Bani Nugraha 1210702008 Makalah Suhe (Tetanus)

18
TETANUS Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Hewan Disusun Oleh : BANI NUGRAHA 1210702008 BIOLOGI 4a JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

Transcript of Bani Nugraha 1210702008 Makalah Suhe (Tetanus)

TETANUSDitujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Hewan

Disusun Oleh :

BANI NUGRAHA 1210702008 BIOLOGI 4a

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunianya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Tetanus Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Amiiin

Bandung, Mei 2012

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2 C. Tujuan.................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tetanus ............................................................................................... 3 B. Penyebab Tetanus ................................................................................................. 4 C. Klasifikasi ............................................................................................................ 5 D. Karakteristik ........................................................................................................ 6 E. Hubungan sebab akibat Gejala ............................................................................ 6 F. Infeksi ................................................................................................................... 8 G. Gejala .................................................................................................................... 8 H. Diagnosa .............................................................................................................. 10 I. Pencegahan .......................................................................................................... 11 J. Pengobatan .......................................................................................................... 12 BAB III PENUTUP III. Kesimpulan .......................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman. Tetanus merupakan penyakit infeksi yang ditandai gejala-gejala neurologik yaitu adanya spasme dan kenaikan tonus otot yang disebabkan tetani spasmin. Spora dari Clostridium tetani ini hidup vertahun-tahun dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri ini jika masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi baik pada luka yang dalam maupun yang dangkal. Sebenarnya bukan bakteri tersebut yang menyebabkan infeksi, melainkan racun dari bakteri yang membuat penderita terinfeksi. Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri anaerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi, baik pada luka yang dalam maupun pada luka yang dangkal. Selain itu, setelah proses persalinan, bisa juga terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (disebut dengan tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, bukan dari bakteri itu sendiri. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.

1

B. Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan Tetanus? Apa penyebab penyakit Tetanus ? Bagaimana klasikfikasi bakteri penyebab Tetanus? Bagaimana karakteristik Tetanus? Bagaimana hubungan sebab akibat pada penyakit Tetanus? Bagaimana infeksinya? Apa saja gejalanya? Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tetanus? Bagaimana cara pencegahannya? Bagaimana cara pengobatannya?

C. Tujuan Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tetanus. Untuk mengetahui penyebab penyakit Tetanus. Untuk mengetahui klasifikasi bakteri penyebab Tetanus. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Tetanus. Untuk mengetahui hubungan sebab akibatnya. Untuk mengetahui infeksinya. Untuk mengetahui apa saja gejalanya. Untuk mengetahui cara mendiagnosa penyakit Tetanus. Untuk mengetahui cara pencegahannya. Untuk mengaetahui cara pengobatannya.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tetanus Tetanus merupakan penyakit infeksi yang ditandai gejala-gejala neurologik yaitu adanya spasme dan kenaikan tonus otot yang disebabkan tetani spasmin. Spora dari Clostridium tetani ini hidup vertahun-tahun dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri ini jika masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi baik pada luka yang dalam maupun yang dangkal. Sebenarnya bukan bakteri tersebut yang menyebabkan infeksi, melainkan racun dari bakteri yang membuat penderita terinfeksi. Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Tetanus adalah penyakit menular disebabkan oleh kontaminasi luka dari bakteri yang hidup di tanah. Bakteri Clostridium tetani adalah organisme penyebab penyakit tetanus yang mampu hidup bertahun-tahun di tanah dalam bentuk spora. Bakteri ini pertama kali diisolasi pada tahun 1899 oleh S. Kitasato ketika ia sedang bekerja dengan R. Koch di Jerman. Kitasato juga menemukan toksin tetanus dan bertanggung jawab untuk mengembangkan vaksin pelindung pertama melawan penyakit tetanus. Tetanus terjadi ketika luka menjadi terkontaminasi dengan spora bakteri. Infeksi akan berlangsung ketika spora menjadi aktif dan berkembang menjadi bakteri gram positif yang berkembang biak dan menghasilkan toksin yang sangat kuat (racun) kemudian mempengaruhi otot. Spora tetanus ditemukan di seluruh lingkungan, biasanya di tanah, debu, dan kotoran hewan. Lokasi yang biasa bagi bakteri untuk masuk ke tubuh oleh luka tusuk, seperti yang disebabkan oleh paku berkarat, pecahan, atau gigitan serangga. Tetanus membuat kejang otot tidak terkendali, kadang-kadang disebut kejang mulut. Dalam kasus yang berat, otot-otot yang digunakan untuk bernapas bisa kejang, menyebabkan kekurangan oksigen ke otak dan organ lain yang mungkin bisa mengakibatkan kematian. Penyakit pada manusia adalah hasil dari infeksi luka dengan spora bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan toksin tetanospasmin yang bertanggung jawab untuk menyebabkan tetanus. Tetanospasmin mengikat saraf motorik yang3

