yang secara historis meningkat pada akhir tahun berjalan.

Peningkatan pembiayaan pada triwulan IV-2012 diikuti dengan membaiknya kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan rasio Non Performing Financing (NPF) gross perbankan syariah. Pada triwulan IV-2012, NPF gross BUS dan UUS mencapai 2,22%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,74%. Secara tahunan, NPF gross BUS dan UUS menurun dari tahun sebelumnya sebesar 2,52% menjadi sebesar 2,22%. Sementara NPF gross BPRS pada triwulan IV-2012 mengalami penurunan dari 6,87% pada triwulan III-2012 menjadi 6,15%. Dibandingkan tahun sebelumnya, NPF gross BPRS meningkat tipis dari 6,1% menjadi 6,15%. Adanya penurunan NPF gross pada triwulan IV-2012 dibandingkan triwulan sebelumnya menunjukkan upaya perbankan syariah untuk memperbaiki kualitas pembiayaan di akhir tahun.

Penghimpunan DPK BUS dan UUS pada triwulan IV-2012 mencapai Rp147,51 triliun, meningkat sebesar Rp19,84 triliun (15,54%, qtq) dibanding triwulan III-2012 atau sebesar Rp32,1 triliun (27,81%, yoy). Peningkatan tersebut terjadi pada semua komponen DPK dengan peningkatan tertinggi pada giro yaitu sebesar 28,52% (qtq). Hal yang sama juga terjadi pada DPK BPRS yang mencapai Rp2,94 triliun, meningkat sebesar Rp0,25 triliun (9,29%, qtq) atau sebesar Rp0,84 triliun (40,00%, yoy).

Dengan perkembangan pembiayaan dan DPK selama triwulan IV-2012, rasio financing to deposit (FDR) BUS dan UUS mencapai 100%, mengalami penurunan dari rasio triwulan sebelumnya sebesar 102,19%. Penurunan tersebut disebabkan pembiayaan tumbuh lebih kecil (13,16%, qtq) dibanding DPK (15,54%, qtq). Rasio FDR BPRS pada triwulan IV-2012 sebesar 120,96%, menurun dari rasio triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 126,7%. Penurunan tersebut disebabkan pembiayaan BPRS tumbuh lebih kecil (4,41%, qtq) dibandingkan DPK (9,29%, qtq).

Dampak krisis keuangan global yang cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, memiliki pengaruh yang relatif minimal terhadap industri perbankan syariah nasional. Pertumbuhan aset perbankan syariah selama tahun 2012 relatif masih tinggi. Meskipun demikian, terjadi pelambatan pertumbuhan aset pada Maret s.d. September 2012 karena penurunan DPK. Penurunan DPK disebabkan penarikan dana simpanan milik pemerintah (Kementerian Agama) dari bank syariah senilai +Rp7 triliun, yang dialihkan ke Sukuk guna memenuhi target pendanaan pembangunan. Namun pada bulan-bulan berikutnya, DPK dan aset bank syariah kembali mengalami peningkatan.

Sejalan dengan perkembangan aset perbankan syariah, terjadi peningkatan jaringan kantor perbankan syariah. Pada triwulan IV-2012, jumlah kantor BUS dan UUS meningkat sebanyak 112 kantor dari triwulan sebelumnya 2.150 kantor sehingga total menjadi 2.262 kantor. Sementara secara tahunan mengalami peningkatan sebanyak 525 kantor.

Page 38: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

28 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Dari sisi komposisi industri, sebesar +98% aset perbankan syariah masih didominasi oleh BUS dan UUS. Sampai dengan Desember 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional (BUS dan UUS) relatif cukup baik, tercermin dari : (i) fungsi intermediasi berada pada tingkat yang optimal dengan rata-rata FDR sebesar 97,16%; (ii) tingkat kecukupan modal (CAR) masih jauh di atas minimum 8% dengan rata-rata CAR sebesar +17%; dan (iii) tingkat pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) dibawah 5% dengan rata-rata sebesar 2,72%.

Tabel 2.5Statistik Triwulanan Perkembangan Perbankan Syariah

Ket : (i) BOPO BUS Tw IV/2011 disesuaikan mengacu perhitungan konvensional (dari 78,41% menjadi 85,63%) (ii) BOPO BPRS Tw IV/2011 disesuaikan mengacu perhitungan konvensional (dari 76,30% menjadi 85,1%) (iii) Begitu pula untuk BOPO BUS dan BPRS di Tw I/2012 telah disesuaikan.

Indikator Utama2012*2011

Triwulan IVTriwulan IIITriwulan IITriwulan ITriwulan IV

BUS + UUS Total aset (Rp. T) 145,47 148,64 155,41 168,66 195,02DPK (Rp. T) 115,41 117,87 119,28 127,67 147,51 - Giro 12,01 12,77 12,72 13,78 17,71 - Tabungan 32,6 34,46 37,67 40,4 45,07 - Deposito 70,81 70,64 68,89 73,5 84,73Pembiayaan (Rp. T) 102,66 107,72 117,59 130,36 147,51Jumlah NPF (Rp T) 2,59 2,88 3,39 3,57 3,27CAR (%) 16,63% 15,33% 16,12% 14,98% 14,13%NPF Gross (%) 2,52% 2,67% 2,88% 2,74% 2,22%NPF Net (%) 1,34% 1,62% 1,86% 1,81% 1,34%ROA (%) 1,79% 1,90% 2,05% 2,07% 2,14%BOPO (%) 85,63% 85,27% 83,52% 83,20% 82,51%FDR (%) 88,94% 91,39% 98,59% 102,19% 100,00%Jumlah Bank - BUS 11 11 11 11 11 - UUS 24 24 24 24 24Jumlah Kantor 1.737 1.887 1.999 2.150 2.262

BPRS Total aset (Rp. T) 3,52 3,79 4,06 4,37 4,7DPK (Rp. T) 2,1 2,32 2,48 2,69 2,94Pembiayaan (Rp. T) 2,68 2,91 3,22 3,4 3,55Jumlah NPF (Rp T) 0,16 0,19 0,21 0,23 0,24CAR (%) 23,50% 24,90% 24,30% 25,30% 25,16%NPF Gross (%) 6,10% 6,42% 6,39% 6,87% 6,15%NPF Net (%) 5,10% 5,40% 5,20% 5,60% 5,00%ROA (%) 2,70% 2,70% 2,70% 2,60% 2,64%BOPO (%) 85,10% 85,50% 85,40% 86,40% 86,25%FDR (%) 127,70% 125,50% 129,70% 126,70% 120,96%Jumlah Bank 155 155 156 156 156Jumlah Kantor 364 373 378 386 401

Page 39: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

29Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.9. Perkembangan Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sebagaimana halnya kinerja positif bank umum dan bank syariah, kinerja BPR selama triwulan IV-2012 dan tahun 2012 tetap terjaga.

Selama triwulan IV-2012, secara agregat industri BPR mengalami perkembangan kinerja positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan total aset mencapai 6,31% (qtq) atau 20,14% (yoy). Pertumbuhan aset tersebut didukung oleh permodalan BPR yang relatif stabil dengan rasio kecukupan modal (CAR) pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 27,55%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan III-2012 sebesar 27,51%.

Fungsi intermediasi BPR selama triwulan laporan berjalan cukup baik. Pada triwulan IV-2012, kredit BPR tumbuh 2,68% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp48,5 triliun atau 21,46% (yoy) dari sebelumnya Rp41,0 triliun menjadi Rp49,80 triliun. Seiring dengan pertumbuhan kredit, kualitas kredit BPR membaik yang ditunjukkan dengan rasio NPL gross BPR pada triwulan IV-2012 sebesar 4,75%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,35%. Secara tahunan, NPL gross cenderung membaik dari 5,22% menjadi 4,75% (yoy).

Pertumbuhan kredit BPR ditopang oleh peningkatan DPK yang berhasil dihimpun BPR. Selama triwulan IV-2012, DPK BPR mengalami pertumbuhan sebesar 5,78% (qtq) dari Rp42,42 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp44,9 pada triwulan IV-2012. Secara tahunan, DPK BPR mengalami pertumbuhan sebesar 17,46% (yoy). Sejalan dengan penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR meningkat dari 78,54% menjadi 81,11%.

Pertumbuhan kredit memberikan kontribusi positif pada peningkatan profitabilitas BPR. Hal tersebut dicerminkan oleh rasio Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Pada triwulan IV-2012, ROA BPR mengalami penurunan sebesar 25 bps dari 3,71% menjadi 3,46%(qtq). Secara tahunan, ROA BPR meningkat sebesar 14 bps yaitu dari sebesar 3,32% menjadi 3,46% (yoy). Sementara ROE meningkat sebesar 460 bps dari level 29,46% menjadi 34,10% (yoy).

Dari sisi efisiensi operasional BPR, terdapat peningkatan efisiensi operasional BPR yang dicerminkan oleh menurunnya rasio BOPO. Selama triwulan IV-2012, rasio BOPO BPR meningkat sebesar 19 bps dari 77,58% menjadi 77,77% (qtq). Secara tahunan, rasio BOPO menurun sebesar 170 bps yaitu dari sebesar 79,47% menjadi 77,77% (yoy). Penurunan rasio BOPO tersebut disebabkan meningkatnya kualitas kredit BPR yang tercermin dari menurunnya NPL gross dari 5,35% menjadi 4,75% (qtq ), sedangkan secara tahunan NPL gross menurun dari 5,22% menjadi 4,75% (yoy).

Pada triwulan IV-2012, jumlah BPR berkurang sebanyak dua BPR dengan adanya merger BPR milik Pemerintah Daerah. Dengan pengurangan tersebut, maka jumlah BPR tercatat sebanyak 1.653 BPR, yang terdiri dari 1.391 BPR Perseroan Terbatas, 229 BPR Perusahaan Daerah dan 33 BPR Koperasi. Meskipun terjadi penurunan jumlah BPR, jangkauan pelayanan BPR semakin luas. Jaringan kantor BPR (kantor pusat, kantor cabang dan kantor kas) bertambah sebanyak 253 jaringan kantor atau tumbuh 6,06% (qtq) dari 4.404 kantor menjadi 4.425 kantor. Secara tahunan, jaringan kantor BPR bertambah sebanyak 303 jaringan kantor atau tumbuh 7,35% (yoy) dari 4.172 kantor pada 2011 menjadi 4.425 kantor pada 2012.

Page 40: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

30 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2.10. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Seiring dengan peningkatan kredit, penyaluran kredit ke sektor UMKM selama triwulan IV-2012 lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Realisasi penyaluran kredit ke sektor UMKM tercatat sebesar Rp552,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,85% dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp512 triliun. Secara tahunan jumlah kredit UMKM tumbuh sebesar 15,1% (yoy) atau lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan 2011 yang tercatat sebesar 17,2% (yoy).

Realisasi kredit UMKM pada triwulan IV-2012 (posisi Desember 2012) meningkat sebesar Rp40,2 triliun, tumbuh 7,85% (qtq) sehingga menjadi Rp552,2 triliun. Dengan realisasi tersebut, pertumbuhan kredit UMKM mencapai 15,1% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan UMKM pada Desember 2011 sebesar 17,2% (yoy). Relatif rendahnya pertumbuhan terutama disebabkan masih berlangsungnya proses penyesuaian data oleh perbankan dalam rangka pemenuhan kriteria UMKM berdasarkan Undang-Undang No. 20/2008 tentang UMKM yang sebelumnya masih berdasarkan plafon. Dengan realisasi kredit tersebut, penyaluran kredit UMKM triwulan IV-2012 mencapai 47,9% dari Rencana Bisnis Bank tahun 2012 sebesar Rp151,0 triliun.

Kontribusi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan tercatat sebesar 19,9%, dengan pangsa kredit UMKM didominasi oleh usaha menengah (48,6%), diikuti usaha kecil (30,8%) dan usaha mikro (20,6%). Pemberian kredit UMKM yang seluruhnya bersifat produktif, sebagian besar (66,6%) disalurkan ke sektor perdagangan, industri pengolahan, serta pertanian, perburuan, dan kehutanan. Dari sisi kualitas, NPL kredit UMKM pada akhir triwulan IV-2012 mencapai 3,40%, lebih rendah dari posisi akhir triwulan III-2012 sebesar 3,72% Secara tahunan, NPL kredit UMKM mengalami penurunan dari 3,63% menjadi 3,40% (yoy).

Sementara itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disalurkan hingga Desember 2012 tercatat sebesar Rp33,47 triliun (berdasarkan data Kemenko Bidang Perekonomian). Dengan penyaluran

Indikator2011 2012*20102009

TriwulanIV

TriwulanI

TriwulanI

TriwulanI

TriwulanII

TriwulanII

TriwulanII

TriwulanIII

TriwulanIII

TriwulanIII

TriwulanIV

TriwulanIV

TriwulanIV

*) meliputi Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Kas

Total Aset (T Rp) 37,6 39,0 40,7 44,2 45,7 47,6 49,6 52,3 56,1 57,2 60,9 63,4 67,4DPK (T Rp) 25,6 27,0 28,0 30,1 31,3 32,9 34 38,8 38,2 39,4 40,8 42,42 44,87 - Tabungan 8,3 8,6 8,7 9,3 9,9 10,3 10,5 10,9 12 12,3 12,9 13,3 14,47 - Deposito 17,3 18,4 19,3 20,8 21,5 22,6 23,5 24,9 26,1 27,1 27,9 29,1 30,4Kredit 28 29,5 31,5 33,3 33,8 35,7 38 39,6 41 43,6 47,6 48,5 49,8Jml NPLs (T Rp) 2,2 2,1 2,3 2,3 2,4 2,1 2,4 2,5 2,6 2,7CAR (%) 24,17 24,5 23,63 23,33 30,01 31,7 29,54 28,69 28,68 29,74 27,91 27,51 27,55NPLs Gross (%) 6,90 7,03 6,53 6,51 6,12 6,41 6,21 6,09 5,22 5,56 5,27 5,35 4,75NPLs net (%) 4,05 4,25 4,53 4,45 4,34 3,67 3,93 3,71 3,74 3,25ROA (%) 3,09 3,91 3,95 3,46 3,16 3,92 3,83 3,57 3,32 3,71 3,89 3,71 3,46BOPO (%) 81,82 79,44 78,76 80,4 80,97 78,86 78,75 79,28 79,47 79,04 77,57 77,58 77,77LDR (%) 79,61 79,79 82,04 81,79 79,02 80 82,69 81,81 78,54 81,33 83,62 82,59 81,11Jumlah Bank 1.733 1.710 1.715 1.717 1.706 1.679 1.682 1.683 1.669 1.665 1.669 1.669 1.653Jumlah Kantor ** 3.820 3.816 3.910 3.970 4.021 4.114 4.172 4.239 4.313 4.357 4.425

Tabel 2.6Indikator Utama Kinerja BPR

Page 41: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

31Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

tersebut realisasi KUR mencapai 111,57% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2012 sebesar Rp30 triliun. Dengan demikian, sejak peluncuran program KUR, realisasi KUR oleh bank pelaksana telah mencapai Rp96,89 triliun. Baki debet KUR berdasarkan data Laporan Bank Umum (LBU) tercatat sebesar Rp39,76 triliun, meningkat Rp10,97 triliun (34,79%) dari posisi Januari 2012. Saat ini, penyaluran KUR masih terpusat di wilayah Jawa (48,73%), diikuti oleh wilayah Sumatera (22,59%), Kalimantan (10,12%), Sulawesi (11,19%), Bali (4,61%) dan Papua-Maluku (2,77%). Berdasarkan penyaluran per sektor ekonomi, penyaluran KUR masih didominasi sektor perdagangan (51,19%), sedangkan penyaluran pada sektor pertanian termasuk perikanan hanya mencapai 19,21%.

Berdasarkan kualitas kredit, NPL KUR berdasarkan data LBU pada bulan Desember 2012 tercatat sebesar 3,54% atau mengalami peningkatan dibandingkan posisi September 2012 sebesar 3,73%. Berdasarkan data dari Lembaga Penjamin KUR, Non Performing Guarantee (NPG) yang merupakan perbandingan antara klaim yang dibiayai dengan KUR yang dijamin (porsi penjaminan) pada bulan Desember 2012 tercatat sebesar 3,46%, meningkat dibandingkan posisi September 2012 sebesar 3,31%. Jumlah klaim KUR kepada lembaga penjamin mencapai Rp3,57 triliun atau sebesar 4,04% dari KUR yang dijamin sebesar Rp83,34 triliun. Jumlah klaim yang ditolak mencapai Rp0,27 triliun atau 7,50% dari jumlah klaim KUR yang diajukan.

2.11. Perkembangan Sistem Pembayaran

Transaksi sistem pembayaran tetap dapat berjalan aman dan lancar selama triwulan IV-2012 dan selama tahun 2012.

Pada triwulan IV-2012 transaksi sistem pembayaran mengalami peningkatan di sisi volume, sementara di sisi nilai menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Volume transaksi pada triwulan IV-2012 meningkat sebesar 25,92 juta transaksi (3,03%) menjadi 880,28 juta transaksi. Sementara nilai transaksi mengalami penurunan sebesar Rp465,70 triliun (2,13%) menjadi Rp21.419,06 triliun. Peningkatan volume transaksi disebabkan oleh transaksi yang bersifat seasonal yakni transaksi masyarakat yang terjadi selama libur Natal dan menjelang tahun baru serta transaksi pemerintah pada akhir tahun. Sementara penurunan pada nilai disebabkan karena penurunan transaksi valas, PUAB, pasar modal dan moneter.

Volume transaksi pembayaran yang diselesaikan melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada triwulan IV-2012 sebanyak 4,72 juta transaksi atau meningkat 0,40 juta transaksi (9,35%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun apabila dilihat dari sisi nilai, terdapat penurunan nilai transaksi sebesar Rp507,82 triliun (2,48%) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp19.972,81 triliun.

Sementara itu, volume transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) selama triwulan IV-2012 mencapai 28,19 juta transaksi atau meningkat sebesar 1,52 juta transaksi (5,70%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain peningkatan pada volume transaksi, nilai transaksi SKNBI juga mengalami peningkatan sebesar Rp26,57 triliun (4,85%) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp573,89 triliun.

Page 42: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

32 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Secara umum, penyelenggaraan sistem pembayaran selama periode tahun 2012 berlangsung dengan baik dan lancar termasuk pada periode perayaan keagamaan (Idul Fitri dan Natal) serta periode akhir tahun dimana kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi cenderung tinggi. Ketersediaan sistem BI-RTGS sebagai setelmen dana, sistem BI-SSSS sebagai setelmen surat berharga pemerintah dan Bank Indonesia, serta SKNBI telah memenuhi service level yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan demikian, keandalan sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dapat dijaga dengan baik.

Disamping sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang terjaga dengan baik, penyelenggaraan sistem pemrosesan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik (e-money) oleh pihak di luar Bank Indonesia juga terjaga dengan baik. Hal ini terlihat dari tidak adanya gangguan penyelenggaraan APMK dan uang elektronik secara signifikan pada triwulan IV-2012. Agar sistem pembayaran dapat berjalan dengan baik dan lancar, Bank Indonesia melakukan pemantauan terhadap kepatuhan penyelenggaraan sistem pembayaran terhadap berbagai ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan termasuk pemenuhan aspek perlindungan konsumen.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas perekonomian selama tahun 2012, transaksi sistem pembayaran mengalami peningkatan signifikan baik dari sisi volume maupun nilai dibandingkan tahun 2011. Peningkatan volume dan nilai transaksi masing-masing sebesar 341,95 juta transaksi (13,01%) menjadi 2,97 miliar transaksi dan Rp32.976,47 triliun (46,09%) menjadi Rp104.529,55 triliun (Tabel 2.7 dan Tabel 2.8).

Tabel 2.7Nilai Transaksi Pembayaran

Transaksi SistemPembayaran Non Tunai

2012 % Naik / (Turun)2011 2012

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV QtQ YoY

RTGS 66,921.85 31,406.74 27,536.93 20,480.63 19,972.81 99,397.11 -2.48% 48.53% - Pengelolaan Moneter 30,782.68 22,738.78 17,496.92 10,587.75 9,674.21 60,497.66 -8.63% 96.53% - Pemerintah 3,276.34 759.31 962.82 814.93 1,267.51 3,804.57 55.54% 16.12% - Masyarakat 13,176.74 3,503.07 3,838.35 3,763.49 4,163.88 15,268.78 10.64% 15.88% - Pasar Modal 2,097.71 573.70 499.98 580.70 515.34 2,169.73 -11.26% 3.43% - Valas 3,425.24 671.18 661.14 738.85 644.38 2,715.55 -12.79% -20.72% - PUAB 5,403.79 715.75 1,464.29 1,371.69 1,188.72 4,740.46 -13.34% -12.28% - Lain-lain 8,759.35 2,444.96 2,613.42 2,623.20 2,518.77 10,200.36 -3.98% 16.45%Kliring 1,970.61 507.43 541.54 547.32 573.89 2,170.19 4.85% 10.13% Debet 1,412.21 368.45 384.29 387.21 397.99 1,537.95 2.78% 8.90% - Cek 181.67 48.99 49.66 50.81 55.25 204.71 8.72% 12.68% - Bilyet Giro 1,230.03 319.34 334.50 336.29 342.63 1,332.75 1.89% 8.35% - Warkat Debet Lainnya 0.51 0.13 0.13 0.11 0.12 0.49 10.93% -4.74%Kredit 558.39 138.98 157.25 160.11 175.90 632.24 9.86% 13.23%APMK 2,659.64 743.91 795.04 856.25 871.72 2,960.52 1.81% 11.31% - Kartu Kredit 182.60 47.41 50.24 51.72 52.47 183.28 1.45% 0.37% - Kartu ATM dan ATM/Debet 2,477.04 696.50 744.80 804.53 819.24 2,777.24 1.83% 12.12%

Uang Elektronik 0.98 0.32 0.44 0.56 0.65 1.73 14.50% 75.83%Total 71,553.08 32,658.41 28,873.95 21,884.77 21,419.06 104,529.55 -2.13% 46.09%

Nilai (Triliun Rp)

Page 43: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

33Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Tabel 2.8Volume Transaksi Pembayaran

Transaksi SistemPembayaran Non Tunai

2012 % Naik / (Turun)2011 2012

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV QtQ YoY

RTGS 16.166,35 4.162,40 4.301,22 4.315,70 4.719,10 17.498,42 9,35% 8,24% - Pengelolaan Moneter 78,55 17,94 17,11 19,70 24,33 79,08 23,50% 0,68% - Pemerintah 769,96 172,24 200,41 175,61 242,27 790,53 37,97% 2,67% - Masyarakat 13.948,98 3.642,26 3.744,58 3.759,56 4.100,64 15.247,04 9,07% 9,31% - Pasar Modal 65,44 20,40 15,12 19,75 19,31 74,57 -2,26% 13,94% - Valas 112,85 17,47 17,51 16,69 12,96 64,62 -22,35% -42,74% - PUAB 95,59 10,39 20,36 21,62 19,25 71,61 -10,97% -25,09% - Lain-lain 1.094,98 281,72 286,13 302,78 300,35 1.170,97 -0,80% 6,94%Kliring 99.179,08 24.360,98 26.870,09 26.673,62 28.193,28 106.097,97 5,70% 6,98%Debet 41.921,15 10.681,43 10.884,50 10.545,85 10.585,89 42.697,68 0,38% 1,85% - Cek 3.674,12 934,62 954,61 923,49 945,04 3.757,76 2,33% 2,28% - Bilyet Giro 37.376,78 9.524,19 9.703,50 9.403,35 9.429,85 38.060,89 0,28% 1,83% - Warkat Debet Lainnya 870,24 222,62 226,39 219,02 211,01 879,03 -3,66% 1,01%Kredit 57.257,93 13.679,54 15.985,59 16.127,77 17.607,39 63.400,29 9,17% 10,73%APMK 2.471.651,63 689.906,86 743.708,70 795.582,00 816.490,61 3.045.688,16 2,63% 23,22% - Kartu Kredit 209.352,20 53.699,05 55.108,12 55.985,75 56.786,93 201.512,20 1,43% -3,74% - Kartu ATM dan ATM/Debet 2.262.299,43 636.207,81 688.600,58 739.596,25 759.703,68 2.554.536,47 2,72% 12,92%

Uang Elektronik 41.060,15 17.260,81 24.703,09 27.784,71 30.875,31 90.362,93 11,12% 120,07%Total 2.628.057,21 735.691,04 799.583,10 854.356,02 880.278,31 2.970.007,99 3,03% 13,01%

Volume (Ribu Transaksi)

2.12. Perkembangan Pengedaran Uang

Pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012, Uang Kartal Yang Diedarkan meningkat karena peningkatan kebutuhan uang kartal oleh masyarakat.

Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) mengalami peningkatan selama triwulan IV-2012 dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, rata-rata UYD tercatat sebesar Rp395,08 triliun,

Grafik 2.21Perkembangan Rata-rata Uang Rupiah

yang Diedarkan

���������� �

���� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

���� ����

�������������������������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

Page 44: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

34 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

meningkat sebesar Rp2,32 trilliun atau 0,59% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi tingginya kebutuhan uang kartal masyarakat menjelang Natal dan tahun baru serta pemenuhan kebutuhan tutup tahun anggaran instansi pemerintah dan swasta.

Secara tahunan, rata-rata UYD tahun 2012 juga mengalami peningkatan sebesar Rp50,24 trilliun (15,68%) menjadi Rp370,61 triliun dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian Indonesia. Mengikuti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan UYD tertinggi terjadi pada periode Ramadhan dan Idul Fitri. Posisi UYD tertinggi pada 2012, terjadi pada minggu terakhir bulan Ramadhan yakni mencapai Rp442,59 triliun. Jumlah UYD mulai menurun pasca-Idul Fitri dengan kembalinya uang kartal dari perbankan dan masyarakat ke Bank Indonesia.

Sementara itu, dari pangsa UYD yang terdiri dari perbankan dan masyarakat, pangsa UYD di perbankan mengalami penurunan. Pangsa UYD di perbankan pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 15,25% dari total UYD, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 16,56% (Tabel 2.9). Penurunan tersebut, antara lain dipengaruhi oleh pemberlakuan ketentuan transaksi uang kartal antar bank oleh Bank Indonesia, yang diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan uang kas perbankan. Secara tahunan, rata-rata pangsa UYD di perbankan selama tahun 2012 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011, namun tidak signifikan, yaitu sebesar 0,25% dari 15,75% menjadi 15,50%.

PeriodeNominal (triliun Rp) Pangsa

Masyarakat Bank Jumlah Masyarakat Bank Jumlah

Triwulan I 250,51 50,60 301,11 83,20% 16,80% 100,00%

Triwulan II 257,56 44,65 302,21 85,23% 14,77% 100,00%

Triwulan III 282,22 56,11 338,33 83,42% 16,58% 100,00%

Triwulan IV 288,88 50,63 339,51 85,09% 14,91% 100,00%

Triwulan I 291,04 52,90 343,93 84,62% 15,38% 100,00%

Triwulan II 300,39 51,88 352,26 85,27% 14,73% 100,00%

Triwulan III 327,73 65,03 392,76 83,44% 16,56% 100,00%

Triwulan IV 334,84 60,24 395,08 84,75% 15,25% 100,00%

2011

2012

Tabel 2.9Perkembangan Rata-Rata UYD di Bank dan Masyarakat Periode 2011 - 2012

Posisi UYD pada akhir triwulan IV-2012, didominasi Uang Pecahan Besar (Rp20.000 ke atas) yaitu mencapai 93,20%, terdiri dari pecahan Rp100.000 yang mencapai 60,66%, pecahan Rp50.000 sebesar 30,11% dan pecahan Rp20.000 sebesar 2,43% dari total UYD. Sisanya sebesar 6,80% merupakan Uang Pecahan Kecil (UPK) yaitu uang pecahan Rp10.000 ke bawah (Tabel 2.10. UYD posisi per pecahan). Peningkatan kebutuhan uang oleh masyarakat diimbangi dengan upaya Bank Indonesia untuk mengedarkan uang yang layak edar dalam jumlah yang cukup.

Page 45: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

35Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Pecahan 2011 20112012 2012Tw. I Tw. I Tw. I Tw. ITw. II Tw. II Tw. II Tw. IITw. III Tw. III Tw. III Tw. IIITw. IV Tw. IV Tw. IV Tw. IV

Nominal (triliun Rp) Pangsa

100.000 154,80 170,35 176,21 206,93 191,29 220,89 226,63 266,66 53,29 53,99 52,36 55,48 56,16 58,99 58,89 60,66 50.000 103,49 112,44 119,12 129,78 114,68 117,33 114,42 132,37 35,63 35,64 35,40 34,80 33,67 31,34 29,73 30,11 20.000 8,50 8,75 10,54 9,51 9,12 9,80 11,36 10,69 2,93 2,77 3,13 2,55 2,68 2,62 2,95 2,43 10.000 8,30 8,47 10,96 9,64 9,08 9,49 11,70 10,65 2,86 2,68 3,26 2,58 2,67 2,53 3,04 2,42 5.000 5,94 6,04 8,25 7,04 6,56 6,80 8,99 8,01 2,05 1,91 2,45 1,89 1,93 1,82 2,34 1,82 2.000 2,93 2,94 4,38 3,79 3,55 3,68 4,92 4,38 1,01 0,93 1,30 1,02 1,04 0,98 1,28 1,00 <=1000 2,94 2,79 3,06 2,50 2,37 2,27 2,47 2,50 1,01 0,88 0,91 0,67 0,70 0,61 0,64 0,57 UK 286,91 311,79 332,53 369,19 336,65 370,27 380,48 435,25 98,78 98,81 98,81 98,99 98,84 98,89 98,87 99,01 1.000,00 0,39 0,51 0,65 0,74 0,85 0,96 1,06 1,07 0,13 0,16 0,19 0,20 0,25 0,26 0,28 0,24 500,00 2,02 2,08 2,15 2,18 2,22 2,30 2,38 2,40 0,70 0,66 0,64 0,58 0,65 0,61 0,62 0,55 200,00 0,32 0,33 0,34 0,35 0,36 0,37 0,39 0,40 0,11 0,10 0,10 0,09 0,11 0,10 0,10 0,09 <=100 0,82 0,83 0,84 0,51 0,52 0,53 0,54 0,49 0,28 0,26 0,25 0,14 0,15 0,14 0,14 0,11 UL 3,55 3,75 3,99 3,78 3,95 4,16 4,36 4,36 1,22 1,19 1,19 1,01 1,16 1,11 1,13 0,99 290,47 315,54 336,52 372,97 340,60 374,43 384,84 439,62 100 100 100 100 100 100 100 100 UPB 266,80 291,55 305,88 346,22 315,09 348,03 352,41 409,72 91,85 92,40 90,89 92,83 92,51 92,95 91,57 93,20 UPK 23,67 23,99 30,65 26,75 25,51 26,40 32,43 29,90 8,15 7,60 9,11 7,17 7,49 7,05 8,43 6,80 Jumlah 290,47 315,54 336,52 372,97 340,60 374,43 384,84 439,62 100 100 100 100 100 100 100 100

Tabel 2.10UYD Posisi per Pecahan

Indikator2011 2012 yoy (%)

TriwulanIV

TriwulanIV

TriwulanIV

TriwulanI

TriwulanI

TriwulanI

TriwulanII

TriwulanII

TriwulanII

TriwulanIII

TriwulanIII

TriwulanIII

UYD (Triliun Rp) 301,53 302,21 338,33 339,51 343,93 352,26 392,76 395,08 14,06% 16,56% 16,09% 16,37%Pertumbuhan UYD (qtq) 3,77% 0,22% 11,95% 0,35% 1,30% 2,42% 11,49% 0,59% - - - -Outflow (Triliun Rp) 36,81 80,32 123,27 107,20 62,31 108,61 125,05 133,57 69,26% 35,22% 1,45% 24,60% Outflow (qtq) -50,55% 118,19% 53,47% -13,04% -41,87% 74,30% 15,14% 6,81% - - - -Inflow (Triliun Rp) 65,36 55,52 102,50 70,05 95,34 76,70 115,58 78,63 45,88% 38,17% 12,77% 12,24% Inflow (qtq) 37,71% -15,06% 84,63% -31,66% 36,10% -19,55% 50,69% -31,97% - - - -Pemusnahan : Triliun Rp 42,45 37,82 39,88 41,67 33,05 4,59 2,54 7,39 -22,14% -87,87% -93,64% -82,26% Pertumbuhan (qtq) 6,28% -10,91% 5,44% 4,49% -20,69% -86,12% -44,70% 191,35% - - - - Miliar bilyet 1,59 1,29 1,21 1,81 1,52 0,72 0,54 1,04 -4,37% -44,59% -55,35% -42,71% Pertumbuhan (qtq) -1,20% -18,90% -6,64% 49,91% -15,75% -53,01% -24,77% 92,33% - - - -

Tabel 2.11Indikator Pengedaran Uang

Jumlah uang rupiah layak edar dari Bank Indonesia ke perbankan dan masyarakat (outflow) selama triwulan IV-2012 mencapai Rp133,57 triliun atau meningkat sebesar 6,81% dibandingkan dengan triwulan III-2012 (Tabel 2.11. Indikator Pengedaran Uang). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan uang kartal menjelang Natal dan liburan akhir tahun serta pemenuhan kebutuhan tutup tahun anggaran instansi pemerintah dan swasta.

