Bambu Makalah

22
Bambusa sp. SEBAGAI BIOMATERIAL Disusun oleh: Sessy Faudinna Fathani (19813003) Muslih Hakim (19813024) Nadine Claudia Elvira Suban (19813058) Muhammad Adi Rini (19813099) Ananda Teli R. (19813112) SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

description

bambu

Transcript of Bambu Makalah

  • Bambusa sp. SEBAGAI

    BIOMATERIAL

    Disusun oleh:

    Sessy Faudinna Fathani (19813003)

    Muslih Hakim (19813024)

    Nadine Claudia Elvira Suban (19813058)

    Muhammad Adi Rini (19813099)

    Ananda Teli R. (19813112)

    SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

  • DAFTAR ISI

    BAB 1 PENGANTAR

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 03 1.2 Tujuan ................................................................................................................ 04

    BAB 2 ISI

    2.1 Biologi Komoditas ............................................................................................. 05

    2.2 Potensi Industri .................................................................................................. 11

    2.3 Teknologi ........................................................................................................... 12

    2.4 Industri yang Sudah Ada ................................................................................... 13

    2.5 Manajemen ......................................................................................................... 13

    2.6 Market ................................................................................................................ 18

    2.7 Kebijakan ........................................................................................................... 18

    2.8 Aspek Sosial Komoditas .................................................................................... 18

    2.9 Industri Prospektif ..............................................................................................19

    BAB 3 KESIMPULAN

    3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21

  • BAB 1

    PENGANTAR

    1.1 Latar Belakang

    Sekarang kita sudah berada di era globalisasi dengan teknologi yang semakin

    berkembang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tahun demi tahun meningkat, secara

    langsung berdampak kepada kebutuhan energi terus meningkat. Karena kebutuhan energi

    yang meningkat dan diimbangi oleh kemajuan teknologi, kita sebagai manusia wajib

    menjaga keberlangsungan energi agar di masa depan kita tidak kekurangan energi, karena

    kita sebagai manusia sangat bergantung kepada energi terutama energi fosil. Dengan

    mengkembangkan teknologi yang ramah lingkungan yaitu bio-technology kita dapat

    menghasilkan energi yang dapat diperbaharui dan juga dapat menggantikan

    kertgantungan kita terhadap energi yang tidak dapat diperbahrui seperti energi fosil. Dan

    salah satu bidang yang tergantung terhadap energi yang tidak dapat diperbahuri

    adalahindustri material, industri material sangat bergantung terhadap energi yang tidak

    dapat diperbaharui oleh karena itu kita wajib mencari alternatif yang baru. Dengan

    menggunakan bioteknologi kita dapat membuat biomaterial industry, dengan

    menggunakan bahan yang dapat diperbaharui seperti bambu. Bambu adalah tumbuhan

    yang dapat digunakan untuk menjadi alternatif baru untuk industri material, karena di

    dunia terdapat 1500 spesies bambu yang bervariasi yang memungkinkan untuk menjadi

    bahan alternatif untuk industri material. Selain bambu merupakan tumbuhan yang masa

    panennya sangat cepat kurang dari 1 bulan, lebih cepat dari kayu. Jadi sangat

    memungkinkan apabila kita memanfaatkan bambu sebagai bahan material yang baru.

    Dengan beralih kepada biomaterial dengan menggunakan bambu, genarasi

    selanjutnya dapat tetap menikmati energi yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu Bumi

    juga akan menjadi lebih nyaman untuk kita apabila kita memanfaatkan bioteknologi ini.

  • 1.2 Tujuan

    Tujuan mengapa kita menggunakan bambu sebagai biomaterial industrydikarenakan

    sebagai berikut :

    Untuk menjaga keberlangsungan energi.

    Potensi dari bambu untuk industri material.

    Kegunaan dari bambu yang kurang dimanfaatkan dalam industri material.

  • BAB 2

    ISI

    2.1 Biologi Komoditas

    Bambu merupakan kelompok dari kayu sejati yang hidup berumpun, di seluruh dunia

    terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus

    bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa,

    Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong

    keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), Terdiri

    dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda

    dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,

    beruas-ruas, berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang.

    Klasifikasi Tanaman Bambu

    Kingdom : Plantae

    Divisio : Magnoliophyta

    Classis : Magnoliopsida

    Sub classis : Commelinidae

    Ordo : Cyperales

    Familia : Poaceae

    Genus : Bambusa

    Species : Bambusa sp

    Ukuran bambu bervariasi dari ukuran kecil hingga bambu kayu raksasa . Bambu telah

    berkembang 30 sampai 40 juta tahun yang lalu , setelah punahnya dinosaurus . Bambu adalah

    tanaman berkayu yang tumbuhnya tercepat di dunia . Bambu dapat tumbuh hingga 91-122 cm

    / hari ( 3,8-5,0 cm / jam ).

