balanced scorecard

download balanced scorecard

of 59

description

balanced scorecard

Transcript of balanced scorecard

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan semakin pesat

    diantaranya dengan adanya aplikasi Sumpah Pemuda dan Padamu Negeri yang

    mendukung kinerja pendidik dengan metode Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).(Khoriul: 2010)

    Sekarang ini Pembelajaran dengan metode Kurikulum 2013 (Kurtilas) ini baru

    digunakan di dunia pendidikan 5 Mei 2014 sebagai salah satu metode

    pembelajaran yang diterapkan sebagai pendukung kinerja pengajar terhadap

    siswa-siswi-nya dengan merubah pola pikir yang terkait dengan perkembangan

    dunia IT saat ini.

    Salah satu penerapan yang yang dikenalkan pada siswa-siswi-nya yaitu

    penggunaan komputer yang dimana siswa diajarkan akan teknologi yang saat

    ini berkembang. tidak hanya siswa saja namun pengajar juga diberi bekal akan

    pengetahuan dan teknologi yang saat ini berkembang, seperti halnya

    pengunaan komputer dan beberapa metode pengajaran yang dikenalkan.

    Begitupun dengan Penambahan metode pengajaran pendidik dalam

    meningkatkan mutu pengajar dan pengajaran yang akan disampaikan pada

    siswa-siswi-nya dengan berbagai metode diantaranya : Silang, Broken Square,

    Tanya Jawab, Membaca dan berdiskusi, Drill dll. dan pendidik mempunyai

    ketentuan untuk menyampaikan metode tersebut yang terdapat di modul RPP

    dari Dinas yang bersangkutan.(La Ode Abdul Rohman: 2012).

    RPP Adalah Rencana Proses Pembelajaran yang dipergunakan oleh pengajar

    dalam metode pengajaran yang akan berlangsung selama tahun ajaran pada

    sekolah tersebut. RPP akan menilai pengajar sejauhmana metode yang

    diajarkan itu bisa dilakukan dan diterapkan pada siswa-siswi pada sekolah

    tersebut. Adanya Pemahaman dalam pembuatan RPP Kurtilas ini dengan

    Metode BSC sangat dibutuhkan dikarenakan dalam penulisan RPP sering kali

  • menemukan ketidak cocokan antara metode yang diajarkan kepada siswa-

    siswinya dengan modul RPP Kurtilas tersebut yang membuat para pendidik

    merasa terbebani dalam melakukan penulisan RPP Kurtilas dan harus segera

    diselesaikan. Ataupun adanya masalah-masalah yang berasal dari eksternal

    yaitu setiap Gugus masih menggunakan metode RPP KTSP, namun dari pihak

    Dinas sudah memberikan pengarahan terhadap guru di Rayon 10 untuk

    menggunakan RPP Kurtilas dan itu menjadi suatu masalah yang harus

    ditangani.(Uswatun Khasanah: 2009)

    Namun kenyataannya sampai saat ini pendidik di 89 Sekolah Dasar Rayon 10

    Bandung masih merasa canggung dengan dikeluarkannya ketentuan penulisan

    RPP Kurtilas yang bertolak belakang dengan hasil yang diterapkan pada murid.

    dan ketidak cocokan metode dengan hasil yang diterapkan sangat berbeda

    yang akan menjadi penghambat dalam keberlangsungan pembelajaran, efisien

    waktu dan pengukuran prioritas.

    Dari pembahasan diatas maka dilakukan Pengembangan dan Perancangan

    Aplikasi untuk mengetahui point mana saja yang mempersulit penulisan RPP

    kurtilas dari sisi Pengajar dengan membuat aplikasi sederhana yaitu Aplikasi

    Quisioner Pada Microsoft Access, yang akan disesuaikan dengan Analisis

    Balanced Scorecard melalui Mapping Strategi, 2 Perspektif(Growth &

    Learning, Internal Process) dengan mengetahui KPI (Key Performance

    Indeks) dari pengajar tersebut, untuk membantu kekurangan/ kelebihan para

    pengajar dalam penguasaan di kurikulum 2013 terutama dalam penulisan RPP

    ini.

    I.2 Identifikasi Persoalan

    Berdasarkan latar belakang yang sudah diutarakan, maka penulis

    mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

    1. RPP Kurikulum 2013 lebih sulit, sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan

    apa yang diharapkan oleh pengajar.

  • 2. Komponen pembelajaran yang diterapkan dalam KTSP ditunda dan

    penerapan kurikulum 2013 diberlakukan sehingga akan menimbulkan

    penerapan baru diantaranya kompetensi yang ingin dicapai, kompetensi

    sikap dan perilaku sebagai komponen pendukung dalam penentuan kualitas

    siswa .

    3. Kesulitan dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 sehingga penguasan

    tekhnologi komputerisasi para guru tidak kompeten terutama bagi Guru

    generasi generasi terdahulu ( guru yang sudah tua ) rata- rata gagap akan

    tekhnologi komputerisasi dalam penyusunan RPP.

    I.3 Lingkup dan Batasan

    Untuk memfokuskan penelitian, maka ruang lingkup permasalahan hanya

    mencakup sebagai berikut:

    1. Analisis dan perancangan RPP Berskala BSC dengan metode Knowledge

    Management System (KMS) untuk pengajar Di Sekolah Dasar.

    2. Implementasi dan perancangan sampai dengan solusi terhadap

    pembelajaran yang saat ini ada dengan membuat analisis berupa Quisioner

    / berkas AP.1(diketahui oleh dinas yang bersangkutan).

    I.4 Tujuan

    Dari identifikasi permasalahan di atas maka penulis memiliki maksud dan

    tujuan, adalah sebagai berikut:

    1. Untuk memberikan pengarahan dalam melakukan penulisan RPP

    Kurikulum 2013.

    2. Ketentuan penulisan dalam KTSP bisa dilakukan dalam penerapan

    Kurikulum 2013.

    3. Memudahkan pengajar yang sudah berumur maupun tidak mengerti akan

    penggunaan tekhnologi akan penerapan / penulisan RPP.

  • I.5 Metodologi

    Berikut ini merupakan tahapan-tahaoan yang akan dilakukan dalam

    mengerjakan tugas akhhir:

    1. Studi literatur

    Kegiatan ini akan dilaksanakan dari awal penyusunan proposal sampai akhir

    pengerjaan tugas akhir. Studi literatur dilakukan untuk mengkaji lebih

    dalam mengenai knowledge management system, key performance

    indicator, dan balanced scorecard.

    2. Analisis Awal

    Analisis awal berisi pembahasan yang kemudian akan menjadi dasar dalam

    pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Bab ini berisi bahan mengenai model

    KMS yang akan diukur performansinya pada tugas akhir ini, analisis untuk

    menganalogikan KMS dan lembaga terkait, dan kerangka kerja yng

    digunakan dalam analisis pada bab selanjutnya. Analsis awal mengenai

    KMS dilakukan menggunakan studi kasus berupa forum pembelajaran

    antara guru dan siswa dalam 1 jam pelajaran / studi kasus. Studi kasus ini

    digunakan untuk memahami proses pemetaan sebuah kegiatan menjadi

    sebuah KMS. Sedangkan analisis mengenai analogi KMS dan lembaga

    tersebut dilakukan karena BSC merupakan metode pengukuran performansi

    untuk perusahaan/organisasi. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk

    membandingkan kedua hal ini.

    3. Observasi

    Kegiatan ini dilakukan setelah kajian awal selesai dilaksanakan dan

    dilakukan dengan tujuan untuk mengamati KMS diimplementasikan di

    Lembaga Pendidikan. Apabila memungkinkan, observasi juga akan

    dilakukan terhadap pengukuran performansi KMS yang telah ada di

    Lembaga Pendidikan. Metode observasi yang digunakan berupa

    wawancara, observasi lapangan, dan eksplorasi dokumen. Berdasarkan hasil

    observasi, kemudian akan dianalisis mengenai bentuk KMS yang

    diimplementasikan di Lembaga tersebut. Hal ini akan digunakan untuk

  • analisis lanjutan mengenai pengukuran yang akan dilakukan kepada KMS

    tersebut.

    4. Analisis Lanjutan

    Pada tahap ini dilakukan perumusan analisis untuk mengukur peformansi

    KMS lembaga menggunakan BSC. Model KMS lembaga menjadi objek

    pengukuran dibentuk menggunakan model KMS, hasil analisis sebelumnya

    dan hasil observasi di UPTD Baleendah.

    5. Penarikan kesimpulan dan saran

    Setelah analisis dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk menarik

    kesimpulan apakah balanced scorecard dapat digunakan untuk mengukur

    performansi KMS beserta kekurangan dan saran perbaikannya

    I.6 Sistematika Pembahasan

    Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

    1. BAB I PENDAHULUAN, merupakan bab pembuka laporan yang memiliki

    gambaran umum mengenai pelaksanaan Tugas Akhir. Bab ini terdiri dari

    latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan

    sistematika pembahasan dalam pelaksanaan Tugas Akhir.

    2. BAB II DASAR TEORI, menjelaskan dasar-dasar teori mengenai

    pengetahuan, knowledge management system, pengukuran performansi,

    dan balanced scorecard. Dasar teori ini kemudian akan digunakan sebagai

    bekal melakukan analisis pada tahap selanjutnya.

    3. BAB III ANALISIS AWAL, menjelaskan model KMS yang akan diukur

    performansinya menggunakan BSC, karakteristik empat perspektif

    balanced scorecard, analogi KMS dan perusahaan menggunakan

    perbandingan karakteristik keduanya, dan kerangka kerja pengukuran

    performansi menggunakan BSC.

    4. BAB IV ANALISIS LANJUTAN, berisi analisis mengenai bagaimana

    mengukur performansi KMS berdasarkan model KMS untuk perusahaan.