Secara tahunan, uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp429,55 triliun, naik 23,57% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut sejalan dengan perekonomian yang tetap tumbuh.

Untuk menjaga uang rupiah dalam kondisi layak edar (clean money policy), Bank Indonesia melakukan sortasi uang yang masuk (inflow) dengan memisahkan antara Uang Layak Edar (ULE) dan Uang Tidak

Page 46: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 2 • Perkembangan Kondisi Makro ekonomi, Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

36 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Layak Edar (UTLE). Berdasarkan hasil sortasi tersebut ULE akan diedarkan kembali, sedangkan UTLE akan dimusnahkan. Selama triwulan IV-2012, tercatat inflow sebesar Rp78,63 triliun, terdiri dari uang kertas sebesar Rp78,60 triliun dan uang logam sebesar Rp26,66 miliar. Dari inflow uang kertas tersebut, sebesar 9,40% atau setara dengan 1,04 miliar bilyet uang kertas dengan nilai Rp7,39 triliun merupakan uang tidak layak edar sehingga dimusnahkan. Secara tahunan, jumlah uang yang dimusnahkan tercatat sebesar Rp47,57 triliun atau 12,99% dari inflow dan setara dengan 3,81 miliar bilyet.

Page 47: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

BAB 3

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

Memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik, Bank Indonesia

menempuh berbagai kebijakan. Kebijakan moneter ditempuh untuk mengarahkan inflasi

pada sasaran yang telah ditetapkan dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Bank Indonesia juga memperkuat ketahanan perbankan dengan

tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian bank. Untuk mendukung kebijakan tersebut,

kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan uang beredar juga menjadi fokus kebijakan

Bank Indonesia selama triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012. Bank Indonesia

juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait lainnya, serta

melakukan upaya edukasi dan komunikasi dengan stakeholders.

Page 48: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

38 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

3.1. Stabilitas Moneter

Bank Indonesia tetap konsisten menempuh kebijakan moneter yang dapat menjaga inflasi pada sasaran yang telah ditetapkan, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan arah kebijakan itu, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, dan kebijakan makroprudensial, serta terus memperkuat strategi komunikasi dan mempererat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah.

3.1.1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia pada triwulan IV-2012 dan keseluruhan tahun 2012, diarahkan untuk mengelola keseimbangan eksternal menuju tingkat yang berkesinambungan (sustainable), dengan tetap memberi dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengutamakan pencapaian sasaran inflasi. Sejalan dengan arah kebijakan tersebut maka selama 2012, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar dan kebijakan makroprudensial. Kebijakan tersebut juga didukung dengan memperkuat strategi komunikasi dan mempererat koordinasi dengan pemerintah. Berbagai kebijakan yang ditempuh tersebut secara umum dapat mengelola inflasi sesuai sasaran dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, di tengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut pada tahun 2012.

Kebijakan suku bunga Bank Indonesia diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan berada dalam sasaran yang telah ditetapkan yaitu 4,5%+1% pada 2012 dan 2013 serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada Februari 2012, Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 bps sebagai langkah antisipatif untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Sebelumnya, pada Januari 2012 Bank Indonesia menurunkan koridor bawah suku bunga operasi moneter (suku bunga Deposit Facility) sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter dimaksudkan untuk mendorong pembiayaan antarbank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan bank.

Pada Maret 2012, Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada tingkat 5,75% guna merespons meningkatnya ekspektasi inflasi yang sempat meningkat saat itu. Level BI Rate 5,75% kemudian dipertahankan hingga Desember 2012 karena masih konsisten dengan upaya mencapai sasaran inflasi 4,5%+1%. Untuk memperkuat efektivitas kebijakan suku bunga tersebut, Bank Indonesia juga memperkuat kebijakan operasi moneter dengan menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps dari 3,75% menjadi 4% pada Agustus 2012.

Kebijakan nilai tukar yang dilakukan oleh Bank Indonesia diarahkan agar stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga pada tingkat yang sesuai dengan kondisi fundamental. Kebijakan nilai tukar tersebut dilakukan melalui intervensi secara terukur dan pendalaman pasar valuta asing (valas) sehingga dapat mendukung upaya pengendalian inflasi, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah di pasar dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan. Dalam rangka penguatan pasokan valas yang lebih berkesinambungan, Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor

Page 49: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

39Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

(DHE) dan penarikan Devisa Utang Luar Negeri (DULN) yang mulai efektif pada Januari 2012.4 Sesuai dengan kebijakan tersebut, eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui bank devisa di dalam negeri. Kebijakan yang sama juga diterapkan untuk penarikan DULN oleh debitur.

Guna meningkatkan pasokan devisa, pada Juni 2012 Bank Indonesia menerbitkan instrumen Term Deposit berdenominasi valuta asing (TD valas), yang merupakan instrumen penempatan devisa oleh perbankan domestik di Bank Indonesia. Selain memperkaya instrumen operasi moneter, instrumen TD valas memberikan alternatif penempatan valas bagi perbankan dalam negeri. Instrumen tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai outlet penempatan devisa oleh perbankan domestik seiring dengan masuknya DHE pasca-penerapan ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerimaan DHE dan Penarikan DULN.

Sejalan dengan langkah peningkatan pasokan valas melalui pendalaman pasar valas domestik, Bank Indonesia juga melakukan relaksasi ketentuan Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.5 Perubahan ketentuan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memberikan fleksibilitas bagi pelaku pasar dalam melakukan lindung nilai (hedging) atas kegiatan ekonomi di Indonesia dan meminimalkan transaksi valas yang bersifat spekulatif.

Kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung keseimbangan eksternal. Kebijakan makroprudensial yang dikeluarkan pada tahun 2012 adalah pengaturan besaran rasio Loan-To-Value (LTV) dan minimum Down Payment (DP)6, untuk mencegah terjadinya risiko pada stabilitas sistem keuangan yang bersumber dari melonjaknya kredit perbankan, khususnya di sektor perumahan dan otomotif. Kebijakan tersebut mengatur besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat awal pemberian kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan minimum down payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berlaku pada Juni 2012. Kebijakan makroprudensial LTV dan minimum DP juga ditujukan untuk mendukung upaya menekan impor guna mengurangi tekanan terhadap defisit transaksi berjalan.

Bank Indonesia juga terus mempekuat peran komunikasi dalam mendukung efektivitas kebiijakan moneter. Dalam kaitan ini, selama 2012 Bank Indonesia telah melaksanakan 92 kegiatan dengan melibatkan berbagai stakeholders Bank Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada saat pelaksanaan program diseminasi, terdapat peningkatan indeks tingkat pemahaman audience terhadap kebijakan moneter Bank Indonesia. Pada 2012, indeks tersebut mencapai 4,93 meningkat dari indeks tahun sebelumnya yang mencapai 4,77 (skala 1 s.d. 6).

Bank Indonesia juga melakukan koordinasi dengan pemerintah guna memperkuat efektivitas kebijakan. Koordinasi tersebut dilakukan antara lain melalui forum Tim Pengedali Inflasi (TPI) dan Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID). Penjelasan lengkap mengenai koordinasi dalam forum Tim Pengedali Inflasi (TPI) dan Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID) akan disampaikan pada sub bab 3.1 tentang Koordinasi dengan Pemerintah dalam Pengendalian Inflasi.

4 PBI No. 13/20/PBI/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri.5 PBI No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas PBI No. 7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian

Kredit Valuta Asing oleh Bank.6 SE BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan

Kredit Kendaraan Bermotor.

Page 50: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

40 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Koordinasi Bank Indonesia dengan pemerintah dan otoritas juga dilakukan terkait dengan upaya memperkuat Protokol Manajemen Krisis (PMK) tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK). Dalam kaitannya dengan pemantapan koordinasi PMK Nasional maka telah dilakukan beberapa hal antara lain penerbitan Nota Kesepahaman antara Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan tentang Koordinasi Dalam Rangka Stabilitas Keuangan dan Surat Keputusan Bersama tentang Sekretariat Forum Koordinasi SSK yang ditandatangani pada tanggal 7 Juni 2012. Nota Kesepahaman tersebut diperbaharui pada tanggal 1 Oktober 2012, dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pasca terpilihnya Anggota Dewan Komisioner OJK. Selain itu, telah dilaksanakan simulasi krisis skala mini (fire drill simulation) PMK Nasional pada tanggal 12 Desember 2012 dengan fasilitator World Bank dan Kementerian Keuangan dan diikuti perwakilan peserta dari anggota FKSSK.

Terkait dengan upaya pemantapan PMK, Bank Indonesia pada 2012 juga menjadikan PMK sebagai salah satu program inisiatif. PMK yang dipersiapkan oleh Bank Indonesia akan menjadi pedoman mekanisme koordinasi dan pengambilan keputusan yang terintegrasi dalam melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan/atau penanganan krisis. PMK Bank Indonesia meliputi subprotokol nilai tukar dan subprotokol perbankan. PMK Bank Indonesia tersebut sekaligus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PMK tingkat nasional. Hingga akhir tahun 2012, seluruh kegiatan yang terkait dengan pemantapan PMK Bank Indonesia dan koordinasi dengan PMK Nasional telah dapat diselesaikan sesuai dengan tenggat waktunya.

Kegiatan yang telah dilaksanakan Bank Indonesia meliputi pemantapan PMK Bank Indonesia dan PMK Nasional. Pemantapan PMK Bank Indonesia antara lain: (i) penyusunan Crisis Binder versi 1 yang merupakan kompilasi prosedur kerja, alat kebijakan (policy tool-kit), dan mekanisme koordinasi yang diperlukan guna pencegahan dan penanganan krisis, (ii) penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Komunikasi dan rancangan SOP Aktivasi Jaring Pengaman Keuangan Internasional (International Financial Safety Net) Bank Indonesia dan Nasional, dan (iii) penyesuaian indikator surveillance pasar keuangan domestik dan global, serta pengembangan sistem informasi PMK.

Berbagai kebijakan yang telah ditempuh Bank Indonesia pada 2012 tersebut juga diperkuat dengan melanjutkan program kerja inisiatif penguatan kerangka kerja bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (i) desain kerangka kebijakan moneter, (ii) pengembangan riset untuk mendukung perumusan kebijakan moneter, (iii) pengendalian inflasi daerah, dan (iv) asemen implementasi ketentuan DHE dan pengembangan sistem informasi dan statistik untuk mendukung kebijakan lalu lintas devisa.

Secara keseluruhan, penyelesaian program inisiatif tersebut berjalan sesuai rencana, antara lain menghasilkan Laporan Reviewer Eksternal terhadap Flexible Inflation Targeting Framework (FITF), konsep Peraturan Dewan Gubernur (PDG) tentang (i) Kerangka Kerja Kebijakan Moneter, dan (ii) Kerangka Kerja dan Proses Perumusan Kebijakan Bank Indonesia, Model Makro dan Working Paper “Aggregate Rational Inflation Targeting Model for Bank Indonesia (ARIMBI) with Macroprudential Policy”, dan Laporan Hasil Kajian Pusat Informasi Harga Pangan Strategis.

Secara keseluruhan, berbagai kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia pada 2012 dapat dipahami oleh berbagai pemangku kepentingan. Pemahaman ini penting dalam upaya memperkuat

Page 51: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

41Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

efektivitas dan meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter. Berdasarkan pengukuran persepsi pemangku kepentingan terhadap kredibilitas kebijakan moneter Bank Indonesia, pemangku kepentingan cukup yakin dengan indeks keyakinan mencapai 4,51 dari skala 1 s.d 6. Hasil tersebut mengkonfirmasikan bahwa secara umum pemangku kepentingan menilai perumusan kebijakan moneter Bank Indonesia telah didasarkan pada hasil kajian, diimplementasikan secara konsisten dan ditujukan untuk mendukung stabilitas perekonomian Indonesia.

3.1.2. Pengelolaan Operasi Moneter dan Nilai Tukar

Arah kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia pada 2012 juga diperkuat oleh pengelolaan operasi moneter dan nilai tukar. Strategi pengelolaan operasi moneter pada triwulan IV-2012 tetap diarahkan untuk mengoptimalkan kecukupan likuiditas rupiah, guna menjaga suku bunga overnight tetap pada level yang mendukung pencapaian target inflasi 4,5%+1%.

Strategi pengelolaan moneter tersebut dilakukan melalui Operasi Pasar Terbuka (OPT), dengan penggunaan instrumen Term Deposit (TD) rupiah tenor 2 hari hingga 6 bulan, instrumen Reverse Repo Surat Berharga Negara (RR-SB) tenor 1 hingga 3 bulan, serta hanya menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan. Penggunaan berbagai instrumen OPT tersebut dapat mengoptimalkan pengelolaan likuiditas pada triwulan IV-2012, yang utamanya berasal dari pola musiman ekspansi keuangan pemerintah dalam bentuk pembayaran termin proyek dan Dana Bagi Hasil serta subsidi.

Seiring dengan penyerapan likuiditas dalam OPT maka total posisi instrumen moneter pada triwulan IV-2012 mengalami peningkatan sebesar Rp68,36 triliun (19%) menjadi Rp429,14 triliun dibandingkan posisi triwulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada seluruh instrumen operasi moneter, dengan kenaikan tertinggi pada Term Deposit (TD) naik sebesar Rp39 triliun (27%) menjadi Rp181 triliun. Kenaikan juga terjadi pada instrumen Deposit Facility dan Reverse Repo Surat Berharga Negara (RR-SBN) masing-masing sebesar Rp15 triliun (21,4%) dan Rp2 triliun (3%) menjadi Rp85 triliun dan

Grafik 3.1Perkembangan Outstanding Instrumen

Operasi Moneter

���������������������������������

��������������������������������

���� �������� ����� ������ ����� ���� ����� ������ �����

�� �� �����

���

����� ���� ��

��

��

��

���� ��

��� ��� ���

���

��

��

����

������

���

��� ��

�����

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

Page 52: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

42 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Rp81 triliun (Grafik 3.1). Penggunaan RR-SBN sebagai instrumen moneter selain untuk mengelola likuiditas, juga mendorong peningkatan transaksi SBN. Peningkatan transaksi SBN akan mendorong perdagangan SBN yang semakin likuid, sehingga mendukung upaya memperdalam pasar SBN domestik. Pada gilirannya, pasar SBN yang dalam akan memperlancar transmisi kebijakan moneter dan memperkuat stabilitas harga SBN.

Secara tahunan, posisi instrumen operasi moneter pada akhir 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi 2011. Posisi instrumen moneter akhir tahun 2012 tercatat sebesar Rp429,14 triliun, menurun Rp101,86 triliun (19,2%) dari posisi akhir 2011. Posisi instrumen moneter bahkan sempat menurun hingga mencapai Rp269,70 triliun pada bulan Agustus 2012, sejalan dengan kuatnya permintaan uang pada saat itu guna memenuhi kebutuhan kegiatan ekonomi.

Penyerapan likuiditas dilakukan oleh Bank Indonesia dengan menawarkan instrumen operasi moneter dalam berbagai pilihan tenor sesuai dengan kondisi fundamental. Melalui strategi tersebut, struktur suku bunga pada triwulan IV-2012 membaik sebagaimana tercermin pada kemiringan kurva (slope) suku bunga di berbagai tenor, terutama pada tenor yang lebih panjang (Grafik 3.2). Suku bunga instrumen moneter tenor terpanjang yang ditawarkan saat ini yaitu SBI 9 bulan, meningkat sebesar 0,13%, menjadi 4,80%.

Ditinjau dari strukturnya, pangsa masing-masing instrumen operasi moneter pada triwulan IV-2012 relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Term Deposit (TD) tetap menjadi instrumen utama yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam menyerap ekses likuiditas di pasar uang. Penggunaan instrumen TD yang semakin meningkat juga nampak dari perkembangan struktur instrumen tersebut secara tahunan. Pangsa TD pada 2012 meningkat menjadi 42% dari 29% di 2011 (Grafik 3.3). Meningkatnya komposisi TD antara lain menunjukkan adanya perubahan preferensi perbankan terhadap berbagai pilihan tenor instrumen moneter yang ditawarkan oleh Bank Indonesia.

Grafik 3.2Perkembangan Suku Bunga Instrumen

Operasi Moneter

�����

������

�� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�������������������������������������������������

�����

�����

����

����

����

����

����

����

����

Page 53: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

43Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Selain melakukan pengelolaan likuiditas rupiah, Bank Indonesia juga melakukan pengelolaan likuiditas valas. Pengelolaan likuiditas valas dilakukan oleh Bank Indonesia dengan senantiasa berada di pasar guna menjaga stabilitas nilai rupiah. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan monitoring dan komunikasi dengan pelaku pasar. Sebagai salah satu upaya untuk mengelola likuiditas valas, pada triwulan II-2012 Bank Indonesia mulai menggunakan instrumen TD valas. Adanya alternatif penempatan valas tersebut, penempatan valas oleh perbankan yang sebelumnya dilakukan di luar negeri, menjadi dilakukan di dalam negeri.

Instrumen TD valas ditawarkan dalam beberapa tenor penempatan yaitu 7 hari, 14 hari, dan 30 hari. Penawaran instrumen TD valas tersebut direspons positif oleh perbankan. Selama triwulan IV-2012, Bank Indonesia menyelenggarakan 13 kali lelang dan menyerap likuiditas valas sebesar USD13,916 miliar dengan jumlah peserta lelang sebanyak 20 bank. Dengan penyerapan valas tersebut, posisi TD valas pada akhir triwulan IV-2012 tercatat sebesar USD2,895 miliar (Grafik 3.4). Secara keseluruhan,

Grafik 3.3Struktur Instrumen Operasi Moneter

Grafik 3.4Posisi TD Valas

������������������������������

������

�����

�����

�����

������

������������������������������

������

�����

�����

�����

������

������� ��� ��� ��� ��� ��� ���

��� ���� ��������

����

����

����

����

����

���

Page 54: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

44 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

selama tahun 2012 telah dilakukan 30 kali lelang TD valas dengan total likuiditas valas yang diserap sebesar USD30,408 miliar.

Seiring dengan tren penurunan suku bunga pasar uang di luar negeri, suku bunga TD valas untuk seluruh tenor juga mengalami penurunan. Pada lelang terakhir di triwulan IV-2012, suku bunga rata-rata tertimbang TD valas untuk tenor 1 minggu, 2 minggu dan 1 bulan masing-masing sebesar 0,12%, 0,13%, dan 0,15%. Suku bunga tersebut lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga pada lelang perdana TD valas tanggal 20 Juni 2012, yang masing-masing tercatat sebesar 0,17%, 0,18%, dan 0,19%.

Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan operasi moneter, Bank Indonesia melaksanakan program kerja inisiatif berupa penguatan operasi moneter. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memperkuat pelaksanaan operasi moneter serta mencari alternatif pengelolaan likuiditas yang lebih efektif dan efisien di tengah kondisi ekses likuiditas. Selain itu, juga dimaksudkan untuk memperkuat pelaksanaan operasi moneter yang terintegrasi antara operasi moneter rupiah dan valas, serta penguatan pelaksanaan kebijakan nilai tukar.

Penguatan operasi moneter dalam jangka pendek dan menengah menitikberatkan pada penguatan aspek strategis dan teknis sebagai dasar penguatan operasi moneter jangka panjang. Pada aspek strategis, Bank Indonesia meninjau kembali kerangka operasional kebijakan moneter dan penyerapan ekses likuiditas struktural, aspek manajemen likuiditas bank, serta aspek teknis operasi moneter dan pengelolaan nilai tukar. Sementara di tataran operasional jangka pendek, penguatan operasi moneter dilakukan melalui penyerapan ekses likuiditas struktural dengan menggunakan instrumen OPT tenor lebih panjang. Untuk operasional jangka panjang, penguatan operasi moneter dapat dilakukan melalui penyerapan ekses likuiditas yang lebih permanen dengan mengoptimalkan penggunaan bauran instrumen.

Grafik 3.5Perkembangan Suku Bunga RRT

Lelang TD Valas

������� ��� ��� ��� ��� ��� ���

�����������

����

����

����

���

����

����

����

����

����

����

����

����

����

���

Page 55: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

45Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Program kerja inisiatif lain yang dilakukan Bank Indonesia adalah akselerasi pendalaman pasar keuangan. Program ini mencakup lima pilar kegiatan yakni (1) Pilar regulasi dan standardisasi, (2) Pilar pengembangan pasar dan instrumen, (3) Pilar infrastruktur dan sistem, (4) Pilar kelembagaan dan (5) Pilar pemahaman dan edukasi.

Pada triwulan IV-2012, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia di masing-masing pilar kegiatan. Pada pilar regulasi dan standardisasi, Bank Indonesia telah melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap ketentuan terkait dengan evaluasi valas. Salah satunya adalah dengan menerbitkan penyempurnaan aturan mengenai pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing oleh bank.7 Penyempurnaan aturan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas lindung nilai di pasar valas domestik. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan evaluasi mengenai batas minimal pembelian valas oleh individu tanpa penyerahan underlying document sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia.8 Berdasarkan hasil evaluasi, saat ini belum diperlukan perubahan threshold, namun diperlukan intensifikasi monitoring transaksi melalui penyempurnaan sistem pelaporan di Laporan Harian Bank Umum (LHBU). Hasil asesmen tersebut selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyempurnaan pelaporan transaksi valas pada LHBU. Lebih lanjut, guna mendukung perkembangan pasar repo di dalam negeri, Bank Indonesia bekerjasama dengan Bapepam dan LK menyusun General Master Repo Agreement (GMRA) Indonesian Annex. Hingga akhir tahun 2012, GMRA telah selesai ditranslasikan, dan selanjutnya akan diimplementasikan pada tahun 2013.

Pada pilar pengembangan pasar dan instrumen, Bank Indonesia melakukan berbagai evaluasi terkait pengembangan instrumen keuangan serta peningkatan peran pelaku pasar. Beberapa hal yang dikaji antara lain mengenai pengembangan pasar repo dan pengaktifan transaksi hedging, baik yang berlaku secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. Terkait hal tersebut, Bank Indonesia memandang perlunya keberadaan referensi suku bunga repo di pasar uang agar tingkat bunga yang terbentuk menjadi lebih efisien. Pada gilirannya, kondisi tersebut akan mendorong lebih aktifnya pasar repo domestik. Di pasar uang syariah, untuk meningkatkan pemahaman pelaku pasar mengenai produk pasar uang syariah yang masih terbatas, diperlukan sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif. Terkait keberadaan suku bunga acuan yang kredibel di pasar, Bank Indonesia telah melaksanakan berbagai pertemuan guna mensosialisasikan JIBOR kepada pelaku ekonomi termasuk korporasi.

Pada pilar infrastruktur dan sistem, Bank Indonesia telah melakukan diskusi baik lintas otoritas ataupun dengan pelaku pasar terkait penyusunan asesmen mengenai Central Counterparty (CCP). Hasil asesmen tersebut akan digunakan sebagai input dalam persiapan pembentukan CCP di tahun 2013. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan kajian mengenai Electronic Trading Platform (ETP) pasar uang sebagai bagian dari pengembangan BI-RTGS dan BI-SSSS generasi II. Penggunaan ETP tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi transaksi di pasar uang, antara lain dengan meningkatkan transparansi informasi pasar uang. Pengembangan infrastruktur lainnya adalah pengembangan Sismontavar (Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Rupiah) yang bertujuan untuk memperkuat fungsi monitoring transaksi valas yang dilakukan oleh perbankan secara real time.

7 PBI No.14/10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank.

8 PBI No.10/28/PBI/2008 tanggal 12 November 2008 tentang Pembelian Valuta Asing Terhadap Rupiah Kepada Bank.

Page 56: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

46 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Pada pilar kelembagaan, untuk meningkatkan koordinasi dan penyelarasan pendalaman pasar, Bank Indonesia melakukan pertemuan dengan lembaga pendukung pasar keuangan yang terkait pengembangan pricing securities, lembaga penjaminan, lembaga pemeringkat di pasar keuangan dan lembaga perantara pasar keuangan serta Bursa Efek Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan koordinasi dengan regulator terkait yakni Bapepam-LK, Dirjen Pengelolaan Utang, dan Badan Kebijakan Fiskal-Kementerian Keuangan.

Pada pilar pemahaman dan edukasi, Bank Indonesia melakukan serangkaian kegiatan edukasi dan sosialisasi terkait instrumen pasar uang seperti, transaksi hedging, JIBOR, instrumen syariah, serta penyempurnaan ketentuan valas dengan pelaku pasar termasuk perbankan konvensional dan syariah, korporasi, serta pialang pasar uang.

3.1.3. Koordinasi dengan Pemerintah dalam Pengendalian Inflasi

Perkembangan inflasi tahun 2012 yang tetap terkendali di dalam rentang sasaran 4,5%+1%, tidak terlepas dari peran aktif Bank Indonesia dan pemerintah dalam forum Tim Pengedali Inflasi (TPI) dan Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID). Pada triwulan IV-2012, TPI/TPID melakukan beberapa kegiatan antara lain (i) melanjutkan pelaksanaan Focus Grup Discussion mengenai kebijakan stabilisasi harga beras, (ii) koordinasi evaluasi program kerja dan kebijakan pengendalian inflasi 2012, (iii) penyelenggaraan High Level Meeting Tim Pengarah TPI dan Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID, serta (iv) merumuskan program kerja Tim tahun 2013.

Untuk keseluruhan tahun 2012, program kerja TPI difokuskan pada upaya stabilisasi harga pangan dan antisipasi kebijakan energi. Upaya-upaya tersebut dilakukan antara lain dengan menyusun kajian tentang tinjauan (review) dan rekomendasi kebijakan stabilisasi harga beras dalam konteks Undang-Undang Pangan yang baru, serta antisipasi dampak kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Tenaga Listrik (TTL). Beberapa kegiatan utama yang dilakukan oleh TPI selama tahun 2012 meliputi (i) penetapan dan komunikasi sasaran inflasi 2013-2015, (ii) monitoring, identifikasi dan penyusunan rekomendasi langkah-langkah pengendalian tekanan inflasi, (iii) melakukan kajian dan menyusun rekomendasi kebijakan stabilisasi harga beras (iv) peningkatan koordinasi TPI di tingkat pusat dan daerah, dan (v) penguatan kapasitas sumber daya manusia.

3.1.4. Pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN)

Pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia melalui monitoring perkembangan ULN pemerintah dan swasta. Sebagai pemegang kas pemerintah, Bank Indonesia menatausahakan ULN pemerintah termasuk melakukan pembayaran ULN pemerintah yang jatuh tempo. ULN pemerintah yang ditatausahakan Bank Indonesia berasal dari kreditor multilateral, bilateral, kredit ekspor dan komersial serta global bond. Penggunaan ULN dalam membiayai defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan melalui transfer langsung ke rekening kas umum negara. Sementara itu, untuk membiayai proyek-proyek pemerintah, penarikan pinjaman ULN dilakukan dengan cara pembayaran langsung, penempatan dana pada rekening khusus, penerbitan letter of credit (L/C) dan pembiayaan pendahuluan. Sedangkan ULN swasta mencakup kebutuhan pembiayaan investasi, modal kerja dan kebutuhan valas.

Page 57: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

47Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Pada Desember 2012, posisi ULN Indonesia sebesar USD251,2 miliar, relatif stabil atau hanya menurun sebesar USD0,3 miliar (0,1%, mtm) dibandingkan November 2012 sebesar USD251,5 miliar. Penurunan posisi ULN Indonesia tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN Pemerintah dan Bank Sentral sebesar USD0,6 miliar (-0,4% mtm) menjadi USD126,1 miliar, sementara ULN Swasta sedikit meningkat sebesar USD0,3 miliar (0,2% mtm) menjadi USD125,1 miliar.

Penurunan posisi ULN Pemerintah dan Bank Sentral terutama disebabkan oleh pelemahan mata uang JPY terhadap USD yang mempengaruhi posisi serta sedikit penurunan kepemilikan asing pada surat berharga domestik. Pada saat yang sama, posisi ULN swasta relatif stabil atau sedikit meningkat, khususnya pada instrumen currency & deposits yang dimiliki non residen.

Dalam triwulan IV-2012, jumlah penarikan ULN pemerintah yang diadministrasikan Bank Indonesia tercatat sebesar USD 3.060,3 juta termasuk penerbitan INDO SUKUK GLOBAL-22 sebesar USD800 juta dan Samurai Bond RIJPY1122 sebesar ekuivalen USD727,4 juta. Dalam tahun 2012 jumlah penarikan ULN pemerintah yang diadministrasikan Bank Indonesia sebesar USD7.232,0 juta termasuk penerbitan Global Bond dan Sukuk sebesar USD4.997,6 juta.

