Bangunan Unik Di Indonesia

download Bangunan Unik Di Indonesia

of 6

description

Bangunan Unik Di Indonesia

Transcript of Bangunan Unik Di Indonesia

Benteng Keraton Wolio

Benteng Keraton Wolio dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Buton ketiga, La Sangaji, pada abad ke-15. Kompleks benteng ini cukup unik seperti membentuk huruf dal. Ini adalah huruf ke delapan pada alfabet bahasa Arab atau huruf terakhir nama Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam. Benteng berbentuk huruf 'dal' dalam aksara Arab ini, disusun dari batu kapur dan pasir. Luasnya mencapai 22,8hektar dengan panjang keliling tembok 2.740 meter. Adapun tingginya berkisar antara 1 meter hingga 8 meter dengan ketebalan tembok 0,5 meter - 2 meter. Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar itu, didaulat sebagai benteng terluas di nusantara versi Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2008. Benteng Keraton Wolio berlokasi di atas tebing Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi juga dikenal sebagai Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut Tamansari Sunyaragi. Tamansari Sunyaragi dibangun pada 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen. Gua ini memiliki keunikan pada bangunannya. Arsitektur gua berbentuk gunung-gunungan, seperti rumah semut. Gua juga dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya. Gua Sunyaragi Cirebon terletak di Jl. Brigjen Darsono, Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Gunongan

Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda membangun sebuah gunung kecil yang disebut Gunongan untuk membahagiakan sang permaisuri. Gunongan dianggap sebagai miniatur bukit yang mengelilingi istana Putri Phang di Pahang. Gunongan memiliki bangunan yang tidak besar. Bangunan ini berbentuk unik seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Gunongan berdiri dengan tinggi 9,5 meter. Gunongan terletak di Jl. Teuku Umar, Banda Aceh.

Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu dibangun oleh Raja Gowa ke IX Daeng Matanre tumaparisi Kallonna pada abad ke XVI (1550 1650). Keunikan Bangunan ini dibangun dari tanah liat dan putih telur sebagai pengganti semen. Benteng kokoh ini berbentuk segi empat, dengan panjang sekitar 2 kilometer, tinggi 7-8 meter, dan luasnya sekitar 1.500 hektar. Seluruh bangunan benteng dipagari dengan dinding yang cukup tebal. Benteng ini terletak di Jalan Daeng Tata, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Taman Sari

Taman Sari ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi pada tahun 1683 menurut penanggalan tahun Jawa atau tahun 1757 Masehi. Pada masanya, fungsi dari istana air ini tak hanya sebagai sarana rekreasi para Sultan Yogyakarta beserta keluarganya, namun juga sebagai tempat menyepi, merenung atau beribadah. Bahkan, juga sebagai benteng pertahanan. Taman Sari lokasinya hanya sekitar 0,5 km sebelah selatan Kraton Jogjakarta.

Danau Tasik Ardi

Danau Tasikardi dibuat pada masa pemerintahan Panembahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580 M), putra Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Kerajaan Banten. Tasik berarti danau dan Ardi berati buatan. Danau yang dikenal dengan Situ Tasikardi berfungsi menampung air dari Sungai Cibanten untuk mengairi areal persawahan dan memenuhi pasokan air bagi keluarga keraton dan masyarakat sekitarnya. Keunikannya sebelum air digunakan, terlebih dulu diendapkan di pengindelan abang (penyaringan merah), pengindelan putih (penyaringan putih), dan pengindelan emas (penyaringan emas). Ini merupakan teknologi penyaringan yang cukup modern. Di tengah Danau Tasikardi terdapat sebuah pulau kecil seluas 44 x 44 meter persegi dimana di dalamnya terdapat sebuah rumah kecil. Situs Danau Tasikardi terletak di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.

Benteng Liya Togo

Konstruksi benteng yang tersusun atas batu-batu tanpa menggunakan perekat semen, merupakan keunikan tersendiri dari benteng peninggalan Kesultanan Buton ini. Benteng Liya Togo yang tersusun dari batu-batu itu dibangun di atas lahan seluas 30 hektare lebih. Benteng Liya Togo terletak di Desa Liya Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.Istana Wong Sinting

Rumah yang terletak di Jakarta Timur ini merupakan milik paranormal Ki Joko Bodo. Ki Joko Bodo memberi judul yang terpampang secara mencolok di dinding depan rumahnya dengan tajuk 'Istana Wong Sintinx' (Istana Orang Gila). Rumah ini unik dengan kehadiran simbol burung hantu dan ular naga di bagian teratas.

Rumah Patung Gurita

Patung gurita yang nemplok di atap sebuah rumah di Bandung ini membuat rumah ini terlihat unik. Patung gurita itu difungsikan sebagai payung untuk menaungi ruang makan yang berada di bawahnya. Masyarakat mengenal rumah ini sebagai rumah gurita.

Rumah Pohon

Di Papua, suku Korowai membangun rumah mereka di atas pohon. Beberapa rumah mereka bahkan bisa mencapai ketinggian sampai 50 meter dari permukaan tanah. Masyarakat adat Korowai dijuluki 'orang pohon' karena selalu membuat rumah yang bertengger di atas pepohonan.

Rumah Domes

Rumah domes terdapat di perkampungan domes New Nglepen, Jogja. Di perkampungan ini terdapat rumah-rumah putih berbentuk kubah atau setengah bola yang dirancang sebagai perumahan tahan gempa. Warga di sekitar menyebut rumah domes ini sebagai rumah Teletubbies.

Goa Gala

Gua ini merupakan tempat tinggal dari seorang pertapa yang bernama Made Byasa yang dibuat selama sekitar 15 tahun dengan peralatan yang sederhana menjadikannya sebagai rumah tinggal di bawah tanah dalam liang batu kapur. Goa Gala terletak di Nusa Lembongan, Bali. Seperti rumah pada umumnya, dalam rumah tinggal Made Byasa ini terdapat ruang tamu, dua buah kamar tidur, kamar mandi, sumur dan dua buah dapur.

Rumah Botol

Rumah yang memanfaatkan botol bekas minuman berenergi ini mendapat gelar juara dalam Green Design Award 2009, yang diselenggarakan oleh BCI Asia. Rumah ini menghabiskan 30.000 botol bekas yang berdiri di atas tanah seluas 373 meter persegi, di kawasan Cigadung Selatan, Bandung. Selain ramah lingkungan, rumah botol juga berjasa dalam penghematan energi. Dindingnya yang terbuat dari kaca, membuat sinar matahari lebih mudah masuk sehingga tidak perlu menyalakan lampu pada siang hari.