Bandara Juanda.doc

download Bandara Juanda.doc

of 36

Transcript of Bandara Juanda.doc

BAB I

GAMBARAN UMUM

Bandar Udara Juanda semula dibangun sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Laut. Namun dalam perkembangannya juga melayani jalur penerbangan sipil. Sejalan dengan pertumbuhan penerbangan sipil, maka pengelolaan Bandar Udara Juanda dialihkan dari Departemen Hankam ke Departemen Perhubungan dan kemudian diserahkan kembali ke Perum Angkasa Pura I.

1964 - 07 Februari, Diresmikan sebagai Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut

1981 - 07 Desember, Pengelolaan penerbangan sipil diserahkan dari Departemen Hankam ke Departemen Perhubungan.

1985 - 01 Januari, Pengelolaan Bandara Juanda diserahkan ke Perum Angkasa Pura I.

1987 - 12 Desember, Dibuka penerbangan internasional ke Singapore, Hongkong, Taipei dan Manila via Jakarta.

1990 - 24 Desember, Penerbangan Internasional langsung. Peresmian Terminal Penumpang Internasional.

2006-1 s/d 15 Nopember, Rencana pemindahan dan pengoperasian terminal baru di sisi utara landasan pacu.

2006-15 Nopember, Awal pengoperasian Terminal baru sisi utara landasan pacu yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Bandar Udara Juanda berada dibawah manajemen PT. (Persero) Angkasa Pura I, yaitu BUMN yang ditugasi pemerintah untuk mengelola jasa kebandarudaraan di wilayah Tengah dan Timur Indonesia. Dengan mengutamakan keselamatan penerbangan dan pelayanan prima, bandar udara ini terus berkembang menjadi pintu gerbang ke pusat pertumbuhan wilayah Tengah dan Timur Indonesia.Bandara Internasional Juanda terletak sekitar 20 km sebelah selatan kota Surabaya, tepatnya Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) ini menempati lahan seluas 600 hektar. Bandara Imternasional Juanda baru memiliki 5 buah Exit Taxiway yang memiliki jarak dan sudut yang bervariasi.

Gambar 1.1 Peta Bandara Internasional Juanda SurabayaGambar 1.2 Denah Bandara Internasional Juanda Surabaya Visi Bandara Juanda :

Menjadi perusahaan kebandarudaraan yang dapat diandalkan di Asia Pasifik.

Misi Bandara Juanda :

a. Menyelenggarakan jasa pelayanan kebandarudaraan yang prima.

b. Menunjang kegiatan perekonomian wilayah.

c. Komitmen terus tumbuh dan berkembang dengan membangun profesionalisme dan peduli terhadap lingkungan sekitar.

Gambar 1.3 Bandara JuandaTabel 1.1 SPESIFIKASI BANDARA JUANDA Name Juanda International Airport

Coordinates 7 22' 53" South, 112 46' 34" East

Distance from City 20 Km

Location Indicator WARR / SUB

Operating Hours 06:00 - 24:00 Local Time (24 Hour on Request)

Navigational Aids NDB, ILS, DVOR/DME, Outer Marker, REXISTr (ASR & SSR), RVR

Rescue & Fire Fighting

Service CAT 8 and Salvage equipment for Disabled Aircraft

Runway Name : R10 / R28

Magnetic Angle 279 099

Dimension 3000 m x 45 m

Strengths PCN 83 F/D/X/T

Surface ASPHALT Concrete

Runway Strip

Surface Gradation grass

Wide 3200 x 300 m

Nav Aid VOR/DME/NDB/ILS-Localizer/ILS-Glidepath/Middle Marker/ATIS.

Vis. App. Aid PALS cat. 1 RWY 10

PALS & MALS RWY 28

PAPI

Stand by Power 6000 KVA

Apron Strengths : PCN 73 F/C/J

Surface Concrete

Wide N1 : 192 X 30 M

N2 : 358 X 30 M

N3 : 522 X 30 M

N4 : 360 X 30 M

N5 : 315 X 30 M

N6 : 641 X 30 M

N7 : 207 X 30 M

NP1 : 633 X 30 M

NP2 : 2848 X 30 M

Stopway dan RESA

Surface Asphalt Concrete

Strength 83 F/D/X/T

Parking Stand Parking condition stand Temporary Juanda Airport(Narrow Body Priority)

Existing 1,2,3,4,5A,5B,6,7,8,9,10,10A,11,12,T13,T14,T15,T16,T17,T18,18,19,20,21,22,23,24 Total 27 PS

25,26,27 for H1,H2,H3,H4 Total 4 Heli

Consist of 7 Aviobridge, 20 manual (remote), 4 Heli

2 Wide body, 25 Narrow Body, 4 Heli

Parking condition stand Temporary Bandara Juanda (Wide Body Priority)

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,15,T16,T17,T18,18,19,20,21,22,23,24 Total 24 PS