    Bambu pada umumnya memiliki batang yang berongga, kedap air dan menyebar

    dengan sistim akar rizoma. Bambu ber-rumpun (clumping) umumnya berasal dari kawasan

    tropis seperti Indonesia, Burma, Brazil, Columbia, India dan Selatan Cina. Beberapa jenis

    bambu yang tumbuh di Himalaya dan Andes merupakan rumpun yang tumbuh di iklim

    sedang yang dapat tumbuh baik di daerah dingin. Bambu merambat (running) umumnya

    berasal dari iklim sejuk seperti Jepang, Cina Utara, Siberia dan Amerika Utara. Bambu dapat

    berupak semak, dengan ukuran 3 meter hingga pohon besar dengan tinggi 30 meter.

    Seperti kebanyakan rerumputan, bambu tumbuh dan berbunga, menghasilkan biji dan

    mati. Karena bambu sangat jarang berbunga, biasanya dikembangbiakkan secara vegetatif.

  • Bambu jenis menjalar, biasanya dikembangkan dengan potongan rizomanya. Sedangkan

    bambu rumpun biasanya dikembangbiakkan dengan potongan batang bambu yang

    menyertakan ruas yang memiliki bakal tunas. Cabang tunas ini nantinya akan membantuk

    akar dan menghasilkan rizoma dan batang bambu baru.

    Batang bambu memiliki rongga dan dibatasi oleh node (buku) tempat tumbuhnya ranting dan

    daun bambu. Tunas monokotil seperti bambu dan palem tidak memiliki kambium.

    Kekuatan struktur dan kerasnya batang bambu disebabkan oleh serat dan lignin

    tracheid yang dimilikinya, yang terdiri atas selulosa. Selain itu batang bambu juga banyak

    mengandung silica (5%). Meskipun batang bambu bukan merupakan pohon sejati, namun

    bisa sangat keras karena kandungan silica dan ligninnya.

    Bambu merupakan tumbuhan yang sangat penting secara ekologi dan ekonomi. Ia

    merupakan salah satu tumbuhan yang paling berguna dan bernilai bagi manusia serta

    meyediakan bahan makanan utama bagi jenis hewan seperti panda. Beberapa spesies bambu

    berbunga secara rutin dan mati, fenomena ini masih dipelajari oleh peneliti tanaman.

    Bambu adalah tumbuhan yang sangat bernilai guna di kawasan tropis, baik pada masa lalu

    maupun masa kini. Menurut perkiraan bambu digunakan oleh lebih dari setengah populasi

    dunia setiap harinya. Menurut A. Lewington (Plants For People 1990), ada lebih dari 1000

    produk berbeda yang terbuat dari bahan bambu.

    Anatomi Bambu

    Batang bambu (culm), merupakan bagian yang paling banyak digunakan oleh manusia.

    Batang bambu memiliki tiga bagian utama yakni batang, tunggul/bongkot, dan umbi akar

    Batang: merupakan bagian yang muncul di permukaan tanah, berbantuk lurus dan bulat

    dan terdiri dari ruas-ruas yang dibatasi oleh sekat antar ruas (buku). Setiap bagian buku

    bambu (node) memiliki dua cincin, bagian

    bawah disebut dengan cincin kelopak/pelepah

    yang merupakan tempat kelopak batang bambu

    melekat dan sering terlihat bekas kelopak

    dibambu jika lepas. Sedangkan cincin bagian

    atas disebut dengan cincin tunas, merupakan

    bekas yang muncul akibat dari tumbuhnay ruas

    bambu.

    Tunggul/bongkot bambu: adalah bagian

    bawah dari batang, sebagian tertanam di tanah

    dan sebagian dapat dilihat di permukaan tanah.

    Bagian ini terhubung lansung dengan sistem

    akar dan rizoma bambu. Bagian ini merupakan

    tempat tumbuh mata tunas bambu yang

    nantinya menjadi rebung dan batang bambu

    baru, atau dapat tumbuh menjadi rizoma baru.

    Akar rizoma/umbi: merupakan bagian

    paling bawah dari bambu yang terdiri dari

    puluhan bagian-bagian kecil, semakin jauh

    bagian ini semakin mengecil dan tidak

    memiliki mata tunas bambu.

    Identifikasi Bambu

    Identifikasi dan klasifikasi spesies bambu bergantung pada observasi dan deskripsi dari

    semua bagian bambu. Sangat jarang hanya satu bagian saja dapat digunakan untuk mengenal

    spesies bambu sercara langsung. Biasanya identifikasi dengan

  • kombinasi karakteristik yang dapat menunjukkan spesies bambu secara tepat. Berikut ini

    adalah karakteristik dan fitur umum yang dapat digunakan untuk identifikasi bambu.

    Rizoma. Panjang dan diameter rizoma: pendek dan tebal, panjang dan tipis.

    Sifat rizoma: sebagai penopang batang, merambat di permukaan, atau merambat di

    bawah tanah.

