Bangsa Arab Pra Islam

28
Tugas Kelompok Dosen Pengampu Sejarah Peradaban Islam Darusman, M.Ag. ARAB PRA ISLAM Kelompok I 1. Arizal Ramadhan 2. Fadmi Nanda 3. Pharid Raida 4. Yolanda Adriana

description

Untuk memenuhi tugas makalah terstruktur mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Transcript of Bangsa Arab Pra Islam

Page 1: Bangsa Arab Pra Islam

Tugas Kelompok Dosen PengampuSejarah Peradaban Islam Darusman, M.Ag.

ARAB PRA ISLAM

Kelompok I

1. Arizal Ramadhan2. Fadmi Nanda3. Pharid Raida4. Yolanda Adriana

PUBLIC RELATIONS IV BJURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

PEKANBARURIAU

Page 2: Bangsa Arab Pra Islam

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena

berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami selaku pemakalah bisa menyelesaikan makalah yang

berjudul: Arab Pra Islam.

Di dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari sempurna, oleh

karenanya dengan hati terbuka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Teriring doa, semoga amalan yang diberikan mendapatkan ridho dan berkah dari Allah

SWT. Amin. Akhirnya kami selaku penyusun makalah berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat. Akhirul kalam.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2

Page 3: Bangsa Arab Pra Islam

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5

2.1 Asal Usul Keturunan Bangsa Arab...........................................................................5

2.2 Sosial Budaya Bangsa Arab Pra Islam......................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................16

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17

3

Page 4: Bangsa Arab Pra Islam

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan

tanamannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah

Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada kaum yang disesuaikan dengan daerah

tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal.

Jazirah Arab dibatasi oleh laut Merah dan gurun Sinai di sebelah barat, di sebelah timur

dibatasi teluk Arab dan sebagian besar negara Iraq bagian selatan, di sebelah selatan

dibatasi laut Arab yang bersambung dengan lautan India, di sebelah utara dibatasi negeri

Syam dan sebagian kecil dari negara Iraq, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan

dalam penentuan batasan ini. Luasnya membentang antara satu juta mil kali satu juta tiga

ratus ribu mil.

Jazirah Arab memiliki peran yang sangat besar karena letak geografisnya. Sedangkan

dilihat dari kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di segala

sudutnya. Karena kondisi seperti inilah yang membuat jazirah Arab seperti benteng

pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah,

mencaplok, dan menguasai Bangsa Arab. Oleh karena itu kita bisa melihat penduduk

jazirah Arab yang hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan semenjak zaman -

dahulu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal usul keturunan bangsa Arab?

2. Bagaimana kondisi sosial budaya bangsa Arab Pra Islam?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan makalah Arab Pra Islam ialah untuk memahami asal usul keturunan bangsa Arab

dan mengetahui bagaimana kondisi sosial budaya bangsa Arab sebelum masuknya Islam.

4

Page 5: Bangsa Arab Pra Islam

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Keturunan Bangsa Arab

Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum

bangsa Arab menjadi tiga bagian1, yaitu:

1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak

secara rinci dan komplit. Kaum-kaum ini merupakan kaum Arab kuno yang sudah

punah dan tidak mungkin untuk melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka,

seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Amlaq, dan lain-lain.

2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin

Yasyjub bin Qathnan, atau disebut pula Arab Qathniyah.

3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il,

yang disebut pula Arab Adnaniyah.

Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh segenap para ulama ahli tarikh, bangsa Arab itu

terbagi atas tiga bangsa yaitu bangsa al-’Arabaa’, bangsa al-’Aaribah, dan bangsa al-

Musta’rabah. Keterangan mengenai bangsa-bangsa tersebut itu dengan singkat adalah

sebagai berikut2 :

A. Bangsa Arab Ba’idah

Yang disebut juga bangsa Arab al-‘Arabaa’. Mereka adalah bangsa Arab yang

mula-mula sekali atau yang asli. Mereka adalah keturunan Iram bin Sam bin Nuh,

yang banyaknya ada sembilan bangsa: ‘Aad, Tsamud, Amim, Amil, Thasam, Jadis,

Imliq, Jurhum Ula, dan Wabaar.