25,26,27 for H1,H2,H3,H4 Total 4 Heli

Consist of 9 Aviobridge, 15 manual (remote) 4 Heli

7 Wide Body , 17 Narrow Body, 4 Heli

Terminal

Domestic Terminal: 31.200 M2

International Terminal: 22.400 M2

Cargo Terminal: 16.900 M2

Check-in Counter International : 25 (MUCS)

Domestic : 39 (MUCS)

Lounges Cek in Counter

International : 1255 M (615 PAX)

Domestic : 1606 M (787 PAX)

(Sumber: www.juanda-airport.com) Rute Tujuan Penerbangan.Dengan waktu operasi dari jam 06.00-24.00 WIB.Bandara Juanda melayani 19 maskapai domestik maupun internasional.Penerbangan domestik yang melayani Rute Juanda antara lain:

1.Garuda Indonesia.2.Lion Air.3.Mandala.4.Bouraq.5.Merpati.6.Batavia Air.7.Star Air.8.Pelita Air.9.CitiLink.10.Adam Air.11.AirFast.12.Bali Air.13.Trigana Air.14.Jatayu Air.15 X-press Celebes.

Maskapai yang melayani rute Internasional diantaranya:

1.Garuda Indonesia.2.Malaysia Air.3.Bouraq.4.Merpati.5.Lion Air.6.Royal Brunei.7.Singapore Air.8.Eva Air.9.Chatay Pasific.

Gambar 1.4 Area Parkir Pesawat Alur Penumpang

Terdapat dua alur terminal penumpang yakni alur keberangkatan dan alur kedatangan. Berikut adalah diagram alur untuk masing-masing terminal (domestik dan internasional).Gambar 1.5 Alur Keberangkatan Domestik

Gambar 1.6 Alur Kedatangan Domestik

Gambar 1.7 Alur Keberangkatan Internasional

Gambar 1.8 Alur Kedatangan Internasional

BAB II

FASILITAS

Fasilitas terminal Bandar udara dapat digolongkan menurut karakteristik-karakteristik utamanya sehubungan dengan peranan fungsionalnya. Membutuhkan ruangan terbuka yang lebih besar untuk memproses penumpang yang pindah penerbangan, dan lebih sedikit membutuhkan pengembangan fasilitas jalan masuk darat. (Horonjeff. 1993)

A. Fasilitas Umum :

Trolley terdapat 525 buah yang ada di Terminal Domestik dan Internasional, di Terminal kedatangan dan keberangkatan

Gambar 2.1 Trolley Mushola terdapat 1 di lantai dasar plaza, 3 di ruang tunggu terminal domestik dan 1 di ruang tunggu terminal internasional.

Mothers Care di 4 lokasi, 2 di Terminal domestik dan 2 di terminal internasional

Handycap Toilet terdapat 5 buah di terminal domestik dan 4 di terminal internasional

Gambar 2.2 Toilet

Smoking Area terdapat di terminal domestik dan terminal internasional

Gambar 2.3 Smoking Area

B. Pelayanan Umum

BANK : Bank Mandiri, BANK BNI, BANK JATIM

ATM BANK : Mandiri, BNI, BANK JATIM, BCA, CIMB Niaga, BII, Danamon, Bukopin, Lippo Bank, ANZ

Money Changer, Valuta Asing

Telepon umum, Wartel, Kantor Pos

Kavetaria, Waving Galery, Counter Wisata, Fasilitas Medical Parkir Kendaraan

Gambar 2.4 Parkir Kendaraan di Bandara Juanda

Area kedatangan dan keberangkatanGambar 2.5 Area Kedatangan dan Keberangkatan di Bandara JuandaC. Transportasi Umum

Bus (Damri 18 Unit, Jalur bandara-terminal bungurasih pukul 06:00 - 22:00, jalur bandara-Perak 06:00-12:00)

Gambar 2.6 Bus Damri Juanda

Taxi (Prima 500 Unit, Wings 100 Unit, 24jam) Sewa (KAHA 31 Unit, Trans Prima 30 Unit, Europe Car, Blue Bird Limousine&Rent Car 41 Unit)Bandara Internasional Juanda makin gencar melakukan pembenahan infrastruktur untuk fasilitas umum. Pihak PT Angkasa Pura I, menyediakan fasilitas smoking area dan free charge bagi pengguna jasa pengelola transportasi udara.

Sebanyak sembilan fasilitas free charge tersebut ditempatkan di pintu penerbangan domestik dan internasional. Sementara untuk smoking area terdapat di dua ruangan bagian atas dan bawah terminal keberangkatan.

