Bangunan Bagi Dan Sadap

29
IRIGASI - 1 IRIGASI - 1 Bangunan Bagi dan Bangunan Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap Sadap Sanidhya Nika Purnomo

Transcript of Bangunan Bagi Dan Sadap

Page 1: Bangunan Bagi Dan Sadap

IRIGASI - 1IRIGASI - 1IRIGASI - 1IRIGASI - 1

Bangunan Bagi dan Bangunan Bangunan Bagi dan Bangunan SadapSadap

Sanidhya Nika Purnomo

Page 2: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Bagi

• Bangunan Bagi: bangunan yang membagi dari saluran primer sekunder.

• Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran.

• Salah satu dari pintu-pintu bangunan bagi berfungsi sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintu-pintu sadap lainnya mengukur debit.

nidya

Page 3: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Pada cabang saluran dipasang pintu pengatur untuk saluran terbesar dan dipasang alat-alat pengukur dan pengatur di bangunan-bangunan sadap yang lebih kecil.

• Untuk membatasi sudut aliran dalam percabangan bangunan bagi dibuat sudut aliran antara 0o sampai 90o

nidya

Page 4: Bangunan Bagi Dan Sadap

nidya

Page 5: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Pengatur

• Bangunan pengatur akan mengatur muka air saluran di tempat-tempat di mana terletak bangunan sadap dan bagi, khususnya di saluran-saluran yang kehilangan tinggi energinya harus kecil.

• Bangunan pengatur harus direncana sedemikian rupa sehingga tidak banyak rintangan sewaktu terjadi debit rencana.

• Kehilangan energi harus kecil pada pintu skot balok jika semua balok dipindahkan.

nidya

Page 6: Bangunan Bagi Dan Sadap

nidya

Page 7: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Alat ukur aliran atas lebih peka terhadap fluktuasi muka air dibanding dengan pintu aliran bawah.

• Di saluran yang angkutan sedimennya tinggi, penggunaan bangunan dengan mercu tidak disarankan karena bangunan – bangunan ini akan menangkap sedimen.

• Mercu memerlukan lebih banyak kehilangan tinggi energi.

nidya

Page 8: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Lebar bangunan pengatur berkaitan dengan kehilangan tinggi energi yang diijinkan serta biaya pelaksanaan.

• Bangunan yang lebar menyebabkan sedikit kehilangan tinggi energi dibanding bangunan yang sempit, tetapi bangunan yang lebar lebih mahal (diperlukan lebih banyak pintu).

• Untuk saluran primer garis tinggi, kehilangan tinggi energi harus tetap kecil : 5 sampai 10 cm. Akibatnya bangunan pengatur di saluran primer lebar.

nidya

Page 9: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Saluran sekunder biasanya tegak lurus terhadap garis – garis kontur, sehingga kehilangan tinggi energi lebih besar dan bangunan pengaturnya lebih sempit.

• Guna mengurangi kehilangan tinggi energi dan sekaligus mencegah penggerusan, disarankan untuk membatasi kecepatan di bangunan pengatur sampai ± 1,5 m/dt.

nidya

Page 10: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Sadap Sekunder

• Bangunan sadap sekunder memberi air ke saluran sekunder dan melayani lebih dari satu petak tersier.

• Kapasitas bangunan (Q) > 0,250 m3/dt. • Bangunan yang dapat dipakai untuk bangunan

sadap sekunder: - Alat ukur Romijn - Alat ukur Crump-de Gruyter - Pintu aliran bawah dengan alat ukur ambang

lebar - Pintu aliran bawah dengan alat ukur Flume

nidya

Page 11: Bangunan Bagi Dan Sadap

Romijn

Pintu Romijn di Bendung Lomaya dan Pilohayanga terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

nidya

Page 12: Bangunan Bagi Dan Sadap

Crump-de Gruyter

 Way Sekampung, Lampung, Sumatra, Indonesia

nidya

Page 13: Bangunan Bagi Dan Sadap

Alat Ukur Ambang Lebar

RIO GRANDE VALLEY

ARIZONA CANAL

Broad crested Weir

nidya

Page 14: Bangunan Bagi Dan Sadap

Alat Ukur Ambang Lebar

Triangular Broad-Crested Weir

Faiyum Weir

nidya

Page 15: Bangunan Bagi Dan Sadap

Alat Ukur Flume

Long-throated Flumes

H Flumesnidya

Page 16: Bangunan Bagi Dan Sadap

Alat Ukur FlumeParshall Flumes

nidya

Page 17: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Tipe bangunan tergantung pada ukuran saluran sekunder yang akan diberi air serta besarnya kehilangan tinggi energi yang diijinkan.