Tabel 3.1Realisasi Penarikan ULN

2012*

Triwulan I Triwulan II Triwulan IIITriwulan IV

TotalOkt* Nov* Des*

Pemerintah 1.706,3 2.268,2 197,3 36,1 1.565,3 1.458,9 7.232,0Multilateral 28,1 114,9 101,1 6,6 16,6 1.201,3 1.468,7Bilateral 147,6 99,4 73,8 23,8 12,9 63,8 421,3FKE 34,0 37,6 17,9 5,7 3,1 172,9 271,1Komersial 21,3 21,2 4,5 - 5,3 21,0 73,3Bond 1.475,3 1.995,0 0,0 0,0 1.527,4 0,0 4.997,6Total 1.706,3 2.268,2 197,3 36,1 1.565,3 1.458,9 7.232,0

Sumber : Statistik ULN Indonesia

(Juta USD)

Dalam membayar kewajiban ULN pemerintah yang jatuh tempo seperti cicilan pokok, bunga dan fee, Kementerian Keuangan mengeluarkan surat perintah pembayaran kepada Bank Indonesia. Untuk memenuhi surat perintah pembayaran tersebut, Bank Indonesia berupaya menjaga ketersediaan valas yang diperlukan dalam memenuhi kewajiban luar negeri pemerintah. Hal itu dilakukan dengan berpedoman kepada keamanan, keakuratan dan ketepatan waktu. Guna mendukung upaya tersebut, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan melakukan rekonsiliasi data realisasi pembayaran secara bulanan. Pada triwulan IV-2012 realisasi pembayaran ULN Pemerintah tercatat sebesar USD1.820,1 juta. Pada tahun 2012 realisasi pembayaran ULN Pemerintah sebesar USD5.730,2 juta.

Selain memonitor posisi ULN, Bank Indonesia juga melakukan pengukuran rasio indikator kerentanan ULN Indonesia, yang selanjutnya digunakan untuk mendukung perumusan kebijakan Bank Indonesia. Berdasarkan indikator kerentanan ULN Indonesia, secara umum, perkembangan debt burden indicators masih berada pada kisaran normal, meski beberapa rasio mengalami peningkatan. Rasio External Debt to GDP Indonesia pada triwulan IV-2012 tercatat sebesar 28,2 sedikit meningkat dibandingkan triwulan III-2012 sebesar 27,7%. Sedangkan rasio External Debt to Export dan Debt

Page 58: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

48 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Service Ratio (DSR) pada triwulan IV-2012 masing-masing sebesar 113,2% dan 39,5%, lebih tinggi dibandingkan rasio pada triwulan III-2012 masing-masing 107,8% dan 34,9%. Peningkatan rasio tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor Indonesia pada triwulan IV-2012. Di sisi lain, tekanan risiko utang jangka pendek justru semakin meningkat. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya rasio Short Term External Debt To Reserve pada triwulan IV-2012 menjadi 48,3% dari triwulan sebelumnya 44,2%. Peningkatan rasio ini disebabkan oleh meningkatnya kewajiban ULN jangka pendek yang lebih tinggi terkait kebutuhan impor dibandingkan dengan jumlah peningkatan cadangan devisa. Selama 2012, posisi PLN jangka pendek mengalami peningkatan 12,0% (qtq), sedangkan cadangan devisa tercatat meningkat 2,4% (qtq).

Dalam rangka mewujudkan aspek transparansi informasi, Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuangan menerbitkan publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI). Publikasi tersebut menyajikan data ULN pemerintah dan swasta. Publikasi tersebut diharapkan dapat menjadi referensi utama bagi stakeholder domestik dan internasional dalam memperoleh data yang akurat mengenai ULN Indonesia. Selama tahun 2012, telah diterbitkan 12 kali publikasi SULNI yang dapat diakses melalui website Bank Indonesia.

Selain menerbitkan SULNI, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan juga menerbitkan Statistik Utang Sektor Publik Indonesia (SUSPI). Publikasi tersebut memuat data utang pemerintah, Bank Indonesia dan BUMN, baik utang domestik maupun ULN. Penerbitan SUSPI merupakan implementasi dari Public Sector Debt Statistics, yang merupakan joint program antara World Bank dan IMF dalam rangka menyediakan data utang sektor publik di setiap negara sesuai standar internasional.

3.1.5. Pengelolaan Database Statistik dan Survei untuk Mendukung Perumusan Kebijakan

Dalam rangka pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan untuk mendukung perumusan kebijakan, Bank Indonesia melakukan kegiatan statistik, menyediakan data dan informasi ekonomi, keuangan dan moneter serta menyusun laporan/analisis serta melaksanakan berbagai jenis survei yang terkait dengan

Tabel 3.2Realisasi Pembayaran ULN Pemerintah

2012

Triwulan I Triwulan II Triwulan IIITriwulan IV

TotalOkt* Nov* Des*

Pemerintah 1.157,6 1.584,9 1.070,2 642,6 515,8 621,4 5,592,4Multilateral 407,9 685,5 410,0 263,6 236,6 178,4 2182,1Bilateral 64,4 357,9 63,0 169,8 151,6 88,1 894,8FKE 203,1 306,8 61,0 62,9 21,6 327,1 982,5Komersial 15,2 12,3 18,6 29,7 0,2 27,9 103,9Bond 467,0 222,3 517,6 116,4 105,9 0,0 1429,2Bank Indonesia 26,3 44,9 26,2 - 0,4 39,9 137,8Multilateral 1,2 1,1 0,9 - 0,4 0,2 3,8Bilateral - 3,3 - - - - 3,3Komersial 25,1 40,6 25,3 - - 39,7 130,7Total 1.183,9 1.629,8 1.096,5 642,6 516,2 661,3 5.730,2

Sumber : Statistik ULN Indonesia

(Juta USD)

Page 59: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

49Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

kondisi eksternal, keuangan, moneter dan sektor riil. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan dengan senantiasa mengedepankan upaya untuk mewujudkan data/statistik dan informasi yang CRATA yaitu komprehensif (comprehensive), terpercaya (reliable), akurat (accuracy), terkini (timeliness) dan mudah untuk diakses (accessible) serta sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional.

Guna memberikan gambaran mengenai perkembangan sektor eksternal, pada triwulan IV-2012 Bank Indonesia mempublikasikan data statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III-2012 dan Laporan Posisi Investasi Internasional Indonesia tahun 2011. Untuk memperkuat dan memperkaya analisis sektor eksternal, Bank Indonesia juga telah menyelesaikan beberapa kajian pengembangan alat-alat proyeksi/analisis NPI, antara lain berupa pengembangan model structural financial account dan pengembangan leading indicator untuk ekspor nonmigas.

Upaya untuk meningkatkan kualitas statistik sektor eksternal juga menjadi perhatian Bank Indonesia. Terkait hal tersebut, pada triwulan laporan Bank Indonesia mengimplementasikan aplikasi intergrasi pelaporan Lintas Devisa (LLD) dan Sistem Informasi Utang Luar Negeri (SIUL), menerbitkan ketentuan integrasi pelaporan LLD-SIUL9 dan mensosialisasikan aplikasi dan ketentuan tersebut kepada para pihak yang mejadi pelapor lalu lintas devisa. Dengan adanya integrasi pelaporan LLD dan SIUL tersebut maka akan mengurangi duplikasi informasi dan pelapor yang dapat berdampak pada akurasi data lalu lintas devisa.

Untuk mendukung proses formulasi kebijakan, Bank Indonesia memanfaatkan hasil-hasil survei untuk melakukan analisis sektor riil dan sektor finansial. Beberapa survei yang dilakukan secara rutin dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain Survei Konsumen (SK), Survei Penjualan Eceran (SPE) dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Survei Harga Properti Residensial (SHPR), Survei Perbankan (SP) dan Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME). Sementara untuk analisis sektor finansial dilakukan antara lain dalam bentuk analisis Neraca Arus Dana (NAD) dan Perusahaan Pembiayaan (PP).

Selain melalui hasil survei, untuk memperoleh informasi mengenai kondisi terkini di sektor riil, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan Liaison dan survei adhoc baik terhadap pelaku usaha maupun rumah tangga. Beberapa isu yang digali melalui kegiatan tersebut pada tahun 2012 antara lain dampak kebijakan upah minimum provinsi (UMP) 2013 terhadap prospek ekonomi dan inflasi, dampak pelemahan ekonomi global terhadap kondisi usaha dan dampak kenaikan harga bahan makanan pokok terhadap perilaku rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan kualitas hasil survei, Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam pelaksanaan survei. Salah satu upaya penyempurnaan metodologi yang dilakukan pada tahun 2012 yakni dengan melakukan kajian mengenai metodologi kuantifikasi dari hasil survei yang bersifat kualitatif. Selain itu, Bank Indonesia juga telah melakukan penyempurnaan metodologi Survei Penjualan Eceran (SPE) yang meliputi perhitungan indeks, penambahan cakupan kota dan jumlah responden serta melakukan perubahan tahun dasar pelaksanaan survei.

Selanjutnya, dalam rangka terus menjaga ketersediaan informasi strategis terkini dan akurat untuk mendukung kebijakan moneter, perbankan dan makroprudensial, Bank Indonesia terus

9 PBI No. 14/21/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa.

Page 60: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

50 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

mengupayakan peningkatan kualitas Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan oleh perbankan kepada Bank Indonesia secara berkala. Untuk itu, Bank Indonesia melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi ketentuan serta tata cara pelaporan LBU kepada perbankan di berbagai provinsi. Selama tahun 2012, Bank Indonesia melakukan pelatihan dan sosialisasi ketentuan LBU di beberapa kota antara lain Denpasar, Medan, Padang, Palangkaraya, Banjarmasin, Ambon dan Jayapura. Selain itu, Bank Indonesia secara periodik menyelenggarakan one on one meeting melalui kegiatan yang dinamakan “Klinik Perbankan” sebagai sarana pelatihan bagi perbankan untuk dapat mengelola dan melaporkan data secara benar dan akurat.

Terkait dengan implementasi ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE)10, monitoring yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap aliran DHE memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas data ekspor dan pada gilirannya kualitas data statistik NPI. Sejak penerapan kebijakan tersebut di tahun 2012, Bank Indonesia memiliki data yang lebih akurat tentang DHE sebagai hasil pelaporan dari eksportir dan bank per individu.

Implementasi ketentuan penerimaan DHE melalui bank di dalam negeri juga menunjukkan hasil yang semakin baik sebagaimana tercermin dari aliran DHE yang menunjukkan tren meningkat. Sampai dengan akhir tahun 2012, pangsa DHE yang diterima melalui bank di dalam negeri terhadap total penerimaan DHE tahun 2012 meningkat menjadi 82,8% (tahun sebelumnya 80,4%). Sementara itu, pangsa penerimaan DHE melalui bank di luar negeri terhadap total DHE semakin menurun, yaitu dari 19,6% di tahun 2011 menjadi 17,2% di tahun 2012. Dilihat dari nilainya, DHE yang diterima melalui bank domestik dan bank luar negeri mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari USD130,7 miliar dan USD31,8 miliar menjadi USD128,5 miliar dan USD26,8 miliar. Penurunan penerimaan DHE ini terkait dengan berkurangnya nilai transaksi ekspor dalam periode yang sama, yaitu dari USD200,8 miliar menjadi USD188,1 miliar. Dilihat dari komoditasnya, ekspor batubara, minyak sawit, tekstil dan produk tekstil, mesin dan mekanik, serta produk-produk kimia merupakan penyumbang utama penerimaan DHE melalui bank domestik selama 2012.

Keberhasilan implementasi ketentuan DHE didukung oleh partisipasi bank pelapor dan tingkat kepatuhan eksportir yang cukup tinggi terhadap ketentuan tersebut. Sampai dengan triwulan IV-2012, terdapat 64 bank devisa yang telah melaporkan penerimaan DHE. Dari sisi eksportir, baru 34 perusahaan eksportir yang dikenakan sanksi denda, diantaranya eksportir komoditas peternakan dan hasil olahan hewan, tekstil dan produk tekstil, mesin dan mekanik, produk kimia dan batubara. Terkait hal ini, hanya eksportir migas asing yang masih mempermasalahkan ketentuan penerimaan DHE melalui bank di dalam negeri.

Untuk mendukung efektivitas implementasi ketentuan tersebut, Bank Indonesia telah melakukan berbagai kegiatan antara lain, menyusun aplikasi untuk kemudahan akses hasil monitoring DHE dan melakukan asesmen dampak implementasi ketentuan DHE terhadap akurasi data ekspor pada dokumen pabean (Pemberitahuan Ekspor Barang/PEB). Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia, terdapat beberapa permasalahan yang dapat memengaruhi data ekspor maupun pelaporan DHE. Menindaklanjuti hasil asesmen tersebut, Bank Indonesia telah melakukan pertemuan dan sosialisasi

10 PBI No.13/20/PBI/2011 tanggal 30 September 2011 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Utang Luar Negeri.

Page 61: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

51Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

dengan pihak-pihak terkait antara lain BP Migas, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, eksportir, bank dan beberapa asosiasi. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pemantauan penerimaan DHE dan menindaklanjuti permasalahan yang telah ditemukan selama pelaksanaan monitoring, Bank Indonesia juga melakukan penyempurnaan ketentuan DHE11 pada triwulan IV-2012. Beberapa hal yang disempurnakan antara lain terkait jangka waktu pelaporan dan hal-hal lain terkait pelaporan DHE.

3.2. Stabilitas Sistem Perbankan

Untuk menjaga stabilitas sistem perbankan, Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan yang terbagi dalam tiga koridor utama, yaitu (i) pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan dan daya saing perbankan, dan (iii) penguatan fungsi intermediasi.

3.2.1. Kebijakan dan Pengawasan Bank Umum

Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan perbankan, antara lain (i) pengaturan mengenai kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust), (ii) penyempurnaan ketentuan tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum dan Bank Syariah, dan (iii) pengaturan mengenai Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank atau multilicensing.

Tingkat keyakinan stakeholders terhadap stabilitas sistem keuangan menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil survei, indeks keyakinan stakeholders mencapai 4,65 dari skala 1-6. Pencapaian tersebut telah melebihi target sebesar 4. Secara keseluruhan responden cenderung yakin atas stabilitas sistem perbankan selama 2012, baik dilihat dari dimensi kondisi industri perbankan yang aman, sehat dan efisien dalam mendukung pertumbuhan ekonomi maupun dimensi ketersediaan jasa layanan perbankan bagi masyarakat. Indeks ini meningkat dibandingkan indeks pada 2011 sebesar 4,52.

3.2.1.1. Pengaturan Bank Umum

Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia melakukan pengaturan perbankan dengan menerbitkan beberapa ketentuan. Sebagai salah satu upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat, mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, Bank Indonesia telah menyesuaikan perhitungan kecukupan modal bank dengan standar internasional yang berlaku. Kebijakan untuk menyempurnakan kewajiban penyediaan modal minimum bank umum12 dan pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)13 dikeluarkan sebagai antisipasi atas dinamika perekonomian serta perkembangan sektor keuangan global dalam rangka memelihara stabilitas sistem keuangan. Penyesuaian dilakukan dengan memperluas perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bank umum yang semula hanya memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional

11 PBI No. 14/25/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri. 12 PBI No.14/ 18 /PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.13 CEMA merupakan alokasi modal berupa dana usaha yang wajib ditempatkan pada aset keuangan dalam jumlah tertentu dan yang memenuhi persyaratan

tertentu. Dengan adanya CEMA, risiko-risiko yang dihadapi oleh kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia dapat segera diantisipasi dan dimitigasi dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan..

Page 62: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

52 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

diperluas hingga mencakup risiko-risiko lainnya melalui pendekatan pengawasan. Sementara itu, untuk memperkuat ketahanan kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia, setiap kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri akan diwajibkan memelihara CEMA minimum sebesar 8% dari total kewajiban bank pada setiap bulan dan paling sedikit sebesar Rp1 triliun.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah menerbitkan beberapa petunjuk pelaksanaan yang diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia. Beberapa SE yang diterbitkan pada triwulan IV-2012 terkait dengan Laporan Kantor Pusat Bank Umum14, Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia15, Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)16.

Beberapa ketentuan lain yang diterbitkan Bank Indonesia selama 2012 antara lain pengaturan Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Laporan Kantor Pusat Bank Umum, Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum, Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust)17, Transfer Dana, dan Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia. Kebijakan mengenai Trust merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk memberikan keleluasaan bagi bank domestik dalam mengelola DHE yang pada gilirannya akan meningkatkan pasokan valas domestik.

3.2.1.2. Kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia

Selama 2012, terdapat beberapa kebijakan dan program terkait dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Keuangan Inklusif yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Dinamika domestik, regional, dan global turut mewarnai implementasi kebijakan dan program yang dilakukan untuk mencapai visi baru API yaitu “menuju sistem perbankan yang efisien, sehat, dan stabil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih merata, melalui pembiayaan yang mudah dan terjangkau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat“.

Beberapa prioritas kebijakan dan program API tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan Terkait Struktur Perbankan Indonesia (Pilar 1)

Kebijakan terkait pilar 1 bertujuan untuk mewujudkan struktur perbankan yang sehat. Seluruh kebijakan terkait pilar 1 dalam paket kebijakan peningkatan ketahanan dan daya saing perbankan antara lain mencakup:

a) Pengaturan Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia18

Pengaturan didasarkan adanya kebutuhan untuk memperbesar daya serap pengalihan saham dengan memberikan kelonggaran bagi investor. Kelonggaran diberikan kepada investor yang saat ini sudah menjadi pemegang saham pengendali pada suatu bank di Indonesia, untuk bisa

14 SE BI No.14/31/DPNP tanggal 31 Oktober 2012 tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum.15 SE BI No.14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank

Indonesia .16 SE BI No.14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency

Maintained Assets (CEMA).17 PBI No.14/17/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust).18 PBI No.14/24/PBI/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia.

Page 63: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

53Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

menjadi pemegang saham pengendali pada bank lain. Selain itu, kebijakan kepemilikan tunggal juga berkaitan erat dengan upaya peningkatan skala usaha bank-bank kecil agar berada dalam skala yang ekonomis. Hal tersebut dilakukan dengan mengijinkan investor yang sudah menjadi pemegang saham pengendali pada suatu bank membantu peningkatan permodalan bank-bank kecil tanpa adanya keharusan melakukan merger atau konsolidasi.

Secara umum, pengaturan kepemilikan tunggal dilakukan dengan membuka kembali opsi pembentukan perusahaan induk (holding) sebagai pelengkap opsi merger atau konsolidasi yang ada saat ini. Dengan adanya opsi holding tersebut, suatu pihak yang sudah menjadi pemegang saham pengendali pada suatu bank dapat menjadi pemegang saham pengendali pada bank lain sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

i. Membentuk badan hukum Bank Holding Company jika pemegang saham pengendali adalah perorangan, badan hukum non bank, dan pemegang saham yang berkedudukan di luar negeri; atau

ii. Membentuk fungsi holding jika pemegang saham pengendali adalah bank yang berbadan hukum Indonesia atau Pemerintah Republik Indonesia.

b) Pengaturan Kegiatan Usaha Bank dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank (Multilicensing)19

Pengaturan Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank dilakukan untuk menyesuaikan kegiatan usaha dan perluasan jaringan kantor bank dengan kapasitas yang dimiliki bank dalam bentuk modal inti. Hal tersebut bertujuan agar heterogenitas bank dari sisi permodalan maupun aset dapat ditata dengan lebih baik sehingga terdapat skala ekonomis dalam pelaksanaan kegiatan usaha.

Secara prinsip, bank dikelompokkan berdasarkan kegiatan usaha yang disesuaikan dengan modal inti yang dimiliki. Kelompok-kelompok tersebut adalah (i) Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 1, yaitu bank dengan modal inti dibawah Rp1 triliun, (ii) BUKU 2, yaitu bank dengan modal inti mulai Rp1 triliun sampai dengan dibawah Rp5 triliun, (iii) BUKU 3, yaitu bank dengan modal inti mulai Rp5 triliun sampai dengan dibawah Rp30 triliun, dan (iv) BUKU 4, yaitu bank dengan modal inti Rp30 triliun keatas. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh BUKU 1 bersifat layanan dasar perbankan (basic banking services). Kegiatan usaha pada BUKU 2 lebih luas daripada BUKU 1 dan demikian seterusnya hingga pada BUKU 4 yang mencakup kegiatan usaha yang bersifat kompleks.

Pengaturan perluasan jaringan kantor dilakukan dalam rangka perluasan dan pemerataan wilayah layanan perbankan. Selain itu, pengaturan juga ditujukan untuk mendorong pembangunan ekonomi di wilayah yang selama ini kurang terlayani oleh perbankan. Pada prinsipnya, pembukaan jaringan kantor bank selain memperhatikan kondisi dan kinerja bank, juga mempertimbangkan kontribusi perbankan dalam perekonomian dan perluasan wilayah layanan perbankan, khususnya wilayah yang belum terjangkau layanan perbankan (underbanked). Untuk tujuan tersebut,

19 PBI No.14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.

Page 64: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

54 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

diterapkan mekanisme insentif dan disinsentif melalui penggunaan alokasi modal inti dan zonasi wilayah, selain pemenuhan persyaratan tingkat kesehatan bank.

2) Kebijakan Terkait Adopsi Standar Reformasi Keuangan Global (Pilar 2)

Ketahanan perbankan tetap menjadi salah satu prioritas dalam arah kebijakan perbankan. Kesehatan individual perbankan akan meningkatkan kesehatan sistem keuangan secara keseluruhan. Hal tersebut pada gilirannya mendukung optimalisasi fungsi intermediasi perbankan. Kegiatan utama terkait peningkatan ketahanan perbankan adalah penerapan inisiatif reformasi keuangan global, yang mencakup perubahan aturan permodalan, likuiditas, dan leverage ratio (Basel III).

Sebagai salah satu negara anggota Basel Committee on Banking Supervision (BCBS), Indonesia berkomitmen untuk dapat menerapkan kerangka permodalan Basel III sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan. Sesuai kesepakatan seluruh anggota BCBS, kerangka Basel III akan mulai diterapkan secara bertahap sejak Januari 2013 hingga implementasi penuh pada Januari 2019.

Sejalan dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh Bank Indonesia agar kerangka permodalan Basel III dapat diterapkan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan. Upaya tersebut antara lain dilakukan melalui: (i) diskusi dengan anggota Working Group Basel II, (ii) keikutsertaan dalam Global Comprehensive Quantitative Impact Study (QIS), (iii) pelaksanaan domestic QIS, (iv) analisa dampak Basel III dengan menggunakan data Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), (v) Board Seminar Basel III, (vi) penerbitan Consultative Paper Basel III, (vii) workshop Basel III bagi perbankan, serta (viii) pemetaan permodalan perbankan Indonesia sesuai kerangka Basel III.

Kebijakan penguatan ketahanan perbankan dan stabilitas sistem keuangan perlu dilakukan untuk mengantisipasi potensi peningkatan risiko seiring semakin terintegrasinya sektor keuangan global, termasuk rencana integrasi pasar keuangan ASEAN dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia berkomitmen untuk menerapkan standar reformasi keuangan global dan berpartisipasi aktif dalam penyiapan proses integrasi perbankan ASEAN guna menjaga kepentingan nasional sehingga integrasi perbankan di ASEAN dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada perbankan dan masyarakat Indonesia. Diharapkan perbankan nasional tidak hanya mampu menghadapi persaingan dari kemungkinan masuknya bank-bank ASEAN dalam bentuk Qualified ASEAN Bank (QAB), namun juga dapat menjadi QAB yang mampu masuk ke negara-negara ASEAN lainnya dan berkompetisi secara berkelanjutan.

3) Sistem Pengaturan yang Efektif (Pilar 3)

Bank Indonesia mewujudkan sistem pengaturan yang efektif melalui implementasi Basel II dan penyiapan Basel III. Implementasi Basel II mengacu pada inisiatif reformasi keuangan global untuk meningkatkan ketahanan perbankan. Kerangka Basel II (Pilar 1, Pilar 2 dan Pilar 3) telah diimplementasikan secara penuh sejak Desember 2012. Fokus pelaksanaan tugas pokok dan kebijakan Bank Indonesia terkait dengan implementasi Basel II yang dilakukan selama triwulan IV-2012 sebagai berikut:

a) Perhitungan kecukupan modal minimum yang dikaitkan dengan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional melalui penyempurnaan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum bank umum dan CEMA.

Page 65: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

55Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

b) Proses review oleh pengawas (Supervisory Review Process)

Melalui penyesuaian pengaturan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) bank umum, perhitungan KPMM bank sesuai profil risiko wajib dilakukan melalui Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). Bank wajib memiliki ICAAP yang disesuaikan dengan ukuran, karakteristik, dan kompleksitas usaha bank. Selanjutnya, Bank Indonesia akan melakukan Supervisory Review and Evaluation Process (SREP) untuk mengkaji ulang ICAAP yang dilakukan oleh bank.

c) Disiplin pasar

Sejalan dengan penerapan transparansi dan publikasi laporan bank, Bank Indonesia menyempurnakan ketentuan mengenai Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu20 yang disampaikan oleh bank kepada Bank Indonesia. Penyempurnaan ketentuan tersebut juga sejalan dengan penerapan PSAK 60 (International Financing Report Standards/IFRS 7) mengenai pengungkapan instrumen keuangan yang mulai diberlakukan dalam penyusunan laporan keuangan akhir Desember 2012.

d) Kualitas Aktiva

Dalam rangka mendukung penyajian laporan keuangan bank yang akurat, komprehensif, dan mencerminkan kinerja bank secara utuh dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, Bank Indonesia menyempurnakan pengaturan terkait penilaian kualitas aktiva21. Pokok-pokok pengaturan meliputi perubahan persyaratan restrukturisasi dan penyisihan penghapusan aset.

Persiapan Implementasi Basel III

Terkait penyiapan implementasi Basel III, setelah pelaksanaan program Global Quantitative Impact Study (QIS) terhadap dua bank pada triwulan-III 2012, Bank Indonesia pada triwulan IV-2012 juga melakukan domestic QIS terhadap seluruh bank umum konvensional dengan menggunakan template BCBS, serta analisis tingkat permodalan seluruh perbankan dengan menggunakan data Laporan Bulanan Bank Umum (LBU). Selanjutnya, Bank Indonesia juga melakukan studi pemetaan kondisi permodalan perbankan Indonesia, setelah sebelumnya menyelenggarakan workshop Basel III kepada seluruh bank umum konvensional.

Pelaksanaan studi pemetaan bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi permodalan perbankan Indonesia sesuai Basel III, baik secara individual maupun industri. Studi pemetaan juga bertujuan untuk menganalisa kesiapan bank dalam memenuhi persyaratan permodalan berdasarkan kerangka Basel III. Bank Indonesia juga telah menerbitkan consultative paper (CP) Basel III dan menyampaikan pada perbankan untuk mendapatkan tanggapan dan masukan. Selanjutnya masukan dari CP Basel III dan hasil pemetaan permodalan perbankan Indonesia akan digunakan untuk melengkapi penyiapan pengaturan kedepan.

20 PBI No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank mengubah PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi dan Kondisi Keuangan Bank.

21 PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

Page 66: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

56 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Implikasi Penerapan Basel II dan III terhadap Stabilitas Sistem Keuangan

Penerapan Basel II maupun Basel III di Indonesia tidak hanya untuk memenuhi standar internasional. Melalui ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan, yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, diharapkan dapat memberikan implikasi positif terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Dengan pangsa aset yang mencapai lebih dari 70% dari total aset sistem keuangan di Indonesia, perbankan berperan penting dalam penguatan sistem keuangan secara keseluruhan. Melalui Pilar 1 Basel II, dengan mekanisme perhitungan modal yang lebih sensitif terhadap risiko, diharapkan bank-bank akan semakin kokoh dengan tingkat permodalan yang memadai dalam menghadapi kemungkinan shock yang terjadi. Hal tersebut diperkuat dengan adanya review dari pengawas Bank Indonesia serta pengawasan dari publik melalui transparansi informasi yang dilakukan bank. Bank yang secara individual sehat diyakini dapat memberikan kontribusi positif terhadap kestabilan sistem perbankan secara keseluruhan.

Dalam kerangka Basel III, selain berisi kebijakan yang bersifat mikroprudensial, akan terdapat kebijakan makroprudensial, antara lain melalui penerapan capital conservation buffer dan countercyclical capital buffer. Selain itu, akan terdapat kebijakan terkait penguatan likuiditas melalui pengembangan dua standar likuiditas, yaitu LCR (Liquidity Coverage Ratio) dan NSFR (Net Stable Funding Ratio). Hal tersebut dilatarbelakangi pengalaman bahwa likuiditas dapat memicu permasalahan yang cukup besar meskipun bagi bank yang memiliki tingkat permodalan yang memadai. Dengan kebijakan-kebijakan yang sifatnya menyeluruh dan saling melengkapi diharapkan stabilitas perbankan dan sistem keuangan dapat terjaga.

4) Industri Perbankan yang Kuat (Pilar 4)

Salah satu fokus penyempurnaan API pada tahun 2012 adalah memperkuat Pilar 4 melalui penyusunan kajian terkait upaya penyempurnaan ketentuan good corporate governance (GCG), khususnya mengenai remunerasi. Inisiatif pengaturan remunerasi merupakan bagian dari perkembangan pengaturan global yang mensinyalir aspek remunerasi sebagai salah satu pemicu munculnya perilaku excessive risk taking pada pelaku industri keuangan.

3.2.1.3. Penyiapan Pengalihan Fungsi Pengaturan dan Pengawasan Bank ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, telah diterbitkan Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia22 mengenai penyiapan seluruh aspek organisasi OJK. Hingga akhir triwulan IV-2012, hal-hal yang telah dilakukan Bank Indonesia adalah:

1. Menyiapkan pola pengawasan bank yang saat ini dipakai di Bank Indonesia untuk digunakan di OJK dengan beberapa penyempurnaan dan mengupayakan tidak terdapat perubahan pola pengawasan yang radikal untuk menghindari kemungkinan timbulnya gangguan dalam pengawasan bank/SSK.

22 SKB No. 43/KMK.010/2012 dan No.14/6/KEP.GBI/2012.

Page 67: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

57Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

2. Menginventarisasi dan mengidentifikasi ketentuan, pengembangan pengawasan, pengaturan dan perijinan perbankan, mediasi perbankan, edukasi nasabah dan perlindungan konsumen yang berlaku; dan melakukan pemetaan materi pengembangan pengawasan, pengaturan dan perijinan perbankan yang bersifat bauran yang menjadi tanggung jawab satker terkait di Bank Indonesia.

3. Mempersiapkan rancang bangun infrastruktur dan teknologi informasi termasuk sarana pertukaran informasi yang terintegrasi antara OJK, Bank Indonesia dan LPS.

4. Menyusun Struktur Organisasi OJK, Kompartemen Pasar Modal, Industri Keuangan Non Bank (IKNB) dan Kompartemen Pengawasan Perbankan dan Pengawasan Bank Regional OJK termasuk perangkat-perangkatnya.

5. Melakukan pendataan dan penertiban dokumen perbankan sesuai dengan Manajemen Dokumen di Bank Indonesia, dan mengelompokkan dokumen perbankan (per bank) sesuai klasifikasi Pendirian, Data Pokok, Pemeriksaan, Pengawasan dan Investigasi.