Bangsa Arab tersebut adalah umat yang tertua, sesudah kaum Nabi Nuh dan mereka

tinggal di negeri Babilon. Menurut riwayat, mereka adalah umat yang paling kuat

dan sentosa pada masa itu dan mempunyai peninggalan-peninggalan yang tidak

sedikit di muka bumi ini. Akan tetapi, masa umat itu telah lewat sehingga riwayat

1 Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999) hlm. 26.2 K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. (Jakarta: Gema Insani, 2001) hlm. 17.

5

Page 6: Bangsa Arab Pra Islam

mereka tidak dapat diuraikan dengan jelas. Dari Babilon, mereka pindah ke Jazirah

Arab.

Kemudian setiap golongan itu, setelah diam di Jazirah Arab, mendirikan beberapa

kerajaan dan benteng di segenap Jazirah Arap sampai pada masa mereka dikalahkan

oleh bangsa Arab keturunan Ya’rib bin Qahthan. Keturunan Ya’rib ini bertempat

tinggal di daerah Arab yang berpusat di negeri Yamamah.

Dari golongan yang tersebut tadi itu, riwayat yang dapat diketahui dengan singkat

adalah bangsa Arab dari ‘Aad dan Tsamud karena kedua bangsa itu dalam kitab

suci Al-Qur’an disebutkan, sekalipun dengan singkat. Adapun yang tujuh golongan

lagi tidaklah disebutkan atau diceritakan sedikitpun. Menurut riwayat, dari mereka

(Arab Ba’idah) inilah Nabi Ismail putra Nabi Ibrahim dapat belajar bahasa Arab.

Mereka disebut dengan istilah Arab al-Baa-idah karena mereka telah binasa atau

bangsa Arab yang terhapus dari muka bumi ini dan tidak ditemukan lagi kecuali

hanya peninggalan-peninggalan atau bekasnya saja, seperti golongan bangsa ‘Aad

dan Tsamud. Sementara itu, oleh sebagian ahli tarikh diriwayatkan bahwa kabilah

‘Aad berdiam di daerah Ahqaf, sedangkan kabilah Tsamud berdiam di daerah Hijr

dan Wadil Qura.

B. Bangsa Arab Al-‘Aaribah

Bangsa ini disebut pula Arab al-Muta’aaribah. Mereka adalah bangsa Arab yang

kedua, keturunan Jurhum bin Qathan, putra Aabir atau Albar. Menurut pendapat

seorang ahli tarikh Aabir atau Albar adalah nama Nabi Hud. Mereka berdiam di

daerah Hijaz dan terkenal pula dengan sebutan Arab al-Yamaniyah karena tumpah

darah mereka adalah daerah Yaman.3

Bangsa Arab al-Muta’aribah itu merupakan keturunan Saba’. Nama sebenarnya dari

Saba’ adalah Abdu Syamsin bin Syasjub bin Ya’rib bin Qahthan. Dia dinamakan

Saba’ karena keturunan mereka sering berperang dan memperoleh kemenangan dan

harta rampasan perang dari musuhnya. Oleh sebab itu, terkenal lah mereka itu

dengan nama Saba’ atau bangsa Saba’iyah.

3 K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. (Jakarta: Gema Insani, 2001) hlm. 18.6

Page 7: Bangsa Arab Pra Islam

Saba’ mempunyai beberapa anak laki-laki yang diantaranya bernama Himyar dan

Kahlan. Pada masa itu, kabilah di daerah Yaman seluruhnya ada di bawah perintah

kerajaan Tababi’ah, sementara Tababi’ah itu adalah anak laki-laki Saba’ juga.

Mereka itulah yang berhasil menjatuhkan beberapa kerajaan lain serta dapat

mendirikan beberapa kerajaan di seluruh Jazirah Arab. Mereka juga yang berhasil

menaklukkan kerajaan bangsa Arab al-‘Arabaa’ (bangsa Arab asli) yang disebutkan

tadi.

Setelah kaum ‘Aad dapat dikalahkan, kerajaan Yaman dipegang oleh Ya’rib bin

Qahthan. Adapun kaum Amaliqah (saudara kaum ‘Aad) di daerah Hijaz, juga

berhasil dijatuhkan lantas diserahkan kepada Jurhum bin Qahthan. Negeri Syihr

kepada ‘Aad bin Qahthan dan negeri Oman diserahkan kepada Oman bin Qahthan.

Demikian selanjutnya hingga masa daerah Yaman dihanyutkan oleh air bah dan

kerajaan mereka pecah menjadi tiga kerajaan. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun

129 sebelum Masehi.