Selain meningkatkan kepuasan pengguna jasa, pengadaan fasilitas tersebut sebagai upaya menertibkan aturan terkait larangan merokok. Sayangnya, pada kesempatan ini pihak PT Angkasa Pura I belum bisa memberi penjelasan terkait kondisi pengguna jasa bandara yang masih merokok di luar kawasan smoking area.

http://www.lensaindonesia.com/2012/09/03/smoking-area-dan-free-charge-mulai-disebar-di-juanda-untuk-kepuasan-pengguna-jasa.htmlD. Fasilitias Navigasi dan Pengamatan

Fasilitas Navigasi dan Pengamatan, adalah salah satu prasarana penujang operasi bandara, dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu :

Pengamatan Penerbangan

Rambu Udara Radio

1. Peralatan Pengamatan PenerbanganPeralatan pengamatan penerbangan terdiri dari :

a. Primary Surveillance Radar (PSR)PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di sistem penerima radar.

b. Secondary Surveillance Radar (SSR)SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa kode ke sistem penerima radar.

c. Air Traffic Control Automation(ATC Automation) terdiri dari RDPS, FDPS, ADS-B Processing dan ADS-C Processing.

d. Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) dan Automatic Dependent Surveillance Contract (ADS-C)

Merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.

e. Airport Survace Movement Ground Control System (ASMGCS)

f. Multilateration g. Global Navigation Satellite System

2. Peralatan Rambu Udara Radio Peralatan Rambu Udara RadioYaitu Peralatan navigasi udara yang berfungsii memberikan signal informasi berupa Bearing ( arah ) dan jarak pesawat terhadap Ground Stastion peralatan dan memberikan informasi berupa IDENT.

a. Non Directional Beacon (NDB)Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau diluar lingkungan Bandar udara sesuai fungsi.

b. VHF Omnidirectional Range (VOR)Fasilitas navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar udar sesuai fungsinya.

c. Distance Measuring Equipment (DME)Alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/imformasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance). Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara tergantung fungsinya.

E. Fasilitas Bantu Pengamanan Bandar UdaraAdalah fasilitas yang digunakan untuk pengamanan baik yang berfungsi sebagai alat bantu personil pengamanan bandara dalam melaksanakan pemeriksaan calon penumpang pesawat udara termasuk barang bawaannya (cabin, bagasi dan cargo) dengan cepat tanpa membuka kemasannya.

Pemeriksaan secara phisik dengan membuka kemasan hanya akan dilakukan terhadap barang bawaan yang diindikasi berisi benda yang membahayakan dalam penerbangan maupun peningkatkan keamanan kawasan bandar udara.

1. Peralatan X-rayPeralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut. Peralatan X-Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan kapasitasnya yaitu :

- X-Ray Cabin

- X-Ray Bagage

- X-Ray Cargo.

2. Walk-Through Metal DetectorPeralatan detector berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan yang berada dalam pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

3. Hand-Held Metal DetectorPeralatan detector tangan yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat pada pakaian/badan calon penumpang pesawat udara yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.

4. CCTV (Closed Circuit Television)Peralatan kamera yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual pada semua ruang/wilayah di lingkungan terminal bandara dalam rangka pengamanan.

5. Explosive Detection SystemPeralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya lain yang mudah meledak dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti bom dan bahan lain yang sejenis pada semua barang bawaan calon penumpang pesawat udara.

F. Fasilitas Pelayanan Bandara

Adalah fasilitas yang berfungsi memberikan pelayanan operasi dan keselamatan operasi terkait pelayanan umum. Pelayanan umum yang diberikan mulai dari informasi berupa audio maupun video kepada pengguna yang ada di bandar udara ataupun petugas yang terkait langsung dalam kegiatan kegiatan operasional kantor bandar udara. Beberapa peralatan yang termasuk Peralatan Pelayanan Bandara, adalah :

1. PABX (Public Address Branch X-Change) Yang dimaksud dengan peralatan Public Address Branch Extension (PABX) adalah perangkat peralatan telepon yang terdiri dari Central unit atau Main Unit, Pesawat cabang, Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah perangkat peralatan utama pengontrol semua sistem operasi PABX yang berfungsi untuk menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT. TELKOM serta mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masing-masing pesawat cabang dengan telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang dapat berhubungan antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun berhubungan melalui telephone line dalam satu jaringan Central Unit.

2. FIDS (Flight Information Display System)Peralatan Flight Information Display System (FIDS) merupakan integrasi produk teknologi informasi sistem sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang dapat menyajikan informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan penerbangan dan lain-lain.

3. Public address system ( PAS) Peralatan Public Address System (PAS) bandara adalah salah satu peralatan system audio yang fungsinya untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua kegiatan di terminal bandar udara. Informasi ini dapat berupa kegiatan angkutan udara seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan audio. IGCS (Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat ke darat terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi yang digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara. 4. HT (Handy Talky) Yang dimaksud dengan peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah peralatan UHF-FM Transceiver (Transmitter dan Receiver) dengan sistem multi channel dan digunakan sebagai sarana komunikasi point to point (darat ke darat) dalam bentuk portable.

G. Fasilitas Komunikasi PenerbanganFasilitas Komunikasi Penerbangan dapat dikelompokkan atas 2 ( dua ) kelompok, yaitu :

Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (Aeronautical Fixed Services/ AFS).

Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (Aeronautical Mobile Services/ AMS).1. Peralatan Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan (AFS)Komunikasi Antar Stasiun Penerbangan, yaitu hubungan / komunikasi antara tempat-tempat yang tetap dan tertentu (point-to-point). Peralatan-peralatan yang digunakan adalah:

a. Automatic Message Switching Centre (AMSC)Sarana komunikasi teleprinter antar unit-unit ATS (point to point) dengan memakai sistem transmisi satelit (VSAT), dimana berfungsi sebagai pengontrol berita.

b. Teleprinter MachinePeralatan komunikasi yang digunakan untuk mengirim dan menerima berita-berita penerbangan dalam bentuk berita tertulis, dimana peralatan ini terhubung dengan suatu jaringan yang mencakup seluruh dunia yang ditetapkan berdasarkan ketentuan ICAO (Aeronautical Fixed Telecommunication Network / AFTN).

c. HF SSB TransceiverPeralatan komunikasi yang digunakan untuk melakukan pertukaran berita penerbangan melalui suara (untuk koordinasi antar unit-unit ATS / Air Traffic Services), dalam bentuk Single Side Band. d. Very Small Aperture Terminal (VSAT).Fasilitas transmisi dimana pemancar dan penerimanya pada frekuensi yang berbeda sehingga komunikasi dapat berlangsung secara full duplex dengan menggunakan media satelit.

e. Radio LinkSuatu pemancar dan penerima dengan frekuensi yang berbeda sehingga komunikasi dapat berlangsung secara full duplex. Dalam system Transmisi dengan Radio Link, data awal dirubah oleh suatu interface / modem kemudian dimodulasikan ke pemancar dan oleh penerima diproses sebaliknya.

f. Direct SpeechPeralatan komunikasi yang digunakan untuk melakukan pertukaran berita secara langsung khusus untuk koordinasi antar unit unit Air Traffic Services (ATS).

g. ATS Message Handling System (AMHS)Sistem di dalam ATN yang digunakan untuk menggantikan AFTN (suatu struktur jaringan hubungan komunikasi seluruh dunia yang ditetapkan berdasarkan ketentuan ICAO (Annex 10, Volume II), dimana berita secara tertulis (printed) disimpan dan disalurkan dengan menggunakan prosedur yang berorientasi pada karakter) dalam melakukan pertukaran berita-berita penerbangan.

h. ATN System (Ground Ground)Jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk sistem automasi yang mencakup Air Traffic Service Communication (ATSC), Aeronautical Operational Control (AOC), Aeronautical Administrative Communication (AAC) dan Aeronautical Passenger Communication (APC).

i. HF Data LinkUntuk komunikasi darat - udara, digunakan di daerah oceanic dan ruang udara dengan lalu lintas sedikit. Kombinasi penggunaan HF Data Link dengan AMSC akan meningkatkan availabilitas (karena dual redundant).

2. Peralatan Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan (AMS)Komunikasi Lalu Lintas Penerbangan, yaitu hubungan / komunikasi timbal balik antara pesawat udara dengan unit unit ATS di darat. Peralatan peralatan yang digunakan adalah :

a. High Frequency Air/Ground Communication (HF A/G)Peralatan tranceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan unit unit ATS (FSS, FIC) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi HF. Ditujukan untuk melayani suatu daerah tertentu yang dibagi atas 2 ( dua ) wilayah, yaitu :

1) RDARA ( Regional and Domestic Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan domestik, dengan menggunakan pemancar sebesar 1 KW atau lebih kecil.

2) MWARA ( Major World Air Route Area ), untuk pelayanan penerbangan International, dengan menggunakan pemancar sebesar 3 5 KW.

b. VHF A/G (AFIS, ADC, APP)Peralatan tranceiver (pemancar dan penerima) yang digunakan untuk komunikasi antara pilot (pesawat udara) dengan pemandu lalu lintas udara (unit ATS) dalam bentuk suara yang bekerja pada frekuensi VHF.

c. VHF - ER (ACC)Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan ACC yang mempunyai wilayah tanggung jawab yang sangat luas, maka dibeberapa tempat dipasang peralatan VHF- Extended Range (VHF-ER). Pemancar penerima serta tiang antenna VHF yang sangat tinggi ditempatkan di daerah pegunungan atau di daerah dataran tinggi. Selanjutnya dibangun stasiun radio untuk penempatan peralatan dimaksud, sehingga dapat menjangkau daerah yang sangat luas sesuai kebutuhan.

d. ATISFasilitas di bandara bandara yang broadcast (secara terus menerus menyiarkan) informasi informasi penting seperti cuaca, R/W in use & terminal area. Rekaman informasi yang dibroadcast secara terus menerus (30 menit sekali di upgrade) ini membantu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi beban kerja ATC dengan repetitive transmisi untuk informasi penting secara rutin.