  • Hal-hal yang dibahas meliputi pembentukan model KMS perusahaan secara

    umum, pemahaman visi KMS, perumusan tujuan strategis KMS untuk

    setiap perspektif BSC, penentuan key success factor setiap perspektif,

    identifikasi hubungan sebab akibat antar perspektif BSC, perumusan KPI

    KMS untuk setiap perspektif BSC, evaluasi rumusan KPI, penentuan

    prosedur implementasi, dan analisis tambahan mengenai prospek teknologi

    untuk membantu proses pengukuran KPI.

    5. BAB V PENUTUP, berisi kesimpulan-kesimpulan mengenai pelaksanaan

    kegiatan Tugas Akhir baik isi maupun proses dan saran-saran yang dapat

    diberikan untuk pengembangan yang mungkin dilakukan terhadap Tugas

    Akhir ini

  • BAB II

    DASAR TEORI

    II.1. Teori Tentang Permasalahan

    II.1.1. Penilaian

    Menurut Angelo (1991: 17). Penilaian adalah suatu metode yang

    sederhana dapat menggunakan fakultas(sekolah) untuk

    mengumpulkan umpan balik awal dan setelahnya, pada seberapa

    baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkam). [2]

    Menurut Suharsimi yang dikutip oleh Sridadi(2007).Penilaian

    adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pengambilan keputusan

    terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk bersifat kualitatif.

    Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan

    penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi

    tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian

    kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian

    menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar

    seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif

    (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa

    angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau

    penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian hasil belajar pada

    dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru)

    dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

    Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-

    hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Pengajar

    harus mengetahui sejauh mana pembelajar (learner) telah mengerti

    bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari

    kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.

    Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari

    kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan

    dengan nilai. Penilaian adalah kegiatan menentukan nilai suatu

  • objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak

    berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur

    yang telah ditetapkan sebelumnya. Ciri penilaian adalah adanya

    objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar

    untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan

    kriteria atau apa harusnya. Penilaian proses belajar adalah upaya

    memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

    oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Oleh

    sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu

    sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.[2]

    Maka dapat disimpulkan bahwa, penilaian adalah hasil dari akibat

    dari proses terhadap proses belajar yang teah dilakukan terhadap

    belajar mengajar antara kenyataan dan implementasi dari metode

    yang dilakukan oleh pengajar.

    Tujuan Penilaian

    Pertanyaan pokok sebelum melakukan evaluasi ialah apa yang harus

    dinilai. Terhadap pertanyaan ini kita kembali kepada unsur-unsur

    yang terdapat dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan,

    metode dan penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar

    mengajar pada hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang

    diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau

    menempuh pengalaman belajarnya (Nana, 1989).

    Evaluasi atau penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil

    pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

    peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan

    kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

    Adapun tujuan evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut:

    a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat

    diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang

    studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

  • b. Megetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di

    sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah

    tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang

    diharapkan.

    c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan

    perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan

    dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

    d. Memberikan pertanggungjawaban pihak sekolah kepada pihak-

    pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi

    pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

    Menurut Anas (1995), tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas dua:

    1. Tujuan umum

    Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua,

    yaitu:

    a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan

    sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan

    yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti

    proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

    b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode

    pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran

    selama jangka waktu tertentu.

    2. Tujuan khusus

    Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam

    bidang pendidikan adalah:

    a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh

    program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin

    timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk

    memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

    b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab

    keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam

    mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan

    ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

  • Jenis Penilaian

    1. Penilaian Autentik

    Menurut Syofiana, 2010 menjelaskan bahwa Penilaian autentik

    adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk

    pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran

    siswa, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang

    relevan dalam pembelajaran. [4]

    Sedangkan menurut OMalley dan Pierce dalam Anonim

    mengatakan bahwa Penilaian autentik adalah bentuk penilaian

    yang menunjukan pembelajaran siswa yang berupa pencapaian,

    motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas kelas.[4]

    2. Penilaian Tertulis

    Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik

    mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,

    menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan

    sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis

    berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga

    mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan peserta didik.

    Penilaian tertulis adalah penilaian yang menuntut peserta didik

    memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian.

    Penilaian tertulis yang dikembangkan dalam penilaian otentik

    lebih dutekankan pada penilaian tertulis yang jawabannya berupa

    isian dapat berbentuk isian singkatdan/atau uraian.

    Soal dengan mensuplay jawaban terdiri dari Isian atau

    melengkapi, Jawaban singkat atau pendek, dan Soal uraian.

    Teknik penilaian tes tertulis uraian adalah alat penilaian yang

    menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami,

    mengorganisasikan gagasan yang sudah dipelajari dengan cara

    mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersbut dalam

  • bentuk uraian tulisan. Teknik ini dapat digunakan untuk menilai

    berbagai jenis kemampuan, yaitu mengemukakan pendapat,

    berpikir logis, kritis, sistematis dan menyimpulkan.

    Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu

    mempertimbangkan Substansi, misalnya kesesuaian butir soal

    dengan indikator soal dan indikator pembelajaran; Konstruk,

    misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan

    tegas;Bahasa, misalnya rumusan soal tidaak menggunakan

    kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.

    Soal bentuk uraian non-objektif tidak dapat diskor secara

    objektif, karena jawaban yang dinilai dapat berupa opini atau

    pendapat peserta didik sendiri, bukan berupa konsep kunci yang

    sudah pasti. Pedoman penilaiannya berupa kriteria-kriteria

    jawaban. Setiap kriteria jawaban diberi rentang skor tertentu,

    misalnya 0 5. Tidak ada jawaban untuk suatu kriteria diberi skor

    0. Besar- kecilnya skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu

    kriteria ditentukan berdasarkan tingkat kesempurnaan jawaban. [4]

    3. Penilaian Lisan[4]

    Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan

    denganmengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik

    dan pesertadidik Penilaian lisan sering digunakan oleh pendidik di

    kelas untuk menilai peserta didik dengan cara memberikan beberapa

    pertanyaan secara lisan dan dijawab oleh peserta didik secara lisan

    juga.

    Pertanyaan lisan merupakan variasi dari tes uraian. Penilaian ini

    sering digunakan pada ujian akhir mata pelajaran agama dan sosial.

    Kelebihan penilaian ini antara lain: memberikan kesempatan kepada

    pendidik dan peserta didik untuk menentukan sampai seberapa baik

    pendidik atau peserta didik dapat menyimpulkan atau

    mengekspresikan dirinya, peserta didik tidak terlalu

    tergantung untuk memilih jawaban tetapi memberikan jawaban

    yang benar, peserta didik dapat memberikan respon dengan bebas.

  • Penilaian lisan bertujuan untuk mengungkapkan sebanyak mungkin

    pegetahuan dan pemahaman peserta didik tentang materi yang

    diuji. Sedangkan kelemahan tes lisan antara lain subjektivitas

    pendidik sering mencemari hasil tes dan waktu pelaksanaan yang

    diperlukan relatif cukup lama.

    Penilaian lisan dapat dilakukan dengan dengan teknik sebagai

    berikut:

    1. Sebelum dilaksanakan tes lisan, pendidik sudah melakukan

    inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada peserta

    didik, sehingga dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi dan

    baik dari segi isi maupun konstruksinya

    2. Siapkan pedoman dan ancar-ancar jawaban bentuknya, agar

    mempunyai kriteria pasti dalam penskoran dan tidak terkecok

    dengan jawaban yang panjang lebar dan berbelit-belit

    3. Skor ditentukan saat masing-masing peserta didik selesai

    dites, agar pemberian skor atau nilai yang diberikan tidak

    dipengaruhi oleh jawaban yang diberikan oleh peserta didik yang

    lain.

    4. Tes yang diberikan hendaknya tidak menyimpang atau

    berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi.

    5. Untuk menegakan obyektivitas dan prinsip keadilan, Pendidik

    tidak diperkenankan memberikan angin segar atau memancing

    dengan kata-kata atau kode tertentu yang bersifat menolong peserta

    didik dengan aalasan kasihan atau rasa simpati.

    6. Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Artinya jangan

    sampai menimbulkan rasa takut, gugup atau panik di kalangan

    peserta didik.

    7. Pendidik mempunyai pedoman waktu bagi peserta didik

    dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan pada tes lisan.

    8. Pertanyaan yang diajukan hendaknya bervariasi, dalam arti

    bahwa sekalipun inti persoalan yang ditanyakan sama, namun cara

    pengajuan pertanyaannya dibuat berlainana atau beragam;

  • 9. Pelaksanaan tes dilakukan secara individual (satu demi satu),

    agar tidak mempengaruhi mental peserta didik yang lainnya.

    4. Penilaian Praktek

    Penilaian Praktek dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

    peserta didik dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Penilaian ini

    cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi atau

    indikator keberhasilan yang menurut peserta didik menunjukkan

    unjuk kerja, misalnya bermain peran, memainkan alat musik,

    bernyanyi, membaca puisi, menggunkan peralatan laboratorium,

    mengoperasikan komputer.

    Penilaian praktik perlu mempertimbangkan: langkah-langkah

    kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan

    kinerja dari suatu kompetensi, kelengkapan dan ketepatan aspek

    yang akan dinilai dalam kinerja tersebut, kemampuan khusus yang

    diperlukan untuk menyelesaikan tugas, upayakan kemampuan yang

    akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati, dan

    kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang

    akan diamati.

    Teknik Penilaian Praktik dibagi dua macam, yaitu daftar cek dan

    skala rentang. Daftar Cek Pada penilaian praktek yang

    menggunakan daftar cek (ya tidak), peserta didik mendapat nilai

    apabila kriteria penguasaaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh

    penilai. Kelemahan teknik penilaian ini ialah penilai hanya

    mempunyai dua pilihandan tidak menpunyai nilai tengah. Misalnya

    benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Sedangkan Skala

    Rentang pada penilaian unjuk kerja memungkinkan penilai

    memberikan skor tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu.

    Karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori

    nilai lebih dari dua, misalnya sangat kompeten kompeten tidak

    kompeten.- sangat tidak kompeten. Penilaian skala rentang

  • sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor

    sujektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.

    II.1.2. Kinerja

    Berikut ini pengertian kinerja menurut para ahli diantaranya :

    Menurut Anwar Prabu Mangkunegara bahwa Kinerja adalah hasil

    kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

    pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

    jawab yang diberikan kepadanya.[5]

    Menurut Rivai dan Basri bahwa Kinerja adalah ksesediaan

    seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan

    dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan

    hasil seperti yang diharapkan. [5]

    Menurut Ambar Teguh Sulistiyani bahwa Kinerja adalah kobinasi

    dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil

    kerjanya. [5]

    Sedangkan menurut John Whitmore bahwa kinerja adalah

    pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntu dari seseorang dan kinerja

    adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pamaeran umum

    keterampilan. [5]

    II.1.3. Pengukuran Kinerja

    Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006)

    mendefinisikan sistem pengendalian persediaan sebagai berikut ini.

    Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses

    mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan

    mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan

    kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.

    [3]

  • II.1.4. Pengajar

    Pengajar adalah agent of change yang memiliki mandat mulia

    untuk mencetak sumber daya manusia yang terdidik dan terampil.[5]

    II.1.5. RPP

    RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan

    pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapagan untuk

    setiap Kompetensi Dasar (KD). Oleh karena itu, apa yang tertuang

    di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan

    aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu

    KD. Dalam menyusun RPP, guru harus mencantumkan Standar

    Kompetensi (SK) yang memayungi KD, yang akan disusn dalam

    RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat:

    1. Tujuan Pembelajaran

    2. Materi Pembelajaran

    3. Metode Pembelajaran

    4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

    5. Sumber Belajar

    6. Penilaian

    Berbeda dengan Kurikulum KTSP, pada Kurikulum 2013 beberapa

    perangkat pembelajaran disediakan oleh pemerintah pusat, seperti

    silabus, buku ajar. Siswa tidak perlu membeli Lembar Kerja Siswa

    (LKS), karena buku siswa Kurikulum 2013 telah dilengkapi LKS.

    Kurikulum 2013 untuk jenjang SD menggunakan pendekatan

    pembelajaran tematik.[6]

  • II.1.6. Kurikulum 2013

    Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis

    karakter. Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang

    dikeluarkan olehe Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

    Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah

    kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan

    pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntu untuk paham atas

    materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta meiliki

    sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara

    resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

    sudah diterapkan sejak 2006 lalu. Bukan hanya itu, Kurikulum ini

    pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.[7]

    Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut

    diantaranya adalah sebagai berikut:[7]

    1. Pengetahuan

    Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa

    dengan aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada

    penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam hal pelajaran.

    Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperolehjuga dari Ulangan

    Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan

    Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan bukanlah

    aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang

    dilaksanakan sebelumnya.

    2. Keterampilan

    Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam

    kurikulum di Indonesia. Keterampilan merupakan upaya

    penekanan pada bidang skill atau kemampuan. Misalnya adalah

    kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat,

    berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta

    melakukan presentasi. Aspek Keterampilansendiri merupakan

    salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan

  • pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan

    pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.

    3. Sikap

    Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan

    penilaian. Sikap meliputi perangai sopan santun, adab dalam

    belajar, sosial, absensi,dan agama. Kesulitan penilaian dalam

    aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu

    mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan

    tidak begitu efektif.

    Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Rapor pada

    Kurikulum 2013 tersebut ditulis berdasarkan pada Interval serta

    dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada pada

    kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar

    peserta didik. Upaya penilaian pada Rapor di kurikulum

    2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu Pengetahuan,

    Keterampilan, danjuga Sikap. Setiap kolom nilai

    tersebut (Pengetahuan dan Keterampilan) dibagi lagi menjadi

    2bagia kolom yaitu kolom angka dan juga kolom huruf, dimana

    setiap kolom diisi menggunakan system nilai interval.

    II.1.7. Hasil Riset Penelitian

    Dalam melakukan observasi kelapangan ke Sekoldah Dasar yaitu SDN Jati 3,

    didapat berupa informasi tentang penulisan dalam penulisan RPP kurikulum

    2013 untuk kelas 1 pada semester 1 tema 1, yaitu.

  • RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP) 2013

    Satuan Pendidikan : SDN JATI 3

    Kelas / Semester : 1 /1

    Tema : Diriku (Tema 1)

    Sub Tema : Aku dan Teman Baru (Sub Tema 1)

    Pembelajaran ke: 1

    Alokasi waktu : 1 Hari

    A. KOMPETENSI INTI

    1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

    2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

    percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

    3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

    melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

    dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

    yang dijumpainya di rumah, sekolah.

    4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis

    dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

    mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

    perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

    B. KOMPETENSI DASAR

    PPKn

    4.2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.

    Bahasa Indonesia

    4.4. Menyampaikan teks cerita diri/personal tentang keluarga secara mandiri

    dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

    bahasa daerah untuk membantu penyajian.

  • PJOK

    4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep

    gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan

    tradisional.

    SBdP

    4.1. Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk

    berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar.

    C. INDIKATOR

    PPKn

    Menjalankan peraturan pada permainan di sekolah.

    Bahasa Indonesia

    Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap.

    Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama panggilan.

    Menyebutkan nama temannya.

    PJOK

    Melakukan gerakan melempar.

    Melakukan gerakan menangkap.

    SBdP

    Memberi hiasan pada kartu nama.

    D. TUJUAN

    1. Setelah mengikuti permainan lembar bola, siswa dapat memperkenalkan

    diri dengan

    menyebutkan nama panggilan secara benar.

  • 2. Dengan melakukan permainan siswa dapat menyebutkan nama lengkap

    dengan benar.

    3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menghias kartu nama

    dengan rapi.

    E. MATERI

    Buku siswa hal. 1

    teks dan nama-nama teman Udin

    Permainan memperkenalkan diri,

    Lirik lagu Siapa Namamu

    F. PENDEKATAN & METODE

    Pendekatan : Scientific

    Strategi : Cooperative Learning

    Teknik : Example Non Example

    Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

    G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

    H. SUMBER DAN MEDIA

    Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.

    Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 1 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 1

    (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

    Buku Pengembangan Diri Anak.

    Sumber Motivasi/Inspirasi Hidup: http://rokhmaninstitute.blogspot.com/

    Video/slide/buklet/pamflet/gambar tentang Aku dan Teman

    Baru.

    Bola plastik atau bola dari kertas bekas yang dibuat menjadi

    bentuk bola.

    Karton/kertas/kardus bekas yang sudah dipotong- potong dan diberi nama

    masing- masing siswa.

  • Pensil warna/spidol yang bisa digunakan untuk menghias kartu yang sudah

    disediakan.

    Tali/peniti/alat lain untuk memasangkan kartu nama.

    I. PENILAIAN

    1. Prosedur Penilaian

    Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

    Waktu

    Kegiatan

    Pendahuluan

    Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan

    keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan

    Pembacaan Teks Pancasila.

    Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.

    Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

    Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak/dinamika dan

    lagu yang relevan.

    Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali

    kegiatan pembelajaran serta menyapa anak.

    Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

    10

    menit

    Kegiatan

    Inti

    Teman Baru

    1. Pada awal pelajaran, guru memperkenalkan diri

    kepada siswa.

    2. Guru meminta siswa membuka buku siswa hal. 1

    dan membacakan teks dan nama-nama teman Udin.

    3. Guru menunjukkan cara berkenalan, seperti yang

    dilakukan Edo dan Beni di buku siswa hal. 2.

    4. Siswa diajak untuk saling berkenalan melalui

    sebuah permainan lempar bola dan menjelaskan aturan

    bermainnya yaitu siswa diminta melingkar (boleh duduk atau

    berdiri).

    5. Permainan dimulai dari guru dengan

    memperkenalkan diri, Selamat pagi, nama saya

    Ibu/Bapak.... nama panjang.... biasa dipanggil Ibu/Bapak....

    kemudian, melempar bola pada salah satu siswa (hindari

    pelemparan bola dengan keras)

    6. Siswa yang berhasil menangkap bola harus menyebutkan

    nama lengkap dan nama panggilan.

    150

    menit

  • a. Penilain Proses

    Kemudian, dia melempar kepada teman lain. Teman yang

    menangkap lemparan bola, menyebutkan nama lengkap dan

    nama panggilan.

    7. Demikian seterusnya hingga seluruh siswa

    memperkenalkan diri.

    8. Setelah semua memperkenalkan diri, guru

    mengajak siswa untuk bernyanyi sambil mengingat kembali

    nama-nama teman di kelas. Guru menggunakan lagu yang

    ada di buku siswa.

    Lirik lagu Siapa Namamu

    Ciptaan A.T. Mahmud

    1 2 / 3 . / 3 4 / 5 ./

    Sia pa kah na ma mu

    5 4 / 3 . / 3 3 /1 . //

    Na ma ku ............. (sebutkan nama anak)

    9. Siswa berada pada posisi lingkaran. Guru menyanyi

    sambil menepuk salah satu siswa, lalu siswa itu

    menyebutkan namanya. Lalu siswa tersebut sambil

    menyanyi Siapakah Namamu menepuk teman di

    sebelahnya dan teman tersebut menyebutkan namanya

    sambil mengikuti irama lagunya dan seterusnya.