Tempat kelahiran Arab Aribah atau Qaum Qathan adalah negeri Yaman, lalu

berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku, yang terkenal adalah dua kabilah4:

a. Himyar, yang terdiri dari beberapa suku terkenal, yaitu Zaid Al-Jumhur,

Qadh’ah dan Sakasik.

b. Kahlan, yang terdiri dari beberapa suku terkenal, yaitu Hamdan, Anmar,

Wathi’, Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Uzd, Aus, Khazraj, dan anak

cucu keturunan dari Jafnah yang merupakan Raja Syam.

Golongan Qathniyun pernah mendirikan kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar di

Yaman, bagian selatan Jazirah Arab. Kerajaan Saba’ inilah yang membangun

bendungan Ma’arib, sebuah bendungan raksasa yang menjadi sumber air untuk

seluruh wilayah kerajaan. Pada masa pemerintahan Saba’, bangsa Arab menjadi

penghubung perdagangan antara Eropa dan dunia Timur. Setelah kerajaan

mengalami kemunduran, muncul kerajaan Himyar menggantikannya. Kerajaan baru

ini terkenal dengan kekuatan armada niaga yang menjelajah mengarungi India,

Cina, Somalia, dan Sumatera ke pelabuhan-pelabuhan Yaman.5

4 Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah.(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999) hlm. 26.

5 A. Syalabi, op. cit., hlm.37.7

Page 8: Bangsa Arab Pra Islam

Terutama setelah bendungan Ma’arib runtuh, masa gemilang kerajaan Himyar

sedikit demi sedikit memudar. Banyak bangunan roboh dibawa air dan sebagian

besar penduduk mengungsi ke bagian Utara Jazirah. Meskipun demikian, karena

daerahnya berada di jalur perdagangan yang strategis dan tanahnya subur, daerah

ini tetap menjadi incaran kerajaan besar Romawi dan Persia yang selalu bersaing

untuk menguasainya.

Anak-anak kabilah (marga) Kahlan banyak yang pergi meninggalkan Yaman, lalu

menyebar ke berbagai penjuru Jazirah. Ada yang mengatakan bahwa kepergian

mereka terjadi menjelang banjir besar saat mereka mengalami kegagalan

perdagangan akibat tekanan dari Bangsa Romawi dan dikuasainya jalur

perdagangan laut oleh mereka, dilumpuhkannya jalur darat serta keberhasilan

mereka menguasai Mesir dan Syam.6

Merupakan hal yang tidak dapat disangkal, bahwa telah terjadi persaingan antara

kabilah Kahlan dan kabilah Himyar, yang berujung pada hengkangnya kabilah

Kahlan. Hal ini terbukti bahwa kabilah Himyar masih tetap eksis di sana,

sedangkan kabilah Kahlan hengkang dari sana. Kabilah Kahlan yang

(meninggalkan Yaman) bisa di bagi menjadi empat golongan:

1. Azd

Mereka meninggalkan Yaman setelah mengikuti pendapat pemuka dan

sesepuh mereka, Imran bin Amr Muzaiqiya. Mereka berpindah-pindah dari

negeri Yaman dan mengirim para pemandu, lalu menempuh arah utara dan

timur. Tsa’labah bin Amr dari al-Azd pindah menuju Hijaz. Setelah anaknya

dewasa dan kekuasannya menguat. Ia menuju Madinah. Ia memiliki anak

keturunan yaitu Aus dan Khazraj.

Sedangkan Imran bin Amr singgah di Oman dan menetap bersama anak

keturunannya. Jafnah bin Amr berangkat menuju wilayah Syam dan menetap

bersama anak keturunanya. Dialah bapak para raja al-Ghassasina. Kata al-

6 Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad. (Jakarta:

Darussalam, 2008) hlm. 3.8

Page 9: Bangsa Arab Pra Islam

Ghassasinah merupakan sumber air di Hijaz yang dikenal dengan nama

Ghassan.

2. Lakhm dan Judzam

Mereka pindah ke bagian timur dan utara. Di kalangan Lakhm ini terdapat

seorang yang bernama Nashr bin Rabi’ah. Dia adalah bapak dari raja-raja al-

Manadzirah di Hirah.