e. VSCSMengorganisir semua komunikasi yang berhubungan dengan tugas ATC menggunakan tombol simulasi pada layar sentuh. f. RecorderPerangkat perekam yang dihubungkan dengan seluruh perangkat komunikasi yang ada, sehingga proses pengendalian penerbangan yang dilaksanakan oleh petugas LLU selalu ada bukti jika suatu saat diperlukan.

g. VHF Data LinkAtau disebut VDL, menggunakan protokol Bit Oriented dan memakai model referensi OSI (Open Systems Interconnection), dirancang sebagai subnetwork dari ATN untuk komunikasi digital aeronautika guna kebutuhan Air Traffic Service / ATS dan Airline Operation Centre / AOC.

h. Mode SFormat Mode S tersedia 24 bit untuk menyatakan alamat dari pemakai. Berarti dengan kombinasi 24 bit tersebut dapat melayani 16.777.216 pemakai. Sehingga diharapkan dapat memberikan system surveillance untuk terminal area dan ruang udara kontinental yang sangat padat.

i. ATN SystemAdalah jaringan global yang menyediakan komunikasi digital untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi yang bertambah dari pelayanan komunikasi air traffic, kontrol operasi penerbangan dan komunikasi adminitrasi penerbangan.

H. Fasilitas Listrik BandaraAdalah salah satu prasarana penujang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu : Pembangkit dan Jaringan Listrik Bandar Udara

Elektromekanikal dan Instalasi Listrik Bandar Udara 1.Peralatan Pembangkit dan Jaringan Listrik Bandar UdaraPembangkit dan Jaringan Listrik Bandar Udara , yaitu Penyedia tenaga listrik yang diperlukan bandar udara. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Sistem listrik Bandar UdaraSistem tenaga listrik di bandar udara pada umumnya terdiri dari empat unsur yaitu pembangkit, transmisi, distribusi dan pemakai tenaga listrik. Transmisi digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke pusat-pusat beban sedangkan distribusi digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari pusat beban ke masing-masing pemakai tenaga listrik. Genset dan sistem kontrolGenerator Set (Genset) adalah Suatu pembangkit listrik tenaga diesel yang digunakan di Bandar Udara sebagai catu daya cadangan bila terjadi pemadaman aliran listrik PLN sedangkan sistem kontrol yang digunakan adalah ACOS (Automatic Changeover Switch) , suatu alat untuk menghidupkan genset dan pengambil-alihan beban secara otomatis dari PLN ke Genset saat terjadi aliran listrik PLN padam atau sebaliknya saat PLN hidup (ON) kembali dan pengambilan-alihan beban dari genset ke PLN dan kemudian genset mati secara otomatis.

Uninterruptable Power Supply (UPS)Sistem catu daya listrik yang dapat memberikan tenaga listrik secara independen dalam jangka waktu tertentu tanpa harus adanya sumber catu daya primer atau sekunder atau sumber catu daya tersebut sedang dalam gangguan.

Penangkal petirSuatu alat yang memberikan pengamanan peralatan terhadap sambaran petir langsung ataupun tak langsung yang terjadi pada daerah dimana peralatan tersebut berada/terpasang serta melindungi peralatan tersebut dari dampak kerusakan yang ditimbulkan sehingga terjaminnya kontinuitas pelayanan operasional yang ada dibandara.

2. Peralatan Elektromekanikal dan Instalasi Listrik Bandar UdaraPeralatan Elektromekanikal dan Instalasi Listrik Bandar Udara, yaitu Penyedia Elektromekanikal dan Instalasi yang dibutuhkan bandar udara. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Instalasi penerangan gedung, parkir dan jalanLampu yang dipasang pada gedung, areal parkir kendaraan pengunjung, jalan akses dan tempat-tempat lain yang memerlukan penerangan yang berada di areal bandara.

Air ConditioningSuatu sistem yang menjalankan suatu proses mengkondisikan udara ruangan sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu.

Traction equipmentsPeralatan yang berfungsi memberikan kelancaran dan kenyamanan para pengguna jasa di terminal bandar udara dan gedung operasi keselamatan penerbangan. Peralatan tersebut meliputi garbarata, escalator, elevator, conveyor dll. Apron Flood LightLampu yang dipasang di sekitar apron dengan syarat-syarat tertentu untuk menerangi wilayah apron apabila apron memerlukan penerangan.

Wind directional indicator lightLampu yang menunjukkan letak wind sock pada area dekat runway.