3.2.1.4. Pengawasan Bank Umum

Sepanjang triwulan IV-2012, aktivitas pengawasan ditekankan pada pelaksanaan pemeriksaan yang berbasis risiko, terutama risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, guna memastikan bahwa tidak terdapat permasalahan yang signifikan di bank yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan. Dengan diberlakukannya ketentuan Loan To Value KPR dan Down Payment kredit kendaraan bermotor23, pengawas Bank Indonesia melakukan pemantauan efektivitas ketentuan melalui pemeriksaan pada bank-bank yang memiliki aktivitas dimaksud. Melalui pemantauan efektivitas ketentuan tersebut diketahui bahwa penerapan pengaturan pemberian kredit kepada kedua sektor oleh perbankan telah sesuai dengan ketentuan.

Selain itu, untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai kondisi debitur, telah dilakukan site visit/on the spot kepada debitur, termasuk on the spot terhadap debitur-debitur besar yang berlokasi di remote area. Selanjutnya dilakukan juga pemantauan terhadap tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan, yaitu berupa pengecekan terhadap laporan bank yang disertai dengan bukti pendukungnya.

Untuk mengantisipasi dampak berlanjutnya krisis di Eropa terhadap kondisi bank, khususnya yang memiliki debitur-debitur yang berorientasi ekspor ke Eropa, pengawas secara aktif memantau kondisi debitur-debitur dimaksud dan melakukan assessment/stress test pengaruhnya terhadap kondisi bank secara keseluruhan.

Pengawas Bank Indonesia juga melakukan pemantauan volatilitas nilai tukar rupiah dan dampaknya terhadap kondisi perbankan. Secara periodik, pengawas menganalisis dan mengkaji Laporan Posisi Devisa Neto (PDN) serta rincian transaksi valas dan derivatif yang disampaikan secara rutin oleh bank melalui Laporan Harian Bank Umum (LHBU). Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis dan kajian pengawas memberikan corrective action apabila terdapat penyimpangan yang dilakukan bank.

23 SE BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor.

Page 68: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

58 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Sebagai wujud transparansi kondisi bank kepada publik, bank telah menerbitkan laporan publikasi triwulanan dengan jangka waktu lebih awal sesuai ketentuan yang baru24 mengenai transparansi kondisi keuangan bank. Laporan disampaikan pada pertengahan bulan kedua setelah posisi laporan, dari sebelumnya pada akhir bulan kedua setelah posisi laporan.

Selain itu, juga dilakukan pemantauan terhadap realisasi action plan perbaikan yang telah dibuat sekaligus update bagi penilaian Risk Based Bank Rating (RBBR) dan Good Corporate Governance (GCG) pada Desember 2012. Action plan dan perbaikan dilakukan terhadap bank-bank yang RBBR dan pelaksanaan GCG-nya mendapatkan Rating 3 s.d. 5 pada triwulan III-2012.25 Update penilaian RBBR dan pelaksanaan GCG ini dinilai penting mengingat hasil penilaian RBBR dan GCG akan dijadikan acuan dalam menentukan maksimal porsi kepemilikan bank oleh pemegang saham sesuai ketentuan tentang Kepemilikan Saham Bank Umum.

Ke depan, sebagai dasar dan arah strategi pengawasan di tahun 2013, disusun Supervisory Plan berdasarkan pada evaluasi pencapaian rencana pengawasan sampai dengan triwulan III-2012, yang dievaluasi pada triwulan IV-2012. Supervisory Plan tersebut berisi antara lain fokus dan rincian strategi pengawasan, rencana pemeriksaan (on site) serta rencana pertemuan dengan bank.

3.2.2. Kebijakan dan Pengawasan Perbankan Syariah

Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia telah menerbitkan beberapa ketentuan, baik dalam rangka prudential regulation maupun macroprudential policy, antara lain (i) pengaturan financing to value (FTV) dan down payment (DP) untuk pembiayaan kepemilikan rumah dan pembiayaan kendaraan bermotor26, dan (ii) Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) bagi Bank Umum Syariah27.

Beberapa ketentuan lain terkait perbankan syariah yang telah diterbitkan Bank Indonesia selama tahun 2012 antara lain: (i) Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, (ii) Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, dan (iii) Produk Qardh Beragun Syariah bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dalam rangka mempersiapkan sistem pengawasan yang lebih baik dan informasi perbankan syariah yang lebih terintegrasi, Bank Indonesia sedang mengembangkan Sistem Informasi Perbankan (SIP) Syariah. Sistem ini mengintegrasikan beberapa aplikasi perbankan syariah yang digunakan dalam proses pengawasan bank (on site supervision dan off site supervision) sehingga memudahkan pengawas dalam mengakses informasi yang diperlukan.

Sejalan dengan kebutuhan informasi dalam pengawasan berbasis risiko dan penerapan aturan Basel II, serta perubahan standar pelaporan sistem akuntansi internasional, Bank Indonesia telah melakukan perubahan ketentuan tentang Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS). Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan pada sistem pelaporan dari form based menjadi metode Extensible

24 PBI No.14/14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank.25 Rating 1 merupakan peringkat tertinggi dan Rating 5 merupakan peringkat terendah.26 SE BI No.14/33/DPbS tanggal 27 November 2012 perihal Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah dan Pembiayaan Kendaraan

Bermotor bagi BUS dan UUS.27 PBI No. 14/20/PBI/2012 tanggal 17 Desember 2012 tentang Perubahan PBI Nomor 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah

(FPJPS) Bagi Bank Umum Syariah.

Page 69: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

59Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Business Reporting Languange (XBRL), dengan menggunakan kamus data dalam penyusunan LBUS 2012 (berlaku mulai pelaporan data bulan Juli 2013). Perubahan sistem dan format LBUS 2012 telah disosialisasikan kepada seluruh BUS dan UUS. Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan akan mendorong efisiensi dan fleksibilitas pelaporan, sekaligus menjadi pionir dalam industri perbankan nasional. Pengembangan sistem pelaporan BUS merupakan bagian dari upaya integrasi sistem pelaporan Bank Indonesia dalam kerangka Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

Dalam rangka mendukung perumusan kebijakan pengembangan perbankan syariah (research-based policy making), Bank Indonesia juga melakukan berbagai riset, antara lain:

1. Regulatory Incentives dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan peningkatan kualitas industri perbankan syariah. Solusi utama yang direkomendasikan a.l. Co-location layanan bank syariah dengan kantor bank induk konvensional serta hak eksklusif produk tabungan dan pembiayaan haji/umroh kepada bank syariah; dan

2. Pengembangan model dan aplikasi sistem pengukuran Indeks Imbal Hasil Sektor Riil sebagai acuan Pricing produk Perbankan Syariah. Kajian menitikberatkan pada (i) pengembangan model perhitungan CRR dan BGCRR dengan memperhitungkan variabel lokasi wilayah operasi perusahaan atau lokasi usaha debitur yang dibiayai bank, (ii) merinci perhitungan tingkat imbal hasil hingga sub-sektor usaha, dan (ii) melakukan rancang-bangun proto-type software aplikasi perhitungan indeks imbal hasil CRR-BGCRR.

Selain kajian tersebut, Bank Indonesia juga melakukan penyusunan Product Development Strategic Plan dan review penerapan dua standar internasional yaitu (i) IFSB Guiding Principles on Liquidity Risk Management dan (ii) Profit Equalization Reserves (PER).

Dalam rangka proses perizinan kelembagaan perbankan syariah, selama triwulan IV-2012 Bank Indonesia telah menerbitkan izin usaha pendirian satu BPRS baru dan memberikan izin perubahan kegiatan usaha satu BPR menjadi BPRS. Dengan penambahan jumlah BPRS tersebut maka jumlah bank syariah sampai dengan akhir 2012 menjadi 11 BUS, 24 UUS dan 158 BPRS.

Selanjutnya, terkait persetujuan produk, selama triwulan IV-2012 Bank Indonesia telah memberikan persetujuan terhadap pengajuan 13 produk BUS dan UUS. Tiga diantara produk tersebut merupakan produk baru berupa Pembiayaan Kepemilikan Emas.

Selama tahun 2012, arah kebijakan perbankan syariah yang diimplementasikan telah berjalan dengan baik. Hal tersebut tercermin dari: (i) terjadinya perlambatan pertumbuhan pangsa pembiayaan nonproduktif dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut antara lain didukung oleh aturan pembiayaan beragun emas (gadai emas)28 maupun Pembiayaan Kepemilikan Emas (PKE)29 yang diterbitkan pada semester I-2012, (ii) sinergi yang berjalan baik antara bank syariah dengan induk bank konvensionalnya, yang terlihat dari meningkatnya pangsa BUS dan UUS terhadap induk bank konvensionalnya (pangsa diatas 6% telah bertambah dari sebelumnya satu menjadi tiga BUS dan UUS).

28 SE BI No.14/7/DPbS tanggal 29 Februari 2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.29 SE BI No.14/16/DPbS tanggal 31 Mei 2012 Perihal Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 70: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

60 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Tingkat keyakinan stakeholders terhadap kredibilitas kebijakan perbankan syariah menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil survei pada akhir 2012, indeks keyakinan stakeholders mencapai 4,68 dari skala 1-6, melebihi target sebesar 4. Secara keseluruhan, responden cenderung yakin atas kredibilitas kebijakan perbankan syariah selama 2012. Tingkat keyakinan tersebut terutama terkait dengan stakeholders yang menilai bahwa kebijakan perbankan syariah telah mendorong pertumbuhan perbankan syariah yang bersifat universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali (inklusif). Selain itu, stakeholders juga menilai bahwa kebijakan perbankan syariah telah mendorong pelaksanaan transparansi pada industri perbankan syariah.

Profil risiko perbankan syariah secara umum tergolong moderat, dan tidak terdapat BUS dalam status pengawasan intensif maupun BPRS yang masuk dalam status pengawasan khusus. Meskipun demikian, Bank Indonesia senantiasa meminta bank selalu meningkatkan kualitas manajemen risiko dan sistem pengendalian internal serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah dalam operasional bank. Fokus pemeriksaan meliputi aspek risiko operasional, risiko kredit, kepatuhan penerapan prinsip syariah, dan good corporate governance.

3.2.3. Financial Inclusion dan Perlindungan Nasabah

Dalam rangka mendorong berjalannya fungsi intermediasi lembaga keuangan, Bank Indonesia melaksanakan program keuangan inklusif (financial inclusion) yang merupakan salah satu upaya dalam kerangka peningkatan akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan. Keuangan inklusif merupakan strategi pembangunan ekonomi melalui pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan serta stabilitas sistem keuangan.

Untuk mendukung program keuangan inklusif, Bank Indonesia telah menyusun Blue Print Keuangan Inklusif yang meliputi enam pilar, yakni (i) edukasi, (ii) eligilibilitas keuangan melalui Pemetaan Informasi Keuangan, (iii) aspek regulasi pendukung, (iv) fasilitasi intermediasi, (v) perlindungan konsumen, dan (vi) fasilitas keuangan publik.

Aspek edukasi dalam program keuangan inklusif ditujukan untuk menciptakan awareness masyarakat terhadap jasa perbankan termasuk risiko dan biayanya. Dengan kegiatan edukasi diharapkan tercipta pemahaman dan perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi, termasuk peningkatan penggunaan jasa perbankan. Pada tahun 2012, beberapa program kerja yang telah dilakukan terkait edukasi keuangan mencakup:

1. Edukasi keuangan bagi siswa sekolah melalui penambahan 12 sekolah pilot project yang mengintegrasikan pendidikan keuangan dalam kurikulum sekolah di tujuh daerah.

2. Edukasi keuangan dan kewirausahaan bagi pekerja migran di empat kantong Tenaga Kerja Indonesia (TKI) serta tiga negara penempatan TKI.

3. Kampanye peningkatan akses menabung melalui pencanangan hari RABU awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung.

Dari aspek eligibilitas, program keuangan inklusif diharapkan akan meningkatkan jumlah nasabah jasa keuangan yang layak untuk memperoleh fasilitas perbankan terutama pembiayaan. Sebagaimana

Page 71: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

61Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

diketahui, perbankan memiliki prudential standards dalam penyediaan fasilitas pinjaman yang mensyaratkan beberapa hal kepada nasabah. Seringkali prudential standards yang ada kurang dapat dipenuhi oleh masyarakat. Program peningkatan aspek eligibilitas bertujuan mencari solusi untuk peningkatan eligibilitas masyarakat dengan tetap memperhatikan prudential standards. Beberapa program kerja yang telah dilakukan terkait eligibilitas keuangan mencakup pelaksanaan survey mengenai tingkat pemahaman masyarakat mengenai keuangan (Financial Literacy Survey) dan penyiapan identitas yang unik di sektor keuangan (Financial Identity Number/FIN). Sampai dengan akhir 2012, telah dilakukan persiapan pelaksanaan survei baseline untuk penyusunan database FIN.

Fasilitasi proses intermediasi dilakukan melalui penyusunan produk-produk keuangan yang bisa menjangkau kalangan yang sebelumnya kurang bankable. Beberapa program kerja yang telah dilakukan untuk memfasilitasi intermediasi mencakup peningkatan kualitas produk “TabunganKu”, dan penyusunan skema start-up credit. Selain itu, dalam rangka pemberdayaan usaha mikro dan kecil, Bank Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Badan Pertanahan Nasional untuk menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sebagai juru ukur dalam rangka program sertifikasi tanah.

Untuk meningkatkan jangkauan layanan lembaga keuangan terhadap masyarakat, khususnya terkait pemanfaat teknologi, Bank Indonesia telah menyusun kajian Mobile Financial Services yang relevan dengan Indonesia.

3.2.4. Kebijakan dan Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Dalam rangka meningkatkan peran dan kapasitas BPR dalam pembiayaan terhadap sektor usaha mikro dan kecil, Bank Indonesia memiliki kebijakan berupa pembentukan dan pengembangan lembaga Apex BPR. Lembaga Apex BPR dibentuk atas dasar kesepakatan antara bank umum yang menjadi Apex dengan BPR anggota yang diwakili oleh pengurus asosiasi BPR di daerah (DPD Perbarindo). Lembaga Apex BPR memiliki tiga fungsi utama berupa pengelolaan dana anggota (pooling funds), pemberian bantuan keuangan (financial assisstance), dan bantuan teknis (technical assisstance).

Sampai dengan saat in,i telah terbentuk enam lembaga Apex BPR yang terdiri dari lima BPD (Sumatera Barat, Riau-Kepri, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah) dan satu bank umum (bank Andara). Pengembangan lembaga Apex BPR juga sejalan dengan program BRC (BPD Regional Champion).

Untuk menunjang fungsi Apex terkait perluasan akses BPR dalam sistem pembayaran, saat ini dilakukan pilot project implementasi Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) Apex BPR di Surabaya. Bank Umum sebagai Apex BPR menyediakan jasa sistem pembayaran bagi BPR anggota untuk melakukan transaksi dalam rangka meningkatkan peran dan kapasitas BPR dalam pembiayaan terhadap sektor usaha mikro dan kecil.

Tingkat keyakinan stakeholders terhadap kredibilitas kebijakan BPR menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil survei pada akhir 2012, indeks keyakinan stakeholders mencapai 4,63 dari skala 1-6, melebihi target sebesar 4. Secara keseluruhan responden cenderung yakin atas kredibilitas kebijakan BPR selama 2012. Tingkat keyakinan tersebut terutama terkait dengan stakeholders yang menilai bahwa kebijakan BPR telah efektif (tepat sasaran) dalam mendukung pemberdayaan UMKM.

Page 72: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

62 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

3.2.5. Penguatan Sektor Riil dan Penyaluran Kredit UMKM

3.2.5.1. Penguatan Sektor Riil dan UMKM

Bank Indonesia terus mendorong pertumbuhan sektor riil dan UMKM yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional. Dalam mendukung upaya tersebut, Bank Indonesia melakukan program inisiatif Penguatan Sinergi Bank Indonesia dengan Pihak Terkait, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Upaya Penguatan Sinergi Pengembangan UMKM melalui Pendekatan Klaster Cabai dan Bawang Merah

Program pendekatan klaster cabai dan bawang merah bertujuan memperluas akses pasar dan diikuti oleh sembilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri dan Kantor Pusat, bekerjasama dengan dinas/pemerintah daerah setempat, LSM dan lembaga terkait. Pemilihan komoditas cabai dan bawang merah mempertimbangkan kedua komoditas tersebut memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan laju inflasi.

Sampai dengan triwulan IV-2012, telah dilakukan penguatan budidaya dan fasilitasi pemasaran. Fasilitasi pemasaran ditujukan untuk memperluas pasar agar petani memperoleh pilihan dan harga bersaing/tetap. Fasilitasi pemasaran dilakukan melalui penambahan akses pasar baru, memperpendek rantai pemasaran lama, pelatihan manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen kelembagaan klaster (misal Lembaga Keuangan Mikro) dan sosialisasi kebijakan terkait hortikultura. Dalam rangka fasilitasi pemasaran juga dilakukan penguatan kelembagaan klaster.

b. Penciptaan Wirausaha Baru

Program Penciptaan Wirausaha Baru diikuti oleh Kantor Pusat dan tujuh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri. Pelaksanaan program dilakukan bekerjasama dengan dinas/pemerintah daerah setepat, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan lembaga donor serta stakeholder terkait. Sampai dengan triwulan IV-2012, telah diberikan pelatihan kewirausahaan dengan paket materi yang beragam, namun secara umum terkait dengan motivasi berwirausaha, bagaimana memulai usaha dan mengembangkannya. Pada akhir program, kepada peserta yang dinilai layak proposal bisnisnya diberikan seed capital untuk mengembangkan usahanya melalui mekanime Program Sosial Bank Indonesia.

c. Pemetaan dan Pendalaman Klaster Komoditas Unggulan Daerah dan Komoditas Utama Penyumbang Inflasi di Indonesia.

Program diikuti oleh Kantor Pusat dan lima Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri. Output program adalah penyusunan Buku Klaster Daerah yang berisikan gambaran umum klaster daerah, kebijakan klaster setempat, praktek klaster di daerah, peta klaster, pengembangan klaster daerah, dan model klaster sebagai acuan pengembangan klaster ke depan.

d. Penguatan Ketahanan Pangan Daerah dengan Pilot Project untuk Komoditas Beras dan Cabai.

Program ini diinisiasi dalam rangka stabilisasi harga dalam negeri/inflasi dimana berdasarkan data statistik moneter, lima belas besar penyumbang inflasi adalah komoditas pangan. Program ini

Page 73: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

63Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

dilaksanakan di Kantor Pusat dan 11 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri. Sampai dengan triwulan IV-2012 telah dilaksanakan pilot project ketahanan pangan sesuai dengan model masing-masing daerah danpenyusunan business model cabai.

e. Penerbitan laporan kegiatan Bank Indonesia dalam pengembangan sektor riil dan UMKM yang bertujuan sebagai sarana diseminasi informasi kegiatan Bank Indonesia dalam pengembangan sektor riil dan UMKM.

Dalam upaya penguatan sektor riil dan UMKM, pada tahun 2012 Bank Indonesia juga melakukan diseminasi hasil penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan (KPJU) tahun 2012

Kegiatan ini merupakan kelanjutan penelitian serupa pada tahun 2011, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan di daerah mengenai (i) KPJU Unggulan UMKM yang menjadi prioritas untuk dapat dikembangkan, dan (ii) berbagai kendala dan upaya untuk pengembangan KPJU Unggulan.

b. Penelitian Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil

Kegiatan penelitian dimaksudkan untuk menyediakan informasi bagi perbankan dan investor mengenai komoditi yang layak untuk dibiayai dan informasi bagi calon wirausaha yang akan menjalankan usaha. Komoditi yang akan diteliti terdiri dari empat komoditi di sektor pertanian dan dua komoditi di sektor kelautan dan perikanan.

3.2.5.2. Peningkatan Penyaluran Kredit Kepada Sektor Riil dan UMKM

Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan sektor riil dan UMKM kepada perbankan, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya sebagai berikut:

1. Melakukan Kajian Sistem Aplikasi Pola Pembiayaan Syariah untuk UMKM bersama dengan tim peneliti eksternal. Kegiatan yang tengah dilakukan adalah pelaksanaan penelitian lapangan melalui survei dengan beberapa perbankan syariah debitur UMKM dari perbankan syariah. Selain melakukan kajian, Bank Indonesia juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan perbankan dan instansi terkait serta pelaksanaan survei lapangan dalam rangka Kajian Kesiapan UMKM Ramah Lingkungan dalam Mendapatkan Akses Pembiayaan.

2. Meningkatkan sinergi dan kerjasama antara Bank Indonesia dengan kementerian dan lembaga terkait, yaitu :

a. Kementerian Pertanian dalam rangka penyaluran kredit program pada sektor pertanian, yaitu Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dalam bentuk: (i) sosialisasi dan koordinasi penyaluran KKPE dan KUPS, (ii) monitoring dan evaluasi penyaluran KKPE dan KUPS, (iii) sosialisasi penyaluran kredit program skema Subsidi Resi Gudang (SRG) bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan; dan (iv) fasilitasi pembentukan asuransi pertanian, khususnya asuransi gagal panen (crop insurance) dan asuransi kematian ternak (livestock insurance).

Page 74: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

64 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

b. Mitra kerja (counterpart) Komite Kebijakan KUR yang diketuai oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Partisipasi Bank Indonesia antara lain dalam hal:

1) Sosialisasi penyaluran KUR dan KUR TKI dan memberikan edukasi keuangan bagi TKI, calon TKI dan TKI purna.

2) Melaksanakan pelatihan pelaporan KUR dalam Laporan Bank Umum (LBU) dan Sistem Informasi Debitur (SID) bagi seluruh bank pelaksana KUR dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia;

3) Melakukan kajian relaksasi ATMR bagi KUR yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Daerah.

4) Memberikan masukan terhadap konsep Pengawasan KUR.

c. Kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang bertujuan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui percepatan dan pemanfaatan sertifikasi hak atas tanah, dan diharapkan dapat mengatasi kendala keterbatasan persyaratan agunan kredit.

3. Membangun infrastruktur keuangan dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan oleh pelaku UMKM dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Memfasilitasi upaya percepatan pendirian Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD) melalui berbagai sosialisasi/workshop yang dikoordinasikan bersama dengan Kementerian terkait.

b. Melaksanakan uji coba Pemeringkatan UMKM sebagai tindak lanjut rencana implementasi Pemeringkat UMKM dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Hasil akhir yang diperoleh adalah 232 hasil pemeringkatan UMKM, melebihi target 200 pemeringkatan.

3.2.6. Perizinan dan Informasi Perbankan

Dalam rangka menciptakan pengelolaan perbankan yang sehat, Bank Indonesia melaksanakan uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test). Fit and proper test dilakukan terhadap calon Pemegang Saham Pengendali (PSP), anggota Dewan Komisaris dan Direksi, termasuk pimpinan kantor cabang bank asing dan pemimpin kantor perwakilan.

Selain itu, Bank Indonesia juga mengelola perizinan kelembagaan bank yang mencakup perubahan jaringan kantor, rencana akuisisi, perubahan penggunaan izin usaha akibat perubahan nama bank, pemberian izin sebagai bank umum devisa, dan perubahan bentuk badan hukum (Tabel 3.3). Kegiatan perizinan merupakan bagian dari pengawasan Bank Indonesia untuk memastikan agar operasional bank sesuai dengan Rencana Bisnis Bank.

Sebagai bagian dari infrastruktur industri keuangan dalam mendukung prinsip kehati-hatian serta efisiensi penyediaan dana di industri perbankan, Bank Indonesia mengelola Sistem Informasi Debitur (SID). Pada triwulan IV-2012, jumlah pelapor SID tercatat sebanyak 120 Bank Umum, 1.237 BPR, dan 18 perusahaan pembiayaan dengan total kantor Pelapor mencapai 6.032. Jumlah pelapor tersebut meningkat dibandingkan triwulan III-2012, dengan adanya penambahan 61 kantor pelapor.

Page 75: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

65Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

JENIS KEGIATAN2012

Triwulan I TotalTriwulan II Triwulan III Triwulan IV

PELAKSANAAN FIT & PROPER TEST 1. PSP 0 0 0 0 02. Dewan Komisaris 21 13 29 23 863. Direksi (termasuk pimpinan kantor cabang bank asing 28 25 40 16 109 dan pemimpin kantor perwakilan) JARINGAN KANTOR 1. Pembukaan a. Kantor Wilayah (Kanwil) 0 0 0 3 3 b. Kantor Cabang (KC) 7 5 16 12 40 c. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 12 18 32 57 119 d. Kantor Fungsional (KF) 0 79 0 7 862. Penutupan a. Izin usaha 0 0 0 0 0 b. Kantor Perwakilan 0 0 1 0 1 c. Kantor Cabang (KC) 1 0 2 1 4 d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 2 13 9 7 31 e. Kantor Fungsional (KF) 1 3 2 6 123. Pemindahan Alamat a. Kantor Pusat (KP) 2 2 0 2 6 b. Kantor Wilayah (kanwil) 0 0 0 0 0 c. Kantor Cabang 4 4 6 4 18 d. Kantor Cabang Pembantu 12 35 16 56 119 e. Kantor Fungsional 0 0 0 2 2 f. Kantor Perwakilan Bank 0 0 0 0 04. Perubahan status a. Peningkatan Status - KCP menjadi KC 3 4 5 7 19 - KK menjadi KCP 1 2 0 18 21 - KF menjadi KCP 0 1 0 0 1 - KK menjadi KC 0 1 0 0 1 b. Penurunan Status - KC menjadi Kantor Kas 0 0 0 0 0 - KC menjadi KCP 1 1 0 0 2 - KCP ke PP 5 0 0 1 65. Perubahan Penggunaan izin usaha (Perubahan nama) 0 0 0 1 1

Tabel 3.3Kegiatan Perizinan Bank Umum Tahun 2011-2012

2009 2010 2011 2012

Tw IV Tw I Tw I Tw ITw II Tw II Tw IITw III Tw III Tw IIITw IV Tw IV Tw IV*

Jumlah Debitur 42 43,9 46 48 51 53,4 55 56,8 57,1 59,7 62,6 64,7 66,8

Jumlah Fasilitas 71,4 75,4 79,2 83,9 89,3 95,5 100 103,4 109,9 112,9 123,45 128,9 134,2

Tabel 3.4Jumlah Debitur dan Fasilitas SID

(Dalam Jutaan)

Data sampai dengan posisi Desember 2012

Tahun

Data fasilitas kredit yang tercatat dalam SID mencapai 134,20 juta, meningkat 5,30 juta (4,11%, qtq) dibandingkan triwulan triwulan III-2012 atau 22,11% (yoy). Sejalan dengan peningkatan data tersebut, data debitur juga meningkat sebesar 2,1 juta debitur (3,25%,qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya atau 16,98% (yoy), sehingga menjadi 66,8 juta debitur (Tabel 3.4)

Page 76: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

66 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Dari sisi penggunaan informasi, jumlah permintaan Informasi Debitur Individual (IDI) selama triwulan IV-2012 mencapai 7,156 juta (Grafik 3.6). Rata-rata permintaan IDI per bulan selama tahun 2012 relatif stabil, walaupun pada akhir tahun 2012 sempat mengalami penurunan karena adanya pengetatan mekanisme permintaan IDI.

Dalam rangka menunjang stabilitas sistem keuangan dengan meminimalisasi asimetri informasi perkreditan antar lembaga keuangan, Bank Indonesia akan mengembangkan Sistem Informasi Perkreditan Nasional (SIPNAS) dan membuka industri biro kredit, yang selanjutnya disebut sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP). Keberadaan kedua hal tersebut akan menjadikan cakupan data/informasi perkreditan yang lebih luas dan lebih bernilai tambah antara lain melalui perluasan keanggotaan, pertukaran informasi antar lembaga (Bank Indonesia-LPIP) dan value added services (seperti scoring/rating, fraud detection).

Untuk mendukung SIPNAS, Bank Indonesia telah menyusun blueprint pengembangan SIPNAS dan ketentuan mengenai perizinan, pengaturan, dan pengawasan LPIP. Blueprint yang disusun telah disesuaikan dengan rancangan pengembangan organisasi dan sistem informasi Bank Indonesia sampai dengan tahun 2015. Sementara ketentuan LPIP direncanakan akan diterbitkan pada triwulan I-2013, dengan inti pengaturan mencakup kelembagaan dan operasional LPIP. Pengaturan mengenai kelembagaan LPIP meliputi aspek perizinan terhadap lembaga, permodalan dan kepengurusan LPIP. Pengaturan ini bertujuan untuk menjaga agar pengelolaan data/informasi perkreditan dilakukan oleh pihak yang memiliki integritas, keahlian dan kemampuan untuk mendukung kontinuitas kegiatan usaha LPIP. Pengaturan mengenai operasional LPIP meliputi penerimaan, pengolahan, dan pendistribusian data. Hal ini bertujuan untuk menjaga efektivitas dan keamanan pengelolaan data/informasi perkreditan, serta integritas data/informasi perkreditan oleh LPIP.

Untuk mendukung integritas dan validitas data serta sejalan dengan pengembangan SIPNAS, Bank Indonesia juga melakukan kegiatan crash program pembersihan data SID yang melibatkan seluruh pelapor SID (Bank Umum, BPR & Lembaga Keuangan Non Bank). Data SID yang berkualitas

Grafik 3.6Permintaan Informasi Debitur Individual (IDI)

� �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� �� � �� ��� ������ ���� ���� ����

����������

����������

�����

�����������

������

������

������

�����

�����

����������

����������

��������������

������

������

������

�����

�����

�����

�����

Page 77: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

67Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

menjadi kunci utama dalam mendukung perkembangan LPIP dan meminimalisasi risiko-risiko terkait permasalahan data yang akan dipertukarkan antar lembaga di masa yang akan datang.

Pada tahun 2013, Bank Indonesia akan melanjutkan program kerja terkait proses perizinan kelembagaan dan fit and proper test bank umum, dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sejak diterbitkannya ketentuan No. 14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, terdapat perubahan mendasar pada proses perizinan jaringan kantor. Berdasarkan ketentuan tersebut, bank hanya dapat memiliki jaringan kantor sesuai dengan modal inti yang dimilikinya serta terdapat beberapa variable yang harus dipertimbangkan dalam pembukaan jaringan kantor, antara lain lokasi (zona) jaringan kantor bank. Sejalan dengan hal tersebut, pada 2013 akan dilakukan penyusunan scoring yang akan menjadi salah satu alat untuk meningkatkan kualitas keputusan perizinan jaringan kantor.

Penyelesaian permohonan beberapa bank atas perubahan struktur kepemilikan, berpedoman pada PBI No.14/8/PBI/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum dan No. 14/24/PBI/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia.

3.2.7. Investigasi dan Mediasi Perbankan

Dalam rangka mewujudkan law enforcement perbankan, Bank Indonesia telah melakukan tindak lanjut hasil pengawasan bank berupa penanganan kasus-kasus yang diduga mengandung tindak pidana perbankan (Tipibank).