3. Bani Thayyi’

Mereka pindah ke arah utara hingga singgah di kawah dua bukit, Aja dan

Salma. Lalu akhirnya tinggal di sana sehingga kedua gunung tersebut

kemudian dikenal dengan nama dua gunung Thayyi’.

4. Kindah

Mereka singgah di Bahrain, kemudian mereka meninggalkannya dan singgah

di Hadhramaut. Agaknya mereka mengalami cobaan yang sama seperti di

Bahrain. Mereka kemudian mampir di Najd. Di sana, mereka membentuk

pemerintahan besar dan diperhitungkan. Namun pemerintahan itu demikian

cepat tumbang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.

C. Bangsa Arab al-Musta’ribah

Bangsa Arab yang datang atau orang yang dijadikan/ditetapkan sebagai bangsa

Arab. Mereka itulah yang dikenal dengan sebutan bangsa Arab Ismailiyah yang

menurunkan Adnan. Adnan itulah yang menurunkan Nabi Muhammad saw.

Adapun asal mula keturunan mereka adalah dari Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim,

dan Ibrahim itu sebagaimana diketahui oleh ahli sejarah bukan berasal dari bangsa

Arab, melainkan dari negeri Kan’an pindah ke negeri Mekah, pusat daerah Hijaz.

Nabi Ibrahim pindah ke Mekkah bersama istrinya serta putra laki-lakinya, Ismail,

setelah dewasa, Ismail dikawinkan dengan seorang putri Mudhah bernama Halah

9

Page 10: Bangsa Arab Pra Islam

binti Haris bin Amr al-Jurhumiy. Mudhah itu adalah kepala kabilah dari keturunan

Jurhum, padahal Jurhum itu keturunan bangsa Al-‘Aribah seperti yang disebutkan

di atas.

Dari perkawinanya dengan putri Mudhah, Ismail dikaruniai oleh Allah sebanyak

dua belas orang anak yang semuanya laki-laki, yaitu: Nabit atau Nabayuth, Qaidar,

Adba’il, Mibsyam, Misyma’, Duma, Misya, Hidad, Yutma, Yathur, Nafis, dan

Qaidaman. Dari mereka inilah kemudian berkembang menjadi dua belas kabilah.

Mata pencaharian pokok mereka adalah berdagang dari negeri Yaman ke negeri

Syam dan Mesir. Kemudian secara bertahap kondisi mereka seakan tenggelam

dibawa zaman, kecuali anak cucu dari Nabit dan Qaidar.7

Peradaban kaum al-Anbath yaitu anak cucu dari Nabit mengalami kemajuan pesat

di bagian utara Hijaz. Mereka mampu membentuk pemerintahan yang kuat dan

dipatuhi oleh para penduduk daerahnya. Tak seorang pun yang mampu melawan

mereka hingga datanglah pasukan Romawi yang kemudain berhasil menghancurkan

mereka.

Adapun anak keturunan Qaidar bin Ismail menetap di Makkah, beranak pinak di

sana hingga lahirlah darinya Adnan dan anaknya Ma’d. Dari dialah orang-orang

Arab Adnaniyah menisbatkan nasab mereka. Adnan adalah kakek kedua puluh satu

dalam silsilah keturunan Nabi. Setelah anak-anak Adnan beranak-pinak, mereka

berpencar di berbagai tempat di penjuru jazirah Arab, menjelajahi tempat-tempat

yang banyak curah hujannya dan ditumbuhi oleh rerumputan.

Setelah Nabi Ismail mempunyai beberapa orang putra (menurut riwayat 12 orang)

dan putra-putra beliau itu menurunkan beberapa turunan (beranak cucu), mereka

lalu mengembara ke mana-mana, sebagian tinggal di dusun-dusun dan sebagian

tinggal di kota-kota, seperti Mekah, Madinah, Jedah, dan sebagainya. Mereka itulah

yang disebut bangsa Arab al-Musta’rabah atau yang terkenal pula dengan Arab

Ismailiyah. Kemudian keturunan Ismail inilah yang menurunkan Adnan dan

keturunan Adnan inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan Arab Adnaniyah.

Sebagian ahli tarikh mengatakan bahwa bangsa Arab yang ke-2 dan yang ke-3

(Al-‘Aribah dan al-Musta’rabah) itu adalah bangsa Arab al-Baaqiyah, artinya

7 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury. Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad. (Jakarta: Darussalam, 2008) hlm. 8.