    Kehadiran mata tunas pada rizoma: Ada atau tidak ada

    Posisi Akar: hanya di sekeliling nodes atau acak.

    Batang Jarak antar batang: berdekatan dan membentuk rumpun, atau

    terpisah dan tidak membentuk rumpun rapat.

    Sifat batang: Tegak lurus, tegak dan melengkung, bersandar,

    merambat

    Ukuran batang: TInggi dan diameter

    Kehadiran nodes: menyendiri atau rapat.

    Bentuk nodes: Paralel, kecil dibawah dan lebar diatas.

    Permukaan nodes: licin, tidak.

    Warna nodes: Hijau, hijau terang, hijau dengan garis putih,

    kuning dengan garis hijau.

    Permukaan ruas:Kasar, licin, kasar di bawah dan licin semakin ke

    atas.

    Bentuk ruas, bulat, tidak.

    Isi ruas (jika berongga): Kosong, berdebu, ada cairan.

    Kelopak Batang Jumlah kelopak batang.

    Variabel kelopak batang: bentuk sama, tipis, dan panjang di ujung, lebar dan pendek di

    pangkal, mengecil ke ujung.

    Warna dan pola kelopak: berbintik, bergaris.

    Permukaan kelopak: licin, diselimuti rambut, kasar.

    Tekstur kelopak: Keras, lunak

    Postur kelopak: tegak, reflex, horizontal.

    Keberadaan kelopak di batang: tetap ada, lepas dari batang.

  • Cabang Posisi cabang: dibagian atas batang saja, diseluruh batang.

    Sifat dan panjang cabang: cabang utama, cabang atas atau

    bawah.

    Jumlah cabang: tunggal, dua, tiga.

    Tempat muncul cabang: pada garis node, diatas node.

    Postur cabang: horizontal, menyudut ke atas, menyudul ke

    bawah.

    Modifikasi: memiliki duri.

    Daun Sifat daun: Kaku, tegak, menggantung

    Warna daun: Hijau pada kedua sisi, lebih terang disatu sisi.

    Bentuk daun: linear, meruncing.

    Ukuran daun: lebar dan panjang

    Struktur urat daun: terlihat jelas atau tidak terlihat bagian tengah, ada atau tidak ada

    cabang urat.

    Bunga Sifat: Tegak, lunak, lentur.

    Tempat muncul bunga: apakah muncul pada cabang yang memiliki daun,

    atau bunga bambu muncul pada cabang tanpa daun.

    Ukuran: Panjang dan lebar bunga.

    Warna: barwarna hijau atau ungu.

    Jenis-Jenis Bambu

    Bambu memiliki lebih dari 1.000 spesies dengan 100-an genera. Ahli menempatkan bambu

    dalam tribe Bambuseae dalam family rumput Poaceae, yang merupakan keluarga besar yang

    terdiri dari lebih 10.000 spesies. Bambu dapat ditemui dalam ukuran kecil (Poa annua)

    hingga ukuran pohon raksasa (Dendrocalamus giganteus). Keluarga bambu adalah tumbuhan

    paling penting didunia yang menyediakan mayoritas kebutuhan makanan manusia dan ternak.

    Rumput-rumputan adalah tumbuhan yang relative baru bagi flora bumi, muncul sekitar 30-40

    juta tahun lalu, lama setelah punahnya dinosaurus di permukaan bambu. Pdang rumput telah

    memberikan sumber makanan terhadap perkembangan mamalia herbivore dan kemudian

    menyediakan berbagai jenis makanan pada hewan karnivora. Beberapa tanaman yang

    populer disebut bambu (seperti lucky bamboo yang tumbuh secara hidroponik untuk hiasan

    dalam rumah), sebenarnya bukanlah keluarga rumput, tapi merupakan Dreceana sanderana,

    family Agavaceae, sejenis dengan teratai atau lily air.

    Bagian ini berisi informasi tentang jenis-jenis dan spesies bambu, baik yang tumbuh di

    Indonesia maupun di bagian dunia lainnya.

    Berikut ini beberapa data genus dan spesies dari bambu:

    Tabel 2.1.1 Data Genus dan Spesies

    Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies

    Acidosasa (21) Acidosasa bilamina ,Acidosasa

    breviclavata, Acidosasa brilletii,

    Acidosasa chinensis.