    10. Kegiatan ditutup dengan diskusi pentingnya saling

    mengenal, dimulai dari mengenal nama.

    Menghias Kartu Nama

    1. Guru menjelaskan bahwa untuk dapat mengenal

    nama teman, kita bisa juga menggunakan kartu nama.

    2. Guru menyampaikan bahwa siswa akan membuat

    kartu nama mereka masingmasing.

  • Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

    sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.

    b. Penilaian Hasil Belajar

    Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan

    (terlampir).

    2. Instrumen Penilaian

    a. Penilaian Proses

    1) Penilaian Kinerja.

    2) Penilaian Produk.

    b. Penilaian Hasil Belajar

    Pilihan ganda.

    Isian singkat.

    Esai atau uraian.

    3. Guru membagikan potongan-potongan karton

    dengan nama masing-masing siswa.

    4. Guru menunjukkan kartu namanya sendiri yang sudah

    dibuat sebelumnya sebagai contoh.

    5. Siswa diminta untuk menghias dan atau mewarnai

    kartu nama mereka masingmasing.

    6. Siswa diminta menggunakan kartu namanya selama

    berada di sekolah atau menempelkan semua kartu nama di

    kelas.

    Kegiatan

    Penutup

    Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran

    hari ini. Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka

    pelajari, kesulitan yang mereka alami, serta hal lain apa yang

    ingin mereka pelajari lebih lanjut. Guru mengajak siswa

    untuk mendiskusikan perenungan dengan mengajak siswa

    membacakan jawaban mereka. Siswa diberikan kesempatan

    berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa

    lainnya. Guru menyampaikan pesan moral hari ini dengan

    bijak.

    Salam dan doa penutup.

    15

    menit

  • II.2. Metodologi Yang Digunakan

    II.2.1. Metodologi Analisis dan Implementasi

    Metodologi Analisis dan Implementasi yang digunakan untuk Analisis dan

    digunakan untuk Analisis perancangan dan Implementasi Penilaian Kinerja

    Pengajar berdasarkan RPP kurikulum 2013 adalah menggunakan metode

    BSC dengan menggunakan Analisis 2 perspektif yaitu

    1.growth and learning

    2.Process Internal

    Selain itu menggunakan analisis SWOT dan metode BSC dengan analisis

    Knowledge Model System (KMS) dan Key Performance Index (KPI).

    II.2.1.1. Balanced Scorecard

    Teknik yang digunakan untuk Analisis dan Implementasi Pengukuran Kinerja

    Pengajar dengan Metode BSC.

    Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih

    tepat dinamakan "Strategic based responsibility accounting system yang

    menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional

    dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut.[11]

    Balanced Scorecard mempunyai 4 perspektif yang berbeda yaitu : [11]

    1. Perspektif Keuangan (financial perspective)

    Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba

    bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut secara

    umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan/provit. Tolok

    ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk menganalisis perusahaan.

    Orang-orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga

    keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja

    keuangan dalam memutuskan hal yang berhubungan dengan dana. Tolok ukur

  • keuangan yang didesign dengan baik dapat memberikan gambaran yang

    akurat untuk keberhasilan suatu organisasi.

    Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk

    mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur

    nonkeuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah

    (bottom line). Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok

    ukur kinerja yang multiple-baik keuangan maupun nonkeuangan untuk

    mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.

    2.Perspektif Pelanggan (customer perspective)

    Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan

    pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka

    tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada

    manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Mariot

    mengatakan "Take care of your employee and they take care of your

    customer. Perhatikan karyawan anda dan mereka akan memperhatikan

    pelanggan anda. Perusahaan antara lain menggunakan tolok ukur kinerja

    barikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan yaitu :

    1. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

    Tolok ukur kepuasan pelanggan adalah mengukur apakah perusahaan

    memenuhi harapan pelanggan atau sebaliknya, formulir kepuasan pelanggan

    sering tersedia di restoran, hotel, bengkel kendaraan.

    2. Retensi pelanggan (customer retention)

    Tolok ukur retensi atau loyalitas pelanggan menunjukan bagaimana baiknya

    perusahaan berusaha mempertahankan pelanggannya. Secara umum

    dikatakan bahwa dibutuhkan 5x lebih banyak untuk memperoleh seorang

    pelanggan baru daripada mempertahankan seorang pelanggan lama.

    3. Pangsa Pasar (market share)

    Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar

  • tertentu.

    4. Pelanggan yang profitable

    Untuk perusahaan yang mencari provit/keuntungan, hal yang digaris bawahin

    (bottom line) adalah pelanggan yang profitable, yaitu pelanggan yang

    memberikan keuntungan kepada perusahaan. Mempunyai pelanggan yang

    puas dan setia dari pangsa pasar yang besar adalah baik, akan tetapi

    pencapaian tersebut tidak menjamin kemampuan pelanggan dalam memberi

    keuntungan kepada perusahaan. Kepuasan pelanggan yang lebih baik

    mengarah pada peningkatan jumlah pelanggan yang profitable.

    3.Perspektif proses usaha internal (internal business process perspective)

    Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi.

    Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang

    terbaik untuk proses usaha yang lebih baik.

    Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam

    usaha eceran dan perakitan manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok

    mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah

    dan dengan mutu yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila

    terjadi problema dengan pemasok.

    Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima dapat diandalkan dan tepat

    pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila mereka

    memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan pelanggan

    bahwa barang-barang yang diminati tersedia ditangan. Akan tetapi biaya

    penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan

    mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang

    berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi

    throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan

    diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk.

    Memperpendek throughput time dapat berguna apabila pelanggan

    menginginkan barang dari jasa segera mungkin.

  • 4.Perspektif Growth and Learning

    Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus

    pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk

    mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai

    kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan

    produktivitas karyawan. Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral

    karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu, kepuasan

    pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat mengukur

    kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain karyawan,

    mengamati karyawan pada saat bekerja.

    Retensi karyawan mengakui bahwa karyawan yang mengembangkan modal

    intelektual khusus organisasi adalah merupakan aktiva non keuangan yang

    bernilai bagi perusahaan. Lagi pula adalah sangat mahal menemukan dan

    menerima orang yang berbakat untuk menggantikan orang yang

    meninggalkan perusahaan. Perputaran karyawan diukur dengan persentase

    orang yang keluar setiap tahun, hal ini merupakan tolok ukur umum untuk

    retensi.

    Produktivitas karyawan mengakui pentingnya pengeluaran setiap karyawan,

    pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang

    diproduksi, atau dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap

    karyawan, laba setiap karyawan. Suatu sistem insentif yang baik akan

    mendorong manajer meningkatkan kepuasaan karyawan yang tinggi,

    perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.

    II.2.1.2. Analisis SWOT

    SWOT adalah singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan),

    Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Ini adalah teknik untuk

    menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis posisi

    organisasi; caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah

    serta peluang yang dihadapi. Tujuan analisis SWOT adalah untuk

    memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis.[8]

  • TABEL SWOT :

    2.1 Analisis SWOT[8]

    II.2.1.3. KPI

    KPI atau Key Performance Indicator kadang disebut juga sebagai Key

    Success Indicator (KSI) adalah satu ukuran kuantitatif untuk mengukur

    sebuah atau beberapa kinerja dalam rangka memenuhi tujuan unit,

    departemen, perusahaan atau organisasinya. Sehingga KPI setiap perusahaan,

    KPI setiap Job Position, KPI setiap jabatan akan berbeda-beda, tergantung

    dari tujuan utama dan tujuan strategisnya masing-masing. Sehingga dengan

    sifatnya yang kuantitatif, KPI dapat membantu perusahaan, organisasi,

    departemen, unit kerja untuk memastikan sudah sejauh mana target, goal,

    sasarannya sudah dicapai.[9]

    II.2.1.4. KMS

    Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian

    kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk

    mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan

    pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam

    organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan

    ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama,

    peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih

    tinggi.[10]

  • II.2.2. Tools Bahasa Pemrograman Yang Digunakan

    II.2.2.1 Microsoft Access

    Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu

    rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan

    untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan

    mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan

    dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan

    objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu

    seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan

    kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.[12]

    II.2.2.2 Microsoft Excell

    Pengertian Microsoft excel adalah Program aplikasi pada Microsoft

    Office yang digunakan dalam pengolahan angka (Aritmatika). Program

    ini sering digunakan oleh para akutan untuk menuliskan atau mencatat

    pengeluaran dan pemasukan didalam perusahaan atau suatu lembaga

    maupun instansi-instansi kecil. Microsoft Excel juga sering digunakan

    oleh ibu rumah tangga untuk menulis atau mencatat keuangan dalam

    rumah tangga sepertihalnya pengeluaran atau pemasukan dalam tiap

    bulan atau minggu.[13]

    II.2.3. Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan

    Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk meneliti proses

    pembelajaran yang sedang berjalan dan membuat analisis terhadap

    metode pembelajaran yang saat ini diterapkan dan diharapkan

    menggunakan beberapa cara, diantaranya:

  • 1. Wawancara

    Wawancara merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal.

    Wawancara merupakan istilah terjemahan dari bahasa inggris: interview.

    Kata ini sendiri berawal dari bahasa Prancis: entrevoir. Entre berari antar

    atau diantara, saling, bersama-sama. Voir berarti melihat, mengetahui,

    mengerti. Maka, secara harafiah wawancara atau interview berarti saling

    melihat bersama, atau bertemu untuk melihat bersama-sama.

    Dari uraian diatas, dapat dirumuskan wawancara sebagai berikut

    wawancara adalah bentuk komunikasi lisan, yang dilakukan menurut

    struktur pembicaraan tertentu oleh dua orang atau lebih, dengan kontak

    langsung atau jarak jauh, untuk membahas dan menggali informasi

    tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula.