Selama triwulan IV-2012 penanganan investigasi dugaan Tipibank adalah sebagai berikut:

KETERANGAN

Bank Umum BPR Total

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

I. Jumlah Investigasi yang Dilakukan Pada Periode 0 0 4 3 4 3 Berjalan II. Tindak Lanjut Hasil Investigasi a. Jumlah yang Direkomendasikan Untuk Dibahas Dalam Forum Koordinasi 2 2 11 4 13 6 Penanganan Tindak Pidana Perbankan b. Jumlah yang Telah Dibahas Dalam Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan 6 5 11 5 17 10 (termasuk carry over dari periode sebelumnya) c. Jumlah yang Dilaporkan Kepada Penegak Hukum 2 1 0 0 2 1III. Jumlah Investigasi yang Masih Dalam Proses (termasuk carry over dari periode sebelumnya) 0 0 1 1 1 1

Tabel 3.5Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Periode Triwulan IV-2012

Page 78: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

68 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Terhadap hasil investigasi yang diduga mengandung tindak pidana perbankan, telah dibahas dan dilaporkan kepada penegak hukum untuk tindak lanjut pengenaan sanksi pidana, melalui pembahasan forum Tim Koordinasi sebagaimana diatur dalam Nota Kesepahaman antara Bank Indonesia, Polri dan Kejaksaan RI tentang Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan. Pada triwulan IV-2012, telah dilaporkan kepada penegak hukum sebanyak dua kasus dugaan tipibank pada satu kantor bank untuk ditindaklanjuti dengan penyelidikan/penyidikan, serta terdapat dua kasus lain pada dua kantor bank yang masing-masing telah ditangani oleh Kejaksaan dan Polda Jabar.

Dalam triwulan IV-2012,Tim Koordinasi Tingkat Pusat dan Tim Kerja Tingkat Pusat telah melaksanakan Rapat Pleno sebanyak dua kali. Sedangkan di daerah telah dilaksanakan sebanyak delapan kali Rapat Tim Kerja masing-masing di Aceh, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta tiga kali Rapat Tim Pleno di Aceh, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.

Secara kumulatif selama tahun 2012, perkembangan penanganan dugaan tindak pidana perbankan adalah sebagai berikut :

KETERANGAN

Bank Umum BPR Total

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kasus

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

Jumlah Kantor Bank

I. Jumlah Investigasi yang Dilakukan Pada Periode 22 14 43 21 65 35 Berjalan II. Tindak Lanjut Hasil Investigasi a. Jumlah yang Direkomendasikan Untuk Dibahas Dalam Forum Koordinasi Penanganan Tindak 12 9 41 20 53 29 Pidana Perbankan b. Jumlah yang Telah Dibahas Dalam Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan 20 16 51 26 71 42 (termasuk carry over dari periode sebelumnya) c. Jumlah yang Dilaporkan Kepada Penegak Hukum 6 7 17 8 23 15III. Jumlah Investigasi yang Masih Dalam Proses 0 0 1 1 1 1

Tabel 3.6Statistik Investigasi Dugaan Tindak Pidana Perbankan

Periode Januari – Desember 2012

Selain fungsi investigasi, Bank Indonesia juga melaksanakan fungsi mediasi perbankan. Fungsi ini merupakan implementasi Pilar 6 Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan perlindungan nasabah dengan mengedepankan penyelesaian sengketa secara win-win solution. Sampai dengan triwulan IV-2012, telah dilakukan tindak lanjut atas informasi pengaduan nasabah yang diterima oleh Bank Indonesia sebagai berikut :

Page 79: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

69Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Dari tabel di atas terlihat bahwa total informasi (sengketa dan informasi lainnya) yang diterima pada periode Januari-Desember 2012 adalah sebanyak 985 informasi. Dari jumlah tersebut, hanya 100 atau kurang lebih sekitar 10% yang memenuhi persyaratan untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya melalui Mediasi Perbankan. Dari 100 informasi tersebut, hanya 31 informasi/sengketa yang memenuhi persyaratan untuk ditindaklanjuti melalui proses mediasi. Selebihnya, dari 885 informasi lainnya yang diterima selama tahun 2012, sebanyak 6% selesai melalui klarifikasi awal kepada bank, 12% ditindaklanjuti dengan penyampaian edukasi kepada nasabah/kuasanya, 19% dengan penerusan kepada satuan kerja/instansi lainnya dan 56% tidak ditindaklanjuti mengingat informasi yang disampaikan hanya berupa tembusan surat dari bank atau satuan kerja/instansi lainnya.

Selain itu, pada tahun 2012 dilakukan pula upaya penyelesaian melalui proses mediasi terhadap 10 sengketa yang diterima pada tahun 2011. Berdasarkan hasil survei terhadap stakeholders, rata-rata tingkat kepuasan nasabah terhadap proses mediasi adalah 5,4 dari skala 1-6.

Pada tahun 2012, Bank Indonesia telah menyusun kajian terkait investigasi dan mediasi perbankan dengan topik-topik sebagai berikut :

a. Dugaan Tindak Pidana Perbankan yang Terjadi pada Bank Umum, BPR, dan Bank Yang Dicabut Izin Usahanya (CIU): Suatu Perbandingan.

b. Persiapan Pengalihan Fungsi Investigasi Perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan.

c. Pelaksanaan Mediasi Perbankan dengan Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan.

d. Mediasi Perbankan Sebagai Salah Satu Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa.

e. Pemenuhan Persyaratan Permohonan Mediasi Perbankan.

Carry OverJenis Informasi / Tindak Lanjut Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1. Sengketa *) 30 26 25 19 38 a. Sengketa yang telah diselesaikan **) : 6 18 26 25 - Klarifikasi kepada bank 4 10 6 7 10 - Edukasi 1 5 6 5 18 - Mediasi 1 3 14 13 10 b. Sengketa yang sedang dalam proses penanganan 24 32 31 25 02. Informasi Lainnya *) 193 220 239 233 a. Informasi yang selesai ditindaklanjuti **) : 43 78 64 146 - Klarifikasi kepada bank 8 10 7 32 - Edukasi 15 24 21 43 - Penerusan kepada Satker / Instansi terkait 20 44 36 71 b. Informasi yang sedang diproses 55 79 111 61 c. Tidak ditindaklanjuti DIMP 95 118 143 137 3. Tingkat kepuasan nasabah ***) 5,3 5,3 5,5 5,1 5,5

Tabel 3.7Statistik Jenis Informasi dan Tindak Lanjut

Keterangan :*) Jumlah yang diterima pada periode tersebut**) Termasuk penyelesaian dari sengketa atau informasi yang diterima pada periode triwulan sebelumnya***) Tingkat kepuasan berdasarkan tanggal penutupan kasusCO Carry Over adalah sengketa yang diterima pada tahun 2011, namun diselesaikan pada tahun 2012

Page 80: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

70 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Pada tahun 2013, Bank Indonesia akan melakukan penyempurnaan pedoman pemenuhan permintaan Ahli dari Departemen Investigasi dan Mediasi Perbankan. Pedoman tersebut antara lain akan mengatur pemenuhan permintan ahli dilakukan melalui Komite Ahli, personil dan tugas Komite Ahli, kriteria Ahli, serta mekanisme kerja pemenuhan permintaan Ahli.

Sementara terkait kegiatan mediasi, Bank Indonesia akan terus melaksanakan edukasi/sosialiasi kepada masyarakat maupun perbankan mengenai perlindungan nasabah, baik yang dilakukan sendiri maupun bekerjasama dengan anggota Working Group Mediasi Perbankan dan instansi terkait lainnya.

3.3. Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang

Kebijakan sistem pembayaran yang dilakukan tetap diarahkan guna menjaga kelancaran, keamanan dan efisiensi sistem pembayaran. Sementara kebijakan pengedaran uang ditujukan untuk mendukung ketersediaan uang rupiah dalam jumlah dan nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar.

3.3.1. Kebijakan Sistem Pembayaran

Sejalan dengan tujuan untuk meningkatkan kelancaran, keamanan dan efisiensi sistem pembayaran, Bank Indonesia melakukan berbagai pengembangan infrastruktur sistem pembayaran baik yang bernilai besar maupun retail. Selain itu, kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan agar penyelenggaraan sistem pembayaran di Indonesia memperhatikan aspek perlindungan terhadap pengguna jasa sistem pembayaran. Kebijakan tersebut diterapkan baik terhadap sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia maupun oleh penyelenggara lain di luar Bank Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan kelancaran dan perlindungan para pengguna jasa sistem pembayaran, pada triwulan IV-2012 Bank Indonesia menerbitkan ketentuan yang mengatur mengenai transfer dana30. Ketentuan ini merupakan tindak lanjut dari amanat Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana. Dalam aturan tersebut, Bank Indonesia mengatur bahwa setiap badan usaha bukan bank yang akan melakukan kegiatan penyelenggaraan transfer dana wajib berbadan hukum Indonesia dan memperoleh izin dari Bank Indonesia. Ketentuan juga mengatur mengenai berbagai aspek terkait perizinan, penyelenggaraan, pemantauan dan perlindungan terhadap pengguna jasa.

Sejalan meningkatnya transaksi masyarakat dengan kartu kredit, Bank Indonesia menerbitkan ketentuan mengenai Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit guna meningkatkan perlindungan terhadap konsumen pengguna kartu kredit.31 Ketentuan ini mengatur mengenai penetapan batas maksimum suku bunga kartu kredit yang wajib diterapkan oleh penerbit kartu kredit, yaitu sebesar 2,95% per bulan yang berlaku baik untuk transaksi pembelanjaan maupun transaksi tarik tunai.

Selanjutnya dengan meningkatnya transaksi sistem pembayaran baik dari sisi jumlah maupun nominal, perlu adanya pencegahan terhadap pemanfaatan kegiatan transaksi sistem pembayaran selain bank,

30 PBI No.14/23/PBI/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Transfer Dana tanggal 26 Desember 2012. 31 SE BI No.14/34/DASP tanggal 27 November 2012 perihal Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit..

Page 81: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

71Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

dari tindakan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Dalam upaya tersebut, Bank Indonesia menerbitkan pedoman pelaksanaan aturan.32 Pedoman pelaksanaan aturan mencakup Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran selain Bank bagi semua penyelenggara jasa sistem pembayaran selain bank di Indonesia.33 Ketentuan ini berlaku efektif pada 8 Juni 2013 dan merupakan tindak lanjut penerbitan berbagai peraturan terkait anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran selain bank.

Selama tahun 2012, Bank Indonesia melanjutkan serangkaian kegiatan pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang meliputi pembentukan National Payment Gateway (NPG) dan interoperabilitas uang elektronik. Kegiatan tersebut merupakan upaya meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan standardisasi chip pada kartu ATM/Debet yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran. Selanjutnya dalam upaya meningkatkan layanan sistem pembayaran seiring dengan meningkatnya transaksi, Bank Indonesia melakukan pengembangan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II. Pengembangan sistem ditujukan juga untuk mengantisipasi kebutuhan konektivitas kedua sistem tersebut dengan infrastruktur sistem keuangan lainnya baik domestik maupun internasional.

Perkembangan dari masing-masing kegiatan pengembangan infrastruktur sistem pembayaran pada triwulan IV-2012 sebagai berikut:

1. Pembentukan NPG

Bank Indonesia masih melanjutkan berbagai upaya dalam meningkatkan efisiensi sistem pembayaran dengan mendorong interoperabilitas sistem pembayaran retail melalui NPG dan interoperabilitas uang elektronik. Upaya ini merupakan salah satu program inisiatif Bank Indonesia yang merupakan kelanjutan program inisiatif tahun 2011. Pada triwulan IV-2012, upaya pembentukan NPG masih berlanjut dan saat ini pada tahapan finalisasi penyusunan business requirement. Selanjutnya business requirement ini akan digunakan sebagai bahan dalam menyusun dokumen persetujuan proyek.

2. Interoperabilitas uang elektronik

Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia melakukan pembahasan interoperabilitas uang elektronik di sektor transportasi dengan beberapa penyelenggara uang elektronik dan salah satu institusi penyedia sarana transportasi. Pertemuan membahas aspek teknis dan bisnis termasuk ruang lingkup, jadwal pengembangan sampai kepada investasi dalam penyediaan infrastruktur di sektor transportasi. Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan Kementerian Negara BUMN dan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA).

3. Standardisasi chip pada kartu ATM/Debet

Upaya Bank Indonesia dalam menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran juga dilakukan dengan menerapkan standardisasi chip pada kartu ATM/Debet. Kebijakan ini bertujuan

32 PBI No.14/3/PBI/2012 tentang Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank tanggal 29 Maret 2012.

33 SE BI No. 14/38/DASP tanggal 28 Desember 2012 tentang Surat Edaran Bank Indonesian No. 14/ 38 /DASP tanggal 28 Desember 2012 perihal Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank.

Page 82: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

72 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

untuk meningkatkan keamanan masyarakat dalam bertransaksi menggunakan kartu ATM/debet. Kebijakan yang mulai digulirkan pada triwulan IV-2011, ditargetkan dapat diterapkan secara menyeluruh oleh perbankan pada akhir 2015. Untuk mencapai target tersebut, pada triwulan IV-2012, telah dilakukan proses sertifikasi oleh lembaga yang dibentuk oleh industri kartu ATM/Debet yang akan memberikan akreditasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam standardisasi kartu chip.

4. Pengembangan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II

Melanjutkan pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II, pada triwulan IV-2012 telah memasuki tahap pengujian aplikasi oleh Bank Indonesia dan vendor pengembang. Bersamaan dengan kegiatan pengujian aplikasi, juga telah dilakukan sosialisasi penyempurnaan sistem kepada peserta sistem BI-RTGS dan BI-SSSS. Untuk mendukung implementasi sistem yang baru, Bank Indonesia juga sedang melakukan penyusunan ketentuan antara lain meliputi penyelenggaraan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II, pengawasan sistem, dan perlindungan nasabah.

Disamping penyempurnaan ketentuan dan mendorong interoperabilitas sistem pembayaran, upaya peningkatan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dilakukan Bank Indonesia melalui pemantauan terhadap penyelenggara Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK), uang elektronik dan penyelenggara transfer dana. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan dilakukan secara aman dan efisien serta memastikan dipatuhinya ketentuan Bank Indonesia, terutama terkait perlindungan konsumen. Untuk memperkuat kegiatan pengawasan pada aspek teknologi informasi, Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan konsultan dalam pemeriksaan bersama (joint audit) terhadap kegiatan uang elektronik.

3.3.2 Kebijakan Umum Pengedaran Uang Bank Indonesia

Di bidang pengedaran uang, arah kebijakan Bank Indonesia secara umum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi layak edar.

Selama triwulan IV-2012, kegiatan pengedaran uang rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan uang rupiah masyarakat menjelang Natal dan tahun baru serta upaya penanganan pemalsuan uang. Selain itu, dilakukan koordinasi dengan pemerintah sebagai tindak lanjut pemberlakuan Undang-Undang tentang Mata Uang, yang merupakan realisasi program kerja inisiatif Bank Indonesia 2012. Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan antara lain:

1. Pemenuhan Uang Kartal Pada Akhir Tahun 2012

Kebutuhan uang layak edar pada bulan Desember 2012 mengalami peningkatan signifikan sehubungan dengan perayaan Natal dan tahun baru serta kebutuhan tutup tahun anggaran 2012. Selama periode tersebut, outflow dari Bank Indonesia ke perbankan dan masyarakat mencapai Rp65,3 triliun atau 97,8% dari proyeksi Bank Indonesia sebesar Rp66,8 triliun. Realisasi outflow bulan Desember 2012 tersebut meningkat sebesar 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp56,7 triliun.

Page 83: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

73Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Meskipun terjadi peningkatan outflow yang signifikan, Bank Indonesia dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di seluruh wilayah Indonesia dengan lancar dan tepat waktu. Kelancaran pemenuhan kebutuhan uang kartal ditunjang upaya Bank Indonesia dengan menyusun rencana pemenuhan kebutuhan, meningkatkan distribusi serta memenuhi persediaan uang kartal di seluruh wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah.

2. Tindak Lanjut Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang

Menindaklanjuti amanat Undang-undang, Bank Indonesia melakukan penyesuaian pelaksanaan tugas dan kewenangan di bidang pengedaran uang. Penyesuaian antara lain terkait dengan: (i) kewenangan mengeluarkan, mengedarkan, mencabut dan menarik uang rupiah; (ii) koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah dalam menetapkan pecahan uang, bahan baku uang, perencanaan, pencetakan, pemusnahan uang; serta (iii) koordinasi dan pembentukan badan pemberantasan rupiah palsu.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia berperan aktif sebagai anggota Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu bersama-sama dengan Badan Intelijen Nasional (BIN), Kepolisian Negara RI, Kejaksaan Agung, Kemenkeu. Keanggotaan tersebut efektif per tanggal 7 Desember 2012, dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 123 Tahun 2012 tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu.

3. Upaya Penanganan Pemalsuan Uang

Dalam upaya penanganan tindak pidana pemalsuan uang, sejak November 2012 Bank Indonesia telah mengimplementasikan pusat data dan analisa uang palsu atau Bank Indonesia - Counterfeit Analysis Center (BI-CAC) baik di Kantor Pusat Bank Indonesia maupun di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Implementasi ini didahului dengan melakukan training analisis teknik cetak uang kepada kasir-kasir Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi UPAL dalam sistem BI-CAC. Dalam rangka mengoptimalkan upaya preventif dan represif tindak pidana pemalsuan uang, Bank Indonesia secara intensif terus bekerja sama dengan BARESKRIM POLRI untuk mensosialisasikan ciri-ciri keaslian rupiah dan strategi penanggulangan UPAL kepada jararan POLRI di seluruh Indonesia, serta sharing data dan informasi antara Bank Indonesia dan penyidik POLRI.

4. Layanan kas di wilayah terpencil dan terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang rupiah, dan menjaga eksistensi rupiah di wilayah terpencil dan terdepan NKRI, Bank Indonesia memperluas layanan kas dengan menjangkau wilayah tersebut. Melalui kerjasama dengan POLAIR dan TNI Angkatan Laut serta partisipasi dalam Ekspedisi Bhakesra Nusantara sepanjang tahun 2012, layanan kas keliling Bank Indonesia telah berhasil menjangkau dan melayani masyarakat di berbagai wilayah terpencil dan terluar NKRI, antara lain Kepulauan Seribu, lima pulau di wilayah Kepulauan Maluku (Pulau Geser, Pulau Tual, Pulau Larat, Pulau Kisar dan Pulau Wetar), Pulau Maumere, Pulau Lembata, Pulau Buru, Pulau Morotai, Pulau Marampit, Pulau Marore dan Pulau Balabalakang.

Selain itu, untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan rupiah layak edar masyarakat di daerah-daerah tertentu yang tidak terjangkau secara optimal oleh layanan kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Page 84: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

74 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

terdekat (blank spot areas), Bank Indonesia terus berupaya melakukan penambahan pembukaan kas titipan melalui kerjasama dengan perbankan setempat. Pada triwulan laporan Bank Indonesia melakukan pembukaan dua lokasi kas titipan baru di Kawasan Timur Indonesia yaitu di Waingapu dan Atambua, Nusa Tenggara Timur, sehingga Bank Indonesia telah memiliki 19 lokasi kas titipan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain empat lokasi kas titipan yang dibuka selama tahun 2012 tersebut, lokasi kas titipan lainnya terdapat di wilayah Biak, Merauke, Sorong, Timika, Maumere, Gorontalo, Tahuna, Sampit, Lubuk Linggau, Pangkal Pinang, Toli-toli, Rantau Prapat, Gunung Sitoli, Palopo, Mamuju, Muara Teweh dan Luwuk.

3.4. Kerjasama Internasional

Dalam upaya mendukung pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia berpartisipasi aktif melakukan kerjasama internasional di berbagai fora baik pada tataran regional maupun multilateral.

3.4.1. Kerjasama ASEAN

Kerjasama keuangan ASEAN selama triwulan IV-2012 masih difokuskan pada upaya integrasi keuangan kawasan menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN. Liberalisasi aliran modal dan jasa keuangan, integrasi pasar modal dan sistem pembayaran dan setelmen, serta integrasi perbankan menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan kerjasama ASEAN. Pertemuan ASEAN Senior Level Committee (SLC) on Financial Integration yang diselenggarakan di Singapura pada awal Oktober 2012, menjadi muara bagi pembahasan inisiatif integrasi keuangan yang telah dilakukan di berbagai level teknis34.

Dalam upaya liberalisasi aliran modal menuju free flow of capital, negara anggota ASEAN tengah melakukan pemetaan terhadap tingkat keterbukaan aliran modal tiap-tiap negara. Pemetaan tersebut menjadi alat bantu untuk mengawal proses liberalisasi aliran modal dengan tetap mengedepankan prinsip liberalisasi secara bertahap sesuai dengan kesiapan ekonomi masing-masing negara. Terciptanya iklim free capital mobility di kawasan, diharapkan dapat membentuk lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi, perdagangan, dan berbagai kegiatan usaha di kawasan.

Upaya integrasi pasar modal di kawasan ASEAN antara lain difasilitasi dengan pemanfaatan Bond Market Development Scorecard sebagai alat pemetaan atas aturan yang berlaku di berbagai yurisdiksi pasar modal ASEAN. Sementara itu, berbagai hasil survei di bidang sistem pembayaran dan setelmen ASEAN akan dimanfaatkan sebagai referensi bagi penyusunan panduan, skema, dan model sistem pembayaran dan setelmen kawasan.

Dalam hal liberalisasi jasa keuangan, telah dilakukan survei terhadap sektor asuransi ASEAN yang menunjukkan keragaman yang cukup besar antar sektor asuransi di kawasan. Survei terhadap sektor perbankan ASEAN juga menunjukkan hasil serupa, yaitu cukup beragamnya sektor tersebut dalam hal permodalan, peraturan prudential, dan akses pasar.

Untuk mempersempit kesenjangan dalam tingkat kemajuan sektor keuangan antar negara di ASEAN, negara anggota ASEAN juga tengah merancang kegiatan capacity building yang diprioritaskan

34 Pertemuan level teknis ASEAN meliputi Working Committee on Capital Account Liberalization (WC-CAL), Working Committee on Financial Services Liberalization (WC-FSL), Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD), Working Committee on Payment System and Settlement (WC-PSS), Taskforce on ASEAN Banking Integration Framework (TF-ABIF).

Page 85: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

75Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

kepada negara yang relatif less developed. Inisiatif ini dikoordinasikan oleh Steering Committe on Capacity Building yang diketuai oleh Asian Development Bank (ADB) dan South East Asian Center (SEACEN). Dalam kegiatan ini, Bank Indonesia bersama dengan anggota ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina) lainnya memberikan komitmennya untuk menjadi penyedia jasa bagi kegiatan capacity building dimaksud.

3.4.2. Kerjasama ASEAN dengan Mitra Dialog (ASEAN+3)

Selama triwulan IV-2012, pembahasan dalam forum kerjasama ASEAN dengan mitra dialog Plus Three (China, Jepang dan Korea) dititikberatkan pada upaya pemeliharaan stabilitas sistem keuangan dan pengembangan pasar keuangan kawasan, khususnya pasar obligasi. Komitmen kawasan atas kedua inisiatif tersebut dituangkan dalam bentuk kesepakatan Deputies Kementerian Keuangan dan Bank Sentral dalam forum ASEAN+3 Finance and Central Bank Deputies Meeting di Korea pada akhir November 2012.

Pemeliharaan stabilitas keuangan kawasan ditempuh melalui upaya penguatan regional financial arrangement. Upaya tersebut dilakukan baik melalui peningkatan peran Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) sebagai jaring pengamanan keuangan regional maupun melalui peningkatan peran ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai unit surveillance independen kawasan. Peran CMIM dalam penyediaan fasilitas likuiditas bagi negara anggota kini diperluas, utamanya melalui peningkatan pool of fund hingga dua kali lipat menjadi USD240 miliar. Selain itu, jenis fasilitas yang semula hanya untuk penanganan krisis diperluas sehingga mencakup pula aspek pencegahan krisis. Kesepakatan dimaksud telah dituangkan pula di dalam amandemen perjanjian CMIM.

Penguatan dukungan AMRO dalam implementasi CMIM dilakukan melalui upaya peningkatan status AMRO dari semula sebagai perusahaan berbadan hukum yang berkedudukan di Singapura menjadi sebuah lembaga internasional. Melalui peningkatan status tersebut, AMRO diharapkan dapat memiliki status hukum setara dengan lembaga keuangan internasional lainnya seperti International Monetary Fund (IMF) dan Asian Development Bank (ADB) sehingga dapat menjalankan perannya sebagai unit surveillance kawasan dengan lebih efektif. Proses penyusunan AMRO Treaty sebagai prasyarat pembentukan lembaga internasional tengah dilakukan negara anggota dengan kemajuan yang cukup signifikan, utamanya dalam pembahasan privileges and immunities yang dapat diberikan kepada AMRO. Lebih lanjut, penguatan AMRO juga dilakukan melalui pengembangan kapasitas organisasi AMRO melalui penambahan jumlah personil.

Upaya pengembangan pasar obligasi kawasan dilakukan melalui pendekatan aspek penawaran, permintaan, pengaturan dan infrastruktur dan diprioritaskan kepada kegiatan yang dapat memberikan hasil yang tangible dan konkrit. Beberapa kegiatan yang diprioritaskan antara lain operasionalisasi Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF), upaya mendorong investment friendly environment bagi investor, peningkatan kegiatan Asian Bond Market Forum, peningkatan akses keuangan kepada konsumen dan UMKM, serta studi kelayakan lanjutan atas pembentukan Regional Settlement Intermediary (RSI).

Page 86: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

76 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Lebih lanjut, upaya kawasan untuk mengidentifikasi area kerjasama keuangan ke depan terus bergulir. Upaya yang dilakukan melalui pendalaman studi untuk kerjasama di bidang pembiayaan infrastruktur, asuransi bencana alam, dan penggunaan mata uang lokal bagi penyelesaian transaksi perdagangan di kawasan. Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuangan Korea dan Thailand menjadi leading countries untuk studi ini.

3.4.3. Kerjasama Bank Sentral

Dalam rangka mendukung pencapaian tugas yang diembannya, Bank Indonesia melakukan berbagai kerjasama, koordinasi, dan sharing informasi dengan bank sentral lain baik di tataran bilateral, regional, maupun global. Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia berpartisipasi aktif dalam forum kerjasama Bank Sentral/Otoritas Moneter sebagai berikut:

1. The Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP)35

Pertemuan EMEAP Deputies pada November 2012 di Singapura antara lain membahas upaya untuk menjaga stabilitas keuangan di kawasan. Pembahasan dikhususkan mengenai potensi spill-over impacts reformasi ketentuan keuangan Amerika Serikat (AS) terhadap stabilitas pasar keuangan di kawasan. Setelah pada pertemuan sebelumnya Deputies sepakat menyampaikan suara kawasan terhadap ketentuan Volcker Rule dan Single-Counterparty Credit Limits, kali ini Deputies juga menyetujui untuk menyampaikan concerns EMEAP terhadap rencana implementasi ketentuan yang mengatur transaksi swap antar negara. EMEAP berpandangan bahwa ketentuan dimaksud dapat memengaruhi likuiditas pasar keuangan di kawasan.

Sementara itu, sejalan dengan berbagai kebijakan yang ditempuh oleh negara maju, Deputies mencermati tantangan utama yang dihadapi oleh kawasan. Tantangan tersebut adalah bagaimana negara-negara EMEAP mampu melakukan shifting sumber pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan lebih mengandalkan permintaan domestik. Pada saat yang sama diperlukan pertumbuhan inklusif dengan melibatkan sektor swasta dan usaha kecil untuk menghasilkan inovasi dan lapangan kerja. Terkait hal tersebut, dukungan lembaga keuangan memiliki peran penting dan perlu diarahkan untuk membiayai trade finance, pembiayaan usaha kecil, dan pendanaan infrastruktur.

2. South East Asian Central Banks (SEACEN)36

Pertemuan Gubernur Bank Sentral SEACEN pada 22-24 November 2012 di Mongolia menyetujui kriteria baru keanggotaan SEACEN dan meresmikan Reserve Bank of India (RBI) menjadi anggota

35 The Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP), adalah organisasi kerjasama antara bank sentral dan otoritas moneter di kawasan Asia Timur dan Pasifik. EMEAP terdiri dari 11 anggota yaitu Reserve Bank of Australia, People’s Bank of China, Hong Kong Monetary Authority, Bank Indonesia, Bank of Japan, The Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan Bank of Thailand. Kerjasama dilakukan a.l melalui sharing informasi tentang perkembangan ekonomi, keuangan terkini dan kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing bank sentral/otoritas moneter di kawasan EMEAP, serta koordinasi kerjasama pada area banking supervision, financial markets, payment system dan information technology dengan tujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan di kawasan.

36 SEACEN adalah forum kerjasama bank sentral/otoritas moneter kawasan Asia Pasifik yang terdiri dari: Autoriti Monetari Brunei Darussalam; National Bank of Cambodia; The People’s Bank of China; Reserve Bank of Fiji; Bank Indonesia; The Bank of Korea; Bank of Lao PDR; Bank Negara Malaysia; The Bank of Mongolia; Central Bank of Myanmar; Nepal Rastra Bank; Bank of Papua New Guinea; Bangko Sentral ng Pilipinas; Monetary Authority of Singapore; Central Bank of Sri Lanka; Central Bank, Chinese Taipei; Bank of Thailand and State Bank of Vietnam.

Page 87: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

77Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

SEACEN yang ke-19. Dengan bergabungnya RBI, diharapkan dapat semakin memperkuat kapasitas SEACEN dalam rangka meningkatkan capacity building dan kerjasama bank sentral di kawasan.

Para Gubernur mencermati bahwa ditengah ketidakpastian kondisi ekonomi global dan dengan semakin meningkatnya interconnectedness antar negara-negara di dunia, negara-negara di Asia perlu mengantisipasi dampak krisis global melalui jalur perdagangan dan keuangan. Untuk itu, peran bank sentral dalam meningkatkan stabilitas keuangan, memperkuat kerjasama regional/internasional serta meningkatkan intra-regional trade di Asia menjadi penting guna mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Selain itu, untuk mengantisipasi potensi risiko di masa yang akan datang, para Gubernur menekankan pentingnya regional liquidity arrangement, multi-layered global financial safety net, dan reformasi sistem keuangan global. Penguatan arsitektur keuangan regional di Asia juga diperlukan guna mengurangi intensitas terjadinya krisis dan meningkatkan ketahanan negara-negara di kawasan dalam mengatasi dampak krisis global.

3. Pertemuan Bilateral antara Bank Indonesia dengan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP)

Pada 8 Desember 2012, Bank Indonesia menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Bangko Sentral ng Pilipinas di Bali. Pertemuan tersebut membahas perkembangan ekonomi, moneter, dan perbankan di kedua negara. Bank Indonesia dan Bangko Sentral ng Pilipinas memiliki kesamaan pandangan bahwa ekonomi dunia belum lepas dari jeratan krisis. Tantangan kedepan yang dihadapi oleh Indonesia dan Filipina akan semakin berat seiring dengan melemahnya prospek ekonomi dunia dan meningkatnya risiko keuangan di kawasan Eropa.

Menghadapi berbagai tantangan tersebut, kedua bank sentral sepakat untuk meningkatkan jalinan kerja sama yang diwujudkan dengan saling tukar-menukar informasi dan pengalaman. Pertemuan semacam ini diharapkan terus dilaksanakan sehingga mampu memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara pada umumnya dan antara kedua bank sentral pada khususnya.