  • Alvimia (3) Alvimia auriculata, Alvimia gracilis,

    Alvimia lancifolia

    Ampelocalamus (11) Ampelocalamus actinotrichus,

    Ampelocalamus anhispidis,

    Ampelocalamus calcareus

    Apoclada (3) Apoclada arenicola, Apoclada

    cannavieira

    Arberella (7) Arberella bahiensis, Arberella

    costaricensis, Arberella dressleri

    Arthrostylidium

    (32)

    Arthrostylidium angustifolium,

    Arthrostylidium auriculatum,

    Arthrostylidium banaoense

    Atractantha (5) Atractantha amazonica, Alractantha

    aureolanata, Atractantha cardinalis

    Aulonemia (39) Aulonemia amplissima, Aulonemia

    aristulata, Aulonemia bogotensis

    Bambusa (157) Bambusa teres , Bambusa textilis ,

    Bambusa textilis 'Maculata', Bambusa

    textilis 'Purpurascens', Bambusa

    textilis var. Glabra, Bambusa textilis

    var. Gracilis, Bambusa thalaw-wa

    ,Bambusa thorelii ,Bambusa truncata,

    Bambusa tsangii, Bambusa tulda,

    Bambusa tuldoides, Bambusa tuldoides

    'Nana' ,Bambusa tuldoides, 'Ventricosa

    Kimmei' ,Bambusa tuldoides

    'Ventricosa' ,Bambusa utilis, Bambusa

    valida, Bambusa variostriata, Bambusa

    villosula ,Bambusa vinhphuensis,

    Bambusa viridis ,Bambusa vulgaris

    Bambusa vulgaris 'Kimmei', Bambusa

    vulgaris 'Vittata' ,Bambusa vulgaris

    'Wamin' ,Bambusa vulgaris var.

    Constrictinoda, Bambusa

    wenchouensis ,Bambusa xiashanensis

    ,Bambusa xueana ,Bambusa

    yunnanensis

    Bashania (6) Bashania auctiaurita, Bashania faberi

    Bonia (5) Bonia amplexicaulis, Bonia levigata

    Borinda (11) Borinda angustissima

    Cephalostachyum Cephalostachyum burmanicum,

    Cephalostachyum capitatum,

  • (17) Cephalostachyum capitatum var.

    Decompositum

    Chimonobambusa

    (38)

    Chimonobambusa angustifolia,

    Chimonobambusa armata,

    Chimonobambusa brevinoda,

    Chimonobambusa rigidula

    Chimonocalamus

    (16)

    Chimonocalamus

    bicorniculatus,Chimonocalamus

    burmaensis,Chimonocalamus

    callosus,Chimonocalamus delicatus

    Chusquea Chusquea sneidernii, Chusquea

    spadicea, Chusquea spathacea

    Colanthelia (7) Colanthelia burchellii, Colanthelia

    cingulata,

    Criciuma (1)

    Cryptochloa (9) Cryptochloa capillata ,Cryptochloa

    concinna Cryptochloa decumbens

    Cryptochloa dressleri Cryptochloa

    granulifera Cryptochloa soderstromii

    Cryptochloa strictiflora Cryptochloa

    unispiculata Cryptochloa variana

    Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies

    Diandrolyra (2) Diandrolyra bicolor ,Diandrolyra

    tatianae

    Ekmanochloa (2) Ekmanochloa aristata, Ekmanochloa

    subaphylla

    Elytrostachys (2) Elyfrostachys clavigera, Elytrostachys

    typica

    Ferrocalamus (2) Ferrocalamus rimosivaginus,

    Ferrocalamus strictus

    Gigantochloa (37) Gigantochloa hirtinoda, Gigantochloa

    holttumiana, Gigantochloa kachinensis

    Greslania (1) Greslania circinnata, Greslania

    montana ,Greslania multiflora

    ,Greslania rivularis

    Hickelia (4) Hickelia africana ,Hickelia alaotrensis

    ,Hickelia madagascariensis, Hickelia

    perrieri

  • Genus (Jlh Spesies) Nama Spesies

    Indosasa (27) Indosasa acutiligulata, Indosasa

    angustata, Indosasa angustifolia,

    Indosasa bacquangensis

    Kinabaluchloa (2) Kinabaluchloa nebulosaKinabaluchloa

    wrayi

    Lithachne (4) Lithachne horizontalism Lithachne

    humilism Lithachne pauciflora ,

    Lithachne pineti

    Olmeca (2) Olmeca recta mOlmeca reflexa

    Olyra (23) Olyra amapana, Olyra buchtienii,

    Olyra caudata

    2.2 Potensi Industri

    Potensi dari bambu untuk dijadikan industri sangatlah banyak, untuk mempermudah,

    potensi-potensi ini akan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

    1. Kerajinan tangan: dibuat dengan menggunakan tenaga manusia manual agar bernilai jual dan seni yang lebih karena unik setiap buahnya dan akan menjadi barang yang

    hanya tersedia terbatas sehingga bernilai ekonomi yang tinggi. Kerajinan tangan dari

    bamboo ini mencakup:

    Nampan dari bambu

    Kapal hiasan untuk souvenir

    Anyaman bambu

    Topeng

    Gelang kebudayaan

    Lampu hias

    Hiasan dinding

    Kaligrafi

    Patung dari akar bambu

    Ikat kepala

    Sabuk

    2. Rebung bambu : material dari bambu atau bambu muda yang dapat di olah menjadi makanan dan bernilai orisinil untuk setiap daerah di asia dan memiliki nilai ekonomis.

    Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu. Penduduk Indonesia

    maupun Asia umumnya menggunakan rebung sebagai bahan makanan. Selain

    digunakan sebagai isi lumpia , rebung juga sering digunakan sebagai bahan sayur

    untuk masakan khas Jawa Tengah. Selain itu, rebung juga diolah menjadi lema.

    Saat ini , rebung sudah dapat diolah untuk berbagai macam bahan makanan

    olahan berbahan dasar rebung seperti tepung rebung yang memiliki kandungan pati

    tinggi, cuka rebung, keripik rebung, rebung beku, dan asinan rebung.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tunashttp://id.wikipedia.org/wiki/Bambuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumpiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sayurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lema_%28makanan%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tepung_rebung&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Patihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cukahttp://id.wikipedia.org/wiki/Keripikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rebung_beku&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asinan
  • Rebung memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan dua belas asam amino

    penting yang sangat diperlukan oleh tubuh. Konsumsi rebung secara teratur diyakini

    merupakan salah satu tindakan preventif untuk menghambat berbagai jenis penyakit,

    termasuk kanker.

    3. Di proses secara industri: proses secara industry melibatkan proses secara semi otomatis ataupun otomatis. Pemprosessan secara instri ini membuka peluang bagi

    banyak kalangan karena tentunyaakan membutuhkan banyak sekali bahan baku dan

    daerah-daerah pinggiran akan cocok sebagai tempat dan penyuplai dari bamboo

    ini.Bamboo yang di proses secara industry dapat dibagi menjadi banyak kategori

    berdasarkan bahan yang dipakai:

    Premium processing (cth: flooring, laminated furniture)

    Medium value processing (cth:chopsticks, mat boards)

    Low value and bulk processing (cth:charcoal, paper & pulp)

    Unprocessed culms (cth: scaffolding and traditional construction.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Kanker
  • 2.3 Teknologi

    Teknologi Pengolahan Bambu

    Salah satu kelemahan bambu adalah umur pakainya yang relatif singkat (kurang

    awet). Keawetan alami bambu adalah daya tahan bambu secara alami untuk mencegah

    kerusakan dari faktor

    Biologis.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi umur pakai ini antara lain:

    waktutebang, umur saat tebang, kandungan pati, pengeringan, cara penyimpanan, iklim dan

    serangan organisme perusak.

    Berikut teknologi pengolahan Bambu:

    Pengeringan merupakan salah satu cara memperpanjang masa pakai bambu. Batang bambu yang

    sudah ditebang sebaiknya dikeringkan terlebihdahulu. Pengeringan bambu yang baik

    adalah dengan cara diangin-anginkan diudara terbuka atau di tempat yang teduh.

    Pengeringan langsung denganpenjemuran di bawah sinar matahari sebaiknya

    dihindarkan karena bambu akanretak sehingga mengurangi mutu (Berlian dan Estu,

    1995).Bambu yang telah ditebang adakalanya tidak langsung digunakan

    sehinggaperlu disimpan terlebih dahulu. Cara penyimpanan bambu perlu diperhatikan

    agarbambu tidak cepat rusak karena hama atau jamur. Bambu sebaiknya disimpan

    ditempat tempat yang mempunyai pertukaran udara yang baik, kering dan

    tidakterpengaruh oleh angin atau hujan.Cara penyimpanan bambu yang baik

    adalahdisandarkan pada dinding.Selain itu, di sekitar tempat penyimpanan bamboo

    sebaiknya diletakkan gumpalan kapur yang berfungsi sebagai bahan penyerap airdan

    untuk mencegah pertumbuhan jamur. Jamur berkembang biak pada suhu sekitar 28-

    30 derajat celcius.C dan pada kelembaban 80%.

    Pengawetan dikenal dua metode pengawetan yaitu pengawetan bambu tanpa bahan kimia (metode

    tradisional) dan pengawetan bambu dengan bahan kimia. Metode pengawetan bambu

    tanpa bahan kimia dipandang cocok digunakan dalam pengawetan bambu.Metode ini

    paling sering digunakan, mudah pelaksanaannya, ekonomis serta bersahabat dengan

    lingkungan meskipun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tersebut

    hanya efektif terhadap serangan bubuk kayu kering.

    Pengasapan Teknologi pengawetan ini meskipun sederhana tetapi sudah terbukti keunggulannya.

    Bambu yang digunakan sebagai rangka atap dapur yang senantiasa terkena asap

    terbukti lebih tahan lama dan mampu bertahan hingga 15 tahun.

    Pelaburan Bahan yang dimanfaatkan untuk melabur bambu antara lain aspal, kapur dan minyak

    tanah. Caranya: bahan-bahan tersebut dilaburkan pada potongan melintang pada

    bagian pangkal dan ujung batang bambu.

    Perebusan Metode ini akan membuat bambu resisten terhadap serangan organisme perusak.