    Struktur Wawancara

    a. Awal wawancara

    b. Tengah wawancara

    c. Akhir wawancara

    d. Tindak lanjut wawancara

    Manfaat Wawancara

    Wawancara dalam komunikasi interpersonal membantu kita untuk:

    a) Berkenalan dengan orang yang istimewa dalam pribadi, profesi, atau

    sumbangannya kepada masyarakat.

    b) Menambah wawasan hidup.

    c) Memberi inspirasi dan mendorong semangat hidup.

    d) Memotivasi menjadi manusia yang lebih bermutu dan mau memberi

    sumbangan yang berarti dalam hidup.

    2. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan

    langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau

  • lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada

    desai penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk

    mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada dilapangan.

    Tujuan Observasi

    Dengan observasi dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial

    yang sukar untuk diketahui dengan metode lainnya. Dari hasil observasi

    akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah dan mungkin

    petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan

    observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara

    langsung di lapangan atau tempat penelitian.

    Jenis-jenis Observasi

    Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:

    1) Observasi partisipasi

    Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau

    observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan.

    2) Observasi non partisipasi

    Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya

    tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.

    3. Studi Pustaka

    Studi Pustaka atau studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan

    oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik

    atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh

    dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

    tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku

  • tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

    elektronik lainnya.

    Tujuan Studi Kepustakaan

    Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian

    bertujuan untuk:

    a. Menemukan masalah untuk diteliti.

    b. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

    c. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan

    diteliti.

    d. Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan

    melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang

    relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.

  • BAB III

    ANALISIS AWAL

    Bab ini berisi analisis mengenai model KMS (Knowledge Management System)

    yang digunakan dalam tugas akhir ini, analogi KMS (Knowledge Management

    System) dengan lembaga yang bersangkutan, serta kerangka kerja pengukurann

    performansi pengajar KMS (Knowledge Management System) menggunakan BSC

    (Balanced Scorecard). Pembahasan model KMS (Knowledge Management System)

    menggunakan studi kasus berupa forum pengajaran dikelas. Forum pengajaran

    dikelas ini digunakan sebagai salah satu studi kasus/penyampaian materi dari

    sekolah tersebut yang dijelaskan sebuah kegiatan yang terdapat dalam modul RPP

    (Rencana Proses Pembelajaran). Analogi KMS (Knowledge Management System)

    dan lembaga ini dijelaskan melalui perbandingan karakteristik antara keduanya

    yang dilihat dari berbagai sudut pandang. Sub bab selanjutnya membahas kerangka

    kerja yang digunakan untuk mengukur performansi pengajar berupa KMS

    (Knowledge Management System) menggunakan BSC (Balanced Scorecard). Hasil

    analisis pada bab ini kemudian akan menjadi dasar untuk analisis pada bab

    berikutnya.

    III.1. Definisi

    KMS (Knowledge Management System) dalam konteks tugas akhir ini

    dipandang sebagai sebuah kesatuan konsep yang terdiri dari

    knowledge management dan sistem. Alter mendefinisikan sistem

    sebagai sekumpulan komponen yang berinteraksi satu sama lain dan

    bekerja bersama untuk mencapai satu tujuan. Berdasarkan definisi di

    atas, karakteristik dari sebuah sistem dapat dijelaskan sebagai

    berikut::

    1. Komponen, merupakan entitas penyusun sebuah sistem, dimana

    sistem tidak akan berjalan tanpa salah satunya.

    2. Tujuan, merupakan hal yang ingin dicapai melalui interaksi dan

    kerjasama antar komponen.

  • 3. Interaksi antar elemen, merupakan hubungan antar komponen

    yang satu dengan yang lainnya.

    4. Lingkungan merupakan tempat dan kondisi dimana untuk

    memahami cakupan dari sistem itu sendiri

    Berdasarkan pemahaman mengenai definisi KM (Knowledge

    Management) dan definisi sistem, maka KMS (Knowledge

    Management System) dapat didefinisikan sebagai berikut :

    Pengelolaan pengetahuan yang telah memiliki mekanisme tersendiri

    dimana setiap komponennya berupa manusia, proses, dan teknologi

    yang memiliki fungsi masing-masing dan berinteraksi satu sama lain

    untuk menciptakan value.

    III.1.1 Komponen

    Pada bagian dasar teori telah ada pembahasan mengenai komponen

    KM (Knowledge Management) menggunakan dua literatur. Model

    KMS (Knowledge Management System) yang digunakan dalam

    tugas akhir ini menyatukan konsep kedua literatur dalam bentuk

    yang sederhana yaitu sebagai berikut:

    1. Manusia

    Manusia merupakan komponen utama dalam KMS (Knowledge

    Management System). Manusia merupakan sumber pengetahuan ,

    pengguna pengetahuan, dan pengelola KMS (Knowledge

    Management System) itu sendiri. Sumber pengetahuan merupakan

    orang-orang yang memberikan pengetahuan yang ia miliki sehingga

    dapat digunakanoleh orang lain. Pengguna pengetahuan meliputi

    orang-orang yang memperoleh pengetahuan baru maupun manfaat

    dari pengetahuan lama yang dikelola dalam KMS (Knowledge

    Management System). Dalam pengetahuan KMS (Knowledge

    Management System), diperlukan suatu struktur oraganisasi yang

    dapat menjelaskan fungsi-fungsi yang ada dalam sebuah KMS

  • (Knowledge Management System). Fungsi yang ada pada

    pengelolaan KMS (Knowledge Management System) berbeda dari

    suatu KMS (Knowledge Management System) yang satu dan yang

    lainnya. Hal ini bergantung pada bagaimana KMS (Knowledge

    Management System) itu dirancang dan diimplementasikan dalam

    suatu lembaga/organisasi.

    2. Proses

    Proses pada KMS (Knowledge Management System) adalah proses

    pengetahuan. Untuk memahami proses pengetahuan, pembahasan

    dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep pemodelan proses

    pengetahuan yaitu general knowledge.

    III.1.2 Studi Kasus Awal

    Studi kasus awal merupakan alat yang digunakan untuk memahami

    bentuk KMS (Knowledge Management System) yang

    diimplementasikan pada suatu bentuk organisasi. Pemahaman ini

    dapat diperoleh melalui proses pemetaan suatu kegiatan menjadi

    sebuah KMS (Knowledge Management System). Berikut

    pembahasan mengenai studi kasus awal sebagai contoh KMS:

    III.1.2.1 Deskripsi Forum Pengajaran

    Forum Pengajaran dilaksanakan secara rutin oleh pengajar yang

    sedang melakukan pembinaan terhadap siswa/i nya di sebuah kelas

    yang dimana studi kasus kali ini mengambil foeum pengajaran pada

    kelas 1 dan studi kasus ini diambil dengan latar belakang sebagai

    berikut :

    1. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami

    KMS(Knowledge Management) adalah dari sudut pandang

  • Learning organization yang memanfaatkan pengetahuan dan

    menyesuaikan tingkah lakunya dengan pengetahuan. Forum

    Pengajaran merupakan salah satu bentuk learning organization

    antara pengajar dan siswa/i nya yang berada dilingkungan penulis.

    2. Penulis merupakan bagian dari forum Pengajaran sebagai penilik

    sehingga diharapkan memahami proses yang terjadi didalamnya.

    III.1.2.2 Komponen KMS pada Forum Pengajaran

    Pembahasan forum pengajaran sebagai suatu bentuk KMS

    dilakukan melalui penjelasan forum pengajaran yang dikaitkan

    dengan setiap komponen KMS. Penjelasan setiap komponen KMS

    untuk forum pengajaran adalah sebagai berikut:

    1. Manusia

    Forum pengajaran merupakan suatu bentuk organisasi

    sederhana. Tidak ada organisasi resmi yang menjelaskan fungsi-

    fungsi yang ada pada forum pengajaran ini. Apabila dijabarkan,

    fungsi- fungsi yang ada dalam forum pengajaran meliputi:

    a) Guru

    Merupakan orang yang bertanggung jawab dalam

    penjadwalan,pengajaran dan pelaksana dalam forum

    pengajaran.

    b) Murid

    Merupakan orang yang harus mendengarkan,mengikuti arahan

    pengajar dan mengimplementasikan dengan apa yang dilakukan

    oleh guru tersebut.

    c) Penilik

    Disini penulis sebagai penilik yang dimaksudkan untuk

    mengetahui alur pengajaran guru terhadap muridnya seperti apa

    dan bagaimana tanggapan antara murid terhadap guru dan

    sebaliknya seperti apa.

  • Hubungan antar ketigas fungsi tersebut ini dapat dilihat pada

    gambar III.1 dibawah ini

    Gambar III.1 Hubungan fungsi pada Forum Pengajaran

    2. Proses

    Pembahasan mengenai proses pada KMS forum Pengajaran

    mencakup dua hal yaitu proses bisnis dan proses pengetahuan.

    Proses bisnis dibahas karena ada kebutuhan untuk memahami

    bagaimana Forum Pengajaran berjalan. Kedua proses ini akan

    dijelaskan sebagai berikut:

    Gambar III-2 Proses bisnis pada Forum Pengajaran

    Pada Gambar III-2 dapat dilihat bahwa proses pada forum pengajaran

    diawali dengan pejadwalan forum pengajaran. Penjadwalan meliputi

    penentuan haridan jam pelaksanaan forum pengajaran. Jadwal akan berlaku

    ketika jam masuk berbunyi selama jam KBM berlangsung.

    1 Penjadwalan 2 Persiapan Pengajaran

    3 Pelaksanaan forum pengajaran

    4 Dokumentasi forum

    Penilik

    Guru/Pengajar

    Murid

  • III.2 Balanced Scorecard

    Dalam pengembangan metode ini dilakukan analisis dengan

    menggunakan metode BSC (Balanced Scorecard) dengan beberapa

    tahap yaitu pelanggan, Proses bisnis internal, pembelajaran dan

    perutmbuhan dan keuangan.