10

Page 11: Bangsa Arab Pra Islam

bangsa Arab yang masih dapat ditemukan sampai sekarang ini, sebaliknya dari

bangsa Arab al-Baaidah.

2.2 Kondisi Sosial Budaya Bangsa Arab Pra Islam

Kondisi Sosial Masyarakat Arab pada Masa Jahiliyah

Bangsa Arab terdapat beberapa lapisan yang beragam seperti hubungan seorang

laki-laki dengan istrinya dilapisan kaum bangsawan yang mengalami kemajuan.

Yang dimana seorang istri mempunyai porsi yang sangat besar dalam kebebasan

berkehendak dan mengambil kebijakan. Demikianlah kondisi kaum bangsawan,

sementara pada lapisan masyarakat lainya terdapat jenis dari percampurbauran

antara laki-laki dan wanita. Imam al-Bukhori dan periwayat hadis lainnya

meriwayatkan dari Aisyah ra. Bahwa pernikahan di masa jahiliyah terdiri dari

empat macam8:

1. Pernikahan seperti saat sekarang ini dimana seorang laki-laki datang kepada

wali laki-laki untuk melamar wanita yang di bawah perwaliannya atau anak

perempuannya, lalu ia menentuan maharnya, kemudian menikahkannya.

2. Seorang laki-laki berkata kepada istrinya manakala ia sudah suci dari

haidnya, ”Pergilah kepada si Fulan dan bersenggama dengannya.” Hal

tersebut dilakukan hanyalah lantaran ingin mendapatkan anak yang pintar.

Pernikahan semacam ini dinamakan nikah al-istibdha’.

3. Sekelompok laki-laki yang jumlahnya lebih kurang dari sepuluh dan

kemudian mendatangi seorang wanita dan menggaulinya. Jika wanita ini

hamil dan melahirkan, maka wanita ini berhak menyebutkan nama laki-laki

yang disenanginya dari mereka sebagai ayah dari anak tersebut.

8 Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury. Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad. (Jakarta: Darussalam, 2008) hlm. 44.

11

Page 12: Bangsa Arab Pra Islam

4. Laki-laki dalam jumlah banyak mendatangi seorang wanita sementara ia tidak

menolak siapapun yang mendatanginya tersebut (pelacur). Yang mereka

lakukan adalah menancapkan bendera-bendera di pintu-pintu rumah mereka

yang menjadi simbol.

Pada masa jahiliyah juga dikenal suka beristri banyak (poligami) tanpa batas

tertentu. Seperti dalam surat An-Nisa ayat 22-23. Pada masa itu perzinahan sudah

marak dilapisan masyarakat Arab. Sehingga tidak dapat mengkhususkannya kepada

suatu lapisan tanpa melihat lapisan lainnya atau sekelompok tanpa melihat

kelompok yang lain. Tidak hanya itu diantara mereka, ada pula yang mengubur

hidup-hidup anak perempuan mereka karena takut malu dan enggan menafkahinya,

demikian juga membunuh anak-anak lantaran takut menjadi fakir dan melarat.

Kondisi sosial mereka berada dalam sangkar kelemahan dan kebutaan.Kebodohan

mencapai puncaknya dan khurafat merajalela dimana-mana sementara kehidupan

manusia tak ubah seperti binatang ternak. Wanita diperjual belikan dan bahkan

terkadang diperlakukan seperti benda mati. Hubungan antar umat sangat lemah,

sementara pemerintahan yang ada perhatian utamanya hanyalah untuk mengisi

gudang kekayaan mereka yang diambil dari rakyat untuk mengiring mereka

melawan musuh-musuh yang mengancam kekuasaan.

Kondisi Ekonomi Bangsa Arab sebelum Islam

Pada masa itu, bangsa Arab yang tinggal di Jazirah terdiri atas dua golongan, yaitu

golongan penduduk kota dan golongan penduduk desa. Akan tetapi, penduduk yang

terbesar jumlahnya adalah golongan yang ada di desa-desa atau yang ada di padang

pasir, dekat gunung-gunung atau di lereng-lereng bukit. Golongan yang besar itulah

dinamakan Arab Badui. Bangsa Arab Badui itulah yang memelihara binatang-

binatang ternak, terutama unta. Unta itu dipelihara baik-baik oleh mereka karena

dapat digunakan untuk keperluan mengembara atau untuk kendaraan padang pasir

yang luas dan lebar serta panas itu, untuk mencari penghidupan dan mata pencarian.