    Pengawetan dengan perebusan dikaitkan dengan sifat Universitas Sumatera Utarazat

    pati.zat pati pada bambu tidak hanya dapat terurai oleh enzim yang dihasilkan oleh

    bakteri tetapi juga oleh suhu dan air.

    Perendaman

  • Pengawetan bambu dengan cara merendam dibedakan menjadi tiga, yaitu dalam air

    tergenang, air mengalir dan lumpur. Perendaman dalam air mengalir lebih banyak

    dilakukan dibanding dalam air menggenang sebab dapat mencegah bau busuk. Jenis

    bambu yang cocok diawetkan dengan perendaman umumnya adalah yang kadar

    patinya rendah.

    2.4 Industri yang Sudah Ada

    Berikut ini adalah contoh dari sekian banyak perusahaan yang telah bergerak

    di bidang industri pengolahan bambu:

    Namaperusahaan Bidangolahan

    M/s Mizoram Venus Bamboo Products (P)

    Ltd Bamboo Laminated Board, Door etc.

    M/s CeeKee Bamboo & Wood Products (P) Bamboo Mat Board, Ply Board etc

    M/s ZonunMatply (P) Ltd Bamboo Mat Board, Ply Board etc

    M/s Panson Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips

    M/s Sena Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips

    M/s Grace RTP Bamboo Bamboo Mat and Ply Board

    M/s Ephraim Bamboo Industry Bamboo Sliver and Mat

    M/s L.Z.Bamboo Industry Raw Bati and Incense Stick

    M/s Nutech Bamboo Projects (P) High Compressed bamboo timber

    M/s S.K. Bamboo Vinegar Unit Bamboo Charcoal & Vinegar

    M/s S.K. Bamboo Chipping Mill Bamboo Chips

    PT. Bambu Nusa Verde (BNV) Bioteknologiperbanyakanbambu

    PT. Dekor Asia Jayakarya Produk bamboo olahantangan

    MujurMakmur Tusuk sate daribambu

    PT. Prima Indo Grafika Pengepakanbambu

    Zencraft Kerajinanhiasanbambu

    PT. WarnaKeramik Ubinbambu

    Cv. TolisindoPersada Material bangunandaribambu

    UD. Medan Deli Plastik Importer bamboo dari china danvietnam

    http://www.indotrading.com/company/co9096.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co687.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2623.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2452.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co6685.aspx
  • UD. SumberBenih Penyediabenihbambu

    CvSinarGlodok Lestari Lampuhiasbambu

    Cv. KelolaBumi Nusantara Benihunggultanamanbambuhias

    Chiara Souvenir Souvenir bamboo

    PT. SolusiDatta Indonesia Ubin bamboo

    CV. Indonesia Surya Agung Furniture Furniture bamboo

    CV. KaryaBarokah Bibit tanaman unggul

    Cv. BumiCipta Lestari Material bangunan

    Cv. WijayaMandiri Furniture dan perlengkapan bambu

    2.5 Manajemen

    2.5.1 Managemen bio-resources

    Manajemen bio-resorces terdiri dari:

    -Pemilihan species atau bibit bambu

    -Penanaman bambu secara masal

    -Perawatan bambu

    -Pemananenan Bambu

    Berikut penjelasannya:

    Memilih Bibit Bambu

    Pilih bambu yang anda inginkan, seperti ukuran, lebar. Pilih bambu sesuai kebutuhan

    yang anda inginkan, ingat harus bergantung kepada keinginan pasar. Dan jangan lupa,

    pelajari dulu karakteristik bambu yang ingin anda tanam. Dan bambu yang biasanya sering

    digunakan adalah bambu Genus Phyllostachys. Karena bambu tersebut sangat produktif.

    Genus Phyllostachys adalah yang paling akrab di antara bambu ditemukan di dunia

    beriklim sedang. Kebanyakan spesies asli menengah ke Cina timur, Jepang dan Asia .

    Ketinggiannya mencapai 6 10 metet. Phyllostachys juga menawarkan beberapa bambu yang

    paling produktif , seperti P. aureosulcata " Yellow Groove " dan P. heteroclada " Air Bambu

    .Bambu Ini kuat , cepat menyebarnya dan juga bambu yang dapat menahan panas, dingin,

    serta kekeringan. Dan yang harus diingat bambu ini sangan produktif dan kuat.

    Untuk pertumbuhan, Batang baru Bambu dapat tumbuh lebih dari satu kaki sehari, muncul

    dari tanah di bulan April dan mencapai 15 meter pada bulan Juni.

    Cara Menanam Bambu dalam sekala besar

    http://www.indotrading.com/company/co2406.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co1709.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co4523.aspxhttp://www.indotrading.com/company/chiara-souvenir.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co7245.aspxhttp://www.indotrading.com/company/cv-indonesia-surya-agung-furniture.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co8448.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co2916.aspxhttp://www.indotrading.com/company/co3144.aspx
  • Tanam dahulu bibit bambu didalam pot. Agar kita dapatkan bibit unggul. Bibit ini

    didapatkan dari induk bambu, yang tumbuh disebelah bambu. Tinggal diambil dari tanah

    bersama akar rhizomanya.