Landing direction indicatorLampu penunjuk arah pendaratan berbentuk huruf T yang dapat dikontrol arahnya dengan menggunakan motor

I. Fasilitas Bantu PendaratanFasilitas Bantu Pendaratan, adalah salah satu prasarana penujang operasi bandara, dan dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu : Alat Bantu Pendaratan Instrumen/ILS (Instrument Landing System)

Alat Bantu Pendaratan Visual/AFL (Airfield Lighting System)1. Alat Bantu Pendaratan Instrument terdiri dari :1.1. Instrument Landing Syatem / ILSadalah alat bantu pendaratan instrumen (non visual) yang digunakan untuk membantu penerbang dalam melakukan prosedur pendekatan dan pendaratan pesawat di suatu bandara. Peralatan ILS terdiri atas 3(tiga) subsistem :

a. Localizer,yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu azimuth, mengenai kelurusan pesawat terhadap garis tengah landasan pacu, beroperasi pada daerah frekuensi 108 MHz hingga 111,975 MHz

b. Glide Slope,yaitu pemancar yang memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan, bekerja pada frekuensi UHF antara 328,6 MHz hingga 335,4 MHz.

c. Marker Beacon,yaitu pemancar yang menginformasikan sisa jarak pesawat terhadap titik pendaratan. dioperasikan pada frekuensi 75 Hz. Marker Beacon terdiri dari 3 buah, yaitu :

Outer Marker (OM)terletak 3,5 - 6 nautical miles dari landasan pacu. Outer Marker dimodulasikan dengan sinyal 400 Hz. Middle Marker (MM)terletak 1050 150 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan frekuensi 1300 Hz.

Inner Marker (IM) terletak 75 450 meter dari landasan pacu dan dimodulasikan dengan sinyal 3000 Hz.

Di Indonesia tidak di pasang IM mengingat ILS dioperasikan dengan kategori I.

1.2. Runway Visual Range (RVR)adalah suatu sistem/alat yang digunakan untuk memperoleh informasi meteorologi (cuaca) yaitu jarak tembus pandang (visibility) di sekitar runway2. Airfield Lighting System (AFL)adalah alat bantu pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat terbang selama tinggal landas, mendarat dan melakukan taxi agar dapat bergerak secara efisien dan aman.

Airfield Lighting System (AFL) meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :

a. Runway edge light,yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari.

b. Threshold light,yaitu rambu penerangan yang berfungsi sebagai penunjuk ambang batas landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan jarak tertentu memancarkan cahaya hijau jika dilihat oleh penerbang pada arah pendaratan.

c. Runway end light,yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas.d. Taxiway light,yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu memancarkan cahaya biru yang dipasang pada tepi kiri dan kanan taxiway pada jarak-jarak tertentu dan berfungsi memandu penerbang untuk mengemudikan pesawat terbangnya dari landasan pacu ke dan atau dari tempat parkir pesawat.

e. Flood light,yaitu rambu penerangan untuk menerangi tempat parkir pesawat terbang diwaktu siang hari pada cuaca buruk atau malam hari pada saat ada pesawat terbang yang menginap atau parkir.

f. Approach light,yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan.

g. PAPI (Precision Approach Path Indicator) dan VASIS (Visual Approach Slope Indicator System), yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down.

h. Rotating Beacon,yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower.

i. Turning area light,yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini terdapat tempat pemutaran pesawat terbang.

j. Apron Light,yaitu rambu penerangan yang terdiri dari lampu-lampu yang memancarkan cahaya merah yang dipasang di tepi Apron untuk memberi tanda batas pinggir Apron.

k. Sequence Flashing Light (SQFL),yaitu lampu penerangan berkedip berurutan pada arah pendekatan. SQFL dipasang pada Bar 1 s/d Bar 21 Approach Light System.l. Traffic Light,yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk pengaturan kendaraan umum yang dikhawatrikan akan dapat menyebabkan gangguan terhadap pesawat terbang yang sedang mendarat.m. Obstruction Light,yaitu rambu penerangan berfungsi sebagai tanda untuk menunjukan ketinggian suatu bangunan yang dapat menyebabkan gangguan/rintangan pada penerbangan.

n. Wind Cone, yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau lepas landas suatu pesawat terbang.

http://www.juanda-airport.com/index.php

Gambar 2.7 Detail Wind Cone

J. Konfigurasi Lapangan TerbangAdalah jumlah dan arah (orientasi) dari landasan serta penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkirnya yang terkait dengan landasan itu.

1. Landasan PacuPada dasarnya memiliki syarat:

a. Memenuhi persyaratan separation pemisah lalu lintas udara

b. Gangguan operasi satu pesawat dengan lainnya serta penundaan didalam pendaratan, taxiway serta lepas landas, minimal.

c. Pembuatan taxiway dari bangunan terminal menuju ujung landasan untuk lepas landas dipilih yang paling pendek

d. Pembuatan taxiway memenuhi kebutuhan hinggapendaratan pesawat dapat secepatnya mencapai bangunan terminal.

2. Taxiway

Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan ke luar masuk pesawat dari landas pacu ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari landas pacu ke hangar pemeliharaan. Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang sedang taxi, siap menuju ujung lepas landas.