Di antara mereka yang terbesar pencariannya adalah bangsa Arab Hijaz dan Najd.9

9 K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. (Jakarta: Gema Insani, 2001) hlm. 19.12

Page 13: Bangsa Arab Pra Islam

Telah menjadi sifat manusia untuk selalu merasa kekurangan atau merasa kalau

penghasilan dari mata pencarian mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup

sehingga sering sekali terjadi perselisihan atau pertengkaran yang akhirnya

menimbulkan peperangan. Karena itu tidak aneh jika sebagian dari mereka itu

mengerjakan pekerjaan yang berbahaya bagi ketentraman umum, seperti merampas,

merampok, menyamun siapa saja, dan apa saja.

Masyarakat Badui sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau

solidaritas kelompok menjadi sumber kekuasaan bagi suatu kabilah atau suku.

Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antar suku seiring sekali terjadi.

Sikap ini tampaknya telah menjadi tabiat yang mendarah daging dalam diri orang

Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat

rendah. Situasi seperti ini terus berlangsung sampai agama Islam lahir.10

Akibat peperangan yang terus menerus, kebudayaan mereka tidak berkembang.

Karena itu, bahan-bahan sejarah Arab pra-Islam sangat langka didapatkan. Ahmad

Syalabi menyebutkan, sejarah mereka hanya dapat diketahui dari masa kira-kira

150 tahun menjelang lahirnya agama Islam.11 Pengetahuan itu diperoleh dari syair-

syair sejarah dan sifat masyarakat Badui Arab dapat diketahui, antara lain,

bersemangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, dan

juga dikenal sebagai masyarakat yang cinta kebebasan.

Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari Padang Sahara, ekonomi

mereka yang terpenting itu perdagangan. Di musim dingin mereka mengirim

kafilah dagang ke Yaman, sedangkan di musim panas kafilah dagang mereka

menuju ke Syiria. Perdagangan yang paling ramai di kota Mekah yaitu selama

musim Pasar Ukaz, yaitu pada bulan Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun

keadaan sosial mereka terdapat beberapa segi yang baik dan adapula yang buruk.12

Lain halnya dengan masyarakat kota yang telah berbudaya dan mendiami pesisir

jazirah Arab, sejarah mereka dapat diketahui lebih jelas. Mereka selalu mengalami

perubahan sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi yang mengitarinya. Mereka

mampu membuat alat-alat dari besi, bahkan mendirikan kerajaan-kerajaan.

10 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008) hlm. 29. 11 A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983), hlm. 29.12 Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Penerbit Amzah, 2013) hlm. 59.

13

Page 14: Bangsa Arab Pra Islam

Kondisi Moral Bangsa Arab sebelum Islam

1. Minum Arak

Ini adalah salah satu adat kebiasaan bangsa Arab pada masa itu. Hampir rata-

rata diantara mereka adalah peminum, kecuali hanya beberapa orang yang

dapat dihitung yang tidak tertarik untuk meminum arak. Di antara salah satu

cara mereka meminum arak ialah sambil berjudi. Siapa yang menang, dia

segera memotong unta dalam taruhan judinya. Demikianlah sampai beberapa

puluh unta yang dipotong dalam sekali main dan minum.

2. Perjudian

Perjudian adalah salah satu permainan yang sangat disukai oleh bangsa Arab

pada masa sebelum Islam. Cara berjudi yang biasa mereka lakukan

bermacam-macam, diantaranya adalah berjudi dengan bertaruh seperti yang

biasa dilakukan orang sekarang. Ada pula dengan cara berlotre unta di antara

beberapa orang. Kemudian setiap orang yang telah mendapat giliran undi

yang berisi bagian, mengambil bagiannya masing-masing, lalu orang-orang

yang kebetulan mendapat undian yang kosong, mereka itulah yang membayar

harga unta yang telah disembelih tadi. Mereka yang mendapat kemenangan

tidaklah mengambil bagiannya, tetapi diberikan kepada fakir miskin.

Judi yang serupa itu paling digemari oleh mereka, dan orang yang tidak suka

ikut berjudi yang serupa itu dipandang sebagai orang yang kikir serta biasa

dinamakan barm. Dengan demikian dia dipandang rendah oleh masyarakat

mereka, sehingga orang yang kawin dengan dia (barm) dipandang hina pula.