mengontrol otot, memasuki akson (filamen yang memanjang dari sel-sel saraf), dan perjalanan dalam akson sampai mencapai tubuh saraf motorik di sumsum tulang belakang atau otak (proses transportasi intraneuronal disebut retrograde). Kemudian toksin bermigrasi ke dalam sinaps (ruang kecil antara sel-sel saraf penting untuk transmisi sinyal di antara sel saraf) di mana ia mengikat ke terminal saraf presynaptic dan menghambat atau menghentikan pelepasan neurotransmitter inhibisi tertentu (glisin dan asam gammaaminobutyric). Karena saraf motorik tidak memiliki hambat sinyal dari saraf lainnya, sinyal kimia pada saraf motorik dari otot semakin intensif, menyebabkan otot untuk memperketat kontraksi terus-menerus atau kejang. Jika tetanospasmin mencapai aliran darah atau pembuluh limfatik dari situs luka, dapat disimpan di banyak terminal presynaptic berbeda sehingga efek yang sama pada otot lain.

B. PENYEBAB Tetanus adalah toksemia akut yang disebabkan bakteri Clostridium tetani yang berhasil masuk ke dalam luka yang menyediakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhannya. Penyakit ini menyerang sistem syaraf pusat. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti dengan otot-otot seluruh badan. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3 12 hari, namun dapat akut 1 2 hari dan kadang lebih dari satu bulan; makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman C. tetani dengan susunan syaraf pusat, dengan interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit; makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang. 50 % kematian biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi, baik pada luka yang dalam maupun pada luka yang dangkal. Selain itu, setelah proses persalinan, bisa juga terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (disebut dengan tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, bukan dari bakteri itu sendiri.

4

Manifestasi klinis tetanus disebabkan ketika toksin tetanus masuk ke sistem syaraf pusat. Pengaruh toksin adalah menghalangi pelepasan neurotransmiter inhibisi (glisin dan asam amino butirat-gamma) di celah sinaptik, yang diperlukan untuk menghambat impuls syaraf. Hal ini menyebabkan kontraksi otot dan kejang dimana mula-mula yang terjadi adalah sardonicus risus (senyum kaku), trismus (umumnya dikenal sebagai rahang kunci), dan opisthotonus (kaku, melengkung kembali). Pasien juga mungkin mengalami demam, banyak berkeringat, denyut nadi cepat, gelisah, dan kejang otot. Kebisingan dan cahaya dapat menyebabkan kejangpada seseorang dengan tetanus. Tetanus tidak menular dari orang ke orang dan merupakan penyakit yang bisa dicegah melalui vaksinasi. Infeksi Clostridium tetani tidak mengakibatkan kekebalan tetanus, dan vaksinasi tetanus harus diberikan segera setelah pasien stabil.

C. KLASIFIKASI Clostridium tetani adalah bakteri anaerob Gram positif batang. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, khususnya tanah yang diberi pupuk, dan dalam saluran usus dan kotoran berbagai hewan. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitin, tidak memecah protein dan tidak memfermentasikan sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Bakteri ini menghasilkan gelatinase dan indol positif. Klasifikasi Ilmiah Kingdom Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Bacteria : Firmicutes : Clostridia : Clostridiales : Clostridiaceae : Clostridium : Clostridium tetani

Selama pertumbuhan vegetatif, organisme ini tidak dapat bertahan dengan adanya oksigen dan sensitif terhadap panas. Bakteri ini menghasilkan spora terminal yang bentuknya menyerupai raket tenis atau stik drum. Spora Clostridium tetani sangat kuat5

karena mereka tahan terhadap panas dan antiseptik. Clostridium tetani menghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. Tetanolysin tidak diketahui fungsinya sedangkan tetanospasmin adalah neurutoksin yang menyebabkan manifestasi klinis tetanus. Tetanospasmin didistribusikan dalam sistem darah dan limfatik host. Dosis minimal yang menyebabkan kematian pada manusia diperkirakan 2,5 nanogram per kilogram berat badan.

D. KARAKERISTIK Clostridium tetani adalah bakteri gram positif berbentuk batang, anaerobic berspora, motil, memproduksi eksotoksin, berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,40,5 mikron. Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8F (121C) selama 1015 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Costridium tetani menghasilkan 2 eksotosin yaitu tetanospamin dan tetanolisin. Penyakit tetanus disebabkan oleh tetanospamin. Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin (tetanospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau 175 nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif.