Di Bandar udara yang sibuk dimana lalu lintas pesawat taxi diperkirakan bergerak sama banyak dari dua arah, harus dibuat parallel taxiway terhadap landasan untuk taxi satu arah. Rutenya dipilih jarak terpendek dari bangunan terminal menuju ujung landas yang dipakai untuk lepas landas.

Dilihat dari segi pendaratan, pembuatan taxiway harus bisa dipakai oleh pesawat secepatnya keluar landasan, sehingga landasan bisa dipakai oleh pesawat lain tanpa menunggu lama. Taxiway ini disebut exit taxiway atau turn off3. Konfigurasi Landasan Pacu

Konfigurasi landasan pacu terdiri dari:

1. Landasan tunggal

2. Landasan Paralel

3. Landasan dua jalur

4. Landasan berpotongan

5. Landasan terbuka V

(Basuki. 1986)

4. Apron

Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam apron adalah:

a. Konfigurasi bangunan terminal

b. Ramalan kebutuhan parkir pesawat selama periode puncak

c. Dimensi pesawat, berat dan jari-jari belok

d. Konfigurasi parkir pesawat

e. Wing tip clearance f. Efek jet blast (semburan jet)g. Instalasi hidran BBM

h. Kebutuhan jalan pelayanan apron

i. Kebutuhan peralatan parkir

j. Kemiringan apron

k. Marking apron

5. Runway and safety areaPanjang: area keamanan ujung landasan, dibuat dengan panjang minimal 90 m.

Lebar: minimal 2 kali landasan, tetapi FAA mensyaratkan lebar minimum 150 m.

Kemiringan: di bawah approach surface atau take off climb surface. Kemiringan dibawahnya tidak boleh lebih dari 5%. (Basuki. 1986)BAB III

KAPASITAS DAN BEBANKapasitas Juanda saat ini sudah over capacity. Kapasitas bandara juanda dapat menampung 6,5 juta penumpang, dan melayani 19 penerbangan domestik dan 7 penerbangan internasional. Sedangkan jumlah penumpang pada tahun 2011 telah mencapai 13,5 juta penumpang. (http://www.juanda-airport.com/index.php)Gambar 3.1 Data Lalu Lintas Udara Bandara Juanda

Gambar 3.2 Data Jumlah Penerbangan Domestik Bandara Juanda

Gambar 3.3 Data Jumlah Penerbangan Internasional Bandara Juanda

Gambar 3.4 Rute Penerbangan Bandara JuandaJenis pesawat yang dijijinkan mendarat pada Bandara Internasional Juanda dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 Data Jenis Pesawat di Bandara Juanda

Bandar udara di Indonesia yang mampu didarati pesawat B-747:1. Polonia / Medan

2. Hang-Nadim / Batam

3. Soekarno-Hatta / Jakarta

4. Halim Perdanakusumah / Jakarta

5. Juanda / Surabaya

6. Ngurah-Rai / Denpasar

7. Frans-Kaisiepo / Biak

BAB IV

MANFAAT, KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN

BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

A. Manfaat Bandara Internasional Juanda Surabaya1. Merupakan sebuah fasilitas sebuah pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.

2. Merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas angkutan udara untuk masyarakat.

3. Menyediakan jasa penyebaran penumpang melalui angkutan udara baik dalam negeri maupun luar negeri.B. Keunggulan Bandara Internasional Juanda Surabaya Berbagai keunggulan Bandara Internasional Juanda antara lain:

1. Bandara udara berstandart internasional

2. Lebih dari 9 juta penumpang per tahun

3. Terletak pada kota termaju kedua di Indonesia yaitu kota Surabaya

4. Berkelas 1A dengan luas 396 Ha.

5. Memiliki berbagai fasilitas yang lengkap

6. Melayani penerbangan nasional dan internasional

7. Mendapat penghargaan toilet umum bandara terbersih Indonesia

8. Mendapat peringkat ketiga penghargaan Service Quality Award 2008 dalam hal pelayanannya, untuk kategori International Airport Service di kawasan Asia Tenggara setelah Changi Airport Singapore dan Kuala Lumpur International Airport.9. Mendapat peringkat pertama kategori Domestic Airport Service(http://www.warnawarni.co.id/new/megaprojecthasanuddin/index.html)C. Kekurangan Bandara Internasional Juanda Surabaya Kekurangan yang dimiliki bandara juanda antara lain:1. Jam Operasional Bandara

Terbatasnya jumlah tenaga ATC bandara, menyebabkan Bandara Juanda Surabaya belum bisa memberlakukan sistem operasi 24 jam non stop. Padahal seharusnya untuk mengoptimalkan pelayanan bandara, Bandara Juanda Surabaya harus mampu beroperasi selama 24 jam. Saat ini Bandara Juanda Surabaya masih beroperasi selama 19 jam, yaitu mulai pukul 05.00 24.002. RunwayBandara Juanda Surabaya saat ini hanya memiliki 1 runway. Hal ini sangat disayangkan, mengingat jumlah lalu lintas take off maupun landing di Bandara Juanda Surabaya meningkat drastis. Dalam satu jam, kurang lebih ada sekitar 40-45 pesawat, padahal normalnya hanya 20-25 pesawat. Hal ini yang menyebabkan runway Bandara Juanda Surabaya sering terkelupas.3. Kapasitas Bandara Juanda

Dari sisi kapasitas, jumlah penumpang bandara juanda telah melebihi kapasitas yang ada. Saat ini jumlah penumpang dua kali lipat dari kapasitas yang direncanakan.