3. Pelacuran

Pelacuran yang terjadi di bangsa Arab merupakan suatu perbuatan yang biasa

saja, tidak menjadikan rendahnya derajat orang yang mengerjakannya.

Pelacuran dengan cara terang-terangan tidak dibolehkan, tetapi orang boleh

mengerjakannya secara tertutup. Anak yang dilahirkan dari perempuan yang 14

Page 15: Bangsa Arab Pra Islam

tidak halal, pada masa itu dipandang sebagai anak sah, sebagaimana anak

yang diperoleh dari perkawinan yang sah.

4. Pencurian dan Perampokan

Perbuatan mencuri dan perampokan dari satu suku kepada suku yang lain,

biasa terjadi barang yang dirampok itu bukan saja harta benda, melainkan

segala apa yang didapat. Hingga orang yang mempunyai harta itupun

dirampok juga (diculik/ditawan). Orang tawanan/culikan dari hasil

perampokan itu biasanya dijadikan hamba sahaya, budak belian, dan kalau

perempuan dijadikan gundik atau dijual kepada orang lain.

5. Kekejaman

Kekejaman yang dilakukan bangsa Arab pada masa itu sangat melewati batas

perikemanusiaan. Sebagaimana telah diriwayatkan, mereka tega mengubur

hidup-hidup anak perempuannya dan adakalanya ditaruh di dalam satu tempat

seperti tong, lalu dihancurkan dari tempat yang tinggi.

Tradisi Bangsa Arab dalam Penyembahan Berhala

Berdiam lama di hadapan berhala, berlindung kepadanya, menyebut-nyebut

namanya dan meminta pertolongan tatkala mengahadapi kesulitan serta berdoa

15

Page 16: Bangsa Arab Pra Islam

kepadanya agar ia memenuhi hajat mereka dengan keyakinan bahwa berhala-

berhala itu bisa mewujudkannya.

Menunaikan haji dan thawaf di sekeliling berhala seraya menghinakan diri di

sisinya dan bersimpuh sujud kepadanya.

Melakukan taqarrub kepada berhala mereka dengan berbagai bentuk

persembahan seperti menyembelih dan berkorban untuknya dengan menyebut

namanya pada saat menyembelih.

Jenis taqarrub yang lain khususnya sesuatu dari makanan dan minuman yang

mereka pilih untuk disajikan kepada berhala dan mengkhususkan bagian

tertentu dari hasil panen dan binatang ternak mereka. Diantara jenis taqarrub

lainnya adalah dengan bernadzar menyajikan sebagian hasil tanaman dan

ternak untuk berhala-berhala tersebut.

16

Page 17: Bangsa Arab Pra Islam

BAB IIIKESIMPULAN

Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum

bangsa Arab menjadi tiga bagian13, yaitu:

1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak

secara rinci dan komplit. Kaum-kaum ini merupakan kaum Arab kuno yang sudah

punah dan tidak mungkin untuk melacak rincian yang cukup tentang sejarah mereka,

seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Amlaq, dan lain-lain.

2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin

Yasyjub bin Qathnan, atau disebut pula Arab Qathniyah.

3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il,

yang disebut pula Arab Adnaniyah.

Adapun kondisi sosial mereka berada dalam sangkar kelemahan dan kebutaan.Kebodohan

mencapai puncaknya dan khurafat merajalela dimana-mana sementara kehidupan

manusia tak ubah seperti binatang ternak. Wanita diperjual belikan dan bahkan terkadang

diperlakukan seperti benda mati. Hubungan antar umat sangat lemah, sementara

pemerintahan yang ada perhatian utamanya hanyalah untuk mengisi gudang kekayaan

mereka yang diambil dari rakyat untuk mengiring mereka melawan musuh-musuh yang

mengancam kekuasaan.

13 Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999) hlm. 26.17

Page 18: Bangsa Arab Pra Islam

DAFTAR PUSTAKA

A. Syalabi. Sejarah Kebudayaan Islam. Pustaka Al-Husna. Jakarta. 1983.

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2008.

K.H. Moenawar Chalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. Gema Insani. Jakarta. 2001.

Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. Penebit Amzah. Jakarta. 2013.

Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.

1999.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury. Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad.

Darussalam. Jakarta. 2008.

18