E. HUBUNGAN SEBAB AKIBAT Terpapar kuman clostridium tetani

Eksotoksin

Pengangkutan toksin 6 melewati saraf motorik

Ganglion sumsum tulang belakang

Otak

Saraf otonom

Tonus otot

Menempel pada cerebral Gangliosides

Mengenai saraf Simpatis

Menjadi kaku

Kekakuan dan kejang Khas Pada Tetanus

-Keringat Berlebih -Hipertemi -Hiportomi -Aretmia

Hilangnya keseimbangan tonus otot

-Takikardi

Kekakuan otot

Hipoksia berat

Sistem pencernaan

Sistem pernafasan O2 di otak

Kesadaran

-Ggn. Eliminasi -Ggn. Nutrisi (< dr. kebut)

-Ketidakefektifan jalan jalan nafas -Gangguan Komunikasi Verbal

-PK. Hipoksemia -Ggn. Perfusi Jaringan -Ggn. Pertukaran Gas -Kurangnya pengetahuan Orang tua-Dx,Prognosa, Perawatan

7

F. INFEKSI Tetanus terutama ditemukan di daerah tropis dan merupakan penyakit infeksi yang penting baik dalam prevalensinya maupun angka kematiannya yang masih tinggi . Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang biasa mendatangkan kematian. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Toksin, tetanospasmin, diproduksi pada masa pertumbuhan sel,sporulasi dan lisis. Toksin ini akan mencapai sistem syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal cord. Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium tetani sehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah: a) Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas b) Luka bakar tingkat 2 dan 3 c) Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya d) Luka-luka di bawah kuku e) Ulkus kulit yang iskemik f) Luka bekas suntikan narkoba g) Bekas irisan umbilicus pada bayi h) Endometritis sesudah abortus septic i) Abses gigi j) Mastoiditis kronis j) Ruptur apendiks k) Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja

G. GEJALA Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Gejala ini biasanya mulai terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu. Nyeri pada tulang rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan, Gangguangangguan dari luar yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, dapat memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama terjadinya kejang di8

seluruh tubuh, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang pada tenggorokan. Hal tersebut menyebabkan gangguan pernafasan sehingga penderita akan kekurangan oksigen. Tetanus biasanya terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka itu bisa menetap selama beberapa minggu. Akhirnya dapat mengakibatkan kematian pharmacy online without prescription akibat sesak atau sukar bernafas. Tetanus sendiri tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Umumnya penyakit tetanus mudah menyerang pada mereka yang belum pernah menerima vaksinasi tetanus atau pada mereka yang pernah mendapatkan vaksinasi namun lebih dari 10 tahun yang lalu. Pasien yang terkena penyakit tetanus harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Tetanus neonatorum umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi. Gejala tetanus pada bayi terjadi 3-10 hari setelah persalinan, bayi menangis terus menerus dan tidak mau menyusui, tubuhnya demam, daerah pusat tampak kotor dan meradang, memerah, dan membengkak akibat infeksi. Tetanus dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju, tingkat kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu antibodi dari ibu kepada bayinya yang berada di dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut. Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-12 hari, kadang masa inkubasi singkat selama 1-2 hari atau panjang lebih dari satu bulan. Makin pendek masa inkubasi, makin buruk

prognosisnya. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman Clostridium tetani dengan susunan saraf pusat, dan interval antara terjadinya luka dengan permulaan penyakit. Makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin panjang. Saat gejala muncul kesadaran tetap ada dan rasa sakit sangat hebat. kematian biasanya karena gangguan alat-alat pernafasan. Angka kematian pada tetanus yang menyeluruh biasanya kurang lebih 50%.

9

Opistotonus

Secara klinis tetanus dibedakan menjadi : 1. Tetanus Lokal 2. Ditandai dengan rasa nyeri dan spasmus otot di bagian proksimal luka karena hanya sedikit toksin yang masuk. Memiliki tingkat mortilitas yang rendah. 3. Tetanus Umum 4. Pada awalnya terjadi kekakuan otot kepala dan otot leher, kemudian menyebar secara kaudal ke seluruh tubuh. Trismus yang menetap menyebabkan ekspresi wajah yang karakteristik berupa risus sardonicus. Terjadi opistotonos karena spasme otot pungggung. Selama periode ini penderita berada dalarn kesadaran penuh 5. Tetanus 6. Biasanya terjadi disfungsi saraf cranial local dengan trauma kepala atau infeksi telinga tengah. Memilliki tingkat mortilitas yang tinggi. H. DIAGNOSA Diagnosis tetanus ditegakan berdasarkan gejala-gejala klinik yang khas. Secara bakteriologi biasanya tidak diharuskan oleh karena sukar sekali mengisolasi Clostridium tetani10

dari luka penderita , yang kerap kali sangat kecil dan sulit dikenal kembali oleh penderita sekalipun. Diagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien sewaktu istirahat, berupa : 1.Gejala klinik Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic smile ).