3.4.4. Kerjasama Bank Sentral di Bank for International Settlement (BIS)

Bank Indonesia berpartisipasi aktif dalam forum BIS. Partisipasi aktif dilakukan melalui sharing informasi mengenai perkembangan ekonomi, moneter, keuangan serta isu-isu kebanksentralan terkini dan kebijakan yang ditempuh oleh masing-masing bank sentral/otoritas moneter anggota BIS. Kerjasama juga dilakukan pada area pengawasan bank, pengembangan pasar keuangan, dan sistem pembayaran. Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia berpartisipasi pada BIS bimonthly meeting yang diselenggarakan pada November 2012 dengan topik utama mengenai sistem keuangan global yang ideal.

Dalam diskusi BIS bimonthly beeting dibahas sistem keuangan yang semakin besar dan berkembang dalam konteks ekonomi global dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, krisis global tahun 2007 - 2008 telah menimbulkan pertanyaan terhadap manfaat semakin besarnya sektor keuangan. Pendalaman sektor keuangan (financial deepening) yang cepat dianggap menciptakan financial imbalances, yang pada akhirnya menyebabkan krisis keuangan. Semakin

Page 88: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

78 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

besarnya sektor keuangan mampu memberikan manfaat ekonomi, diantaranya yaitu (i) menciptakan skala ekonomi dan menyediakan jasa keuangan yang lebih murah, (ii) mendorong peningkatan alokasi sumber daya dan risiko yang lebih luas, dan (iii) membuka akses masyarakat miskin untuk menabung, berhutang dan memperoleh asuransi, sehingga mengurangi kesenjangan pendapatan. Namun demikian, semakin besarnya sektor keuangan menimbulkan juga berbagai risiko antara lain: (i) semakin rentan terhadap financial shock dan (ii) semakin rentan terhadap pergerakan nilai tukar dan pembalikan aliran modal.

3.4.5. Kerjasama International Monetary Fund (IMF)

Dalam rangka memajukan kerjasama internasional untuk menjaga stabilitas keuangan dan moneter, Bank Indonesia berpartisipasi aktif pada pertemuan tahunan IMF yang diselenggarakan pada tanggal 11-13 Oktober 2012. Kegiatan utama dalam pertemuan ini adalah rangkaian pertemuan IMFC37, yang kali ini membahas perkembangan terkini global ekonomi dan langkah yang akan dilakukan oleh IMF kedepan (Global Policy Action). Selain itu, dibahas beberapa isu terkait IMF, seperti governance reform IMF serta Quota Formula Review.

Dalam pembahasan global ekonomi, diulas mengenai kondisi perekonomian global yang semakin memburuk serta ketidakpastian dan risiko yang meningkat. Respons kebijakan yang telah dilakukan oleh sebagian besar negara masih dipertanyakan efektivitas dan implementasinya. Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif dari semua negara anggota. Negara maju diminta menjamin kelangsungan pemulihan ekonomi dari krisis dengan melakukan reformasi struktural yang diperlukan serta menerapkan kebijakan fiskal yang kredibel. Sementara negara berkembang diharapkan dapat menerapkan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mendorong pertumbuhan dan merespons dampak negatif dari pelemahan ekonomi di negara maju.

Guna membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi negara miskin, Executive Board IMF menyepakati mengkontribusikan sisa hasil penjualan emas IMF sebesar USD2,7 miliar kepada Poverty Reduction and Growth Trust (PRGT). Langkah tersebut sebagai salah satu strategi untuk menjamin kelangsungan ketersediaan pembiayaan jangka panjang bagi negara miskin.

Terkait governance reform, negara anggota IMF diharapkan segera menerima governance reform sehingga kenaikan kuota dan governance reform dapat berlaku efektif. Untuk Quota Formula Review, beberapa isu dan perbedaan pendapat telah dapat diidentifikasi. Anggota IMFC meminta negara anggota dapat mencapai konsensus untuk menyelesaikan Quota Formula Review sesuai deadline pada bulan Januari 2013.

Pada sesi IMFC Plenary, Indonesia sebagai anggota IMFC yang mewakili konstituen South East Asia Voting Group (SEAVG) menyampaikan intervensi. Dalam intervensi dikemukakan agar IMF memberikan perhatian kepada negara berkembang yang saat ini menjadi penopang pertumbuhan perekonomian global, terutama untuk negara berkembang di kawasan Asia. Kontribusi IMF kepada kawasan Asia diharapkan tidak hanya berupa penyediaan fasilitas pendanaan, namun juga menyediakan sumber

37 IMFC (International Monetary Financial Committee) merupakan forum komite pengambilan keputusan tertinggi IMF di bawah Board of Governors (Dewan Gubernur) yang terdiri dari 24 wakil grup konstituen yang mewakili suara 187 negara anggota.

Page 89: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

79Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

daya manusia yang memiliki keahlian dan pemahaman mengenai karakteristik perekonomian kawasan Asia. IMF juga diharapkan dapat memberikan advis tentang ‘new growth model’ untuk negara berkembang sejalan dengan dinamika terkini di perekonomian global.

3.4.6. Kerjasama Negara-Negara G-20

Melanjutkan pembahasan pasca G-20 Leaders’ Summit Juni 2012, pada paruh kedua tahun 2012 Bank Indonesia telah melaksanakan dan mengikuti berbagai kegiatan terkait keanggotaan Indonesia dalam forum G-20. Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia menghadiri pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Mexico City. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 yang terakhir, dengan Mexico sebagai ketua, yang selanjutnya akan digantikan oleh Rusia.

Partisipasi Bank Indonesia dalam G-20 pada triwulan IV-2012 juga dilakukan di level teknis. Bank Indonesia terlibat aktif dalam beberapa diskusi dan pertemuan working group sebagai bagian dari persiapan pembahasan di pertemuan Deputies, serta rapat koordinasi dengan instansi terkait. Selain itu, Bank Indonesia juga turut berpartisipasi pada konferensi yang diselenggarakan di Moscow pada Desember 2012, yang merupakan pertemuan awal periode Keketuaan Rusia di G-20.

3.4.7. Kerjasama APEC

Pada tahun 2013, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Di dalam keanggotaan APEC tersebut, Bank Indonesia berperan aktif dalam salah satu forum APEC, yaitu Finance Ministers’ Process (FMP) guna mendukung penyelenggaraan APEC Indonesia 2013 tersebut. Pada tahun 2013, APEC FMP akan tetap berfokus pada dukungan terhadap pemulihan global. Peningkatan lebih lanjut juga akan dilaksanakan pada bidang keuangan inklusif (financial inclusion), pengembangan treasury system, infrastruktur dan trade financing.

Agenda pertama FMP akan dilaksanakan pada 26-28 Februari 2013 yaitu APEC Finance and Central Bank Deputies’ Meeting (AFDM). Terkait kegiatan ini, Bank Indonesia berperan dalam menyusun dan mempresentasikan konsep-konsep mengenai financial inclusion. Pembahasan financial inclusion dalam forum APEC bertujuan untuk menghasilkan arah yang konkrit dan praktis bagi pembuat keputusan dalam rangka mengembangkan provisi dan penggunaan jasa keuangan bagi masyarakat yang selama ini kesulitan dalam mengakses jasa keuangan tersebut. Bank Indonesia juga akan menyelenggarakan workshop on Financial Inclusion yang dilaksanakan sejalan dengan kegiatan AFDM dimaksud.

3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan

Kegiatan komunikasi dan edukasi kebijakan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan Bank Indonesia.

Guna meningkatkan efektivitas implementasi berbagai kebijakannya, Bank Indonesia secara intensif melakukan komunikasi dan edukasi kepada stakeholders. Melalui kegiatan tersebut, Bank Indonesia

Page 90: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

80 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

berupaya agar perkembangan kondisi ekonomi, moneter, perbankan dan sistem pembayaran serta arah kebijakan Bank Indonesia menjadi jelas dan dapat dipahami.

Komunikasi dan edukasi kebijakan dilakukan melalui berbagai media, antara lain penyampaian publikasi, siaran pers, pidato Dewan Gubernur, konferensi pers, dan pencantuman data dan informasi melalui website Bank Indonesia. Bank Indonesia juga melakukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan kepada stakeholders yang terkait langsung dengan kebijakan (antara lain: perbankan, asosiasi, kalangan industri, instansi terkait dan akademisi) maupun kepada masyarakat melalui pesan layanan masyarakat di berbagai media komunikasi.

Pada November 2012 Bank Indonesia menyelenggarakan acara Pertemuan Tahunan Perbankan 2012. Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun mengundang perbankan, regulator terkait, asosiasi pengusaha dan pengamat ekonomi. Pertemuan bertujuan untuk menyampaikan hasil evaluasi Bank Indonesia terhadap kinerja perbankan dan arah kebijakan Bank Indonesia kedepan. Tema yang diambil dalam Pertemuan Tahunan Perbankan 2012 adalah “Menuju Pertumbuhan Berkesinambungan dan Inklusif: Tantangan di tengah gejolak global”. Tema tersebut diangkat untuk memberikan gambaran mengenai tantangan dan upaya yang perlu dilakukan oleh perbankan kedepan untuk menjawab tantangan tersebut, guna mendukung perekonomian yang tumbuh berkesinambungan. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Bank Indonesia dalam pidatonya menyampaikan beberapa kebijakan yang akan ditempuh dalam tiga koridor utama yakni terkait (i) pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan dan daya saing perbankan dan (iii) penguatan fungsi intermediasi.

Pada koridor pertama, kebijakan yang akan diterapkan antara lain: (i) penerapan ketentuan Loan to Value (LTV) kredit perumahan dan Down Payment (DP) kredit kendaraan bermotor untuk bank syariah dan unit usaha syariah; (ii) kewajiban penyediaan modal minimum berdasarkan profil risiko, (iii) kewajiban pemeliharaan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) bagi kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia, (iv) pengembangan Protokol Manajemen Krisis (PMK) Bank Indonesia yang terintegrasi dengan PMK nasional, (v) penyempurnaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek.

Pada koridor kedua, Bank Indonesia akan menempuh: (i) penataan struktur kepemilikan bank dan (ii) pengaturan penyesuaian kegiatan usaha dan perluasan jaringan kantor berdasarkan modal. Pada koridor ketiga, Bank Indonesia mendorong intermediasi dengan kewajiban penyaluran kredit UMKM minimum 20%.

Selain ketiga koridor tersebut, Bank Indonesia juga akan melakukan kalibrasi bauran kebijakan yang terdiri dari instrumen suku bunga, nilai tukar dan makroprudensial. Untuk mendukung pasokan devisa yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor, Bank Indonesia akan menerbitkan ketentuan kegiatan usaha bank berupa penitipan pengelolaan (trust) sebagai landasan hukum kegiatan trust oleh perbankan domestik.

Bank Indonesia juga menyoroti pengembangan program financial inclusion. Dari sisi penawaran, Bank Indonesia akan memperluas akses layanan perbankan serta penyediaan produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah. Termasuk hal ini adalah pengaturan

Page 91: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

81Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

mengenai branchless banking dengan memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi dan pengembangan produk TabunganKu.

Bank Indonesia juga akan mengembangkan Financial Identity Number (FIN) guna menjembatani ketidaksimetrisan informasi yang selama ini menjadi hambatan akses kredit masyarakat kepada bank. Selanjutnya, Bank Indonesia juga akan mendorong kompetisi perbankan pada segmen mikro antara lain melalui publikasi Suku Bunga Dasar Kredit Mikro. Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia akan meningkatkan keamanan fitur instrumen non tunai dan mendorong efisiensi penyelenggaraan sistem pembayaran dan memperkuat kerangka hukum sistem pembayaran.

Selama triwulan IV-2012, Bank Indonesia juga terus melakukan komunikasi dan edukasi mengenai perbankan syariah. Dalam rangka melakukan promosi perbankan dan keuangan syariah, Bank Indonesia melaksanakan seminar internasional keuangan syariah yang dihadiri oleh Presiden Islamic Development Bank (IDB) Group dan perwakilan dari lebih 10 negara.

Menjelang berakhirnya tahun 2012, Bank Indonesia juga melaksanakan program bulan ekonomi syariah. Kegiatan tersebut diawali oleh Forum Riset Ekonomi Syariah (bekerjasama dengan IAEI) di Pekanbaru. Selanjutnya, rangkaian kegiatan diakhiri dengan penyelenggaraan Seminar Akhir Tahun Perbankan Syariah, Bazar Perbankan Syariah dan Lecture Series Tokoh Keuangan Syariah bekerjasama dengan Islamic Development Bank, antara lain dengan pembicara Gubernur Bank Sentral Malaysia.

Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan industri perbankan syariah Indonesia mendapatkan pengakuan yang positif. Berdasarkan jajak pendapat online yang diselenggarakan oleh Islamic Finance News dengan melibatkan 12.505 responden (9.883 suara sah) dari bank-bank syariah seluruh dunia, Bank Indonesia mendapatkan predikat sebagai Best Central Bank in Promoting Islamic Finance.

Kegiatan edukasi juga dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebanksentralan. Mengingat bahwa kalangan akademisi memiliki peran yang substansial dalam menyebarluaskan pengetahuan, Bank Indonesia mengembangkan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama pengembangan mata kuliah kebanksentralan dan pemberian bantuan dana penelitian dengan 10 perguruan tinggi Muhammadiyah yang berada di Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Makassar. Selama tahun 2012, Bank Indonesia telah menjalin kerjasama keilmuan kebanksentralan dengan 19 perguruan tinggi. Lebih lanjut, sejalan dengan upaya meningkatkan pengetahuan publik mengenai kebanksentralan, Bank Indonesia bekerja sama dengan perguruan tinggi menyelenggarakan pengajaran kebanksentralan. Selama triwulan IV-2012, telah dilakukan 35 kali pengajaran kebanksentralan di beberapa perguruan tinggi yang sudah memiliki MoU dengan Bank Indonesia. Kegiatan pengajaran kebanksentralan selama 2012 telah mencapai 88 kali kunjungan.

Disamping memperluas jaringan kerja sama pengajaran ilmu kebanksentralan dengan Perguruan Tinggi, Bank Indonesia juga menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Kebanksentralan. Selama 2012, telah dilaksanakan empat kali kegiatan TOT dimana satu kali diselenggarakan pada triwulan IV-2012, yaitu TOT bagi dosen perguruan tinggi wilayah Malang dan Nusa Tenggara Barat.

Page 92: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

82 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Guna memberikan pengalaman pembelajaran langsung mengenai kebansentralan, Bank Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang sudah bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk melaksanakan kegiatan magang. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman bekerja, khususnya di bidang penelitian. Selama tahun 2012, tercatat sebanyak 25 mahasiswa melakukan magang sebagai asisten peneliti.

Lebih lanjut, Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan Lokakarya Kebanksentralan di berbagai wilayah di Indonesia. Dari 10 kali penyelenggaraan selama tahun 2012, tiga kegiatan diantaranya dilakukan pada triwulan IV-2012, bertempat di Gorontalo, Palu dan Palangka Raya dengan jumlah peserta sekitar 80 sampai dengan 100 orang. Berbeda dengan penyelenggaraan lokakarya pada triwulan I dan II-2012 yang ditujukan bagi guru-guru SMA/SMK bidang studi ekonomi, sejak triwulan III-2012, penyelenggaraan lokakarya juga mengundang mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia. Melalui penyelenggaraan lokakakarya ini, diharapkan baik para guru SMA/SMK maupun mahasiswa dapat meneruskan pemahaman mengenai kebanksentralan kepada sekelilingnya sehingga masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang kebanksentralan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain melakukan komunikasi di dalam negeri, Bank Indonesia juga melakukan komunikasi dengan stakeholders internasional. Upaya komunikasi ini khususnya bertujuan untuk meningkatkan persepsi positif mengenai perekonomian Indonesia. Dalam menjalankan fungsi komunikasi tersebut, Bank Indonesia membentuk Investor Relations Unit (IRU) pada tahun 2005 sebagai single point of contact bagi stakeholders internasional, khususnya lembaga pemeringkat dan investor. Selama triwulan IV-2012, IRU telah melaksanakan beberapa aktivitas antara lain menerima annual rating visit dari beberapa lembaga pemeringkat sovereign credit rating (Fitch Ratings, R&I Rating and Investment Information, Inc (R&I), Moody’s Investor Service/Moody’s, lembaga pemeringkat sovereign credit Korea - NICE Rating). Hasil dari annual rating visit tersebut adalah afirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia. Pada tanggal 21 November 2012, Fitch Ratings menempatkan Indonesia pada level investment grade (BBB-/outlook stable). R&I memutuskan untuk melakukan upgrade terhadap sovereign credit rating Indonesia pada level BBB- dengan stable outlook. Upgrade dari R&I tersebut sekaligus menambah daftar lembaga pemeringkat yang memberikan level investment grade bagi Indonesia setelah Fitch, Moody’s, NICE Rating dan JCR (Jepang).

Dalam rangka penerbitan Samurai Bond tahun 2012, IRU Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuangan juga melaksanakan Non Deal Roadshow bagi investor Jepang di Tokyo. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Non Deal Roadshow dalam rangka penerbitan Sukuk Global Tahun 2012 di Kawasan Timur Tengah dan Asia Timur yaitu Jeddah dan Riyadh (Saudi Arabia), Doha (Qatar), Kuwait City (Kuwait), Abu Dhabi dan Dubai (Uni Emirates Arab) dan Hongkong.

Guna memberikan akses informasi yang lengkap kepada investor, Bank Indonesia juga senantiasa melakukan pengkinian data dan informasi ekonomi Indonesia secara berkala bagi stakeholders melalui website IRU Bank Indonesia.

Page 93: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

83Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Berbagai program komunikasi yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 dinilai positif oleh stakeholders Bank Indonesia. Stakeholders menilai komunikasi kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sudah cukup efektif. Penilaian tersebut tergambar dari indeks efektivitas komunikasi kebijakan Bank Indonesia yang mencapai indeks 4,52 dari skala 1 s.d 6.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi, pada tahun 2012 Bank Indonesia melaksanakan beberapa kegiatan yang terkoordinasi dalam suatu program inisiatif. Kegiatan tersebut mencakup penyempurnaan infrastruktur komunikasi/kehumasan yang mencakup ketentuan/pedoman dan organisasi serta pengembangan sistem informasi kehumasan. Selain itu, Bank Indonesia juga mengembangkan infrastruktur dan mekanisme Layanan Informasi Publik.

Page 94: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 3 • Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

84 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 95: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

BAB 4

Manajemen Intern Bank Indonesia

Guna mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia secara akuntabel

dan dilakukan dalam koridor tata kelola organisasi yang baik, selama triwulan IV dan

keseluruhan tahun 2012, Bank Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan strategis

di bidang pendukung internal. Guna mewujudkan prinsip-prinsip akuntabilitas dan

transparansi kepada publik, Bank Indonesia juga secara tepat waktu memenuhi berbagai

kewajiban yang diamanatkan dalam Undang Undang tentang Bank Indonesia.

Page 96: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

86 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4.1. Manajemen Strategi, Akuntabilitas dan Transparansi

Selama triwulan IV-2012, lingkungan strategis telah mengalami perkembangan dan menghasilkan sejumlah isu strategis. Perkembangan tersebut turut memengaruhi pelaksanaan berbagai program kerja Bank Indonesia di sektor moneter, perbankan, sistem pembayaran dan manajemen intern. Melalui manajemen strategi yang tepat dan terukur, seluruh Satuan Kerja Bank Indonesia telah menjalankan fungsi dan tugasnya guna mencapai target akhir tahun 2012, yang pada gilirannya memberikan sumbangan positif bagi pencapaian tujuan Bank Indoensia yaitu mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah.

Sebagai perwujudan akuntabilitas, Bank Indonesia telah melakukan penilaian terhadap kinerja berbagai kegiatan yang bersifat strategis dan non-strategis, yang dilakukan secara obyektif dan terukur. Salah satu cara untuk mendapatkan penilaian tersebut adalah melalui survei terhadap stakeholders eksternal dan internal Bank Indonesia. (Tabel 4.1)

2012Indikator Kinerja Utama TargetNo

1 Indeks Keyakinan Stakeholders terhadap Kredibilitas Kebijakan Moneter 4 4,51

2 Indeks Keyakinan Stakeholders terhadap Stabilitas Sistem Keuangan 4 4,65

3 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Ketersediaan Uang Layak Edar 4 4,50

4 Indeks Keyakinan Nasabah terhadap Regulasi Perlindungan Nasabah 4 4,31

5 Indeks Kepuasan atas peran BI dalam mendukung sektor riil & UMKM 4 5,12

6 Indeks Keyakinan Stakeholders terhadap pengawasan bank 4 4,80

7 Tingkat Efektivitas Komunikasi Kebijakan BI 4 4,52

8 Indeks Good Governance BI 4 4,40

Tabel 4.1Pencapaian Kinerja Utama BI 2012

Tujuan dari penilaian tersebut adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas Bank Indonesia yang telah dilakukan selama triwulan IV dan sepanjang tahun 2012. Penilaian tersebut dievaluasi oleh anggota Dewan Gubernur pada awal tahun 2013 guna menjadi masukan dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas Bank Indonesia kedepan.

Memenuhi amanat undang-undang tentang Bank Indonesia dan sebagaimana siklus Sistem Perencanaan Strategis, Anggaran dan Manajemen Kinerja (SPAMK), Bank Indonesia pada triwulan IV-2012 telah menyampaikan Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2013 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Secara prinsip DPR RI telah menyetujui RATBI tersebut. RATBI mencakup sejumlah program kerja dan anggaran masing-masing Satuan Kerja yang merupakan penjabaran dari Peta Strategi (Strategy Map) Bank Indonesia tahun 2013. Strategy Map merupakan hasil dari Forum Strategis (Forstra) Bank Indonesia pada Juni 2012 lalu.

Pada tahun 2012, Bank Indonesia telah menjajaki penguatan sistem perencanaan dan alokasi anggaran berdasarkan prinsip anggaran berbasis kinerja (ABK). Hal tersebut sejalan dengan tuntutan stakeholders agar Bank Indonesia meningkatkan akuntabilitas penggunaan anggaran. Melalui prinsip

Page 97: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

87Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

ABK, alokasi anggaran akan dikaitkan dengan level kinerja tertentu. Program kerja yang akan dibiayai perlu diseleksi secara fokus kepada sasaran organisasi, agar kinerja yang diharapkan dapat tercapai.

Selain penguatan pada aspek perencanaan, pada tahun 2012 telah dilakukan pula penguatan implementasi strategi guna memonitor rencana kerja yang telah disusun. Monitoring yang intensif terhadap pelaksanaan rencana kerja menjadi hal penting yang perlu dilakukan. Progress report berkala pelaksanaan rencana kerja tersebut dilakukan secara komprehensif dan mencakup aspek kinerja, penggunaan anggaran, maupun asesmen risiko.

Selanjutnya dalam rangka menjaga kelangsungan kegiatan kritikal Bank Indonesia, pada triwulan IV-2012 kegiatan Manajemen Kelangsungan Kegiatan Bank Indonesia (MKK) difokuskan pada review strategi dan penguatan Data Center (DC) baru. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain: (i) penyelesaian asesmen risiko terhadap lokasi DC dan pengembangan Business Resumption Site (BRS) melalui kerjasama survei dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), (ii) penyusunan rancangan pokok-pokok rekomendasi pengembangan framework dan strategi MKK-BI, serta (iii) pembangunan fisik struktural lokasi dan gedung DC.

Penguatan governance Bank Indonesia juga mencakup pemantapan aspek integritas. Terkait hal tersebut, pada tahun 2012 Bank Indonesia mempersiapkan penyempurnaan ketentuan Kode Etik bagi Anggota Dewan Gubernur. Penyempurnaan ketentuan mencakup pembaharuan standar etika yang harus dipenuhi oleh Anggota Dewan Gubernur dalam menjalankan tugas dan kewajibannya serta penguatan infrastruktur pendukung implementasi kode etik.

4.2. Audit Intern

Dalam mendukung pencapaian sasaran strategis di bidang audit intern, kebijakan audit intern Bank Indonesia yang meliputi kegiatan audit (assurance) dan konsultasi (consulting) ditujukan untuk memberikan nilai tambah bagi tercapainya tujuan organisasi. Kebijakan audit intern dilakukan melalui pendekatan yang sistematis dalam mengevaluasi dan menyempurnakan efektivitas proses tata kelola organisasi (governance), manajemen risiko (risk management), dan pengendalian internal (internal control).

Selama triwulan IV-2012, telah dilaksanakan serangkaian kegiatan audit umum dan konsultasi yang menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Kegiatan audit dan konsultasi juga didukung oleh peningkatan kompetensi auditor dan telah menghasilkan beberapa auditor yang memiliki sertifikasi internasional dan nasional.

Selain kegiatan audit dan konsultasi, Bank Indonesia juga memfasilitasi pelaksanaan audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) terhadap Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia (LKTBI). Posisi sampai dengan triwulan IV-2012, penyelesaian tindak lanjut temuan BPK RI sejak LKTBI 1999 sampai dengan LKTBI 2011 adalah sebanyak 1221 butir (86,60%) dari total 1410 butir temuan.

Kebijakan pengembangan audit intern pada tahun 2012 masih mengacu pada kerangka blue print pengembangan audit intern 2010-2014. Sasaran akhir yang akan dicapai adalah terwujudnya audit intern sesuai dengan standar profesi audit intern dan ekspektasi stakeholder. Dalam mencapai

Page 98: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

88 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

sasaran tersebut, dilakukan penyediaan sistem informasi audit intern dalam rangka melakukan otomasi mekanisme kerja dengan target penyelesaian pertengahan triwulan II-2013. Sasaran akhir dari kegiatan tersebut adalah terwujudnya satuan kerja audit intern yang sesuai dengan standar profesi audit intern dan ekspektasi stakeholder.

4.3. Keuangan Intern

Kebijakan manajemen keuangan intern Bank Indonesia tetap diarahkan untuk meningkatkan good governance dan memelihara sustainabilitas keuangan Bank Indonesia.

Berdasarkan laporan sementara, posisi neraca keuangan Bank Indonesia sampai dengan Desember 2012 mengalami surplus (sebelum pajak) sebesar Rp8.395 miliar. Dengan kewajiban Pajak Penghasilan yang harus ditanggung oleh Bank Indonesia sebesar Rp2.323 miliar, maka surplus (setelah pajak) Bank Indonesia tercatat sebesar Rp6.072 miliar. Posisi surplus tersebut dipengaruhi adanya realisasi penerimaan yang mencapai Rp39.789 miliar dan pengeluaran sebesar Rp31.394 miliar. Realisasi penerimaan terutama berasal dari Pengelolaan Devisa sebesar Rp24.451 miliar, Selisih Kurs sebesar Rp7.420 miliar, dan Pengelolaan Surat-Surat Berharga (SSB) Dalam Negeri sebesar Rp7.074 miliar. Sedangkan realisasi pengeluaran terutama digunakan untuk Pengendalian Moneter sebesar Rp19.273 miliar, Jasa Giro Pemerintah sebesar Rp4.156 miliar, serta biaya SDM dan Logistik sebesar Rp4.871 miliar.

Selama Triwulan IV-2012, Bank Indonesia telah melakukan berbagai program kerja dalam rangka mendukung sustainabilitas, transparansi, dan akuntabilitas keuangan Bank Indonesia sebagai berikut:

1. Program Asset Liability Management antara Bank Indonesia dan pemerintah masih berlanjut. Penandatanganan Revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 2003 terkait penyusunan SKB mengenai tata cara dan ketentuan pelaksanaan konversi Surat Utang Pemerintah (SUP) menjadi Surat Berharga Negara (SBN) Tradable mengalami penundaan. Penundaan disebabkan adanya kegiatan penyusunan buku putih tentang kebijakan Pemerintah dalam penanganan krisis keuangan.

2. Menyusun ketentuan intern mengenai Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Indonesia (PDP2LK)38. Sebagai tindak lanjut, Bank Indonesia tengah menyusun Pernyataan Kebijakan Akuntansi Keuangan (PKAK) Bank Indonesia (Standard Akuntansi Bank Indonesia).

3. Menyusun laporan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2012 dan Rencana ATBI 2013. Penyusunan ATBI 2013 tersebut telah dilakukan dengan mengimplementasikan Performance Based Budgeting (PBB) secara bertahap, antara lain melalui proses cascading dan alignment sasaran strategis dan program kerja, reklasifikasi anggaran, dan uji coba penerapan standard cost untuk kegiatan tertentu. Laporan Evaluasi Pelaksanaan ATBI 2012 dan Rencana ATBI 2013 tersebut telah disampaikan kepada DPR RI dan untuk ATBI Operasional 2013 telah memperoleh persetujuan DPR RI.

38 PDG No.14/16/PDG/2012 tgl. 28 November 2012 tentang Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Indonesia.

Page 99: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

89Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4.4. Teknologi Informasi

Pengelolaan sistem informasi Bank Indonesia bertujuan untuk menyediakan layanan informasi yang terintegrasi dan berkualitas, guna mendukung kinerja dan optimalisasi pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sistem informasi Bank Indonesia mengacu kepada Rencana Strategis Sistem Informasi Bank Indonesia (Renstra SIBI) 2011 - 2014. Fokus pengelolaan sistem informasi pada tahun 2012 adalah penyediaan informasi stay connected untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengalihan sistem informasi pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pada tahun 2012, Bank Indonesia melaksanakan program kerja inisiatif integrasi sistem informasi Bank Indonesia secara bertahap. Tujuan inisiatif adalah untuk membangun sistem informasi yang mampu merespons kebutuhan bisnis dengan cepat di sektor keuangan, moneter dan perbankan melalui penyelarasan seluruh komponen (arsitektur bisnis, arsitektur informasi, arsitektur aplikasi, dan arsitektur infrastruktur). Program kerja inisiatif terdiri dari empat kegiatan utama, yaitu:

1. Pemetaan business process untuk sektor sistem keuangan dan pengawasan bank,

2. Penyusunan klasifikasi data/informasi yang bersumber dari aplikasi pelaporan,

3. Pengembangan dashboard Early Warning System Stabilitas Sistem Keuangan (EWS SSK),

4. Pengembangan aplikasi dengan menerapkan konsep integrasi pelaporan.

Selain empat kegiatan utama, juga dilakukan pengembangan Integrated Data Warehouse untuk data yang terstruktur dan Enterprise Content Management untuk data yang tidak terstruktur.

Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran non tunai, pada tahun 2012 tengah dilakukan pengembangan BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II, yang merupakan lanjutan program kerja tahun sebelumnya. Pengembangan sistem tersebut bertujuan untuk meningkatkan kehandalan dan efisiensi sistem pembayaran khususnya kualitas layanan transfer dana dan pengelolaan instrumen moneter dan surat berharga negara. Hingga akhir 2012, pengembangan sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II pada tahap user acceptance test. Infrastruktur pendukung untuk sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II telah tersedia untuk digunakan.