    Siapkan barisan lahan .Gunakan traktor untuk membagi lahan untuk menanam bambu.

    Jangan lupa bersihkan rumput liar agar tanaman bambu tidak berebut nutrisi dengan tanaman

    liar tersebut.

    Sebelum lahan dibajak , kita ukur jarak antara

    bagian lahan yang dibajak. Agar memudahkan saat memanen

    Bambu.

    Ukur jarak antara pohon bambu, setiap jarak tanaman bambu sebaiknya 50

    centimeter.Itu juga dapat memudahkan kita untuk memanen serta membantu bibit tanaman

    bambu berkembang jadi antara bibit bambu tidak berebut nutrisi.

  • Setekah diukur jarak antara pohon, buatlah lubang untuk menanam bambu. Bisa

    menggunakan bor, tapi apabila tidak adak bor bisa digunakan skop atau pacul.

    Setelah tersedia lubang lubang untuk bibit bambu, tanamlah bibit bambu pada

    lubang lubang tersebut. Dan jangan lupa berikan air kepada bambu yang sudah di tanam.

    Saat bambu sudah dikasih air bentuklah, tanah

    seperti mangkok agar bambu lebih mudah nahan air.

    Cara Memanen Tanaman Bambu

    Apabila tinggi dan lebar bambu sudah sesuai yang diharapkan dari setiap jenis

    misalnya seperti bambu genus Phyllostachys yang biasa digunakan untuk timberland, yang

    tinggi biasanya bisa mencampai 6 20 meter. Kita bisa memanen bambu tersebut saat

    ketinggiannya sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan tergantung dari permintaan

    pasar.

  • Gunakanlah Gergaji mesin untuk memanen bambu, dengan cara memotong bambu

    tersebut. Jadi mudah dan gampang.

    Apabila pasar meminta bambu yang ada akarnya, mungkin akarnya bisa dijual untuk

    industri obat atau makanan . kita bisa gunakan alat ini :

    Sesudah itu pindahkan bambu kedalam tempat penyimpanan untuk dikelola lebih

    lanjut. Kita bisa menggunakan truk agar lebih mudah.

    2.5.2 Managemen hasil produk

    Yang terdiri dari:

  • -alat yang digunakan untuk memanen

    - Pengelolaan bambu pasca panen

    -untuk industri bangunan

    -untuk industri makanan

    -untuk industri mebel

    Berikut penjelasannya:

    Cara Mengelola Bambu sesudah masa panen

    Untuk bahan material, konsumen biasanya ingin bambu yang siap pakai. Pertama

    tama kita bersihin bambu dari daun daunnya dengga menggunakan golok atau pisau. Setelah

    itu bambu harus dijemur oleh sinar matahari agar air pada bambu hilang.

    Setelah dijemur bambu kita pisahkan sesuai dengan ukurannya masing masing,

    misalnya sesuai lebarnya bambu itu.

    Setelah itu untuk industri material kita buat jenis bambu yang bervariasi. Misalnya

    untuk atap kita bisa potong tipis tipis bambu tersebut.

    Setelah itu bambu siap dijual kepada orang yang membutuhkan bambu untuk

    membuat rumah atau membuat sesuatu yang membutuhkan bambu. Kita bisa export atau

    import.

    2.6 Market

    Penjualan bambu tertuju pada :

    -Bambu bisa dijual kepada kontraktor yang membutuhkan kontruksi untuk bangunan

  • -Bambu juga pasarkan untuk bahan baku kertas

    -Bambu dapat dipasarkan dalam bidang farmasi (obat)

    -Bambu dapat dijual dalam bentuk peralatan rumah tangga dan juaga meubel

    Sebelumnya bambunya itu dikelola lebih dulu untuk dijual sesuai dengan ke butuhan dalam

    pasar.

    Bambu di Indonesia merupakan tanaman yang telah dikenal sejak zaman nenek

    moyang. Karena itu penyebaran dan penerapannya telah sangat beragam dan tersebar di

    seluruh Indonesia dengan konsentrasi di jawa dan Sumatra, juga tercatat di Kalimantan,

    Sulawesi, Maluku dan bali. Sedangkan di papua dan nusa tenggara belum sebanyak di tempat

    yang disebutkan di awal. Sedangkan bamboo dimanfaatkan sebagai barang yang bernilai

    ekonomi di semua bagian Indonesia.

    2.7 Peraturan

    Sejauh ini di Indonesia belum ada peraturan pasti untuk mengatur

    penanaman,penebangan, maupun penggunaan bambu. Karena sejauh ini bambu masih dapat

    diproduksi oleh kalangan sendiri dan untuk peraturan hutan bambu sejauh ini sama seperti

    peraturan penebangan kayu secara keseluruhan.