2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka adakalanya sudah dilupakan. 3. Kultur: C. tetani (+). 4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria. I. PENCEGAHAN Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satusatunya cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia 2 bulan, dengan cara pemberian imunisasi aktif (DPT atau DT). Sedangkan pada dewasa, sebaiknya menerima booster. Pada seseorang yang memiliki luka, jika: 1. imunisasi aktif dengan toksoid 2. perawatan luka menurut cara yang tepat 3. penggunaan antitoksi profilaksis 4. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut 5. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi 6. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan. Perlu diketahui, tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian tersebut biasanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua, dan pemakai obat suntik. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan yang mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.11

J. PENGOBATAN Pengobatan tetanus dilakukan dengan cara menetralisir racun, yaitu dengan cara diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin biasanya diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya juga bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot.

1. Antibiotika : Diberikan parenteral Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10 hari, IM. Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan Peniciline dosis 50.000 Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 710 hari. Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin dosis 30-40 mg/kgBB/ 24 jam, tetapi dosis tidak melebihi 2 gram dan diberikan dalam dosis terbagi ( 4 dosis ). Bila tersedia Peniciline intravena, dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari. Antibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetatif dari C.tetani, bukan untuk toksin yang dihasilkannya. Bila dijumpai adanya komplikasi pemberian antibiotika broad spektrum dapat dilakukan. 2. Antitoksin Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh diberikan secara intravena karena TIG mengandung "anti complementary aggregates of globulin ", yang mana ini dapat mencetuskan reaksi allergi yang serius. Bila TIG tidak ada, dianjurkan untuk menggunakan tetanus antitoksin, yang berawal dari hewan, dengan dosis 40.000 U, dengan cara pemberiannya adalah : 20.000 U dari antitoksin dimasukkan kedalam 200 cc cairan NaC1 fisiologis dan diberikan secara intravena, pemberian harus sudah diselesaikan dalam waktu 30-45 menit. Setengah dosis yang tersisa (20.000 U) diberikan secara IM pada daerah pada sebelah luar.

12

3.Tetanus Toksoid Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda. Pemberian dilakukan secara I.M. Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai.

4. Antikonvulsan Penyebab utama kematian pada tetanus neonatorum adalah kejang klonik yang hebat, muscular dan laryngeal spasm beserta komplikaisnya. Dengan penggunaan obat obatan sedasi/muscle relaxans, diharapkan kejang dapat diatasi. Contohnya : - Diazepam 0,5 1,0 mg/kg Berat badan / 4 jam (IM) - Meprobamat 300 400 mg/ 4 jam (IM) - Klorpromasin 25 75 mg/ 4 jam (IM) - Fenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM)

Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Obat tertentu bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

13

BAB III PENUTUP III. KESIMPULAN Tetanus merupakan penyakit infeksi yang ditandai gejala-gejala neurologik yaitu adanya spasme dan kenaikan tonus otot yang disebabkan tetani spasmin. Spora dari Clostridium tetani ini hidup vertahun-tahun dalam tanah dan kotoran hewan. Bakteri ini jika masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan infeksi baik pada luka yang dalam maupun yang dangkal. Sebenarnya bukan bakteri tersebut yang menyebabkan infeksi, melainkan racun dari bakteri yang membuat penderita terinfeksi. Tetanus adalah toksemia akut yang disebabkan bakteri Clostridium tetani yang berhasil masuk ke dalam luka yang menyediakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhannya. Penyakit ini menyerang sistem syaraf pusat. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti dengan otot-otot seluruh badan. Clostridium tetani adalah bakteri anaerob Gram positif batang. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, khususnya tanah yang diberi pupuk, dan dalam saluran usus dan kotoran berbagai hewan. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitin, tidak memecah protein dan tidak memfermentasikan sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Clostridium tetani adalah bakteri gram positif berbentuk batang, anaerobic berspora, motil, memproduksi eksotoksin, berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8F (121C) selama 1015 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku (trismus), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya pada seluruh tubuh. Gejala ini biasanya mulai terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu. Nyeri pada tulang rahang dan gigi seringkali membuat pasien sulit untuk membuka mulutnya atau untuk menelan makanan, Gangguangangguan dari luar yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, dapat memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.14

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satusatunya cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia 2 bulan, dengan cara pemberian imunisasi aktif (DPT atau DT). Pengobatan tetanus dilakukan dengan cara menetralisir racun, yaitu dengan cara diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin biasanya diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya juga bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot.

DAFTAR PUSTAKA D.A.Pratiwi.2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.http://doktersehat.com/tetanus-penyakit-mematikan-karena-luka/ http://turunberatbadan.com/1826/tetanus-sejarah-pengertian-dan-penyebabnya/ http://www.info-sehat.com/inside_level2.asp?artid=1237&secid=&intid=8

Pelczar dan Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Suripto.1994. Diktat Kuliah Struktur Hewan. Bandung : ITB.

15