Bank Indonesia juga sedang melakukan pengembangan aplikasi yang bertujuan untuk mendukung beberapa inisiatif Bank Indonesia tahun 2012. Pengembangan aplikasi tersebut diantaranya:

1. Pengembangan sistem informasi kehumasan dalam rangka penguatan komunikasi kebijakan Bank Indonesia.

2. Pengembangan aplikasi Enterprise Data Warehouse (EDW), perencanaan anggaran, dan sistem aplikasi pengelolaan aset guna meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan Bank Indonesia.

3. Pengembangan sistem aplikasi pengelolaan keuangan Bank Indonesia terutama dilakukan dalam rangka penerapan Performance Based Budgeting (PBB).

Page 100: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

90 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4.5. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam menjalankan kebijakan di bidang Organisasi dan SDM, Bank Indonesia menerapkan kebijakan yang bersifat Strategy Focused Organisation (SFO). Melalui kebijakan tersebut, diharapkan dapat tercipta proses kerja yang efektif dan efisien, budaya kerja yang sesuai dengan nilai strategis organisasi, serta pemenuhan SDM yang kompeten dalam menjalankan strategi organisasi.

Selama tahun 2012, fokus pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi dan SDM adalah mewujudkan SDM yang efektif melalui penyempurnaan organisasi dan sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), pemenuhan kuantitas dan peningkatan kualitas SDM.

Dalam pengelolaan organisasi dan SDM, Bank Indonesia melanjutkan program Budaya Berbasis Kinerja dengan mengimplementasikan sistem manajamen berbasis talenta (talent management) untuk mewujudkan organisasi yang berkinerja tinggi. Guna mendukung kegiatan tersebut, Bank Indonesia telah memulai proses penyempurnaan sistem pengembangan SDM, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi pegawai secara terfokus dan terencana.

4.5.1. Penyempurnaan Organisasi Bank Indonesia

Sebagai konsekuensi pengalihan fungsi pengawasan bank ke OJK, Bank Indonesia melakukan penyempurnaan Struktur Organisasi Level Atas (SOLA). Penyempurnaan SOLA berdampak pada berbagai upaya penyelarasan organisasi satuan kerja di seluruh sektor. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama triwulan IV-2012 yaitu:

1. Penyelarasan organisasi pada sektor stabilitas moneter dalam bentuk penyempurnaan mekanisme kerja, terutama untuk memperkuat proses perumusan kebijakan Bank Indonesia yang lebih komprehensif dan memperkuat fungsi Protokol Manajemen Krisis (Crisis Management Protocol).

2. Penguatan organisasi sektor perbankan yang diarahkan untuk menjawab kebutuhan saat ini dan merespons rencana impelementasi OJK, meliputi fungsi yang terkait dengan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).

3. Penguatan di sektor-sektor lainnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas masing-masing sektor, baik dengan melakukan merger, perampingan serta penataan kembali organisasi.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah melakukan penyempurnaan arsitektur proses bisnis dengan menghasilkan:

1. Peta key business process berdasarkan arah strategis Bank Indonesia ke depan.

2. Penyempurnaan struktur governance.

3. Mekanisme decision making process lintas sektor dan area untuk Dewan Gubernur dan seluruh jajaran organisasi.

Page 101: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

91Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4.5.2. Program Penyelarasan Kultur Bank Indonesia

Selama tahun 2012 Bank Indonesia terus melanjutkan program penyelarasan budaya kerja yang difokuskan untuk mewujudkan organisasi yang berkinerja tinggi, melalui pelaksanaan Program Penyelarasan Kultur Wajib dan Pilihan. Dari aspek organisasi, program penyelarasan kultur dilakukan untuk memperkuat kualitas manajemen kinerja guna mendorong keselarasan tujuan Satuan Kerja dengan pekerjaan pegawai. Dari aspek SDM, program penyelarasan kultur bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi profil pegawai sebagai dasar untuk pengembangan, promosi dan jenjang karir (career path) pegawai, serta memperkuat proses bisnis Satuan Kerja.

4.5.3. Pengembangan SDM

Program pengembangan SDM dilakukan berdasarkan prinsip: (i) kesesuaian dengan kebutuhan dan strategi organisasi, (ii) pemantauan dan evaluasi secara periodik serta dituangkan dalam rencana pengembangan karir, dan (iii) mengacu pada hasil pemetaan pegawai. Program pengembangan SDM terdiri dari enam jenis pengembangan sebagai berikut:

1. Program Meningkatkan Kompetensi Pegawai (PMK), baik melalui PMK Individual maupun In House Training (IHT).

2. Program Pengembangan Kepemimpinan.

3. Program Tugas Belajar Jangka Panjang,

4. Program Pembekalan Calon Pegawai.

5. Program Pendampingan.

6. Program Penugasan/Attachment.

Selama tahun 2012, telah dilakukan program pengembangan SDM antara lain:

1. Program In-house training sertifikasi dan non-sertifikasi moneter, sertifikasi dan non-sertifikasi perbankan, sektor sistem pembayaran, sektor manajemen intern, teknis umum dan perilaku umum.

2. Pelatihan SESPIBI dan Program Kepemimpinan Bank Indonesia-2. Program tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan pegawai Bank Indonesia dalam aspek kepemimpinan, serta memberikan pemahaman mengenai topik terkini yang relevan dengan tugas Bank Indonesia.

3. Penugasan 37 pegawai Bank Indonesia pada 9 institusi, baik lembaga negara, pemerintahan, ataupun perusahaan swasta, di dalam dan luar negeri yaitu Sekretariat Wakil Presiden, Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK BI), International Monetary Fund (IMF), Islamic Research and Training Institute - Islamic Development Bank (IRTI-IDB), dan AMRO.

Page 102: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

92 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4. Kegiatan workshop, seminar ataupun kursus dengan topik Macroprudential Supervision, Securities Settlement System dan Systemic Surveillance and Crisis Management.

4.6. Aspek Hukum

Berdasarkan Undang-Undang tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan badan hukum publik yang berwenang menetapkan peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan tugas sebagai bank sentral. Selama tahun 2012, Bank Indonesia telah mengeluarkan 159 peraturan baik yang berlaku untuk pihak eksternal maupun internal Bank Indonesia. Peraturan yang dikeluarkan mencakup Peraturan Bank Indonesia (PBI), Peraturan Dewan Gubernur (PDG), Surat Edaran Ekstern (SE Ekstern), dan Surat Edaran Intern (SE Intern). Selama triwulan IV-2012, peraturan yang dikeluarkan Bank Indonesia sebanyak 63 buah yang terdiri dari 16 PBI, 5 PDG, 11 SE Ekstern, dan 31 SE Intern (Daftar produk hukum sebagaimana terlampir).

Sepanjang tahun 2012, Bank Indonesia senantiasa berpartisipasi dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). Partisipasi Bank Indonesia dalam penyusunan RUU diantaranya: RUU Pencegahan Tindak Pidana Pendanaan Teroris, RUU tentang Perkoperasian, RUU tentang Balai Harta Peninggalan (BHP), RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Sementara, partisipasi Bank Indonesia dalam penyusunan RPP antara lain: RPP tentang Fasilitas dan Insentif Hortikultura, RPP tentang Tata Cara Pengerahan dan Pemupukan Dana, RPP Pelaksanaan Kemudahan dan/atau Bantuan Pembiayaan dalam Sistem Pembiayaan Perumahan.

Beberapa RUU dan RPP yang telah disetujui dan diundangkan pada posisi sampai dengan triwulan IV-2012, antara lain Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Undang-undangLKM yang mulai berlaku pada tahun 2014, PP Nomor 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE).

Selama periode laporan, Bank Indonesia juga secara aktif melakukan diskusi dengan akademisi dan asosiasi perbankan dalam rangka mengumpulkan informasi terkait usulan materi penyempurnaan Undang-undang Perbankan yang saat ini sedang disusun oleh Komisi XI DPR RI.

Selanjutnya dalam rangka mendukung pengembangan dan pembangunan hukum nasional, Bank Indonesia melakukan sosialisasi secara berkala khususnya mengenai aspek hukum mengenai Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral. Sosialisasi dilakukan baik melalui diskusi terbatas, kuliah umum dibeberapa perguruan tinggi maupun diskusi dan temu wicara dengan para hakim tinggi di lingkungan Mahkaman Agung. Selain itu, juga dilakukan kerjasama penelitian antara Bank Indonesia dengan Fakultas Hukum Universitas Airlangga mengenai Pengaruh Sistem Hukum Common Law terhadap sistem hukum di bidang keuangan dan perbankan. Secara berkala Bank Indonesia jugamenerbitkan Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan yang didistribusikan antara lain kepada perguruan tinggi, perbankan, lembaga penelitian, lembaga eksekutif/yudikatif/legislatif, dan kantor hukum.

Pada forum internasional, khususnya terkait dengan liberalisasi sektor jasa perbankan, Bank Indonesia turut aktif dalam pembahasan dengan instansi terkait baik dalam forum nasional maupun menghadiri sidang terkait WTO, ASEAN, dan APEC, serta forum kerjasama bilateral maupun regional. Peran Bank

Page 103: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

93Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Indonesia dalam forum internasional tersebut adalah memberikan masukan dan tanggapan atas draft text Trade in Services, Annex on Financial Services dan Schedules of Specific Commitments (SoC) sub sektor perbankan. Dengan peran aktif tersebut diharapkan kepentingan Bank Indonesia khususnya sub sektor jasa perbankan dan sektor jasa tetap terjaga. Bank Indonesia bersama kementerian terkait juga menghadiri sidang United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL), khususnya dalam working group security interest, insolvency law, dan arbitration. Hasil dari sidang-sidang tersebut menjadi masukan berharga dalam pengembangan dan pembangunan sistem hukum nasional.

4.7. Program Sosial Bank Indonesia

Tujuan dari program sosial Bank Indonesia adalah untuk menunjukkan kepekaan, kepedulian dan tanggung jawab sosial Bank Indonesia terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Selama tahun 2012, arah program sosial Bank Indonesia diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi, pengembangan UMKM dan sektor riil. Serangkaian kegiatan program sosial telah dilakukan Bank Indonesia sepanjang tahun 2012, yang dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh kantor perwakilan daerah Bank Indonesia. Kegiatan tersebut diantaranya pemberian bantuan pengembangan sarana dan prasarana bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan keagamaan.

Pada triwulan IV-2012 Bank Indonesia telah menerbitkan ketentuan mengenai pelaksanaan program sosial Bank Indonesia yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sosial baik di kantor pusat maupun di kantor perwakilan daerah. Ketentuan tersebut guna meningkatkan aspek governance dalam pelaksanaan program sosial Bank Indonesia.

Pada periode laporan, berbagai kegiatan pengembangan ekonomi telah dilakukan. Kegiatan tersebut antara lain (i) bantuan sarana prasarana pertanian, peternakan dan pertanian sebagai pendukung peningkatan kualitas produksi, (ii) peningkatan kualitas komoditi unggulan daerah dan ketahanan pangan, (iii) peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan usaha, serta (iv) bantuan seed capital, yang dilaksanakan di Malang, Solo, Sulawesi Utara, Banten, Banjarmasin, Palu, Sibolga, Manado, Ambon, Semarang, Makassar, Ternate, Kendari, Bengkulu, Padang, Lhokseumawe, Denpasar dan Jabodetabek.

Salah satu kegiatan sosial yang difokuskan pada pengembangan ekonomi adalah program Desa Kita yang dilaksanakan di Desa Srikaton, Bengkulu, dan Dusun Wael dan Desa Nurue, Ambon yang pada tahun 2012 merupakan tahun terakhir pelaksanaan program. Kegiatan-kegiatan sosial di kedua wilayah tersebut pada triwulan IV-2012 dalam tahap persiapan phasing out untuk pada waktunya diserah terimakan kepada Pemerintah Daerah terkait dalam rangka keberlanjutan program.

Dalam rangka program sosial yang bersifat edukasi publik, Bank Indonesia berpartisipasi pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat baik melalui Perguruan Tinggi maupun lembaga lainnya dalam bentuk kegiatan seminar, talk show maupun kegiatan lainnya antara lain

Page 104: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 4 • Manajemen Intern Bank Indonesia

94 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Islamic Financial Inclusion Summit 2012, Campus Debate Challenge 2012, Olimpiade Karya Tulis Ilmiah 2012, National Banking Forum 2012, Entrepreneur Camp, Accounting Goes To IBS 2012, Diskusi Ekonomi Outlook 2012, Forum Studi dan Diskusi Ekonomi 2012, Outlook Ekonomi 2013, seminar “Overheating 2012”, diskusi “Outlook 2013: Ekonomi Islam Siap Gantikan Sistem Barat”, dan talk show “Kiprah Syariah dalam Kredit Konsumtif dan Usaha Mikro”.

Kepedulian Bank Indonesia di bidang pendidikan diwujudkan melalui pemberian bantuan sarana prasarana pendidikan di berbagai lembaga seperti Yayasan Sanggar Penderita Cacat Indonesia, MTs Sepatan Tangerang, dan Yayasan Rumah Singgah Balarenik (NGO untuk Hak Anak Indonesia), beberapa pondok pesantren dan rumah yatim di Cimahi, Bogor, Kendal serta perpustakaan Universitas Kuningan. Selain itu, Bank Indonesia memberikan bantuan sosial terhadap beberapa program Kuliah Kerja Nyata mahasiswa yang dilaksanakan oleh beberapa PTN, bantuan pelatihan kemampuan Guru Matematika SD dan SMP serta beasiswa di beberapa sekolah. Dalam implementasinya, kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya dilakukan secara langsung oleh Bank Indonesia namun juga dilaksanakan secara kemitraan dengan berbagai pihak.

Pada aspek sosial keagamaan, Bank Indonesia memberikan bantuan berupa perbaikan sarana ibadah di Majalengka, Sumenep, Solo, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Sumedang dan Lumajang. Sedangkan untuk kegiatan di bidang kesehatan Bank Indonesia memberikan bantuan berupa bantuan operasi hernia dan bibir sumbing di Bekasi. Memperhatikan berbagai bencana alam yang muncul di penghujung tahun 2012, Bank Indonesia juga turut berempati memberikan bantuan antara lain kepada korban bencana alam banjir bandang di Kabupaten Gorontalo.

Page 105: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

95Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

BAB 5

Rencana Pelaksanaan TugasBank Indonesia Tahun 2013

5.1. Arah Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2013

Memperhatikan pencapaian pelaksanaan tugas Bank Indonesia pada tahun 2012 dan mencermati kondisi serta tantangan lingkungan global dan domestik, arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2013 adalah memanfaatkan tantangan dan memperkokoh konsolidasi guna mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Guna memfokuskan arah pencapaian tahun 2013, Bank Indonesia telah menetapkan Sasaran Strategis Bank Indonesia tahun 2013, yaitu:

5.1.1. Kondisi Moneter Stabil

Kondisi moneter yang stabil ditandai dengan tingkat inflasi IHK yang tetap terjaga pada 4,5%+1%. Untuk menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia akan terus mendorong terintegrasinya bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta harmonisasinya dengan operasi moneter, menciptakan pasar keuangan yang lebih likuid dan efisien guna mendukung peningkatan fungsi intermediasi dan efektivitas transmisi kebijakan moneter, serta memperkuat protokol manajemen krisis yang berjalan baik.

5.1.2. Sistem Keuangan Stabil

Di tengah intensitas tekanan ketidakseimbangan sebagai dampak ketidakpastian penyelesaian krisis di kawasan Eropa, Bank Indonesia tetap mengupayakan terjaganya Indeks SSK. Untuk mendukung sistem keuangan yang stabil, Bank Indonesia akan terus memperkuat sistem surveillance secara terintegrasi di sektor perbankan dan sektor moneter, meningkatkan daya tahan dan daya saing bank di level domestik maupun internasional melalui efisiensi perbankan yang didukung infrastruktur yang memadai, meningkatkan efektivitas pengawasan bank, mengoptimalkan perlindungan nasabah, mendorong terciptanya industri perbankan menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi dan sistem keuangan yang inklusif, berfungsinya pelaksanaan tugas di bidang stabilitas sistem keuangan di Bank Indonesia dengan efektif, serta terlaksananya pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan baik.

Page 106: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

96 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

5.1.3. Sistem Pembayaran Lancar, Aman, dan Efisien

Kebijakan di bidang sistem pembayaran diarahkan untuk menjaga kelancaran, kemanan, dan efisiensi sistem pembayaran (non tunai) serta mendukung ketersediaan uang rupiah dalam jumlah dan nominal yang cukup serta layak edar. Guna menjaga sistem pembayaran yang lancar, aman, dan efisien, Bank Indonesia akan terus menjaga ketersediaan dan kelancaran BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI 99,90% yang didukung dengan manajemen kelangsungan kegiatan (business continuity management), meningkatkan compliance terhadap international best practices, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran yang mengakomodasi transaksi cross border. Dari sisi tugas pengedaran uang, Bank Indonesia mempersiapkan implementasi Undang-Undang Mata Uang dan menjaga kepuasan masyarakat terhadap ketersediaan Uang Layak Edar.

Pencapaian seluruh sasaran strategis tersebut perlu didukung pula oleh kondisi manajemen internal yang efektif dan efisien. Kondisi ini antara lain ditandai dengan terlaksananya Strategy-Focused Organization (SFO) yang mantap, koordinasi dengan pemerintah dan komunikasi dengan stakeholders yang berjalan baik, sistem informasi yang selaras dengan strategi Bank Indonesia, penerapan Performance Based Budgeting (PBB) secara bertahap, dan pemenuhan sumber daya manusia yang kompeten.

Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga tetap berkomitmen untuk selalu mengedepankan pelaksanaan tata kelola organisasi (good governance) dalam pelaksanaan tugasnya.

Guna mendukung sasaran-sasaran tersebut di atas, Bank Indonesia menetapkan beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta targetnya terkait pelaksanaan tugas Bank Indonesia tahun 2013 sebagai berikut:

TargetSasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU)No

1 Stabilitas nilai Rupiah IKU 1 Tingkat Inflasi IHK (yoy) 4,5%+1%2 Kondisi moneter stabil IKU 2 Efektifitas Transmisi Kebijakan Moneter* Efektif IKU 3 Rata-rata Volatilitas Nilai Tukar Rp/USD Angka tertentu IKU 4 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas kebijakan moneter** 4 (skala1-6)3 Sistem keuangan stabil IKU 5 Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) < 1,85 - Rasio Net Performing Loans (NPL) < 5% IKU 6 Capital Adequacy Ratio (CAR) 12% IKU 7 Tingkat keyakinan terhadap kredibilitas 4 (skala1-6) kebijakan (pengaturan & pengawasan) perbankan oleh BI**4 Sistem Pembayaran lancar, Efektivitas Sistem Pembayaran (SP) : aman, dan efisien IKU 8 - Kemampuan setelmen 99,5% - Peningkatan penggunaan instrumen SP retail 10% pertumbuhan IKU 9 Tingkat kepuasan terhadap layanan SP 4 (skala1-6) (RTGS, SKN, SSSS, BI-GEB) IKU 10 Tingkat kepuasan masyarakat terhadap 4 (skala1-6) ketersediaan Uang Layak Edar**

Tabel 5.1Indikator Kinerja Utama (IKU) Bank Indonesia Tahun 2013

* Pengukuran melalui 4 jalur transmisi kebijakan moneter yaitu suku bunga, nilai tukar, likuiditas dan ekspektasi inflasi** Pengukuran melalui survei lembaga independen

Page 107: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

97Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

5.2. Strategi Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2013

Dalam upaya mencapai seluruh sasaran dan target yang telah ditetapkan serta menjaga kesinambungan langkah dari tahun 2012, Bank Indonesia menetapkan strategi yang menjadi prioritas tahun 2013 sebagai berikut:

5.2.1. Penguatan Implementasi Framework Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, Dan Stabilitas Sistem Pembayaran Yang Terintegrasi Dan Didukung Dengan Penguatan Operasi Moneter

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Implementasi framework kebijakan moneter yang terintegrasi dengan stabilitas sistem keuangan guna meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

b. Mengevaluasi framework kebijakan moneter dan proses pengambilan keputusan yang terintegrasi.

c. Memantapkan instrumen makroprudensial.

d. Memperkuat mekanisme koordinasi internal dan dengan lembaga lain, serta komunikasi kebijakan kepada publik.

e. Membentuk forum koordinasi Bank Indonesia-OJK dalam penyelarasan kebijakan mikroprudensial dan makroprudensial untuk mensinergikan pencapaian stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

f. Melaksanakan joint research sektor moneter dan SSK.

g. Memelihara kecukupan dan kesiagaan cadangan devisa dalam rangka mendukung efektivitas kebijakan moneter dan balance payment support.

5.2.2. Penguatan Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Di Daerah Dalam Mendukung Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, Dan Stabilitas Sistem Pembayaran, Serta Kontribusi Pada Perekonomian Daerah

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Meningkatkan kajian ekonomi regional dan fungsi advisory kepada Pemerintah Daerah.

b. Meningkatkan efektivitas pengendalian inflasi di daerah melalui koordinasi pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah, peningkatan akses informasi dan edukasi, serta pengembangan ekonomi daerah.

c. Mengimplementasikan pilot project Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS).

d. Mengembangkan situs eksternal Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Page 108: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

98 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

5.2.3. Pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK)

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Menyelaraskan RUU JPSK dengan Nota Kesepahaman tentang Koordinasi dalam rangka menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (PMK Nasional) dan ketentuan internal Bank Indonesia, khususnya berbagai ketentuan terkait pencegahan dan penanganan krisis.

b. Memantapkan Crisis Binder Bank Indonesia dan Integrasi Crisis Binder, serta melaksanakan Crisis Simulation secara nasional.

c. Mengkinikan ketentuan, baik PMK BI-wide maupun SOP terkait.

d. Melakukan update Crisis Binder dan simulasi krisis secara terjadwal.

e. Melakukan rekalibrasi indikator PMK.

5.2.4. Akselerasi pendalaman pasar keuangan

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Mempertajam blue print pendalaman pasar keuangan.

b. Menyempurnakan kerangka operasi moneter dan pembentukan term structure instrumen moneter.

c. Melanjutkan fokus pengembangan pada 5 pilar yaitu regulasi, pasar dan instrumen, infrastruktur, kelembagaan dan peningkatan pemahaman/edukasi berbagai pihak.

d. Mempercepat pembentukan instrumen-instrumen pasar uang rupiah dan valas (Commercial Paper/CP, Medium Term Note/MTN dan beberapa instrumen lainnya termasuk untuk menampung Devisa Hasil Ekspor/DHE).

e. Menyempurnakan regulasi pasar uang rupiah dan valas dalam rangka peningkatan volume pasar dan produk termasuk relaksasi secara terukur.

f. Melanjutkan pengembangan kelembagaan sekuritisasi kredit (Secondary Mortgage Facility) dan trustee.

g. Memperkuat dukungan infrastruktur pasar keuangan guna mendorong kelancaran transaksi pasar keuangan.

5.2.5. Peningkatan Daya Tahan, Daya Saing, Dan Efisiensi Perbankan Serta Penguatan Pengawasan Perbankan

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Memperkuat permodalan bank sesuai dengan standar Basel.

b. Mendorong perbankan untuk lebih efisien melalui pencapaian rasio-rasio efisiensi.

c. Mempersiapkan perbankan nasional untuk menjadi Qualified Asean Bank (QAB) dalam rangka meningkatkan akses pasar.

Page 109: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

99Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

d. Memperkuat implementasi Risk Based Bank Rating (RBBR) antara lain melalui peningkatan kualitas dan efektivitas forum panel.

e. Memperjelas kerangka perlindungan nasabah dan penerapan market conduct melalui penyesuaian kebijakan dan regulasi sesuai best practice.

f. Mendorong pertumbuhan perbankan syariah melalui peningkatan kualitas dan inovasi produk, edukasi masyarakat, serta peningkatan mutu pelayanan.

g. Menyempurnakan strategi pengawasan yang sesuai karakteristik Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

h. Memperkuat regulasi di bidang permodalan dan kelembagaan BPR.

5.2.6. Pemantapan Pelaksanaan Pengalihan Fungsi Pengawasan Ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Menyusun sistem pengawasan bank bekerja sama dengan Tim Transisi OJK yang dibentuk pemerintah meliputi pedoman, metodologi, sistem informasi, dan standard operating procedure, termasuk pendekatan pengawasan konsolidasi/konglomerasi sektor jasa keuangan.

b. Merumuskan mekanisme koordinasi pemeriksaan bersama antara Bank Indonesia, OJK, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keungan (PPATK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), bekerja sama dengan Tim Transisi OJK yang dibentuk Pemerintah.

Termasuk dalam hal ini koordinasi antara Bank Indonesia dan OJK dalam menyusun dan melaksanakan pengembangan pengawasan, pengaturan, dan perijinan perbankan.

c. Menyusun konsep cetak biru penggunaan sistem informasi bidang perbankan bekerja sama dengan Tim Transisi OJK yang dibentuk Pemerintah.

d. Mengadakan infrastruktur hardware dan jalur komunikasi yang akan digunakan OJK bidang perbankan serta migrasi aplikasi bekerja sama dengan Tim Transisi OJK yang dibentuk Pemerintah.

e. Melanjutkan inventarisasi dan identifikasi ketentuan, pengembangan pengawasan, pengaturan dan perijinan perbankan, mediasi perbankan, edukasi nasabah, dan perlindungan konsumen yang berlaku.

f. Melanjutkan persiapan pengalihan dokumen perbankan dari Bank Indonesia ke OJK

Page 110: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

100 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

5.2.7. Penguatan Sinergi Bank Indonesia Dengan Pihak Terkait Dalam Rangka Pemberdayaan Sektor Riil Dan UMKM

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Melakukan ekstensifikasi program dan penyempurnaan aturan yang mendukung pengembangan sektor riil dan UMKM.

b. Melanjutkan program Financial Inclusion dengan fokus:

i. Penyiapan program untuk memacu kemudahan menabung masyarakat.

ii. Penyiapan aturan yang mendorong kemudahan dan keterjangkauan masyarakat/UMKM pada pelayanan jasa keuangan.

iii. Uji coba program Financial Identity Number.

c. Integrasi FIN dengan data NIK dari Kementerian Dalam Negeri.

Meningkatkan peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah sebagai ujung tombak pengembangan sektor riil dan UMKM dalam memetakan potensi ekonomi mikro di daerah masing-masing serta menyiapkan dan melaksanakan program untuk pengembangan potensi tersebut secara terukur dan tepat waktu.

5.2.8. Peningkatan Efisiensi Dan Pengembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan Pengedaran Uang

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Melanjutkan interoperabilitas antar penyelenggara ATM dan debit card.

b. Memperluas akses penggunaan e-money pada infrastruktur transportasi.

c. Mengembangkan prototype kawasan less cash society.

d. Mendorong kerja sama perbankan dengan sektor telekomunikasi untuk mengembangkan mobile payment yang mendukung operasional branchless banking.

e. Menyusun kerangka monitoring penggunaan sistem pembayaran non tunai oleh masyarakat termasuk monitoring terhadap perkembangan internet payment.

f. Mempersiapkan manajemen kelangsungan kegiatan yang teruji dan terjaga kehandalannya guna mencapai tingkat layanan yang optimal (service excellence).

g. Menyiapkan infrastruktur sistem pembayaran guna mendukung transaksi cross border menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

h. Meningkatkan pemenuhan beberapa aspek compliance standar internasional dalam rangka memenuhi standar keamanan transaksi domestik dan cross border.

i. Menjamin persediaan kas minimum (level kas minimum) secara nasional.

j. Meningkatkan kapasitas khazanah secara memadai.

Page 111: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

101Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

k. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi uang melalui optimalisasi peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah dalam layanan kas terutama untuk wilayah Negara Republik Indonesia yang terpencil dan terdepan.

l. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan Uang Layak Edar (ULE) diantaranya melalui modernisasi pengelolaan uang dan pengembangan Sentra Pengedaran Uang.

m. Melanjutkan penyempurnaan pelaksanaan tahapan implementasi Undang-Undang Mata Uang.

5.3. Penguatan Kapabilitas Internal

Dalam upaya mendukung pelaksanaan strategi di atas, Bank Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas manajemen internal Bank Indonesia guna mendukung terciptanya manajemen organisasi yang lebih efektif dan tata kelola (good governance) yang lebih kuat. Beberapa strategi yang akan ditempuh adalah:

5.3.1. Implementasi Performance Based Budgeting (PBB) Secara Bertahap

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Mengevaluasi standard cost serta persiapan implementasinya sesuai tahapan.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan pola integrasi kinerja dengan anggaran.

c. Menyempurnakan metoda pengukuran efektivitas dan efisiensi dalam rangka PBB.

d. Menyempurnakan konsep pengendalian strategi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi program kerja serta anggaran.

e. Mengembangkan aplikasi pendukung PBB.

f. Menyempurnakan ketentuan terkait sistem perencanaan dan anggaran.

5.3.2. Penguatan Komunikasi Kebijakan

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Mengimplementasikan cetak biru Fungsi Kehumasan Bank Indonesia guna meningkatkan efektivitas kegiatan komunikasi.

b. Mengimplementasikan Layanan Informasi Publik melalui pembentukan contact center Bank Indonesia yang merupakan single point of contact Bank Indonesia dengan masyarakat.

c. Implementasi Sistem Informasi Kehumasan (SIK) guna menjadi database dialog antara Bank Indonesia dengan masyarakat.

Page 112: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Bab 5 • Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2013

102 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

5.3.3. Penyempurnaan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan Tindak Lanjut Performance Based Culture (PBC)

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Menyempurnakan sistem regrading jabatan-jabatan di sektor perbankan dan organisasi stabilitas sistem keuangan.

b. Menyempurnakan sistem pengembangan pegawai dengan menajamkan training need analysis (TNA) dan keterkaitannya dengan Rencana Pengembangan Individu (RPI).

5.3.4. Penyiapan Bisnis Proses Stabilitas Sistem Keuangan Dan Bank Indonesia Ke Depan

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Mengintegrasikan proses bisnis sektor moneter, stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran.

b. Mengimplementasikan organisasi stabilitas sistem keuangan di kantor pusat (growing structure).

c. Mengimplementasikan rancangan struktur organisasi Bank Indonesia paska dialihkannya fungsi pengawasan ke OJK (mirroring).

d. Menyempurnakan arsitektur proses kerja utama Bank Indonesia dengan kewenangan Bank Indonesia di bidang stabilitas sistem keuangan.

e. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang stabilitas sistem keungan.

5.3.5. Integrasi Sistem Informasi Secara Bertahap Untuk Mendukung Stabilitas Moneter, Stabilitas Sistem Keuangan, Dan Sistem Pembayaran

Implementasi strategi antara lain dengan:

a. Mengembangkan data mart stabilitas sistem keuangan.

b. Menyusun data dictionary untuk Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

c. Mengimplementasikan LSMK Tahap 1.

d. Mengintegrasikan dashboard Dewan Gubernur.