    PERSPEKTIF ASPEK

    Pelanggan Kepuasan Pelanggan(Siswa), Ketersediaan

    fasilitas publik, terpenuhinya kebutuhan,

    aspirasi siswa/siswi, keterlibatan siswa

    Proses Binis Internal Upaya Peningkatan kualitas pengajaran,

    perbaikan kinerja pengajaran,

    Meningkatkan dan mempertahankan

    produktivitas operator dan pengajar,

    Menyediakan kesesuaian RPP dengan

    kebijakan dari sekolah.

    Pembelajaran &

    Pertumbuhan

    Pemberdayaan Guru, Peningkatan

    Kualitas, Peningkatan Kinerja,

    Pemberkasan Peningkatan Pengajar

    Keuangan/Anggaran Ketersediaan Anggaran, Efisiensi

    penggunaan anggaran, Peningkatan

    Pendapatan

    III.2.1 Visi & Misi Organisasi/ Lembaga

    III.2.1.1 Tahap-1 : Visi Dan Misi

    Instansi : SDN. JATI III

    Visi : Menjadi Sekolah Dasar yang unggul pada tingkat sekolah

    dasar Rayon 10 dalam mekanisme bobot prestasi anak didik dan

    teladan bagi sekolah dasar lainnya.

  • Misi : Memberikan program Jalur prestasi setiap tahunnya demi

    mengembangkan bakat siswa-siswi.

    Tujuan : Meningkatkan mutu dan kualitas dari anak didik dengan

    prestasi yang tinggi atas pengetahuan dan kecerdasannya.

    III.2.1.2 Tahap-2 : Tujuan

    Tujuan Organisasi/Lembaga publik Dinas Pendidikan terutama di

    SDN Jati III adalah Meningkatkan Kulitas Pengajaran dalam

    mendidik muridnya dengan hasil pembelajaran yang sesuai

    minat siswa-siswinya

    III.2.1.3 Peta Strategi

    Peta strategi menggambarkan hubungan kausal antar tujuan

    sebagai satu kesatuan dan peta jalan (roadmap) agar pelaksanaan

    kegiatan berhasil dengan sebaik-baiknya.

    BSC(Balanced Scorecard) sebagai perangkat stratejik dengan

    keempat perspektif tergambar dalam kerangka hubungan kausal

    linier.

    ( pada excel penggambarannya).

    III.2.1.4 Penetapan Bobot Perspektif

    Sebenarnya penentuan bobot tidak ada standard baku namun

    kriteria penentuan bobot bisa ditentukan berdasarkan :

    a) Tingkat kesulitan untuk mencapai target KPI (Key Performance

    Indikator) setiap sasaran makin sulit, sebaiknya bobot semakin

    tinggi.

    b) Perspektif yang di bobot (dalam %):

  • 1. Perspektif keuangan : fokus pada pemberian dana BOS (Bantuan

    Operasional Sekolah) dari Pemerintah Pusat ke masing-masing

    UPTD (Unit Pelaksana Tingkat Dinas) di Baleendah.

    2. Perspektif Pelanggan: Fokus terhadap kebutuhan siswa/i nya

    terhadap metode pengajaran yang diberikan oleh guru.

    3. Perspektif Internal: Fokus pada kinerja proses internal

    4. Pembelajaran dan pertumbuhan: Fokus pada produktivitas guru,

    keterampilan guru dan infrastruktur/sarana kerja.

    Dalam Proses ini terdapat 15 poin strategi map dengan kriteria

    penetapan point sebagai berikut :

    Penilaian bobot ini ditentukan berdasarkan interval kelas. Dalam

    skala likert, bobot dan penilaian dibagi kedalam tiga kelas sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1 Bobot dan Penilaian dalam skala Likert

    Skala Pembobotan Penilaian

    10-8 Sangat Baik

    7-5 Baik

    4-1 Cukup

    Penentuan bobot ini dilakukan dengan cara wawancara langsung

    pengajar dari forum pengajaran kelas, dengan dipetakan kedalam

    pemetaan strategi dari table BSC(Balanced Scorecard). Dari 15

    poin itu nantinya index max 100 dibagi kedalam 15 poin yang

    masing-masing mempunyai bobot terbesar hingga terkecil.

    Perspektif Peta Strategi

    (Tahap 3)

    Bobot Perspektif

    (Tahap 4)

    Customer 1. Kepuasan pelanggan(Siswa) 7

    2. Ketersediaan fasilitas publik 8

    3. Terpenuhinya kebutuhan 8

    4. Aspirasi siswa dalam belajar 8

    5. Keterlibatan siswa 7

  • Proses

    Internal

    1. Upaya peningkatan kualitas pengajaran 8

    2. Perbaikan kinerja pengajaran 8

    3. Meningkatkan dan mempertahankan

    produktivitas operator dan pengajar

    8

    4. Menyediakan kesesuaian RPP dengan

    kebijakan dari sekolah.

    7

    Growth &

    Learning

    1. Pemberdayaan Guru 8

    2. Peningkatan Kualitas pengajaran 4

    3. Pemberkasan peningkatan pengajar 6

    Financial 1. Ketersediaan Anggaran 6

    2. Efisiensi penggunaan anggaran 3

    3. Peningkatan pendapatan pengajar 4

    Total = 100

    III.2.1.5 Penetapan Sasaran Strategis

    Sasaran strategi merupakan bagian dari peta strategi, yang

    menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan dengan

    berhasil, sasaran strategis fokus terhadap tujuan organisasi dalam

    empat perspektif yang dikelompokan kedalam beberapa perspektif

    diantaranya :

    1. Perspektif keuangan difokuskan pada efisien, efektivitas dan

    produktivitas.

    2. Perspektif pelanggan, difokuskan pada kepuasan pelanggan,

    kepuasan segmen masyarakat yang dilayaninya.

    3. Perspektif proses bisnis internal difokuskan pada proses inovasi,

    proses operasional dan proses pelayanan masyarakat.

  • 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, difokuskan pada

    produktivitas, kompetensi pegawai dan kapasitas organisasi.

    Perspektif Peta Strategi

    (Tahap 3)

    Bobot

    Perspektif

    (Tahap 4)

    Sasaran Strategi

    (Tahap 5)

    Customer 1. Kepuasan pelanggan(Siswa) 7 Meningkatnya kecerdasan

    Siswa

    2. Ketersediaan fasilitas publik 8 Terpenuhinya kebutuhan siswa

    dalam belajar

    3. Terpenuhinya kebutuhan 8 Terwujudnya keinginan minat

    siswa

    4. Aspirasi siswa dalam belajar 8 Efektivitas pembelajaran

    5. Keterlibatan siswa 7 Tercapainya daya tarik

    pengajar terhadap siswa/i

    dalam menyampaikan sesuatu

    yang unik dan dapat diterima

    siswa

    Proses

    Internal

    1. Upaya peningkatan kualitas

    pengajaran

    8 Meningkatnya Kualitas

    Pengajar

    2. Perbaikan kinerja pengajaran 8 Meningkatnya Kedisiplinan

    dan sikap yang baik

    3. Meningkatkan dan

    mempertahankan produktivitas

    operator dan pengajar

    8 Meningkatnya konsialisasi

    antara guru dengan operator

    4. Menyediakan kesesuaian

    RPP dengan kebijakan dari

    sekolah.

    7 Terwujudnya metode

    pembelajaran kurtilas dengan

    pengajaran sehari-hari

    Growth &

    Learning

    1. Pemberdayaan Guru 8 Terwujudnya guru yang

    profesional dan mumpuni

  • 2. Peningkatan Kualitas pengajaran

    4 Tersedianya UKK setiap

    semesternya

    3. Pemberkasan peningkatan

    pengajar

    6 Tersedianya pemberkasan

    sertifikasi atas bakti selama

    >30 tahun

    Financial 1. Ketersediaan Anggaran 6 Terpenuhinya kebutuhan

    pembiayaan

    2. Efisiensi penggunaan

    anggaran

    3 Terwujudnya alokasi biaya

    yang tepat atas sarana dan

    prasarana

    3. Peningkatan pendapatan

    pengajar

    4 Alokasi pendapatan guru yang

    sesuai atas gologannya dan

    tunjangan-tunjangan

    Total =

    100

    III.2.1.6 Penetapan Indikator Kinerja Utama

    Tolok ukur dalam BSC (Balanced Scorecard) menggunakan IKU

    (Indikator Kinerja Utama), Indikator dari tiap sasaran strategis

    terdiri dari indikator hasil atau outcome dan indikator pendorong

    atau pemacu kinerja. Terbai dalam beberapa ukuran dari berbagai

    perspektif diantaranya:

    1. Ukuran perspektif keuangan mengindikasikan

    Growth(pertumbuhan). Efisiensi Sustain Stage(Bertahan), dan

    Harvest(Panen).

    2. Ukuran Perspektif Pelanggan mengindikasikan tingkat

    kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan, pelanggan

    baru, loyalitas pelanggan, citra, dan reputasi organisasi.

    3. Ukuran Perspektif Proses Bisnis Internal menindikasikan proses

    inovasi, proses operasi, dan proses penyampaian produk atau

    jasa.

  • 4. Ukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    menindikasikan tingkat produktivitas, tingkat kompetensi

    pegawai, kemampuan Sistem Informasi.