4. Dari hasil polling menunjukkan bahwa segi pelayanan yang masih perlu perbaikan adalah sistem informasi penumpang dan penataan parkir kendaraan (http://www.juanda-airport.com) Solusi dari Kekurangan Bandara Juanda1. Memberlakukan sistem operasi 24 jam untuk mengoptimalkan pelayanan bandara dengan menambah jumlah tenaga ATC bandara.

2. Diperlukan pembangunan double runway bandara juanda agar alur penumpang dan barang tidak mengalami overload seperti yang selama ini terjadi.3. Untuk mengatasi lonjakan jumlah penumpang di bandara juanda, maka perlu penambahan terminal bandara. Tentunya dengan perhitungan prediksi jumlah penumpang secara matang.4. Perlu adanya perbaikan dari segi pelayanan sistem informasi penumpang dan penataan parkir kendaraan.

BAB V

USULAN RENCANA AKSESIBILITAS BANDARA JUANDA MENGGUNAKAN KERETA API1. Akses Eksisting Menuju Bandara Juanda SurabayaSaat ini, akses eksisting menuju Bandara Juanda Surabaya adalah melalui :

a. Jalan Nasionalb. Jalan Tol BandaraSedangkan untuk moda transportasi yang digunakan adalah :

a. Mobil Pribadi

b. Taxi

c. Bus Bandara (Terminal Bungurasih)

Gambar 5.1. Akses Eksisting Bandara JuandaDengan adanya peningkatan jumlah penumpang yang cukup drastis dan adanya pengembangan kapasitas Bandara Juanda Surabaya (pembangunan terminal bandara baru) maka perlu diperhatikan pula mengenai pelayanan akses menuju ke Bandara Juanda. Aksesibilitas yang ada saat ini dirasa masih sangat kurang. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kinerja jalan nasional menuju Bandara Juanda Surabaya (Jalan A. Yani) sudah sangat jauh dari memuaskan. Dengan demikian dibutuhkan sebuah alternatif akses baru menuju Bandara Juanda Surabaya, salah satunya adalah pembangunan jalan rel menuju bandara.2. Rencana Pelayanan Jalan Rel BandaraAdapun studi tentang perencanaan jalan rel menuju Bandara Juanda Surabaya yang pernah ada adalah sebagai berikut : Dari Stasiun Gubeng menuju Bandara Juanda Surabaya Akan dibangun stasiun kereta api Bandara Juanda Prediksi Pelayanan secara komersial : 10.000 penumpang per hari Headway : 30 menit Journey time : 20 menit Fare : Rp. 50.000,-3. Studi Rute Alternatif yang akan DibangunRencana rute alternatif jalan rel menuju Bandara Juanda Surabaya adalah mengikuti jalur rel utama dari Stasiun Gubeng sampai Stasiun Waru, kemudian dari Stasiun Waru ke Stasiun Bandara Juanda Surabaya jika diperlukan dibuat dengan elevasi yang berbeda, dan antara Stasiun Bandara Juanda Surabaya seharusnya diintegrasikan dengan Terminal Penumpang Bandara Juanda Surabaya. Dari hasil studi beberapa alternatif rute yang akan dibangun, yang terbaik adalah dari eksisting jalan akses Bandara Juanda Surabaya ditambah dengan alinyemen jalan baru di sisi utara Bandara Juanda Surabaya.Sedangkan untuk letak atau posisi Stasiun Bandara Juanda Surabaya yang terbaik adalah berada di sisi barat Bandara Juanda Surabaya.

Gambar 5.2 Peta Jaringan Rel Kereta Api Sekitar Bandara Juanda Surabaya

Gambar 5.3 Alternatif Rute Jalan Rel Menuju Bandara Juanda

Gambar 5.4 Alternatif Rute Terbaik Jalan Rel Menuju Bandara Juanda Surabaya

Gambar 5.5 Posisi Terbaik Stasiun Bandara JuandaDAFTAR PUSTAKABasuki, Heru. 1993. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. Bandung : PT. Alumni

Horonjeff, Robert. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Jakarta : Erlangga

www.juanda-airport.comhttp://www.juanda-airport.com/index.phphttp://www.lensaindonesia.com/2012/09/03/smoking-area-dan-free-charge-mulai-disebar-di-juanda-untuk-kepuasan-pengguna-jasa.htmlhttp://www.warnawarni.co.id/new/megaprojecthasanuddin/index.html34