    2.8 Aspek Sosial dari Komoditas Dampak keuangan Pro - Kemiskinan : Di tengah-tengah dari pendekatan ini adalah

    penggunaan pengukuran dampak keuangan pro - miskin. Ini adalah komponen dari

    dampak keuangan secara keseluruhan terkait dengan pendapatan yang dialirkan , dan

    pendapatan bagi petani dan usaha kecil dekat dengan sumber . Studi kelayakan

    menunjukkan bahwa ini biasanya berjumlah sekitar 75 % untuk sektor ini ( kecuali

    untuk produk seperti bubur / kertas ) .

    Penciptaan lapangan kerja : jumlah Purna Waktu Equivalent ( FTE ) pekerjaan yang

    diciptakan dalam pertanian , pra - pengolahan, pengolahan sekunder dan aktivitas

    terkait seperti transportasi dan pemuatan , perdagangan dan grosir.

    Jumlah penerima manfaat langsung : jumlah pekerja dan petani memperoleh manfaat

    langsung dari sektor ini . Jumlah penerima manfaat langsung akan lebih tinggi

    daripada penciptaan lapangan kerja FTE karena kebanyakan petani hanya

    menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menumbuhkan bambu .

    Pembagian keuntungan antara pria dan wanita : distribusi persentase analisis manfaat

    antara laki-laki dan perempuan juga dilakukan untuk setiap rantai pasokan ,

    berdasarkan pangsa penciptaan lapangan kerja .

    Manfaat distribusi Pedesaan : distribusi penciptaan lapangan kerja sepanjang masing-

    masing rantai pasokan , antara petani , pedagang , pra - pengolahan dan pekerja

    pengolahan sekunder , digunakan sebagai ukuran proxy untuk distribusi geografis

    potensi manfaat dan karenanya potensi manfaat yang ditangkap oleh daerah yang

    lebih terpencil (masyarakat miskin) . Indikator ringkasan yang digunakan adalah

    persentase pekerjaan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi masyarakat

    pedesaan yang diasumsikan dengan penciptaan lapangan kerja seperti: petani ,

    pedagang dan pekerja pengolahan primer.

    2.9 Industri Prospektif

    Bambu di Indonesia sudah sangat banyak industrinya dan di semua bidang sudah ada

    pengusaha ataupun industri yang memegang peranan. Untuk lebih jelas dari hal ini dapat di

  • lihat di tabel industry yang telah ada di makalah ini. Kebanyakan dari penelitian tentang

    bambu di Indonesia telah terimplementasikan di industry karena kebanyakan penelitian

    tersebut di lakukan ataupun didanai oleh industry yang bersangkutan. Tetapi ada suatu

    penelitian tentang cara penanaman bambu yang efektif. Penelitian ini lebih kearah para petani

    bamboo yang memiliki usaha penanaman bambu yang lalu hasilnya akan dilempar ke

    industry. Sehingga sampai saat ini bambu industri di Indonesia belum memiliki bidang

    penerapan yang prospektif karena sudah penuh oleh industry-industri menengah di daerah

    masing-masing.

    Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa depan, ditengah

    perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim dan perlindungan hutan.

    Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat tumbuh dengan cepat di

    bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis yang saat ini sudah sangat

    berkurang akibat dari permintaan yang sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian

    terhadap produksi bambu mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun

    Amerika.

    Bagaimanapun juga permintaan bambu secara global tumbuh lebih cepat dari tingkat

    ketersediaannya. Sehingga peluang bisnis perkebunan bambu masih sangat besar dan terbuka.

    Dari waktu ke waktu bambu selalu dapat membuktikan sebagai bahan baku yang

    dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi praktis. Di abad 21 ini bambu akan terus menjadi

    komoditas industri yang semakin berharga. Kita berharap akan semakin sering menemukan

    lebih banyak produk berbahan baku bambu di pasaran dan juga furniture dari bambu di

    rumah kita.

  • BAB 3

    KESIMPULAN

    Keberlangsungan energi pada saat ini menjadi topik yang hangat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat dan perkembangan teknologi yang semakin

    pesat. Bambu sebagai salah satu material yang jumlahnya banyak dapat menjawab tantangan

    kebutuhan energi pada saat ini. Sehingga bambu sangat baik untuk dijadikan biomaterial.

    Lalu potensi bambu sebagai industri material juga sangat besar. Selain karena faktor

    penduduk yang sudah dari dulu mengenal bambu sebagai material untuk alat-alat tradisinal,

    penduduk sekarang juga sudah semakin sadar dengan potensi yang bisa diambil dari bambu.

    Seperti untuk material pokok pembuatan rumah, kapal dan lain-lain. Hal ini disebabkan

    karena tekstur dari bambu serta serat yang sifatnya sangat kuat yang dimiliki oleh bambu.

    Namun belum banyak masyarakat yang sadar dengan potensi besar yang dimiliki oleh

    bambu. Hal ini menyebabkan potensi yang dimiliki bambu kurang dimanfaatkan oleh industri

    material sekarang.