    Perspektif Bobot

    Perspektif

    (Tahap 4)

    Sasaran Strategi

    (Tahap 5)

    Indikator Kinerja Utama

    (IKU)

    (Key Performance

    Indicator)

    (Tahap 6)

    Customer 7 Meningkatnya kecerdasan

    Siswa

    Tingkat Kenaikan kelas 100%

    8 Terpenuhinya kebutuhan siswa

    dalam belajar

    Terwujudnya jam belajar

    efektif 8 JP/ hari

    8 Terwujudnya keinginan minat

    siswa

    Peningkatan kreativitas siswa

    dalam membuat hal yang

    disenanginya sekitar 75%

    8 Efektivitas pembelajaran Peningkatan daya ingat

    siswa/i dengan materi yang

    disampaikan oleh pengajar

    sekitar 80%

    7 Tercapainya daya tarik siswa

    terhadap pengajar dalam

    menyampaikan sesuatu yang

    unik dan dapat diterima siswa

    Peningkatan keinginan siswa

    untuk menyampaikan sesuatu

    didepan kelas dengan lantang

    dan percaya diri

    Proses

    Internal

    8 Meningkatnya Kualitas

    Pengajar

    Interaksi siswa dan guru

    8 Meningkatnya Kedisiplinan

    dan sikap yang baik

    terbentuknya Aturan

    Pembelajaran yang efisien

    8 Meningkatnya konsialisasi

    antara guru dengan operator

    Terwujudnya Sosisalisasi

    diknas kecamatan baleendah

    dengan para operator

  • 7 Terwujudnya metode

    pembelajaran kurtilas dengan

    pengajaran sehari-hari

    Peningkatan Pengadaan

    Sarana dan prasarana

    Growth &

    Learning

    8 Terwujudnya guru yang

    profesional dan mumpuni

    Peningkatan Tenaga Pengajar

    dengan grade setara S1-S2

    4 Tersedianya UKK setiap

    semesternya

    Pemberdayaan hasil nilai

    yang

    dikumpulkan/semesternya

    6 Tersedianya pemberkasan

    sertifikasi atas bakti selama

    >30 tahun

    Diklat Sertifikasi pengajar

    Financial 6 Terpenuhinya kebutuhan

    pembiayaan

    Peningkatan Prosentase

    penyerapan anggaran 90%

    3 Terwujudnya alokasi biaya

    yang tepat atas sarana dan

    prasarana

    Terwujudnya Penyediaan

    Alokasi biaya dari Dana BOS

    90%

    4 Alokasi pendapatan guru yang

    sesuai atas gologannya dan

    tunjangan-tunjangan

    Terwujudnya Sosialisasi

    dengan UPTD masing-

    masing dengan prosedur dari

    pusat

    Total = 100

    III.2.1.7 Rencana Tindakan

    Rencana Tindakan merupakan Program Kerja, Rencana

    Kerja/Kinerja Tahunan (RKT) sebagai kegiatan untuk mencapai

    tujuan. Inisiatif-inisiatif stratejik merupakan rumusan kegiatan

    pencapaian tujuan, sesuai misi dan derimplikasi pada pencapaian

    visi dan Rencana Tindak/Aksi dituangkan kesuatu format.

  • Perspektif Bobot

    Perspektif

    (Tahap 4)

    Sasaran

    Strategi

    (Tahap 5)

    Indikator Kinerja Utama

    (IKU)

    (Key Performance

    Indicator)

    (Tahap 6)

    Rencana

    Tindakan

    (Action

    Plan/Inisiative

    (Tahap 7)

    Customer 7 Meningkatnya

    kecerdasan

    Siswa

    Tingkat Kenaikan kelas

    100%

    Monitoring &

    Evaluasi

    8 Terpenuhinya

    kebutuhan

    siswa dalam

    belajar

    Terwujudnya jam belajar

    efektif 8 JP/ hari

    Sosialiasi

    Aturan

    Pembelajaran

    8 Terwujudnya

    keinginan

    minat siswa

    Peningkatan kreativitas

    siswa dalam membuat hal

    yang disenanginya sekitar

    75%

    Evaluasi

    8 Efektivitas

    pembelajaran

    Peningkatan daya ingat

    siswa/i dengan materi yang

    disampaikan oleh pengajar

    sekitar 80%

    Evaluasi

    7 Tercapainya

    daya tarik

    siswa terhadap

    pengajar

    dalam

    menyampaikan

    sesuatu yang

    unik dan dapat

    diterima siswa

    Peningkatan keinginan

    siswa untuk menyampaikan

    sesuatu didepan kelas

    dengan lantang dan percaya

    diri

    Evaluasi dan

    Interaksi

  • Proses

    Internal

    8 Meningkatnya

    Kualitas

    Pengajar

    Interaksi siswa dan guru Monitoring &

    Evaluasi

    8 Meningkatnya

    Kedisiplinan

    dan sikap yang

    baik

    terbentuknya Aturan

    Pembelajaran yang efisien

    Introspeksi

    personality

    8 Meningkatnya

    konsialisasi

    antara guru

    dengan

    operator

    Terwujudnya Sosisalisasi

    diknas kecamatan

    baleendah dengan para

    operator

    Evaluasi dan

    Sosialisasi

    7 Terwujudnya

    metode

    pembelajaran

    kurtilas

    dengan

    pengajaran

    sehari-hari

    Peningkatan Pengadaan

    Sarana dan prasarana

    Monitoring

    Growth &

    Learning

    8 Terwujudnya

    guru yang

    profesional

    dan mumpuni

    Peningkatan Tenaga

    Pengajar dengan grade

    setara S1-S2

    Pemberdayaan

    dan

    Pengangkatan

    Jabatan

    4 Tersedianya

    UKK setiap

    semesternya

    Pemberdayaan hasil nilai

    yang

    dikumpulkan/semesternya

    Evaluasi

    6 Tersedianya

    pemberkasan

    sertifikasi atas

    bakti selama

    >30 tahun

    Diklat Sertifikasi pengajar Pemberdayaan

    & Evaluasi

  • Financial 6 Terpenuhinya

    kebutuhan

    pembiayaan

    Peningkatan Prosentase

    penyerapan anggaran 90%

    Penyediaan

    Anggaran

    3 Terwujudnya

    alokasi biaya

    yang tepat atas

    sarana dan

    prasarana

    Terwujudnya Penyediaan

    Alokasi biaya dari Dana

    BOS 90%

    Monitoring

    dan Evaluasi

    4 Alokasi

    pendapatan

    guru yang

    sesuai atas

    gologannya

    dan tunjangan-

    tunjangan

    Terwujudnya Sosialisasi

    dengan UPTD masing-

    masing dengan prosedur

    dari pusat

    Sosialisasi dan

    Evaluasi

    Total = 100

  • BAB IV

    ANALISIS LANJUTAN

    Bab ini berisi analisis mengenai Pemetaan Key Performance Indikator dari bab

    sebelumnya dengan tabel-tabel yang akan diketahui sejauh mana pencapaian

    organisasi dari berbagai alternatif yang telah dilakukan demi tujuan

    bersama/organisasi. Selain itu 10 tahapan Balanced Scorecard akan dilanjutkan

    dari tahap 8 yaitu Penetapan Target, Realisasi Pencapaian Target, Hasil Perhitungan

    Skor dan nantinya dari hasil pengukuran realisasi sasaran stratejik akan

    menunjukkan skor total dari tingkat pencapaian target kinerja.

    IV.4.1 Penetapan Target

    Penetapan Target ini dimaksudkan untuk melihat besaran dengan

    target apakah berubah/tidak dalam jangka waktu tertentu dan target

    yang fleksibel besarannya dapat disesuaikan dengan perubahan

    kondisis lingkungan organisasi/ unti kerja.

    Perspektif Indikator Kinerja Utama

    (IKU)

    (Key Performance

    Indicator)

    (Tahap 6)

    Rencana

    Tindakan

    (Action

    Plan/Inisiative

    (Tahap 7)

    Target

    Customer Tingkat Kenaikan kelas

    100%

    Monitoring &

    Evaluasi

    100%

    Terwujudnya jam belajar

    efektif 8 JP/ hari

    Sosialiasi

    Aturan

    Pembelajaran

    75%

  • Peningkatan kreativitas

    siswa dalam membuat hal

    yang disenanginya sekitar

    75%

    Evaluasi 75%

    Peningkatan daya ingat

    siswa/i dengan materi yang

    disampaikan oleh pengajar

    sekitar 80%

    Evaluasi 20 dari 25

    siswa/i yang

    memahami

    pelajaran yang

    disampaikan

    guru

    Peningkatan keinginan

    siswa untuk menyampaikan

    sesuatu didepan kelas

    dengan lantang dan percaya

    diri

    Evaluasi dan

    Interaksi

    21 dari 25

    siswa yang

    cakap dalam

    berbicara

    Proses

    Internal

    Interaksi siswa dan guru Monitoring &

    Evaluasi

    80% dengan

    melihat dari

    forum

    pengajaran

    terbentuknya Aturan

    Pembelajaran yang efisien

    Introspeksi

    personality

    75% dari hasil

    pemantauan

    dari 10 guru

    yang mengajar

    Terwujudnya Sosisalisasi

    diknas kecamatan

    baleendah dengan para

    operator

    Evaluasi dan

    Sosialisasi

    4 dari 7

    operator

    mampu

    bekerja sama

    dengan guru

    dalam

    pemberkasan

    dan bantuan

    lainnya

  • Peningkatan Pengadaan

    Sarana dan prasarana

    Monitoring 80% dari 10

    ruangan kelas

    yang terpenuhi

    Growth &

    Learning

    Peningkatan Tenaga

    Pengajar dengan grade

    setara S1-S2

    Pemberdayaan

    dan

    Pengangkatan

    Jabatan

    90% tenaga

    pengajar dari

    lulusan S1

    Pemberdayaan hasil nilai

    yang

    dikumpulkan/semesternya

    Evaluasi 95% dari

    penentuan

    kenaikan kelas

    dari nilai UKK

    Diklat Sertifikasi pengajar Pemberdayaan

    & Evaluasi

    100%

    Financial Peningkatan Prosentase

    penyerapan anggaran 90%

    Penyediaan

    Anggaran

    90%

    Terwujudnya Penyediaan

    Alokasi biaya dari Dana

    BOS 90%

    Monitoring

    dan Evaluasi

    90%

    Terwujudnya Sosialisasi

    dengan UPTD masing-

    masing dengan prosedur

    dari pusat

    Sosialisasi dan

    Evaluasi

    95% dari

    UPTD

    setempat yang

    mampu

    menjaring

    demi mutu

    pengajar

  • IV.4.2 Realisasi Pencapaian Target

    Realisasi Pencapaian Target ini ditentukan dari target(tahap 8) yang

    dimanatarget dengan realisasi apakah sama nilainya dengan harapan

    organisasi dengan melihat perbandingan dari hasil pengamatan stratejik

    oleh pengamat.