• Alat Ukur Romijn: kehilangan tinggi energi kecil, dan dipakai hingga debit ± 2 m3/dt, biasanya dua atau tiga pintu Romijn dipasang bersebelahan.

nidya

Page 18: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Untuk debit-debit yang lebih besar, harus dipilih pintu sorong yang dilengkapi dengan alat ukur yang terpisah, yakni alat ukur ambang lebar.

• Bila tersedia kehilangan tinggi energi yang memadai, maka digunakan alat ukur Crump-de Gruyter. Bangunan ini dapat direncana dengan pintu tunggal atau banyak pintu dengan debit ± 0,9 m3/dt setiap pintu.

nidya

Page 19: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Sadap Tersier

• Bangunan sadap tersier memberi air kepada petak-petak tersier.

• Kapasitas bangunan sadap tersier berkisar antara 50 l/dt sampai 250 l/dt.

• Jika muka air hulu diatur dengan bangunan pengatur dan bermasalah dengan kehilangan tinggi energi, maka bangunan sadap yang paling cocok adalah alat ukur Romijn.

nidya

Page 20: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Bila kehilangan tinggi energi tidak begitu menjadi masalah dan muka air banyak mengalami fluktuasi, maka dapat dipilih alat ukur Crump-de Gruyter.

• Harga antara debit Qmaks/Qmin untuk alat ukur Crump-de Gruyter lebih kecil daripada harga antara debit untuk pintu Romijn.

nidya

Page 21: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Bagi dan Sadap kombinasi Sistem

Proporsional • Sistem ini tidak memerlukan pintu pengatur,

pembagi, dan pengukur, sehinga cocok untuk daerah yang terpencil.

• Syarat khusus: - Elevasi ambang ke semua arah harus sama - Bentuk ambang harus sama agar koefisien debit

sama - Lebar bukaan proporsional dengan luas sawah

yang diairi

nidya

Page 22: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Syarat aplikasi: - melayani tanaman yang sama jenisnya

(monokultur) - jadwal tanam serentak - ketersediaan air cukup memadai

• Sistem proporsional tidak dapat diaplikasikan pada sistem irigasi di Indonesia pada umumnya, mengingat syarat-syarat sulit terpenuhi.

nidya

Page 23: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bangunan Bagi dan Sadap kombinasi Sistem Kombinasi

• Bangunan ini dapat berfungsi ganda yaitu melayani sistem konvensional maupun sistem proporsional.

• Dalam implementasi pembagian air diutamakan menerapkan sistem konvensional.

• Dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengoperasikan pintu-pintu tersebut, maka diterapkan sistem proporsional.

nidya

Page 24: Bangunan Bagi Dan Sadap

• Urutan Perencanaan: - Berdasarkan elevasi sawah tertinggi dari

lokasi bangunan-bangunan sadap tersebut ditentukan elevasi muka air di hulu pintu sadap.

- Elevasi ambang setiap bangunan sadap adalah sama dengan elevasi ambang dari petak tersier yang mempunyai elevasi sawah tertinggi.

• Kebutuhan air (l/det/ha) setiap bangunan sadap harus sama

nidya

Page 25: Bangunan Bagi Dan Sadap

Tata Letak Bangunan Bagi dan Sadap

Bentuk Menyamping• Kelemahan: kecepatan datang kearah lurus

menjadi lebih besar dari pada yang kearah menyamping, sehingga jika diterapkan sistem proporsional kurang akurat

• Kelebihan: peletakan bangunan ini tidak memerlukan tempat yang luas, karena dapat langsung diletakkan pada saluran tersier/saluran sekunder yang bersangkutan

nidya

Page 26: Bangunan Bagi Dan Sadap

nidya

Page 27: Bangunan Bagi Dan Sadap

Bentuk Numbak• Meletakkan bangunan bagi sekunder,

sadap tersier dan bangunan pengatur pada posisi sejajar, sehingga arah alirannya searah

• Kelebihan: kecepatan datang aliran untuk setiap bangunan adalah sama

• Kelemahan: memerlukan areal yang luas

nidya

Page 28: Bangunan Bagi Dan Sadap

nidya

Page 29: Bangunan Bagi Dan Sadap

nidya