Page 113: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

LAMPIRAN

Produk Hukum Bank IndonesiaSelama Tahun 2012

Page 114: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

104 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Tanggal Perihal

1. PeraTuran Bank IndonesIa

no nomor PBI

1 14/27/PBI/2012 28 Desember 2012 Penerapan Program APU PPT bagi Bank Umum

2 14/26/PBI/2012 27 Desember 2012 Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank

3 14/25/PBI/2012 27 Desember 2012 Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri

4 14/24/PBI/2012 26 Desember 2012 Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia

5 14/23/PBI/2012 26 Desember 2012 Transfer Dana

6 14/22/PBI/2012 21 Desember 2012 Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan UMKM

7 14/21/PBI/2012 21 Desember 2012 Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa

8 14/20/PBI/2012 17 Desember 2012 Perubahan atas PBI No. 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah bagi Bank Umum Syariah

9 14/19/PBI/2012 30 November 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/20/PBI/2003 tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia dalam rangka Kredit Program

10 14/18/PBI/2012 28 November 2012 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

11 14/17/PBI/2012 23 November 2012 Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust)

12 14/16/PBI/2012 23 November 2012 Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek bagi Bank Umum

13 14/15/PBI/2012 24 Oktober 2012 Penilaian Kualitas Aset Bank Umum

14 14/14/PBI/2012 18 Oktober 2012 Transparansi dan Publikasi Laporan Bank

15 14/13/PBI/2012 16 Oktober 2012 Penitipan Sementara Surat Yang Berharga dan Barang Berharga pada bank

16 14/12/PBI/2012 15 Oktober 2012 Laporan Kantor Pusat Bank Umum

17 14/11/PBI/2012 28 Agustus 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/20/PBI/2011 Tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri

18 14/10/PBI/2012 08 Agustus 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/14/PBI/2005 tentang Pembahasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

19 14/9/PBI/2012 26 Juli 2012 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat

20 14/8/PBI/2012 13 Juli 2012 Kepemilikan Saham Bank Umum

21 14/7/PBI/2012 27 Juni 2012 Pengelolaan Uang Rupiah

22 14/6/PBI/2012 18 Juni 2012 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

23 14/5/PBI/2012 08 Juni 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang Operasi Moneter

24 14/4/PBI/2012 07 Juni 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/15/PBI/2011 tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Lembaga Bukan Bank

25 14/3/PBI/2012 29 Maret 2012 Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Penyelenggaraan Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank

26 14/2/PBI/2012 06 Januari 2012 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.

27 14/1/PBI/2012 04 Januari 2012 Perubahan atas PBI No. 9/5/PBI/2007 tentang Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 115: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 105

Tanggal Perihal

2. PeraTuran deWan GuBernur

no nomor PdG

1 14/18/PDG/2012 21 Desember 2012 Perubahan Kedua atas PDG No. 7/20/PDG/2005 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Bank Indonesia

2 14/17/PDG/2012 21 Desember 2012 Perubahan atas PDG No. 10/13/PDG/2008 tentang Penilaian Jabatan (Job Grading) Pegawai Bank Indonesia

3 14/16/PDG/2012 28 November 2012 Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Indonesia

4 14/15/PDG/2012 22 Oktober 2012 Perubahan atas PDG No. 14/2/PDG/2012 tentang Rapat Dewan Gubernur

5 14/14/PDG/2012 2 Oktober 2012 Program Sosial Bank Indonesia

6 14/13/PDG/2012 27 Juni 2012 Pengelolaan Uang Rupiah

7 14/12/PDG/2012 21 Juni 2012 Fungsi Audit Intern di Bank Indonesia

8 14/11/PDG/2012 07 Juni 2012 Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

9 14/10/PDG/2012 04 Mei 2012 Kerangka Dasar Penyusunan Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia

10 14/9/PDG/2012 03 Mei 2012 Tunjangan Hari Tua bagi Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia.

11 14/8/PDG/2012 03 Mei 2012 Tunjangan Hari Tua bagi Pegawai Bank Indonesia

12 14/7/PDG/2012 10 April 2012 Perubahan atas PDG Nomor 11/1/PDG/2009 tentang Fasilitas Anggota Dewan Gubernur dan Mantan Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia

13 14/6/PDG/2012 10 April 2012 Perubahan Ketiga atas PDG Nomor 10/12/PDG/2008 tentang Remunerasi Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia

14 14/5/PDG/2012 10 April 2012 Perubahan Kedua Atas PDG Nomor 9/2/PDG/2007 tentang Tata Tertib dan Tata Cara Palaksanaan Tugas dan Wewenang Dewan Gubernur Bank Indonesia

15 14/4/PDG/2012 09 April 2012 Perubahan Kedua atas Peraturan Dewan Gubernur Nomor 10/11/ PDG/2008 Tentang Remunerasi Pegawai Bank Indonesia

16 14/3/PDG/2012 2 April 2012 Pangkat, Jabatan, Satuan Kerja, Unit Kerja, dan Eselon di Bank Indonesia

17 14/2/PDG/2012 12 Maret 2012 Rapat Dewan Gubernur

18 14/1/PDG/2012 11 Januari 2012 Protokol Manajemen Krisis

Page 116: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

106 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Tanggal Perihal

3. suraT edaran eksTern Bank IndonesIa

no nomor se

1 14/39/DPM 28 Desember 2012 Perubahan atas SEBI No. 13/3/DPM tgl. 4 Februari 2011 perihal Laporan Harian Bank Umum

2 14/38/DASP 28 Desember 2012 Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran Selain Bank

3 14/37/DPNP 27 Desember 2012 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Mantained Assets (CEMA)

4 14/36/DKBU 21 Desember 2012 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat

5 14/35/DPNP 10 Desember 2012 Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia

6 14/34/DASP 27 November 2012 Batas Maksimum Suku Bunga Kartu Kredit

7 14/33/DPbS 27 November 2012 Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

8 14/32/DPNP 07 November 2012 Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka Syariah

9 14/31/DPNP 31 Oktober 2012 Laporan Kantor Pusat Bank Umum

10 14/30/DInt 22 Oktober 2012 Perubahan Kedua atas SE BI No. 9/1/Dint tanggal 15 Februari 2007 perihal Pinjaman Luar Negeri Bank

11 14/29/DPU 16 Oktober 2012 Tata Cara Penitipan Sementara Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia

12 14/28/DPM 27 September 2012 Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Standing Facilities Syariah

13 14/27/DASP 25 September 2012 Mekanisme Penyesuaian Kepemilikan Kartu Kredit

14 14/26/DKBU 19 September 2012 Pedoman Kebijakan

15 14/25/DPbS 12 September 2012 Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

16 14/24/DSM 07 September 2012 Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Lembaga Bukan Bank

17 14/23/DASP 31 Agustus 2012 Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/22/DASP Perihal Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/ atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia

18 14/22/DPM 08 Agustus 2012 Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia 19 Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005 Perihal Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

19 14/21/DPNP 18 Juli 2012 Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar

20 14/20/DPNP 27 Juni 2012 Prinsip Kehati-hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Lain

21 14/19/DASP 26 Juni 2012 Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/15/DASP Tanggal 18 Juni 2009 perihal Penyelenggaraan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia oleh Penyelenggara Kliring Lokal Selain Bank Indonesia

22 14/18/DPM 08 Juni 2012 Perubahan Keempat atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 Perihal Operasi Pasar Terbuka

Page 117: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 107

Tanggal Perihal

3. suraT edaran eksTern Bank IndonesIa (Lanjutan)

no nomor se

23 14/17/DASP 07 Juni 2012 Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

24 14/16/DPbS 31 Mei 2012 Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

25 14/15/DPM 10 Mei 2012 Perizinan, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi bagi PVA bukan Bank

26 14/14/DASP 18 April 2012 Tata Cara Penerbitan dan Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

27 14/13/DPNP 09 April 2012 Pencabutan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 23/15/BPPP tanggal 28 Februari 1991 perihal Kegiatan Bank di Pasar Modal

28 14/12/DSM 21 Maret 2012 Perubahan atas SEBI No. 13/33/DSM tanggal 30 Desember 2011 perihal Pelaporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa oleh Bank

29 14/11/DPM 21 Maret 2012 Perubahan Atas SE BI No. 10/42/DPD perihal Pembelian Valutas Asing terhadap Rupiah kepada Bank

30 14/10/DPNP 15 Maret 2012 Penerapan Manajamen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor

31 14/9/DPM 09 Maret 2012 Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 Perihal Operasi Terbuka

32 14/8/DPNP 06 Maret 2012 Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/15/DPNP tanggal 12 Juli 2006 perihal Laporan berkala Bank Umum

33 14/7/DPbS 29 Februari 2012 Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

34 14/6/DPM 13 Februari 2012 Tata Cara Pembelian dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Secara Outright Dari Bank Indonesia di Pasar Sekunder Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka Syariah

35 14/5/DSM 27 Januari 2012 Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/2/DSM tanggal 22 Januari 2009 Perihal Laporan Bulanan Bank Umum

36 14/4/DPNP 25 Januari 2012 Bank Umum

37 14/3/DPM 04 Januari 2012 Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antarbank

38 14/2/DPM 04 Januari 2012 Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank

39 14/1/DPM 04 Januari 2012 Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 118: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

108 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4. suraT edaran InTern Bank IndonesIa

Tanggal Perihalno nomor se

1 14/74/INTERN 28 Desember 2012 Petunjuk Pelaksanaan Pengamanan Dokumen Rapat Dewan Gubernur (RDG) mengenai Penetapan Kebijakan Umumm di Bidang Moneter

2 14/73/INTERN 28 Desember 2012 Pelaksanaan Ketentuan Devisa Hasil Ekspor (DHE)

3 14/72/INTERN 28 Desember 2012 Perubahan atas SEBI No. 13/38/INTERN tgl. 1 November 2011 tentang Sistematika Akun Anggaran dan Akun Rencana Investasi Bank Indonesia

4 14/71/INTERN 28 Desember 2012 Perubahan atas SE BI No. 13/4/INTERN tanggal 4 Februari 2011 perihal petunjuk Pelaksanaan Laporan Harian Bank Umum

5 14/70/INTERN 28 Desember 2012 Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Government Electronic Banking (Sistem BIG-EB)

6 14/69/INTERN 27 Desember 2012 Manajemen Dokumen Bank Indonesia (MDBI)

7 14/68/INTERN 26 Desember 2012 Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

8 14/67/INTERN 26 Desember 2012 Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Uji Kemampuran dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

9 14/66/INTERN 26 Desember 2012 Pedoman Pengawasan Rencana Bisnis Bank Umum

10 14/65/INTERN 21 Desember 2012 Perubahan Kesembilan atas SE BI No. 11/24/INTERN tgl. 30 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

11 14/64/INTERN 21 Desember 2012 Pedoman Pelaksanaan Ketentuan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Perkreditan Rakyat

12 14/63/INTERN 21 Desember 2012 Pedoman Pengawasan Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar

13 14/62/INTERN 21 Desember 2012 Pedoman Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko untuk Tahapan Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan

14 14/61/INTERN 21 Desember 2012 Pedoman Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko untuk Tahapan Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (Audit Working Plan)

15 14/60/INTERN 21 Desember 2012 Pedoman Pengawasan Bank Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak

16 14/59/INTERN 20 Desember 2012 Perubahan Kedelapan atas SEBI No. 11/24/INTERN tanggal 30 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

17 14/58/INTERN 19 Desember 2012 Pedoman Pelaksanaan Pajak Penghasilan Bank Indonesia

18 14/57/INTERN 03 Desember 2012 Penggunaan Voice Recording System

19 14/56/INTERN 30 November 2012 Pdoman Penyelesaian Transaksi Devisa

20 14/55/INTERN 19 November 2012 Pedoman Pelaksanaan Bilateral Repurchase Agreement antara Bank Indonesia dengan Bank Sentral/Otoritas Moneter dan Lembaga Supranasional

21 14/54/INTERN 07 November 2012 Pedoman Penetapan BPR High Risk dan Pemeriksaan Khusus BPR

22 14/53/INTERN 07 November 2012 Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Repo SBSN dengan BI dalam rangka OPT Syariah

23 14/52/INTERN 29 Oktober 2012 Perubahan ketujuh atas SE BI No. 11/24/INTERN tgl. 20 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

Page 119: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 109

4. suraT edaran InTern Bank IndonesIa (Lanjutan)

Tanggal Perihalno nomor se

24 14/51/INTERN 24 Oktober 2012 Perubahan Keenam atas SE BI No. 11/24/INTERN tgl. 20 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

25 14/50/INTERN 24 Oktober 2012 Organisasi Departemen Pengelolaan Sistem Informasi

26 14/49/INTERN 24 Oktober 2012 Pencabutan SE BI No. 29/3/LOKAL tgl. 29 Mei 1996 tentang Tatacara Penarikan, Penatausahaan, dan Pembayaran Kembali Pinjaman dari The Export Import Bank of The Republic of China – The International Economic Cooperation Development Fund (IECDP) untuk Proyek Pembiayaan Program Kredit Koperasi

27 14/48/INTERN 16 Oktober 2012 Tata Cara Penitipan Sementara Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia

28 14/47/INTERN 10 Oktober 2012 Pengelolaan Laporan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Lembaga Bukan Bank

29 14/46/INTERN 08 Oktober 2012 Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Pemerintah

30 14/45/INTERN 08 Oktober 2012 Pedoman Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Pemerintah dengan Menggunakan Letter Of Credit

31 14/44/INTERN 02 Oktober 2012 Petunjuk Pelaksanaan Program Sosial Bank Indonesia

32 14/43/INTERN 28 September 2012 Tunjangan Hari Tua bagi ADG Bank Indonesia

33 14/42/INTERN 28 September 2012 Tunjangan Hari Tua bagi Pegawai Bank Indonesia

34 14/41/INTERN 27 September 2012 Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Repurchase Agreement (REPO) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Standing Facilities Syariah

35 14/40/INTERN 27 September 2012 Prosedur Penatausahaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pemerintah, Pinjaman Dan Hibah Luar Negeri Bank Indonesia, Serta Surat Berharga Negara Dan Surat Berharga Bank Indonesia

36 14/39/INTERN 27 September 2012 Pedoman Pelaksanaan Fungsi Keagenan Bank Indonesia Dalam Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Pemerintah Serta Penertiban Surat Berharga Negara Di Pasar Keuangan International

37 14/38/INTERN 27 September 2012 Pedoman Pengelolaan Pinjaman Luar Negeri Bank Indonesia

38 14/37/INTERN 27 September 2012 Pedoman Pengelolaan Hibah Luar Negeri Bank Indonesia

39 14/36/INTERN 17 September 2012 Pedoman Penyediaan Likuiditas Valuta Asing Dalam Kerangka Protokol Manajemen Krisis

40 14/35/INTERN 17 September 2012 Pedoman Pelaksanaan Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Wilayah Kerja Kantor Pusat Bank Indonesia

41 14/34/INTERN 17 September 2012 Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Wilayah Kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia

42 14/33/INTERN 12 September 2012 Perubahan Kedua atas SEBI No. 12/88/INTERN tgl. 31 Desember 2010 tentang Bank Indonesia Sentralisasi Otomasi Sistem Akunting

43 14/32/INTERN 12 September 2012 Perubahan Kedua atas SEBI No. 8/50/INTERN tgl. 28 September 2006 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI)

44 14/31/INTERN 07 September 2012 Pelaksanaan Ketentuan Devisa Hasil Ekspor (DHE)

Page 120: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

110 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

4. suraT edaran InTern Bank IndonesIa (Lanjutan)

Tanggal Perihalno nomor se

45 14/30/INTERN 31 Agustus 2012 Perubahan Kelima atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/24/INTERN tgl. 30 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

46 14/29/INTERN 16 Agustus 2012 Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Data Laporan Bulanan Bank Umum

47 14/28/INTERN 30 Juli 2012 Pedoman Pengadaan dan Penggunaan Kustodian

48 14/27/INTERN 09 Juli 2012 Perubahan Keenam atas SE BI No. 8/10/INTERN Tgl. 14 Februari 2006 tentang Organisasi DPB1, DPB2, dan DPB3

49 14/26/INTERN 06 Juli 2012 Tata Tertib dan Tata Cara Penyelenggaraan Rapat Dewan Gubernur

50 14/25/INTERN 26 Juni 2012 Perubahan Kedua atas SE Nomor 7/61/INTERN tgl. 9 September 2005 tentang Organisasi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

51 14/24/INTERN 21 Juni 2012 Tata Cara Penyediaan Tiket Perjalanan Dinas Pegawai Bank Indonesia.

52 14/23/INTERN 21 Juni 2012 Pelaksanaan Fungsi Audit Intern di Bank Indonesia

53 14/22/INTERN 08 Juni 2012 Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Nomor 13/14/INTERN tanggal 9 Mei 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Operasi Pasar Terbuka.

54 14/21/INTERN 29 Mei 2012 Perubahan atas SE Nomor 9/60/INTERN tanggal 19 Desember 2007 tentang Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Syariah

55 14/20/INTERN 29 Mei 2012 Pedoman Pelaksanaan Ketentuan GWM dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

56 14/19/INTERN 29 Mei 2012 Perubahan Kedua SE Nomor 11/58/INTERN tanggal 8 September 2009 perihal Pedomam Pelaksanaan Quality Assurance melalui Forum panel pengawasan Bank Berdasarkan Risiko.

57 14/18/INTERN 28 Mei 2012 Sistem Pengelolaan Kredit Bank Indonesia

58 14/17/INTERN 11 Mei 2012 Pelaksanaan Pembayaran Remunerasi di Bank Indonesia

59 14/16/INTERN 4 Mei 2012 Perubahan Keempat atas SE BI Nomor 11/24/INTERN tanggal 30 April 2009 tentang Sistem Pemenuhan SDM Bank Indonesia

60 14/15/INTERN 01 Mei 2012 Pedoman Teknis Bank Performance Report (BPeR)

61 14/14/INTERN 16 April 2012 Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/38/INTERN tanggal 29 Juni 2009 Perihal Pengaturan Dokumen Bank Indonesia

62 14/13/INTERN 16 April 2012 Perubahan Kedua atas SE BI Nomor 12/63/INTERN tanggal 26 Oktober 2010 perihal Pedoman Pelaksanaan Ketentuan GWM Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing.

63 14/12/INTERN 9 April 2012 Perubahan Kelima atas SE Nomor 10/70/INTERN tanggal 27 November 2008 tentang Gaji dan Penghasilan Lain Pegawai Bank Indonesia

64 14/11/INTERN 9 April 2012 Pedoman Pelaksanaan Protokol Manajemen Krisis

65 14/10/INTERN 2 April 2012 Nama Jabatan, Nama dan Rubrik Satuan Kerja dan Unit Kerja di Bank Indonesia

66 14/9/INTERN 30 Maret 2012 Organisasi Direktorat Statistik Moneter

67 14/8/INTERN 30 Maret 2012 Sistem Informasi Perbankan (SIP)

Page 121: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 111

4. suraT edaran InTern Bank IndonesIa (Lanjutan)

Tanggal Perihalno nomor se

68 14/7/INTERN 09 Maret 2012 Perubahan Atas Surat Edaran Nomor 13/27/INTERN Tangal 29 Juli 2011 Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pembelian Surat Berharga Syariah Negara Jangka Pendek oleh Bank Indonesia di Pasar Perdana.

69 14/6/INTERN 09 Maret 2012 Perubahan Kedua atas Surat Edaran Nomor 13/14/INTERN Tanggal 9 Mei 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Transaksi Operasi Pasar Terbuka.

70 14/5/INTERN 13 Februari 2012 Petunjuk Pelaksanaan Pembelian dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Secara Outright Dari Bank Indonesia di Pasar Sekunder Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka Syariah

71 14/4/INTERN 10 Februari 2012 Bank Indonesia Sistem Manajemen Aktiva Tetap dari Aktiva Tidak Berwujud (BISMA).

72 14/3/INTERN 24 Januari 2012 Pedoman Penilaian Pengawasan Dini Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

73 14/2/INTERN 12 Januari 2012 Bank Indonesia Sentralisasi Otomasi Sistem Akunting Sub Sistem Administrasi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI-SOSA Subsistem Admin KPw).

74 14/1/INTERN 04 Januari 2012 Perubahan atas SE No. 9/11/INTERN tanggal 30 Maret 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

Page 122: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Lampiran • Produk Hukum Bank Indonesia Selama Tahun 2012

112 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 123: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Istilah

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 113

DAFTARISTILAH

Administered price :

Biaya Operasional Pendapatan : Operasional (BOPO)

BI Rate :

Bank Indonesia Real-Time Gross : Settlement (BI-RTGS)

Bank Indonesia – Scripless : Securites Settlement System (BI-SSSS)

Cadangan Devisa :

Capital Adequacy Ratio (CAR) :

Deposit Facility :

Early Warning System (EWS) :Financial Inclusion (Keuangan : Inklusif)

Financial Stability Index :

Financing to deposit ratio (FDR) : atau Loan to deposit ratio (LDR)

Harga barang/jasa yang diatur oleh Pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.Rasio efisiensi bank yang mengukur beban operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin tidak efisien operasi bank.Suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.Bank Indonesia Real-Time Gross Settlement, merupakan sistem transfer dana secara elektronik antar peserta Sistem BI-RTGS dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.Bank Indonesia – Scripless Securites Settlement System, merupakan sarana transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaanya dan penatausahaan Surat Berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara Peserta, Penyelenggara dan Sistem BI-RTGS.Cadangan devisa negara yang dikuasai oleh Bank Indonesia yang tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia, yang antara lain berupa emas, uang kertas asing, dan tagihan dalam bentuk giro, deposito berjangka, wesel, surat berharga luar negeri dan lainnya dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran luar negeri.Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).Penempatan dana rupiah oleh Bank di Bank Indonesia dalam rangka operasi moneter.Sistem Peringatan Dini.Suatu kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk meniadakan segala bentuk hambatan baik yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam menggunakan dan/atau memanfaatkan layanan jasa keuangan.Indikator kinerja stabilitas sistem keuangan Indonesia secara keseluruhan yang mencakup perbankan, pasar saham dan pasar obligasi, dan membantu mengidentifikasi potensi tekanan di sistem keuangan.Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. FDR digunakan untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank umum.

Page 124: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Istilah

114 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Foreign Direct Investment (FDI) :

Good Governance :Imported inflation :

Inflasi Indeks Harga Konsumen : (IHK)

Investment Grade (Peringkat : Investasi)Jakarta InterBank Offered Rate : (JIBOR)Kliring :

Inflasi inti :

Likuiditas :

Makroprudensial :

National Payment Gateway :

Neraca Pembayaran Indonesia :

Non Performing Loan (NPL) :

Non Performing Financing (NPF) :

Operasi Moneter :Pasar Uang Antar Bank : (PUAB O/N)

Pemberian pinjaman atau pembelian kepemilikan perusahaan di luar wilayah negaranya sendiri.Tata kelola organisasi yang baik dan sehat.Inflasi yang disebabkan karena adanya perubahan harga di luar negeri dan atas perubahan nilai tukar.Kenaikan harga barang yang diukur dari perubahan indeks konsumen, yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa kebutuhan masyarakat luas.Peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka

Suku bunga indikasi penawaran dalam transaksi PUAB di Indonesia yang berasal dari kontributor JIBOR.Perhitungan utang piutang antara para peserta kliring secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan suat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan (clearing).Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices. Kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat; sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (liquidity).Kegiatan pemantauan dan analisis kinerja lembaga keuangan secara industri dalam kerangka pengawasan terhadap sistem keuangan.Kebijakan yang menitikberatkan pada upaya mengarahkan industri pembayaran untuk bekerjasama menciptakan platform standar sistem atau infrastruktur yang dapat digunakan secara bersama.Suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.Kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.Pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dalam rangka pengendalian moneter melalui Operasi Pasar Terbuka dan Koridor Suku Bunga (Standing Facilities).Kegiatan pinjam meminjam dalam rupiah dan/atau valuta asing antar Bank Konvensional dengan jangka waktu satu hari (overnight).

Page 125: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Istilah

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012 115

Profitabilitas :

Quantitative easing :Rencana Bisnis Bank :

Risk Based Supervision :

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) :

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) :

Surat Utang Negara (SUN) :

Sovereign Credit Rating :

Strategy Map :

Term Deposit :

Transaksi Reverse Repo :

Uang Kartal :

Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.Program pelonggaran kuantitatif.Dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha Bank jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun), termasuk strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki kinerja usaha, dan rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan.Pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking) dimana pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk) pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control system).Surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.Suku bunga terendah yang digunakan sebagai dasar bagi Bank dalam penentuan suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah Bank.Surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang berlaku.Peringkat hutang dari suatu lembaga negara yang berdaulat yaitu pemerintah. Sovereign Credit Rating mengindikasikan tingkat resiko dari sebuah lingkungan investasi dari suatu negara dan digunakan oleh investor asing yang ingin berinvestasi di negara tersebut Interelasi antara pengukuran-pengukuran yang terkait satu sama lain dalam hubungan sebab akibat, yang menggambarkan strategi organisasi Bank Indonesia.Penempatan dana rupiah milik peserta Operasi Moneter secara berjangka di Bank Indonesia. Term deposit dapat dicairkan sebelum jatuh waktu (early redemption) sepanjang memenuhi persyaratan tertentu dan atas pencairan tersebut dikenakan biaya.Transaksi pembelian Surat Berharga oleh peserta Operasi Pasar Terbuka (OPT) dari Bank Indonesia, dengan kewajiban penjualan kembali oleh peserta OPT sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakatiUang kertas dan uang logam yang dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Indonesia dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.

Page 126: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Istilah

116 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

Unqualified Opinion :

Volatile food :

Pendapat wajar tanpa pengecualian, diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat berfluktuasi.

Page 127: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Singkatan

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 Tahun 2012 117

DAFTARSINGKATAN

AMRO : ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

API : Arsitektur Perbankan Indonesia

APMK : Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

ASEAN : The Association of Southeast Asian Nations

ASEAN+3 : ASEAN + Jepang, China, Korea

ATM : Anjungan Tunai Mandiri

ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Bapepam-LK : Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan

BBM : Bahan Bakar Minyak

BCBS : Basel Committee on Banking Supervision

BI : Bank Indonesia

BI-CAC : Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center

BI-ETP : Bank Indonesia-Electronic Trading Platform

BI-RTGS : Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement

BIS : Bank for International Settlement

BI-SSSS : Bank Indonesia-Scripless Security Settlement System

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

BPD : Bank Pembangunan Daerah

BPK RI : Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

BPR : Bank Perkreditan Rakyat

BPRS : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

bps : Basis Point

BRC : BPD Regional Champion

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BUS : Bank Umum Syariah

CAR : Capital Adequacy Ratio

CCP : Central Counterparty

CDS : Credit Default Swap

CEMA : Capital Equivalency Maintained Assets

CMIM : Chiang Mai Initiative Multilateralization

CMP : Crisis Management Protocol

CP : Consultative Paper

Page 128: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Singkatan

118 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

CRATA : Comprehensive, Realible, Accuracy, Timeliness dan Accessible

DF : Deposit Facility

DHE : Devisa Hasil Ekspor

DPK : Dana Pihak Ketiga

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

EDW : Enterprise Data Warehouse

EMEAP : The Executives’ Meeting of East Asia Pacific Central Banks

FDI : Foreign Direct Investment

FDR : Financing to Deposit Ratio

FGD : Focus Group Discussion

FIN : Financial Identity Number

FKSSK : Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan

FLS : Financial Literacy Survey

FPJP : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek

FPJPS : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah

FSI : Financial Stability Index

FTV : Financing to Value

GCG : Good Corporate Governance

GDP : Gross Domestic Product

GKG : Gabah Kering Giling

GMRA : Global Master Repo Agreement

GWM : Giro Wajib Minimum

IDI : Informasi Debitur Individual

IFRS : International Financial Reporting Standard

IFSB : International Financial Stability Board

IHK : Indeks Harga Konsumen

IMFC : International Monetary Financial Committee

IRU : Investor Relations Unit

IRS : Interest Rate Swap

JIBOR : Jakarta Interbank Offered Rate

KI : Kredit Investasi

KK : Kredit Konsumsi

KMK : Kredit Modal Kerja

KPJU : Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

KPw BI : Kantor Perwakilan Bank Indonesia

KSSK : Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan

KTI : Kawasan Timur Indonesia

KUR : Kredit Usaha Rakyat

LBU/S : Laporan Bank Umum/Syariah

LDR : Loan to Deposit Ratio

Page 129: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Singkatan

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 Tahun 2012 119

LK : Laporan Keuangan

LKTBI : Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia

LPS : Lembaga Penjamin Simpanan

LSMK : Laporan Statistik Moneter dan Keuangan

LTV : Loan to Value

MoU : Memorandum of Understanding

Mtm : Month to month

NAD : Neraca Arus Dana

NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia

NPF : Non Performing Financing

NPG : National Payment Gateway

NPI : Neraca Pembayaran Indonesia

NPL : Non Performing Loan

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

PBB : Performance Based Budgeting

PBC : Performance Based Culture

PBI : Peraturan Bank Indonesia

PDB : Produk Domestik Bruto

PDG : Peraturan Dewan Gubernur

PDN : Posisi Devisa Neto

PER : Profit Equalization Reserves

Perbarindo : Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia

PHR : Perdagangan, Hotel dan Restoran

PIHPS : Pusat Informasi Harga Pangan Strategis

PKE : Pembiayaan Kepemilikan Emas

PMK : Protokol Manajemen Krisis

POLRI : Kepolisian Republik Indonesia

PP : Perusahaan Pembiayaan

PPATK : Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keungan

PPKD : Perusahaan Penjamin Kredit Daerah

PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSBI : Program Sosial Bank Indonesia

PSP : Pemegang Saham Pengendali

PUAB : Pasar Uang Antar Bank

PUAB O/N : Pasar Uang Antar Bank Overnight

QIS : Quantitative Impact Study

qtq : quarter to quarter

RBBR : Risk Based Bank Rating

RI : Republik Indonesia

ROA : Return on Assets

RR-SBN : Reverse Repo-Surat Berharga Negara

Page 130: BANK INDONESIA · Daftar Tabel ... 2.12. Volatilitas Mata Uang Regional Asia ... 2.14. Kinerja Nilai Tukar Rupiah dan Mata Uang Regional ...

Daftar Singkatan

120 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank IndonesiaTriwulan IV - 2012 dan Tahun 2012

RTGS : Real Time Gross Settlement

RUU : Rancangan Undang-Undang

SBDK : Suku Bunga Dasar Kredit

SBI : Sertifikat Bank Indonesia

SBN : Surat Berharga Negara

SDM : Sumber Daya Manusia

SHPR : Survei Harga Properti Residensial

SID : Sistem Informasi Debitur

SIP : Sistem Informasi Perbankan

SK : Survei Konsumen

SKB : Surat Keputusan Bersama

SKDU : Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI : Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

SP : Survei Perbankan

SPE : Survei Penjualan Eceran

SPIME : Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi

SRG : Sistem Resi Gudang

SSB : Surat-Surat Berharga

STKE : Sistem Transfer Kredit Elektronik

SULNI : Statistik Utang Luar Negeri Indonesia

SUSPI : Statistik Utang Sektor Publik Indonesia

TD : Term Deposit

Tipibank : Tindak Pidana Perbankan

TNI-AL : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut

ToT : Training of Trainer

TPI : Tim Pengendali Inflasi

TPID : Tim Pengendali Inflasi Daerah

ULN : Utang Luar Negeri

UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah

UU : Undang-Undang

UUS : Unit Usaha Syariah

UYD : Uang yang Diedarkan

Valas : Valuta Asing

XBRL : eXtensible Business Reporting Language

YKK-BI : Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia

yoy : year on year

ytd : year to date