    Perspektif Indikator Kinerja

    Utama (IKU)

    (Key Performance

    Indicator)

    (Tahap 6)

    Rencana

    Tindakan

    (Action

    Plan/Inisiative

    (Tahap 7)

    Target Realisasi

    Customer Tingkat Kenaikan kelas

    100%

    Monitoring &

    Evaluasi

    100% 100%

    Terwujudnya jam belajar

    efektif 8 JP/ hari

    Sosialiasi

    Aturan

    Pembelajaran

    75% 75%

    Peningkatan kreativitas

    siswa dalam membuat

    hal yang disenanginya

    sekitar 75%

    Evaluasi 75% 70%

    Peningkatan daya ingat

    siswa/i dengan materi

    yang disampaikan oleh

    pengajar sekitar 80%

    Evaluasi 20 dari 25

    siswa/i yang

    memahami

    pelajaran

    yang

    disampaikan

    guru

    20 dari 25

    Peningkatan keinginan

    siswa untuk

    menyampaikan sesuatu

    didepan kelas dengan

    lantang dan percaya diri

    Evaluasi dan

    Interaksi

    21 dari 25

    siswa yang

    cakap dalam

    berbicara

    21 dari 25

  • Proses

    Internal

    Interaksi siswa dan guru Monitoring &

    Evaluasi

    80% dengan

    melihat dari

    forum

    pengajaran

    75%

    terbentuknya Aturan

    Pembelajaran yang

    efisien

    Introspeksi

    personality

    75% dari

    hasil

    pemantauan

    dari 10 guru

    yang

    mengajar

    75%

    Terwujudnya Sosisalisasi

    diknas kecamatan

    baleendah dengan para

    operator

    Evaluasi dan

    Sosialisasi

    4 dari 7

    operator

    mampu

    bekerja sama

    dengan guru

    dalam

    pemberkasan

    dan bantuan

    lainnya

    4 dari 7

    Peningkatan Pengadaan

    Sarana dan prasarana

    Monitoring 80% dari 10

    ruangan

    kelas yang

    terpenuhi

    80%

    Growth

    &

    Learning

    Peningkatan Tenaga

    Pengajar dengan grade

    setara S1-S2

    Pemberdayaan

    dan

    Pengangkatan

    Jabatan

    90% tenaga

    pengajar dari

    lulusan S1

    90%

    Pemberdayaan hasil nilai

    yang

    dikumpulkan/semesternya

    Evaluasi 95% dari

    penentuan

    kenaikan

    kelas dari

    nilai UKK

    95%

  • Diklat Sertifikasi

    pengajar

    Pemberdayaan

    & Evaluasi

    100% 100%

    Financial Peningkatan Prosentase

    penyerapan anggaran

    90%

    Penyediaan

    Anggaran

    90% 90%

    Terwujudnya Penyediaan

    Alokasi biaya dari Dana

    BOS 90%

    Monitoring

    dan Evaluasi

    90% 90%

    Terwujudnya Sosialisasi

    dengan UPTD masing-

    masing dengan prosedur

    dari pusat

    Sosialisasi dan

    Evaluasi

    95% dari

    UPTD

    setempat

    yang mampu

    menjaring

    demi mutu

    pengajar

    95%

    IV.4.3 Hasil Perhitungan Skor

    Hasil Perhitungan Skor menunjukan dari target dengan harapan

    dengan rumus R :T x B maksudnya adalah Realisasi dibagi dengan

    Target dikali Bobot Perspektif dan akan menunjukan perbandingan

    dari bobot perspektif dengan skor pencapaian dari organisasi

    tersebut.

    Perspektif Bobot

    Perspektif

    (Tahap 4)

    Rencana

    Tindakan

    (Action

    Plan/Inisiative

    (Tahap 7)

    Target

    (Tahap 8)

    Realisasi

    (Tahap 9)

    Skor

    ( R : T x B)

    Customer 7 Monitoring &

    Evaluasi

    100% 100% 7

  • 8 Sosialiasi

    Aturan

    Pembelajaran

    75% 75% 8

    8 Evaluasi 75% 70% 7,5

    8 Evaluasi 20 dari 25

    siswa/i yang

    memahami

    pelajaran

    yang

    disampaikan

    guru

    20 dari 25 8

    7 Evaluasi dan

    Interaksi

    21 dari 25

    siswa yang

    cakap dalam

    berbicara

    21 dari 25 7

    Proses

    Internal

    8 Monitoring &

    Evaluasi

    80% dengan

    melihat dari

    forum

    pengajaran

    75% 7,5

    8 Introspeksi

    personality

    75% dari

    hasil

    pemantauan

    dari 10 guru

    yang

    mengajar

    75% 8

    8 Evaluasi dan

    Sosialisasi

    4 dari 7

    operator

    mampu

    bekerja sama

    dengan guru

    dalam

    pemberkasan

    4 dari 7 8

  • dan bantuan

    lainnya

    7 Monitoring 80% dari 10

    ruangan

    kelas yang

    terpenuhi

    80% 7

    Growth

    &

    Learning

    8 Pemberdayaan

    dan

    Pengangkatan

    Jabatan

    90% tenaga

    pengajar dari

    lulusan S1

    90% 8

    4 Evaluasi 95% dari

    penentuan

    kenaikan

    kelas dari

    nilai UKK

    95% 4

    6 Pemberdayaan

    & Evaluasi

    100% 100% 6

    Financial 6 Penyediaan

    Anggaran

    90% 90% 6

    3 Monitoring

    dan Evaluasi

    90% 90% 3

    4 Sosialisasi dan

    Evaluasi

    95% dari

    UPTD

    setempat

    yang mampu

    menjaring

    demi mutu

    pengajar

    95% 4

    Total =

    100

    99

  • IV.4.4 Rekomendasi Kebijakan Organisasi ( RKO)

    Berdasarkan hasil pengukuran realisasi sasaran stratejik menunjukkan

    bahwa pencapaian sasaran stratejik organisasi menunjukan Score

    Hijau (99);

    Peningkatan skor total yang lebih besar, terutama untuk bagian target

    tertentu yang masih dapat dipacu dengan ketentuan sebeagai berikut :

    HIJAU = BAIK (Score 80-100);

    KUNING = SEDANG (Score 60-80);

    MERAH = KURANG (Score

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ashkenas Ron,et.al, The Boundaryless Organization: Breaking the Cbains of

    Organizational Structure. San Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1995.

    Egan, Gerard. Adding Value: A Sytematic Guide to Business-Driven Management

    and Leadership. San Francisco:Jossey-Base Publisher, 1993.

    Kaplan, Robert S.dan David P.Norton, The Blanced Scorecard: Translating

    Strategy into Action. Boston: Harvard Business School Press, 2004

    Kaplan, Robert S.dan David P.Norton, Strategy Map: Converting Intangible Assets

    into Tangible Outcomes. Boston: Harvard Business School Press, 2004

    Kaplan, Robert S.dan David P.Norton, Aligment. Boston: Harvard Business School

    Press, 2004

    Kaplan, Robert S.dan David P.Norton, The Blanced Scorecard-Measures That

    Drive Performance. Dalam S.Mark Young, Readings in Management

    Accounting, Englewood Cliff :Prentice-Hall,Inc.,1995.

    Mulyadi 2014, Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced

    Scorecard, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

    Mulyadi and Johny Setyawan. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.

    Yogyakarta Aditya Media, 1994.

    Nair Mohan. Activity-Based Informations System: An Executives Guide to

    Implementasion. New York: John Wiley & Sons, Inc., 1999.

    Simon, Robert.Performance Measurment & Control Systemsfor Implementing

    Strategy. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice-Hall, Inc.,2000.

    Ulrich Dave, Jack Zenger, Norm Smallwood.Result-Based Leadership.Boston:

    Harvard Businees School Press, 1999.

    [2] http://www.academia.edu/8547352/EVALUASI_PEMBELAJARAN

    diakses 5 april 2015 pukul 21.00

    [3] Amirah Diniaty. 2012. Evaluasi Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru.

    Zanafa Publishing.

    [4] http://pendidikan.probolinggokab.go.id/penerapan-penilaian-autentik-dalam-

    kurikulum-2013/

    [5] http://lia.co.id/index.php/info-a-kegiatan2/170-guru-adalah-agent-of-

    change.html

  • [6] file.upi.edu/Direktori/.../PEDOMAN_RPP.pdf

    [7] http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html

    [8] http://carapedia.com/analysis_swot_pengertian_nya_info713.html

    [9] http://hrd-forum.com/article-hrd/apa-itu-key-performance-indicator-kpi/

    [10] http://sis.binus.ac.id/2014/05/07/analisis-dan-perancangan-knowledge-

    management-system-pada-konsorsium-lembaga-pengabdian-kepada-

    masyarakat-pts/

    [11] http://sienconsultant.ucoz.com/publ/balanced_scorecard/1-1-0-6